I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Wilayah negara Indonesia yang terdiri dari ± 18000 pulau besar dan kecil.Diantara pulau-pulau tersebut ada yang berpenghuni dan ada yang tidak berpenghuni.Pada pulau-pulau yang berpenghuni, penduduk nya tersebar secara tidak merata.Menurut Siswono Yudo Husodo (1998:23) mengemukakan bahwa: Dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 100 jiwa per km², sebenarnya Indonesia bukanlah merupakan negeri yang berpenduduk terlalu padat, masalah utama yang dihadapi dalam kaitan dengan kepadatan penduduk itu ialah persebarannya yang tidak merata. Sekitar 59,9% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa yang luasnya hanya 6,7% dari luas seluruh daratan Indonesia. Sementara, Kalimantan, pulau terluas di Indonesia (28,1%) dari seluruh daratan Indonesia), hanya dihuni oleh sekitar 5,1% dari jumlah penduduk Indonesia. Irian Jaya, Propinsi terluas di Indonesia yang luasnya 22% dari jumlah penduduk Indonesia, di huni oleh kurang dari satu persen penduduk Indonesia. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diketahui bahwa pemusatan penduduk di Pulau Jawa mengakibatkan jumlah kepadatan penduduk tertinggi berada di Pulau Jawa dibandingkan dengan pulau-pulau lain di Indonesia, sehingga luas wilayah tidak sesuai dengan jumlah penduduk, seharusnya ada pemerataan penduduk di setiap wilayah Indonesia agar tidak terjadi densitas penduduk pada satu wilayah saja. Karena akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya kesejahteraan penduduk. Oleh karena itu dibutuhkan suatu upaya untuk mengatasai hal tersebut yaitu salah satunya dengan cara migrasi penduduk.
Fenomena migrasi merupakan salah satu bagian dari proses pembangunan yang dilakukan sebagai sutau upaya bagi kehidupan manusia. Migrasi merupakan usaha yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik secara ekonomi, sosial, budaya, dan poilitik. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Sans Hutabarat (1985:34) bahwa berbeda dengan kelahiran dan kematian, perpindahan penduduk
sangat berpengaruh terhadap jumlah penduduk struktur umum,
penyebaran penduduk maupun perkembangan penduduk baik di daerah tujuan maupun daerah asal, selain itu juga berpengaruh terhadap kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik maupun pertahanan dan keamanan. Jadi, terjadinya dinamika penduduk pada suatu daerah, tidak hanya diakibatkan oleh jumlah kelahiran (fertilitas) dan jumlah kematian (mortalitas), tetapi juga disebabkan oleh lebih banyaknya migrasi masuk daripada migrasi keluar pada suatu daerah.
Migrasi penduduk dapat terjadi disebabkan oleh adanya faktor dari daerah asal yang kurang menguntungkan merupakan daya pendorong dari daerah asal serta adanya daya tarik dari daerah tujuan yang lebih baik. Hal ini seperti dikemukakan oleh Henry J. Warman dalam Suharyono dan Amin (1994:34) yang dikenal dengan istilah Differensiation of Area yaitu perbedaan suatu wilayah akan mencerminkan karakteristik kehidupan penduduk nya.
Maka, dapat dijelaskan bahwa perbedaan persebaran sumber daya alam dan sumber daya manusia di setiap daerah di muka bumi tentunya berbeda-beda, sehingga menyebabkan penduduk melakukan gerak perpindahan dari suatu wilayah ke wilayah lain dengan harapan dapat memberikan perubahan dalam hidupnya.Kelurahan Sukajawa merupakan salah satu daerah yang banyak
didatangi oleh migran yang berasal dari Pulau Jawa.Bahkan jumlah penduduk nya pun lebih didominasi olehpenduduk pendatang, khususnya Suku Jawa. Jika dibandingkan dengan penduduk asli pribumi yaitu Suku Lampung jumlahnyajauh lebih sedikit yang mendirikan pemukiman di wilayah ini. Hal ini dikarenakan pada awal berdirinya Kelurahan Sukajawa Kepala Desanya berasal dari Pualu Jawa tepatnya Pandeglang Banten, yang bernama Jaro Isot.Beliau yang memproklamirkan nama Kampung Solok. Kemudian istilah Kampung Solok berubah menjadi Kampung Sukajawa, lalu setelah ada UU Pemerintah berubah menjadi Desa Sukajawa pada tahun 1979.
Seiring dengan berkembangnya zaman pada tahun 1981 berubah menjadi Kelurahan Sukajawa pada saat pemerintahan Bapak M. Hamdan (Sumber: Wawancara dengan Bapak Thohir sesepuhSuku Banten pada tanggal 17 Februari 2012). Pada masa inilah jumlahmigran Suku Banten terus berkembang, sehingga terjadi arus migrasi berantai.Awalnya para migran bermigrasi karena adanya informasi dari sanak famili di daerah tujuan yang terlebih dahulu telah melakukan migrasi.
Semakin banyaknya informasi mengenai lokasi tujuan migran menimbulkan ketertarikan terhadap daerah tujuan.Bahkan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi memudahkan mereka berkomunikasi dan mencari sendiri informasi tentang daerah tujuan. Hampir sebagian migran daerah asalnya berada di wilayah pedesaan yang cukup terpencil dan di pinggiran perkotaan. Sehingga memanfaatkan kekayaan alam sebagai sumber kehidupan di daerah asal. Namun ada pula yang mata pencahariannya tidak menentu atau bekerja serabutan.
Sedangkan bagi mereka yang bermukim di sekitar pinggiran kota berusaha dibidang perdagangan. Perolehan pengahasilan di daerah asal rupanya tidak sesuai dengan biaya kebutuhan hidup yang dikeluarkan.Oleh karena itu, penduduk Suku Banten memilih untuk bermigrasi ke daerah yang berpeluang untuk bekerja. Pada umumnya kecenderungan yang mempengaruhi setiap individu penduduk Suku Banten untuk melakukan migrasi sangat bervariasi dari faktor ekonomi maupun non ekonomi.faktor ekonomi yaitu semakin sempitnya kesempatan berusaha di daerah asal perkembangan sektor industri mengakibatkan sebagian penduduk kehilangan sumber mata pencaharian. Sedangkan faktor non ekonomi yang turut mempengaruhi yaitu keadaan tempat tinggal tidak mendukung untuk beraktivitas, sebab hampir sebagian penduduk Suku Banten bermukim di wilayah yang jauh dari pusat pemerintahan ibu kotanya, sehingga mengalami kesulitan untuk beraktivitas.
Hal pokok yang menjadi motivasi penduduk Suku Banten melakukan gerak perpindahan yaitu motif ekonomi, karena kondisi di daerah asal yang sangat memprihatinkan dirasakan oleh migran secara rasional menjadi pertimbangan migran Suku Banten bermigrasi, sehingga adanya keinginan atau dorongan dari dalam diri setiap individu. Adanya faktor pendorong dari daerah asal yaitu semakin berkurangnya sumber-sumber kehidupan pada daerah asal, dianggap tidak
dapat
memperoleh
sumber
penghasilan
yang
diharapkan
bagi
kehidupannya.Sehingga menyebabkan migrasi ke daerah yang memiliki sumbersumber kehidupan yang lebih memadai. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sans S. Hutabarat (1985:38) yang menyatakan bahwa migrasi dapat terjadi karena faktor-faktor sebagai berikut : 1.) faktor-faktor pribadi/keluarga di daerah asal, 2.)
faktor-faktor di luar pribadi/keluarga di daerah asal, 3.) faktor-faktor yang terdapat didaerah tujuan, dan 4.) faktor-faktor yang merupakan kemudahankemudahan dalam gerak perpindahan.Maka dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa faktor-faktor migrasiSuku Banten sebagai berikut: faktor-faktor pribadi/keluarga di daerah asal, yaitu, kurangnya lapangan usaha di daerah asal dan pendapatan yang rendah di daerah asal. Faktor-faktor di luar pribadi/keluarga di daerah asal, harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik, kemudahan mendapatkan kesempatan pekerjaan, adanya tarikan atau ajakan dari teman atau saudara
menjadi
alasan seseoarang untuk
menetap
tinggal
di
daerah
tujuan.Sedangkan faktor-faktor yang merupakan kemudahan-kemudahan dalam gerak perpindahan adalah kemudahan transportasi yaitu aksesbilitas yang tinggi.Hal ini berkaitan dengan faktor-faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi di Kelurahan Sukajawa.
Penyebab tingginya laju pertumbuhan penduduk di Propinsi Lampung bukan hanya disebabkan oleh besarnya jumlah kelahiran dibandingkan dengan jumlah kematian.Akan tetapi, disebabkan oleh besarnya jumlah migrasi yang masuk dibandingkan dengan jumlah migrasi yang keluar.Sehingga Propinsi Lampung memiliki jumlah etnis yang beraneka ragam, dan salah satunya adalahSuku Banten yang tertarik bermigrasi ke Propinsi Lampung karena terletak pada posisi yang stategis dan merupakan pintu gerbang antar pulau Sumatera ke Pulau Jawa dan sebaliknya. Selain itu, didukung pula dengan sarana dan prasarana transportasi yang relatif lancar (angkutan darat, laut dan udara). Sehingga memudahkan penduduk dari luar Sumatera untuk memilih bermigrasi ke daerah yang dekat dengan daerah asalnya. Oleh karena itu, Propinsi Lampung merupakan
salah satu daerah tujuan migrasi.Propinsi Lampung dengan Ibukota di Kota Bandar Lampung ini, pada sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk di Propinsi Lampung berjumlah 7.608.405 jiwa, yang tersebar di berbagai wilayah yang ada di Propinsi Lampung. Jumlah penduduk yang menetap di Kota Bandar Lampung sebesar 881.801 jiwa dari 15 Kabupaten/Kota yang ada di Propinsi Lampung, (Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung 2011).
Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah yang banyak didatangi oleh migran yang berasal dari berbagai daerah. Kota Bandar Lampung memiliki 13 Kecamatan, Salah satu kecamatan yang jaraknya dekat dengan wilayah Kota Bandar Lampung adalah Kecamatan Tanjungkarang Barat yang jumlah penduduk nya 63.747 jiwa dengan perbandingan 32.365 jiwa laki-laki dan 31.382 jiwa perempuan dengan luas wilayah 1.266 Ha (Monografi Kecamatan Tanjungkarang Barat, 2010). Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian di Kelurahan Sukajawa.
Berdasarkan penelitian pendahuluan pada tanggal 17 Februari 2012, menurut informasi yang diperoleh dari Ibu Maimunah (Sekertaris Lurah Sukajawa) dan bersumber dari monografi Kelurahan Sukajawa, mengatakan bahwa jumlah penduduk Kelurahan Sukajawa yaitu 14.843 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 3.505 kepala keluarga, yang terdiri dari 24.20% (848 KK)Suku Banten, 22,86% (802 KK) Suku Jawa, 20,98% (735 KK) Suku Sunda, 19,06 (668 KK) Suku Lampung, dan 12,90% (452 KK) lain-lain penduduk tersebut tersebar di tiga lingkungan. Persebaran tempat tinggal kepala keluarga penduduk di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat tahun 2012 berikut ini:
Tabel 1. Persebaran Tempat Tinggal Kepala Keluarga Pendudukdi Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung Tahun 2012. Nama Lingk
Kepala Keluarga Penduduk Suku Sunda Lampung Lainnya 215 273 193 (19,46) (24,70) (17,47)
Banten 147 (13,30)
Jawa 277 (25,07)
Lingk II
416 (43,48)
197 (20,59)
184 (19,22)
88 (9,19)
Lingk III
285 (19,75)
328 (22,73)
336 (23,29)
Jumlah
848 (76,75)
802 (68,37)
735 (61,95)
Lingk I
Total
%
1105
31,53
72 (7,52)
957
27,30
307 (21,28)
187 (12,95)
1443
41,17
668 (55,16)
452 (37,94)
3505
100
Sumber : Monografi Kelurahan Sukajawa dan wawancara dengan ketua-ketua RT setempat, 17 Februari 2012 Dari Tabel 1 di atas dapat disimpulkan bahwa penduduk yang paling banyak adalahSuku Banten yaitu sebanyak 848 KK yang sebagian besar bertempat tinggal di lingkungan II, sebab lokasi lingkungan II berada di pusat kegiatan ekonomi penduduk. Sehingga banyak penduduk asal Suku Banten memilih untuk mendiami wilayah yang menguntungkan bagi mereka.
Keberadaan tempat tinggal kepala keluarga yang migrasi dan non migrasi di Kelurahan Sukajawa.Pada saat penelitian pendahuluan terdapat keanekaragaman Sukubangsa yang bermukimdi Kelurahan Sukajawapenduduk pendatangbanyak yang berasal dari Pulau Jawa lebih mendominasi daripada penduduk pribumi yaitu Suku Lampung.Persebaran para migran pada setiap lingkungan jumlahnya bervariasi, sehingga agar memudahkan dalam mengidentifikasi pengelompokan migran dapat dibedakan dengan melihat data migrasi dan non migrasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Persebaran Tempat Tinggal Kepala Keluarga (Migran dan Non-Migran) Suku Banten Per Lingkungan di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. Kepala keluarga (Suku) Lk Banten
Migrasi Jawa Sunda
Dll
Banten
Jawa
Non migrasi Sunda Lpg
Lk I
10 (1,17)
16 (2,00)
Dll
Total
11 (1.49)
10 (2,21)
137 (16,15)
261 (32,5)
204 (27,7)
273 (40,8)
183 (40,4)
1105 (31,53)
Lk II
33 (3,9)
12 (1,49)
10 (1,36)
4 (0,88)
383 (45,16)
185 23,06)
174 (23,67)
88 (13,17)
68 (15,04)
957 (27,30)
Lk III
24 (3,06)
22 (2,74)
21 (2,85)
8 (1,76)
259 (30,5)
306 (38,15)
315 (42,8)
307 (45,95)
179 (39,6)
1443 (41,17)
Jmlh
67 (8,13)
50 (6,23)
43 (5,7)
22 (4,85)
779 (91,8)
752 (55,5)
693 (94,17)
668 (100)
430 (95,12)
3505 (100)
Sumber : Wawancara dengan SesepuhSuku Banten dan Monografi Kelurahan Sukajawa tahun 2012 tanggal 20 Maret 2012 Dari Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa saat penelitian jumlah penduduk yang bermigrasi terdiri dariSuku Banten, Suku Jawa, Sunda, dan lain-lain. Namun, terjadinya arus migrasi terbesar yaitu migrasi asal Suku Bantenterdapat 67 (8,13%) kepala keluarga dan sebanyak 779 (91,8%) kepala keluarga yang non migrasi. Sedangkan penduduk asli yaitu Suku Lampung hanya sebagian kecil yang terdapat di Kelurahan Sukajawa yaitu sebanyak 668 (100%) kepala keluarga migran Suku Banten yang jumlahnya paling banyak yaitu berada di lingkungan II baik yang migrasi maupun non migrasi.
Maka secara keseluruhan migran Suku Banten yang dimaksud dalam penelitian ini adalah migrasi Suku Banten yang sebenarnya lahir di Banten, namun pada saat pencacahan bertempat tinggal di Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. Menurut informasi dari salah satu tokoh sesepuh Suku Banten Bapak Thohir, bahwa migrasi yang dilakukan penduduk Suku Banten yaitu sejak tahun 1950. Saat ini jumlah Suku Banten yang bermigrasi sebanyak 69 KK. Namun secara rinci pada tahun 2012 migran Suku Banten yang
tersebar di tiga lingkungan yaitu sebanyak 1,96% (69 KK) dari 3505 KK atau 14843 jiwa dari jumlah keseluruhan penduduk yang ada di Kelurahan SukajawaKecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.
Berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut, maka penulis tertarik untuk mengkaji tentang kependudukan, khususnya penelitian mengenai faktor-faktor pendorong dan penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah yang muncul di dalam penelitian ini yaitu tentang faktor-faktor pendorong dan penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa adalah sebagai berikut : A. Faktor pendorong terjadinya migrasi: 1) Kurangnya lapangan usaha di daerah asal 2) Memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal 3) Adanya rasa tidak puas dan tidak senang di daerah asal 4) Semakin padatnya penduduk di daerah asal B. Faktor-faktor penarik terjadinya migrasi: 1) Lokasi daerah tujuan yang mudah dijangkau di daerah tujuan 2) Harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan 3) Kemudahan mendapatkan kesempatan kerja di daerah tujuan 4) Adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan 5) Ketersediaan fasilitas umum yang lengkap
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan penulis, maka penulis hanya menekankan pada faktor-faktor sebagai berikut : A. Faktor pendorong terjadinya migrasi: 1) Kurangnya lapangan usaha di daerah asal 2) Memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal B. Faktor-faktor penarik terjadinya migrasi: 1) Lokasi daerah tujuan yang mudah dijangkau 2) Harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan 3) Kemudahan mendapatkan kesempatan kerja di daerah tujuan 4) Adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan yaitu sebagai berikut : 1) Apakah kurangnya lapangan usaha di daerah asal faktor pendorong yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung ? 2) Apakah memperoleh pendapatan yang rendah di daerah asal faktor pendorong yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung ?
3) Apakah lokasi daerah tujuan mudah dijangkau (aksesbilitas tinggi) merupakan faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung? 4) Apakah harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan merupakan faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung ? 5) Apakah kemudahan mendapatkan kesempatan pekerjaan di daerah tujuan merupakan faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung? 6) Apakah adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui bahwa kurangnya lapangan usaha di daerah asal sebagai faktor pendorong yang menyebabkanpenduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. 2) Untuk mengetahui bahwa pendapatan yang di daerah asal sebagai faktor pendorong yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.
3) Untuk mengetahui bahwa lokasi daerah tujuan yang mudah dijangkau sebagai faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. 4) Untuk mengetahui harapan kehidupan ekonomi yang lebih baik di daerah tujuan sebagai faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. 5) Untuk mengetahui bahwa kemudahan mendapatkan kesempatan pekerjaan di daerah tujuan sebagai faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. 6) Untuk mengetahui bahwa adanya ajakan dari teman atau saudara di daerah tujuan sebagai faktor penarik yang menyebabkan penduduk Suku Banten bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung.
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan ini mempunyai manfaat atau kegunaan sebagai berikut :
1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Menambah ilmu pengetahauan dan wawasan pemikiran bagi penulis khususnya tentang migrasi dan geografi penduduk pada umumnya. 3. Sebagai bahan referensi bagi pembaca yang akan melakukan penelitian sejenis 4. Sebagai suplemen untuk pendidikan khususnya kelas VIII SMP semester 2 mata pelajaran Pengetahuan Sosial Geografi, Pokok Bahasan Dinamika Penduduk dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Sub Pokok Bahasan Jenis-Jenis Migrasi dan Faktor-Faktor Penyebabnya, dan pada mata pelajaran Geografi SMA kelas X semester genap pada Pokok Bahasan “Penduduk Sebagai Sumber Daya Manusia”.
G. Ruang Lingkup Penelitian
1. Ruang lingkup subyek penelitian adalah seluruh kepala keluarga (KK) Penduduk Suku Banten yang bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. 2. Ruang lingkup obyek penelitian adalah faktor-faktor pendorong dan penarik yang menyebabakan penduduk bermigrasi ke Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung. 3. Ruang lingkup lokasi dan waktu penelitian ini adalah Kelurahan Sukajawa Kecamatan Tanjungkarang Barat Kota Bandar Lampung tahun 2012 4. Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Penduduk Geografi penduduk adalah cabang geografi manusia yang obyek studinya aspek keruangan dari penduduk. Obyek studi ini meliputi penyebaran, densitas, perbandingan jenis (sex ratio), perbandingan manusia dengan luas tanah (mandland ratio), dan lain-lain sebaginya (Nursid Sumaatmadja, 1988:54).
Berdasarkan definisi tersebut, maka geografi penduduk sebagai ruang lingkup karena dalam penelitian ini mengkaji tentang migrasi yang berkaitan dengan persebaran penduduk secara keruangan di suatu wilayah. Sehingga akan menyebabkan kepadatan penduduk (densitas) di daerah tersebut. Oleh karena itu migrasi merupakan bagian dari ruang lingkup ilmu geografi penduduk.