I. PENDAHULUAN A. Deskripsi Modul ini menyajikan berbagai informasi tentang PTK, yang dikemas dengan nama Asal usul penelitian tindakan kelas, konsep dasar penelitian tindakan kelas, tujuan penelitian tindakan kelas, karakteristik penelitian tindakan kelas, prinsip-prinsip penelitian tindakan kelas, prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas, dan contoh proposal PTK. Salah satu strategi untuk meningkatkan memberikan
kesempatan
kepada
guru
kualitas pendidikan
untuk
menyelesaikan
adalah dengan masalah-masalah
pembelajaran dan nonpembelajaran secara profesional dan kolaboratif lewat penelitian tindakan kelas secara terkendali. Upaya meningkatkan kompetensi guru untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran akan memberi dampak positif ganda. Pertama, kemampuan dalam menyelesaikan masalah pembelajaran akan semakin meningkat. Kedua, penyelesaian masalah pembelajaran melalui sebuah investigasi terkendali akan dapat meningkatkan kualitas isi, masukan, proses, sarana/prasarana, dan hasil belajar. Dan ketiga, peningkatan kedua kemampuan tadi akan bermuara pada peningkatan kualitas lulusan. Peningkatan kualitas pembelajaran adalah merupakan dampak logis dari perkembangan ipteks yang sangat pesat. Perkembangan ipteks mengharuskan penyesuaian dan peningkatan proses pembelajaran secara terus menerus. Di samping itu, perlu adanya pemutahiran pilihan atas konsep-konsep pembelajaran yang mendidik dan diperlukan untuk meningkatkan kualitas lulusan itu sendiri. Kemampuan meneliti di masa lalu cenderung dirancang dengan pendekatan research-development-dissemination
(RDD).
Pendekatan
ini
lebih
menekankan
perencanaan penelitian yang bersifat top-down dan bersifat teoritis akademik. Paradigma demikian dirasakan tidak sesuai lagi dengan perkembangan pemikiran baru,yaitu: research-action-improvement (RAI). Manajemen penelitian ala RAI bersifat buttom-up dan realitik-pragmatik, serta berangkat dari diagnosis masalah secara nyata yang diakhiri dengan sebuah perbaikan (improvement). Upaya perbaikan kualitas proses pembelajaran
1
demikian menuntut adanya inisiatif dan motivasi internal civitas itu sendiri (an effort to internally initiate endeavors for quality improvement). Melalui rancangan penelitian tindakan kelas
(classroom action research)
masalah-masalah pembelajaran dapat dikaji dan dituntaskan, sehingga proses pembelajaran yang inovatif dan ketercapaian tujuan pembelajaran dapat diaktualisasikan secara sistematis. B. Prasarat Agar dapat mencapai tujuan akhir, peserta diklat PLPG hendaknya sudah menguasai dasar-dasar penelitian terlebih dahulu C. Petunjuk Penggunaan Modul Agar Anda dapat mempelajari keseluruhan materi modul ini dan mencapai kemampuan di atas yang dikehendaki, maka Anda diharapkan belajar berdasarkan sistematika berikut : 1. Bacalah dengan cermat pengantar dan kemampuan yang hendak dicapai pada modul. 2. Setelah Anda sudah memahami, lanjutkan membaca materi modul yang bersangkutan. 3. Setelah itu kerjakan soal-soal Latihan yang terdapat pada akhir uraian materi, kemudian petunjuk jawaban latihan dapat membantu Anda menjawab latihan soal yang diberikan. 4. Setelah Latihan soal dapat Anda kerjakan dengan baik, kerjakanlah Tes Formatif yang terdapat di bagian belakang modul. 5. Cocokkan jawaban tes Formatif Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat dibagian belakang modul. 6. Apabila 80% atau lebih Jawaban Tes Formatif Anda benar, berarti Anda sudah menguasai isi materi modul ini dengan baik.
2
D. Tujuan Akhir Setelah peserta diklat menyelesaikan modul ini, anda diharapkan akan mampu merancang (membuat proposal) dan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas. E. Kompetensi Setelah mempelajari bahan pelatihan ini diharapkan peserta diklat memiliki komitmen terhadap berbagai upaya dan inovasi dalam pembelajaran melalui PTK.
F. Cek kemampuan
Berikan tanda cek (V) apabila peserta diklat telah menguasai beberapa sub kompetensi NO 1. 2. 3. 4 5
Sub Kompetensi Dapatkah anda menjelaskan pengertian PTK Dapatkah anda menjelaskan karaktristik PTK Dapatkah anda membedakan antara PTK dgn non PTK Dapatkah anda menjelaskan langkah pelaksanaan PTK dst
3
Ya/Tidak
I. PEMBELAJARAN I. Kegiatan Belajar I a. Tujuan Kegiatan Belajar I Peserta diklat kompeten: 1. Menjelaskan pengertian penelitian tindakan kelas 2. Menjelaskan ciri khas dari PTK 3. Mendeskripsikan perlunya PTK 4. Menjelaskan karaktristik PTK 5. Membedakan antara PTK dengan Penelitian Kelas non PTK
b. Uraian Materi A. Konsep Dasar dan Karaktristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Pengertian dan Ruang Lingkup PTK Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action research yaitu satu action research yang dilakukan di kelas. Berdasarkan pengertian dari terjemahan ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah studi sistematis terhadap praktek pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan melakukan tindakan tertentu. Atas dasar pengertian PTK tersebut terdapat tiga ciri khas dari PTK; (1) PTK dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan pengajar, apabila dalam kelas ada masalah, guru wajib mengupayakan agar masalah tersebut dapat diatasi atau dikurangi dengan melakukan tindakan. (2). PTK dilaksanakan atas dasar masalah yang benar-benar dihadapi oleh guru. (3). PTK selalu ada tindakan yang dilakukan oleh guru untuk menyempurnakan pelaksanaan poses pembelajaran.
2. Perlunya Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas ini perlu dilaksanakan adalah karena : a. Dengan melaksanakan PTK berarti guru telah menerapkan pengajaran yang reflektif (refkective teaching), artinya adalah bahwa guru secara sadar, terencana dan sistematis melakukan refleksi (perenungan) terhadap kegiatan
4
pembelajaran yang telah dilaksanakan dan menyempurnakan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. b. Dengan
melaksanakan
PTK,
guru
dapat
segera
memikirkan
cara
menanggulangi masalah yang dihadapinya ketika melaksanakan proses pembelajaran. c. Pelaksanaan PTK memungkinkan guru mengadakan penelitian terhadap kegiatan pembelajaran tanpa harus meninggalkan kegiatan pokoknya sebagai pengajar. d. Pelaksanaan PTK dapat menjembatani kesenjangan antara teori yang bersifat umumspesifik, obyektif dengan praktik.
3. Karaktristik Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas memiliki beberapa karaktristik pokok yaitu : ¾ Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktek yang dilakukannya selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Dengan perkataan lain, guru merasa bhawa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktek pembaelajaran dalam diri guru sendiri, bukan oleh orang dari luar. Tegasnya, kepedulian guru terhadap kualitas pembelajran yang dikelolanya merupakan awal dari munculnya maslah yang paerlu dicari jawabannya. Hal ini berbeda dengan penelitian biasa, yang secara umum adanya masalah dtandai oleh peneliti yang biasanya berasal dari luar lingkungan yang mempunyai masalah tersebut. Contoh masalah PTK misalnya, guru merasa khawatir karena hanya 30% dari jumlah siswa yang menguasai jurnal penyesuaian yang sudah dijelaskan berulang kali, sehingga guru ingin meneliti apa sebabnya dan kemudian bagaimana cara memperbaikinya. Atau seorang guru mungkin menghadapi berabagai maslah dalam pebaelajaran seperti peratanyaan guru yang tidak pernah terjawab oleh siswa, pekearjaan rumah yang tidak pernah diselesaikan oleh siswa. Semua masalah ini merupakan masalah nyata yang dihadapi oleh guru, yang mendorong guru untuk melakukan penelitian di kelasnya. Memang ada kalanya guru dibantu oleh orang luar untuk mengungkapkan masalah yang dihadapinya,
5
namun masalah tersebut memang benar-benar merupakan masalah yang dihadapi guru ¾ Inkuiri Refleksif, yaitu bahwa penelitian tindakan kelas berangkat dari permasalah pembelajaran riil yang sehari-hari dihadapi oleh guru dan siswa. Berbeda dengan penelitian biasa yang mengumpulkan data dari lapangan atau objek atau tempat lain sebagai responden, maka PTK mepersayaratkan guru mengumpulkan data dari prakteknya sendiri melalui refleksi diri. Ini berarti, guru mencoba mengingat kembali apa yang dikerjakannya di dalam kelas, apa dampak tindakan tgersebut bagi siswa, dan kemudian yang terpenting guru mecoba memikirkan mengapa dampaknya seperti itu. Dari hasil renungan tersebut guru mencoba menemukan kelemahan dan kekuatan dari tindakan yang dilakukannya, kemudian mencoba memperbaiki kelemahan dan mengulangi
bahkan
menyempurnakan tindakan yang dianggap sudah baik. Dengan demikian data dikumpulkan dari praktek sendiri, bukan dari sumber data yang lain. Pengumpul data adalah guru yang terlibat dalam kegiatan praktek, sehingga guru mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai guru dan sebagai peneliti. Sebagai contoh guru yang menghadapi masalah dengan tingkat kompetensi siswa dalam membuat jurnal penyesuaian (adjusment) dalam akuntansi sangat rendah mencoba melakukan refleksi terhadap apa yang sudah dikerjakannya. Untuk melakukan refleksi, guru berusaha bertanya kepada diri sendiri, misalnya : a. Apakah penjelasan saya terlalu cepat ? b. Apakah saya sudah membuat contoh yang cukup ? c. Apakah saya sudah memeberikan kesempatan bertanya pada siswa ? d. Apakah pendekatan yang saya lakukan sudah menarik bagi siswa ? e. Apakah saya sudah memberikan motivasi belajar pada siswa ? Dari pertanyaan tersebut, guru akan dapat memperkirakan penyebab dari masalah yang dihadapi. Berdasarkan penyebab tersebut guru akan mencoba mencari jalan keluar untuk memperbaiki/meningkatkan hasil belajar siswa.
6
Dalam hal ini, tentu saja guru dapat meminta bantuan koleganya atau dosen LPTK untuk menemukan cara memecahakn masalah yang dihadapi. ¾ Penelitian Tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi. ¾ Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran . Perbaikan pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus-menerus selama kegitan penelitian dilakukan. Oleh karena itu dalam PTK dikenal adanya siklus pelaksanaan berupa pola: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi. Ini tentu baerbeda dengan penelitian biasa, yang biasanya tidak disertai dengan perlakuan yang berupa siklus. Ciri ini merupakan ciri khas penelitian tindakan, yaitu adanya tindakan yang berulang-ulang sampai didapat hasil yang terbaik. PTK tentu berbeda dari penelitian kelas (classroom research). Perbedaan PTK dengan dengan penelitian kelas Non-PTK adalah sebagai berikut :
No Aspek
Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian Kelas Non PTK
Peneliti
Guru
Orang lain
Rencana Penelitian
Oleh guru (mungkin dibantu oleh orang lain) Dirasaka oleh guru (mungkin dengan dorongan orang lain) Ada tindakan untuk perbaiakan yang berulang
Oleh peneliti
Peran Guru
Sebagai guru dan peneliti
Tempat Penelitian
Kelas
Sebagai penelitian) Kelas
Munculnya masalah Ciri Utama
Dirasakan oleh orang luar Belum tentu ada tindakan perbaikan guru(subjek
Proses pengumpulan Oleh guru sendiri atau Oleh peneliti data bantuan orang lain Hasil Penelitian Langsung dimanfaatkan oleh Menjadi milik peneliti, guru dan dirasakan oleh kelas belum tentu dimanfaatkan oleh guru.
7
c. Rangkuman Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah studi sistematis terhadap praktek pembelajaran di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dengan melakukan tindakan tertentu. Ciri khas Penelitian Tindakan Kelas adalah :1) PTK dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan pengajar, apabila dalam kelas ada masalah, guru wajib mengupayakan agar masalah tersebut dapat diatasi atau dikurangi dengan melakukan tindakan. (2). PTK dilaksanakan atas dasar masalah yang benar-benar dihadapi oleh guru. (3). PTK selalu ada tindakan yang dilakukan oleh guru untuk menyempurnakan pelaksanaan poses pembelajaran. Karaktristik penelitian tindakan kelas Adanya masalah dalam PTK, Inkuiri Refleksif, Penelitian Tindakan kelas dilakukan di dalam kelas, Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.
d. Tugas Anda diminta untuk mengidentifikasi
masalah-masalah yang sering
saudara/i hadapi dalam pembelajaran saudara yang termasuk PTK.
e. Tes Formatif Pilihlah satu jawaban yang paling tepat : 1. Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan di dalam kelas oleh : a. guru b. peneliti c. guru sebagai peneliti d. guru bersama dosen 2. Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk ....... a. mengungkapkan kebenaran b. menjawab masalah guru c. memperbaiki kinerja guru d. mengumpulkan informasi 8
3. Metode utama dalam penelitian tindakan kelas disebut sebagai self, reflective inquiry, artinya metode yang digunakan .......... a. bertumpu pada kemampuan guru melakukan refleksi b. longgar tetapi tetap mengikuti kaidah penelitian c. hanya observasi/kesan dari guru d. bervariasi asal sesuai dengan kaidah penelitian 4. Dalam penelitian tindakan kelas masalah yang diteliti berasal dari ....... a. kerisauan guru akan kinerjanya b. kerisauan pendidik akan mutu pendidikan c. keinginan untuk membantu guru d. kepedulian peneliti akan kinerja guru 5. Berikut ini adalah aspek-aspek yang berbeda antara penekitian tindakan kelas dengan penelitian kelas, kecuali ......... a. pelaku penelitian b. tujuan penelitian c. tempat penelitian d. asal masalah yang diteliti 6. Penelitian tindakan kelas seyogianya dilakukan oleh guru karena alasanalasan berikut, kecuali.............. a. PTK memang untuk guru b. guru paling akrab dengan suasana kelas c. masalah di kelas mungkin asing bagi para peneliti luar d. guru bertanggung jawab memperbaiki kinerjanya 7. Dilihat dari segi tujuan penelitian, penelitian tindakan kelas menempatkan guru sebagai........ a. peneliti dari dalam b. praktisi yang membangun teori c. subjek penelitian d. pengajar dan peneliti
9
8. Sebagai pekerja profesional guru dianggap paling layak melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) karena ......... a. PTK membantu guru berkembang secara profesional b. guru paling akrab dengan para siswa c. kelas memang merupakan wilayah guru d. PTK merupakan bagian dari tugas profesional guru f. Kunci Jawaban Tes Formatif 1 1. c 2. c 3. b 4. a 5. d 6. a 7. d 8. a
10
II. Kegiatan Belajar 2. a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Peserta diklat kompeten: 1. Menjelaskan prinsip dasar pelaksanaan PTK 2. Menjelaskan tujuan pelaksanaan PTK 3. Mendeskripsikan manfaat PTK 4. Menjelaskan kondisi dipersyaratkan dalam PTK
b. Uraian Materi A. Prinsip, Tujuan, Manfaat PTK. 1. Prinsip dasar pelaksanaan PTK . Prinsip dasar pelaksanaan PTK adalah sebagai berikut : PTK dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang benar-benar dihadapi guru dalam proses pembelajaran di kelas Pelaksanaan PTK tidak boleh mengganggu tugas pokk guru sebagai pendidik yang di dalamnya terdapat kegiatan mengajar, melatih dan membimbing. Pengumpulan data dalam PTK tidak boleh terlalu banyak menyita waktu, sehinga tidak mengganggu terselenggaranya proses pembelajaran Metodologi yang digunakan dalam PTK harus tepat dan terpercaya
2. Tujuan PTK Tujuan pelaksanaan PTK adalah sebagai berikut: Peningkatan kualitas praktek pembelajaran di kelas, peningkatan atau perbaikan praktek pembelajaran perlu dilakukan secara terus menerus mengingat masyarakat berkembang sangat cepat Peningkatan relevansi peandidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran. Peningkatan mutu hasil pendidikan hal ini dicapai dengan perbaikan praktek pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis ketrampilan dan meningkatnya motivasi belajar siswa
11
Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran disamping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga ditujukan
untuk meningkatkan efisiensi
pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di dalamnya.
3. Manfaat PTK. Penelitian tinakan kelas mempnyai manfaat yang cukup besar, baik bagi guru, pembelajaran maupun bagi sekolah. Manfaat tersebut antara lain: 3.1. Manfaat bagi guru: Bagi guru, PTK mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut: a. PTK dapat dimanfaat kan oleh guru untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya
karena
memang
sasaran
akhir
PTK
adalah
perbaikan
pembelajaran. b. Dengan melakukan PTK guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa ia mampu menilai dan memperbaiki pembaelajaran yang dikelolanya. Dengan perkataan lain guru mampu menunjukkan otonominya sebagai pekerja profesional. c. PTK membuat guru lebih percaya diri. Jika PTK mampu membuat guru aberkembang sebagai pekerja profesional, maka sebagai kinsekuensinya PTK juga mampu membuat guru lebih percaya diri. Guru yang mampu melakukan analisis terhadap kenerjanya sendiri di dalam kelas sehingga menemukan kekuatan dan kelemahan dan kemudian mengembangkan
alternatif
untk
mengatasi
kelemahannya
jelas-jelas
merupakan guru yang penuh percaya diri. d. Melalui
PTK,
guru
mendapat
kesempatan
unuk
berperan
aktif
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sendiri. Guru tidak hanya menerima hasil perbaikan yang ditemukan orang lain, namun ia sendiri adalah perancang dan pelaku perbaikan tersebut, yang menghasilkan berbagai teori dalam memperbaiki pembelajaran. Hasil yang ditemukan sendiri akan merupakan dorongan yang kuat bagi guru untuk terus menerus melakukan perbaikan.
12
3.2. Manfaat bagi siswa Manfaat PTK bagi siswa adalah : a. Dapat meningkatan hasil belajar siswa b. Dapat menjadi model bagi siswa 3.3. Manfaat bagi sekolah a. Mengembangkan sekolah b. Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah.
B. Kondisi yang dipersyaratkan dalam PTK Agar PTK dapat dilangsungkan secara benar, berbagai kondisi harus dipenuhi. Kondisi tersebut antara lain sebagai berikut : Sekolah harus memberikan kebebasan yang memadai bagi guru untuk melakukan PTK, berkolaborasi dengan teman guru lainnya, dapat secara bebas meminta teman untuk menjadi pengamt bagi kelasnya, dan bebas berdiskusi tentang kemajuan kelasnya, disamping dapat menumbuhkan rasa saling mempercayai. Birokrasi dan hierarki organisasi di sekolah hendaknya diminimalkan. Sebaliknya yang harus ditumbuhkan adalah kolaborasi atau kerja sama yang saling menguntungkan serta pengambilan keputusan secara bersama. Sekolah semestinya selalu mempertanyakan apa yang diinginkan bagi sekolahnya. Jika keinginan tersebut memang merupakan komitmen sekolah, maka PTK sebagai satu bentuk inovasi di sekolah akan dapat tumbuh subur, dan kegiatan PTK mungkin akan menjadi kegiatan rutin bagi guru. PTK mempersyaratkan keterbukaan dari semua staf sekolah uatnuk membahas masalah yang dihadapi tanpa rasa khawatir akan dicemoohkan. Sikap kepala sekolah dan stag administrasi harus menunjang terjadinya pembaharuan Guru dan siswa harus mempunyai rasa percaya diri yhang inggi bahwa merka sedang melakukan satu pembaharuan yang didukung oleh kepala sekolah dan juga orang tua.
13
Guru harus siap menghadapi berbagai konflik karena yang baru biasanya mendapat perhatian lebih daripada yang lama yang sudah diakrabi setiap hari.
c. Rangkuman Prinsip dasar pelaksanaan PTK adalah sebagai berikut : PTK dilaksanakan untuk memecahkan masalah yang benar-benar dihadapi guru dalam proses pembelajaran di kelas, Pelaksanaan PTK tidak boleh mengganggu tugas pokok guru sebagai pendidik yang di dalamnya terdapat kegiatan mengajar, melatih dan membimbing. Pengumpulan data dalam PTK tidak boleh terlalu banyak menyita waktu, sehinga tidak mengganggu terselenggaranya proses pembelajaran Metodologi yang digunakan dalam PTK harus tepat dan terpercaya Tujuan pelaksanaan PTK adalah sebagai berikut: Peningkatan kualitas praktek pembelajaran di kelas, peningkatan atau perbaikan
praktek
pembelajaran,
peningkatan
relevansi
pendidikan,
peningkatan mutu hasil pendidikan, peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran.
d. Tugas Ditinjau dari persyaratan/kondisi yang harus dipenuhi dalam PTK, cobalah analisis kondisi di sekolah saudara. Apakah sekolah anda berpotensi melakukan PTK? Beri alasan.
e. Tes Formatif Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat: 1. Berikut ini adalah manfaat bagi guru, kecuali ……… a. membantu guru memperbaiki pembelajaran b. memungkinkan guru berkembang secara propesional c. memungkinkan guru mengembangkan karier d. menambah rasa percaya diri
14
untuk
2.Sekolah yang maju membawa dampak bagi kemajuan para guru, demikianpula sebaliknya. Oleh karena itu jika disuatu sekolah par guru terlatih melakukan PTK sekolah akan berpotensi untuk : a. meraih poplaritas b. menghasilkan siswa teladan c. memperbaiki karya-karya penelitian d. menghasilkan beberapa teknik pebelajaran 3. Keterbatasan PTK terutama terletak pada .......... a. metodologi b. validitas c. instrumen yang digunakan d. realibilitas hasil yang dicapai 4. Hasil PTK tidak mempunyai daya generalisai karena......... a. sampel terbatas pada kelas yang diajar b. masalah yang diteliti sangat spesifik c. metodologi sangat longgar d. PTK dilakukan oleh guru, bukan oleh peneliti 5. Agar PTK dapat diterapkan secara melembaga diperlukan berbagai kondisi atau persyaratan. Kondisi tersebut antara lain sebagai berikut, kecuali ... a. adanya kebebasan bagi para guru untuk berinovasi b. birokrasi yang ketat c. dukungan dari semua personil sekolah d. ada rasa saling mempercayai antar personil sekolah termasuk siswa f. Kunci Jawaban Formatif 1.c
2. d
3. b
4. a
15
5. b
III. Kegiatan Belajar 3. a. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Peserta diklat kompeten: 1. Menjelaskan prosedur pelaksanaan PTK 2. Menjelaskan langkah-langkah pokok pelaksanaan PTK 3. Membuat sebuah rancangan PTK singkat
b. Uraian Materi A. Prosedur Pelaksanaan PTK Salah satu penelitian yang bersifat terapan yang dapat digunakan untuk peningkatan kualitas pembelajaran adalah PTK. Penelitian ini berorientasi pada pemecahan masalah pembelajaran yang pelaksanaannya mengikuti prosedur tertentu. Dalam modul ini akan diuraikan prosedur PTK yang merujuk pada model Spiral dari Kemmis. Prosedur PTK menurut model Kemmis mencakup : 1. Penetapan fokus permasalahan 3. Perencanaan tindakan 4. Pelaksanaan tindakan 5. Observasi dan interpretasi 6. Analisis dan refleksi 7. Perencanaan tindakan lanjut untuk siklus berikutnya Penelitian tindakan kelas akan memperbaiki pembelajaran secara langsung ditempat itu dan pada saat itu juga. Selain itu juga PTK akan mengungkap penyebab masalah dan sekaligus memberikan pemecahan teradap masalah. Upaya tersebut dilakukan secara bersiklus dan kolaboratif antara dosen dengan guru atau antara dosen dengan dosen lain dan dosen dengan mahasiswa. Setelah penetapan masalah penelitian langkah-langkah pokok yang ditempuh pada setiap siklus adalah 1. Perencanaan tindakan 2. Pelaksanaan tindakan 3. Observasi dan interpretasi dilanjutkan dengan analisis dan evaluasi 4. Refleksi. Bila berdasarkan hasil refleksi tindakan dianggap belum mencapai tingkat keberhasilan yang dharapkan maka perlu dilakukan perencanaan tindakan lanjut untuk siklus berikutnya.
16
1.1. Masalah Penelitian. a). Merasakan Adanya Masalah Dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru seringkali mengahadapi berbagai masalah. Namun guru tidak selalu menyadari hal itu sebagai masalah yang perlu dicarikan pemecahannya. Oleh karaena itu dosen/guru perlu menumbuhkan kepekaan terhadap adanya permasalahan pembelajaran. Sikap peka dan kemauan memecahkan maslah sangat diperlukan untuk meningkatkan dan memperbaiki kualitas pembelajaran. Salah satu cara untuk merasakan adanya masalah yaitu dengan cara bertanya kepada diri sendiri (melakukan refleksi awal) mengenai kualitas pembelajaran yang selama ini dicapai. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat berbentuk sebagai berikut: Apakah kompetensi awal siswa untuk mengikuti pebelajaran cukup memadai ? Apakah proses pembelajaran yang dilakukan cukup efekif ? Apakah pemerolehan hasil pembelajaran cukup tinggi ? dll. b). Mengidentifikasi Masalah Masalah-masalah yang dihadapi guru tersebut perlu diidentifikasi untuk dicari maslah mana yang layak dipecahkan aterlebih dahulu. Pada tahap ini yang penting adalah menghasilkan gagasan-gagasan awal mengenai permasalahan aktual yang dialami dalam pembelajaran atau masalah yang terkait dengan manajemen kelas, iklim belajar, proses belajar –mengajar, sumber belajar dan perkembangan personel. Permasalahan aktual tersebut kemudian dijabarkan ke dalam topik-topik yang lebih operasional. Tahap ini disebut tahapan mengidentifikasi permasalahan. Adapun cara melakukan identifikasi masalah adalah sebagai berikut: ¾ Menulis semua hal terkait dengan pembelajaran yang dirasakan perlu memperoleh perhatian untuk menghindari dampak yang tidak diharapkan. ¾ Memilih dan mengklasifikasikan masalah sesuai dengan jenisnya, mencatat jumlah siswa yang mengalaminya, dan mengidentifikasi frekuensi timbulnya masalah. ¾ Mengurutkan masalah sesuaidengan tingkat urgensinya untuk ditindaki (kemudahannya, keseringannya dan jumlah siswa yang mengalaminya)
17
¾ Tim peneliti kemudian secara bersama-sama memilih permasalahan yang urgen untuk dipecahkan ¾ Selanjutnya masalah-masalah tersebut dikaji kelayakan, signifikansi dan kontribusinya terhadap perbaikan pembelajaran apabila berhasil dipecahkan. c). Menganalisis dan Merumuskan Masalah Setelah maslah teridentifikasi, kita perlu melakukan analisisisehingga dapat merumuskan masalah dengan jelas. Analisis dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri atau yang disebut refleksi, dan dapat pula dengan mengkaji ulang berbagai dokumen seperti pekrjaan siswa, daftar hadir, daftar nilai atau bahkan mungkin bahan pelajaran yang kita siapkan . Semua ini tergantung kepada jenis masalah yang kita edentifikasi. Misalnya jika masalah yang kita identifikasi adalah rendahnya motivasi belajar siswa, barangkali yang perlu kita analisis adalah dokumen tentang hasil belajar siswa, catatan harian kita tentang respon siswa dalam pembelajaran dan yang tak kalah pentingnya melakukan refleksi sehingga kita mendapatg gamabaran yang jelas tentang perilaku mengajar kita. Untuk memperjelas analisis ini dapat kita kaji illustrasi berikut: Bapak Ali adalah seorang guru ekonomi di sebuah SMA. Setiap mengajar, ia selalu merasa ada sesuatu yang kurang. Perhatian para siswa terhadap ekonomi tampaknya tidak menggembirakan. Siswa merasa ekonomi sebagai mata pelajaran yang diwajibkan dan hanya merupakan tugas rutin untuk mengikutinya. Pak Ali merasa siswa menganggap enteng pelajarannya. Setelah berulang kali merenung pak Ali menyimpulkan bahwa motivasi siswa untuk belajar ekonmi sangat rendah. Ini terbukti dari seringnya siswa absen dalam pelajaran ekonomi dan nilai rata-rata kelas untuk ekonomi hanya 5,0. Pak Ali menjadi bingung untuk mengatasi masalah ini. Jika Bapk/Ibu yang menjadi Pak Ali, bagaimana cara bapak/Ibu mengatasi masalah tersebut? Tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah menganalisis masalah yang telah diidentifikasi oleh Pak Ali yaitu rendahnya motivasi para siswa untuk belajar ekonomi. Untuk menganalisis maslah ini, Pak Ali perlu melakukan hal-hal berikut : Menganalisis daftar hadir siswa, kemudian menyimplulkan berapa % ratarata kehadiran siswa dalam satu abulan. Disamping itu, perlu pula
18
dianalisis apakah yang absen hanya siswa tertentu ataukah hampir semua pernah absen dan apa alasannya. Menganalisis daftar nilai siswa, kemudian mengaitkan frekuensi ketidakhadiran siswa dengan nilainya Menganalisis tugas-tugas yang diberikan kepada siswa beserta bahan pelajaran yang dipakai, apakah tugas dan bahan pelajaran tersebut cukup menantang atau membosankan Mengnalisis balikan yang diberikan guru terhadap pekerjaan siswa. Apakah balikan tersebut membuat siswa frustrasi atau mendorong siswa untuk memperbaiki pekerjaannya. Melakukan refleksi terhadap perilaku mengjar Pak Ali. Seyogiyanya Pak Ali secara jujur merenungkan kembali kebiasaanya di dalam kelas, apakah dia sering marah-marah, bersikap tidak simpatik, atau sebaliknya. Dari hasil analisis tersebut pak Ali dapat mempertajam masalah yang dihadapi serta menetapkan masalah mana yang paling mendesak untuk dibenahi dan memerlukan penelitian khusus. Misalnya dari hasil analisis tersebut pak Ali menemukan bahwa kahnya siswa tertentu (sekitar 15 orang dari 40 siswa) yang sering absen dan memang ternyata siswa yang sering absen nilainya rendah. Dari analisis tugas, bahan pelajaran dan balikan pak Ali menemukan bahwa tugas yang diberikan yang diambil dari buku paket memang membosankan karena hanya menuntut siswa untuk menghafal, tanpa pernah meminta siswa untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara bebas dalam bahasa tulis. Balikan yang diberikan oleh pak Ali pada tugastugas tersebut ternyata hanya dua kata yaitu cukup dan kurang. Dari refleksi dilakukan pak Aali merasa bersikap biasa-biasa saja hanya dia merasa jarang memberikan penguatan. Ia lebih banyak menegur siswa yang kurang berhasil daripada memuji siswa yang berhasil. Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa baegitau banyak masalah yang ditemukan pak Ali yang dianggapnya menyebabkan rendahnya motivasi siswa dalam belajar ekonomi. Namun ia kemudian berkesimpulan bahwa ia harus memilih masalah yang dapat ia atasi sendiri. Pak Ali memutuskan
19
bahwa ia akan memfokuskan usahanya pada perbaikan tugas dan bahan ajar yang ia gunakan. Berkaitan dengan hal ini pak Ali dapat merumuskan masalah sebagai berikut : ” Tugas dan bahan ajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi asiswa dalam belajar ekonomi?”. Sebagaimana rumusan masalah tersebut, sebuah masalah pada umumnya dirumskan dalam bentuk kalimat tanya, yang menggambarkan sesuatu yang ingin dipecahkan atau dicari jawabannya melalui penelitian, dalam hali ini penelitian tindakan kelas. Selanjutnya masalah perlu dijabarkan secara operasional agar rencana perbaikannya dapat lebih terarah. Misalnya masalah tugas dan bahan ajar yang bagaimana yang dapat meningkatkan motivasi siswa dapat dijabarkan sebagai berikut: 1). Bagaimana peningkatan motivasi siswa dengan menerapkan bahan ajar berbasis Komputer 2). Bagaimana peningkatan motivasi belajar dengan memberikan tugas yang bersifat kontekstual. Dengan terumuskannya masalah secara operasional Bapak/Ibu sudah mulai membuat rencana perbaikan atau rencana PTK. Selanjutnya proses pelakasanaan PTK
aadalah dengan melalui
empat tahapan yaitu 1. perencanaan tindakan 2. pelaksanaan atau implementasi tindakan 3. obsertasi dan interpretasi dilanjutkan dengan analisis dan evaluasi 4. refleksi hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :
20
Gambar 1 Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas Pembelajaran komputer
berbasis
Evaluasi dan refleksi Rencana Pertemuan ke-1-2
Observasi
Tindakan ke-1-2 Evalausi dan refleksi Observasi Rencana Pertemuan ke-3-4
Tindakan ke3-4
Rencana Pertemuan ke-5-6
Berikut ini akan dijelaskan siklus pelaksanaan tindakan ter sebut 1). Perencanan Tindakan Perencanaan tindakan hendaknya memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan pengalaman-pengalaman yang diperoleh dimasa lalu dalam
21
kegiatan pebelajaran/penelitian sebidang. Sebelum pelaksanaan tidakan beberapa hal perlu direncanakan secara baik, antara lainsebagai berikut : ¾ Membuat skenario pembelajaran yang berisikan langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran disamping bentuk-bentuk kegiatan yang akan dilakukan ¾ Mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya tindakan. Sarana pembelajaran ini dapat berpa misalnya media pembelajaran, petunjuk praktikum, LKS , dll. ¾ Mempersiapkan instrumen penelitian, misalnya format observasi, istrumen assesmen untuk mengukur hasil belajar dll ¾ Melakukan simulasi pelaksanaan tindakan dan menguji keterlaksanaannya di lapangan. 2). Pelaksanaan Tindakan Jika pelaksanaan telah selesai dilakukan, maka skenario tindkan apat dilaksanakan alam situasi pembelajaran yang aktual. Tindakan dilaksanakan sejalan dengan laju perkembangan pelaksanaan pembelajaran dan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan perkuliahan. Kegiatan pelaksanaan tindkan perbaikan merupakan tindkan pokok dalam siklus penelitian tindakan. Untuk menjamin keberlangsungan dan mutu kegiatan pembelajaran bila perlu guru atu tim peneliti dapat memodifikasi tindakan walaupun implementasi tindakan sedang dalam proses. Hal ini sesuai dengan sifat lentur rancangan PTK. Namun bila situasi tidak mendesak, perubahan bentuk tindakan dapat ditunda samapi suatu putaran ( siklus) terselesaikan. 3). Observasi, Evaluasi dan Interpretasi. a. Observasi Pada saat pelaksanaan tindakan, kegiatan observasi dilakukan secara bersamaan. Secara umum, kegiatan observasi dilakukan untuk merekam proses yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Mengingat kegiatan observasi menyatu dalam pelaksanaan tindakan maka perlu dikembangkan sistem dan prosedur observasi yang mudah dan cepat dilakukan . Tim peneliti dapat menggunakan berbagai macam cara dan lat untuk merekam perilaku
22
siswa secara menyeluruh dan akurat dalam proses pembelajaran. Observasi akan memiliki manfaat apabila dilanjutkan dengan diskusi sebagai balikan. Balikan
ini
sangat
diperlukan
untuk
dapat
memperbaiki
proses
penyelenggaraan tindakan. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kualitatif maupun data kuantitatif walaupun PTK lebih cenderung mengikuti paradigma penelitian kualitatif sehingga jenis datanyapun didominasi data kualitatif. b. Analisis Data Analisis data kuantitatif dapat bgrupa penyusunan kumpulan data berupa tabel atau grafik, atau hasil perhitungan rerata. Analisis data kualitatif dilakukan melalui tiga tahap yaitu: reduksi data, paparan data dan penyimpulan hasil analisis. Reduksi data adalah proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui seleksi, pengelompokan, dan pengorganisasian data mentah menjadi sebuah informasi bermakna. Data dan/atau informasi yang relevan ini sebaiknya terkait langsung dengan pelaksanaan PTK yang diolah untuk bahan evaluasi. Pemaparan data merupakan suatu upaya menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami dalam bentuk paparan naratif, tabel, grafik, atau perwujudan lainnya yang dapat memberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil tndkan yang dilakukan. g. Evaluasi Hasil analisis tersebut digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan hasil yang dicapai. Tim peneliti dapat mempergunakan kriteria keefektifan atau keberhasilan pencapaian pada setiap siklus. Indikator keterlaksanaan
tindakan (proses) dapat disajikan dalam bentuk kriteria yang
berwujud telah dilaksanakannya aspek-aspek tindakan yang harus dilakukan guru dan siswa. Hal ini dapat berwujud kuantitaf/kualitatif misalnya secara kuantitatif frekuensi pelaksanaannya dan secara kualitatif sudah dilaksanakan atau belum. Indikator keberhasilan tindakan dapat disajikan dalam bentuk kriteria yang berwujud kuantitatif dan kualitatif, misalnya secara kuantitatif untuk pencapaian
23
penguasaan Siklus Akuntansi dapat diukur dengan persentase mahasiswa yang berhasil memperoleh nilai 7. Indikator keberhasilan tindakan untuk siklus I umumnya
kriterianya
ditetapkan berdasarkan hasil refleksi siklus sebelumnya. Dengan melihat proses dan hasil analisis tersebut dan dicocokkan dengan kriteria keberhasilan akan diperoleh data hasil evaluasi, apakah pelaksanaan PTK pada suatu siklus sudah memuaskan atau belum. Hasil evaluasi ini akan menjadi bahan untuk melakukan refleksi.
24
III. EVALUASI Pak Ali guru Ekonomi
SMAN Kisaran. Dia merasa sedih karena hasil tes
formatif di kelasnya untuk penyelesaikan siklus akuntansi memiliki rata-rata 50 dari skor 100. Letak kesalahan siswa adalah kemampuan siswa membuat jurnal sangat rendah Skor tertinggi yang diperoleh adalah 65, dan skor terendah berada di skor 39. Berdasarkan sharing pendapat dengan siswa dan guru yang ada diambil kesimpulan bahwa pembelajaran yang dilakukan kurang menarik dan membosankan, karena pembelajaran selama ini hanya dengan pendekatan ceramah tanpa melakukan latihan yang memadai. Jika anda adalah guru yang bersangkutan buatlah proposal PTK dengan singkat.
25
Lembar Kerja Modul Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Nama
: …………………… ……..
Tanggal : …………
Asal Sekolah : ……………………………
Waktu
: 30 menit
Petunjuk
Jawablah dengan singkat dan jelas di lembaran soal ini dari pertanyaan berikut ! 1. Buatlah satu contoh judul PTK ! Jawab:
2. Bagaimana latar belakangnya ? Jawab:
3. Buatlah rumusan masalah dan indikator tindakan! Jawab :
4. Buatlah skenario atau langkah-langkah ringkas, seperti apa pembelajarannya ? Jawab :
26
DAFTAR PUSTAKA
Corey,S.M.(1949). Action research, fundamental research, and educational practises. Teacher’s College Record,Vol.50., halaman 509-14. Dewey,J. (1910). The sources of a science of education. Liveright:New York. Gideonse,H.D.(1983), In search of more effective service:Inquiry as a guiding image for educational reform in America. Cincinanti,OHIO: University of Cincinanti. Held,D.(1980). Introduction to critical theory: From Horkheimer to Habermas. Los Angeles; University of California. Hodgkinson,J.L.(1957). Action research – A critique. Journal of Educational Sociology, Vol.31, no.4, halaman 137-53. Hopkins,D.(1993). A Teacher’s Guide to Classroom Research.2nd.edition. Philadelphia: Open University Press. Kemmis,S.(1982). Action research in retrospect and prospect. In C.Henry, C.Cook, Kemmis, R.McTaggart (eds.), The Action Research Reader Action Research and the Critical Analysis of Pedagogy. Geelong:Deakin University,Vic., halaman 11-29. McTaggart,M. (1993). Action research and parent participation:Contradictions, concerns and consequences, Curriculum Perspectives, vol.4., no.2, halaman 7-14. Prunty,J.J.&Hively,W.(1982). The principal’s role in school effectiveness:An analysis of administrative practices of four Elementary School leaders. St.Louis: CEMREL. Raka Joni, T. (1998). Penelitian Tindakan Kelas: Beberapa Permasalahannya. Jakarta: PCP PGSM Ditjen Dikti. Schon,D.A.(1983).The reflective practitioner:How professional think in action? New York: Basic Book. Wardani I.G.A.K dan Wihardi, (2006) Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Terbuka
27
CONTOH PROPOSAL PTK A. Judul Penelitian Peningkatan Kemampuan Menyelesaikan Siklus Akuntansi Siswa Kelas XI SMA N5 Binjai Melalui Teknik Permainan Akun. B. Bidang Kajian Implementasi teknik pembelajaran. C. Pendahuluan Keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah banyak di pengaruhi oleh faktor guru dan siswa. Oleh karena itu kompetensi guru
dalam menjalankan aktivitas
belajar mengajar merupakan salah satu faktor yang menentukan motivasi siswa untuk menjalani aktifitas belajarnya. Siklus akuntansi merupakan satu kompetensi penting dan merupakan mata pelajaran pokok dalam kurikulum 2004 yang dipelajari pada mata pelajaran Akuntansi. Sebagai salah satu mata pelajaran pokok yang diajarkan di sekolah, mempunyai andil dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Materinya meskipun bersifat dasar ( elementer ) meliputi : proses pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran dan pelaporan transaksi keuangan pada perusahaan jasa, dagang dan koperasi, ditambah analisa Laporan Keuangan. Pengetahuan tentang akuntansi sangat potensial digunakan dalam
kehidupan
sehari-hari. Bagi siswa yang melanjut ke perguruan tunggi telah disiapkan pengetahuan dan keterampilan yang mendukung. Siswa yang ingin bekerja juga telah di persiapkan pengetahuan dan keterampilan minimal yang akan diterapkannya dilapangan kerja. Sedangkan bagi siswa yang tidak melanjut ke Perguruan Tinggi di harapkan mampu melakukan peroses akuntansi sederhana pada usaha yang dimilikinya (misalnya warung, salon, bengkel dan lain – lain) atau siswa tersebut diharapkan dapat menerapkan proses akuntansi yang sederhana dalam mengelola keuangan rumah tangganya kelak. Berbagai masalah yang dihadapi dikelas, menyebabkan sulitnya tercapai tujuan pembelajaran. Rendahnya/minimnya penguasaan siswa terhadap materi pengerjaan jurnal, posting ke buku besar, penggerjaan adjustment, dan penyusunan Laporan
28
Keuangan menyebabkan anak tidak tahu apa–apa, malas belajar, dan tidak kreatif menyelesaikan tugas–tugas, sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari data hasil ulangan harian siswa menunjukkan bahwa kemampuan siswa menyelesaikan salah satu bagian dari siklus akuntansi rendah yaitu dari 40 siswa dikelas tersebut hanya 50 % yang memperoleh nilai minimal 75. Berdasarkan sharing/tukar pendapat dengan guru mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 5 Binjai, di simpulkan bahwa minat siswa mempelajari materi ini sangat rendah . Sikap ini di tunjukkan dengan kurang antusiasnya anak dalam belajar akuntansi. tidak semangat, masa bodoh, dan sikap apatis lainnya seolah – olah pelajaran
ini menjadi momok yang menakutkan baginya, konsekuensinya
kemamampuan dalam menyelesaikan siklus akuntansi tidak memuaskan. Dalam rangka mendiagnosis
kendala yang dihadapi siswa mempelajari
Akuntansi, guru yang bersangkutan pernah membuat angket kepada siswa. Kesimpulan yang dapat diambil, mereka kurang tertarik belajar karena pembelajaran selama ini hanya
bersifat konvensional, artinya terbatas dengan ceramah dan
penugasan sederhana di rumah. Disamping itu siswa kewalahan untuk mengingat banyaknya nama – nama akun akuntansi, pada saat menjurnal, membuat adjustment dan menyelesaikan rentetan materi lainya, sehingga rasa bosan, malas dan tidak tahu apa – apa timbul pada saat belajar. Manakala kondisi ini terus dibiarkan maka dikhawatirkan pembelajaran akuntansi di sekolah ini tidak akan dapat berhasil. Untuk mengatasi masalah tersebut guru
dituntut harus mempunyai teknik
pembelajaran yang bervariasi agar siswa termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Salah satu teknik yang diterapkan adalah teknik permainan akun.
D. Rumusan Masalah dan Pemecahannya. 1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada pendahuluan, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimanakah peningkatan kemampuan siswa SMA N 5 Binjai kelas XI dalam menyelesaikan siklus akuntansi melalui teknik permainan akun?.
29
Teknik permainan yang dimaksud adalah : permainan yang digunakan dalam proses belajar mengajar yaitu permainan akun dengan memakai kartu-kartu perkiraan dan lembaran uang kertas. Siklus akuntansi adalah suatu proses yang terjadi berulang mulai dari transaksi dijurnal kemudian diposting ke buku besar selanjutnya disusun laporan keuangan. Lingkup siklus akuntansi ini hanya siklus akuntansi perusahaan jasa.
2. Pemecahan Masalah. Alternatif tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan teknik permainanan akun. Teknik permainan ini dilakukan karena teknik ini sesuai dengan masalah yang harus dipecahkan yaitu pembelajaran yang selama ini masih bersifat konvensioanal, yaitu dengan ceramah dan penugasan di rumah. Sehingga siswa cepat bosan dan tidak tertarik untuk belajar. Disamping itu berdasarkan diskusi dengan guru akuntansi
pada sekolah yang berbeda telah menerapkan
teknik ini ternyata dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan siklus .akuntansi Hal ini sesuai dengan pendapat Peter (1989) bahwa berdasarkan kerucut pengalaman jika siswa sampai pada tahap simulasi dan mengerjakan hal yang nyata maka daya ingat yang diharapkan diperoleh 90%. Oleh karena itu teknik permainan ini dapat meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan siklus akuntansi. Indikator keberhasilan tindakan ini adalah jika 85% siswa memperoleh nilai minimal 75. E. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan : Meningkatkan kemampuan siswa menyelesaikan siklus akuntansi dengan penerapan teknik permainan Akun. F. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat Bagi Siswa a. Memberikan kemudahan pada siswa untuk mempelajari langkah-langkah penyelesaian siklus akuntansi
30
b. Meningkatkan kemampuan siswa tentang penyelesaian siklus akuntansi 2. Bagi Guru a. Meningkatkan kompetensi guru dalam merancang/mendesain pembelajaran siklus Akuntansi. b. Meningkatkan kemampuan guru Akuntansi di SMA Negeri 5 Binjai, dalam menginovasi teknik pembelajaran dan melakukan penelitian sederhana. 3. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat membantu sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajarannya dan kompetensi guru-gurunya. 4. Bagi Dosen Dapat mengetahuui lebih jauh permasalahan-permasalahan pembelajaran akuntansi di sekolah dan berupaya membekali mahasiswa sebagai calon guru untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang sama kelak. G. Kajian Pustaka 1.
Kemampuan Menyelesaikan Siklus Akuntansi.
2. Permainan Akun Sebagai Suatu Teknik Pembelajaran. 3. Hasil Penelitian Yang Relevan Hasil penelitian Thamrin (2004) menerapkan pendekatan pembelajaran CTL dalam pembelajaran ekonomi menunjukkan bahwa dengan pendekatan CTL ini dapat meningkatkan kemampuan siswa menguasai konsep dasar ekonomi. Dalam CTL ini pendekatan yang dilakukan termasuk teknik permainan. Sejalan dengan ini pula, hasil penelitian Mahriyuni (2005) menjelaskan bahwa penggunaan teknik permainan dalam pengembangan kosa kata dapat meningkatkan keterampilan siswa berbicara bahasa perancis h. Prosedur Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA Negeri 5 Binjai yang terdiri dari 4 kelas dan yang diberi tindakan dalam penelitian ini adalah satu kelas berjumlah 40 siswa yakni kelas XI IPS 2. Tempat penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI SMA Negeri Binjai yang terletak di Jln.Jambi No.2 Binjai Sumatera Utara . Penelitian ini dilakukan selama 8 bulan yaitu pada bulan April sampai dengan Nopember 2007.Secara
31
umum desain
pembelajaran menurut langkah – langkah penelitian tindakan
kelas yang dilakukan
dalam beberapa siklus, yang tiap siklusnya terdiri dari 4 tahap sebagai berikut : 1) Perencanaan Tindakan 2) Pelaksanaan Tindakan 3) Observasi 4) Evaluasi dan refleksi, yang di gambarkan dalam bentuk alur kerja Alur Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran Siklus Akuntansi dengan teknik permainan akun
Evaluasi dan refleksi
Rencana Pertemuan ke-1-2
Observasi
Tindakan ke-1-2 Evalausi dan refleksi
Observasi
Rencana Pertemuan ke-3-4 Tindakan ke3-4
Rencana Pertemuan ke-5-6
32
Sesuai dengan alur kerja diatas maka kegiatan yang akan dilaksanakan pada tiap tahapan adalah sebagai berikut : a. Perencanaan Tindakan Pada tahap ini, dosen dan guru berkerjasama dalam : -
Menganalisis
kurikulum
akutansi,
selanjutnya
menyiapkan
perangkat
pembelajaran berbentuk silabus dan rencana pengajaran (RP) siklus akuntansi. -
Merencanakan scenario tindakan dan tes yang berhubungan dengan
materi
siklus akuntansi. -
Merencanakan lembar obseravasi untuk mengetahui bagaimana kondisi proses belajar mengajar siklus akuntansi dengan menggunakan teknik permaianan akun.
-
Menyusun angket
b. PelaksanaanTindakan Pada tahap ini guru langsung memainkan perannya dalam mengkoordinir dan membimbing siswa dan kelompok belajarnnya. Pelaksanakan tindakan direncanakan dalam tiga siklus dan tiap siklus direncanakan diselesaikan dalam 2 kali tatap muka. Siklus tindakan tersebut sebagai berikut : NO.
1.
2. 3.
4.
5.
TINDAKAN
OUTPUT
SIKLULS I Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang Penjelasan tentang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan tujuan pembelajaran memotivasi siswa belajar. dan meningkatnya motivasi siswa belajar. Siswa dibagi dalam 6 kelompok, setiap kelompok Terbentuknya 6 terdiri dari 7 siswa kelompok siswa Guru menerapkan pembelajaran dengan teknik Pembelajaran dengan permaianan akun dengan materi unsur-unsur dalam teknik permainan akun neraca, rugi laba dan perubahan modal. Mengevaluasi hasil siklus I Hasil kemampuan menyelesaikan sikllus akuntansi berdasarkan siklus I Mengadakan refleksi tindakan pada siklus I secara Tingkat kemampuan menyeluruh menyelesaikan siklus akuntasi.
33
1. 2. 3
4.
1. 2. 3
4.
SIKLUS II Mengidentifikasi masalah baru berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi siklus I Guru menerapkan pembelajaran dengan teknik permaianan akun jurnal Mengevaluasi hasil siklus II.
Mengadakan menyeluruh.
refleksi
pada
siklus
II
Masalah-masalah baru muncul Pembelajaran dengan teknik permainan akun Tingkat kemampuan menyelesaikan siklus akuntansi secara Peningkatan kemampuan siswa menyelesaikan siklus akuntansi
SIKLUS III Mengidentifikasi masalah baru berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi siklus II Guru menerapkan pembelajaran dengan teknik permaianan akun Buku Besar Mengevaluasi hasil siklus II.
Mengadakan menyeluruh.
refleksi
pada
siklus
II
Masalah-masalah baru muncul Pembelajaran dengan teknik permainan akun Tingkat kemampuan menyelesaikan siklus akuntansi secara Peningkatan kemampuan siswa menyelesaikan siklus akuntansi
Pada setiap fase tindakan, dosen berperan sebagai pengamat dan pengarah dan dua guru sebagai anggota peneliti bergantian mengajar. Setelah pelaksanaan teknik pembelajaran, dilakukan evaluasi dan refleksi terhadap pembelajaran tersebut. Hasil refleksi dijadikan pedoman perbaikan untuk teknik permainan berikutnya. Guru yang bertindak menerapkan teknik permainan akun ini adalah anggoata peneliti 1, sedangkan dosen dan anggota peneliti 2 melakukan observasi dan refleksi. c. Observasi Pemantauan dan evaluasi tindakan dapat dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, saat selesainya pembelajaran menggunakan instrumen evaluasi yang ada. Selanjutnya evaluasi keseluruhan siklus dilakukan pada saat KBM telah dilaksanakan seluruhnya dan diakhiri dengan evaluasi hasil belajar siswa. Semua kejadian ini dicatat dalam jurnal pembelajaran serta menggunakan anecdotal record 34
d. Tahap Evaluasi dan Refleksi Setelah tahap implementasi, pemantauan dan evaluasi tindakan dilakukan, maka telah diperoleh gambaran tentang hasil penerapan teknik permaianan akun
dengan
instrument yang digunakan. Semua hasil in akan dikaji bersama-sama dosen, guru dan siswa. Berbagai kekuranga, hambatan dan kesulitan yang ditemukan saat pelaksanaan tindakan dapat digunakan sebagi bahan per timbangan dalam melakukan perbaikan untuk perencanaan pada siklus berikutnya. I. Jadwal Penelitian No
1
JENIS KEGIATAN Tahap Persiapan : a. Studi Pustaka b. Observasi pendahuluan c. Pembuatan desain teknik permanian akun . d. Pembuatan instrument
WAKTU DALAM BULAN April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov X X X
X X X
2
3
4
5
6 7 8 9 10
Tahap Implementasi Tindakan siklus I a. KBM dengan teknik permainan akun b. Monitoring I Tahap Pemantauan dan Evaluasi a. Melaksanakan observasi b. Evaluasi awal Tahap Analisis a. Laporan kemajuan b. Penerbitan skenario pembelajaran Tahap tindakan siklus II &III a. Pelaksanaan Tindakan b. Monotoring II & III Evaluasi Tahap Akhir Penyusunan Laporan Akhir Penggandaan Laporan Pengiriman Laporan Akhir Seminar/Publikasi
X
X
X
X
X
X
X
X
X X X
X X X
35
X X
X X X X
MATERI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROFESI GURU (PLPG)
BIDANG DIKLAT
EKONOMI KONSEP DASAR DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
OLEH :
TIM DOSEN INSTRUKTUR PLPG
LPTK RAYON UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2008
36
KATA PENGANTAR Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah mendidik, mengajar dan melatih agar muridnya kelak menjadi manusia yang pandai, terampil dan berbudi luhur. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, guru seyogyanya menguasai kemampuan mengajarkan pengetahuan dan ketrampilan hidup, mendidik agar menjadi manusia yang berakhlak dan melatih para siswanya agar mampu memanfaatkan pengetahuan dan ketrampilannya bagi kehidupannya kelak dimasyarakat. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki adalah mengembangkan diri secara profesional sambil terus menekuni bidang studi yang telah dipilihnya. Hal ini berarti bahwa guru dituntut menguasai bidang studi yang telah dipilihnya dan kemudian menyajikannya kepada siswanya secara profesional. Untuk memenuhi kemampuan tersebut guru sebaiknya mampu menilai kinerjanya sebagai guru dalam mengajar di kelas, dimana kinerja trsebut berkaitan erat dengan kualitas instruksional yang dimiliki guru dalam mengajar. Modul ini jauh dari sempurna, sehingga koreksi dan komentar untuk penyempurnaannya sangat diharapkan. Mudah-mudahan modul ini ada manfaatnya bagi guru yang akan bergelut di bidang pendidikan dan pengajaran. Penulis, TIM PLPG
37