I.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (class room action research) / PTK. PTK adalah suatu kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya. Seluruh prosesnya mencakup telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan profesional john Eliot dalam Depdiknas (2004). PTK adalah bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh para pertisipan (guru, siswa atu kepala sekolah) dalam situasi- situasi sosial untuk memperbaiki rasionalitas dan kabenaran (a) praktik-praktek sosial atau pendidikan yang yang dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktek- praktek ini (c) situasi- situasi (dan lembaga- lembaga) tempat praktek tersebut dilaksanakan Harjodipuro dalam Depdiknas (2004). Didalam bidang pendidikan, penelitian ini dapat digunakan pada sekala makro ataupun mikro. dalam skala mikro misalnya dilakukan didalam kelas pada waktu berlangsungnya kegiatan pembelajaran. dalam penelitian tindak kelas ini desain yang digunakan adalah bersifat spesifik melalui putaran-putaran spiral
orientasi kemudian, rencana, diteruskan dengan tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilanketerampilan baru untuk meningkatkan profesionalisme guru. Ciri-ciri Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut; 1. Praktis dan langsung relevan untuk situasi aktual dalam dunia kerja 2. Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah perkembangan-perkembangan yang lebih baik 3. Dilakukan melalui putaran-putaran bersepiral. B. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini penulis merencanakan pelaksanaan dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda-beda dalam setiap proses pelaksanaanya, adapun tahapan-tahapan pelaksanaan tiap siklus adalah; a. Tahap Perencanaan Bagian ini berisikan perlakuan yang akan diberikan pada siswa sesuai dengan yang tertulis pada rencana tindakan. b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan akan menguraikan apakah hal yang direncanakan dapat direalisasikan secara penuh, jika tidak, perlu dilihat polanya dalam periode berikutnya. c. Tahap Pengamatan (Obsevasi) Bagian ini berisikan hasil pengamatan menggunakan berbagai instrument, yang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah hasil-hasil pekerjaan siswa yang otentik. d. Tahap Refleksi
Refleksi berisikan penjelasan tentang tingkat keberhasilan atau kegagalan yang dihasilkan setelah selang waktu tertentu.
Gambar 4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Menurut Muhajir dalam Herman Tarigan (2009). Keterangan gambar; A = Perencanaan, peneliti merencanakan tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan prilaku dan sikap yang diinginkan. B = Tindakan, melaksanakan apa yang telah menjadi rencana sebagai upaya perbaikan, peningkatan perubahan yang diinginkan. C = Observasi, mengamati atas hasil yang diteliti. D = Refleksi, mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil dari Penelitian. C. Subjek Penelitian Populasi adalah subjek penelitian yang berfungsi sebagai sumber data, dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini subjek penelitian yang akan digunakan adalah siswa-siswi SDN 2 Bukit Kemiling Permai Bandar Lampung kelas V berjumlah 37 siswa. D. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Penelitian
1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Bukit Kemiling Permai Perum BKP Blok L Kec, Kemiling Bandar Lampung 2. Waktu Pelaksanaan Dilaksanakan mulai dari tanggal 03 januari sampai dengan 03 maret 2012 setiap jam pelajaran penjaskes, hari senin dan hari sabtu. E. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 1. Model Sistem a)
Penelitian Putaran Pertama Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. 1. Melakukan gerakan roll kedepan 2. Melakukan gerakan kayang 3. Melakukan berdiri dengan tangan /hand stand 4. Melakukan gerakan jalan kepiting 5. Melakukan gerakan kip.
Masing-masing melakukan gerakan berdasarkan kelompoknya, setiap kelompok melakukan gerakan selama 10 menit, setelah 10 menit pertama selesai masing-masing kelompok bertukar melakukan gerakan.
Kel A Roll depan Kel E kip
guru
Kel B Kayang
Kel D Jalan kepiting
Kel C Hand stand
Gambar 5. Guru Memberi Tugas Pada Murid-Murid Berlatih Melakukan Gerakan Sesuai Dengan Kelompoknya. Adopsi dari Metode Pembelajaran Evektif, Dra.Sumiati. CV Wahana Prima Bandung Keterangan gambar: a. Guru memberi tugas pada murid- murid untuk berlatih melakukan gerakan sesuai dengan kelompoknya. b. Setelah 10 menit guru meroling kegiatan apa yang dikerjakan kelompok A dikerjakan kelompok B, dan apa yang di kerjakan kelompok B dikerjakan kelolompok C, dan apa yang dikerjakan kelompok C dikerjakan kelompok D, dan apa yang dikerjakan kelompok D dikerjakan kelompok E.begitu seterusnya sehingga waktu 50 menit cukup untuk setiap kelompok melakukan semua gerakan. b) Penelitian Putaran Kedua Jika hasil penelitian putaran pertama menunjukkan peningkaan hasil belajar siswa, maka putaran kedua guru akan membagi siswa menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok A,B dan C. Kelompo A melakukan gerakan kayang. Kelompok B melakukan gerakan neck kiip. Kelompok C melakukan guling depan dengan diganjal bantal. Masing-masing kelompok di berikan waktu 20 menit untuk melakukan gerakan, setelah 20 menit kemudian diroling apa yang dikerjakan
kelompok A dikerjakan oleh kelompok B dan yang dikerjakan kelompok B dikerjakan oleh kelompok C. Begitu seterusnya seterusnya sehingga masing-masing kelompok mendapat gilirannya.
Kel A Kayang
GURU
Kel C Guling depan
Kel B neckkiip
Gambar 6. Guru Memberi Tugas Pada Murid-Murid Berlatih Melakukan Gerakan Sesuai Dengan Kelompoknya. Adopsi Dari Metode Pembelajaran Evektif, Dra.Sumiati. CV Wahana Prima Bandung. Keterangan Gambar: a. Guru memberi tugas pada murid- murid untuk berlatih melakukan gerakan sesuai dengan kelompoknya. b. Setelah 20 menit guru meroling kegiatan apa yang dikerjakan kelompok A dikerjakan kelompok B, dan apa yang di kerjakan kelompok B dikerjakan kelolompok C, dan apa yang dikerjakan kelompok C. seterusnya sehingga waktu 60 menit cukup untuk setiap kelompok melakukan semua gerakan. 2. Implementasi di Kelas
Pelaksanaan tes awal (Pre test), tes siklus pertama, tes siklus kedua, dilakukan oleh guru peneliti, kaji tindak ini dilaksanakan dengan 12 kali tatap muka.
Siklus Pertama (4 x pertemuan) 1. Rencana; a. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk proses pembelajaran. Alatnya yaitu; gambar-gambar tentang rangkaian gerakan rollkip, matras, ruang yang akan digunakan dan insrumen yang akan digunakan untuk melakukan penilaian. b. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus pertama dan sebagai pendahuluan siswa melakukan aktifitas/ kegiatan yang
kegiatan yang bersifat lomba, dan ahirnya kegiatan yang bersifat menantang fisik anak, seperti kekuatan, kelentukan atau daya tahan. ketika anak melakukan pemanasan yang menarik, kita tentu dapat menduga bahwa secara fisik dan mental anak siap untuk mengikuti pelajaran. Aktifitas bermain sebagai pengganti gerakan pemanasan. 2. Tindakan; a. Guru menjelaskan tata cara dan urutan gerak dalam melakukan guling kedepan,hand stand, kiip, jalan kepiting, kemudian guru memberikan contoh cara melakukan gerakan berdasarkan kelompok masingmasing.
b. Siswa diberi tugas gerak untuk berlatih gerakan sesuai dengan kelompok nya masing-masing secara berurut dan teratur sesuai barisanya. c. Siswa melakukan gerakan apa yang di berikan sesuai dengan instuksi dari guru. 3. Observasi Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi dan penilaian dengan menggunakan instrumen penilaian yang telah disusun, diberikan waktu pengulangan dievaluasi hasil pada siklus pertama. 4. Refleksi refleksi dapat dilakukan setelah pelaksanaan dan observasi. Siklus Kedua (4 x pertemuan) Melihat dari hasil siklus pertama. 1. Rencana a. Mempersiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan dalam mengevaluasi tindakan. b. Mempersiapkan Siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua
pemanasan. 2. Tindakan a. Guru meroling gerakan yang akan dilakukan siswa berdasarkan kelompoknya. b. Siswa melakukan gerakan yang di berikan guru berdasarkan kelompoknya masing-masing.
3. Observasi Setelah tindakan dilakukan, lalu melakukan pengamatan, koreksi, penilaian dan dievaluasi hasil pada siklus kedua. 4. Refleksi Hasil observasi dapat disimpulkan, setalah pelaksanaan dan observasi.
F. Teknik Pengumpulan Data Tekhnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes dan pengamatan (observasi dan penilaian) di lapangan untuk mengumpulkan informasi atau mengevaluasi hasil dari masing- masing siklus, data dikumpulkan melalui lembaran tes rollkip. Tabel 1. Format Penlaian Gerak Rollkip Skor No 1.
Komponen Awalan:
Diskripsi Berdiri pada matras dalam sikap siap pandangan tertuju di matras; a. Sikap setengah jongkok kedua tangan menempel di mataras pandangan lurus kebelakang. b. Posisi tangan berbentuk segi tiga sama sisi antara telapak tangan dan kepala. c. Menempelkan tengkuk di
1 2 3 4 Jumlah
matras antara kedua telapak tangan dagu menempel didada.
2.
Tahap Pelaksanaan :
a. Tolakkan kedua tangan dengan kuat di matras dan kaki lurus ke atas b. Lecutan kaki kedepan tubuh bagian atas terangkat. c. Posisi tubuh di udara setelah menolakkan tangan dan melecutkan kaki.
3.
Gerak Ahiran
Posisi tubuh setelah melecutkan mendarat dengan kedua kaki seimbang posisi jongkok kemudian berdiri seperti sikap awal.
Untuk menetapkan skala penilaian dari intsrumen ini dibuatlah rentang nilai atau skor dari angka 1 sampai dengan angka 4, dengan keterangan angka 1 menunjukkan nilai kurang sekali (KS), angka 2 menunjukan nilai kurang (K), angka 3 menunjukan nilai baik (B), dan angka 4 menunjukan nilai baik sekali (BS). Adapun penilaian komponen kemampuan gerak rollkip adalah : 1. Komponen awal
Nilai 4 : Apabila dari sikap awal mulai dari berdiri setengan jongkok meletakkan kedua tapak tangan di matras dagu merapat kedada. Nilai 3 : Apabila dari sikap awal mulai berdiri setengah jongkok Meletakkan kedua tapak tangan di matras dagu tidak merapat ke Dada. Nilai 2 : Apabila dari sikap awal berdiri setengah jongkok kedua tapak tangan terlalu melebar Nilai 1 : apabila dari sikap awal berdiri setengah jongkok kedua tapak tangan terlalu lebar dan pandangan nya kedepan. 2. Komponen pelaksanaan Nilai 4 : Apabila tengkuk menempel kematras dengan tolakan kedua tangan Sehingga kedua kaki melecut bagian tubuh dari punggung kekepala terangkat keatas posisi tubuh kayang di udara. Nilai 3 : Apabila tengkuk menempel kematras dengan tolakan kedua tangan Sehingga kedua kaki melecut bagian tubuh dari punggung kekepala terangkat keatas posisi kaki lurus. Nilai 2 : Apabila tengkuk menempel kematras dengan tolakan kedua tangan Sehingga kedua kaki melecut bagian tubuh dari punggung kekepala tidak ter angkat. Nilai 1 : Apabila tengkuk menempel kematras dengan tolakan kedua tangan Sehingga kedua kaki melecut lurus bagian tubuh dari pinggang ke kepala tidak terangkat. 3. Komponen posisi ahiran Nilai 4 : Apabila tengkuk menempel kematras dengan tolakan kedua tangan
Sehingga kedua kaki melecut bagian tubuh dari punggung kekepala terangkat keatas sehingga mendarat dengan kedua kaki dalam posisi jongkok kemudian berdiri tegak. Nilai 3 : Apabila tengkuk menempel kematras dengan tolakan kedua tangan Sehingga kedua kaki melecut bagian tubuh dari punggung kekepala terangkat keatas . sehingga mendarat dengan kedua kaki dalam posisi jongkok kedua tangan menyentuh matras di belakang. Nilai 2 : Apabila tengkuk menempel kematras dengan tolakan kedua tangan Sehingga kedua kaki melecut bagian tubuh dari punggung kekepala terangkat keatas, mendarat tidak dengan dua kaki. Nilai 1 : Apabila tengkuk menempel kematras dengan tolakan kedua tangan Sehingga kedua kaki melecut bagian tubuh dari punggung kekepala tidak terangkat keatas, mendarat tidak dengan dua kaki.
G. Analisis Data Setelah data terkumpul melalui tindakan dan observasi di setiap siklus selanjutnya data dianalisis, untuk melihat kualitas hasil tindakan di setiap siklus digunakan rumus yang dikemukakan Subagio dalam Surisman, (1997) f N
P
x 100
%
Keterangan : P
:
Persentase keberhasilan
F
:
Jumlah siswa yang melakukan gerak dengan benar
N
:
Jumlah siswa yang mengikuti tes
Untuk melihat keefektipan hasil tindakan pada PTK ini digunakan perhitungan yang dikemukakan oleh Goodwin dan Coates, dalam Surisman (1997) dengan rumus sebagai berikut;
Hasil Pembelajaran
Keterangan : E = Efektifitas hasil pembelajaran Xn = Rerata nilai akhir siklus ke tiga Xi = Rerata tes awal/ tes sebelum tindakan Bila hasil perhitungan meningkat 50 % ke atas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif.