i
STATUS ANEMIA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA/I MADRASAH ALIYAH PESANTREN AL-HAMIDIYAH DEPOK
FITRIANISA TIARANTI
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Status Anemia dan Prestasi Belajar Siswa/i Madrasah Aliah Pesantren Al-Hamidiyah Depok adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2016
Fitrianisa Tiaranti NIM I14134020
iv
v
ABSTRAK FITRIANISA TIARANTI. Status Anemia dan Prestasi Belajar Siswa/i Madrasah Aliah Pesantren Al-Hamidiyah Depok. Dibimbing oleh LILIK KUSTIYAH dan REISI NURDIANI. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari status anemia dan prestasi belajar siswa/i Madrasah Aliah Pesantren Al-Hamidiyah Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan melibatkan 63 siswa dan dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2016. Contoh adalah siswa dan siswi kelas satu Madrasah Aliah Pesantren Al-Hamidiyah Depok. Pengumpulan data karakteristik contoh, sosial ekonomi keluarga, dan konsumsi pangan dilakukan dengan cara pengisian kuesioner; kadar hemoglobin contoh didapatkan dengan menggunakan alat Easy Touch GcHb; dan prestasi belajar diestimasi berdasarkan nilai rata-rata ujian tengah semester yang diperoleh dari sekolah. Hasil studi menunjukkan bahwa tingkat kecukupan energi dan zat gizi dari kedua kelompok contoh masih dibawah standar AKG 2013 dengan tingkat kecukupan energi (68.4%), protein (78%), kalsium (27.4%), fosfor (44.4%), vitamin C (25.4%), dan zat besi (63%), kecuali vitamin A (128.2%). Sebagian besar contoh (65.1%) mengalami anemia dan lebih dari tiga perempat (73.2%) contoh yang anemia adalah perempuan. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan positif antara tingkat kecukupan zat besi dengan kadar Hb (p<0.05, r=0.522) tetapi tidak terdapat hubungan antara tingkat kecukupan protein dengan kadar Hb (p>0.005, r=0.078). Tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0.05) prestasi belajar dan tingkat kecukupan zat besi antara contoh anemia dan contoh yang tidak anemia. Kata kunci: prestasi belajar , remaja, status anemia
ABSTRACT FITRIANISA TIARANTI. Anemia Status and Academic Achievement of Madrasah Aliah Students Al-Hamidiyah Depok Boarding School. Supervised by LILIK KUSTIYAH and REISI NURDIANI. The purpose of this study was to analyze anemia status and academic achievement of Madrasah Aliah students Al-Hamidiyah Depok Boarding School. This cross-sectional study involved 63 subjects and conducted on FebruaryMarch 2016. Subjects were first grade students of Madrasah Aliah Al-Hamidiyah Depok Boarding School. Subjects characteristics, family socio economics and food consumption of the subjects were collected by filling out of questionnaire; hemoglobin level was collected by Easy Touch GcHb; and average score of mid term-test were collected from school and it’s used as estimated academic achievement. The result showed that adequacy level of energy and nutrient’s subjects were below RDA 2013 which adequacy level of energy about 68.4%, protein about 78%, calcium about 27.4%, phosphor about 44.4%, vitamin C
vi
about 25.4%, and iron about 63%, except vitamin A about 128.2%. Most of subjects (65.1%) were anemia and most of them (73.2%) were female. There was significant correlation between adequacy level of iron and hemoglobin level (p<0.05, r=0.522) but there was not significant correlation between adequacy level of protein with hemoglobin level (p>0.005, r=0.078). Academic achievement and adequacy level of iron of anemic subjects were not significantly different from non-anemic subjects. Keywords: academic achievement, adolescents, anemia status
vii
STATUS ANEMIA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA/I MADRASAH ALIYAH PESANTREN AL-HAMIDIYAH DEPOK
FITRIANISA TIARANTI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Program Studi Ilmu Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2016
viii
ix
x
xi
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam skripsi ini adalah anemia, dengan judul Status Anemia dan Prestasi Belajar Siswa/i Madrasah Aliah Pesantren Al-Hamidiyah Depok. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Lilik Kustiyah, MSi dan Reisi Nurdiani, SP, MSi selaku dosen pembimbing skripsi dan pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Ir. Budi Setiawan, MS selaku dosen penguji sidang skripsi yang telah memberikan masukan untuk perbaikan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Keluarga tercinta: Bapak (Mahtiyar Surdani), Ibu (Eko Poerwanti) dan Adik tersayang (Adila Naufal Purwandani) serta seluruh keluarga atas segala doa, dukungan moril dan kasih sayangnya. 4. Ibu Susi selaku laboran Departemen Gizi Masyarakat IPB yang telah membantu dalam mencari alat dan proses pengambilan darah selama turun lapang. 5. Teman-teman dekat : Tia Rindjani, Utari Diahningtyas, Ulfa Maesya Zulfia, dan Ade Widiantara yang telah membantu selama proses turun lapang. 6. Teman-teman dekat : Tia Rindjani, Utari Diahningtyas, Ulfa Maesya Zulfia, Nurul Hikmah, Nurzakiah Ulfah, Meiliana Hanrizon, dan Syska Dyta Violeta atas segala perhatian, dukungan, semangat dan motivasi yang selalu diberikan kepada penulis. 7. Kepala Sekolah, adik-adik MA kelas X, dan seluruh staff MA Pesantren Al-Hamidiyah Depok yang telah bersedia membantu dan menjadi subjek dalam penelitian ini. Tidak lupa penulis mohon maaf atas segala kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Bogor, Agustus 2016
Fitrianisa Tiaranti
xii
xiii
DAFTAR ISI PRAKATA DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Hipotesis KERANGKA PEMIKIRAN METODE Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Batasan Istilah HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Karakteristik Contoh Karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga Konsumsi Pangan Asupan dan Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi Frekuensi Konsumsi Pangan Status Anemia Prestasi Belajar Hubungan antar Variabel Hubungan antara Karakateristik Sosial Ekonomi Keluarga dengan Uang Saku Contoh Hubungan antara Uang Saku dan Karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga dengan Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi Hubungan antara Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi dengan Status Anemia (Kadar Hb) Hubungan antara Status Anemia dengan Prestasi Belajar Hubungan antara Konsumsi Pangan dengan Prestasi Belajar SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP
v viii viii viii 1 1 2 3 3 3 3 3 3 5 5 5 6 7 10 11 11 12 13 14 15 18 20 21 24 24 25 26 26 27 27 27 28 29 39
xiv
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Jenis dan cara pengumpulan data Pengkategorian variabel Sebaran contoh berdasarkan karakteristik contoh Sebaran contoh berdasarkan karakteristik sosial ekonomi keluarga Rata-rata asupan energi dan zat gizi contoh Rata-rata tingkat kecukupan energi dan zat gizi contoh Sebaran contoh berdasarkan kategori tingkat kecukupan energi dan Rata-rata frekuensi konsumsi pangan Sebaran contoh berdasarkan status anemia Sebaran contoh berdasarkan status anemia dengan jenis kelamin Rata-rata nilai UTS berdasarkan status anemia dan pelajaran Sebaran contoh berdasarkan kategori UTS Hasil uji korelasi antara karakteristik sosial ekonomi keluarga dengan dengan karakteristik contoh
7 9 12 13 15 16 17 18 20 21 22 23 25
DAFTAR GAMBAR 1 Kerangka pemikiran status anemia dan prestasi belajar siswa/i Madrasah Aliyah Pesantren Al-Hamidiyah Depok 2 Kerangka penarikan contoh 3 Proses pengambilan darah 4 Tempat penyimpanan hidangan matang 5 Rak tempat menyimpan plato 6 Keran air minum 7 Ruang makan siswa/i di pesantren 8 Kegiatan makan siang siswa/i di ruang makan
4 6 37 37 37 37 38 38
DAFTAR LAMPIRAN 1 Uji hubungan (Spearman) antara karakateristik sosial ekonomi keluarga dengan uang saku 2 Uji hubungan (Spearman) antara uang saku dan sosial ekonomi keluarga dengan tingkat kecukupan energi dan zat gizi 3 Uji hubungan antara tingkat kecukupan energi dan zat gizi dengan status anemia (kadar Hb) 4 Uji hubungan antara tingkat kecukupan energi dan zat gizi dengan prestasi belajar 5 Dokumentasi
35 35
36 36 37
xv
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Sektor pendidikan dan kesehatan merupakan sektor utama dalam keberhasilan pembangunan dan perbaikan sumber daya manusia di suatu bangsa. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas ialah yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, dan kesehatan yang baik serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Bappenas 2011). Perbaikan SDM dapat dilakukan di berbagai bidang salah satunya yaitu di bidang gizi. Ekonomi, kesehatan, dan pendidikan merupakan tiga hal yang saling berkaitan dalam mempengaruhi status gizi masyarakat (Azwar 2004). Oleh karena itu, perbaikan SDM yang berkualitas dapat dilakukan sejak dini yaitu pada usia sekolah termasuk saat remaja (Candra 2013). Remaja merupakan kelompok umur yang rentan mengalami masalah gizi karena pada masa ini terjadinya proses pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, perubahan gaya hidup, kebiasaan makan, dan aktivitas yang tinggi. Hal tersebut akan meningkatkan kebutuhan zat-zat gizi yang harus dipenuhi pada masa remaja (Spear 2004). Masalah gizi pada remaja diantaranya yaitu defisiensi yodium, kurang energi dan protein (KEP), defisiensi vitamin A, dan anemia (Arisman 2010). FAO/WHO (2001) merekomendasikan cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah gizi yaitu dengan suplementasi, fortifikasi, perubahan perilaku makan, dan meningkatkan sanitasi kesehatan. Masalah gizi pada remaja dapat juga berpengaruh terhadap status gizi. Status gizi yang kurang baik saat remaja dapat mengakibatkan penurunan produktivitas serta prestasi belajarnya. Penelitian yang dilakukan pada remaja sekolah di Lampung menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar di sekolah. Siswa dengan status gizi normal cenderung memiliki prestasi belajar yang baik (Fauzi et al. 2014). Salah satu masalah gizi yang sering muncul pada anak remaja adalah anemia. Menurut Kemenkes RI (2013), anemia merupakan suatu keadaan ketika jumlah sel darah merah atau konsentrasi pengangkut zat gizi dan oksigen dalam darah (Hemoglobin/Hb) tidak mencukupi untuk kebutuhan fisiologis tubuh. Menurut WHO (2011) batas normal kadar hemoglobin untuk dapat dikategorikan anemia adalah berbeda antar kelompok umur, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis tertentu seperti kehamilan. Status anemia dapat diperoleh dengan penentuan kadar hemoglobin menurut Kemenkes RI (2011) yaitu untuk laki-laki <13 g/dL dan perempuan <12 g/dL. Defisiensi zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi. Anemia defisiensi zat besi disebabkan oleh rendahnya kadar hemoglobin di dalam tubuh akibat kurangnya ketersediaan zat besi yang merupakan salah satu komponen penting pembentuknya. Halterman et al. (2001) mengungkapkan bahwa defisiensi besi dapat mempengaruhi kinerja akademik seseorang di sekolah. Pengaruh anemia yang terjadi pada masa remaja dikhawatirkan akan berdampak buruk karena anemia dapat menyebabkan penurunan konsentrasi dalam belajar sehingga dapat menimbulkan rendahnya prestasi belajar pada remaja (Sediaoetama 2008).
2
Prevalensi anemia di Indonesia berdasarkan data Riskesdas tahun 2007 dan 2013 dengan kelompok umur 15-24 tahun yaitu sebesar 6.9% dan 18.4%. Hal tersebut menunjukkan bahwa prevalensi anemia di Indonesia menunjukkan peningkatan. Hasil penelitian terkait hubungan anemia dengan prestasi belajar yang dilakukan oleh Lestari dan Kurnia (2013) pada siswa kelas X SMA Muhammadiyah Boyolali menunjukkan bahwa siswa yang mengalami anemia memiliki prestasi belajar yang kurang sedangkan siswa yang tidak anemia memiliki prestasi belajar yang baik. Selain itu penelitian yang sama yang dilakukan oleh Annas (2011) pada siswa MTS Al Asror, Semarang menunjukkan bahwa dari 21 siswa yang mengalami anemia (81%) diantaranya memiliki prestasi belajar yang kurang dan (19%) siswa memiliki prestasi belajar yang baik. Sedangkan dari 44 siswa yang tidak anemia, 4.5% diantaranya memiliki prestasi belajar yang kurang dan 95.5% siswa mempunyai prestasi belajar yang baik. Supariasa et al (2012) mengungkapkan bahwa kadar hemoglobin dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa yang mengalami anemia akan menyebabkan konsentrasi belajar berkurang. Keadaan ini sangat disayangkan terlebih apabila terjadi pada remaja yang akan menjadi penerus bangsa. Menurut Wijayanti (2005), anemia merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan prestasi belajar seseorang. Anemia dapat menyebabkan berkurangnya konsentrasi dan semangat siswa saat belajar sehingga dapat menurunkan prestasi belajarnya karena prestasi belajar merupakan suatu pencapaian hasil yang diperoleh dari serangkaian proses belajar. Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang pada umumnya mewajibkan siswa/i nya tinggal di dalam asrama. Hal ini menuntut pesantren untuk menyediakan kebutuhan pangan siswa/i. Untuk menjamin kualitas dan kuantitas penyediaan makanan di asrama maka pesantren juga didukung memiliki ahli gizi. Pemenuhan konsumsi pangan siswa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status anemia. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji keterkaitan antara tingkat kecukupan energi dan zat gizi dengan status anemia (kadar Hb) dan prestasi belajar dengan prestasi belajar pada siswa/i yang tinggal di pesantren.
Perumusan Masalah
1.
2. 3. 4.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Apakah terdapat hubungan antara karakteristik sosial ekonomi keluarga dengan uang saku dan antara karakteristik sosial ekonomi keluarga dan uang saku dengan tingkat kecukupan energi dan zat gizi ? Apakah terdapat hubungan antara tingkat kecukupan energi dan zat gizi dengan status anemia (kadar Hb) ? Apakah terdapat hubungan antara status anemia (kadar Hb) dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi dengan prestasi belajar ? Apakah terdapat perbedaan pada tingkat kecukupan energi dan zat gizi, dan prestasi belajar antara contoh anemia dan tidak anemia?
3
Tujuan Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mempelajari status anemia dengan prestasi belajar siswa/i Madrasah Aliyah Pesantren Al-Hamidiyah Depok. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi karakteristik contoh dan sosial ekonomi keluarga. 2. Mengkaji tingkat kecukupan energi dan zat gizi contoh. 3. Menganalisis kadar hemoglobin (Hb) untuk menentukan status anemia contoh. 4. Mengidentifikasi prestasi belajar contoh. 5. Menganalisis hubungan antara karakteristik sosial ekonomi keluarga dengan uang saku dan antara karakteristik sosial ekonomi keluarga dan uang saku dengan tingkat kecukupan energi dan zat gizi. 6. Menganalisis hubungan antara tingkat kecukupan energi dan zat gizi dengan status anemia (kadar Hb) contoh. 7. Menganalisis hubungan antara status anemia dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi dengan prestasi belajar contoh.
Manfaat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang status anemia dan prestasi belajar siswa. Informasi tersebut dapat berguna bagi pesantren maupun orang tua siswa untuk dapat lebih memperhatikan konsumsi pangan siswa.
Hipotesis
1.
2. 3. 4.
Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Terdapat hubungan antara karakteristik sosial ekonomi keluarga dengan uang saku dan antara karakteristik sosial ekonomi keluarga dan uang saku dengan tingkat kecukupan energi dan zat gizi. Terdapat hubungan antara tingkat kecukupan energi dan zat gizi dengan status anemia (kadar Hb) contoh. Terdapat hubungan antara status anemia (kadar Hb) dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi dengan prestasi belajar contoh. Terdapat perbedaan pada tingkat kecukupan energi dan zat gizi serta prestasi belajar antara contoh anemia dan tidak anemia.
KERANGKA PEMIKIRAN Anemia merupakan suatu kondisi dimana kadar hemoglobin berada di bawah normal yaitu kurang dari 12 g/dL untuk perempuan dan kurang dari 13
4
g/dL untuk laki-laki (Kemenkes RI 2011). Anemia yang biasanya terjadi adalah anemia defisiensi besi. Terdapat dua penyebab terjadinya anemia defisiensi besi yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Salah satu penyebab langsung terjadinya anemia karena kurangnya konsumsi pangan sumber zat besi. Berdasarkan kerangka UNICEF (1998) faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan secara langsung yaitu ketersediaan dan pola konsumsi rumah tangga, pola asuh, pemberian ASI atau MPASI, pola asuh psikososial, penyediaan MPASI, serta kebersihan dan sanitasi. Pada penelitian ini, faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan antara lain karakteristik contoh dan karakteristik sosial ekonomi keluarga.
Keterangan : : Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti : Hubungan yang dianalisis : Hubungan yang tidak dianalisis
Gambar 1 Kerangka pemikiran status anemia dan prestasi belajar siswa/i Madrasah Aliyah Pesantren Al-Hamidiyah Depok Salah satu karakteristik contoh yaitu besarnya uang saku dapat mempengaruhi konsumsi pangan. Demikian juga karakteristik keluarga seperti tingkat pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, dan besar keluarga dapat mempengaruhi konsumsi pangan dan lebih lanjut dapat menentukan asupan energi dan zat gizi seseorang. Semakin besar uang saku, maka semakin besar peluang contoh untuk dapat membeli makanan dan minuman dalam jumlah dan jenis yang bervariasi. Tingkat pendidikan orang tua yang semakin tinggi dengan gaji yang lebih tinggi dapat mempengaruhi penyediaan fasilitas belajar contoh. Penyediaan
5
fasilitas belajar yang disediakan oleh orang tua dapat berupa buku pelajaran, komputer atau laptop, dan akses internet. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan pendapatan orang tua, maka penyediaan fasilitas belajar dapat lebih baik dan lengkap. Penyediaan fasilitas belajar yang disediakan oleh orang tua dapat mempengaruhi proses belajar yang akhirnya akan berdampak pada prestasi belajar contoh di sekolah. Namun demikian, penyediaan fasilitas belajar pada contoh tidak dikaji dalam penelitian ini. Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal seperti keadaan fisik, minat, motivasi, konsentrasi, dan status gizi. Faktor eksternal seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Faktor internal dan eksternal tidak diamati dalam penelitian ini. Status gizi termasuk di dalamnya adalah kadar hemoglobin contoh dapat menentukan status anemia contoh yang lebih lanjut dapat mempengaruhi prestasi belajar. Kadar hemoglobin merupakan salah satu faktor yang dapat dipengaruhi oleh konsumsi pangan sehingga jika konsumsi pangan baik yaitu tepat dalam jumlah dan jenisnya maka kadar hemoglobin akan baik juga sehingga tidak anemia. Status anemia juga dapat dipengaruhi oleh faktor riwayat kesehatan seperti penyakit kronik, penyakit infeksi, dan pola mentruasi khusus bagi contoh yang berjenis kelamin perempuan. Namun riwayat kesehatan tidak diamati dalam penelitian ini.
METODE Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu penelitian yang pengukuran variabel-variabelnya dilakukan dalam satu waktu. Lokasi penelitian dipilih berdasarkan purposive di Pesantren Al-Hamidiyah, Depok, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Maret 2016. Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Contoh dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas X IPA dan IPS Madrasah Aliyah (MA) Al-Hamidiyah Depok. Jumlah contoh ditentukan dengan menggunakan rumus Lemeshow dan David (1997) dengan perhitungan sebagai berikut : n
≥ (Zα2 x p x q) d2 ≥ (1.962 x 0.184 x 0.816) 0.12 ≥ 58
6
Keterangan: n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan Zα2 = Tingkat kemaknaan pada taraf nyata 95% (1.96) p = Proporsi (prevaleni anemia di Indonesia pada kelompok usia 15-24 tahun menurut Riskesdas 2013 yaitu 18.4%) q = (1-p) d = Presisi (limit error) atau kesalahan yang dapat ditaksir = 0.1 Total contoh penelitian ini pada awalnya berjumlah 98 contoh yang merupakan keseluruhan siswa kelas X MA. Pengukuran antropometri yaitu pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan kepada seluruh siswa. Saat proses pengukuran kadar Hb tidak semua siswa bersedia untuk diambil darahnya dan jumlah contoh yang bersedia diambil darah sebanyak 82 contoh. Selain itu terdapat siswa yang tidak hadir saat pengambilan darah. Data konsumsi recall 1x24 jam yang terkumpul berjumlah 63 contoh karena keterbatasan ketersediaan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah. Kerangka penarikan contoh dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Kerangka penarikan contoh
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dan pengisian kuisoner yang sudah dipersiapkan oleh peneliti. Data primer meliputi karakteristik contoh, karakteristik sosial ekonomi keluarga, data konsumsi pangan, dan status anemia berdasarkan kadar Hb contoh. Data karakteristik contoh meliputi usia, jenis kelamin, dan besarnya uang saku. Data karakteristik sosial ekonomi keluarga meliputi tingkat pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, dan besar keluarga. Data sekunder
7
yang dikumpulkan yaitu daftar nama contoh, keadaan umum sekolah, dan daftar hasil nilai UTS contoh. Data karakteristik contoh dan karakteristik sosial ekonomi keluarga akan dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner yang diisi sendiri oleh contoh setelah diberikan penjelasan dan dipandu oleh peneliti. Data konsumsi pangan didapatkan berdasarkan hasil wawancara dengan pengisian kuisioner berupa Food Recall 1x24 jam. Sedangkan data kebiasaan makan pada contoh diukur dengan menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ). Namun karena hasil kuisioner SQFFQ tidak sesuai dengan harapan sehingga pada penelitian ini hanya digunakan pada frekuensi konsumsi pangan saja tanpa jumlah konsumsi untuk mengetahui kebiasaan makan contoh. Status anemia contoh didapatkan dari pengukuran kadar hemoglobin (Hb) yang dilakukan secara langsung oleh tenaga ahli paramedis yang sudah berpengalaman. Prestasi belajar contoh didapatkan dari hasil nilai UTS murni. Jenis dan cara pengumpulan data secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data No
1
2
Variabel
Karakteristik contoh
Karakteristik sosial ekonomi keluarga
Data - Usia - Jenis Kelamin - Besarnya uang saku
- Tingkat pendidikan orang tua - Pendapatan keluarga - Besar keluarga
Konsumsi pangan
- Jenis pangan - URT - Berat
Kebiasaan makan
- Frekuensi makan - Berat
Status anemia
- Kadar hemoglobin (Hb)
Prestasi belajar
- Nilai UTS murni mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris
3
4
5
Cara Pengumpulan Pengisian kuesioner
Pengisian kuesioner
Wawancara dengan alat bantu kuisioner dengan metode Food Recall 1x24 jam Wawancara dengan alat bantu kuisioner dengan metode Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQFFQ) Pengukuran langsung melalui pengambilan darah menggunakan metode finger prick dengan alat Easy Touch GcHb Data sekunder yang diperoleh dari sekolah
Pengolahan dan Analisis Data Proses pengolahan data dan analisis data meliputi editing, coding, entry, dan analisis. Data yang diperoleh kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel, dan dianalisis menggunakan program Microsoft Excell 2007 dan SPSS versi 16.00 for windows.
8
Karakteristik contoh meliputi usia, jenis kelamin, dan besar uang saku. Usia contoh berada pada rentang 16-17 tahun. Jenis kelamin contoh dibedakan menjadi laki-laki dan perempuan. Besarnya uang saku akan dikategorikan berdasarkan rata-rata standar deviasi dari seluruh contoh. Uang saku contoh diambil berdasarkan per hari. Tingkat pendidikan orang tua pada penelitian ini dikategorikan menjadi < Perguruan Tinggi (PT) dan ≥ Perguruan Tinggi (PT). Pendapatan keluarga (Rp/bulan) berdasarkan BPS (2010) yaiu rendah (< Rp 1000 0000), cukup (Rp1 000 000-Rp 2 499 000), tinggi (Rp 2 500 000-Rp 4 000 000), dan sangat tinggi (>Rp 4 000 000). Besar keluarga dikategorikan berdasarkan BKKBN (2009) menjadi keluarga kecil (≤ 4 orang), sedang (5-7 orang), dan besar (≥8 orang). Pengkategorian variabel dapat dilihat pada Tabel 2. Kebiasaan makan contoh diukur menggunakan SQFFQ yang dihitung berdasarkan frekuensi makan per hari, per minggu, atau per bulan. Konsumsi pangan dan asupan energi dan zat gizi lainnya diukur berdasarkan Food Recall 1x24 jam. Food Recall pada penelitian ini dilakukan hanya 1x24 jam dikarenakan keterbatasan waktu yang diizinkan oleh pihak sekolah sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan Food Recall 2x24 jam. Konsumsi zat gizi yang dihitung yaitu energi, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A, vitamin C, dan zat besi. Variabel tersebut dihitung dengan mengkonversi gram makanan ke dalam bentuk zat gizi menggunakan daftar komposisi bahan makanan (DKBM). Konversi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Hardinsyah dan Briawan 1994): KGij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100) Keterangan: KGij = Kandungan zat gizi i dalam bahan makanan j Bj = Berat makanan j yang dikonsumsi (g) Gij = Kandungan zat gizi dalam 100 g BDD bahan makanan j BDDj = Bagian bahan makanan j yang dapat dimakan Tingkat kecukupan energi (TKE) dan tingkat kecukupan zat gizi (TKG) dihitung berdasarkan angka kecukupan. Rumus tingkat kecukupan zat gizi sebagai berikut: TKE dan TKG =
asupan energi dan zat gizi X 100% kecukupan energi dan zat gizi menurut AKG
Untuk menentukan angka kecukupan gizi pada individu dilakukan dengan koreksi berat badan. Faktor koreksi berat badan pada contoh dengan status gizi normal dengan membandingkan berat badan aktual dengan berat badan ideal dikalikan dengan angka kecukupan energi dan zat gizi berdasarkan AKG yang dianjurkan. Sedangkan pada contoh dengan status gizi kurus atau gemuk hanya disesuaikan dengan angka kecukupan gizi menurut kelompok umurnya. Berdasarkan pada acuan Departemen Kesehatan RI (2003), tingkat kecukupan energi dan protein dikelompokkan menjadi lima yaitu defisit tingkat berat (<70% AKG), defisit tingkat sedang (70%-79% AKG), defisit tingkat ringan (80%-89% AKG), cukup atau normal (90%-119% AKG), dan kelebihan (>120% AKG). Pada
9
penelitian ini kategori tingkat kecukupan dikategorikan menjadi lebih (>120% AKG), normal (90%-119% AKG), dan defisit (<70% AKG). Tingkat kecukupan kalsium, fosfor, vitamin A, vitamin C, dan besi dikelompokkan menjadi cukup (≥77% AKG) dan kurang (< 77% AKG) (Gibson 2005). Status anemia contoh dapat diketahui berdasarkan kadar hemoglobin (Hb) darah. Kadar Hb ditentukan berdasarkan jenis kelamin dan dikategorikan menjadi dua yaitu anemia (laki-laki <13 g/dL dan perempuan <12 g/dL) dan normal (lakilaki ≥13 g/dL dan perempuan ≥12 g/dL) (Kemenkes RI 2011). Hasil nilai ujian UTS murni berdasarkan hasil nilai UTS untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. Hasil nilai UTS menurut Syah (2010) dikategorikan menjadi kurang (50-59), cukup (60-69), baik (70-80), dan sangat baik (80-100). Pada penelitian ini hasil nilai ujian contoh dapat dikategorikan menjadi baik (≥70) dan tidak baik (<70). Pengkategorian variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Pengkategorian variabel Variabel
Karakteristik contoh
Jenis data Jenis kelamin Umur Uang saku
Karaketeristik sosial ekonomi keluarga
Konsumsi Pangan
Status anemia
Prestasi belajar
Tingkat pendidikan orang tua Besar keluarga (BKKBN 2009) Pendapatan keluarga (BPS 2010)
Jenis dan frekuensi makan
Kadar Hb (Kemenkes RI 2011)
Nilai UTS murni (Syah 2010)
Kategori pengukuran a. Laki-laki b. Perempuan a. 16 tahun b. 17 tahun Berdasarkan rata-rata seluruh contoh a. < Perguruan Tinggi b.≥ Perguruan Tinggi a. Kecil (≤4 orang) b. Sedang (5-7 orang) c. Besar (≥8 orang) a. Rendah (