PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN PENERAPAN VARIASI MENGAJAR PADA SISWA/I KELAS VIII SMP KARTIKA 1 – 2 MEDAN
MAHMUDDIN MATONDANG Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi Universitas Negeri Medan Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kartika 1 – 2 Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, dimana setiap siklus berisikan tindakan berupa penerapan variasi belajar yang disesuaikan dengan materi pelajaran. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas VIII SMP SMP Kartika 1 – 2 Medan Tahun Ajaran 2015/2016 dengan subjek penelitian sebanyak 27 orang. Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan kelas (Classroom Action Research). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini maka dilakukan tes hasil belajar I dan tes hasil belajar II yang berbentuk aplikasi teknik menggiring bola dalam permainan sepak bola sebanyak dua kali pertemuan. Setelah data terkumpul dan dilakukan analisis pada penilaian proses maka diperoleh hasil analisisnya : Pada siklus I setelah tes hasil belajar I dapat dilihat bahwa dari 27 orang siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini, ternyata hanya 10 orang siswa (40,74%) yang sudah memiliki ketuntasan belajar, sedangkan selebihnya yaitu 17 orang siswa (59,26%) belum memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata – rata yang diperoleh hanya mencapai 75,00. Pada siklus II dapat dilihat bahwa ternyata dari 27 orang siswa, terdapat 25 orang siswa yang tuntas (92,59%) yang sudah memiliki ketuntasan belajar, sedangkan selebihnya yaitu 2 orang siswa (7,41%) belum memiliki ketuntasan belajar. Nilai rata – rata yang diperoleh hanya mencapai 83,95. Penilaian hasil teknik menggiring bola yang dilakukan dengan menggiring bola dengan mengelilingi cone. Pada sirklus I rata – rata kelas VIII mampu menggiring bola mengelilingi cone selama 23,86 detik dimana termasuk dalam kategori cukup. Pada sirklus II rata – rata kelas VIII mampu menggiring bola mengelilingi cone selama 21,38 detik dimana termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan hal itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan variasi belajar dapat meningkatkan hasil belajar menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa kelas VIII SMP Kartika 1 – 2 Medan Tahun Ajaran 2015/2016.
Kata kunci: Hasil Belajar Menggiring Bola, Variasi Mengajar
PENDAHULUAN Sekolah
tergantung pada proses belajar mengajar di merupakan
lembaga
kelas. Kegiatan belajar mengajar bertujuan
pendidikan yang mempunyai tugas untuk
untuk
menghantarkan
perubahan tingkah laku yang diinginkan.
mengembangkan
peserta
didik
pada
Pengertian ini kelihatan cukup
dipercaya
simpel dan sederhana, akan tetapi bila
sebagai satu-satunya cara agar manusia
pengertian ini ditelaah lebih dalam, maka
pada zaman sekarang dapat hidup lebih
akan terlihat lebih rumit dan begitu
baik
datang.
kompleksnya proses yang dituntut dalam
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat
mengelola pelajaran itu sendiri. Hal ini
Sekolah
dimasa
yang
potensi
peserta
yang
dimilikinya.
segala
didik
membawa
juga
akan
bisa dipahami karena membawa peserta
memperoleh
didik ke arah perubahan yang diinginkan.
keterampilan jasmani, pertumbuhan fisik,
Dalam proses pembelajaran di sekolah
kecerdasan
terdapat
Sebagai
banyak
unsur
yang
saling
kemampuan
dan
sub
dan
pertumbuhan
sistem
dari
watak.
pendidikan
berkaitan dan menentukan dalam proses
nasional, kegiatan jasmani di sekolah
belajar mengajar. Unsur-unsur tersebut
wajib diikuti oleh semua siswa.
adalah pendidik (guru), peserta didik
Guru pendidikan jasmani
(siswa), kurikulum pengajaran, tes dan
perlu
lingkungan. Siswa sebagai subjek dalam
merespon gejala ini, tidak mengangap hal
proses pembelajaran tersebut juga sangat
ini sebagai hal biasa. Apalagi hal ini
berperan
dibiarkan
dalam
keberhasilan
belajar
mengajar.
perhatian
berlarut-larut
atau
dikhawatirkan
akan menurunkan hasil belajar siswa
Salah satu tugas pendidik atau guru adalah
memberikan
menciptakan
pembelajaran
yang
suasana dapat
proses
memotivasi
secara umum. Perlu dicari solusi yang tepat dalam masalah ini, agar siswa lebih tertarik
dalam
proses
pembelajaran
siswa untuk senantiasa belajar dengan baik
pendidikan jasmani, terutama pada materi
dan bersemangat. Suasana pembelajaran
sepak bola. Dalam hal ini salah satu
yang demikian akan berdampak positif
alternatif
dalam pencapain prestasi belajar yang
memecahkan masalah tersebut adalah
optimal, sehingga dapat membuat siswa
dengan melakukan variasi mengajar dalam
semangat dan tekun belajar.
menggajarkan materi sepak bola.
yang
dilakukan
dalam
Pendidikan jasmani memiliki peran
Dengan variasi mengajar terhadap
yang sangat penting dalam pengembangan
pembelajaran sepak bola diharapkan siswa
siswa.
Pendidikan
akan dapat lebih optimal dalam proses
sebagai
sarana
pengembangan
jasmani
berperan
pembinaan individu
dan
belajar.
Oleh
karena
itu,
dengan
maupun
dikenalkannya
variasi
mengajar
atau
kelompok dalam menunjang pertumbuhan
bentuk-bentuk
latihan
bermain
dari
dan perkembangan jasmani, kesehatan,
menggiring bola tersebut agar siswa lebih
mental, sosial, serta emosional yang serasi,
tertarik
selaras dan seimbang.
pembelajaran. Metode pembelajaran pada
dalam
mengikuti
proses
Pendidikan jasmani adalah suatu
menggiring bola yang baru, diterapkan
proses pendidikan yang dilakukan secara
bisa memperbaiki proses pembelajaran
sadar dan sistematis melalui berbagai
dalam menggiring bola pada permainan
aktivitas
sepak bola.
jasmani
dalam
rangka
Salah satu keterampilan yang harus dimiliki
oleh
menangani
seorang
kegiatan
guru
proses
yang belajar
gerakan atau mengerjakan sesuatu yang terlepas sama sekali dari permainan sepak bola.
mengajar dan kegiatan peningkatan hasil
Sepak
bola
modern
dilakukan
belajar adalah peguasaan tentang variasi
dengan keterampilan lari dan operan bola
mengajar. Pengalaman yang terlihat di
dengan gerakan-gerakan yang sederhana
lapangan
tentang
disertai dengan kecepatan dan ketepatan.
variasi mengajar merupakan hal yang baru
Aktivitas dalam permainan sepak bola
dan belum diketahui oleh guru pendidikan
tersebut dikenal dengan nama dribbling
jasmani.
(menggiring
bahwa
pengetahuan
Agar
standar
pembelajaran
pendidikan
kompetensi jasmani
diartikan
bola).
Menggiring
bola
dengan
gerakan
lari
dapat
menggunakan kaki mendorong bola agar
terlaksana sesuai dengan pedoman, maksud
bergulir terus menerus di atas tanah.
dan juga tujuan sebagaimana yang ada dalam
Menggiring bola hanya dilakukan pada
kurikulum, maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk memecahkan masalah tersebut dengan melakukan variasi mengajar
saat-saat yang menguntungkan saja, yaitu bebas dari lawan. Menggiring bola adalah keterampilan dasar dalam sepak bola, karena semua pemain harus mampu
dalam menggajarkan materi sepak bola yaitu
menguasai bola saat sedang bergerak,
menggiring bola.
berdiri atau bersiap melakukan operan atau
Pada dasarnya permainan sepak
tembakan.
untuk
Seiring dengan itu, Danny Mielke
menguasai bola dan untuk merebutnya
(2007:1) mengemukan bahwa “dribbling
kembali bila sedang dikuasai oleh lawan.
(menggiring bola) adalah keterampilan
Oleh karena itu, untuk dapat melakukan
dasar dalam sepak bola, karena semua
permainan sepak bola harus menguasai
pemain harus mampu menguasai bola pada
teknik-teknik dasar sepak bola yang baik.
saat sedang bergerak, berdiri atau bersiap
Untuk dapat menghasilkan permainan
melakukan
sepak bola yang optimal, maka seorang
Penggunaan dribbling (menggiring bola)
pemain harus dapat menguasai teknik-
dalam suatu permainan tergantung pada
teknik dalam permainan. Teknik dasar
bidang
bermain sepak bola adalah merupakan
lawan atau teman satu tim, kondisi
kemampuan untuk melakukan gerakan-
lapangan, dan tentu saja keterampilan serta
bola
merupakan
suatu
usaha
operan
permainan,
percaya diri.
atau
tembakan”.
kedekatan
dengan
kebosanan siswa sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan serta berperan secara aktif”. Penerapan mengadakan
keterampilan
variasi
harus
dilandasi
dengan maksud tertentu, relevan dengan Gambar 1. Dribbling Bola Dengan Kaki Bagian Dalam Menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif. Faktor kebosanan disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang
begitu-begitu
saja
akan
mengakibatkan perhatian, motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran, guru dan sekolah. Untuk itu diperlukan adanya keanekaragaman atau yang sering disebut variasi dalam penyaji kegitan belajar. Variasi
mengandung
makna
perbedaan. Dalam kegiatan pembelajaran, pengertian variasi merujuk pada tindakan dan
perbuatan
guru,
yang
disengaja
ataupun secara spontan, yang dimaksudkan untuk memacu dan mengikat perhatian siswa selama pelajaran berlangsung. Menurut J.J. Hasibuan, & Nodjiono (1984:44) bahwa : “Variasi dapat diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks belajar mengajar yang bertujuan mengatasi
tujuan yang ingin dicapai, sesuai dengan materi dan latar belakang sosial budaya serta
kemampuan
siswa,
berlangsung
secara berkesinambungan, serta dilakukan secara wajar dan terencana. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Kartika 1 - 2 Medan sesuai dengan jadwal pelajaran di kelas VIII yang menjadi subjek
penelitian. Permasalahan yang
dialami siswa adalah siswa belum paham dan tidak serius dalam pembelajaran Menggiring
Bola.
Pembelajaran
pendidikan jasmani dilakukan dalam dua siklus, pada setiap siklus pembelajaran dilakukan
dengan
penerapan
variasi
belajar. Berikut ini adalah deskripsi data hasil penelitian yang dimulai dari tes awal, tes siklus I dan tes siklus II. Adapun deskripsi data penelitian yang diperoleh dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.1. Deskripsi Penilaian Proses dan Penilaian Hasil Menggiring Bola
untuk indikator sikap kaki diperoleh rerata sebesar 2,07, indikator gerakan kepala 3,37, dan indikator gerakan tangan 3,56
No
Jlh
Hasil Belajar
1
Observasi
2
Sirklus I
3
Sirklus II
200 7,41 243 9,00 272 10,07
Penilaian Hasil Menggiring Bola 676,32 25,05 644,09 23,86 555,87 21,38
jumlah total hasil tes setiap indikator adalah 243 dengan rerata 9,00. Pada kolom penilaian hasil menggiring bola diketahui rata – rata siswa dapat melakukan teknik menggiring bola mengelilingi cone selama 23,86 detik yang termasuk dalam kategori
Dari tabel diatas dengan jumlah
cukup.
hasil
Hasil pembelajaran pada Sirklus II
observasi dari penilaian proses menggiring
menggiring bola, pada tabel diatas dengan
bola
jumlah siswa sebanyak 27 pada penilaian
siswa
sebanyak
27
diketahui
dengan tiga indikator yaitu sikap
kaki, gerakan kepala dan gerakan tangan
proses menggiring bola
dimana setiap indikator mempunyai nilai
indikator yaitu sikap kaki, gerakan kepala
maksimal
dan
4,
untuk
indikator
pada
gerakan
tangan
dengan tiga
dimana
setiap
observasi dimana sikap kaki diperoleh
indikator mempunyai nilai maksimal 4,
rerata sebesar 2,15, indikator gerakan
untuk indikator sikap kaki diperoleh rerata
kepala 2,74, dan indikator gerakan tangan
sebesar 3,19, indikator gerakan kepala
2,52 jumlah total hasil tes setiap indikator
3,48, dan indikator gerakan tangan 3,41
observasi adalah 200 dengan rerata 7,41.
jumlah total hasil tes setiap indikator
Pada kolom penilaian hasil menggiring
adalah 272 dengan rerata 10,07. Pada
bola diketahui rata – rata siswa dapat
kolom penilaian hasil menggiring bola
melakukan dribbling mengelilingi cone
diketahui
selama 25,05 detik yang termasuk dalam
melakukan
kategori kurang.
mengelilingi cone selama 21,38 detik yang
Hasil pembelajaran pada Sirklus I
rata
–
teknik
rata
siswa
dapat
menggiring
bola
termasuk dalam kategori baik.
menggiring bola, pada tabel diatas dengan
Tindakan
jumlah siswa sebanyak 27 pada penilaian
pembelajaran dengan penerapan variasi
proses menggiring bola
dengan tiga
belajar yang bertujuan meningkatkan hasil
indikator yaitu sikap kaki, gerakan kepala
belajar menggiring bola sehingga proses
dan
belajar
gerakan
tangan
dimana
setiap
indikator mempunyai nilai maksimal 4,
yang
mengajar
dilakukan
lebih
adalah
mudah.
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru sebagai pengajar dan peneliti sebagai
observer yang mengamati kesesuaian RPP
variasi yang baru yang akan mereka
dengan pelaksanaan yang telah disusun.
laksanakan. Pada saat tugas pembelajaran
Tindakan
guru
berlangsung masih banyak siswa yang
mengarahkan siswa ke lapangan dengan
belum memahami bentuk tugas dan juga
melakukan pemanasan. Setelah itu guru
variasi
menjelaskan
dan
contoh
dijelaskan sehingga masih banyak siswa
pelaksanaan
tekhnik
bola
yang melakukan tugas hanya sekedar
yang benar kepada siswa, kemudian guru
dikarenakan pada saat guru menjelaskan
menjelaskan bentuk, pelaksanaan, dan
masih
tujuan dari tingkatan tugas kepada siswa
memperhatikan, dan bercerita satu sama
pada
guru
lain. Setelah selesai melakukan tugas, guru
menjelaskan
jenis
memberikan kesempatan kepada siswa
bola,
siswa
untuk bertanya tentang hal-hal yang belum
diawali
awalnya
mencontohkan variasi
dengan
memberikan menggiring
tingkatan dan
mengiring
I,
memperhatikan variasi – variasi tersebut. Guru
menjelaskan
kembali
menggiring
banyak
bola
siswa
yang
telah
yang
tidak
mereka pahami.
tingkatan
Pembelajaran
menggunakan
variasi yang ke II, guru mencontohkan lagi
penerapan variasi belajar pada siklus I ini
tingkatan
belum sesuai yang diharapkan dan hasil
variasi
memperhatikan
ke
guru
II,
siswa
memperaktekkan
belajar
siswa
juga
masih
rendah.
tingkatan variasi ke II. Kemudian guru
disebabkan siswa masih belum serius
menjelaskan kembali tingkatan variasi ke
melakukan gerakan menggiring bola.
III, dan siswa memperhatikan guru dalam mempraktekkan tingkatan variasi ke III. Dan
selanjutnya
guru
Tabel 4.11. Deskripsi Perbandingan Tes Awal, Hasil Belajar I dan II Menggiring Bola
memberikan No
Hasil Tes
laksanakan dan siswa bebas memilih
1.
tingkatan variasi yang mana terlebih
2.
Tes Awal Hasil Belajar I Hasil Belajar II
kesempatan
kepada
siswa
untuk
melaksanakan variasi yang harus mereka
dahulu yang mereka laksanakan sesuai dengan kemampuan pada diri siswa. Variasi – variasi tersebut adalah tepukan
3.
Persentase Nilai Ratarata 7,41 % 40,74 %
92,59 %
Keterangan
Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas
dribbling, slalom dribbling dan bermain ekor keledai.
Setelah beberapa menit
Kemudian pada siklus II dapat
kemudian siswa diberikan kesempatan
dilihat bahwa telah ada peningkatan
untuk bebas memilih kembali tingkatan
aktifitas siswa dari siklus sebelumnya.
yang sudah memiliki ketuntasan belajar,
Dari tes hasil analisis yang dilakukan
sedangkan selebihnya yaitu 17 orang siswa
disimpulkan
(59,26%) belum memiliki ketuntasan belajar.
peningkatan
bahwa
telah
kemampuan
terjadi siswa.
Peningkatan ini terjadi setelah diberikan pembelajaran melalui penerapan variasi belajar yang dirancang pada siklus II yang beracuan pada refleksi dan pengalaman
Nilai rata – rata yang diperoleh hanya mencapai 75,00. Sedangkan pada siklus II dapat dilihat bahwa kemampuan siswa dalam melakukan tes
hasil
belajar
secara
klasikal
sudah
meningkat. Ternyata dari 27 orang siswa,
pada siklus I. Pada tes hasil belajar II nilai
terdapat 25 orang siswa yang tuntas (92,59%)
rata-rata hasil belajar siswa 83,95 dengan
yang sudah memiliki ketuntasan belajar,
tingkat ketuntasan 92,59% terlihat dari
sedangkan selebihnya yaitu 2 orang siswa
skor yang diperoleh dimana siswa mampu
(7,41%) belum memiliki ketuntasan belajar.
melakukan teknik menggiring bola pada
Nilai rata – rata yang diperoleh mencapai
saat tes hasil belajar.
83,95. Berdasarkan hasil peneltian tersebut
Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu sebesar 8,95 dan peningkatan
ketuntasan
klasikalnya
sebesar 51,85%, dilihat dari hasil belajar ini
maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan
variasi
mengajar
dapat
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar menggiring bola dalam permainan sepak
bola
dapat
ditingkatkan
dengan
penerapan variasi mengajar pada siswa kelas pada siswa kelas VIII
SMP Kartika 1 – 2
Medan Tahun Ajaran 2014/2015.
meningkatkan hasil belajar menggiring bola dalam permainan sepak bola pada
Saran Sebagai saran yang dapat diberikan
siswa kelas VIII SMP Kartika 1 - 2 Medan Tahun Ajaran 2015/2016.
peneliti adalah sebagai berikut :
Kesimpulan
1. Disarankan kepada seluruh Pendidikan
Berdasarkan
hasil
belajar
siswa
Jasmani
untuk
mempertimbangkan
terdapat peningkatan proses hasil belajar
penerapan variasi mengajar pada setiap
menggiring bola dalam permainan sepak bola
pembelajaran
dengan penerapan variasi mengajar pada siklus
disesuaikan dengan materi karena hal
I, setelah tes hasil belajar I dapat dilihat hasil belajar
siswa
dalam
melakukan
teknik
menggiring bola masih rendah. Dari 27 orang siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini, ternyata hanya 10 orang siswa (40,74%)
dimana
juga
harus
ini dapat membangkitkan semangat belajar siswa dan hasil belajar siswa. 2. Dari
hasil
kebanyakan mengajukan
penelitian siswa
ditemukan
tidak
pendapat
berani ataupun
pertanyaan tentang hal-hal yang belum
bola dalam permainan sepakbola karena
dimengerti secara
bisa meningkatkan hasil belajar.
langsung kepada
guru, dan tidak melakukan gerakan yang efektif ketika proses pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
berlangsung, maka disarankan kepada guru
yang
akan
melaksanakan
pembelajaran
diharapkan
dapat
mempelajari
bagaimana
cara
memotivasi berbicara
siswa
untuk
maupun
berani
bertanya,
dan
melakukan gerakan yang efektif. 3. Kepada seluruh elemen pendidikan untuk dapat mencoba melakukan model Penelitian
Tindakan
Kelas
(PTK)
Abdul Kadir Ateng (1992).Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Adang Suherman (2000). Dasar-Dasar Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Penataran Guru SLTP Setara D-III.
dengan menggunakan modifikasi media pembelajaran
dimana
dapat
memudahkan siswa dalam melakukan pembelajaran.
Agus
Kristiyanto (2010). Penelitian TIndakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan Jasmani dan Kepelatihan Olahraga. Sebelas Maret University Press.
4. Kepada para peneliti berikutnya agar mengembangkan gaya
mengajar
penelitian
tentang
inklusi
dengan
menggunakan kelompok sampel yang berbeda dimana agar metode atau gaya mengajar dapat digunakan secara tepat.
Giri Verianti, Bangbang Samsudar (2009). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Untuk Siswa SMP-Mts Kelas VII. Hamalik,Oemar (2010). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara
5. Kepada peneliti agar memperhatikan kemampuan motorik siswa di sekolah karena hal itu merupakan pertumbuhan dan perkembangan yang sangat penting untuk anak. 6. Kepada guru olahraga agar menambah variasi mengajar tepukan dribbing, slalom dribling dan bermain ekor keledai pada pembelajaran menggiring
Hamdani (2010). Strategi Belajar Mengajar. Penerbit CV. Mustika Bandung http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._P END._OLAHRAGA/1965090919 91021BAMBANG_ABDULJABAR/Ko nsep_Pendidikan_Jasmani_.pdf diakses oleh Tiopan pada tanggal 13 Maret 2013.
http://www.birdievents.com/badmintontips-trainings/how-to-executehigh-quality-short-serves.html diakses oleh Tiopan pada tanggal 13 Maret 2013. http://latifah04.wordpress.com/2008/04/03 /ptk diakses oleh Tiopan pada tanggal 20 Oktober 2012. http://www.scribd.com/doc/7422782/Skrip si-Hubungan-Motivasi-BelajarDengan-Hasil-Belajar-Siswa diakses oleh Tiopan pada tanggal 13 Maret 2013. http://penelitiantindakankelas.blogspot.co m/2009/03/model-pembelajaranpenemuan-terbimbing.html diakses oleh Ariat Sopren pada tanggal 13 Maret 2013. Icuk Sugiarto (2002). Total Badminton. CV Setyaki Eka Anugrah. PBSI Pengda DKI Jakarta. Muska Mosston, Sara Ashworth (2008). Teaching Physical Education. First Edition. Spectrum Teaching and Learning Institute. Sudjana
(2002). Metoda Bandung: Tarsito
Statistika.
Suharsimi Arikunto (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung Yrama Widia. Suryosubroto B. (2009). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Rusli Lutan (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Penataran Guru SLTP Setara D-III.
Rusli
Lutan (2000).Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Penataran Guru SLTP Setara D-III.