Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
I. AKTUARIA (A.1) MANAJEMEN RESIKO DALAM STRATEGI PERAWATAN ASET Erni D. Sumaryatie Fakultas Sains, Institut Teknologi Telkom Bandung
[email protected] ABSTRAK Biaya perawatan (maintenance cost) aset merupakan unsur biaya operasional dengan porsi yang besar dalam suatu fasilitas produksi, oleh karena itu perlu dilakukan suatu strategi perawatan yang efektif/tepat dalam pelaksanaannya. Salah satu metoda untuk menentukan strategi perawatan yang tepat untuk suatu aset adalah RCM (Reliability Centered Maintenance). Dalam aplikasinya, program RCM memiliki beberapa kendala, misal kendala waktu dan tenaga. Untuk mengatasi hal-hal tersebut dikembangkan suatu metoda yang merupakan modifikasi dari RCM, yaitu dengan mempertimbangkan manajemen resiko didalamnya, yang dikenal dengan Risk Based Maintenance (RBM) atau streamlined RCM. RBM terbukti dapat mereduksi kendala-kendala yang ditemukan dalam RCM, dan banyak diaplikasikan dalam berbagai industri di dunia. Kata kunci : perawatan (maintenance), RCM, RBM
1. Pendahuluan Biaya perawatan (maintenance cost) asset merupakan unsur biaya operasional dengan porsi yang besar dalam suatu fasilitas produksi, oleh karena itu perlu dilakukan suatu strategi perawatan yang efektif/tepat dalam pelaksanaannya. Banyak strategi perawatan yang saat ini digunakan oleh fasilitas-fasilitas produksi di dunia sejak puluhan tahun yang lalu, seperti fixed-based maintenance (preventive maintenance / PM) dan corrective maintenance (CM). Dengan perkembangan jaman, dimana kompleksitas peralatan semakin tinggi, pengetahuan akan peralatan semakin tinggi, strategi perawatan klasik (PM & CM) menjadi tidak cukup atau tidak efektif lagi. Oleh karena itu, akhir-akhir ini dikembangkan suatu metoda strategi perawatan yang lebih baik, yaitu RCM (Reliability Centered Maintenance), suatu strategi metoda yang didasarkan pada kehandalan (Reliability) masing-masing asset / peralatan. Dalam aplikasinya, RCM seringkali sulit tercapai karena keterbatasan waktu, tenaga, dan terutama keterbatasan history data masing-masing perlatan. Untuk mengatasi hal-hal tersebut dikembangkan suatu metoda yang merupakan modifikasi dari RCM, yaitu dengan mempertimbangkan manajemen resiko didalamnya, yang dikenal dengan Risk Based Maintenance (RBM) atau streamlined RCM.
6
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
2. Strategi Perawatan Asset Secara filosopi, perawatan terdiri dari unplanned maintenance / corrective maintenance (CM) untuk kondisi insidental terhadap mode kegagalan yang belum / tidak diprediksikan, dan planned maintenance, preventive maintenance (PM) dan predictive maintenance (PdM), untuk kondisi yang telah diketahui atau diprediksi. Strategi perawatan yang akhir-akhir ini banyak digunakan antara lain adalah RCM (Reliability Centered Maintenance) suatu strategi maintenance dengan mempertimbangkan kehandalan/reliabilitas masing-masing asset, dan RBM (Risk Based Maintenance) atau streamlined RCM. 2.1 Reliability Centered Maintenance (RCM) RCM (Reliability Centered Maintenance), perawatan berbasis kehandalan, adalah suatu prosedur untuk menentukan strategi perawatan berdasarkan teknik-teknik kehandalan/reliabilitas dan menggunakan metoda analisis tertentu seperti FMEA (Failure Mode and Effects Analysis). Tujuan dari RCM adalah melakukan program perawatan yang memenuhi : - Minimum biaya - Tujuan keselamatan dan lingkungan (safety & environment goals) - Tujuan operational (operational goals) Dalam aplikasinya, RCM agak sulit dilakukan karena diperlukan data sejarah asset (history data) yang cukup untuk analisis kehandalannya, dan pelaksanaanya pun memerlukan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Oleh karena itu, muncul metoda lain sebagai pemecahannya yang dikenal dengan RBM (Risk Based Maintenance), perawatan berbasis resiko, atau beberapa menyebutnya sebagai streamlined RCM. 2.2 Risk Based Maintenance (RBM) RBM (Risk Based Maintenance), perawatan berbasis resiko, adalah suatu prosedur untuk menentukan strategi perawatan berdasarkan resiko (risk) masing-masing asset. Resiko (risk), biasanya dibagi menjadi 3 kelompok atau kategori, yaitu high risk (H), medium risk (M), dan low risk (L), dimana risk (R) didefinisikan sebagai : R=P×C …(1) Dimana : R : Resiko (risk) P : probability of the event (likelihood) C : consequences (severity / impact) Persamaan (1) memperlihatkan bahwa resiko (risk) sangat tergantung pada peluang suatu kejadian akan terjadi, artinya seberat apapun konsekuensi suatu jenis kegagalan (failure mode) akan terjadi jika peluang terjadinya sangat kecil, maka akan diperoleh nilai R yang rendah. Secara umum, alat yang digunakan untuk menentukan tingkat resiko suatu asset dinyatakan dengan risk matrix, seperti yang digambarkan pada Gambar 1.
7
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
Gambar 1. Risk Matrix Dalam melakukan program RBM, risk (resiko) sangat memegang peranan penting p dalam menentukan asset mana yang akan diprioritaskan untuk dianalisis dan ditentukan strategi perawatannya. Prosedur pelaksanaan (diagram alur) RBM dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Diagram Alur RBM 8
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
3. Aplikasi Manajemen Resiko dalam Strategi Perawatan Asset Aplikasi strategi perawatan asset yang dilakukan terhadap sebuah plant perusahaan migas adalah dengan menggunakan manajemen resiko, Risk Based Maintenance, dengan langkahlangkah sebagai berikut :
1. Penyusunan risk matrix Risk matrix disusun berdasarkan kondisi, target/strategi perusahaan mengacu pada aturan regulasi dan ketentuan perusahaan yang berlaku, dan diperoleh 4 buah risk matrix : a. Safety risk matrix b. Environmental risk matrix c. Business risk matrix d. Follow cost (capital asset) risk matrix 2. System screening, pemilihan system yang akan dianalisis mengacu pada risk matrix yang telah disusun, dan diperoleh hasil : dari 37 system yang ada pada pusat pengolahan gas, terdapat 4 system dengan kategori low risk (L), 20 system dengan kategori medium risk (M), dan 13 system dengan kategori high risk (H). 3. Penyusunan FMEA, dari 37 system (4587 equipments/items) diperoleh hasil seperti pada Gambar 3.
Gambar 3. Items Risk Analysis Result 4. Menentukan maintenance task terhadap masing-masing equipments/items 9
Prosiding Seminar Nasional Statistika Universitas Padjadjaran, 13 November 2010
5. Kesimpulan RBM (Risk Based Maintenance), perawatan berbasis resiko, merupakan suatu cara menentukan strategi perawatan asset yang efektif. Dengan mempertimbangkan resiko, kita dapat membuat skala prioritas penanganan perawatan, dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan analisis pun dapat diminimumkan (sebagai perbandingan, analisis RCM telah dilakukan terhadap plant sejenis, dengan jumlah equipments hampir sama, dibutuhkan waktu selama 2 tahun untuk menyelesaikannya, sedangkan dengan RBM hanya 4 bulan saja)
6. Referensi [1] [2] [3]
ID-F-KI-00000-00000-00271 Hiu Kerisi RCM Final Report, Jakarta, 2007 Moubray, John, Reliability-centred Maintenance, 2nd edition, Butterworth-Heinemann, Oxford, 1997 Smith, Anthony M., Reliability-Centered Maintenance, McGraw-Hill, Inc., New York, 1993
10