Prosiding Pertemuan danPresentasi I/miah P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15Ju/i 1999
191
Buku II
PERBANDINGA]~ JALUR PEMBUATAN BAHAN BAKAR KERNEL UO2 MELALUI PROSES REKA Y ASA SENDIRI DAN PROSES KEMA
s
Sukarsono,Wardaya, BangunWasito, lndra Suryawan P3TM-Batan.Jl. BabarsariKotak Pas1008. Yogyakarta55010
ABSTRAK PERBANDINGAN JALUR PEMBUA TAN BAHAN BAKAR KERNEL UOz MELALUI PROSES REKA VASA SENDIRI DAN PROSES KEMA. Telah dilakukan studi perbandingan jalur pembuatan bahan bakar kernel UO2 melalui proses Nukem dan proses Kema. Mengacu pada pustaka tentang berbagai proses yang pemah diteliti dan dikembangkan, telah disusun suatu rangkaian proses (blok diagram) yang lebih sedemana dan hemal bahan yang memungkinkan untuk dikembangkan guna membuat bahan bakar kernel UO2 .Untuk menguji beberapa tahapan proses yang t4~lah disusun, maka dilakukan penelitian ini. Telah diperoleh kondisi optimum dati beberapa langkah prosesnya. Hasil tersebut dicoba dan dibandingkan dengan hasil yang telah diperols'h dati proses yang lain,yaitu proses KEMA. Dati hasil-hasil yang telah diperoleh menunjukkan bahwa jalur proses yang disusun dapat menghasilkan bahan bakar kernel UO2 dengan cukup meyakinkan. Hasil optimum yang diperoleh adalah menggunakan uranil nitrat 200 -250 ~r/l, dan penambahan PVA sebanyak 80 gl/. Lan/tan kemudian diaging selama 5 hati, kemudian digelasi menggunakan amoniak 5 M. Gel yang terbentuk dicuci dan direndam 6 jam menggunakan amoniak encer 5 %, dan diketingkan pada 80 DC, selanjutnya dikalsinasi pada 275 °c dan selanjutnya direduksi pada suhu 90o"C.
ABSTRACT COMPARISON STUDY ON PREPARATION OF UOl MICROSPHERES USING PROPOSED PROCESS AND KEMA ',S PROSESS. A comparison study on preparation of UO2 microspheres using proposed method and KEMA's process for High Temperature Reactor (HTR) fuel was done. Based on some methods for preparation of UO2 microspheres that have been applied in the laboratory and in the pilot scale, an altemative of more simple process flow sheet was prepared. In order to exi~mine some steps of processes in the flow sheet, some experimental works were carried out The optimum conditions of the processes have been obtained. The experimental optimum conditions, were compare to the result of KEMA processes. From the experimental results show that the prepared process route can be proceeded to prepare UO2 microspheres with sufficiently confidence. The optimum experiment results were uranyl nitrate used was 200-250 gII, with 80 g// addition. Solution then was gelled using column contain 5 M ammonia. Gel formed was washed by dilute ammonia (5%), dried at 800C and calsined at 275 DC. Microspheres then was reduced using H2 gas at 90ifc.
PENDAHULUAN B
ahan bakar kernel UOz sc~bagaibahan bakar Reaktor Temperatur Tinggi dapat dibuat dengan berbagai jalur proses yang pada umumnya melewati proses sol-gel clanmodifIkasinya. Bentuk bola yang dimiliki oleh kernel UOz dibentuk saat perubahan rase sol menjadi rase gel. Untuk mencapai maksud tersebut ada banyak kemungkirlan pelaksanaannya. Proses-proses tersebut didasarkan pada pembentukan tetes larutan sol y.mg tidak bercarnpur dengan rase medium, clan pacta saat yang sarna larutan sol diubah menjadi gel. Sebagai contoh
Sukarsono, dkk
larutan sol rase air menggunakanmedium rase organikatausebaliknya.(1,2,j';4,5,6). Proses sol-gel yang pernah diteliti menggunakan prinsip yang berbeda-beda. LaboratoriumORNL memakailarutan sol rase air yang mengandunguranium(IV) yang diteteskanke dalamkolom yang berisiraseorganik2 etil hexanol, sehinggaterjadi prosesextraksi air dan larutan sol berubah menjadi padatan gel(I); Proses yang dilakukandi Lab. KEMA Belandadan KF A Jerman larutan uranil nitrat distabilkan dengan urea dan diberi hexametilentetramin(HMTA) sebagaidonor amoniak (1,2),Larutan tersebutditeteskankedalam kolom minyak parafmpanassehinggaterjadi reaksi
TeknoloQi Proses
ISSN 0216-3128
192
Prosiding Perlemuan denPresentasi IImiah P3TM-BATAN, Yogyakarla 14-15Juli 1999
BukuII
peruraian HMTA yang men~~asilkanamoniak dan selanjutnyaterjadi reaksipen!~endapan uraniumoleh amoniak sehingga tetes larut~n berubah menjadi butir gel. Prosesyang dilakukan di Lab. NUKEM Jerman larutan uranil nitrat dicampurbahan aditif, emulgatordan parafm .Ketiganya diaduk sampai terbentuk emulsi yang tidak larut dalam rase air. Emu)si tersebutditeteskank,edalamkolom larutan amoniak sehinggaterjadi re~tksipengendapandan tetes emulsi berubah menjadi butir gel (3); Proses yang dilakukan di Jepang larutan sol uranium digelembungkan kedalam kolom CC4 yang mengandung amoniak. I~eaksi pengendapan berlangsung dan gelembung larutan sol berubah menjadi butir gel (6). Masih banyak proses-proses lain untuk membuat kernel yang tidak penulis sebutkan. Dalam pelaksana~mnya masing-masing proses mempunyaibanyak talhapan-tahapan proses disamping variabel proses dan operasi yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembentukan butir maupunstabilitasbutir. Berdasarkanhasil k~uiandan pengalaman laboratorium, kini sedangdilakukan upaya untuk mendapatkanjalur proses y~mg diharapkan lebih hemat terhadap jenis clan jumlah bahan yang dipakai, maupun lebih pendektahapanprosesnya. Blok diagram proses' yang direncanakanadalah sebagaiberikut.
TATA
KERJA
Bahan
yang
Larutan manit nitrat ( 200 gil uranium), Polivinilalkohol (PVA); LarutanAmoniak Alat
yang
digunakan
Pemanas daD Pengaduk magnet, Gelas beker daD alat-alat gelas yang lain, Kolom gelasi daD alat penetes
Cara kerja a. Membuatlarutan umpan,yaitu : menambahkan PVA ke dalam 1 liter larutan uranil nitrat sambil diaduk dan dipanaskansekitar 60 °C sampai larut,jumlah PVA dankadarU divariasi. b. Melakukanaging (membiarkan)terhadaplarutan umpansesuaidenganvariasiwaktu aging. c. Meneteskan larutan umpan ke dalam kolom larutan amoniak sesuai dengan variasi yang diharapkansehinggadiperolehbutir -butir gel. d. Mencucibutiran gel sesuaidenganvariasi yang dilakukan e. Mengeringkanbutiran gel pactasuhu80°c. f. Melakukan uji kalsinasi pacta suhu 275 °c selama3 jam dilanjutkansampai850°C. g. Dilakukan pengamatan hasil proses untuk mengevaluasidan menentukanvariabel proses yangbaik.
Lar.ur~H
HASIL
Gambar1. B/ok diagramproSE~pembuatan
ISSN 0216-3128
digunakan
DAN PEMBAHASAN.
BahanbakarR1T yang berupa kernel UO2 dapat dibuat melalui berbagai rangkaian proses. Dari pengkajianberbagaiproses pembuatanbahan bakar kernel UO2 disusun diagram alir alternatif yang lebih efisienuntuk prosestersebut(Gambar 1) dan dilanjutkan denganpenelitian untuk pengujian proses yang direncanakan tersebut. Variabelvariabelyang telah diteliti adalah pengaruhjumlah
Teknologi Proses
Sukarsono, dkk
~ !II
Prosiding Perlemuan danPresentasi /lmiah P3TM-BATAN, Yogyakarla 14-1S,,'uli 1999
Pacta penelitian pengaruh waktu aging, waktu aging larutan umpan (Iarutan UN -PYA) divariasi 0; I; 2; 3; 4; 5 dan 6 hari. Masing-masing larutan diproses seperti diatas dan dilanjutkan
PVA, konsentrasi larutan ur;~nil nitrat (UN), lama waktu aging, konsentrasi larutan amoniak, konsentrasi bahan pencuci clan waktu perendaman. Selanjutnya dilakukan uji kalsinasi pada suhu 275 °C selama 3 jam clan kalsinasi lebih lanjut pada suhu 850 °C selama 2 jam. Pada penelitian pengaruh jumlah PV A, dipilih larutan uranil nitrat dengan kadar 200 g/l uranium dengan variasi PYA 20; 40; 60; 80; 100 gram. Masing-masing ditambahkan ke dalam satu liter larutan uranil nitrat dan diaduk pactasuhu 60 °C hingga larut. Larutan yarlg diperoleh (tanpa dilakukan aging) diteteskan kl: dalam kolom larutan
dengan pengeringan pacta suhu 100 °c. Tabel3.
Stabilitas gel pada r hari I L~rendaman 1-=1,iTci rapuh,kuning erosikuninQ
[]:= I~ ll' ~
Pada pemakaian PVA 20 gil tidak terbentuk butir gel karena rase umPan masih mudah bercampur dengan rase medium akibatnya tidak terjadi tetes butir. Pada pemakalianPV A 40 gil, butir gel masih rapuh dan mudah pecah pada proses pencucian. Pada pemakaian PV A 60 gil, butir gel tampak bagus tetapi masih pe(;ah saat dicuci. Pada pemakaian PV A 80 gil, butir gel bagus dan stabil pada proses pencucian. Pada pemakaian PV A 100 gil, larutan umPan terlalu keJlltal sehingga waktu diteteskan tetes tampak berekor, demikian juga butir gel yang terbentuk. Untuk p,~nelitian selanjutnya dipilih pemakaian PVA 80 gil. Pada penelitian pengaruh konsentrasi uranium, kadar uranium divariasi 100; ISO; 200; 250; 300 dan 350 g/l, ditamba1180 gram PV A dan diproses seperti diatas. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 2.
j 6-l
350
Sukarsono, dkk
butir pecah
retak retak utuh utuh
-
Stabilit~s QelDada Sifatgelterbentuk IDeffindamanl.penqennQan tidakterbentuk butir 1 kunino.raDuh Erosi,hancur 3 I oranye, keny~r stabil Stabil I stabil I g~~~~~: ~~~~~!I Stabil 9" i oranye,kenyal Stabil stabil
No NH3, Lar.N
Butirgel Keberhasilan pemt.en- Stabilitas saatdicuci tukan butir gel Ti~k~rbentuk gel TidakterbentUk gL Terbentukbutir el, tlaQus , Butirpecah I Terbentuk butirgel,t~1 BulirlidakcecahI Terbentuk butirgel, tidak bulat I Terbentukbutir gel, rapuhI
I kenyal,orany~ stabil.oranye
~ ~
Tabel4. pengaruhlarutan amoniak terhadapsifat gel
Tabel 2. Pengaruh konsentrasi uranium terhadap keberhasilan pembentukan butir gel dan stabilitas gel saat dicuci
m
rapuh,kuningI ~enya!,oranye I kenyal,oran~ kenyal.oranv~ I stabil,oranyeI I.kenyaloranv~ stabil,oranye
Stabilitas gel pada ~nQerinqan Pecah
Pada Tabel 3 tampak bahwa waktu aging sangatberpengaruhterhadapsifatdan stabilitasbutir gel yang dihasilkan.Waktu aging yang diperlukan untuk menghasilkanbutir yang stabil sampaipada prosespengeringanadalahlima hari. Waktu aging diperlukan untuk membentuk larutan umpan homogen, karena serbuk Polivinilalkohol (PVA) sulit larut (terhidrolisa) dalam jumlah 80 gram dalam satuliter larutanuranil nitrat. PelarutanPVA yang belum sempuma mengakibatkanbutir gel mudah pecah pada saat pencucian/perendaman karena butir gel menyerapair yang mengakibatkan timbulnya tekanan dalam butir. Untuk penelitian selanjutnyadipilih lama waktuaging minimal 5 hari karena gel tidak pecah sampai pada proses pengeringan. Pada penelitian pengaruh variabel konsentrasi larutan amoniak dilakukan variasi konsentrasi1; 3; 5; 7 dan 9 M. Umpan yang telah dilakukan aging selama5 hari diproses seperti di atas.Hasil pengamatan sepertiterlihatpadaTabel4.
'-PYA Keberhasilanpemben-tukan Stabilitasbutir gel No saatdicuci butir ael , 11 i 1 20 ITidakterbentuk bUtlrgeT 2 40 Iterbentuk butirgel,rapuh Butirpecah I 3 60 terbentuk butirgel,bagus Butirpecah 4 80 terbentuk butirgel,bagus Butirtidakpecah 5 100 terbentuk butir el, berekor Butirtidakpecah
Kadar U-
Sifatgel terbentuk
~No aktul aging,
Pengaruh Jumlah PV A terhadap keberhasilan pembentukan butir gel
Jar.UN,g/l 100 1 I --1150
Pengaruh aging terhadap Sifat butir gel (medium gelasi larutan amoniak 5 N)
,
larutan amoniak 2,5 %. Hasil penelitian dapat dilihat pacta Tabel 1.
No
Hasil
pengamatanterlihat pactaTabel3.
amoniak 5 N. Gel yang diperoleh dicuci dengan
Tabell.
193
Buku 1/
I
1 12:1
I 5 I
Konsentrasiamoniakberpengaruhterhadap stabilitasbutir gel. Padakonsentrasiamoniak 1 N, tidak terbentukbutir gel karenareaksinya lambat, akibatnya tetes umpan tidak segera membentuk padatan/geldan masih berupa cairan pada saat mencapaidasarkolom. Padakonsentrasiamoniak3 N, butir yang terjadi rapuh karena reaksi yang
Teknologi Proses
ISSN 0216-3128
ProsidingPertemuandan Presentasittmiah P3TM-BATAN,Yogyakarta14 -15 Juti 1999
BukuII
194
terjadi belum sempurna" Sedangkan pacta konsentrasi5; 7 dan 9 N terbj~ntukbutir yang stabil. Hasil yang dipilih untuk penelitian selanjutnya adalahkonsentrasiamoniak5 N. Pada penelitian pengaruh bahan pencuci digunakanlarutanamoniak denganvariasi kadar 0; 1; 2; 3; 4 dan 5 % .Butir gel yang diperolehdari proses di atas dicuci dan direndam sampai6 jam dengan bahan pencuci yanl~ berbeda. Kemudian dikeringkan pada suhu 80 O(;dan dikalsinasipacta suhu 275 °C selama3 jam. fI[asil pengamatandapat dilihat pactaTabel5. Tabel5. Pengaruh bahan pencuci dan waktu perendamanterhadap stabilitas gel basil
selama 3 jam, daD direduksi pada suhu 900°C selama4 jam sehinggadiperoleh basil gel berupa butir VO2diametersekitar1rom. Kalau dibandingkan antara kedua cara seperti terlihat pada tabel 6, maka sampai tahap kalsinasimaka basil yang diperolehlebih baik pada prosesrekayasasendirimenggunakanPVA, Alasan untuk mengambilkesimpulan adalah basil butiran VO2 tidak banyakyang rusak, dan dengankisaran perubahanvariabel yang cukup besar, basil butir tetaputuh,tidak retak. Tabel6. Perbandingan basil penelitian proses denganPVA daDprosesKEMA. Prosesbaru
cucian Pencuci, % NH40H
Tidakperlusuhudingin
Perendaman,Qam),,jikeringkanpada80 °C dan dikalsinasipada275 OC
2
3
4
5
6
)!>aik-l-tlaikl~I~I~ikl I baikI
2
3
I baik .I baikI baik I t'aik I baikI baikI ~!_J
4
~Ibaik-l
5
baikI tlaikI baikI baikI baikI I baikI baikI
Dari penelitian variabel ini, semua gel tetap baik terhadap perlakuan penc:ucian dan tidak pecah pacta kalsinasi suhu 275 DC, namun terjadi sedikit perubahan bentuk dari benttlk bola menjadi agak pipih, Hal ini terjadi karena pacta saat dipanasi disamping terjadi penyusutan volume akibat terjadi dekomposisi juga mengalami tahapan gel menjadi lunak. Akibatnya butir gel yang posisinya diam bentuknya berubah karena ad;mya gaya berat. Untuk menghindari masalah tersebut dapat diupayakan pencarian suhu atau cara p'~manasan yang tepat, menggunakan tungku putar atau dengan sistem fluidisasi. Pacta Uji coba kalsinasi lanjutan pacta suhu 850 DCbutir tidak pecah.. Hasil penelitian dlengan menggunakan diagram alir seperti pacta gambar I, diatas, dapat dibandingkan dengan basil penelitian dengan menggunkan proses KEM!\ (6). Dengan proses KEMA, larutan yang digunakan adalah 500 gUn, dengan menggunakan aditif berupa urea dengan perbandingan Menurut penelitian yang terdahulu(7),dalam proses KEMA kondisi operasi yang paling baik adalah sbb: larutan unarlil nitrat digunakan konsentrasi 350-500 g/J. yang kemudian ditambahkan urea dengan perbandingan urea/U = 2, kemudian didinginkan sampa,i suhu dibawah 10DC. Larutan uranil nitrat kemudiatl ditambahkan HMT A dengan perbandingan HMT11.fU= 2,3 dan digelasi dalam kolom berisi parafm pacta suhu 60DC. Gel yang terbentuk kemudian clicuci dengan larutan amrnoniak 2,5 %, dikering~~an pacta suhu 100DC
ISSN 0216-3128
l~I~I~ltlajkl~rba[klbaik J~-,~i! J_~~I~I~~I~I_ba!k 1~1~lbaIk-11;aikTbalk
bahan
Pembuatan sol hanya perlu 1
I 18 i
I
0
ProsesKEMA Perlu suhu <100C pada
macambahan(~VA)
1
I
Pembentukan gelmudah
sulit, perlu
Prosesgelasipadasuhukamar umlahlangkahproseslebihkecil urna ang a iebuhbesar
proses
Dari perbandingankedua basil, berdasar pertimbanganbutiran U3Og yang dibuat, untuk sementara proses menggunakan PVA lebih menguntungkan.Perbandinganyang sesungguhnya juga semestingasetelah dilakukan uji metalurgi sepertipengujianmikrostruktur.
KESIMPULAN Telah disusundiagram alir alternatif untuk proses pembuatanbahan bakar kernel UO2 untuk bahan bakar RTT dan dilakukan penelitian untuk menguji keberhasilan serta untuk mendapatkan kondisi prosesyang baik pactajalur proses yang disusuntersebut. Dari penelitianyang telah dilakukan dapat disimpulkanbahwa untuk membuat gel yang baik dengandiagramalir yang disusundiperlukanumpan yang dibuatdari satuliter larutanuranil nitrat kadar U 200 g/l, ditambahPVA 80 g, dipanaskan60 °C dan diaduk sampai larut serta dilakukan aging selama5 hari. Pembentukangel dilakukan dengan meneteskan umpanke dalamkolom larutanamoniak 5 N. Pencuciangel dilakukandenganmenggunakan air atau larutan amoniak sampai 5 %. Psosesini mempunyai banyak keuntungan dibandingkan denganprosesKEMA. Pactauji kalsinasi, gel dikeringkan dulri pacta suhu 80 °c. Kalsinasi dibuat bertahappacta suhu 275 °c selama3 jam dan dilanjutkan pacta suhu 850 °c selama 2 jam, dihasilkan kernel
Teknologi Proses
Sukarsono,
dkk
Buku II
195
berwarna hitam yang tidak pecah namun bentuknya berubah menjadi agak pipih. Dari hasil-hasil yang diperoleh diatas jalur
proses yang direncanakan tersebut memberikan harapan yang sangat baik untuk diteliti daD dikembangkan lebih lanjut untuk proses pembuatan bahan bakar kernel UO2 untuk R'n".
DAFTAR
PUSTAE:A
1. NICKEL, "Entwicklung yon besichteten Brenstoffieilchen", KFA Bericht,JUL 687-RW (Augus 1970) 2. FORTHMAN, A., NOUMIDIS, H. NICKEL, "Untersuchung zur He~stelung kugelfonniger Brenstoffteilchen nacb Einem Sol-Gel Verfahren",KFA BerichrJUL-583 (Marz 1968) 3. GUNTER, G. K., "StanISof Qualification of High Temperature Reactor Fuel Elemen Spheres". Nuclear Tecrulology, Vol 69, Apr 1985 4. RINGEL H.D., "Washing of Gel Particle in Wet ChemicalManufactureof ReactorFuel Particle", Kernforschungsanlage Joelich G.m.b.H, Gennany1980. 5. TURNER C. W., "Cololld Chemistry and Its Aplication to the Productionof RecycledFuel by Sol-GelProcess".AECL-S:062,Ontario,1986 6. YAMAGASI, S. and TAKASHI, Y. "
Gambar3. Blok diagram proses emulsifikasi NUKEM
Preparationof ThO2 Sol Suitable for Gellation into MicrospheresIn CCIL~-Ammonia Media". Journal of Nuclear Science and Technology, Vol. 22 No. 11,pp. 915-916 7. ESTER WIJAY ANTI, PembuatanBahanBakar Kernel UO2 menurut Proses Kema", Fak. T. Nuklir UGM, Yogyakarta,1990.
LAMPIRAN
Sukarsono, dkk
Teknologi Proses
ISSN 0216-3128
196
Prosiding Pertemuan danPresentasi I'miah P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15Juli 1999
Buku II
Bangun Wasito
~ Dalarn penelitian ini tidak rnernakai r.J35 diperkaya. ~ Secaraproses sarna, karena sifat-sifat fisis r.J35dan r.J38sarna. Bedanya hanya pada neutronisnya.
Pembentukanbutirge.!,parafin95 .G
Endang S.:
~ Mohon dijelaskan mekanisme reaksi pada kondisi yang dipilih sehinggakondisi tersebut maksimum(baik). Bangun Wasito
~ Secara detail rnekanisrnereaksinya belurn diternukan.Narnundenganrnengacupustaka yang rnirip dengan in; dapat karn; tuliskan sbb.: H C
H
UOz(No,p
C
I OH
I -C
I
c -
0
2HNo,
U02 0 C
c
H
Sugondo ~ Apakah fungsi daripada penambahan PV A pada
TANYA
JAWAB
proses gel?
Sigit ~ Apa yang dimaksud dengan rekayasa sendiri? Apa metoda Nukem, atau yang ditemukan oleh Almarhum Jr. Wardaya? ~ Basil yang diperoleh ap;:lkah yang rekayasa sendiri? Bangun Wasito -<>-Metode ini tidak semuanya merupakan rekayasa sendiri, tetap'i sebagian mengacu pada proses yang telah ado dalam literatur. Namun demikian, dart pengalaman menunjukkan bahwa sebagian besar yang ada do/am literatur tidak dimasukkan, sebagai contoh masalah aging setelah pencampuran denganPV A. -<>-Proses yang paling de~;atdengan proses ini adalah proses Nukem, sehingga proses ini bisajuga disebut modifi'kasi Nukem. Imam Dahroni ~ Berapa tingkat pengayaarl uranium VZ35 dari cuplikan yang bapak gunakan? ~ Apakah perlakuan proses pembuatan gel VOz tersebut masih sarna apabil;l kadar VZ35-nya:!: 20 % bahkan lebih.
ISSN 0216-3128
Bangun Wasito -.c>Fungsi PVA sebagai agen pembentukan gel agar terjadi suatu jaringan polimer "crosslink ". M. Setyadji >- Mohon penjelasan makna bahan bakar kernel VOl yang dihasiIkan cukup meyakinkan. Apakah ada data analisis pendukung baik makro maupun mikro strukturnya, sehingga hasilnya lebih kuantitatir? Bangun Wasito -.c>Pada saat ini belum, tetapi dalam penelitian lanjutan tahun anggaran 1999/2000 pertanyaan anda dimasukkan dalam rencana. Damunir >- Vntuk membuat gel UOl dengan PV A diperlukan zat aditif (amoniak). Tetapi pada percobaan Bapak hanya menggunakan PV A saja. Diperoleh gel yang baik pada 200 sid 80 g/l PV A pada suhu 60 °C. Bagaimana kualitas gel VOl -PV A tanpa ditambah aditif dengan yang ditambah aditif?
Teknologi Proses
Sukarsono,
dkk
"
Prosiding Pertemuan danPresentasi Ilmiah P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15.Ju/i1999
Buku II
Bangun Wasito -<>-Dalam percobaan ini ammoniak sebagai donar NH) berasa! dari media yang digunakan yaitu narutan ammonia. Pada kondisi yang dipilih b;utir gel yang diperoleh mempunyai sifat fisik yang baik (butirnya, kekerasannya, dsb.). Abdul »
197
uraian tidak dibahas proses kema, sedangkan dalam kesimpulan ada perbandingan proses denganjalurrekayasasendiri.Mohondijelaskan. R. Sukarsono -<}.Proses kema yang dimaksud sudah dipublikasikan tersendiri, sehingga dalam makalah ini disebut hasilnya saja.
Latif
Dari dengan judul rekayasa berbunyi
Sukarsono, dkk
sendu'i. Perbandingan Kemudian
Jalur dalam
Teknologi Proses
ISSN 0216-3128