HUBUNGAN SIFAT KIMIA TANAH TERHADAP KUALITAS BUAH JERUK DI LAHAN RAWA LEBAK (Relationship Between Characteristics of Soil Chemistry and Quality of Citrus Fruit in Fresh Water Swamp) Achmadi, Wahida Annisa dan Eni Maf'tuah BALAI PENELITIAN PERTANIAN LAHAN RAWA BANJARBARU
ABSTRAK Lahan rawa lebak merupakan lahan rawa non pasang surut yang potensial untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian baik untuk tanaman pangan maupun hortikultura. Jeruk merupakan salah satu tanaman hortikultura yang dapat dikembangkan di lahan rawa lebak. Adapun kualitas buah jeruk yang dihasilkan di lahan rawa lebak umumnya memiliki kualitas yang baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan kualitas buah jeruk dengan beberapa sifat kimia tanah di lahan rawa lebak. Ada lima lokasi penelitian yang terpilih yaitu: Batalas (Kabupaten Tapin), lokgabang, Pematang Hambawang (Kabupaten Banjar), Mahang Matang Landung dan Tabu Darat Hilir (Kabupaten HST). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar PTT buah jeruk dan kadar asam askorbat berkorelasi positif dengan unsur Ca tanah. Semakin tinggi kandungan Ca tanah maka kadar PTT dan kandungan asam askorbat buah semakin meningkat. Kata kunci : Lahan rawa lebak, sifat kimia tanah, kualitas buah jeruk. ABSTRACT Fresh water swamp can be developed for agriculture. Citrus is one of the fruit crops that can grow in fresh water swamp area. The research aims were to study relationship between characteristics of soil chemistry and quality of citrus fruit in fresh water swamp. A survey was conducted in five villages i.e. Batalas (Tapin distric), Lokgabang, Pematang Hambawang (Banjar distric), Mahang Matang Landung dan Tabu Darat Hilir (HST distric). The result showed that the soluble solid (TSS) and the ascorbic acid were positively correlated with the soil - Ca. The higher soil - Ca, the higher TSS, ascorbic acid content of the fruits. Keywords : Fresh water swamp, characteristic of soil chemistry, quality of citrus.
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
247
PENDAHULUAN Lahan rawa lebak merupakan lahan rawa non pasang surut yang potensial untuk dikembangkan menjadi lahan pertanian baik untuk tanaman pangan maupun hortikultura. Daerah lebak adalah rawa yang terdapat disepanjang kiri dan kanan sungai besar dengan topografi lebih kurang datar dan beberapa waktu sepanjang tahun digenangi air. Menurut Widjaja-Adhi (1986) lahan rawa lebak dapat dibedakan menjadi tiga kategori berdasarkan topografi, dalamnya air dan lama genangan, yaitu: (1) lebak pematang, meliputi lahan yang terletak disepanjang tanggul alam sungai dengan topografi relatif tinggi dan genangan air relatif dangkal dan singkat; (2) lebak tengahan, adalah lahan yang terletak diantara lebak pematang dan lebak dalam; (3) lebak dalam merupakan lahan yang terletak disebelah dalam dan merupakan cekungan dan apabila tergenang relatif dalam dan terus-menerus tergenang. Tinggi dan lama genangan lahan rawa lebak ini bervariasi tergantung dari curah hujan, luas areal tanam dan ketinggian relatif topografinya. Lahan rawa lebak dapat dimanfaatkan secara optimal apabila sistem penataan lahan dan pengelolaan airnya tepat serta pemilihan tanaman yang berkorelasi tinggi terhadap kondisi lingkungan setempat. Jeruk merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat di tanam di lahan rawa lebak. Buah jeruk yang dihasilkan di lahan rawa lebak mempunyai kualitas yang baik dibandingkan dengan buah jeruk yang dihasilkan di lahan pasang surut tipe luapan B dan C dengan rasa yang lebih manis. Kualitas yang baik terutama dilihat dari tingkat rasa manis buah jeruk di lahan rawa lebak disebabkan karena kandungan Ca dan Mg tanah di lahan rawa lebak lebih tinggi dibandingkan dengan lahan pasang surut. Berdasarkan hasil penelitian pemupukan di lahan pasang surut bahwa unsur Ca dan Mg berkorelasi positif yang sangat nyata dengan kadar padatan terlarut total (PTT) dan nisbah kadar PTT/kadar asam (Jumberi, dkk., 2006). Dimana unsur Ca berfungsi sebagai pengikat antara fosfolipid dengan protein penyusun, sehingga jika suplai Ca cukup maka akan terjadi peningkatan laju sintesa protein yang akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Sedangkan Mg merupakan penyusun klorofil dan aktivator enzim, sehingga berperan dalam proses fotosintesis (Gardner et al., 1985). Suntoro et al. (1991) mengatakan bahwa ada korelasi positif antara ketersediaan Mg tanah dengan total klorofil tanaman. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kualitas buah jeruk dengan beberapa sifat kimia tanah di lahan rawa lebak.
248
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan dengan dua tahap yaitu kegiatan survey lapangan dan kegiatan Laboratorium. Kegiatan survey ini dilakukan dengan mengambil lima desa yang terpilih sebagai lokasi penelitian, kemudian dilakukan karakterisasi lahan pertanaman jeruk yang terdapat di lima desa sampel. Lima desa tersebut diantaranya: Batalas (Kabupaten Tapin), Lokgabang dan Pematang Hambawang (Kabupaten Banjar), Mahang Matang Landung dan Tabu Darat Hilir (Kabupaten HST). Setiap desa diambil 10 sampel tanaman jeruk. Kemudian dilakukan pengambilan sampel tanah dan air. Pengambilan sampel dilakukan pada saat musim panen raya buah jeruk, yaitu sekitar bulan Juni hingga September. Adapun parameter tanah yang diamati adalah: pH tanah, kandungan Ca dan Mg tanah, kandungan P-tersedia tanah, kandungan K-tersedia tanah, kandungan Al-dd tanah, Na-dd tanah, Fe tanah dan C-organik tanah. Sedangkan untuk analisis kualitas buah jeruk meliputi kadar PTT buah jeruk, kadar asam buah jeruk, nisbah kadar PTT/kadar asam serta kandungan asam askorbat (vitamin C) buah jeruk. Untuk mengetahui hubungan antara kualitas buah jeruk dengan beberapa sifat kimia tanah dilakukan uji korelasi berganda antar parameter tanah dengan kualitas buah. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sifat Kimia Tanah Hasil analisis beberapa sifat kimia tanah seperti pH, Ca-dd, Mg-dd, K-tsd, P-tsd, Nadd, C-org, Al-dd disajikan pada gambar 1 di bawah ini. Sifat Kimia Tanah (pH, Ca, Mg, K-tsd, P-tsd, C-org) 14.0 Batalas Loggabang Mhg Mtg Lndg
12.0 10.0
Pmtg Hmbwng Tabu Darat Hilir
8.0 6.0 4.0 2.0 0.0 Ph
Ca-dd Mg-dd K-tsd (me/100g) (me/100g) (me/100g)
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
P-tsd (ppm)
C-org (%)
249
Sifat Kimia Tanah Na-dd dan Al-dd 0.45 0.40 0.35
Batalas
Pmtg Hmbwng
Loggabang
Tabu Darat Hilir
Mhg Mtg Lndg
0.30 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 0.00 Na-dd (me/100g)
Al-dd (me/100g)
Gambar 1. Beberapa Sifat Kimia Tanah (pH, Ca-dd, Mg-dd, Na-dd, K-tsd, P-tsd, C-org, Al-dd) Pada Lima Lokasi Penelitian (Batalas, Pematang Hambawang, Loggabang, Tabu Darat Hilir, Mahang Matang Landung). (Soil Chemistry Characters (pH, Exchangeable Ca, Mg, and Na, Available K and P, Corg, Exchangeable Al) in Five Observation Locations (Batalas, Pematang Hambawang, Loggabang, Tabu Darat Hilir, Mahang Matang Landung))
Pada gambar di atas terlihat bahwa ketersediaan P di lahan rawa lebak tergolong sangat rendah. Ketersediaan P ini berhubungan dengan pH tanah, dimana di lahan rawa lebak pH tanahnya rendah berkisar antara 4 - 5. Pada tanah masam umumnya P difiksasi oleh Al dan Fe (Brady, 1990). Selain itu kandungan bahan organik tanah juga mempengaruhi ketersediaan P. Bahan organik yang terdekomposisi akan menghasilkan asam-asam organik dan ion H+, sehingga pH tanah menurun. Penurunan pH disebabkan oleh fikasasi senyawa P oleh Al dan Fe dalam bentuk ikatan Al-P dan Fe-P menjadi P tidak tersedia bagi tanaman (Noor, 2004). Konsentrasi basa-basa (Ca, dan Mg) umumnya sedang sampai tinggi, tetapi konsentrasi K sangat bervariasi dari rendah sampai tinggi. Unsur K merupakan unsur monovalen sehingga sangat mudah tercuci dari komplek jerapan. Sedangkan kejenuhan basa-basa tergolong sedang sampai sangat tinggi. Hal ini menunjukkan konsentrasi basabasa dibeberapa lokasi tersebut sangat bervariasi. Di Desa Batalas konsentrasi basa-basa (Ca, Mg, dan K) umumnya paling rendah dibandingkan di lokasi yang lain, kecuali Na tergolong lebih tinggi. Hal ini kemungkinan disebabkan petani memberikan garam ke tanaman jeruknya. Lokasi jeruk di Desa Batalas termasuk dalam kategori lebak pematang, sehingga masih terpengaruh oleh luapan air dari sungai di sekitarnya yaitu sungai Margasari. 250
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
Pematang Hambawang dan Tabu Darat umumnya mempunyai kandungan Ca lebih tinggi dibandingkan lebak dangkal (lokasi Lokgabang dan Mahang Matang Landung). pH tanah yang paling tinggi ditemui di lokasi Tabu Darat Hilir dan di lokasi Lokgabang pH tanahnya paling rendah. Bervariasinya sifat-sifat tanah dibeberapa lokasi tersebut selain disebabkan karena kondisi tanah yang bervariasi juga dipengaruhi oleh lamanya genangan yang cukup bervariasi pada lima lokasi tersebut serta praktek pengelolaan lahan untuk tanaman jeruk yang sangat bervariasi antar petani. Sebagian petani memberikan perlakuan pupuk Urea, SP-36 dan KCl dan ada petani yang sama sekali tanpa melakukan pemupukan, dan banyak juga petani yang hanya memberikan garam ke tanaman jeruknya. Hubungan Sifat Kimia Tanah dengan Kualitas Buah Berdasarkan analisis korelasi antara beberapa sifat kimia tanah dengan parameter kualitas buah menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan hubungan positif antara Ca, Mg dan K dengan tingkat kemanisan buah. Terdapat hubungan positif antara kandungan asam askorbat buah jeruk dengan konsentrasi Ca dan K, serta berhubungan dengan konsentrasi Mg tanah. Tabel 1. Korelasi Antara Kualitas Buah dengan Beberapa Sifat Kimia Tanah Lahan Rawa Lebak, Kalimantan Selatan, 2006. (Correlation Between Fruit Quality and Soil Chemistry Characteristic in Swamp Area, South Borneo, 2006) Kualitas Buah/Sifat Kimia Tanah
Koefesien Korelasi (r)
Kadar PTT (%)
Ca 0,315
Mg 0,085
K 0,287
Kadar asam (%)
0,212
-0,024
-0,017
Kadar PTT/asam
0,030
0,041
0,167
Asam askorbat (vit C)
0,441*
0,215
0,500*
Kadar air buah
0,036
0,113
0,227
* nyata pada p < 0,05
Terdapat korelasi positif yang sangat nyata antara konsentrasi Ca dan Mg dengan kualitas buah jeruk (kadar PTT dan rasio kadar PTT/asam) di lahan rawa pasang surut (Jumberi dkk., 2006). Unsur Ca mempengaruhi kualitas buah baik dari segi kemanisan, maupun tingkat kandungan asam askorbat buah jeruk. Disamping itu unsur Mg, K dan berpengaruh terhadap kualitas buah jeruk yang dihasilkan. Unsur Ca yang diambil dari tanah dalam bentuk kation sangat berperan dalam mengaktifkan beberapa enzim yang
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
251
berperan dalam fotosintesis. Pergerakan Ca dimulai dari akar muda melalui korteks ke stele, selanjutnya Ca yang berada dalam pembuluh xilem ditranslokasikan langsung ke atas melalui proses translokasi (Megel dan Kirby, 1987). Kekurangan Ca dalam jaringan tanaman akan menyebabkan terhambatnya pembentukan struktur membran karena Ca berfungsi sebagai pengikat antara fosfolipid dengan protein penyusun. Sehingga jika suplai Ca cukup akan terjadi peningkatan sintesa protein. Selain itu Ca sangat berperan dalam mengendalikan aktivitas beberapa enzim yang berada dalam sitoplasma dan kloroplas. Unsur Mg merupakan penyusun klorofil dan aktivator enzim, sehingga berperan penting dalam proses fotosintesis (Gardner et al., 1985), Mg sangat berperan dalam pembentukan klorofil, Mg bergabung dengan ATP sehingga ATP dapat berfungsi dalam berbagai reaksi dan pembentukan DNA dan RNA, serta mengaktifkan enzim yang berperan dalam fotosintesis dan respirasi yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan buah jeruk. Suntoro et al. (1991) menyatakan adanya korelasi positif antara ketersediaan Mg tanah dengan total klorofil tanaman. Unsur kalium yang diserap tanaman dalam bentuk K+ sangat berperan dalam proses metabolisme dalam tanaman, yaitu dalam sintesis dari asam amino dan protein dari ion-ion amonium. Selain itu kalium berperan dalam sintesis CO2 sehingga dapat meningkatkan fotosintesis tanaman. Menurut Harjowigeno (2003), bahwa unsur K berperan dalam mengakitfkan enzim, mengatur pembukaan stomata (fotosintesis dan respirasi), proses metabolistik dalam sel tanaman, dapat mempengaruhi penyerapan unsur-unsur lain dan meningkatkan daya tahan terhadap serangan hama dan penyakit. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa: -
Kadar PTT buah jeruk berhubungan dengan unsur Ca tanah di lahan rawa lebak, sedangkan kandungan asam askorbat buah jeruk (vitamin C) berhubungan dengan unsur Ca dan K tanah. DAFTAR PUSTAKA
Jumberi, A., Maf'tuah, E., Annisa, W. 2006 Hubungan Sifat Kimia Tanah Terhadap Kualitas Buah Jeruk Di Lahan Rawa Pasang Surut. Jurnal Agrivita. Universitas Brawijaya Malang Buckman, H.O. and N.C. Brady. 1969. The Nature and Properties of Soil. Mac Milan Co. Ltd., New York
252
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
Glass, A.D.M. 1989. Plant Nutrion an Introduction to Current Concepts. Joones and Barlett Publishers. Boston. Gardner, F.P., Pearce, R.B. Mitchell, R.L. 1985. Physiology of Crop Plants. Lowa State University Press. Ames. Hardjowigeno. 2003. Pengantar Fisiologi tanaman. PT. Gramedia. Jakarta. Noor. 2004. LAHAN RAWA. Sifat dan Pengelolaan Tanah Bermasalah Sulfat Masam. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Suntoro, Syekhfani, Handayanto, E. dan Soemarno. 1991. Pengaruh Pemberian Bahan Organik, dolomit dan pupuk K terhadap produksi kacang tanah Arachis hypogea L., pada Oxic Dystrudept di Jumapolo, Karanganyar Jawa Tengah. Agrivita Vol 23. No. 2. Widjaja Adhi, IPG. 1986. Pengelolaan lahan rawa pasang surut dan lebak. J. Litbang Pertanian 5. Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
Prosiding Seminar Nasional Jeruk 2007
253