HUBUNGAN REGULASI EMOSI DENGAN PENERIMAAN DIRI WANITA PREMENOPAUSE Dini Primadewi Aris, Rinaldi Program Studi Psikologi, Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang e-mail:
[email protected]
Abstrack: Relationship emotion regulation with self-acceptance premenopausal women. This study was conducted to see whether there is any relationship of emotion regulation with self-acceptance premenopausal women. This researchis aquantitative study. Subjects in this study were 75 women aged 40 to 55 years with aincidental sampling technique sampling. Data collection toolusing a scale of emotion regulation and self-acceptance scaleThe data analysis technique usedis the product moment. The result showed the correlation coefficient of 0.667 with a significance level ofp=0.000(p <0:01). The results of this study indicate that there is a significant relationship between emotion regulation premenopausal women with self-acceptance.
Keywords: Regulation Emotion, Self-Acceptance, Premenopause
Abstrak: Hubungan regulasi emosi dengan penerimaan diri wanita premenopause. Penelitian ini dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan regulasi emosi dengan penerimaan diri wanita premenopause. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah 75 ibu-ibu usia 40 sampai 55 tahun dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Alat pengumpulan data dengan menggunakan skala regulasi emosi dan skala penerimaan diri. Teknik analisis data yang digunakan adalah product moment. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.667 dengan taraf signifikansi p=0.000 (p<0.01). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara regulasi emosi dengan penerimaan diri wanita premenopause. Kata Kunci:Regulasi Emosi, Penerimaan Diri, Premnopause
PENDAHULUAN Masa tua biasanya menjadi masa
takut
memasuki
masa
ini.
Beberapa
yang ditakuti oleh sebagian besar manusia,
diantaranya dikarenakan adanya stereotip
baik itu pria maupun wanita. Pria dan
yang tidak menyenangkan seperti adanya
wanita mempunyai banyak alasan untuk
kerusakan
11
mental
dan
reproduksi
12 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 1, Mei 2015, hlm. 11-22
kehidupan serta berbagai tekanan tentang
(hot flushes), kekeringan pada vagina,
pentingnya
masa
ini
terjadinya perubahan pada kulit dimana
memberi
pengaruh
kurang
kulit menjadi lebih tipis dan berkeriput,
sikap
orang
keringat dimalam hari, rambut rontok,
kebanyakan
orang
perubahan pada mulut, berat badan yang
menguntungkan dewasa.
muda.
yang
terhadap
Sehingga
Semua
dewasa menjadi rindu pada masa mudanya
semakin
dan
Kemudian dari segi psikologis, wanita
berharap
kembali
ke
masa
itu
(Hurlock, 2004).
bertambah
dan
sebagainya.
premenopause biasanya akan mengalami
Pada wanita khususnya, mereka
gejala
seperti
kecemasan,
akan melewati masa yang dinamakan
tersinggung,
stress
menopause sebelum memasuki masa tua.
(Santrock, 2002).
mudah
hingga
depresi
Usia menopause biasanya berkisar usia
Perubahan-perubahan yang terjadi,
akhir 40 atau 50 tahun awal (dalam
memunculkan suatu permasalahan dan
Santrock, 2002). Menopause diartikan
kekhawatiran yang menyebabkan emosi
sebagai akhir dari menstruasi yang berarti
wanita premenopause menjadi tidak stabil.
wanita
Gunarsa
menopause
tidak
dapat
lagi
(dalam
Wahyuni,
2013)
bereproduksi atau mempunyai keturunan.
mengatakan, salah satu karakteristik yang
Menopause menurut pandangan medis
dapat
merupakan tahap dimana ovarium atau
ketidakstabilan
kandung telur, menghentikan produksi
berkembang
hormonnya
membuat para wanita yang dalam masa
sehingga
tidak
dapat
menghasilkan sel telur lagi (Kasdu, 2002). Sebelum menopause,
memasuki
wanita
terlebih
masa dahulu
melewati masa premenopause, yang mana selama
masa
premenopause,
biasanya
menimbulkan
masalah
emosi. mengenai
adalah
Mitos
yang
menopause,
premenopause menjadi cemas karena tidak mengetahui
informasi
mengenai
menopause tersebut (Nurdono, 2013). Wanita premenopause mengalami ketidakstabilan
emosi
karena
ia
diikuti berbagai gejala yang meliputi gejala
dihadapakan pada situasi-situasi yang baru,
fisik dan juga psikis. Dari segi fisik, wanita
yang dapat mempengaruhi kehidupannya
premenopause biasanya akan mengalami
sehari-hari. Wanita yang akan menghadapi
perubahan seperti ketidakteraturan siklus
situasi yang sebelumnya belum pernah ia
menstruasi, terjadinya gejolak rasa panas
alami, dalam hal ini menopause tentunya
Aris & Rinaldi, Hubungan Regulasi Emosi dengan…| 13
memunculkan kekhawatiran pada individu
dilakukan manusia terhadap emosi yang
tersebut, seperti cemas akan menjadi jelek
dimilikinya dinamakan regulasi emosi.
ketika sudah menopause, cemas menjadi
Menurut Reivich dan Shatte (dalam Gross,
tua karena keriputnya menjadi semakin
2006) regulasi emosi adalah kemampuan
banyak
untuk tetap tenang di bawah tekanan.
sehingga
membuat
dirinya
kehilangan daya tarik, sampai takut kalau
Individu
nantinya
oleh
meregulasi emosi dapat mengendalikan
pasangannya (Zuliawati, 2010). Selain itu
dirinya apabila sedang kesal dan dapat
menurunnya
wanita
mengatasi rasa cemas, sedih atau marah
premenopause menyebabkan menurunnya
sehingga mempercepat dalam pemecahan
potensi
suatu masalah.
ia
akan
ditinggal
estrogen
pada
neurotransmiter
hipotalamus,
yang
memiliki
kemampuan
sehingga menimbulkan efek negatif pada
Gross (dalam Nisfianoor & Kartika,
emosi wanita premenopause, seperti yang
2004) berpendapat bahwa regulasi emosi
dilaporkan oleh Suparman (dalam Winarsi,
mempengaruhi proses mental (ingatan,
2004),
pengambilan keputusan) tingkah laku yang
bahwa estrogen berefek positif dalam
nyata. Regulasi emosi, dapat membantu
biosintesis serotonin, oleh sebab itu dengan
seseorang untuk mengatur dan mengontrol
menurunnya
ovarium
emosi atau perasaan, dan mengendalikan
menyebabkan konsentrasi serotonin dalam
emosi sehingga tidak menjadi berlebihan
otak menurun dan berdampak negatif pada
sehingga
emosi.
mengurangi emosi-emosi negatif yang ada
Muchtadi,
Zakaria,
Purwantara,
estrogen
Emosi negatif yang muncul akibat
wanita
premenopause
dapat
pada dirinya. Penelitian yang dilakukan
masalah seperti, menstruasi yang biasanya
oleh Barret,
datang setiap bulan setelah menopause
Benvenuto
tidak menstruasi lagi, tidak bisa memiliki
menemukan
keturunan lagi, kulit menjadi lebih tipis
mempengaruhi aktivitas seseorang dan
sehingga banyak keriput yang muncul,
kemampuan
berat
dan
mengurangi emosi-emosi negatif akibat
sebagainya, akan dapat dihadapi oleh
pengalaman-pengalaman emosional serta
wanita apabila ia memiliki kontrol terhadap
meningkatkan
emosi
menghadapi
badan
semakin
mereka.
Bentuk
bertambah
kontrol
yang
Gross, (dalam
Christensen, dan Novarida,
2012)
negatif
dapat
emosi
meregulasi
emosi,
dapat
kemampuan
untuk
ketidakpastian
hidup,
14 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 1, Mei 2015, hlm. 11-22
memvisualisasikan
masa
depan
yang
lanjut usia dimana individu lanjut usia
positif, dan mempercepat pengambilan
yang tidak dapat menerima perubahan yang
keputusan. Penelitian yang dilakukan oleh
dialaminya akan banyak menggunakan
Sherlyn dkk (2010), ditemukan juga bahwa
mekanisme
penerimaan diri muncul sebagai mediator
menghadapinya. Penelitian Desi (2012)
terkuat atas kesadaran dan gejala depresi.
juga menunjukkan bahwa ada hubungan
Kesadaran ini melayani fungsi regulasi
positif yang signifikan antara kecerdasan
yang menargetkan pada emosi positif yang
emosi
rendah, pengaturan suasana hati yang
penyandang
cacat
buruk, dan konsep diri yang negatif,
menujukkan
bahwa
pengembangan dan pemeliharaan gejala
kecerdasan emosi pada penyandang cacat
depresi.
tubuh
Regulasi emosi yang baik membuat
pertahanan
dengan
diri
penerimaan
maka
untuk
diri
tubuh.
Hal
semakin
semakin
tinggi
pada ini tinggi
pula
penerimaan dirinya.
wanita premenopause mampu meredam
Jhonson (dalam Putri & hamidah,
emosi-emosi negatif yang ia rasakan yang
2012) mengatakan, orang yang menerima
nantinya akan membuat wanita tersebut
dirinya adalah orang yang dapat menerima
memilki
dirinya apa adanya, tidak menolak diri
penerimaan
diri
yang
baik.
Penerimaan diri yang baik terhadap diri
sendiri,
sendiri akan memunculkan pikiran-pikiran
mencintai diri sendiri, tidak harus dicintai
positif yang mana hal itu akan dapat
oleh orang lain dan dihargai oleh orang
membentuk suatu konsep diri yang positif
lain, merasa berharga, tidak perlu merasa
pula pada individu karena penerimaan diri
benar-benar sempurna, memiliki keyakinan
adalah
bahwa dia mampu untuk menghasilkan
suatu
proses
individu
untuk
mencapai suatu konsep diri (putri & hamidah, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Sari
memiliki
keyakinan
untuk
kerja yang berguna. Wanita
premenopause
yang
memiliki regulasi emosi yang baik, akan
& Nuryoto (2002) mengenai penerimaan
menjadi
siap
untuk
menghadapi
dan
diri lanjut usia ditinjau dari kematangan
menerima perubahan-perubahan yang akan
emosi, didapatkan hasil bahwa terdapat
ia hadapi menjelang menopause. Emosi-
hubungan positif yang signifikan antara
emosi negatif yang ia rasakan tadi dapat
kematangan emosi dengan penerimaan diri
dirubah menjadi positif dan membuat ia
Aris & Rinaldi, Hubungan Regulasi Emosi dengan…| 15
lebih
mudah
menerima
perubahan-
Populasi dalam penelitian ini adalah
perubahan yang akan terjadi pada dirinya.
ibu-ibu berusia 40-55 tahun yang tinggal di
Maka dari itu, penelitian ini ingin melihat
Kecamatan
hubungan
pengambilan sampel dalam penelitian ini
regulasi
emosi
dengan
penerimaan diri wanita premenopause.
MKS
Bukittinggi.
Teknik
adalah dengan cara incidental sampling, dengan karakteristik subjek yaitu Wanita
METODE
usia 40-55 tahun yang belum menopause,
Penelitian ini dilakukan dengan
sudah
berkeluarga,
berdomisili
di
menggunakan metode kuantitatif. Desain
Bukittinggi. Instrumen yang digunakan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pada penelitian ini berbentuk skala yaitu
desain
dengan
skala regulasi emosi dan skala penerimaan
mengklasifikasikan variabel penelitian ke
diri. Item-item skala terdiri dari favourable
dalam dua kelompok, yaitu variabel bebas
dan unfavorable.
dan
penelitian
variabel
korelasional
terikat.
Regulasi
emosi
sebagai variabel bebas dan penerimaan diri HASIL DAN PEMBAHASAN
sebagai variabel terikat.
Hasil
Tabel 1: KategoriSkala Regulasi Emosi dan Distribusi Skor Subjek Standar Deviasi
Subjek F (∑) Persentase 0 0%
Skor
Kategorisasi
X <(μ-1,0 σ)
X < 77
Rendah
(μ -1,0σ)≤ X <(μ+1,0σ)
77 ≤ X< 121
Sedang
9
12%
(μ+1,0σ)≤ X
121 ≤ X
Tinggi
66
88%
75
100%
Jumlah Dilihat dari kategori skor regulasi
regulasi emosi sedang, dan 66 subjek
emosi, maka tidak ada subjek yang
(88%) memiliki skor regulasi emosi yang
memiliki regulasi emosi yang rendah, dan
tinggi.
terdapat 9 subjek (12%) yang memiliki
16 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 1, Mei 2015, hlm. 11-22
Tabel 2: Kategori Skala Penerimaan Diri dan Distrbutor Skor Subjek Standar Deviasi
Subjek F (∑) Persentase 0 0%
Skor
Kategorisasi
X <(μ-1,0 σ)
X < 91
Rendah
(μ -1,0σ)≤ X <(μ+1,0σ)
91 ≤ X< 143
Sedang
13
17,33%
(μ+1,0σ)≤ X
143 ≤ X
Tinggi
62
82,67%
75
100%
Jumlah Jika dilihat dari kategori skor
Kaidah
yang
digunakan
untuk
penerimaan diri di atas, maka tidak ada
mengetahui normalitas sebaran data adalah
subjek yang memiliki penerimaan diri yang
jika p>0,05 sebaran dikatakan normal atau
rendah, dan terdapat 13 subjek (17.33%)
jika p<0,05 maka sebaran dianggap tidak
yang memiliki penerimaan diri sedang, dan
normal.
62
subjek
(82.67%)
memiliki
skor
penerimaan diri yang tinggi.
Table 3: Hasil Uji Normalitas Sebaran Variabel Regulasi Emosi dan Penerimaan Diri No
Variabel
SD
Mean
K-SZ
Asym sig
Ket
(2-tailed) 1
Regulasi Emosi
12.16
133.01
1.058
0.752
Normal
2
Penerimaan Diri
16.60
154.93
0.752
0,623
Normal
Hasil menujukkan
uji
normalitas
bahwa
sebaran
di
atas
normalitas menunjukkan bahwa kedua
variabel
variabel dalam penelitian ini berdistribusi
regulasi emosi diperoleh nilai Kormogorov
nomal.
Smirnov-Z (KS-Z) sebesar 1.058 dengan p=0.752
(p
>
0.05)
dan
variabel
Hasil uji linearitas hubungan antara regulasi emosi dengan penerimaan diri
penerimaan diri memperoleh nilai KS-Z
pada
wanita
premenopause
sebesar 0.752 dengan p=0.623 (p > 0.05).
memperlihatkan bahwa linearitas pada
Berdasarkan tabel tersebut, hasil uji
kedua variabel F = 106. 594 yang memiliki
Aris & Rinaldi, Hubungan Regulasi Emosi dengan…| 17
p=0.000
(p<0.05).
Sehingga
dapat
ditinjau
dari
monitoring
emosi,
dikatakan bahwa variabel regulasi emosi
mengevaluasi emosi dan memodifikasi
dan
emosi.
penerimaan
premenopause
diri
pada
dalam
wanita
penelitian
ini
Katz (dalam Ikhwanisifa, 2008)
memiliki korelasi yang linear atau dapat
mengatakan bahwa regulasi emosi merujuk
dikatakan bahwa asumsi linier dalam
pada
penelitian telah terpenuhi.
perilaku
kemampuan tidak
untuk
tepat
menghalangi
akibat
kuatnya
Berdasarkan hasil analisis korelasi,
intensitas emosi positif atau emosi negatif
maka didapatkan koefisien korelasi (r𝑥𝑦)
yang dirasakan, dapat menenangkan diri
sebesar 0,667 dengan p= 0,000 (p<0.01).
dari pengaruh psikologis yang timbul
Hasil uji korelasi dengan menggunakan
akibat emosi dan mengorganisir sendiri
analisis
perilaku yang tepat untuk mencapai tujuan.
korelasi
Product
moment,
diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.667
Gross
dan p=0,000 (p<0,01). Hal ini menandakan
menyatakan bahwa regulasi emosi ialah
bahwa terdapat
yang
strategi
signifikan antara regulasi emosi dengan
ataupun
penerimaan diri wanita premenopause. Hal
mempertahankan,
ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi
mengurangi satu atau lebih aspek dari
regulasi emosi maka akan semakin tinggi
respon emosi yaitu pengalaman emosi dan
penerimaan
perilaku.
diri.
korelasi
positif
Sebaliknya
semakin
pula
penerimaan
diri
wanita
premenopause.
tidak
2008)
secara
sadar
sadar
untuk
memperkuat
atau
premenopause
memiliki
regulasi
tentunya
membuat
emosi
yang
yang
dirinya
baik
mampu
mengendalikan dan mengatasi emosi-emosi
Pembahasan
negatif Analisis
ikhwanisifa,
yang dilakukan
Wanita
rendah regulasi emosi maka akan semakin rendah
(dalam
hasil
distribusi
data
deskriptif menunjukkan variabel regulasi emosi pada wanita premenopause berada pada kategori tinggi. Hasil distribusi dapat diartikan bahwa wanita premenopause memiliki pengelolaan emosi yang baik
seperti
cemas,
sedih,
marah,
sehingga mempercepat dalam pemecahan suatu
masalah.
Kemampuan
wanita
premenopause dalam mengenal emosi atau perasaan apa yang dirasakannya membuat dirinya mampu memahami emosi tersebut sehingga ia dapat mengatur, merubah
18 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 1, Mei 2015, hlm. 11-22
emosi sedemikian rupa dan memusatkan perhatian
kembali
sehingga
wanita
Wanita
mempunyai
perilaku
memiliki
tepat
sebagai
bentuk
pemecahan masalah.
yang
menerima dirinya secara positif, akan
premenopause akan mampu membentuk yang
premenopause
keyakinan
bahwa
dirinya
kemampuan
untuk
dapat
menghadapi persoalan yang ada dalam
Hasil distribusi data penerimaan
kehidupannya.
Menerima
diri
sendiri
diri pada wanita premenopause didapat
secara positif akan menjadikan wanita
bahwa
premenopause
penerimaan
diri
pada
wanita
dapat
menerima
atau
premenopause berapa pada kategori tinggi
menganggap bahwa menopause adalah
ditinjau dari gambaran positif terhadap diri
suatu fase alamiah yang nantinya akan
sendiri, dapat mengatur dan bertoleransi
dialami oleh setiap wanita.
dengan keadaan emosi, dapat berinteraksi
Sheerer (dalam Machdan, 2012)
dengan orang lain dan memiliki persepsi
menjelaskan bahwa penerimaan diri adalah
yang realistis dan kemampuan untuk
suatu sikap dalam menilai diri dan keadaan
menyelesaikan masalah.
secara objekif, menerima kelemahan dan
Hjelle
&
Ziegler
(1992)
kekurangan.
Ini
artinya
wanita
mengemukakan bahwa seseorang yang
premenopause yang memiliki penerimaan
memiliki
diri yang baik telah
penerimaan
karakteristik
bahwa
diri
mempunyai
individu
tersebut
memiliki gambaran positif terhadap dirinya
dapat menyadari,
memahami dan menerima dirinya apa adanya.
dan dapat bertahan dalam kegagalan atau
Hasil uji korelasi kedua variabel
kepedihan serta dapat mengatasi keadaan
menunjukkan adanya korelasi yang positif
emosionalnya seperti depresi, marah dan
antara kedua variabel tersebut. Hal ini
rasa bersalah. Allport (dalam Feist and
dapat diartikan bahwa semakin tinggi
Feist, 2008) juga mengatakan
bahwa
regulasi emosi wanita premenopause, maka
individu yang dewasa menerima dirinya
semakin tinggi pula penerimaan diri pada
apa adanya, dimana pribadi yang sehat
wanita
psikologisnya
tidak begitu jengkel jika
penelitian oleh Barret, Gross, Christensen
terdapat hal-hal yang tidak berjalan seperti
dan Benvenuto (dalam Novarida, 2012)
yang direncanakan atau ketika mereka
menemukan bahwa emosi negatif dapat
mengalami hari yang buruk.
mempengaruhi aktivitas seseorang dan
premenopause
tersebut.
Hasil
Aris & Rinaldi, Hubungan Regulasi Emosi dengan…| 19
kemampuan
meregulasi
emosi
dapat
mengurangi emosi-emosi negatif akibat pengalaman-pengalaman emosional serta meningkatkan
memiliki pandangan positif terhadap diri dan lingkungannya. Penerimaan diri yang baik pada
kemampuan
untuk
wanita premenopause menunjukkan bahwa
ketidakpastian
hidup,
wanita premenopause memiliki gambaran
yang
positif dan tidak memiliki beban perasaan
positif dan mempercepat pengambilan
terhadap diri sendiri. Hjelle & Ziegler
keputusan.
(1992) mengemukakan bahwa seseorang
menghadapi
memvisualisasikan
masa
depan
Regulasi emosi yang baik pada
yang memiliki penerimaan diri yang baik
wanita premenopause membuat mereka
mempunyai karakteristik dimana individu
mampu
tersebut
menghadapi
dalam
hidupnya.
segala
persoalan
Kemampuan
memiliki
gambaran
positif
wanita
terhadap dirinya dan dapat bertahan dalam
premenopause dalam meregulasi emosinya
kegagalan atau kepedihan serta dapat
akan
mengatasi keadaan emosionalnya seperti
mengarahkannya
menangani
berbagai
untuk
dapat
perubahan
atau
tantangan. Reivich dan Shatte (dalam
depresi, marah dan rasa bersalah. Wanita premenopuse yang memiliki
Gross, 2006) mengatakan bahwa regulasi
regulasi
emosi adalah kemampuan untuk tetap
mengarahkan dirinya untuk menghalangi
tenang di bawah tekanan. Greenberg
perilaku yang tidak tepat akibat kuatnya
(dalam Hidayat, 2011) mengatakan bahwa
intensitas emosi negatif yang dirasakan,
regulasi emosi adalah kemampuan yang
sehingga membuat wanita premenopause
tinggi dalam mengelola emosi dan akan
mampu menghadapi perubahan-perubahan
membuat individu mampu untuk segera
yang dirasakan, menerima dirinya apa
bangkit
adanya,
Individu
dari yang
keterpurukan memiliki
hidupnya.
emosi
dan
yang
mampu
baik,
dapat
menyelesaikan
kemampuan
permasalahan yang dihadapi. Dari hasil
meregulasi emosi dapat mengendalikan
penelitian yang diperoleh, dapat simpulkan
dirinya apabila sedang kesal dan dapat
bahwa regulasi emosi yang baik juga
mengatasi rasa cemas, sedih atau marah
diikuti oleh penerimaan diri yang baik
sehingga mempercepat pemecahan suatu
pula. Kemampuan wanita premenopause
masalah. Selain itu regulasi emosi yang
dalam mengelola, mengendalikan serta
baik juga membuat wanita premenopause
memodifikasi emosinya kearah yang lebih
20 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 1, Mei 2015, hlm. 11-22
tepat, membuat ia dapat mengorganisir diri untuk
mengatur
tepat
yang baik selama memasuki masa
wanita
premenopause. Perubahan- perubahan
premenopause memandang dirinya secara
baik fisik maupun psikis yang dialami
positif, meneriman dirinya apa adanya, dan
oleh
memiliki persepsi yang realistis atas apa
mengakibatkan ketidakstabilan emosi
yang ia miliki yang akhirnya membuat
pada
wanita
perubahan tersebut membuat wanita
sehingga
dapat
perilaku
yang
1 Wanita perlu memiliki regulasi emosi
membuat
premenopause
memiliki
penerimaan diri yang baik.
wanita
wanita
premenopause
tersebut.
Perubahan-
sering kali menjadi lebih sensitif, mudah tersinggung dan mudah marah pada hal-
SIMPULAN DAN SARAN
hal yang sebenarnya belum tentu terjadi.
Simpulan
Permasalahannya ini lah yang nantinya
Berdasarkan hasil penelitian dan
membuat wanita premenopause
tidak
pengujian hipotesis mengenai hubungan
dapat menerima dirinya sendiri. Oleh
regulasi emosi dengan penerimaan diri
karena itu dibutuhkan regulasi emosi
wanita premenopause dapat disimpulkan
yang baik agar dapat meredam emosi-
sebagai berikut:
emosi negatif akibat perubahan yang
1. Secara umum regulasi emosi dan
terjadi, sehingga wanita premenopause
penerimaan diri wanita premenopause
menjadi lebih siap dan dapat menerima
berada pada kategori tinggi.
secara positif. yang
2. Bagi peneliti yang ingin melanjutkan
signifikan antara regulasi emosi dengan
penelitian tentang regulasi emosi atau
penerimaan diri wanita premenopause..
penerimaan diri wanita premenopause,
Dengan demikian, dapat dikatakan
disarankan melibatkan faktor-faktor lain
semakin tinggi regulasi emosi wanita
seperti tingkat pendidikan, bekerja atau
premenopause maka akan semakin
ibu rumah tangga, serta pengetahuan
tinggi penerimaan dirinya.
tentang menopause sebagai salah satu
2. Terdapat
hubungan
positif
Saran
variabel penelitian. Berdasarkan hasil temuan dalam
penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
Aris & Rinaldi, Hubungan Regulasi Emosi dengan…| 21
DAFTAR RUJUKAN
Desi,
A. (2012). Hubungan antara Kecerdasan (Intelektual, Emosi, Spiritual) dengan Penerimaan Diri pada Dewasa Muda Penyandang Cacat Tubuh Di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa Prof. DR. Soeharso Surakarta
Feist, J. Gregory, F. (2008). Theories of Personality. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Gross, J. J. (2006). Handbook of Emotion Regulation. New York: Guilford Press. Hidayat, A. (2011). Regulasi Emosi Remaja Putri yang Kecanduan Pornografi. Jurnal RAP UNP. Program Studi Psikologi Unversitas negeri Padang.
Hurlock, E. B. (2004). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Penerbit Erlangga. Hjelle, L.A, & Ziegler, D.J. (1992). Personality Theories Basic Assumptions, Research, and Applications. Singapore: Mc Graw Hill International Book Company. Ikhwanisifa. (2008). Hubungan Keteraturan Shalat Lima Waktu dengan Kemampuan Regulasi Emosi pada Lansia Penderita Jantung Koroner. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Kasdu, D. 2002. Kian Sehat dan Bahagia Diusia Menopause. Depok: Puspa Swara.
Machdan, M. D, Hartini, Nurul. (2012). Hubungan antara Penerimaan Diri dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja pada Tunadaksa di UPT Rehabilitasi Sosial Cacat Tubuh Pasuruan. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan mental. Vol. 1 No. 02. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya. Nisfianoor, M. Kartika, Y. (2004). Hubungan antara Regulasi Emosi dan Penerimaan Diri Kelompok Teman Sebaya Remaja. Jurnal Psikologi. Vol 2. No 2. Desember 2004.
Novarida. (2012). Hubungan antara Regulasi Emosi dan komunikasi Interpersonal dengan Kemampuan Bekerjasama pada Tim Basket SMA di Surakarta yang mengikuti Kompetisi Honda DBL (Development Baskelball League). Jurnal Ilmiah Psikologi Candrajiwa. Vol. 1 No. 3. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Nurdono, D. (2013). Gambaran Sikap ibu terhadap Masa Premenopause pada Ibu-ibu. Jurnal Online Psikologi. Vol. 01 No. 02. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang Putri, A. K & Hamidah. (2012). Hubungan antara Penerimaan Diri dengan Depresi pada Wanita Perimenopause.Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental.Vol 1. No 2. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya. Santrock, J. W. (2002). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga.
22 | Jurnal RAP UNP, Vol. 6, No. 1, Mei 2015, hlm. 11-22
Sari, E. Puspita; Nuryoto, S. (2002). Penerimaan Diri pada Lanjut Usia Ditinjau dari Kematangan Emosi. Jurnal psikologi. No. 2, 73-88
Sherlyn S. Jimenez, Barbara L. Niles, Crystal L. Park. (2010). A mindfulness model of affect regulation and depressive symptoms : Positive emotions, mood regulation expectancies, and self-acceptance as regulatory mechanism. Journal Personality and Individual Differences 49. Wahyuni, Sri. (2013). Hubungan Efikasi Diri dan Regulasi Emosi dengan Motivasi Berprestasi pada Siswa SMK Negeri Samarinda.eJournal Psikologi. Vol. 1 No. 1. Fakultas .
Ilmu Sosial dan Ilmu Universitas Mulawarman.
Politik
Winarsi, H; Muchtadi, D; Zakaria, F; Purwantara, B. (2004). Efek Susu Skim yang Disuplementasi Isoflavon Kedelai dan Zn (‘’Susumeno’’) terhadap Sindrom Menopause pada Wanita Premenopause. Jurnal. Teknol. Dan Industri Pangan. Vol. XV No. 3. Fakultas Biologi, Teknologi Pertanian dan Kedokteran Hewan. UNSOED dan IPB
Zuliawati. (2010). Pengaruh Dukungan Sosial Suami Terhadap Kecemasan Istri Menghadapi Masa Menopause di Kecamatan Medan Sunggal. Skripsi. Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara