HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 13-36 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING KOTA MANADO Okky Kezia Kainde* , Nancy S.H Malonda* , Paul A.T Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRACT Stunting or chronic malnutrition is another type of growing failure, that shows a low growth and it is a cumulative effect of the income energy. Some research showing that the mother’s type of nurturing is one of factor that affected stunting. A good way of nurturing will affect children’s nutrient status. Besides, weight at the period of birth of children is also said as one that caused stunting. The purpose of this research is to analyze the relationship between mother’s type of nurturing and weight at the period of birth with stunting at 13-36 months old children at Public Health Center in Tuminting district. Analytic survey research with cross-sectional approachment to 13-36 month old children at Public Health Center in Tuminting district, Manado city. Sample has been chosen using purposive sampling technic at the amount of 97 children. Bivariate analysis with Chi Square test. Statistic result showed that 39.2% of children at the age of 13-36 months have experienced stunting. 1336 months old children that have a normal weight at the period of birth are 76.3% and those who have low weight are 23.7%. While mother’s type of nurturing in case of children’s nurturing practice, those who have a good care with stunting nutrient status are 25 (25.8%). Children who have pretty much care are 10 (10.3%), and children who have less care are 31 (32%). Children with feeding practice that pretty much are 7 (7.2%). There is no relationship between mother’s type of nurturing and weight at the period of birth with stunting. Keyword: mother's type of nurturing, weight at the period of birth, stunting, 13-36 months old children. ABSTRAK Stunting atau malnutrisi kronik merupakan bentuk lain dari kegagalan pertumbuhan, dimana menunjukkan pertumbuhan yang rendah dan merupakan efek kumulatif dari asupan energi. Beberapa penelitian menunjukkan pola asuh ibu merupakan salah satu faktor penyebab stunting. Pola asuh yang baik akan mempengaruhi status gizi anak. Disamping itu, berat badan lahir juga dikatakan sebagai salah satu penyebab stunting pada anak. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara pola asuh ibu dan berat badan lahir dengan kejadian stunting pada anak usia 13-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tuminting. Penelitian survei analitik dengan pendekatan cross-sectional pada anak usia 13-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tuminting kota Manado. Populasi berjumlah 3005 anak, sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 97 anak. Analisis bivariat dengan uji Chi Square . Hasil statistik menunjukan 39,2% anak mengalami stunting. Anak berat badan lahirnya normal sebanyak 76,3% dan anak yang berat badan lahirnya rendah sebanyak 23,7%. Sementara pola asuh ibu dalam hal praktek merawat anak dengan kategori baik dengan status gizi stunting sebesar 25 (25,8%). Anak yang memiliki praktek perawatan yang cukup sebesar 10 (10,3%) dan anak yang memiliki praktek perawatan yang kurang sebesar 3 (3,1%). Praktek pemberian makan yang baik dengan status gizi stunting sebesar 31 (32%) dan praktek pemberian makan yang cukup sebesar 7 (7,2%). Tidak terdapat hubungan antara pola asuh ibu dan berat badan lahir dengan kejadian stunting. Kata Kunci : pola asuh ibu ,berat badan lahir, stunting, anak usia 13-36 bulan
asuh orang tua tentang pemenuhan kebutuhan
PENDAHULUAN Masalah
gizi
dapat
terjadi
pada
semua
gizi sebagai praktek-praktek pengasuhan yang
kelompok umur. Anak balita merupakan
diterapkan
kelompok umur yang rawan gizi dan rawan
berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan gizi.
penyakit. Kelompok ini yang merupakan
Pola asuh orang tua tentang pemenuhan
kelompok umur yang paling rentan menderita
kebutuhan gizi merupakan praktek rumah
akibat gizi (KKP), dan jumlahnya dalam porsi
tangga yang diwujudkan dengan tersedianya
besar. Beberapa kondisi atau anggapan yang
pangan dan perawatan kesehatan serta sumber
menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan
lainnya
rawan gizi antara lain: anak balita baru berada
pertumbuhan dan perkembangan anak (Zeiten,
dalam masa transisi dari makanan bayi ke
2000).
makanan orang dewasa, biasanya anak balita
oleh
ibu
untuk
Pola
kepada
anak
kelangsungan
asuh
yang
baik
yang
hidup,
akan
sudah mempunyai adik, atau ibunya sudah
mempengaruhi status gizi. Jika pola asuh anak
bekerja penuh sehingga perhatian ibu sudah
di dalam keluarga sudah baik maka status gizi
berkurang, anak balita belum dapat mengurus
akan baik juga. Praktek pengasuhan yang
dirinya sendiri, termasuk dalam memilih
memadai sangat penting tidak hanya bagi daya
makanan, dan anak balita sudah mulai main
tahan
ditanah, dan sudah dapat main diluar rumahnya
perkembangan fisik dan mental anak serta
sendiri,
dengan
baiknya kondisi kesehatan anak. Pengasuhan
lingkungan yang kotor dan kondisi yang
juga memberikan kontribusi bagi kesejahteraan
memungkinkan
dengan
dan kebahagiaan serta kualitas hidup yang baik
berbagai macam penyakit (Notoatmodjo, 2011)
bagi anak secara keseluruhan. Sebaliknya jika
Pengetahuan ibu tentang gizi makanan
pengasuhan anak kurang memadai, terutama
sangat berpengaruh terhadap perkembangan
keterjaminan makanan dan kesehatan anak,
gizi balita, dimana kurangnya pengetahuan ibu
bisa
akan bahan
menghantarkan anak menderita kurang gizi
sehingga
lebih
untuk
makanan
terpapar
terinfeksi
yang
bergizi,
dan
tidak mengerti bagaimana cara memberikan
Faktor lain yang mempengaruhi status
menjadi
tetapi
salah
juga
satu
mengoptimalkan
faktor
yang
(Zeiten, 2000).
makanan yang benar, dapat menyebabkan asupan gizi kurang (Solihin, 2003).
anak
Masalah gizi, khususnya anak pendek, menghambat
perkembangan
anak
muda,
dengan dampak negatif yang akan berlangsung
gizi adalah pola pengasuhan, salah satu pola
dalam
kehidupan
selanjutnya.
Studi
pengasuhan yang berhubungan dengan status
menunjukkan bahwa anak pendek sangat
gizi anak adalah pola asuh makan. Karyadi
berhubungan dengan prestasi pendidikan yang
(dalam Yulia, dkk, 2008) mendefinisikan pola
buruk, lama pendidikan yang menurun dan
pendapatan yang rendah sebagai orang dewasa.
tersebut. Sampel penelitian ini adalah anak-
Anak-anak pendek menghadapi kemungkinan
anak usia 13-36 bulan yang berada di wilayah
yang lebih besar untuk tumbuh menjadi orang
kerja
dewasa yang kurang berpendidikan, miskin,
pengambilan sampel menggunakan metode
kurang sehat dan lebih rentan terhadap
Purposive sampling. Dengan kriteria sample,
penyakit tidak menular. Oleh karena itu, anak
yaitu: a) kriteria inklusi: anak yang berusia 13-
pendek merupakan prediktor buruknya kualitas
36 bulan, anak yang tinggal bersama Ibu . b)
sumber daya manusia yang diterima secara
kriteria ekslusi: anak yang menderita penyakit
luas,
kronis, orang tua dari anak tidak ada pada saat
yang
selanjutnya
menurunkan
kemampuan produktif suatu bangsa di masa
Puskesmas
Tuminting.
Teknik
penelitian berlangsung.
yang akan datang (UNICEF, 2012). Tabel 1. Distribusi subjek berdasarkan jenis kelamin dan umur dengan kejadian stunting
Karakteristik Subjek Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Umur 13-24 bulan 25-36 bulan
Status Gizi TB/U Stunting Normal n % n % 22 16
22,6 16,4
24 35
24,7 36,0
21 17
21,6 17,5
30 29
30,9 29,8
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Desain, Tempat dan Waktu
Karakteristik Subjek Berdasarkan Jenis
Desain penelitian yang digunakan bersifat
Kelamin, Umur dan Berat Badan Lahir
survei
menggunakan
Dalam penelitian ini jumlah sample adalah 97
rancangan penelitian cros sectional study
anak usia 13-36 bulan yang berada di wilayah
(Potong Lintang). Penelitian ini dilaksanakan
kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado.
di wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kota
Table 2 menunjukan bahwa jenis
analitik,
dengan
Manado pada bulan Agustus 2014 – September
kelamin
2014.
mengalami stunting yaitu sebanyak 22 orang
laki-laki
yang
paling
banyak
Populasi penelitian ini adalah anak
(22,6%) dan yang tidak stunting atau normal
yang usia 13-36 bulan yang berada di wilayah
paling banyak pada jenis kelamin perempuan
kerja Puskesmas Tuminting berjumlah 3005
yaitu sebanyak 35 orang (36,0%). Dalam
anak dan yang menjadi responden untuk
kategori umur, yang mengalami stunting palin
diwawancarai adalah orang tua dari anak
banyak pada umur 13-24 bulan dengan jumlah
yang memiliki praktek pemberian makan yang
21 orang (21,6%).
kurang.
Tabel 2. Pola Asuh Ibu Stunting Praktek Merawat Anak
n
Normal
%
n
%
Baik
25
25,8
43
44,3
Cukup Kurang
10 3
10,3 3,1
9 7
9,3 7,2
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini
Berdasarkan tabel 2. dapat dilihat bahwa anak
menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
yang memiliki praktek perawatan yang baik
yang bermakna antara pola asuh ibu dengan
dengan status gizi stunting sebesar 25(25,8%).
kejadian stunting pada anak usia 13-36 bulan di
Anak yang memiliki praktek perawatan yang
wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kota
cukup sebesar 10 (10,3%) dan anak yang
Manado. Dilihat dalam hal praktek perawatan
memiliki praktek perawatan yang kurang
dan praktek pemberian makan dengan nilai Tabel 3. Hasil Analisis Bivariat Variabel
Stunting n
%
Tidak Stunting n
%
25 10 3
25,8 10,3 3,1
43 9 7
44,4 9,3 7,2
31 7
32,0 7,2
43 16
44,3 16,5
0,464
10 28
10,3 28,7
13 46
13,4 47,4
0,634
P
Praktek Perawatan Baik Cukup Kurang Praktek Pemberian Makan Baik Cukup Berat Badan Lahir BBLR Normal sebesar
3
(3,1%).
Sedangkan
praktek
pemberian makan yang baik dengan status gizi stunting
sebesar
31 (32%).
Anak
yang
memiliki praktek pemberian makan yang cukup sebesar 7 (7,2%) dan tidak ada anak
0,375
p = 0,375 (p >0,05) untuk praktek perawatan anak dan nilai p = 0,464 (p > 0,05) untuk pemberian makan. Hasil
penelitian
lain
melaporkan
bahwa pola asuh makan berpengaruh terhadap status gizi balita. Pemberian pola asuh makan
Tabel 4. Praktek Pemberian Makan Anak Praktek Memberi Makan Anak Baik Cukup Kurang Normal
Stunting n
Normal
31
% 32
n 43
% 44,3
7 28
7,2 28,7
16 46
16,5 47,4
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini
bahwa berat badan lahir bukan merupakan
menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
faktor risiko kejadian stunting (p= 0,112; OR=
yang bermakna antara pola asuh ibu dengan
2,16) (Anugraheni, 2012).
kejadian stunting pada anak usia 13-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kota
KESIMPULAN
Manado. Dilihat dalam hal praktek perawatan
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan,
dan praktek pemberian makan dengan nilai p =
maka dapat disimpulkan bahwa:
0,375 (p >0,05) untuk praktek perawatan anak
1.
Praktek perawatan pada anak usia 13-36
dan nilai p = 0,464 (p > 0,05) untuk pemberian
bulan termasuk dalam kategori baik
makan.
dengan status gizi normal sebesar 44,3%, Hasil
penelitian
lain
melaporkan
dan yang termasuk dalam kategori baik
bahwa pola asuh makan berpengaruh terhadap
dengan status gizi stunting sebesar 25,8%.
status gizi balita. Pemberian pola asuh makan
Sedangkan Praktek pemberian makan
yang memadai berhubungan dengan baiknya
termasuk dalam kategori baik dengan
kualitas konsumsi makanan balita, yang pada
status gizi normal sebesar 44,3%, dan
akhirnya mempengaruhi status gizi balita
yang termasuk dalam kategori
tersebut (Faiza dkk 2007).
dengan status gizi stunting sebesar 32%.
Hasil analisis untuk berat badan lahir
2.
baik
Jumlah anak usia 13-36 bulan yang berat
Menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan
badan lahirnya normal sebanyak 76,3%
yang bermakna antara berat badan lahir dengan
dan anak yang berat badan lahirnya rendah
kejadian stunting pada anak usia 13-36 bulan di
sebanyak 23,7%
wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado dengan nilai p = 0,634 (p > 0,05). Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di Kecamatan Pati, yang menyatakan
3.
39,2% anak usia 13-36 bulan mengalami stunting.
4.
5.
Tidak terdapat hubungan antara pola asuh
Faiza R, Elnovriza D, Syafianti. 2007. Faktor
Ibu dengan kejadian stunting di wilayah
Risiko Kejadian Gizi Buruk pada Anak
kerja Puskesmas Tuminting Kota Manado.
(12-59
Tidak terdapat hubungan antara berat
Puskesmas
badan lahir dengan kejadian stunting di
Padang Timur Kota Padang tahun
wilayah kerja Puskesmas Tuminting Kota
2007. Media Gizi dan Keluarga
Manado.
bulan)
di
Wilayah
Andalas
Kerja
Kecamatan
Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. Solihin. 2003. Ilmu Gizi Klinis pada Anak.
SARAN 1.
Bagi instansi tempat penelitian yaitu Puskesmas
2.
Tuminting
adanya
UNICEF. 2012. Ringkasan Kajian Gizi Ibu
kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh
Dan Anak. UNICEF Indonesia, Jakarta.
petugas
Diakses Januari 2015
kesehatan
perlu
Jakarta: Balai Penerbit FK. UI.
setempat
guna
meningkatkan kesadaran ibu agar dapat
Yulia, 2008. Pola Asuh Makanan & Kesehatan
mengetahui pentingnya pola pengasuhan
anak balita pada keluarga wanita
yang benar pada anak.
pemetik teh dikebun Malabar PTPN
Bagi orang tua sebaiknya memperhatikan
VIII. Sekolah Pasca Sarjana, Institut
pemberian makan pada anak agar kualitas
Pertanian Bogor, Bogor.
gizi anak terpenuhi serta memberikan
http://iirc.ipb.ac.id/jspu/bitstream/12345
perawatan yang baik.
678/8767/I/pdf. Diakses April 2014 Zeiten, 2000. Pola Asuh Orang Tua dan nilai-
DAFTAR PUSTAKA
nilai kehidupan yang dimiliki oleh
Anugraheni, H. 2012. Faktor Risiko Kejadian
remaja. Fenomena : Jurnal Psikologi
Stunting Pada Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Pati Kabupaten Pati. Skripsi. Semarang : Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.(http://core.kmi.open.ac.uk/ download/pdf/11736638.pdf). april 2014
Diakses