HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI POSYANDU CEMPAKA DAN MAWAR DESA CUKANGKAWUNG TASIKMALAYA PERIODE BULAN APRIL 2015 Oleh : Beti khotipah ABSTRACT Di Negara berkembang dan bahkan di Indonesia angka kematian bayi masih cukup tinggi yakni sedikitnya bayi dan balita meninggal tiap jamnya dan penyebab terbesarnya karena diare. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare diantaranya faktor lingkungan dan pola hidup yang kurang bersih. Ibu merupakan orang yang sangat berperan penting dalam pencegahan kejadian diare pada bayi terutama pola personal hygiene ibu yang pada kehidupannya berkaitan erat dengan bayi. Hasil dari studi pendahuluan di Desa Cukangkawung Tasikmalaya periode bulan April 2015 tercatat sebanyak 46 (20,53%) diare terjadi pada bayi dan balita dari keseluruhan 104 bayi dan balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan personal hygiene ibu dengan kejadian diare pada bayi di posyandu cempaka dan mawar Desa Cukangkawung Tasikmalaya periode bulan april 2015. Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan metode survei analitik dengan pendekatan crossectional. Populasi sebanyak 62 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa personal hygiene dengan kejadian diare pada bayi di posyandu mawar dan cempaka Desa Cukangkawung periode bulan april Tahun 2015 frekuensi terbanyak pada kategori kurang sebanyak 14 orang (56%), Hasil uji statistik menunjukan P-Value= 0,002 maka keputusan H0 ditolak yang artinya ada hubungan antara personal hygiene ibu dengan kejadian diare pada bayi di posyandu cempaka dan mawar Desa Cukangkawung Tasikmalaya periode bulan april 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara personal hygiene ibu dengan kejadian diare pada bayi di posyandu cempaka dan mawar Desa Cukangkawung Tasikmalaya periode bulan april 2015. Penelitian ini diharapkan ibu bayi dapat meningkatkan pencegahan penyakit dengan cara meningkatkan personal hygiene perorangan di Desa Cukangkawung Tasikmalaya.
Kata kunci : Personal hygiene, diare Kepustakaan : 17 (2006-2014)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan merupakan tumpuan masa depan bangsa dan negara yang berhak atas pelayanan secara individu. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Selama masa tumbuh kembang anak memerlukan asupan gizi yang adekuat, kasih sayang, penanaman nilai agama dan budaya serta upaya pencegahan penyakit (Sudiyanto, 2012). Menurut WHO (World Health Organization) Angka kematian bayi (AKB) Pada 2013, sekitar 6,5 juta anak meninggal karena penyebab kematian yang sebenarnya bisa dicegah. Adapun hampir 17 ribu kematian disebabkan oleh kurang gizi, diare, malaria, pneumonia, dan penyakit lainnya. Pada tahun 2015 target global UNICEF (united nasions international children’s emergency fund) memprediksi angka kematian akan menurun hingga dua per tiga. (Unicef, 2013). Di Indonesia Jumlah angka kematian bayi masih cukup tinggi. pada 2012 angka kematian bayi di Indonesia mencapai 152.000 orang dan dua per tiganya karena diare. Artinya ada 17 bayi dan balita meninggal tiap jamnya dan penyebab terbesarnya karena diare (Waila, 2013). Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia. Tahun 2012 tercatat 1102 kasu diare yang sedikit mengalami peneurunan dari tahun sebelumnya (Buletin Jendela Data Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2013). Salah satu langkah dalam pencapaian target MDG’s (Millennium Development Goals) goal ke 4 adalah menurunkan kematian anak menjadi 2/3
bagian dari tahun 1990 sampai tahun 2015. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian akibat diare adalah tatalaksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian akibat diare perlu tatalaksana yang cepat dan tepat (Buletin Jendela Data Informasi Kemenkes RI 2013). Anak atau balita lebih rentan terkena diare karen daya tahan tubuhnya masuh rentan di bandingkan dengan orang dewasa. Data menunjukan kasus diare di Jawa Barat tahun 2014 mengalami penurunan meskipun tidak begitu besar yaitu sebanyak 121.580 terjadi pada anak-anak dan balita. Artinya hampir setengah penderita diare Jawa Barat ternyata adalah anak-anak dan balita. Ratarata anak dan balita yang terkena diare jumlahnya mencapai diatas
40%.
Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak diatasi dengan baik (SKRT, 2014). Dari data Dinkes Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2014 tercatat sudah 71 orang bayi meninggal disebabkan karena kurang gizi, diare, malaria, pneumonia, dan penyakit lainnya. Kendati begitu upaya menurunkan angka kematian bayi terus di lakukan bahkan Dinas Kab Tasikmalaya menargetkan setiap tahunnya terjadi penurunan (Dinas kesehatan Kab. Tasikmalaya, 2015). kejadian diare pada tahun 2014 sebanyak 2.120 (17,48) sedikit menurun dari angka kejadian diare pada tahun 2013 yaitu sebanyak 2.714 (20,90%) kasus baru dari total kasus 12.983 (100%) pada tahun 2013 yang paling banyak menyerang pada bayi dan balita (Dinas kesehatan Kab. Tasikmalaya, 2014).
Pada umumnya masalah penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia baik dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, dan masih banyak faktor penyebab munculnya penyakit diare tersebut. Kebersihan lingkungan merupakan suatu yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan pada umumnya (Depkes RI 2011) . Salah satu penyebab diare menurut (Ngastiyah, 2009) adalah dari faktor makanan yaitu dapat berupa makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan, makanan yang terkontaminasi bakteri atau kuman sehingga diperlukan hygiene perorangan yang terlibat dalam hal tersebut. Anak-anak atau bayi merupakan individu yang masih bergantung pada orang yang lebih dewasa dari dirinya dalam kehidupan sehari-hari anak perlu arahan dan bimbingan dari orang tua maka sebagai orang tua sangatlah wajib menjaga kesehatan anak dengan dimulai dari menjaga kebersihan diri sendiri karena kalau kita sakit anak juga bisa tertular karena anak-anak masih rentan terkena penyakit lingkungan karena sistem imunnya belum berfungsi secara maksimal. Berdasarkan laporan yang ada pada tahun 2014 di wilayah kerja Puskesmas Sodonghilir ditemukan penderita diare pada bayi sebanyak 106 bayi. Di desa cukangkawung sebanyak 14 bayi yang menderita diare pada awal tahun 2015 lebih banyak dari pada desa lain yang hanya 10 bayi yang menderita diare (Puskesmas Sodonghilir, 2014). Di Desa Cukangkawung terdapat 4 posyandu yang di teliti hanya posyandu cempaka dan mawar karena dari 14 bayi yang
mengalami diare terbanyak di posyandu cempaka dan mawar dan disamping itu posyandu yang aktif berjalan hanya 2 posyandu yaitu cempaka dan mawar. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di posyandu cempaka dan mawar desa cukangkawung pada 5 ibu dari 10 ibu yang bayinya menderita diare diperoleh hasil bahwa 4 ibu tidak selalu memperhatikan kebersihan makanan dan juga kebersihan pengolahan makanan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian Personal Hygiene Ibu Dengan Kejadian Diare pada bayi di posyandu cempaka dan mawar Desa Cukangkawung. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah ini adalah : ”Adakah Hubungan Personal Hygiene Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Bayi di Posyandu Cempaka dan Mawar Desa Cukangkawung Tasikmalaya periode bulan april 2015?”.
II. METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di posyandu cempaka dan mawar Desa Cukangkawung kec. Sodonghilir Tasikmalaya pada bulan April 2015. B. Populasi dan sample 1. Populasi Populasi
adalah
wilayah
generalisasi
yang
terdiri
atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh
peneliti
untuk
dipelajari
kemudian
ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah
Seluruh ibu yang mempunyai bayi dan pada bulan april yang berada di wilayah posyandu cempaka dan mawar Desa Cukangkawung berjumlah 62 orang. 2. Sampel Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (notoatmodjo,2005). Sedangkan Pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan tehnik accidental sampling. Sample dalam penelitian ini yaitu semua ibu yang memiliki bayi dan datang pada saat posyandu di posyandu cempaka dan mawar desa cukangkawung Tasikmalaya pada bulan april 2015 dengan jumlah responden 25 orang. C. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan kuesioner pada responden. Pengumpulan data di posyandu mawar dan cempaka dengan meminta kesediaan ibu yang mempunyai bayi untuk mengisi kuesioner. D. Instrumen penelitian Alat ukur dan alat bantu yaitu kuesioner untuk mempermudah wawancara. kuesioner yang digunakan dibuat oleh Suganda (2011) dalam bentuk pertanyaan tertutup sebanyak 35 pertanyaan. Dengan uji validitas 0,444 dan hasil uji rabilitas 0,907. Kuesioner merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal – hal yang diketahui (Arikunto, 2006).
Kuesioner untuk mengukur variabel personal hygiene pada ibu dan variabel kejadian diare pada bayi, peneliti menggunakan kuesioner berbentuk pertanyaan tertutup. E. Pengolahan dan Analisa Data 1. Editing : mengedit kuesioner yang telah diteliti. 2. Coding : memberi kode tertentu untuk setiap pertanyaan. 3. Tabulating : data nilai dikumpulkan dan dikelompokkan secara teliti dan teratur ke dalam tabel. 4. Analiting : pengolahan data dengan menggunakan program SPSS.
III. HASIL PENELITIAN A. Analisis univariat 1. Personal hygiene Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Personal Hygiene Ibu di Posyandu Cempaka dan Mawar Desa Cukangkawung Kec. Sodonghilir Tasikmalaya Periode Bulan April 2015 No 1 2 3
Personal hygiene Baik Cukup Kurang Total
Frekuensi (n)
Presentasi %
4 7 14 25
16,0 28,0 56,0 100,0
Dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi responden menurut personal hygiene ibu terbesar pada kategori personal hygiene yang kurang sebanyak 14 orang (56%), dan terkecil pada kategori personal hygiene baik sebanyak 4 orang (16%).
2. Kejadian diare Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kejadian Diare Pada Bayi di Posyandu Cempaka dan Mawar Desa Cukangkawung Kec. Sodonghilir Tasikmalaya Periode Bulan April 2015 No 1 2
Kejadian diare Diare Tidak diare Jumlah
Frekuensi (n) 18 7 25
Presentasi (%) 72,0 28,0 100,0
Pada tabel 5.2 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi kejadian diare terbanyak pada kategori dengan kejadian diare yaitu sebanyak 18 orang (72%), dan terkecil terjadi pada kejadian tidak diare yaitu sebanyak 7 orang (28%). B. Analisa bivariat Tabel 5.3 Tabulasi Silang Hubungan Personal Hygiene Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Bayi di Posyandu Cempaka dan Mawar Desa Cukangkawung Tasikmalaya Periode Bulan April 2015 No
Personal hygiene 1 2 3
Kejadian Diare
Variable
Baik Cukup Kurang Total
Ya
%
Tidak
%
1 3 14 18
25,0 42,9 100,0 72,0
3 4 0 7
75 57,1 0 28,0
Total
%
p Value
4 7 14 25
100 100 100 100
0,02
Berdasarkan Tabel 5.3 memperlihatkan pengaruh personal hygienen terhadap kejadian dire di posyandu cempaka dan mawar Desa Cukangkawung yang berada pada kategori baik dengan kejadian tidak diare adalah sebanyak 3 orang (75%) dan kejadian diare sebanyak 1 orang (25%), pengaruh personal hygiene terhadap kejadian diare yang ada pada kategori cukup sebanyak 3
orang (42,9%) orang mengalami diare dan sebanyak 4 orang (57,1%) tidak mengalami diare, sedangkan pada kategori kurang sebanyak 14 orang (100%) mengalami diare dan tidak mengalami diare tidak ada (0%). Hasil uji statistik menggunakan chi-square diperoleh p value sebesar 0,002 sehingga nilai p < nilai α (0,05) dengan demikian Ho ditolak, artinya terdapat hubungan antara personal hygiene ibu dengan kejadian diare pada bayi di posyandu cempaka dan mawar Desa Cukangkawung Tasikmalaya periode bulan april 2015.
IV. PEMBAHASAN A. Personal Hygiene Berdasarkan tabel 5.1 diperoleh Gambaran personal hygiene ibu di posyandu cempaka dan mawar Desa Cukangkawung Tasikmalaya periode bulan april 2015 sebagian besar adalah kurang sebanyak 14 orang (56%). Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang personal hygiene dan kebiasaan sehari-hari yang sulit dirubah dalam lingkungannya. Hal ini sejalan dengan teori pendapat Tarwoto (2006) penyebab kurangnya personl hygiene disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu, kebiasan yang buruk, kurangnya ketersediaan air bersih dan lingkungan yang kurang sehat. Personal hygiene merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang, hal ini sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai individu dan kebiasaannya (Tarwoto, 2006).
Sebagian besar masyarakat akan lebih menjaga kesehatannya ketika sakit karena dirasa akan mempercepat penyembuhan dirinya padahal lebih baik menjaga dari pada mengobati. Hal ini sejalan dengan teori pendapat potter dan perry (2006) kenyamanan, kesehatan dan keamanan di perlukan baik pada orang sehat maupun sakit dan dengan implementasi tindakan hygiene pasien akan menambah kesembuhan. B. Kejadian Diare Berdasarkan tabel 5.2 diproleh Gambaran sebagian besar bayi mengalami diare di posyandu cempaka dan mawar Desa Cukangkawung Tasikmalaya periode bulan april 2015 yaitu sebanyak 18 orang (72%). Hal ini bisa disebabkan karena sebagian besar kurangnya pengetahuan ibu tentang pencegahan diare pada bayi. Hal ini sejalan dengan teori widjaja (2010) cara pencegahan yang benar dan efektif terhadap diare pada anak yaitu memberikan ASI, menggunakan air bersih yang cukup, personal hygiene yang baik, menggunakan jamban, membuang tinja bayi yang benar, memberikan imunisasi. Diare merupakan penyakit yang dipengaruhi oleh lingkungan yang kurang sehat dan sebagian besar disebabkan karena infeksi virus, yang merupakan penyebab paling sering diare pada anak bayi dan balita (ramawati,2009). Sehingga untuk mencegah terjadinya diare dapat dilakukan upaya – upaya yaitu kebersihan perorangan pada anak, membiasakan anak defekasi dijamban, kebersihan lingkungan, makanan harus tertutup dan bersih, kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar dianjurkan untuk tidak
membeli makanan yang dijajakan terbuka, air minum yang bersih dan dimasak terlebih dahulu, penyediaan makanan yang hygiene dalam pengolahan makanan (Ngastiyah, 2005). C. Hubungan personal hygiene ibu dengan kejadian diare pada bayi Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukan adanya hubungan antara personal hygiene ibu dengan kejadian diare di posyandu cempaka dan mawar Desa Cukangkawung, hal ini dibuktika dengan hasil uji statiskik menggunakan chi-square diperoleh p value 0,002 < dari α 0,005. Diare erat kaitannya dengan lingkungan karena diare merupakan penyakit yang sebagian besar penyebabnya adalah lingkungan dan kebiasaan hygiene perorangan. Hal ini sejalan dengan teori widjaja (2006) Diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan dikarenakan masih buruknya kondisi sanitasi dasar, lingkungan fisik maupun rendahnya perilaku hygiene perorangan dalam masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Semakin buruk personal hygiene ibu maka semakin tinggi pula kejadian diare pada bayi, tetapi dalam penelitian ini didapatkan hasil ada dari ibu yang mempunyai personal hygiene baik tetapi bayinya mengalami diare yaitu sebanyak 1 orang (25 %). Hal ini bisa di sebabkan karena bayi mengalami diare karena faktor infeksi, malabsorpsi atau neoplasma, hal ini sejalan dengan teori Purnawijayanti (2011) secara teoritis kejadian diare dapat disebabkan oleh faktor lingkungan dan prilaku, pengetahuan ibu, sosial ekonomi, faktor infeksi, faktor malabsorpsi, faktor neoplasma, faktor psikis dan faktor makanan.
Hasil penelitian membuktikan bahwa dari total 18 orang bayi (72%) yang mengalami diare sebagian besar ibunya mempunyai personal hygiene yang kurang baik, Hal ini disebabkan karena hygiene yang kurang baik akaan meningkatkan penyakit dan jika ibu memiliki pola hygiene yang buruk maka ibu tersebut akan bersikap buruk pula pada orang lain karena kebiasaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hygiene perorangan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa 7 orang bayi yang tidak mengalami diare hal ini di karenakan sebagian ibu memiliki personal hygiene yang cukup yaitu sebanyak 4 orang (57,1%) sehingga terbebas dari kejadian diare hal ini sejalan dengan teori (Ngastiyah, 2009) hygiene perorangan sangat diperlukan untuk mengatasi diare pada bayi dari faktor lingkungan, makanan, kebiasaan karena bayi masih rentan terhadap penyakit-penyakit terutama lingkungan yang dekat dengan bayi. Hal ini menunjukan bahwa personal hygiene dan lingkungan yang bersih akan memperkecil kejadian diare di suatu tempat.
V. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut : Pertama, Personal hygiene ibu tentang diare termasuk kategori kurang sebanyak 14 orang (56 %). Kedua, Kejadian diare pada bayi terbanyak pada kategori “diare” sebanyak 18 orang (72 %). Ketiga, Ada hubungan yang bermakna secara statistik antara personal hygiene ibu denga kejadian diare pada bayi di posyandu cempaka dan mawar Desa Cukangkawung Tasikmalaya periode bulan april 2015.
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Rineka cipta. Jakarta. Badan Pusat Statistik, 2010. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2006-2010. Badan Pusat Statistik, Jakarta. Bambang suganda, (2011). Hubungan pengetahuan ibu denagan kejadian diare pada bayi 0-6 bulan di Desa Suka Mantri Kabupaten Ciamis. Keperawatan Stikes Mitra Kencana Tasikmalaya. Boediarso, A., 2006. Sindroma Klinik Penyakit Diare. Bagian Ilmu Kesehatan Budiarto, E., 2010. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Departemen Kesehatan Kabupaten Tasikalaya, 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2014. Departemen Kesehatan RI, 2012, Peningkatan Upaya Pencegahan dalam Program Pemberantasan Penyakit Diare. P2M & PLP Depkes RI, Jakarta.EGC, Jakarta. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara (2010). Kapita selekta kedokteran jilid 2. Media aesculapius. Sumatra Fitiyadi, (2013). Pengantar biostatistik khusus untuk lingkungan sendiri. Tasikmalaya. Kematian bayi didunia mengalami penurunan beberapa tahun kebelakang (http://www.tempo.co/read/news/2014/09/17/174607565/UNICEFAngka-Kematian-Anak-di-Dunia-Menurun). kejadian diare masih tinggi dan memberi peran tinggi penyebab kematian bayi (http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/14/09/18/nc3slrangka-kematian-bayi-karena-diare-masih-tinggi). Kusnoputratnto, H., 2010. Kesehatan Lingkungan. FKM Universitas Indonesia, Depok. Notoatmodjo, (2005). Metodologi penelitian kesehatan cetakan III. Jakarta : PT asdi mahasatya. Stikes Mitra Kencana, (2015) buku pedoman karya tulis ilmiah. Tasikmalaya.
Tarwoto, R., dkk.,(2004). Dasar-dasar Epidemiologi. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Wahit, (2008). Kesehatan di lingkungan pribadi. Surabaya: PT adiaksa ryneka cipta, Surabaya.