Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia
Vol. 1, No. 2, Edisi Desember 2005
HUBUNGAN PERILAKU ANAK SEKOLAH DASAR NO.174593 HATOGUAN TERHADAP INFEKSI CACING PERUT DI KECAMATAN PALIPI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2005 Oleh: Rahmat A. Dachi,S.K.M., M.Kes. PENDAHULUAN Penyakit cacingan merupakan salah satu penyakit yang berbasis pada lingkungan. Hal ini disebabkan oleh iklim tropis dan kelembaban udara tinggi di Indonesia yang merupakan lingkungan yang baik untuk perkembangan cacing, serta kondisi sanitasi dan hygiene yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan keadaan sosial ekonomi serta pendidikan yang belum memadai (Komang 2003). Infeksi cacing dapat ditemukan pada berbagai golongan umur, namun lebih sering ditemukan pada anak balita dan usia sekolah dasar, terutama kelompok anak yang mempunyai kebiasaan defekasi di saluran air terbuka dan sekitar rumah, makan tanpa cuci tangan, dan bermain-main di tanah yang tercemar telur cacing tanpa alas kaki. Survei Dinas Kesehatan Tingkat I Sumatera Utara tahun 2003 ditemukan infeksi cacing pada anak sekolah dasar tertinggi masing-masing Ascaris lumbricodes 71,4% dan Hook worm 12,1% di daerah Tapanuli Selatan dan Trichuris trichura 46,5% di daerah Labuhan Batu (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2003). Dari data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Pangururan diketahui jumlah kasus kecacingan secara umum sebanyak 68,19%, yang disebabkan oleh Ascaris lumbricoides sebesar 37%, Trichuris trichiura sebesar 28,10%, Ankylostoma sebesar 19,45%, dan Taenia saginata sebesar 2,45%. Di Puskesmas Mogang Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir juga diketahui jumlah kasus yang disebabkan infeksi
kecacingan antara lain infeksi Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura sebesar 57% dan 39%, sedang infeksi Hook worm hanya sekitar 12,5% Infeksi kecacingan termasuk dalam urutan ketiga dari sepuluh penyakit terbanyak yang ada di Puskesmas Mogang setelah penyakit ISPA dan diare (Dinas Kesehatan Pangururan). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Talenta Udur Manalu di Sekolah Dasar Kecamatan Sumbul pada tahun 1999 tentang hubungan perilaku anak sekolah dasar terhadap infeksi cacing perut di Kecamatan Sumbul, diketahui bahwa ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dan tindakan anak sekolah dasar terhadap infeksi cacing perut. Hasil yang diperoleh yaitu: pengetahuan anak sekolah dasar terhadap infeksi cacing perut di Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi termasuk cukup, yaitu 56,7%, sikap anak sekolah dasar terhadap infeksi cacing perut di Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi termasuk kurang baik, yaitu 43,3% dan tindakan anak sekolah dasar terhadap infeksi cacing perut di Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi termasuk baik, yaitu 81,1%. Secara umum, infeksi cacing biasanya kurang mendapat perhatian yang cukup, terutama dari pihak orangtua. Hal ini disebabkan karena akibat yang ditimbulkan infeksi cacing secara langsung tidak dapat terlihat. Dampak negatif yang biasanya timbul yakni penderita mengalami kekurangan gizi, anemia, dan keluhan saluran pencernaan (sakit perut dan diare). Penderita juga mengalami penurunan daya tahan tubuh, sehingga mudah terkena penyakit. Pada anak-anak,
35
Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia cacingan berdampak pada kemampuan untuk belajar. Berdasarkan latar belakang inilah peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan perilaku anak Sekolah Dasar No.174593 Hatoguan terhadap infeksi cacing perut di Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir tahun 2005. B. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan anak Sekolah Dasar No. 174593 Hatoguan terhadap infeksi cacing perut. 2. Untuk mengetahui hubungan sikap anak Sekolah Dasar No. 174593 Hatoguan terhadap infeksi cacing perut. 3. Untuk mengetahui hubungan tindakan anak Sekolah Dasar No. 174593 Hatoguan terhadap infeksi cacing perut. 4. Untuk mengetahui jenis-jenis cacing yang ditemukan pada anak Sekolah Dasar No. 174593 Hatoguan. C. METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah bersifat deskriptif analitik dengan desain cross sectional study yang bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai hubungan antara perilaku anak Sekolah Dasar No.174593 Hatoguan terhadap infeksi cacing perut tahun 2005 Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir. 2. Lokasi dan waktu Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir Provinsi Sumatera Utara. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2005. 3. Populasi dan Sampel Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah murid kelas IV, V, dan IV Sekolah Dasar No. 174593 Hatoguan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir yang berjumlah 69 orang.
36
Vol. 1, No. 2, Edisi Desember 2005
Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi penelitian yang berjumlah 69 orang, yaitu murid kelas IV yang berjumlah 23 orang, kelas V yang berjumlah 24 orang, dan kelas VI yang berjumlah 22 orang (Total Sampling). 4. Variabel Penelitian Variabel Independen terdiri dari: 1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Tindakan Variabel dependen adalah infeksi cacing perut pada anak sekolah dasar: a. Nihil b. Ascaris lumbricoides/Cacing gelang. c. Hook worm/Cacing tambang. d. Trichuris trichura/Cacing cambuk. e. Enterobius vermicularis / Oxyuris vermicularis/Cacing kremi. 5. Hipotesis Penelitian 1. Adanya hubungan antara pengetahuan anak Sekolah Dasar No.174593 Hatoguan terhadap infeksi cacing perut. 2. Adanya hubungan antara sikap anak Sekolah Dasar No.174593 Hatoguan terhadap infeksi cacing perut. Adanya hubungan antara tindakan anak Sekolah Dasar No.174593 Hatoguan terhadap infeksi cacing perut. 6. Definisi Operasional 1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden mengenai infeksi cacing perut. 2. Sikap adalah tanggapan responden mengenai infeksi cacing perut. 3. Tindakan Tindakan adalah praktik yang dilakukan responden dalam upaya pencegahan infeksi cacing perut.
Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia 4. Infeksi cacing perut pada anak sekolah dasar adalah hasil pemeriksaan jenis – jenis cacing yang ditemukan pada anak sekolah dasar antara lain: a. Nihil b. Ascaris lumbricoides/Cacing gelang. c. Hook worm/Cacing tambang. d. Trichuris trichura/Cacing cambuk. e. Enterobius vermicularis/Oxyuris vermicularis/Cacing kremi. 7. Teknik Pengumpulan Data-data yang Diperoleh Berasal dari Data Sekunder dan Primer 8. Aspek Pengukuran 1. Analisis pengetahuan dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu: a. Baik, jika skor total nilai pertanyaan tentang pengetahuan > 75%. b. Sedang, jika skor total nilai pertanyaan tentang pengetahuan 40% - 75%. c. Kurang, jika skor total nilai pertanyaan tentang pengetahuan < 40%. 2. Analisis sikap dikategorikan menjadi 2 kategori, yaitu: a. Baik (positif), jika skor total nilai pertanyaan tentang sikap > 75%. b. Kurang (negatif), jika skor total nilai pertanyaan tentang sikap < 75%. 3. Analisis tindakan dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu: a. Baik, jika skor total nilai pertanyaan tentang tindakan > 75%. b. Sedang, jika skor total nilai pertanyaan tentang tindakan 40% - 75%. c. Kurang, jika skor total nilai pertanyaan tentang tindakan < 40%.
Vol. 1, No. 2, Edisi Desember 2005
4. Pemeriksaan telur cacing pada tinja: a. Alat: a. Objek glass. b. Dek glass. c. Pipet tetes. d. Batang lidi steril e. Mikroskop b. Metode: Menggunakan NaCl fisiologis. c. Cara kerja: 1. Ambil sediaan tinja dengan lidi steril, letakkan di atas objek glass. 2. Tetesi dengan larutan NaCl 1%, campurkan. 3. Tutup dengan dek glass, amati di bawah mikroskop (pembesaran 10 kali). 9. Teknik Pengolahan Data Data yang telah dikumpulkan diolah secara manual dengan bantuan komputer. 10. Teknik Penyajian Data Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi. 11. Teknik Analisis Data Untuk melihat hubungan dan faktor risiko variabel perilaku dengan infeksi cacing perut digunakan uji Chi-Square (X2) dengan taraf signifikan ( α = 0.05). D.Hasil dan Pembahasan a. Pengetahuan Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 69 orang responden mengenai pengetahuan responden terhadap infeksi cacing perut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
37
Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia
Vol. 1, No. 2, Edisi Desember 2005
Tabel 1. Distribusi Pengetahuan Anak Sekolah Dasar No. 174593 Hatoguan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir terhadap Infeksi Cacing Perut Tahun 2005 No 1 2 3
Pengetahuan Terhadap Infeksi CacingPerut Baik Sedang Kurang Jumlah
Jumlah N
%
5 40 24 69
7,20 58,00 34,80 100,00
b. Sikap Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 69 orang responden mengenai sikap responden terhadap infeksi cacing perut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Distribusi Sikap Anak Sekolah Dasar No. 174593 Hatoguan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir terhadap Infeksi Cacing Perut Tahun 2005 Jumlah Sikap Terhadap No Infeksi CacingPerut n % 1 Baik 39 56,50 2 Kurang 30 43,50 Jumlah 69 100,00
c. Tindakan Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 69 orang responden mengenai tindakan responden terhadap infeksi cacing perut dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3. Distribusi Tindakan Anak Sekolah Dasar No. 174593 Hatoguan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir terhadap Infeksi Cacing Perut Tahun 2005 Jumlah Tindakan Terhadap No Infeksi CacingPerut n % 1 Baik 10 14,50 2 Sedang 31 44,90 3 Kurang 28 40,60 Jumlah 69 100,00
38
d. Hasil Pemeriksaan Infeksi Cacing Berdasarkan hasil pemeriksaan infeksi cacing perut yang dilakukan terhadap 69 orang responden dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Infeksi Cacing pada Anak Sekolah Dasar No. 174593 Hatoguan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir Tahun 2005 Jumlah Hasil Pemeriksaan No Infeksi Cacing n % 1 Positif 49 71,00 2 Negatif 20 29,00 Jumlah 69 100,00
e. Jenis – Jenis Cacing pada Anak Sekolah Dasar No. 174593 Hatoguan. Berdasarkan hasil pemeriksaan jenis-jenis cacing perut yang dilakukan terhadap 69 orang responden dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5. Jenis-Jenis Cacing pada Anak Sekolah Dasar No. 174593 Hatoguan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir Tahun 2005 No Jenis-Jenis Cacing Jumlah 1 Nihil 20 2 Ascaris lumbricoides 44 3 Ascaris lumbricoides dan 1 Hook worm 2 4 Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichura 5 Hook worm 1 6 Trichuris trichura 4 7 Enterobius vermicularis -
4.2.2. Analisis Statistik Perilaku Anak Sekolah Dasar No. 174593 Hatoguan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir terhadap Infeksi Cacing Perut Tahun 2005. a. Pengetahuan terhadap Infeksi Cacing Perut. Dari hasil uji Chi – Square yang dilakukan diketahui ada hubungan
Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia antara pengetahuan anak sekolah dasar terhadap infeksi cacing perut dengan probability (P) = 0,001. b. Sikap terhadap Infeksi Cacing Perut Dari hasil uji Chi – Square yang dilakukan diketahui ada hubungan antara sikap anak sekolah dasar terhadap infeksi cacing perut dengan probability (P) = 0,012. c. Tindakan terhadap Infeksi Cacing Perut Dari hasil uji Chi – Square yang dilakukan diketahui ada hubungan antara tindakan anak sekolah dasar terhadap infeksi cacing perut dengan probability (P) = 0,000. 4.2.3. Pembahasan a. Hubungan Pengetahuan Anak Sekolah Dasar No. 174593 Hatoguan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir terhadap Infeksi Cacing Perut Tahun 2005. Berdasarkan uji Chi – Square yang dilakukan diketahui ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan anak sekolah dasar terhadap infeksi cacing perut dengan probability (P) = 0,001. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai infeksi cacing masih tergolong sedang atau kurang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Subahar (1995), di Duren Sawit, Jakarta Timur, di mana rendahnya pengetahuan responden (93,06%) mengenai penyakit cacingan berhubungan dengan ditemukannya anak-anak sekolah dasar yang terinfeksi cacing. Pada umumnya responden mengetahui dan pernah mendengar tentang infeksi cacing perut. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekidjo (1993), bahwa pengetahuan diperoleh setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek yang sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga. Tetapi tingkat pengetahuan responden terhadap penyebab, tanda-
Vol. 1, No. 2, Edisi Desember 2005
tanda, gejala, bahaya, upaya mencegah penyakit cacingan masih tergolong kurang serta budaya hidup seperti kebiasaan defekasi di saluran air terbuka dan sekitar rumah, makan tanpa cuci tangan, dan bermain-main di tanah yang tercemar telur cacing tanpa menggunakan alas kaki diasumsikan sebagai salah satu penyebab ditemukan banyaknya anak sekolah dasar yang positif terinfeksi cacing. b. Hubungan Sikap Anak Sekolah Dasar No. 174593 Hatoguan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir terhadap Infeksi Cacing Perut Tahun 2005. Berdasarkan hasil uji Chi – Square yang dilakukan diketahui ada hubungan antara sikap anak sekolah dasar terhadap infeksi cacing perut dengan probability (P) = 0,012. Sesuai dengan pendapat Soekidjo (1993), menyatakan bahwa suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan Ini berarti bahwa pada umumnya responden yang mempunyai sikap yang baik atau respon yang positif belum tentu dapat mewujudkan hal-hal yang direspon tersebut menjadi suatu tindakan nyata dan hal ini dibuktikan dengan jumlah responden yang mempunyai sikap yang baik lebih banyak positif terinfeksi cacing. c. Hubungan Tindakan Anak Sekolah Dasar No. 174593 Hatoguan Kecamatan Palipi Kabupaten Samosir terhadap Infeksi Cacing Perut Tahun 2005. Berdasarkan hasil uji Chi – Square yang dilakukan diketahui ada hubungan antara tindakan anak sekolah dasar terhadap infeksi cacing perut dengan probability (P) = 0,001. Pada penelitian yang dilakukan oleh Eddy Hartono (1980), didapatkan bahwa risiko terinfeksi cacing dari mereka yang tidak biasa menggunakan alas kaki lebih besar daripada mereka yang biasa menggunakan alas kaki.
39
Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia Pada umumnya, unsur yang lebih utama dalam pemberantasan cacingan adalah perilaku dan budaya hidup bersih yang bisa mencegah terjadinya infeksi cacingan maupun kontaminasi lingkungan yang bisa menjadi sumber penularan. Dalam penanggulangan kecacingan memang ada unsur pengobatan tetapi dengan memberikan obat cacing tidak berarti telah menanggulangi atau mencegah infeksi cacing (Sasongko, 2003). E. Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dari 69 orang responden, 41 orang (83,67%) positif Ascaris lumbricoides, 2 orang (4,08%) positif Hook woorm, dan 6 orang (12,25%) positif Trichuris trichura. 2. Berdasarkan uji Chi – Square, diketahui ada hubungan antara pengetahuan anak sekolah dasar terhadap infeksi cacing perut di mana P = 0,001 < 0,05. 3. Berdasarkan uji Chi – Square, diketahui ada hubungan antara sikap anak sekolah dasar terhadap infeksi cacing perut dengan P = 0,012 < 0,05. 4. Berdasarkan uji Chi – Square, diketahui ada hubungan antara tindakan anak sekolah dasar terhadap infeksi cacing perut dengan P = 0,0001 P < 0,05. E. Saran 1. Sebaiknya pihak sekolah bekerjasama dengan pihak puskesmas yang ada di wilayah bersangkutan untuk memberikan penyuluhan mengenai infeksi cacing perut baik pada anak di sekolah, orangtua dan juga pada masyarakat umum melalui wadah/ perkumpulan kegiatan di desa misalnya karang taruna, LKMD, perkumpulan kegiatan rohani seperti partamiangan, dan sebaiknya didukung oleh adanya media yang mudah dimengerti misalnya gambar atau leaflet.
40
Vol. 1, No. 2, Edisi Desember 2005
2. Bagi orang tua, agar lebih memperhatikan kesehatan dan kebersihan anak-anaknya dengan menjaga kebersihan diri dan juga kebersihan lingkungan masingmasing. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. 1991. Psikologi Sosial. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ananta, A. 2001. Perilaku Petugas Kebersihan terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri di Pusat Pasar Kota MedanTahun 2001. FKM USU, Sumatera Utara. _________. 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010. Jakarta. Hartono, Eddy. 1980. Prevalensi Investasi Cacing Usus yang Ditularkan Melalui Tanah pada Murid SD di Desa Telaga Bali, Medika, Jakarta. Notoatmodjo, S. 1993. Pendidikan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset. ______________. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. ______________. 2003. Pendidikan Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. M. Udur T. 1999. Gambaran Perilaku Anak Sekolah Dasar terhadap Infeksi Cacing Perut di Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi Tahun 1999, FKM USU, Sumatera Utara. Mar’at. 1993. Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya. Fakultas Psikologi UNPAD, Bandung. Palipi. 2004. Profil Kecamatan Palipi Tahun 2004. Kabupaten Samosir.
Jurnal Mutiara Kesehatan Indonesia Purnama, dkk. 2003. Atlas Helmintologi Kedokteran, Cetakan V. Jakarta: PT Gramedia. Sasongko, Adi. 2003. Perilaku Bersih Kunci Berantas Cacingan. Bali, www.balipost.co.id.
Vol. 1, No. 2, Edisi Desember 2005
Sekartini, R. 2002. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu yang Memiliki Anak Usia SD tentang Penyakit Cacingan di Kelurahan Pisangan Baru Jaktim. www.balipost.co.id.
41
