HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK PRA SEKOLAH DI PAUD DAN TK HARAPAN BUNDA PANORAMA BARU BUKITTINGGI TAHUN 2014 Oleh Sisri Wahyuni Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kesehatan dan MIPA Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Bukittinggi Tahun 2014
abstract United Nations Education Social Culture Organization (UNESCO) (2005) reported that enrollment in Early Childhood Education (ECD) in Indonesia is the lowest in the world. 20% of the 20 million children aged 0-8 years enjoying early childhood. National Education Ministry stated that early childhood in Indonesia in 2006, there were 28,364,300 people who have followed the early childhood education. While that follows the formal and informal channels as much as 12,223,812 children. The design used in this study was a descriptive correlation with cross sectional approach. This study was conducted in June and July 2014 through the distribution of questionnaires to the independent variables and the dependent variable observation sheet for. The population in this study were families with children in early childhood pre-school and kindergarten Panorama Mother New Hope Bukittinggi City with a sample of 36 people were taken by total sampling and using the chi square test. Results of univariate study showed that 66.7% good mother role and the role of a good father of 66.9%, whereas for the growth and development of pre-school children 63.9% good. Based on the results of chi square test shows that there is a relationship between the role of families with pre-school child development in early childhood and kindergarten Panorama Mother New Hope New York City 2014, with p = 0.000 The conclusion of this study indicate that the role of the family has a significant relationship to the growth and development of pre-school children in early childhood and kindergarten New Hope New York City 2014 Panorama Mother Expected to families with pre-school children to take care of his family with a good role because the role of a good family would produce good child development. Keywords: Role of Family, Children Growth Pre School
Abstrak United Nation Education Social Culture Organization (UNESCO) (2005) melaporkan bahwa angka partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia terendah di dunia. 20% dari 20 juta anak usia 0-8 tahun menikmati PAUD. Depdiknas menyatakan bahwa anak usia dini di Indonesia pada tahun 2006 tercatat sebanyak 28.364.300 orang yang telah mengikuti pendidikan PAUD. Sedangkan yang mengikuti jalur formal dan informal sebanyak 12.223.812 anak. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli tahun 2014 melalui pembagian kuesioner untuk variabel independen dan lembar observasi untuk variabel dependen. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anak pra sekolah di PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi dengan sampel 36 orang yang diambil secara total sampling dan di uji dengan menggunakan chi square. Hasil penelitian univariat menunjukkan bahwa peran ibu 66.7% baik dan peran ayah 66.9% baik, sedangkan untuk tumbuh kembang anak pra sekolah 63.9% baik. Berdasarkan hasil uji chi square menunjukkan bahwa ada hubungan antara peran keluarga dengan tumbuh kembang anak pra sekolah di PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi 2014 dengan p = 0,000 Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa peran keluarga memiliki hubungan yang signifikan terhadap tumbuh kembang anak pra sekolah di PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi 2014. Diharapkan kepada keluarga yang memiliki anak pra sekolah untuk menjaga peran keluarganya dengan baik karena peran keluarga yang baik akan menghasilkan tumbuh kembang anak yang baik. Kata Kunci : Peran Keluarga, Tumbuh Kembang Anak Pra Sekolah. 1. PENDAHULUAN Fase terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak adalah ketika masa bayi dan balita, karena pada masa itu saat yang paling vital bagi orang tua dalam membangun fondasi pertumbuhan dan perkembangan buah hati. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dan balita merupakan proses yang teramat penting dalam menentukan masa depan anak baik secara fisik, mental maupun perilaku (Sunartyo, 2007). Menurut Hidayat (2006), tumbuh kembang anak terdiri dari beberapa tahapan dan tiap-tiap tahapan mempunyai ciri-ciri sendiri. Salah satu tahapan tumbuh kembang anak adalah usia prasekolah (3-5 tahun). Keberhasilan penerimaan pada tahapan tumbuh kembang anak sebelumnya adalah penting bagi anak usia prasekolah (3-5 tahun) untuk memperbaiki tugas-tugas pada masa prasekolah. Usia prasekolah mempunyai karakteristik sendiri masa ini sebagai masa persiapan anak menuju periode sekolah, kemampuan interaksi dengan orang lain dan orang dewasa
menggunakan bahasa untuk menunjukkan kemampuan mental, bertambahnya perhatian terhadap waktu dan ingatan. Tumbuh kembang anak pra sekolah mempunyai dampak yang besar terhadap kualitas dimasa depan karena priode pra sekolah turut menentukan keberhasilan tumbuh kembang anak. Menurut Wong (2009) Tumbuh kembang anak dapat dilihat dari perkembangan biologis yaitu perkembangan yang dapat dilihat dari barat badan, tinggi badan, motorik kasar dan halus. Perkembangan psikososial yaitu perkembangan yang dapat dilihat dari rasa ingin tahu anak atau inisiatif. Perkembangan kognitif yaitu anak mengalami proses berpikir dan sudah dapat mempertimbangkan ide-ide dari orang lain. Perkembangan moral yaitu anak sudah dapat menilai baik atau buruknya suatu tindakan.Perkembangan spiritual yaitu pengetahuan anak tentang keyakinan dan agamanya.Perkembangan citra tubuh, anak prasekolah sudah dapat mengenali perbedaan warna kulit. Perkembangan seksualitas yaitu anak prasekolah sudah dapat berdandan seperti ibu dan ayah. Perkembangan sosial yaitu anak prasekolah sudah dapat melakukan permainan secara berkelompok tapi tanpa aturan yang kaku dari keluarga Peran keluarga mempengaruhi tumbuh kembang anak karena keluarga cenderung menjadi seorang reaktor terhadap masalah-masalah kesehatan dan menjadi aktor dalam menentukan masalah-masalah kesehatan anggota keluarga.Peran keluarga dalam pemenuhan tumbuh kembang anak di pengaruhi oleh budaya. Seperti pengetahuan tentang inti dari nilai-nilai, kebiasan makan, berpakaian, dan lain-lain, sangat penting untuk menginterpretasikan apakah peran keluarga telah sesuai atau belum, serta berfungsinya peran keluarga secara adekuat merupakan hal yang penting untuk keberhasilan fungsi keluarga Widyawati (2012). Peran adalah kumpulan dari perilaku yang diharapkan dari orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran merujuk kepada beberapa set perilaku yang lebih bersifat homogen, yang didefinisikan dan diharapkan secara normative dari seseorang okupan peran (role occupan) dalam situasi social tertentu (Harmoko, 2012). United Nation Education Social Culture Organization (UNESCO) (2005) melaporkan bahwa angka partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia terendah di dunia. 20% dari 20juta anakusia 0-8 tahun menikmati PAUD. Depdiknas menyatakan bahwa anak usia dini di Indonesia pada tahun 2006 tercatat sebanyak 28.364.300 orang yang telah mengikuti pendidikan PAUD. Sedangkan yang mengikuti jalur formal dan informal sebanyak 12.223.812 anak. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fajriananda (2008), dimana penelitian ini dilakukan dibeberapa lembaga pendidikan anak prasekolah, bahwa peran keluarga dalam meningkatkan tumbuh kembang anak dikatakan baik yaitu (70%), 20% keluarga memenuhi kebutuhan gizi anak untuk perkembangan biologis anak seperti bertambahnya berat badan, tinggi badan, lingkar kepala dan lingkar anak. 20% dilihat dari perkembangan kognitif yaitu anak prasekolah dapat berkomunikasi dengan teman dan keluarganya, 10% dilihat perkembangan moral dan 20% keluarga mensosialisasikan anaknya seperti mengajak anak untuk bermain dengan teman
sebayanya. Data tersebut memperlihatkan bahwa adanya hubungan peran keluarga terhadap tumbuh kembang anak prasekolah Berdasarkan studi awal dan wawancara dengan guru PAUD dan TK pada tanggal 18 Maret 2014 di PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru, di PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru terdapat 66 orang anak. Yang diketahui 50 orang anak berusia 3 – 6 tahun dan 26 orang anak lagi berusia 6 dan 7 tahun. Survey awal yang dilakukan kepada 10 orang tua siswa, diketahui terdapat 6 orang tua tidak melaksanakan peran dengan baik, seperti orang tua tidak mensosialisasikan anaknya, orang tua tidak memberikan penilaian terhadap apa yang sudah anak lakukan, orang tua kurang memotivasi anak untuk melakukan kegiatan mandiri dan orang tua tidak memperkenalkan bayi yangg baru lahir kepada anak pertama sebagai adiknya. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan peran keluarga dengan tumbuh kembang anak prasekolah di PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi 2014. A. Rumusan Masalahan Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “ Apakah ada hubungan peran keluarga dengan tumbuh kembang anak prasekolah di PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi 2014?” B. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Mengetahui hubungan peran keluarga dengan tumbuh kembang anak prasekolah di PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi 2014. b. Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi frekuensi peran keluarga pada anak pra sekolah di PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi. 2. Mengetahui distribusi frekuensi tumbuh kembang anak pra sekolahdi PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi. 3. Mengetahui hubungan peran keluarga dengan tumbuh kembang anak pra sekolah di PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi. DEFENISI A. Landasan Teori 1. Tumbung dan berkembang a. Pengertian Tumbuh Kembang Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat membelah diri dan mensentesis protein baru, menghasilkan peningkatan peningkatan ukuran dan berat seluruh atau sebagian sel. Perkembangan adalah perubahan dan perluasan secara bertahap, perkembangan tahap komplesitas dari yang lebih rendah ke yang lebih
tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, maturasi serta pembelajaran. (Wong, 2009) b. Fase dan Tugas Perkembangan 1. Masa Bayi (0-1 ½ tahun), menurutnya masa ini merupakan masa dimana kepercayaan harus ditanamkan, masa si anak harus belajar bahwa dunia merupakan tempat yang baik baginya dan masa ia belajar menjadi otimis mengenai kemungkinan-kemungkinan mencapai kepuasan. Masa bayi merupakan masa ketergantungan, masa ketidakberdayaan dan masa membutuhkan pertolongan orang lain, suatu masa yang membutuhkan kesabaran orang tua. 2. Masa Toddler (1 ½-3 tahun), tugas konkret masa toddler meliputi masa aspek penting kehidupan, bukan sekedar berjalan, bercakap dan latihan buang air besar atau kecil, namun juga penjelajahan yang tiada henti. Pada masa ini anak menggunakan kemampuan bergerak sendiri untuk melaksanakan 2 tugas penting yaitu pemisahan diri dari ibu dan lainnya, dan mulai menguasai diri, lingkungan dan keterampilan dasar untuk hidup. 3. Awal Masa Kanak-kanak (4-7 tahun), pada fase ini sosialisasi merupakan tema pokok. Anak belajar menyesuaikan diri dengan teman sepermainannya. Pada tahap ini orang tua diharapkan dapat memberi contoh yang baik, karena anak akan mencontoh sikap orang tuanya. 4. Akhir masa kanak-kanak (8-11 tahun), masa ini adalah masa berkelompok dan berorganisasi, penerimaan oleh teman-teman seusianya adalah penting. Ini merupakan saat yang tepat untuk memperkenalkan pekerjaan rumah tangga, tema pada masa ini adalah kerajinan. Tugas orang tua pada masa ini adalah mengarahkan anak, tanpa memaksa anak melakukan sesuatu. 5. Masa awal remaja (12-15 tahun), tema awal masa remaja adalah perubahan. Pada masa ini anak mulai berubah-ubah, terpusat pada diri sendiri, seks dan tubuhnya.Ia terus berminat pada tugas penguasaan yang sudah dimulai pada akhir masa kanak-kanak, sekaligus mulai membuang jauh-jauh kegiatan masa kanakkanaknya. Tanggapan orang tua yang paling bijaksana pada tahap ini adalah mendukung, ini bukan saatnya menunjukan kesalahan dalam pemikiran, sikap dan pakaian mereka. Karena pada akhirnya sikap berubah-ubah dan keterpusatan pada diri sendiri akan hilang dengan sendirinya. 6. Masa remaja sejati (16-18 tahun), pada tahap ini remaja sudah merasa cukup aman dalam identitasnya, dia harus menghadapi pilihan-pilihan yang akan membentuk sisa hidupnya. Pemilihan tujuan hidup merupakan tema pokok. Tanggapan orang tua yang paling baik adalah mendorong si anak untuk menjatuhkan pilihan dan
menerima dengan baik apa yang menjadi pilihan si anak serta menghargai kebebasannya. 7. Awal Masa Dewasa (19-25 tahun), tema tahap ini adalah Kemandirian, si anak mungkin kuliah di tempat lain, menikah, hidup sendiri atau bekerja di tempat lain. Sikap orang tua yang bijaksana adalah memperluas persahabatan dengan anak-anak mereka yang sebelumnya bergantung kepada mereka. 8. Dewasa Tengah (25-45 tahun), masa dewasa merupakan fase generativitas (menciptakan) yang selalu dihadapkan pada adanya stagnasi, masa ini ditandai dengan adanya perhatian yang tercurah pada anak-anak, keahlian produktif, keluarga dan pekerjaan. 9. Dewasa Akhir (45-65 tahun) (Novi, 2012) c. Teori Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Prasekolah 1. Perkembangan biologis Sejalan dengan pertumbuhan anak, dimensi eksternalanak prasekolah juga berubah. Perubahan ini disertai dengan perubahan yang berkaitan dengan struktur dan fungsi organ internal dan jaringan yang mencerminkan diperolehnya kompetensi fisiologis secara bertahap. Setiap bagian memiliki laju pertumbuhan masingmasing yang dapat secara langsung berkaitan dengan perubahan ukuran anak (missal, frekunensi jantung). Pertumbuhan otot rangka hamper sama dengan pertumbuhanseluruh tubuh, jaringan otak, limfoid, adrenal dan reproduksi tumbuh dalam pola yang berbeda dan bersifat individual. 2. Perkembangan psikososial Pada tahap ini anak prasekolah akan mengembangkan kemampuan berinisiatif yaitu perasaan bebas untuk melakukan sesuatu atas kehendak sendiri. 3. Perkembangan kognitif Piaget mengelompokkan perkembangan ini menjadi 2 tahap yaitu : a. Tahap prakonseptual (2-7 tahun) Pada tahap ini anak melihat dunia hanya dalam hubungan dengan dirinya, pola piker egosentris. Pola piker ini ada 2 yaitu : 1. Transduktif yaitu anak mendasarkan kesimpulannya pada suatu peristiwa tertentu. 2. Sinkretik yaitu terjadi bila anak mulai selalu mengubah-ubah criteria klasifikasinya. b. Tahap intuitif (4-7 tahun) Pola pikir berdasarkan intuitif, penalaran masih kaku, terpusat pada bagian tertentu dari objek semata-mata didasarkan atas penampakan objek.
4. Perkembangan moral a. Pra konvensional Mulanya ditandai dengan besarnya pengaruh wawasan kepatuhan dan hukuman terhadap perilaku anak.Penilaian terhadap perilaku didasarkan atas akibat sikap yang ditimbulkan perilaku.Dalam tahap selanjutnya anak mulai menyesuaikan diri dengan harapan-harapan lingkungan untuk memperoleh hadiah, yaitu senyuman, pujian atau benda. b. Konvensional Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan atau ketertiban sosial agar di sebut anak baik atau anak manis. c. Purna konvensional Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk secara mandiri. Prinsip pribadi mempunyai peranan penting. Penyesuaian diri terhadap segala aturan di sekitarnya lebih didasarkan atas penghargaannya serta rasa hormatnya terhadap orang lain. 5. Perkembangan spiritual Pengetahuan anak tentang keyakinan agama di pelajari dari orang lain yang bermakna dari lingkungan mereka, biasanya dari orang tua dan praktik keagamaan mereka, tetapi pemahaan mereka mengenai makna ritual ini masih terbatas. 6. Perkembangan seksualitas Perkembangan seksual selama masa ini merupakan fase yang sangat penting untuk identitas dan kepercayaan seksual individu secara menyeluruh. Anak pra sekolah membentuk kelekatan yang kuat dengan orang tua yang berlawanan jenis kelamin sambil mengidentifikasi orang tua yang berjenis kelamin sama. 7. Perkembangan social Anak prasekolah telah mampu mengatasi banyak ansietas yang berhubungan dengan orang asing dan ketakutan akan perpisahan pada tahun-tahun sebelumnya. Mereka dapat berhubungan dengan orang yang tidak di kenal dengan mudah dan menoleransi perpisahan yang singkat dari orang tua dengan sedikit atau tanpa protes (Wong, 2009) 2. Peran Keluarga a. Pengertian Peran Keluarga Peran adalah perilaku yang berkenaan dengan siapa yang memegang posisi tertentu, posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorangdalam suatu sistem sosial. Beberapa peran yang terkait adalah sebagai penjaga rumah, merawat anak, pemimpin kesehatan dalam keluarga, pendidik, memasak, sahabat atau teman bermain bagi anak.
Orang tua merupakan seorang atau dua orang ayah-bunda yangbertanggung jawab pada keturunannya semenjak terbentuknya hasil pembuahan atau zigot baik berupa tubuh maupun sifat-sifat moral dan spiritual (Wadnaningsih, 2005). b. Macam-Macam Peran Ada dua macam peran yaitu : 1. Peran Formal Peran formal merupakan peran yang membutuhkan ketrampilan dan kemampuan tertentu dalam menjalankan peran tersebut.Peran formal yang standar terdapat dalam keluarga yaitu ayah sebagai pencari nafkah, ibu sebagai pengatur ekonomi keluarga, di samping itu tugas pokok sebagai pengasuh anak. Jika salah satu anggota keluarga tidak dapat memenuhi suatu peran, maka anggota keluarga yang lainnya mengambil alih kekosongan ini dengan memerankan perannya agar tetap berfungsi dengan baik. 2. Peran Informal Peran informal adalah peran yang mempunyai tuntutan yang berbeda, tidak terlalu didasarkan pada usia, jenis kelamin dan lebih berdasarkan pada atribut personalitas atau kepribadian individu.Peran formal dapat mempermudah pandangan terhadap sifat masalah yang dihadapi dan mendapatkan solusi yang tepat.Pelaksanaan peran informal yang efektif dapat mempermudah pelaksanaan peran-peran formal (Hidayat, 2008) c. Faktor yang Mempengaruhi Peran 1. Faktor Kelas Sosial Kelas sosial ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan. Pendapatan seseorang dari segi finansial akan mempengaruhi status ekonomi, dimana dengan pendapatanyang lebih besar memungkinkan lebih bisa terpenuhinya kebutuhan, sehingga yang ada di masyarakat bahwa semakin tinggi status ekonomi seseorang maka akan semakin tinggi pula kelas sosialnya (Notoatmojo, 2003). 2. Faktor Bentuk Keluarga Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak adalah bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga, untuk itu keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak. Anak merupakan individu yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan, meliputi kebutuhan fisiologis sosial dan spiritual. (Hidayat, 2008) Keluarga dengan orang tua lengkap yaitu dengan adanya ayah dan ibu akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anggota keluarga terutama anak, dimana anggota keluarga dengan adanya ayah dan ibu akan menimbulkan perasaan aman dan nyaman dalam mengembangkan dan memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial dibandingkan dengan keluarga dengan orang tua tunggal yang hanya mengenal salah satu sosok orang tua sehingga anggota keluarga atau anak mengalami kesulitan mencari identitas diri. 3. Faktor Tahap Perkembangan Keluarga Tahap perkembangan keluarga dimulai dari terjadinya pernikahan yang menyatukan dua pribadi yang berbeda, dilanjutkan dengan tahap persiapan menjadi orang tua. Tahap selanjutnya adalah menjadi orang tua dengan anak usia bayi sampai tahap-tahap berikutnya yang berakhir dengan tahap berduka kembali dimana dalam setiap tahap individu mempunyai peran yang berbeda sesuai dengan keadaan. 4. Faktor Model Peran Individu merupakan bagian dari masyarakat, informasi yang diterima individu terkait dengan masalah sehari-hari dalam masyarakat akan menyebabkan masalah peran pada diri individu tersebut sehingga akan terjadi transisi peran dan konflik peran. 3. Keluarga Dengan Anak Prasekolah Pada tahap ini kehidupan keluarga di mulai pada anak berusia 2 1 2 tahun sampai anak berusia 5 tahun. Kehidupan keluarga selama tahap ini menjadi sibuk dan menuntut bagi orang tua. Bagi orang tua yang memliki tuntutan besar terhadap waktunya, mungkin ibu juga bekerja, baik paruh waktu maupun penuh waktu. Meskipun demikian, menyadari bahwa keluarga adalah sebagai arsitek yang merancang dan mengarahkan perkembangan keluarga. Anak prasekolah banyak belajar pada tahap ini, terutama di area kemandirian. Mereka harus mencapai kemandirian dan otonomi yang cukup agar mampu menangani diri mereka sendiri tanpa orang tua di berbagai tempat pengalaman di taman kanak-kanak, atau program serupa lain nya adalah cara terbaik untuk membantu tipe perkembangan ini. Program prasekolah terstruktur terutama berguna untuk membantu orang tua di pusat kota yang tinggal di komunitas dengan pendapatan yang rendah dan memiliki anak prasekolah. Tugas perkembangan keluarga anak prasekolah menurut Wong (2009): 1. Memberikan rasa nyaman dan aman bagi anak Orang tua memberikan perlindungan kepada anak guna untuk memberikan kenyamanan bagi anak. 2. Membantu anak untuk bersosialisasi Anak prasekolah mengembangkan sikap diri yang kritis (konsep diri) dan dengan cepat belajar untuk mengekspresikan diri mereka
sendiri, sebagaimana terlihat dalam penangkapan bahasa mereka yang cepat.Peran yang lebih dewasa didapat oleh anak prasekolah, yang secara bertahap memikul tanggung jawab lebih dalam perawatan diri mereka sendiri, dan membantu ibu atau ayah dengan tugas rumah tangga. 3. Mengintegrasikan anak kecil sebagai anggota keluarga yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak lainnya. Pergeseran seorang anak oleh bayi yang baru lahir secara psikologis adalah peristiwa yang sangat traumatis bagi anak.Persiapan anak menghadapi kedatangan bayi baru lahir membantu memperbaiki situasi, terutama jika orang tua sensitive dengan perasaan dan perilaku anak yang lebih tua.Persaingan sibling sering di ekspresikan dengan memukul atau memperlakukan bayi baru lahir secara negatif, berperilaku regresif, dan akivitas yang mencari perhatian. 4. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak. Orang tua meluangkan sejumlah waktu tertentu setiap hari secara eksklusif untuk berhubungan dengan anak guna memberikan mereka kapastian bahwa ia tetap di sayang. 4. Peran Keluarga (ayah dan ibu) a. Peran ayah (suami) 1. Mencari nafkah 2. Membantu anak untuk bersosialisasi 3. Memberikan rasa aman dan nyaman pada anak 4. Rekreasi 5. Pionir keluarga 6. Sebagai pendamai jika terdapat masalah b. Peran ibu (istri) 1. Sebagai ibu rumah tangga 2. Sebagai perawatan anak 3. Membantu anak untuk bersosialisasi 4. Mendorong anak untuk melakukan suatu tindakan 5. Pengharmoni 6. Sebagai penghubung keluarga 2. METODOLOGI A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif korelasi, yaitu penelitian yang dilakukan untuk menelaah hubungan antara dua variabel dari sekelompok subjek. Penelitian ini dilakukan di PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi untuk mengetahui hubungan antara peran keluarga dengan tumbuh kembang anak prasekolah. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu variabel independen dan variabel dependen yang menjadi objek penelitian, diukur atau dikumpulkan secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2005).
B. Lokasi dan Waktu penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Juli 2014. C. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah untuk variabel independen yaitu peran keluarga adalah kuesioner yang disusun berdasarkan skala likert untuk mengukur sikap, persepsi dan pendapat (Hidayat, 2012). Scoring jawaban pertanyaan positif bergerak dari skala 1 sampai 4 yaitu skor 4 = SS (sangat setuju), 3 = S(setuju), 2 = TS (tidak setuju), dan 1 = STS (sangat tidak setuju)., scoring pertanyaan negative 4 sampai 1 yaitu yaitu skor 1 = SS (sangat setuju), 2 = S (setuju), 3 = TS (tidak setuju), dan 4 = STS (sangat tidak setuju). Sedangkan untuk variable dependen yaitu, tumbuh kembang anak prasekolah dengan menggunakan lembar observasi yang menggunakan daftar check list dari Depkes (2005), yang terdiri dari Perkembangan biologis perkembangan psikososial, perkembangan kognitif, perkembangan moral, perkembangan social. D. Analisa Data
1. Pengolahan data yang dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu : a. Mengedit Data (Editing) Kegiatan untuk melakukan pengecekan terhadap isian kuesioner yang telah diserahkan kepada responden. b. Memberi Kode (Coding) Melakukan pengkodean terhadap data yang sudah diedit, sebagai usaha untuk menyederhanakan data, yaitu dengan memberi tanda angka1-4 pada kategori jawaban untuk variabel independen sedangkan untuk variabel dependen diberi tanda angka 0-1 pada kategori jawaban. c. Proses (Processing) Memproses data yang dilakukan dengan cara mengentry data dari kuesioner dengan menggunakan perangkat computer SPSS19.. d. Membersihkan Data (Cleaning) Melakukan pengecekan kembali data yang sudah di entry untuk mengetahui jika terdapat kesalahan 2. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengujian statistik yaitu : a. Analisa Univariat Analisa univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik dari variabel independen dan dependen. Keseluruhan data yang ada dalam kuesioner diolah dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Dalam analisa bivariat ini dilakukan pengujian statistik dengan chi square (X2) dengan derajat kemaknaan 95%. Dinyatakan bermakna jika ρvalue ≤ 0,05 dan tidak bermakna jikaρvalue > 0,05. 3. HASIL dan PEMBAHASAN A. Analisa Univariat 1. Peran Keluarga Tabel 4.4 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Peran Keluarga Anak Prasekolah Di Paud Dan Tk Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi Tahun2014 No 1 P2
Peran Keluarga Tidak Baik Baik Total
f 13 23 36
% 36,1 63,9 100
Pada tabel 4.4 diatas dapat dilihat dari 36 orang responden, sebagian besar (63,9%) peran keluarga baik. Menurut Harmoko (2012) ada beberapa macam peran salah satunya yaitu peran formal yaitu suatu peran yang membutuhakan keterampilan ibu sebagai ibu rumah tangga, sebagai pengasuh dan perawat anak. terdapat landasan literatur yang lebih luas yang menunjukkan bahwa waanita adalah pemelihara hubungan pertemanan di dalam keluarga untuk kedua belah pihak keluarga. Hasil penelitian ini sejalan dengan Fajriananda (2008), tentang peran keluarga terhadap tumbuh kembang anak pra sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk variabel peran orang tua (ayah) secara keseluruhan, menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki peran ayah yang baik menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki peran yang baik 49 responden (70%). Sedangkan peran ayah yang tidak baik s e b a n y a k 2 1 responden (30%). Menurut analisis peneliti baiknya peran keluarga, Karena peran keluarga berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak seperti pencari nafkah, ayah adalah provider yang baik tetapi tidak memiliki penaruh secara langsung kepada kehidupan anak. memberikan rasa aman dan nyaman pada anak sehingga anak tidak merasa ketakutan, serta menjadi pionir di dalam keluarga, serta peran ayah menjadi peran sekunder atau penyokong peran ibu, membantu anak untuk bersosialisasi untuk mengembangkan sikap diri dan belajar untuk mengekspresikan diri mereka
sendiri sehingga anak dapat berinteraksi dengan orang lain, serta mengenalkan anak kecil (bayi) sebagai anggota keluarganya yang baru. 2. Tumbuh Kembang Anak Tabel 4.6 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Tumbuh Kembang Anak Prasekolah Di Paud Dan Tk Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi Tahun2014 No
Tumbuh Kembang f % Anak Tidak Baik 13 36,1 P1 2 Baik 23 63,9 Total 36 100 Pada tabel 4.6 diatas dapat dilihat dari 36 orang responden, sebagian besar (63,9%) tumbuh kembang anak pra sekolah baik. Menurut Wong (2009) ada beberapa teori pertumbuhan dan perkembangan seperti perkembangan biologis, kognitif yaitu tentang pola pkir si anak, moral yaitu anak dapat menilai baik dan buruknya suatu tindakan, dan social yaitu anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan dan masyarakat. Menurut Harmoko (2009) Tumbuh kembang anak yang baik juga dibantu oleh perang anggota keluarga (ayah dan ibu) yang baik, karena dengan peran anggota keluarga yang baik stimulus perkembang anak dapat berjalan dengan baik. Tumbuh kembang ini dapat dipengaruhi oleh beberapa factor salah satunya yaitu dari lingkungan seperti lingkungan eksternal : kebudayaan keluarga, urutan anak dalam keluarga. Hasil prnelitian ini sejalan dengan Fajriananda (2008) tentang hubungan peran keluarga terhadap tumbuh kembang anak pra sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk variable tumbuh kembang anak itu sendiri, menunjukkan bahwa sebagian besar tumbuh kembang anak baik sebanyak 63 (90%) responde, sedangkan tumbuh kembang yang tidak baik yaitu 7 (10%). Menurut analisis peneliti, sesuai hasil kuesioner penelitian yang peneliti dapatkan dari hasil penjumlahan masing-masing jawaban dari setiap pertanyaan bahwa tumbuh kembang anak baik. Tumbuh kembang anak ini dapat kita lihat dari perkembangan social, kognitif, moral, serta perkembangan psikososialnya. Pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan secara teratur, berhubungan dengan petunjuk atau gradient atau reflek dari perkembangan fisik dan maturasi dari fungsi neuromuscular.
B. Analisis Bivariat 1.Hubungan Peran Keluarga Dengan Tumbuh Kembang Anak Prasekolah Di Paud Dan Tk Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi Tahun 2014 Tabel 4.7 Hubungan Peran Keluarga Dengan Tumbuh Kembang Anak Prasekolah Di Paud Dan Tk Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi Tahun 2014 Peran Keluarga
Tidak Baik Baik Total
Tumbuh Kembang Anak Tidak Baik Baik F % f % 13 100 0 0 0 0 23 100 13 36,1 23 63,9
Total
f 13 23 36
% 100 100 100
OR (95%CI)
p Value
121,000 (9,8611484,725)
0,000
Pada tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa tumbuh kembang anak yang baik lebih banyak terjadi pada peran ayah dan ibu yang baik (63.9%) dibandingkan dengan peran ayah dan ibu yang tidak baik (36.1%). Hasil uji statistik dengan chi square dengan derajat kemaknaan 95% diperoleh nilai ρ value = 0,000 sehingga Ha diterima, berarti ada hubungan peran Ayah dengan tumbuh kembang anak prasekolah di PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi Tahun 2014. Menurut Marilyn (2010) ada beberapa factor yang mempengaruhi peran salah satunya yaitu bentuk keluarga. Keluarga merupakan unsure terpenting dalam perawatan anak mengingat anak adalah bagian dari keluarga. Keluarga dengan orang tua lengkap yaitu adanya ayah dan ibu sehingga akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga khususnya anak. Hasil penelitian ini sejalan dengan Fajriananda (2008), tentang hubungan peran keluarga terhadap tumbuh kembang anak pra sekolah. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji alternatif chi-square yaitu uji tentang hubungan antara peran keluarga (ayah dan ibu) terhadap tumbuh kembang anak pra sekolah di peroleh hasil bahwa dari 70 responden, sebagian besar responden memiliki peran keluarga yang baik, yaitu sebanyak 49 orang (70%). Sedangkan responden yang memilki peran keluarga yang tidak baik sebanyak 21 (30%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p value sebesar 0.003, nilai P value lebih kecil dari ɑ 5% (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara peran keluarga terhadap tumbuh kembang anak. Menurut analisis peneliti berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengatakan adanya hubungan peran keluarga terhadap tumbuh
kembang anak. Tumbuh kembang anak didapatkan peran keluarga yang baik akan menghasilkan tumbuh kembang anak yang baik. Keluarga akan dapat memahami peran keluarga yang baik akan menghasilkan tumbuh kembang pada anak yang baik, dan dan dapat mempercepat perkembangan mereka, sehingga keluarga perlu untuk mempertahankan peran keluarga guna untuk tumbuh kembang anak itu sendiri. 4. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tentang hubungan peran keluarga dengan tumbuh kembang anak pra sekolah di PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi, dengan jumlah responden 36 orang maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Lebih dari separoh peran keluarga baik di PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi 2014 yaitu 63.9% orang responden. 2. Lebih dari separoh tumbuh kembang anak pra sekolah baik di PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi 2014 yaitu 63.9% orang responden 3. Adanya hubungan antara peran keluarga dengan tumbuh kembang anak prasekolah di PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru Bukittinggi 2014 dngan p value = 0.000 B. Saran 1. Bagi Guru PAUD dan TK Harapan Bunda Panorama Baru Bagi PAUD dan TK Harapan Bunda dapat lebih meningkatkan tumbuh kembang anak pra sekolah. 2. Bagi institusi pendidikan Penelitian ini diharapkan sebagai dasar,sumber dan bahan pemikiran untuk perkembangan penelitian selanjutnya, mengembangkan kurikulum dan peningkatan peran pendidik dalam menyampaikan pengetahuan tentang hubungan peran keluarga dalam peningkatan tumbuh kembang pada anak pra sekolah bagi mahasiswa secara lebih menarik sehingga mampu mengaplikasikan sebagai usaha preventif. 3. Bagi Pembaca Bagi pembaca diharapkan penelitian ini dapat memperluas pengetahuan dan wawasan mengenai peran keluarga. 4. Bagi Peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan perbandingan dan diharapkan untuk menliti variabel independen yang lebih beragam.
DAFTAR PUSTAKA Widyawati, N.S. (2012). Konsep dasar keperawatan, Jakarta : Prestasi Pustaka. Wong (2009). Buku Ajar Krperawatan Pediatrik, Edisi 6. EGC. Friedman, M.M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori & Praktik, Edisi 5. EGC. Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta. Dharma, K.K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan, Jakarta Timur : Trans Info Media. Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Dahlan, M.S. (2010). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan, Jakarta : Salemba Medika. Hidayat, (2012). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Jakarta : Salemba Medika. Nenny, A. (2009). Makalah Tumbuh Kembang ( keperawatan anak ), Lindawati, (Nopember 2013). Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Perkembangan Motorik Anak Usia Pra Sekolah. Jurnal Health Quality Vol. 4 No. 1, Hal. 1–76. Hervira. (2009). Pusat Tumbuh Kembang Anak, Jurnal Tingkat Sarjana Senirupa dan Desain No. 1. Izul, (2012). Tumbuh Kembang Anak, Jakarta. Inas Kesehaatan Provinsi Sumatera Barat (2012). Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012. Diakses 16 Maret 2014, Websiitte :: httttp::////www..diinkes..sumbarprov..go..iid Yusuf, dkk. (2011). Profil Anak Indonesia 2011. Diakses 19 Maret 2014. Aini, S. (2013). Keluarga Dengan Anak Usia Pra-Sekolah. Diakses 15 April 2014, http://keluarga/Keluarga dengan Anak Usia Pra-Sekolah _ Corat-coret.htm. Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi (2009). Profil Kesehatan Kota Bukittinggi. Diakses 27 Maret 2014, http:// profil_kes_kota_bukittinggi_2009. Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Edisi 2. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.