HUBUNGAN PENILAIAN AUTENTIK TERHADAP PEMAHAMAN SISWA PADA SUB MATERI METODE ILMIAH
ARTIKEL PENELITIAN
OLEH RIANI PITASARI NIM. F05108009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2015
HUBUNGAN PENILAIAN AUTENTIK TERHADAP PEMAHAMAN SISWA PADA SUB MATERI METODE ILMIAH Riani Pitasari, Basuki Hardigaluh, Asriah Nurdini M Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak Email:
[email protected] Abstrak: Judul penelitian ini adalah hubungan penilaian autentik terhadap pemahaman siswa pada sub materi metode ilmiah”. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan penilaian autentik dengan pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada sub materi metode ilmiah. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan bentuk penelitian studi korelasi. Sampel penelitian adalah siswa kelas XA berdasarkan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah rubrik penilaian autentik, tes pilihan ganda, dan lembar observasi aktivitas. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata penilaian autentik adalah 78,41, tes pemahaman siswa 88,43 dan aktivitas 72,98. Hubungan penilaian autentik dengan pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada sub materi metode ilmiah menggunakan statistik parametrik korelasi product moment memiliki keterkaitan yang sedang dengan nilai koefisien korelasi (rxy) = 0,433. Berdasarkan uji t diperoleh thitung > ttabel (2,717 > 1,696). Hal ini berarti penilaian autentik memiliki korelasi yang signifikan terhadap pemahaman siswa pada submateri metode ilmiah. Kata Kunci: Penilaian Autentik, Pemahaman Siswa Abstract: The title of this research is the authentic assessment correlation of students comprehension on sub material of scientific method". The aim of this research was to find out the correlation of authentic assessment to the comprehension of first grade students in SMA Negeri 1 Teluk Keramat on sub material scientific method. The research method used was descriptive, with correlational research study. The sample of this research was class A of first grade students taken by using purposive sampling technique. Research instruments used were authentic assessment rubric, multiple choice test, and activity observational sheets. The results of this research shows that the average score of authentic assessment is 78.14, students comprehension test is 88.43 and the activity is 72.98. The correlation of authentic assessment toward students' comprehension of first grade of SMA Negeri 1 Teluk Keramat on sub material scientific method by using correlational parametric statistic of Product Moment is moderately correlated with the score of correlation coefficient (rxy) = 0,433. Based on ttest, the result is thitung > ttabel (2,717 > 1,696). This result means that authentic assessment is significantly correlated to the students comprehension on sub material scientific method. Keywords: authentic assessment, students comprehension
P
enilaian merupakan komponen penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya. Sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar siswa meliputi tiga ranah sebagai indikator keberhasilan. Tiga ranah tersebut adalah kemampuan berfikir (kognitif), keterampilan melakukan pekerjaan (psikomotor), dan perilaku (afektif). Kecenderungan di lapangan menunjukkan bahwa penilaian hasil belajar lebih menitik beratkan pada ranah kognitif. Hal ini terbukti dengan tes-tes yang dilaksanakan di sekolah lebih banyak mengarah pada pengungkapan kemampuan ranah kognitif (Haryono, 2009: 1). Sehingga mengabaikan penilaian kemampuan siswa selama proses pembelajaran. Dengan demikian diperlukan suatu penilaian yang dapat mengukur kemampuan siswa secara menyeluruh untuk mencapai hasil belajar yang baik. Pada pelajaran biologi kelas X SMA di semester ganjil terdapat sub materi metode ilmiah yang salah satu indikator pembelajarannya adalah memberikan contoh pemecahan masalah biologi dengan metode ilmiah. Materi metode ilmiah sangat penting untuk disampaikan sebagai dasar untuk pemahaman materi lain, karena materi selanjutnya tidak terlepas dari pemecahan masalah yang memerlukan metode ilmiah dalam penyelesaiannya. Sehingga kompetensi yang diharapkan adalah siswa mampu melakukan proses ilmiah melalui penemuan dan pemecahan masalah. Melakukan proses ilmiah berarti siswa tidak hanya menggunakan kemampuan kognitifnya, namun juga melakukan keterampilan psikomotornya dan diperlukan penilaian yang sesuai untuk menilai kemampuan siswa selama proses pembelajaran. Kenyataannya pada kegiatan pembelajaran siswa diberikan uraian materi untuk berdiskusi mengenai metode ilmiah dan tidak diberikan latihan melakukan pemecahan masalah dengan proses ilmiah. Berdasarkan rekapitulasi nilai biologi kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat tahun ajaran 2011/2012, rata-rata nilai siswa pada materi ini adalah 69. Nilai tersebut masih berada di bawah kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan di sekolah yaitu 70. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada tanggal 28 April 2012, diperoleh informasi bahwa guru mengalami masalah terhadap partisipasi aktif siswa di dalam kelas. Siswa cenderung pasif menerima penjelasan dari guru. Ketika diskusi pun aktivitas siswa didominasi oleh siswa yang pandai dan mampu berargumentasi dengan baik. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya perhatian guru selama proses pembelajaran. Guru cenderung mengabaikan penilaian kinerja siswa selama proses pembelajaran, karena hasil belajar siswa dinilai dari hasil akhir (produk) menggunakan tes tertulis yang mengukur kemampuan siswa mengingat apa yang telah dipelajari. Pendekatan penilaian yang dapat dijadikan alternatif solusi dalam menilai perkembangan belajar siswa secara lebih komprehensif yang mencakup penilaian proses dan produk adalah penilaian autentik (authentic assesment). Penilaian autentik menekankan pada penilaian proses dan produk sekaligus. Pembelajaran biologi pada sub materi metode ilmiah dapat dilaksanakan melalui metode diskusi dengan
penilaian autentik. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan penilaian autentik dapat melatih siswa mengungkapkan penguasaan kompetensi mereka dengan melakukan proses ilmiah melalui penemuan dan pemecahan masalah. Siswa dapat secara langsung menerapkan pengetahuan pada konteks yang lebih nyata, sehingga siswa memiliki pengalaman secara langsung melakukan tahapan metode ilmiah dan memiliki kesempatan menunjukkan kemampuan yang dimilikinya. Hal ini dapat membuat siswa lebih tertarik dalam pembelajaran, sehingga peran aktif siswa meningkat, dan dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa (Johnson, 2009: 289). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Idha (2008) tentang “Meningkatkan Pemahaman Konsep Mata Pelajaran Biologi melalui Performance Asessment” menunjukkan bahwa melalui penilaian autentik dapat meningkatkan pemahaman siswa dan motivasi siswa. Berdasarkan kelebihan penilaian autentik yang telah diuraikan di atas dan didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dan motivasi siswa melalui penilaian autentik, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Penilaian Autentik terhadap Pemahaman Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada Sub Materi Metode Ilmiah”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Hasil penilaian autentik terhadap siswa kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada sub materi metode ilmiah, (2) Pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada sub materi metode ilmiah, (3) Aktivitas siswa kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada sub materi metode ilmiah, (4) Hubungan antara penilaian autentik dan pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada sub materi metode ilmiah. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian pemahaman peserta didik. Informasi tersebut merupakan halhal yang terkait tentang peserta didik dapat berupa skor hasil pengamatan, penugasan, dan lain-lain (Nurgiyantoro, 2010: 9). Istilah penilaian juga sering digunakan sebagai asesmen (assessment). Istilah penilaian dianggap mengarah pada makna yang lebih luas dan umum, sedangkan asesmen lebih fokus pada penyadapan informasi tentang peserta didik berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Rahman (tanpa tahun: 3) menyatakan asesmen sebagai kegiatan mengumpulkan informasi siswa dengan menekankan pada proses dan pemahaman siswa dengan menggunakan berbagai instrumen. Penilaian autentik adalah proses pengumpulan informasi oleh guru tentang perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan siswa melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan, membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran telah benar-benar dikuasai dan dicapai (Haryono, 2009: 3). Lebih lanjut Johnson (2009: 288) menyatakan bahwa penilaian autentik berfokus pada tujuan, melibatkan pembelajaran secara langsung, membangun kerja sama, dan menanamkan tingkat berfikir yang lebih tinggi. Karakteristik penilaian autentik terdiri dari (1) Pengalaman belajar merupakan refleksi dari aktivitas dunia nyata yang lebih valid, (2) Memberikan tugas-tugas instruksional kepada siswa yang mengharuskan mereka melakukan konstruksi arti dari setiap materi, (3) Menstimulasi agar siswa
mempunyai pemikiran dan masukan yang kritis serta menciptakan pendekatan pembelajaran berdasarkan kemampuan kognitif, (4) Memberikan pengalaman belajar yang autentik untuk meningkatkan keterkaitan dan memperbaiki sikap siswa dalam pembelajaran, (5) Mendorong terciptanya berbagai metode untuk mengekspresikan dan mendukung sikap kolaborasi antar siswa. Penilaian autentik berprinsip menekankan pencapaian siswa untuk menunjukkan kinerja baik dalam proses maupun produk, kesiapan pembelajaran untuk berunjuk kerja selepas mengikuti kegiatan pembelajaran tentu lebih signifikan. Selain itu, ada beberapa manfaat lain penggunaan penilaian autentik sebagaimana yang dikemukakan oleh Johnson (2009: 289) sebagai berikut: (1) Mengungkapkan secara total seberapa baik pemahaman materi akademik mereka, (2) Mengungkapkan dan memperkuat penguasaan kompetensi mereka seperti mengumpulkan informasi, menggunakan sumber daya, menangani teknologi, dan berfikir secara sistematis, (3) Menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman mereka sendiri, dunia mereka, dan masyarakat luas, (4) Mempertajam keahlian berfikir dalam tingkatan yang lebih tinggi saat mereka menganalisis, memadukan, mengidentifikasi masalah, menciptakan solusi, dan mengikuti hubungan sebab-akibat, (5) Menerima tanggung jawab dan membuat pilihan, (6) Berhubungan dan bekerja sama dengan orang lain dalam mengerjakan tugas, (7) Belajar mengevaluasi tingkat prestasi sendiri. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah prosedur penelitian yang bertujuan untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi ketika penelitian berlangsung dan menyajikannya apa adanya (Subana dan Sudrajat, 2009: 26). Bentuk Penelitian ini adalah studi korelasi. Menurut Subana dan Sudrajat (2009: 36), “Bentuk penelitian studi korelasi dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi”. Studi korelasi dalam penelitian ini bertujuan mengungkap hubungan antara hasil penilaian autentik (variabel x) dengan pemahaman siswa (variabel y) kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada Sub Materi Metode Ilmiah. Berikut gambar pola bentuk penelitian: X
Y Rxy1
Keterangan: X = penilaian autentik Y = pemahaman
Gambar 1 Pola Bentuk Penelitian Korelasional antara Penilaian Autentik dan Pemahaman Siswa Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono, 2010: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat yang terdiri dari empat kelas yaitu XA, XB, XC, dan XD
tahun ajaran 2012/2013. Sampel pada penelitian ini adalah kelas kelas XA. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik sampling yang dilakukan dengan memilih sampel berdasarkan pertimbangan peneliti sesuai dengan ciri-ciri esensial yang diperlukan oleh peneliti sehingga dapat dianggap cukup representatif (Nasution, 2008: 98). Instrumen penelitian ini adalah rubrik penilaian autentik, tes pilihan ganda, dan lembar observasi. Rubrik penilaian autentik terdiri dari tiga yaitu rubrik penilaian diskusi, pelaksanaan proyek, dan laporan. Instrument yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa menggunakan tes pilihan ganda sebanyak 15 soal yang terdiri dari soal tingkatan C1 sampai C6. Lembar observasi digunakan untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan lembar observasi. Menurut Hisbullah (2012) teknik tes meliputi tes lisan, tes tertulis dan tes perbuatan. Pada penelitian ini menggunakan tes tertulis dan tes perbuatan. Tes tertulis adalah tes yang dilakukan tertulis, baik pertanyaan maupun jawabannya. Tes perbuatan atau tes kinerja adalah tes yang dilaksanakan dengan jawaban menggunakan perbuatan atau tindakan. Teknik observasi adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomenafenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan (Hisbullah, 2012). Sesuai dengan tujuan penelitian maka data yang diperoleh dari hasil tes dan lembar observasi dianalisis dengan cara sebagai berikut: Untuk mengetahui hasil penilaian autentik, pemahaman dan aktivitas siswa kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada sub materi metode ilmiah, masing-masing data tersebut dianalisis 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 sebagai berikut (1) Mengubah skor menjadi nilai : Nilai siswa = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 x 100, (2) Mencari nilai rata-rata, (3) Mengkonversi nilai menjadi kriteria kualitatif, (4) Menghitung persentase kemampuan siswa melalui kriteria kualitatif dan mendeskripsikannya. Untuk mengetahui hubungan antara penilaian autentik dan pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada sub materi metode ilmiah, dihitung dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment. Sebelum dilakukan analisis korelasi, data yang akan dikorelasikan diuji normalitas terlebih dahulu karena salah satu syarat dilakukannya analisis korelasi menggunakan Product Moment adalah data berdistribusi normal (Riduwan dan Sunarto, 2011: 80). Uji normalitas menggunakan rumus sebagai berikut: 𝑋2 =
𝑂 𝑖 − 𝐸𝑖 2 𝐸𝑖
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas data hasil penilaian autentik dan pemahaman siswa berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan analisis korelasi menggunakan korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:
𝑛
rxy =
𝑥𝑦 –
𝑥
𝑦
𝑥 )2
𝑛
𝑦 2−
𝑥2 –
𝑛
𝑦 )2
Selanjutnya untuk menentukan besarnya kontribusi variabel x terhadap variabel y digunakan rumus koefisien diterminasi (KD) sebagai berikut: KD = r2 x 100% Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi koefisien korelasi menggunakan rumus uji t sebagai berikut: thitung =
𝑟 𝑛−2 1 − 𝑟2
Kemudian melakukan pengujiannya yaitu Jika thitung ≥ ttabel, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak. artinya terdapat hubungan yang signifikan. Sebaliknya, jika thitung < ttabel, maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak dan hipotesis nihil (Ho) diterima. artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penilaian autentik dengan pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada sub materi metode ilmiah. Hasil penilaian autentik (variabel x) diperoleh dari rata-rata hasil penilaian diskusi, pelaksanaan proyek, dan laporan siswa. Pemahaman siswa (variabel y) dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes pilihan ganda yang dilaksanakan di akhir pembelajaran. Aktivitas siswa diperoleh dari pengamatan selama kegiatan pembelajaran. Adapun hasil penilaian autentik, pemahaman dan aktivitas siswa dirangkum dalam tabel berikut ini. Tabel 1 Rata-Rata Nilai Penilaian Autentik, Pemahaman, dan Aktivitas Siswa Penilaian Autentik Pemahaman Aktivitas Pelaksanaan 𝑥 Diskusi Laporan Proyek 𝑥
SD
66,52 9,88
87,48 5,16
81,23 7,22
78,41
5.75
88,43 9,18
72,98 7,04
Pembahasan Berdasarkan tabel 1 di atas diketahui rata-rata tertinggi penilaian autentik terdapat pada penilaian pelaksanaan proyek dan rata-rata terendah adalah penilaian diskusi. Perolehan nilai rata-rata yang tinggi pada penilaian proyek dikarenakan penilaian yang dilakukan berdasarkan kemampuan kelompok. Penskoran kemampuan per individu sulit dilakukan karena pengerjaan tugas proyek dilakukan secara
Persentase Jumlah Siswa Per Kriteria
berkelompok. Dalam pelaksanaan proyek tidak semua siswa melakukan setiap tahapan dalam pelaksanaan tugas proyek. Skor kelompok yang diberikan didapatkan dari skor kemampuan dari perwakilan siswa ketika melakukan suatu tahapan pelaksanaan tugas proyek. Sehingga hasil penilaian tidak menunjukkan kemampuan per individu dan hal ini dapat menyebabkan kurangnya informasi kemampuan siswa secara holistik. Meskipun memiliki kekurangan, melalui kerja kelompok dapat menciptakan kerja sama antar siswa sesuai dengan karakteristik penilaian autentik. Nilai rata-rata terendah adalah pada penilaian diskusi disebabkan oleh siswa sebelumnya tidak terbiasa melakukan diskusi, sehingga mempengaruhi penampilannya dalam penilaian diskusi. Menurut Zarkasi (2009: 85) pada penyelenggaraan diskusi mula-mula siswa takut melibatkan diri, mereka lebih aman berpegang pada aturan dari buku atau guru. Sehingga siswa cenderung menerima apa yang disampaikan oleh temannya ketika diskusi, dan tidak mengoptimalkan kemampuannya ketika berdiskusi. Namun, kegiatan diskusi yang dilakukan pada pertemuan berikutnya menunjukkan adanya perubahan perilaku diskusi pada siswa. Hal ini tampak dari peningkatan nilai rata-rata diskusi siswa pada pertemuan kedua yaitu dari nilai rata-rata 65,78 pada pertemuan pertama meningkat menjadi 67,25 pada pertemuan kedua. Secara keseluruhan persentase ketuntasan pada penilaian autentik mencapai 94,12%. Berdasarkan kriteria kualitatif kemampuan siswa melalui penilaian autentik sudah termasuk baik karena jumlah siswa yang mencapai kriteria A (baik sekali) sebesar 41,18%, B (baik) sebesar 55,88%, dan hanya terdapat 2,94% pada kriteria cukup. Tujuan penelitian yang kedua yaitu mengetahui pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada sub materi metode ilmiah. Persentase ketuntasan siswa mencapai 100% dengan nilai rata-rata 88,43. Adapun pencapaian berdasarkan kriteria kualitatif dapat dilihat pada gambar berikut: 85,29%
14,71%
A (Baik sekali) 80 -100
B (Baik) 66 - 79
Kriteria Pemahaman Siswa
Gambar 2 Persentase Kemampuan Pemahaman Siswa Pada Kriteria Kualitatif
Secara kualitatif sebesar 85,29 % atau 29 orang siswa mencapai kriteria A (baik sekali) dan 14,71 % atau 5 orang siswa mencapai kriteria B (baik). Hal ini menunjukkan bahwa semua siswa telah memahami konsep sub materi metode ilmiah. Dari hasil penilaian menunjukkan hasil yang baik dengan persentase jumlah siswa yang mendapat kriteria A (baik sekali) jauh lebih tinggi daripada jumlah siswa dengan kriteria B dengan selisih persentase sebesar 70,58%. Hal ini disebabkan dalam proses pembelajaran dilakukan penilaian yang menanamkan tingkat berfikir yang lebih tinggi melalui kegiatan diskusi, tugas proyek, dan pembuatan laporan tidak hanya mengingat fakta atau informasi yang disampaikan. Pada uji pemahaman ini menggunakan tes pilihan ganda dengan soal tingkatan C1 sampai C6. Berikut persentase jawaban benar siswa pada tiap tingkatan soal.
%
Tabel 2 Persentase Benar Tiap Tingkatan Soal Tingkatan Soal C1 C2 C3 C4 C5 94,12 86,47 92,65 88,23 86,76
C6 79,41
Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa tingkat pencapaian siswa pada soal tingkat C2 dan C3 sudah di atas 85%. Namun, persentase pencapaian siswa pada soal tingkat C3 lebih tinggi dari soal tingkat C2. Hal ini dapat disebabkan karena selama proses pembelajaran siswa sudah dilatih menerapkan secara langsung pengetahuan yang dipelajari melalui pengerjaan LKS dan pemberian tugas proyek. Sehingga siswa tidak terpaku pada contoh dibuku dan siswa mampu menerapkan pada permasalahanpermasalahan baru yang terdapat pada soal. Pada soal tingkat C4, C5, dan C6 sebanyak lebih dari 50% siswa telah menjawab dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah mampu berfikir tingkat tinggi. Tujuan penelitian ketiga adalah mengetahui aktivitas siswa kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada sub materi metode ilmiah. Nilai rata-rata aktivitas siswa pada pertemuan 1 adalah 71,2 dan pada pertemuan 2 sebesar 74,75. Secara keseluruhan, rata-rata nilai aktivitas siswa pada pertemuan 1 dan 2 adalah 72.98. Peningkatan rata-rata nilai aktivitas menunjukkan adanya peningkatan antusias siswa dalam belajar. Pencapaian nilai rata-rata yang tinggi menunjukkan sebagian besar siswa sudah berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar. Hal tersebut dapat disebabkan karena kegiatan pembelajaran dengan penilaian autentik memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuannya dengan maksimal, melatih bekerja sama dalam kelompok, dan siswa dapat menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman mereka sendiri sehingga pembelajaran akan lebih menarik bagi siswa Adapun persentase aktivitas siswa berdasarkan kriteria kualitatif dapat dilihat pada gambar berikut:
Persentase Jumlah Siswa Per Kriteria
76,47%
14,71%
8,82%
A (sangat aktif)
B (aktif)
C (cukup aktif)
Kriteria Aktivitas Siswa
Gambar 3 Persentase Aktivitas Siswa Berdasarkan Kriteria Kualitatif Gambar 3 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa (76,47%) memperoleh kriteria B (aktif) dan hanya sedikit siswa (8,82%) yang memperoleh kriteria C (cukup aktif). Selebihnya (14,71%) siswa mendapat kriteria A (sangat aktif). Pencapaian persentase yang tinggi pada kriteria B (aktif) tersebut menunjukkan bahwa siswa sudah berpartisipasi aktif dengan baik dalam pembelajaran. Tujuan penelitian yang keempat adalah mengetahui hubungan penilaian autentik dengan pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada sub materi metode ilmiah. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan uji korelasi product moment diperoleh koefisien korelasi (rxy) penilaian autentik dengan pemahaman siswa sebesar 0,433. Berdasarkan tabel pedoman interpretasi koefisien korelasi, nilai tersebut menunjukkan tingkat hubungan yang cukup atau sedang karena berada pada interval koefisien 0,40 – 0,599. Hal ini menunjukkan penilaian autentik yang dilakukan cukup berkaitan dengan pemahaman siswa pada sub materi metode ilmiah. Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang telah dibuat maka dilakukan uji signifikansi. Pada uji signifikansi diperoleh nilai thitung = 2,717 dan ttabel (0,05)(32)= 2,037. Dengan demikian diketahui thitung > ttabel, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak. Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara penilaian autentik dengan pemahaman siswa SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada Sub Materi Metode Ilmiah. Besarnya kontribusi penilaian autentik terhadap pemahaman siswa pada sub materi metode ilmiah diketahui melalui perhitungan koefisien determinasi. Perhitungan menunjukkan bahwa penilaian autentik memberikan kontribusi terhadap pemahaman siswa SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada sub materi metode ilmiah sebesar 18,75%. Sedangkan selebihnya sebesar 81,25% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak menjadi fokus dalam penelitian ini. Hal ini menandakan bahwa terdapat faktor lain yang lebih besar berpengaruh pada pemahaman siswa daripada faktor penilaian autentik yang digunakan. Meskipun demikian, penilaian autentik yang
dilaksanakan di kelas dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman siswa pada sub materi metode ilmiah walaupun pengaruhnya belum maksimal. Hubungan antara penilaian autentik dengan pemahaman siswa pada sub materi metode ilmiah digambarkan pada grafik berikut ini: 120 Pemahaman
100 80 60 40 20 0 0
20
40
60
80
100
Penilaian Autentik
Gambar 4 Grafik Hubungan Antara Penilaian Autentik dengan Pemahaman Siswa pada Sub Materi Metode Ilmiah Grafik pada gambar 4 menunjukkan adanya tendensi korelasi yang positif dan sedang antara penilaian autentik dan pemahaman siswa. Hal ini sesuai pernyataan Budiyono (2009 : 270) yang menyatakan apabila kecondongan garis linear ke kanan maka korelasi memiliki gradien yang positif dan pencaran titik pada peta korelasi tersebar menjauhi garis linear namun masih di sekitar garis linear maka korelasinya sedang. Jika dilihat pada gambar 4 terdapat empat pencaran titik yang menjauhi garis linear. Adanya pencaran titik yang menjauhi garis linear juga menggambarkan hubungan yang sedang antara penilaian autentik dengan pemahaman siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudijono (2007: 182) yang menyatakan jika pencaran titik pada peta korelasi itu semakin mejauhi garis linear atau tersebar maka korelasi antara kedua variabel itu juga semakin melemah. Tingkat hubungan yang sedang antara penilaian autentik dengan pemahaman siswa terjadi karena tidak semua siswa yang memiliki kemampuan kognitif baik dapat mencapai hasil penilaian autentik yang baik pula, karena penilaian autentik tidak hanya menilai dari sisi kognitif tetapi secara menyeluruh yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Mardapi (dalam Rasyid dan Mansur, 2007: 12) setiap siswa sudah memiliki potensi dalam dirinya pada dua ranah yaitu kemampuan berfikir (kognitif) dan berketerampilan (psikomotor). Ada siswa yang memiliki kemampuan berfikir tinggi, namun berketerampilan rendah. Sebaliknya ada siswa yang memiliki kemampuan berfikir rendah, namun memiliki keterampilan yang tinggi. Ada pula siswa yang memiliki kemampuan berfikir dan berketerampilan yang biasa-biasa saja,
tidak ada yang menonjol. Perbedaan kemampuan kognitif dan psikomotor dalam diri siswa inilah yang menyebabkan perbedaan hasil tes pemahaman dengan penilaian autentik pada siswa. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa (1) Penilaian autentik terhadap siswa SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada sub materi metode ilmiah memperoleh nilai rata-rata 78,41 dengan kriteria A (baik sekali) sebanyak 14 orang (41,18%), 19 orang (55,88%) mendapat kriteria B (baik) dan 1 orang (2,94%) mendapat kriteria C (cukup), (2) Hasil tes pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada sub materi metode ilmiah memperoleh nilai rata-rata 88,43 dan mencapai ketuntasan 100%, dengan 29 orang siswa (85,29%) mencapai kriteria A (baik sekali) dan 5 orang (14,71%) mendapat kriteria B (baik), (3) Aktivitas siswa kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat mencapai nilai rata-rata 72,98, dengan kriteria A (sangat aktif) sebanyak 5 orang (14,71%), 26 orang (76,47%) pada kriteria B (aktif), dan 3 orang (8,82%) pada kriteria C (cukup) (4) Terdapat hubungan yang signifikan antara penilaian autentik dengan pemahaman siswa kelas X SMA Negeri 1 Teluk Keramat pada sub materi metode ilmiah dengan nilai r xy = 0,433 dan memiliki tingkat hubungan yang cukup atau sedang. Saran Ada beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan berdasarkan hasil penelitian yaitu (1) Penilaian autentik memiliki hubungan yang signifikan dengan pemahaman siswa, sehingga diharapkan guru dapat menjadi fasilitator yang baik dalam proses pembelajaran dengan lebih menggali segala potensi yang ada pada diri siswa sehingga dapat melibatkan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, (2) Penilaian autentik dapat dijadikan sebuah referensi dalam melakukan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang ada pada mata pelajaran biologi, (3) bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang penilaian autentik disarankan untuk meneliti pengaruh penilaian autentik terhadap aktivitas, motivasi, sikap dan/atau perilaku siswa dalam kegiatan pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Budiyono. (2009). Statistik untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press Haryono, Agung. (2009). Authentic Assessment dan Pembelajaran Inovatif dalam Pengembangan Kemampuan Siswa. JPE. (Online), Volume 2, No.1, (http://fe.um.ac.id, diakses 7 Februari 2012) Hisbullah, Ahmad. (2012). Teknik Tes dan Non Tes dalam Evaluasi. (Online). (http://www.tuanguru.com./2012/01/teknik-tes-dan-non-tes-dalamevaluasi.html, dikunjungi 25 Nopember 2013).
Idha, Cheiriyah. (2008). Meningkatkan Pemahaman Konsep Mata Pelajaran Biologi melalui Performance Assessment. Jurnal Pendidikan Inovatif. (Online) Jilid 3, No.2, (http://academia.edu, diakses 7 Februari 2012) Johnson, Elaine B. (2009). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center. Nasution, S. (2008). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE. Rahman, Taufik. (tanpa tahun). Penilaian Pembelajaran (SMP/SMA). (Online). (http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19620115198 7031-TAUFIK_RAHMAN/PENILAIAN.pdf, diakses 7 Februari 2012). Rasyid, Harun dan Mansur. (2007). Penilaian Pemahaman. Bandung: CV Wacana Prima Riduwan dan Sunarto. (2011). Pengantar Statistik untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. (Cetakan ke-4). Bandung: Alfabeta. Subana, dan Sudrajat. (2009). Dasar-Dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia. Sudijono. A. (2007). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV Alfabeta. Zarkasi, Firdaus. (2009). Belajar Cepat dengan Diskusi. Surabaya: INDAH.