HUBUNGAN PENAMPILAN PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
TIARA INDAH SAPUTRI 20120320125
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016
1
2
Hubungan Penampilan Perawat dengan Kepuasan Pasien di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. The Correlation between Nurse Appearance with Patient Satisfaction in RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Tiara Indah Saputri1, Novita Kurnia Sari2 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UMY1, Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan UMY2. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
[email protected] Abstrak Nurse appearance is one of the main things that is consider by patients. Nurse that have a good appearance can gave a positive impression on patients. Appearance is a non-verbal comunication that can be seen visually and that’s very important in projecting a professional image, therefore a nurse must good looking in according with the professional nurse appearance standard. Patient satisfaction is became a benchmark in quality improvement of quality service. Quality services has several indicators, one of them is the appearance. The aimed of this study to knew the correlation between nurse appearance with patient satisfaction in PKU Muhammadiyah Yogyakarta Hospital. This reseach used a cross sectional study design. The sample technique in this study with accidental sampling with total sample of 72 respondents. Reseach instrument used questionnaire which consisted of three parts, that is respondents characteristics, nurse appearance and patients satisfaction. Data analysis used Spearman correlation test. The results showed that the correlation between the nurse appearance with patient satisfaction with the statistic tests is p value= 0.00 (0.00 <0.05). Nurse apperance at RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta is good as many as 62,5%. Patients at RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta said that they are satisfied as many as 46,9%. Correlation test showed that there are a strong relation between nurse appearance with patient satisfaction. There are a correlation between the nurse appearance with patient satisfaction in PKU Muhammadiyah Hospital in Yogyakarta, where the better nurse appearance then patient will more satisfied. Suggestion: nurse can maintained their appearance both of phsical and non-verbal when treat patient. Key Word: Nurse appearance, patient satisfaction, inpatients
3
INTISARI Penampilan perawat merupakan salah satu hal utama yang diperhatikan pasien. Penampilan perawat yang baik dapat memberikan kesan positif pada pasien. Penampilan merupakan komunikasi non-verbal yang dapat dilihat secara visual dan sangat penting dalam memproyeksikan citra profesional, oleh karena itu seorang perawat harus berpenampilan baik sesuai dengan standar penampilan perawat profesional. Kepuasan pasien menjadi tolak ukur dalam peningkatan kualitas mutu pelayanan. Mutu pelayanan memiliki beberapa indikator, dimana salah satunya yaitu penampilan. Tujuan Penelitian untuk mengetahui Hubungan Penampilan Perawat dengan Kepuasan Pasien di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Metode Penelitian yaitu menggunakan rancangan studi cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan accidental sampling dengan jumlah sampel sebanyak 72 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang terdiri dari tiga bagian, yaitu kerakteristik responen, penampilan perawat, dan kepuasan pasien. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan antara penampilan perawat dengan kepuasan pasien dengan hasil uji statistik diperoleh p value sebesar 0,00 (0,00 < 0,05). Penampilan perawat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta baik sebesar 62,5%. Pasien di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta menyatakan puas sebesar 46,9%. Uji hubungan menunjukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara penampilan perawat dengan kepuasan pasien dengan kekuatan korelasi sebesar 0,637. Terdapat hubungan antara penampilan perawat dengan kepuasan pasien di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, dimana semakin baik penampilan perawat maka akan semakin tinggi kepuasan pasien. Saran: diharapkan perawat tetap mempertahankan penampilan baik secara fisik maupun non-verbal dalam merawat pasien. . Kata Kunci: Penampilan perawat, kepuasan pasien, pasien rawat inap.
4
I.
PENDAHULUAN
terhadap
perawat
maupun
rumah
1,2
Sebagai
sakit.
seorang
perawat
penampilan
sangatlah
Kepuasan pasien dapat dilihat
perawat
dari beberapa hal, yaitu: bukti fisik,
merupakan salah satu hal utama yang
kehandalan, ketanggapan, jaminan dan
diperhatikan pasien saat komunikasi
perhatian.3
profesional, penting.
Penampilan
interpersonal, seorang
sehingga
tenaga
profesional,
sebagai
kesehatan perawat
Otani (dalam Oman Medical
yang
Journal)4
harus
bahwa
kepuasan pasien menjadi tolak ukur
menciptakan penampilan yang baik,
dalam
bersih, menarik serta terlihat nyaman
peningkatan
kualitas
mutu
pelayanan. Mutu pelayanan memiliki
dalam menjalankan tugas.1 Penampilan
menjelaskan
beberapa merupakan
indikator.
Salah
satu
indikator dalam mutu pelayanan yaitu
komunikasi non-verbal yang dapat
penampilan,
dilihat secara visual dan sangat penting
perawat yang baik dapat memberikan
dalam
nilai yang positif terhadap kepuasan
memproyeksikan
citra
profesional. Penampilan perawat yang
Tujuan umum dalam penelitian
pada pasien, yang dapat membantu
ini adalah untuk mengetahui hubungan
meningkatkan status kesehatan pasien
penampilan perawat dengan kepuasan
sehingga kondisi pasien akan menjadi
pasien di RS PKU Muhammadiyah
lebih stabil, selain itu juga dapat kepercayaan
penampilan
pasien.
baik dapat memberikan kesan positif
meningkatkan
sehingga
Yogyakarta.
pasien II.
1 Shaw, K & Timons, S. (2010). Exploring How Nursing Uniforms Influence Self Image and Professional Identity. Practice Research Report, 106 (10), 21-23. 2 Coluccio, M., & Meenk, S. 2012. Personal Appearance Standart.
METODE 3
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional (3rd ed.). Jakarta: Salemba Medika 4 Otani, K., Herrman, P.A., Kurz, R.S. (2011). Improving Patient Satisfaction in Hospital Care Setting. Health Serv Manage, 24 (4), 163-169
5
Desain yang digunakan adalah
peneliti gunakan, disebabkan sudah
studi korelasi. Metode pengumpulan
terwakilkan oleh pertanyaan pada no
data pada penelitian ini adalah cross
32, sedangkan pertanyaan no 32 tetap
sectional. Penelitian dilakukan di RS
peneliti
PKU
tersebut terdapat dalam sumber acuan
Muhammadiyah
Yogyakarta
pada tanggal 4-28 Mei 2016. Populasi
dari
gunakan
dikarenakan
peneliti dalam menyusun kuesioner.
penelitan
ini
Berdasarkan
hasil
uji
menggunakan
menjalani perawatan minimal dalam
didapatkan hasil sebesar 0,56.
hari.
Jumlah
Chronbach
dalam
Analisis data yang digunakan
penelitian ini yaitu sebanyak 72 orang
aalah analisis univariat untuk melihat
responden.
distribusi masing-masing variabel, dan
Penampilan kepuasan
pasien
sampel
Alpha
reliabilitas
adalah pasien rawat inap, yang telah
dua
hal
perawat diukur
dan
analisis bivariat untuk pembuktian
dengan
hipotesis
tentang
hubungan
kuesioner yang peneliti kembangkan
penampilan perawat dengan kepuasan
sendiri,
pasien.
yang
sebelumnya
sudah
dilakukan uji validitas dan realibilitas.
III.
Kuesioner penampilan perawat terdiri
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (n=72)
dari 30 item pertanyaan terdapat 1 pertanyaan yang tidak valid yakni pertanyaan no 11, namun peneliti tetap
Jenis Kelamin
menggunakan
Perempuan Laki-laki Total
pertanyaan
tersebut,
mengingat hal tersebut terdapat dalam
Hasil
uji
Prosentase (%) 43,1 56,9 100
Sumber: Data primer (2016)
sumber acuan peneliti dalam membuat kuesioner.
Frekuensi (f) 31 41 72
Berdasarkan tabel 1 dapat
validitas
kuesioner kepuasan pasien terdiri dari
dilihat
52 item pertanyaan terdapat 2 item
responden berjenis kelamin laki-
yang tidak valid yakni pertanyaan no
laki yaitu sebanyak 41 orang
21 dan 32, pertanyaan 21 tersebut tidak
(56,9 %).
6
bahwa
mayoritas
Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia (n=72) Usia Frekuensi Prosentase (f) (%) <50,75 37 51,4 ≥50,75 35 48,6 Total 72 100 Sumber: Data primer (2016)
Tabel bahwa
Tabel 5 Frekuensi dan Prosentase Penampilan Perawat (n=72) Penampilan Perawat Baik Cukup Kurang Total
berjumlah 37 orang (51,4%).
dilihat bahwa sebagian besar responden menjawab penampilan perawat
Tabel 3 menunjukan sebagian
baik
yaitu
3. Kepuasa Pasien
21
Tabel 6 Frekuensi dan Prosentase Kepuasan Pasien (n=72)
orang (29,2%) dan yang paling sedikit adalah responden yang
Kepuasan Pasien
tidak sekolah yaitu sebanyak 4
Frekuensi (f) 22 41 7 2 72
Sangat Puas Puas Tidak Puas Sangat Tidak Puas Total
orang (5,6%). Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan (n=72) Tidak Bekerja Bekerja Total
sudah
sebanyak 45 orang (62,5%).
besar responden adalah tamat
Frekuensi (f) 24 48 72
Prosentase (%) 62,5 34,7 2,8 100
Pada tabel diatas dapat
Prosentase (%) 5,6 26,4 25,0 29,2 13,9 100
Sumber: Data primer (2016)
Pekerjaan
Frekuensi (f) 45 25 2 72
Sumber: Data primer (2016)
Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan (n=72)
sebanyak
responden
2. Penampilan Perawat
yang berusia <50,75 tahun yang
SMA/sederajat
mayoritas
(66,7%).
bahwa responden sebagian besar
Frekuensi (f) 4 19 18 21 10 72
menampilkan
bekerja yakni sebanyak 48 orang
Tabel diatas memperlihatkan
Pendidikan Tidak Sekolah Tamat SD/Sederajat Tamat SMP/Sederajat Tamat SMA/Sederajat Perguruan Tinggi Total
4
Prosentase (%) 30,6 56,9 9,7 2,8 100
Sumber: Data primer (2016)
Prosentase (%) 33,3 66,7 100
Tabel
diatas
memperlihatkan responden
Sumber: Data primer (2016)
7
mayoritas
menyatakan
puas
dengan penampilan perawat yaitu
peneliti,
laki-laki
cenderung
sebanyak 41 orang (56,9%).
menilai penampilan perawat baik karena laki-laki kurang teliti
4. Hubungan Penampilan Perawat
dalam menilai sesuatu, sehingga
dengan Kepuasan Pasien
laki-laki
Tabel 7 Frekuensi dan Prosentase Penampilan Perawat (n=72)
menilai penampilan perawat baik
Penampilan perawat Baik Cukup Kurang Total
Sangat Puas F % 22 30, 0 6 0 0 22 0 30, 6
Penampilan Perawat Puas Tidak Puas F % F 23 31, 0 18 9 5 0 25 2 41 0 7 56, 9
% 0 6,9 2,8 9,7
Sagat Puas F 0 2 0 2
tabel
% 0 2,8 0 2,8
%
45 25 2 72
62,5 34,7 2,8 100
detail. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang
bahwa jenis kelamin memiliki
7
dengan
kepuasan
pasien,
diketahui
sebagian
besar
responden
menilai
pengaruh
pada
persepsi
seseorang
terhadap
jasa
pelayanan
kesehatan
yang
diterimanya. Menurut Anjaryani5 persepsi
penampilan perawat baik dan
yang
dihasilkan
perempuan
dengan
cenderung
mempengaruhi penilaian mereka
penampilan perawat sebanyak
terhadap
23 orang (31,9%).
pelayanan
diberikan. IV.
dikemukakan
oleh Oroh4 yang menyatakan
perawat
puas
untuk
tanpa perlu melihat secara lebih f
tentang hubungan penampilan
menyatakan
mudah
Total
Tidak
Sumber: Data primer (2016) Berdasarkan
lebih
PEMBAHASAN
Aspek
awal
yang bagi
mereka adalah penampilan fisik
1. Karakteristik Responden (Jenis
dimana
Kelamin, Usia, Pendidikan, dan
hal
berdampak
tersebut pada
akan aspek
Pekerjaan) dengan Penampilan Perawat.
4
Oroh, M.E., Rompas, S., Pondaag, L. (2014). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Keperawatan di Ruang Interna RSUD Noongan. Universitas Sam Ratulangi Manado, Manado. 5 Anjaryani, W.D.(2009). Kepuasan Pasien Rawat Inap Terhadap Pelayanan Perawat di RSUD Tugurejo Semarang. Tesis. Universitas Diponegoro Semarang, Semarang.
Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas
responden
mempersepsikan
laki-laki
penampilan
perawat baik. Menurut asumsi 8
Arofiati6
bahwa usia dapat mempengaruhi
mangatakan bahwa jenis kelamin
persepsi pasien, dimana pasien
laki-laki
yang
selanjutnya.
dan
perempuan
berusia
lebih
tua
memiliki kemampuan dan cara
mempersepsikan
berfikir
penampilan perawat merupakan
yang
dalam
berbeda-beda
menganalis
masalah
sesuatu
disekitarnya.
yang
dibandingkan
Berdasarkan
penting
dengan
pasien
yaitu
yang berusia lebih muda yang
responden dengan usia ≥50,75
tidak terlalu mengangap penting
tahun
penampilan
lebih
usia,
bahwa
banyak
penampilan
perawat
menilai baik,
dengan
perawat.
penjelasan
Sejalan Jacobalis8
dibandingkan dengan responden
bahwa usia merupakan salah satu
yang
variabel yang ikut menentukan
berusia
<50,75
tahun.
Menurut asumsi peneliti, hal ini
persepsi pasien.
terjadi dikarenakan responden
Berdasarkan
tingkat
dengan usia ≥50,75 tahun adalah
pendidikan,
orang yang sedang dalam usia
responden dengan tamat SMA
pertengahan
lebih
(middle
age),
diketahui
banyak
yang
bahwa
menilai
dimana dalam fase ini seseorang
penampilan perawat sudah baik.
sudah
dalam
Menurut
asumsi
peneliti,
disekitanya,
semakin
tinggi
tingkat
seseorang,
lebih
menilai
matang
sesuatu
termasuk
dalam
menilai
pendidikan
penampilan
perawat
selama
semakin
dalam
masa
perawatannya.
dalam
rasional berpikir
dan
maka
seseorang menilai
7
American Society menjelaskan 8
Jacobalis, S. (2003). Manajemen Mutu Pelayanan Rumah Sakit. Persi. Jakarta.
6
9
Arofiati, F., Sabri, R. (2009). Gambaran Persepsi Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Bantul. 7 American Socienty. (2007). The Real Public Perception of Nurses. The Journal of Nursing.
Radwin, L. (2013). Do cancer patients’ characteristics make a difference in their perception of the quality of patient-centered nursing care. Academy health meeting. University of Massachusset Boston.
9
sesuatu yang dilihat. Radwin9
tidak ingin terbebani oleh biaya
menyatakan
tingkat
maka pekerjaan dianggap sebagai
mempengaruhi
salah satu faktor yang dapat
bahwa
pendidikan
persepsi pasien terhadap kualitas
mempengaruhi
pelayanan keperawatan. Hal ini
seseorang. Menurut Wulandari11
juga sejalan dengan pendapat
pekerjaan dapat mempengaruhi
yang
persepsi
disampaikan 10
Notoadmojo
oleh
bahwa
tingkat
persepsi
pasien
berhubungan
dimana
dengan
besar
pendidikan merupakan salah satu
kecilnya penghasilan serta daya
faktor
beli seseorang terutama dalam
persepsi
yang
mempengaruhi
pasien
terhadap
pelayanan kesehatan, yang jika
pelayanan kesehatan, termasuk
pendapatan
penampilan perawat.
harapan akan jasa kesehatan juga
Berdasarkan mayoritas
pekerjaan,
responden
bekerja
meningkat
maka
ikut meningkat yang akhirnya
yang
dapat
mempersepsikan
mempengaruhi
pasien
dalam menilai mutu pelayanan
penampilan perawat sudah baik
kesehatan
dibandingkan dengan responden
termasuk penampilan perawat.
yang tidak bekerja. Menurut
Supranto12 menjelaskan bahwa
asumsi peneliti, individu yang
persepsi
bekerja
layanan
merupakan
seseorang
yang produktif dan memiliki tuntutan
yang
lebih
umumnya
seseorang kesehatan
diterimanya
terhadap ditentukan
oleh pekerjaan, dimana semakin
besar. 11
Sementara individu yang tidak bekerja
yang
Wulandari, A., Sidin. A.I., Maidin.A. (2013). Gambaran Persepsi Pasien Dalam Keputusan Pemanfaatan Pelayanan Rawat Jalan Di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar Tahun 2013.
memiliki
12
tuntutan yeng lebih kecil karena
Supranto. (2006). Pengukuran Tingat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikan Harga Pasar. Jakarta: Rineka Cipta.
10
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
10
tinggi
tingkat
pekerjaan
puas
dibanding
dengan
seseorang maka semakin tinggi
perempuan.
Abdillah
pula tuntutan terhadap suatu
mengatakan
bahwa
pelayanan.
cenderung lebih puas terhadap
2. Karakteristik Responden (Jenis
perempuan.
dengan Kepuasan
Berdasarkan
Pasien
usia,
lebih
banyak responden dengan usia ≥50,75 tahun yang menyatakan
Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas
responden
cenderung
laki-laki
menyatakan
puas dengan penampilan perawat
puas
dibandingkan dengan responden
dibandingkan dengan responden
yang
perempuan.
Menurut
peneliti,
laki-laki
pelayanan kesehatan dari pada
Kelamin, Usia, Pendidikan, dan Pekerjaan)
juga
Menurut
hal
ini
asumsi
berusia
<50,75
asumsi
tahun. peneliti,
dikarenakan
responden yang berusia <50,75
perempuan lebih peka terhadap
tahun lebih aktif dan tanggap
lingkungan
mengenai pelayanan keperawatan
sekitar,
sehingga
perempuan lebih memperhatikan
yang
hal-hal yang tidak diperhatikan
dengan responden yang berusia
oleh
yang
≥50,75 sehingga usia <50,75
tinggi
memiliki tuntutan yang lebih
ketidakpuasan yang dirasakan
besar dibanding usia ≥50,75. Hal
perempuan dibandingkan laki-
ini sejalan dengan Meebon14
laki. Hal ini sejalan dengan
yang menyebutkan bahwa pasien
pendapat dari Loundon & Brita13
yang berusia lebih tua lebih
yang mengatakan bahwa jenis
mudah
kelamin laki-laki lebih mudah
menerima perlakukan orang lain
Loundon & Brita. (2008). Quality improvemet in Primary are and the improvement of patient perceptions.
Meebon. (2006). The effect of patients and nursing units characteristic on outcomes among hospitalized patient with chronic illnes in Thailand.
laki-laki,
menyebabkan
lebih
14
13
11
diperoleh
merasa
dibandingkan
puas
dalam
dibandingkan
dengan
pasien
Berdasarkan
pendidikan,
yang berusia lebih muda. Dimana
sebagian besar responden yang
pendapat
tamat
ini
pendapat
sama
dengan
Mardini
yang
menyatakan bahwa
SMA/sederajat
menyatakan
usia tua
puas
dengan
penampilan perawat. Menurut
lebih puas terhadap pelayanan
asumsi
kesehatan
usia
dikarenakan tingkat pendidikan
muda, dikarenakan pasien yang
dapat mempengaruhi kepuasan
berusia
seseorang,
dibandingkan
tua
cenderung
lebih
peneliti,
hal
dimana
semakin
menerima dibandingkan pasien
tinggi
yang lebih muda. Mardini juga
seseorang, maka akan semakin
berpendapat
baik
bertambahnya
bahwa usia
semakin seseorang
tingkat
ini
dalam
pendidikan
menilai
menganalisa
dan
lingkungan
maka akan semakin bijak dalam
sekitarnya, termasuk dalam hal
menanggapi suatu permasalahan,
penampilan
sehingga kekurangan-kekurangan
didukung oleh pernyataan dari
selama masa perawatan di RS
Notoadmojo10 yang mengatakan
bisa di maklumi. Koberich15
bahwa
menjelaskan
merupakan salah satu faktor yang
bahwa
usia
perawat.
tingkat
Ini
pendidikan
berpengaruh terhadap persepsi
mempengaruhi
seseorang dimana usia yang lebih
seseorang
tua membuat seseorang lebih
kesehatan.
toleren dan lebih menghormati
mengatakan bahwa pendidikan
otoritas profesional serta tidak
yang lebih
banyak menuntut dan mengeluh.
meningkatkan kesadaran akan status
15
16
Koberich, S., Feuctinger, J., Farin, E. (2016). Factors Influencing Hospitalized of Individualized Nursing Care. BMC Nursing Journal.
terhadap
harapan pelayanan
Trisnantoro16
tinggi
kesehatan
juga
cenderung
dan
Trisnantoro, L. (2006). Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam Manajemen Rumah Sakit. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
12
konsekuensinya
dalam
penggunaan kesehatan.
mempengaruhi tingkat kepuasan
pelayanan Seseorang
pasien
dengan
terhadap
kesehatan
yang
pelayanan diterimanya,
pendidikan yang tinggi memiliki
karena orang yang bekerja lebih
pengetahuan
menginginkan
yang
sehingga
akan
lebih,
adanya
menuntut
keseimbangan antar pelayanan
pelayanan kesehatan yang lebih
yang diterima dengan biaya yang
baik.
dikeluarkan.
Berdasarkan sesuai
hasil
pekerjaan,
penelitian
berpendapat
Nilaika18 bahwa
juga
pekerjaan
lebih
berpengaruh terhadap kepuasan
banyak responden bekerja yang
pasien, dikarenakan pasien yang
menyatakan puas dibandingkan
bekerja
dengan responden yang tidak
dalam masa produktif dimana
bekerja. Menurut asumsi peneliti,
orang
orang yang bekerja memiliki
terhadap lingkungan sekitar.
tuntutan pelayanan yang lebih dibanding
orang
yang
tuntutan
tidak
sesuai
dengan
Berdasarkan
dikeluarkan.
Dimana
bivariat,
kesehatan
biaya
lebih
peka
dengan Kepuasan Pasien
bekerja akan memiliki pelayanan
produktif
individu
3. Hubungan Penampilan Perawat
bekerja. Pada umumnya orang yang
merupakan
hasil
analisis
menunjukan
bahwa
terdapat hubungan yang kuat
yang
antara
semakin
penampilan
perawat
dengan kepuasan pasien, dimana
besar biaya pelayanan, maka
semakin
baik
penampilan
semakin memuaskan pelayanan
perawat maka semakin puas yang
yang didapat. Hal ini sesuai
pasien rasakan. Hasil penelitian
dengan pendapat Brata17 yang 18
menyebutkan bahwa pekerjaan
Nilaika, N. (2012). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelayanan Kesehatan Pasien Rawat Inap di RSUD Sukoharjo. Karya Tulis Ilmiah Strata Satu.Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta.
17
Brata, A.A (2006). Dasar-Dasar Pelyanan Prima. Jakarta : PT Elex Mediakomputido.
13
sebagian
terdahulu.
Nova19
besar responden mempersepsikan
penelitian
tentang
pengaruh
penampilan perawat sudah baik,
kualitas
pelayanan
terhadap
dan sudah merasa puas, namun
kepuasan pasien rawat inap pada
masih
RS
menunjukan
bahwa
ada
sebagian
responden
yang
penampilan
perawat
kecil menilai
PKU
Muhammadiyah
Surakarta,
masih
melakukan
penelitian
menyimpulkan
bahwa
ini semua
kurang serta masih merasa sangat
variabel dari dimensi kualitas
tidak puas terhadap penampilan
pelayanan
perawat. Menurut asumsi peneliti
Tangibel,
perbedaan tingkat kepuasan yang
Reliability, Emphaty, Assurance
terjadi
memiliki
pada
responden
beberapa
disebabkan
orang karena
yang
pengaruh
dan
signifikansi terhadap kepuasan pasien rawat inap.
pendidikan dan pekerjaan antar
Penelitian
responden,
dari
Responsiveness,
adanya perbedaan usia, tingkat
para
terdiri
mengingat
dilakukan
lainnya
oleh
yang
Widyastuti20
kepuasan yang pasien rasakan
tentang hubungan antara mutu
bersifat subjektif tergantung dari
pelayanan tenaga perawat dengan
latar belakang yang dimiliki,
tingkat kepuasan pasien diruang
sehingga
rawat
responden
bisa
inap
puskesmas
memiliki tingkat kepuasan yang
Wonosegoro 1 Byolali. Hasil
berbeda
pada penilitian ini menujukan
meskipun
mendapat
pelayanan yang sama. Hasil
penelitian
19
Nova, R.F. (2010). Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap pada RS PKU Muhammadiyah Surakarta. Skripsi Strata satu. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta.
yang
menunjukan terdapat hubungan antara
penampilan
20
Widyastuti, A.S. (2013). Hubungan antara Mutu Pelayanan Tenaga Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien diruang Rawat Inap Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali. Skripsi strata satu, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
perawat
dengan kepuasan pasien ternyata mendukung hasil-hasil penelitian
14
terdapat
hubungan
yang
signifikan
antara
mutu
pelayanan
perawat
dengan
kepuasan pasien, yaitu semakin baik mutu pelayanan perawat, maka tingkat kepuasan pasien semakin meningkat. V.
KESIMPULAN Berdasarkan yang
hasil
dilakukan
penelitian kepada
72
responden pasien rawat inap di RS
PKU
Muhammadiyah
Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa: 1. Penampilan perawat di RS PKU
Muhammadiyah
Yogyakarta baik sebanyak 62,5%. 2. Tingkat kepuasan pasien di RS
PKU
Muhammadiyah
Yogyakarta puas sebanyak 56,9%. 3. Terdapat hubungan yang kuat antara penampilan perawat dengan kepuasan pasien.
15