Prosiding Seminar Nasional Kesehatan , hlm 70-78
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN LAMA AMENORE LAKTASI Sri Sundari, Atika Wulandari Akademi Kebidanan Ummi Khasanah email :
[email protected]
Abstrak: Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Lama Amenore Laktasi. WHO-UNICEF pada tahun 2002 dalam global strategy for infant and young childfeeding menerapkan cara pemberian makan pada bayi yang baik dan benar yaitu menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan dan mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Yogyakarta dalam kurun waktu 2014 dari rekapitulasi hasil di bulan Februari dan Agustus didapat 7.772 bayi usia 0-6 bulan dan yang mendapatkan ASI eksklusif sejumlah 5.561 atau (71,55%). Pemberian ASI secara eksklusif dapat memperpanjang lama amenore laktasi, karena kadar prolaktin tetap tinggi akibat dari isapan bayi yang berlangsung terus menerus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan lama amenore laktasi di Desa Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta Tahun 2016. Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Desa Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta Tahun 2016 sebanyak 127 ibu. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 ibu dengan teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling. Hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi chi square didapatkan nilai (p) 0,00 lebih kecil dari 0, 05 dan nilai correlation coefficient 0,430. Disimpulkanada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan lama amenore laktasi di Desa Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta Tahun 2016 Kata kunci: ASI Eksluisf, Lama Amenore Laktasi
Abstact: Exclusive Breastfeeding relationship with long Amenore lactation. WHO-UNICEF in 2002 in the global strategy for infant and young childfeeding applied the best way of giving to infants and nursing infants exclusively from birth until the age of 6 months and continuing to breastfeed children up to 24 months of age and starting at 6 months of age, babies receiving complementary feeding (MP-ASI ). Based on data from the Directorate of Health in the District of Bantul Yogyakarta with in the period of 2014 from the recapitulation ofthe monthly of february and 7,727 babies aged 6-6 months and those receiving exclusive ASI seks amounted to 5,561 or (71,55%). Exclusive breastfeeding may prolong the duration of lactation amenorrhea, as prolactin levels remain high due to continuous sucking of infants. This study aims to determine the relationship between exclusive breastfeeding with long lactation amenorrhea in Trimurti Village, Srandakan, Bantul, Yogyakarta Year 2016. The method of this research is analytical descriptive, with cross sectional approach. The population is all mothers with infants aged 6-12 months in Trimurti village, Srandakan, Bantul, Yogyakarta 2016 as many as 127 mothers. The sample in this study amounted to 96 mothers with sampling technique using proportional random sampling. The result of research by using chi square correlation test in get value (p) 0,00 less than 0,05 and correlation coefficient 0,430. It was concluded that the relationship of exclusive breastfeeding with long lactation amenorrhea in Trimurti Village, Srandakan, Bantul, Yogyakarta Year 2016. Keywords: exclusive breasfeeding, duration of amenora lactation.
Sri Sundari, dkk, Hubungan Pemberian Asi...
70
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan , hlm 70-78
PENDAHULUAN Air susu ibu (ASI) eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim (Kristiyansari, 2009). WHO-UNICEF pada tahun 2002 dalam global strategy for infant and young childfeeding menerapkan cara pemberian makan pada bayi yang baik dan benar yaitu menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan dan mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, 2010). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2010 sebanyak 1,5 juta balita 0-6 bulan meninggal akibat pemberian makanan tambahan sebelum waktunya, dan dalam pemberian ASI diseluruh dunia sebesar 15% bayi diberi ASI. Namun tidak sedikit juga susu formula diberikan pada bayi yang ditemukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI) dan Badan Kerja Peningkatan Asi (BKPP-ASI). Data survei Demografi dan kesehatan Indonesia (Depkes RI, 2008) menunjukkan pada bayi yang berusia <6 bulan yang menggunakan susu formula, yaitu sebanyak 76,6% pada bayi yang tidak disusui. Susu formula diberikan karena alasan terdapat keadaan yang tidak memungkinkan untuk menyusui, produksi ASI tidak ada atau kurang, atau ibu tidak mempunyai kesempatan dikarenakan pekerjaannya mengharuskan meninggalkan rumah untuk jangka waktu yang lama (Hasan dkk, 2005). Amenore laktasi bisa digunakan sebagai kontrasepsi karena mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa makanan tambahan apapun (Prawiroharjo, 2006). Maksudnya dapat diandalkan sebagai kontrasepsi sepanjang ibu tidak mengalami ovulasi, tetapi kapan ovulasi datang belum dapat ditentukan secara pasti (WHO) keefektifan kontrasepsi ini 98 % bagi ibu yang menyusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama pasca persalinan dan belum menstruasi setelah melahirkan. Untuk menggunakan amenore laktasi sebagai kontrasepsi, pengeluaran ASI yang dipengaruhi hormon oksitosin haruslah lancar, 75 % lancarnya pengeluaran ASI dipengaruhi oleh psikis ibu itu sendiri. Ringkasan 13 penelitian dari 8 negara telah memunculkan kesimpulan yang dikenal sebagai “Pernyataan Konsensus Bellagio”, bahwa pemberian ASI mencegah kehamilan >98% selama 6 bulan pertama setelah melahirkan bila ibu menyusui atau
Sri Sundari, dkk, Hubungan Pemberian Asi...
71
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan , hlm 70-78
memberi ASI dan belum pernah mengalami perdarahan pervaginam setelah hari ke-56 pascapartum (Varney, 2006). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Yogyakarta dalam kurun waktu 2014 dari rekapitulasi hasil di bulan Februari dan Agustus didapat 7.772 bayi usia 0-6 bulan dan yang mendapatkan ASI eksklusif sejumlah 5.561 atau (71,55 %). Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Srandakan pada Desa Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta didapatkan 10 ibu yang menyusui secara eksklusif, 5 diantaranya lama amenore laktasi >6 bulan dengan frekuensi menyusui >8x sehari, dan 5 orang lainya lama amenore laktasi <6 bulan dengan frekuensi menyusui <8x sehari dan lama menyusui 10 menit. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Lama Amenore Laktasi di desa Trimurti, Srandakan, Bantul Yogyakarta Tahun 2016. METODE Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Desa Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta Tahun 2016 sebanyak 127 ibu. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 ibu dengan teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling. Penelitian dilakukan pada Desember 2015-Mei 2016 di semua posyandu yang berada di Desa Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta. Teknik pengambilan data menggunakan ceklist. Analisis data dengan uji statistik Chi Square. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL Penelitian yang dilakukan pada Desember 2015-Mei 2016 di semua posyandu yang berada di Desa Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta, didapatkan sampel sebanyak 96 orang. Untuk mendapatkan data dilakukan dengan menggunakan ceklist. Dari data yang diperoleh dapat disajikan sebagai berikut.
Sri Sundari, dkk, Hubungan Pemberian Asi...
72
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan , hlm 70-78
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden No 1.
Karakteristik Responden Umur ibu <20 tahun 20-35 tahun >35 tahun 2. Pendidikan ibu SD SMP SMA Perguruan Tinggi 3. Paritas Satu Dua Tiga Empat 4. Menyusui ASI eksklusif Non ASI eksklusif 5. Lama amenore laktasi ASI eksklusif Cepat (<6 bulan) Lama (>6 bulan ) 6. Lama amenore laktasi tidak ASI eksklusif Cepat (<6 bulan) Lama (>6 bulan ) 7. Frekuensi menyusui <8 kali >8 kali 8. Durasi menyusui <10 menit >10 menit Jumlah
Jumlah
Persentase
1 77 18
1% 80,2% 18,8%
1 8 74 13
1% 8,4% 77,1% 13,5%
48 38 9 1
50% 39,6% 9,4% 1%
66 30
68,8% 31,2%
31 35
47% 53%
29 1
96,7% 3,3%
28 68
29,2% 70,8%
26 70 96
27,1% 72,9% 100%
Berdasarkan tabel 1 karakteristik responden penelitian ini paling banyak berumur antara 20-35 tahun yaitu sebanyak 77 orang (80,2%), sebagian besar berpendidikan SMA yaitu sejumlah 74 orang (77,1%), memiliki satu orang putra yaitu berjumlah 48 orang (50%), menyusui secara Eksklusif yaitu berjumlah 66 orang (68,8%). Sebagian besar lama amenore laktasi pada ibu yang menyusui secara eksklusif dalam kategori lama (>6 bulan) yaitu berjumlah 35 orang (53%) sedangkan lama amenore laktasi pada ibu yang menyusui tidak eksklusif dalam kategori cepat (<6 bulan) yaitu berjumlah 29 orang (96,7%). Karakteristik responden dalam penelitian ini paling banyak frekuensi menyusuinya adalah >8 kali dalam sehari yaitu sejumlah 68 orang (70,8% dan durasi menyusuinya adalah >10 menit dalam sehari yaitu sejumlah 70 orang (72,9%).
Sri Sundari, dkk, Hubungan Pemberian Asi...
73
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan , hlm 70-78
Tabel 2. Hasil Uji Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Lama Amenore Laktasi Cepat
Kategori
∑
Lama
∑
%
ASI eksklusif
31
% 32,3
Non eksklusif
29
30,2
1
1
30
31,2
60
62,5
36
36,5
96
100
ASI
Jumlah
∑ 35
% 36,5
66
68,8
P value 21,734
0,00
21,734
0,00
Tabel 2. menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistik chi square dapat diketahui bahwa nilai
hitung adalah 21,734 dan p value 0,00. Nilai
hitung >
tabel (21,734>3,841)
dan nilai p<0,005(0,00<0,005). PEMBAHASAN 1. Pemberian ASI Eksklusif Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim dengan jangka waktu pemberian selama 6 bulan (Roesli, 2005). Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang memberian ASI eksklusif sebanyak 66 orang (68,8%) dan ibu yang memberikan ASI non Eksklusif sebanyak 30 orang (31,2%). Hasil tersebut dapat disimpulkan bahawa mayoritas ibu di Desa Trimurti memberikan ASI secara eksklusif, yaitu sebanyak 66 orang (68,8%). ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein laktose dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bayi (Kodrat, 2010). Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim dengan jangka waktu pemberian selama6 bulan (Roesli, 2005). Menurut Arifin (2006) faktor lain yang mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI secara eksklusif adalah kemudahan-kemudahan yang didapat dari kemajuan teknologi seperti pembuatan tepung makanan maupun susu buatan, iklan yang memproduksi
Sri Sundari, dkk, Hubungan Pemberian Asi...
74
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan , hlm 70-78
makanan bayi, ibu yang keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas-tugas sosial, adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai suatu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yang lebih tinggi, pengaruh melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin yang petugas kesehatannya tidak memberikan informasi untuk menyusui bayi mereka.
2. Lama Amenore Laktasi Berdasarkan hasil penelitian ibu yang menyusui secara Eksklusif berjumlah 66 orang (68,8%). Sebagian besar lama amenore laktasi pada ibu yang menyusui secara eksklusif dalam kategori lama (>6 bulan) yaitu berjumlah 35 orang (53%) sedangkan lama amenore laktasi pada ibu yang menyusui tidak eksklusif dalam kategori cepat (<6 bulan) yaitu berjumlah 29 orang (96,7%). Menurut Prasetyono (2009) menyusui secara murni (eksklusif) dapat menjarangkan kehamilan, ditemukan rata-rata jarak kehamilan ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan hormon untuk ovulasi, sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan. Beberapa negara berkembang seperti Indonesia, efek kontrasepsi dari laktasi adalah salah satu cara pengaturan kesuburan wanita. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian air susu ibu dapat mempengaruhi lamanya amenore dan frekuensi ovulasi. Pemberian ASI yang tidak eksklusif ditandai dengan peningkatan terjadinya ovulasi sebelum timbulnya menstruasi dan berkurangnya lama amenore (Nindy, 2005). Penelitian juga dilakukan pada wanita Australia yang menyusui dalam jangka waktu yang lama, aktivitas ovarium ditentukan dengan mengukur pregesteron dalam saliva dan eksresi esterogen dan pregnandiol (Nindy, 2005). Penelitian di Chili memperlihatkan peran anovulasi dan defek fase luteal terhadap infertilitas akibat laktasi. Disimpulkan bahwa meskipun terjadi anovulasi, kondisi endokrin yang abnormal pada fase luteal pertama memberikan perlindungan efektif pada wanita selama amenore laktasi dalam jangka waktu 6 bulan postpartum (Diaz dkk, 1992 dalam Nindy 2005). Lama amenore ini dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain pemberian ASI secara eksklusif, kelainan genital, psikologi, status gizi, olah raga berat (Wiknjosastro,
Sri Sundari, dkk, Hubungan Pemberian Asi...
75
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan , hlm 70-78
2005). Faktor lain yang dapat mempengaruhi kembalinya siklus menstruasi adalah penggunaan kontrasepsi hormonal, stres (kondisi mental emosional), perilaku merokok dan pekerjaan (Liu dkk , 2003). 3. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Lama Amenore Laktasi Berdasarkan hasil uji chi square antara pemberian ASI dengan lama amenore laktasi di Desa Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta diketahui p value 0,00 <0,05 yang artinya terdapat hubungan. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima yaitu ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan lama amenore laktasi. Hartanto (2010) menyatakan kesuburan tidak akan terjadi apabila laktasi yang ketat dipertahankan, jika bayi yang menghisap ASI sebanyak 6 x atau lebih dalam 24 jam, lama menyusui lebih dari 60 menit dalam 24 jam dan menyusui pada malam hari, merupakan faktor penting dalam menunda ovulasi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Sebagian besar ibu menyusui secara eksklusif sebanyak 66 orang (68,8%). 2. Sebagian besar ibu yang menyusui secara eksklusif lama amenore laktasi dengan kategori lama (>6 bulan) sebesar 35 orang (53%). 3. Sebagian besar ibu menyusui dengan frekuensi >8 kali sehari yaitu sebanyak 68 orang (70,8%). 4. Sebagian besar ibu menyusui dengan durasi >10 menit tiap kali menyusui yaitu sebanyak 70 orang (72,9 %). 5. Ada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan lama amenore laktasi ditunjukkan dengan nilai uji chi square didapatkan taraf signifikan 0,00 lebih kecil dari 0,05 dan nilai correlation coefficient sebesar 0,430 dengan tingkat hubungan sedang. Berdasarkan dari hasil kesimpulan penelitian di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi puskesmas Diharapkan puskesmas memberikan penyuluhan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif guna memperlambat amenore laktasi. 2. Ibu-ibu DesaTrimurti Diharapkan ibu-ibu di Desa Trimurti lebih memperluas wawasan pengetahuan tentang
Sri Sundari, dkk, Hubungan Pemberian Asi...
76
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan , hlm 70-78
manfaat dari pemberian ASI eksklusif guna memperlambat amenore laktasi. 3. Penelitian selanjutnya Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih spesifik dalam menentukan variabel bebasnya seperti frekuensi menyusui dan durasi menyusui.
DAFTAR RUJUKAN Arifin S. 2006. Pemberian ASI dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008. http://www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 31 Desember 2015 pukul 19.30. Depkes RI. 2010. Pekan ASI Sedunia. http://gizi.net/download/pekanasi-2010.pdf. Diakses pada tanggal 15 November 2015 pukul 17.30 WIB. Depkes RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2013. http://www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 19 November 17 Desember 2015 pukul 20.05 WIB. Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Bantul: Depkes Bantul. Gebbie A. 2006. Metode Barier. Dalam: Glasier, A. (eds). Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi. Edisi 4. Jakarta: EGC. Hasan, Rusepno. 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI Heffer, LJ., Schust, D.J. 2008. Fertilisasi dan Terjadinya Kehamilan. Dalam: Heffner, L.J., Schust, D.J (eds) At a Glance Sistem Reproduksi. Edisi 2. Jakarta: Erlangga Hendarto A, Pringgodini K. 2008. Bedah ASI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Hartanto. 2010. Keluarga Berencana dan kontrasepsi. Sinar Harapan, Jakarta. Kodrat L. 2010. Dasyatnya ASI & Laktasi Untuk Kecerdasan Buah Hati Anda. Yogyakarta: Medika Baca. Kristiyanasari W. 2009. Asi, Menyusui dan SADARI. Yogyakarta: Nuha Medika Liwellyn jone, D. 2005. Setiap Wanita: Panduan Terlengkap tentang Kesehatan, Kebidanan &kandungan. Jakarta: Delapratasa Publishing Liu, Yan, Ellen B. Gold, Bill L. Lasley, Wesley O. Johnson. 2003. Factor Affecting Menstrual Cycle Characteristics. American Journal of Epidemiology.
Sri Sundari, dkk, Hubungan Pemberian Asi...
77
Prosiding Seminar Nasional Kesehatan , hlm 70-78
Nichol. 2005. Panduan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika Nindy S. 2005. Dampak Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Penurunan Kesuburan Seorang Wanita. http://kalbe.co.id/. Di akses tanggal 26 November 2015 pukul 15.00 WIB. Notoatmodjo A. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta:EGC Prasetyono D. 2009. Buku Pintar Asi Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press Prawiroharjo. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP Roesli U. 2005. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Puspa Swara Varney H. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC Winkjosastro H. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sri Sundari, dkk, Hubungan Pemberian Asi...
78