Prosiding Pendidikan Dokter
ISSN: 2460-657X
Hubungan Lingkar Pinggang dengan Gula Darah Sewaktu, Tekanan Darah Sistol dan Diastol 1
Bryan Rizaldi, 2Adjat S. Rasjad, 3Tinni Rusmartini 1 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung 2 Bagian Ilmu Fisiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung Jl. Hariangbangga No.20 Bandung 40116 E-mail:
[email protected]
Abstract. The increase in body mass index closely related to hypertension both in women and men. The increase of body weight was often followed byincreasing of fat and was further followed by another risk such as hypertension or diabetes. This aims of this research were to obtain the correlation between the waist circumference as with blood glucose, systolic and diastolic pressure at last years student in faculty of medicine bandung islamic university.The research uses a method of analysis of observational. The technique collection by the sampling method with consecutive sample as many as 44 people, as well as using correlation pearson’s statistic techniques.Meaningful correlation between the waist circumference with the systolic blood pressure ( value p = 0,004 ), with the positive correlation, and the moderating correlation ( value r = 0,429 ). It means if increasing waist circumference, it will increasing of systolic blood pressure. There are no meaningful correlation between the waist circumference with diastolic blood pressure ( value p = 0,798 ).Conclusion rising in waist circumference, hence the higher the blood sugar and the higher systolic blood pressure. With the correlation being moderate. There is no meaningful correlation between the waist circumference by the diastoilc blood pressure on students last year in the faculty of medicine of bandung islamic university. Key words : waist circumference, blood sugar, systolic blood pressure, diastolic blood pressure Abstrak. Peningkatan Body Mass Index erat kaitannya dengan penyakit hipertensi baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Kenaikan berat badan sangat berpengaruh pada mekanisme timbulnya kejadian hipertensi pada orang obesitas berdasarkan laporan dari Swedish Obese Study. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisi tentang korelasi antara lingkar pinggang dengan gula darah sewaktu, tekanan darah sistol dan terkanan darah diastol pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Metode penelitian menggunakan analisis observasional. Teknik pengambilan sampel menggunakan cara consecutive sampling dengan sampel sebanyak 44 orang, serta teknik ststistik menggunakan correlation pearson. Didapatkan korelasi bermakna antara lingkar pinggang dengan tekanan darah sistole (nilai p = 0,004) dengan arah korelasi positif, dan kekuatan korelasi sedang (nilai r = 0,429). Artinya semakin bertambah lingkar pinggang, semakin tinggi tekanan darah sistolenya. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dengan tekanan darah diastole (nilai p = 0,798). Kesimpulan Semakin bertambah lingkar pinggang, maka semakin tinggi pula kadar gula darahnya dan semakin tinggi tekanan darah sistolnya. Dengan kekuatan korelasinya sedang. Tidak terdapat korelasi bermakna antara lingkar pinggang dengan tekanan darah diastol pada Mahasiswa Tingkat Akhir di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Kata kunci : Gula Darah Sewaktu, Lingkar Pinggang, Tekanan Darah Sistol, Tekanan Darah Diastol
A.
Pendahuluan
Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak berlebihan yang menyebabkan risiko kurang baik bagi kesehatan. Untuk mengukur obesitas adalah dengan Body Mass Index (BMI), berat badan seseorang (dalam kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badannya (dalam meter). Seseorang dengan BMI 30 atau lebih umumnya dianggap obesitas. Seseorang dengan BMI sama atau lebih dari 25 dianggap kelebihan berat badan.1
282
Hubungan Lingkar Pinggang dengan Gula Darah Sewaktu, Tekanan Darah Sistol dan Diastol
| 283
Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk sejumlah penyakit kronis, termasuk diabetes, penyakit jantung dan kanker. Awalnya hanya dianggap masalah di negara-negara berpenghasilan tinggi, namun obesitas sekarang secara dramatis meningkat di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, terutama di perkotaan.1 Peningkatan Body Mass Index (BMI) erat kaitannya dengan penyakit hipertensi baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Kenaikan berat badan (BB) sangat berpengaruh pada mekanisme timbulnya kejadian hipertensi pada orang obesitas, akan tetapi mekanisme terjadinya hal tersebut belum dipahami secara jelas namun diduga pada orang yang obesitas terjadi peningkatan volume plasma dan curah jantung yang akan meningkatkan tekanan darah. Berdasarkan laporan dari Swedish Obese Study di Swedia telah diketahui bahwa angka kejadian hipertensi pada penderita obesitas sebesar 13,6%.2 Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2008, 35% dari orang dewasa berusia >20 tahun kelebihan berat badan (BMI ≥ 25 kg/m2) (34% laki-laki dan 35% perempuan). Prevalensi obesitas di seluruh dunia telah hampir dua kali lipat antara tahun 1980 dan 2008. Pada tahun 2008, 10% pria dan 14% wanita di dunia mengalami obesitas (BMI ≥30 k /m2), dibandingkan dengan 5% untuk pria dan 8% untuk wanita pada tahun 1980. diperkirakan 205 juta orang pria dan 297 juta perempuan di atas usia 20 adalah obesitas total lebih dari 500 juta orang dewasa di seluruh dunia.1 Prevalensi nasional obesitas umum (usia >15 tahun) di Indonesia diperkirakan sebesar 19,1% (8,8% overweight dan 10,3% obes) dan prevalensi obesitas sentral sebesar 18,8%. Prevalensi obesitas nasional di Indonesia lebih besar pada wanita (23,8%) dibanding pria (13,9%) Di Indonesia angka prevalensi hipertensi berkisar antara 0,65-28,6%, Biasanya kasus terbanyak ada pada daerah perkotaan. Angka tertinggi tercatat di daerah Sukabumi, diikuti daerah Silungkang, Sumatera barat (19,4%) serta yang terendah didaerah lembah Bariem, Irian Jaya.4,9 Lingkar pinggang adalah pengukuran antropometri yang dapat digunakan untuk menentukan obesitas, dengan menentukan ukuran lingkar pinggang dan kriteria untuk asia pasifik yaitu >90 cm untuk pria, dan >80 cm untuk wanita. Pada penelitian populasi di Singapura, dengan menggunakan kriteria NCEP-ATP III, Tan dan kawan-kawan melaporkan prevalensi sindroma metabolik sebesar 17,9%.3 Penelitian yang dilakukan oleh Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) pada 6000 orang membuktikan bahwa prevalensi obesitas di Indonesia semakin meningkat. Apabila dibandingkan dengan data pada tahun 1998, angka kejadian obesitas pada pria meningkat hingga mencapai 9,16% (1998 : 2,5%) dan 11,02% pada wanita (1998 : 5,9%).4 Menurut PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) tahun 2006, kadar glukosa darah puasa yang berkisar 80-100 mg/dL dinyatakan normal. Seseorang dikatakan menderita Diabetes Melitus (DM) jika memiliki kadar glukosa darah puasa ≥126 mg/dL.5-7 Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel manusia. Glukosa terbentuk dari karbohidrat yang dikonsumsi melalui makanan dan disimpan sebagai glikogen di hati dan otot. Kadar glukosa darah dipengaruhi oleh faktor endogen dan eksogen. Faktor endogen yaitu faktor humoral seperti hormon insulin, glukagon dan kortisol sebagai sistem reseptor di otot dan sel hati. Faktor eksogen antara lain jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi serta aktivitas yang dilakukan.5-7
Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015
284 |
Bryan Rizaldi, et al.
Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena, sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap.8 Berdasarkan paparan diatas dan berdasarkan pengamatan yang menunjukkan adanya peningkatan berat badan pada mahasiswa tingkat akhir peneliti tertarik untuk mengetahui peranan lingkar pinggang terhadap gula darah sewaktu, tekanan darah sistol dan tekanan darah diastol pada mahasiswa tingkat akhir difakultas kedokteran universitas islam bandung. B.
Metode
Metode penelitian yang digunakan dengan cara observasional analitik dengan metode cross-sectional dengan tujuan untuk mencari hubungan antara lingkar pinggang dengan kadar gula darah sewaktu, tekanan darah sistol dan tekanan darah diastol pada mahasiswa tingkat akhir di FK unisba. Penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan subjek penelitian Mahasiswa FK Unisba dengan cara random sampling, subjek peneitian harus berdasarkan kriteria inklusidan kriteria eksklusi. Sebelum dilakukan pengisian data subjek penelitianmakan dilakukan informed consent terhadap subjek yang setuju dengan penelitian ini.Pengukuran lingkar pinggang diukur dengan pita ukur, gula darah sewaktu dengan NESCO GCU dan tekanan darah diukur dengan sphygmomanometer. Untuk menguji hubungan antara lingkar pinggang dengan kadar gula darah sewaktu, tekanan darah sistol dan tekanan darah diastol pada mahasiswa tingkat akhir di FK unisba dengan menggunakan uji normalitas untuk variabel responden ini dapat dilakukan dengan menggunakan kolmogorov-smirnov dan shapiro-wilk. Penelitian ini dilakukan ruang Laboratorium FK Unisba yang berada di Jalan Hariangbanga No 2 bandung pada bulan Maret hingga Juni tahun 2015.Terdapat beberapa aspek etik penelitian dalam skripsi ini yang harus diperhatikan adalah.27Informed consent merupakan bentuk persetujuan dari subjek penelitian setelah subjek mengetahui tujuan, prosedur, keuntungan dan kerugian ataupun resiko penelitian yang akan dilakukan.Merahasiakan identitas pasien. Aspek etik lainnya yaitu Beneficence subjek mendapatkan manfaat dari penelitian ini yaitu mengetahui penatalaksanaan dari resiko beberapa penyakit dari pemeriksaan yang dilakukan.Autonomy subjek dapat menolak dan menerima tindakan dari penelitian ini.Non-malficence subjek tidak dirugikan atas tindakan penelitian yang dilakukan.Menggunakan data pasien hanya untuk kepentingan penelitian saja. C.
Hasil
Sebelum dilakukan uji statistik untuk jenis data numerik maka dilakukan uji normalitas. Tujuannya untuk melihat distribusi data apakah residual data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas untuk variabel responden ini dapat dilakukan dengan menggunakan kolmogorov-smirnov dan shapiro-wilk.
Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)
Hubungan Lingkar Pinggang dengan Gula Darah Sewaktu, Tekanan Darah Sistol dan Diastol
| 285
Tabel 1 Uji Normalitas Variabel pada Responden Lingkar Pinggang dengan Gula Darah Sewaktu,Tekanan Darah sistol dan Tekanan Darah diastol Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Lingkar .209 44 .000 .854 44 .000 Pinggang Gula darah .270 44 .000 .898 44 .001 TD_Sistole .273 44 .000 .783 44 .000 TD_Diastole .421 44 .000 .599 44 .000
Korelasi antara lingkar pinggang dengan gula darah sewaktu, tekanan darah sistol dan tekanan darah diastol pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung yang menjadi responden penelitian dapat dilihat pada tabel 2 bahwa antara lingkar pinggang dengan gula darah sewaktu, tekanan darah sistol dan tekanan darah diastol ada korelasi. Masalahnya apakah korelasi tersebut nyata atau tidak, perlu dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan uji korelasi spearman. Tabel 2 Uji Korelasi Spearman antara Lingkar Pinggang dengan Gula Darah Sewaktu, Tekanan Darah sistol dan Tekanan Darah diastol KoeffKorelasi (r)
Nilai p
Lingkar Pinggang – Gula Darah Sewaktu
0,441
0,003*
Lingkar Pinggang – TD Sistol
0,429
0,004*
Lingkar Pinggang – TD Diastol
0,040
0,798
Didapatkan korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dengan gula darah (nilai p = 0,003) dengan arah korelasi positif, (nilai r = 0,441). Artinya semakin bertambah lingkar pinggang, semakin tinggi kadar gula darahnya. Didapatkan korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dengan (nilai p = 0,004), dan kekuatan korelasi sedang (nilai r = 0,429). Artinya semakin bertambah Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015
286 |
Bryan Rizaldi, et al.
lingkar pinggang, semakin tinggi tekanan darah sistolnya. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dengan tekanan darah diastol (nilai p = 0,798). D.
Pembahasan
Korelasi antara Lingkar Pinggang dengan Gula Darah Sewaktu, Tekanan Darah Sistol dan Tekanan Darah Diastol dapat dilihat pada tabel 4.2. pada tabel ini Didapatkan korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dengan gula darah (nilai p = 0,003) dengan arah korelasi positif, dan kekuatan korelasi sedang (nilai r = 0,441). Artinya semakin bertambah lingkar pinggang, semakin tinggi kadar gula darahnya. Didapatkan korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dengan (nilai p = 0,004), dan kekuatan korelasi sedang (nilai r = 0,429). Artinya semakin bertambah lingkar pinggang, semakin tinggi tekanan darah sistolnya. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dengan tekanan darah diastol (nilai p = 0,798). Hal ini dapat terjadi karena umber utama lain dari asam lemak rantai panjang adalah sintesis lipogenesis dari karbohidrat, dalam jaringan adiposa dan hati. Triasilgliserol jaringan adiposa adalah cadangan bahan bakar utama tubuh. Hal ini dihidrolisis (lipolisis) gliserol dalam bentuk glukosa dan dapat menyebabkan glukosa darah meningkat dan asam lemak bebas yang dilepaskan ke dalam sirkulasi mengganggu peredaran darah, mengakibatkan jantung bekerja lebih cepat sehingga pada pemeriksaan denyut jantung tekanan darah meningkat. Gliserol merupakan substrat untuk glukoneogenesis. Dalam hati triasilgliserol timbul akibat lipogenesis, asam lemak bebas, dan sisa-sisa kilomikron disekresikan ke dalam sirkulasi dalam bentuk Very low density lipoprotein (VLDL).10 Peningkatan Body Mass Index (BMI) erat kaitannya dengan penyakit hipertensi baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Kenaikan berat badan (BB) sangat berpengaruh pada mekanisme timbulnya kejadian hipertensi pada orang obesitas, akan tetapi mekanisme terjadinya hal tersebut belum dipahami secara jelas namun diduga pada orang yang obesitas terjadi peningkatan volume plasma dan curah jantung yang akan meningkatkan tekanan darah. Berdasarkan laporan dari Swedish Obese Study di ketahui bahwa angka kejadian hipertensi pada penderita obesitas sebesar 13,6%.2 Pada uji korelasi spearman korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dengan gula darah (nilai p = 0,003) dengan arah korelasi positif, dan kekuatan korelasi sedang (nilai r = 0,441). Artinya semakin bertambah lingkar pinggang, semakin tinggi kadar gula darahnya. Penelitian yang dilakukan oleh Adam, 2005 di klinik menemukan ada hubungan antara obesitas dan kadar glukosa plasma, dimana terlihat semakin tinggi lingkar pinggang semakin tinggi kadar gula darah, dengan p<0,000.11 Massa tubuh berlebih mempunyai hubungan terhadap tekanan darah. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Novianingsih di Semarang pada tahun 2012 yaitu indeks massa tubuh berhubungan dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Resiko terkena hipertensi dengan berat badan lebih berpeluang dua sampai tiga kali dibandingkan dengan berat badan yang normal atau kurus. Demikian juga dengan penelitian Liu di China menunjukan bahwa responden obesitas mempunyai resiko 3,9 kali lebih tinggi menjadi hipertensi dibandingkan dengan responden yang memiliki indeks massa tubuh kurang dari 25 kg/m.12-13 Didapatkan korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dengan (nilai p = 0,004), dan kekuatan korelasi sedang (nilai r = 0,429). Artinya semakin bertambah
Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)
Hubungan Lingkar Pinggang dengan Gula Darah Sewaktu, Tekanan Darah Sistol dan Diastol
| 287
lingkar pinggang, semakin tinggi tekanan darah sistolnya. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dengan tekanan darah diastol (nilai p = 0,798). Hal ini sesuai dengan banyaknya penelitian yang menyatakan ada hubungan yang bermakna antara lingkar pinggang dengan tekanan darah, karena pada studi prospektif menunjukan bahwa lingkar pinggang berhubungan erat dengan penyakit kardiovaskuler.14 Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa lingkar pinggang mempengaruhi kadar gula darah, tekanan darah sistol dengan arah korelasi postif dan kekuatan korelasi sedang. Sedangkan untuk hubungan antara lingkar pinggang dengan tekanan darah diastol yang diukur dengan uji korelasi spearman adalah tidak terdapat hubungan. E.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mencoba menarik simpulan sebagai berikut : Semakin bertambah lingkar pinggang, maka semakin tinggi pula kadar gula darahnya.Semakin bertambah lingkar pinggang, semakin tinggi tekanan darah sistolnya. Dengan kekuatan korelasinya sedang. Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara lingkar pinggang dengan tekanan darah diastol. Ucapan Terima Kasih Penulis mangucapkan terima kasih kepada Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program pendidikan sarjana Kedokteran di Universitas Islam Bandung. Kepada Lab Biomedik FK Unisba atas kerjasama dan waktunya. Daftar Pustaka World Health Organization (WHO) 2014. Commission on Ending Childhood Obesity. Geneva, World Health Organization, Departement of Noncommunicable disease surveillance. Sihombing M. Hubungan perilaku merokok konsumsi makanan/minuman dan aktivitas fisik dengan penyakit hipertensi. Majalah kedokteran Indonesia, Volume 60,2010. Executive summary of the third report of the National Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults (Adult Treatment Panel III). 2010. JAMA. 285:2486-2497. Forum Diagnosticum no 52012 25 ohd. Resistensi Insulin dan Inflamasi pada pria Obesitas Sentral. Tersedia dari: https://infolaboratoriumkesehatan.com/2013/02/06/ Marks DB, Marks AD, Smith CM. Metabolisme Karbohidrat. Dalam: Suyono J, Sadikin V, Mandera L, editor edisi bahasa Indonesia. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: EGC, 2010; p.381-4.
Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015
288 |
Bryan Rizaldi, et al.
Dewi DAP. Pemeriksaan Kadar Glukosa Darah Sewaktu pada Masyarakat Dusun Samu Mambal Kabupaten Badung. Journal Pengabdian kepada Masyarakat. 2008;7. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia 2008. Jakarta: PERKENI; 2008. Ibnu M. Dasar-dasar fisiologi kardiovaskuler. Jakarta : EGC, 1996. Boedhi D. Mengamati perjalanan epidemiologi hipertensi di Indonesia.Medika 2010; 7: 442-448. Kronenberg, Henry. II. Williams, Robert Hardin. III. Body fat and lipid metabolism. In: Kronenberg, penyunting. Williams Textbook of Endocrinology. Edisi ke-11. Philadelphia, PA 19103-2899; 2008. Hlm. 1563-1580. Adam FMS, Adam JMF. Adiponektin, resistensi insulin pada obesitas. Penelitian pendahuluan. Dari penelitian East Indonesia Diabetes Epidemilogy Group (EIDEG). Naskah lengkap the 4th National Obesity Symposium and the 2nd National Symposium on Metabolic Syndrome. Makassar; 2005. 254-269. Pinzon R. Indeks Massa Tubuh sebagai Faktor Risiko hipertensi pada Usia Muda. Cermin Dunia Kedokteran; 1999,123:9-11. Novianingsih, Eva, Apoina K. Hubungan Antara Beberapa Indikator Status Gizi Dengan Tekanan Darah Pada Remaja. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran; 2012. . Supariasa I, Bakri B, Fajar I. Penilaian status gizi. Buku kedokteran EGC. Jakarta; 2012. Hal 59-60.
Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)