Prosiding Pendidikan Dokter
ISSN: 2460-657X
Hubungan Kebugaran Jasmani Dan Lemak Tubuh Pada Kelompok Senam Dan Kelompok Tidak Senam 1
Putri Kania Dewi, 2Ieva B Akbar, 3Arief Budi Yulianti 1,2,3 Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Bandung, Jl. Hariangbangga No.20 Bandung 40116 e-mail: 1ptrkndw@yahoo. com.au
Abstract: Exercise improve physical fitness and increase calorie expenditure that can help you lose weight by 66.78%, that consist 86.42% of body fat and 27.67% of cholesterol. The aims of this study are to find the relationship between physical fitness and body fat in non and gymnastic group. Data were taken from 30 people gymnastic group and 30 people non gymnastic group with age range 20-35 years that have a normal body mass index.The design used in this reasearch is descriptive analytic with cross sectional methods. The test results showed there were relationship between physical fitness and body fat in gymnastics group were more significant (R=-0,39 & p=0,02) compared with non gymnastics group (R=0,15 & p=0,41), and there is a relationship between physical fitness and body fat (R =-0,26 & p=0.042). Physical fitness is negatively related to body fat, the higher the value of a person's fitness, the smaller the value of body fat. Key Words: Gymnastics, Physical Fitness, Body Fat Abstrak. Daya tahan kardiorespirasi adalah salah satu unsur kebugaran jasmani yang menggambarkan kemampuan pembuluh paru-paru jantung dan darah untuk memberikan jumlah oksigen yang cukup ke sel untuk memenuhi aktivitas fisik. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya tahan kardiorespirasi antara lain genetik, umur, jenis kelamin, latihan fisik, komposisi tubuh, kadar hemoglobin, dan asupan makanan. Senam dapat meningkatkan kebugaran jasmani dan terbukti meningkatkan pengeluaran kalori yang dapat membantu menurunkan berat badan sebesar 66,78%, persen lemak tubuh sebesar 86,42%, dan kadar kolesterol sebesar 27,67%. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara kebugaran jasmani dan lemak tubuh pada kelompok senam dan kelompok tidak senam. Data diambil dari 30 orang kelompok senam dan 30 orang kelompok tidak senam dengan usia antara 20 – 35 tahun yang memiliki indeks massa tubuh normal.Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Hasil uji menunjukan hubungan kebugaran jasmani dan lemak tubuh pada kelompok senam lebih erat (R=-0,39 & p=0,02) dibandingkan dengan kelompok tidak senam (R=-0,15 & p=0,41) serta terdapat hubungan antara kebugaran jasmani dan lemak tubuh pada kelompok senam dan kelompok tidak senam (R=-0,26 & p=0,042). Kebugaran jasmani berhubungan secara negatif dengan lemak tubuh, semakin tinggi nilai kebugaran seseorang maka semakin kecil nilai lemak tubuhnya. Kata Kunci : Senam, Kebugaran Jasmani, Lemak Tubuh
A.
Pendahuluan Daya tahan kardiorespirasi adalah salah satu unsur kebugaran jasmani yang menggambarkan kemampuan pembuluh paru-paru jantung dan darah untuk memberikan jumlah oksigen yang cukup ke sel untuk memenuhi aktivitas fisik. Beberapa faktor yang mempengaruhi daya tahan kardiorespirasi antara lain genetik, umur, jenis kelamin, latihan fisik, komposisi tubuh, kadar hemoglobin, dan asupan makanan. Aktivitas fisik merupakan faktor yang berpengaruh pada daya tahan kardiorespirasi karena saat kita melakukan aktivitas fisik, kekuatan otot jantung dan paru-paru akan terlatih. Lemak tubuh yang berlebihan akan berpengaruh terhadap daya tahan kardiorespirasi karena akan menambah biaya energi latihan yang menyediakan gradient yang kurang efektif untuk mengusir panas yang dihasilkan selama metabolism berkepanjangan saat latihan yang intens.1,2
1016
Hubungan Kebugaran Jasmani Dan Lemak Tubuh Pada Kelompok Senam Dan Kelompok Tidak Senam
| 1017
Perkembangan latihan fisik dewasa ini sudah sedemikian maju, hal ini dapat dilihat dari pusat kebugaran yang semakin ramai.3 Banyak sekali program latihan fisik yang ditawarkan, diantaranya adalah senam. Senam merupakan suatu gerakan atau kombinasi beberapa gerakan yang disusun secara sistematis untuk mencapai kondisi tubuh yang sehat, bugar, dan indah, serta untuk mengingkatkan keterampilan dan kesiapan mental spiritual.4 Kebugaran jasmani dapat diukur dengan cara menghitung VO2 max. VO2 max merupakan cara terbaik untuk mengukur kemampuan daya tahan sistem kardiorespirasi. Konsumsi oksigen maksimal atau VO2 max adalah kemampuan maksimal tubuh mengkonsumsi oksigen dalam sebuah metabolisme aerob.5,6 Terdapat banyak faktor yang dapat meningkatkan VO2 max salah satunya dengan latihan fisik secara teratur. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa senam memiliki manfaat berupa menguatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta memperbaiki penampilan karena gerakan yang dibuat dapat menguatkan, mengencangkan, dan membentuk otot beberapa bagian tubuh tertentu antara lain pinggul, paha, pinggang, perut, dada, punggung, lengan, dan kaki sehingga senam dapat digunakan sebagai alternatif yang tepat untuk memelihara berat badan dan pencegahan penyakit.3,7 Senam terbukti meningkatkan pengeluaran kalori yang dapat membantu menurunkan berat badan sebesar 66,78%, persen lemak tubuh sebesar 86,42%, dan kadar kolesterol sebesar 27,67%. Penurunan berat badan, persen lemak tubuh dan kadar kolesterol darah disebabkan oleh meningkatnya aktivitas fisik para sampel dengan sumber energi yang dibutuhkan berasal dari pembakaran cadangan lemak tubuhnya. Dengan meningkatnya aktivitas fisik tersebut, menyebabkan terbakarnya cadangan lemak tubuh untuk memenuhi kebutuhan kalori tubuh pada saat latihan senam.8 Lemak berlebih dalam tubuh disimpan pada kompartemen seperti kompartemen intra-abdominal (viseral) dan jaringan yang sensitif terhadap insulin sehingga lemak tubuh dapat diukur menggunakan besar lingkar pinggang untuk mendeteksi adanya obesitas sentral.9 Berdasarkan penelitian sebelumnya, senam yang dilakukan selama delapan minggu, tiga kali/minggu dengan durasi 60 menit, menunjukan efek yang signifikan terhadap perubahan komposisi tubuh dalam persentase lemak dan massa lemak.10 Senam bermanfaat untuk menghindari penumpukan lemak tubuh sehingga dapat mempertahankan berat badan ideal di samping itu bisa terhindar dari macammacam gangguan penyakit.11 Senam merupakan salah satu jenis latihan fisik yang sangat diminati, terutama oleh ibu-ibu dan remaja.3 Bagi seseorang yang bertujuan untuk menurunkan berat badan, senam aerobik merupakan pilihan yang ideal.12 Selain menurunkan berat badan, senam digunakan sebagai sarana untuk memelihara kebugaran jasmani oleh para pelakunya. Kebugaran jasmani sangat diperlukan untuk dapat menjalankan berbagai aktivitas sehari-hari dengan baik, teratur, terarah dan tidak mudah sakit.3,11 Aktivitas fisik yang teratur dapat menyebabkan perbaikan kebugaran jasmani yang merupakan hal yang selalu didambakan oleh setiap individu maupun masyarakat. Dalam abad modern ini setiap negara menghadapi tantangan untuk meningkatkan dan memelihara kebugaran jasmani warga negaranya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan latihan senam terhadap hasil kebugaran jasmani.3 Bersadarkan hal tersebut, pada penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti hubungan kebugaran jasmani dengan lemak tubuh pada kelompok senam dan kelompok tidak senam. Penelitian ini akan dilaksanakan di Helios Fitness Metro Indah Mall dan
Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015
1018 |
Putri Kania Dewi, et al.
Fakultas Kedokteran Unisba. B. Metode Penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional yang dilakukan di Helios Fitness Metro Indah Mall dan Fakultas Kedokteran Unisba. Sebanyak 30 orang anggota senam yang menjadi kelompok senam diperoleh melalui metode random sampling dengan kriteria inklusi antara lain perempuan usia 2035 tahun, mengikuti senam aerobik secara rutin yaitu 3 kali dalam seminggu dan tidak memiliki penyakit jantung atau paru-paru sedangkan 30 orang yang menjadi kelompok tidak senam diperoleh melalui metode yang sama dengan kriteria inklusi yaitu perempuan 20-35 tahun, tidak mengikuti senam apapun dan tidak memiliki penyakit jantung atau paru-paru. Variable bebas dalam penelitian ini adalah kelompok senam dan kelompok tidak senam. Variable terikat adalah kebugaran jasmani dan lemak tubuh. Kebugaran jasmani diperoleh dengan mengukur VO2 max menggunakan Harvard Step Test dan lemak tubuh diperoleh dengan mengukur lingkar pinggang menggunakan pita ukur. Tes Harvard dilakukan dengan naik dan turun bangku setinggi 45 cm dengan kecepatan 30 langkah/menit selama 5 menit. Denyut nadi dihitung setelah tes selesai selama 3 menit. Lingkar pinggang diukur dengan menggunakan pita ukur yang diletakan di garis tengah antara kosta terakhir dan SIAS. Data yang diperoleh diolah menggunakan software komputer. Analisis univariat untuk mendeskripsikan distribusi kebugaran jasmani dan lingkar pinggang subjek. Analisis bivariat diawali dengan uji normalitas data Kolmogorov-Smirnov. Variabel kebugaran jasmani tidak berdistribusi normal sedangkan lingkar pinggang berdistribusi normal sehingga menggunakan uji korelasi Spearman. C. Hasil Distribusi kategori VO2 max pada kelompok senam dan tidak senam dapat dijelaskan pada tabel 1 berikut ini Tabel 1. VO2 Max Kelompok Senam dan Kelompok Tidak Senam Kategori Kebugaran Jasmani (VO2 Max) Kurang Sekali Kurang Cukup Baik Baik Sekali
Kelompok Senam
Kelompok Tidak Senam
n = 30
n = 30
n 1 17 12
% 0 0 3,3 56,7 40
n 2 19 8 1
% 0 6,7 63,3 26,7 3,3
Subjek pada kelompok senam sebagian besar memiliki kebugaran jasmani baik (56,7%) sedangkan subjek pada kelompok tidak senam sebagian besar memiliki kebugaran jasmani cukup (63,3%). Tabel 2. Lingkar Pinggang Kelompok Senam dan Kelompok Tidak Senam Kategori Lemak Tubuh (Lingkar Pinggang)
Kelompok Senam n = 30 n %
Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)
Kelompok Tidak Senam n = 30 n %
Hubungan Kebugaran Jasmani Dan Lemak Tubuh Pada Kelompok Senam Dan Kelompok Tidak Senam
Risiko Rendah Berisiko Risiko Tinggi
29 1 -
96,7 3,3 0
24 6 -
| 1019
80 20 0
Subjek pada kelompok senam maupun tidak senam sebagian besar memiliki lingkar pinggang dengan kategori risiko rendah yaitu 96,7% pada kelompok senam dan 80% pada kelompok tidak senam. Tabel 3. Perbedaan Kebugaran Jasmani dan Lemak Tubuh Kebugaran Jasmani Kelompok Senam Kelompok Tidak Senam Lemak Tubuh Kelompok Senam Kelompok Tidak Senam * perbedaan bermakna (p<0,05)
n 30 30
Mean 42,57 18,43
SD
30 30
69,42 71,68
7,63 8,32
p* 0,000
0,27
Hasil uji beda menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna kebugaran jasmani antara kelompok senam dan kelompok tidak senam sedangkan untuk lemak tubuh tidak terdapat perbedaan yang bermakna. Tabel 4 Hubungan Kebugaran Jasmani dan Lemak Tubuh VO2 max Lingkar Pinggang Variabel R p* Kelompok Senam VO2 max -0,155 0,41 Lingkar Pinggang Kelompok Tidak Senam VO2 max -0,399 0,029 Lingkar Pinggang Senam & Tidak Senam VO2 max -0,263 0,042 Lingkar Pinggang * Korelasi Spearman, memiliki hubungan bermakna (p<0,05)
Hasil uji menunjukan hubungan kebugaran jasmani dan lemak tubuh pada kelompok senam lebih erat (R=-0,39 & p=0,02) dibandingkan dengan kelompok tidak senam (R=-0,15 & p=0,41) serta terdapat hubungan antara kebugaran jasmani dan lemak tubuh pada kelompok senam dan kelompok tidak senam (R=-0,26 & p=0,042). D. Pembahasan Daya tahan kardiorespirasi adalah salah satu unsur kebugaran jasmani yang menggambarkan kemampuan system respirasi dan sirkulasi dalam menyediakan oksigen untuk kerja otot selama melakukan aktivitas fisik. Daya tahan jantung, kebugaran kardiorespirasi atau kapasitas aerobik ditentukan oleh kemampuan penyerapan maksimum oksigen oleh tubuh per menit saat aktivitas fisik. Ketahan kardiorespirasi dapat diketahui melalui pengukuran volume oksigen maksimal (VO2 max). VO2 max setiap orang berbeda-beda, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi daya tahan
Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015
1020 |
Putri Kania Dewi, et al.
kardiorespirasi yaitu genetik, umur, jenis kelamin, aktivitas fisik, komposisi lemak tubuh, kadar hemoglobin dan asupan makanan.13,14 Hasil penelitian dari 30 subjek kelompok senam dan 30 subjek kelompok tidak senam menunjukan terdapat perbedaan VO2 max pada kedua kelompok tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa aktivitas fisik yang meningkat dapat meningkatkan ketahanan kardiorespirasi yang dalam penelitian ini diukur melalui VO2 max sehingga VO2 max pada kelompok senam lebih baik jika dibandingkan dengan kelompok tidak senam. Aktivitas fisik yang meningkat akan meningkatkan metabolisme basal pada sel-sel tubuh, hal ini memfasilitasi mobilisasi dan oksidasi lemak terutama pada jaringan adiposa viseral yang akan menyebabkan penurunan kadar lemak tubuh. Hubungan antara lemak visceral, lemak subkutan dan berat badan sangatlah kompleks. Perubahan relatif pada lemak viseral atau lemak subkutan terjadi bersamaan dengan perubahan pada berat badan yang dapat dipengaruhi oleh jumlah awal jaringan adiposa total dan jenis kelamin subjek. Beberapa bukti menyatakan bahwa asupan makanan atau asupan lemak jenuh dapat mempengaruhi obesitas abdominal. Lingkar pinggang dapat menggambarkan lemak viseral. Pada nilai BMI berapapun, peningkatan lingkar pinggang menunjukan adanya peningkatan kadar lemak abdominal. Teori tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian bahwa lemak tubuh pada kelompok senam dan kelompok tidak senam tidak terdapat perbedaan. Hal tersebut dapat dikarenakan subjek penelitian yang diambil hanya yang memiliki indeks massa tubuh normal serta tidak terdapat data mengenai aktivitas fisik dan pola makan.12,15,16 Besar lemak dalam tubuh seseorang ditentukan oleh tinggi dan berat badan, selain itu juga bergantung pada aktivitas fisik dan pola makan sehingga seseorang yang memiliki berat badan dan tinggi badan yang sama belum tentu memiliki lemak tubuh yang sama.2 Berdasarkan hasil uji korelasi didapatkan bahwa terdapat hubungan negatif yang tidak erat antara kebugaran jasmani dan lemak sehingga jika semakin tinggi derajat kebugaran maka semakin rendah lemah tubuh seseorang. Hal tersebut pernah diutarakan pada penelitian sebelumnya bahwa persentase lemak tubuh yang lebih sedikit biasanya menghasilkan performa kebugaran yang lebih baik.17 Pada latihan fisik dengan aktivitas aerobik yang dominan, metabolism energy akan berjalan melalui pembakaran simpanan karbohidrat, lemak dan protein. Proses metabolisme ini bekerjasama dengan oksigen yang didapat melalui system pernafasan. Jaringan dan organ tubuh membutuhkan oksigen untuk berfungsi, konsumsi oksigen yang lebih tinggi menunjukan sistem kardiorespirasi lebih efisien. Walaupun per gram lemak memberikan lebih banyak kilokalori energi daripada karbohidrat, tetapi oksidasi lemak lebih banyak membutuhkan oksigen. Hasil energi dari lemak adalah 5,6 ATP per 1 molekul oksigen yang dibutuhkan sedangkan karbohidrat menghasilkan 6,3 ATP per 1 molekul oksigen. Karbohidrat lebih digunakan sebagai bahan bakar pada aktivitas fisik dengan intensitas tinggi. Daya tahan kardiorespirasi berhubungan erat dengan kapasitas paru-paru, jantung, dan otot. Oleh karena itu, simpanan lemak yang besar tidak efisien sebagai sumber energy karena membutuhkan oksigen yang lebih banyak dibandingkan glukosa dan glikogen.1,2,13,14 E. Kesimpulan Kebugaran jasmani memiliki hubungan dengan lemak tubuh, semakin tinggi derajat kebugaran seseorang maka semakin rendah lemak tubuhnya.
Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)
Hubungan Kebugaran Jasmani Dan Lemak Tubuh Pada Kelompok Senam Dan Kelompok Tidak Senam
| 1021
Daftar Pustaka Arum VM, Mulyati T. 2014. Hubungan Intensitas Latihan, Persen Lemak Tubuh dan Kadar Hemoglobin dengan Ketahanan Kardiorespirasi Atlet Sepak Bola. J o Nutr Coll Eko Andi Susilo. 2013. Hubungan Persentase Lemak Tubuh Terhadap Daya Tahan Kardiorespirasi Atlet Pencak Silat di Klub SMP Negeri 01 Ngunut Tulungagung M. Sukron Alex, Hadi Setyo Subiono S. 2012. Pengaruh Latihan Senam Aerobik Low Impact dan High Impact Terhadap Kegesegaran Jasmani. J Sport Sci Fit Irwansyah. 2006. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. 1st ed. Grafindo Media Pratama Padmapriya K, Sujaya B. Physical Fitness in South Indian Adolescents by Vo2 max. J Med Heal Sci Smirmaul BP., Teixeira DRB, P I. Is the VO2 max that We Measure Really Maximal. Front Physiol Sternlicht E, Frisch F, Sumida KD. 2014. Zumba® Fitness workouts: are they an appropriate alternative to running or cycling? Sport Sci Health, 16 Desember 2014 Galih Tri Utomo, Said Junaidi SR. 2012. Latihan Senam Aerobik untuk Menurunkan Berat Badan, Lemak, dan Kolesterol. J Sport Sci Fit. Weiss R. 2007. Fat distribution and storage : how much , where , and how ? Purwanto. 2011. Dampak Senam Aerobik terhadap Daya Tahan Tubuh dan Penyakit Group SJJ. 2013. Effect of Aerobic Dance on the Body Fat Distribution and Cardiovascular Endurance in Middle Aged Women McArdle, William D. 2007. Exercise Physiology: Energy, Nutrition, and Human Perormance. United States of America: Lipincott Williams and Will Kusnanik, Nining. Dasar-Dasar Fisiologis Olahraga. Surabaya: Unesa University Press Fitness P. Effect of Intensity of Aerobic Training on VO2max Distribution BF. 2012. Body Fat Distribution and Risk of Cardiovascular Disease Of E, In C, Composition B, On P, Work M, In P. 2014. JEP online Journal of Exercise Physiology online.
Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 2014-2015
1022 |
Putri Kania Dewi, et al.
Sumber Lain : Sportlogia, Ljubojević A, Jakovljević V, Popržen M, 2014 Effects of Zumba Fitness Program on Body Composition of Women, http://www.sportlogia.com/no9engl/4.html, 16 Desember 2014
Prosiding Penelitian Sivitas Akademika Unisba (Kesehatan)