UNIVERSITAS INDONESIA
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER KETIGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN DI RSUD PASAR REBO
SKRIPSI
YANITA ASTUTI 1006823614
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA DEPOK, 4 Juli 2012
i Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
UNIVERSITAS INDONESIA
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER KETIGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN DI RSUD PASAR REBO
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
YANITA ASTUTI 1006823614
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA DEPOK, 4 Juli 2012
i Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama
: Yanita Astuti
NPM
: 1006823614
Tanda Tangan
:
Tanggal
: 4 Juli 2012
ii Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini diajukan oleh
:
Nama
: Yanita Astuti
NPM
: 1006823614
Judul Skripsi
: Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga dengan Tingkat Kecemasan di RSUD Pasar Rebo
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bahan persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ekstensi Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia.
DEWAN PENGUJI Pembimbing
: Mustikasari, S.Kp., MARS
(
)
Penguji
: Hayuni Rahmah, S.Kp., MNS (
)
Ditetapkan di : Depok Tanggal
: 4 Juli 2012
iii Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai mata ajar Tugas Akhir. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan smpai sampai penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dewi Irawati, MA,Ph.D., selaku dekan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia 2. Ibu Kuntarti, SKp., MBioMed Selaku koordinator Tugas Akhir Keperawatan; 3. Ibu Mustikasari, SKp, MARS selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan skripsi ini; 4. Pihak perpustakaan yang telah banyak membantu saya dalam mencari literatur yang saya perlukan; 5. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan material dan moral; dan 6. Teman-teman di Ekstensi 2010 yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu. Depok, 4 Juli 2012
Penulis
iv Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Yanita Astuti
NPM
: 1006823614
Program Studi : Sarjana Keperawatan Fakultas
: Ilmu Keperawatan
Jenis karya
: Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Righti) atas karya ilmiah saya yang berjudul : Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga dengan Tingkat Kecemasan di RSUD Pasar Rebo beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta Pada tanggal : 4 Juli 2012 Yang Menyatakan
( Yanita Astuti )
v Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
ABSTRAK Nama
: Yanita Astuti
Program studi
: Program Sarjana Keperawatan Fakultas Imu Keperawatan Universitas Indonesia
Judul
: Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga dengan Tingkat Kecemasan di RSUD Pasar Rebo
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara karakteristik ibu hamil(usia, tingkat pendidikan, pekerjan) dengan tingkat kecemasan di RSUD Pasar Rebo. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan rancangan potong lintang/ cross sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 47 orang. Instrumen yang digunakan adalah Hamilton Rating Anxiety Scale (HRAS) untuk mengukur tingkat kecemasan pada ibu hamil trimester III. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara karakteristik ibu hamil primigravida trimester ketiga (umur, tingkat pendidikan, pekerjan) dengan tingkat kecemasan. Bagi penelitian selanjutnya, agar melakukan penelitian dengan karakteristik dan lokasi yang berbeda. Kata kunci: Kehamilan Primigravida, Trimester III, Kecemasan ABSTRACT Name Study Program Title
: Yanita Astuti : Bachelor Degree of Nursing Faculty of Nursing University of Indonesia : Relationship Characteristics of primigravida maternal Third Trimester Pregnant with Anxiety Levels
This study aims to identify the relationship between maternal characteristics (age, formal education, profesional) with the level of anxiety in Pasar Rebo Hospital. This study used a descriptive correlation study design with a cross-sectional design / cross sectional. Number of the sample by 47 people. The instrument used is the Hamilton Anxiety Rating Scale (HRAS) to measure anxiety levels in the third trimester pregnant women. The results showed no relationship between the characteristics of the third trimester primigravida pregnant women (age, education level, job retention) with the level of anxiety. For the next research, in order to make the research with different characteristics and location. Keywords : Pregnancy, Third trimester, Anxiety
vi Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................ii LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii KATA PENGANTAR..........................................................................................iv LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH..........................v ABSTRAK.............................................................................................................vi DAFTAR ISI.........................................................................................................vii DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................viii BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.......................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..................................................................................7 1.3 Tujuan Penelitian...................................................................................7 1.4 Manfaat Penelitian.................................................................................8 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kehamilan 2.1.1 Pengertian Persalinan........................................................................10 2.1.2 Tanda-tanda Permulaan persalinan………………………………...11 2.1.3 Tahapan Persalinan...........................................................................11 2.1.4 Masalah Psikososial..........................................................................14 2.1.5 Kecemasan Pada Proses Persalinan..................................................16 2.2 Konsep Kecemasan 2.2.1 Pengertian Kecemasan......................................................................16 2.2.2 Gejala Kecemasan.............................................................................18 2.2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan................................19 2.2.4 Beberapa Faktor Penyebab Kecemasan Menjelang Persalinan........20 2.2.5 Tingkat Kecemasan...........................................................................21 2.2.6 Karakteristik Ibu Hamil…………………………………………….22 2.2.7 Kerangka Teori……………………………………………………..25 vii Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
BAB 3. KERANGKA KONSEP 3.1 Kerangka Konsep.................................................................................26 3.2 Pertanyaan Penelitian...........................................................................27 BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian..................................................................................30 4.2 Populasi dan Sampel............................................................................30 4.3 Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................31 4.4 Etika Penelitian....................................................................................32 4.5 Alat Pengumpul Data...........................................................................32 4.6 Prosedur Pengumpul data.....................................................................33 4.7 Pengolahan dan Analisa Data...............................................................34 BAB 5. HASIL PENELITIAN 5.1 Analisa Univariat.................................................................................36 5.2 Analisa Bivariat....................................................................................39 BAB 6. PEMBAHASAN 6.1 Interpretasi............................................................................................42 6.2 Keterbatasan Penelitian…....................................................................45 BAB 7. Simpulan dan Saran 7.1 Simpulan..............................................................................................46 7.2 Saran.....................................................................................................46 DAFTAR REFERENSI
viii Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
DAFTAR SKEMA Skema 2.1 Kerangka Teori.....................................................................................25 Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian................................................................26
ix Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Definisi Operasional..............................................................................27 Tabel 4.1 Analisa Bivariat.....................................................................................35 Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia...............................................37 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan......37 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan......................38 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan......38 Tabel 5.5 Hubungan Karakteristik Umur Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga dengan Tingkat Kecemasan.......................................................39 Tabel 5.6 Hubungan Karakteristik Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga dengan Tingkat Kecemasan.......................................39 Tabel 5.7 Hubungan Karakteristik Pekerjaan Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga dengan Tingkat Kecemasan.......................................................40
x Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat ijin penelitian Lampiran 2 Jawaban surat ijin penelitian Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 4 Lembar Persetujuan Sebagai Responden Lampiran 5 Lembar Kuesioner Penelitian Lampiran 6 Data Demografi Lampiran 7 Kuesioner Tentang Tingkat Kecemasan
xi Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan masa gestasi dari periode akhir menstruasi sampai persalinan dimana usia normal kehamilan sekitar 40 minggu atau 280 hari (Brooker, 2009). Kehamilan adalah hal yang luar biasa karena menyangkut perubahan fisiologis, biologis, dan psikis yang mengubah hidup seorang wanita. (Maulana, 2008). Kehamilan juga merupakan suatu perubahan hormonal, yang merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan yang dapat menimbulkan stres, dan perubahan mood, hampir sama seperti saat mereka akan menstruasi atau selama menopause (Bobak, 2005). Maka dapat disimpulkan bahwa kehamilan merupakan masa gestasi hingga menjadi manusia yang dilahirkan sekitar 40 minggu di dalam kandungan yang mempengaruhi psikis, biologis dan bentuk tubuh ibu. Kehamilan juga dapat disebut sebagai episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan
psikologis
dan
adaptasi
dari
seorang wanita
yang pernah
mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita atau calon ibu menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali (Mochtar, 1998). Kehamilan bagi seorang wanita bukan hanya membutuhkan perhatian saja, tetapi juga terhindar dari gangguan kesehatan serta hambatan dalam menuju proses persalinan. Keberadaan tenaga kesehatan, seperti dokter atau perawat yang berpengetahuan luas, sikap luwes serta komunikatif sangat diperlukan oleh seorang ibu hamil primigravida untuk memberikan pendidikan kesehatan. Hal ini menjadi salah satu faktor timbulnya kecemasan pada ibu hamil trimester ketiga.
1
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
2 Seorang ibu primigravida biasanya mendapatkan kesulitan dalam mengenali perubahan-perubahan
yang
terjadi
dalam
tubuhnya
yang
menyebabkan
ketidaknyamanan selama menanti persalinan. Kehamilan bagi seorang wanita bukan hanya membutuhkan perhatian saja, tetapi juga terhindar dari gangguan kesehatan serta hambatan dalam menuju proses persalinan. Caplan (1960) menemukan bahwa 85% dari sampel wanita yang akan mempunyai bayi untuk pertama kalinya (primigravida) mengakui perasaan cemas saat mengetahui bahwa mereka hamil. Cobliner (1965) menemukan bahwa 47% dari sampel wanita di New York secara terbuka mengakui bahwa awal kehamilan mereka tidak menginginkan anak yang sedang mereka kandung. Walaupun demikian, Cartwrigth (1976) melakukan survey pada wanita primipara di Inggris dan menemukan bahwa 67% dari wanita tersebut merasa senang bahwa mereka hamil. Penemuan yang berbeda ini dapat dijelaskan pertama-tama dengan waktu kehamilan saat wawancara dilakukan. Sikap yang ditunjukkan terhadap kelahiran dapat berubah selama kehamilan terutama jika ibu atau ayah dapat merasakan kehadiran bayi dalam kandungan (quickening) dalam (Tai & Urquhart 2010) Trimester ketiga merupakan masa pertumbuhan untuk janin. Pada masa ini bayi yang lahir bisa bertahan hidup meskipun kesempatan untuk hidup akan lebih baik jika bayi lahir sesuai dengan perkiraan (Simkin, 2007) Kehamilan boleh dikatakan trimester ketiga jika usia kandungan 28-36 minggu dan sudah minggu ke-36 dengan dua kali kunjungan (Putri 2010). Pada kehamilan trimester tiga ibu hamil sudah mulai merasakan perasaan cemas, apalagi menjelang persalinan pertama. Perasaan cemas yang akan timbul misalnya seperti pertanyaan dan bayangan apakah dapat melahirkan normal, cara mengejan, nyeri persalinan, apakah akan terjadi sesuatu pada saat melahirkan, dan apakah bayi yang akan lahir selamat dan normal (Mellyna, 2001 dan Novaria, 2008). Hal yang perlu diketahui ibu primigravida pada trimester ketiga selain tentang keadaan kesehatan selama kehamilan adalah tentang proses persalinan.
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
3 Proses persalinan adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi wanita dan keluarganya (Bobak, 2004). Lancar atau tidaknya proses kelahiran itu banyak tergantung pada kondisi biologis, khususnya kondisi wanita yang bersangkutan. Namun, hampir semua tingkah laku manusia (terutama yang disadari) dan proses biologisnya dipengaruhi oleh proses
psikis. Maka, dapat dimengerti bahwa
membesarnya janin dalam kandungan itu mengakibatkan calon ibu yang bersangkutan mudah capai, tidak nyaman badan, tidak bisa tidur enak dan sering mendapat kesulitan dalam bernafas. Semua pengalaman tersebut mengakibatkan timbulnya rasa tegang, ketakutan, kecemasan, konflik-konflik batin dan psikis lainnya. Semua keresahan hati serta konflik-konflik batin menjadi akut dan intensif seiiring dengan bertambahnya beban jasmaniah selama kehamilan, lebihlebih pada saat mendekati kelahiran bayinya (Kartono, 1995). Faktor psikis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi lancar tidaknya proses kelahiran. Dukungan yang penuh dari anggota keluarga penting artinya bagi seorang ibu bersalin terutama dukungan dari suami sehingga memberikan support moril terhadap ibu (Kartono, 1995). Jika wanita yang akan melahirkan tidak dapat menahan rasa sakit dan dibiarkan, maka hal yang dicemaskan adalah konsentrasi calon ibu menghadapi atau selama proses persalinan terganggu. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh Budi dan Sulistyorini (2007), tentang “Hubungan dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga menunjukan bahwa dukungan keluarga dapat menurunkan tingkat kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada masa triwulan ketiga. Saat menghadapi persalinan anak pertama, munculnya kecemasan ini sangat wajar, karena merupakan suatu pengalaman baru dan merupakan masa-masa yang sulit bagi seorang wanita. Menurut (Kaplan, 1997), kecemasan merupakan respons terhadap situasi tertentu yang mengancam dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Seringkali kecemasan juga ditandai dengan perasaan mudah marah, cemas, perasaan tegang, mudah gugup, kewaspadaan berlebih, dan terkadang menyebabkan keringat pada telapak tangan. Terkadang dampak yang Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
4 terjadi pada kecemasan dapat berupa dampak yang positif atau negatif. Dampak positif terjadi jika kecemasan muncul pada tingkat moderat dan memberikan kekuatan untuk melakukan sesuatu, membantu individu membangun pertahanan dirinya agar rasa cemas yang dirasakan dapat berkurang sedikit demi sedikit, sedangkan dampak negatif terjadi jika kecemasan muncul pada tingkat tinggi dan menimbulkan simtom-simtom fisik yang dapat menghalangi individu untuk berfungsi efektif dalam kehidupan sehari-hari seperti meningkatnya detak jantung, dan menegangnya otot-otot tubuh sehingga sering terlihat sebagai suatu reaksi panik. Seorang ibu yang hamil untuk pertama kalinya disebut “primigravida perlu diketahui ibu primigravida terutama pada masa trimester III selain tentang keadaan kesehatan selama kehamilan adalah tentang proses persalinan. Informasi yang banyak tersedia membuat seorang ibu primigravida dapat memperoleh pengetahuan tentang persalinan dengan baik, dengan demikian dapat dicari segera pertolongan kepada tenaga kesehatan bila terjadi tanda persalinan pada ibu primigravida (Prawirohardjo, 2001)
Penelitian yang telah dilakukan Ekasari (2002) tentang ‘’Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan ibu primigravida menanti hari persalinan di puskesmas Pasar Minggu’’. Dapat disimpulkan bahwa kecemasan ibu primigravida dalam menanti hari persalinan mempunyai tingkat kecemasan yang berbeda. Dengan adanya support sistem membawa pengaruh terhadap tingkat kecemasan ibu, dari hasil penelitiannya di dapat dengan 11 responden, 6 orang (54,5) mengalami tingkat kecemasan ringan, 4 orang (36,4%) tingkat kecemasan sedang dan 1 orang (9,1%) dengan tingkat kecemasan berat. Perbedaan tingkat kecemasan ini terjadi karena ibu dalam mengembangkan koping yang dimiliki berbeda-beda. Takut biasanya dialami pada hal – hal yang belum diketahui ibu sehingga ibu tidak siap untuk melahirkan atau persalinan tidak sesuai dengan jadwal, ibu akan mengalami kelelahan, tegang selama kontraksi dan nyeri yang luar biasa sehingga ibu menjadi cemas. Kecemasan juga bisa terjadi karena pengalaman buruk kerabat Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
5 atau teman tentang persalinan dan kenyataan bahwa kehamilan yang beresiko juga menyebabkan ibu tidak siap menghadapi persalinan. Pada dasarnya belum ada intervensi yang dilakukan di RSUD Pasar Rebo untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien. Informasi yang banyak tersedia membuat seorang ibu primigravida dapat memperoleh pengetahuan tentang persalinan dengan baik, dengan demikian dapat dicari segera pertolongan kepada tenaga kesehatan bila terjadi tanda persalinan pada ibu primigravida (Prawirohardjo, 2001). Selama proses persalinan banyak hal mengkhawatirkan yang muncul dalam pikiran ibu, seperti takut bayi cacat, takut harus operasi, takut persalinannya lama, dan sebagainya. Apalagi jika persalinan pertama, selain ibu hamil tidak lepas dari rasa khawatir, calon ibu tidak tahu apa yang akan terjadi saat persalinan nanti (Amalia, 2009). Wanita yang pernah mengalami keguguran akan terus-menerus ketakutan sampai usia kehamilannya melewati tanggal dimana sebelumnya mereka kehilangan bayi. Demikian juga wanita yang pernah melahirkan seorang bayi yang kemudian meninggal atau mengalami kelainan akan mengalami kecemasan. Namun, beberapa wanita lainnya tetap tenang dan percaya diri (Nolan, 2003). Di Indonesia terdapat 373.000.000 orang ibu hamil, yang mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan ada sebanyak 107.000.000 Orang (28,7%). (Depkes RI, 2008). Perasaan cemas seringkali menyertai kehamilan terutama pada seorang ibu yang labil jiwanya. Kecemasan ini mencapai klimaksnya nanti pada saat persalinan. Rasa nyeri pada waktu persalinan sudah sejak dahulu menjadi pokok pembicaraan para wanita. Oleh karena itu, banyak calon ibu menghadapi kelahiran anaknya dengan perasaan takut dan cemas. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa wanita – wanita yang mengalami kecemasan sewaktu hamil akan lebih banyak mengalami persalinan abnormal (Admin, 2009). Kecemasan juga menyebabkan wanita mengartikan ucapan pemberi perawatan ataupun kejadian persalinan secara pesimistik atau negatif (Simkin, 2007). Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
6
Kecemasan merupakan suatu perasaan yang tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi fisiologis tertentu seperti perubahan detak jantung dan pernafasan (Purba dkk., 2008). Kekhawatiran ibu hamil berasal dari tidak adanya bayangan mengenai apa yang akan terjadi saat bersalin nanti dan adanya stigma di dalam diri ibu bahwa proses persalinan itu sangat sakit. Sekitar 12-16 jam ibu harus menahan rasa sakit yang lama-kelamaan makin meningkat. Ketidaknyamanan sebelumnya, ditambah rasa sakit saat kontraksi, bisa membuat ibu sangat khawatir. Ibu menjadi panik ketika menghadapi rasa sakit sehingga tidak bisa menahan rasa sakitnya. Padahal, yang dibutuhkan
saat itu adalah hormone
endorphin untuk menetralkan rasa sakit dan oksitosin untuk memperkuat kontraksi yang muncul saat relaks (Amalia, 2009). Hasil penelitian Nadhiroh (2004) tentang kecemasan pada ibu yang akan menjalani persalinan didapatkan bahwa sebelum pemberian pendidikan kesehatan 100% responden mengalami kecemasan sedang dan sesudahnya didapatkan 14,2% cemas ringan, 78,3% cemas sedang dan 7,14% cemas berat. Desy (2010) melakukan penelitian tentang Gambaran tingkat kecemasan menghadapi persalinan pada ibu primigravida trimester tiga di Semarang diketahui bahwa dari 25 responden terdapat 13 orang (52%) memiliki tingkat kecemasan ringan, 8 orang (26,7%) tingkat kecemasan sedang, 4 orang (13,3%) memiliki tingkat kecemasan berat. Hasil penelitian tentang kecemasan pada primigravida menunjukkan bahwa ada perubahan tingkat kecemasan yang dialami oleh ibu hamil dalam menjalani persalinan. Perubahan yang muncul adanya penurunan tingkat kecemasan dalam kurun waktu 6 tahun terakhir di Indonesia ditunjukkan dengan hasil penelitian. Semakin tuanya kehamilan, maka perhatian dan pikiran ibu hamil mulai tertuju pada sesuatu yang dianggap klimaks, sehingga kegelisahan dan ketakutan yang dialami ibu hamil akan semakin intensif saat menjelang persalinan (Kartono, 1995). Sjongren (1997, dikutip dari Simamora, 2008), dalam penelitian yang dilakukan terhadap 100 wanita hamil di Stockholm tentang alasan kecemasan Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
7 wanita hamil tentang melahirkan, diperoleh bahwa 73% disebabkan karena kurang percaya dengan tenaga medis yang akan menolong melahirkan, 65% takut ketidakmampuannnya untuk melahirkan, 55% takut akan kematiannya, kematian bayinya, atau keduanya, 44% tindak mampu mentoleransi nyeri persalinan dan 43% kehilangan kontrol diri. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mempelajari tentang hubungan karakteristik ibu primigravida trimester ketiga dan didukung juga dengan sampai sat ini belum ada penelitian tentang kecemasan pada primigravida di RSUD Pasar Rebo. 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Pernyataan Masalah Respon ibu hamil primigravida trimester ketiga merupakan salah satu pemicu kecemasan yang dialami pasien rawat jalan. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mempelajari apakah ada hubungan antara karakteristik ibu primigravida trimester ketiga dengan tingkat kecemasan di RSUD Pasar Rebo. 1.2.2 Pertanyaan Penelitian “Bagaimanakah hubungan karakteristik ibu primigravida trimester ketiga dengan tingkat kecemasan? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu primigravida trimester ketiga berdasarkan umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan dengan tingkat kecemasan. 1.3.2 Tujuan khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1.3.2.1 Mengidentifikasi karakteristik (usia, tingkat pendidikan, dan pekerjaan) ibu hamil primigravida trimester ketiga Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
8 1.3.2.2 Hubungan umur ibu primigravida trimester ketiga dengan tingkat kecemasan 1.3.2.3 Hubungan pendidikan ibu primigravida trimester ketiga dengan tingkat kecemasan 1.3.2.4 Hubungan pekerjaan ibu primigravida trimester ketiga dengan tingkat kecemasan 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Rumah Sakit - Sebagai informasi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan khususnya diunit kebidanan. - Sebagai dasar pertimbangan pihak rumah sakit untuk membuat/menetapkan pengkajian khusus dalam memberikan asuhan keperawatan. 1.4.2 Institusi Pendidikan Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan tentang tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester ketiga. 1.4.3 Bagi peneliti - Peneliti dapat mengetahui tentang hubungan antara (umur, pendidikan, pekerjaan) dengan tingkat kecemasan - Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian sebagai dasar keilmuan
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Kehamilan Kehamilan merupakan kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim). Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan). Istilah medis untuk wanita hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Kehamilan merupakan hubungan yang berkesinambungan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi+pertumbuhan zigot (Hidayati,2009). Maka dapat disimpulkan bahwa kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang dialami oleh seorang wanita selama 40 minggu yang menghasilkan janin. Faktor resiko pada ibu hamil seperti umur terlalu muda atau tua, banyak anak, dan beberapa faktor biologis lainnya adalah keadaan yang secara tidak langsung menambah resiko kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Resiko tinggi adalah keadaan yang berbahaya dan mungkin terjadi penyebab langsung kematian ibu, misalnya pendarahan melalui jalan lahir, eklamsia, dan infeksi. Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kali. (Mochtar, 1998). Kehamilan bagi seorang wanita bukan hanya membutuhkan perhatian saja, tetapi juga terhindar dari gangguan kesehatan serta hambatan dalam menuju proses persalinan. Keberadaan tenaga kesehatan, seperti dokter atau bidan yang berpengetahuan luas, sikap luwes serta komunikatif menjadi salah satu faktor utama pula bagi para ibu hamil untuk memperoleh pelayanan persalinan yang aman dan nyaman (Moordiningsih dan Kasuma, 2004 dalam Triwidarsi 2009). Primigravida didefinisikan sebagai seorang wanita yang mengandung untuk pertama kalinya dan yang memiliki kelompok resiko tinggi. Sejak dimulainya 9
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
10 awal kehamilan, hal ini dianggap sebagai kelompok yang harus melakukan ANC secara teratur, perawatan intra dan post natal dan hal ini akan membantu ibu selama proses kehamilan, persalinan dan masa nifas. Trimester ketiga adalah masa pertumbuhan untuk janin. Bayi yang lahir pada periode ini biasanya mampu bertahan hidup, meskipun kesempatan mereka untuk bertahan hidup akan lebih baik jika bayi lahir disekitar tanggal perkiraan lahirnya(Simkin 2005). Trimester ketiga
kehamilan
merupakan
periode
penyempurnaan bentuk dan organ - organ tumbuh janin untuk siap dilahirkan. Berat janin pada usia kehamilan trimester ini mencapai 2,5 Kg. Semua fungsi organ organ tubuh yang mengatur kehidupan sudah berjalan dengan sempurna. Oleh karena adanya perubahan tersebut, pemeriksaan rutin lebih sering dilakukan biasanya 2 kali seminggu. Hal ini dimaksudkan untuk memantau lebih teliti setiap perkembangan dan pertumbuhan janin, kondisi fisik maupun psikis calon ibu, kemungkinan yang akan terjadi pada calon ibu maupun janin selama sisa proses kehamilan serta dalam menghadapi proses persalinan.( Helen Varney, 2000)
Pada trimester ini, kecemasan akan muncul menjelang persalinan. Pertanyaan dan bayangan apakah dapat melahirkan normal, cara mengejan, apakah akan terjadi sesuatu saat melahirkan, atau apakah bayi lahir selamat, akan semakin sering muncul dalam benak ibu hamil. Rasa nyeri pada waktu persalinan sudah sejak dahulu menjadi pokok pembicaraan para wanita (Hasuki, 2007). Oleh karena itu, banyak calon ibu khususnya ibu yang usia muda menghadapi kelahiran anaknya akan mengalami perasaan takut dan cemas. 2.1.1 Pengertian Persalinan Persalinan merupakan proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan (yaitu, janin yang viable, plasenta, dan ketuban) dari dalam uterus lewat vagina ke dunia luar. Normalnya, proses ini berlangsung pada suatu saat ketika uterus tidak dapat tumbuh lebih besar lagi, ketika janin sudah cukup mature untuk dapat hidup di luar rahim (Farrer, 2001). Persalinan adalah proses pergerakan pengeluaran janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir (Bobak, 2005). Menurut WHO 1996 persalinan merupakan proses yang dimulai secara spontan, Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
11 beresiko rendah pada awal persalinan dan tetapi demikian selama proses persalinan. Bayi dilahirkan secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 hingga 42 minggu lengkap. Persalinan merupakan serangkaian proses fisiologik yang dialami seorang wanita dimana uterus mengeluarkan atau berupaya mengeluarkan hasil konsepsi yang matang berupa janin (dan plasenta setelah masa kehamilan 20 minggu atau lebih dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan. 2.1.2 Tanda – Tanda Permulaan Persalinan 1. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. 2. perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. 3. Perasaan susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah janin. 4. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi – kontraksi lemah dari uterus, kadang – kadang disebut “ false labor pains”. 5. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody show) (Mochtar, 1998). 2.1.3 Tanda–Tanda In – Partu -
Rasa sakit oleh adanya his yang lebih kuat, sering, dan teratur.
-
Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena robekan – robekan kecil pada serviks.
-
Kadang – kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
-
Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada. (Mochtar, 1998)
2.1.3 Tahapan Persalinan Menurut Simkin (2007), bahwa persalinan dibagi menjadi tahapan yang berbedabeda menurut perubahan fisiologis yang terjadi. 1. Prapersalinan (kontraksi belum berkembang) Menyebabkan pematangan, pendataran, dan gerak ke depan dari leher rahim, berakhir saat kontraksi berkembang (menjadi lebih panjang dan lebih dekat jaraknya). Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
12 2. Kala satu (dilatasi) dimulai dengan berkembangnya kontraksi dan berakhir saat leher rahim membuka penuh. Saat persalinan sudah dimulai, kontraksi akan berkembang dan leher rahim melebar. Pada kala satu persalinan, normalnya berlangsung antara dua sampai dua puluh empat jam. Lama rata-rata dari kala untuk primipara adalah dua belas dan setengah jam, untuk multipara adalah tujuh jam dan dua puluh menit. Persalinan pertama umumnya lebih lama dari persalinan berikutnya. Kala satu persalinan dibagi menjadi tiga fase: laten, aktif dan transisi. Fase-fase ini menjadi makin singkat dan intensif sewaktu persalinan makin berkembang. a) Tahap laten Tahap laten merupakan tahap yang paling panjang dari kala satu, dimana kontraksi singkat, tidak begitu kuat, dan jaraknya panjang dibanding selama tahap berikutnya. Selama tahap ini, leher rahim akan menipis dan melebar kira-kira 4 cm. b) Tahap aktif Saat tahap laten mendekati akhir, pola persalinan akan berubah. Kontraksi menjadi lebih sakit, sulit ditahan, dan berlangsung selama satu menit atau lebih dengan jarak semakin dekat, tiga sampai lima menit. Saat masuk tahap aktif, dilatasi biasanya terjadi makin cepat dan mendapatkan dilatasi lebih besar dari setiap kontraksi yang kuat dan nyeri. c) Tahap transisi Tahap peralihan mewakili puncak dari kesulitan dalam persalinan, tidak saja karena rasa sakitnya lebih hebat, tetapi karena pada saat ini kontraksi menjadi semakin lama dan semakin dekat jaraknya, selain tekanan pada panggul yang semakin kuat dan tandatanda fisik atau emosional yang semakin intensif. Kontraksi dapat berlangsung selama 90-120 detik dengan waktu istirahat hanya 30 detik. 3. Kala dua (turun dan lahir) dimulai saat leher rahim membuka penuh dan berakhir saat bayi lahir. Sesudah pembukaan sempurna dan tahap peralihan berakhir, kala dua persalinan akan dimulai. Serangkaian peristiwa yang baru akan
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
13 dimulai: bayi perlahan-lahan meninggalkan rahim, berotasi di dalam panggul, turun melalui vagina, dan lahir. Kala dua berlangsung selama lima belas menit sampai lebih dari tiga jam. Untuk primigravida, waktu rata-ratanya adalah satu setengah jam sampai dua jam. Kala dua untuk multigravida biasanya lebih cepat dari kelahiran anak pertamanya. Kala dua dapat dibagi menjadi tiga tahap: tahap laten (istirahat), tahap aktif (penurunan), dan peralihan (penipisan dan pelahiran). Semangat yang tinggi, sedikit rasa nyeri, dan perkembangan perlahan merupakan karakterisitik dari tahap laten pada kala satu maupun kala dua. Tahap aktif ditandai dengan kontraksi yang intensif dan perkembangan yang baik. Sementara tahap peralihan baik untuk kala satu maupun dua ditandai dengan sensasi yang kuat dan kebingungan mengenai apa yang harus dilakukan. a. Tahap laten (istirahat) dari kala dua ditandai dengan menjadi tenangnya aktivitas rahim. b. Tahap aktif (penurunan) selama tahap aktif dari kala dua, ibu yang melahirkan menjadi siaga karena bayi bergerak turun dan merasakan kontraksi yang kuat serta desakan yang tak terelakan untuk mengejan. Kepala bayi meregangkan vagina dan menekan dinding anus. Dengan makin berkembangnya tahap aktif, perineum akan menggembung, labia membuka, dan vagina membuka sewaktu kepala bayi turun dengan setiap gerak menekan ke bawah. Diantara penekanan ini, vagina akan menutup sebagian dan kepala bayi masuk kembali. Bayi bergerak makin ke bawah dan kepalanya menjadi makin jelas terlihat. c. Tahap peralihan (penipisan) tahap peralihan atau crowning, dimana bayi melewati bagian dalam ke bagian luar tubuh. Tahap ini dimulai ketika kepala bayi mulai muncul (tidak lagi tertarik ke belakang diantara gerak menekan ke bawah). Tahap ini meliput i peregangan maksimal dari lubang vagina yang ditandai dengan sensasi panas dan menyengat. Tekanan ke bawah yang kuat pada saat ini akan menambah rasa sakit dan kemungkinan terjadinya robekan yang serius dari vagina atau perineum. Kepala bayi muncul dengan kulit berwarna abu-abu kebiruan dan basah, pertama-tama bagian atas kepala sampai telinga, kemudian alis dan mukanya. Sesudah kepala keluar, bayi berputar ke samping. Ini
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
14 memungkinkan bahu meluncur dengan mudah melalui panggul. Begitu bahu keluar, bagian tubuh bayi lainnya akan keluar dengan cepat. 4. Kala tiga (pelahiran plasenta) dimulai dengan lahirnya bayi dan berakhir dengan keluarnya plasenta. Kala tiga merupakan bagian paling singkat dan paling tidak menyakitkan dari semuanya, dimulai dengan kelahiran bayi dan berakhir saat plasenta dilahirkan. Tahap ini berlangsung selama sepuluh sampai tiga puluh menit. 5. Kala empat (pemulihan) dimulai sesudah plasenta keluar dan berakhir satu atau beberapa jam kemudian saat kondisi ibu menjadi stabil. 2.1.4 Masalah Psikososial Trimester tiga sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayinya sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kelahiran sang bayi. Perasaan was-was mengingat bayi dapat lahir kapanpun, membuatnya ibu berjaga jaga dan memperhatikan serta menunggu tanda dan gejala persalinan muncul. Pada trimester ketiga kehidupan psikologis-emosional dikuasi oleh perasaan dan pikiran mengenai persalinan yang akan segera dihadapi dan tanggung jawab sebagai ibu yang mengurus anaknya setelah melahirkan. Pada masa ini, terjadi sindrom persalinan (childbirth syndrome) dimana ada rasa takut, cemas, khawatir, dan stres serta bosan ingin segera mengakhiri kehamilan. Kartono (1995) menambahkan bahwa kecemasan yang dialami wanita selama masa kehamilan akan semakin intensif pada minggu-minggu terakhir menjelang persalinan. Kecemasan tersebut antara lain disebabkan oleh kecemasan yang tidak langsung berhubungan dengan kehamilan dan persalinan, yaitu masalah rumah tangga, pekerjaan suami, bentuk tubuh setelah melahirkan, takut tidak didampingi suami, takut beban hidup semakin berat, dan takut akan tanggung jawab seorang ibu.
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
15 Kedekatan hubungan antara orang tua dengan janin meningkat pada trimester ketiga. Bersamaan dengan harapan akan hadirnya seorang bayi, timbul pula kekhawatiran akan adanya kelainan baik fisik maupun mental pada bayi. Ibu juga berharap akan keselamatan diri dan bayi saat melahirkan (Petterson et al, 1990 dalam Ekasari 2002). Beberapa dekade terakhir kecemasan ibu selama kehamilan semakin bertambah yang dipengaruhi beberapa faktor yaitu ras, suku, penggunaan narkoba, gaya hidup, dukungan sosial, aktivitas sehari-hari dan proses persalinan (Hosseini, Shahla 2006) Tingkat kecemasan yang dialami ibu pada trimester ketiga berbeda pada tiap individu, mulai dari tingkat ringan sampai dengan berat bahkan panik. Hal tersebut tergantung pada bagaimana ibu mempersepsikan berat ringannya permasalahan dan mekanisme koping yang dimiliki. Dua hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kesehatan fisik, keuangan, hubungan dengan anggota keluarga dan teman, sumber koping individu, komitmen dan aspirasi personal serta prioritas krisis dan pengalaman koping (Moos dan Schaefer). Menurut (Widiamoko, 2000) pada kehamilan trimester ketiga timbul keluhan yang dapat mengurangi nafsu seksual dan frekuensi senggama seperti nyeri ulu hati, kaki sering kejang, rasa berat pada perut, keluarnya air susu dan kontraksi Braxton Hicks. Tetapi ada pula wanita yang merasakan orgasmus dan pengalaman seksual yang lebih hebat, bahkan ada yang baru pertama kali selama hidupnya mencapai orgasmus pada hamil tua ini. Pada kehamilan anak pertama sering timbul rasa khawatir timbul persalinan prematur akibat dari senggama dan kontraksi uterus. Pada saat ini beberapa wanita merasa malu dengan penampilannya yang gemuk, perut membesar dan dirasakan tidak menarik, sehingga menurunkan keinginan bersenggama. Tetapi wanita yang berpikiran positif justru merasa lebih dekat dan mencintai pasangannya dengan kehamilan ini, mereka menyenangi tubuhnya yang terus membesar dan menikmati kemesraan bersama suaminya. 2.1.5 Kecemasan Pada Proses Persalinan Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
16 Tidak semua perempuan memberikan respon yang senang dan gembira menjelang persalinan. Beberapa diantara mereka ada yang menunjukkan dua perasaan yang bertentangan. Terjadi konflik antara adanya keinginan untuk melahirkan bayi dan adanya rasa takut saat mau melahirkan. Kebanyakan ibu mengalami sejumlah tingkat kecemasan saat menjelang persalinan dan selama melahirkan. Tingkat cemas yang dialami mereka bisa cemas ringan dan sedang tetapi pada beberapa kasus tingkat kecemasan ibu melahirkan bisa mencapai cemas berat dan panik. Persalinan merupakan peristiwa yang dapat menimbulkan kecemasan dan stres pada seorang ibu yang belum berpengalaman dalam proses kelahiran. Ketika seorang wanita berada dalam cemas ringan dan sedang maka ia masih mampu bersikap asertif, mempertahankan kontrol dan menggunakan koping secara lebih efektif. Tidak demikian dengan seorang wanita yang sangat cemas, dimana ia sama sekali tidak mampu melaksanakan koping dan motivasinya menurun sehingga ia mengabaikan nasehat atau instruksi yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang membantunya melahirkan, akibatnya hal ini bisa mengancam keselamatan ibu dan bayinya (Henderson & Jones, 2005). 2.2 Konsep Kecemasan 2.2.1 Pengertian Kecemasan Kecemasan merupakan emosi dan pengalaman subjektif individu yang memerlukan energi dan tidak dapat diamati secara langsung. Kecemasan juga merupakan emosi tanpa objek yang spesifik (Laraia, 2005). Kecemasan adalah suatu gejala yang tidak menyenangkan, sensasi cemas, takut dan terkadang panik akan suatu bencana yang mengancam dan tidak terelakkan yang dapat atau tidak berhubungan dengan rangsang eksternal (Fracchione, 2004). Kecemasan dapat di definisikan sebagai pengalaman yang tidak menyenangkan bagi seseorang yang dapat timbul tanpa adanya penyebab dan dapat mengancam nyawa. Kecemasan adalah gangguan mental yang paling lazim, namun sifatnya kronis dan membuat kondisi lemah yang sering diremehkan oleh seseorang. Hal ini mengakibatkan seseorang tidak terdiagnosa dan tidak memperoleh perawatan, Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
17 sehingga cukup besar kecacatan jiwa dan non jiwa yang mendapat pelayanan medis (The Canadian Journal of Psychiatry, 2006). Kecemasan merupakan suatu perasaan yang gelisah, takut atau khawatir yang dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang (Edwards, 2008). Kecemasan dapat terjadi tanpa diketahui alasannya dan mungkin juga terjadi berdasarkan situasi nyata. Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2006). Kecemasan adalah perasaan waswas, khawatir, atau tidak nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman. Kecemasan merupakan suatu perasaan yang tidak menyenangkan, yang diikuti oleh reaksi fisiologis tertentu seperti perubahan detak jantung dan pernafasan. Kecemasan adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami gangguan alam perasaan (affective) yang tidak menyenangkan dan tidak merasa nyaman yang ditandai dengan perasaan ketakutan, kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, terkadang panik, terhadap suatu rangsangan eksternal yang dirasakan sebagai ancaman, tetapi tidak mengalami gangguan menilai realitas dan kepribadian tetap utuh dan perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas normal. Kecemasan dapat menyebabkan perubahan fisiologis tubuh yaitu aktivasi sistem saraf otonom seperti perubahan denyut jantung dan perubahan irama pernapasan. Kecemasan ibu hamil yang akan menjalani persalinan caesar disebabkan oleh beberapa hal antara lain cemas karena akan dibedah, cemas karena adanya resiko kematian lebih besar, cemas akan bekas irisan atau jahitan pada perut dan kemungkinan rahim jadi lemah, kehilangan getaran hati untuk mendorong bayinya keluar dari rahimnya kedunia. Pilliteri (2003) mengemukakan beberapa hal yang menyebabkan ibu hamil merasa cemas menjelang persalinan caesar antara lain gangguan rasa percaya diri yang terkait dengan adanya bekas luka sayatan dan Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
18 jahitan diperut, bonding attachment ibu dan bayi yang terlambat, lama hari rawat yang memanjang yang menyebabkan perpisahan dengan anggota keluarga yang lain, biaya yang lebih mahal, serta rasa nyeri yang dirasakan setelah operasi. Tingkat kecemasan pada ibu hamil yang akan melakukan persalinan caesar merupakan hal yang sangat serius karena kecemasan yang terus menerus dapat menimbulkan gangguan yang dapat mempersulit proses persalinan antara lain meningkatkan
resiko
cedera,
meningkatkan
komplikasi
postpartum
dan
meningkatkan kecemasan ke level yang lebih tinggi lagi (Taylor, 1997). 2.2.2 Gejala-gejala Kecemasan Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang mengalami gangguan kecemasan antara lain: cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut, takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang, gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan, gangguan konsentrasi dan daya ingat, keluhankeluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan dan sakit kepala (Hawari, 2006). Stuart,(2005) menyebutkan bahwa tanda dan gejala kecemasan terbagi berdasarkan respon fisiologis, emosional dan kognitif. Respon fisiologis: tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh ibu primigravida secara fisiologis pada kecemasan antara lain: Peningkatan frekuensi jantung dan berdebar-debar, peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi pernapasan, insomnia, keletihan dan kelemahan, pucat atau kemerahan dan gelisah. Respon Kognitif: perasaan yang dirasakan sehingga menimbulkan persepsi yang sempit, gejalanya antara lain: Tidak mampu berkonsentrasi, Kurang sadar terhadap lingkungan sekitar, Blok pikiran, Penurunan lapang persepsi, Bingung
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
19 Respon Emosional: perasaan tidak mampu menguasai diri, gejala timbul antara lain: Ketakutan, Ketidaknyamanan, Gugup, Kurang percaya diri, Marah berlebihan dan menangis, Menarik diri. Menurut Edwards, (2008) mengemukakan gejala-gejala orang yang mengalami kecemasan diantaranya: Palpitasi, Berkeringat, Gemetaran, Sesak napas, Nyeri dada, Mual, Pusing, Merasa tidak nyaman, Tidak bisa berkonsentrasi, Mati rasa atau kesemutan. Dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah ketegangan yang menimbulkan rasa gelisah, tidak tenang, kekhawatiran, rasa tidak aman, serta timbulya reaksi seperti gugup, takut merasa sendirian, gangguan pola tidur dan juga terdapatnya keluhan-keluhan somatik tertentu. 2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan Menurut Edwards (2008) mengemukakan faktor umum yang dapat menyebabkan kecemasan antara lain; stres di tempat kerja, stres dengan pernikahan atau persahabatan, stres karena keuangan, stres karena penyakit yng diderita, efek samping obat, stres karena trauma emosional, gejala penyakit yang diderita, dan akibat kekurangan oksigen. Menurut Keable (2003), ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya kecemasan, yaitu: a. Pengaruh keluarga (misalnya, faktor neurobiologis dan kepribadian); kecemasan disini diartikan sebagai kecemasan yang disebabkan oleh adanya turunan sifat pencemas, dan atau mencemaskan salah seorang atau sekelompok orang di dalam keluarga yang mengalami sesuatu sehingga menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan serta timbul kekhawatiran. b. Trauma dari peristiwa-peristiwa psikologis tertentu; kecemasan timbul diakibatkan mengalami kejadian yang tidak menyenangkan sehingga perasaan menjadi was-was dan terlalu protektif terhadap diri sendiri maupun orang lain. c. Stress; tekanan psikologis yang mampu membuat perasaan menjadi sangat gelisah, takut berkepanjangan, tidak tenang, gangguan pada proses berpikir, sukar konsentrasi dan gangguan fisik seperti jantung yang berdebar-debar. Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
20 d. Kegagalan dalam belajar; kecemasan yang disebabkan oleh kegagalan dalam belajar merupakan kecemasan yang disebabkan kurangnya daya atau kemampuan untuk menghadapi kejadian/peristiwa tertentu yang serupa (pernah terjadi) sehingga menimbulkan keresahan dan ketidakmampuan kontrol diri. 2.2.4
Beberapa Faktor Penyebab Kecemasan Ibu Menjelang Persalinan
a. Cemas akan keselamatan janin Pada fase terakhir pertumbuhan janin berlangsung pada periode tiga bulan terakhir, calon ibu merasa cemas, mudah tersinggung, tertekan dan gelisah kemudian pada saat-saat menghadapi persalinan. Calon ibu semakin merasa cemas akan keselamatan janin (Dagun, 2002). Kebanyakan pada akhir kehamilan atau saat-saat bersalin ibu khususnya primigravida dilanda kecemasan tentang melahirkan bayi yang tidak normal atau meninggal dunia. Kehamilan kadangkala juga berakhir dengan suatu tragedi, seperti lahir mati. (Nolan, 2004). Semua wanita hamil harus menyadari kemungkinan alternatif selain kelahiran anak alamiah, tidak boleh takut akan konsekwensinya. Prosedur tersebut bisa menyelamatkan jiwa bayi anda atau sekurang-kurangnya memberikan awal kehidupan yang lebih sehat (Curtis, 1999). Hasil penelitian Huliana dalam Dariyo (1997) mengatakan bahwa ibu yang akan menghadapi persalinan dan yang sedang bersalin mengalami kecemasan pada tingkat cemas sedang, disebabkan karena khawatir dan cemas tentang keselamatan janin yang dilahirkan, nyeri persalinan atau kekuatan pada saat mengejan pada masa persalinan. b. Cemas anak lahir cacat Hampir setiap calon orang tua, khususnya ibu, dihantui dengan kekhawatiran – kekhawatiran tentang janinnya, terutama di saat-saat bersalin. Perasaan cemas tentang apa bayi yang dilahirkan normal atau cacat. Ketakutan akan menghasilkan bayi yang cacat adalah normal saja, selama ketakutannya tidak berlebihan. Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
21 Hampir semua janin yang menunjukkan cacat yang berat, meninggal pada waktu dilahirkan (Hall, 2002). Dalam beberapa tahun yang silam para ahli berkesimpulan cacat pada bayi dapat disebabkan oleh faktor keturunan dan kebanyakan cacat ini dapat disebabkan oleh berbagai keadaan selama sembilan bulan. Misalnya saja, banyak bayi yang dilahirkan dalam keadaan cacat karena si ibu menderita penyakti campak (rubella), dan cacat yang diwarisi dari kedua orangtuanya terjadi apabila ada kelainan plasma pembawa sifat, yang mengatur perkembangan bagian-bagian tubuh (Sani, 2001). Beberapa calon ibu membayangkan dan cemas akan persalinan karena khawatir kalau bayinya tidak lahir dalam keadaan sehat. Kurang pengetahuan pada kebanyakan wanita yang hamil dan bersalin untuk pertama kalinya akan mengakibatkan rasa takut dan cemas, sehingga masa kehamilan kurang menyenangkan, bahkan dapat mempersulit persalinan sehingga ibu dapat takut dan cemas menghadapi persalinan (Nolan, 2004). c. Cemas menghadapi nyeri persalinan Sebagian besar wanita hamil mencemaskan nyeri persalinan, wanita bertanya akan seperti apa nyerinya, akan seburuk apa keadaannya dan apakah ia dapat menahannya. Untuk persalinan pertama, timbulnya kecemasan tentang nyeri persalinan sangat wajar karena sesuatunya adalah pengalaman baru, dan jika rasa nyeri tidak terasa malah dapat menimbulkan masalah. Dari sudut pandang evolusi, tampaknya nyeri persalinan bukanlah sesuatu yang berada di luar kemampuan seorang wanita. Alam menggunakan nyeri untuk beberapa tujuan yang sangat penting. Nyeri kontraksi yang pertama mengatakan kepada calon ibu persalinannya sudah dimulai (Nolan, 2004). 2.2.5 Tingkat Kecemasan Peplau (1963 dalam Laraia, 2005) membagi tingkat kecemasan menjadi empat dan menguraikan dampaknya : -
Kecemasan ringan Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
22 Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, kecemasan ini menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan lapang persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan kreativitas. -
Kecemasan sedang Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal-hal penting dan mengesampingkan hal lain. Kecemasan ini mempersempit lapang pandang persepsi individu. Dengan demikian individu mengalami ketidakperhatian yang selektif namun dapat berfokus pada banyak area jika diarahkan untuk melakukannya.
-
Kecemasan berat Sangat mengurangi lapang pandang persepsi individu. Individu cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak berfikir tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan untuk berfokus pada area lain.
-
Panik Berhubungan dengan ketakutan dan teror. Hal yang rinci terpisah dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, individu mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional.
2.2.6 Karakteristik Ibu Hamil yang Mengalami Kecemasan dalam Menghadapi Persalinan 2.2.6.1 Umur Umur mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. Umur ibu kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun memiliki resiko tinggi yang kemungkinan akan memberikan ancaman kesehatan dan jiwa ibu maupun janin yang dikandungnya selama kehamilan, persalinan dan nifas (Mochtar, 1995). Menurut Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
23 Hasnah (2003) yang mengutip dari WHO (1996) menyebutkan bahwa dalam kurun reproduksi sehat atau dikenal dengan usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah umur 20 sampai 30 tahun. Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun belum siap secara fisik dan mental dalam menghadapi kehamilan dan persalinan. Dari segi fisik rahim dan panggul ibu belum tumbuh mencapai ukuran dewasa, sehingga kemungkinan akan mendapat kesulitan dalam persalinan, sedangkan dari segi mental ibu belum siap untuk menerima tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua sehingga diragukan ketrampilan perawatan diri dan bayinya. Sedangkan untuk ibu yang hamil pada umur lebih dari 35 tahun akan mengalami banyak kesulitan karena pada usia tersebut mudah terjadi penyakit pada ibu dan karena organ kandungan menua jalan lahir juga tambah kaku sehingga terjadi persalinan macet dan perdarahan. Disamping hal tersebut kemungkinan mendapatkan anak cacat juga menjadi lebih besar (Rochjati, 2003). Berdasarkan penelitian (Senewe, dkk 2001 dalam Irmayanti, 2011) proporsi ibu yang mengalami komplikasi saat persalinan pada kelompok umur kurang 20 dan 35 tahun keatas adalah 28%, lebih besar daripada proporsi untuk yang berumur 21-34 tahun sebesar 22%, dengan nilai OR-nya yaitu 1,3 artinya pada ibu yang berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun berisiko untuk mengalami komplikasi persalinan sebesar 1,3 kali dibanding dengan ibu yang berumur 21-34 tahun. Menurut penelitian (Afifah T, dkk 2004 dalam Irmayanti, 2011) wanita hamil mempunyai risiko komplikasi, terutama bagi kelompok wanita risiko tinggi yaitu wanita dengan keadaan “4 terlalu” (4T), dimana dua diantaranya adalah menyangkut dengan usia sang ibu, yakni kehamilan yang terjadi pada usia terlalu muda, usia terlalu tua. Kehamilan yang terjadi pada usia terlalu muda adalah wanita yang hamil usianya kurang dari 20 tahun yang dapat berisiko keguguran, preeklamsia (tekanan darah tinggi, oedema, proteinuria), eklampsia (keracunan kehamilan), timbulnya kesulitan persalinan, bayi lahir sebelum waktunya, berat bayi lahir rendah, merembesnya air seni ke vagina, keluar gas dan veses/tinja kevagina, kanker leher rahim dan resiko ini dapat meningkatkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
24 Selanjutnya yang dimaksud usia terlalu tua adalah yang kehamilannya diatas usia 35 tahun dengan resiko keguguran, preeklamsia, eklamsia, timbulnya kesulitan kehamilan, berat bayi lahir rendah dan cacat bawaan (Purnama, 2010). Wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata dua sampai lima kali lebih tinggi tingkat kematiannya dari pada kematian maternal yang terjadi pada usia 20 sampai 29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30 sampai 35 tahun (Hasnah, 2003). Menurut Mushlihah, (2001) terdapat hubungan antara umur ibu dengan komplikasi persalinan dengan besar resiko 4 kali untuk umur resiko tinggi. 2.2.6.2 Pendidikan Pendidikan merupakan peran penting dalam proses tumbuh kembang seluruh kemampuan dan perilaku manusia. Dengan pendidikan manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin berkualitas pengetahuan seseorang. Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang untuk lebih mudah menerima ide teknologi baru (Notoatmodjo,2003). Pengetahuan ibu yang pendidikanya tinggi atau ≥ SLTA akan lebih siap untuk menghadapi persalinan di banding dengan ibu hamil yang pendidikanya rendah atau ≤ SLTP. Dari hasil analisis bivariat penelitian yang dilakukan oleh Yakin (1997), salah satu faktor yang berhubungan dengan kejadian komplikasi persalinan adalah ibu yang tidak pernah sekolah (OR=1,38), artinya resiko untuk mengalami komplikasi persalinan pada ibu yang tidak pernah sekolah adalah 1,38 kali daripada ibu yang pernah sekolah. Menurut J. S Lesinki faktor pendidikan dan sosial ekonomi diperhitungkan sebagai faktor resiko tinggi yang dapat mempengaruhi kehamilan karena kedua faktor ini menimbulkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan rahim, mempengaruhi cara pemilihan tempat dan penolong persalinan sehingga dapat menimbulkan risiko saat persalinan atau saat hamil. Disamping hal tersebut Wanita dengan pendidikan yang tinggi cendrung untuk menikah pada usia yang lebih tua, menunda kehamilan, mau mengikuti keluarga berencana (KB) dan mencari pelayananantenatal (BKKBN, 2009). Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
25
2.2.6.3 Pekerjaan Pekerjaan
merupakan
aktivitas
yang
dilakukan
seseorang
setiap
hari
dalam kehidupanya. Pengalaman dan pendidikan seseorang dari sejak kecil akan mempengaruhi sikap dan penampilan seseorang. Kesesuaian antara pekerjaan dalam diri seseorang memberikan kesan dan pengetahuan(Hurlock, 2002). Di ketahui ibu yang bekerja lebih aktif di banding dengan ibu yang tidak bekerja atau ibu yang bekerja lebih stabil di banding ibu yang tidak bekerja. Pekerjaan ibu dapat memepengaruhi kecemasan karena adanya tekanan dan berbagai stresor di tempat pekerjaan. Beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik yang terlalu lemah dapat mengakibatkan seorang ibu hamil yang bekerja mengalami gangguan atau penyakit akibat kerja, seperti kondisi lingkungan (Efendi, 2009).
2.2.7 Kerangka Teori Berdasarkan tinjauan pustaka diatas maka peneliti membuat kerangka teori sebagai berikut :
Ibu hamil primigravida trimester
Karakteristik ibu hamil:
ketiga
Usia Tingkat pendidik an Pekerjan
Tingkat kecemasan:
Menghadapi persiapan persalinan
Ringa n Berat
Skema 2.1 Kerangka Teori
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
BAB 3 KERANGKA KERJA PENELITIAN
Bab ini menjelaskan kerangka kerja yang menjadi pedoman bagi peneliti dalam melakukan penelitian yang terdiri dari kerangka konsep, dan variable yang terdapat dalam penelitian ini. 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lain, atau antara variable yang satu dengan variable yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Soekidjo, 2010). Berdasarkan teori yang digunakan dalam studi kepustakaan, maka kerangka konsep yang dibuat oleh peneliti : Variabel Independen
Variabel Dependen
Karakteristik ibu primigravida trimester ketiga:
Tingkat kecemasan:
Usia, Tingkat pendidikan Pekerjaan
-
Ringan
-
Sedang
Skema 3.1 Kerangka Konsep penelitian Keterangan: = variabel yang diteliti Hipotesis penelitian Hipotesis merupakan kesimpulan teoritis yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui analisis terhadap bukti-bukti empiris (Danim, 2003).
26
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
27
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan hasil statistik sampel dengan nilai hipotesis. Hipotesa Berdasarkan variabel-variabel penelitian yang dilakukan maka hipotesis penelitian adalah: 1. Ada hubungan antara umur ibu hamil primigravida trimester ketiga dengan tingkat kecemasan 2. Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu hamil primigravida trimester ketiga dengan tingkat kecemasan 3. Ada hubungan antara status pekerjaan ibu hamil primigravida trimester ketiga dengan tingkat kecemasan Dari kerangka konsep diatas, dapat dilihat bahwa variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah tingkat kecemasan. 3.2 Pertanyaan Penelitian Pertanyaan peneliti yang digunakan pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan karakteristik ibu hamil primigravida trimester ketiga dengan tingkat kecemasan di RSUD Pasar Rebo. Definisi Operassional masing-masing variabel di jelaskan dalam tabel 3.1 Tabel 3.1 Definisi Operasional NO
Variabel Tingkat Kecemasan
Definisi Operasional Respon cemas ibu primigravid a trimester tiga
Cara ukur
Alat ukur
Hasil ukur Menggunak Kuesioner 1.Ringan an skala B yang 2.Berat likert yaitu terdiri dari dengan 21 Selalu, pernyatan Sering, tentang Jarang dan kecemasan Tidak Pernah. Dengan nilai Selalu=4 Sering=3, Jarang= 2,
Skala ukur Ordinal
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
28
Tidak pernah= 1 Karakteristi k ibu hamil 1.Usia
2. Tingkat pendidika n
Usia ibu hamil saat mengisi kuesioner.
Responden Kuesioner diminta A mengisi kuisioner secara aktif untuk semua pertanyaan pada kuisioner, bila ada yang kurang jelas responden diminta mengkonfir masi pada peneliti
Jumlah usia dalam tahun.
Rasio
Pendidikan Responden Kuesioner Hasil Ordinal formal ibu diminta A ukur hamil. mengisi dikategor kuisioner ikan: secara aktif 1.SD untuk 2.SMP semua 2.SMA pertanyaan 3.D3 pada 4.S1 kuisioner, Selanjutn bila ada ya pada yang kurang bivariat jelas dikategor responden ikan diminta menjadi: mengkonfir 1.Pendidi masi pada kan peneliti Rendah( SD,SMP, SMA) 2.Pendidi kan Tinggi(D Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
29
3 dan S1) 3.Pekerjaan
Suatu kegiatan yang dapat menghasilk an uang
Responden Kuesioner diminta A mengisi kuisioner secara aktif untuk semua pertanyaan pada kuisioner, bila ada yang kurang jelas responden diminta mengkonfir masi pada peneliti
Hasil Nomina ukur l dikategor ikan : Tidak bekerja/i bu rumah tangga = 1 Bekerja = 2.
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
BAB 4 METODE DAN DESAIN PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian (Alatas dkk, 2011 dalam Sastroasmoro, 2011). Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan rancangan potong lintang / cross sectional. Cross sectional merupakan pengukuran variabel yang dilakukan satu kali untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan dependen (Sastroasmoro, 2011) Pada penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan antara karakteristik ibu hamil dengan tingkat kecemasan ibu primigravida trimester ketiga di RSUD Pasar Rebo. Variabel independen adalah karakteristik ibu hamil (usia, tingkat pendidikan, pekerjaan), sedangkan variabel dependennya adalah tingkat kecemasan. 4.2 Populasi dan Sampel Populasi adalah sebagian dari sampel objek penelitian atau objek yang akan diteliti (Notoatmojo, 2005). Populasi pada penelitian ini adalah ibu hamil primigravida trimester ketiga yang melakukan pemeriksaan kehamilan di RSUD Pasar Rebo. Sampel adalah kelompok yang mewakili populasi (Notoatmojo, 2005). Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah accidental sampling, yang berarti sampel diambil dari responden yang ada disuatu tempat atau keadaan tertentu. Sampel tersebut mempunyai kriteria sebagai berikut : 1. Ibu hamil trimester ketiga menjelang persalinan 2. Primigravida 3. Dapat baca dan tulis 4. Sehat jasmani dan rohani 5. Composmentis 6. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. 30
Universitas indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
31
Banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut: N = (Z1-α1/2 )2 x Q e2 x P = 1,962 x (1 – 0,5) (0,3)2 x 0,5 = 42,68 = 43 orang Keterangan N
= Jumlah sampel yang diteliti
P
= Perkiraan populasi (karena populasi tidak diketahui, maka dianggap sebanyak 50%)
e
= Presisi relative 0,3 (menurut perkiraan peneliti)
Z1-α1/2 = Derajat kepercayaan (95% = 1,96) Q
= 1 – p = 0,5
Untuk menghindari terjadinya drop out dari responden, maka sampel ditambahkan 10% dari jumlah sampel yang dibutuhkan sehingga jumlah responden yang diberikan kuesioner sebanyak: n = 43 x 10% = 4,3 atau menjadi 4 orang Dengan demikian maka besar sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini adalah sebanyak 47 orang. Selama pelaksanaan pengambilan data di dapatkan sejumlah 47 responden yang memenuhi karakteristik selama penelitian berlangsung pada bulan Juni 2012. 4.3 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RSUD Pasar Rebo, karena belum pernah dilakukan penelitian tentang Hubungan karakteristik ibu hamil primigravida trimester ketiga dengan tingkat kecemasan. Waktu pengambilan data dilakukan selama satu Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
32
minggu pada tanggal 11 Juni sampai dengan 16 Juni 2012. Pemilihan lokasi yang dipilih adalah Unit Pelayanan Poli Kebidanan RSUD Pasar Rebo. 4.4 Etika Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin kepada institusi FIK –UI . Setelah disetujui, kemudian peneliti melanjutkan permohonan izin penelitian kepada RSUD Pasar Rebo dan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan persetujuan pengambilan data. Selanjutnya peneliti melakukan pendekatan kepada responden dengan menekankan pada masalah etika sebagi berikut : 1. Sebelum mengambil data peneliti memberi penjelasan dulu kepada responden
dan
meminta
responden
untuk
menandatangani
surat
persetujuan (inform consent) 2. Bagi responden yang bersedia menandatangani surat persetujuan dan memahami maksud dan tujuan penelitian, responden di minta untuk mengisi kuesioner yang di sediakan peneliti. 3. Bagi responden yang memiliki keterbatasan, peneliti membantu dalam hal pengisian kuesioner. Setiap responden berhak mendapatkan perlakuan yang sama dalam proses penelitian. 4. Peneliti hendaknya memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms and benefits) dari penelitian, penelitian ini sebaiknya dapat memberikan manfaat semaksimal mungkin untuk responden dan masyarakat. (Notoatmodjo, 2010). 4.5 Alat Pengumpulan data 4.5.1 Karakteristik Pengumpulan data menggunakan data primer yang diisi langsung oleh responden yang terdiri dari usia ibu, usia kandungan, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Data ini diisi pada kuesioner A dengan cara check list.
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
33
4.5.2 Tingkat Kecemasan Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket berupa kuesioner dengan daftar pernyataan yang dibuat dan dimodifikasi oleh peneliti dari Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Kuesioner berisi pernyataan – pernyataan yang bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan responden dalam
menghadapi
proses
persalinan.
Kuesioner
yang
dikembangkan
menggunakan skala Likert sebanyak 21 pernyataan tentang respon kecemasan terhadap ibu hamil primigravida trimester ketiga. Jawaban yang sesuai dengan data responden, dijawab dengan memberikan tanda check list (√) sesuai dengan petunjuk yang ada. Pernyataan bernilai 4 untuk selalu, 3 untuk sering, 2 untuk jarang, 1 untuk tidak pernah. 4.5.3 Uji Coba Sebelum dilakukan pengumpulan data, terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap kuesioner yang digunakan sebagai instrumen pengambilan data pada penelitian ini. Uji coba kuesioner dilakukan pada minggu kelima bulan Mei 2012 kepada 30 orang responden di Rumah Sakit Fatmawati. Uji coba dilakukan untuk mengetahui validitas dan reabilitas pernyataan pada kuesioner. Dari 21 pernyataan yang ada, dinyatakan ke 21 pernyataan tersebut valid. Setelah tahap uji coba selesai, pengumpulan data penelitian kemudian dilakukan pada minggu kedua bulan Juni 2012 di RSUD Pasar Rebo. Kuesioner yang disebar sebanyak 47 kuesioner dan kembali semua. 4.6 Prosedur Pengumpul data Pengumpulan data yang dilakukan sesuai dengan prosedur sebagai berikut: 1. Mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian dari FIK UI 2. Mendapatkan ijin dari Direktur RSUD Pasar Rebo, sebagai tempat dilakukan penelitian 3. Mengadakan pendekatan kepada bidang perawatan, kepala ruangan poli kebidanan, untuk menjelaskan tujuan dan metode penelitian yang dilakukan agar bersedia untuk ikkut membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
34
4. Peneliti telah membuat daftar calon responden sesuai kriteria dan jumlah sampel yang ditentukan 5. Calon responden yang sudah ditentukan diberikan penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian yang dilakukan 6. Responden yang setuju, diminta kesediaannya untuk menandatangani surat persetujuan untuk menjadi responden 7. Kuesioner dibagikan kepada responden, paada saat pengisian kuesioner peneliti mendampingi responden, responden diberi kesempatan untuk bertanya dan diharapka semua responden menjawab semua pernyataan 8. Kuesioner dikumpulkan pada hari yang sama setelah selesai diisi. Kemudian peneliti memeriksa kembali kelengkapan isian yang telah diisi oleh responden. 4.7 Pengolahan Data Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan data bardasarkan tahapan berikut : 4.7.1 Editing Meneliti kelengkapan dan kebenaran data yang telah diperoleh dari responden. 4.7.2 Coding Data yang telah diperoleh diberikan kode sebelum diolah dengan komputer untuk mempermudah saat analisis data dan mempercepat pada saat memasukkan data. 4.7.3 Entry Data Memasukkan data yang telah diberikan kode ke program komputer. 4.7.4 Cleaning Kegiatan pembersihan data yang dilakukan dengan cara mengecek kembali data yang sudah dimasukkan. Kesalahan mungkin terjadi pada saat memasukkan data ke komputer.
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
35
4.8 Analisa Data Data yang dikumpul dianalisis secara analitik dan deskriptif, guna menguji hipotesa kemudian disajikan dalam bentuk tabel dengan menggunakan piranti lunak komputer. Analisa data dilakukan dengan 2 proses yaitu proses analisis univariat dan analisis bivariat. 4.8.1 Analisis Univariat Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan setiap variabel yang diteliti dalam penelitian, yaitu data numerik adalah usia dengan tampilan data mean, median, standar deviasi, nilai minimal dan niali maksimal. Selanjutnya data kategorik adalah kecemasan, tingkat pendidikan, pekerjan dengan tampilan data distribusi frekuensi dan presentase. 4.8.2 Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang diduga memiliki hubungan atau korelasi. Pada analisis ini menggunakan dua uji yaitu t test independent untuk variabel independen berjenis numerik dan variabel dependen berjenis kategorik serta variabel independen dan variabel dependen berjenis kategorik maka uji statistik yang digunakan chi square.(Hastono, 2007). Tabel 4.1 Analisa Bivariat No Variabel 1.
Variabel
Independen
Dependen
Umur
Tingkat
Uji Statistik Uji T (t-test)
kecemasan 3.
Tingkat Pendidikan
Tingkat
Chi square
Kecemasan 4.
Pekerjan
Tingkat
Chi square
Kecemasan Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
BAB 5 HASIL PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan pada ibu primigravida trimester ketiga di RSUD Pasar Rebo dilakukan dengan menggunakan data primer melalui pengisian kuesioner kepada pasien primi gravida trimester ketiga. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan rancangan potong lintang/cross sectional. Sampel penelitian ini merupakan pasien ibu hamil primigravida yang berjumlah 47 orang. Penyajian data univariat berbentuk distribusi frekuensi dan berdasarkan variabel yang diteliti adalah kecemasan dengan karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, pekerjaan. Hasil analisis data bivariat disajikan dalam bentuk tabulasi silang antara variabel independen dan variabel dependen, kemudian dilakukan uji hubungan dengan menggunakan uji chi square terhadap masing-masing variabel untuk mellihat variabel independen mana saja yang berhubungan signifikan secara statistik dengan variabel dependen. Hasil penelitian disajikan dalam beberapa tahap dalam bentuk tabel dan narasi analisis univariat dan analisis bivariat dari variabel yang akan diteliti. 5.1 Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi variabel dependen yaitu tingkat kecemasan dan variabel independen yaitu karakteristik ibu hamil primigravida trimester ketiga yang terdiri atas umur, pendidikan, pekerjaan. 5.1.1 Karakteristik Usia Gambaran karakteristik responden pada variabel usia menggunakan jenis data numerik sehingga peneliti menggunakan cara analisa rata- rata hitung (mean, median, standar deviasi, nilai minimal dan nilai maksimal) hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.1
36
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
37 Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia Karakteristik
Mean
Median
29,21
Usia
29
SD 5,030
Nilai
Nilai
min.
max.
16
95% CI
37
27,74-30,69
Hasil analisis didapatkan rata- rata usia responden di RSUD Pasar Rebo adalah 29,21 tahun (95% CI 27,74-30,69) dengan standar deviasi 5,030 tahun. Umur temuda 16 dan umur tertua 37 tahun. Dari hasil estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% diyakini bahwa rata- rata uia responden adalah antara 27,74 sampai dengan 30,69 tahun. Usia pada responden penelitian ini adalah usia produktif. 5.1.2 Karakteristik Pendidikan Gambaran karakteristik responden pada variabel pendidikan yang menggunakan jenis data kategorik, peneliti menggunakan cara analisa dengan melihat distribusi frekuensi dan persentase (%) hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.2 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan
Frekuensi
%
SD
4
8,5
SMP
5
10,6
SMA
19
40,4
D3
9
19,1
S1
10
21,3
Jumlah
47
100,0
Persentase terbanyak pendidikan responden adalah SMA sebanyak 19 orang (40,4%). Selanjutnya variabel pendidikan dikategorikan menjadi dikotomi yaitu rendah dan tinggi untuk menghindari terjadi sel kosong pada saat uji bivariat. Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
38 5.1.3 Karakteristik Pekerjaan Gambaran karakteristik responden pada variabel pekerjaan menggunakan jenis data kategorik, peneliti menggunakan cara analisa dengan melihat distribusi frekuensi dan persentase (%) hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.3 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan
Frekuensi
%
Tidak bekerja
26
55,3
Bekerja
21
44,7
Jumlah
47
100,0
Berdasarkan tabel 5.3 proporsi terbanyak adalah tidak bekerja yaitu ibu rumah tangga sebanyak 26 orang (55,3%). 5.1.4 Kecemasan Gambaran karakteristik responden pada variabel tingkat kecemasan menggunakan jenis data kategorik, peneliti menggunakan cara analisa dengan melihat distribusi frekuensi dan persentase (%) hasilnya dapat dilihat pada tabel 5.4 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Kecemasan Kecemasan
Frekuensi
%
Ringan
44
93,6
Berat
3
6,4
Jumlah
47
100,0
Berdasarkan Tabel 5.4 proporsi terbanyak tingkat kecemasan adalah tingkat kecemasan ringan sebanyak 44 orang (93,6%).
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
39 5.2 Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan variabel dependen yaitu tingkat kecemasan (ringan dan berat) dan variabel independen yaitu karakteristik ibu hamil meliputi usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Tabel 5.5 Hubungan Karakteristik Umur Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga dengan Tingkat Kecemasan Tingkat Kecemasan
N
Mean
SD
SE
Ringan
44
29,18
5,159 0,778
Berat
3
29,67
3,055 1.764
P value 0,874
Rata- rata usia responden yang tingkat kecemasannya ringan adalah 29,18 tahun dengan standar deviasi 5,159 tahun, sedangkan untuk usia responden dengan tingkat kecemasan berat adalah 29,67 tahun dengan standar deviasi 3,055 tahun. Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0,874 (p> α), berarti pada alpha 5% terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata usia responden dengan tingkat kecemasan ringan dan tingkat kecemasan berat. Tabel 5.6 Hubungan Karakteristik Tingkat Pendidikan Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga dengan Tingkat Kecemasan Tingkat Kecemasan Variabel Tingkat
Ringan
Berat
Pendidikan
n
%
n
Rendah
26
92,9
Tinggi
18
Jumlah
44
p
OR 95%
value
CI
Jumlah
0,61-
%
n
%
8,577
2
7,1
28
100
94,7
1
5,3
19
100
93,6
3
6,4
47
100
0.722
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
40 Hasil analisa hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan pada tabel 5.6 didapatkan bahwa dari 28 orang responden yang berpendidikan rendah ada dua responden (7,1%) yang memiliki tingkat kecemasan berat. Dari 19 orang responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi ditemukan 1 orang (5,3%) yang memiliki tingkat kecemasan berat. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,722 maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan proporsi tingkat kecemasan pada responden antara tingkat pendidikan rendah dan tinggi. Apabila dibandingkan dengan α sebesar 0,05 maka p > α sehingga Ho diterima. Kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak ada hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan tingkat kecemasan oleh responden di RSUD Pasar Rebo. Tabel 5.7 Hubungan Karakteristik Pekerjaan Ibu Hamil Primigravida Trimester Ketiga dengan Tingkat Kecemasan Tingkat Kecemasan Variabel Ringan
Pekerjaan
Berat
OR 95%
value
CI
Jumlah
0,517,113
n
%
n
%
n
%
24
92,3
2
7,7
26
100
Bekerja
20
95,2
1
4,8
21
100
Jumlah
44
47,6
3
52,4
47
100
Tidak
p
0.600
bekerja
Hasil analisa hubungan antara pekerjaan dengan tingkat kecemasan pada tabel 5.7 didapatkan bahwa hanya 2 orang (7,7%) responden yang tidak bekerja mengalami tingkat kecemasan berat dan ada 1 orang (4,8%) responden yang bekerja memiliki tingkat kecemasan berat. Hasil uji stastistik yaitu uji continuity correction didapatkan nilai p (p value) sebesar 0,600
maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
41 tingkat kecemasan pada responden antara yang tidak bekerja dan bekerja. Apabila dibandingkan dengan α sebesar 0,05 maka p > α sehingga Ho diterima. Kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak ada ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan tingkat kecemasan oleh responden di RSUD Pasar Rebo.
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
BAB 6 PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitianyang telah dianalisis pada bab sebelumnya. Melalui bab ini, peneliti akan memaparkan atau menginterpretasikan hasil
penelitian
dengan
melihat
kesenjangannya
terhadap
teori
dan
membandingkan dengan penelitian sebelumnya. 6.1 Interpretasi Data dan Hasil Diskusi 6.1.1. Hubungan Usia dengan Tingkat Kecemasan Hasil penelitian dengan karakteristik usia responden didapatkan dengan uji statistik bahwa usia termuda adalah 16 tahun dan usia tertua yaitu 37 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pada kurun waktu tersebut alat reproduksi dalam kondisi optimal, sehingga kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin berjalan dengan semestinya dan resiko komplikasi tidak terjadi. Dari hasil penelitian yang dilakukan di RSUD Pasar Rebo, didapatkan bahwa ratarata usia responden yang tingkat kecemasannya ringan adalah 29,18 tahun dengan standar deviasi 5,159 tahun, sedangkan untuk usia responden dengan tingkat kecemasan berat adalah 29,67 tahun dengan standar deviasi 3,055 tahun. Dengan analisa statistik dengan menggunakan uji t test didapatkan nilai p= 0,874 (p> α), berarti pada alpha 5% terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata usia responden dengan tingkat kecemasan ringan dan tingkat kecemasan berat. Hal ini tidak sejalan dengan yang diungkapkan Rochjati (2003) menyatakan bahwa ibu yang hamil kurang dari 20 tahun merupakan kehamilan yang sangat berisiko, baik terhadap dirinya maupun terhadap bayi yang dikandungnya karena pertumbuhan linear (tinggi badan) pada umumnya baru selesai pada usia 16-18 tahun dan dilanjutkan dengan pematangan pertumbuhan rongga panggul beberapa tahun setelah pertumbuhan linear selesai yaitu pada usia 20 tahun, akibat terhadap dirinya (hamil pada usia kurang dari 20 tahun) meliputi komplikasi persalinan dan gangguan penyelesaian pertumbuhan. 42
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
43
Berdasarkan penelitian (Senewe, dkk 2001 dalam Irmayanti, 2011) proporsi ibu yang mengalami komplikasi saat persalinan pada kelompok umur kurang 20 dan 35 tahun keatas lebih besar daripada proporsi untuk yang berumur 21-34 tahun dengan nilai OR-nya yaitu 1,3 artinya pada ibu yang berumur kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun berisiko untuk mengalami komplikasi persalinan sebesar 1,3 kali dibanding dengan ibu yang berumur 21-34 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa teori yang diungkapkan oleh Mochtar (1995) sesuai dengan hasil penelitian ini bahwa umur berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan. 6.1.2 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Kecemasan Dari hasil uji statistik dengan karakteristik tingkat pendidikan di RSUD Pasar Rebo menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan rendah hasil ini menunjukkan bahwa responden di RSUD Pasar Rebo memiliki resiko komplikasi persalinan lebih besar karena semakin rendahnya pendidikan seseorang maka semakin rendah juga pengetahuan yang dimilikinya. Pernyataan tentang pendidikan diatas sesuai dengan pendapat Broewer yang dikutip oleh Nursalam dan Siti Pariani (2001) bahwa faktor pendidikan seseorang sangat menentukan kecemasan klien dengan pendidikan tinggi akan lebih mampu mengatasi menggunakan koping yang efektif dan konstruktif dari pada seseorang dengan pendidikan rendah. Adapun salah satu stressor pencetus kecemasan adalah ancaman terhadap integritas diri meliputi ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas sehari – hari. Berdasarkan
hasil
penelitian
didapatkan
hasil
bahwa
responden
yang
berpendidikan rendah ada 2 orang responden (7,1%) yang memiliki tingkat kecemasan berat dan 26 orang (92,9%) memiliki tingkat kecemasan ringan. Dari 18 orang responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi ditemukan 1 orang (5,3%) yang memiliki tingkat kecemasan berat dan 18 orang (94,7%) memiliki tingkat kecemasan ringan. Dari data ini terlihat bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan. Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
44 Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astriana (2008) bahwa proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan antara ibu berpendidikan menengah (64.5%) lebih banyak dibandingkan dengan ibu berpendidikan dasar (47.4%) dan ibu berpendidikan tinggi (44.2%). Dan dari hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p=0.05, dimana nilai p=0.05 yang dapat diartikan bahwa ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan. 6.1.3 Hubungan Pekerjaan dengan Tingkat Kecemasan
Pada penelitian ini dari 47 orang responden didapatkan jumlah responden yang tidak bekerja sebesar 26 orang (55,3%). Sedangkan jumlah responden yang bekerja yaitu 21 orang (44,7%), hal ini menunjukkan bahwa jumlah responden yang bekerja lebih kecil yang berarti ibu yang bekerja lebih stabil dibanding ibu yang tidak bekerja. Menurut Notoatmodjo (2001) pekerjaan erat kaitannya dengan kejadian kesakitan dimana timbulnya penyakit dapat melalui beberapa jalan yakni karena adanya faktor-faktor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan kesakitan, situasi pekerjaan yang penuh dengan stres dan ada tidaknya gerak badan di dalam pekerjaan. Kondisi ini memungkinkan orang yang sudah bekerja memiliki kecenderungan lebih banyak untuk memnfaatkan pelayanan kesehatan. Hasil penelitian Anggraini (2010) dengan jumlah sampel 30 responden didapatkan hasil responden terbanyak tingkat pekerjaan adalah tidak bekerja (IRT) sebanyak 19 responden (63,3%). Hurlock (2002) mengemukakan bahwa kesesuaian antara pekerjaan dalam diri seseorang memberikan kesan dan pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa hanya 2 orang (7,7%) responden yang tidak bekerja mengalami tingkat kecemasan berat dan ada 1 orang (4,8%) responden yang bekerja memiliki tingkat kecemasan berat. Hasil uji stastistik yaitu uji continuity correction didapatkan nilai p (p value) sebesar 0,600 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi tingkat kecemasan pada responden antara yang tidak bekerja dan bekerja. Apabila dibandingkan dengan α sebesar 0,05 maka p > α sehingga Ho diterima. Kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak ada ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan tingkat kecemasan oleh responden di RSUD Pasar Rebo. Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
45
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astriana (2008) bahwa proporsi ibu hamil yang mengalami kecemasan antara ibu hamil yang bekerja (44.6%) dengan ibu hamil yang tidak bekerja (58.1%) hampir seimbang. Hasil perhitungan dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p=0.133, dimana nilai p>0.05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan dengan kecemasan dalam menghadapi persalinan 6.2 Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari banyak keterbatasan dalam penelitian ini, dari jumlah sampel, waktu penelitian, dan uji statistik yang digunakan. Hal tersebut dapat dilihat antara lain: 1. Sampel Jumlah sampel pada penelitian ini diambil dari populasi terbatas yaitu klien primigravida trimester ketiga sebanyak 47 orang. 2. Waktu pengambilan sampel dan penelitian yang singkat sehingga peneliti mengalami kesulitan selama proses pengumpulan data. 3. Penelitian tentang hubungan karakteristik ibu hamil primigravida trimester ketiga dengan tingkat kecemasan belum pernah dilakukan di RSUD Pasar Rebo sehingga peneliti tidak mendapatkan rekomendasi dari penelitian sebelumnya. 4. Uji statistik yang digunakan hanya melihat ada hubungan atau tidak antara karakteristik ibu hamil primigravida trimester ketiga (umur, tingkat pendidikan, dan pekerjaan) dengan tingkat kecemasan, sementara masi ada karakteristik lain yang belum diteliti.
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Berdasarkan tujuan yang telah disusun sebelum melaksanakan penelitian ini, maka peneliti mendapat simpulan sebagai berikut: 7.1 Proporsi tingkat kecemasan responden sebagian besar adalah kecemasan ringan menjelang persalinan. 7.1.1 Responden rata-rata berusia produktif yaitu 29 tahun 7.1.2 Terbanyak pendidikan responden adalah rendah (SD,SMP, dan SMA) dan 7.1.3 Pekerjaannya lebih banyak ibu rumah tangga (Tidak bekerja) 7.1.4 Hasil penelitian didapat bahwa dari tiga variabel yang diteliti, satu variabel ternyata tidak dapat membuktikan adanya hubungan yaitu umur (p=0.873). Sedangkan variabel yang lain pekerjaan (p=0.133), dan tingkat pendidikan (p=0.05) secara statistik dapat membuktikan adanya hubungan yang signifikan dengan kecemasan dalam kehamilan trimester ketiga. 6.2 Saran 6.2.1 Bagi Institusi pendidikan Diharapkan hasil penelitian ini mendapat masukan tentang tingkat kecemasan primigravida trimester ketiga sehingga dapat ditingkatkan lagi pengetahuan perawat untuk mengurangi tingkat kecemasan ibu. 6.2.2. Bagi Pelayanan kesehatan dirumah sakit Diharapkan untuk meningkatkan pendidikan kesehatan kepada ibu hamil primigravida khususnya ibu Hamil khususnya trimester ketiga, supaya dapat mengurangi kecemasan ibu pada saat akan menghadapi atau pada masa persalinan sehingga tidak mengganggu proses persalinan. 6.2.3. Bagi Peneliti selanjutnya Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut penelitian ini dengan menggunakan variabel penelitian dan tempat yang berbeda. 46
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
47 Sehingga dapat tergali lebih banyak lagi karakteristik ibu hamil yang belum terpaparkan pada penelitian ini.
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
DAFTAR PUSTAKA Amalia, T. (2009). Kecemasan ibu menanti persalinan. Diambil tanggal 5 Mei 2012 dari http://www. Kecemasan ibu menanti persalinan.htm. Behar, E., DiMarco, I.D., Hekler, E.B., Mohlman, J., Staples, A.M., (2009). Current theorical models of generalized anxiety disorder (GAD); Conceptual review and treatment implivations. Journal of anxiety. 10111023. Brooker .C (2009). Ensiklopedia keperawatan. Alih bahasa, Andry Hartono.Jakarta; EGC BKKBN. (2008). Pendewasaan Usia Perkawinan dan Hak-Hak Reproduksi Bagi Remaja Indonesia. Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Rerpoduksi, BKKBN. Jakarta. http:// lip4.bkkbn.go.id/ file.php/1/ moddata/ forum/1/30/PENDEWASAAN_USIA_PERKAWINAN.docx Diakses 19 Juni 2012. Danim.S (2003).Riset keperawatan ; sejarah dan metodologi. Jakarta; EGC Dorland. (2002). Kamus saku kedokteran Dorland.ed.25. Jakarta ;EGC Efendi, F.M (2009). Keperawatan kesehatan komunitas; teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta; Salemba medika Irmayanti. (2011). Hubungan karakteristik ibu hamil dan pemeriksaan kehamilan dengan komplikasi persalinan di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2009. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24416/7/Cover.pdf. Skripsi. Keable, D. (2003). The Management of Anxiety. New York. Churchill Livingstone. B (2005). Buku ajar keperawatan maternitas . ed 4 jakarta ; EGC Dempsey & Dempsey. (2002). Riset keperawatan: buku ajar & latihan, Edisi 4, Jakarta: EGC. Depkes RI.(2008) Indonesia sehat 2010. Jakarta. Detiana, P, (2010). Hamil Aman dan nyaman di Atas 30 Tahun. Penerbit Media Pressindo. Yogyakarta. Farrer, helen. (2001). Maternity care. second edition. Limited , melbourne Gorrie, T.M., McKinney, E.S., & Murray, S. (1998) Foundations of maternal newborn/ /nursing/.2 nd Ed. United States ofAmerica: W.B. Saunders Company. Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
Hamilton, P.M. (1995). Dasar-dasar keperawatan maternitas, Jakarta: EGC. Handayani.L. (2011). Hubungan Karakteristik Dan Pengetahuan Ibu Postpartum Dengan Kecemasan Pada Masa Persalinan Di Klinik Bersalin Sumiariani Dan Marianim Medan Johor Tahun 2009. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/30313 Hasnah, Triratnawati A, 2003. Penelusuran Kasus kegawatdaruratan Obstetri yang berakibat Kematian Maternal Studi kasus di RSUD. Perworejo, Jawa Tengah. Makara Kesehatan vol.7, No. 2 Hawari, D. (2006). Manajemen stres, cemas, dan depresi, Jakarta: Gaya Baru. Hidayat, A.AA. (2007). Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data, Jakarta: Kartono, K.(1995).Psikologi wannita. Bandung; Alumni Kozier, B et all (2000). Fundamental of Nursing. New Jersey: Prentice hall health Leveno, K.(2009). Obstetri Williams : panduan ringkas. Ed.21, Jakarta :EGC Manuaba (2009). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Ed.2 jakarta EGC Mochtar, Rustam. (1998). Sinopsis obstetri: obstetri fisiologi & obstetri patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC. Mushlihah, 2001. Beberapa Faktor yang Melatarbelakangi Kompliksai Persalinan di Puskesmas Kragan II Kabupaten Rembang tahun 2000. http://www.eprints.undip.ac.id/6173/1/1032.pdf Notoatmodjo.S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan.Jakarta; PT. Rineka Cipta Potter, P.A. Perry, A.G (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, proses, dan praktik. Edisi 4. Jakarta; EGC Pollit, D.F. Beck, C.T (2004). Nursing research: Principles and methodes. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Putri. (2010). Pengalaman ibu hamil dalam menghadapi stres persalinan. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus Rochjati, 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Cetakan pertama. Penerbit Airlangga University Press. Surabaya. Sastroasmoro.S. Ismael,S (2011). Dasar- Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto. Sulistyorini & Budi. (2007).Hubungan dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil menghadapi kelahiran anak pertama pada triwulan ketiga. Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
Swinson, R. (2006). Management of Anxiety Disorders. Vol 51. The Canadian Journal of Psychiatry. Simkin, P. (2007). Panduan lengkap kehamilan, melahirkan dan bayi. Jakarta: Arcan. Sutanto. (2010). Statistik kesehatan. Ed1-5. Jakarta ; rajawali Pers Triwidarsi. (2009). faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan ibu primigravida trimester III dalam menghadapi persalinan. http:jtpunimusgdl-triwidarsi-6026-1 Tai. C & Urquhart. D. (2010) The journal of obstetrics and gynaecology research. Wasis. (2008). Pedoman riset praktis untuk profesi perawat. Jakarta: EGC Videbeck , S.L ( 2008). Buku ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Universitas Indonesia
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Yth. Responden Di tempat Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia (FIK UI). Nama
: Yanita Astuti
NPM
: 1006823614
Alamat
: Jl. Raden Saleh II Gg.I No 1 Cikini Jakarta Pusat
No. HP
: 081380425502
Akan melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan karakteristik Ibu Primigravida Trimester Ketiga dengan Tingkat Kecemasan ”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu primigravida trimester ketiga dengan tingkat kecemasan. Peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan karakteristik ibu primigravida terimester ketiga dengan tingkat kecemasan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. Jawaban responden sangat berguna baik bagi klien, responden dan peneliti serta bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Setelah penelitian ini selesai dan data tidak digunakan lagi, maka tersebut akan saya musnahkan. Apabila responden menyetujui, maka dengan ini peneliti mohon responden menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pernyataan yang ada pada angket penelitian. Atas partisipasi dan kerja sama anda, saya ucapkan terima kasih. Jakarta, Mei 2012 Peneliti
(Yanita Astuti)
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Sebagai Responden Judul Penelitian : “Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Primigravida Trimester ketiga dengan Tingkat Kecemasan di RSUD Pasar Rebo”. Peneliti
: Yanita Astuti
Pembimbing
: Ibu Mustikasari, SKp,MARS
Saya telah mendapat penjelasan dari peneliti tentang penelitian ini dan saya mengerti. Apabila dalam pertanyaan menimbulkan respon emosional yang tidak nyaman, maka peneliti akan menghentikan pengumpulan data dan peneliti memberikan hak kepada saya untuk mengundurkan diri dari penelitian ini tanpa resiko apapun. Saya mengerti bahwa catatan mengenai penelitian ini akan dirahasiakan, semua berkas yang tercantum dan identitas subjek penelitian hanya akan digunakan untuk pengolahan data dan jika telah selesai digunakan akan dimusnahkan dan hanya peneliti yang tahu kerahasian data. Saya telah membaca lembar persetujuan ini, dan saya secara sadar bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Jakarta, Mei 2012
Responden
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
Lampiran 3
Tanggal : Kode : Lembar Kuesioner Penelitian Dalam rangka penelitian yang berjudul “Hubungan Karakteristik
Ibu Hamil
Primigravida Trimester ketiga dengan Tingkat Kecemasan di RSUD Pasar Rebo ”, diharapkan bantuan Ibu untuk menjawab pernyataan – pernyataan pada lembar kuesioner ini dengan lengkap, bebas dan jujur sesuai dengan kondisi anda. Informasi yang akan Ibu berikan akan dijamin kerahasiannya oleh peneliti. Petunjuk pengisian : 1. Bacalah terlebih dahulu setiap pertanyaan sebelum menjawab 2. Kuesioner ini terdiri dari 2 bagian yaitu : a. Bagian pertama berisi pertanyaan mengenai data demografi responden yang diberikan dalam bentuk pilihan berupa check list (√). b. Bagian kedua merupakan pernyataan mengenai tingkat kecemasan yang dirasakan Ibu pada saat menjelang proses persalinan. Pada bagian ini pertanyaan diberikan dalam bentuk pilihan berupa check list (√). 3. Isilah setiap pernyataan dalam kuesioner ini dengan lengkap dan benar sesuai dengan petunjuk pengisian.
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
Lampiran 4 A. Data Demografi Isilah pertanyaan dibawah ini dengan memberikan tanda check list (√) pada salah satu jawaban yang sesuai. 1. Usia ibu
:
Tahun
2. Usia kandungan
:
Minggu
3. Pendidikan. Tidak sekolah
( )
SD
Diploma
SMP
Sarjana
SMA
Pascasarjana
4. Pekerjaan. Tidak bekerja / ibu rumah tangga Bekerja
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
Lampiran 5 B. Kuesioner Tentang Tingkat Isilah pertanyaan dibawah ini denan memberikan tanda chech list (√) pada slah satu jawaban yang sesuai dengan kondisi Ibu. Keterangan : 1 = Tidak pernah 2 = Jarang 3 = Sering 4 = Selalu NO
PERNYATAAN
Tidak
Jarang Sering Selalu
pernah Pada saat mendekati proses persalinan, saya merasa : 1.
Takut
2.
Sering marah
3.
Suka menagis
4.
Debaran jantung terasa cepat
5.
Tangan dan kaki banyak mengeluarkan keringat
6.
Perasaan tidak nyaman
7.
Sulit tidur
8.
tidak dapat duduk tenang
9.
Sesak napas
10.
Sakit punggung
11.
Selera makan menurun
12.
Tidak bisa buang air besar
13.
Diare
14.
Banyak bicara
15.
Sakit kepala
16.
Menggerak – gerakkan dan meremas tangan
17.
Penglihatan kabur Penglihatan kabur
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012
NO
PERNYATAAN
Tidak
Jarang Sering Selalu
pernah 18.
Dalam menyelesaikan tugas, konsentrasi saya menurun.
19.
Sulit memusatkan perhatian
20.
Kram pada kaki
21.
Daerah perut terasa gatal
Hubungan karakteristik..., Yanita Astuti, FIK UI, 2012