HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN DENGAN ASFIKSIA BAYI BARU LAHIR DI RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU KLATEN TAHUN 2010 Sri Wahyuni 1), Titin Riyanti 2)
Abstrak : Angka kematian ibu di Indonesia adalah 248 setiap 10.000 kelahiran hidup dan sebanyak 20.000 ibu meninggal dari lima juta kelahiran dalam setahun. SDKI (2007), menunjukkan Angka kematian bayi 34 setiap 1.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian neonatal 20 setiap 1.000 kelahiran hidup Penyebab kematian perinatal adalah bayi berat lahir rendah (BBLR), asfiksia, trauma lahir, tetanus neonatorum, infeksi dan kelainan kongenital. Induksi persalinan bertujuan mempercepat persalinan dan dapat menyebabkan hipoksia janin. Data rekam medik bayi baru lahir di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten tahun 2010 terdapat 325 asfiksia bayi baru lahir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan induksi persalinan dengan asfiksia bayi baru lahir di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten tahun 2010. Metode penelitian deskriptif analitik, pendekatan waktu yang digunakan retrospektif dengan rancangan case control. Perbandingan case control 1:1. Kontrol diambil dengan cara matching. Analisa data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini dari 171 bayi baru lahir yang mengalami asfiksia terdapat 63 bayi baru lahir dengan ibu bersalin secara induksi dan 108 bayi baru lahir asfiksia dengan ibu bersalin tidak induksi. Nilai X2 hitung 1.305, sedangkan
p = 0.253
(p>0,05) dan nilai OR (Ods Ratio) = 1.299. Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan induksi persalinan dengan asfiksia bayi baru lahir di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten tahun 2010. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan pendekatan waktu cross sectional agar mendapat hasil yang lebih tepat dan akurat.
Kata Kunci : Induksi, Asfiksia, Bayi Baru Lahir
Sri Wahyuni, Titin Riyanti, Hubungan Induksi Persalinan Dengan Asfiksia…
59
tinggi dibandingkan di Negara-negara
A. PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan selama
lainnya.
Urutan
pertama
adalah
ini telah berhasil meningkatkan usia
Indonesia dengan angka kematian 43
harapan hidup, menurunkan angka
juta, kedua China dengan angka sekitar
kematian 110 setiap 100.000 kelahiran
18 juta, ketiga Nigeria dengan angka
hidup
kematian
dan
memperbaiki
gizi
7
juta
dan
keempat
masyarakat, tetapi belum sanggup
Bangladesh dengan angka kematian 6
mengangkat
juta bayi.
derajat
kesehatan
maternal (ibu hamil dan melahirkan). Kematian
dan
di
bayi meninggal. Hal ini disebabkan
Indonesia merupakan masalah besar.
pelayanan kesehatan masa lampau
Angka kematian ibu di Indonesia
yang buruk. Menurut Depkes RI (2008;
adalah 248 setiap 10.000 kelahiran
h. 143) penyebab kematian perinatal
hidup
ibu
yang utama adalah bayi berat lahir
meninggal dari lima juta kelahiran
rendah (BBLR), asfiksia, trauma lahir,
dalam setahun (Depkes RI, 2008; h.
tetanus
143).
kelainan kongenital.
dan
Masalah
kesakitan
sebanyak
ibu
WHO (2004), setiap tahun 82.000
20.000
kesehatan
infeksi
dan
dan
Menurut Bobak (2004; h. 795),
perinatal merupakan masalah esensial
induksi persalinan dapat diindikasikan
yang perlu mendapat prioritas utama.
untuk berbagai alasan medis dan
Kesehatan
kebidanan, termasuk hipertensi akibat
ibu
dan
menentukan kualitas
ibu
neonatorum,
bayi
sangat
sumber
daya
diabetes
kehamilan,
mellitus,
manusia pada generasi mendatang.
kehamilan pasca partum, bahaya janin
Salah satu indikator untuk mengetahui
yang
derajat kesehatan masyarakat adalah
terhambat, frekuensi kelahiran yang
Angka
tinggi, jarak dari rumah sakit dan
Kematian
Bayi
(AKB).
dicurigai
pertumbuhan
janin
Menurut SDKI (2007), menunjukkan
kematian
AKB 34 setiap 1.000 kelahiran hidup,
menyebabkan
sedangkan angka kematian neonatal 20
berakibat menjadi asfiksia bayi baru
setiap 1.000 kelahiran hidup. Angka
lahir.
kematian bayi di Indonesia ini sangat
merupakan kelanjutan hipoksia janin
Asfiksia
yang
janin
hipoksia
bayi
dapat janin
baru
dan
lahir
60
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 3, Januari 2012, 58-68
oleh karena itu penilaian janin selama
kasus, dan sebagai kontrol adalah bayi
kehamilan
baru lahir yang tidak mengalami
penting
dan
persalinan
untuk
Induksi
sangat
keselamatan
bayi.
asfiksia.
pervaginam
persalinan
Sampel
sebagian
adalah
dari
merupakan perantara menuju tindakan
jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
sectio caesarea.
populasi tersebut (Sugiyono, 2003; h. 79). Sampel yang digunakan dalam
B. METODE PENELITIAN adalah
penelitian ini adalah yang memenuhi
penelitian deskriptif analitik dengan
kriteria eklusi. Kemudian kelompok
rancangan case control yaitu dimulai
kontrol diambil dengan cara matching
dengan
efek
yaitu dengan memilih kontrol yang
(kelompok kasus), dan mencari subyek
mempunyai karakteristik yang sama
yang tidak mengalami efek (kelompok
dengan kasus dalam semua variabel
kontrol).
yang
yang mungkin berperan sebagai faktor
digunakan dalam penelitian ini adalah
resiko tapi tidak diteliti (Sastroasmoro,
retrospektif
2010;
Desain
penelitian
ini
mengidentifikasi
Pendekatan
berusaha
waktu
yaitu penelitian yang
Karakteristik
yang
belakang
dicocokan adalah umur ibu 20-35
looking),
artinya
tahun, usia kehamilan > 37-42 minggu
pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi melalui rekam medis (Arikunto, 2010; h. 78). Populasi
84).
ke
melihat
(backward
h.
adalah
keseluruhan
dan
ibu
yang
bersalin
secara
pervaginam. Dalam
penelitian
ini
teknik
pengambilan sampel yang digunakan purposive
sampling
obyek penelitian atau obyek yang akan
adalah
diteliti (Notoatmodjo, 2010; h. 115).
mengambil responden yang memenuhi
Populasi target pada penelitian ini
kriteria eklusi, yakni :
adalah semua bayi baru lahir di RSU PKU
Muhammadiyah
Delanggu
yaitu
Pengumpulan data menggunakan data sekunder
yaitu
dengan
cara
Klaten tahun 2010 sebanyak 1.251
mengambil data dari catatan rekam
kasus.
medik
Populasi
sampel
dalam
Rumah
Sakit.
Peneliti
penelitian ini adalah bayi baru lahir
mengambil data dari data sekunder
yang mengalami asfiksia sebanyak 325
atau rekam medik tersebut, kemudian
Sri Wahyuni, Titin Riyanti, Hubungan Induksi Persalinan Dengan Asfiksia…
ditelusuri
kebelakang
dengan
Dalam penelitian ini menggunakan
memasukkan dalam tabel inventarisasi
α
data.
kepercayaan Univariat:
1) Analiss yang
berfungsi
untuk
Analisis meringkas,
mengklasifikasikan, dan menyajikan
61
analisa
5%
dengan
tingkat
95%. Apabila nilai p
hitung <0,05 maka Ho ditolak dan jika p hitung >0,05 maka Ho diterima. Setelah menggunakan chi square
data merupakan langkah awal dari
kemudian
analisis lebih lanjut dalam penggunaan
statistik Odds Ratio (OR), yaitu ratio
uji statistik.
perbandingan
2) Analisis Bivariat : Analisis yang
berfungsi
untuk
menggunakan
pajanan
analisa
diantara
kelompok kasus terhadap pajanan pada
mengetahui
kelompok kontrol (Riwidikdo, 2007; h.
hubungan antar variabel, menentukan
77). Tabel 2x2 menunjukkan hasil
batas kemaknaan, yang sering dengan
pengamatan pada studi kasus-kontrol
berapa besarnya α, yang diperlukan
dengan matching individual. Rasio
tergantung pada sifat masalah yang
odds = B/C.
akan diteliti, baik dalam pelaksanaan penelitian ataupun penerapan hasil penelitian (Notoatmodjo, 2010; 182). Uji
statistik dalam penelitian
Kasus
Kontrol
Pajanan (+)
A
B
Pajanan (-)
C
D
ini
menggunakan uji chi square dengan taraf signifikan 0,05 (Sastroasmoro, 2010; h. 121). Data diolah secara komputerisasi dengan menggunakan program SPSS for Windows Release 16.0 dengan rumusan : ∑
(
)
Keterangan : A = Kasus yang mengalami pajanan. B = Kontrol yang mengalami pajanan. C = Kasus yang tidak mengalami
Keterangan
pajanan.
x2 fo fh ∑
D = Kontrol yang tidak mengalami
= Nilai chi-square = Frekuensi yang diperoleh = Frekuensi yang diharapkan = Penjumlahan seluruh
pajanan
62
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 3, Januari 2012, 58-68
1. Hasil Penelitian
Sumber: Data sekunder RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, Klaten tahun 2010. Dari hasil penelitian dapat
a. Analisa Univariat
diketahui
1) Jenis Persalinan Pervaginam
pervaginam dengan induksi sebanyak
C. HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Jenis Persalinan Pervaginam Ibu Bersalin di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, Klaten Tahun 2010 No Jenis
Frekuensi
Persalinan
Prosenta
bahwa
ibu
bersalin
116 orang (33,9%) dan ibu bersalin pervaginam
dengan
tidak
induksi
sebanyak 226 orang (66,1%). b. Analisa Bivariat Hubungan
se (%)
Induksi
Persalinan
1
Induksi
116
33,9%
dengan Asfiksia Bayi Baru Lahir.
2
Tidak
226
66,1%
Untuk
mencari
hubungan
antara
induksi persalinan dengan asfiksia bayi
Induksi Jumlah
342
100%
baru lahir digunakan uji statistik chi square dengan α = 0,05.
Tabel 4. 2 Hubungan Induksi Persalinan dengan Asfiksia Bayi Baru Lahir di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten Tahun 2010. Asfiksia Jenis
Asfiksia
Total X2
Asfiksia
Persal f
%
Induksi 63 54,3 Tidak
Tidak
f
%
f
OR
CI 95%
%
53 45,7 116 100 1.305 0.253 1.299 0.829
108 47,8 118 52,2 226 100
Induksi Jumlah 171 50
p
sampai 2.035
171 50
342 100
Sumber : Data sekunder RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, Klaten tahun 2010. Hasil data yang diperoleh, bahwa
(54,3%) dan 108 (47,8%) dengan ibu
dari 171 bayi baru lahir asfiksia dengan
bersalin yang tidak induksi, sedangkan
ibu bersalin secara induksi sebanyak 63
dari 171 bayi baru lahir yang tidak
Sri Wahyuni, Titin Riyanti, Hubungan Induksi Persalinan Dengan Asfiksia…
asfiksia dengan ibu bersalin secara
Karakteristik
responden
63
dalam
induksi terdapat 53 (45,7%) dan bayi
penelitian ini di ambil dengan cara
baru lahir yang tidak asfiksia dengan
matching.
ibu
bersalin tidak induksi sebanyak
Setiap individu kasus
dicarikan pasangannya
yang sama
118 (52,2%). Nilai X2 hitung 1.305,
dengan kontrol yaitu usia ibu 20-35
sedangkan harga X2 tabel = 3,481 (X²
tahun, usia kehamilan > 37-42 minggu,
hitung <X² tabel) dengan p = 0,253
dan
(p>0,05), menunjukkan bahwa tidak
pervaginam.
terdapat hubungan yang bermakna antara
induksi
persalinan
ibu
yang
bersalin
secara
Menurut Sarwono (2008; h. 305),
dengan
usia 20-35 tahun merupakan usia
asfiksia bayi baru lahir di RSU PKU
reproduksi sehat dan dianggap optimal
Muhammadiyah
untuk melahirkan dan tidak beresiko
Delanggu
Klaten
tahun 2010.
komplikasi
dalam
persalinan
Untuk mengetahui tingkat resiko
dikarenakan alat reproduksi sudah siap
induksi persalinan dengan asfiksia bayi
untuk menerima kehamilan dimana
baru lahir digunakan nilai Odds Ratio
seorang wanita dalam kondisi sehat
(OR). Nilai Odds Ratio (OR) = 1.299
baik secara fisik maupun emosional
dengan CI 95% 0.829 sampai 2.035.
terutama
Induksi persalinan mempunyai resiko
sehingga
1.299 kali lipat mengalami asfiksia
persalinan. Penelitian Maryanti (2005),
daripada
menjelaskan usia responden 20-35
ibu
bersalin
yang
tidak
mengalami induksi persalinan.
tahun
2. Pembahasan
responden,
Hasil penelitian ini diketahui nilai X2 hitung 1.305, sedangkan
pada
organ
aman
merupakan
reproduksi
dalam
usia
dalam
proses
terbanyak
penelitiannya
disebutkan bahwa faktor usia tidak
p
berpengaruh terhadap jenis persalinan
= 0.253 (p>0,05) dan nilai OR (Ods
dan kejadian asfiksia, pendapat serupa
Ratio) = 1.299. Jika p hitung <0,05
disampaikan
maka ho ditolak dan ha diterima, dan
menyebutkan
bila p hitung >0,05 ho diterima serta ha
hubungan antara usia dengan jenis
ditolak.
persalinan.
Setyaningsih bahwa
(2008),
tidak
ada
64
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 3, Januari 2012, 58-68
Faktor usia tidak berpengaruh terhadap
induksi,
tindakan
karena
dalam penelitian ini induksi persalinan banyak
ditemukan
pada
masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis (Cunningham, 2005; h. 602).
usia
Dari data yang diperoleh, terdapat
reproduksi sehat, yang disebabkan oleh
171 bayi baru lahir asfiksia dengan ibu
banyak
yang
bersalin secara induksi sebanyak 63
indikasi
(54,3%) dan 108 (47,8%) dengan ibu
persalinan maupun riwayat penyakit
bersalin yang tidak induksi, sedangkan
yang diderita oleh ibu.
dari 171 bayi baru lahir yang tidak
faktor
mempengaruhi,
lain seperti
Menurut Depkes RI (2008; h. 37),
asfiksia dengan ibu bersalin secara
persalinan pada usia cukup bulan (>
induksi terdapat 53 (45,7%) dan bayi
37-42 minggu) persalinan dianggap
baru lahir yang tidak asfiksia dengan
normal dan aman serta tidak beresiko
ibu
untuk
118 (52,2%).
proses
pengeluaran
hasil
konsepsi (janin dan uri), sehingga tidak terdapat
aterm
yang bersalin secara induksi dalam
induksi
penelitian ini sebanyak 63 kasus, hal
pada
umur
ini dapat terjadi karena ada beberapa
cukup
bulan
faktor
antara dengan
persalinan,
karena
kehamilan
yang
Bayi baru lahir asfiksia dengan ibu
umur
hubungan
kehamilan
bersalin tidak induksi sebanyak
yang
dapat
menyebabkan
merupakan waktu yang baik dan
asfiksia yang tidak hanya disebabkan
menguntungkan
oleh induksi persalinan menggunakan
untuk
proses
persalinan.
oksitosin saja yang dapat menyebabkan
Bayi baru lahir dengan ibu bersalin mempunyai
faktor ibu meliputi gangguan his
kemungkinan untuk dapat bernapas
seperti hipertoni dan tetani, hipotensi,
spontan segera setelah lahir, karena
faktor janin, gangguan aliran darah
proses pada persalinan pervaginam
dalam tali pusat, depresi pernafasan
menyebabkan adanya tekanan terhadap
pada ibu, perdarahan intra kranial,
rongga dada
perdarahan yang mendadak seperti
secara
kompresi
induksi
asfiksia, tetapi ada faktor lain seperti
juga
yang terjadi karena berlangsung
solusio plasenta, kelainan bawaan atau
selama persalinan dan merangsang
hernia diafragmatika, atresia saluran
paru-paru
Sri Wahyuni, Titin Riyanti, Hubungan Induksi Persalinan Dengan Asfiksia…
65
pernapasan dan hipoplasia paru-paru
mengurangi insidensi sectio caesarea,
(Sarwono, 2007; h. 450).
pelahiran
Bayi
baru
lahir
yang
dengan
bantuan
alat,
tidak
gangguan janin selama persalinan dan
mengalami asfiksia dengan ibu yang
mortalitas perinatal, kegagalan induksi
bersalin secara induksi sebanyak 53
persalinan cenderung sedikit terjadi
kasus, dapat disebabkan karena usia
untuk usia kehamilan yang cukup
ibu dalam usia reproduksi sehat yaitu
bulan
20-35 tahun, umur kehamilan aterm
Persalinan induksi dimulai prinsipnya
dan lahir secara pervaginam, sehingga
untuk memberikan keuntungan baik
aman untuk proses pengeluaran janin
kepada ibu maupun janin. Dalam
dan beresiko terhadap ibu maupun
proses pelaksanaan induksi dilakukan
bayinya.
pengawasan
dan
skor
bishop
yang
ketat
tinggi.
dalam
Hasil penelitian ini bahwa tidak
persalinan untuk mengatasi gangguan
terdapat hubungan yang bermakna
janin dan ibu. Induksi persalinan
didukung oleh Oxorn (2003; h. 558),
dikontraindikasikan
infus oksitosin berhasil untuk induksi
memberikan ancaman masalah lebih
persalinan
memberikan
lanjut bagi ibu ataupun janin, jika
penyulit dalam persalinan baik pada
terdapat gangguan yang bermakna
ibu maupun janin, semakin kehamilan
pada
mendekati masa aterm semakin mudah
pertimbangan
dalam proses pelaksanaan induksi.
persalinannya
Maturitas
caesarea.
dan
janin
tidak
juga
berpengaruh
dalam induksi persalinan, pada usia kehamilan
aterm
maupun
persalinan
janin
untuk yaitu
maka proses
dengan sectio
Penelitian ini berbeda dengan teori
(40
yang dipaparkan Cunningham (2005;
minggu) memberikan hasil yang baik
h. 530), yang menyatakan induksi
untuk janin.
persalinan menimbulkan peningkatan
David
mendekati
ibu
jika
Liu
(2007;
h.
183),
penyulit
dibandingkan
menguatkan pendapat Oxorn yaitu
persalinan
spontan
janin paling baik dilahirkan sebelum
induksi.
10 hari post term (usia kehamilan 40 minggu penuh). Induksi profilaktif
Bobak menyebutkan
(2004;
dengan
normal
h.
oksitosin
tanpa
796), dapat
66
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 3, Januari 2012, 58-68
menimbulkan bahaya pada ibu dan
D. KESIMPULAN DAN SARAN
janin.
1. Kesimpulan
Bahaya
pada
ibu
meliputi
gangguan persalinan dan kontraksi tetanik,
yang
bisa
mengakibatkan
a. Tidak terdapat hubungan antara induksi persalinan dengan asfiksia bayi
plasenta lepas secara prematur, ruptur
baru
uterus, laserasi serviks atau perdarahan
Muhammadiyah
setelah melahirkan.
tahun 2010.
Bahaya janin
lahir
di
RSU
PKU
Delanggu
Klaten
meliputi asfiksia janin dan hipoksia
b. Jumlah induksi persalinan di
neonatus akibat kontraksi yang terlalu
RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
sering dan lama.
Klaten tahun 2010 sebanyak 169 kasus.
Manuaba
(2007;
h.
841),
c. Kasus asfiksia bayi baru lahir
mendefinisikan asfiksia neonatorum
di
adalah keadaan dimana bayi tidak
Delanggu Klaten tahun 2010 sebanyak
dapat bernapas secara spontan dan
325 kasus.
teratur
2. Saran
segera
setelah
lahir,
dikarenakan oleh hipoksia janin dalam
RSU
PKU
Muhammadiyah
a. Bagi Akademis
uterus dan hipoksia ini berhubungan
Penelitian
dengan
timbul
menambah pengetahuan dan wawasan
atau
mahasiswa serta pembaca untuk lebih
segera setelah bayi lahir. Komplikasi
memahami tentang hubungan induksi
yang harus diperhatikan pada induksi
persalinan dengan asfiksia bayi baru
persalinan dengan oksitosin adalah
lahir,
ketuban dapat pecah pada pembukaan
penanganan
kecil yang disertai pecahnya vasa
lapangan, dengan membaca jurnal,
previa dengan tanda perdarahan, terjadi
sumber-sumber referensi yang terbaru
fetal distress karena gangguan sirkulasi
dan
retroplasenta pada tetani uteri, solusio
berbagai media seperti internet.
dalam
faktor-faktor kehamilan,
yang
persalinan
plasenta dan prolapsus bagian kecil janin terutama tali pusat.
ini
diharapkan
agar
dapat bayi
sumber
baru
informasi
dapat
melakukan lahir
lain
di
dari
b. Bagi Institusi Rumah antisipasi
Sakit
dapat segera
kegawatdaruratan
melakukan terhadap
maternal
dan
Sri Wahyuni, Titin Riyanti, Hubungan Induksi Persalinan Dengan Asfiksia…
neonatal, sehingga terjadinya asfiksia bayi baru lahir dapat segera diatasi, seperti menganjurkan kepada pasangan supaya hamil pada usia reproduksi sehat yaitu hamil
20-35 tahun dan pada ibu
untuk
selalu
melakukan
kunjungan ulang sesuai jadwal agar dapat
terdeteksi komplikasi sedini
mungkin serta membatasi jumlah dan jarak kehamilan. c. Bagi Peneliti Menambah
sumber
pengalaman
informasi
untuk
dan
melakukan
penelitian selanjutnya dengan cara memperbanyak sumber referensi, tidak terbatas pada data yang telah ada, menggunakan
data
primer,
observasional ataupun eksperimen dan lebih cermat lagi dalam menggali fenomena yang terjadi dalam bidang kesehatan, sehingga mendapatkan data yang benar-benar akurat dan dapat. DAFTAR PUSTAKA Arikunto S. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. h. 78. Badan Pusat Statistik. Angka kematian ibu. Jakarta: BPS; 2007. Bobak, Lowdermilk dkk. Buku ajar keperawatan maternitas edisi 4. Jakarta: EGC; 2004. h. 760; 795.
67
Cunningham F.G. MacDonald P.C, Gant N.F. Obstetri william. Jakarta: EGC; 2005. h. 207-11; 247; 602. David Liu. Manual persalinan. Jakarta: EGC; 2007. h. 183-10. Depkes RI. Asuhan persalinan normal. Jakarta: Depkes RI; 2008. h. 37; 143-144; 158. Hanifah dkk. Obstetri dan ginekologi. Jakartra: EGC; 2009. h. 283. Ira Dwi Hastuti. Hubungan sectio caesarea dengan kejadian asfiksia di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu: Klaten; 2009. Joseph HK. Catatan kuliah ginekologi dan obstetri. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010. h. 73-5. Kenneth J. L. William. Manual of obstetric. Jakarta: EGC; 2009. h. 226. Manuaba IBG. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta: EGC; 2007. h. 741; 800. Maryanti. Hubungan usia ibu dengan jenis persalinan di RSUD Surakarta: Surakarta; 2005. Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetri. Jakarta: EGC; 2002. h. 55; 93. Notoatmodjo. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. h. 103-15; 182. Oxorn. Patologi dan fisiologi persalinan. Jakarta: Yayasan Esentia Medika; 2003. h. 558-9. Riwidikdo. Statistik kesehatan. Yogakarta: Media Citra Press; 2007. h. 77.
68
Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 2, No. 3, Januari 2012, 58-68
Saifuddin. Asuhan pelayanan maternal dan neonatal. Jakarta: YBPSP; 2006. h. 396-399; 450. Sarwono Prawirohardjo. Ilmu kebidanan. Jakarta: YBPSP; 2008. h. 259; 259; 290; 305; 450. Sastroasmoro S, Ismail S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Binarupa Aksara; 2010. h. 84; 121. Setyaningsih. Hubungan jenis persalinan dengan kejadian asfiksia di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten. Klaten; 2008. Sugiyono. Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta; 2003. h. 79.
Survey Demografi kesehatan indonesia. Jakarta: SDKI; 2007. Staff pengajar FKUI. Ilmu kesehatan anak jilid 3. Jakarta: Infomedika; 2007. h. 1077. Wahyuningsih E, dkk. Hubungan paritas dengan kejadian asfiksia di rumah sakit islam surakarta. Surakarta: Jurnal Kesehatan; 2006. Wiknjosastro. Ilmu kebidanan. Jakarta: YBPSP; 2005. h. 94-96.