HUBUNGAN EATING DISORDER DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI DI MODELING AGENCY SEMARANG
Artikel Penelitian Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
DISUSUN OLEH : Aqmariya Syarafina ( G2C009074 )
PROGRAM STUDI ILMU GIZI (S1) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
HALAMAN PENGESAHAN 5
Artikel penelitian dengan judul “Hubungan Eating Disorder dengan Status Gizi pada Remaja Putri Di Modeling Agency Semarang” telah dipertahankan di hadapan reviewer dan telah direvisi.
Mahasiswa yang mengajukan Nama
: Aqmariya Syarafina
NIM
: G2C009074
Fakultas
: Kedokteran
Program Studi Universitas
: Ilmu Gizi
Judul proposal
: Diponegoro Semarang : Hubungan Eating Disorder dengan Status Gizi pada Remaja Putri Di Modeling Agency Semarang.
Semarang, 28 Maret 2014 Pembimbing,
dr. Enny Probosari, M.Si,Med. NIP. 19790128 200501 2 001
6
HUBUNGAN EATING DISORDER DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI DI MODELING AGENCY SEMARANG. Aqmariya Syarafina1, Enny Probosari 2
ABSTRAK Latar Belakang : Persepsi body image yang negatif akan mempengaruhi tindakan seseorang untuk melakukan upaya pengurangan konsumsi makan. Keinginan untuk memiliki bentuk tubuh yang sempurna dan persaingan di dunia modeling membuat para model tersebut melakukan perilaku yang tidak tepat dalam mencapai tubuh yang ideal dengan melakukan diet yang terlalu ketat. Diet ketat yang dilakukan para remaja putri dapat berujung pada kebiasaan makan yang kurang baik yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya eating disorder sehingga akan berdampak negatif pada status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan eating disorder dengan status gizi pada remaja putri. Metode : Penelitian observasional dengan rancangan cross-sectional bertempat di Modeling Agency Kota Semarang . Sampel berjumlah 59 subjek yang merupakan remaja putri anggota modeling agency usia 15-19 tahun dan dipilih menggunakan metode consecutive sampling. Penilaian status gizi menggunakan persen lemak tubuh dengan Bioelectrical Impedence Analysis (BIA). Penilaian penyimpangan perilaku makan menggunakan kuesioner eating disorder diagnostic scale (EDDS). Data dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil : Sebanyak 40 subjek (67.8%) mengalami eating disorder dengan 11 subjek (27.5%) underfat dan 19 subjek (32.2%) tidak mengalami eating disorder dengan status gizi normal. Terdapat hubungan yang bermakna eating disorder dengan status gizi, nilai (p = 0.01 ; p < 0,05). Simpulan : Ada hubungan eating disorder dengan status gizi pada remaja putri. Kata Kunci : Eating disorder, status gizi, agency modeling, remaja putri.
1 2
Mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro. Dosen Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro.
7
ASSOCIATION EATING DISORDER WITH NUTRITIONAL STATUS OF FEMALE ADOLESCENT IN MODELING AGENCY SEMARANG. Aqmariya Syarafina1, Enny Probosari 2
ABSTRAK Background : The negative body image perception can affects a person's actions to undertake efforts to reduce food consumption. The desire to have a perfect body shape and competition in the world of modeling makes the model perform improper behavior in achieving the ideal body with a strict diet. Strict diet which conducted by female adolescent can lead to poor eating habits that ultimately lead to the eating disorder so then can bring negative impact on nutritional status. This study aims to analyze the relation between eating disorder and nutritional status in adolescent female. Methods : Observational research with cross sectional design was conducted in Modeling Agency Semarang. The sample were 59 members of a modeling agency female adolescentaged 15-19 years that was selected using consecutive sampling method. Assessment of nutritional status was measured by percent body fat with Bioelectrical Impedence Analysis (BIA). Assessment of eating disorderwas obtained by questionnaire Eating Disorder Diagnostic Scale (EDDS). Data was analyzed using chi square test. Results : This research shows 40 subjects ( 67.8 % ) experienced eating disorder with 11 subject ( 27.5% ) are underfat and 19 subjects ( 32.2 % ) had no eating disorder with normal nutritional status. There is a significant relation of disordered eating and nutritional status value ( p = 0:01 ; p < 0.05 ). Conclusion : Eating disorder was correlated with nutritional status of female adolescent. Keywords : Eating disorder, nutritional status, agency modeling, female adolescent. 1 2
College student of Nutrition Science Medical Faculty in Diponegoro University Semarang Lecturer of Nutrition Science Medical Faculty in Diponegoro University Semarang
8
PENDAHULUAN Menurut WHO masa remaja terbagi atas masa remaja awal (early adolescence) berusia 10-13 tahun, masa remaja tengah (middle adolescence) berusia 14-16 tahun dan masa remaja akhir (late adolescence) berusia 17-19 tahun.
1
Adanya berbagai pengaruh dari luar yang rentan dengan mudah diikuti
oleh golongan remaja termasuk bagi para remaja putri yang berkecimpung dalam dunia modeling merupakan salah satu populasi yang rentan terhadap terjadinya gangguan
makan.
Hal
tersebut
dipengaruhi
tuntutan
pekerjaan
yang
mengharuskan mereka memiliki tubuh yang langsing agar terlihat lebih menarik pada saat tampil di depan umum, sehingga tidak sedikit usaha yang dilakukan mereka agar berat badan dan bentuk tubuh tetap terlihat ideal. Seseorang yang mengalami ketidakpuasan mengenai bentuk tubuh akibat persepsi yang negatif terhadap body image (citra tubuh) akan mempengaruhi tindakan seseorang untuk melakukan perilaku makan yang tidak tepat atau diit yang salah, guna mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Keadaan kurang gizi pada remaja sering terjadi akibat dari pembatasan konsumsi makanan dengan tidak memperhatikan kandungan gizi dan kesehatan, sehingga hal tersebut akan berdampak negatif pada status gizi.
2
Kecemasan akan bentuk tubuh membuat
remaja sengaja tidak makan yang berujung pada eating disorder. 3 Eating disorder adalah gangguan psikologis dan medis yang menyebabkan kelainan serius dalam perilaku makan untuk mengendalikan berat badan atau biasa disebut sebagai suatu gangguan mental yang dapat mempengaruhi remaja. Eating disorder, termasuk anorexia nervosa (AN), bulimia nervosa (BN), binge eating disorder (BED) dan eating disorders not otherwise specified (EDNOS) yaitu menjadi permasalahan yang berhubungan dengan gangguan body image di kalangan remaja. 4 Hasil penelitian yang membuktikan bahwa dari 61 remaja perempuan pada Modeling School di Jakarta, sebanyak 38 orang (58.5%) responden mengalami gangguan makan dengan spesifikasi anorexia nervosa sebanyak 3.1%, bulimia nervosa 1.5%, binge eating disorder 3.1% dan eating disorder not otherwise specified (EDNOS) sebanyak 50.8%. 9
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian untuk menganalisis
hubungan eating disorder dengan status gizi yang terjadi pada
remaja putri di Modeling Agency Semarang. Penelitian dilakukan ditempat tersebut karena dilihat dari letak agency yang berada dipusat kota, dimana para model remaja putri lebih mudah mengakses informasi, mengikuti trend, lebih mudah terpengaruh terhadap fashion dan penilaian terhadap eating disorder. Hal tersebut dapat membuat mereka lebih rentan mengalami eating disorder. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional dan termasuk dalam lingkup keilmuan gizi masyarakat. Penelitian dilakukan di Agency Modeling Semarang pada bulan November - Desember 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah model remaja putri di Modeling Agency Semarang. Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus estimasi proporsi didapatkan subjek minimal 57 subjek dan dalam penelitian ini diperoleh 59 subjek. Metode pengambilan sample menggunakan consecutive sampling, yang sebelumnya telah dipilih sesuai dengan kriteria inklusi yakni model remaja putri usia 15-19 tahun, tidak absen selama pengambilan data, bersedia menjadi responden, dan dapat bekerjasama. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah karakteristik subjek, eating disorder (variabel bebas) dan status gizi (variabel terikat). Kategori penyimpangan perilaku makan dibagi menjadi empat bagian :
1) Anoreksia
nervosa yaitu menurunnya nafsu makan dan ketakutan yang berlebihan pada kenaikan berat badan. 2) Bulimia nervosa yaitu makan berlebihan disertai dengan perasaan dimana penderitanya merasa kehilangan pengendalian diri ketika makan disertai muntah yang dilakukan secara sengaja serta penyalahgunaan obat pencahar dan diuretik.
5
3) Binge eating disorder yaitu keadaan mengkonsumsi
makanan dalam jumlah banyak dan disertai dengan kehilangan kontrol ketika makan dan terus berulang namun tidak disertai dengan pemuntahan. Setelah makan dalam jumlah yang besar biasanya penderita merasa bersalah dan malu dengan perilakunya. Oleh sebab itu, sebagian besar individu dengan binge eating
10
disorder mengalami obesitas.
18
4) Eating disorder not otherwise specified
(EDNOS) yaitu seseorang dengan EDNOS merupakan jenis penyimpangan perilaku makan yang lebih ringan dan tidak mempunyai kriteria diagnostik yang spesifik, baik anoreksia maupun bulimia nervosa. Seseorang yang memiliki gangguan makan dengan perilaku makan yang tidak teratur. Penderita EDNOS memiliki gejala yang hampir sama namun tidak seluruhnya menyerupai dengan penderita anoreksia dan bulimia.
19
Data diperoleh dari wawancara langsung
menggunakan kuesioner Eating Disorder Diagnostic Scale (EDDS). 8 Perilaku makan yang tidak baik yang ditunjukkan dengan terpenuhinya salah satu kriteria penyimpangan perilaku makan yang disesuaikan dengan kuesioner. Sedangkan untuk perilaku makan baik tidak terdapat kriteria atau memiliki skor 0 pada kuesioner. Pengkategorian penyimpangan perilaku makan didasarkan pada nilai yang ada dalam kuesioner tersebut. 8 Pengambilan sampel diawali dengan melakukan pengumpulan data yang meliputi identitas sampel, pengukuran tinggi badan, berat badan dan persen lemak tubuh. Pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm. Berat badan diukur menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,1 kg dan persen lemak tubuh diukur menggunakan Bioelectrical Impedence Analysis (BIA) hasil ukur dinyatakan dalam persentase (%). Parameter
lain yang digunakan untuk menentukan status gizi adalah
persen lemak tubuh. Persen lemak tubuh adalah persentase massa lemak dari total berat badan, hasilnya akan dikonversikan menggunakan persentil lemak tubuh berdasarkan kelompok usia dan jenis kelamin. Persentil dengan kategori underfat adalah persentil < 5, normal adalah persentil ≥ 5 - ≤ 85, overfat adalah persentil > 85 -≤ 95, dan obese adalah > 95.7 Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan program komputer. Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan karakteristik subjek dan mendeskripsikan masing-masing variabel. Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variable bebas dan terikat dengan uji Chi-square yang sebelumnya dilakukan uji normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov.9
11
HASIL PENELITIAN Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik subjek penelitian meliputi usia, berat badan, tinggi badan, persen lemak tubuh dan persentil disajikan dalam Tabel 1. Tabel.1 Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik Subjek Usia (Tahun) Berat Badan (Kg) Tinggi Badan (cm) Persen Lemak Tubuh (%) Persentil Lemak Tubuh
Minimum 15 37 151 12.90 2
Maksimum 19 63 173.5 27.80 75
Rerata±SD 17,0±1.67 48.8±5.28 163.7±4.42 20.5±3.54 28.8±19.37
Modus 19 48 165 25
Persentase (%) 33.9 8.5 15.3 40.7
Tabel.1 menunjukkan modus pada usia yaitu 19 tahun (33.9%), berat badan 48 kg (8.5%), tinggi badan 165 cm (15.3%), persentil lemak tubuh 25 (40.7%), sedangkan untuk persen lemak tubuh tidak didapatkan nilai modus. Perilaku Makan Perilaku makan pada subjek dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Frekuensi distribusi perilaku makan Kategori Perilaku makan tidak baik - Konsumsi obat penurun berat badan Perilaku makan baik
Frekuensi 43 20
Persentase (%) 72.8 33.8
16
27.2
Total
59
100
Perilaku makan tidak baik pada penelitian ini sebanyak 43 subjek (72.8%) dan perilaku makan baik 16 subjek (27.2%). Sedangkan konsumsi obat-obatan sebanyak 20 subjek (33.8%) Eating Disorder Berdasarkan wawancara yang mengalami eating disorder dilihat Tabel 3. Tabel 3. Frekuensi distribusi eating disorder Kategori Eating Disorder - Anoreksia Nervosa - Bulimia Nervosa - Binge Eating Disorder - eating disorder not otherwise specified Tidak Eating Disorder Total
Frekuensi 40 5 14 4 17 19
Persentase (%) 67.8 8.5 23.7 6.8 28.8 32.2
59
100
12
Penelitian ini menunjukkan sampel yang mengalami eating disorder sebanyak 40 subjek (67.8%), sedangkan yang tidak mengalami eating disorder 19 subjek (32.2%). Terdapat subjek yang mengalami anoreksia nervosa 5 subjek (8.5%), bulimia nervosa 14 subjek (23.7%), binge eating disorder 4 subjek (6.8%), eating disorder not otherwise specified (EDNOS) 17 subjek (28.8%), sedangkan untuk normal sebanyak 19 subjek (32.2%). Status Gizi Distribusi frekuensi status gizi pada subjek penelitian dilihat dalam Tabel 4. Tabel 4. Distribusi frekuensi status gizi Kategori
Frekuensi 11 48 -
Persentase (%) 18.6 81.4 -
Total
59
100
Underfat Normal Overfat Obesitas
Status gizi pada subjek penelitian yang mengalami underfat 11 subjek (18.6%) dan normal 48 subjek (81.4%), sedangkan untuk overfat dan obesitas tidak ditemukan subjek dalam penelitian. Hubungan Eating Disorder dengan Status Gizi Hubungan antara eating disorder dengan status gizi pada remaja putri dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5: Hubungan eating disorder dengan status gizi Variabel
Status Gizi Underfat Normal n % n %
Tidak Eating Disorder
0
0
19
100
Eating Disorder
11
27,5
29
72,5
Total Keterangan a: Fisher’s Exact Test
11
18,6
48
81,4
pa
0,011
Hasil analisis diperoleh ada hubungan antara eating disorder dengan status gizi (p =0,011). Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara eating disorder dengan kejadian status gizi nilai (p < 0,05).
13
PEMBAHAHASAN Subjek dalam penelitian ini berusia 15-19 tahun, dengan usia rata-rata 17 tahun sedangkan frekuensi terbesar yaitu usia 19 tahun sebanyak 20 subjek (33.9%). Pada rentang usia tersebut, remaja umumnya mulai memperhatikan dan membandingkan hal-hal khusus seperti penampilan fisik (misalnya bentuk tubuh) dan kemampuan sosial dengan lingkungan pergaulannya. Remaja menyadari bahwa daya tarik fisik berperan penting dalam hubungan sosial. Hal tersebut menyebabkan remaja sangat terpengaruh pada penilaian orang lain terhadap bentuk tubuhnya.
10
Pada usia remaja banyak dari mereka yang mengubah
penampilannya agar terlihat menarik. Kepedulian terhadap penampilan dan gambaran tubuh yang ideal dapat mengarah pada upaya obsesif seperti mengontrol berat badan. 11 Bagi remaja yang sudah memiliki profesi sebagai model rentan mengalami eating disorder karena seorang model perlu menjaga bentuk tubuhnya agar terlihat menarik di hadapan orang lain. Persepsi body image yang negatif akan mempengaruhi seseorang untuk melakukan upaya pengurangan konsumsi makanan. Keinginan untuk memiliki bentuk tubuh yang sempurna dan persaingan di dunia model yang ketat membuat para model tersebut melakukan apa saja agar bentuk tubuh mereka menjadi sempurna, salah satunya adalah dengan melakukan diet ketat. Diet ketat yang dilakukan para model lama-kelamaan membawa pada kebiasaan makan yang kurang baik yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya gangguan makan atau eating disorder. 12 Kejadian eating disorder di kalangan remaja salah satu faktor penyebabnya yaitu body image negatif. Sesorang yang memiliki body image negatif cenderung melakukan perilaku makan yang tidak baik. Perilaku makan tidak baik yang dilakukan remaja dalam penelitian ini sebanyak 43 subjek (72.8%) yaitu makan tidak teratur atau sering melewatkan waktu makan tertentu, misalnya sering melewatkan makan pagi karena malas atau tidak ada waktu dan makan malam karena takut menjadi gemuk. Sedangkan remaja yang menggunakan obat pelangsing, obat pencahar atau obat penurun berat badan untuk mencegah kenaikan berat badan ada 20 subjek (33.8%). 14
Sebagian besar remaja putri dalam penelitian ini belum menjalankan perilaku makan yang baik. Berdasarkan hasil wawancara menggunakan kuesioner yang di adopsi dari Eating Disorder Diagnostic Scale diketahui bahwa sebanyak 40 subjek (67.8%) mengalami eating disorder, sedangkan yang tidak mengalami eating disorder 19 subjek (32.2%). Penelitian lain juga menunjukkan adanya gangguan makan pada remaja putri di modeling school Bogor pada tahun 2012 dari 50 responden, 25 subjek (25%) mengalami gangguan makan dan 25 subjek (25%) normal. 14 Sebagian besar remaja putri pada penelitian ini menurut kategori eating disorder yaitu terdapat 19 subjek (32.2%) normal, 5 subjek (8.5%) anoreksia nervosa, 14 subjek (23.7%) bulimia nervosa, binge eating disorder 4 subjek (6.8%) dan EDNOS 17 subjek (28.8%). Hasil ini sejalan dengan penelitian di Jakarta tahun 2009 pada 61 remaja perempuan Modeling School di Jakarta, sebanyak 38 orang (58.5%) responden mengalami gangguan makan dengan spesifikasi anorexia nervosa sebanyak 3.1%, bulimia nervosa 1.5%,binge eating disorder 3.1% dan eating disorder not otherwise specified (EDNOS) sebanyak 50.8%. 6 Pada umumnya seseorang yang termasuk dalam penderita eating disorder adalah orang-orang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah dan perasaan tidak sebanding dengan orang lain bahwa menganggap dirinya memiliki tubuh yang gemuk sedangkan orang lain memiliki tubuh yang ideal. Banyak dari mereka berpikir bahwa makanan adalah sumber kenyamanan atau penghilang stress sementara penurunan berat badan dianggap sebagai cara agar diterima oleh temanteman dan keluarga. 6 Hingga akhirnya eating disorder mempengaruhi status gizi mereka. Pengukuran persen lemak tubuh untuk mengetahui status gizi diperlukan untuk melihat komposisi lemak tubuh pada remaja putri.
20
Berdasarkan persen
lemak tubuh kategori underfat yaitu ditemukan sebanyak 11 subjek (18.6%), kategori normal yaitu sebanyak 48 subjek (81.4%). Pada penelitian ini ditemukan 11 subjek kategori underfat yang mengalami eating disorder.
15
Keadaan kurang gizi pada remaja sering terjadi akibat dari pembatasan konsumsi makanan dengan tidak memperhatikan kandungan gizi dan kesehatan, sehingga hal tersebut akan berdampak negatif pada status gizi.
2
Didapatkan
bahwa responden yang berstatus gizi normal lebih banyak (81.4%) dibandingkan yang berstatus gizi kurang (18.6%). Hal ini sejalan oleh data dari Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 yang menyatakan bahwa prevalensi status gizi normal untuk usia remaja di wilayah Jawa Tengah sebesar 91%. Hal ini memperkuat bahwa tingkat status gizi normal di modeling agency Semarang berada dalam prevalensi normal yang ada di Jawa Tengah.
15
Meskipun diketahui sebanyak 48 subjek
(81.4%) berstatus gizi normal, namun terdapat 29 subjek (60.5%) diantaranya termasuk dalam kategori eating disorder dan hanya 19 subjek (39.5%) tidak termasuk dalam eating disorder yang berstatus gizi normal. Seseorang yang mengalami ketidakpuasan mengenai bentuk tubuh akibat persepsi yang negatif terhadap body image akan mempengaruhi tindakan seseorang untuk melakukan perilaku makan yang tidak tepat, guna mendapatkan bentuk tubuh yang ideal. Terbentuknya konsep diri berupa body image pada remaja merupakan salah satu faktor dampak pada status gizi yang menyebabkan kebanyakan remaja kekurangan asupan makanan karena melakukan diit yang salah.
16
Kecemasan akan bentuk tubuh membuat remaja sengaja tidak makan
yang berujung pada eating disorder.
3
Hal ini diperkuat oleh teori yang
menyatakan bahwa faktor risiko dari eating disorder yang meliputi body image atau ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh, pengaruh media, pengetahuan yang kurang dan perilaku seperti diet yang terlalu ketat, perhatian berlebih terhadap berat badan, hal tersebut yang dapat mempengaruhi hubungan antara perilaku makan dengan status gizi. 17 Hasil analisis bivariat diperoleh adanya hubungan eating disorder dengan status gizi remaja putri (p =0.011). Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara eating disorder dengan kejadian status gizi (p<0.05). Hal tersebut sesuai teori yang mengemukakan bahwa lingkungan, keluarga, teman sebaya, individu, gaya hidup dan body image yang dapat
16
mempengaruhi sesorang untuk merubah perilaku makan mereka sehingga berdampak pada status gizi. 13 SIMPULAN Eating disorder mempunyai hubungan yang bermakna dengan status gizi pada remaja putri. SARAN Bagi remaja putri yang memiliki ketidakpuasan terhadap body image perlu adanya bimbingan dan arahan dari pihak keluarga, khususnya dalam hal perilaku makan yang akan menyebabkan terjadinya eating disorder sehingga tidak menimbulkan masalah gizi. Bagi remaja putri yang tidak mengalami eating disorder diharapkan mampu menjaga perilaku makannya dan memiliki kepuasan terhadap body image. Untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan eating disorder,
disarankan
untuk
dilakukan
secara
langsung
yaitu
dengan
mengobservasi perilaku makan responden serta menganalisis asupan makan secara kuantitatif. UCAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih penulis sampaikan reviewer Prof. Dr. H.M. Sulchan, MSc, DA. Nutr., Sp.GK, dan dr. Yekti Wirawanni atas masukan yang membangun, kepada modeling agency di Semarang, kepada seluruh responden yang bersedia membantu penelitian ini serta keluarga dan teman-teman atas doa dan dukungannya. DAFTAR PUSTAKA 1. Tarwoto, Aryani R, Nuraeni A, Miradwiyana B, Nurbayani S. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta : Salemba Medika. 2010 ; 25-28. 2. Kusumajaya NA, Wiardani NK, dan Juniarsana IW. Persepsi Remaja terhadap Body Image Kaitannya dengan Pola Konsumsi Makan. Jurnal Skala Husada. Vol 5/2. 2008 : 114-125
17
3. Kjelsa’s, Einar, Christian Bjørnstrøm, K. Gunnar Go¨testam. Prevalence of eating disorders in female and male adolescents (14–15 years). Elsevier. Eating Behaviors. 2004;13–25. 4. Naomi C, Jennifer A. O’Dea. Body image and eating disorders amongst Japanese adolescents. A review of the literature. Elsevier. Sydney, Australia. 2009;5-7. 5. Chavez, M., Insel, T.R. Eating Disorders: National Institute of Mental Health’s Perspective. American Psychology ; 2007. 62(3): 159-166. 6. Hapsari I. Perilaku Makan Menyimpang pada Remaja di Jakarta (Skripsi). Program Sarjana FKM UI. 2009. 7. World Health Organization (WHO). Growth References 5-19 years for Adolescent.
Diunduh
dari
http://www.who.int//growthreferences5-
19yearsforadolescent.2007-pdf//. 8. Roberts, Bonnie S. Nutrition Throughout The Life Cycle. Singapore : Mc Graw-Hill. 2000 ; 255. 9. Garwati A, Wijayati I. Goodbye Lemak 3 Langkah Mudah Membentuk Tubuh Ideal. Jakarta:Gelanggang press. 2010 ; 10-15. 10. Rice, F. Philip. The adolescent (6th edition). USA : Ally & Bacon. 1990 ; 120. 11. Papalia, D. E, Olds, S. W. & Feldman, R. D. Human development (Psikologi perkembangan edisi kesembilan). Jakarta. 2008 ; 50. 12. Henry & Lori. Ana Carolina Reston Dies ; 2006 . from www.suite101.com 13. Stang J, Story M. Guidelines for adolescents nutrition services; 2005. From http://www.epi.umn.edu/let/pubs/adol_book.shtm 14. Purba, Ria Natalia. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Makan pada Remaja Perempuan Di Modeling School (Skripsi). Institiut Pertanian Bogor. 2012 ; 13-17. 15. Riset Kesehatan Dasar. Status Gizi Remaja Umur 16-18 Tahun (IMT/U). 2010.
18
16. Istiono W, Suryadi H, Haris M, Irnizarifka. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi. Berita Kedokteran Masyarakat. 2009. Vol. 25 no. 3 ; 225. 17. J. Worobey, B. J. Tepper and R. B. Kanarek. Nutrition and Behavior : A Multidisciplinary Approach 2006 ; 546. 18. Latner JD , Wilson GT. Binge Eating and Satiety in Bulimia Nervosa and Binge Eating Disorder: Effects of Macronutrient Intake. Graduate School of Applied and Professional Psychology. Rutgers University ; 2004. 36 : 402–415 http://www2.hawaii.edu/~jlatner/downloads/pubs/IJEDpaper.pdf. 19. American Psychiatric Association : The Diagnostic And Statistical Manual of Mental Disorder’s, 4th, edition. Text Revision. 2000 ; 345. 20. Suandi KG, Soetjiningsih, IBCLC. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta :Sagung Seto. 2004 ; 23.
19
Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
umur
.217
59
.000
.811
59
.000
berat_badan
.083
59
.200*
.983
59
.574
tinggi_badan
.103
59
.189
.976
59
.284
persentil
.250
59
.000
.870
59
.000
a. Lilliefors Significance Correction *. This is a lower bound of the true significance.
Uji Chi Square Case Processing Summary Cases Valid N kat_eatingdiosoder * status gizi
Missing
Percent 59
100.0%
N
Total
Percent 0
N
.0%
Percent 59
100.0%
kat_eatingdiosoder * status gizi Crosstabulation status gizi underfat
normal
20
Total
kat_eatingdiosoder eating disorder
Count
11
29
40
Expected Count
7.5
32.5
40.0
27.5%
72.5%
100.0%
0
19
19
3.5
15.5
19.0
.0%
100.0%
100.0%
11
48
59
11.0
48.0
59.0
18.6%
81.4%
100.0%
% within kat_eatingdiosoder tidak eating disorder Count Expected Count % within kat_eatingdiosoder Total
Count Expected Count % within kat_eatingdiosoder
Chi-Square Tests Value
Asymp. Sig. (2-sided)
df
Pearson Chi-Square
6.422a
1
.011
Continuity Correctionb
4.737
1
.030
Likelihood Ratio
9.707
1
.002
Fisher's Exact Test
Exact Sig. (2sided)
Exact Sig. (1sided)
.011
Linear-by-Linear Association
6.314
N of Valid Casesb
59
1
.008
.012
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,54. b. Computed only for a 2x2 table
21
Lampiran Kuesinoer Eating Disorder Diagnosis Scale Bacalah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan teliti dan jawablah semua pertanyaan (jangan sampai ada yang terlewatkan) dengan memberikan tanda (O) pada nomor sesuai jawaban anda.
Selama 3 bulan terakhir
Tidak
Sedikit
Sedang
Sangat
sama sekali 1. Apakah Anda merasa gemuk?
0
1
2
3
4
5
6
2. Apakah Anda merasa ketakutan 0
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
jika berat badan Anda bertambah atau menjadi gemuk? 3.
Apakah
berat
mempengaruhi
badan
bagaimana
Anda 0 Anda
berpikir (judge) tentang diri sendiri? 4. Apakah bentuk tubuh Anda 0 mempengaruhi
bagaimana
Anda
berpikir (judge) tentang diri sendiri?
5. Selama enam bulan kebelakang apakah Anda pernah merasa bahwa Anda makan dalam porsi besar?
YA
TIDAK
6. Saat Anda makan dalam porsi besar tadi, apakah Anda merasa kehilangan kontrol (merasa tidak bisa berhenti makan atau tidak dapat mengendalikan apa dan berapa banyak yang Anda makan)?
YA
TIDAK
7. Rata-rata, berapa HARI perminggu selama 6 BULAN terakhir Anda makan dalam jumlah besar makanan dan mengalami kehilangan kontrol?
0
1
2
3
4
5
6
7
8. Rata-rata, berapa KALI perminggu selama 3 BULAN terakhir Anda makan dalam jumlah besar makanan dan mengalami kehilangan kontrol? 9
10
11
12
13
0
1
2
3
4
5
6
7
8
14
Selama Anda makan dalam jumlah besar dan kehilangan kontrol tersebut, apakah Anda… 9. Makan jauh lebih cepat dari biasanya? YA TIDAK 22
10. Makan sampai Anda merasa kenyang?
YA
TIDAK
11. Makan dalam jumlah besar ketika Anda tidak merasa lapar?
YA
TIDAK
12. Makan sendirian (menyendiri) karena Anda malu bahwa Anda makan dalam porsi yang besar?
YA
TIDAK
13. Merasa tidak nyaman dengan diri sendiri, depresi, atau menyesal setelah makan dengan porsi yang besar?
YA
TIDAK
14. Merasa sangat menyesal mengenai makan dalam porsi besar tak terkendali atau mengakibatkan kenaikan berat badan?
YA
TIDAK
15. Rata-rata berapa KALI perminggu selama 3 bulan terakhir Anda memuntahkan makanan untuk mencegah kenaikan berat badan atau melakukan tindakan tertentu atas dasar makan yang berlebihan? 13
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
14
16. Rata-rata Berapa KALI perminggu dalam 3 bulan terakhir Anda menggunakan obat pencahar, obat penururn berat badan atau obat pelangsing untuk mencegah kenaikan berat badan?
0 1
2 3
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14
17. Rata-rata berapa KALI perminggu selama 3 bulan terakhir DALAM SEHARI Anda melewatkan 2 kali waktu makan utama (makan utama hanya 1 kali sehari) untuk mencegah kenaikan berat badan? 12
13
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
14
18. Rata-rata berapa KALI perminggu selama 3 bulan terakhir Anda melakukan olahraga berat untuk mencegah kenaikan berat badan? 9
10
11
12
13
0
1
2
3
4
5
6
7
8
14
19. Dalam 3 bulan terakhir, berapa KALI Anda tidak mengalami menstruasi? 1 2 3 4 20. Apakah Anda menggunakan pil KB selama 3 bulan terakhir?
YA
TIDAK
23
Keterangan: Hasil skor kuesioner penyimpangan perilaku makan dapat dilihat sebagai berikut: 1. Anoreksia a. Menjawab “4 atau lebih” pada pertanyaan 2 b. Menjawab “4 atau lebih” pada pertanyaan 3 atau 4 c. Memiliki IMT < 17,5 kg/m2 d. Menjawab “3 atau lebih” pada pertanyaan 19 2. Bulimia a. Menjawab “ya: pada kedua pertanyaan 5 dan 6 atau menjawab lebih dari 2 pada pertanyaan 8 b. Menjawab “4 atau lebih” pada pertanyaan 3 dan 4 c. Menjawab “1 atau lebih” pada salah satu pertanyaan 15-18 3. Binge Eating Disorder a. Menjawab “ya” pada kedua pertanyaan 5 dan 6 atau menjawab lebih dari 2 pada pertanyaan 7 b. Menjawab “ya” pada 3 atau lebih pertanyaan 9-13 c. Menjawab “ya” pada pertanyaan 14 d. Jika tidak melakukan perilaku kompesansi menjawa b “0” pada pertanyaan 15-18 •
Jika responden memenuhi kriteria binge eating disorder tetapi mengalami perilaku kompensasi, maka ia digolongkan ke dalam bulimia nervosa
•
Jika responden memenuhi salah satu kriteria untuk tiap jenisnya, maka ia digolongkan ke dalam eating disorder not otherwise specified (EDNOS). Namun khusus jenis anoreksia nervosa (kriteria c) dan d) tidak dimasukkan) ke dalam EDNOS
24
LAMPIRAN
MASTER DATA
No Nama
Umur
Persen Lemak Tubuh
Kategori
Persentil
Status Gizi
BB
TB
Kategori Eating Disorder
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Naomi
19.0
19.0
bulimia
9.0
normal
42.3
168.0
eating disorder
Josephine
15.0
19.3
ednos
9.0
normal
47.6
169.6
eating disorder
Luthfiandita Cynthia
15.0 15.0
22.9 21.8
normal ednos
25.0 25.0
normal normal
46.8 49.4
154.5 165.0
tidak eating disorder eating disorder
Kezia
15.0
22.9
binge
25.0
normal
44.9
151.0
eating disorder
Amel Alsa
15.0 17.0
21.4 27.8
ednos ednos
25.0 75.0
normal normal
51.3 59.3
164.0 161.5
eating disorder eating disorder
Ganis
15.0
21.1
ednos
25.0
normal
45.1
160.0
eating disorder
Miss beb Yunist
19.0 19.0
20.5 23.4
normal bulimia
25.0 25.0
normal normal
46.2 47.0
157.7 165.0
tidak eating disorder eating disorder
Yayas
19.0
20.4
bulimia
25.0
normal
45.0
160.0
eating disorder
Nela Andini
16.0 16.0
21.5 16.9
bulimia bulimia
25.0 2.0
normal underfat
48.0 46.0
160.0 163.0
eating disorder eating disorder
Riska
18.0
20.1
ednos
25.0
normal
43.2
173.5
eating disorder
Jehan Bunga
15.0 15.0
24.6 25.8
normal bulimia
50.0 50.0
normal normal
53.7 52.0
162.0 154.5
tidak eating disorder eating disorder
Loucana
15.0
17.3
normal
9.0
normal
37.0
157.0
tidak eating disorder
Daniar Yashinta
16.0 15.0
20.3 20.6
anoreksia normal
25.0 25.0
normal normal
39.7 40.9
161.5 159.0
eating disorder tidak eating disorder
Olivia
16.0
22.6
normal
25.0
normal
54.1
173.5
tidak eating disorder
Joe (nana) Aida
16.0 19.0
19.1 23.7
normal normal
9.0 50.0
normal normal
45.5 59.1
165.0 168.0
tidak eating disorder tidak eating disorder
Lita
19.0
26.1
binge
75.0
normal
54.6
160.0
eating disorder
Clarissa Bella
15.0 17.0
24.3 18.0
bulimia normal
50.0 9.0
normal normal
57.6 40.3
163.0 163.0
eating disorder tidak eating disorder
Jihan
15.0
23.2
normal
50.0
normal
59.1
168.0
tidak eating disorder
Kintan Anisa
15.0 19.0
25.0 20.0
binge bulimia
50.0 25.0
normal normal
63.0 48.0
168.0 160.0
eating disorder eating disorder
Asya
19.0
19.2
ednos
25.0
normal
52.0
167.0
eating disorder
Henretha
19.0
14.9
anoreksia
2.0
underfat
40.3
161.5
eating disorder
25
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59
Tesalita
19.0
26.8
normal
50.0
normal
52.4
164.0
tidak eating disorder
Evi
19.0
24.7
normal
50.0
normal
47.8
165.0
tidak eating disorder
Tasya Tista
19.0 19.0
15.5 12.9
bulimia anoreksia
2.0 2.0
underfat underfat
46.2 44.2
168.0 163.0
eating disorder eating disorder
Sekar
17.0
22.1
ednos
25.0
normal
49.4
168.0
eating disorder
Melinda Dyah
15.0 16.0
14.5 23.7
bulimia ednos
2.0 50.0
underfat normal
39.0 55.2
160.0 160.0
eating disorder eating disorder
Manisha
18.0
13.8
anoreksia
2.0
underfat
48.0
170.0
eating disorder
Ani Beti
15.0 15.0
19.1 20.2
normal ednos
9.0 25.0
normal normal
50.1 51.0
163.0 165.0
tidak eating disorder eating disorder
Cindy
16.0
21.4
ednos
25.0
normal
49.3
165.0
eating disorder
Diah Enny
16.0 17.0
22.5 16.9
ednos bulimia
25.0 2.0
normal underfat
52.0 49.3
168.0 167.0
eating disorder eating disorder
Fitri
17.0
15.1
bulimia
2.0
underfat
48.0
165.0
eating disorder
Gina Hana
18.0 18.0
13.2 23.3
anoreksia binge
2.0 50.0
underfat normal
45.1 55.2
169.0 170.0
eating disorder eating disorder
Ina
19.0
22.5
normal
50.0
normal
50.0
165.0
tidak eating disorder
Jingga Key
19.0 18.0
23.1 20.0
normal normal
50.0 25.0
normal normal
53.8 49.0
164.0 163.0
tidak eating disorder tidak eating disorder
Leni
17.0
19.2
normal
9.0
normal
49.7
160.0
tidak eating disorder
Maria Nia
19.0 19.0
20.4 23.4
ednos ednos
25.0 50.0
normal normal
47.0 48.1
163.0 164.0
eating disorder eating disorder
Ovi
19.0
21.6
ednos
25.0
normal
49.0
165.0
eating disorder
Prisia Tia
15.0 16.0
15.7 14.1
bulimia bulimia
2.0 2.0
underfat underfat
45.0 46.6
168.0 169.0
eating disorder eating disorder
Rara
17.0
24.3
normal
50.0
normal
53.0
163.0
tidak eating disorder
Susi Titik
18.0 19.0
20.6 18.0
normal ednos
25.0 25.0
normal normal
50.9 48.0
162.0 164.0
tidak eating disorder eating disorder
Ulsi
19.0
21.0
ednos
50.0
normal
49.0
159.0
eating disorder
26