HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DENGAN KOMITMEN ORGANISASI GURU DI SMK KH DEWANTORO KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN Liza Puspita Sari Liza Puspita
[email protected] Dosen Pembimbing : Wing Ispurwanto Binus University : Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530. Telp. (62-21) 535 0660 Fax. (62-21) 535 0644
ABSTRAK Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, guru diharapkan mampu memiliki self efficacy yang tinggi sehingga memiliki keinginan untuk bertahan di organisasi yang bersangkutan. Dalam hal ini guru yang mengajar di SMK KH Dewantoro dituntut untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan peraturan yang ditetapkan dan ikut serta membangun organisasi yang bersangkutan. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara self efficacy dengan komitmen organisasi guru di SMK KH Dewantoro. Subjek yang digunakan oleh peneliti adalah 50 orang guru yang ada di SMK. Penelitian ini menggunakan populasi dari guru-guru yang ada di SMK. Uji validitas dan reliabilitas untuk self efficacy diketahui memiliki validitas korelasi total item antara 0,324 sampai dengan 0,842 dengan reliabilitas sebesar 0,903. Untuk komitmen organisasi diketahui memilki validitas korelasi total item antara 0,377 sampai dengan 0,909 dengan reliabilitas sebesar 0,947. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan teknik korelasi pearson(2-tailed) diketahui nilai koefisiensi korelasi sebesar r = 0,553 dengan taraf signifikansi sebesar 0,00 (p < 0,01). Hal ini menunjukan adanya hubungan yang positif antara self efficacy dengan komitmen organisasi pada guru di SMK KH Dewantoro, dimana semakin tinggi self efficacy maka semakin tinggi pula komitmen organisasi. Kata Kunci: Self Efficacy, Komitmen Organisasi, Guru
ABSTRACT In an effort to improve the quality of education, teachers are expected to have a high self-efficacy that has a desire to stay in the organization. In this case, teachers who teach in vocational KH Dewantoro required to properly carry out their duties in accordance with established rules and participate to build the organization. The purpose of research to ascertain there is or not the correlation between self efficacy with organizational commitment of teacher in SMK KH Dewantoro. Subjects used by the researchers are about 50 teachers in vocational schools. This study used a population of teachers in vocational schools. Validity and reliability for the self-efficacy is known to have the validity of the total item correlation between 0.324 to 0.842 with a reliability of 0.903. In order to have the validity of the organization's commitment known to the total item correlation between 0.377 to 0.909 with a reliability of 0.947. Based on the analysis of data by using Pearson correlation (2-tailed) correlation coefficient value is known at r = 0.553 with a significance level of 0.00 (p <0.01). This shows that there is a positive relationship between self-efficacy with organizational commitment of teachers in vocational KH Dewantoro, where the higher self-efficacy, the higher the organizational commitment. Key Word: Self Efficacy, Organizational Commitment, Teacher
PENDAHULUAN Guru di dalam dunia pendidikan adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin (Mulyasa, 2011). Merujuk kepada pernyataan diatas, berdasarkan hasil observasi tidak langsung yang peneliti lakukan terdapat beberapa orang guru yang terlambat masuk ke dalam kelas ketika sudah ada bel pergantian jam mengajar. Selain itu, daftar kehadiran yang rendah dan keterlambatan datang ke sekolah. satu tahun terakhir sejak tahun ajaran 2011/2012 di SMK KH Dewantoro, tercatat ada 15 orang guru yang mewakili beberapa kasus pelanggaran terhadap peraturan sekolah yang telah dibuat. Pelanggaran tersebut didapat dari buku pembinaan yang antara lain berisi keterlambatan, absen tidak hadir, dan masalah-masalah yang bertentangan dengan visi dan misi sekolah. Buku pembinaan merupakan buku yang berisi catatan pembinaan guru yang dilakukan oleh kepala sekolah. Guru yang dibina adalah guru yang melakukan pelanggaran yang sudah ditetapkan sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru piket, yang sering dijadikan alasan keterlambatan seorang guru datang ke sekolah adalah macet di jalan dan anak mereka yang sakit. Menurut hasil wawancara kepada sa;ah satu siswa SMK, siswa tersebut merasa kecewa terhadap seorang guru yang jarang masuk ke dalam kelas karena waktu pelajaran yang seharusnya digunakan untuk belajar akhirnya kosong dan suasana kelas menjadi gaduh. Hal ini terjadi di beberapa kelas tetapi hanya pada satu mata pelajaran. Menurut keterangan dari siswa, ketika guru tersebut tidak masuk ke dalam kelas tidak ada guru lain yang menggantikan sehingga kelas menjadi ramai tidak terkontrol. Menurut Luthans (2008:149) “positive relationship between organizational commitment and desirable outcomes such as high performance, low turnover, and low absenteesim”. Seseorang yang memiliki komitmen organisasi yang tinggi menghasilkan kinerja kerja yang tinggi, rendahnya pergantian guru, dan sedikitnya absensi. Berdasarkan pernyataan tersebut, sekolah mengharapkan guru memiliki komitmen yang tinggi terhadap organisasi sehingga dapat mencapai tujuan dari organisasi dan memiliki nilai-nilai yang sama sesuai dengan yang dimiliki sekolah. SMK Ki Hajar Dewantoro adalah sebuah sekolah swasta yang didirikan oleh Yayasan Pedidikan Ki Hajar Dewantoro dengan akte pendirian No. 206 di kantor notaris Ny. NANNY WAHYUDI, SH tanggal 17 Maret 1986 di Tangerang. SMK Ki Hajar Dewantoro didirikan atas dasar keinginan para dewan guru yang umumnya mengajar pada sekolah negeri, untuk ikut berbakti dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. SMK KH Dewantoro memiliki visi yaitu unggul dalam prestasi berdasarkan imtaq serta menyiapkan tenaga terampil yang sesuai dengan tuntutan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Menurut Depdiknas 2008, Bab II pasal 2 tentang kompetensi dan sertifikasi, guru wajib memiliki a) kualifikasi akademik; b) kompetensi; c) sertifikat pendidik; d) jasmani dan rohani yang sehat e) kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru yang dimaksud dalam pasal 3 merupakan seperangkat pengetahuan keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Menurut Robbins (2003) komitmen organisasi adalah sampai tingkat mana seseorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, dan berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi itu. Komitmen organisasi dalam hal ini sekolah sebagai organisasi melihat bagaimana seorang guru dapat mencurahkan hati, pikiran dan tenaganya dengan cara berusaha melakukan yang terbaik serta memiliki keinginan untuk bertahan di organisasi tersebut (Meyer & Allen, 1997). Sejauh mana komitmen organisasi melekat pada guru dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain karakteristik organisasi, karakteristik pribadi, dan pengalaman kerja (Meyer & Allen, 1997). Berdasarkan pada penelitian sebelumnya mengenai analisis pengaruh faktor-faktor self efficacy terhadap kinerja, kepuasan kerja, komitmen organisasi pekerja jarak jauh, menyatakan self efficacy memiliki hubungan kausal yang positif terhadap komitmen organisasi (Hariyanto, 2001). Menurut Stapley (1996, dalam Hariyanto,2001) komitmen organisasi sebagai salah satu sikap yang dimiliki pekerja semakin baik jika pertimbangan self efficacy pekerja tersebut semakin baik pula. Semakin besar pertimbangan self efficacy pekerja akan berpengaruh secara positif pada peningkatan komitmen organisasi pekerja (Hariyanto, 2001). Hasil penelitian sebelumnya menyatakan peningkatan self efficacy guru akan diikuti dengan peningkatan komitmen guru, dan sebaliknya penurunan self efficacy guru akan diikuti dengan penurunan
komitmen guru pula (Wulandari & Mardhani, 2009). Reyes dan Coladarci (1992, dalam Wulandari & Mardhani, 2009) menemukan bahwa self efficacy berhubungan dengan komitmen guru di sekolah, baik itu komitmen guru terhadap organisasi ataupun komitmen guru terhadap profesinya. Penelitian hubungan antara personality traits, self efficacy dan komitmen organisasi pada karyawan di tempat fitnes menambahkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel self efficacy dengan komitmen organisasi (Lee, 2007). Knobolch dan Whittington (2003) menyatakan bahwa self efficacy guru merupakan sumber dari komitmen guru dalam mengajar, dimana hal ini berhubungan dengan harapan dan keberhasilannya dalam mengajar. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya mengenai self efficacy dan komitmen organisasi guru maka peneliti menentukan self efficacy sebagai sebagai salah satu variabel yang memiliki hubungan dengan komitmen organisasi guru di SMK KH Dewantoro. Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “apakah ada hubungan antara self efficacy dengan komitmen organisasi guru di SMK KH Dewantoro?”. Sedangkan tujuan penelitian ini terkait dengan rumusan masalah diatas adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara self efficacy dengan komitmen organisasi guru di SMK KH Dewantoro. Penelitian ini diharapkan dapat memiliki beberapa manfaat, antara lain : Menjadi bahan informasi dan menambah khasanah dan pengetahuan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu psikologi yang diperoleh selama perkuliahan, untuk guru di SMK KH Dewantoro penelitian ini sebagai sumbangan pengetahuan tentang self efficacy dan kepribadian agar mampu memiliki komitmen yang baik dalam organisasi Yayasan yang menunginya sehingga mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan baik sebagai guru, dan untuk pihak Yayasan dapat digunakan sebagai masukan ilmu pengetahuan dalam menangani guru-guru atau pegawai dalam menjalankan kegiatan organisasi.
METODE PENELITIAN Subjek Penelitian dan Teknik Sampling Subjek penelitian memiliki karakteristik sampel yaitu subjek yang masih tercatat sebagai guru di SMK KH Dewantoro dan memiliki pengalaman sebagai guru di dalam sebuah organisasi yang sama. Jumlah responden yang dilibatkan dalam penelitian ini hanya sebanyak 65 orang, dimana 15 responden untuk pilot study atau uji coba alat tes dan 50 responden untuk field study. Sedangkan untuk teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Menurut Cozby (2005) simple random sampling adalah teknik sampling yang memberikan kesempatan yang sama pada tiap subyek yang berada dalam populasi tersebut. Jadi, setiap guru di SMK KH Dewantoro memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan subjek penelitian
Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain ex-post facto fields studies, karena variabel yang diteliti merupakan sesuatu yang sudah terjadi, dan tidak dapat dikontrol secara langsung. Penelitian ex-post facto disebut juga sebagai penelitian non-experimental (Seniati dkk, 2005). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu jenis penelitian yang menggunakan rancangan penelitian berdasarkan prosedur statistik karena data yang didapat berupa angka. Dengan menggunakan desain penelitian korelasional untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Pada penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur adalah menggunakan uji reliabilitas sekali ukur (one shot) yang terdiri dari uji konsistensi butir (internal) multi bagian dengan menggunakan Tehnik Cronbach’s Alpha, dikarenakan instrumen kedua alat ukur berbentuk skala Likert (Nisfiannoor, 2009)
Alat Ukur Penelitian Penelitian ini menggunakan 2 skala, yakni skala self efficacy dan komitmen organisasi. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012) Kuesioner berisi sejumlah peryataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang sesuai dengan apa yang ingin diteliti. Pengukuran ini menggunakan skala likert yaitu skala untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial (Sugiyono, 2012).
Peneliti menggunakan skala likert 5 (STS : Sangat Tidak Setuju, TS : Tidak Setuju, N : Netral, S : Setuju, SS : Sangat Setuju). Skor yang diberikan untuk item yang tergolong favourable adalah SS = 5, S = 4, N = 3, TS = 2, STS = 1. Sedangkan, untuk item yang tergolong unfavourable diberikan skor SS = 1, S = 2, N = 3, TS = 4, STS = 5 (Sugiyono,2012). Penelitian ini menggunakan dua skala ukur yaitu skala self efficacy dan skala komitmen organisasi. Untuk skala komitmen organisasi peneliti mengadaptasi alat ukur sebelumnya yang dikonstruk oleh Woromitha, Psikologi Universitas Indonesia tahun 2008, yang juga berdasarkan dari teori Allen & Mayer tahun 1997. Sedangkan, alat ukur self efficacy mengacu pada indikator yang dibuat oleh Gloria Nabyte, Psikologi Universitas Bina Nusantara tahun 2012, yang juga berdasarkan teori Albert Bandura tahun 1997. Alat ukur yang dibuat peneliti disahkan melalui expert judgement dari dosen pembimbing. Alat Ukur Self Efficacy Penelitian ini mengadaptasi indikator untuk skala self efficacy yang dibuat oleh Gloria Nabyte berdasarkan teori Bandura 1997. Skala ini terdiri dari satu bagian yang mencakup tiga dimensi Self efficacy, yaitu Magnitude (level), Strength, dan Generality. Dimensi magnitude memiliki dua indikator dengan jumlah 8 pernyataan. Sedangkan strength memliki tiga indikator dengan jumlah 8 pernyataan, dan generality memiliki dua indikator dengan 4 pernyataan. Jumlah total keseluruhan dari skala self efficacy yaitu 20 item yang didalamnya terdapat item favorable dan unfavorable. Reliabilitas alat ukur dari Gloria Nabyte yaitu 0,712 dengan jumlah item sebanyak 51. Peneliti membuat item sendiri sebanyak 20 item yang disesuaikan dengan subjek penelitian dengan mengadaptasi indikator dari alat ukur Gloria Nabyte. Tabel 3.1 Dimensi Self Efficacy
Variable
Dimensi
Indikator
Magnitude (level)
Memiliki pandangan yang positif terhadap pekerjaan Memiliki pandangan terhadap diri untuk mampu menyelesaikan pekerjaan
Strength Self Efficacy
Generality
TOTAL Sumber: Data Olahan Peneliti
Mampu menyelesaikan diberikan.
pekerjaan
Jumlah Item 5 item 3 item
yang
5 item
Berusaha mencari cara untuk menyelesaikan pekerjaan.
1 item
Memiliki keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki
2 item
Mampu belajar dari pengalaman Mampu menyikapi situasi dan kondisi yang beragam dengan sikap positif
3 item 1 item 20 item
Alat Ukur Komitmen Organisasi Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah skala komitmen organisasi yang diadaptasi dari Woromitha dengan menggunakan teori Allen & Mayer 1997. Skala ini terdiri dari satu bagian yang mencakup tiga dimensi komitmen organisasi, yaitu Affective, Continuance, dan Normative. Setiap dimensi memiliki dua indikator dengan jumlah pernyataan yang berbeda. Peneliti mengadaptasi 23 item lalu menambahkan 1 item di komponen continuance, sehingga jumlah total dari skala komitmen organisasi yaitu 24 item, sudah termasuk item favorable dan unfavorable. Reliabilitas alat ukur yang diadaptasi yaitu sebesar 0,917 dengan validitas minimum 0,431 dan peneliti hanya mengubah kata karyawan menjadi guru.
Tabel 3.2 Dimensi Komitmen Organisasi Variabel
Komitmen Organisasi
Dimensi
Indicator
Affective Commitment
Hubungan emosional anggota terhadap organisasinya. Berkeinginan untuk terus menjadi anggota dalam organisasi Kesadaran anggota organisasi akan mengalami kerugian jika meninggalkan organisasi. Memiliki kebutuhan untuk menjadi anggota organisasi. Perasaan keterikatan untuk terus berada dalam organisasi. Merasa dirinya harus berada dalam organisasi tersebut.
Continuance Commitment
Normative Commitment
TOTAL Sumber: Data Olahan Peneliti
Jumlah Item 5item 5 item 2 item
5 item 2 item 5 item 24 Item
Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur Penelitian ini menggunakan content validity yang merupakan validitas yang mempertanyakan kesesuaian antara instrumen dengan tujuan dan deskripsi bahan yang diteliti (Nurgiyantoro, Gunawan, & Marzuki, 2004). Validitas isi (content validity) pada penelitian ini berupa uji keterbacaan dan expert judgment oleh seorang dosen psikologi yang memiliki latar belakang PIO. Sedangkan untuk pengujian butir item menggunakan metode korelasi Pearson atau metode Corrected item-total correlation. Bila korelasi tiap faktor positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat (Sugiyono, 2012). Jadi dapat disimpulkan bahwa instrument yang memiliki validitas diatas 0.3 berarti memiliki validitas yang baik. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan internal consistency, dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja (Sugiyono, 2012), kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan metode Pearson. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen. Suatu instrumen dinyatakan reliable bila koefisien relibilitas minimal 0,6 (Sugiyono, 2012). Pada penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur adalah menggunakan uji reliabilitas sekali ukur (one shot) yang terdiri dari uji konsistensi butir (internal) multi bagian dengan menggunakan Teknik Cronbach’s Alpha, dikarenakan instrumen kedua alat ukur berbentuk skala Likert (Nisfiannoor, 2009). Alat ukur self efficacy berjumlah 20 item, setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan SPSS 20.0 didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.903 dengan nilai korelasi item total berkisar antara 0,324 sampai dengan 0,842. Sedangkan, alat ukur komitmen organisasi berjumlah 24 item dengan validitas antara 0,377 sampai dengan 0,909 dan reliabilitas nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.947 dihitung dengan menggunakan SPSS 20.0. Nilai reliabilitas yang didapat tergolong tinggi karena berada diatas 0,6 sehingga alat ukur ini bisa dikatakan reliabel. Dan alat ukur tersebut dapat dikatakan valid karena berada diatas 0,3.
Prosedur Penelitian Persiapan awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan wawancara dengan kepala sekolah di SMK KH Dewantoro sehubungan dengan fenomena yang peneliti dapatkan pada hasil observasi di lapangan. Lalu peneliti menentukan variabel yang merujuk pada fenomena tersebut. Setelah itu peneliti melakukan studi literatur terhadap topik maupun variabel yang akan diteliti. Peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang berupa kuesioner dengan mengadaptasi alat ukur komitmen organisasi yang dibuat oleh Woromitha dengan menggunakan teori Allen & Mayer 1997. Dan mengacu pada indikator alat ukur self efficacy dengan menggunakan teori Bandura 1997. Peneliti menyesuaikan alat ukur dengan sampel yang akan diteliti dengan mengedit dan menambahkan beberapa item adaptasi pada alat ukur komitmen organisasi dan membuat item berdasarkan indikator yang diadaptasi untuk variabel self efficacy. Selanjutnya, alat ukur langsung diberikan
kepada 50 orang responden lalu hasilnya diuji validitas dan reliabilitas dengan menggunakan software SPSS versi 20.0. Penelitian dilakukan di SMK KH Dewantoro yang beralamat di jalan KH Hasyim Ashari km.9 komplek Buana Gardenia, Pinang Kota Tangerang. Pengambilan data penelitian yang dilakukan pada tanggal 18 Desember 2012 kepada 50 orang guru di SMK KH Dewantoro pada saat rapat kenaikan kelas. Diawal peneliti memperkenalkan diri, menyampaikan maksud dan tujuan penelitian, menyampaikan informed consent penelitian, menerangkan prosedur pengisian alat ukur berupa kuesioner kepada subjek penelitian. Teknik pengolahan data menggunakan pengolahan statistik yang dibantu dengan program Microsoft Excel 2007 dan program aplikasi statistik SPSS versi 20.0. Data hasil penelitian diuji menggunakan uji normalitas Kolomogorov- Smirnov Test untuk melihat data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Variabel self efficacy memiliki nilai signifikansi (Asymp. Sig. 2-tailed) sebesar 0,582 dan komitmen organisasi sebesar 0,233 berarti data yang dihasilkan berdistribusi normal karena nilai sig lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu, pengolahan data menggunakan teknik Pearson correlation coefficient (r).
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan uji normalitas untuk mengetahui apakah distribusi data dalam penelitian yang dilakukan berdistribusi normal atau tidak (Sarwono, 2012). Untuk mengetahui normalitas data dapat dilakukan uji normalitas dengan menggunakan metode analisa Kolmogorov-Smirnov, dengan ketentuan jika nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal (Sarwono, 2012). Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Self Efficacy
Komitmen Organisasi
N
50
50
Kolmogorov-Smirnov Z
,777
1,036
Asymp. Sig. (2-tailed)
,582
,233
Sumber : Pengolahan data SPSS versi 20 Berdasarkan tabel diatas, variabel self efficacy memiliki nilai signifikansi (Asymp. Sig. 2-tailed) sebesar 0,582 dan komitmen organisasi sebesar 0,233. Dari kedua nilai signifikansi variabel tersebut menunjukan nilai yang lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa populasi data self efficacy dan komitmen organisasi berdistribusi normal. Setelah melakukan uji asumsi, dan ditemukan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal untuk kedua variabel. Maka akan dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan teknik Pearson Correlation Coeficient (Pearson Product Moment) dan hipotesis ini dinyatakan statistika parametrik. Untuk pengujian statistika maka dilakukan perumusan hipotesa, antara lain: Hipotesa alternatif (Ha) Ada hubungan antara self efficacy dengan komitmen organisasi guru di SMK KH Dewantoro Hipotesa nol (Ho) Tidak ada hubungan antara self efficacy dengan komitmen organisasi guru di SMK KH Dewantoro
Berikut adalah hasil perhitungan korelasi Pearson Product Moment. Tabel 4.7 Hasil Uji Pearson correlation coefficient
Self Efficacy Self Efficacy Komitmen Organisasi
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1 50 .553 .000 50
Komitmen Organisasi .553 .000 50 1 50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Sumber: Data Pengolahan Peneliti melalui Program SPSS versi 20.0 Dari hasil analisis korelasi sederhana (r) diatas, diperoleh nilai korelasi antara self efficacy dengan komitmen organisasi guru sebesar 0,553 dengan sig (p) = 0,000. Angka tersebut menunjukkan p < 0,05; dengan demikian H0 : ditolak dan HA : diterima. Angka tersebut menunjukkan adanya korelasi (r) pada tingkat sedang namun searah. Dari tabel diatas, menunjukkan r = 0,553 dan p = 0,000 < 0,05 (korelasi positif dan sangat signifikan). Jadi, Ada hubungan positif dan sangat signifikan antara self efficacy dan komitmen organisasi. Semakin positif self efficacy maka akan semakin tinggi pula komitmen organisasi guru. Dan semakin negatif self efficacy, maka akan semakin rendah pula komitmen organisasi guru. Demikian pula sebaliknya, semakin tinggi komitmen organisasi guru, maka semakin positif self efficacy guru. Semakin rendah komitmen organisasi guru, maka semakin negatif self efficacy. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis korelasi didapat korelasi antara self efficacy dengan komitmen organisasi pada guru di SMK KH Dewantoro sebesar 0,553 dengan .sig = .000 (dibawah 0,01) < 0,05. Maka dari hasil penelitian disimpulkan bahwa Ho ditolak atau ada hubungan antara self efficacy dengan komitmen organisasi pada guru di SMK KH Dewantoro. Nilai korelasi sebesar 0,553 atau 55,3% menandakan bahwa hubungan tersebut bersifat positif, artinya ada pergerakan yang searah antara self efficacy dengan komitmen organisasi . Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi self efficacy yang dimiliki guru maka semakin tinggi pula komitmen guru terhadap sekolah, begitu juga sebaliknya.
Saran Untuk penelitian selanjutnya, disarankan agar Melakukan ujicoba alat ukur dengan menggunakan minimal 30 orang responden agar item yang didapat benar-benar mewakili dimensi dari variabel yang digunakan, Menambahkan lagi survey dengan siswa dari tiap kelas untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam dan mendukung hipotesis, dan Menambahkan expert judgment untuk memastikan item tersebut valid dan reliabel. Untuk sekolah, disarankan agar Membuat sanksi khusus yang lebih tegas untuk guru yang melanggar tata tertib sekolah agar dapat meningkatkan komitmen guru terhadap sekolah dan Mengikutsertakan guru-guru pada kegiatan seminar atau workshop yang berhubungan dengan motivasi dalam upaya pengingkatan kualitas sumber daya manusia.
REFERENSI Agustin, C. (2010). Relationship Between The Organizational Commitments With Self Efficacy Teacher in Kindergarten. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma. Avey, J.B., Luthans, F.& Jensen, S.M. (2009). Psychologycal Capital : A Positive Resources for Combating Employee Stress and Turnover. Human Resources Management,Vol. 48, No. 5, 677-693. Bandura, A. (1995). Self-Efficacy in Changing Societies. United States of America: Cambridge University Press. Bandura, A. (1997). Self-efficacy: The exercise of Control. New York : Freeman and Company. Chairy, S. L. (2002). Seputar Komitmen Organisasi. Di unduh pada tanggal 28 Oktober2012 dari http://staff.ui.ac.id/internal/131998622/material/Arisan86-KomitmenOrganisasi-Liche.pdf. Cozby, P.C. (2005). Methods in Behavioral Research. 9th edition. New York: McGraw-Hill International Edition. E, M. W Lieke. (2010).Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap Komitmen Organisasi di Organisasi Pendidikan Islam X. (Thesis). Depok : Program Pascasarjana Universitas Gunadarma. Feist, J & Feist, G.J. (2006). Theories of Personality. Mc Graw Hill : New York. Feral, J., Valcke, M., & Cai, Y. (2009). Academic self-efficacy and academic self-concept: Reconsidering structural relationships. Learning and Individual Differences,19(4), 499 505. Greenmberg, J., & Baron, R.A. (2003). Behavior in Organizations (8th Ed.), Upper Saddle River, NJ : Prentice Hall. Hariyanto, Novan. (2001). Analisis pengaruh faktor-faktor self efficacy terhadap kinerja, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi pekerja jarak jauh (teleworkers). Tesis tidak diterbitkan. Semarang : Program Pascasarjana Manajemen Universitas Diponegoro Semarang. Knobloch, Neil A., & Whittington, M.S. (2003). Differences in teacher Efficacy related to career commitment of novice agriculture teacher. Journal of career and technical education,Vol 20. No 1. Kreitner, R., & Kinicki, A. (2008). Organizational Behavior (8th Ed.). New York : Mc Graw Hills. Lahey, Benjamin. (2009). Psychology : An Introduction. New York : Mc Graw Hills. Lee, Hui Fang. (2007). The Relationship Among Personality Traits, Self-Efficacy and Organizational Commitment in Fitness Center Staff. Disertasi. Kentucky : Faklutas Pendidikan Spalding University. Luszczynska, A & Schwarzer. (2005). The General Self-Efficacy Scale : Multicultural Validation Studies. The Journal of Psychology.Vol 139(5). p. 439-457. Luthans, Fred. (2008). Organizational Behavior (11th Ed.). New York : McGraw-Hill . Meyer, J.P. & Allen, N.J. (1997). Commitment in the workplace: Theory, Research, and Application. Thousand Oaks, CA: Sage Publication, Inc. Mulyadi, Y.(2011). PROFIL KOMPETENSI PRIBADI KONSELOR SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN : Studi Deskriptif tentang Kompetensi Pribadi Konselor yang Diharapkan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Unggulan Di Kota Bandung Tahun Ajaran 2008/2009. (Skripsi). Bandung : Fakultas Pendidikan Bimbingan dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia. Mulyasa, E. (2011). Menjadi guru profesional: menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nisfiannoor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern. Jakarta: Salemba Humanika. Nurgiyantoro, Gunawan, & marzuki.(2004). Statistik terpaan untuk penelitian ilmu-ilmu sosial. Yogyakarta : Gadjah mada University press. Schultz, D., & Schultz, S. E. (2006). Psychology & worktoday. Amerika : Pearson Prentice Hall. Seniati, L., Yulianto, A., & Setiadi, B.N. (2005). Psikologi Eksperimen. Jakarta: PT. Indeks. Spector, P. E. (2000). Industrial and Organizational Psychology : Research and Practice. America : John Wiley & Sons, inc. Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Afabeta. Rhoades, L ., Eisenberger, R & Armeli, S. (2001). Affective commitment to the organizations: to contribution of perceived organizational support. Journal of applied psychology,Vol 86 (5), p. 825-836. Robbins, & Judge. (2007). Organizational Behavior (12th Ed.). Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Prentice Hall. Robbins, Stephen. (2003). Organizational Behavior (10th Ed.). Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Prentice Hall. Wulandari, R.L.H & Mardhani, E. (2009). Hubungan Self Efficacy dengan komitmen Guru Sekolah dasar Chandra Kusuma Medan. Jurnal Psikologia,Vol 4. no 2. Profil SMK KH dewantoro.(2011). Sejarah Singkat SMK Ki Hajar Dewantoro. Diunduh pada tanggal 10 September 2012, dari http://dewantoro.sch.id/smk/html/profil.php?id=profil&kode=12&profil=Sejarah%20Singkat. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2012). Guru. Diunduh pada tanggal 19 November 2012, dari http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/guru .
Kamus Besar Bahasa Indonesia.(2008). Diunduh pada tanggal 09 Desember 2012, dari http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/ Direktorat Jendral Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayan. (2011). Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Diunduh pada tanggal 07 Maret 2013, dari http://www.ditpsmk.net/?page=content;3
RIWAYAT HIDUP
PERSONAL INFORMATION Binusian ID
: 1301037070
Full Name
: Liza Puspita Sari
E-mail
:
[email protected]
Address
: Jalan sultan ageng tirtayasa no 4 rt02/03 kelurahan pinang kota tangerang
Phone Numbers
: 083871402428/ 02170276588
Gender
: Female
Birth Place / date
: Tangerang, 24 Jun 1991
Nationality
: Indonesia
Religion
: Islam
FORMAL EDUCATION Jun 2009 – present
: Binus University Jakarta, Bachelor (S1), Psychological
Jun 2006 – jun 2009
: SMAN7 Tangerang, Senior High
Jun 2003 – jun 2006
: SMP KH Dewantoro Tangerang, Junior High
INFORMAL EDUCATION Apr 2010 – Apr 2010
: Seminar Victim or Victor
May 2010 – May 2010 : Seminar Change is Good Mar 2011 – Mar 2011 : Seminar Be Positif ORGANIZATION EXPERIENCE Jun 2011 – Jun 2012
: Ketua coordinator konsumsi, seminar INAction
Aug 2003 – Mar 2004
: Wakil ketua OSIS SMP KH Dewantoro
Sep 2008 – May 2009
: Sekretaris, Paduan suara SMAN 7 Tangerang
WORKING EXPERIENCE Jul 2012 – Oct 2012
: Assistant Counselor , Mentari International School Bintaro