ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN NUTRISI SAAT BAYI BERUSIA 0 – 6 BULAN DENGAN STATUS GIZI BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENJERAN SURABAYA TAHUN 2009 HIDAYAT , ENUNG MARDIYANA Pembimbing : Dr. Windhu Purnomo, dr.,MS. NUTRITION;GIZI;CHILD KKC KK TKM 24 / 10 Hid h Copyright: @ 2010 by Airlangga University Library Surabaya
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian air susu ibu (Roesli, 2008). Masih rendahnya pemberian ASI eksklusif di keluarga menjadi salah satu pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita. Berdasarkan data statistik kesehatan Departemen Kesehatan RI tahun 2005 dari 241.973.879 penduduk Indonesia, 6% atau sekirar 14,5 juta orang menderita gizi buruk. Puskesmas Kenjeran yang merupakan wilayah dari Kecamatan Bulak Surabaya, dimana kasus KEP pada tahun 2007, gizi buruk 2,78%, gizi kurang 5,74%, jadi total KEP 8,52%. Tahun 2008 kasus KEP di Puskesmas Kenjeran Surabaya mengalami penurunan, gizi buruk 1,04%, gizi kurang 3.64% dan KEP total 4,68% (Data Dinkes Kota Surabaya, 2009). Pemberian ASI eksklusif pada bayi tahun 2007 baru mencapai 60,94 %, tahun 2008 pemberian ASI eksklusif 61,27% terjadi sedikit peningkatan, hal ini masih berada dibawah target yang ditetapkan yaitu sebesar 80% (Yupito, 2008). Pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Kenjeran Surabaya pada tahun 2007 mencapai 95,51% (447 bayi) dari jumlah bayi 468, dan tahun 2008 terjadi penurunan yang cukup dratis yaitu sebesar 29,40% (132 bayi) yang diberi ASI eksklusif dari jumlah bayi 449 (Data Dinkes Kota Surabaya, 2009). Terkait dengan hal tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari bagaimana pola pemberian nutrisi saat bayi berusia 0 – 6 bulan, mempelajari status gizi bayi saat ini (6 – 8 bulan)berdasarkan BB/U dan BB/PB dan menganalisis hubungan antara pola pemberian nutrisi saat bayi berusia 0 – 6 bulan dengan status gizi bayi saat ini di wilayah kerja Puskesmas Kenjeran Surabaya. ASI eksklusif adalah pemberian ASI atau asupan makanan bagi bayi tanpa makanan tambahan lain, baik air, juice, makanan dalam bentuk apapun kecuali vitamin, mineral, dan pengobatan pada bayi berumur 0 – 6 bulan dan merupakan makanan terbaik yang harus diberikan kepada bayi, karena di dalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. Pengganti Air Susu Ibu (PASI) adalah makanan bayi yang secara fungsinya dapat memenuhi kebutuhan gizi bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. PASI diberikan ketika bayi sudah berumur 6 bulan, karena pada masa ini ASI sudah tidak mampu mencukupi kebutuhan bayi. Kondisi lain bayi diberikan PASI adalah ketika keadaan bayi harus dipisahkan dari ibu, misalnya ketika ibu sakit keras atau menular, dalam keadaan demikian bayi dapat diberi PASI (susu formula) sesuai petunjuk petugas kesehatan. Sedangkan makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah pemberian makanan atau minuman yang mengandung zat gizi, diberikan pada bayi usia ≥ 6 bulan yang dapat
Tesis
HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN ....
HIDAYAT , ENUNG MARDIYANA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
menunjang tumbuh kembang secara optimal dalam bentuk makanan semi padat dan padat. Pola pemberian ASI, PASI dan MP-ASI ini akan berpengaruh pada tingkat status gizi bayi. Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier,2001). Bayi merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap kekurangan gizi. Pada umumnya kelompok ini berhubungan dengan proses pertumbuhan yang relatif pesat, yang memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah relatif besar. Penentuan status gizi bayi dan balita ada lima macam indeks yaitu: BB/U, TB/U, LLA/U, BB/TB dan LLA/TB. Pada penelitian ini menggunakan BB/U dan BB/TB. Pola Pemberian nurtisi saat bayi berusia 0 – 6 bulan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi bayi usia 6 – 8 bulan, dimana status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan pertumbuhan dan perkembangan bayi atau anak. Status gizi yang baik akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan yang baik, begitu pula sebaliknya status gizi bayi atau anak kurang maka akan mengakibatkan terjadinya gangguan pertumbuhan dan perkembangan, terutama kekurangan gizi pada masa janin, bayi dan balita (bawah lima tahun) akan berdampak pada gangguan perkembangan motorik kasar dan motorik halus dan jangka panjang akan terjadi penurunan Intelligence Quotient (IQ) dan Emotion Quotient (EQ) serta produktifitas yang rendah. Akibat lain jika bayi tidak mendapatkan ASI adalah bayi mudah mengalami infeksi saluran pencernaan akibat MP-ASI dini dan pemberian susu formula, infeksi saluran pernafasan karena bayi tidak mendapatkan zat kekebalan yang ada pada ASI khususnya pada kolostrum, meningkatkan resiko alergi, menurunkan perkembangan kecerdasan kognitif, meningkatkan resiko kegemukan (obesitas), meningkatkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah, meningkatkan resiko kencing manis (DM), meningkatkan resiko infeksi yang berasal dari susu formula yang tercemar, ancaman kekurangan gizi (baik gizi kurang maupun gizi buruk) serta meningkatkan resiko kematian Penelitian ini termasuk penelitian analitik korelasional dan desain penelitian menggunakan pendekatan Survey dengan faktor resiko yaitu pola pemberian nutrisi saat bayi berusia 0 – 6 bulan ditelusuri secara retrospektif dan efek penyakit/ status kesehatan yaitu status gizi bayi saat ini (6 – 8 bulan) diidentifikasi pada saat ini. Sampel dalam penelitian ini ibu yang memiliki bayi usia 6 – 8 bulan yang berada diwilayah kerja Puskesmas Kenjeran Surabaya, khususnya Kelurahan Bulak dan Kelurahan Sukolilo pada bulan Agustus 2009 yang dipilih secara acak dengan menggunakan teknik cluster sampling, dan berdasarkan rumus diperoleh besar sampel 63 orang. Variabel bebas penelitian adalah pola pemberian nutrisi saat bayi berusia 0 – 6 bulan sedangkan variabel tergantung adalah status gizi bayi berdasarkan BB/U dan TB/PB. Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan Kruskal Wallis dengan Mann Whitney sebagai uji lanjut. Hasil penelitian menunjukkan pola pemberikan nutrisi saat bayi berusia 0–6 bulan, dari 63 bayi yang berada di wilayah kerja puskesmas Kenjeran Surabaya, khususnya kelurahan Bulak dan kelurahan Sukolilo didapatkan hampir setengahnya ibu memberikan ASI/PASI+MP-ASI dan ASI eksklusif, hanya sebagian kecil ibu memberikan PASI+ASI serta pemberian PASI saja kepada bayinya. Hasil penelitian status gizi berdasarkan parameter BB/U pada bayi usia 6–8 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Tesis
HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN ....
HIDAYAT , ENUNG MARDIYANA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Kenjeran Surabaya, khususnya kelurahan Bulak dan kelurahan Sukolilo didapatkan sebagian besar status gizi bayi termasuk dalam kategori gizi baik, sebagian kecil termasuk dalam kategori status gizi kurang, gizi lebih dan gizi buruk. Status gizi bayi berdasarkan parameter BB/PB pada bayi usia 6 – 8 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kenjeran Surabaya, khususnya kelurahan Bulak dan kelurahan Sukolilo didapatkan sebagian besar bayi memiliki status gizi baik, hampir setengahnya bayi termasuk dalam kategori gizi kurang dan sebagian kecil bayi termasuk dalam kategori gizi lebih dan gizi buruk. Berdasarkan hasil tabulasi silang hubungan antara pola pemberian nutrisi saat bayi berusia 0 – 6 bulan dengan status gizi berdasarkan BB/U dapat disimpulkan status gizi bayi yang mendapatkan ASI eksklusif seluruhnya berada dalam kondisi gizi baik dan tidak ada yang termasuk dalam gizi lebih, kurang maupun buruk. Sedangkan untuk bayi yang mendapatkan PASI, ASI+PASI dan ASI/PASI+MP-ASI memiliki status gizi baik, lebih, kurang dan ada yang memiliki kondisi gizi buruk. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis dan uji lanjut dengan Mann Whitney, ada hubungan atau perbedaan antara pola pemberian nutrisi saat bayi berusia 0 – 6 bulan dengan status gizi bayi berdasarkan BB/U di wilayah kerja Puskesmas Kenjeran Surabaya. Dilanjutkan dengan uji beda dari setiap variabel pola pemberian nutrisi saat bayi berusia 0 – 6 bulan, diketahui terdapat perbedaan antara pembeian ASI eksklusif dengan ASI/PASI+MP-ASI pada status gizi berdasarkan BB/U. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pola pemberian nutrisi saat bayi berusia 0 – 6 bulan dengan status gizi bayi berdasarkan BB/PB dapat disimpulkan bayi yang mendapatkan ASI eksklusif berada dalam kondisi gizi baik dan gizi lebih, tidak ada yang termasuk dalam kondisi gizi kurang maupun gizi buruk. Sedangkan bayi yang mendapatkan PASI, ASI+PASI dan ASI/PASI+MP-ASI masih terdapat bayi yang termasuk dalam kategori status gizi kurang dan gizi buruk. Berdasarkan hasil uji Kruskal Wallis dan uji lanjut dengan Mann Whitney, ada hubungan antara pola pemberian nutrisi saat bayi berusia 0 – 6 bualn dengan status gizi bayi berdasarkan BB/PB di wilayah kerja Puskesmas Kenjeran Surabaya. Dilanjutkan dengan uji beda dari masing-masing variabel pola pemberian nutrisi diketahui terdapat perbedaan antara pemberian ASI eksklusif dengan PASI, ASI eksklusif dengan ASI+PASI dan ASI eksklusif dengan ASI/PASI+MP-ASI pada status gizi berdasarkan BB/PB. Saran penelitian terkait bidang keilmuan adalah perlu diadakan penelitian lanjutan sebagai kelanjutan dari penelitian ini. Perlu terus digalakkan penyuluhan dan program pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan masalah status gizi bayi dan pentingnya pemberian ASI eksklusif serta meningkatkan peran serta pemerintah, masyarakat, keluarga dan dukungan suami agar ibu dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
Tesis
HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN ....
HIDAYAT , ENUNG MARDIYANA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
SUMMARY In a nation development, human resource quality improvement should be started as early as possible since in infancy, one factor that played important role in improving human quality was providing breast feeding (BF). Exclusive breast feeding delivery and appropriate breasting process was reliable instrument for quality human resource. Low of exclusive ASI delivery in a family triggered low of baby and nutrition status. (Roesli, 2008). Exclusive breast feeding delivery to infant in year 2007 still reached 60,94% and in year 2008 exclusive breast feeding delivery reached 61,27%, where little increase occurred but still in below provided target of 80% (Yupito, 2008). Providing exclusive BF in work area of Puskesmas Kenjeran in 2007 reached 95,51% (447 babies) of 468 babies and in 2008 there was drastic decrease of 29,40% (132 babies) provided with exclusive ASI from 449 babies (Data of Surabaya City Health Agency, 2009). Based on statistic data of Health Department of Republic of Indonesian year 2005 of 24.973.879 Indonesian populations, 6% or about 14.5 million people suffered malnutrition. Puskesmas Kenjeran which is area of Bulak District of Surabaya, where malnutrition energy protein (MEP) case occurred in 2007, it was found that those who suffered from malnutrition was 2.78%, 5,74% inadequate nutrition, thus MEP total was 8.52%. In 2008 KEP case in Puskesmas Kenjeran of Surabaya showed a decrease, 1,04% malnutrition, 3,64% inadequate nutrition, and total MEP of 4.68% (Data of Surabaya City Health Agency, 2009). Related with the case then the research aimed to study how did nutrition delivery pattern when baby at age 0 – 6 months, to study recent nutrition status (6-8 months) based Wt/age and Wt/Ht and to analyze relationship between nutrition delivery pattern when baby at age 0 – 6 months and recent baby nutrition status in work area of Puskesmas Kenjeran, Surabaya. Exclusive BF was breast feeding delivery or feeding for baby without other supplement food including water, juice, any form of food except vitamin, mineral, and medication for baby at age 0 – 6 months and it was best food that must be provided for baby, because it contain almost all nutrition substance that baby require. Breast Feeding Substitute (BFS) was baby food which functions to meet nutritional needs for baby’s growth and development. Other condition in which BFS was provided was when baby shall be weaned from mother, for example when mother had hard or infected disease, in that condition baby could be provided with BFS (formula milk) in accord with health staff guidance. While supplement food of BF (SF-BF) was food or drink provided which contain nutrition substance, given to baby at age ≥ 6 months which could sustain optimal growth and development in form semi solid and solid food. The BF, BFS and SF-BF providing pattern will influence level of baby nutritional status. Nutrient was chemical bonds required by body to run it function, to produce energy, build and sustain tissue and to arrange life processes (Almatsier, 2001). Baby was vulnerable group to expose malnutrition. In general, the group was related with growth process in fast pace, who require huge nutrient substances. Provision of baby and under five years nutrition status had five indexes: Wt/Age, Ht/Age, AC/Age, Wt/Ht and AC/Ht.
Tesis
HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN ....
HIDAYAT , ENUNG MARDIYANA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Nutrition providing pattern when baby at age 0 – 6 months was one factor which influence baby nutrition status at age 6 – 8 months, where nutrition status was one factor which determine baby and child growth and development. Good nutritional status will result in good growth and development, and in contrary poor nutritional status will result in interference in growth and development, mainly malnutrition in fetal life, infancy and under five years period will effect on disturbance of gross and soft motor development and in long run will cause decrease of Intelligence Quotient (IQ) and Emotion Quotient (EQ) and low productivity. Other result if baby couldn’t get ASI was she/he became ease to get digestion duct infection because she/he didn’t get immune substance contained in ASI particularly in colostrum, increasing allergy risk, decreasing cognitive intelligence development, increasing obesity risk, increasing heart and blood vein risk, increasing diabetes mellitus risk (DM), increasing infection risk derived from contaminated formula milk, malnutrition threat (both inadequate nutrition and poor nutrition) and increasing mortality risk. The research was correlation analytic research and research design used Survey approach with risk factor of nutrition delivery pattern when baby at 0 – 6 months of age traced retrospectively and disease effect/health status of recent baby status (6-8 months) was recently identified. Sample of the research was mother who had baby between age of 6 – 8 months existing in work area of Puskesmas Kenjeran, Surabaya, especially in sub district Bulak and Sukolilo on August 2009 selected randomly using cluster sampling technique, and based on the formula 63 people of sample were obtained. Research independent variable was nutrition delivery pattern when baby was at age 0-6 months while the dependent variable was baby nutritional status based on BB/U and TB/PB. Data obtained was tested using Kruskal Wallis with Mann Whitney as follow up test. Research result showed that nutrition delivery pattern when baby was at age -=6 months, of 63 baby existing in work area of Puskesmas Kenjran, Surabaya, particularly in sub district Bulak and Sukolilo, it was found that almost half of respondents provided BF/BFS+SF-BF and exclusive BF, only small proportion of mothers provided BFS+BF and only providing BFS to her baby. The result of nutritional status research based on BB/U parameter on baby at age 6-8 months existing in work area of Puskesmas Kenjeran Surabaya, particularly in sub district Bulak and Sukolilo it was obtained that a large number of baby nutrition status were categorized in good nutrition, small number of them were categorized in inadequate nutrition, excessive nutrition and poor nutrition. Based on result of cross tabulation of relationship between nutrition delivery patterns when baby at age 0 – 6 months with nutrition status based on Wt/Age it could be concluded that baby who obtained exclusive BF was in good nutrition condition and excessive nutrition, no baby was belonged to inadequate or poor nutrition condition. While baby which obtained BFS, BF+BFS and BF/BFS+SF-BF still remain babies belonging to inadequate and poor nutrition status. Based on result of Kruskal Wallis and follow up test with Mann Whitney, there was relationship or difference between nutrition delivery patterns when baby at age 0 – 6 months with baby nutrition status based on Wt/Ht in work area of Puskesmas Kenjeran Surabaya. It was followed by different test form each variable of nutrition delivery pattern showed some differences between exclusive BF delivery and BFS, exclusive BF and BF+BFS and exclusive BF and BF/BFS+SF-BF on nutrition status based on Wt/Ht.
Tesis
HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN ....
HIDAYAT , ENUNG MARDIYANA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Writer suggestion in relation with scientific field was further research is needed as a follow up of the research. Mentoring and health educational program need to be encouraged in relation with baby nutrition status case and the importance of exclusive ASI delivery and to increase role of government, society, family and husband support in order mother could provide exclusive breast feeding (BF) for her baby.
ABSTRAK Air susu ibu (ASI) merupakan makanan alamiah yang pertama dan paling utama bagi bayi baru lahir. Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus dimasa depan. Rendahnya pemberian ASI eksklusif di keluarga menjadi salah satu pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita. Terjadinya kerawanan gizi atau gizi kurang pada bayi disebabkan karena selain makanan yang kurang juga karena air susu ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pola pemberian nutrisi saat bayi berusia 0 – 6 bulan dengan status gizi bayi di wilayah kerja Puskesmas Kenjeran Surabaya. Penelitian ini termasuk penelitian analitik korelasional dan desain penelitian menggunakan pendekatan Survey dengan faktor resiko ditelusuri secara retrospektif dan efek penyakit/status kesehatan diidentifikasi pada saat ini. Sampel dalam penelitian ini ibu yang memiliki bayi usia 6 – 8 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kenjeran Surabaya, khususnya Kelurahan Bulak dan Kelurahan Sukolilo pada bulan Agustus - September 2009 dengan kriteria sampel sebagai berikut; bayi aterm kelahiran normal pervaginal, tidak menderita sakit parah atau sakit berat sampai dirawat di rumah sakit, tidak ada kelainan kongenital, bersedia menjadi responden. Teknik sampling dipilih secara acak dengan mengunakan teknik cluster sampling, dan berdasarkan rumus diperoleh besar sampel 63 orang. Variabel penelitian adalah pola pemberian nutrisi saat bayi berusia 0 – 6 bulan, status gizi berdasarkan BB/U dan status gizi berdasarkan TB/PB. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, menimbang BB dan mengukur PB. Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan Kruskal Wallis dengan Mann Whitney sebagai uji lanjut dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian mengenai hubungan pola pemberian nutrisi saat bayi berusia 0 – 6 bulan dengan status gizi bayi berdasarkan BB/U diperoleh nilai P=0,045 (P ≤ 0,05) yang menunjukan adanya hubungan atau perbedaan antara pola pemberian nutrisi dengan status gizi bayi menurut BB/U. Untuk melihat adanya perbedaan dari setiap kelompok dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Mann Whitney. Setelah uji lanjut, terdapat perbedaan antara pemberian ASI eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI/PASI+MPASI dengan nilai P=0,002. Mengenai hubungan pola pemberian nutrisi saat bayi berusia 0 – 6 bulan dengan Status gizi bayi berdasarkan BB/PB diperoleh nilai P=0,044 (P ≤ 0,05) yang menunjukan adanya hubungan atau perbedaan antara pola pemberian nutrisi saat bayi berusia 0 – 6 bulan dengan status gizi bayi berdasarkan BB/PB. Selanjutkan dilakukan uji lanjut pada masing-masing kelompok, menunjukkan perbedaan yang
Tesis
HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN ....
HIDAYAT , ENUNG MARDIYANA
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
signifikan antara bayi yang diberi ASI eksklusif dengan bayi yang diberi PASI dengan nilai P=0,027, ASI eksklusif dengan ASI+PASI dengan nilai P=0,016 dan ASI eksklusif dengan ASI/PASI+MP-ASI dengan nilai P=0,013. Kata Kunci : pola pemberian nutrisi, status gizi
Tesis
HUBUNGAN ANTARA POLA PEMBERIAN ....
HIDAYAT , ENUNG MARDIYANA