HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TERHADAP TINDAKAN ABORSI
Erlin Nurhalimah (030112b019) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Ngudi Waluyo Ungaran Program Studi Diploma IV Kebidanan e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Aborsi yang dilakukan oleh remaja pada umumnya adalah aborsi ilegal yang dilarang oleh pemerintah dan dilakukan dengan cara-cara yang tidak aman. Tindakan aborsi dapat dimulai dari sikap seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap mahasiswi program studi DIII kebidanan terhadap tindakan aborsi. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini merupakan program studi DIII Kebidanan tingkat II dan III sebanyak 99 responden, yang ditentukan dengan menggunakan teknik proportionate stratified random sampling. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki pengetahuan baik sebanyak 52 responden (52,5%), pengetahuan cukup sebanyak 32 responden (32,3%) dan pengetahuan kurang sebanyak 15 responden (15,2%). Sementara itu responden yang memiliki sikap tidak setuju sebanyak 60 reponden (60,6%) dan yang memiliki sikap yang setuju sebanyak 39 responden (39,4%). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan terhadap tindakan aborsi dengan p-value 0,000 < (α 0,05). Saran yang bisa disampaikan peneliti yaitu diharapkan mahasiswi memperbanyak membaca buku-buku tentang kesehatan reproduksi, memiliki pengetahuan yang baik dan sikap yang tidak setuju tentang aborsi. Serta penelitian ini dapat dilakukan penelitian ulang dengan metode yang berbeda, seperti metode kualitatif/wawancara secara langsung kepada responden. Kata kunci
: Pengetahuan, Sikap, Aborsi
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TERHADAP TINDAKAN ABORSI
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini hampir 99% kejadian aborsi terjadi dinegara berkembang, lebih dari 500.000 wanita pertahunnya meninggal karena tindakan aborsi. Sekitar 67.000 (13%) kematian wanita didunia di akibatkan oleh tindakan aborsi yang dilakukan hampir 95% tidak aman, sehingga setiap tahunnya diperkirakan 80.000 wanita meninggal akibat komplikasi setelah melahirkan (Tiar, 2012). Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2010, angka kejadian aborsi di Indonesia sekitar 2-2,6 juta pertahunnya dan 30% dilakukan oleh remaja putri pada usia 15-20 tahun. Menurut data Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2010, menyatakan bahwa angka kejadian aborsi di Indonesia mencapai 2,4 juta setiap tahunnya dan hampir 800.000 merupakan remaja putri (WHO, 2010). Aborsi yang dilakukan oleh remaja pada umumnya adalah aborsi ilegal yang dilarang oleh pemerintah dan dilakukan dengan caracara yang tidak aman, misalnya dengan meminta bantuan dukun beranak, minum ramuan peluntur dan lain sebagainya (Kusmiran, 2012). Kurangnya pemahaman terhadap tindakan aborsi dapat mengakibatkan ancaman keselamatan bagi wanita yang melakukan aborsi, sehingga hal tersebut akan menyebabkan tingginya angka kematian wanita. Pelaku tindakan aborsi dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, khususnya para bidan, dokter dan tenaga kesehatan yang lain, serta orang yang bukan tenaga kesehatan (dukun), tindakan aborsi sendiri dapat dimulai dari sikap seseorang (Arisandi, 2012). Dampak yang ditimbulkan dari tindakan aborsi yang dilakukan secara ilegal diantaranya adalah kematian mendadak yang disebabkan oleh perdarahan hebat, kematian mendadak dengan pembiusan yang gagal,
merusak organ tubuh lain, syok/koma, depresi, terjadi kemandulan, tertinggalnya sisa janin didalam rahim dan masih banyak lagi (Kusmiran, 2012). Tindakan aborsi dapat dimulai dari sikap seseorang. Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang, tidak senang, setuju, tidak setuju, baik, tidak baik dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dapat dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan eksternal, dimana faktor internal adalah suatu faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut, meliputi, jenis kelamin, umur, pendidikan dan pengalaman/pengetahuan dan faktor eksternal adalah faktor melekat pada objeknya, yang meliputi kebudayaan, media massa, institusi pendidikan, institusi agama dan masyarakat (Azwar, 2005). Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya), dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek, sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga) dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Peranan pengetahuan tersebut sangat mempengaruhi terjadinya sikap individu, untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengetahuan haruslah meninggalkan kesan yang kuat, oleh sebab itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengetahuan tersebut terjadi dalam situasi yang melibatan faktor emosional (Notoatmodjo, 2010). Mahasiswi kebidanan merupakan salah satu subjek yang memiliki pengetahuan
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TERHADAP TINDAKAN ABORSI
2
mengenai aborsi, karena terkait dengan mata kuliah yang telah ditempuh. Mereka juga dapat memperoleh sumber-sumber informasi tambahan melalui internet, televisi, majalah, koran dan lain sebagainya. Namun, pada kenyataannya masih banyak ditemukan tindakan aborsi pada mahasiswi yang menuntut ilmu dibidang kesehatan, beberapa alasan banyak diungkapan untuk melakukan tindakan aborsi. Berdasarkan fenomena yang terjadi dikalangan remaja khususnya remaja putri baik yang kuliah di institusi umum maupun institusi kesehatan banyak yang melakukan tindakan aborsi, yang disebabkan dari pergaulan bebas. Institusi kesehatan merupakan tempat dimana dapat memberikan mata kuliah tentang berbagai ilmu kesehatan, khususnya tentang aborsi itu sendiri. Kenyataannya, justru mahasiswimahasiswi yang kuliah diinstitusi kesehatan tersebut banyak juga yang terlibat dalam melakukan tindakan aborsi. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 19 - 20 November 2013 terhadap 10 mahasiswi program studi DIII Kebidanan STIKES NGUDI WALUYO, diperoleh data bahwa 8 orang (80%) diantaranya menyatakan bahwa sikap mereka positif (tidak setuju) terhadap tindakan aborsi terutama jika dilakukan dengan sengaja (menggugurkan kehamilannya karena hamil diluar nikah), karena hal tersebut merupakan tindakan kriminal. Selebihnya 2 orang (20%) menyatakan sikap yang negatif (setuju) jika dilakukannya tindakan aborsi, karena guna masa depannya. Hasil pengetahuan mahasiswi terhadap tindakan aborsi, 8 orang (80%) menyatakan sudah benar-benar faham tentang aborsi, selebihnya sekitar 2 orang (20%) belum begitu faham dan hanya sekilas saja. Pengetahuan mahasiswi tersebut dapat dikategorikan dengan pengetahuan yang baik, dimana pengetahuan yang baik dapat
mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap aborsi akan negatif. Pengetahuan seseorang akan dapat mempengaruhi sikap mereka dalam mempersepsikan antara baik dan buruk dari objek tersebut, tingginya pengetahuan seseorang maka sikap mereka terhadap suatu objek pun akan lebih dinilai positif, begitu juga apabila pengetahuan seseorang itu rendah maka sikap mereka akan negatif dalam menilai suatu objek. Berdasarkan kenyataan yang diperoleh dilapangan bahwa, pengetahuan yang tinggi dari seseorang terhadap objek tidak menutup kemungkinan sikap mereka akan positif terhadap objek yang artinya akan setuju. Seperti halnya dalam kasus tindakan aborsi yang dilakukan oleh salah satu mahasiswi kebidanan, dibangku perkuliahan mereka telah memperoleh mata kuliah tentang aborsi. Mereka juga bisa mendapatkan melalui sumber-sumber informasi, seperti melalui internet, sehingga pengetahuan mereka pun akan menjadi lebih baik (tinggi) tentang aborsi tersebut. Namun, masih saja ditemukan kasus aborsi kepada mahasiswi, baik mahasiswi yang kuliah di Institusi Umum maupun Institusi Kesehatan. Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan antara pengetahuan dengan sikap mahasiswi program studi DIII Kebidanan terhadap tindakan aborsi”. A. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan di STIKES NGUDI WALUYO terhadap tindakan aborsi”. B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TERHADAP TINDAKAN ABORSI
3
mahasiswi program studi DIII Kebidanan di STIKES NGUDI WALUYO terhadap tindakan aborsi. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pengetahuan mahasiswi program studi DIII Kebidanan mengenai tindakan aborsi. b. Mendeskripsikan sikap mahasiswi program studi DIII Kebidanan mengenai tindakan aborsi. c. Menganalisa hubungan antara pengetahuan dengan sikap mahasiswi program studi DIII Kebidanan di STIKES NGUDI WALUYO terhadap tindakan aborsi. C. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti a. Memberikan pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian sederhana secara ilmiah dalam rangka mengembangkan diri dalam melaksanakan fungsi bidan sebagai peneliti. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti sendiri tentang hubungan antara pengetahuan dengan sikap mahasiswi terhadap tindakan aborsi. 2. Bagi Profesi Bidan Sebagai sumber informasi bagi Bidan dan tenaga kesehatan lainnya terhadap tindakan aborsi yang dilakukan. 3. Bagi Institusi Pendidikan Dapat digunakan sebagai bahan dalam penambahan informasi dan referensi tentang menyikapi dalam tindakan aborsi. 4. Bagi Lahan Penelitian
Dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan sikap terhadap berbagai tindakan aborsi yang dilakukan.
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Deskriptif Korelatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional, yaitu rancangan penelitian yang pengukurannya/pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat/sekali waktu tertentu. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswi program studi DIII Kebidanan tingkat II dan tingkat III di STIKES NGUDI WALUYO Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 141 Mahasiswi. Sampel Penghitungan besar sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus Slovin, maka jumlah sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah 99 mahasiswi. Jumlah ini menurut peneliti dinilai sudah cukup representatif (mewakili) dari total populasi tersebut, teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penelitian ini adalah teknik probability sampling/random sampling dengan jenis proportionate stratified random sampling yaitu merupakan teknik pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan dengan memperhatikan pengambilan subjek dari masing-masing strata atau wilayah yang ada dalam populasi tersebut secara proporsional. Rumus proportionate stratified random sampling.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TERHADAP TINDAKAN ABORSI
4
Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di STIKES NGUDI WALUYO. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 07 September 2013 s/d 11 Juni 2014 dan pengambilan data dilakukan pada tanggal 26 & 27 Maret 2014.
2.
Sumber Data Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah data primer, yaitu pengumpulan data secara langsung dari responden mahasiswi Program studi DIII Kebidanan di STIKES NGUDI WALUYO dengan menggunakan kuesioner/angket. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, yaitu kuesioner pengetahuan terhadap tindakan aborsi berjumlah 18 pertanyaan tentang pengertian, kategori aborsi, jenis-jenis aborsi, undang-undang dan hukum aborsi, gejala psikologis aborsi dan resiko/akibat dari aborsi. Kuesioner mengenai sikap mahasiswi terhadap tindakan aborsi dimana terdapat beberapa pernyataan untuk dijawab yang berupa pernyataan mengenai pendapat/pemikiran, penilaian dan sikap berdasarkan kategori aborsi, penilaian tentang jeni-jenis aborsi, pendapat/pemikiran tentang hukum aborsi dan penilaian serta sikap tentang resiko akibat aborsi. Pernyataan tersebut berjumlah 13 soal, sehingga total semua pertanyaan untuk soal pengetahuan maupun pernyataan untuk soal sikap sebanyak 31 soal. Pengolahan Data Pengolahan data penelitian ini akan dilakukan dengan tahap-tahap: 1. Pemeriksaan Data (Editing) Editing adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh
para pengumpulan data. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada didaftar pertanyaan (Saryono dan Setiawan, 2011). Memberi Skor (Scoring) Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang perlu diberikan penilaian atau skor (Saryono dan Setiawan, 2011). Tahap ini memberikan score pada tiap jawaban yang terdapat pada kuisioner Dapat dikategorikan: a. Pengetahuan dapat diberikan skor sebagai berikut: 1) Jika jawaban benar : (Skor 1) 2) Jika jawaban salah : (Skor 0) b. Sikap dapat diberikan skor sebagai berikut: 1) Pernyataan Favorabel a) Setuju : (Skor 4) b) Kurang setuju : (Skor 3) c) Ragu-ragu : (Skor 2) d) Tidak setuju : (Skor 1) 2)
3.
Pernyataan Unfavorabel a) Setuju : (Skor 1) b) Kurang setuju : (Skor 2) c) Ragu-ragu : (Skor 3) d) Tidak setuju : (Skor 4) Pemberian Kode (Coding) Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari para responden kedalam kategori (Saryono Coding dan Setiawan, 2011). merupakan kegiatan pemberian kode
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TERHADAP TINDAKAN ABORSI
5
4.
5.
numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Kategori: a. Pengetahuan mahasiswi diolah dan dikategorikan menurut: 1) Baik : Jawaban benar 14-18 (76-100%) diberi kode 2 2) Cukup : Jawaban benar 9-13 (56-75%) diberi kode 1 3) Kurang : Jawaban benar ≤ 8 (≤56%) diberi kode 0 b. Sikap mahasiswi diolah dan dikategorikan menurut: 1) Tidak setuju: 33-52 (> 50%) diberi kode 1 2) Setuju: 13-32 (≤ 50 %) diberi kode 0 Memasukan Data (Entering) Entering adalah mengisi kolomkolom atau kotak-kotak lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan (Notoatodjo, 2012). Tabulating Tabulating adalah membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh penelitian (Notoatmodjo, 2012).
Analisis Univariat Analisis univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian, analisis ini pada umumnya hanya menghasilkan distribusi dan presentasi tiap variabel (Notoatmodjo, 2005). Mendeskripsikan variabel independen dan dependen penelitian, yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, variabel independen (pengetahuan) dikategorikan menjadi 3 yaitu baik dengan jumlah skor 1418, cukup dengan jumlah skor 9-13 dan kurang dengan jumlah skor ≤ 8. Variabel dependen (sikap) dikategorikan menjadi dua, yaitu pernyataan sikap tidak setuju
dengan jumlah skor 6 dan sikap yang setuju dengan jumlah skor 7. Analisis Bivariat Penelitian ini menggunakan analisa bivariat antara pengetahuan dengan sikap terhadap tindakan aborsi yang diduga berhubungan atau korelasi. Dalam analisa ini dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi, yaitu melihat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Penelitian ini menggunakan rumus Chi Square :
( fo − fh) 2 χ =∑ fh Keterangan : χ² : Chi Quadrat fo : Frekuensi yang diobservasi fh : Frekuensi yang diharapkan Kedua variabel yang diuji dikatakan memiliki hubungan yang signifikan apabila nilai χ²hitung > χ²tabel atau apabila nilai p value ˂ 0,05. Syarat Uji Chi Square adalah sel yang mempunyai nilai Expected Count < 5, maksimal 20% dari jumlah sel (Dahlan, 2008). Guna mengetahui hubungan yang signifikan antara variabel bebas dan variabel terikat, maka p value dibandingkan dengan tingkat kesalahan (α) yang digunakan adalah 0,05. Apabila p value < 0,05 maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. 2
HASIL PENELITIAN A. Analisis Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran tentang pengetahuan dan sikap mahasiswi program studi DIII Kebidanan STIKES
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TERHADAP TINDAKAN ABORSI
6
NGUDI WALUYO terhadap tindakan aborsi. 1. Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan tentang Tindakan Aborsi Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan mahasiswi tentang tindakan aborsi disajikan pada tabel 5.1 berikut ini. Tabel 1
Pengetahuan Kurang Cukup Baik Jumlah
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan tentang Tindakan Aborsi pada Mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan STIKES NGUDI WALUYO Frekuensi Persentase (%) 15 15,2 32 32,3 52 52,5 99 100,0
Berdasarkan tabel 5.1, dapat diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang tindakan aborsi adalah dalam kategori baik, yaitu sejumlah 52 mahasiswi (52,5%). Adapun yang menunjukkan dalam kategori cukup, yaitu sejumlah 32 mahasiswi (32,3%) dan kategori kurang, yaitu sejumlah 15 mahasiswi (15,2%). 2. Gambaran Sikap Mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan terhadap Tindakan Aborsi Distribusi frekuensi berdasarkan sikap mahasiswi tentang tindakan aborsi disajikan pada tabel 5.2 berikut ini.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sikap tentang Tindakan Aborsi pada Mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan STIKES NGUDI WALUYO
Sikap
Frekuensi
Setuju Tidak Setuju Jumlah
39 60
Persentase (%) 39,4 60,6
99 100,0 Berdasarkan tabel 5.2, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki sikap yang tidak setuju terhadap tindakan aborsi, yaitu sejumlah 60 mahasiswi (60,6%) dan selebihnya memiliki sikap yang setuju terhadap tindakan aborsi, yaitu sejumlah 39 mahasiswi (39,4%). B. Analisis Bivariat Tabel 3 Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap terhadap Tindakan Aborsi pada Mahasiswi Program Studi Kebidanan STIKES NGUDI WALUYO Pengetahuan
Sikap Setuju
Kurang Cukup Baik Jumlah
f 13 16 10 39
% 86,7 50,0 19,2 39,4
Total Tidak Setuju f % 2 13,3 16 50,0 42 80,8 60 60,6
f 15 32 52 99
% 100 100 100 100
χ²
Pvalue
24,402
0,000
Berdasarkan tabel 5.3, menunjukkan bahwa proporsi mahasiswi yang memiliki pengetahuan baik dan bersikap tidak setuju terhadap tindakan aborsi lebih banyak, yaitu
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TERHADAP TINDAKAN ABORSI
7
sejumlah 42 mahasiswi (80,8%), dibandingkan yang memiliki pengetahuan cukup, yaitu 16 mahasiswi (50,0%) dan kurang, yaitu 2 mahasiswi (13,3%). Proporsi mahasiswi yang memiliki pengetahuan kurang yang bersikap setuju tehadap tindakan aborsi sebanyak 13 mahasiswi (86,7%) lebih banyak dibandingkan yang berpengetahuan cukup, yaitu 16 mahasiswi (50,0%) dan baik, yaitu 10 mahasiswi (19,2%). Berdasarkan uji Chi Square diperoleh nilai χ² hitung sebesar 24,402 dengan P-value 0,000. Oleh karena pvalue (0,000) < α (0,05), maka Ho ditolak, dan disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap terhadap tindakan aborsi pada mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan di STIKES NGUDI WALUYO.
PEMBAHASAN A. Analisa Univariat 1. Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan terhadap Tindakan Aborsi Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan dalam kategori baik, yaitu 52 orang (52,5%). Beberapa hal yang telah banyak diketahui oleh responden adalah pengertian aborsi (85,9%), aborsi yang dilakukan dengan sengaja baik yang memakai obatobatan maupun alat/jenis-jenis aborsi (85,9%), aborsi yang terjadi
tanpa ada unsur tindakan dari luar dan dengan kekuatan sendiri/kategori aborsi (83,8%) dan gejala psikologis seorang wanita melakukan aborsi (82,8%). Pengetahuan yang dimiliki oleh responden dalam kategori baik, dapat didukung oleh teorinya Notoatmodjo (2010), yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya), dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan hal tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Selain itu majunya teknologi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, kemudian sarana komunikasi mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukkan opini dan kepercayaan seseorang (Erfandi, 2009). Pendapat lain yang menyatakan bahwa informasi adalah sesuatu yang dapat diketahui, sehingga adapula yang menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan. Pada hakikatnya informasi tidak dapat diuraikan (intangible), akan tetapi informasi tersebut dijumpai dalam kehidupan sehari-hari yang diperoleh dari data dan pengamatan terhadap dunia sekitar kita serta diteruskan melalui komunikasi (Irmayanti, 2007). Berdasarkan hasil jawaban dari responden tersebut dapat didukung dengan adanya wilayah kampus yang telah disediakan fasilitas jaringan wifi untuk memudahkan dalam mengakses segala keperluan responden dan
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TERHADAP TINDAKAN ABORSI
8
memiliki perpustakaan yang menyediakan buku-buku tentang aborsi. Kemudian seiring dengan canggih dan majunya alat komunikasi yang digunakan oleh responden sebagian besar smartphone, dimana sudah tersedianya yang salah satunya aplikasi internet sehingga akan lebih memudahkan untuk memperoleh informasi melalui smartphone tersebut. Selain itu reponden juga memperoleh mata kuliah TIK (Teknologi Informasi Komputer) sehingga semakin mudah responden untuk mencari berbagai informasi, setelah mendapatkan teori-teori dari mata kuliah tersebut. Selain memiliki pengetahuan baik, ada juga responden yang memiliki pengetahuan cukup dan kurang. Data tersebut dapat ditunjukkan bahwa pengetahuan cukup, sebanyak 32 orang (32,3%) dan pengetahuan kurang, sebanyak 15 orang (15,2%). Terdapat juga beberapa hal yang masih belum diketahui oleh responden, yaitu aborsi yang masih tersisa didalam rahim/kategori aborsi berdasarkan gambaran klinisnya (34,3%), pengertian aborsi kriminalis (33,3%) dan pengguguran kandungan dapat dilakukan karena semata-mata untuk menyelamatkan jiwa seorang perempuan (25,3%). Berdasarkan hasil jawaban dari responden, hal tersebut dapat disebabkan karena, meskipun telah diberikan fasilitas yang memadai dari kampus (seperti wifi), sarana perpustakaan yang memadai, yang telah disediakan buku-buku tentang kebidanan yang salah satunya tentang aborsi. Namun, tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin
fasilitas yang ada, itu lah sebabnya pengetahuan yang dimiliki oleh responden tentang aborsi dapat menjadi kategori cukup dan kurang. 2. Gambaran Sikap Mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan terhadap Tindakan Aborsi Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat bahwa responden lebih banyak yang memiliki sikap positif, yaitu sebanyak 60 orang (60,6%). Sikap positif merupakan sikap yang tidak setuju terhadap tindakan aborsi yang tidak aman/aborsi ilegal. Beberapa hal sikap tidak setuju terhadap aborsi yang telah dimiliki oleh responden adalah seorang perempuan yang sengaja menggugurkan kandungan/menyuruh orang lain untuk menggugurkannya diancam pidana selama 4 tahun (32,3%), wanita yang hamil diluar nikah kehamilannya harus tetap dipertahankan, meskipun masih melaksanakan studi (28,3%), menurut saya aborsi diperbolehkan hanya untuk menyelamatkan nyawa seorang wanita, misalnya sakit jantung, ginjal, sakit hati yang berat dan gangguan kejiawaan (25,3%) dan aborsi pada remaja dapat membahayakan kesehatan remaja (26,3%). Hal ini sesuai konsep yang telah ada bahwa sikap dan perilaku seseorang dalam memberikan tanggapan dan respon terhadap stimulasi tertentu dapat dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang yang didapat berdasarkan dari proses belajar ataupun pengaruh dari lingkungan. Sikap merupakan pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa sehingga hal ini
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TERHADAP TINDAKAN ABORSI
9
mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu (Budiman & Riyanto, 2013). Sikap dapat diposisikan sebagai hasil evaluasi yang dilakukan individu terhadap berbagai objek yang diamati, hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Aikan (dalam Mitchell, 1990), menyatakan bahwa sikap merupakan predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara konsisten, baik positif maupun negatif terhadap suatu objek. Dalam pandangan ini, respon yang diberikan individu diperoleh dari proses belajar terhadap berbagai atribut berkaitan dengan objek (Notoatmodjo, 2010). Selain sikap yang tidak setuju ada juga responden yang menjawab pernyataan dengan memberikan sikap yang negatif (setuju), yaitu sebanyak 39 orang (39,4%). Sikap negatif dapat diartikan sebagai sikap yang setuju terhadap tindakan aborsi dan memandang bahwa tindakan aborsi ilegal/aborsi yang tidak aman boleh dilakukan. Terdapat juga beberapa hal sikap yang setuju terhadap aborsi yang dimiliki oleh responden adalah remaja putri yang melakukan aborsi merupakan gaya masa kini dan wajar dilakukan (9,1%), saya akan tetap melakukan aborsi walaupun orang tua melarang saya (15,2%) dan dengan melakukan aborsi dapat mengatasi semua masalah (11,1%). Sikap yang setuju yang diberikan oleh responden dapat saja dikarenakan oleh beberapa hal, seperti pergaulan yang bebas, tidak memanfaatkan media massa dalam hal yang positif melainkan dengan hal yang negatif, pernah mempunyai
pengalaman sebelumnya tentang aborsi, sehingga semakin mendorong responden untuk memberikan pernyataan yang salah dan memiliki sikap yang setuju, hal ini dapat juga didukung dengan pengaruh orang lain yang dianggap penting dalam pembentukan sikap seseorang. Dapat juga didukung oleh teori dari Notoatmodjo (2010), yang menyatakan bahwa pada umumnya individu cenderung untuk memilih sikap yang konformir atau searah dengan sikap orang lain yang dianggap penting, selain pengaruh orang lain pengaruh dari media massa juga bisa mempengaruhi sikap responden. B. Analisa Bivariat Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan tehadap Tindakan Aborsi. Berdasarkan Tabel 5.3, dapat diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang baik dan memiliki sikap yang tidak setuju lebih banyak, yaitu sejumlah 42 orang (80,8%), dibandingkan dengan pengetahuan cukup yang memiliki sikap tidak setuju sejumlah 16 orang (50,0%) dan pengetahuan kurang dengan memiliki sikap tidak setuju sejumlah 2 orang (13,3%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan (P-value= 0,000 ≤ α (0,05)) antara pengetahuan dengan sikap terhadap tindakan aborsi pada mahasiswi program studi DIII Kebidanan STIKES NGUDI WALUYO. Sikap tidak setuju yang ditunjukkan oleh responden diperoleh melalui pengetahuan yang baik tentang aborsi, dapat diketahui bahwa seseorang
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TERHADAP TINDAKAN ABORSI
10
akan memberikan sikap setelah memiliki pengetahuan terhadap sesuatu (objek) yang dilihatnya. Kemudian didukung pula dengan adanya fasilitas teknologi dari Institusi Pendidikan agar terpenuhinya sarana yang diperlukan dan dapat memanfaatkan untuk hal-hal yang berguna serta bernilai yang baik. Pengetahuan dengan sikap sangat berkaitan erat sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2012), yang menyatakan bahwa sebelum seseorang mengadopsi perilaku (berperilaku baru), ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Orang tidak ingin melakukan tindakan aborsi, apabila ia telah mengetahui dari tujuan, manfaatnya bagi kesehatan atau keluarganya, serta dampak yang terjadi setelah melakukan tindakan aborsi. Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek (seperti tindakan aborsi). Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan bernilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan. Pernyataan tersebut membuktikan keduanya sangat saling berhubungan dimana setelah seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka nantinya diharapkan akan diterapkan dengan sikap yang positif pula. Sikap dipengaruhi oleh pengetahuan dimana pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini sangat menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan makin positif terhadap suatu obyek tertentu (Notoatmodjo, 2010). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Riani (2013), yaitu hubungan pengetahuan dengan sikap
remaja tentang aborsi di SMA XX. Metode penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional survey, yang menunjukkan bahwa nilai p ≤ 0,05 yang artinya ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja tentang aborsi. Kemudian diperoleh lagi hasil penelitian dari Devi Arisandi (2012) tentang hubungan antara pengetahuan dengan sikap remaja putri tentang tindakan aborsi di Universitas Esa Unggul Jakarta. Menggunakan pendekatan cross sectional dengan hasil pvalue sebesar 0,001 ≤ α (0,05), menyatakan hasil ada hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja putri tentang tindakan aborsi di Universitas Esa Unggul Jakarta. Selain pengetahuan baik dengan sikap yang tidak setuju ada juga responden yang memiliki pengetahuan baik namun memiliki sikap yang setuju, yaitu sebanyak 10 orang (19,2%). Responden yang memiliki pengetahuan baik dengan sikap yang setuju, hal tersebut dapat dikarenakan sikap tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan saja, melainkan dipengaruhi juga oleh orang lain atau lingkungan yang memberikan pengaruh kepada individu, karena ada kecenderungan dari seorang individu yang berusaha untuk sama dengan teman sekelompoknya atau lingkungan pergaulannya. Kemudian ada juga responden yang memiliki pengalaman tentang aborsi itu sendiri, serta terdapat juga teman disekelilingnya yang melakukan aborsi. Sikap yang setuju tersebut ditunjukkan karena untuk menutup-nutupi agar tidak ketahuan dengan orang tuanya dan institusi pendidikan. Selain pengaruh lingkungan pengaruh dari orang tua juga menentukan sikap seseorang, orang tua besar pengaruhnya terhadap anakanaknya, sikap orang tua akan dijadikan
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TERHADAP TINDAKAN ABORSI
11
role model bagi anak-anaknya (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan pernyataan tersebut sikap seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, sehingga tidak menutup kemungkinan apabila seseorang memiliki pengetahuan yang baik namun memiliki sikap yang setuju.
KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah dibahas di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap mahasiswi program studi D-III Kebidanan terhadap tindakan aborsi. Dengan nilai P-value= 0,000 < α (0,05). Diharapkan mahasiswi memperbanyak membaca buku-buku tentang kesehatan reproduksi, memiliki pengetahuan yang baik dan sikap yang tidak setuju tentang aborsi. Serta penelitian ini dapat dilakukan penelitian ulang dengan metode yang berbeda, seperti metode kualitatif/wawancara secara langsung kepada responden. DAFTAR PUSTAKA Abdullah Aceng. (2004). Kiat Berhubungan dengan Media Masaa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arisandi Devi, Safitri. (2009). http://Safitri.Arisandi.Devi.skripsi.s ikap-terhadap-aborsi-padamahasiswa-universitas-esaunggul.com. Diakses tanggal 1911-2013. Azwar, Saifuddin. (2003). Sikap Manusia dan Teori Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Budiman, Dkk. (2013). Pengukuran Sikap. Jakarta: Salemba Medika. Bkkbn. (2010). http://BKKBN.angkakejadian-aborsi.com. Diakses tanggal 11-11-2013. Cangara, H. Hafied. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo. Erfandi. (2009). Pengetahuan dan Faktorfaktor yang mempengaruhi Manusia. Diakses dari: http//forbetterrhealt.wordpresss.co m. diperoleh tanggal 20-12-2013. Hidayat, A. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakara: Salemba Medika. Irmayanti. (2007). Pengertian Pengetahuan. Diakses dari http//wikipedia.pengetahuan.com. diperoleh tangga 20-12-2013. Kusmiran.(2012). Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Salemba Medika. Manuaba, I.B.G. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Mochtar, Rustam. (2004). Sinopsis Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Morissan, dkk. (2010). Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Ilmu Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Prinsipprinsip Dasar Ilmu Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan Cetakan ke-2. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TERHADAP TINDAKAN ABORSI
12
Keperawatan. Medika..
Jakarta:
Salemba
Riani.
(2013). http://Riani.skripsi.pengetahuansikap-remaja--terhadap-aborsiSMA-XX.com. Diakses tanggal 1304-2014. Riyanto, Agus. (2011). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika Romli, Asep Syamsul M. (2009). Kamus Jurnalistik. Bandung: Simbiosa. Setiawan, Ari. (2011). Metode Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Sinaga,
Tenceuli. (2007). http://Sinaga.Tanceuli.skripsipemberian-informasi-denganpengetahuan-remaja-putri-terhadapaborsi-SMUN1-pematang-siantar. Diakses tanggal 18-04-2014.
Sujiatini. (2009). Asuhan Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. Tiar, Estu. (2012). Manajemen Aborsi Inkomplit. Jakarta: EGC. Trisnawati. Djuwita. (2011). Penyimpangan Pergaulan Pelajar. http://djuwita.trisnawati.penyimpan gan-pergaulan-pelajar.com. Diakses tanggal 19-11-2013. Wawan A dan Dewi M. (2010). Pengetahuan, Sikap dan Prilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. WHO. (2010). http://besarnya-tingkatkejadian-aborsi.com. Diakses tanggal 11-11-2013. Wikipedia. (2013). Sumber Informasi. Diakses dari: http//id.wikipedia.com. diperoleh tanggal 12-01-2014.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN TERHADAP TINDAKAN ABORSI
13