HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PENGELOLAAN MASJID DENGAN UPAYA MEMAKMURKAN MASJID PADA MASYARAKAT TEGALSARI SALATIGA TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
OLEH: SRI LESTARI WULANDARI 11108022
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2012
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PENGELOLAAN MASJID DENGAN UPAYA MEMAKMURKAN MASJID PADA MASYARAKAT TEGALSARI SALATIGA TAHUN 2012 DISUSUN OLEH SRI LESTARI WULANDARI NIM: 111 08 022 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 11 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana SI Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji
: Dr. Imam Sutomo, M.Ag.
______________
Sekretaris Penguji
: Ilyya Muhsin, S.HI., M.Si.
______________
Penguji I
: Drs. A. Bahruddin, M.Ag.
______________
Penguji II
: Achmad Maimun, M.Ag.
______________
Penguji III
: Dr. M. Zulfa, M.Ag.
______________ Salatiga, 19 September 2012 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag NIP. 19580827 198303 1 002
DEPARTEMEN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
Dr. M. Zulfa, M.Ag DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi Saudara SRI LESTARI WULANDARI Kepada Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga Assalamu’alaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama
: SRI LESTARI WULANDARI
NIM
: 11108022
Jurusan/ Progdi
: Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul
:
HUBUNGAN
ANTARA
KUALITAS
PENGELOLAAN
MASJID DENGAN UPAYA MEMAKMURKAN MASJID PADA MASYARAKAT TEGALSARI SALATIGA TAHUN 2012 Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb. Salatiga, 12 Agustus 2012 Pembimbing,
Dr. M. Zulfa, M.Ag NIP. 19520430 197703 1 001
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Sri Lestari Wulandari
NIM
: 11108022
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 12 Agustus 2012 Yang menyatakan,
Sri Lestari Wulandari
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Fall one time and stand up two times (Jatuh sekali bangkit/berdirilah dua kali, ciri orang tak kenal menyerah)
Sehabis ikhtiar baru tawakal (Bila telah diusahakan sekuat-kuatnya barulah menyerahkan kepada Allah)
Jangan pernah bertanya kapan kau mati, tetapi berapa banyak yang dapat kau lakukan selama kamu hidup
Ku persembahkan untuk : 1. Bapak dan Ibuku tercinta. 2. Kakak dan Adikku tersayang. 3. Sahabat-sahabatku semua. 4. Warga besar STAIN Salatiga.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb. Alhamdulillah dengan rendah hati penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PENGELOLAAN MASJID DENGAN UPAYA MEMAKMURKAN MASJID PADA MASYARAKAT TEGALSARI SALATIGA TAHUN 2012”. Skripsi ini telah disusun dengan sebaik-baiknya berdasarkan teori yang diperoleh selama masa kuliah maupun literatur-literatur yang mendukung. Walaupun demikian, penulis tidak akan menutup diri atas munculnya kritik dan saran yang membangun terhadap
skripsi ini. Penulis menyadari bahwa
keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd , selaku Ketua Program Studi Tarbiyah 3. Ibu Dra. Asdiqoh, M. Si, selaku Ketua Program Studi PAI 4. Bapak Dr. M. Zulfa, M. Ag., selaku dosen pembimbing yang penuh perhatian, semangat dan kesabaran memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Supat Diyono, selaku Takmir Masjid Tegalsari Salatiga, atas bantuan dan kerjasamanya dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. 6. Bapak Suwardi, selaku ketua RW 08 Tegalsari Salatiga, atas bantuannya dan kerjasamanya dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. 7. Seluruh staf pengajar dan administrasi, khususnya jurusan Tarbiyah, program studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga yang turut memperlancar penulisan skripsi ini. 8. Orang
tuaku,
dan
sahabat-sahabatku
yang
telah
mendukung
dan
memperlancar penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak tersebut diatas besar kemungkinan tidak akan terwujud skripsi ini. Dan tidak lupa penulis ucapkan do‟a kepada Allah SWT semoga amal beliau diterima Allah SWT dan mendapat balasan sesuai amalnya. Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang budiman, amin… Wassalamu’alaikum wr. wb. Salatiga, Agustus 2012
Penulis
ABSTRAK Wulandari, Sri Lestari. Hubungan Antara Kualitas Pengelolaan Masjid Dengan Upaya Memakmurkan Masjid Pada Masyarakat Tegalsari Salatiga Tahun 2012. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Pembimbing: Dr. M. Zulfa, M. Ag. Kata Kunci: Kualitas Pengelolaan Masjid, Upaya Memakmurkan Masjid Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui kualitas pengelolaan, upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga tahun 2012. Maka pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana kualitas Pengelolaan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga tahun 2012? (2) Bagaimana upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga tahun 2012? (3) Adakah hubungan antara kualitas pengelolaan masjid dengan upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga tahun 2012?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Adapun jumlah respondennya 70 KK (Kepala Keluarga). Adapun penelitiannya dilaksanakan pada bulan Juli 2012. Berdasarkan yaitu (1) kualitas pengelolaan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga Tahun 2012 dalam katagori (2) upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga Tahun 2012 berada dalam katagori (3) ada pengaruh yang signifikan antara kualitas pengelolaan masjid dengan upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga Tahun 2012, dengan kriteria r hitung > r tabel pada signifikasi taraf kepercayaan 95% maka hipotesis kerja diterima. Namun sebaliknya apabila r hitung < Dalam
penelitian ini
rtabel
maka hipotesis ditolak.
dibuktikan dengan hasil perhitungan korelasi yaitu
diperoleh nilai 0,997, kemudian dibandingkan dengan rtabel dengan jumlah N = 70 dan taraf signifikasi kepercayaan 95% yaitu 0,235 terbukti hasil r hitung lebih
besar daripada rtabel, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini signifikan, dalam arti hipotesis yang menyatakan “ Terdapat hubungan yang positif antara kualitas pengelolaan masjid dengan upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga Tahun 2012” “diterima”. Dengan demikian ada hubungan yang signifikan antara kualitas pengelolaan masjid dengan upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari. Hal tersebut terbukti bahwa pengelola masjid tidak hanya menekankan pada aspek pengelolaan masjid saja melainkan aspek untuk upaya memakmurkan masjid juga ditekankan. Dari penelitian ini dihasilkan rekomendasi kepada pengelola masjid agar bersemangat untuk mengelola masjid dan juga memperhatikan bagaimana cara memakmurkannya. Sesungguhnya masjid adalah rumah allah, bagi yang mengelola atau memakmurkannya merupakan suatu pekerjaan yang sangat mulia.
DAFTAR ISI
JUDUL…...………………………………………………………….i LEMBAR BERLOGO………………………………………………ii PENGESAHAN KELULUSAN……………………………………iii PERSETUJUAN PEMBIMBING……….………………………….iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.………………………….v MOTTO DAN PERSEMBAHAN……….………………………….vi KATA PENGANTAR…………………….…………………………vii ABSTRAK………………………..………...………………………..ix DAFTAR ISI……………………..…………………………………..xi DAFTAR TABEL………………..…………………………………..xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………………………………….1 B. Rumusan Masalah………………………………………...3 C. Tujuan Penelitian…………………………………………4 D. Hipotesis Penelitian………………………………………4
E. Manfaat Penelitian.……………………………………...5 F. Definisi Operasional...…………………………………...5 G. Metode Penelitian…...…………………………………...8 H. Sistematika Penulisan…….…………………………….14 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kualitas Pengelolaan Masjid…………………………...16 1. Peran dan fungsi masjid…………………………….16 2. Pengertian kulitas pengelolaan masjid..…………….18 3. Komponen kualitas pengelolaan masjid…………….18 B. Upaya Memakmurkan Masjid...………………………...27 1. Pengertian upaya memakmurkan masjid..….……….27 2. Komponen upaya memakmurkan masjid……………28 C. Hubungan Antara Kualitas Pengelolaan Masjid Dengan Upaya Memakmurkan Masjid.………………………….45 BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Masjid Tegalsari Salatiga…………….46 1. Sejarah berdirinya masjid Baitul Mu‟min Tegalsari Salatiga….…………………………………………....46 2. Letak geografis…………………………………….....47 3. Keadaan pengurus atau pengelola…….………….…...47 4. Kegiatan masjid………………………………….…..48
5. Sarana prasarana…………..…………………………..49 B. Penyajian Data…………………………………………….50 1. Data nama responden………………………………….50 2. Data tentang jawaban angket kualitas pengelolaan masjid………………………………………………….53 3. Data tentang jawaban angket upaya memakmurkan masjid…………………………..……….. ……………63 4. Data hasil wawancara takmir masjid………………….72 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif…………………………………………76 1. Analisis data kualitas pengelolaan masjid….………….76 2. Analisis data upaya memakmurkan masjid………….…81 B. Pengujian Hipotesis………………………………………..86 C. Pembahasan………………………………………………..91 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……………………………………………….93 B. Saran………………………………………………………94 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL 1.1 Daftar Populasi Penelitian……………………………………………..9 1.2 Daftar Populasi dan Sampel…………………………………………...11 1.1 Daftar Pengelola atau Pengurus Masjid……………………………….47 1.2 Daftar Sarana dan Prasarana…………………………………………...49 1.3 Daftar Nama Responden…………………………………………….....51 1.4 Jawaban Angket Kualitas Pengelolaan Masjid………………………...54 1.5 Skor Jawaban Responden Variabel Kualitas Pengelolaan Masjid……..56 1.6 Kriteria Nilai Variabel Kualitas Pengelolaan Masjid…………………..60 1.7 Jawaban Angket Upaya Memakmurkan Masjid………………………..63 1.8 Skor Jawaban Responden Variabel Upaya Memakmurkan Masjid….....65 1.9 Kriteria Nilai Variabel Upaya Memakmurkan Masjid……………….....69 4.1 Prosentase Jawaban Responden Tentang Kualitas Pengelolaan Masjid Berdasarkan Angket………………………………………….....77 4.2 Prosentase Jawaban Responden Tentang Kualitas Pengelolaan Masjid..81 4.3 Prosentase Jawaban Responden Tentang Upaya Memakmurkan Masjid Berdasarkan Angket……………………………………………………...82 4.4 Prosentase Jawaban Responden Tentang Upaya Memakmurkan Masjid..85 4.5 Koefisien Hubungan Antara Kualitas Pengelolaan Masjid Dengan Upaya Memakmurkan Masjid Pada Masyarakat Tegalsari Salatiga Tahun 2012..87
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Umat Islam atau masyarakat Islam adalah sekumpulan orang-orang Islam yang hidup dalam jamaah pada suatu daerah tertentu, beribadah mengamalkan syariat Islam dalam kehidupan sehari-hari. Semua kegiatan umat terpusat di masjid dengan pengelola yang efektif dari masjid. Kehidupan sehari-hari dari umat Islam terkait erat dengan masjid yang didirikan atas dasar iman. Penampilan dan pengelolaan masjid dapat memberi gambaran tentang hubungan masjid dengan kualitas sumber daya manusia di sekelilingnya. Pengelolaan masjid harus dilaksanakan sebagai pengalaman dan hubungan manusia dengan Allah SWT. dan hubungan manusia dengan manusia yang lain. Membangun masjid merupakan manifestasi iman dan takwa serta dalam rangka mencari ridha Allah semata. Ungkapan iman dan takwa berkaitan dengan memilih bahan yang baik, kebersihan, kenyamanan, keindahan, kenyamanan dan sebagainya, sesuai dengan tingkatan pendidikan dan tingkatan kemakmuran atau lingkungan masyarakatnya. Masjid merupakan tempat untuk melaksanakan ibadah kaum muslimin, yakni suatu bangunan yang berfungsi sebagai penampung kegiatan pelaksanaan ajaran agama Islam sehingga mempunyai kaitan yang erat antara seluruh kegiatan
keagamaan dengan masjid. Namun sering kali peran masjid menjadi tidak sesuai karena pengelolaanya yang kurang tepat. Dalam perjalanan sejarah, posisi masjid tetap menjadi tempat untuk membina umat, tetapi karena pengelolaanya tidak dilakukan dengan baik maka masjid hanya sebagai tempat untuk melakukan ibadah ritual saja. Masjid pada saat ini tidak mempunyai kepedulian pada kebutuhan jamaahnya. Pada zaman Rasulullah, masjid adalah pusat pengembangan umat, hampir seluruh bidang strategis, ekonomi, sosial, politik, budaya dan pendidikan di zaman itu semua tergarap dengan baik (Ayub, 1996:2). Tetapi keadaanya sekarang dalam kehidupan masyarakat muslim hampir tidak ada waktu untuk beribadah di masjid dan tidak ada upaya memakmurkan masjid. Pengelolaan masjid dapat dilakukan dengan membentuk struktur organisasi masjid untuk mencapai tujuan atau hasil guna memakmurkan masjid, Supardi (2001:23). Untuk mencapai hasil yang telah di tetapkan tentu dengan menggunakan fungsi-fungsi
manajemen
atau
pengelolaan
seperti
perencanan
(planning),
pengorganisasian (organizing), pemilihan orang yang sesuai dengan formasi atau keahlian (staffing), pengarahan (divecting), pengawasan (controling) dan komunikasi (communication). Pengelola organisasi masjid dituntut menggunakan pengelolaan yang berhasil guna berdaya guna (efektif dan efisien) dalam arti dapat dipertanggung jawabkan baik secara material maupun spiritual (moral). Ukuran efektif dan efisien bukan dalam keuntungan akan tetapi dengan suatu sumberdana yang terbatas mampu menciptakan aktivitas memakmurkan umat.
Jamaah masjid akan mencintai masjid, jika masjid memperhatikan kebutuhan jamaah, baik kebutuhan moral atau material, Supardi (2001:121). Ditinjau dari kegunaanya semula masjid, maka masjid tempat untuk bersujud, yaitu tempat melaksanakan shalat, Abdul.R (1983:18). Menurut Sidi Gazalba (1989:126-127) tugas pertama masjid yakni tempat sujud, tempat muslim berkumpul, tempat mengumumkan hal-hal penting yang menyangkut hidup masyarakat muslum, tempat belajar dan mengajar agama, tempat menyelesaikan perkara dan pertikaian dan masih banyak lagi. Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai skap memakmurkan masjid dengan judul: “HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PENGELOLAAN MASJID DENGAN UPAYA MEMAKMURKAN MASJID PADA MASYARAKAT TEGALSARI SALATIGA TAHUN 2012”.
B. Rumusan Masalah Bertolak dari latar belakang penelitian maka dapat rumuskan pernyataan penelitian yaitu ”Adakah hubungan antara kualitas masjid dengan upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga Tahun 2012?”. Rumusan masalah penelitian tersebut, dapat dirinci kedalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: a. Bagaimana kualitas pengelolaan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga tahun 2012?
b. Bagaimanakah upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga tahun 2012? c. Adakah
hubungan
antara
kualitas
pengelolaan
masjid
dengan
upaya
memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga tahun 2012?
C. Tujuan Masalah Tujuan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi tentang hubungan antara kualitas pengelolaan masjid dengan upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga Tahun 2012. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Kualitas pengelolaan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga. 2. Upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga. 3. Hubungan antara kualitas pengelolaan masjid dengan upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga.
D. Hipotesis Penelitian Berkenaan dengan masalah yang diteliti maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: Adanya hubungan signifikan antara kualitas pengelolaan masjid dengan upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga Tahun 2012.
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritik Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi lanjutan dan bahan kajian kearah pengimplementasian pendidikan agama Islam dalam mengembangkan pengelolaan masjid untuk mensyiarkan agama. 2. Manfaat Praktis Manfaat secara praktis diharapkan dapat memiliki manfaat sebagai berikut: a. Masukan bagi masyarakat Tegalsari Salatiga, untuk meningkatkan kualitas pengelolaan masjid sebagai tindakan untuk memakmurkan masjid. b. Masukan bagi seluruh pengelola masjid sebagai upaya memakmurkan masjid. c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk melakukan penelitian lanjutan tentang model pengelolaan masjid dan upaya memakmurkan masjid pada masjid daerah yang lain.
F. Definisi Operasional Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (independen variabel) dan variabel terikat (dependen variabel) yang termasuk variabel bebas adalah kualitas pengelolaan masjid, sedangkan variabel terikat adalah upaya memakmurkan masjid. Definisi operasional variabel bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang sedang diteliti, Masri (2003:46-47) memberitahukan bagaimana cara mengukur
suatu variabel, dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama. Berdasarkan pendapat dari Masri diatas maka dapat disimpulkan bahwa definisi operasional itu harus bisa diukur dan spesifik, serta bisa dipahami oleh orang lain, adapun definisi operasional adalah sebagai berikut: 1. Pengelolaan masjid yakni suatu kegiatan yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisian (organizing), pemilihan pekerja (staffing), pengkoordinasian (coordination) dan pengawas (controling) didalam masjid tersebut. Adapun indikatornya sebagai berikut: a. Menyamakan persepsi b. Konsolidasi pengurus c. Konsolidasi jamaah d. Perumusan program kegiatan e. Memperbaiki mekanisme kerja f. Menumbuhkan rasa memiliki terhadap masjid g. Melengkapi fasilitas masjid h. Menggalang pendanaan masjid i. Menggalang kerjasama antarmasjid
2. Upaya memakmurkan masjid yakni suatu tindakan untuk menarik jamaah atau masyarakat muslim melakukan kegiatan keagamaan di dalam masjid. Adapun indikatornya sebagai berikut: Bidang ibadah mahdhoh a. Upaya memakmurkan shalat jamaah 1) Shalat Shubuh 2) Shalat Maghrib 3) Shalat Isya‟ b. Upaya memakmurkan pembinaan agama 1) Anak-anak 2) Remaja 3) Ibu-ibu 4) Bapak-bapak 5) Umum c. Upaya PHBI 1) Tempat 2) Perlengkapan 3) Keuangan 4) Acara 5) Petugas
d. Upaya ibadah sosial 1) Zakat (fitrah dan mal) 2) Idul kurban
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan studi korelasional. Dipilihnya kuantitatif ini dengan alasan untuk menguji keterkaitan variabel kualitas pengelolaan masjid, dengan upaya memakmurkan masjid. Penulis mencari tahu apakah ada hubungan antara kualitas pengelolaan masjid dengan upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan penulis pada masyarakat Tegalsari Salatiga. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 9 Juli 2012, sebelumnya penulis sudah melakukan penelitian pada tanggal 23 Desember 2011. 3. Populasi dan sampel a. Populasi Populasi menurut Masri (1981:108) adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan diduga. Sedangkan populasi dalam
penelitian ini adalah pengelola masjid dan masyarakat muslim di Tegalsari Salatiga. Populasi dalam penelitian ini mencakup seluruh KK (kepala keluarga) masyarakat Tegalsari salatiga yang beragama Muslim pada tahun 2012. Jumlah seluruh KK masyarakat Tegalsari yaitu 389 KK, yang nonmuslim sebanyak 45 KK, berarti banyaknya KK yang beragama Muslim yaitu 344 KK yang terbagi dalam 7 RT. Oleh karena itu populasi dalam penelitian ini adalah 344 KK. Berikut ini adalah sebaran populasi pada setiap RT.
Tabel 1.1 Daftar Populasi Penelitian No
RT
Jumlah KK Tiap RT
1
01
68
2
02
48
3
03
42
4
04
74
5
05
41
6
06
35
7
07
36
Jumlah
7
344
b. Sampel Menurut Suharsimi (2010:174) sampel adalah jika kita akan meneliti sebagian dari populasi, maka disebut penelitian sampel dan sampel adalah bagian wakil dari populasi yang diteliti. Adapun untuk menentukan jumlah sampel perRT digunakan rumus sebagai berikut: Sampel perRT=
∑ ∑
x∑sampel
Suharsimi. A berpendapat, bahwa apabila subjeknya kurang dari seratus orang lebih baik diambil semua, sedangkan apabila lebih dari seratus orang, maka diambil sampel antara 10-25% atau 20-25% atau lebih (Suharsimi, 2006:134). Merujuk dari pendapat Suharsimi .A di atas, dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sejumlah 20% dari 344 KK pada masyarakat Tegalsari Salatiga (populasi). Adapun penyebaran sampel-sampel tersebut berdasarkan teknik proportsional random sampling adalah sebagai berikut: RT 01 =
x 70 = 13,84 = 14 KK
RT 02 =
x 70 = 9,77 = 10 KK
RT 03 =
x 70 = 8,55 = 9 KK
RT 04 =
x 70 = 15,06 = 15 KK
RT 05 =
x 70 = 8,34 = 8 KK
RT 06 =
x 70 = 7,12 = 7 KK
RT 07 =
x 70 = 7,32 = 7 KK
Berdasarkan
perhitungan awal seharusnya sampel 20% dari 344
didapatkan 70 responden. Adapun data tentang populasi sampel sebagai berikut:
Tabel 1.2 Data Populasi dan Sampel No
RT
Jumlah KK Tiap RT
Sampel Tiap RT
1
01
68
14
2
02
48
10
3
03
42
9
4
04
74
15
5
05
41
8
6
06
35
7
7
07
36
7
Jumlah
7
344
70
4. Metode pengumpulan data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu: a. Angket Metode ini biasa disebut quesioner, sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,atau hal-hal yang ia ketahui Suharsimi (2010:194). Metode ini penulis gunakan sebagai metode pokok untuk mencari data tentang pengelolaan masjid dan upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga. b. Dokumentasi Metode dokumentasi yaitu peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya Suharsimi (2010:201). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan pemakmuran masjid di Tegalsari dan lain-lain. c. Observasi Observasi sebagai metode ilmiah, yaitu metode penelitian dengan pengamatan yang dicatat dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki, Sutrisno Hadi (1983:70). Sedangkan menurut Suharsimi (2010:200), observasi adalah pengamatan langsung.
Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui dan mengumpulkan data tentang keadaan umum pengelolaan masjid dan upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga. d. Wawancara (Interview) Wawancara yaitu sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari orang yang terwawancara, Suharsimi (2010:198). Metode ini digunakan penulis untuk mendapatkan informasi dari takmir berkaitan dengan pengelolaan masjid serta upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga. 5. Instrumen penelitian Instrumen pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah berupa daftar pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan indikator yang dirangkum menjadi angket. 6. Analisis data Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode analisis kuantitatif yaitu untuk mengetahui adakah hubungan antara kualitas pengelolaan masjid dengan upaya memakmurkan masjid. a. Analisis pendahuluan Yaitu teknik analisis data dengan rumus: P=
Keterangan: P = angka presentase F = frekuensi N = jumlah frekuensi b. Analisis lanjutan Rumusan yang akan digunakan untuk analisis lanjutan adalah:
∑ √(∑
)(∑
)
Keterangan: = koefisien korelasi antara gejala X dan gejalaY ∑ xy = jumlah product dari X dan Y x2
= jumlah kuadrat X
y2
= jumlah kuadrat Y
H. Sistematika Penulisan Dalam memperoleh gambaran jelas dari penelitian skripsi ini, maka penulis membuat sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian D. Hipotesis Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Definisi Operasional G. Metode Penelitian H. Sistematika Penelitian BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kualitas Pengelolaan Masjid B. Sikap Memakmurkan Masjid BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Masjid B. Penyajian Data BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Deskriptif 1. Analisis Data Kualitas Pengelolaan Masjid 2. Analisis Data Upaya memakmurkan Masjid B. Pengujian Hipotesis C. Pembahasan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-Saran DAFTAR PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kualitas Pengelolaan Masjid 1. Peran dan fungsi masjid Masjid adalah kata benda yang menunjukkan tempat (dlaraf makan) berasal dari kata “sajada” yang memiliki arti tempat sujud. Kata masjid dalam bahasa Jawa atau Indonesia terkadang disebut juga mesjid (Roqib, 2005:71). Pengertian masjid menurut bahasa (etimologis) yaitu tempat beribadah. Diketaui pula bahwa, kata masgid (m~s~g~d) ditemukan dalam sebuah inskripsi abad ke-5 sebelum masehi yang berarti “tiang suci” atau “tempat sembahan”. Sedangkan secara istilah, masjid mengandung arti tunduk dan patuh, maka hakikat dari masjid adalah tempat untuk melakukan segala aktivitas berkaitan dengan kepatuhan kepada Allah semata (Aisyah, 2010:51-52). Masjid memiliki kedudukan yang sangat penting bagi umat. Maka dari itu Masjid hendak kita maksimalkan peran dan fungsinya sebagai pusat pembinaan umat, adapun perannya seperti berikut; 1. Peran masjid dalam bidang ubudiyah (peribadatan); tempat pelaksanaan shalat fardhu, shalat Jum‟at, shalat Tarawi dan witir, shalat dua hari raya, pemotongan hewan qurban, shalat-shalat sunnah.
2. Peran masjid dalam bidang pendidikan; kegiatan pengajian (dari anakanak sampai orang tua), lembaga pendidikan bersifat nonformal. 3. Peran masjid dalam bidang pelayanan; tempat pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan bersifat islami, mengurus jenazah, santunan sosial. 4. Peran masjid dalam bidang penerangan; tempat pelaksanaan ceramah atau dakwah (Ahmad, 2009: 53-62) Masjid dalam perspektif Qur‟an dan Sunnah; pertama, tentang fungsi teologis masjid, yaitu tempat untuk melakukan aktivitas yang mengandung ketaatan, kepatuhan, dan ketundukan total kepada Allah SWT. Kedua, fungsi peribadatan (ubudiyah) masjid. Ketiga, fungsi etik, moral, dan sosial. Keempat, fungsi keilmuan dan pendidikan. Dari keempat fungsi dasar masjid tersebut dapat dikembangkan menjadi beberapa fungsi secara lebih rinci sebagai berikut; 1. Fungsi keagamaan; untuk melakukan shalat, pembagian zakat, haji, memberikan fatwa, dan lain-lain. 2. Fungsi sosial, untuk tempat saling mengenal, memahami, dan menerima orang lain baik secara individual maupun kolektif. 3. Fungsi psikologis; untuk memberikan rasa aman dan kebersamaan, senasib dan seiman yang memupuk persatuan dan rasa optimis. 4. Fungsi edukatif dan dakwah; untuk pendidikan Ulumul Qur’an, Ulumul Hadis, ilmu-ilmu sosial~ekonomi dan eksak, pendidikan moral dan juga perpustakaan. (Roqib, 2005:73-77).
2. Pengertian pengelolaan masjid Pengertian pengelolaan dalam KUBI (Kamus Umum Bahasa Indonesia) yaitu penyelenggaraan, sedangkan pengelola berarti yang menyelenggarakan (W.J.S, 2006:551). Pengelolaan masjid (Idarah masjid) adalah ilmu dan usaha yang meliputi segala tindakan dan kegiatan Muslim dalam menempatkan masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kebudayaan Islam (Ahmad, 2009:145). Menurut Ayub (1996:35), Idarah masjid adalah usaha-usaha untuk merealisasikan fungsi masjid sebagai mestinya. Jadi menurut penulis kualitas pengelolaan masjid yaitu baik buruknya suatu usaha menyelenggarakan shalat jamaah dan Jum‟at serta aktivitas keagamaan lain, sesuai dengan fungsi dan peran masjid yang dilakukan oleh pemimpin pengurus masjid bersama staf serta jamaahnya. 3. Komponen Kualitas Pengelolaan Masjid a. Menyamakan Persepsi Menyamakan persepsi dan memberikan pemahaman yang utuh tentang urugensi, peran, dan fungsi masjid, serta bagaimana mewujudkannya agar menjadi masjid yang ideal pada masa kini dan mendatang merupakan sesuatu yang amat penting dan mendasar. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa langkah seperti menyelenggarakan ceramah umun dan khotbah Jum‟at tentang tanggung jawab memakmurkan masjid
dan bagaimana harus memakmurkannya, dan masih banyak lagi (Ahmad, 2009:165). Pengelola masjid yang baik yaitu memiliki tujuan yang sama, saling bekerjasama dan kompak dalam mengelola masjid, supaya menjadi masjid yang ideal sesuai dengan peran dan fungsi masjid bagi masyarakat atau jamaahnya. b. Konsolidasi Pengurus Pengurus masjid tentu saja sangat besar peranannya dalam memakmurkan masjid. Konsolidasi pengurus masjid dapat dilakukan melalui rapat-rapat rutin agar selalu terpantau perkembangan kerja pengurus dan komunikasi yang intensif antarsesama pengurus dalam mengemban amanah kepengurusan masjid (Ahmad, 2009:166). Antar pengurus juga di harapkan bisa saling terbuka, saling pengertian, tolong menolong, nasihat menasehati dan bekerjasama dalam mengelola masjid. Dengan demikian konsolidasi akan berjalan sesuai harapan. c. Konsolidasi Jamaah Usaha yang bisa dilakukan dalam konsolidasi jamaah antara lain; pertama, perlu ditanamkannya persepsi yang utuh tentang urgensi masjid bagi kaum Muslimin dan peran serta fungsinya pada masa Rasulullah saw.
untuk selanjutnya dikembangkan pada masa sekarang dan yang akan datang. Kedua, pengurus masjid perlu melakukan pendekatan individual atau bersifat pribadi untuk menyentuh hati jamaah guna berpartisipasi aktif dalam kegiatan masjid. Ketiga, pengurus masjid meminta pendapat jamaah tentang apa saja kegiatan yang perlu di selenggarakan di masjid, sekaligus menampung aspirasi jamaah tentang aktivitas apa saja yang mereka kehendaki (Ahmad, 2009:167). Dengan adanya pengurus masjid yang mengkonsolidasi jamaah semua kegiatan masjid akan terlaksana dengan baik. Keduanya harus ada kerjasama untuk mengelola masjid. d. Perumusan Program Kegiatan Pemakmuran masjid tentu saja bisa dicapai dengan pelaksanaan program yang bervariasi, sesuai dengan tingkat kebutuhan jamaah dan kemampuan melaksanakannya. Oleh karena itu, program kegiatan masjid harus dirumuskan oleh pengurus masjid dengan meminta masukan dari jamaah, baik jenis kegiatan, waktu pelaksanaan, penanggung jawab,tujuan, dan target yang hendak dicapai, hingga perkiraan biaya yang diperlukan. Perumusan ini sangat penting untuk dilakukan, mengingat banyak jamaah bahkan pengurus masjid yang beranggapan bahwa kegiatan masjid itu hanyalah bersifat ubudiyah, sebenarnya banyak kegiatan yang bisa dilakukan (Ahmad, 2009:168).
Untuk memudahkan merencanakan program oleh pengurus bersama jamaahnya, dengan mengklasifikasi program kegiatan, sesuai bidangbidangnya sebagai berikut; 1. Bidang Ubudiyah Yang dimaksud kegiatan ubudiyah adalah pelaksanaan program kegiatan masjid dalam bidang peribadatan yang bersifat khusus. 2. Bidang Pendidikan Program bidang pendidikan yang perlu di laksanakan di masjid berupa kegiatan pengajian,baik kanak-kanak, anak-anak, remaja, orang dewasa, dan orang tua serta laki-laki dan wanita. 3. Bidang Pelayanan Pelayanan bimbingan dan penyuluhan dengan pendekatan nilai-nilai yang islami dalam memecahkan problematika yang dihadapi jamaah. Layanan kesehatan, mengurus jenazah, dan santunan sosial. 4. Bidang Penerangan 5. Bidang Usaha Dana 6. Bidang Fisik dan Sarana (Ahmad, 2009:53-64). e. Memperbaiki Mekanisme Kerja Salah satu faktor utama bagi terlaksananya program kegiatan masjid adalah mekanisme kerja pengurus yang baik. Untuk itu pengurus masjid harus memperbaiki mekanisme kerjanya dari waktu ke waktu. Upaya yang
ditempuh antara lain memberikan atau membentuk persepsi yang baik tentang tata cara kerja kepengurusan masjid, menumbuhkan tanggung jawab kerja yang harus dilaksanakannya, membagi tugas kerja kepada setiap pengurus sesuai bidang dan kemampuannya masing-masing, serta melakukan kontrol dan evaluasi terhadap pelaksanaan program (Ahmad, 2009:168). f. Menumbuhkan Rasa Memiliki Terhadap Masjid Pemakmuran masjid dapat dilakukan oleh pengurus dan jamaahnya dengan menumbuhkan rasa memiliki terhadap masjid. Adanya rasa memiliki terhadap masjid akan membuat seseorang memiliki tanggung jawab terhadap makmur dan tidaknya sebuah masjid. Sehingga tidak hanya berpartisipasi atau beperan aktif pada saat pembangunannya secara fisik, tetapi juga harus aktif dalam pemakmuran selanjutnya (Ahmad, 2009:169). Rasa
memiliki
tehadap
masjid
bisa
ditumbuhkan
dengan
memberikan pemahaman tentang bagaiman tanggung jawab seorang Muslim terhadap masjid, melibatkan dan memanfaatkan seluruh potensi jamaah dalam kegiatan masjid, dan mencanangkan program yang menunjukkan perhatian masjid terhadap kondisi dan persoalan yang dihadapi jamaah (Ayub, 1996:69).
g. Melengkapi Fasilitas Masjid Masjid sebagai tempat ibadah harus memiliki berbagai fasilitas yang bermanfaat bagi jamaah dan masyarakat sekitarnya. Fasilitas masjid berguna pertama-tama untuk keperluan beribadah menghadap Allah SWT, tapi tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk kepentingan lain. Baik kegiatan yang diadakan di dalam maupun yang dilaksanakan di luar untuk ke perluan masyarakat. Jamaah dan masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk kepentingan tertentu (Ayub, 1996:161). Terselenggaranya kegiatan yang membuat masjid menjadi makmur amat memerlukan fasilitas fisik masjid yang memadai. Fasilitas fisik masjid tidak hanya untuk kepentingan peribadatan secara khusus saja. Secara bertahap pengurus masjid perlu melengkapi sarana yang dibutuhkan dengan
daya
dukung
yang
disiapkan,
sehingga
memungkinkan
dilaksanakannya program kegiatan masjid dari berbagai unsur jamaah (Ahmad, 2009:170). h. Menggalang Pendanaan Masjid Masjid memerlukan biaya yang tidak sedikit setiap bulannya. Biaya itu dikeluarkan mendanai kegiatan rutin. Pengelola masjid, memelihara, dan melaksanakan kegiatan masjid akan terlaksana jika dana dalam jumlah yang mencukupi.
Pengelola masjid harus sungguh-sungguh memperhatikan masalah pendanaan. Setiap masjid diharapkan mampu menyusun laporan keuangan. Kalau pengelolaan keuangan masjid dapat di laksanakan dengan baik, itu bertanda pengurus masjid orang-orang yang dapat di percaya dan bertanggung jawab. Akan tetapi kalau pengelolaan keuangan masjid adalah orang-orang yang tidak dapat dipercaya dan tidak bertanggung jawab. Misalnya saja keuangan masjid tidak jelas penggunaannya, sementara pertanggung jawab tidak ada dan sebagainya. Daya dukung tidak bisa dipisahkan dari upaya memakmurkan masjid adalah dana yang cukup. Agar masjid memiliki dana yang cukup, disamping melalui tromol Jum‟at, penggalangan dana lain yang perlu dilakukan adalah mencari dan menetapkan donatur tetap setiap bulan (Ahmad, 2009:171). Dengan demikian para pengelola harus pandai-pandai dalam mengumpulkan atau menggalang dana untuk kepentingan masjid. Menurut Ayub (1996:58-59), penghimpunan dana secara lebih kreatif dapat dilakukan dengan beberapa pilihan. 1. Mengadakan bazar (pasar) amal Kesempatan bazar ini di manfaatkan untuk menarik sponsor berperan serta. Misalnya melalui pembayaran atau sewa tempat dalam bazar itu. Atau, memungut persentase keuntungan dari kegiatan jual beli barang murah dalam bazar tersebut.
2. Mengadakan pertunjukan Selain bazar dapat pula diadakan kegiatan pertunjukan, seperti pemutaran film, pergelaran musik atau kesenian. Kegiatan hiburan ini dapat dilakukan bekerja sama dengan para artis atau pelawak muslim. Melalui acara pertunjukan ini diharapkan khalayak luas menonton sambil beramal melalui hasil penjualan karcis sebanyak mungkin. Keuntungannya masuk ke kas masjid. 3. Menjual kalender Hijriyah Apabila berkenaan dengan datangnya tahun baru Islam, pengumpulan dana dapat dilakukan dari hasil penjualan kalender Hijriyah. Kalender itu dibuat sedemikian rupa sehingga orang mau membelinya. Atau, kalender itu dijual melalui pengajian-pengajian, majelis taklim, sekolah-sekolah Islam. Keuntungan dari jual beli kalender tersebut dipergunakan untuk kepentingan masjid. 4. Lelang bahan bangunan masjid Kegiatan pelelangan bahan-bahan bangunan masjid merupakan peluang pula. Lelang diadakan terbuka dalam suatu pertemuan atau pengajian yang diadakan oleh pengurus atau panitia pembangunan masjid. Melelang bahan bangunan masjid artinya mengajak siapa saja yang mau beramal menyumbang atau membelikan batu, pasir, bata, ubin semen, genteng, kayu, kubah.
5. Menjual piagam Dapat pula kegiatan pengumpulan dana dilakukan dengan cara menjual piagam. Pada piagam itu dicantumkan harganya, mulai dari Rp1.000,00 hingga Rp 20.000,00 atau seterusnya, seperti perangko. Apabila ada orang yang ingin beramal Rp1.000,00, kepadanya diberikan piagam yang sesuai dengan uangnya. Cara ini dimaksudkan agar penghargaan langsung dari pengurus . Hal yang demikian dapat dilakukan pengelola masjid mendapatkan dana untuk pendanaan masjid. i. Menggalang Kerja Sama Antarmasjid Salah satu dambaan bagi umat Islam adalah tewujudnya masjid yang makmur secara ideal. Manakala masjid masjid telah makmur, maka kaum Muslimin akan memperoleh pembinaan yang baik, sehingga akan dihasilkan umat yang baik. Hal ini merupakan tugas dari pengelola masjid untuk menjalin kerjasama antar masjid. Ada lima bidang kemasjidan yang bisa dikerjasamakan melalui jaringan kerjasama masjid yang dapat dilakukan oleh pengelola masjid. Pertama, tukar menukar informasi. Kedua, kerjasama program seperti pelatihan manajemen masjid, khatib, dan mubaligh; mengurus jenazah, pengelolaan perpustakaan, pengelolaan baitul maal wat tanwil ((BMT), TPQ, dan lain sebagainya. Ketiga, bantuan dana. Keempat, studi banding
untuk menemukan kekurangan masjid sendiri dan melihat kelebihan masjid lain
untukdikembangkan
pengembangan
khatib
dan
pada
masjid
mubaligh
masing-masing.
dengan
pelatihan.
Kelima, Keenam,
pendayagunaan sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh masingmasing masjid (Ahmad, 2009:165). Langkah-langkah pengelolaan di atas bila terlaksana dengan baik maka kemakmuran masjid yang didambakan akan terwujud. Pengelolaan masjid akan berkualitas dengan baik apabila memiliki pengelola yang berkualitas pula dalam mengelola masjid. B. Upaya Memakmurkan Masjid 1. Pengertian Upaya Memakmurkan Masjid Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur atau sepinya masjid sangat tergantung pada mereka. Memakmurkan mesjid, ialah pertama, mendirikan mesjid yang dirasa perlu, untuk memudahkan umat Islam mendirikan jamaah. Kedua, membantu dan menyokong mesjid-mesjid yang didirikan. Ketiga, memuliakan mesjid-mesjid dengan jalan tetap melakukan ibadat di dalamnya; menyebut Allah SWT. di dalamnya; menghadiri dan menegakkan jamaah shalat yang dilakukan di dalamnya; memberi pelajaran-pelajaran agama, atau mempelajarinya di dalamnya. Keempat, melaksanakan adab-adab dan hukum- hukum mesjid (Hasbi, 1989:175-176).
Masjid yang makmur adalah masjid yang berhasil tumbuh menjadi sentral dinamika umat. Adalah tugas dan tanggung jawab seluruh umat Islam memakmurkan masjid yang didirikan dalam masyarakat. Firman Allah SWT:
Artinya: “ Sesungguhnya orang yang meramaikan masjid Allah, adalah orangorang yang beriman kepada Allah dan hari kiamat. (Q.S. at-Taubah [9]:18). Penulis menyimpulkan bahwa upaya memakmurkan masjid yaitu usaha untuk menjadikan masjid yang ideal sesuai dengan fungsi-fungsi dan peran dari masjid itu sendiri. 2. Komponen-Komponen Upaya Memakmurkan Masjid a. Upaya Memakmurkan Shalat Jamaah Hakikat jamaah ialah mengadakan perikatan imam dengan ma‟mum, antara pemimpin dengan rakyat. Agama Islam menuntut dengan keras supaya melakukan shalat jamaah di masjid pada tiap-tiap shalat, pada tiap-tiap minggu di hari jum‟at, supaya terjadi perkenalan antara penduduk sekampung menjadi lebih luas dan hubungan antara seseorang dengan yang lain menjadi erat, dan dapat memakmurkan shalat berjamaah di masjid (Hasbi, 1989:304).
Masjid adalah tempat shalat berjamaah. Banyaknya jamaah yang melaksanakan shalat jamaah menunjukkan masjid itu ramai dan makmur. Tanpa adanaya kegiatan shalat berjamaah, shaf-shaf masjid akan sepi dari jamaah dan bisa saja berubah fungsinya. Shalat jamaah harus digalang dan ditegakkan di setiap masjid oleh setiap muslim sekitarnya. Adapun upaya yang bisa dilakukan dengan cara memberikan ceramah atau dakwah-dahwah kepada jamaah akan hikmah dari memakmurkan shalat berjamaah di masjid. Rasulullah bersabda:
سبْعٍ َو ِع ْش ِر يْنَ دَ َر َجۃ ُ ع ِة ت َ ْف َّ ِص ََل ۃ َ ض ُل َ ص ََل ۃ ُ ۫ال َج َما َ ِالر ُج ِل َو حْ َر هُ ب َ علَى َ “ Shalat jamaah itu melebihi atas shalat seorang laki-laki sendirian dengan dua puluh derajat.” (At-Tirmidzi,1992:276) Adapun upaya yang lain yang dapat dilakukan untuk memakmurkan shalat berjamaah di masjid yakni dengan mengumandangkan suara azan setiap waktu shalat, hal ini dapat menggerakkan orang-orang beriman untuk menangguhkan segala kesibukan dan bergegas mendatangi masjid guna menunaikan shalat fardhu berjamaah. Alunan suara azan dari puncak masjid di masjid ada kehidupan dan tidak pernah sepi dari kegiatan ibadah kepada Allah SWT. Dengan kesibukan jamaah di siang hari menjadikan mereka melakukan shalat di tempat kerja atau tempat mereka beraktifitas. Jadi mereka kadang melaksanakan shalat di masjid di lingkungannya pada waktu sehabis
beraktifitas. Sehingga adapun shalat fardhu yang perlu di makmurkan oleh jamaah yakni: 1. Shalat Shubuh Permulaan waktu shalat Shubuh, ialah dari terbit fajar shadiq (garis putih yang melintang dari selatan ke utara di kaki langit sebelah timur) dan akhirnya hingga sempurna terbit matahari (Hasbi, 1989:123). 2. Shalat Maghrib Waktunya dimulai semenjak telah tenggelamnya matahari sampai hilangnya mega berwarna merah yang terlihat di langit sebelah barat, maka ketika itulah masuk waktu Isya‟(Hamid, 2008:29) 3. Shalat Isya‟ Waktu pelaksanaannya dimulai dari hilangnya mega berwarna merah yang terlihat di langit sebelah barat sampai berlalunya sepertiga malam pertama dari waktu malam (Hamid, 2008:29). b. Upaya Memakmurkan Pembinaan Agama 1. Anak-anak Anak-anak yang berada di lingkungan masjid merupakan kader utama di masa datang bagi remaja masjid. Maka dari itu harus dipersiapkan sejak dini. Salah satunya adalah melalui pengajian anakanak, agar tumbuh jiwa keislamannya dan memahami ajaran islam dengan baik. Nama programnya bisa TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur‟an) atau Madrasah Diniyah.
Remaja masjid dapat mengelola program ini. Tidak hanya dari sisi administrasi yang baik, tapi juga dalam memberikan pelajaran dan bimbingan. Namun jika remaja tidak ada yang memiliki kemampuan, bisa saja melibatkan orang lain, baik imam rawatib di masjid maupun guru agama Islam. Waktunya bisa pagi hari yang sekolah siang, siang atau sore hari bagi yang sekolah pagi, atau sehabis maghrib bagi semua anak-anak (Ahmad, 2009:133). Pembelajaran Al-Qur‟an pada anak-anak TPQ berupa hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur‟an yang dapat digunakan dalam ibadah shalat dan secara psikologis anak-anak sejak awal sudah ditanamkan kalimat-kalimat suci menghiasi batinnya. Ada beberapa metode yang dipilih oleh ustadz atau ustadzah untuk memudahkan peserta didik dalam kegiatan belajar membaca al-Qur‟anyakni metode al-Barqi, metode Iqra, metode al-Banjari, metode Qiraati, metode al Jabari, metode SAS dan metode al-Baghdadi (Agus, 2006:17). Dari semua metode itu yang sering digunakan hanya metode iqra‟. Metode membaca al-Qur‟an bersifat praktis, cepat, tepat dan fungsional, serta sangat mudah sehingga anakanak tidak cepat merasa bosan. Itulah upaya-upaya untuk memakmurkan pembinaan anak-anak di masjid. 2. Remaja Masjid sebagai pusat pembinaan umat Islam mengandung pengertian bahwa pembinaan dilakukan secara berkelanjutan dan meliputi
bidang material dan spiritual. Sesuai dengan pertumbuhan jiwa dan fisik para remaja masjid, dengan pembinaan dapat membimbing dan memperkembangkan jiwa dan fisik mereka. Pembinaan para remaja masjid ini dapat dilakukan dengan jalan, antara lain; Melakukan bimbingan agama dan moral secara rasional; Melakukan bimbingan derdiskusi dan musyawarah; Memberi kesempatan untuk berperan dan bertanggungjawab sebagai orang dewasa melalui wahana organisasi; Memberi perlindungan terhadap pengaruh negatif dari lingkungan dan media massa; Membimbing dan mengawasi pergaulan muda-mudi; Menyalurkan hobi yang sehat dan bermanfaat; Memberikan kesempatan berolahraga dalam berbagai cabang; dan Memberikan kesempatan berpiknik Pembinaan terhadap remaja masjid memerlukan suatu sistem yang terdiri dari suatu unsur- unsur yang saling terkait satu sama lainnya. Unsur-unsur pembinaan remaja masjid meliputi: a) Asas atau dasar pembinaan Asas atau pembinaan remaja masjid adalah Islam dan Pancasila. Islam sebagai dasar pembinaan sedangkan pancasila sebagai pedoman
berperilaku. Jadi remaja masjid akan menjadi umat yang taat beragama sekaligus merupakan warga negara yang baik. b) Tujuan pembinaan Pembinaan remaja bertujuan membentuk pribadi muslim yang takwa dan senantiasa berbakti dan bermanfaat bagi bangsa, negara, dan umat. c) Materi pembinaan Materi pembinaan yang pertama bersifat rohani meliputi; akidah Islam (rukun iman yang enam), ibadah (toharoh, shalat, zakat, puasa, dan haji), moral atau akhlak (akhlak terhadap Allah, terhadap diri sediri, keluarga, tetangga, masyarakat, danalam sekitar. Pembinaan yang kedua bersifat material meliputi; politik menurut Al-Qur‟an dan Hadits, ekonomi, sosial, sejarah Islam. d) Metode pembinaan Pembinaan remaja masjid dilakukan dengan cara: 1) Ceramah 2) Tanya jawab 3) Diskusi 4) Orientasi dan sebagainya e) Alat pembinaan Alat pembinaan meliputi papan tulis, overhead, spidol, kitab-kitab dan literatur umum, dan sebagainya.
1) Waktu pembinaan Waktu pembinaan disesuaikan dengan situasi dan kondisi, lamanya dan penetapan siang, sore, atau malam hari. 2) Tempat pembinaan Pembinaan sebaiknya dilaksanakan di masjid, terutama bagi masjid yang mempunyai aula. 3) Biaya pembinaan Biaya pembinaan didapat dari donatur, sumbangan lain, dan tidak tertutup kemungkinan dari sponsor. Bila memungkinkan dapat diambil dari uang kas masjid. Biaya tersebut menyangkut, antara lain, akomodasi atau konsumsi, pengadaan bahan, honor pembinaan, dan alat tulis. 4) Evaluasi pembinaan Evaluasi pembinaan didasarkan pada hasil-hasil yang telah dicapai dan yang belum dicapai sebagai perbaikan untuk pembinaan selanjutnya (Ayub, 1996:142-144). 3. Ibu-ibu Wanita Islam memiliki kedudukan yang sangat penting dalam masyarakat. Karena itu, Allah SWT. memberikan perhatian besar kepada wanita. Meskipun wanita lebih utama untuk menunaikan shalat di rumah masing-masing, tapi Rasulullah saw. tidak melarang wanita untuk shalat di masjid. Oleh karena itu masjid pada masa sekarang juga harus
memberikan porsi perhatian dan pembinaan kepada para wanita Islam, agar mereka menjadi wanita salehah. Wanita sebaiknya dapat mengembangkan sendiri kegiatan-kegiatan di masjid. Wanita dalam pembahasan disini yaitu ibu. Ada banyak program yang bisa dicanangkan oleh bidang kewanitaan di masjid. Antara lain, pertama, majelis taklim yang berlangsung setiap pekan dengan materi dan penyampaian yang menarik. Tema yang dibahas bisa tentang ajaran Islam secara umum maupun spesifik tentang wanita Islam. Di samping itu majelis taklim ibu-ibu (wanita) juga melaksanakan program pemberantasan buta huruf AlQur‟an. Sehingga, setiap ibu-ibu yang aktif dalam kegiatan masjid sudah terjamin kemampuannya membaca Al-Qur‟an. Kedua, pendidikan ketrampilan yang amat diperlukan oleh ibuibu, khususnya yang berkaitan dengan kehidupan rumah tangga seperti memasak, menjahit, mengatur rumah tangga, dan sebagainya. Hal ini akan menambah ketrampilan dan kecakapan mengurus kehidupan rumah tangganya. Ketiga, penyuluhan tentang berbagai masalah yang terkait erat dengan keluarga seperti kesehatan anak, penyakit demam berdarah, metode mengajar anak, dan sebagainya. Kegiatan ini akan menambah wawasan tentang masalah-masalah yang terkait dengan keluarga baik kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.
Keempat, konsultasi tentang masalah-masalah keluarga, khususnya dalam kesulitan mendidik dan mengarahkan anak. Program ini diharapkan para ibu tidak bingung dan tidak panik dalam menghadapi masalah, namun berusaha memecahkan dan mengatasinya dengan baik. Kelima, partisipasi aktif dalam kegiatan masjid bersama pengurus masjid lainya. Sehingga dapat dilibatkan dalam aktivitas kemasjidan yang tentunya dilaksanakan oleh wanita itu sendiri (Ahmad, 2009:139-141). Dengan demikian, masjid menuntut partisipasi aktif para ibu-ibu (wanita) dalam kegiatan masjid. Insya Allah hal itu tidak hanya membuat masjid lebih makmur, tapi menjadiakn ibu-ibu (wanita) lebih terarah dalam menjalani kehidupannya, sebagaimana yang dikehendaki didalam Islam. 4. Bapak-bapak Dalam kegiatan pembinaan bapak-bapak hampir sama seperti kegiatan pembinaan ibu-ibu. Bapak merupakan pemimpin keluarga. Hampir semua kegiatan dalam kehidupan ini kaum laki-laki yang memimpin dan bertanggung jawab. Begitu pula dalam kegiatan masjid. Banyak sekali kegiatan masjid mengenai pembinaan bapak-bapak. Semua kegiatan masjid bersifat membina, berupa pembinaan keagamaan, pembinaan sosial, pembinaan ajaran agama, pembinaan keluarga, pembinaan dunia usaha dan lainya. Kegiatan ini bisa berupa majelis taklim secara rutin melakukan pengajian mingguan dan bulanan. Pendekatan
yang digunakan dalam pelaksanaan pembinaan lebih banyak menggunakan metode ceramah (Kustini, 2007:23). Selain program majelis taklim, program pemberantasan buta huruf al-Qu‟an juga dilakukan pada kegiatan bapak-bapak di masjid. Maka dari itu, masjid menuntut partisipasi aktif para bapak-bapak dalam kegiatan masjid. Insya Allah membuat masjid lebih makmur. 5. Umum (campuran) Pembinaan campuran biasanya dilakukan pada kegiatan peringatan hari-hari besar Islam dan kegiatan pengajian rutin. Adapun pembinaannya bersifat umum, karena pada pengajian campuran ini terdiri dari seluruh jamaah masjid semua usia, baik bapak-bapak, ibu-ibu dan anak-anak. Semua kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas iman dan menambah pengetahuan keagamaan dengan bimbingan dan penyuluhan masalah keagamaan. c. Upaya Peringatan Hari Besar Islam Sekalipun ajaran Islam tidak memerintahkan memperingati hari-hari besar Islam, banyak pengurus masjid yang melaksanakannya. Kegiatan ini dalam rangka syiar Islam sekaligus usaha melakukan pembinaan terhadap jamaah dan umat. Biasanya, jamaah yang hadir lebih banyak jumlahnya dibandingkan dalam kesempatan shalat lima waktu. Momen seremonial ini dapat membina dan mengajak jamaah dan umat agar cinta memakmurkan masjid. Adapun kegiatan akan berjalan dengan baik dengan membentuk
panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI). Adapun persiapan peringatan hari besar islam yang perlu di perhatiakan yakni; 1. Tempat Sebagai tempat suci, masjid harus senantiasa dipelihara kesucian dan kebersihannya. Dalam peringatan hari-hari besar Islam ini perlu memperhatikan tempat yang digunakan. Kadang acara peringatan malah berubah seperti perayaan. Acara keagamaan berubah menjadi pesta, sehingga mengganggu orang yang beribadah dalam masjid. Jadi berkaitan dengan tempat dapat menggunakan serambi maupun halaman masjid, orang yang akan melaksanakan ibadah shalat tidak terganggu ketenangan dan kekhusyukannya. Andai kata masjid tidak punya serambi dan halaman, ruangan masjid dapat dipakai dengan peraturan; pertama, letak podium diusahakan tidak di depan mihrab sehingga jamaah mudah melihatnya. Panggung dapat juga berfungsi apabila ada pertunjukan seni budaya yang bernafaskan Islam. Jika kegiatan dilaksanakan di dalam masjid, panggung tidak perlu dibuat, sebab disamping memakan tempat, keberadaannya kurang mendukung citra kesucian masjid. Kedua, Shaf dekat mihrab diusahakan tidak digunakan, sehingga ada tempat dan tidak mengganggu yang akan melaksanakan ibadah shalat sunnah masjid. Ketiga, pelaksanaanya tidak sampai jauh di hadapan tempat duduk jamaah atau undangan (Ayub, 1996:89).
2. Perlengkapan Perlengkapan yang berhubungan dengan kegiatan tersebut yang perlu dipersiapkan, seperti tikar, kursi, kotak amal, pengeras suara, lampu dan lain sebagainya. Perlengkapan yang rusak segera diperbaiki dan yang harus ditambah dibeli. 3. Keuangan Aspek keuangan pun sepantasnya benar-benar dipersiapkan guna mengatasi biaya-biaya yang diperlukan. Anggaran disusun untuk mengetahui biaya yang diperlukan. Dihitung secara cermat biaya tranportasi penjemputan mubalig, perbaikan kerusakan yang mungkin terjadi, pengadaan konsumsi dan sebagainya. Pemasukan uang dapat diharapkan melalui pengumpulan dana dari jamaah yang mampu dan isi kotak amal. 4. Acara Kegiatan- kegiatan yang akan diselenggarakan dalam acara tersusun dengan baik. Menyediakan mubalig untuk mengisi acara tersebut dengan memberikan materi sesuai dengan tema peringatan hari besar Islam pada waktu tersebut. Bisa saja kegiatan seni budaya diadakan, tapi hendaknya selaras dengan tema peringatan yang dilaksanakan. Waktu untuk pertunjukan pun tidak terlalu dominan,sehingga mengurangi hikmah dari acara peringatan itu sendiri. Bila ada nyanyian dan lagu seperti kasidahan dan gambus, hindari gerakan-gerakan yang mengundang birahi.
Acara dikendalikan agar suasana peringatan tidak berubah menjadi pesta dan merusak maksud kegiatan. 5. Petugas Dalam menyongsong pelaksanaan kegiatan peringatan hari besar Islam, perlu dipersiapkan petugas yang bertanggung jawab mengkondisikan kegiatan tersebut. Bias juga dibentuk panitia. Panitia inilah yang mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan dan mempertanggung jawabkannya apabila keseluruhan kegiatan telah selesai. d. Upaya Ibadah Sosial 1. Zakat (Fitrah dan Mal) Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan kata dasar (masdar) dari zakat yang berarti suci, berkah, tumbuh, dan terpuji. Sedangkan dari segi istilah fiqih, zakat berarti “sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya, di samping berarti mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri” (Ridwan, 2005:33-34). Firman Allah SWT.:
Artinya: “Dirikanlah shalat dan bayarkanlah zakat hartamu.”(Q.S. anNisa‟:77).
Zakat terdiri dari zakat maal atau zakat harta dan zakat fitrah. Zakat maal adalah bagian dari harta kekayaan seseorang (juga badan umum) yang wajib dikeluarkan untuk golongan orang-orang tertentu setelah dimiliki selama jangka waktu tertentu dalam jumlah minimal tertentu (Ridwan, 2005:34). Sedangkan zakat fitrah adalah zakat untuk pembersih diri yang diwajibkan untuk dikeluarkan setiap bulan Ramadhan. Atau disebut juga dengan zakat pribadi yang wajib dikeluarkan oleh setiap muslim pada hari Raya Idul Fitri (Amiruddin, 2005:61). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia pasal 1 ayat (2) Nomor 38 tentang Pengelolaan Zakat yaitu: “ Zakat adalah harta wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya” (Ridwan, 2005:34). Sebagai upaya memakmurkan ibadah sosial masjid berkaitan dengan zakat, baik zakat maal maupun zakat fitrah, masjid mengelola zakat dengan cara membentuk panitia zakat, baik zakat maal maupun zakat fitrah untuk memakmurkan masjid. Selain membentuk panitia zakat, masjid juga bisa memberikan himbauan kepada jamaah akan hikmah dari zakat. Menurut Wahbah (2000:86-88), hikmah zakat yaitu pertama, zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran dan tangan para pendosa dan pencuri; kedua, zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan
orang-orang yang sangat memerlukan bantuan; ketiga, zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil, juga melatih seorang Mukmin untuk bersifat pemberi dan dermawan; keempat, zakat diwajibkan sebagai ungkapan syukur atas nikmat harta yang telah dititipkan kepada seseorang. Selain dari itu, zakat juga mengandung hikmah (makna yang dalam, manfaat) yang bersifat rohani dan filosofis. Hikmah itu digambarkan di dalam berbagai ayat Al-Qur‟an (al-Baqarah/2:261,267; atTaubah/9:103; ar-Ruum/30:39 dan di dalam al-Hadits. Di antara hikmahhikmah itu adalah: a. Mensyukuri karunia Illahi, menumbuh suburkan harta dan pahala serta membersihkan diri dari sifat-sifat kikir dan dengki, iri dan dosa; b. Melindungi
masyarakat
dari
bahaya
kemiskinan
dan
akibat
kemelaratan; c. Mewujudkan rasa solidaritas dan tali kasih sayang antara sesama manusia; d. Manifestasi kegotong-royongan dan tolong-menolong dalam kebaikan dan taqwa; e. Mengurangi fakir-miskinan yang merupakan maslah sosial; f. Menerima dan mengembangkan stabilitas sosial; dan g. Salah satu jalan mewujudkan keadilan sosial (Ridwan, 2005:41). Dari uraian di atas dapat memberi makna bahwa zakat merupakan suatu konsep ajaran Islam yang berlandaskan Al-Qur‟an dan sunnah
Rasul, bahwa harta kekayaan yang dipunyai seseorang adalah amanat Allah SWT. dan berfungsi sosial. Dengan demikian zakat suatu perbuatan ibadah berkaitan dengan masalah masyarakat yang ditujukan kepada harta. Dengan adanya himbauan yang dilakukan masjid kepada jamaah, maka jamaah akan berbondong-bondong melaksanakan pembayaran zakat di masjid. Berikut ini adalah adab-adab yang harus ada pada diri „amalah (pengelola) sebagai upaya memakmurkan ibadah sosial; pertama, hendaklah diingat oleh badan „amalah, bahwa mereka itu adalah orangorang Umana orang-orang dipercayai oleh yang mempunyai zakat; dan mereka menjadi perantaraan antara orang yang memberi dengan orang yang menerima, maka wajib jujur dan tulus ikhlas. Kedua, hendaklah badan „amalah itu berdaya upaya benar-benar mengumpulkan zakat, memungut, mengambil, kemudian mendaftarkan dan memelihara, menyimpan di tempat yang aman, penuh kepercayaan. Ketiga, hendaklah ia berikan zakat dan fitrah itu kepada faqir dan miskin yang ditempat atau kampung pembagian zakat. Dan perlu diingat , bahwa badan „amalah itu, tidak boleh menunda pembagian fitrah hingga petang hari, apalagi menunda ke esok, ke lusa, ke jum‟ah yang lain (Hasbi, 1984:291-292). 2. Idul Kurban Kata “kurban” berasal dari bahasa Arab “qoroba”, artinya “dekat”. Kurban sering dikenal juga dengan istilah Udhiyah, yang Artinya
menyembelih binatang pada pagi hari. Menurut istilah, kurban adalah menyembelih binatang di pagi hari, yaitu pada hari raya Idul Adha dan 3 hari tasyri‟ dengan maksud untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Firman Allah:
Artinya: ” Sesungguhnya kami Telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka Dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah .” (Q.S. Al-Kausar:1-2). Berdasarkan ayat di atas merupakan dasar dari perintah untuk melaksanakan kurban sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat dari Allah. Berkaitan dengan hari raya kurban atau Idul kurban masjid selalu berupaya untuk dapat menyediakan hewan kurban untuk dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya. Masjid dapat memberi himbauan kepada jamaah untuk melaksanakan kurban pada waktu Idul kuban akan tiba dan juga membentuk panitia untuk menggalang dana untuk pelaksanaan Idul kurban.
Idul
kurban
merupakan
sarana
bagi
masyarakat
untuk
melaksanakan ibadah sosial di masjid. Masjid bersama dengan jamaah bersama-sama untuk menyiapkan hewan kurban ketika Idul kurban. dengan begitu pelaksanaan Idul Kurban di masjid terlaksana dengan baik.
C. Hubungan Kualitas Pengelolaan Masjid dengan Upaya memakmurkan Masjid Menjadi pengelola masjid bukanlah pekerjaan yang ringan. Tugas dan tanggungjawabnya cukup berat. Sebagai orang yang dipilih dan dipercayakan oleh jamaah yang diharapkan dapat menunaikan tugasnya dengan baik dan bertanggung jawab. Masjid sebagai tempat ibadah menghadap Allah perlu di pelihara dengan baik, yaitu dari segi kemakmurannya dan bangunan serta ruangannya dirawat agar tidak kotor dan rusak. Semua itu tidak lepas dari pengelolaan masjid. Masjid akan tampak makmur jika memiliki pengelola yang baik. Jamaah barulah mencintai masjid, kalau masjid ikut juga memperhatikan kebutuhan jamaah baik kebutuhan moral ataupun material (Supardi, 2001:63). Perhatian yang dimaksudkan disini yakni perhatian pengelola masjid terhadap jamaah. Pengelola merencanakan banyak kegiatan keagamaan dan mengaturnya, baik kegiatan ibadah rutin maupun kegiatan-kegiatan lainnya sesuai kebutuhan jamaah. Dengan ini ada hubungan yang sangat erat antara pengelolaan masjid dengan upaya memakmurkan masjid.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Masjid Tegalsari Salatiga 1. Sejarah berdirinya Masjid Baitul Mu’min Tegalsari Salatiga Masjid di Tegalsari ini berdiri sekitar tahun 1982, yang sekarang diberi nama masjid Baitul Mukmin. Masjid ini dibangun secara bersama-sama oleh masyarakat Tegalsari. Pada awal mula masjid ini dibangun secara sederhana, kemudian mengalami perubahan (renovasi) setiap tahunnya dan penambahan tata ruang. Masjid Baitul Mukmin berdiri diatas tanah wakaf dari Alm. Mbah Karto Nadi, yang memiliki luas tanah seluruhnya 108
.
Pendiri sekaligus takmir pertama masjid ini yaitu Alm. Mbah Karto Nadi. Kemudian pada tahun 1995 masjid ini di takmiri oleh bapak mukmin, pada tahun 1999 masjid di takmiri oleh bapak Abdul Rahman, pada tahun 2003 masjid di takmiri oleh bapak Sunariyo, pada tahun 2006 masjid di takmiri oleh bapak Handoko, dan pada tahun 2010 sampai sekarang di takmiri oleh bapak Supat Diyono.
2. Letak Geografis Masjid Baitul Mukmin terletak di Desa Tegalsari, RT 03 RW 08, kelurahan Mangunsari, kecamatan Sidomukti Salatiga ini berada tengah-tengah desa Tegalsari dengan batas sebelah Selatan, Timur dan Utara adalah rumah penduduk RT 03 dan sebelah Barat berbatasan dengan RT 04. 3. Keadaan Pengurus atau Pengelola Pengurus atau pengelola masjid sangatlah berperan penting akan berlansungnya kegiatan dan upaya memakmurkan masjid. Masjid Baitul Mukmin Tegalsari memiliki 25 orang pengurus atau pengelola masjid. Tabel 3.1 Daftar Pengelola atau Pengurus Masjid No
Nama
Jabatan
1.
Supat Diyono
Ketua(Takmir)
2.
Sungkono
Ketua I Bidang Pendidkan dan Peribadatan
3.
Mahful
Ketua II Bidang Hubungan Masyarakat dan Lembaga
4.
Maimun
Ketua III Bidang Pengembangan Fisik dan Sarana
5.
M. Marjono
Sekretaris Umum
6.
Daryono
Wakil Sekretaris
7.
Badi
Bendahara Umum
8.
Yono
Wakil Bendahara
9.
Mukibin
Seksi Pendidikan
10.
Soddiq
Seksi Peribadatan
11.
Yuli
Seksi Kewanitaan
12.
Ari
Seksi Pemuda dan Remaja Masjid
13.
Abdul Rahman
Seksi Hubungan Masyarakat & sosial
14.
Hadi
Seksi Hubungan Antarlembaga
15.
Lasi
Seksi Pengembangan dan pemanfaatan Sarana Fisik
16.
Ngatijo
Seksi Perlengkapan
17.
Suar
Seksi PHBI
18.
Ngatman
Anggota
19.
Suardi
Anggota
20.
Handoko
Anggota
21.
Mukmin
Anggota
22.
Sumyani
Anggota
23.
Ngatno
Anggota
24.
Misriah
Anggota
25.
Purwanti
Anggota
4. Kegiatan Masjid Kegiatan yang ada di masjid selain ibadah shalat 5 waktu dan shalat Jum‟at ada juga kegiatan TPQ setaip hari kecuali hari Minggu dari jam 15.3017.00, pengajian anak-anak hari minggu pagi, pengajian Muslimatan ibu-ibu setiap sebulan sekali (minggu wage), kegiatan pengajian ibu-ibu (belajar Iqro‟) setiap harimalam jum‟at, pengajian bapak-bapak setiap malam selasa (belajar
Iqro‟ generasi tua) dan pengajian sebulan sekali, pengajian umum setiap malam jum‟at kliwon dan pada saat PHBI , pengajian remaja, kegiatan kerja bakti setiap minggu keempat, sholawatan setiap habis shalat maghrib, rapat rutin setiap sebulan sekali dan masih banyak lagi kegiatan yang lain seperti hari-hari besar Islam. 5. Sarana prasarana Sarana dan prasarana masjid merupakan fasilitas ibadah yang sangat penting dan utama, adapun fasilitas pendukung yang lain di masjid ini cukup lengkap yaitu: Tabel 3.2 Daftar Sarana dan Prasarana Masjid No
Jenis
Lokal
1.
Ruang Ibadah
1
2.
Ruang TPQ
1
3.
Ruang Perpustakaan
1
4.
Ruang Gudang
1
5.
Ruang Wudhu
2
6.
Kamar Kecil
2
7.
Ruang Serbaguna
1
B. Penyajian Data Dalam pengumpulan data hubungan antara kualitas pengelolaan masjid dengan upaya memakmurkan masjid pada masyarakat. Penulis menggunakan teknik angket, jumlah pertanyaan dalam angket yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, terdiri dari 36 pertanyaan. Data kualitas pengelolaan masjid dan upaya memakmurkan masjid diperoleh dari angket yang penulis bagikan, masing-masing terdiri dari 18 pertanyaan, dan masing-masing pertanyaan disediakan 4 opsi alternatif jawaban untuk menghindari kecendrungan memilih yang tengah, dengan bobot nilai sebagai berikut; Bobot nilai no.1 sampai 18 untuk angket kualitas pengelolaan masjid dan upaya memakmurkan masjid yaitu a) Alternatif jawaban A memiliki bobot nilai 4 b) Alternatif jawaban B memiliki bobot nilai 3 c) Alternatif jawaban C memiliki bobot nilai 2 d) Alternatif jawaban D memiliki bobot nilai 1 Untuk lebih jelasnya penulis akan menyajikan data mentah sebagai berikut: 1. Daftar Nama Responden Dalam daftar responden yang dijadikan objek penelitian adalah masyarakat Tegalsari Salatiga. Untuk jelasnya penulis sajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3 Daftar Nama Responden No
Nama
RT
1.
Wanto
01
2.
Purnama
01
3.
Heru
01
4.
Hadi
01
5.
M. Zaenal. A
01
6.
Budi Lelana
01
7.
Agus Prawoto
01
8.
Ngatna
01
9.
Dayat
01
10.
Supri
01
11.
Junaidi
01
12.
Sulimin
01
13.
Saimin
01
14.
Sujoko Saputro
01
15.
Agus
02
16.
Suparman
02
17.
Andri Sudarto
02
18.
Sugiyo
02
19.
Ngatman
02
20.
Suroso Tris Suparjo
02
21.
Suwardi
02
22.
Hery Supriyadi
02
23.
Mugiyanto
02
24.
Mukmin
02
25.
Suroso. A
03
26.
Said
03
27.
Salamun
03
28.
Mukmin
03
29.
Suroso. B
03
30.
Haryono
03
31.
Wiwit
03
32.
Darmanto
03
33.
Lasi
03
34.
Imam
04
35.
Waluyo
04
36.
Slamet
04
37.
Sudadi
04
38.
Ngatman
04
39.
Eko
04
40.
Neksi
04
41.
Rukiman
04
42.
Tugimin
04
43.
Wiwik
04
44.
Rame
04
45.
Rukimin
04
46.
Kento
04
47.
Ngatmin
04
48.
Jumanto
04
49.
Adris
05
50.
Basri
05
51.
Muhammad
05
52.
Syaiful
05
53.
Munali
05
54.
Kuat
05
55.
Ali
05
56.
Darmawan
05
57.
Triyono
06
58.
Ngatiman
06
59.
Yudi
06
60.
Uut
06
61.
Juremi
06
62.
Pian
06
63.
Rofiq
06
64.
Sunaryo
07
65.
Agung
07
66.
Margono
07
67.
Rahman
07
68.
Suwandi
07
69.
Ratno
07
70.
Suwardi
07
2. Data Tentang Jawaban Angket Kualitas Pengelolaan Masjid Adapun hasil penyebaran angket kualitas pengeloaan masjid dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.4 Jawaban Angket Kualitas Pengelolaan Masjid No
Pilihan Jawaban
Jumlah
Res
1 2 3
4
5 6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
A
B
C
D
1.
A A A
A
B B
B
A
B
B
B
B
C
B
B
B
B
B
5
12
1
-
2.
A A A
A
B B
C
B
A
B
B
B
B
B
A
B
B
B
6
11
1
-
3.
B A A
B
B B
B
B
B
B
B
C
B
B
A
A
B
B
4
13
1
-
4.
B A B
B
B B
B
B
B
A
B
B
B
A
B
A
B
C
4
13
1
-
5.
A B B
A
A A
C
A
B
B
A
C
C
B
B
B
B
B
6
9
3
-
6.
B A B
B
A A
D
B
B
B
B
C
C
B
A
A
C
C
5
8
4
1
7.
A A A
B
B A
C
A
A
A
A
B
B
A
A
A
C
C
11
4
3
-
8.
B B B
B
B B
B
B
B
A
A
C
B
A
B
B
A
A
5
12
1
-
9.
B A B
A
B C
B
A
B
C
B
B
C
B
B
B
B
B
3
12
3
-
10.
B B B
B
A B
B
A
B
A
C
C
B
A
B
B
B
C
4
11
3
-
11.
A A B
B
A B
C
A
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
4
12
2
-
12.
B B A
A
B C
C
B
B
A
A
B
B
A
A
B
C
C
6
8
4
-
13.
A B B
C
B C
C
B
A
B
B
C
D
B
B
B
B
C
2
10
5
1
14.
B A A
A
B B
B
B
A
A
B
C
C
A
A
A
B
B
8
8
2
-
15.
B B B
A
A A
B
A
A
B
B
C
B
B
A
B
B
C
4
10
2
-
16.
B A A
B
B B
B
C
A
B
B
C
C
C
A
A
B
B
5
9
4
-
17.
A B A
A
A C
C
A
B
A
B
B
B
B
B
B
B
C
6
9
3
-
18.
A B B
A
C B
C
B
B
B
B
C
C
C
B
B
C
C
2
9
7
-
19.
A A B
A
A B
A
A
A
A
B
C
B
C
B
A
B
B
9
6
2
-
20.
B B A
B
A A
B
A
A
B
C
C
B
A
A
A
B
B
8
8
2
-
21.
A A A
A
A B
C
B
A
C
C
C
B
B
B
B
C
C
6
6
6
-
22.
B B B
B
B C
C
B
B
B
B
B
B
C
C
B
C
C
-
12
6
-
23.
B A A
B
B B
B
A
B
B
C
C
B
B
B
B
B
C
3
12
3
-
24.
B A B
C
A C
C
A
A
B
B
A
B
B
A
B
A
C
7
7
4
-
25.
A A B
C
C A
C
A
A
B
C
C
C
B
A
B
B
C
6
5
7
-
26.
B A A
B
A C
C
B
A
B
B
B
B
B
A
B
B
C
5
10
3
-
27.
A B B
A
B A
B
A
B
B
C
C
C
B
B
A
C
D
5
8
4
-
28.
A A A
A
B C
C
B
A
A
A
C
C
B
A
B
B
B
8
6
4
-
29.
B B B
C
A C
C
A
B
A
C
D
B
B
B
A
C
D
4
7
5
2
30.
A B A
B
A C
D
B
B
C
C
C
C
A
A
B
C
C
5
5
7
1
31.
A B A
A
A C
B
A
B
A
B
C
C
C
B
B
C
C
6
6
6
-
32.
B B B
B
B C
B
A
B
B
B
B
B
A
B
A
C
C
3
12
3
-
33.
B B B
A
A C
C
B
B
A
B
B
C
B
A
B
B
B
4
11
3
-
34.
B A B
B
B B
B
A
B
B
A
B
B
B
A
B
C
D
4
12
1
1
35.
A B A
A
B C
B
A
A
C
B
B
B
B
B
B
B
B
5
11
2
-
36.
A B B
A
C C
D
A
B
A
C
D
B
B
B
B
C
C
4
7
5
2
37.
B B B
A
B A
B
B
B
B
A
B
C
A
A
B
B
B
5
12
1
-
38.
A A B
A
B B
C
A
B
B
A
D
B
B
C
B
C
C
5
8
4
1
39.
A B B
C
B C
B
A
A
B
C
C
C
A
B
B
D
D
4
7
5
2
40.
A A B
C
B C
B
A
A
B
B
B
B
A
B
B
B
C
5
10
3
-
41.
B B B
A
C C
C
C
B
B
B
C
B
B
B
B
C
C
1
10
7
-
42.
B B B
B
B C
C
B
B
B
B
C
B
B
A
A
B
B
2
13
3
-
43.
B A B
A
A B
C
A
A
B
C
C
B
C
C
B
C
C
5
6
7
-
44.
B A B
B
B B
B
B
A
B
B
C
C
B
B
B
C
C
2
12
4
-
45.
A A A
A
A B
B
A
A
B
A
C
B
B
B
B
B
B
8
9
1
-
46.
B B B
B
B B
C
A
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
2
15
1
-
47.
B A B
B
B B
B
B
B
B
B
D
B
B
B
B
B
B
1
16
-
1
48.
B B B
A
B C
B
A
A
B
B
A
B
B
B
B
B
B
4
13
1
-
49.
A B B
A
B C
C
B
B
B
B
C
C
B
B
B
B
B
2
12
4
-
50.
A A A
B
B B
B
A
A
B
B
B
C
B
A
B
B
C
6
10
2
-
51.
A B B
A
A C
C
A
A
A
B
B
B
B
B
B
B
C
6
9
3
-
52.
A A B
B
B C
C
B
B
B
A
B
A
B
C
B
C
D
4
9
4
1
53.
B B B
A
B B
B
B
A
B
C
C
B
A
B
A
B
C
4
11
3
-
54.
A A B
B
A B
B
B
A
A
B
B
B
A
B
A
B
C
7
10
1
-
55.
B B B
B
A B
B
A
B
A
B
B
B
B
B
C
B
C
3
13
2
-
56.
B B B
A
B B
B
A
A
A
B
B
C
B
B
B
B
C
4
12
2
-
57.
B B B
A
B C
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
C
2
14
2
-
58.
B B A
A
A C
C
A
B
B
B
C
B
B
C
B
C
C
4
8
6
-
59.
B A A
B
B B
C
A
A
B
A
C
B
A
A
A
B
B
8
8
2
-
60.
A A A
A
B C
C
B
B
B
B
C
B
B
C
B
C
D
4
8
5
1
61.
A A A
B
A B
C
A
A
B
B
A
A
A
A
B
C
C
10
5
3
-
62.
B A A
B
C B
B
A
A
B
B
B
B
B
C
B
C
C
4
10
4
-
63.
B A B
C
B B
C
A
B
A
B
C
C
C
A
A
B
C
5
7
6
-
64.
A A A
B
B B
C
A
B
A
B
B
B
B
A
A
C
C
7
8
3
-
65.
B A B
B
C B
A
A
B
A
A
B
B
A
C
A
B
B
7
9
2
-
66.
A B A
B
B C
C
A
B
C
C
C
C
B
C
B
C
C
3
6
9
-
67.
B B B
A
A C
B
A
A
C
B
B
A
A
B
B
B
C
6
9
3
-
68.
A A B
B
B C
C
A
B
B
C
B
B
B
A
A
B
C
5
9
4
-
69.
B A A
A
B C
B
B
A
B
B
C
C
A
B
B
B
B
5
10
3
-
70
A B A
A
B C
B
A
A
C
B
B
B
B
B
B
B
B
5
11
2
-
Dalam perhitungan skor jawaban responden penulis memiliki langkahlangkah sebagai berikut: a. Mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif dari jawaban responden dengan ketentuan, yaitu jawaban A bernilai 4, jawaban B bernilai 3, jawaban C bernilai 2 dan jawaban D bernilai 1. Tabel 3. 5 Skor Jawaban Responden Variabel Kualitas Pengelolaan Masjid No. Resp
Nomor Item 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Jml
1
4
4
4
4
3
3
3
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
61
2
4
4
4
4
3
3
2
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
62
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
4
4
3
3
60
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
2
59
5
4
3
3
4
4
4
2
4
3
3
4
2
2
3
3
3
3
3
60
6
3
3
3
3
4
4
1
3
3
3
3
2
2
3
4
4
2
2
54
7
4
4
4
3
3
4
2
4
4
4
4
3
3
4
4
4
2
2
64
8
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
2
3
4
3
3
4
4
62
9
3
4
3
4
3
2
3
4
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
57
10
3
3
3
3
4
3
3
4
3
4
2
2
3
4
3
3
3
2
57
11
4
4
3
3
4
3
2
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
59
12
3
3
4
4
3
2
2
3
3
4
4
3
3
4
4
3
2
2
58
13
4
3
3
2
3
2
2
3
4
3
3
2
1
3
3
3
3
2
51
14
3
4
4
4
3
3
3
4
4
4
3
2
2
4
4
4
3
2
62
15
3
3
3
4
4
4
3
4
4
3
3
2
3
3
4
3
3
2
60
16
3
4
4
3
3
3
3
2
4
3
3
2
2
2
4
4
3
3
58
17
4
3
4
4
4
2
2
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
59
18
4
3
3
4
2
3
2
3
3
3
3
2
2
2
3
3
2
2
51
19
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
2
3
2
3
4
3
3
64
20
3
3
4
3
4
4
3
4
4
3
2
2
3
4
4
3
3
63
21
4
4
4
4
4
3
2
3
4
2
2
2
3
3
3
3
2
2
56
22
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
2
50
23
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
2
2
3
3
3
3
3
2
56
24
3
4
3
4
2
2
4
4
3
3
4
3
3
4
3
4
2
59
25
4
4
3
2
2
4
2
4
4
3
2
2
2
3
4
3
3
2
55
26
3
4
4
3
4
2
2
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
2
58
27
4
3
3
4
3
4
3
4
3
3
2
2
2
3
3
4
2
1
54
28
4
4
4
4
3
2
2
3
4
4
4
2
2
3
4
3
3
3
61
29
3
3
3
2
4
2
2
4
3
4
2
1
3
3
4
4
2
1
51
30
4
3
4
3
4
2
1
3
3
2
2
2
2
4
4
3
2
2
52
31
4
3
4
4
4
2
3
4
3
4
3
2
2
2
3
3
2
2
56
32
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
2
2
55
33
3
3
3
4
4
2
2
4
3
4
3
3
2
3
4
3
3
3
59
34
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
2
1
56
35
4
3
4
4
3
2
3
4
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
60
36
4
3
3
4
2
2
1
4
3
4
2
1
3
3
3
3
2
2
51
37
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
2
4
4
3
3
3
61
38
4
4
3
4
3
3
2
4
3
3
4
1
3
3
2
3
2
2
55
39
4
3
3
2
3
2
3
4
4
3
2
2
2
4
3
3
1
1
50
40
4
3
3
2
3
2
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
2
57
41
3
3
3
4
2
2
2
2
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
50
42
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
3
4
4
3
3
56
43
3
4
3
4
4
3
2
4
4
3
2
2
3
2
2
3
2
2
54
44
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
2
2
3
3
3
2
2
54
45
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
2
3
3
3
3
3
3
64
2
4
46
3
3
3
3
3
3
2
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
58
47
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
3
56
48
3
3
3
4
3
2
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
60
49
4
3
3
4
3
2
2
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
55
50
4
4
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
2
3
4
3
3
2
60
51
4
3
3
4
4
2
2
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
2
59
52
4
4
3
3
3
2
2
3
3
3
4
3
4
3
2
3
2
1
53
53
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
2
2
3
4
3
4
3
2
57
54
4
4
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
3
4
3
2
62
55
3
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
2
3
2
57
56
3
3
3
4
3
3
3
4
4
4
3
3
2
3
3
3
3
2
58
57
3
3
3
4
3
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
56
58
3
3
4
4
4
2
2
4
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
55
59
3
4
4
3
3
3
2
4
4
3
4
2
3
4
3
4
3
3
62
60
4
4
4
4
3
2
2
3
3
3
3
2
3
3
2
3
2
1
52
61
4
4
4
3
4
3
2
4
4
3
3
4
4
4
4
3
2
2
63
62
3
4
4
3
2
3
3
4
4
3
3
3
3
3
2
3
2
2
56
63
3
4
3
2
3
3
2
4
3
4
3
2
2
2
4
4
3
2
55
64
4
4
4
3
3
3
2
4
3
4
3
3
3
3
4
4
2
2
60
65
3
4
3
3
2
3
4
4
3
4
4
3
3
4
2
4
3
3
62
66
4
3
4
3
3
2
2
4
3
2
2
2
2
3
2
3
2
2
50
67
3
3
3
4
4
2
3
4
4
2
3
3
4
4
3
3
3
2
59
68
4
4
3
3
3
2
2
4
3
3
2
3
3
3
4
4
3
2
57
69
3
4
4
4
3
2
3
2
4
3
3
2
2
4
3
3
3
3
58
70
4
3
4
4
3
2
3
4
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
60
b. Mencari Lebar Interval Untuk mengetahui kriteria penilaian dari variabel kualitas pengelolaan masjid kedalam kriteria baik, cukup dan sedang, maka kita perlu mengetahui jarak pengukuran terlebih dahulu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
R=H-L Keterangan: R = Range (Jarak Pengukuran) H = Skor Tertinggi L = Skor Terendah Dilihat dari tabel diatas jadi, R = 72-18 R = 54 Setelah R diketahui dan jumlah interval kelas sudah ditentukan, sehingga bisa dicari lebar interval (i) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: i=
i= i = 18 Maka kriteria nilai yang diperoleh adalah sebagai berikut: 55-72 = Baik (A) 37-54 = Cukup (B) 18-36 = Kurang (C)
Tabel 3.6 Kriteria Nilai Dari Variabel Kualitas Pengelolaan Masjid No
No. Responden
Jumlah Skor
Kriteria Nilai
1
01
61
A
2
02
62
A
3
03
60
A
4
04
59
A
5
05
60
A
6
06
54
B
7
07
64
A
8
08
62
A
9
09
57
A
10
10
57
A
11
11
59
A
12
12
58
A
13
13
51
B
14
14
62
A
15
15
60
A
16
16
58
A
17
17
59
A
18
18
51
B
19
19
64
A
20
20
63
A
21
21
56
A
22
22
50
B
23
23
56
A
24
24
59
A
25
25
55
A
26
26
58
A
27
27
54
B
28
28
61
A
29
29
51
B
30
30
52
B
31
31
56
A
32
32
55
A
33
33
59
A
34
34
56
A
35
35
60
A
36
36
51
B
37
37
61
A
38
38
55
A
39
39
50
B
40
40
57
B
41
41
50
B
42
42
56
A
43
43
54
B
44
44
54
B
45
45
64
A
46
46
58
A
47
47
56
A
48
48
60
A
49
49
55
A
50
50
60
A
51
51
59
A
52
52
53
B
53
53
57
A
54
54
62
A
55
55
57
A
56
56
58
A
57
57
56
A
58
58
55
A
59
59
62
A
60
60
52
B
61
61
63
A
62
62
56
A
63
63
55
A
64
64
60
A
65
65
62
A
66
66
50
B
67
67
59
A
68
68
57
A
69
69
58
A
70
70
60
A
3. Data Tentang Jawaban Angket Upaya Memakmurkan Masjid Adapun hasil penyebaran angket upaya memakmurkan masjid dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.7 Jawaban Angket Upaya Memakmurkan Masjid No
Pilihan Jawaban
Jumlah
Res
1 2 3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
A
B
C
D
1.
A B A
A
B
B
C
A
A
C
A
A
A
A
B
A
B
B
10
6
2
-
2.
B B A
A
B
C
C
B
A
B
A
A
B
B
A
A
A
B
8
8
2
-
3.
B C A
A
A
B
C
B
A
B
A
B
C
B
B
B
A
A
7
8
3
-
4.
B B A
A
A
C
C
A
A
A
A
A
B
A
B
A
A
A
12
4
2
-
5.
A B A
B
B
C
C
B
A
A
A
B
A
C
A
A
B
B
8
7
3
-
6.
C B A
A
A
C
C
A
A
B
C
A
B
B
A
A
A
A
10
4
4
-
7.
A A A
A
A
D
A
B
A
C
B
A
A
B
A
A
A
A
13
3
1
1
8.
A B B
B
A
C
B
A
A
A
B
A
B
A
B
A
B
B
8
9
1
-
9.
B B A
A
B
C
C
A
A
B
A
B
B
A
A
A
A
B
9
7
2
-
10.
B B A
B
B
C
B
B
A
B
A
A
A
B
B
A
B
B
6
11
1
-
11.
B B A
B
A
D
C
A
A
C
A
B
C
B
A
A
B
C
7
6
4
1
12.
B B B
B
B
C
B
A
A
B
A
B
B
B
A
B
B
B
4
13
1
-
13.
A B A
B
A
C
C
B
A
C
B
C
A
B
A
A
B
C
7
6
5
-
14.
C B A
A
B
D
C
A
A
B
A
C
B
B
B
B
A
B
6
8
3
1
15.
B C A
B
B
C
B
B
A
B
A
B
B
B
B
A
B
A
5
11
2
-
16.
B B A
A
B
C
C
A
A
B
A
B
B
B
B
B
A
B
6
10
2
-
17.
A B A
A
A
C
C
A
A
C
A
B
B
B
A
A
A
A
11
4
3
-
18.
A B A
B
A
C
B
A
A
B
A
B
B
B
A
A
B
B
8
9
1
-
19.
A B A
A
A
C
B
A
A
B
A
B
B
B
B
A
B
A
9
8
1
-
20.
C D B
B
A
C
C
A
A
A
B
A
B
A
A
B
B
C
7
6
4
1
21.
B B A
A
B
C
B
A
A
A
B
A
A
A
A
A
B
B
10
7
1
-
22.
B B A
A
B
C
C
A
A
A
D
B
B
A
B
A
B
B
7
8
2
1
23.
B B A
B
B
D
B
A
A
B
B
B
B
B
B
A
A
B
5
12
-
1
24.
B B B
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
A
B
2
15
1
-
25.
B B A
A
B
C
C
A
A
B
A
B
B
B
A
A
A
B
8
8
2
-
26.
B B A
A
A
C
B
A
B
A
A
A
A
B
A
A
B
B
10
7
1
-
27.
B B A
A
A
C
C
B
A
B
B
B
C
B
A
A
B
C
6
8
4
-
28.
B B A
A
B
B
C
A
C
A
A
A
A
A
B
B
B
B
8
8
2
-
29.
B B A
A
B
C
B
B
A
B
A
B
B
B
A
A
B
B
6
11
1
-
30.
B B A
B
A
C
B
B
B
C
A
A
A
A
A
A
B
B
8
8
2
-
31.
C B A
A
B
D
C
A
A
B
A
B
A
A
A
A
A
B
10
5
2
1
32.
A B A
B
B
C
C
B
A
B
A
B
B
A
A
B
B
C
6
9
3
-
33.
B B A
B
A
C
B
A
A
B
A
A
B
A
A
A
B
C
9
7
2
-
34.
B C A
B
B
C
C
B
A
B
A
A
B
B
A
A
B
B
6
9
3
-
35.
B B A
A
A
C
C
B
B
C
A
B
B
A
A
A
B
B
7
8
3
-
36.
A B A
A
B
C
B
A
A
C
A
A
B
A
A
A
A
B
11
5
2
-
37.
B B A
A
B
C
B
A
A
A
A
B
C
B
B
B
B
B
6
10
2
-
38.
A B A
B
A
D
C
B
A
C
B
A
A
A
A
A
A
B
10
5
2
1
39.
A B A
A
A
C
B
B
A
B
A
A
A
B
A
A
A
A
12
5
1
-
40.
B B A
A
A
C
C
B
B
B
A
A
B
A
A
A
B
B
8
8
2
-
41.
B B A
B
B
C
B
B
A
C
A
B
B
B
B
A
B
B
4
12
2
-
42.
B B A
A
B
C
B
B
A
B
A
B
B
B
B
B
B
B
4
13
1
-
43.
A B A
A
A
C
B
A
A
A
A
B
B
B
A
A
B
B
10
7
1
-
44.
B B A
A
B
C
B
B
A
A
A
A
B
B
A
A
A
A
10
7
1
-
45.
B B B
B
B
C
A
A
B
C
B
B
C
B
B
B
A
A
4
11
3
-
46.
A B A
A
B
C
C
A
A
A
B
C
A
A
A
A
B
B
10
5
3
-
47.
A B A
A
B
C
C
A
A
C
A
B
B
B
B
A
B
B
7
8
3
-
48.
A A B
A
A
C
B
B
B
B
B
A
B
B
A
A
A
A
9
8
1
-
49.
B B A
B
B
D
C
B
A
C
A
B
B
B
B
A
B
C
4
10
3
1
50.
A B A
B
B
C
B
A
A
B
A
B
A
B
A
A
A
A
10
7
1
-
51.
A B A
A
A
C
B
C
A
B
A
B
A
A
A
B
B
B
9
7
2
-
52.
C B A
B
B
C
C
A
A
A
A
B
B
B
A
B
B
C
6
8
4
-
53.
B B A
A
A
C
C
B
C
B
A
B
A
B
A
A
B
B
7
8
3
-
54.
A B A
A
B
C
C
B
A
A
A
A
A
A
A
A
A
B
12
4
2
-
55.
B C A
B
B
C
C
A
A
A
A
B
B
B
A
B
B
B
6
9
3
-
56.
B C A
A
A
D
C
A
A
B
C
B
A
A
A
A
A
A
11
3
3
1
57.
C C A
B
B
C
C
B
A
C
A
B
A
A
B
A
B
C
6
6
6
-
58.
B B A
A
B
C
B
B
A
B
A
A
B
A
A
A
B
B
8
9
1
-
59.
B B A
A
B
C
B
A
A
A
B
A
B
B
B
A
B
B
7
10
1
-
60.
B B A
B
B
C
C
B
A
C
C
B
B
B
A
A
B
C
4
9
5
-
61.
B B A
B
A
D
C
A
A
B
A
A
B
A
A
A
B
A
10
6
1
1
62.
B B A
A
B
C
C
B
A
C
A
B
A
A
A
A
A
B
9
6
3
-
63.
A B A
B
A
D
C
B
A
C
A
B
B
B
A
A
A
B
8
7
2
1
64.
B B A
A
A
C
C
A
A
B
A
B
B
B
A
A
A
B
9
7
2
-
65.
A B A
B
A
C
C
A
B
C
A
A
B
B
A
A
B
B
8
7
3
-
66.
C B A
B
B
D
C
B
A
C
A
B
A
B
A
A
B
C
6
7
4
1
67.
A B A
A
B
C
B
A
A
B
B
A
B
A
A
A
B
B
9
8
1
-
68.
A B A
A
B
C
C
A
A
A
A
B
B
B
B
B
B
B
7
9
2
-
69.
B B A
A
A
C
C
A
A
B
A
B
C
B
A
A
B
B
8
7
3
-
70.
B B A
B
B
C
B
B
A
B
A
A
A
B
B
A
B
B
6
11
1
-
Dalam perhitungan skor jawaban responden penulis menggunakan langkahlangkah sebagai berikut: a. Mengubah data kualitatif menjadi data kuantitatif dari jawaban responden dengan ketentuan, yaitu jawaban A bernilai 4, jawaban B bernilai 3, jawaban C bernilai 2 dan jawaban D bernilai 1. Untuk lebih jelasnya penulis akan menyajikan data melalui tabel rekapitulasi jawaban responden untuk Variabel upaya memakmurkan masjid, yaitu sebagai berikut: Tabel 3. 8 Skor Jawaban Responden Variabel Upaya Memakmurkan Masjid No. Resp 1
Nomor Item
JML
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
4
3
4
4
3
3
2
4
4
2
4
4
4
4
3
4
3
3
62
2
3
3
4
4
3
2
2
3
4
3
4
4
3
3
4
4
4
3
60
3
3
2
4
4
4
3
2
3
4
3
4
3
2
3
3
3
4
4
58
4
3
3
4
4
4
2
2
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
64
5
4
3
4
3
3
2
2
3
4
4
4
3
4
2
4
4
3
3
59
6
2
3
4
4
4
2
2
4
4
3
2
4
3
3
4
4
4
4
60
7
4
4
4
4
4
1
4
3
4
2
4
4
3
4
4
4
4
64
8
4
3
3
3
4
2
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
3
61
9
3
3
4
4
3
2
2
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
3
61
10
3
3
4
3
3
2
3
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
3
59
11
3
3
4
3
4
1
2
4
4
2
4
3
2
3
4
4
3
2
55
12
3
3
3
3
3
2
4
4
3
4
3
3
3
4
3
3
57
13
4
3
4
3
4
2
2
3
4
2
3
2
4
3
4
4
3
2
56
14
2
3
4
4
3
1
3
4
4
3
4
2
3
3
3
3
4
3
56
15
3
2
4
3
3
2
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
57
16
3
3
4
4
3
2
2
4
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
58
17
4
3
4
4
4
2
2
4
4
2
4
3
3
3
4
4
4
4
62
18
4
3
4
3
4
2
3
4
4
3
4
3
3
3
4
4
3
3
61
19
4
2
4
4
4
2
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
61
20
2
1
3
3
4
2
2
4
4
4
3
4
3
4
4
3
3
2
55
21
3
3
4
4
3
2
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
63
22
3
3
4
4
3
2
2
4
4
4
1
3
3
4
3
4
3
3
57
23
3
3
4
3
3
1
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
57
24
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
55
25
3
3
4
4
3
2
2
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
3
60
26
3
3
4
4
4
2
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
3
3
63
27
3
3
4
4
4
2
2
3
4
3
3
3
2
3
4
4
3
2
56
28
3
3
4
4
3
3
2
4
2
4
4
4
4
4
3
3
3
3
60
29
3
3
4
4
3
2
3
3
4
3
4
3
3
3
4
4
3
3
59
30
3
3
4
3
4
2
3
3
2
4
4
4
4
4
4
3
3
60
31
2
3
4
4
3
1
2
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
60
32
4
3
4
3
3
2
2
3
4
3
4
3
3
4
4
3
3
2
57
33
3
3
4
3
4
2
3
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
2
61
34
3
2
4
3
3
2
2
3
4
3
4
4
3
3
4
4
3
3
57
35
3
3
4
4
4
2
2
3
3
2
4
3
3
4
4
4
3
3
58
36
4
3
4
4
3
2
3
4
4
2
4
4
3
4
4
4
4
3
63
3
3
3
3
37
3
3
4
4
3
2
3
4
4
4
4
3
2
3
3
3
3
3
58
38
4
3
4
3
4
1
2
3
4
2
3
4
4
4
4
4
4
3
60
39
4
3
4
4
4
2
3
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
65
40
3
3
4
4
4
2
2
3
3
3
4
4
3
4
4
4
3
3
60
41
3
3
4
3
3
2
3
3
4
2
4
3
3
3
3
4
3
3
56
42
3
3
4
4
3
2
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
57
43
4
3
4
4
4
2
3
4
4
4
4
3
3
3
4
4
3
3
63
44
3
3
4
4
3
2
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
63
45
3
3
3
3
3
2
4
4
3
2
3
3
2
3
3
3
4
4
55
46
4
3
4
4
3
2
2
4
4
4
3
2
4
4
4
4
3
3
61
47
4
3
4
4
3
2
2
4
4
2
4
3
3
3
3
4
3
3
58
48
4
4
3
4
4
2
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
4
4
62
49
3
3
4
3
3
1
2
3
4
2
4
3
3
3
3
4
3
2
53
50
4
3
4
3
3
2
3
4
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
63
51
4
3
4
4
4
2
3
2
4
3
4
3
4
4
4
3
3
3
61
52
2
3
4
3
3
2
2
4
4
4
4
3
3
3
4
3
3
2
56
53
3
3
4
4
4
2
2
3
2
3
4
3
4
3
4
4
3
3
58
54
4
3
4
4
3
2
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
64
55
3
2
4
3
3
2
2
4
4
4
4
3
3
3
4
3
3
3
57
56
3
2
4
4
4
1
2
4
4
3
2
3
4
4
4
4
4
4
60
57
2
2
4
3
3
2
2
3
4
2
4
3
4
4
4
4
3
2
55
58
3
3
4
4
3
2
3
3
4
3
4
4
3
4
4
4
3
3
61
59
3
3
4
4
3
2
3
4
4
4
3
4
3
3
3
4
3
3
60
60
3
3
4
3
3
2
2
3
4
2
2
3
3
3
4
4
3
2
53
61
3
3
4
3
4
1
2
4
4
3
4
4
3
4
4
4
3
4
61
62
3
3
4
4
3
2
2
3
4
2
4
3
4
4
4
4
4
3
60
63
4
3
4
3
4
1
2
3
4
2
4
3
3
3
4
4
4
3
58
64
3
3
4
4
4
2
2
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
3
61
65
4
3
4
3
4
2
2
4
3
2
4
4
3
3
4
4
3
3
59
66
2
3
4
3
3
1
2
3
4
2
4
3
4
3
4
4
3
2
54
67
4
3
4
4
3
2
3
4
4
3
3
4
3
4
4
4
3
3
62
68
4
3
4
4
3
2
2
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
59
69
3
3
4
4
4
2
2
4
4
3
4
3
2
3
4
4
3
3
59
70
3
3
4
3
3
2
3
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
3
59
b. Mencari Lebar Interval Setelah jawaban responden diketahui, untuk mengetahui kriteria penilaian dari Variabel upaya memakmurkan masjid kedalam kriteria baik, cukup dan kurang, maka perlu mencari jarak pengukuran terlebih dahulu dengan menggunakan rumus sebagai berikut: R=H-L Keterangan: R = Range (Jarak Pengukuran) H = Skor Tertinggi L = Skor Terendah Dilihat dari tabel diatas jadi, R = 72-18 R = 54 Setelah R diketahui dan jumlah interval kelas sudah ditentukan, sehingga bisa dicari lebar interval (i) dengan menggunakan rumus sebagai berikut: i=
i= i = 18
Maka kriteria nilai yang diperoleh adalah sebagai berikut: 55-72 = Baik (A) 37-54 = Cukup (B) 18-36 = Kurang (C)
Tabel 3. 9 Kriteria Nilai dari Variabel Upaya Memakmurkan Masjid No
No Responden
Jumlah Skor
Kriteria Nilai
1
01
62
A
2
02
60
A
3
03
58
A
4
04
64
A
5
05
59
A
6
06
60
A
7
07
64
A
8
08
61
A
9
09
61
A
10
10
59
A
11
11
55
A
12
12
57
A
13
13
56
A
14
14
56
A
15
15
57
A
16
16
58
A
17
17
62
A
18
18
61
A
19
19
61
A
20
20
55
A
21
21
63
A
22
22
57
A
23
23
57
A
24
24
55
A
25
25
60
A
26
26
63
A
27
27
56
A
28
28
60
A
29
29
59
A
30
30
60
A
31
31
60
A
32
32
57
A
33
33
61
A
34
34
57
A
35
35
58
A
36
36
63
A
37
37
58
A
38
38
60
A
39
39
65
A
40
40
60
A
41
41
56
A
42
42
57
A
43
43
63
A
44
44
63
A
45
45
55
A
46
46
61
A
47
47
58
A
48
48
62
A
49
49
53
B
50
50
63
A
51
51
61
A
52
52
56
A
53
53
58
A
54
54
64
A
55
55
57
A
56
56
60
A
57
57
55
A
58
58
61
A
59
59
60
A
60
60
53
B
61
61
61
A
62
62
60
A
63
63
58
A
64
64
61
A
65
65
59
A
66
66
54
B
67
67
62
A
68
68
59
A
69
69
59
A
70
70
59
A
4. Data Hasil Wawancara Takmir Masjid a. Kualitas Pengelolaan Masjid Usaha yang dilakukan antar takmir dalam menyamakan persepsi antara pengelola masjid dan jamaah dalam mewujudkan masjid yang ideal dengan cara menjaga kerjasama, kekompakan dan kerukunan dalam mengelola masjid serta selalu mengadakan pertemuan rutin. Dalam pengelolaan masjid perlu adanya konsolidasi pengurus atau pengelola masjid serta konsolidasi jamaah. Hal yang dilakukan yakni selalu memberi informasi dan pengarahan dalam pengelolaan masjid. Prinsip yang dipakai dalam konsolidasi yakni selalu kompak, solid, komunikatif dan terbuka dalam mengelola masjid. Pengelolaan masjid dalam merencanakan program kegiatan bukan hanya bersifat ubudiyah saja dan semua kegiatan direncanakan secara bersama-sama, baik dari pengelola masjid maupun dari jamaah. Dan semua kegiatan bersifat untuk membina umat. Upaya-upaya untuk memperbaiki mekanisme kerja dalam program kegiatan masjid yakni dengan cara mengadakan rapat evaluasi setiap setelah mengadakan kegiatan, dan selalu terbuka dalam menerima kritik dan saran
baik dari jamaah maupun antar pengelola untuk memperbaiki mekanisme kerja. Cara pengelola masjid untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap masjid yakni dengan cara mengadakan ceramah lewat pengajian berkaitan dengan pentingnya memakmurkan masjid. Fasilitas masjid ini sudah cukup memadai, dan memiliki fasilitas lain selain untuk kepentingan ibadah, yakni ruangan TPQ seta aula. Cara menggalang pendanaan masjid dengan cara memilih donatur baik dari jamaah maupun dari pemerintah. Selain itu dana didapat dari kotak infak, serta wakaf dari jamaah. Masjid ini juga menjalin kerjasama antarmasjid, dan bentuk kerjasamanya yakni sering bertukar pemateri jika ada kegiatan pengajian atau kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan, berkoordinasi dalam mengadakan hewan kurban, saling memberi kritik dan masukan dalam mengelola masjid demi kelangsungan masjid. b. Upaya Memakmurkan Masjid Upaya untuk memakmurkan shalat jamaah seperti shalat shubuh, shalat maghrib dan shalat isya‟ di masjid yakni dengan cara selalu mengumandangkan azan ketika tiba waktu shalat, selalu mengadakan shalat jamaah ketika tiba waktu shalat, selalu memberikan dakwah atau ceramah akan hikmah dari shalat berjamaah dengan memberi motivasi bahwa pahala
yang didapat dari shalat berjamaah di masjid itu sebanyak 27 derajat pahalanya di banding shalat sendiri hanya satu derajat saja pahalanya. Upaya yang dilakukan untuk memakmurkan pembinaan agama untuk anak-anak di masjid yakni dengan cara mengadakan TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur‟an) yang dilakukan setiap hari kecuali hari minggu, dari jam 15.3017.00 WIB. Dan mengadakan pengajian anak-anak pada hari minggu pagi yang dimulai jam 07.00 WIB. Jumlah anak-anak TPQ kurang lebih 60 anak dengan tenaga pengajar 5 orang. Upaya memakmurkan pembinaan agama untuk remaja di masjid yakni dengan cara membentuk Remas (Remaja Masjid) guna melatih kaderisasi dalam masjid. Namun dalam masjid ini kegiatan Remas mengalami masa penurunan kegiatan. Dan semua perencanaan kegiatan masih terprogram. Upaya yang dilakukan untuk memakmurkan pembinaan agama bagi ibu-ibu dan bapak-bapak di masjid yakni dengan cara mengadakan pengajian rutin. Bagi ibu- ibu ada kegiatan Muslimatan tiap sebulan sekali dan ada pengajian rutin setiap malam Jum‟at (belajar iqro‟). Sedangkan bapak-bapak mengadakan pengajian rutin setiap sebulan sekali dan belajar iqro‟ generasi tua setiap malam selasa. Selain itu juga ada kegiatan pembinaan agama secara umum di masjid namun pelaksanaannya setiap malam jum‟at kliwon dan ketika PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) saja. Dalam pelaksanaan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) hal yang dilakukan masjid agar terlaksana dengan baik, baik persiapan tempat,
perlengkapan, keuangan, acara dan petugasnya yaitu dengan membentuk panitia (PHBI). Dalam panitia tersebut sudah terorganisir siapa seksi dan petugas pelaksanaannya. Masalah keuangan diambil dari kas PHBI yang sudah ada. Cara pengelolaan masjid dalam zakat fitrah dan zakat maal dengan cara membentuk panitia pengelolaan zakat dan selalu memberi himbauan kepada jamaah untuk melaksanakan zakat melalui dakwah-dakwah atau pengajian. Panitia disini bertugas untuk membagikan zakat fitrah kepada orang yang membutuhkan dan kemudian juga zakat tersebut dapat untuk pendanaan kegiatan masjid. Sedangkan cara pengelola masjid untuk mendapatkan hewan kurban pada Idul Kurban yakni didapat dari jamaah masjid dan pengajuan ke masjid-masjid lain (kerjasama). Kemudian cara pembagiannya yakni dengan membentuk panitia dan kemudian membagikan kepada jamaah masjid secara merata.
BAB IV ANALISIS DATA
Untuk mengolah data yang telah terkumpul dan untuk mengambil kesimpulan penelitian, maka perlu adanya analisis data. Analisis data dilakukan dalam rangka untuk pengujian hipotesis yang telah dirumuskan untuk memperoleh simpulan berdasarkan data tersebut. Rumusan hipotesis dapat diterima apabila kebenaran dalam analisis data telah terbukti.
A. Analisis Deskriptif 1. Analisis Kualitas Pengelolaan Masjid Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kualitas pengelolaan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga Tahun 2012. Analisis mengenai kualitas pemgelolaan masjid ini menggunakan sistem prosentase dari setiap jawaban responden yang diklarifikasikan dalam kriteria nilai penilaian berdasarkan jawaban yang diperoleh, kemudian di prosentasikan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P=
x 100%
Keterangan: P = Proporsi Individu dalam golongan
F = Frekuensi N = Jumlah Subyek dalam golongan Adapun langkah-langkah dalam analisis ini adalah dengan menentukan jumlah responden yang tergolong memperoleh nilai A (baik), B (cukup) dan C (kurang) dalam variabel kualitas pengelolaan masjid.
Tabel 4.1 Prosentase Jawaban Responden Tentang Kualitas Pengelolaan Masjid Berdasarkan Angket Jawaban No
1
Prosentase (%)
Item Soal
Apakah para takmir ada
A
B
C
D
A
B
C
D
32
38
-
-
45,7%
54,3%
-
-
36
34
-
-
51,4%
48,6%
-
-
27
43
-
-
38,6%
61,4%
-
-
kerjasama dalam mengembangkan masjid?
2
Apa para takmir cukup rukun dalam mengelola masjid?
3
Apakah para takmir masjid cukup solid dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab sebagai pengelola masjid ?
4
Komunikatifkah antar
33
30
7
-
47,1%
42,9%
10%
-
23
41
6
-
32,9%
58,5%
8.6%
-
8
31
31
-
11,4%
44,3%
44,3%
-
2
34
31
-
2,9%
48,6%
44,3%
-
43
25
2
-
61,4%
35,7%
2,9%
-
31
39
-
-
44,3%
55,7%
-
-
20
43
7
-
28,6%
61,4%
10%
-
takmir?
5
Cukup kompakkah antara takmir dengan jamaah?
6
Apakah para takmir sangat terbuka tentang pengelolaan masjid?
7
Apakah para takmir menyelenggarakan banyak kegiatan yang bukan bersifat ubudiyah saja?
8
Apakah kegiatan bertujuan untuk membina umat?
9
Apakah kinerja para takmir mengalami perubahan?
10
Apakah para takmir sangat terbuka menerima kritik dan saran tentang kinerja para takmir?
11
Apakah para takmir sangat
13
42
15
-
18,6%
60%
21,4%
-
3
30
33
4
4,3%
42,9%
47,1%
5,7%
3
44
22
1
4,3%
62,9%
31,4%
1,4%
19
44
7
-
27,1%
62,9%
10%
-
24
37
9
-
34,3%
52,9%
12,9%
-
19
50
1
-
27,1%
71,4%
1,4%
-
2
43
24
1
2,9%
61,4%
34,3%
1,4%
bertanggungjawab akan keadaan masjid?
12
Apakah para takmir sangat menjaga kebersihan dan kerapian masjid?
13
Sudah cukup memadaikah sarana dan prasarana masjid?
14
Apakah para takmir memperhatikan dan memperbaiki barang atau fasilitas masjid yang rusak?
15
Apakah ada kerjasama antar takmir dan jamaah soal pendanaan masjid?
16
Apakah para takmir cukup bertanggung jawab dalam mengelola pendanaan?
17
Apakah para takmir sering
menjalin kerjasama antar masjid?
18
Apakah para takmir saling
1
24
39
6
1,4%
34,3%
55,7%
8,9%
tolong menolong antar masjid untuk mengembangkan masjid?
Dari tabel kriteria nilai untuk variabel kualitas pengelolaan masjid dengan jumlah responden sebanyak 70 KK dapat diketahui jumlah responden yang memperoleh kriteria nilai: a.
Kategori baik (A) sebanyak 54 KK
b.
Kategori cukup (B) sebanyak 16 KK
c.
Kategori kurang (C) sebanyak 0 KK
Dengan menggunakan rumus diatas, maka dapat diperoleh hasil sebagaimana tabel berikut:
Tabel 4.2 Prosentase Jawaban Responden Tentang Kualitas Pengelolaan Masjid No
Kategori
Lambang
Frekuensi
Prosentase
1
Baik
A
54
77,1%
2
Cukup
B
16
22,9%
3
Kurang
C
0
0%
70
100%
Jumlah
2. Analisis Upaya Memakmurkan Masjid Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga Tahun 2012. Analisis mengenai upaya memakmurkan masjid ini menggunakan sistem prosentase dari setiap jawaban responden yang diklarifikasikan dalam kriteria nilai penilaian berdasarkan jawaban yang diperoleh, kemudian di prosentasikan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P=
x 100%
Keterangan: P = Proporsi Individu dalam golongan F = Frekuensi N = Jumlah Subyek dalam golongan
Adapun langkah-langkah dalam analisis ini adalah dengan menentukan jumlah responden yang tergolong memperoleh nilai A (baik), B (cukup) dan C (kurang) dalam variabel upaya memakmurkan masjid.
Tabel 4.3 Prosentase Jawaban Responden Tentang Upaya Memakmurkan Masjid Berdasarkan Angket Jawaban No
1
Prosentase
Item Soal
Apakah muazin selalu
A
B
C
D
A
B
C
D
23
40
7
-
32,9%
57,1%
10%
2
61
6
1
2,9%
87,1%
8,6%
64
6
-
-
91,1%
8,6%
-
-
41
29
-
-
58,6%
41,4%
-
-
29
41
-
-
41,4%
58,6%
-
mengumandangkan azan ketika datang waktu shalat?
2
Apakah peserta jamaah
1,4%
shalat cukup banyak?
3
Apakah penyelenggaraan TPQ diadakan setiap hari?
4
Apakah TPQ banyak diikuti anak-anak?
5
Adakah kerjasama antara takmir dengan remaja dalam upaya memakmurkan
-
-
masjid?
6
Apakah masjid sering
-
3
56
11
-
4,3%
80%
15,7%
2
27
41
-
2,9%
38,6%
58,6%
-
38
31
1
-
54,3%
1,4%
-
60
8
2
-
85,7%
11,4%
2,9%
-
17
34
19
-
24,3%
48,6%
27,1%
-
52
14
3
1
74,3%
20%
4,3%
27
40
3
-
38,6%
57,1%
4,3%
mengadakan pengajian remaja?
7
Apakah ada pengajian ibuibu di masjid?
8
Apakah sering
44,3%
mendatangkan pemateri dari luar ketika pengajian ibuibu?
9
Apakah ada pengajian bapak-bapak di masjid?
10
Apakah masjid sering mengadakan pengajian akbar?
11
Apakah ada pengajian
1,4%
umum(campuran)?
12
Apakah masjid selalu mengadakan peringatan hari
-
besar Islam?
13
Apakah pada saat hari besar
22
54
6
-
31,4%
77,1%
8,6%
-
25
44
1
-
35,7%
62,9%
1,4%
-
47
23
-
-
67,1%
32,9%
-
-
56
14
-
-
80%
20%
-
-
25
45
-
-
35,7%
64,3%
-
-
Islam pengunjungnya cukup banyak?
14
Apakah sering mendatangkan pemateri dari luar ketika memperingati hari besar Islam?
15
Apakah di masjid sering menghimbau untuk menunaikan zakat, infak, shadaqah di masjid?
16
Apakah takmir masjid menghimpun dan mengelola zakat fitrah maupun zakat maal?
17
Apakah masjid sering menghimbau kepada jamaah untuk mengadakan dan melakukan penyembelihan hewan kurban di masjid?
18
Apakah masjid selalu
14
45
11
-
20%
64,3%
15,7%
-
membagikan hewan kurban secara merata?
Dari tabel kriteria nilai untuk variabel upaya memakmurkan masjid dengan jumlah responden sebanyak 70 KK dapat diketahui jumlah responden yang memperoleh kriteria nilai: a.
Kategori baik (A) sebanyak 67 KK
b.
Kategori cukup (B) sebanyak 3 KK
c.
Kategori kurang (C) sebanyak 0KK
Dengan menggunakan rumus diatas, maka dapat diperoleh hasil sebagaimana tabel berikut:
Tabel 4.4 Prosentase Jawaban Responden Tentang Upaya Memakmurkan Masjid No
Kategori
Lambang
Frekuensi
Prosentase
1
Baik
A
67
95,7%
2
Sedang
B
3
4,3%
3
Cukup
C
0
0%
70
100%
Jumlah
B. Pengujian Hipotesis Pada bab I penulis sebelumnya telah merumuskan hipotesis “Terdapat hubungan yang positif antara kualitas pengelolaan masjid dengan upaya memakmurkan masjid pad masyarakat Tegalsari Salatiga Tahun 2012”. Untuk menguji kebenarannya, penulis mengadakan penelitian di masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga Tahun 2012 yang menunjukkan adanya kualitas pengelolaan masjid dalam upaya memakmurkan masjid. Sedangkan untuk menguji kevalidan data, maka data yang telah diperoleh terlebih dahulu dilakukan penghitungan statistik. Alasan digunakan analisis data statistik adalah: 1. Data yang diperoleh merupakan data kualitatif yang sudah diubah menjadi data kuantitatif dalam bentuk angka. 2. Penulis akan lebih mudah menentukan apakah hipotesis yang akan diuji dapat diterima atau ditolak. 3. Akan diperoleh kesimpulan yang objektif. Dalam analisis statisti ini, penulis menggunakan rumus product moment yaitu untuk mencari besarnya angka korelasi antara kualitas pengelolaan masjid dengan upaya memakmurkan masjid.
∑ √(∑
)(∑
)
Keterangan: = koefisien korelasi antara gejala X dan gejalaY
∑ xy = jumlah product dari X dan Y x2
= jumlah kuadrat X
y2
= jumlah kuadrat Y
Apabila r hitung telah diperoleh, kemudian dikonsultasikan dengan rtabel koefisien korelasi product moment, dengan kriteria r hitung > r tabel pada signifikasi taraf kepercayaan 95% maka hipotesis kerja diterima. Namun sebaliknya apabila r hitung < rtabel maka hipotesis ditolak. Untuk lebih mudahnya dalam perhitungan korelasi, penulis akan sajikan tabel koefisien korelasi sebagai berikut:
Tabel 4.5 Koefisien Hubungan Antara Kualitas Pengelolaan Masjid Dengan Upaya Memakmurkan Masjid Pada Masyarakat Tegalsari Salatiga Tahun 2012 No Resp
X
Y
X2
Y2
XY
1
61
62
3721
3844
3782
2
62
60
3844
3600
3720
3
60
58
3600
3364
3480
4
59
64
3481
4096
3776
5
60
59
3600
3481
3540
6
54
60
2916
3600
3240
7
64
64
4096
4096
4096
8
62
61
3844
3721
3782
9
57
61
3249
3721
3477
10
57
59
3249
3481
3363
11
59
55
3481
3025
3245
12
58
57
3364
3249
3306
13
51
56
2601
3136
2856
14
62
56
3844
3136
3472
15
60
57
3600
3249
3420
16
58
58
3364
3364
3364
17
59
62
3481
3844
3658
18
51
61
2601
3721
3111
19
64
61
4096
3721
3904
20
63
55
3969
3025
3465
21
56
63
3136
3969
3528
22
50
57
2500
3249
2850
23
56
57
3136
3249
3192
24
59
55
3481
3025
3245
25
55
60
3025
3600
3300
26
58
63
3364
3969
3654
27
54
56
2916
3136
3024
28
61
60
3721
3600
3660
29
51
59
2601
3481
3009
30
52
60
2704
3600
3120
31
56
60
3136
3600
3360
32
55
57
3025
3249
3135
33
59
61
3481
3721
3599
34
56
57
3136
3249
3192
35
60
58
3600
3364
3480
36
51
63
2601
3969
3213
37
61
58
3721
3364
3538
38
55
60
3025
3600
3300
39
50
65
2500
4225
3250
40
57
60
3249
3600
3420
41
50
56
2500
3136
2800
42
56
57
3136
3249
3192
43
54
63
2916
3969
3402
44
54
63
2916
3969
3402
45
64
55
4096
3025
3520
46
58
61
3364
3721
3538
47
56
58
3136
3364
3248
48
60
62
3600
3844
3720
49
55
53
3025
2809
2915
50
60
63
3600
3969
3780
51
59
61
3481
3721
3599
52
53
56
2809
3136
2968
53
57
58
3249
3364
3306
54
62
64
3844
4096
3968
55
57
57
3249
3249
3249
56
58
60
3364
3600
3480
57
56
55
3136
3025
3080
58
55
61
3025
3721
3355
59
62
60
3844
3600
3720
60
52
53
2704
2809
2756
61
63
61
3969
3721
3843
62
56
60
3136
3600
3360
63
55
58
3025
3364
3190
64
60
61
3600
3721
3660
65
62
59
3844
3481
3658
66
50
54
2500
2916
2700
67
59
62
3481
3844
3658
68
57
59
3249
3481
3363
69
58
59
3364
3481
3422
70
60
59
3600
3481
3540
Jumlah
4011
4143
230821
245759
237518
Dari tabel di atas diketahui
X
= 4011
Y
= 4143
X 2 = 230821 Y 2
= 245759
XY
= 237518
N = 70 Kemudian masukkan rumus: ∑ √(∑
√(
)(∑
)
)(
)
√
= 0,99725024793
= 0,997 C. Pembahasan Nilai koefisien korelasi (r) hasil perhitungan kemudian dikorelasikan dengan rtabel. Nilai rtabel untuk sampel 70 dan signifikan pada taraf 95% adalah 0,235. Jika rhitung
rtabel, berarti ada pengaruh positif antara variabel X dan Y. Jika rhitung
maka dikatakan bahwa antara variabel X dan Y tidak ada pengaruh sama sekali. Jika rhitung
rtabel, maka pengaruh bersifat negatif. Adapun variabel X dalam penelitian ini
adalah kompetensi kualitas pengelolaan masjid, sedangkan variabel Y adalah upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga tahun 2012. Dari hasil perhitungan korelasi product moment tersebut menghasilkan rhitung sebesar 0,997. Langkah selanjutnya adalah mengonsultasikan rhitung dengan rtabel. Harga rtabel untuk jumlah responden 70 dan signifikan pada taraf kepercayaan 95% adalah 0,235. Dari uraian di atas terlihat bahwa harga rxy hitung lebih besar dari rxy tabel signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kualitas pengelolaan
masjid dengan upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga tahun 2012. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “ada hubungan antara kualitas pengelolaan masjid dengan upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga” dapat diterima. Selain dari hasil data dari penyebaran angket yang menghasilkan adanya hubungan antara kualitas pengelolaan masjid dengan upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga, penulis juga memperoleh data wawancara yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara dua variabel. Masjid ini memiliki pengelola yang berkualitas untuk mengelola masjid dan tidak hanya itu, mereka juga bersemangat untuk mengupayakan pemakmuran masjid.
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang ada pada bab IV, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kualitas pengelolaan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga Tahun 2012 berada pada beberapa tingkatan . Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis pada tabel 4.2, bahwa kategori baik
77,1%, kategori cukup yaitu 22,9% dan
kategori kurang sebesar 0 %. 2. Upaya memakmurkan masjid pada masyarakat Tegalsari Salatiga Tahun 2012 berada pada beberapa tingkatan, hal ini bisa dilihat pada hasil analisis tabel 4.4, bahwa kategori baik sebesar 95,7 %, kategori cukup 4,3% dan kategori kurang sebesar 0 %. 3. Adanya hubungan positif antara kualitas pengelolaan masjid dengan upaya memakmurkan masjid Tahun 2012. Adapun koefisien korelasi antara kualitas pengelolaan masjid dengan upaya memakmurkan masjid adalah sebesar 0,997. Nilai r ini dikonsultasikan dengan nilai r tabel product moment dengan N=70 dan taraf signifikasi kepercayaan 95% yaitu 0,235, sehingga terbukti rhitung > rtabel sehingga hipotesis yang diajukan “diterima”.
B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Pengelola atau Pengurus masjid Pengelola masjid seharusnya mempertahankan dan meningkatkan kualitas pengelolaan masjid, juga memperhatikan bagaimana cara mengupayakan supaya masjid menjadi makmur. Tidak hanya bersusah payah pada saat pembangunan masjid tetapi juga bersusah payah dalam memakmurkannya. Jadi kualitas pengelolaan masjid harus ditingkatkan begitu pula dalam mengupayakan memakmurkannya. 2. Jamaah atau Masyarakat Jamaah masjid seharusnya juga ikut berperan dalam memakmurkan masjid, dengan beribadah di masjid dan mengikuti semua kegiatan yang ada di masjid serta turut menjaga keadaan masjid. Jadi harus saling bekerjasama antara jamaah dengan pengelola masjid untuk mengelola dan memakmurkan masjid.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Zuhayiy, Wahbah. 2000. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian suatu Praktik. Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta.
Ash-Shiddieqy, T.M Hasbi. 1951. Pedoman Shalat. Jakarta: Bulan Bintang.
Ash-Shiddieqy, T.M Hasbi. 1984. Pedoman Zakat. Jakarta: P.T. Bualan Bintang.
At-Thahir, Hamid Ahmad. 2008. Buku Pintar Shalat. Solo: Aqwam.
Ayub, Mohammad E. 2001. Manajemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus. Jakarta: Gema Insani Press.
Gazalba, Sidi. 1989. Mesjid Pusat Ibadah dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka AlHusna.
Hadi, Sutrisno. 1983. Metode Research Jilid II. Yogyakarta: Yayasan Penelitian Fakultas Psikologi UGM.
Handryant, Aisyah N. 2010. Masjid Sebagai Pusat Pengembangan Masyarakat. Malang: UIN Maliki Press.
Inoed, Amiruddin. dkk. 2005. Anatomi Fiqh Zakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kustini. 2007. Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pendalaman Ajaran Agama Melalui Majelis Taklim. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan
Masud, Ridwan dan Muhammad. 2005. Zakat Kemiskinan. Yogyakarta: UII Press.
Nur, Agus Waluyo. 2006. Profil Majelis Ta’lim dan Taman Pendidikan Al-Qur’an(TPQ). Salatiga: Stain Salatiga Press.
Ridwan, Muhammad. 2005. Manajemen Baitul Maal Wa Tanwil (BMT). Yogyakarta: UII Press.
Rochym, Abdul. 1983. Mesjid Dalam Karya Arsitektur Nasional Indonesi. Bandung: Angkasa.
Roqib, Muh. 2005. Menggugat Fungsi Edukasi Masjid. Yogyakarta: Grafindo Litera Media.
Singaribuan, Masri dan Sofian Efendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT Pustaka LP3ES.
Sugiyono. 2007. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Supardi dan Teuku Amirudin. 2001. Manajenen Masjid Dalam Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: UII Press.
Yani, Ahmad. 2009. Panduan Memakmurkan Masjid. Jakarta: Al Qalam.
Zuhri, Moh. 1992. Terjemahan Sunan At-Tirmidzi Jilid I . Semarang: CV. Asy Syifa‟.
ANGKET PENELITIAN
NAMA
:
RT
:
I. PETUNJUK PENGISIAN 1. Angket ini ditunjukan kepada warga masyarakat Tegalsari RW 08 Mangunsari, Sidomukti Salatiga. 2. Di mohon kepada warga untuk mengisi (jawaban), benar-benar sesuai dengan keadaan yang ada. 3. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan cara memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban (a, b , c dan d). II. DAFTAR PERTANYAAN A. Kualitas Pengelolaan Masjid 1. Menurut Anda, apakah para pengurus takmir ada kerjasama dalam mengembangkan masjid? a. Ya, nampaknya takmir sangat kompak b. Ya, cukup kompak c. Kurang begitu kompak d. Tidak kompak 2. Apa para takmir cukup rukun dalam mengelola masjid? a. Ya, sangat rukun b. Cukup rukun c. Kurang rukun d. Tidak rukun
3. Menurut Anda, apakah para takmir masjid cukup solid dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai pengelola masjid? a. Ya, sangat solid b. Cukup solid c. Kurang solid d. Tidak solid 4. Komunikatifkah antar para takmir dalam mengemban amanah mengelola masjid? a. Ya, sangat komunikatif b. Cukup komunikatif c. Kurang komunikatif d. Tidak komunikatif 5. Menurut Anda, cukup kompakkah antara takmir dengan jamaah masjid dalam pengelolaan kegiatan masjid? a. Ya, sangat kompak b. Cukup kompak c. Kurang kompak d. Tidak kompak 6. Apakah para takmir sangat terbuka kepada jamaah tentang pengelolaan masjid Anda? a. Ya sangat terbuka b. Cukup terbuka c. Kurang terbuka d. Tidak terbuka
7. Menurut Anda, apakah para takmir menyelenggarakan banyak kegiatan yang bukan hanya bersifat ubudiyah saja? a. Ya, banyak membuat kegiatan b. Cukup banyak membuat kegiatan c. Kurang banyak kegiatan d. Tidak banyak kegiatan 8. Apakah dalam setiap kegiatan yang di selenggarakan oleh takmir menurut Anda selalu bertujuan untuk membina umat? a. Ya, selalu membina umat b. Cukup membina umat c. Kurang membina umat d. Tidak membina umat 9. Menurut Anda, apakah kinerja para takmir dari waktu ke waktu mengalami perubahan yang baik untuk mengembangkan masjid? a. Ya, mengalami perubahan yang baik b. Cukup mengalami perubahan yang baik c. Kurang mengalami perubahan yang baik d. Tidak mengalami perubahan 10. Apakah para takmir sangat terbuka menerima kritik dan saran tentang kinerja para takmir untuk mengembangkan masjid agar lebih baik? a. Ya, sangat terbuka menerima kritik dan saran b. Cukup terbuka menerima kritik dan saran c. Kurang terbuka menerima kritik dan saran d. Tidak terbuka sama sekali 11. Apakah para takmir sangat bertanggung jawab akan keadaan masjid? a. Ya, sangat bertanggung jawab b. Cukup bertanggung jawab c. Kurang bertanggung jawab d. Tidak bertanggung jawab
12. Apakah para takmir sangat menjaga kebersihan dan kerapian masjid? a. Ya, sangat menjaga b. Cukup menjaga c. Kurang menjaga d. Tidak menjaga 13. Menurut Anda, sudah cukup memadaikah sarana prasarana masjid yang telah dikelola oleh para takmir masjid? a. Ya, sangat memadai b. Cukup memadai c. Kurang memadai d. Tidak memadai 14. Apakah para takmir memperhatikan dan melakukan perbaikan barang-barang atau fasilitas masjid yang sudah rusak? a. Ya, sangat memperhatikan b. Cukup memperhatikan c. Kurang memperhatikan d. Tidak memperhatikan 15. Menurut Anda, antara para takmir dengan jamaah masjid apakah saling bekerja sama dalam pengusahaan dana untuk masjid? a. Ya, sangat bekerja sama b. Cukup bekerja sama c. Kurang bekerja sama d. Tidak ada kerja sama 16. Apakah para takmir cukup bertanggung jawab dalam pengelolaan pendanaan masjid untuk mengembangkan masjid? a. Ya, sangat bertanggung jawab b. Cukup bertanggung jawab c. Kurang bertanggung jawab d. Tidak bertanggung jawab
17. Apakah para takmir sering menjalin kerjasama antarmasjid dengan cara mendatangkan pemateri atau penceramah dari masjid lain? a. Ya, sangat sering menjalin kerjasama antarmasjid b. Cukup sering menjalin kerjasama antarmasjid c. Kurang sering menjalin kerjasama antarmasjid d. Tidak menjalin kerjasama antar masjid 18. Menurut Anda, apakah para takmir saling tolong menolong antarmasjid untuk bekerjasama mengembangkan masjid? a. Ya, saling tolong menolong b. Cukup saling menolong c. Kurang saling menolong d. Tidak ada saling tolong menolong
B. Upaya Memakmurkan Masjid 1. Apakah muazin masjid selalu mengumandangkan azan di masjid ketika datang waktu shalat tiba? a. Ya, selalu mengumandangkan azan ketika datang waktu shalat tiba b. Cukup sering mengumandangkan azan ketika waktu shalat tiba c. Kurang, hanya ketika waktu shalat tertentu saja d. Jarang sekali ada azan 2. Menurut Anda, apakah peserta jamaah shalat cukup banyak? a. Ya, hampir semua waktu shalat cukup banyak b. Maghrib, Isya, dan Subuh saja yang banyak c. Maghrib dan Subuh saja d. Hanya Maghrib saja
3. Apakah penyelenggaraan TPQ diadakan setiap hari? a. Ya, setiap hari kecuali hari Minggu (libur) b. Ya, tiga kali dalam seminggu c. Dua kali dalam seminggu d. Hanya satu kali dalam seminggu 4. Apakah TPQ banyak di ikuti oleh anak-anak? a. Ya, sangat banyak b. Ya, cukup banyak c. Kurang begitu banyak d. Tidak banyak 5. Adakah kerja sama yang baik antara takmir dengan remaja masjid dalam upaya memakmurkan masjid? a. Ya, ada kerja sama b. Cukup ada kerja sama c. Kurang ada kerja sama d. Tidak ada kerja sama 6. Apakah masjid sering mengadakan pengajian remaja secara rutin sebagai upaya memakmurkan masjid? a. Ya, sering mengadakan pengajian remaja b. Cukup sering mengadakan pengajian remaja c. Kadang-kadang saja d. Jarang sekali 7. Apakah ada pengajian khusus ibu-ibu yang di selenggarakan di masjid? a. Satu minggu sekali b. Dua minggu sekali c. Satu bulan sekali d. Hanya pada hari-hari besar Islam
8. Apakah pada waktu pengajian ibu-ibu di masjid, sering mendatangkan pemateri dari luar? a. Ya, sering mendatangkan pemateri dari luar b. Cukup sering mendatangkan pemateri dari luar c. Kurang sering mendatangkan pemateri dari luar d. Tidak pernah mendatangkan pemateri dari luar 9. Apakah ada pengajian bapak-bapak di masjid? a. Ya, satu minggu sekali atau lebih b. Dua minggu sekali c. Satu bulan sekali d. Hanya pada hari-hari besar Islam 10. Apakah takmir masjid sering mengadakan pengajian akbar di masjid ? a. Ya, sangat sering mengadakan pengajian akbar b. Ya, kadang-kadang mengadakan pengajian akbar c. Jarang sekali d. Tidak pernah mengadakan pengajian akbar 11. Apakah ada pengajian umum (campuran)? a. Ya, satu minggu sekali atau lebih b. Dua minggu sekali c. Satu bulan sekali d. Hanya pada hari-hari besar Islam 12. Ketika ada peringatan hari besar Islam, apakah masjid Anda juga selalu mengadakan acara untuk memperingatinya? a. Ya, selalu mengadakan acara untuk memperingatinya b. Ya, cukup sering mengadakan acara untuk memperingatinya c. Hanya kadang-kadang saja d. Jarang sekali
13. Apakah pada saat hari besar Islam pengunjungnya cukup banyak? a. Sangat banyak b. Cukup banyak c. Kurang banyak d. Sedikit sekali 14. Pada saat memperingati hari besar Islam apakah sering mendatangkan pemateri atau pembicara dari luar? a. Ya, sering mendatangkan pemateri dari luar b. Cukup sering mendatangkan pemateri dari luar c. Kadang-kadang saja d. Jarang sekali 15. Apakah di masjid sering ada himbauan untuk menunaikan zakat, infak, shadaqah di masjid? a. Ya, selalu ada himbauan b. Ya, sering ada himbauan c. Kurang ada himbauan d. Jarang sekali 16. Menurut Anda, apakah takmir masjid menghimpun dan mengelola zakat fitrah maupun zakat mal? a. Ya, selalu menghimpun dan mengelolanya b. Ya, sering menghimpun dan mengelolanya c. Kadang-kadang menghimpun dan mengelolanya d. Tidak pernah menghimpun dan mengelolanya
17. Pada hari raya kurban datang apakah masjid sering menghimbau kepada jamaah untuk mengadakan dan melakukan penyembelihan hewan kurban di masjid? a. Ya, selalu memberi himbauan b. Ya, sering memberi himbauan c. Kurang ada himbauan d. Jarang ada himbauan 18. Apakah masjid selalu membagikan daging hewan kurban secara merata kepada jamaah di masjid pada saat hari kurban tiba? a. Ya, selalu membagikan daging hewan kurban secara merata b. Cukup merata dalam pembagiannya c. Kurang merata dalam pembagiannya d. Tidak merata dalam pembagiannya
BAHAN PERTANYAAN WAWANCARA KEPADA TAKMIR MASJID TEGALSARI SALATIGA
A. KUALITAS PENGELOLAAN MASJID 1. Bagaimana usaha Anda untuk menyamakan persepsi antara pengelola masjid dan jamaah dalam mewujudkan masjid yang ideal? 2. Apa saja yang Anda lakukan untuk mengkonsolidasi pengurus atau pengelola masjid? 3. Bagaimana usaha yang Anda lakukan beserta pengelola masjid untuk konsolidasi jamaah sebagai upaya memakmurkan masjid? 4. Bagaimana cara Anda bersama pengelola masjid dalam merencanakan program kegiatan masjid serta implementasinya? 5. Apakah upaya-upaya untuk memperbaiki mekanisme kerja dalam program kegiatan masjid? 6. Bagaimana cara pengelola masjid menumbuhkan rasa memiliki terhadap masjid? 7. Apakah fasilitas masjid sudah memadai? Dan apa saja fasilitas yang telah ada selain untuk kepentingan peribadatan? 8. Bagaimana cara menggalang pendanaan masjid dan darimana sumber dana tersebut didapatkan? 9.
Apakah masjid ini juga menggalang kerja sama antarmasjid? Apa saja bentuk kerja samanya?
B. UPAYA MEMAKMURKAN MASJID 1. Apakah upaya yang dilakukan untuk memakmurkan shalat jamaah seperti shalat shubuh, shalat maghrib dan shalat isya‟ di masjid? 2. Bagaimana upaya memakmurkan pembinaan agama untuk anak-anak di masjid? 3. Apa upaya memakmurkan pembinaan agama untuk remaja di masjid?
4. Upaya apa saja yang dilakukan untuk memakmurkan pembinaan agama untuk ibu-ibu di masjid? 5. Apakah upaya memakmurkan pembinaan agama untuk bapak-bapak di masjid? 6. Bagaimana upaya untuk memakmurkan pembinaan agama secara umum di masjid? 7. Apabila akan ada pelaksanaan hari besar Islam apa saja yang di lakukan agar terlaksana dengan baik, dari persiapan tempat, perlengkapan, keuangan, acara, dan petugasnya? 8. Bagaimana cara pengelola masjid dalam mengelola zakat fitrah dan zakat mal? 9. Ketika Idul kurban bagaimana cara pengelola masjid beserta jamaah untuk mendapatkan hewan kurban? Dan bagaimana cara pembagiannya?
HASIL WAWANCARA KEPADA TAKMIR MASJID TEGALSARI SALATIGA
A. KUALITAS PENGELOLAAN MASJID 1. Bagaimana usaha Anda untuk menyamakan persepsi antara pengelola masjid dan jamaah dalam mewujudkan masjid yang ideal? Jawaban : usaha yang dilakukan antar takmir dalam menyamakan persepsi antara pengelola masjid dan jamaah dalam mewujudkan masjid yang ideal dengan cara menjaga kerjasama, kekompakan dan kerukunan dalam mengelola masjid serta selalu mengadakan pertemuan rutin. 2. Apa saja yang Anda lakukan untuk mengkonsolidasi pengurus atau pengelola masjid? Jawaban : hal yang dilakukan yakni selalu memberi informasi dan pengarahan dalam pengelolaan masjid. Prinsip yang dipakai dalam konsolidasi yakni selalu kompak, solid, komunikatif dan terbuka dalam mengelola masjid. 3. Bagaimana usaha yang Anda lakukan beserta pengelola masjid untuk konsolidasi jamaah sebagai upaya memakmurkan masjid? Jawaban : usaha yang dilakukan dalam konsolidasi jamaah hampir sama dengan usaha konsolidasi kepada pengurus masjid, yakni selalu memberi informasi dan pengarahan dalam pengelolaan masjid. Prinsip yang dipakai dalam konsolidasi yakni selalu kompak, solid, komunikatif dan terbuka dalam mengelola masjid. 4. Bagaimana cara Anda bersama pengelola masjid dalam merencanakan program kegiatan masjid serta implementasinya? Jawaban : pengelolaan masjid dalam merencanakan program kegiatan bukan hanya bersifat ubudiyah saja dan semua kegiatan direncanakan secara bersama-sama, baik dari pengelola masjid maupun dari jamaah. Dan semua kegiatan bersifat untuk membina umat. 5. Apakah upaya-upaya untuk memperbaiki mekanisme kerja dalam program kegiatan masjid? Jawaban : upaya-upaya untuk memperbaiki mekanisme kerja dalam program kegiatan masjid yakni dengan cara mengadakan rapat evaluasi setiap
setelah mengadakan kegiatan, dan selalu terbuka dalam menerima kritik dan saran baik dari jamaah maupun antar pengelola untuk memperbaiki mekanisme kerja. 6. Bagaimana cara pengelola masjid menumbuhkan rasa memiliki terhadap masjid? Jawaban : cara pengelola masjid untuk menumbuhkan rasa memiliki terhadap masjid yakni dengan cara mengadakan ceramah lewat pengajian berkaitan dengan pentingnya memakmurkan masjid. 7. Apakah fasilitas masjid sudah memadai? Dan apa saja fasilitas yang telah ada selain untuk kepentingan peribadatan? Jawaban : fasilitas masjid ini sudah cukup memadai dan memiliki fasilitas lain selain untuk kepentingan ibadah, yakni ruangan TPQ serta aula. 8. Bagaimana cara menggalang pendanaan masjid dan darimana sumber dana tersebut didapatkan? Jawaban : cara menggalang pendanaan masjid dengan cara memilih donatur baik dari jamaah maupun dari pemerintah.selain itu dana didapat dari kotak infak, serta wakaf dari jamaah. 9. Apakah masjid ini juga menggalang kerja sama antarmasjid? Apa saja bentuk kerja samanya? Jawaban : masjid ini menjalin kerjasama antarmasjid, dan bentuk kerjasamanya yakni sering bertukarvpemateri jika ada kegiatan pengajian atau kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan, berkoordinasi dalam mengadakan hewan kurban, saling memberi kritik dan masukan dalam mengelola masjid demi kelangsungan masjid.
B. UPAYA MEMAKMURKAN MASJID 1. Apakah upaya yang dilakukan untuk memakmurkan shalat jamaah seperti shalat shubuh, shalat maghrib dan shalat isya‟ di masjid? Jawaban : upaya untuk memakmurkan shalat jamaah seperti shalat shubuh, shalat maghrib dan shalat isya‟ di masjid yakni dengan cara selalu mengumandangkan azan ketika tiba waktu shalat, selalu mengadakan shalat jamaah ketika tiba waktu shalat, selalu memberi dakwah atau ceramah akan hikmah dari shalat berjamaah dengan memberi motivasi bahwa pahalayang didapat dari shalat berjamaah
di masjid itu sebanyak 27 derajat pahalanya dibanding shalat sendiri hanya satu derajat saja pahalanya. 2. Bagaimana upaya memakmurkan pembinaan agama untuk anak-anak di masjid? Jawaban : upaya yang dilakukan untuk memakmurkan pembinaan agama untuk anak-anak di masjid yakni dengan cara mengadakan TPQ (Taman Pendidikan Al-Qur‟an) yang dilakukan setiap hari kecuali hari minggu, dari jam 15.30-17.00 WIB. Dan mengadakan pengajian anak-anak pada hari minggu pagi yang dimulai jam 07.00 WIB. Jumlah anak-anak TPQ kurang lebih 60 anak dengan tenaga pengajar 5 orang pengajar. 3. Apa upaya memakmurkan pembinaan agama untuk remaja di masjid? Jawaban : upaya memakmurkan pembinaan agama untuk remaja di masjid yakni dengan cara membentuk remas ( Reamaja Masjid) guna melatih kaderisasi dalam masjid. Namun dalam masjid ini kegiatan Remas mengalami masa penurunan kegiatan. Dan semua perencanaan kegiatan masih terprogram. 4. Upaya apa saja yang dilakukan untuk memakmurkan pembinaan agama untuk ibu-ibu di masjid? Jawaban : upaya untuk memakmurkan pembinaan ibu-ibu yakni dengan cara mengadakan pengajian rutin. Bagi ibu-ibu ada kegiatan Muslimatan tiap sebulan sekali dan ada pengajian rutin hari jum‟at (belajar Iqro‟). 5. Apakah upaya memakmurkan pembinaan agama untuk bapak-bapak di masjid? Jawaban : upaya untuk memakmurkan pembinaan bapak-bapak yakni dengan cara mengadakan pengajian rutin. Bagi bapak-bapak ada kegiatan pengajian rutin tiap sebulan sekali dan ada pengajian rutin setiap malam selasa (belajar Iqro‟ generasi tua). 6. Bagaimana upaya untuk memakmurkan pembinaan agama secara umum di masjid? Jawaban : pembinaan agama secara umum di masjid namun pelaksanaannya setiap malam jum‟at kliwon dan ketika PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) saja. 7. Apabila akan ada pelaksanaan hari besar Islam apa saja yang di lakukan agar terlaksana dengan baik, dari persiapan tempat, perlengkapan, keuangan, acara, dan petugasnya?
Jawaban : dalam pelaksanaan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) hal yang dilakukan masjid agar terlaksana dengan baik, dalam persiapan tempat, perlengkapan, keuangan, acara dan petugasnya yaitu dengan membentuk panitia (PHBI). Dalam panitia tersebut sudah terorganisir siapa seksi dan petugas pelaksanaannya. Masalah keuangan diambil dari kas PHBI yang sudah ada. 8. Bagaimana cara pengelola masjid dalam mengelola zakat fitrah dan zakat mal? Jawaban : cara pengelolaan masjid dalam zakat fitrah dan zakat mal dengan cara membentuk panitia pengelolaan zakat dan selalu memberi himbauan kepada jamaah untuk melaksanakan zakat melalui dakwah-dakwah atau pengajian. Panitia disini bertugas untuk membagikan zakat fitrah kepada orang yang membutuhkan dan kemudian juga zakat tersebut dapat untuk pendanaan kegiatan masjid. 9. Ketika Idul kurban bagaimana cara pengelola masjid beserta jamaah untuk mendapatkan hewan kurban? Dan bagaimana cara pembagiannya? Jawaban : cara pengelola masjid untuk mendapatkan hewan kurban pada hari Idul Kurban yakni didapat dari jamaah masjid dan pengajuan ke masjid-masjid lain (kerjasama). Kemudian cara pembagiannya yakni dengan membentuk panitia dan kemudian membagikan kepada jamaah masjid secara merata.
DAFTAR NILAI SKK
Nama: Sri Lestari Wulandari
Jurusan/Progdi: Tarbiyah/PAI
NIM : 11108022
PA
No
Tanggal Pelaksanaan
Nama Kegiatan
1.
OPSPEK
2.
: Drs. Badwan, M. Ag.
27 Agustus 2008
Jabatan
Nilai
Peserta
3
MILAD LDK VII “Talk Show 14 April 2009 (Tampil Gaul Syar‟i & Trendy)”.
Peserta
3
3.
Praktikum Kepramukaan.
17 Pebruari 2010
Peserta
3
4.
Bimbingan Baca Tulis Al Qur‟an.
20 Maret 2010
Peserta
2
5.
Bedah Buku “Jalan Cinta Pejuang”.
24 April 2010
Peserta
2
6.
Seminar Nasional Pendidikan 02 Juni 2010 “Aktualisasi Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Upaya Membentuk Karakter Dan Budaya Bangsa”.
Peserta
6
7.
Praktikum Telaah Kurikulum 25 November 2010 Pendidikan Agama Islam.
Peserta
3
8.
Praktikum Metodologi Pendidikan 01 Desember 2010 Islam.
Peserta
3
9.
National Workshop Entrepreneurship And Cooperation.
Panitia
6
10.
Seminar Nasional Pendidikan 20 Juni 2011 ”Realisasi Pendidikan Karakter Bangsa Dalam Kurikulum Pendidikan Nasional”.
Peserta
6
11.
Pelatihan Kewirausahaan 25 Juli 2011 “ Enterpreneurship”.
Peserta
3
Of 19 Desember 2010 Basic
12.
Seminar Regional “Reorientasi Peran 06 Oktober 2011 Jurnalistik dalam Perspektif sosial & Budaya Pada Era Post Modern”.
Pesrta
3
13.
Pelatihan Karya Tulis Ilmiyah 11 Oktober 2011 (PKTI) “Karya Tulis Ilmiyah Sebagai Salah Satu Langkah Membangun Budaya Ilmiyah Mahasiswa”.
Peserta
3
14.
Seminar Regional “ Meningkatkan 26 Oktober 2011 Nasionalisme Ditengah Goncangan Disintegrasi dan Pengikisan Ideologi Nasional”.
Peserta
4
15.
Seminar Nasional Entrepreneurship 21 April 2012 “Tren Bisnis Berbasis Multimedia dan Teknologi Informatika sebagai Wujud Pasar Modern”.
Peserta
6
Jumlah
56
Salatiga, 8 Agustus 2012 Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan
H. Agus Waluyo, M.Ag NIP. 197502112000031001