NUGRAHANINGTYAS / HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN
Hubungan antara Efikasi Diri dan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja pada Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten Correlation between Self-Efficacy and Family Support Toward Anxiety in Encountering The Workplace on The 12th Grade Students of Muhammadiyah 1 Wedi Klaten Vocational High School Widhi Nugrahaningtyas, Sri Wiyanti, Aditya Nanda Priyatama Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebalas Maret
ABSTRAK Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan bentuk pendidikan formal yang mempersiapkan para siswanya untuk memasuki dunia kerja setelah lulus dari bangku sekolah. Namun, persaingan di dunia kerja yang semakin sulit dapat menyebabkan timbulnya kecemasan dalam menghadapi dunia kerja pada para siswa. Oleh karena itu, selain bekal berupa kemampuan dan keterampilan, diperlukan pula keyakinan terhadap kemampuan diri dan dukungan dari keluarga agar para siswa semakin mantap dalam menghadapi dunia kerja. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Hubungan antara efikasi diri dan dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten; (2) Hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten; (3) Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten. Keseluruhan populasi yang berjumlah 74 siswa dilibatkan dalam penelitian. Alat ukur yang digunakan adalah skala kecemasan menghadapi dunia, skala efikasi diri, dan skala dukungan sosial keluarga. Hasil analisis regresi ganda menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara efikasi diri dan dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten dengan Fhitung 42,911 > Ftabel 3,126 (p<0,05), serta nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,740. Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara efikasi diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten dengan koefisien korelasi (rx 1y) sebesar -0,392 (p=0,001); serta terdapat hubungan negatif antara dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten dengan koefisien korelasi (rx 2y) sebesar -0,433 (p=0,000). Nilai R2 yang diperoleh adalah 0,547. Artinya, efikasi diri dan dukungan sosial keluarga secara bersama-sama memberi sumbangan pengaruh sebesar 54,7% terhadap kecemasan menghadapi dunia kerja, dengan sumbangan efektif (SE) masing-masing 25,38% untuk efikasi diri, dan 29,32% untuk dukungan sosial keluarga. Kata kunci: kecemasan menghadapi dunia kerja, efikasi diri, dukungan sosial keluarga.
PENDAHULUAN
Sugiharto
dan
Siahaan
(2005),
untuk
memperoleh pekerjaan bukan hal yang mudah Salah satu tujuan manusia bekerja adalah karena adanya sesuatu yang ingin dicapai dan adanya harapan bahwa dengan bekerja akan membawa pada suatu keadaan yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Akan tetapi, menurut
karena jumlah lapangan yang tersedia tidak sebanding dengan jumlah pencari kerja. Salah
satu
manusia untuk diinginkan
usaha
yang
dilakukan
memperoleh pekerjaan yang
adalah
dengan
menempuh 134
NUGRAHANINGTYAS / HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN
pendidikan
formal.
Di
Indonesia
terdapat tinggi dari jumlah pengangguran pada Februari
berbagai macam pendidikan formal secara 2012 yaitu sebesar 9,51%. Selain itu, jumlah berjenjang, mulai dari Sekolah Dasar (SD) pengangguran yang berasal dari lulusan SMK hingga Perguruan Tinggi. Setingkat dengan hingga Agustus 2012 adalah yang tertinggi sekolah menengah atas, di Indonesia terdapat dibandingkan tingkat pendidikan yang lain. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), yaitu jenis pendidikan
formal
yang
Berdasarkan Undang-Undang Tenaga
memberikan Kerja No. 13 Tahun 2003 menjelaskan bahwa
pendidikan vokasional dengan menitikberatkan tenaga kerja atau golongan produktif bekerja pada keterampilan, sehingga para siswanya siap adalah orang-orang yang berusia 15-64 tahun, memasuki dunia kerja.
sehingga lulusan SMK yang pada umumnya
Bidang keahlian pada SMK antara lain berusia 17-19 tahun temasuk dalam golongan teknik bangunan, tata rias, dan teknik elektro. produktif bekerja menurut Undang-Undang Selain itu, ada pula bidang keahlian SMK yang Tenaga Kerja. Hurlock (2006) mengungkapkan secara khusus memberikan keterampilan pada bahwa individu yang berada pada rentang usia bidang
ekonomi,
seperti
tata
niaga
dan 17-19 tahun tergolong dalam kategori remaja
akuntansi, dan keuangan. Lulusan dari SMK akhir. Salah satu hal yang menjadi fokus dengan bidang keahlian ekonomi tersebut akan pemikiran remaja akhir adalah masa depan, bersaing dengan para pelamar kerja yang lain termasuk pekerjaan yang akan dilakukannya. agar
dapat
diinginkan
memperoleh dan
sesuai
pekerjaan dengan
yang
Al-Mighwar (2006) menjelaskan bahwa
bidang masa remaja akhir mulai mencapai kestabilan
keahliannya. Sulitnya memperoleh pekerjaan emosi,
sehingga
lebih
matang
dalam
yang diinginkan tersebut dapat menjadi beban menghadapi masalah. Akan tetapi, remaja akhir pikiran tersendiri bagi para siswa SMK, mulai memperoleh tuntutan-tuntutan sosial yang meskipun selama tiga tahun, para siswa SMK berkaitan telah
dibekali
dengan
kemampuan
dan pekerjaan,
keterampilan yang sesuai bidang keahliannya.
dengan
masa
sehingga
depan,
sering
termasuk
menimbulkan
tekanan karena adanya perasaan takut terhadap
Berdasarkan data dari Badan Pusat kegagalan di dunia kerja, dan tidak dapat Statistik (BPS), jumlah pengangguran yang memenuhi tuntutan sosial tersebut. Hal tersebut berasal
dari
lulusan
SMK
mengalami kemudian
membawa
dampak
munculnya
peningkatan. Data yang diperoleh dari Berita perasaan cemas dalam menghadapi masa depan Resmi Statistik No. 75/11/Th. XV, 5 November terutama yang berkaitan dengan pekerjaan. 2012
menunjukkan
bahwa
jumlah
Kecemasan
timbul
karena
individu
pengangguran yang berasal dari lulusan Sekolah merasa terancam oleh suatu hal yang dianggap Menengah Kejuruan (SMK) pada Agustus 2012 menakutkan dan menyakitkan baik yang berasal adalah sebesar 9,87%. Jumlah tersebut lebih dari dalam, maupun luar dirinya (Kaplan, dkk.,
135
NUGRAHANINGTYAS / HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN
1997). Dunia kerja merupakan suatu hal yang berbagai tantangan, termasuk tantangan dalam akan menjadi pengalaman baru bagi siswa dunia kerja. SMK, dan setiap individu memiliki gambaran
Selain memiliki efikasi diri, adanya
yang berbeda mengenai dunia kerja. Banyak dukungan sosial juga dapat mencegah timbulnya yang
beranggapan
bahwa
dunia
kerja kecemasan pada individu. Goldsmith (2004)
merupakan suatu hal yang menyenangkan, menjelaskan bahwa dukungan sosial merupakan namun tidak sedikit yang beranggapan bahwa keadaan yang bermanfaat bagi seseorang yang persaingan dalam dunia kerja adalah suatu hal diperoleh dari orang lain yang dipercaya, yang menakutkan. Keadaan tersebut dapat sehingga dapat diketahui bahwa orang lain menimbulkan kecemasan pada setiap individu memperhatikan, menghargai, dan mencintainya. yang berhubungan dengan kondisi psikologis,
Efendi
dan
Makhfudli
(2009)
seperti timbulnya rasa tertekan memasuki dunia mengungkapkan bahwa dukungan sosial dapat kerja.
dibangun
sejak
manusia
dilahirkan,
yaitu
Kecemasan menghadapi dunia kerja keluarga. Dukungan sosial keluarga mempunyai dapat disebabkan karena kurangnya keyakinan ikatan yang kuat karena terbentuk pertama kali terhadap diri sendiri mengenai masa depannya. dalam kehidupan manusia. Argyle (1992) Keyakinan terhadap kemampuan diri sendiri menjelaskan disebut
dengan
efikasi
diri.
Efikasi
bahwa
seseorang
yang
diri memperoleh dukungan sosial keluarga yang
berkaitan dengan persepsi seseorang terhadap tinggi akan menjadi individu yang lebih optimis kemampuan dan keahlian dalam menghadapi dalam menghadapi kehidupan saat ini maupun suatu tugas tertentu (Baron dan Byrne, 2005). masa yang akan datang dan memiliki tingkat Hal tersebut menunjukkan bahwa efikasi diri kecemasan yang lebih rendah. Berdasarkan dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan yang uraian-uraian tersebut, dapat diketahui bahwa diharapkan sesuai dengan kemampuan yang dukungan sosial keluarga dapat membantu dimiliki dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
individu dalam mengatasi perasaan tertekan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan yang dialaminya. oleh Onyishi dan Ogbodo (2012) membuktikan bahwa
efikasi
mempengaruhi menghadapi
diri
yang
individu tantangan
tinggi untuk
dalam
Berdasarkan hasil wawancara dengan
akan kepala sekolah beserta guru bimbingan dan berani konseling SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten
pekerjaan. diketahui
bahwa
pihak
Sebaliknya, efikasi diri yang rendah akan kekhawatiran mengenai
sekolah adanya
memiliki kecemasan
mempengaruhi individu untuk cenderung takut menghadapi dunia kerja pada para siswanya, dalam menghadapi tantangan dalam pekerjaan. terutama siswa kelas XII yang tidak lama lagi Hal tersebut membuktikan bahwa efikasi diri akan dibutuhkan
individu
dalam
berhadapan
dengan
dunia
kerja.
menghadapi Kekhawatiran tersebut terjadi karena kurangnya
136
NUGRAHANINGTYAS / HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN
sosialisasi dari perusahaan mengenai lowongan faktor eksternal yang terdiri dari dukungan pekerjaan yang disediakan untuk lulusan SMK, keluarga dan kondisi lingkungan. sehingga para siswa belum memiliki tujuan yang pasti setelah lulus dari bangku sekolah. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan penelitian tentang “Hubungan antara Efikasi Diri dan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja pada Siswa Kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten”.
Efikasi diri menurut Baron dan Byrne (2005) adalah evaluasi seseorang mengenai kemampuan atau kompetensi dirinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai tujuan, dan mengatasi
Bandura
(1997)
berpendapat bahwa efikasi diri pada dasarnya adalah hasil dari proses kognitif yang berupa keputusan,
DASAR TEORI
hambatan.
keyakinan,
atau
pengharapan
mengenai kemampuan dalam melaksanakan 2006)
tugas tertentu untuk mencapai hasil yang
menjelaskan bahwa kecemasan merupakan
diinginkan. Berdasarkan pengertian tersebut
suatu perasaan khawatir yang dialami individu
dapat diketahui bahwa efikasi diri merupakan
dalam menghadapi situasi yang tidak pasti dan
suatu
dirasakan sebagai suatu pengalaman yang tidak
berkaitan
menyenangkan dan perlu dihindari. Kecemasan
menyelesaikan
juga dapat diartikan sebagai kondisi psikologis
mengatasi hambatan yang dihadapi untuk
yang terjadi karena adanya tekanan, ketakutan
mencapai
terhadap kegagalan, dan ancaman yang berasal
Aspek-aspek efikasi diri menurut Bandura
dari lingkungan (Rathus, 2011). Berdasarkan
(1997) terdiri dari level (tingkat kesulitan),
uraian di atas, kecemasan menghadapi dunia
strength (ketahanan menghadapi tugas), dan
kerja dapat diartikan sebagai suatu perasaan
generality (kemampuan pengembangan diri),
sementara yang tidak menyenangkan mengenai
sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi
dunia kerja karena adanya ketidakpastian
efikasi diri, yaitu pengalaman keberhasilan,
mengenai kemungkinan yang akan terjadi,
pengalaman orang lain, persuasi verbal, dan
sehingga menimbulkan kekhawatiran pada
kondisi fisiologis.
Lazarus
(dalam
Semiun,
individu. Aspek-aspek kecemasan menghadapi dunia kerja menurut Greenberger dan Pedesky (1995) terdiri dari biologis, kognitif, perilaku, dan
emosi.
Faktor
yang
mempengaruhi
timbulnya kecemasan menghadapi dunia kerja menurut Horney (dalam Hall dan Lindzey, 1993) adalah karena adanya faktor internal yang terdiri dari pengalaman dan gender, serta
keyakinan dengan
yang
individu
kemampuannya
suatu
tugas
keberhasilan
Dukungan
dimiliki
yang
sosial
dan
dalam mampu
diharapkan.
merupakan
kenyamanan secara fisik dan psikologis yang diberikan orang lain yang bermanfaat ketika individu mengalami stres (Sarason dkk., dalam Baron dan Byrne, 2005). Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa saat individu merasa tertekan, kemudian menceritakan pada orang lain tentang masalah yang sedang dialami tidak hanya akan 137
NUGRAHANINGTYAS / HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN
mengurangi
perasaan
negatif, tetapi
juga
mengurangi timbulnya masalah kesehatan. Keluarga
merupakan
terbatas, maka keseluruhan populasi dilibatkan
orang-orang
terdekat yang mempunyai potensi sebagai sumber
dukungan
menjelaskan
sosial.
bahwa
Argyle
dalam penelitian, sehingga disebut sebagai penelitian populasi.
(1992)
Teknik
pengumpulan
data
yang
individu
digunakan adalah dengan menggunakan alat
dihadapkan pada suatu stresor, maka hubungan
ukur berupa skala psikologi, yaitu skala
yang intim dengan anggota keluarga dapat
kecemasan menghadapi dunia kerja yang terdiri
mengurangi dan mencegah timbulnya efek
dari 42 aitem, dengan 31 aitem valid. Koefisien
negatif dari stresor tersebut. Friedman, dkk.
validitas skala kecemasan menghadapi dunia
(2003) mengartikan dukungan sosial keluarga
kerja bergerak dari 0,237 hingga 0,582, dan
sebagai
penerimaan
koefisien reliabilitas sebesar 0,833. Skala
Anggota
efikasi diri terdiri dari 40 aitem, dengan 33
keluarga yang bersifat mendukung akan selalu
aitem valid. Koefisien validitas skala efikasi
siap memberikan pertolongan jika diperlukan,
diri bergerak dari 0,295 hingga 0,649, dengan
termasuk ketika individu sedang menghadapi
koefisien reliabilitas sebesar 0,873, sedangkan
suatu masalah yang menyebabkan kondisi
skala dukungan sosial keluarga terdiri dari 46
tertekan. Berdasarkan uraian di atas, dukungan
aitem, dengan 42 aitem valid. Nilai validitas
sosial keluarga dapat didefinisikan sebagai
skala dukungan sosial keluarga bergerak dari
suatu
0,310
sikap,
keluarga
psikologis
tindakan,
terhadap
bentuk
apabila
2012/2013. Oleh karena jumlah populasi
anggotanya.
bantuan
yang
dan
secara
diberikan
fisik
oleh
dan
anggota
hingga
0,840,
dengan
koefisien
reliabilitas sebesar 0,956.
keluarga, untuk memberikan kenyamanan pada individu.
Aspek-aspek
dukungan
HASIL- HASIL
sosial
Metode analisis data yang digunakan
keluarga menurut House dan Khan (1985) terdiri dari dukungan informasional, dukungan
adalah
analisis
penilaian,
dukungan
instrumental,
dan
menggunakan
dukungan
emosional.
Faktor-faktor
yang
Statistical
regresi bantuan
Product
(SPSS) 16.0 for Windows.
menurut Lewis dan Feiring (1998) adalah
1. Uji Prasyarat Analisis
dukungan
sosial
dengan
software
komputer
Service
Solutions
and
keluarga
mempengaruhi
berganda,
a. Uji Asumsi Dasar
jumlah anggota baru dan usia orang tua.
1) Uji Normalitas METODE PENELITIAN Populasi
yang
digunakan
Hasil uji normalitas dengan dalam
menggunakan teknik One-Sample
penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK
Kolmogorov-Smirnov,
Muhammadiyah 1 Wedi Klaten tahun ajaran
signifikansi
untuk
diperoleh Skala 138
NUGRAHANINGTYAS / HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN
Kecemasan
Menghadapi
Dunia
regresi
tidak
Kerja sebesar 0,646, Skala Efikasi
multikolinieritas.
Diri sebesar 0,883, dan Skala
2) Uji Autokorelasi
Dukungan Sosial Keluarga sebesar
Hasil
mengalami
uji
autokorelasi
0,891. Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan bahwa nilai Durbin-
diketahui bahwa nilai signifikansi
Watson (DW) sebesar 1,695. Nilai
seluruh variabel lebih besar dari
tersebut berada di antara dU dan 4
0,05, sehingga dapat dikatakan
– dU, sehingga dalam penelitian
bahwa data berdistribusi normal.
ini tidak terjadi autokorelasi.
2) Uji Linieritas
3) Uji Heteroskedastisitas
Hasil menunjukkan
uji
linieritas
nilai
signifikansi
Grafik
hasil
heteroskedastisitas
uji
menunjukkan
pada baris linearity antara efikasi
bahwa titik-titik data menyebar
diri
kecemasan
tidak mengumpul hanya di atas
menghadapi dunia kerja sebesar
atau di bawah angka 0 pada sumbu
0,000
(0,000<0,05),
Y
nilai
signifikansi
dengan
sedangkan pada
baris
dan
titik-titik
membentuk
pola
data
tidak
yang
jelas,
linearity antara dukungan sosial
sehingga dapat dikatakan bahwa
keluarga
tidak
dengan
kecemasan
menghadapi dunia kerja sebesar
terjadi
heteroskedastisitas
dalam model regresi.
0,000 (0,000<0,05). Berdasarkan
2. Uji Hipotesis
hasil tersebut diketahui bahwa
Hasil
analisis
regresi
berganda
terdapat hubungan linier, baik
menunjukkan nilai Fhitung 42,911 > Ftabel
antara
dengan
3,126 (p<0,05) Artinya, terdapat hubungan
dunia
yang signifikan antara efikasi diri dan
efikasi
kecemasan
diri
menghadapi
kerja, maupun antara dukungan
dukungan
sosial keluarga dengan kecemasan
kecemasan menghadapi dunia kerja.
menghadapi dunia kerja.
keluarga
dengan
Hasil analisis korelasi berganda
b. Uji Asumsi Klasik
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
1) Uji Multikolinieritas Hasil
sosial
uji
menunjukkan
yang kuat antara efikasi diri dan dukungan
multikolinieritas nilai
sosial
keluarga
dengan
kecemasan
tolerance
menghadapi dunia kerja. Hal tersebut
sebesar 0,565 (0,565>0,1) dan nilai
diketahui berdasarkan nilai R sebesar 0,740.
VIF sebesar 1,771 (1,771<10),
Berdasarkan hasil analisis korelasi
sehingga diketahui bahwa model
parsial antara efikasi diri dengan kecemasan
139
NUGRAHANINGTYAS / HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN
menghadapi dunia kerja (x1y) diketahui
4. Analisis Deskriptif
bahwa nilai r sebesar -0,392. Hal tersebut
Berdasarkan hasil kategorisasi dapat
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
diketahui bahwa secara umum responden
yang lemah antara efikasi diri dengan
memiliki tingkat kecemasan menghadapi
kecemasan menghadapi dunia kerja, dengan
dunia kerja pada kategori rendah dengan
arah hubungan yang terjadi adalah negatif,
persentase sebesar 64,87%, tingkat efikasi
sedangkan untuk analisis korelasi parsial
diri pada kategori tinggi dengan persentase
antara dukungan sosial keluarga dengan
sebesar 71,62%, dan tingkat dukungan
kecemasan menghadapi dunia kerja (x2y)
sosial keluarga pada kategori tinggi dengan
diperoleh nilai r sebesar -0,433. Hal
persentase sebesar 48,65%.
tersebut
menunjukkan
bahwa
terdapat
PEMBAHASAN
hubungan yang sedang antara dukungan sosial
keluarga
dengan
menghadapi dunia kerja, dengan arah
penelitian
mengenai
hubungan antara efikasi diri dan dukungan
dunia kerja pada siswa kelas XII SMK
3. Kontribusi Nilai koefisien determinan (R2) adalah 0,547, sehingga dapat dikatakan bahwa kontribusi efikasi diri dan dukungan keluarga
terhadap
kecemasan
menghadapi dunia kerja sebesar 54,7%, dan selebihnya sebesar 45,3% dipengaruhi oleh
Berdasarkan
Muhammadiyah 1 Wedi Klaten diperoleh nilai R sebesar 0,740; p value < 0,05; dan Fhitung 42,911 > Ftabel 3,126. Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara efikasi diri dan dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa kelas XII
faktor lain di luar penelitian ini. penghitungan
SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten. Hasil analisis korelasi parsial antara
sumbangan relatif terhadap kecemasan menghadapi dunia kerja diperoleh hasil kontribusi efikasi diri sebesar 46,4%, dan dukungan sosial keluarga sebesar 53,6%. Penghitungan sumbangan efektif terhadap kecemasan
analisis
sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi
hubungan yang terjadi adalah negatif.
sosial
Hasil
kecemasan
menghadapi
dunia
kerja
diperoleh hasil kontribusi efikasi diri sebesar 25,38%, dan dukungan sosial keluarga sebesar 29,32%.
efikasi diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja (x1y) sebesar -0,392 dan tingkat signifikansi
sebesar
0,001
(p<0,05)
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan menghadapi dunia kerja. Nilai negatif yang diperoleh dari hasil
analisis
korelasi
parsial
tersebut
menunjukkan bahwa hubungan yang terjadi antara
efikasi
diri
dengan
kecemasan
menghadapi dunia kerja adalah berbanding terbalik, yaitu semakin tinggi tingkat efikasi 140
NUGRAHANINGTYAS / HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN
diri, maka tingkat kecemasan menghadapi dunia diperoleh dari hasil analisis korelasi parsial kerja
akan
semakin
rendah.
Demikian tersebut menunjukkan bahwa hubungan yang
sebaliknya, semakin rendah tingkat efikasi diri, terjadi antara dukungan sosial keluarga dengan maka tingkat kecemasan menghadapi dunia kecemasan menghadapi dunia kerja adalah kerja akan semakin tinggi.
berbanding terbalik,
yaitu semakin tinggi
Hasil penelitian ini menggambarkan tingkat dukngan sosial keluarga, maka tingkat bahwa secara umum responden penelitian kecemasan
menghadapi
dunia
kerja
akan
memiliki tingkat kecemasan menghadapi dunia semakin rendah. Demikian sebaliknya, semakin kerja dalam kategori rendah dengan persentase rendah tingkat dukungan sosial keluarga, maka sebesar
64,87%.
Tingkat
kecemasan tingkat kecemasan menghadapi dunia kerja akan
menghadapi dunia kerja pada siswa kelas XII semakin tinggi. SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten yang
Horney (dalam Hall dan Lindzey, 1993)
berada dalam kategori rendah tersebut dapat berpendapat bahwa adanya dukungan sosial memotivasi siswa untuk semakin meningkatkan keluarga
dapat
mencegah
munculnya
keyakinannya pada kemampuan diri sendiri, kecemasan. Hal tersebut dapat terjadi karena sehingga mampu membawa dampak positif bagi keluarga mampu membimbing individu dalam masa depan mereka di dunia perkerjaan.
membuat keputusan, sehingga individu akan
Hasil penelitian ini juga menunjukkan merasa lebih mantap dalam menghadapi dunia bahwa secara umum responden penelitian kerja. memiliki tingkat efikasi diri dalam kategori
Hasil kategorisasi skala dukungan sosial
tinggi dengan persentase 71,62%. Hal tersebut keluarga menunjukkan bahwa secara umum sesuai dengan uraian Myers (2002), yaitu responden penelitian memiliki tingkat dukungan individu yang memiliki efikasi diri tinggi sosial keluarga dalam kategori tinggi dengan memiliki
kemampuan
untuk
menganalisis persentase 48,65%. Hal tersebut sesuai dengan
situasi dan permasalahan, kemudian mengambil uraian yang dikemukakan oleh Argyle (1992) tindakan secara efektif, sehingga tidak cemas bahwa apabila individu dihadapkan pada suatu dalam menghadapi segala tantangan yang ada.
stresor, maka hubungan yang intim dengan
Hasil analisis korelasi parsial antara anggota
keluarga
dapat
mengurangi
dan
dukungan sosial keluarga dengan kecemasan mencegah timbulnya efek negatif dari stresor menghadapi dunia kerja adalah sebesar -0,433 tersebut. dan tingkat signifikansi atau probabilitas sebesar
Koefisien determinan atau R Square
0,000 (p<0,05). Hal tersebut menunjukkan yang diperoleh pada penelitian ini adalah bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sebesar 54,7%, yang berarti bahwa tingkat dukungan sosial keluarga dengan kecemasan kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa menghadapi dunia kerja. Nilai negatif yang kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten
141
NUGRAHANINGTYAS / HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN
dapat dijelaskan oleh variabel efikasi diri dan
Muhammadiyah 1 Wedi Klaten. Artinya,
dukungan
Masing-masing
semakin tinggi efikasi diri individu, maka
variabel memberikan sumbangan efektif sebesar
semakin rendah kecemasan menghadapi
25,38% untuk efikasi diri dan 29,32% untuk
dunia kerja, begitu pula sebaliknya.
sosial
keluarga.
dukungan sosial keluarga. Hal tersebut dapat
3. Terdapat hubungan negatif antara dukungan
menjelaskan bahwa baik efikasi diri maupun
sosial
dukungan sosial keluarga dapat mempengaruhi
menghadapi dunia kerja pada siswa kelas
kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa
XII SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten.
SMK
Klaten.
Artinya, semakin tinggi dukungan sosial
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui
keluarga yang diperoleh individu, maka
bahwa variabel
keluarga
kecemasan
terhadap
semakin rendah, begitu pula sebaliknya.
Muhammadiyah
memberikan
1
Wedi
dukungan sosial
sumbangan
efektif
kecemasan menghadapi dunia kerja yang lebih besar dibandingkan dengan variabel efikasi diri. Berdasarkan pemaparan hasil analisis
ini
telah
mampu
dengan
menghadapi
kecemasan
dunia
kerja
Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Kepada Siswa
dan pembahasan di atas, secara keseluruhan penelitian
keluarga
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menjawab
tingkat kecemasan menghadapi dunia kerja
permasalahan mengenai hubungan antara efikasi
siswa SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten
diri dan dukungan sosial keluarga dengan
berada pada kategori rendah, sedangkan
kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa
tingkat efikasi diri berada pada kategori
kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten,
tinggi, sehingga para siswa disarankan
baik secara bersama-sama, maupun secara
untuk
parsial.
efikasi diri agar lebih yakin dan mantap
dapat
mempertahankan
tingkat
dalam menghadapi dunia kerja.
PENUTUP
2. Kepada SMK Muhammadiyah 1 Wedi Berdasarkan
hasil
penelitian
yang
Klaten
diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut:
memberikan perlakuan yang sesuai pada
1. Terdapat hubungan antara efikasi diri dan dukungan
sosial
keluarga
dengan
kecemasan menghadapi dunia kerja pada siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Wedi Klaten.
diri dengan kecemasan menghadapi dunia pada
para siswa untuk mempertahankan tingkat efikasi diri yang telah dimilki, sehingga para siswa akan lebih yakin dan mantap dalam menghadapi dunia kerja. Hal yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah, antara
2. Terdapat hubungan negatif antara efikasi
kerja
Guru dan kepala sekolah dapat
siswa
kelas
XII
lain dengan memberikan kesempatan yang lebih
banyak
pada
siswa
untuk
SMK 142
NUGRAHANINGTYAS / HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN
menyampaikan pendapatnya, memberikan penghargaan pada siswa yang berprestasi,
pada tanggal 7 Oktober 2012 pukul 18.02 WIB.
dan selalu menciptakan lingkungan sekolah Bandura, A. 1997. Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: W. H. Freeman yang kondusif sebagai tempat kegiatan and Company. belajar-mengajar. Baron, R. A., & Byrne, D. 2005. Psikologi 3. Kepada Orang tua Sosial Jilid 1 (Edisi Kesepuluh) Alih Bahasa: Ratna Juwita. Jakarta: Hasil penelitian menunjukkan Erlangga. bahwa tingkat dukungan sosial keluarga siswa kelas XII SMK Muhammadiyah 1 Efendi., & Makhfuldi. 2009. Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Wedi Klaten berada pada kategori tinggi, Medika. sehingga para orang tua siswa SMK Friedman, M. M. 1998. Keperawatan Keluarga disarankan agar dapat selalu menjaga Teori dan Praktik Alih Bahasa: Ina Debora dan Yokina Asy. Jakarta: EGC. hubungan baik dengan anak dan selalu memberikan dukungan sosial, baik fisik,
Goldsmith, D. J. 2004. Communicating Social Support. Cambridge: The Press maupun psikologis, agar para siswa tidak Syndicate of The University of mengalami kecemasan dalam menghadapi Cambridge. dunia kerja setelah lulus dari bangku SMK. Greenberger, D.,& Pedesky, C. A. 1995. Mind Hal yang dapat dilakukan oleh orang tua Over Mood: Change How You Feel by Changing the Way You Think. United siswa SMK, antara lain dengan selalu States of America: The Guilford Press. memberikan bimbingan dan pengarahan agar para siswa SMK merasa lebih yakin Hall, C. S., & Lindzey, G. 1993. Psikologi Kepribadian 1: Teori-teori Psikodinamik dalam menentukan pilihannya setelah lulus (Klinis). Yogyakarta: Kanisius. dari bangku SMK. House, J. S., & Khan, R. L. 1985. Measures and 4. Kepada Peneliti Selanjutnya Concepts of Social Support. Orlando: Academic Press. Peneliti selanjutnya disarankan untuk dapat mencari faktor lain yang dapat
Hurlock, E, B. 2006. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang mempengaruhi kecemasan menghadapi Kehidupan (Edisi Kelima) Alih Bahasa: dunia kerja agar menghasilkan karya yang Istiwidayanti & Soedjarwo. Jakarta: Erlangga. lebih lengkap dan bervariasi. DAFTAR PUSTAKA
Kaplan, I., Sadock, B, J., & Grebb, J, A. 1997. Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Argyle, M. 1992. The Psychology of Everyday Perilaku Psikiatri Klinis Jilid 2 (Edisi Life. London: Routledge. Ketujuh) Alih Bahasa: Widjaja Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. 2012. Berita Resmi Statistik Februari 2012. Lewis, M., & Feiring, C. 1998. Families, Risks, Internet: http://www.bps.go.id. Diakses and Competence. London: Routledge. 143
NUGRAHANINGTYAS / HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DAN
Onyishi, I, E., & Ogbodo, E. 2012. The Contributions of Self-Efficacy and Perceived Organisational Support When Taking Charge at Work. SA Journal of Industrial Psychology. Vol. 38 (1). Rathus, S. A. 2011. Psych Engaging Press Titles in Psychology. New York: Cengage Learning. Semiun, Y. 2006. Kesehatan Yogyakarta: Kanisius.
Mental
1.
Sugiharto., & Siahaan, R. 2005. BUMN Indonesia: Isu, Kebijakan, dan Strategi. Jakarta: Elex Media Komputindo. Undang-undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan & Undang-undang No.21 Tahun 2000 Tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Jakarta: Visimedia.
144