BAB III HIKMAH SHALAT BAGI PERKEMBANGAN MENTAL DAN KESEHATAN JASMANI
Shalat merupakan amalan yang sangat penting dalam agama. Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi Rahimahullah berkata:
ِ ِ َو ُل ِﻣﻦ اﻟ واﻟْﻮﻗْﺖ ْاﻷ:ﺎﻓِﻌِﻲﺎل اﻟﺸ وِلَﻀ ِﻞ أ َ َﻗ ْ َل َﻋﻠَﻰ ﻓ ﺎ ﻳَ ُﺪ َوﳑ،ﻀ ُﻞ َ ﺼ َﻼة أَْﻓ ُ ََ َ ِ آﺧ ِﺮِﻩ ِ ﺖ ﻋﻠَﻰ ِ ﻓَـﻠَ ْﻢ، َوﻋُ َﻤَﺮ، َﻢ َوأَِﰊ ﺑَ ْﻜ ٍﺮﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﺻﻠ ْ َ ْاﻟْ َﻮﻗ ِاﺧﺘﻴَ ُﺎر اﻟﻨ َ ﱯ ﻮ َن ِﰲﺼﻠ ْ ﻀ ُﻞ َوَﱂْ ﻳَ ُﻜﻮﻧُﻮا ﻳَ َﺪﻋُﻮ َن اﻟْ َﻔ َ ْﻻ َﻣﺎ ُﻫ َﻮ أَﻓِﻳَ ُﻜﻮﻧُﻮا َﳜْﺘَ ُﺎرو َن إ َ ُ َوَﻛﺎﻧُﻮا ﻳ،ﻀ َﻞ ِ ِﺪﺛـَﻨﺎ ﺑِ َﺬﻟِﻚ أَﺑﻮ اﻟْﻮﻟ ﺣ:ﺎل ِ ْوِل اﻟْﻮﻗَأ ﺎﻓِﻌِ ّﻲ َﻋ ْﻦ اﻟﺸ،ﻲ ﻜ ﻴﺪ اﻟْ َﻤ َ َ َ َ ﻗ.ﺖ َ ُ َ َ “Asy-Syaafi’iy berkata : ‘Shalat di awal waktu adalah afdlal (lebih utama). Dan yang menunjukkan keutamaan shalat di awal waktu dari yang akhir adalah bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, Abu Bakr, ‘Umar telah memilihnya (mengerjakan di awal waktu). Dan tidaklah mereka memilih sesuatu kecuali ia mesti lebih utama. Mereka tidak pernah meninggalkan yang utama, dan mereka selalu melaksanakan shalat di awal waktu’. At-Tirmidzi berkata : Telah menceritakan kepada kami Abul-Waliid Al-Makkiy hal tersebut dari AsySyaafi’iy" 1 Setiap orang Islam tahu, bahwa shalat wajib lima waktu sehari semalam, jika ditinggalkan atau tidak dilakukan berdosa, dan shalat itu harus dilaksanakan pada waktu yang ditentukan. Shalat itu tidak sah jika dilaksanakan di luar waktu yang ditentukan itu. Jika waktu tertinggal, tidak dapat diganti (diqadha) pada waktu yang lain. Pelaksanaannya harus didahului dengan beberapa syarat, diantaranya wudlu ada kalanya mandi besar (seluruh tubuh) yang dilakukan sebelum shalat.
1
Imam Tirmidzi,Sunan At-Tirmidzi, (1/216).
41
42
Kendatipun semua orang Islam tahu bahwa jika ia tidak melakukan shalat lima waktu itu, Islamnya tidak sempurna, bahkan ia berdosa, namun tidak semua orang Islam ta’at melaksanakannya. Bahkan ada orang yang enggan melakukannya dengan berbagai alasan atau yang menghambatnya. Tidak sedikit orang Islam yang tidak merasa berdosa meninggalkan shalat seolah shalat itu tidak bermakna bagi dirinya. Semua jawaban dan alasan seperti yang dikemukakan oleh orang-orang tersebut, banyak kejadian dan sering terjadi dimasyarakat. Jawaban-jawaban itu terkesan bahwa shalat wajib dapat dikalahkan oleh berbagai urusan duniawi, yang mereka rasakan jauh lebih penting dan perlu mendapat perhatian, dari pada shalat wajib. Mengapa hal seperti itu terjadi? Boleh jadi pengertian mereka masih kurang tentang hikmah shalat dan manfaatnya bagi kehidupan, baik dari segi rohani maupun dari segi jasmani. Kalaulah mereka tahu apa hikmah dan manfaat shalat
dan
sadar
pula
apa
akibatnya
jika
shalat
wajib
dilakukan
tentulah mereka akan mencari jalan, supaya dapat menemukan peluang untuk melakukan shalat wajib dicelah-celah tugas dan kegiatan kesehariannnya.
A. Hikmah Shalat Bagi Perkembangan Mental Apabila shalat wajib yang lima waktu kita tinjau dari segi kesehatan mental, maka akan dapat kita pahami mengapa shalat itu diwajibkan Allah dan apa sebab mengapa jumlahnya lima kali dalam sehari semalam, mengapa waktu
43
bagi masing-masingnya ditentukan pula dan tidak boleh didahului dan tidak boleh dilampaui.2 Bagi manusia yang melaksanakan shalat wajib secara terus menerus dan melaksanakan secara rajin. Semua shalat itu dilaksanakan secara khusyu’ maka nilai-nilai kesehatan mental yang terkandung didalam ibadah shalat tersebut akan berpengaruh pada dirinya. Nilai-nilai kesehatan mental yang terdapat dalam ibadah shalat tersebut tertuang dalam bentuk fungsi shalat sebagai pengobat (curative), pencegah (preventive), pembina (constructive), dalam kesehatan mental. a. Shalat sebagai obat bagi gangguan jiwa. Sabda Rasul dalam sebuah hadits:
ِ ِﺎﻋ ِﺮ ﻛِ َﻼ ُﳘﺎ ﻋﻦ أَِﰊ اﻟْﻮﻟ ِ ﺠﺎج ﺑﻦ اﻟﺸ ﺪﺛـَﻨَﺎ ﻋﺒ ُﺪ ﺑﻦ ُﲪﻴ ٍﺪ وﺣ ﺣ ﺎل َﻋْﺒ ٌﺪ َ َﻴﺪ ﻗ َْ َ َ ُ ْ ُ َ َ َْ ُ ْ َْ َ ِ ِﻴﺪ ﺑ ِﻦ ﻋﻤ ِﺮو ﺑ ِﻦ ﺳﻌ ِِ ِِ ِ ﻴﺪ ﺑْ ِﻦ اﻟْ َﻌ ﺎص َ ْ ْ َ ْ ﺪﺛـَﻨَﺎ إِ ْﺳ َﺤ ُﻖ ﺑْ ُﻦ َﺳﻌ ﺪﺛَِﲏ أَﺑُﻮ اﻟْ َﻮﻟﻴﺪ َﺣ َﺣ ِ َ ﺎل ُﻛْﻨﺖ ﻋِْﻨ َﺪ ﻋﺜْﻤﺎ َن ﻓَ َﺪﻋﺎ ﺑِﻄَﻬﻮٍر ﻓَـ َﻘ ِ ﻮل َ ﺖ َر ُﺳ ُ ﺎل َﲰ ْﻌ ُ َ َﺪﺛَِﲏ أَِﰊ َﻋ ْﻦ أَﺑِﻴﻪ ﻗ َﺣ ُ َ َُ ِ ِ ُ ﻢ ﻳـ ُﻘﻪ ﻋﻠَﻴ ِﻪ وﺳﻠﻰ اﻟﻠ ِﻪ ﺻﻠاﻟﻠ ٌﺻ َﻼةٌ َﻣﻜْﺘُﻮﺑَﺔ ُ ﻮل َﻣﺎ ﻣ ْﻦ ْاﻣ ِﺮ ٍئ ُﻣ ْﺴﻠ ٍﻢ َْﲢ َ ُﻀ ُﺮﻩ َ َ َ ََ َْ ُ ِ ِ ُﺬﻧ ﺎرًة ﻟِﻤﺎ ﻗَـْﺒـﻠَﻬﺎ ِﻣﻦ اﻟﺖ َﻛﻔ ِ َ ﻮﻋ َﻬﺎ ورُﻛ ﻮب ُ ﻓَـﻴُ ْﺤﺴ ُﻦ ُو ْ َ َ َ ْ َﻻ َﻛﺎﻧﻮﻋ َﻬﺎ إ ُ َ َ ﺿﻮءَ َﻫﺎ َو ُﺧ ُﺸ ِ ِ ﻣﺎ َﱂ ﻳـ ْﺆ (ﻪُ )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢﻫَﺮ ُﻛﻠ َ ت َﻛﺒِ َﲑًة َو َذﻟ ْ ﻚ اﻟﺪ ُْ َ “Abdu bin Humaid dan Hajjaj bin al-Sya’ir telah menyampaikan hadits pada kami. Mereka menerima hadits dari Abi al-Walid. Ishaq bin Sa’id bin Amr bin sa’id bin al-Ash telah menyampaikan hadits pada kami. Dia mengatakan menerima hadits dari ayahnya yang mengatakan: Ketika saya berada dekat Utsman, kemudian hendak bersuci. Utsman bin Affan, menerangkan: Saya mendengar Rasul Saw bersabda: Setiap muslim yang tatkala tiba waktu shalat wajib, segera wudlu dengan sesempurna mungkin, menyempurnakan khusyu sesempurna mungkin, menyempurnakan rakaatnya, niscara terhapus 2
Dzakiah daradjat, Shalat Menjadikan Hidup Bermakna, Jakarta:Ruhama, 2000, hal. 21
44
sebagian dosanya, selama tidak melakukan dosa beasar. Begitulah keadaannya sepanjang tahun.” (HR. Muslim)3 Satu hal yang disebutkan dalam sebuah hadits, berkaitan erat dengan perawatan kejiwaan, yaitu orang yang melaksanakan shalat dengan baik, wudhunya sempurna, dilaksanakan tepat pada waktunya dan terpenuhi semua rukun dan syaratnya disertai dengan khusyu’, maka Allah akan memberikan ampunan kepada orang tersebut. Dalam pandangan ahli jiwa, ampunan terhadap dosa dan kesalahan merupakan obat bagi gangguan kejiwaan, karena salah satu penyebab gangguan kejiwaan adalah merasa bersalah atau berdosa. Orang akan tergoncang
jiwanya apabila ia merasa bersalah dan berdosa
kepada Tuhan.4 Jadi dapat dikatakan bahwa shalat merupakan sarana pengobatan kejiwaan atau mempunyai fungsi kuratif terhadap penyakit dan gangguan kejiwaan. Apabila shalat wajib kita tinjau dari kesehatan mental maka akan dapat kita pahami bahwa shalat wajib mempunyai hikmah sebagai pengobat bagi manusia yang terganggu jiwanya, baik itu yang berkenaan dengan
ketegangan
emosi
dengan
pengaruhnya
sampai
pada
tahap
psikosomatik (kegoncangan jiwa). Dalam melaksanakan shalat sebagai obat atau pengobatan kejiwaan, tentu saja shalat itu dilaksanakan dengan dasar iman dan keyakinan akan kebenaran sifat-sifat Allah, terutama sifat yang sangat diperlukan oleh orang yang sedang mengharap dan mencari tempat mengeluh,mengadu dan mengungkapkan perasaan. Dalam perawatan dan pengobatan gangguan jiwa, terjadi dialog antara penderita dan konsultan.
3 4
Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim, juz. III, no.228,hlm.113. Dzakiah Daradjat, Op. Cit. hlm. 21
45
Penderita mengungkapkan perasaan, keluhan dan permasalahannya kepada konsultan,
konsutan
mendengarkan,
memahami,
dan
memperhatikan
perasaannya serta menerimanya. Dengan cara demikian, penderita merasa lega dan merasa tenang karena seluruh perasaan yang menggelisahkan sudah dapat diungapkan.
Dengan
pertemuan
beberapa
kali,
penderita
mengalami
kesembuhan. Apabila shalat wajib kita tinjau dari kesehatan mental maka akan dapat kita pahami bahwa shalat wajib mempunyai hikmah sebagai pengobat bagi manusia yang terganggu jiwanya, baik itu yang berkenaan dengan ketegangan emosi dengan pengaruhnya sampai pada tahap psikosomatik. Penyebab terjadinya gangguan dan penyakit jiwa adalah karena tekanan perasaan dan konflik-konflik batin yang tidak terselesaikan yang menyebabkan terganggunya kesehatan jiwanya, misalnya karena banyaknya rintanganrintangan atau problem-problem dalam rangka mencapai pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusia baik secara fisik atau psikis. Ibadah shalat didalamnya terdapat bacaan-bacaan atau gerakan-gerakan shalat. Bacaanbacaan shalat semuanya merupakan doa dan dzikir yang berisi ucapan-ucapan mulia dan indah yang mengandung pujian dan sanjungan kepada Allah sebagai pencipta dan juga bacaan-bacaan shalat berisi permohonan manusia akan hajatnya dikabulkan. Sebagaimana firman Allah dalam surat al-Mukminun: 60 dan surat alBaqarah: 186
∩∉⊃∪ tβθãèÅ_≡u‘ öΝÍκÍh5u‘ 4’n<Î) öΝåκ¨Ξr& î's#Å_uρ öΝåκæ5θè=è%¨ρ (#θs?#u !$tΒ tβθè?÷σムtÏ%©!$#uρ
46
“Dan
orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan,
dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka.”(QS. al-Baqarah:60)5
( Èβ$tãyŠ #sŒÎ) Æí#¤$!$# nοuθôãyŠ Ü=‹Å_é& ( ë=ƒÌs% ’ÎoΤÎ*sù Íh_tã “ÏŠ$t6Ïã y7s9r'y™ #sŒÎ)uρ ∩⊇∇∉∪ šχρ߉ä©ötƒ öΝßγ‾=yès9 ’Î1 (#θãΖÏΒ÷σã‹ø9uρ ’Í< (#θç6‹ÉftGó¡uŠù=sù “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (QS. al-Baqarah:186)6 Setiap orang membutuhkan sarana untuk berkomunikasi, baik dengan diri sendiri, dengan orang lain, dengan alam maupun dengan Tuhannya. Komunikasi akan lebih dibutuhkan tatkala seseorang mengalami masalah atau gangguan kejiwaan. Shalat dapat dipandang sebagi proses pengakuan dan penyaluran, proses katarsis atau kanalisasi terhadap hal-hal yang tersimpan dalam dirinya. Shalat merupakan sarana hubungan manusia dengan Tuhan. Dengan-Nya manusia dapat berdialog secara langsug tanpa ada perantara dengan Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Maha Kasih serta Sayang sehingga hal ini akan memberikan efek ia tidak sendirian, tidak merasa kesepian, selalu ada yang melihatnya, ada yang memelihara, memperhatikan dan menolongnya yaitu Allah SWT. Adanya perasaan ini akan melegakan perasaannya dan akan membantu proses penyembuhan.7
5
Al-Qur’an dan terjemahannya, Op. Cit. hlm. 533 Ibid., hlm. 45 7 Sentot Haryanto, Psikologi shalat, Yogyakarta:MItra Pustaka, hlm. 89 6
47
b. Shalat sebagai pencegahan terhadap gangguan kejiwaan. Manusia dalam kehidupan selalu menghadapi berbagi macam masalah dan cobaan hidup, hal yang tidak menyenangkan selalu terjadi. Dengan melaksanakan shalat lima waktu dengan khusyu’ dan dilaksanakan secara terus menerus maka dapat dihindari perasaan yang tidak mengenakkan di hati, karena manusia selalu mengungkapkannya lima kali sehari melalui ibadah shalat dengan keyakinan bahwa pengungkapannya langsung didengar, dipahami dan diperhatikan oleh Allah karena Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.. Pada saat seseorang sedang shalat, maka seluruh alam fikiran dan perasaannya terlepas dari semua urusan dunia yang membuat dirinya stress. Sesaat jiwanya tenang, ada kedamaian dalam hatinya. Dalam mencari hikmah shalat harus dilakasanakan pada waktunya dan tidak boleh digabung karena waktu shalat wajib yang lima waktu itu mempunyai fungsi pengobatan kejiwaan (kuratif) terhadap gangguan dan penyakit kejiwaan. Maka, kita menemukan fungsi kejiwaan lainnya bagi shalat wajib yang harus dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan.8 1. Shalat Shubuh dan maknanya bagi pencegahan terhadap gangguan dan penyakit kejiwaan (fungsi preventif). Shalat fajar yang telah di wajibkan al-Qur’an merupakan perintah agar meninggalkan tempat tidurnya sa’at itu juga. Disamping itu dengan bangun fajar supaya nantinya juga dapat tidur lebih awal. Hal ini sangat
8
Dzakiah Daradjat, Op. Cit. hlm. 28
48
sesuai dengan anjuran dokter yang berhubungan dengan waktu bangun dan waktu tidur “Tidurlah lebih awal dan bangunlah pada waktu fajar”.9 Pada waktu shubuh batin seseorang yang bangun tidur itu masih lega, belum menghadapi persoalan, belum ada yang dikeluh kesahkan. Maka dalam memasuki hari itu, setiap orang ingin terjamin ketentraman dan keamanan hidupnya sepanjang hari nanti. Untuk itulah ia perlu memohon kepada Allah SWT agar ia selamat dan tidak terganggu dalam menjalani tugasnya selama satu hari nanti. Allah mewajibkan shalat shubuh karena dengan shalat itu hubungan batinnya akan diperkuat, ia ingat bahwa Allah dekat senantiasa melindungi. Dengan demikian, hati mereka merasa tentram dan aman dalam perjalanan hidupnya hari itu. Dengan rasa aman dan lega itu, daya pikir akan dapat digunakan untuk melaksanakan tugas dengan baik, apakah belajar, bekerja atau mencari pekerjaan. Maka orang yang telah melaksanakan shalat secara baik akan menghadapi tugasnya dengan optimis dan gembira. 2. Shalat Dzuhur dan maknanya bagi pencegahan terhadap gangguan dan penyakit kejiwaan (fungsi preventif). Setiap muslim yang melakukan shalat dengan perasaan lega dan optimis dapat menghadapi tugas dan pekerjaanya dipagi hari. Kendatipun ia telah memulai pekerjaannya dengan senang hati, namun kadang-kadang terjadi pula hambatan, rintangan yang tidak diperhitungkan sebelumnya. Rencana dan pembagian waktu yang telah direncanakan untuk menghadapi 9
Hilmi al-Khuli, Ajaibnya Gerakan Shalat Bagi Kesehatan Fisik Dan Jiwa, Jogjakarta:Sabil. hlm 126
49
pekerjaan sehari terganggu. Menurut perhitungan kejiwaan, bila perasaan tidak tenang dan pikiran penuh dengan berbagai masalah yang tidak terselesaikan, maka daya pikir akan menurun atau bahkan mungkin tidak bekerja. Sedangkan apabila orang tersebut mengalami masalah-masalah yang agak menyakitkan, menggelisahkan dan mencemaskan, maka semua itu tidak dapat hilang hanya dengan istirahat siang selama 1 jam saja. Hal tersebut harus di atasi dengan pelegaan batin yang dapat dilakukan dengan shalat dzuhur. Inilah barangkali hikmahnya mengapa shalat dzuhur itu wajib dan tidak boleh ditunda sampai terlewat waktunya. Seseorang yang lelah bekerja dan menghadapi berbagai hal yang mengganggu sejak pagi akan merasa agak segar apabila bersuci dan berwudhu. Sedangkan pelaksanaan shalat dzuhur akan memberikan kelegaan. 3. Shalat Ashar dan maknanya bagi pencegahan terhadap gangguan dan penyakit kejiwaan (fungsi preventif). Kemampuan jasmani beraktivitas atau bekerja pada waktu siang hari dalam keadaan
di musim panas, memang tidak sekuat pagi hari lagi.
Kesegaran jasmani menurun kemampuan dalam berfikir juga agak berkurang sebaliknya emosi mudah terangsang. Oleh karena itu mausia diwajibkan kembali shalat, yaitu shalat ashar dan menghadap kembali pada Allah, untuk memohon ampun, berdoa dan mengadukan perasaan yang tidak menyenangkan. Dari sana dapat kita lihat bahwa fungsi shalat ashar sebagai pencegah gangguan kejiwaan adalah dengan shalat ashar, syaraf-syaraf dan otot-otot yang tegang karena bekerja di waktu siang hari dapat kembali
50
regang dan rileks. Sehingga dengan begitu, kondisi fisik dan psikis manusia tetap terjaga. 4. Shalat Maghrib dan maknanya bagi pencegahn terhadap ganguan dan penyakit kejiawaan (fungsi preventif). Pada waktu pergantian siang dan malam, yang kadang-kadang mencekam jiwa, terutama bagi mereka yang merasa kurang berhasil mengerjakan tugasnya. Setelah matahari terbenam, adzan maghrib bekumandang. Rupanya Allah memberi kesempatan bahkan mewajibkan kepada manusia untuk menghadap kepada-Nya guna menunaikan kewajiban pembersihan diri dari berbagai masalah yang menyesakkan dada, serta memohon ampun atas kekhilafan dan kesalahan dalam perjalanan hidup seharian tadi, dan selanjutnya bersyukur atas segala keberhasilan yang dicapainya pada hari itu. Dengan demikian terlepaslah dirinya dari berbagai macam hal yang menggangu perasaan dan ini jelas merupakan pencegahan terhadap gangguan kejiwaan. 5. Shalat Isya’ dan maknanya bagi pencegahan terhadap gangguan dan penyakit kejiwaan (fungsi preventif). Adapun yang berkaitan dengan tidur kedokteran menganjurkan, apabila
seseorang
hendak
tidur
sebaiknya
ia
melepaskan
segala
problematika dan kesibukannya. Sehingga ketika tidur ia tidak dipenuhi dengan beban, problema dan kesibukan-kesibukan. Shalat isya’ adalah
51
sebaik-baiknya cara untuk mendapatkan ketenangan, ketentraman, dan istirahat agar ketika tidur dalam kondisi terbaik.10
c. Shalat sebagai pembinaan disiplin. Shalat lima waktu merupakan latihan bagi pembinaan displin pribadi. Ketaatan melaksanakan shalat pada waktunya, menumbuhkan kebiasaan yang untuk secara teratur dan terus menerus melaksanakan pada waktu yang telah ditentukan. Begitu waktu shalat tiba, orang yang taat beribadah, akan segera tergugah
hatinya
untuk
melakukan
kewajiban
shalat,
biasanya
ia
melaksanakannya pada awal waktu, karena takut terlalaikan atau terjadi halangan yang tidak disangka. Andaikan ia tidak dapat segera melaksanakannya, maka ia akan berusaha menjaga dan mencari peluang untuk bergegas melaksanakannya.11 Kita tahu bahwa shalat mempunyai dampak positif dan kekuatan yang tidak dimiliki ibadah lain dalam membuat kondisi kejiwaan seseorang menjadi lebih baik. Hal ini sesuai dengan yang dipaparkan oleh sarjana barat. Seorang ilmuan Perancis August Sevateille dalam bukunya Falsafah Agama mengatakan: “Agama menjadi kebiasaan hidup karena merupakan amalan yang penting dalam kehidupan. Dengan amalan tersebut seseorang berusaha menyelematkan diri dari kerusakan dengan berlindung kepada Dzat Yang Kuasa. Amalan inilah yang disebut dengat shalat. Shalat yang seperti saya maksud, bukanlah mengucapkan kata-kata atau mengulangulang kalimat. Tetapi shalat adalah gerakan yang dilakukan oleh seseorang untuk melakukan hubungan pribadi dan komunikasi dengan Dzat Yang Maha Gaib, yang diyakini ada-Nya lebih dulu, sebelum 10 11
Abdurrazzaq Naufal, Al-Qur’an Dawa’ Fihi Wiqayah Wa Fihi Syifa, hlm. 18 Dzakiah Daradjat, Op. Cit. hlm. 37
52
manusia memberi-Nya nama. Jika tidak ada hubungan berarti tidak ada agama”.12 Maksud
dari
perkataan
August
adalah
sesungguhnya
manusia
mendapatkan kekuatan diri melalui shalat. Kekuatan itu hilang jika tidak melakukan shalat dan tidak berpegangan pada agama dengan tali yang kuat yaitu shalat. Kekuatan diri tersebut akan menjadi kekuatan yang besar bagi manusia, yang bisa mengalahkan segala rintangan dan kesulitan, serta akan menjadi kekuatan yang besar bagi manusia, yang bisa mengalahkan segala rintangan dan kesulitan, serta akan memberi dampak kesehatan jiwa padanya.13 Shalat adalah bentuk perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Segala syarat dan rukun dalam shalat harus dipenuhi karena jika tidak. Maka, shalat dianggap batal atau tidak sah. Untuk mencapai sasaran bahwa shalat mempunyai pengaruh bagi mushalli. Yang pertama, shalat harus dilakukan dengan khusyu’ yaitu merasakan bahwa Allah dekat dengan kita dan yakin
selalu mendengar permintaan kita. Yang kedua, shalat
harus
thuma’ninah yang artinya harus tenang dan tidak tergesa-gesa. Jika shalat dilakukan dengan baik sesuai aturan yang telah ditetapkan Al-Qur’an dan Hadits, shalat akan dapat memberikan hikmah bagi mushalli14. Shalat adalah pokok ibadah yang hubungan langsung dengan Sang Pencipta, Kaitannya dengan shalat, dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental. Karena perkembangan mental itu ditentukan sejak lahir dan terbentuknya mental itu dipengaruhi dari keluarga, seseorang dari keluarga yang mempunyai 12
Hilmi al-Khuli, Op. Cit. hlm 88 Ibid, hlm 88 14 Ridwan, Pengasuh Ponpes Raudlatul Muta’alimin, wawancara 28 Febuari 2015 13
53
landasan agama baik otomatis dalam menjalankan shalatnya juga baik, dia akan melaksanakan shalat tepat waktu dan dilaksanakan tiap hari itu akan menjadi dasar perkembangan mental seseorang. Akan tertapi perkembangan tidak hanya dipengaruhi dari keluarga saja, ketika seseorang beradaptasi dengan lingkungan luar dia akan menemukan benturan atau pengaruh negatif banyak sekali. Kuat mentalnya seseorang ketika dihadapkan dengan lingkungan sosial dia tidak akan terpengaruh karena seseorang itu mempunyai akhlak/kepribadian yang baik.15. Kepribadian sesorang senantiasa perlu dibentuk sepanjang hayatnya dan pembentukannya bukan merupakan pekerjaan mudah. Shalat merupakan kegiatan harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan atau kegiatan amalan tahunan dapat sebagai sarana pembentukan kepribadian. a. Disiplin, taat waktu, dan kerja keras Masalah waktu di era global merupakan hal yang sangat penting dan diperhatiakn apalagi kalau sudah menyangkut masalah bisnis sehingga sering diterjemahkan waktu sebagai “time is money”. Shalat diperintahkan untuk umat Islam lewat Nabi Saw telah diatur sedemikian rupa oleh Allah SWT sesuai firman Allah dalam al-Qur’an surat an-Nisa ayat 103. Sehingga shalat telah senantiasa mengajarkan kepada umat Islam untuk disiplin, taat waktu, sekaligus menghargai waktu itu sendiri dan kerja keras.16 Shalat juga melatih diri untuk mencintai aturan, mematuhi keteratutan dalam pekerjaan dan kehidupan karena shalat dikerjakan pada waktu-waktu yang teratur. Shalat merupakan sumber cahaya yang melahirkan aktivitas. 15 16
Ana Hasta, Psikologi RSUD Kartini Jepara, Wawancara 28 Febuari 2015 Sentot Haryanto, Op. Cit., hlm. 91-92
54
Dengan shalat, seseorang berusaha untuk menambah akativitasnya yang terbatas karena semua kekuatan menjadi tidak berarti dibandingkan dengan kekuatan yang dihasilkan dari shalat. Tidak ada seorangpun yang memohon pertolongan Allah SWT dengan khusyu’ kecuali kekhusyu’an dalam shalat itu membuahkan hasil yang lebih baik dan keberuntungan untuk dirinya. Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’minun ayat 1-2.
∩⊄∪ tβθãèϱ≈yz öΝÍκÍEŸξ|¹ ’Îû öΝèδ tÏ%©!$# ∩⊇∪ tβθãΖÏΒ÷σßϑø9$# yxn=øùr& ô‰s% “1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya.”(QS. AlMu’minun:1-2)17 Mendapatkan sesuatu yang diinginkan manusia adalah keberuntungan. Dapat memiliki kebugaran dan kesehatan merupakan keberuntungan, merasa bahagia, tentram dan tenang adalah kebahagiaan jauh dari faktor-faktor keteganagan, kesusahan, dan tekanan jiwa maupun mental juga merupakan keberuntungan.18 b. Mencintai kebersihan “Kebersihan adalah sebagian dari iman”. Hadits Nabi Saw ini sudah begitu dihafal umat Islam, namun sayang masih banyak yang belum dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Shalat mengajarkan kepada kita untuk senantiasa bersih, baik itu bersih lahiriah maupun bersih batiniah. Apabila ingin mengerjakan shalat, seseorang harus mengetahui syarat dan rukunnya shalat. Salah satunya syarat shalat itu dianggap sah kalau ia bersih
17 18
Al-Qur’an dan terjemahannya, Op. Cit. hlm. 526 Hilmi al- Khuli, Op. Cit. hlm. 170
55
dari najis dan hadats yang telah diterangkan dalam ilmu fiqih. Disamping itu juga dituntut kebersihan batin yaitu senantiasa ikhlas hanya untuk Allah. c. Senantiasa berkata yang baik Shalat yang dimulai dari wudhu, mandi atau tayamum, do’a wudlu, wirid dan do’a senantiasa ada tuntunannya untuk mengucapakan hal-hal yang baik (do’a). Diharapkan shalat akan memberikan dampak kepada seseorang untuk senantiasa berkata yang baik sekaligus meninggalkan hal-hal yang tidak perlu (mubadzir).19 d. Membentuk pribadi “Allahu Akbar” Apabila diperhatikan, didalam shalat terdapat dua takbir yaitu takbiratul ihram dan takbiratul intiqal. Takbiratul Ihram merupakan takbir yang dilakukan diawal shalat. Sedangkan takbiratul intiqal merupakan takbir yang dilakukan dalam setiap pergantian posisi, hanya pergantian anrtara ruku’ ke berdiri saja yang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa shalat diharapkan akan membentuk kepribadian “Allahu Akbar” artinya yang perlu diakbarkan, diagungkan, dibesarkan hanyalah Allah. Diharapakan semua persoalan hendaknya dikembalikan kepada Allah Firman Allah dalam dalam surat al-An’am ayat 162-163.
y7ƒÎŸ° Ÿω ∩⊇∉⊄∪ tÏΗs>≈yèø9$# Éb>u‘ ¬! †ÎA$yϑtΒuρ y“$u‹øtxΧuρ ’Å5Ý¡èΣuρ ’ÎAŸξ|¹ ¨βÎ) ≅è% ∩⊇∉⊂∪ tÏΗÍ>ó¡çRùQ$# ãΑ¨ρr& O$tΡr&uρ ßNöÏΒé& y7Ï9≡x‹Î/uρ ( …çµs9 “162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.163. tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku 19
Ibid., hlm. 96
56
dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".(QS. Al-An’am:162-163)20 Sehingga tidak akan menimbulkan perasaan sombong, ujub, takabur, congkak dan persaan negatif lainnya karena Allah tidak menyukainya. Hal ini ditegasakan dalam sebuah hadits:
ِ ِ ﻋﻦ ﻋﺒ ِﺪ ﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪﺻﻠ َ َ ﻗ:ﺎل َ َاﷲ ﺑْ ِﻦ َﻣ ْﺴﻌُ ْﻮٍد َر ِﺿ َﻲ اﷲُ َﻋْﻨﻪُ ﻗ َْ ْ َ َ ﺎل َر ُﺳ ْﻮ ُل اﷲ (رةٍ ِﻣ ْﻦ ﻛِ ٍْﱪ )رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ َﺎل ذ ْ ﻻَ ﻳَ ْﺪ ُﺧ ُﻞ: َﻢَو َﺳﻠ َ َﺔ َﻣ ْﻦ َﻛﺎ َن ِﰲ ﻗَـ ْﻠﺒِ ِﻪ ِﻣﺜْـ َﻘاﳉَﻨ “Tidak akan masuk surga seseorng yang dalam hatinya masih
terdapat perasaan sombong meskipun hanya satu zarah (atom)21 e. Shalat memiliki pengaruh besar dan efektif dalam menyembuhkan manusia dari duka cita dan gelisah. Sikap berdiri pada waktu shalat dihadapan Allah dalam keadaan khusyu’, berserah diri dan pengososongan diri dari kesibukan dan permasalahan hidup dapat menjadikan perasaan tenang dan damai dalam jiwa manusia serta dapat menghilangkan sedih dan gelisah. Firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Ma’arij ayat 19-23
$¸ãθãΖtΒ çösƒø:$# 絡¡tΒ #sŒÎ)uρ ∩⊄⊃∪ $Yãρâ“y_ •¤³9$# 絡¡tΒ #sŒÎ) ∩⊇∪ %æθè=yδ t,Î=äz z≈|¡ΣM}$# ¨βÎ) ∩⊄⊂∪ tβθßϑÍ←!#yŠ öΝÍκÍEŸξ|¹ 4’n?tã öΝèδ tÏ%©!$# ∩⊄⊄∪ t,Íj#|Áßϑø9$# āωÎ) ∩⊄⊇∪ “ 19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.20. apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,22. kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,23. yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.”(QS. al-Ma’arij:19-23).22
20
Al-Qur’an dan terjemahannya, Op. Cit. hlm. 216 Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim, (I/.no.hadits,93) 22 Al-Qur’an dan terjemahannya, Op. Cit. hlm. 974 21
57
Disamping itu shalat itu, shalat juga memiliki pengaruh penting dalam menyembuhkan perasaan bersalah yang menimbulkan perasaan gelisah dan stress yang dianggap biang keladinya munculnya penyakit jiwa. Hal itu karena shalat dapat menghapus dosa dan membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran kesalahan serta membangkitkan harapan meraih ampunan dan ridha Allah SWT.
B. Hikmah Shalat Bagi Kesehatan Jasmani Setiap raka’at dalam shalat terdiri dari beberapa gerakan yang diulangulang. Setiap gerakan-gerakan ini harus dilakukan secara tenang (thuma’ninah) yang memerluhkan waktu sejenak. Hal ini ditunjukkan sabda Nabi Saw dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, melalui salah seorang sahabat yakni Abu Hurairah bahwa:
ِ ِ ِ َ َﻢ َﻋﻠَﻰ َر ُﺳ ْﻮل اﷲ َﺟﺎءَ ﻓَ َﺴﻠُﻰ ﰒﺼﻠ َ ََد َﺧ َﻞ اﻟْ َﻤ ْﺴﺠ ُﺪ ﻓَ َﺪ َﺧ َﻞ َر ُﺟ ٌﻞ ﻓ ُﻰ اﷲﺻﻠ ِ ِ ِ َ َ َﻢ ﻗﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﺻﻠ َ ﻞ ﻓَِﺈﻧ ﺼ ْﻚ َﱂ َ َ إِْرﺟ ْﻊ ﻓ: ﺎل َ د َر ُﺳ ْﻮ ُل اﷲ َﻢ ﻓَـَﺮَﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠ ﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪﺻﻠ ﺼ َ ﱮِ َﺟﺎءَ إِ َﱃ اﻟﻨُﻰ ﰒﺻﻠ َ ﻠﻰ َﻛ َﻤﺎ َﻛﺎ َن َ َﺮ ُﺟ ُﻞ ﻓ ﻓَـَﺮ َﺟ َﻊ اﻟ.ﻞ ﺼ َ ُﺗ ِ ،ﺴﻼَ ُم ﻚ اﻟ َ َﻢ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ ﻓَـ َﻘ ﻓَ َﺴﻠ، َﻢَو َﺳﻠ َ َﻢ َو َﻋﻠَْﻴﻰ اﷲُ َﻋﻠَْﻴ ِﻪ َو َﺳﻠﺻﻠ َ ﺎل َر ُﺳ ْﻮ ُل اﷲ ِ ِ ٍ ﺮث ﻣ ِﺬىﺮ ُﺟ ُﻞ َواﻟﺎل اﻟ َ ﻓَـ َﻘ،ات َ ﱴ ﻓَـ َﻌ َﻞ ذﻟ َ ﻞ ﻓَِﺈﻧ ﺼ َﺣ.ﻞ ﺼ َ ُﻚ َﱂْ ﺗ َ َإِْرﺟ ْﻊ ﻓ َ َ َﻚ ﺛَﻼ ِ َ ﺎل إِ َذا ﻗُ ْﻤ ْ ِﻚ ﺑ ُـْﺮ ﰒﺼﻼَةِ ﻓَ َﻜﺒ َ َ ﻗ. َﻤ ِﲎُﺣ ِﺴ ُﻦ َﻏْﻴـَﺮ ﻫ َﺬا َﻋﻠ ﱃ اﻟ َ َﺑَـ َﻌﺜ ْ ﻖ َﻣﺎ أ َﺎﳊ َﺖإ ِ ِ ِ َ ﺴﺮ ﻣﻌ اﻗْـﺮأْ ﻣﺎ ﺗَـﻴ ِ ﱴ ﺗَـ ْﻌﺘَ ِﺪ َل ْارﻓَ ْﻊ َﺣُﻦ َراﻛﻌﺎً ﰒ ﱴ ﺗَﻄْ َﻤﺌ ْارَﻛ ْﻊ َﺣُﻚ ﻣ َﻦ اﻟْ ُﻘْﺮآن ﰒ ََ َ َ َ َ ِ ِ ِ ِ ِ ﻚ َ اﻓْـ َﻌ ْﻞ ذﻟُﻦ َﺟﺎﻟ ًﺴﺎ ﰒ ِﱴ ﺗَﻄْ َﻤﺌ ْارﻓَ ْﻊ َﺣُﻦ َﺳﺎﺟﺪاً ﰒ ﱴ ﺗَﻄْ َﻤﺌ اﺳ ُﺠ ْﺪ َﺣ ْ ُﻗَﺎﺋ ًﻤﺎ ﰒ . َﻬﺎﻚ ُﻛﻠ َ ِﺻﻼَﺗ َ ِﰱ
“Seorang masuk masjid lalu shalat, ia kemudian mendatangi Nabi dan Nabi menolaknya dengan mengatakan, kembalilah dan shalatlah, sesungguhnya engkau belum shalat, lalu ia kembali dan mengulangi tiga
58
kali. Selanjutnya ia bertanya, Demi Dzat yang telah mengutus engkau (tuan) dengan hak (benar) apakah yang lebih baik dari selain yang ini, ajarilah aku, Nabi bersabda, bila engkau mendirikan shalat, bertakbirlah kemudian bacalah sekedarnya dari Al-Qur’an, kemudian ruku’lah sehimgga engkau tenang melakukan ruku’, kemudian engkau (i’tidal) tegak berdiri, kemudian sujudlah, sehingga engkau tenang melakukan sujud, kemudian bangunlah sehingga engkau tenang duduk, kemudian sujudlah sehingga engkau tenang sujud, kemudia lakukan demikian itu dalam semua shalat.” (HR. Imam Muslim).23 Keterangan seperti yang telah disarankan oleh Nabi Saw tersebut telah memberikan hak waktu kepada setiap gerakan shalat guna memperoleh manfaat kesehatan seperti olahraga fisik yang diperlukan untuk memeliharanya dari penyakit. Adapun hikmahnya: 1. Waktu dalam Shalat sebagai Psikoterapi Waktu-waktu
shalat
mengajarkan
kepada
kita
untuk
selalu
menghargai setiap waktu dalam kehidupan sesuai dengan siklus alam semesta. Waktu-waktu yang kita lakukan sangat sesuai dengan kaidah dan ketentuan sistem terapi dalam ilmu kesehatan china. Dijelaskan bahwa ada hubungan kosmis antara tubuh manusia dengan alam sekitarnya, termasuk hubungan medan magnetis antara bumi, manusia dan langit. Dengan adanya medan energi dan medan magnetis manusia dengan alam sekitarnya, terjadilah sistem sirkulasi yang seimbang . Dan waktu-waktu terapi pun disesuaikan dengan interaksi antara organ manusia dengan alam, sesuai dengan kadar medan energi alam dan medan magnetis alam terhadap beberapa organ internal manusia.
23
Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim, (III/.no.hadits,397),hlm.106-107.
59
a. Shalat Shubuh sebagai terapi paru-paru Karena shalat ini dilakukan pada pagi hari. Manfaatnya berhubungan dengan paru-paru, sebab kita menghirup udara bersih, oksigen yang masih segar. darah mengambil “bahan bakar” yang masih baru dan bersih. b. Shalat Dzuhur sebagai terapi jantung Shalat ini dilakukan saat udara sudah panas, sehingga meningkatkan emosi kita. Ini karena pada saat itu kerja jantung mencapai puncaknya. Dengan shalat dan dipadukan dengan basuhan air dingin saat wudhu
kita
menurunkan hawa panas jantung sehingga kembali stabil. c. Shalat Ashar sebagai terapi kandung kemih Waktu yang menjadi pembatas siklus hawa udara dari panas menuju dingin. Bagi organ tubuh manusia ini adalah masa untuk membuang sisa (racun) yang diakibatkan proses kimiawi di dalam tubuh yang berlangsung selama aktivitas sepanjang siang.24 d. Shalat Maghrib sebagai terapi ginjal. Karena setelah hawa udara (suhu) semakin menurun, sistem ginjal juga mulai menyesuaikan diri dengan energi (Chi) disekitarnya pada waktu maghrib, mulai terjadi penurunan aktivitas dan tubuh kita menyesuaikan diri dengan hawa disekitarnya yang semakin mendingin. Dengan melakukan gerakan-gerakan shalat, energ panas (Yang)25 dalam tubuh selalu terjaga agar tetap seimbang.
24
Lukman Hakin Saktiawan, Keajaiban Shalat Menurut Ilmu Kesehata Bandung:Mizania, hlm. 179-180 25 Istilah bahasa Mandarin
Cina,
60
e. Shalat Isya’ sebagai terapi pirkadium Shalat ini dilakukan setelah habis waktu Maghrib hingga menjelang shubuh. Pada saat ini dimulailah sistem penurunan kerja organ internal yang telah digunakan dalam aktivitas sehari. Seluruh tubuh memasuki masa istirahat. Terutama pada kerja jaringan yang digunakan untuk bergerak dan berfikir. Waktu ini juga disebut sebagai waktu relaksasi, pengenduran dan penormalan organ, jaringan otot sistem syaraf dan sebagainya. Gerakangerakan shalat mendukung kerja
pirkadium yang membuang kelebihan
energ dari jantung. Dengan dilepaskannya energi secara alamiah, terciptalah stabilitas tingkat energi jantung sehingga proses istirahat tubuh menjadi sempurna.26
2. Gerakan-Gerakan dalam Shalat sebagai aspek olahraga Gerakan shalat bisa dikatakan mirip dengan latihan olahraga yang secara umum bertujuan untuk meningkatkan stamina tubuh dan pada bersamaan, berusaha menjaga postur tubuh agar tetap dalam keadaan normal. Disamping itu, gerakan shalat dapat menyembuhkan berbagai macam kelainan yang dapat diderita oleh oleh tubuh manusia. Lalu pada fase berikutnya, gerakan shalat dapat mencegah kelainan-kelainan tersebut agar tidak diderita oleh pelaksananya. a. Niat dan Berdiri Makna kesehatan dalam niat bukan berupa aktivitas lahir (jasmani) melainkan persiapan hati dan pikiran yang akan menunjang sarana menuju 26
Lukman Hakim Saktiawan, Op. Cit, hlm. 179-180
61
kekusyu’an. Berdiri adalah cara terbaik bagi kedua lengan untuk untuk beristirahat dan pemanasan bagi seluruh anatomi kaki termasuk paha dan lutut yang akan banyak digunakan sebagai tumpuan dalam seluruh kegiatan gerakan shalat. Dengan pemanasan bagi otot-otot kaki seperti ini tentu saja tidak akan terjadi kram otot akibat gerakan atau beban yang secara tiba-tiba dilakukan. Bisa dibayangkan jika seorang mushali harus langsung ruku’ atau sujud tanpa adanya pemanasan berupa peregangan otot-otot kaki sebelumnya. Kemungkinan sangat besar akan terjadi kram otot seperti halnya dalam berolahraga. Dari uraian tersebut, jelaslah bahawa posisi berdiri dalam shalat akan menghasilkan posisi berdiri yang benar. Tubuh diberi kesempatan untuk membenarkan posisi kembali. Rentang berdiri dalam shalat, berkat adanya bacaan-bacaan shalat memberikan kesempatan pada tubuh dan otot-otot untuk memperbaiki kondisi-kondisinya dan memperbaiki kerusakan-kerusakan akibat posisi tubuh yang salah saat beraktivitas ataupun bekerja. b. Takbiratul Ihram Mengangkat tangan dan merenggangkan jari jemari adalah gerakan dasar atau gerakan pertama dari jari hingga lengan tangan apabila ia digunakan untuk membuka otot-otot paru lebih merenggang dan bebas. Efeknya akan terbuka celah oksigen yang lebih besar ketika udara mengalir dari hidung ke paru-paru selanjutnya oksigen ini akan bekerja dalam darah untuk memberikan sinyal ke otak sehingga seketika itu juga otak akan bekerja dengan segar akibat aliran oksigen dari paru dan membuatnya segar dan
62
mudah berkonsentrasi. Mengangkat kedua tangan dengan posisi segaris lurus dengan kedua pundak merupakan pola dasar peregangan bagi punggung dan kedua tangan belikat. Walupun terlihat sederhana, hal ini sesungguhnya merupakan latihan yang baik.27 Dari 17 rakaat shalat yang minimal 8 kali seorang muslim harus takbiratul ihram (belum termasuk gerakan mengangkat tangan ketika turun ruku’ dan ketika i’tidal). Jadi bisa terbayang berapa kali gerakan ini dilakukan dan tidak bisa dibilang sedikit. c. Bersedekap Meletakkan kedua tangan diatas dada atau ada juga
yang meletakkan
diatas ulu hati adalah cara untk berkonsentrasi (khusyu’). Cara ini juga digunakan bagi orang yang ingin mengamati sesuatu secara lebih jelas. Lihatlah apabila orang sedang berpikir atas mendengarkan lawan bicaranya, orang itu akan cenderung untuk melipatkan dan meletakkan kedua lengannya di sekitar perut dan dada. Hal ini sudah terbiasa dan cenderung berhasil digunakan sebagai gerakan tubuh yang menunjang daya konsentrasi seseorang sebab otak dan darah yang sedang bekerja akan bergerak dengan stabil walau dalam kecepatan lebih tingi dari biasanya akibat energi otak yang sedang digunakan untuk berkonsentrasi yang pastilah lebih kuat dari biasanya apalagi jika dibandingkan ketika sedang tidur.28 d. Turun Ruku’ Thuma’ninah atau diam ketika akan ruku’ (turun ruku’) adalah seluruh tubuh balik dalam posisi berdiri, hanya saja kali ini benar-benar bebas, 27 28
Sayyid Tarekh Muhammad, Op. Cit., hal. 90-91 Ibid, hal. 92
63
karena kedua lengan juga dalam posisi awal (tidak melakukan gerak apapun). Posisi ini adalah posisi dimana otak memerintahkan tubuh untuk beristirahat sejenak untuk kemudian kembali memerintahkan tubuh untuk menekuk punggung ke arah depan sampai posisi rata dengan posisi tanah. Turun ruku’ ini menjadi penting sebab apabila tanpa gerakan ini tubuh tidak akan mampu merespon perintah otak untuk ruku’. Dalam ilmu gerakan tubuh sudah dapat disimpulkan bahwa adalah berbahaya melakukan gerakan satu ke gerakan lainnya apabila dilakukan tanpa jeda, walau hanya sekian detik dan turun ruku’ ini adalah maksud dari jeda tersebut.29 e. Gerakan ruku’ Pada saat melakukan ruku’. Otot-otot dada, perut, dan kaki bagian depan akan berelaksasi, sedangkan otot-otot tubuh bagian belakang seperti otot punggung, bagian belakang kaki, dan pinggul secara perlahan akan mengalami peregangan. Hal ini adalah melatih otot jantung dan paru-paru agar dapat memompa darah lebih baik. Dalam ruku’ juga ada posisi tangan diatas lutut dengan dalam posisi menekan dan lurus. Posisi ini untuk memperkuat aliran darah dan membuka rongga paru-paru sehingga kuantitas darah yang kaya oksigen dan darah yang mengalirkan dari sisa makanan akan semakin baik. Efeknya, pembersihan sisa pembakaran di otak akan berlangsung cepat, vitalitas otak terbaharui, dan tidak akan mudah mengalami tekanan pikiran.30
29 30
Sayyid Tarekh Muhammad, Op. Cit, hal. 94 Sayyid Tarekh Muhammad, Op. Cit.,, hal. 97
64
f. Gerakan i’tidal Posisi i’tidal adalah posisi yang gunanya relatif sama dengan berdiri. Posisi ini sesungguhnya lebih kepada relaksasi setelah darah yang terpompa saat melakukan ruku’ sehingga tubuh kembali mengalami jeda agar dapat beristirahat dan berkonsentrasi melakukan sujud. Jadi i’tidal ini bagus sekali untuk kelancaran sirkulasi darah di bagian otak. g. Gerakan turun sujud Ketika seseorang hendak sujud dan mendahulukan kedua lutut ke tanah daripada kedua tangannya, berarti punggungnya tetap dalam keadaan lurus dan tulang punggung tetap dalam posisi asalnya juga mengharuskan seseorang bertumpu pada telapak kaki bagian depan. Hal ini berefek pada bertambahnya kuantitas darah dari ujung kaki ke otot paha dan ke kaki dan peregangan tulang kaki. Suplai darah ini dapat menyembuhkan rasa pusing akibat tekanan darah rendah (hipertensi), kurang darah (anemia), maupun kondisi yang menyertainya. Turun untuk sujud ini juga dapat meningkatkan kekuatan dan kecepatan gerak tubuh karena memiliki unsur-unsur gerakan olah raga untuk kebugaran tubuh.31 h. Gerakan sujud Ketika sujud, merenggangkan kedua sikut dari lambung memberi keleluasaan pada pundak, menambah kelegaan pada paru-paru dan melindungi kebungkukan tulang pundak. Posisi sujud juga membuat peregangan pada otot dan sepanjang tulang paha. Posisi demikian
31
Ibid, hal. 106
65
menjadikan dua tulang pinggul lurus sempurna sehingga tulang pinggul tidak akan bengkok. Bila dilakukan berulang-ulang posisi ini bukan hanya dapat melindungi dari pembengkokan tulang pinggul tetapi juga bisa menyembuhkannya. Karena dalam sujud, dua sisi tulang pinggul berada pada titik yang sama di atas tanah dan seringnya melakukan sujud akan mengembalikan kelurusan tulang pinggul. Sementara itu lengan yang menekan tanah akan melatih otot-otot punggung dan pundak agar bekerja lebih baik dan memperlancar darah ke otak. Ketika sujud seseorang membuat jarak antara titik tumpu kening dengan dua titik tumpu lutut, posisi ini menambah beban berat pada otot-otot lengan dan leher sehingga otot keduanya semakin kuat begitu juga karena perut tidak menyentuh paha maka otot-otot perut dan punggung terlatih hingga menjadi semakin kuat. Latihan ini mirip push-up hanya saja push-up lebih condong kepada pelatihan otot secara lebih keras sedangkan gerakan shalat tidak perlu demikian. Posisi sujud dengan meletakkan jari-jari tangan atau telapak tangan di depan lutut akan mengakibatkan semua otot (yang berda pada anggota sujud) berkonstraksi hingga besar dan kuat, juga urat-urat darah pembuluh nadi (arteri) dan pembuluk balik (vena) serta urat-urat getah bening (limpa) akan terpijat dan terurut sehingga peredaran darah dan lympa didalam anggota badan tersebut menjadi lancar. Hal ini pula dapat menghidarkan diri dari pengerutan dinding-dinding pembuluh darah.32
32
Sayyid Tarekh Muhammad, Op. Cit., hal. 112-113
66
i. Gerakan duduk diantara dua sujud Duduk diantara dua sujud adalah latihan bagi tulang lengkung di telapak kaki. Posisi demikian memang berat bagi kaki, karena saat duduk seluruh berat badan menekan ke tumit sehingga telapak kaki melengkung sedemikian rupa. Hal in mengakibatkan dual hal, pertama: otot-otot dan urat kaki semakin kuat akibat lama menanggung berat badan ketika duduk sehingga lengkungan telapak kaki terjaga, kekuatan otot berarti adalah kekuatam seorang mengatasi setiap tantangan yang beragam. Ketika duduk, otot dan urat kaki menahan berat badan sehingga otot semakin kuat. Selain itu, lengkungan telapk kaki juga terjaga dan tidak runtuh menjadi kaki rata. Kedua, meningkatkan daya tahan otot dan urat kaki agar dapat melaksanakan kegiatan fisik dalam waktu yang lama dan berulang-ulang tanpa cepat merasa lelah. Ketika duduk, otot dan urat kaki mengerahkan tenaga yang besar untuk menopang berat badan dalam waktu yang lama dan berulang dalam setiap shalat. Itulah yang menyebabkan meningkatnya daya tahan otot dan urat tersebut.33 j. Gerakan sujud kedua Setelah duduk diantara sujud kedua, seseorang harus sujud untuk kedua kalinya. Manfaat sujud kedua sama dengan pada sujud pertama yaitu menguatkan otot-otot lengan, leher, punggung , perut dan dada. Dengan dua kali sujud berarti mencuci otak setelah duduk diantara dua sujud sehingga bermanfaat dalam memperbaiki aktivitas dinamis tubuh dan
33
Ibid., hal. 117
67
menyegarkan kembali daya pikir. Selain itu, sujud kedua membuat otot-otot menjadi semakin kuat dan memberi efek positif bagi organ tubuh manusia. Jika dilakukan berulang-ulang sujud dapat memperbaiki fungsi-fungsi organ tubuh karena bila gerakan sujud dilakukan secara benar maka otot-otot akan menjadi lebih besar dan kuat terutama otot-otot dada (otot-otot sela iga dalam atau otot-otot antar iga dalam). Ketika menarik napas tampak iga atau tulang rusuk (costa) tertarik ke atas akibat konstraksi otot-otot diantara iga. Dengan demikian tulang dada
terangkat keatas dan kedepan sehingga
rongga dada bertambah besar dan paru-paru akan mengembang dengan baik serta dapat menghisap udara yang bersih. Sebagaimana telah diketahui bahwa paru-paru yang tidak sehat adalah sumber dari timbulnya penyakit TBC.34 k. Gerakan duduk istirahat dan bangkit dari sujud Duduk sebentar sebelum bangkit berdiri ni merupakan persiapan tubuh dalam menghadapi gerak efek darah. Darah bergerak kembali dari kepala ke jantung seraya membawa sisa-sisa pembakaran dan menekan kebawah. Inilah yang disebut dengan pecucian otak yang dapat mengembalikan kesegaran dan vitalitasnya dapat menyembuhkan pusing kepala yang disebabakan karena kurangnya oksigen di otak, memperjelas daya pandang mata dan mengurangi tekanan pada saluran-saluran darah yan ada dijaringan otak akibat banyaknya aliran darah ke kepala. Dengan kata lain, duduk
34
Sayyid Tarekh Muhammad, Op. Cit., hal. 119-120
68
istirahat ini adalah pemenuhan sekaligus pengosongan saluran darah di otak dan mata sehingga sirkulasi darah dapat kembali lancar. Bagi penderita tekanan darah tinggi, bangkit berdiri dapat mengurangi rasa pusing akibat tingginya tekanan darah. Apabila dilakukan berulang-ulang dalam shalat dapat meminimalisasi terjadinya pecahan pada sebagian saluran darah di otak maupun jaringan mata. Duduk istirahat dan bangkit berdiri ini dapat menjaga kelurusan pungung sekaligus lengkungan pada tulana punggung. Berbeda dengan apabila seseorang mendahulukan kedua lututnya sebelum kedua tangannya ketika bangkit berdiri selain tidak sesuai dengan tuntunan Rasulullah Saw juga hal tersebut dapat menyebabkan punggung bungkuk ke depan dan tidak lurus lagi. Adapun duduk istirahat dan bangkit berdiri dengan mempertahankan kelurusan pungung. Hal itu dapat melindungi seseorang dari pergeseran cakaram antar tulang belakang, menjaga lengkungan tulang punggung dan menguatkan otot kaki karena sudah terlatih dengan menanggung berat badan ketika bangkit berdiri.35 l. Duduk tasyahud Posisi duduk tasyahud ini menjadikan otot-otot bagian belakang paha dan otot cembung tungkai saling menekan sehingga terjadi tekanan pada pembuluh darah balik di tungkai. Dengan tekanan tersebut vena dalam kosong dari darah kotor, asam profik, asam laktik dan sisa-sisa pembakaran . pengosongan darah dari vena dalam ini menjadikan darah mengalir dengan
35
Sayyid Tarekh Muhammad, Op. Cit., hal. 120-121
69
lancar dari vena luar ke vena dalam sehingga tidak aka nada vena yang membeku di dalam jaringan luar. Dengan demikian seorang akan terlindungi dari pembekakan vena atau pembuluh darah balik di tungkai (varises).36 m. Salam Salam adalah gerakan memalingkan kepala kearah kanan sekali dan ke arah kiri juga sekali. Memalingkan kepala hingga terlihat pipi berarti memalingkan wajah secara maksimal sehingga menambah kelenturan urat leher. Ketika seseorang memalingkan wajah ke arah kanan maka urat sebelah kiri mengencang dan urat leher sebelah kanan menguat akibat berkontraksi. Sebaliknya, ketika menoleh kea rah kiri, otot leher sebelah kanan
mengencang
sementara
urat
sebelah
kiri
menguat
karena
berkontraksi. Dengan begitu, waktu memalingkan wajah dan menaruh tangan di atas paha akan mengurangi pengencangan otot-otot leher. Dengan demikian kelenturan otot dan persendian leher akan bertambah. Gerakan-gerakan shalat yang dilakukan secara teratur dan terus-menerus akan membuat persendian menjadi lentur, tidak kaku, dan tulang menjadi kokoh, serta tulang punggung tidak bengkok. Disamping itu, gerakan-gerakan gerakan shalat yang dilakukan secara teratur itu akan melancarkan peredaran darah yang akan dapat mencegah kekakuan dan penyumbatan darah. Hal ini akan
36
Ibid.,hal. 138
70
menghindarkan adanya gangguan peredaran darah ke jantung yang sering mengakibatkan kematian.37 Dari pemaparan tentang pengaruh shalat terhadap perkembangan mental dan kesehatan jasmani, ada sebuah riwayat yang shahih dari Abu Hurairah ra, ia berkata:
ِ ِ َ ﻪ َِﲰﻊ رﺳأَﻧ ِ ن ﻧَـﻬﺮا ﺑِﺒ َﻮل أَرأَﻳْـﺘُﻢ ﻟَﻮ أ ﺎب َ ﻪﻮل اﻟﻠ َ ًَ َُ َ ُ ْ ْ َ ُ َﻢ ﻳَـ ُﻘﻪُ َﻋﻠَْﻴﻪ َو َﺳﻠﻰ اﻟﻠﺻﻠ ِ ُ ﻞ ﻳـﻮٍم ﲬَْﺴﺎ ﻣﺎ ﺗَـ ُﻘ أَﺣ ِﺪ ُﻛﻢ ﻳـ ْﻐﺘ ِﺴﻞ ﻓِ ِﻴﻪ ُﻛ ﻚ ﻳـُْﺒ ِﻘﻲ ِﻣ ْﻦ َد َرﻧِِﻪ ﻗَﺎﻟُﻮا َﻻ ﻳـُْﺒ ِﻘﻲ َ ﻮل َذﻟ َ ً َْ ُ ََْ َ ِ ﺼﻠَﻮ ِ َ ِﺎل ﻓَ َﺬﻟ ِ اﳋَ ْﻤ اﳋَﻄَﺎﻳَﺎ ْ ﻪُ ﺑِِﻪﺲ ﳝَْ ُﺤﻮ اﻟﻠ ْ ات َ َِﻣ ْﻦ َد َرﻧِِﻪ َﺷْﻴﺌًﺎ ﻗ َ ﻚ ﻣﺜْ ُﻞ اﻟ
"Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda, 'Bagaimana pendapat kalian seandainya ada sebentang sungai di depan pintu salah seorang diantara kalian, ia mandi dari sungai itu setiap hari lima kali, apakah masih tersisa kotoran?' Para sahabat menjawab: 'Tidak!' Nabi Muhammmad Saw berkata, 'Maka demikianlah perumpamaan shalat lima waktu, denganya Allah menghapus semua kesalahan".38 Mungkin kita bertanya-tanya bagaimana seandainya ada seseorang berolahraga lima kali sehari, dengan melakukan gerakan-gerakan khusus yang menyehatkan fisik. Apakah tidak mungkin ia akan menjadi orang yang paling sehat di dunia ini. Tentunya hal ini sangat mungkin sekali. Jika shalat dilaksanakan secara thuma'ninah, tenang dan kontinyu, insya Allah shalat kita di samping sebagai penghapusan dosa dan kesalahan, juga bisa berfungsi sebagai penghapus segala penyakit.
37 38
Bayu, Guru Olahraga, Wawancara 03 Maret 2015 Shahih al-Bukhari, (1/112 no.528)