HIGASHI NUSA TENGGARA NO HIGASHI SUMBA NO DENTOU TEKINA FUKU TO KAZARI KERTAS KARYA Dikerjakan D i s u s u n Oleh : RISMAYANTI Nim
: 052203036
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG MEDAN 2009 Rismayanti : Higashi Nusa Tenggara No Higashi Sumba No Dentou Tekina Fuku To Kazari, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya yang berjudul, “ HIGASHI NUSA TENGGARA NO HIGASHI SUMBA NO DENTOU TEKINA FUKU TO KAZARI “. Meskipun banyak kesulitan dalam penulisan kertas karya ini karena pengetahuan penulis yang terbatas, tetapi berkat bimbingan, bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini. Dalam penulisan kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan kertas karya ini, terutama kepada : 1. Bpk Drs. Syaifuddin, M.A., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum., selaku Ketua Jurusan Program Studi Bahas Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Eman Kusdiyana, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing yang dengan ikhlas meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan kjepada penulis sampai kertas karya ini dapat diselesaikan. 4. Dosen Pembaca Drs. Nandi S. 5. Bapak Drs. Hamzon Situmorang, M.S.Ph.D selaku Dosen Wali. 6. Seluruh Staff Pengajar Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.
Rismayanti : Higashi Nusa Tenggara No Higashi Sumba No Dentou Tekina Fuku To Kazari, 2009. USU Repository © 2009
7. Teristimewa kepada Orangtuaku, Bapak Sarman dan Ibu tercinta Delisma atas dukungan moral dan cinta kalian yang tanpa batas membuat aku tetap semangat untuk studi ini. 8. Buat semua saudaraku ( D’Roji, D’Winda, D’Chairunnisa, dan D’Andi ) 9. Buat D’Uli Wahyuni yang telah membantu aku. 10. Buat Vina, Ririn, dan Fitri 11. Buat My Tomodachi ( Fitri Carolina ) 12. Seluruh Mahasiswa Bahasa Jepang 2005 khususnya kelas B ( Rima, Maria, Ayu, Nizma, dan Nola ). I Miss U All
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih untuk semua bantuan dan dukungannya selama ini. Mudah – mudahan kertas karya ini berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Medan,
April 2009
Penulis,
RISMAYANTI NIM. 052203036
Rismayanti : Higashi Nusa Tenggara No Higashi Sumba No Dentou Tekina Fuku To Kazari, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR…………...……………………………………………………i DAFTAR ISI………...……………………………………………………………….iii BAB I
BAB II
PENDAHULUAN……..………………….………………………………..1 1.1
Alasan Pemilihan Judul……....…………..…….………….…...….1
1.2
Pembatasan Masalah……….......…….…..…………..……………1
1.3
Tujuan Penulisan……….………….……………………….……...2
1.4
Metode Penulisan…….……………..….………………….………2
GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUMBA TIMUR NTT…...….....3 2.1. Letak Georafis………….…..……………………………………….3 2.2. Penduduk……….…...………………...………….…………………3 2.3. Mata Pencarian…………….....………………….…...……………..4 2.4. Agama…………..………..……………………….………………….4
BAB III PAKAIAN DAN PERHIASAN TRADISIONAL SUMBA TIMUR NTT…………………………...………………………..5 3.1 Pakaian Tradisional Pria……...…………….……….……………..5 3.2 Pakaian Tradisional Wanita…………………………….………….7 3.3 Perhiasan Tradisional………………...……………….…………....9 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……………......…………………………10 4.1. Kesimpulan……...……...…...…………..…………………………10 4.2. Saran………...……………………………….……………………..11 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Rismayanti : Higashi Nusa Tenggara No Higashi Sumba No Dentou Tekina Fuku To Kazari, 2009. USU Repository © 2009
BAB 1 PENDAHULUAN
I.1 Alasan Pemilihan Judul Bangsa
Indonesia
merupakan
bangsa
yang
memiliki
keanekaragaman kebudayaan daerah , pakaian adat dan perhiasan tradisional. Pada masa lalu jenis pakaian tradisional sangat banyak dan bervariasi untuk tiap – tiap daerah . Tetapi seiring dengan kemajuan zaman , banyak pula pakaian dan perhiasan tersebut digantikan oleh pakaian dan perhiasan Sumba NTT modern. Salah satunya pakaian dan perhiasan tradisional daerah Sumba NTT. Busana masyarakat Sumba dewasa ini lebih di tingkatkan untuk kepentingan suatu acara . Sehingga ada perbedaan antara busana bangsawan dan pakaian rakyat jelata . Demikian pula halnya dengan perhiasan – perhiasan yang di pakaian . Secara menyeluruh hiasan dan busana ini merupakan symbol kearifan , keperkasaan serta budi baik seseorang . Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk
membahas
pakaian dan perhiasan tradisional di Sumba .
I.2 Pembatasan Masalah Dalam kertas karya ini penulis hanya membatasi permasalahan mengenai pakaian dan perhiasan tradisional di Sumba , NTT .Terutama pakaian
tradisioanl pria, pakaian tradisional wanita, dan perhiasan
tradisioanal.
Rismayanti : Higashi Nusa Tenggara No Higashi Sumba No Dentou Tekina Fuku To Kazari, 2009. USU Repository © 2009
I.3 Tujuan Penulisan Tujuan Penulisan kertas karya ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk memberikan pengetahuan umum tentang pakaian dan perhiasan tradisional . 2. Untuk menambah wawasan generasi muda dan mengenal seni tentang pakaian dan perhiasan tradisional . 3. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang pakaian dan perhiasan tradisional . 4. Untuk kepentingan pengembangan kebudayaan Nasioanal dan khususnya dalam hal busana dan perhiasan tradisional. 5. Sebagai syarat lulus dari Fakultas Sasta Universitas Sumatra Utara .
I.4 Metode Penulisan Dalam Penulisan karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan yaitu metode menyumpulkan data atau informasi dengan cara membaca buku atau referensi – referensi yang berkaitan dengan judul kertas karya. Setelah semua data terkumpul , kemudian disusun ke dalam setiap bab kertas karya ini .
Rismayanti : Higashi Nusa Tenggara No Higashi Sumba No Dentou Tekina Fuku To Kazari, 2009. USU Repository © 2009
BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SUMBA TIMUR DI NTT
2.1 Letak Georafis Propinsi Nusa Tenggara Timur adalah sebuah propinsi yang terdiri atas pulau-pulau dengan luas wilayahnya sekitar 49.277 km. Batas batas wilayah propinsi ini secara astronomis adalah 8 – 11 LS dan 119 - 125 BT dengan batas – batas georafisnya sebelah utara dengan laut Flores,selatan dengan Samudra Indonesia , timur dengan Propinsi Timor timur, dan barat dengan Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Salah satu suku bangsa yang ada di Nusa Tenggara Timur yaitu suku bangsa Sumba di Kabupaten Sumba Timur. Suku bangsa Sumba mendiami Pulau Sumba. Pulau ini secara administrative terbagi atas dua kabupaten yaitu Kabupaten Sumba Barat dan K abupaten Sumba Timur. Batas-batas wilayah pulau Sumba, sebelah utara dengan Selat Sumba, selatan dan barat dengan Samudra Indonesia, dan sebelah timur dengan Latu Sawu.
2.2 Penduduk Jumlah penduduk wilayah Nusa Tenggara Timur pada tahun 1982 sebanyak 2.849.666 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk rata-rata 58 jiwa per km. Tingkat pertambahan penduduknya rata-rata 1,69% per tahun.
Rismayanti : Higashi Nusa Tenggara No Higashi Sumba No Dentou Tekina Fuku To Kazari, 2009. USU Repository © 2009
Jumlah penduduk di Kabupaten Sumba Timur menurut kantor statistik Kabupaten Sumba Timur pada tahun 1981 sebanyak 1.125.866 jiwa yang terbagi atas laki-laki dewasa sebanyak 37.183 jiwa dan laki-laki anakanak 28.008 serta wanita dewasa sebanyak 36.059 jiwa dan wanita anak-anak sebayak 24.616 jiwa yang tersebar pada 8 buah wilayah administratif yaitu 6 buah kecamatan , 1 buah kopeta dan 1 buah perwakilan.
2.3 Mata Pencarian Sebagian besar penduduk di Propinsi Nusa Tenggara Timur hidup dari sector pertanian,bertenak, buruh,tukang, dan pengawai. Selain itu Mata pencarian pokoknya adalah bertani.Di Sumba Timur pendu-duknya juga memilihara hewan seperti sapi, kuda, dan kerbau yang dapat di jual untuk menambah penghasilan atau membiayai sekolah anak –anaknya.
2.4 Agama Agama yang dianut oleh penduduk wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur adalah agama Kristen Protestan, Katolik, Islam, HinduBudha. yang paling bayak penganutya adalah agama Katolik dan agama Kristen Protestan. Agama yang dianut oleh prnduduk di daerah Sumba Timur adalah agama Protestan , Islam , dan Katolik. Kepercayaan aslinya suku Sumba di Kabupatan Sumba Timur
adalah marapu yaitu leluhur
yang didewakan.Para Marapu merupakan perantara antra manusia denganTuhan.Pusat kebaktian kepada marapu adalah rumah-rumah disebut uma ratu (rumah imamat).
Rismayanti : Higashi Nusa Tenggara No Higashi Sumba No Dentou Tekina Fuku To Kazari, 2009. USU Repository © 2009
BAB III PAKAIAN DAN PERHIASAN TRADISIONAL SUMBA TIMUR NTT
Bagian terpenting dari perangkat pakaian adat Sumba adalah penutup badan, yaitu kain hinggi yang besar dan lebar dan lau untuk wanita. Kain hinggi dan lau tersebut dengan teknik tenun ikat dan pahikung serta aplikasih muti dan hada. Hal tersebut merupakan perlambangan social, ekonomi, serta religi suku Sumba. Warna kain yang terkenal dari Kabupaten Sumba Timur adalah warna biru dan merah. Sedangkan warna motif beranekaragam, ada berwarna biru, merah, putih dan biru tua. Motif-motif yang terdapat pada kain lelaki dan wanita adalah Njara atau kuda, Manu atau ayam, Tau atau manusia/orang, Andigu atau tugu perang, Ruha atau rusa, Kuragu atau udang, Ularu atau ular, Buaya, Kakak Tua, Pohon Nangka, Ikan, Petolah, dan Bangau. Jika motifya berbentuk orang maka warna dominannya putih. Dalam pakaian dan perhiasan tradisional Sumba Timur NTT terbagi atas bagian yaitu :
3.1 Pakaian Tradisional Pria Kaum lelaki dari kabupaten tersebut memakai kain sarung yang disebut oleh hinggi.Hinggi terbagi atas beberapa jenis berdasarkan waktu dan penggunaannya.Dapat di uraikan sebagai berikut: (a) Pakaian harian dan pakaian kerja Rismayanti : Higashi Nusa Tenggara No Higashi Sumba No Dentou Tekina Fuku To Kazari, 2009. USU Repository © 2009
Masyarakat Sumba Timur, kaum prianya menggunakan kain yang di sebut katarri dan digunakan waktu bekerja.Sebenarnya kain katarri ini pada mulanya disebut dengan hinggi dan mempunyai nilai dalam adat dan biasanya berujud kain yang masaih baru. Katarri berarti kain usang yang tidak digunakan lagi dalam urusan adat (baik untuk digunakan maupun untuk diberikan kepada pihak tertentu dalam adapt perkawinan). Pakaian kerja atau pakaian harian selalu berbeda berdasarkan pelapisan social masyarakatya. Lapisan social masyarakat di Kabupaten Sumba Timur adalah golongan bangsawan dan golon hamba.
(b) Pakain untuk bertamu Masyarakat Kabupaten Sumba Timur biasanya memakai pakaian yang baik (bagus) bila hendak bertamu. Kain tersebut dinamakan hinggi.
Jenis-jenis
hinggi
yang
digunakan
adalah
hinggi
raukadama. Hinggi kawuru, hinggi hiamba. Golongan bangsawan biasanya memakai kain yang lebih baik daripada kain yang digunakan oleh golongan
hamba.
Kebanyakan
golongan
hamba-hamba
menggunakan kain yang tidak digunakan lagi oleh kaum bangsawan.
Rismayanti : Higashi Nusa Tenggara No Higashi Sumba No Dentou Tekina Fuku To Kazari, 2009. USU Repository © 2009
(c) Pakaian untuk upacara adat Untuk keperluan pesta adat dan pesta-pesta lainnya, kaum lelaki dari
Kabupaten
Sumba
Timur
menggunakan
kain
dan
perlengkapannya seperti kain yang di gunakan pada waktu bertamu.Kain dan perlengkapan tersebut adalah : -
Hinggi kawuru yaitu kain kombu yang di tenun dengan warna belau.
-
Hinggi kombu yang warnanya merah.
-
Hinggi raukadama yakni kain yang di tenun dengan warna campuran dan biasanya dikenakan oleh laki-laki pada upacara adat.
-
Hinggi hiamba, yaitu kain tenun yang di sulam dan sulamannya membentuk gambar ular atau buaya.
3.2 Pakaian Tradisional Wanita Sama halnya dengan laki-laki, hubungan dengan pelapisan sosial dari berpakaian selalu ada perbedaan yaitu antara wanita bangsawan dan wanita hamba. (a) Pakain harian dan pakaian Kerja Kaum wanita dari Kabupaten Sumba Timur selalu menggunakan Pakaian harian / pakaian kerja dari kan tenunan polos yang di rancang khusus. Kain – kaian tersebut di sebut lawu katarri. Selain Lawu katarri digunakan juga lawu uma yaitu kain yang digunakan di rumah.
Rismayanti : Higashi Nusa Tenggara No Higashi Sumba No Dentou Tekina Fuku To Kazari, 2009. USU Repository © 2009
(b) Pakian untuk bertamu Pakaian yang digunakan dalam bertamu selalu memperlihatkan segi kesopanan, sehingga kain yang digunakan oleh kaum wanita biasanya kain yang masih baik dan ditenun sendiri. Kain – kain yang digunakan adalah lawu raukadama, lawu, kawaru, dan lawu hiamba.
(c) Pakaian untuk upacara dan pesta Pakaian dan perhiasan pada pesta dan upacara, wanita Sumba Timur selalu menggunakan kain yang disebut Lau Kaworu, Lau Pahudu, Lau Mutikau, dan Lau Pahudu Kiku. Kain – kain tersebut di kenakan sebagai sarung sampai setinggi dada ( lau pahudu kiku ) dan bagian bahu tertutup dengan taba huku yang sewarna dengan sarung. Di kepalanya terikat Tiara berwarna polos yang dilengkapi dengan hiduhai atau hai kara. Pada dahi disematkan perhiasan logam (mas atau sepuhan) yaitu maraga, sedangkan di telinga tergantung mamuli perhiasan berupa kalung – kalung keemasan juga digunakan pada sekitar leher, menjurai kebagian dada. Pakaian upacara dan Pesta ini terbagi atas berbagai bagian yakni: Yakni : Lawu kawawu Lawu pahudu (Sarung tenunan ditambah sulaman yang bermotif) lawu pahudu kiku (sarung tenunan salah satu ujungya disulam dan membentuk motif manusia).
Rismayanti : Higashi Nusa Tenggara No Higashi Sumba No Dentou Tekina Fuku To Kazari, 2009. USU Repository © 2009
Lawu witi kawu (sarung tenunan yang diikat di bagian ujung atasnya disulam dari kulit kerang dan membentuk motif manusia)
3.3 Perhiasan Tradisional Perhiasan tradisional dibagi menjadi dua bagian yakni : a. Perhiasan Kaum Pria Yakni : Tiara, yaitu ikat kepala untuk kaum lelaki yang terdiri atas tiara patang dan terletak di depan kepala sebagai symbol Kanator, yaitu rantai mas yang dilingkarkan pada pergelangan tangan kiri bersama dengan muti salak. Kabiala, atau parang adalah alat untuk mempertahankan diri.
b. Perhiasan kaum wanita yakni : Di kepala terikat tiara berwarna polos yang dilengkapi dengan hiduhai atau hai kara.Pada dahi disematkan perhiasan logam ( emas atau sepuhan ) yaitu maraga,sedangkan di telinga tergantung mamuli. Perhiasan berupa kalung-kalung keemasan juga digunakan pada sekitar leher,menjurai kebagian dada.
Rismayanti : Higashi Nusa Tenggara No Higashi Sumba No Dentou Tekina Fuku To Kazari, 2009. USU Repository © 2009
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pakaian dan perhiasan tradisional di sumba merupakan kerajinan tradisional yang sangat terkenal secara turun temurun. 2. Pakaian tradisional sumba terbuat dari kain-kain dan aksesoris yang lebih halus 3. Cara pemakaian tradisional Sumba sangat sederhana 4. Terdapat banyak motif-motif di pakaian Pria dan Wanita 5. Pakaian dan perhiasan Tradisional di Sumba dijadikan sebagai perlengkapan pakaian adat
Rismayanti : Higashi Nusa Tenggara No Higashi Sumba No Dentou Tekina Fuku To Kazari, 2009. USU Repository © 2009
4.2 Saran Sebagai generasi muda,kita harus memperkenalkan pakaian adat tradisional dan melestarikannya.Sehingga jenis kerajinan ini tidak hilang dan tidak terlupakan
Rismayanti : Higashi Nusa Tenggara No Higashi Sumba No Dentou Tekina Fuku To Kazari, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, J.N.Drs.1976.Masyarakat Dan Kebudayaan Suku – suku Bangsa di NTT. Tarsite : Bandung Kapita, OE.H.1976.Masyarakat Sumba Dan Adat Istiadatnya B.P.K.Gunung Inulia : Jakarta Noena, J.D.1978.Masyarakat Sumba Timur Dan Adat Istiadatmya, Skripsi Jurusan Civic Hukum.F.K.Undana Kupang Kuntjaraningrat, Prof.Dr.1971.Manusia dan Kebudayaan di Indonesia.Djambatan : Jakarta
Rismayanti : Higashi Nusa Tenggara No Higashi Sumba No Dentou Tekina Fuku To Kazari, 2009. USU Repository © 2009