Penghakiman Tuhan
Penghakiman Tuhan (Eksposisi Roma 2:1-16)
Hidup tidak dapat dipisahkan dari tanggung-jawab. Sejak duduk di bangku sekolah, kita mempunyai rapor sebagai umpan-balik yang mencatat, memberikan informasi atau penilaian tentang kualitas, prestasi, kekurangan, ataupun kesalahan kita. Demikian juga di kantor, di tempat kerja, dalam organisasi, dan lain sebagainya. Tanggung-jawab tampak lebih jelas lagi di sana. Kita mendapatkan evaluasi, penilaian, mendapat sanksi, peringatan, disiplin, atau hukuman jika melakukan kesalahan, atau mendapat reward jika mencapai prestasi. Dalam lingkungan keluarga, masyarakat, kita tidak mempunyai raport yang formal seperti halnya di sekolah, di kantor, ataupun di tempat kerja. Namun, di sana, kita dilihat, dinilai, dikritisi, mendapat penghargaan, apresiasi, ataupun pujian. Kita bertanggung-jawab secara moral tentang cara hidup kita terhadap orang-orang lain di sekitar kita. Hidup adalah tanggung-jawab. Di atas semua itu, kita sesungguhnya, bertanggungjawab kepada Tuhan. Dia yang meskipun tidak kita lihat dengan mata jasmaniah tetapi melihat kita secara keseluruhan. 2
Penghakiman Tuhan
Dia bukan saja melihat tindakan atau perbuatan, tetapi juga melihat hati, pikiran, motivasi, dan rencana kita. Dia bukan saja mendengar perkataan Anda, tetapi juga mendengar suara hati, atau keluh kesah dalam hati Anda. Karena itu, di hadapan Tuhan, kita bukan hanya mempertanggung-jawabkan tindakan-tindakan atau perbuatanperbuatan kita tetapi juga hati, pikiran, motivasi, keinginan atau rencana-rencana kita. Dalam suratnya kepada jemaat yang tinggal di Roma, rasul Paulus mengajarkan bahwa Tuhan akan menghakimi manusia dengan jujur, adil, sempurna, dan tidak memandang bulu atau muka (band. Rom 2:11). Tuhan Menghakimi Berdasarkan Penilaian Diri Kita mempunyai kemampuan dalam melakukan atau memberikan penilaian terhadap diri sendiri ataupun orang lain. Biasanya, penilaian terhadap orang lain lebih mudah untuk dilakukan terutama tentang hal-hal yang buruk atau negatif. Manusia cenderung lebih mudah menceritakan keburukan orang lain lebih daripada memuji ataupun menyanjungnya, apalagi menceritakan keburukan diri sendiri. Hal ini terbukti benar sebagai realita yang kita lihat dan saksikan dalam hidup kita sehari-hari. Tuhan akan menghakimi berdasarkan penilaian-penilaian yang mampu kita lakukan terhadap orang lain (band. Rom 2:1). Ini tidak sedang mengatakan bahwa kita tidak boleh memberikan 3
Penghakiman Tuhan
penilaian terhadap orang lain, atau menilai orang lain akan berakibat buruk terhadap diri kita, tetapi, artinya adalah…bahwa kita tidak akan dapat mengatakan tidak setuju terhadap penghakiman Tuhan karena penilaian yang Dia lakukan dapat kita ketahui atau mengerti. Tuhan Menghakimi Berdasarkan atas Respon Kita terhadap Kemurahan-Nya Tuhan juga akan menghakimi berdasarkan atas respon kita terhadap kemurahan-Nya. Dari respon kita akan teridentifikasi seperti apakah hati kita terhadap Dia. Apakah kita menanggapi kemurahan-Nya atau tidak. Apakah kita beriman kepada Dia, dan apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Dia atau tidak. Hal ini tidak berarti bahwa keselamatan yang kita peroleh adalah karena kebaikan kita, tetapi, karena iman yang direfleksikan oleh respon kita terhadap kemurahan-Nya. Respon dari iman yang benar dan sejati adalah pertobatan. Pertobatan adalah bukti dari iman kita terhadap Tuhan. Jika kita sungguh-sungguh percaya dan beriman kepada Tuhan, maka niscaya, kita juga pasti akan bertobat dan meninggalkan dosa-dosa kita.1 Hidup adalah Kesempatan untuk Bertobat… Tidak semua orang mempunyai keyakinan dan keputusan untuk bertobat dan meninggalkan dosa-dosa. Sebagian orang berpendapat bahwa 1
Bertobat adalah berhenti berbuat dosa, berbalik dan mendekat kepada Allah (band. Kisah 26:20). 4
Penghakiman Tuhan
pertobatan adalah hal yang dilakukan ketika sedang mendekati kematian. Pendapat yang seperti itu sesungguhnya sangat berbahaya dan berisiko terhadap keselamatan. Orang yang berpendapat demikian adalah seperti orang yang bermain-main dengan hal yang terpenting dan terbesar di dalam hidupnya. Ada dua alasan mengapa kita jangan mengikuti pendapat tersebut. Alasan yang pertama adalah karena kematian dapat menjemput kita sewaktu-waktu, tanpa aba-aba, dan tanpa kita ketahui. Dia dapat datang saat kita tidur, saat kita terpeleset atau tergelincir di lantai yang licin, dan saat kita sedang tidak mengira atau pun memikirkannya. Alasan yang kedua adalah karena kekerasan hati kita. Kekerasan hati dapat mengakibatkan seseorang sukar untuk berbalik kepada Tuhan. Penulis kitab Ibrani menasihatkan pentingnya untuk menjaga hati karena hati dapat menjadi jahat dan tegar karena dosa sehingga mengakibatkan seseorang sukar untuk berbalik bahkan murtad dari Allah yang hidup (band. Ibr 3:12-13). Bagaimanakah seharusnya kita hidup? Alasan Tuhan jelas…mengapa Dia memberikan perpanjangan waktu kepada manusia adalah supaya manusia mempunyai kesempatan untuk bertobat (band. Roma 2:4; 2 Pet 3:9). Karena tanpa pertobatan, tidak seorangpun dapat memeroleh keselamatan (band. Luk 13:3,5). 5
Penghakiman Tuhan
Hal ini berarti bahwa pertobatan adalah tujuan dari hidup kita. Jika Tuhan masih memberikan nafas hidup, itu berarti…kesempatan untuk bertobat. Sebaliknya, tidak bertobat berarti menyia-nyiakan kesempatan yang telah Tuhan berikan kepada kita. Tuhan Menghakimi Berdasarkan atas Perbuatan-perbuatan Kita Seperti halnya respon kita terhadap kemurahan Tuhan, perbuatan-perbuatan yang kita lakukan juga merefleksikan atau mem-verifikasi iman yang ada di dalam diri kita. Rasul Yakobus sangat dikenal dengan perkataannya yang mengatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Artinya, pemimpin jemaat Yerusalem tersebut, sedang berupaya menghindari atau mengantisipasi penipuan yang dapat terjadi terhadap diri kita yang mengira atau menyangka bahwa kita sedang mempunyai iman, padahal, sesungguhnya iman itu tidak ada atau kosong. Karena Iman Kita Diselamatkan… Keselamatan yang kita peroleh dari Tuhan adalah karena iman, dan bukan karena usaha, pekerjaan, ataupun perbuatan baik yang kita lakukan. Akan tetapi, iman tersebut akan diverifikasi oleh perbuatanperbuatan kita lakukan selama hidup kita. Perbuatan-perbuatan yang baik juga tidak selalu berarti bahwa ada iman yang benar dan sejati di hadapan Allah. Perbuatanperbuatan yang baik dapat dilakukan dengan motif yang 6
Penghakiman Tuhan
berbeda-beda pula. Di dunia bisnis pada umumnya orangorang mengerti mengapa harus berbuat baik…adalah demi untuk mendapatkan imbalan atau balasan yang menguntungkan dalam berbisnis. Atas dasar ini, maka dapatlah kita mengambil pelajaran tentang bagaimanakah kita memerhatikan perbuatan-perbuatan kita di hadapan Allah. Kita seharusnya melakukan perbuatanperbuatan baik seperti untuk Tuhan bukan manusia (band. Kol 3:23). Tuhan Menghakimi dengan Tidak Memandang Bulu Tuhan akan menghakimi semua orang tanpa terkecuali (band. Rom 3:23). Dia akan menghakimi orang Yahudi maupun juga orang non-Yahudi. Dia tidak akan memandang bulu dan tidak akan berat sebelah dalam penghakiman-Nya. Status sosial, posisi, jabatan, keturunan, tingkat ekonomi, dan lain sebagainya, tidak akan menjadi bahan pertimbangannya. Terhadap orang-orang Yahudi, Dia akan menggunakan hukum Taurat sebagai hakim atas diri mereka. Mereka yang melakukan hukum Taurat yang akan dibenarkan bukan yang tidak melakukan ataupun yang hanya mendengar saja (band. Rom 2:13). Terhadap orang-orang non-Yahudi, yang merasa tidak tahumenahu soal hukum Taurat, mereka akan dihakimi berdasarkan hati nurani mereka sendiri. Rasul Paulus 7
Penghakiman Tuhan
menyebut hati nurani sebagai hukum Taurat yang tertulis di dalam hati (band. Rom 2:14-15). Eksistensi Hati Nurani… Hati nurani tampak nyata dalam hidup kita. Karena meskipun manusia telah jatuh ke dalam dosa, orang-orang pada umumnya masih mempunyai perasaan atau sense untuk melakukan hal-hal yang baik dalam hidupnya. Contohnya, orang-orang tua terhadap anak-anak (band. Mat 7:11).2 Orang-orang Yahudi maupun non-Yahudi sama-sama mempunyai hati nurani. Orang-orang Yahudi mempunyai hukum Taurat yang tertulis di atas perkamen, orang-orang nonYahudi tidak mempunyai hukum Taurat yang tertulis kecuali di dalam hati mereka (band. Rom 2:15). Hati nurani dapat sensitif merasakan mana yang benar dan mana yang salah. Hati nurani yang murni adalah ukuran dari standar moral manusia karena moralitas manusia di hadapan Allah diukur bukan saja berdasarkan atas tindakan atau perbuatannya tetapi juga keinginan, motivasi, ataupun rencanarencana di dalam hati dan pikiran. Manusia pada umumnya menilai kualitas moral atau pribadi manusia berdasarkan penampilan atau performa yang tampak 2
Alkitab mencatat sejumlah orang non-Yahudi atau non-Kristen melakukan kebaikan sebagai pertanda bahwa mereka mempunyai hati nurani. Contoh: Perwira Klaudius Lisias, panitera kota di Efesus, dan penduduk Malta yang memberikan bantuan dan pertolongan kepada Paulus (band. Kisah 19:35; 23:26; 28:2). 8
Penghakiman Tuhan
dari luar tetapi sekali lagi, Tuhan melihat hati (band. 1 Sam 16:7). Tuhan Yesus pernah berkata kepada seorang pria muda kaya yang sangat relijius,”Tidak ada seorangpun yang baik kecuali Allah saja.” (band. Luk 18:19).3 Artinya, semua orang telah berbuat dalam hati dan pikiran karena dosa bukan saja tindakan atau perbuatan. Hubungan antara Pengetahuan, Respon, Iman, Perbuatan, dan Hati Nurani Tuhan akan menghakimi berdasarkan atas pengetahuan manusia akan kebenaran, respon terhadap kasih-Nya, iman, perbuatan, dan hati nurani. Hal ini tidak berarti bahwa keselamatan manusia adalah tergantung dari kemampuan atau kehebatan manusia, tetapi, karena iman manusia kepada Tuhan tidak dapat dipisahkan dari semua elemen tersebut. Semua elemen tersebut tidak dapat dipisahkan dan berdiri sendiri melainkan terintegrasi antara satu dengan yang lain. Iman tidak dapat diverifikasi tanpa perbuatan. Perbuatanperbuatan baik semata dari manusia juga tidak akan berkenan di hadapan Allah jika tidak didasari atas iman. Manusia dapat saja menipu diri sendiri dengan cara melakukan perbuatan3
Pemuda kaya berkata bahwa dia telah melakukan perintah Allah sejak masa kecilnya. Artinya dia bangga akan tindakan-tindakan dan perbuatanperbuatan yang telah dilakukan. Dia menyebut Kristus sebagai guru yang baik berdasarkan ukurang-ukuran manusia dan tidak mengetahui bahwa Kristus tidak berdosa, dan adalah Tuhan (band. Luk 18:18-27; Yoh 8:46) 9
Penghakiman Tuhan
perbuatan baik dan kemudian menganggap dirinya sebagai pribadi yang superior atau menjadi/ setara dengan Allah. Kesimpulan Kita seharusnya sungguh-sungguh belajar dan bertumbuh dalam pengetahuan akan kebenaran, dan menjadi pelaku firman, yang dimotivasi oleh kasih karunia Allah melalui pengampunan dan pengorbanan Kristus di kayu salib. Perbuatan-perbuatan yang kita lakukan seharusnya juga sungguh-sungguh berdasarkan atas iman dan kasih kita kepada Dia. Pada hari penghakiman, Dia akan melihat adakah hati kita seperti itu atau tidak?
10
Penghakiman Tuhan
Pesan untuk Pembaca Jika Anda merasa diberkati dengan tulisan ini dan ingin memberikan donasi untuk mendukung pelayanan beritakanfirman.com, Anda dapat menyalurkannya melalui BCA 7660207371. Donasi Anda akan kami salurkan sepenuhnya untuk pelayanan, pengembangan, dan peningkatan beritakanfirman.com Terima kasih. Tuhan memberkati.
11
Penghakiman Tuhan
Tentang Penulis Naek R. Sijabat adalah Gembala Jemaat GKDI Jambi dan juga Dosen Pendidikan Agama Kristen di Universitas Jambi. Pernah bekerja dan melayani Tuhan di bidang multi media Kristen – menjadi editor sejumlah buku, menulis, dan menjadi manager dan produser sejumlah album rohani Kristen. Secara akademis pernah menyelesaikan study Alkitab dan meraih gelar Master di bidang Biblical Studies. Sudah menikah dan dikarunia dua orang anak.
12
Penghakiman Tuhan
Copyright ©2013 by beritakanfirman.com
13