Harmony IV Modal Approach Setelah mempelajari Orkestrasi sekarang kita kembali lagi pada persoalan Kord & Progresi . Pelajaran Harmoni yang sudah kita lalui pada bagian awal tadi sudah membahas banyak hal dalam Tonalitas atau Tonal Approach. Sekarang kita akan mencoba menerapkan kedalam Sistem Modes atau Modal Approach. Telah kita ketahui dalam Sistem Tonal nada terpenting adalah nada pertama atau Tonika, nada ini menjadi pusat bagi nada-nada lainnya. Ada juga nada lain yang juga penting,yaitu nada ke lima atau Dominan dan setelah itu nada ke empat atau Subdominan. Sekarang hal itu akan kita terapkan juga pada Sistem Modal, misalnya dapat kita lihat pada Dorian Modes dibawah ini :
Kord V dalam Dorian Progression adalah Kord minor, tapi biasanya pada saat menjadi Half Cadence Kord V Kord tersebut cenderung menjadi Dominant 7 Chord (lihat Progrssi minor). Pada akhir buku pertama kita dapat melihat Pustaka Skala ( Scale Library), sekarang kita ambil salah satu Scale atau Modal yang lain lagi, misalnya Nepolitan Mayor Modes :
Jika kita mecoba membuat Progression dari Neapolitan Mayor Modes maka kita akan mendapatkan hasilnya seperti ini :
Sekarang kita akan mencoba dengan Modal yang lain lagi,misalnya Hungarian minor Modes :
Jika kita membuat Progression dari Hungarian minor Modes maka kita akan mendapatkan hasilnya seperti ini :
Setelah kita mengetahui Chord Progression yan kita dapatkan , maka langkah selanjutnya adalah membuat Tema Melodi dari Modes yang akan kita gunakan. Sebagai contoh kita akan menggunakan Hungarian minor Modes. Dibawah ini dapat kita lihat sebuah Frasa Melodi yang berangkat dari Hungarian minor Modes :
Dari Frasa Melody tersebut kita mendapatkan 2 jenis Metrum yaitu 4/4 & 5/4, kita juga mendapatkan Pola Ritme (Rhythm Pattern) seperti yang dapat kita lihat dibawah ini :
Selain itu kita juga mendapatkan beberapa Motif seperti yang dapat kita lihat dibawah ini :
Kita sudah mengumpulkan semua bahan dasar( Modes, Chord Progression, Rhythm dan Melodic Idea), setelah itu kita menentukan Instrument yang akan kita gunakan,lalu mulai menulis. Hal yang sangat penting untuk di ingat pada saat memulai adalah Struktur atau bangunan dari Musik yang akan kita buat, karena pada dasarnya ada cara untuk bertutur didalam semua kesenian , baik itu di Musik, Sastra, Teater, Film , Tari dan hal itu juga terjadi pada Arsitektur. Pada prinsipnya sama seperti membuatcerita,ada Prologue, pengenalan Tema melalui Motif atau seperti pengenalan Tokoh dan cara mengawali sebuah cerita. Dalam hal ini tidak ada rumus yang baku dan pasti, semua tergangtung dari pengalaman Mendengar, Membaca, Melihat contoh – contoh yang sudah dibuat oleh seniman – seniman lain dalam karya Musik, Sastra, Teater, Film,Tari ataupun Seni Rupa. Dengan kata lain hal – hal yang mempengaruhi sebuah karya adalah Pengalaman dan Reference yang dimiliki oleh si seniman tersebut.
Poli Tonal & Poli Modal Setelah kita memahami Sistem Tonal dan Sistem Modal, sekarang kita akan mempelajari cara untuk
menggunakan 2 Sistem atau lebih pada saat yang bersamaan, tehnik ini disebut Poly Tonal atau Poly Modal.
Dapat kita lihat pada contoh diatas Tonal untuk Piano Tangan Kiri (Bass Clef) adalah A minor, Tonal untuk Piano Tangan Kanan (Treble Clef) adalah E Mayor, sedangkan Flute menggunakan Hungarian minor Modes. Sekarang kita lihat hubungan antara ke tiga Skala tersebut.
Pada A minor dan E Mayor Scale ada beberapa Nada yang sama yaitu A,B & E,juga kadang kadang G#. Pada A minor dan D Hungarian minor Scale ada beberapa Nada yang sama yaitu A,D,E & F, juga kadang kadang G#. Pada E Mayor dan D Hungarian minor Scale ada beberapa Nada yang sama yaitu E,G# ,A & C#. Pada ke tiga Scale tersebut juga ada Nada yang sama,yaitu E & A. Dari contoh kasus diatas dapat disimpulkan bahwa semua Scale dan Modes dapat dicampur selama ada satu atau beberapa nada yang sama.
Ritme (Rhythm)
Polo Ritme (Poly Rhythm) Selain istilah Poly Tonal & Poly Modal tentunya kita sering mendengar istilah Poliritme ( Poly Rhythm). Poly Rhythm adalah permainan dari beberapa pola Ritme yang dilakukan pada saat yang bersamaan. Hal
ini dapat kita lihat pada contoh dibawah ini.
Pada contoh 1 dapat kita lihat Poly Rhythm 2:3 dan 3:4
Pada Contoh 2 dapat kita lihat Poly Rhythm 2:3,3:4,4:5,5:6 & 6:7 dengan pola percepatan atau Accelerando.
Pada contoh 3 dapat kita lihat Poly Rhythm 3:5:2.
Birama Ganjil (Odd Meter) Kecenderungan Musik yang umum dan biasa kita dengar bermain pada Birama 2/4,3/4 & 4/4.
Sementara dari contoh – contoh yang kita lihat diatas ada Birama 5/4 & 7/4. Sebenarnya Birama atau Metrum tidak hanya terbatas pada contoh – contoh yang kita dapatkan diatas tadi, masih ada banyak lagi Birama – Birama yang tidak umum tapi banyak dan sering digunakan pada Musik Classic, Romantic, Modern dan Kontemporer, hal ini juga berpengaruh pada Musik - Musik yang berikutnya seperti Jazz dan Rock, dan pada akhirnya juga merambah kepada Musik Pop. Dalam Musik Tradisi pun hal ini terjadi sejak ratusan tahun baik disadari maupun tidak disadari. Contohnya pada Musik Timur Tengah hal ini sudah menjadi bagian dari sistem yang berlaku, juga pada musik India. Jadi Birama Ganjil atau Odd Meter bukanlah hal yang baru, tehnik ini sudah lama menjadi permainan diantara para Maestro musik diseluruh dunia sejak ratusan bahkan mungkin ribuan tahun. Untuk mulai mempelajari hal ini kita akan mulai dengan membahas Birama. Seperti yang kita ketahui Birama 4/4 adalah pengelompokan 4 Nada 1/4, artinya ada dalam satu Birama ada 4 Nada yang bernilai 1/4. Angka 4 didepan atrinya jumlah Nada sedangkan angka 4 yang dibelakang adalah menandakan nilai dari Nada tersebut 1/4 atau satuan terkecil dalam system yang digunakan, artinya Birama 4/8 adalah pengelompokan 4 Nada 1/8, atau dengan kata lain satuan terkecil adalah 1/8. Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa sebelum kita membahas Birama Ganjil maka kita harus memulai dengan membahas satuan terkecil lebih dahulu. Satuan yang dapat kita gunakan adalah 1/2 untuk Birama 2/2, 3/2 & 4/2,satuan 1/4 untuk Birama 2/4, 3/4, 4/4, 5/4, 6/4 dan 7/4,satuan 1/8 untuk birama 3/8, 4/8, 5/8, 6/8, 7/8, 9/8, 11/8, 13/8 dan seterusnya,satuan 1/16 untuk birama 3/16, 5/16, 7/16, 9/16, 11/16, 13/16, 15/16 , 17/16 danseterusnya. Efek dari satuan 1/2 menghasilkan rasa rentang waktu yang lebar & panjang,satuan 1/4 memberikan rasa normal beat,sedangkan satuan 1/8 & 1/16 memberikan rasa Sinkop (Sincopation) atau meloncat. Didalam satu Birama dapat dibagi menjadi unit – unit kecil,yaitu 1 ketuk,2 ketuk & 3 ketuk ,hal ini dapat kita lihat dari hal yang paling sederhana yaitu Birama 3/4 , 4/4 & 5/4.
Pada Birama 3/4 Aksen jatuh pada ketukan 1 & 3,grouping 2 + 1 Pada Birama 4/4 Aksen jatuh pada ketukan 1 & 3,grouping 2 + 2 Pada Birama 3/4 Aksen jatuh pada ketukan 1 & 3,grouping 3 + 2 Unit kecil ini sangat membantu kita untuk memahami dan merasakan Birama Ganjil,dibawah ini dapat kita lihat bagaimana cara membagi satu Birama dalam satuan yang lebih kecil : 5/8 6/8 7/8 9/8 11/8
3+2,2+3 3+3 4+3,3+4,2+2+3,2+3+2,3+2+2 4+5,5+4,3+3+3 5 + 6 , 6 + 5 , 4 + 4 + 3 , 4 + 3 + 4 , 3 + 4 + 4 dan seterusnya.
Birama yang Tidak Beraturan (Irregular Metrum) Irregular Metrum atau perubahan Birama secara terus menerus terjadi karena tuntutan kebutuhan dari
Aksen Melody, hal ini umum dilakukan oleh banyak Komponis Musik Modern diawal abad 20, seperti Bela Bartok (Hungaria), Igor Stravisky (Rusia) , Olivier Messiaen (France)dan lainnya, dan hal itu juga berpengaruh pada perkembangan Musik Jazz di akhir abad 20. Sebenarnya hal ini terinspirasi dan juga dipengaruhi oleh Musik – Musik Tradisi seperti Musik India dan Afrika dan juga dari daerah daerah lainnya. Dibawah ini dapat kitalihat beberapa cuplikan dari karya – karya Komposer yang disebutkan diatas .
Histoire du Soldat – Igor Stravinsky
Turanggalila Symphonie – Olivier Messiaen (Part Piano)
Serial Music & Atonal Musik ini diawali oleh 3 Wina (Arnold Schoenberg ,Alban Berg & Anton Webern ) pada saat sekitar Perang Dunia ke II di Jerman. Aturan yang digunakan adalah seperti pembalikan dari aturan baku dari Tonal Harmony & Counterpoint, juga memperlakukan semua nanda secara setara ( Equal )atau dengan kata lain : tidak ada nada utama(Tonal) disini. Serial Music adalah Musik yang menggunakan ke dua belas nada dengan system deret, tangga nada sudah tidak digunakan disini, yang berlaku disini adalah Row atau deret yang digunakan.Untuk membuat sebuah Row atau deret digunakan angka 0 – 11 yang mereprentasikan nada C – B, dibawah ini dapat
kita lihat koresponden antara angka dengan nada :
C – C#/Db – D – D#/Eb – E – F – F#/Gb – G – G#/Ab – A – A#/Bb – B
0
1
2
3
4 5
6
7
8
9
10
11
Disini dapat kita lihat hubungannya dengan Transpose pada Sequencer, yang menjadi perbedaan adalah Transpose pada Sequencer menggunakan angka 12 untuk Octave sedangkan pada system deret hanya menggunakan angka 0 – 11 saja*. Seperti yang sudah kita ketahui hal yang terpenting pada system Tonal adalah Key Center yang menjadi titik pusat dari semua nada dalam system tersebut, maka urutan nada menjadi hal yang sangat penting dalam system Tonal. Sedangkan pada Serial Music hal tersebut diharamkan, tidak boleh ada Key Center , tidak ada tingkatan seperti yang ada dalam Tonal Music, yang menjadi benang merah nya adalah deret itu sendiri. Penggunaan Interval Consonant sangat berperan pada Tonal System untuk memberikan rasa aman dan Interval Dissonant digunakan untukmemberikan ketegangan, sedangkan pada Serial Music
kebalikannya, Interval Consonant menjadi hal yang harus dihindari. Semakin tajam Interval yang digunakan akan semakin baik. Catatan Kaki
*Lihat Transpose di buku II
Row atau Deret Cara membuat sebuah Row atau Deret adalah dengan cara menyusun angka 0 – 11 dengan tidak berurutan, setelah itu baru kita memindahkannya menjadi urutan nada. Hal tersebut dapat kita lihat pada contoh dibawah ini : Misalnya kita menyusun Deret seperti ini Number Note
4 – 3 – 5 – 10 – 9 – 6 – 2 – 8 – 0 – 1 – 7 – 11 E – D# – F – Bb – A – F# – D – G# – C – C# – G – B
Hasilnya adalah :
atau
atau
atau
dan seterusnya. Pada saat kita membuat Musik dari deret yang sudah kita buat (seperti contoh diatas)semua variant atau kemungkinan dapat kita gunakan, hanya urutan dari deret nada tersebut yang tidak berubah . Jika pada Tonal & Modal System rasa yang terbentuk dibangun dari Tonal Center dan Interval dari Modes yang kita gunakan, sedangkan pada Serial Music rasa yang terbentuk dibangun dari Deret atau Row yang kita buat, karena itu didalam Musik jenis ini mempertahankan Deret menjadi hal yang sangat penting .
Untuk menghindari pengulangan yang membosankan maka perubahan atau variant dari sebuah deret hanya dapat dilakukan dengan beberapa cara atau tehnik.
1. Transpose : penggunaan tehnik Transpose disini sama persis dengan tehnik transpose pada Musik Tonal. Original
Transpose 3rd minor
2. Inversion : Jika kita menaruh satu titik sebagai sumbu (misalnya nada C ), lalu kita membuat langkah yang berlawanan dari langkah deret Original maka kita akan mendapatkan deret yang baru .
Original
Inversion
3. Retrograde : Jika kita membalik sebuah deret dan menuliskannya dari akhir ke awal, kita akan Mendapatkan deret yang baru.
Original
Retrograde
4. Retrograde Inversion : Inversion yang dibaca mundur.
Original
Retrograde Inversion
Harmoni dari Serial Music dibangun dan dibentuk dengan permainan tehnik yang telah kita lihat di atas.
Ritme
Seperti juga pada permainan Interval pada sebuah Deret ,Regular Ritme seperti Beat juga sesuatu yang harus dihindari, karena Beat akan membentuk gravitasi pada Ritme. Bahkan beberapa Komposer mempergunakan Deret untuk digunakan dalam membuat pola Ritme. Hal yang terpenting disini adalah menghindari pengulangan, sebab sesuatu yang terdengar berulang dalam dalam musik akan memberikan kenyamanan bagi orang yang mendengarkannya , sama seperti terbentuknya Tonal Center dalam musik Tonal. Tehnik Retrograde(mundur) juga bisa dipergunakan sebagai salah satu cara untuk membuat Ritme dalam musik seri (Serialism Music).
Penutup Setelah membaca isi buku ini mungkin pembaca akan merasa kurang atau sedikit sekali informasi yang lebih terperinci tentang topik yang sudah kita bahas sebelumnya. Memang penulis juga menyadari hal itu, karena buku ini memang dibuat untuk memicu semangat berfikir dari para pembaca. Kita semua
bisa melangkah lebih jauh lagi jika kita terus menerus menumbuhkan budaya berfikir pada diri kita masing masing. Pada dasarnya mempelajari musik Barat tidak akan membuat kita menjadi Barat, akan
tetapi mempelajari sistem yang berlaku dalam musik tertentu seperti teori musik yang sudah berlaku umum di negara negara yang sudah maju adalah hal yang sangat diperlukan. Hal itu terjadi di mana mana dan berulang dalam sejarah peradaban manusia seperti Eropa yang belajar dari puncak peradaban Bani Umayah(Andalusia) untuk bergerak kearah zaman Rennaisance, dan juga terjadi pada Japan dengan restorasi Meiji. Selama kita tetap berpegang pada akar budaya kita sendiri, baru kita akan bisa tumbuh sederajat dan saling berbagi dengan bangsa bangsa lain di dunia .