Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
29
MISKIN TETAPI EFISIEN ? SUATU TELAAH TERHADAP FUNGSI PRODUKSI PADI -Harianto1 dan Dwi Astuti Bertha Susila2 1
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen - IPB. 2 Analis Pertanian, Bogor.
ABSTRACT The objective of this study is to evaluate whether rice farming in Indonesia has been efficient in utilizing production inputs. This study also analyzes whether the farmers are responsive to the changing on output and inputs prices. The rice farming is taken as a case study because up to present rice is still an important and strategic commodity in Indonesia. Rice is also a commodity that poses lots of government intervention. Data used in this study were data at household level that have been collected through Patanas (National Farmers Panel) project. Based on data analysis, it showed that efficiency of rice farming in Indonesia needs to be improved more. Farmers applied too much labor for their rice farming, especially women labor. Farmers showed a significant responsiveness to the changing of output and inputs prices. As a result, this study suggests the needs to increase the non-agriculture job opportunities in rural area, such as rural industrialization programs, in order to absorb the surplus labor forces. Keywords : rice farming, production, efficiency, elasticity.
PENDAHULUAN
resiko.
Petani di negara berkembang bukan
sepenuhnya
bertindak
sebagai
businessman,
Petani di negara-negara berkembang, seperti
melainkan lebih sebagai kepala rumahtangga.
di Indonesia, sering dianggap tidak efisien dalam
Urusan yang terkait dengan usahanya tidak dapat
menjalankan usahanya.
dilepaskan dari urusan rumahtangga. Usahatani
memiliki
pengetahuan
mengambil
tindakan
Petani dianggap tidak yang yang
memadai
untuk
sebagai entitas bisnis dengan demikian sulit
mengarah
pada
untuk dipisahkan dari permasalahan rumahtangga
optimalitas. Apakah benar petani tidak memiliki
petani.
pengetahuan
yang
produksi dianggap tidak sepenuhnya berbasiskan
mengakibatkan keputusan yang diambil menjadi
pada marjinalitas untuk menuju keadaan yang
tidak efisien? Sedangkan petani umumnya telah
optimal.
yang
memadai,
menjalankan usahanya dalam waktu yang cukup lama
dan
melakukannya
Jika petani memang bukan bertujuan untuk
berulang,
memaksimumkan keuntungan, maka berbagai
sehingga melalui pembelajaran (learning by
kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan
doing) perbaikan efisiensi akan terjadi.
produksi dan pendapatan, petani bisa salah
Penyebab
lain
yang
secara
Dengan demikian keputusan-keputusan
sebagai
dalam perumusannya. Kebijakan ekonomi yang
sumber inefisiensi adalah adanya perbedaan
ditengarai
terkait dengan petani, selama ini melandaskan
tujuan petani di negara berkembang dengan
pada asumsi bahwa petani akan
petani di negara maju.
dengan baik
Petani di negara maju
merespon
sinyal-sinyal pasar (harga produk
sepenuhnya bertujuan untuk memaksimumkan
dan harga bahan baku) yang mencerminkan
keuntungan dari usahataninya. Sedangkan petani
potensi keuntungan atau kerugian (Norton, 2004).
di
Jika harga produk meningkat, maka diperkirakan
negara
berkembang
cenderung
bukan
bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan,
petani
melainkan bertujuan lebih pada meminimumkan
Demikian juga jika harga input produksi turun,
Harianto dan Dwi Astuti Bertha Susila
akan
meningkatkan
produksinya.
Miskin Tetapi Efisien? Suatu Telaah Terhadap Fungsi Produksi Padi
30
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
karena diberi subsidi, maka petani diperkirakan
pasar.
Jika dianggap seluruh produk yang
akan meningkatkan penggunaan input tersebut.
dihasilkan dijual ke pasar, maka nilai produk
Hal sebaliknya terjadi jika harga produk turun
akan sama dengan penerimaan total usahatani.
dan harga input naik.
Petani juga dianggap bertindak sebagai penerima
Tulisan ini menyajikan hasil penelitian yang
harga
taker)
(price
untuk
produk
yang
bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi petani
dihasilkannya maupun untuk faktor produksi
padi. Tujuan secara spesifik ditujukan untuk (1)
(inputs) yang digunakan.
berpengaruh
Untuk menghasilkan keuntungan maksimum
terhadap produksi padi, (2) menganalisis apakah
mengetahui
faktor-faktor
dari usahataninya, maka petani berusaha untuk
petani menggunakan
yang
faktor produksi secara
menggunakan
faktor-faktor produksi secara
efisien, dan (3) menganalisis respon petani
optimal. Hubungan antara jumlah produksi yang
terhadap adanya perubahan harga-harga produk
dihasilkan dengan faktor produksi yang digunakan
dan faktor produksi.
dapat digambarkan dalam suatu fungsi produksi
Komoditas padi dipilih
dengan tiga alasan. menjadi
Pertama, padi masih
komoditas
utama
petani
,dimana q
sebagai berikut:
tanaman
adalah jumlah produksi (output) yang dihasilkan
pangan. Kedua, usahatani padi telah diusahakan
dan x1, x2,…, xn adalah jumlah berbagai faktor
sejak jaman dahulu di Indonesia dan teknologi
produksi (input) yang digunakan. Berbagai faktor
usahatani yang diusahakan relatif seragam antar
produksi tersebut di tingkat petani ada yang
daerah.
bersifat tetap dan ada juga yang bersifat variabel.
Ketiga, komoditas padi atau beras
merupakan intervensi
komoditas kebijakan
yang yang
memperoleh
cukup
intensif
Fungsi produksi memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) bersifat kontinyu dan bernilai tunggal,
dibandingkan dengan komoditas lainnya (Winoto
(2) turunan fungsi produksi secara parsial juga
dan Harianto, 2004).
bersifat kontinyu, dan (3) nilai-nilai output
Usahatani padi memang
penting untuk senantiasa dianalisis dan diketahui perubahan-perubahan
yang
terjadi,
sehingga
berbagai upaya untuk meningkatkan produksi
maupun input adalah non-negatif. Keuntungan
yang
, dimana
dari
usahatani,
adalah keuntungan
adalah harga produk,
jumlah produk yang dihasilkan, faktor produksi
KERANGKA PEMIKIRAN
petani
usahataninya dapat dirumuskan sebagai berikut:
padi dan meningkatkan pendapatan petani dapat dilakukan dengan lebih efektif.
diperoleh
produksi
, dan
adalah
adalah harga
adalah jumlah faktor
yang digunakan. Secara ringkas rumus
tersebut menyatakan bahwa keuntungan sama Teori yang digunakan untuk merumuskan model penelitian
berlandaskan
pada asumsi
dengan penerimaan dari ouput dikurangi biaya untuk
input.
Berdasarkan
rumusan
yang
bahwa petani dalam menjalankan usahataninya
sederhana ini dapat diturunkan penggunaan
bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang
faktor
sebesar-besarnya.
Penggunaan input ke
Keuntungan usahatani dapat
produksi
tertentu
yang
optimal.
mencapai kondisi optimal
didefinisikan sebagai sisa dari nilai produk yang
apabila nilai produk marjinal dari faktor produksi
dihasilkan setelah seluruh biaya yang dikeluarkan
tersebut sama dengan harga faktor produksi atau
untuk
tersebut
secara matematis dapat dirumuskan sebagai.
tentunya
Jika nilai produk marjinal dari
menghasilkan
diperhitungkan. merupakan
produk
Nilai
perkalian
produk
antara
jumlah
yang
diproduksi dengan harga produk yang berlaku di
Harianto dan Dwi Astuti Bertha Susila
suatu faktor produksi lebih besar daripada harganya,
maka
masih
menguntungkan
jika
Miskin Tetapi Efisien? Suatu Telaah Terhadap Fungsi Produksi Padi
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
faktor
produksi
tersebut
ditingkatkan.
Sebaliknya jika harga suatu faktor produksi lebih besar
daripada
nilai
marjinal
produksi dapat diketahui produk marjinal dari masing-masing faktor produksi usahatani padi.
yang
Teori ekonomi tidak memberikan arahan
dihasilkannya, maka penggunaan faktor produksi
yang spesifik tentang bentuk fungsi produksi yang
tersebut dianggap sudah berlebihan dan perlu
digunakan. Ada berbagai bentuk fungsi produksi
dikurangi.
yang dapat digunakan untuk model empiris,
Berdasarkan
produk
31
rumusan
optimalisasi
seperti fungsi produksi linier atau pun kuadratik,
penggunaan suatu faktor produksi akan dapat
fungsi produksi Cobb-Douglas, fungsi produksi
diketahui bagaimana tindakan petani jika ada
Leontief, atau juga fungsi produksi CES (constant
perubahan harga di pasar output ataupun di
elasticity of substitution).
pasar input. Jika harga produk meningkat, maka
fungsi produksi, beserta karakteristiknya, dapat
dapat diduga penggunaan faktor produksi akan
dilihat di Debertin (1986).
cenderung meningkat. Demikian juga jika harga
menggunakan
suatu faktor produksi turun, maka penggunaan
Douglas yang telah banyak digunakan dalam
faktor produksi tersebut akan meningkat. Namun
penelitian-penelitian pertanian.
dalam jangka pendek, petani tidak sensitif
produksi ini mudah diestimasi dan hasilnya juga
terhadap
mudah untuk diinterpretasi.
perubahan-perubahan
dihadapinya.
harga
yang
Respon yang rendah dari petani
model
Berbagai pilihan Penelitian ini
fungsi
produksi
Cobb-
Model fungsi Secara spesifik
model fungsi produksi yang digunakan adalah:
terhadap stimulasi harga-harga ini disebabkan oleh (a) keterbatasan yang dihadapi petani untuk secara cepat mengubah komposisi faktor-faktor produksi
yang
digunakan
akibat
kendala
Dimana:
kelembagaan ataupun kendala modal, dan (2)
= jumlah produksi padi (kilogram)
sifat produksi petani yang memerlukan waktu
= luas lahan petani yang ditanami padi
(lag) sejak tanam sampai panen. Penelitian ini memiliki
hipotesis
bahwa
petani
telah
menggunakan berbagai faktor produksi untuk menghasilkan padi dengan optimal, yaitu telah menyamakan
nilai
produk
marjinal
faktor
produksi dengan harga-harganya. Penelitian juga menduga
bahwa
respon
petani
dalam
(hektar) = jumlah
tenaga
kerja
laki-laki
yang
digunakan (jam) = jumlah tenaga kerja perempuan yang digunakan (jam) = jumlah
pupuk
kimia
yang
digunakan
(kilogram)
penggunaan faktor produksi terhadap perubahan harga ouput dan harga input adalah rendah.
Maksimisasi
keuntungan
tercapai
saat
seluruh faktor produksi yang digunakan masingmasing
METODOLOGI PENELITIAN
nilai produk
harganya.
marjinal sama dengan
Dengan demikian fungsi permintaan
untuk masing-masing input dapat dirumuskan Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
sebagai:
akan diuji dengan menggunakan fungsi produksi. Sedangkan untuk mengetahui respon petani padi terhadap perubahan harga, maka fungsi produksi yang telah diduga digunakan untuk merumuskan fungsi keuntungan (profit function). Dari fungsi
Harianto dan Dwi Astuti Bertha Susila
Miskin Tetapi Efisien? Suatu Telaah Terhadap Fungsi Produksi Padi
32
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
Apabila fungsi permintaan terhadap input ini
diukur
dalam
satuan
rupiah
per
kilogram.
dimasukkan ke dalam fungsi produksi, maka akan
Sedangkan harga gabah kering panen merupakan
diperoleh:
harga gabah rata-rata yang diterima petani dalam satu tahun.
Harga rata-rata gabah ini
diperoleh dari hasil bagi nilai total gabah kering panen dengan jumlah padi yang dihasilkan dalam
Sedangkan keuntungan adalah
satu tahun. Luas atau
area
tanaman
padi
merupakan
penjumlahan luasan lahan yang dikuasai petani, lahan sewa atau pun milik, yang ditanami padi
.
padi pada setiap musim dalam satu tahun. dengan
Dengan demikian luas area tanaman padi selain
menggunakan metode ordinary least square
tergantung pada luas lahan yang dikuasai petani
(OLS). Berdasarkan model fungsi produksi yang
juga tergantung pada frekuensi tanam dalam
diperoleh dan perhitungan fungsi keuntungannya,
satu tahun.
maka dapat dihitung bagaimana respon produksi
dinyatakan dalam satuan hektar.
Model
dan
fungsi
keuntungan
perubahan harga. perubahan dinyatakan
harga dalam
produksi
diduga
Luas area usahatani padi tersebut
berbagai
Penggunaan tenaga kerja tidak dibedakan
Respon petani terhadap
antara tenaga kerja yang berasal dari dalam
petani output
terhadap dan
harga
elastisitas.
input
Rumusan
keluarga dan tenaga kerja dari luar keluarga. Perhitungan
tenaga
kerja
dilakukan
secara
penghitungan elastisitas dari fungsi produksi
terpisah antara tenaga kerja pria dan tenaga
Cobb-Douglas menggunakan pendekatan yang
kerja perempuan.
dianjurkan Barnum dan Squire (1979).
pria
Untuk
atau
Penggunaan tenaga kerja,
perempuan,
merupakan
total
melihat kemungkinan adanya perbedaan perilaku
penggunaan tenaga kerja dalam usahatani padi
atau respon petani terhadap stimulus perubahan
sejak
harga,
analisis
sampai pada pasca panen yang siap jual dalam
terhadap total petani, juga akan dilakukan
bentuk gabah kering panen. Penggunaan tenaga
analisis secara terpisah antara petani yang
kerja dinyatakan dalam jam.
maka
disamping
dilakukan
lahannya kurang dari 0,5 hektar dengan petani
dari
pengolahan
tanah,
penyemaian,
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data penelitian Patanas (Panel Petani
yang luas lahannya lebih dari 0,5 hektar. Dalam penelitian ini, analisis fungsi produksi
Nasional)
yang
dilakukan
di
Jawa
Barat.
menggunakan jumlah produksi padi selama satu
Pengumpulan data Patanas dilakukan dengan
tahun. Produksi padi yang dimaksud merupakan
metode survei, dimana unit pengamatannya
produksi dalam bentuk gabah kering panen yang
adalah rumahtangga. Dalam Patanas, desa-desa
dihasilkan dalam satu tahun dan dinyatakan
darimana sampel diambil dibedakan menurut
dalam satuan kilogram. Penggunaan pupuk kimia
kondisi agroekosistem yang terdiri dari ekosistem
merupakan penjumlahan total dari pupuk Urea,
lahan sawah dataran tinggi, lahan sawah dataran
TSP, KCl, dan NPK yang dipergunakan petani padi
rendah, lahan kering dan pantai. Rumahtangga
dalam setahun. Oleh sebab itu harga pupuk yang
dipilih
digunakan
yang
(stratified random sampling), yang didasarkan
diperoleh dari nilai total pupuk dibagi dengan
atas penguasaan aset produktif dan sumber
jumlah pupuk yang digunakan. Harga pupuk yang
pendapatan
digunakan adalah harga di tingkat petani dan
penelitian, maka petani responden yang dipilih
merupakan
Harianto dan Dwi Astuti Bertha Susila
harga
implisit
dengan
metode
utama.
acak
terstratifikasi
Sesuai dengan
tujuan
Miskin Tetapi Efisien? Suatu Telaah Terhadap Fungsi Produksi Padi
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
dari
data
Patanas
pendapatan
adalah
utamanya
dari
33
mereka
yang
antara petani yang berlahan lebih dari 0,50
usahatani
padi.
hektar dengan petani yang lahannya kurang dari
Rumahtangga petani padi yang diambil adalah
0,50
yang berasal dari agroekosistem sawah dataran
diperoleh petani dari usahatani padi per hektar
rendah dan sawah dataran tinggi.
per
Jumlah
hektar. musim
Rata-rata adalah
keuntungan
sebesar
Rp
2,36
yang juta.
responden petani yang terpilih adalah sebesar
Keuntungan yang diperoleh petani yang memiliki
125 responden.
lahan lebih besar dar 0,50 hektar ternyata lebih tinggi 13,62 persen dibandingkan petani yang lahannya di bawah 0,50 hektar.
HASIL PENELITIAN
Perbedaan ini
terutama bersumber dari perbedaan harga yang diterima petani. Petani lahan luas memperoleh
Pertanian memberikan kontribusi sebesar 62,03
persen
terhadap
total
rumahtangga petani responden.
harga yang lebih tinggi dari pada petani lahan
pendapatan
sempit untuk padi yang dihasilkan. Petani lahan
Sektor non-
luas lebih mampu menahan padinya untuk dijual
pertanian memberikan pangsa sebesar 27,06
saat harga lebih tinggi. Sedangkan petani lahan
persen, dan sisanya merupakan pangsa dari
sempit segera menjual hasil panennya, karena
pendapatan yang berasal dari uang kiriman, uang
terdesak
pensiun, uang hasil menyewakan lahan, dan
kebutuhan pokok rumahtangga lainnya.
sebagainya. Kontribusi usahatani padi pada total pendapatan
sebesar
hutang
ataupun
Hasil pendugaan fungsi produksi usahatani
42,58
padi dapat dilihat pada Tabel 1. Fungsi produksi dibedakan berdasarkan luas lahan yang dikuasai,
pendapatan rumahtangga petani dengan lahan
yaitu luas lahan di bawah 0,50 hektar, di atas
lebih dari 0,50 hektar ternyata lebih besar
0,50 hektar, dan gabungannya.
daripada rumahtangga yang lahannya lebih kecil
produksi memperlihatkan koefisien determinasi
dari 0,50 hektar, yaitu masing-masing 49,58
(R2) yang tinggi, yaitu 0,9635, 0,9570, dan 0,9740.
persen dan 38,78 persen.
Hal ini mengindikasikan bahwa peubah-peubah
Rata-rata
rata-rata
membayar
Kontribusi usahatani padi terhadap
persen.
adalah
untuk
pendapatan
rumahtangga
yang
digunakan
dalam
Ketiga fungsi
model
mampu
responden per tahun adalah sebesar Rp 6,78 juta.
memberikan penjelasan dengan baik terhadap
Rumahtangga yang menguasai lahan lebih dari
keragaman yang terjadi pada tingkat produksi
0,50 hektar, pendapatannya lebih tinggi sebesar
usahatani padi.
54,31 persen dibandingkan dengan rata-rata,
Berdasarkan hasil dugaan, ternyata lahan
sedangkan yang menguasai lahan kurang dari
merupakan faktor produksi yang paling penting.
0,50 hektar pendapatannya 29,50 persen lebih
Hal
rendah
sebelumnya (Kasryno, 1985, Irawan dan Rachman,
dari
rata-rata.
Kontribusi
sektor
ini
sesuai
dengan
berbagai
penelitian
pertanian terhadap pendapatan rumahtangga
1988, dan Sumaryanto 2001). Lahan memberikan
responden berbanding lurus dengan luas lahan
kontribusi
yang dikuasainya.
produksi. Setiap terjadi peningkatan luas lahan
merupakan
aset
Lahan tampaknya masih utama
sumber
pendapatan
responden. Usahatani
padi
responden
menghasilkan
paling
besar
terhadap
kenaikan
sebesar 1 persen akan berakibat pada perubahan hasil produksi sebesar 0,8799 persen.
Untuk
penguasaan
hektar
lahan
lebih
dari
0,50
produk rata-rata sebesar 4,28 ton gabah kering
elastisitas tersebut lebih besar dari pada lahan
panen
yang lebih kecil dari 0,50 hektar, yaitu masing-
per
hektar
per
musim.
Besaran
produktivitas usahatani padi tidak berbeda nyata
Harianto dan Dwi Astuti Bertha Susila
masing adalah 0,9578 dan 0,8435.
Miskin Tetapi Efisien? Suatu Telaah Terhadap Fungsi Produksi Padi
34
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
Tabel 1. Dugaan Parameter Fungsi Produksi Usahatani Padi Berdasarkan Penguasaan Lahan Peubah Nilai Parameter ≤ 0,50 hektar ≥ 0,50 hektar Gabungan Konstanta 7,6649** 7,7503** 7,7193** (18,645) (16,616) (24,787) Lahan 0,8435** 0,9578** 0,8799** (12,976) (11,408) (17,902) Tenaga kerja pria -0,0022 0,0955* 0,0293 (-0,055) (2,037) (0,960) Tenaga kerja perempuan -0,0405 -0,0941* -0,0619* (-0,988) (-2,375) (-2,146) Pupuk Kimia 0,1541** 0,0939 0,1388** (3,209) (1,507) (3,675) R2 0,9635 0,9570 0,9740 Keterangan: ** nyata pada taraf 1 persen * nyata pada taraf 5 persen ( ) nilai t-statistik
Pupuk kimia merupakan faktor produksi
Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan
penting kedua setelah lahan. Elastisitas produksi
dalam Tabel 1 terlihat bahwa penggunaan tenaga
padi terhadap penambahan penggunaan pupuk
kerja wanita menunjukkan kecenderungan yang
secara agregat adalah 0,139.
berlebihan. Hal ini terlihat dari tanda elastisitas
Hal itu berarti
setiap terjadi peningkatan penggunaan pupuk
yang negatif yaitu -0,062 yang berarti bahwa
kimia sebesar 1 persen maka produksi padi akan
setiap terjadi peningkatan penggunaan tenaga
meningkat sebesar 0,139 persen.
Berdasarkan
kerja wanita sebesar satu persen maka akan
kelompok penguasaan lahan respon produksi
terjadi penurunan tingkat produksi sebesar 0,062
terhadap
persen.
penggunaan
pupuk
kimia
tersebut
memperlihatkan besaran yang berbeda.
Berbeda dengan penggunaan tenaga
Pada
kerja wanita, penambahan penggunaan tenaga
kelompok responden dengan penguasaan lahan
kerja pria menunjukkan respon produksi yang
kurang dari 0,5 hektar elastisitas produksi padi
positif meskipun sangat inelastis yaitu 0,029.
terhadap penggunaan pupuk kimia adalah 0,154 sedangkan
pada
penguasaan
responden
lahan
elastisitasnya
lebih
adalah
dengan
terhadap penambahan penggunaan tenaga kerja
0,5
hektar
wanita terlihat pula pada kedua kelompok
namun
secara
penguasaan lahan meskipun dengan besaran yang
dari
0,094
Fenomena respon produksi yang negatif
kelas
statistik pengaruhnya tidak nyata pada tingkat
berbeda.
kepercayaan 5 persen.
pria menunjukkan respon yang berbeda antar
Dalam penelitian ini penggunaan tenaga
kelompok.
Sedangkan penggunaan tenaga kerja Pada kelompok penguasaan lahan
kerja dilakukan pembedaan berdasarkan jenis
kurang dari 0,5 hektar penambahan penggunaan
kelaminnya yaitu pria dan wanita.
Hal ini
tenaga kerja pria akan menurunkan tingkat
dilakukan atas pemikiran bahwa penggunaan
produksi padi, sedangkan pada kelompok dengan
tenaga kerja pria dan wanita tidak dapat
luas penguasaan lahan lebih dari 0,5 hektar
bersubstitusi sempurna.
Beberapa pekerjaan
penambahan penggunaan tenaga kerja pria masih
hanya dilakukan oleh pria seperti pengolahan
akan berdampak positif terhadap peningkatan
tanah
produksi padi.
dan
pekerjaan
penyemprotan yang
dilakukan
pria
sedangkan
wanita
penanaman, penyiangan dan pemanenan. Harianto dan Dwi Astuti Bertha Susila
adalah
Hasil analisis penggunaan tenaga
kerja dalam penelitian ini menegaskan kembali hasil
penelitian
Sumaryanto
(2001)
yang
Miskin Tetapi Efisien? Suatu Telaah Terhadap Fungsi Produksi Padi
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
35
menyatakan bahwa telah terjadi penggunaan
bahwa pada tingkat
tenaga
kerja
berlebih
kegiatan
efisiensi tercapai hanya pada penggunaan pupuk kimia. Sedangkan bila dipilah berdasarkan luas
kerja berlebih khususnya pada tenaga kerja
penguasaan lahan terlihat kondisi yang berbeda.
wanita dalam kegiatan usahatani padi dapat
Pada kelompok penguasaan lahan lebih dari 0,5
disebabkan oleh terbatasnya kesempatan kerja
hektar efisiensi tercapai pada penggunaan input
yang ada di pedesaan. Terbatasnya kesempatan
tenaga
kerja yang ada di pedesaan memiliki dampak
Sedangkan pada kelompok penguasaan lahan
lebih besar bagi tenaga kerja wanita dibanding
kurang dari 0,5 hektar hanya penggunaan pupuk
pria karena pria memiliki mobilitas lebih tinggi
kimia yang dapat dikategorikan efisien dalam
untuk bekerja di luar desa.
penggunaannya.
kesempatan
pada
5 persen
produksi padi di Jawa Barat. Penggunaan tenaga
peningkatan
yang
kepercayaan
Oleh karenanya
kerja
di
pedesaan
kerja
laki-laki
Tabel 2
dan
pupuk
kimia.
memperlihatkan bahwa indeks
sebaiknya lebih diprioritaskan untuk menyerap
efisiensi untuk tenaga kerja baik pria maupun
tenaga kerja wanita.
wanita nilainya lebih kecil dari satu yang berarti
Berdasarkan kondisi petani sebagai penerima
bahwa setiap tambahan biaya yang dikeluarkan
harga, alokasi penggunaan faktor produksi sudah
untuk
efisien apabila nilai produk marjinal (NPM) setiap
tambahan penerimaan yang lebih rendah. Dalam
faktor produksi sama besarnya dengan harga
penggunaan
faktor produksi yang bersangkutan. Pada kondisi
efisiensinya adalah -0,581 yang berarti bahwa
demikian
besarnya
faktor
penerimaan akan berkurang sebesar 58,1 persen
produksi
akan sama dengan pangsa masing-
dari setiap unit biaya yang dikeluarkan untuk
masing
faktor
penerimaan.
elastisitas
produksi
setiap
terhadap
pengadaan
tenaga
akan
kerja
menghasilkan
wanita
indeks
total
menambah penggunaan tenaga kerja perempuan.
Kondisi tersebut mencerminkan
Sejalan dengan hasil dugaan fungsi produksi,
bahwa setiap tambahan biaya yang dikeluarkan
nampaknya
untuk
wanita
pengadaan
menghasilkan
input
faktor
tambahan
jumlah yang sebanding.
produksi
penerimaan
akan dalam
Jika NPM suatu faktor
penggunaan
yang
tidak
input
efisien
tenaga
kerja
tersebut
lebih
disebabkan oleh penggunaannya yang sudah berlebihan.
produksi secara nyata lebih kecil daripada harga
Hasil analisis respon petani padi terhadap
faktor produksi tersebut, maka bagi petani akan
harga-harga output maupun input dapat dilihat
lebih menguntungkan jika penggunaan faktor
pada Tabel 3.
produksi tersebut dikurangi.
keuntungan terhadap perubahan harga padi dan
Dalam analisis ini hanya penggunaan faktor
Respon produksi padi dan
parameter efisiensi teknis
bertanda positif,
produksi variabel yaitu pupuk kimia, tenaga kerja
artinya bila terjadi peningkatan harga padi atau
laki-laki
dikaji.
perbaikan dalam teknis usahatani padi maka
penggunaan
produksi padi akan meningkat demikian pula
dan
Sedangkan
perempuan
pengkajian
yang
akan
efisiensi
faktor produksi tetap yaitu lahan tidak dilakukan
keuntungan
karena,
Sedangkan bila harga output menurun
perspektif
fungsi
produksi
yang
digunakan adalah jangka pendek. Melalui
pengujian
hipotesis
yang
dapat
diperoleh
petani. maka
keuntungan yang diterima oleh petani juga akan kesamaan
menurun.
elastisitas input dengan faktor sharenya terlihat
Harianto dan Dwi Astuti Bertha Susila
Miskin Tetapi Efisien? Suatu Telaah Terhadap Fungsi Produksi Padi
36
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
Tabel 2. Efisiensi Alokasi Usahatani Padi Berdasarkan Luas Penguasaan Lahan Rata-rata Variabel satuan Harga/unit thitung geometrik Penguasaan Lahan < 0,5 hektar kg 1 621,67 ha 0,38 jam 255,16 jam 173,95 kg 132,87 Penguasaan Lahan ≥ 0,5 hektar kg 5 575,56 ha 1,32 jam 709,66 jam 487,03 kg 414,24 Agregat Kg 2 504,66 Ha 0,59 Jam 365,75 Jam 249,93 Kg 198,27
Produksi Lahan Tenaga kerja laki-laki Tenaga kerja perempuan Pupuk kimia Produksi Lahan Tenaga kerja laki-laki Tenaga kerja perempuan Pupuk kimia Produksi Lahan Tenaga kerja laki-laki Tenaga kerja perempuan Pupuk kimia
Indeks efisiensi
1 032 1 783 1 066 1 364
-6,865 -3,683 0,955*
-0,008 -0,366 1,424
-2,379* -4,878 -0,077*
0,461 -0,949 0,951
-7,110 -5,843 0,900*
0,119 -0,581 1,324
1 039 1 692 1 180 1 381 1 035 1 751 1 106 1 370
Keterangan: * nyata pada tingkat kepercayaan 5 persen
Elastisitas output terhadap harganya secara agregat
adalah
0,1228
artinya
bila
yang diterima petani. Secara agregat elastisitas
terjadi
output terhadap tingkat upah wanita adalah
kenaikan harga padi sebesar 1 persen dan
0,0693 yang berarti setiap terjadi peningkatan
variabel lain dianggap konstan maka produksi
upah wanita sebesar satu persen maka produksi
padi akan meningkat sebesar 0,1228.
Nilai
padi akan meningkat sebesar 0,0693 persen.
elastisitas yang diperoleh ini lebih rendah bila
Demikian pula dengan keuntungan yang diterima
dibandingkan
sebelumnya
petani akan meningkat sebesar 0,0693 persen.
(Simatupang dan Noekman, 1988; Pasandaran,
Hal ini disebabkan karena penggunaan tenaga
Simatupang
kerja wanita yang sudah berlebihan sehingga
menunjukkan
hasil dan
penelitian
Supriyati,
bahwa
1995).
produksi
padi
Hal
ini
semakin
kurang responsif terhadap perubahan harga. Respon
produksi
padi
dan
keuntungan
peningkatan
harga
akan
mendorong
mengurangi penggunaan tenaga kerja wanita dan selanjutnya
akan
berakibat
terhadap harga input tidak seluruhnya bertanda
tingkat
negatif.
keuntungan yang diperoleh.
Peningkatan harga upah wanita justru
petani
produksi
padi
yang
pada
perbaikan
dicapai
serta
akan menambah jumlah produksi dan keuntungan
Harianto dan Dwi Astuti Bertha Susila
Miskin Tetapi Efisien? Suatu Telaah Terhadap Fungsi Produksi Padi
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
Tabel 3.
37
Elastisitas Output dan Elastisitas Keuntungan Terhadap Perubahan Harga Output dan Input Usahatani Padi < 0,5 hektar Elastisitas Elastisitas Output Keuntungan
Variabel Harga output Tingkat upah pria Tingkat upah wanita Tingkat harga pupuk kimia Parameter efisiensi teknis alami
> 0,5 hektar Elastisitas Elastisitas Output Keuntungan
Agregat Elastisitas Elastisitas Output Keuntungan
0,1253
1,1253
0,1054
1,1054
0,1228
1,1189
0,0025
0,0025
-0,1056
-0,1056
-0,0329
-0,0329
0,0457
0,0457
0,1040
0,1040
0,0693
0,0693
-0,1735
-0,1735
-0,1038
-0,1038
-0,1553
-0,1553
1,1253
1,1253
1,1054
1,1054
1,1189
1,1189
KESIMPULAN
padi dan sekaligus juga akan mengatasi masalah
Lahan masih merupakan faktor produksi
pengangguran.
paling penting dalam usahatani padi. Sedangkan pupuk kimia merupakan faktor produksi penting yang kedua setelah lahan.
Penggunaan tenaga
kerja sudah tidak efisien hal ini terlihat dari angka
elastisitas
yang
bertanda
negatif.
Penambahan penggunaan tenaga kerja justru akan menurunkan produksi padi. Respon jumlah produksi padi yang dihasilkan dan keuntungan petani adalah positif terhadap perubahan harga padi,
tingkat
upah
wanita
dan
perubahan
teknologi. Sedangkan terhadap perubahan harga pupuk kimia dan tingkat upah pria memiliki respon yang negatif.
Dengan demikian, petani
padi masih memberikan respon terhadap sinyalsinyal perubahan harga. Penggunaan tenaga kerja sudah tidak efisien, terlihat dari angka elastisitas produksi yang bertanda negatif. Penggunaan tenaga kerja yang berlebihan tersebut dapat disebabkan karena terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia di pedesaan. Hal tersebut didukung pula oleh data yang
menunjukkan
bahwa
waktu
yang
dipergunakan untuk bekerja dalam rumahtangga petani masih sangat rendah dibanding potensi ketersediaan waktu yang mereka miliki. Dengan demikian kebijakan untuk memperbesar lapangan pekerjaan non farm di pedesaan dipandang akan
DAFTAR PUSTAKA Barnum, H. dan L. Squire. 1979. A Model of an Agricultural Household: Theory and Evidence. World Bank, The John Hopkins University Press, Baltimore Debertin, David L. 1986. Agricultural Production Economics. Macmillan Publishing Company, New York. Irawan, Bambang dan Benny Rachman. 1988. Efisiensi Usahatani Padi Sawah di Jawa Barat. Dalam Prosiding Patanas: Perubahan Ekonomi Pedesaan Menuju Struktur Ekonomi Berimbang, Faisal Kasryno dkk (Penyunting), halaman 97-109. Pusat Penelitian Agro Ekonomi, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. Kasryno, Faisal. 1985. Efficiency Analysis of Rice Farming in Java 1977-1983. Jurnal Agro Ekonomi, 4 (2):1-26 Norton, Roger D. 2004. Agricultural Development Policy-Concepts and Experiences. John Wiley and Sons. England. Pasandaran, E., Pantjar Simatupang dan Supriyati. 1995. Respon Penawaran Hasil dan Permintaan Masukan Padi: Suatu Pendugaan Ulang. Jurnal Agro Ekonomi, 14 (2): 44-54.
berdampak positif terhadap tingkat produktivitas Harianto dan Dwi Astuti Bertha Susila
Miskin Tetapi Efisien? Suatu Telaah Terhadap Fungsi Produksi Padi
38
Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 2. No 1 – Juni 2008)
Simatupang, Pantjar dan Khairina Noekman. 1988. Pola Usahatani Padi dan Elastisitas Permintaan Masukan Serta Penawaran Hasil di Tingkat Petani di Sumatera Barat. Dalam Prosiding Patanas: Perubahan Ekonomi Pedesaan Menuju Struktur Ekonomi Berimbang, Faisal Kasryno dkk (Penyunting), halaman 75-87. Pusat Penelitian Agro Ekonomi, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor. Sumaryanto. 2001. Estimasi Tingkat Efisiensi Usahatani Padi dengan Fungsi Produksi Frontir Stokastik. Jurnal Agro Ekonomi, 19 (1):65-81. Winoto, J. dan Harianto. 2004. Pembangunan Pertanian dan Ketahanan Pangan. Makalah pada workshop “Agriculture Policy for the Future”. 12-13 Februari 2004, Jakarta.
Harianto dan Dwi Astuti Bertha Susila
Miskin Tetapi Efisien? Suatu Telaah Terhadap Fungsi Produksi Padi