Hari ini adalah hari pertama Cha In Hyeong masuk sekolah menengah atas. In Hyeong berhasil masuk sekolah nomor satu di Kota Busan, Korea Selatan yaitu Busan International School dan ia berhasil masuk hanya melalui tes rapor. Sungguh kebahagiaan tersendiri baginya. Setelah mengecek semua buku yang akan dibawanya. In Hyeong langsung menuju ke sekolah dengan motor matic ungunya. Saat dia tiba di sekolah belum terlalu banyak siswa yang datang. Baru beberapa orang saja. In Hyeong berjalan menuju papan pengumuman setelah memarkirkan motor dan meletakkan helmnya. In Hyeong melihat daftar namanama siswa dan juga kelas yang harus mereka masuki. “Kelas 1-7,” kata In Hyeong pada dirinya sendiri. “Kita sekelas, ya?” In Hyeong terperanjat karena tiba-tiba saja ada suara seseorang. In Hyeong menoleh ke samping kiri dan ia melihat seorang lelaki yang sebaya dengannya dan mengenakan seragam yang sama dengannya. Dia tersenyum ke arah In Hyeong. Lalu mengulurkan tangannya. “Aku Jang Yon Bin,” katanya sambil tetap tersenyum ramah. *** Jin Ho langsung melepaskan headphonenya. Dia membuka matanya dan menurunkan kedua kakinya, lalu menatap In Hyeong. Dia tampak begitu kesal. Tapi,
Yon Bin terlihat sabar dan malah memperkenalkan In Hyeong. “Kau sudah bangun? Kenalkan, ini In Hyeong. Yang kemarin kau tolong.” “Hai, terima kasih, ya, yang kemarin,” kata In Hyeong dengan sedikit takut. Jin Ho hanya menatap In Hyeong tanpa perasaan dan niat ingin membalas sapaannya. Lalu dia menatap Yon Bin tanpa menghiraukan In Hyeong yang sudah tampak seperti orang bodoh. “Pelajaran pertama apa?” tanyanya pada Yon Bin. “Tata Krama dan Ilmu Sosial,” kata Yon Bin tenang seperti biasa. “Katakan pada guru yang akan masuk kalau aku sakit. Aku pergi dulu.” In Hyeong heran melihat tingkah laku Jin Ho yang seenaknya keluar membawa tas ranselnya. *** Hari itu Kamis, 1 November 2007. Awal bulan November dan juga awal pertemuan In Hyeong dengan anak kembar yang menurutnya sangat tampan dan mereka lebih tampan dari Jin Ho dan Yon Bin. “Anak-anak, hari ini kita kedatangan dua orang murid baru dan kebetulan mereka kembar. Silahkan masuk,” kata Wali Kelas mereka, Guru Bae Ryu Joon pada anak baru yang berada di luar. Saat mereka berdua masuk, semua mata langsung tertuju pada mereka dengan wajah terpesona termasuk 2
In Hyeong dan Min Ah. Kecuali, dua orang aneh di belakang mereka, Joon Jin Ho dan Jang Yon Bin yang hanya melipat kedua tangan mereka di depan dada dan menatap dengan wajah santai seperti tidak ada apapun yang menarik perhatian mereka di dunia ini. Ketika kedua anak baru itu berdiri di depan kelas, In Hyeong mendengar Jin Ho berbicara pada Yon Bin. “Bisa masuk tim basket tidak?” “Tidak tahu. Kalau dilihat dari postur tubuh mereka, keliatannya mereka jago dalam hal apa pun,” sahut Yon Bin. “Aku lebih suka dengan yang mengenakan tas selempang dibanding yang tas ransel. Kelihatannya dia sangat cuek, aku suka anak seperti itu. Tidak akan membuat masalah.” In Hyeong berbalik menatap Jin Ho dan Yon Bin dengan sinis. “Bisa diam tidak?” bentaknya. “Sudah jangan ribut. Silahkan Yong Hwa, Yong Hae perkenalkan diri kalian,” kata Guru Bae. Salah satu dari mereka pun mulai berbicara, yang pertama, yang menggunakan tas ransel. “Selamat pagi. Aku Goo Yong Hwa. Aku pindahan dari Seogang High School, daerah Kota Gwangju, Provinsi Jeolla Selatan. Mohon bimbingan kalian semua,” katanya sambil tersenyum ramah. Dan hal itu membuat gadis-gadis di kelas mereka terpesona, begitu juga In Hyeong yang hanya bisa 3
meneguk ludah. Seogang High School adalah sekolah yang sangat terkenal kedisiplinannya. Dan dari sekolah itu juga banyak lulusan yang luar biasa. Rata-rata standar IQ anak Seogang High School itu sekitar 125-145. Seogang High School juga terkenal anak-anak kalangan elitnya. Anak-anak yang masuk ke sekolah itu adalah anak-anak pilihan. Pantas saja jika sampai ada anak dari kawasan kota metropolitan Gwangju yang masuk kemari akan cepat menjadi idola. Apalagi anak lakilakinya. Kembali Jin Ho dan Yon Bin berbincang di tengah keributan. “Aku Goo Yong Hae. Aku bersekolah di sekolah yang sama dengan saudaraku. Mohon bimbingannya,” kata Yong Hae dengan sikap yang sedikit cuek. *** “Itu Kim Jun Su. Dia sahabatku sejak kecil. Rumahnya di depan rumahku. Dia sering kemari bermain playstation ataupun tidur. Jangan aneh dengan rambutnya, itu hasil gen Ibunya. Jun Su, kenalkan ini Cha In Hyeong. Yong Hwa dan Yong Hae sudah mengenalnya, hanya kau saja yang belum pernah mengenalnya.” Jun Su langsung berdiri menghampiri In Hyeong dan Jin Ho. Jun Su mengulurkan tangannya. In Hyeong menyambutnya sambil masing-masing dari mereka mengenalkan diri. Entah kenapa sejak saat itu, In Hyeong merasa kalau suasana lebih hidup ketika mereka berkumpul bersama Jun Su ketimbang bersama Yon Bin. Tidak ada kemunafikan yang di sembunyikan dari seorang Kim Jun Su. 4
Jun Su sendiri berbeda sekolah dengan mereka berempat. Dia bersekolah di sekolah kalangan model,artis dan anak-anak populer lainnya, tepatnya di Gyeonggi Suwon International School, kelas Ilmu Sosial. Tapi, Jun Su sendiri tidak terlihat sombong seperti anakanak yang sekolah di sana, yang pada umumnya memiliki sikap sombong dan meremehkan. Jun Su yang ternyata baru di ketahui memiliki kelahiran yang sama dengan Jin Ho tapi berbeda tahun itu, ternyata memiliki hobi photograph. Dia sendiri bercita-cita menjadi seorang fotografer terkenal. *** Awal bertemu kalian, aku akan bilang ini JODOH Awal mengenal kalian, aku akan bilang ini TAKDIR Mulai dekat dengan kalian, aku akan bilang kalian TEMAN Mulai mencintai kalian, aku akan bilang kalian SAHABAT Mulai menyayangi kalian, aku akan bilang kalian MALAIKAT Saat kalian di dekatku Tertawa bersamaku Tersenyum bersamaku Ikut menangis di sampingku Aku merasa kalian benar-benar menjagaku MALAIKAT yang bagiku sangat baik dan penuh kasih sayang Saat aku merasa terpuruk KALIAN, MALAIKAT ku, datang dan berdiri di 5
sampingku Merangkulku, tersenyum padaku, menciumku, dan memelukku Kehangatan yang tak pernah kurasakan dari seorang SAHABAT Kini telah hadir dan berada dalam diri kalian Merasa beruntung, ya, itulah yang ku rasakan sekarang Jang Yon Bin, MALAIKAT pertama yang kutemui Anak laki-laki yang begitu polos, dewasa dan bijaksana Dia selalu punya pengaruh besar bagi kami Dia pemimpin yang bertanggung jawab dan berhati lembut Joon Jin Ho, MALAIKAT kedua yang ku kenal Anak laki-laki yang cuek namun sangat penuh perhatian Banyak gadis yang menyukainya karena dia sangat tampan Tapi sayang dia SANGAT, SANGAT, SANGAT nakal Goo Yong Hwa MALAIKAT ketigaku Jujur sejak awal melihatnya Aku sudah menyukainya Dia pendiam dan penuh kelembutan Tipe-tipe MALAIKAT idaman >.< Goo Yong Hae MALAIKAT keempatku Kembaran dari Yong Hwa Walaupun terkadang dia bisa lebih menyebalkan dari Jin Ho Tapi aku suka ketika dia memelukku
6
Badannya yang hangat membuatku sangat tenang Sampai ingin tidur zzzz…. -.Jang Yon Bin, Joon Jin Ho Goo Yong Hwa, & Goo Yong Hae 4 orang SAHABATKU 4 orang MALAIKATKU 4 orang yang selalu kurindukan kehadirannya AKU MOHON TERUSLAH JADI MALAIKATKU JADILAH SAHABAT YANG KUSAYANGI JADILAH ORANG-ORANG YANG SELALU KUBANGGAKAN YON BIN, TETAPLAH JADI OPPA KESAYANGANKU JIN HO, TETAPLAH JADI PENJAGA SETIAKU YONG HWA, TETAPLAH JADI MERPATI PUTIHKU YONG HAE, TETAPLAH JADI PEMELUK SETIA CHA IN HYEONG KARENA AKU AKAN SELALU BERDIRI SETIA MENUNGGU KAPAN PUN KALIAN AKAN KEMBALI JIKA NANTI KITA BERPISAH UNTUK WAKTU YANG LAMA KARENA AKU AKAN TETAP SETIA MENJADI KEKASIH KALIAN BEREMPAT YANG SANGAT, SANGAT, SANGAT MENYAYANGIKU >.< GAMSAHAMNIDA………… SARANGHAEYO……………. 7
Setelah membaca surat itu, kaki Yon Bin terasa lemas. Yon Bin terduduk, airmatanya tanpa sadar mengalir. Hatinya sakit. Lebih sakit daripada pukulan Yong Hae yang melayang di wajahnya. Lebih sakit daripada di tinggalkan oleh kekasihnya. Sakit hati yang begitu menyakitkan sampai dia tidak bisa menahannya karena terlalu menyiksa. Sakit yang tidak pernah ia rasakan selama menjalani hidupnya. Saat itu teringat kembali kenangan Yon Bin bersama “mantan” sahabat-sahabatnya itu. Teringat kembali bagaimana In Hyeong selalu membagi cokelatnya, hanya untuknya dan In Hyeong tidak membaginya pada Yong Hwa, Yong Hae dan Jin Ho yang terlihat begitu kecewa. Senyum manis In Hyeong ketika menyuapkan roti lapis buatannya. Roti lapis pertama yang di buatkan oleh In Hyeong untuknya dan In Hyeong menyuapinya dengan penuh kasih sayang. Terngiang suara manja In Hyeong ketika memanggilnya… “Oppa...” Teringat kembali bagaimana Jin Ho membagi minumannya saat minuman miliknya tak sengaja tumpah. Tanpa rasa jijik sedikitpun Jin Ho meminum minuman bekas mulutnya. Bagaimana Yong Hwa yang dengan sabar selalu membantunya mengerjakan tugas fisika yang sangat sulit untuk di mengerti olehnya. Teringat saat Yong Hae mempercayakan padanya untuk memasukkan bola basket ke keranjang lawan ketika mereka mengikuti pertandingan basket nasional antar sekolah. Yong Hae yang sulit sekali untuk percaya 8
dengan orang lain, saat itu mempercayakan padanya beban yang begitu berat bagi sebagian orang. Ketika dia di ganggu oleh kakak kelas mereka. Jin Ho, Yong Hwa dan Yong Hae datang membelanya. Jin Ho rela masuk ruang kesiswaan demi menghindarkannya dari tuduhan kakak kelasnya. Jin Ho rela membersihkan tempat sampah selama satu minggu untuk menanggung hukuman yang di terimanya. Jin Ho di bantu Yong Hwa dan Yong Hae membersihkan tempat sampah, tampak gembira menanggung semua beban yang seharusnya di tujukan olehnya. Yon Bin sendiri saat itu tidak bisa membantu karena kakinya patah akibat kelakuan kakak kelas mereka. Dan kembali teringat saat In Hyeong dengan sabar mendorongkan kursi rodanya. Atau membantunya berjalan ketika ingin berdiri dari kursi rodanya. Teringat selama dua minggu In Hyeong selalu turun lebih awal dari yang lain hanya untuk menunggunya di depan pintu gerbang sekolah untuk mendorongkan kursi rodanya. Selama dua minggu In Hyeong terus melayaninya di sekolah layaknya raja. In Hyeong membawakan makanan ke kelas untuknya. Hal itu juga yang membuat Jin Ho, Yong Hwa dan Yong Hae sempat melakukan cara untuk menarik perhatian In Hyeong. Tapi In Hyeong hanya berkata… “Jangan melebihkan. Aku tahu kalian hanya berbohong. Lebih baik bantu aku merawat Yon Bin.” Dan mereka bertiga hanya menggerutu kesal. Tidak pernah sekalipun In Hyeong mengeluh saat 9
merawatnya di sekolah. Wajahnya yang tidak begitu cantik tapi sangat menyenangkan untuk terus di lihat, terkadang penuh keringat karena letih mengurusinya. Tapi, In Hyeong masih dapat tersenyum manis dan riang. Gadis ceria, berkulit putih, bermata sayu, dan sangat cerewet itu kini harus menjalani perawatan di rumah sakit akibat perbuatannya dan teman-teman barunya. Gadis yang selama ini dia pikir hanya menganggapnya sebagai pengawal pribadinya, ternyata begitu menghargai, menghormati dan menyayanginya bahkan menganggapnya sebagai malaikat pelindungnya. Yon Bin menangis terisak dalam penyesalan yang mungkin akan menghantuinya seumur hidupnya. ***
10
