Jurnal Empati, Agustus 2016, Volume 5(3), 589-593
HARDINESS: MEMAKNAI PENGALAMAN MAHASISWA BIDIK MISI YANG MENGIKUTI ORGANISASI RESIMEN MAHASISWA Wanna Pemuda, Erin Ratna Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
[email protected],
Abstrak Hardiness adalah suatu karakteristik yang menjadikan individu memiliki ketabahan dan daya tahan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan perspektif fenomenologis. Data diungkapkan melalui wawancara mendalam terhadap subjek. Penelitian ini bertujuan untuk memahami gambaran hardiness pada mahasiswa bidik misi yang mengikuti organisasi Resimen Mahasiswa. Subjek dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive, yaitu memilih subjek sesuai karakteristik yang telah ditentukan. Karakteristik subjek pada penelitian ini adalah tiga orang anggota Resimen Mahasiswa dan mendapatkan program beasiswa Bidik Misi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik eksplikasi data untuk dapat memberikan gambaran hardiness yang dimiliki subjek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memiliki ketiga karakteristik hardiness (kontrol, komitmen, dan tantangan) meskipun dalam deskripsi yang berbeda-beda. Dukungan sosial menjadi faktor penting yang mempengaruhi hardiness setiap subjek. Coping stress tiap subjek yang berbeda-beda dalam menyelesaikan permasalahannya, dan mengetahui pemaknaan terdalam pada diri subjek dalam memilih keputusan sebagai anggota Resimen Mahasiswa. Kata Kunci: hardiness; resimen mahasiswa, bidik misi
Abstact Hardiness is a characteristic that makes the individual to have fortitude and endurance. This study is a qualitative research with a phenomenological perspective. Data revealed through interviews on the subject. This study aims to understand overview hardiness student who joined the organization Misi Student Regiment. Subjects in this study were taken by using purposive, namely choosing the subject according to the characteristics that have been determined. Characteristics of the subjects in this study were three members of the Student Regiment and get Misi scholarship program. The data were analyzed using the techniques of explication of the data to provide a picture that subject's hardiness. The results showed that the subjects have all three characteristics hardiness (control, commitment and challenge) though in a different description. Social support is an important factor affecting the hardiness of each subject. Coping stress each subject vary in solving the problem, and to know the deepest meaning in the subject in selecting decisions as a member of Student Regiment. Keywords: hardiness; student regiment; bidik misi
PENDAHULUAN Setiap mahasiswa didorong untuk tidak hanya mengikuti perkuliahan dengan baik, namun juga didorong untuk aktif berorganisasi. Banyak sekali organisasi yang dapat diikuti. Salah satu organisasi yang dapat diikuti adalah MENWA. Tujuan dari organisasi MENWA adalah mempersiapkan mahasiswa untuk memiliki jiwa yang cinta kebangsaan, bela negara, pemimpin, dan nilai displin. Organisasi tersebut memiliki banyak manfaat, karena dapat belajar memahami pencapaian ilmu pengetahuan dan keprajuritan dalam aktivitas yang ekstrim berbasis semi militer. Selain itu kita harus memiliki komitmen untuk mencapai tujuan organisasi. Minat menjadi anggota MENWA masih minim. Hanya sebagian besar mahasiswa yang berminat saja yang mendaftar di MENWA, tidak ada unsur paksaan, dan sudah mengetahui konsekuensi untuk menjadi anggota MENWA. Sebagian besar mahasiswa ebih memilih UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) ain daripada menjadi anggota MENWA. Dari sekian ribu mahasiswa baru, hanya beberapa saja yang berminat mengikuti organisasi tersebut. Hal ini disebabkan karena organisasi MENWA yang memiliki banyak kegiatan, memiliki resiko yang terlalu besar, dan menggunakan kemampuan fisik untuk berlatih maupun menjalani kegiatan. Salah satu universitas yang 589
Jurnal Empati, Agustus 2016, Volume 5(3), 589-593 mempunyai UKM MENWA adalah Universitas Diponegoro (UNDIP). Minat mahasiswa untuk mengikuti organisasi tersebut lumayan banyak dibandingkan UKM lain, Meskipun jumlah pendaftarnya berfluktuasi setiap tahunnya. Organisasi MENWA dapat diikuti oleh semua mahasiswa, salah satunya adalah mahasiswa yang mendapat beasiswa Bidik Misi. Beasiswa bidik misi adalah bantuan biaya pendidikan bagi caon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiiki potensi akademik, baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada program studi unggulan sampai lulus tepat waktu. Mahasiswa bidik misi harus dapat memanajemen waktu belajar dan berorganisasi yang berjalan secara bersama-sama tanpa memberatkan satu dengan yang lain. Secara umum tantangan yang dihadapi anggota MENWA cukup berat dan mengakibatkan stress para anggota MENWA. Lazarus (dalam Christyanti dkk, 2010), menjelaskan stress merupakan bentuk interaksi antara individu dengan lingkungan yang dinilai individu sebagai suatu yang membebani atau melampaui kemampuan yang dimiliki, serta mengancam kesejahteraan. Kondisi stres juga mendorong terjadinya perubahan perilaku pada mahasiswa seperti penurunan minat dan efektivitas, penurunan energi, cenderung mengekspresikan perasaan marah, frustasi, bingung, putus asa, serta melemahkan tanggungjawab. Sistem pendidikan yang diterapkan di MENWA yaitu semi militer. Para anggota MENWA harus belajar ilmu kemiliteran dalam olah keprajuritan dan olah pengetahuan bertema wawasan kebangsaan, serta bela negara yang menguras tenaga, fisik, pikiran, dan waktu. Kegiatan-kegiatan yang harus diikuti juga sangat banyak, kegiatannya bersifat insidental maupun rutin. Salah satu kegiatan yang bersifat insidental adalah binjasmil yang diadakan setiap hari Sabtu dan Minggu, pra pendidikan dasar dan diksar, pembaretan, pengamanan wisuda, dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Rektor maupun instansi. Banyak mahasiswa yang mengikuti organisasi MENWA dan tidak meneruskan keanggotaan di organisasi tersebut sampai lulus atau minimal pengabdian selama tiga tahun karena kendala seperti sulitnya membagi waktu, kurangnya kemampuan manajerial, menurunnya nilai IPK, sakit, tekanan fisik dan mental, penindakan dan pembinaan senior yang berlebihan, dan pemberian amanah yang terlalu berat. Para anggota MENWA dapat bertahan dari awa masuk hingga akhir masa pengabdiannya karena adanya motivasi yang kuat untuk berperan aktif dalam mengikuti organisasi MENWA dan merasa mampu daam menghadapi tantangan yang ada. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui gambaran hardiness pada mahasiswa bidik misi yang mengikuti organisasi MENWA dalam berorganisasi dan mempertahankan nilai yang baik hingga lulus nanti. METODE PENELITIAN Perspektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah perspektif fenomenologis. Peneliti dalam pandangan fenomenologis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu. Mereka berusaha untuk masuk ke dalam dunia konseptual para subjek yang ditelitinya sedemikian rupa sehingga individu mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan oleh mereka di sekitar suatu peristiwa dalam kehidupanya sehari-hari (Moleong, 2004). Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang dengan berbagai karakteristik, yaitu mahasiswa penerima program bidik misi, aktif sebagai anggota Resimen Mahasiswa, mahasiswa yang mendapatkan IPK di atas 3, 00, bersedia menjadi subjek penelitian, dan sudah mengikuti pendidikan dasar. Deskripsi lengkap mengenai subjek disajikan dalam tabel berikut:
590
Jurnal Empati, Agustus 2016, Volume 5(3), 589-593 Tabel 1. Deskripsi Gambaran Subjek Deskripsi Usia Jurusan
Lama keanggotaan di MENWA Tujuan masuk MENWA
EW 19 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan 1 tahun
EA 20 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan 2 tahun
F 20 Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan 2 tahun
Ingin menjadi polisi dan mengabdi pada negara
Belajar disiplin dan melatih mental
Ingin mengabdi pada negara dengan belajar ilmu kemiliteran
HASIL ANALISIS DATA Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, peneliti memperoleh empat episode yang merangkum keseluruhan tema umum. Tabel 2. Episode dan Tema Umum Episode Masa awal menjadi anggota MENWA
No. 1. 2. 3.
Masa penuh tekanan
1. 2. 1. 2. 3. 4.
Masa penyesuaian
Tema Umum Motivasi masuk MENWA Proses menjadi anggota MENWA Pengalaman di masa lalu berpengaruh ketika masuk menjadi anggota MENWA Stressor yang dihadapi Reaksi yang muncul Coping stress Dukungan orang sekitar Kartakter hardiness Memaknai pilihan menjadi anggota MENWA
Peneliti menemukan keunikan dari berbagai subjek penelitian. Peneliti mengkategorikan tema yang muncul pada setiap episode. HASIL PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk memahami gambaran hardiness pada mahasiswa bidik misi yang menjadi anggota MENWA, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi hardiness pada diri subjek. Berdasarkan hasil analisis ditemukan gambaran mengenai berbagai permasalahan yang dihadapi subjek, pandangan positif terhadap tantangan yang dihadapi, penyelesaian permasalahan dan pemaknaan esensi terdalam subjek dari permasalahan yang muncul. Hasil pembahasan mengenani pengalaman yang telah dilalui oleh ketiga subjek, maka esensi yang dapat diperoleh adalah tentang strategi atau faktor-faktor yang mempengaruuhi hardiness (control, commitment, chalenge) yang dilakukan ketiga subjek di organisasi dan menjalankan 591
Jurnal Empati, Agustus 2016, Volume 5(3), 589-593 perannya sebagai mahasiswa, serta gambaran hardiness masing-masing subjek. Ketiga subjek memiliki cara tersendiri dalam mengatasi stres yang didapatkan. Peneliti berusaha untuk mencari esensi makna terdalam pada diri subjek. Pengalaman masa lalu yang dihadapi subjek sangat mempengaruhi hardiness pada masingmasing individu, seperti pengalaman masa lalu membentuk kepribadian subjek yang tahan banting, terbiasa menempa fisik dengan kegiatan olahraga, dan mental yang sudah terbiasa dalam menghadapi kehidupan yang berat. Ketika subjek menyadari permasalahan yang dihadapi dan menjalakan peran sebagai mahasiswa bidik misi dan sebagai anggota MENWA, subjek melakukan coping stress dan berusaha untuk selalu tabah dan tangguh dalam menghadapi tantangan. Coping stres merupakan salah satu tahap penerimaan diri yang dilakukan subjek untuk menyelesaikan tugas-tugas yang harus diselesaikan di organsiasi maupun perkuliahan. Dalam memandang permasalahan yang dihadapi, subjek memandang permasalahan adalah sesuatu yang menantang dan memandang permasalahn dengan tindakan yang positif. Subjek menjadi lebih kuat, tahan, stabil dalam emnghadapi emosi, dan ptimis dalam emnghadapi stres dan mengurangi efek negatif dari timbulnya stres yang dihadapi (Maddi & Khoshaba, 2005). Situasi-situasi yang dialami oleh ketiga subjek ketika menjalankan perannya sebagai mahasiswa bidik misi dan sebagai anggota MENWA menimbulkan berbagai macam hambatan dan kesulitan. Kondisi yang menjadikan subjek merasa terbebani adalah pendidikan di MENWA yang berbasis semi militer. Selain itu tuntutan mahasiswa bidik misi yang mengharuskan untuk mendapatkan nilai yang baik. Sulitnya memanajemen waktu antar perkuliahan dan organisasi, hinaan orang lain serta kurang adanya dukungan orang tua, dan mengalami kelelahan fisik. Hardiness pada diri subjek terlihat dari beberapa hal salah satunya adalah bagaimana subjek memaknai setiap permasalahan yang dihadapi sebagai tantangan yang harus dihadapi dan selalu bersikap optimis dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dengan penuh tanggungjawab, karena sudah diberikan amanah dan kepercayaan. Ketiga subjek merasa bangga karena di MENWA memberikan banyak manfaat bagi dirinya seperti menjadi lebih disiplin dalam segala hal, mendapat ilmu yang banyak, dan sebagai pengontrol diri. Individu yang memiliki hardiness tinggi lebih baik dalam menangani stres karena individu tersebut menganggap dirinya sebagai orang yang memilih situasi stress. Individu yang memiliki hardiness tinggi akan berperilaku positif, lebh optimis, dan bekerja keras. Individu menganggap stressr yang dihadapi menjadikan kehidupan lebih menarik dan menantang, bukan semata-mata membebani dengan tekanantekanan (Nevid, dkk, 2005). Subjek dalam penelitian ini menghadapi berbagai kesulitan terkait dengan kesulitan manajemen waktu, namun subjek mampu untuk melihat dan melakukan hal positif terkait permasalahan yang dihadapi. Keyakinan subjek pada Tuhan mempengaruhi penerimaan diri subjek, bahwa dirinya dapat mengahadapi semua permasalahan yang dihadapi dengan mudah, serta menunjukkan keikhlasan dalam menjalankan tugas dan amanah yang sudah diberikan. KESIMPULAN Berdasar hasil temuan di lapangan, dapat disimpulkan bahwa hardiness yang dimiliki ketiga subjek terbentuk dari berbagai stressor yang dihadapi, kebiasaan dalam menghadapi kehidupan yang sulit, cara mengatasi stressor, dan dukungan dari lingkungan. Stressor yang dihadapi mahasiswa Bidik Misi yang mengikuti organsisai Resimen Mahasiswa antara lain masalah memanajemen waktu, masalah kelelahan fisik, dan hinaan orang lain. Masalah kelelahan fisik terjadi karena ketiga subjek harus menjalankan perannya sebagai mahasiswa Bidik Misi yang harus mempertahankan nilai baik dan mengikuti organisasi Resimen Mahasiswa. Beberapa subjek memiliki cara yang berbeda-beda dalam menyesuaikan diri di organisasi MENWA. Kesibukan yang dijalani sebagai seorang anggota MENWA menjadikannya jarang berkumpul 592
Jurnal Empati, Agustus 2016, Volume 5(3), 589-593 dengan teman kuliahnya sehingga ada beberapa teman yang mengejeknya. Manajemen waktu dan hinaan orang lain juga merupakan salah satu stressor yang muncul pada diri subjek. Dukungan sosial dapat mempengaruhi hardiness ketiga subjek. Dukungan sosial yang didapatkan berasal dari keluarga inti, lingkungan kampus, dan lingkungan organisasi dalam bentuk yang berbeda-beda. Ketiga subjek memiliki tiga karakter kepribadian hardiness meskipun dengan deskripsi kondisi yang berbeda-beda. DAFTAR PUSTAKA Christyanti, D dkk. (2010). Hubungan antara penyesuaian diri terhadap tuntutan akademik dengan kecenderungan stres pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah Surabaya. INSAN, 12(03), 154-157. Maddi, S. R., & Khoshaba, D. M. (2005). Resilience at work. New York: Amacom. Moleong , L. J. (2004). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nevid, J. S., Rathus. S.A., & Greene, B. (2005). Psikologi abnormal. Jakarta: Erlangga.
593