HAKIKAT CINTA DALAM KEHIDUPAN MUKMIN
OLEH: ROSDI BAHAROM familimithali.com
KITA DICIPTA UNTUK MERAIH KEBAHAGIAAN Kita dicipta untuk bahagia. Kita dijanjikan oleh Allah SWT akan dikurniakan kebahagiaan, tetapi dengan syarat kita melayakkan diri untuk mendapat kebahagiaan yang dijanjikan
Kebahagiaan yang sebenar adalah apabila Allah SWT mengampunkan segala dosa kita, menerima semua amal soleh yang telah kita lakukan, memberatkan timbangan amal kita, redha kepada kita dan memasukkan kita ke dalam syurga
ALLAH SWT MENGURNIAKAN KEBAHAGIAAN SEMASA KITA MASIH DI DUNIA Allah SWT mengurniakan juga kepada hamba-hamba yang dipilih-Nya untuk menikmati kebahagiaan semasa hidup di dunia lagi sebagai kurniaan ‘promosi’, muqaddimah kepada kebahagiaan yang hakiki
KEBAHAGIAAN HANYA DIPEROLEHI:
✓MENGENALI ALLAH SWT ✓MENTA’ATI ALLAH SWT ✓MENCINTAI ALLAH SWT
Oleh kerana kebahagiaan adalah suatu yang dinikmati di hati dan tapaknya adalah MAHABATULLAH (mencintai Allah SWT) maka sesiapa yang berhajat kepada kebahagiaan perlulah dirinya melalui proses:
•mengenali Allah, •mentaati-Nya •MENCINTA-NYA dalam segala perintah dan larangan dan melalui langkah-langkah untuk mencintai Allah SWT
"Kebahagiaan kita tidak terletak pada harta, tidak pada penampilan diri, tidak jugapada gemerlap perhiasan dan keindahan dunia. Ukuran kebahagiaan terkait erat pada hati dan ruh manusia yang mendamba redha Tuhannya." Hasan Al-Banna
TANDA-TANDA MEREKA YANG MENDAPAT KEBAHAGIAAN DAN KEBERUNTUNGAN 1.Setiap kali ilmunya bertambah, bertambah pula tawadhu’ dan kasih sayangnya. 2.Setiap kali amalnya bertambah, bertambah pula rasa takut dan kehati-hatiannya. 3.Setiap kali umurnya bertambah, berkuranglah ketamakan dan kerakusannya.
4.Setiap kali hartanya bertambah, bertambah pula kedermawanan dan pengorbanannya. 5.Setiap kali kedudukannya bertambah, bertambah pula kedekatannya kepada sesame manusia, memenuhi keperluans mereka dan rendah diri terhadap mereka. "
SALAH SATU YANG TERPENTING YANG AKAN MEMBAWA KEPADA KEBAHAGIAAN ADALAH:
CINTA
“Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasainya. Merasai kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun. Atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Atau meluluhlantakkan bangunan angkuh di pusat kota metropolitan. Ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat….
(CINTA TANPA DEFINISI, ANIS MATTA)
PENGERTIAN CINTA Cinta adalah: “kecenderungan dan keterikatan hati yang terjadi di antara kedua pihak, iaitu PIHAK YANG DICINTAI dan PIHAK YANG MENCINTAI
“Cinta adalah lawan benci. Berdasarkan pengertian ini, cinta diperbolehkan, bahkan terkadang diwajibkan, namun ada juga cinta yang dilarang, bahkan kebanyakannya memang diharamkan” Catatan Fathi Muhammad Ath Thahir, dari nukilan Dr Mustafa Abu Sulaiman ad Nadwi
CINTA JUGA DIGAMBARKAN SEBAGAI: 1. Kecenderungan seluruh hati yang terusmenerus (kepada yang dicintai). 2. Kesediaan hati menerima segala keinginan orang yang dicintainya.
3. Kecenderungan sepenuh hati untuk lebih mengutamakan dia daripada diri dan harta sendiri, seia sekata dengannya baik dengan sembunyi-sebunyi maupun terangterangan, kemudian merasa bahwa kecintaan tersebut masih kurang.
4. Mengembaranya hati kerana mencari yang dicintai sementara lisan senantiasa menyebut-nyebut namanya. Menyibukkan diri untuk mengenang yang dicintainya dan menghinakan diri kepadanya.
HAKIKAT CINTA Cinta adalah sebuah amalan hati yg akan terwujud dalam lahiriah. Apabila cinta tersebut sesuai dgn apa yang diredhai Allah maka ia akan menjadi ibadah. Dan sebalik jika tidak sesuai dgn redha-Nya maka akan menjadi perbuatan maksiat.
Berarti jelas bahwa cinta adalah ibadah hati yang bila keliru menempatkan akan menjatuhkan kita ke dalam sesuatu yg dimurkai Allah yaitu kesyirikan.
JENIS CINTA: Di antara para ulama ada yg membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yg membagi menjadi empat:
Pertama:
cinta ibadah.
Ialah kecintaan yang menyebabkan timbulnya perasaan hina kepadaNya dan mengagungkanNya serta bersemangatnya hati untuk menjalankan segala perintahNya dan menjauhi segala larangaNya.
“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu...”
QS AL HUJURAT: ayat 7
Cinta Syirik
Yaitu mencintai Allah dan juga selainNya. “Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingantandingan (bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.” (QS Al-Baqarah: ayat 165)
Ketiga: cinta maksiat.
Iaitu cinta yg akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yg diharamkan Allah dan meninggalkan apaapa yg diperintahkan-Nya “Dan kalian mencintai harta benda dgn kecintaan yg sangat.”
Surah Al-Fajr: Ayat 20
Keempat: Cinta Manusiawi (Tabiat) ✓Kasih-sayang, seperti kasih-sayangnya orang tua kepada anaknya dan sayangnya orang kepada fakir-miskin atau orang sakit.
“Ketika mereka (saudara-saudara Yusuf ‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan adiknya lebih dicintai oleh bapak kita daripada kita.”
(Surah Yusuf: 8)
Jika cinta tabiat ini menyebabkan kita tersibukkan dan lalai dari ketaatan kepada Allah sehingga meninggalkan kewajibankewajiban, maka berubahlah menjadi cinta maksiat.
Bila cinta tabiat ini menyebabkan kita lebih cinta kepada benda-benda tersebut sehingga sama seperti cinta kita kepada Allah atau bahkan lebih, maka cinta tabiat ini berubah menjadi cinta syirik.
...DAN YANG DICINTAI OLEH MANUSIA SECARA FITRAH قُلْ إِن كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَا ٌل اقْتَرَفْتُمُوهَا وَجتَِارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ الَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِنيَ QS Surah at Taubah, ayat 24
“Katakanlah, ‘Jika bapa-bapamu, anakanakmu, saudara-saudaramu, isteriisterimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumahrumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah memberikan keputusan-Nya’. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasiq”
KEUTAMAAN MENCINTAI ALLAH SWT 1. Merupakan Pokok dan inti tauhid
Berkata Syaikh Abdurrahman bin Al-Sa'dy: "Pokok tauhid dan intisarinya ialah IKHLAS dan CINTA kepada Allah semata. Dan itu merupakan pokok dalam pengilahan dan penyembahan bahkan merupakan hakikat ibadah yang tidak akan sempurna tauhid seseorang kecuali dengan menyempurnakan kecintaan kepada Rabb-nya.
Dia seterusnya akan menyerahkan seluruh unsur-unsur kecintaan kepada-Nya sehingga ia berhukum hanya kepada Allah dengan menjadikan kecintaan kepada hamba mengikuti kecintaan kepada Allah yang dengannya seorang hamba akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenteraman”. (Al-Qaulus Sadid,hal 110)
Merupakan keperluan yang sangat besar melebihi makan, minum, nikah dan sebagainya. Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah berkata: "Di dalam hati manusia ada rasa cinta terhadap sesuatu yang ia sembah dan ia ibadahi ,ini merupakan tonggak untuk tegak dan kokohnya hati seseorang serta baiknya jiwa mereka.
Sebagaimana pula mereka juga memiliki rasa cinta terhadap apa yang ia makan, minum, menikah dan lain-lain yang dengan semua ini kehidupan menjadi baik dan lengkap.Dan kebutuhan manusia kepada penuhanan lebih besar daripada kebutuhan akan makan, karena jika manusia tidak makan maka hanya akan merusak jasmaninya, tetapi jika tidak mentuhankan sesuatu maka akan merusak jiwa/ ruhnya”
(Jami' Ar-Rasail Ibnu Taymiyah 2/230)
3.Sebagai hiburan ketika ditimpa musibah Berkata Ibn Qayyim:
"Sesungguh-nya orang yang mencintai sesuatu akan mendapatkan lezatnya cinta manakala yang ia cintai itu boleh membuat lupa dari musibah yang menimpanya. Ia tidak merasa bahwa itu semua adalah musibah, walau kebanyakan orang merasakannya sebagai musibah”
(Madarijus-Salikin 3/38).
4. Menghalangi dari perbuatan maksiat. Berkata Ibnu Qayyim (ketika menjelaskan tentang cinta kepada Allah):
“Bahwa ia merupakan sebab yang paling kuat untuk boleh bersabar sehingga tidak menyelisihi dan bermaksiat kepada-Nya.
Kerana sesungguhnya seseorang pasti akan mentaati sesuatu yang dicintainya; dan setiap kali bertambah kekuatan cintanya maka itu berkonsekuensi lebih kuat untuk taat kepadaNya, tidak menyelisihi dan bermaksiat kepadaNya”
5. Merupakan kesempurnaan nikmat dan puncak kesenangan. Berkata Ibn Qayyim: "Adapun mencintai Rabb Subhannahu wa Ta'ala maka keadaannya tidaklah sama dengan keadaan mencintai selain-Nya karena tidak ada yang paling dicintai hati selain Pencipta dan Pengaturnya; Dialah sesembahannya yang diibadahi, Walinya, Rabb-nya, Pengaturnya, Pemberi rezkinya, yang mematikan dan menghidupkannya.
Maka dengan mencintai Allah Subhannahu wa Ta'ala akan menenteramkan hati, menghidupkan ruh, kebaikan bagi jiwa menguatkan hati dan menyinari akal dan menyenangkan pandangan, dan menjadi kayalah batin. Maka tidak ada yang lebih nikmat dan lebih segalanya bagi hati yang bersih, bagi ruh yang baik dan bagi akal yang suci daripada mencintai Allah dan rindu untuk bertemu dengan-Nya.
MENINGGALKAN YANG KURANG DICINTAI DEMI MEMILIH YANG LEBIH DICINTAI
Orang yang jatuh cinta akan meninggalkan salah satu di antara 2 hal yang disukainya demi meraih yang paling disukai.
Dalam Surah al Baqarah Allah SWT berfirman: “Mahukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang baik?”
Ayat 61
“Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu zahirkan dan rahsiakan);dan Dia Maha Halus lagi Maha Maha Mengetahui”
Surah al Mulk (67): 14
Khalid bin Mad’an telah mengatakan: “Setiap hamba memiliki dua mata di wajahnya yang dengan keduanya dia dapat melihat urusan duniawi. Ia juga memiliki mata di dalam hatinya yang dengannya dia dapat melihat urusan akhiratnya.
Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, Allah akan membukakan mata yang ada di dalam hatinya sehingga dengannya dia dapat mengetahui pahala yang dijanjikan oleh Allah meskipun tidak kelihatan; dan apabila Allah menghendaki yang selain itu, maka Allah akan membiarkannya menurut apa yang dia mahu”
Pokok segala urusan bertumpu kepada kecintaan dengan Allah, kemahuan untuk meraih redha-Nya, dan mendekatkan diri kepada-Nya melalui berbagai sarana dan merindukan pertemuan dengan-Nya
Jika seorang hamba tidak punya cita-cita untuk meraih hal tersebut, maka dia mesti punya keinginan untuk dapat meraih syurga, mereguk kenikmatannya, dan meraih pahala yang dijanjikan oleh-Nya buat para kekasih-Nya
Jika dia masih juga tidak punya cita-cita yang dapat mendorongnya untuk meraih hal tersebut, maka dia mesti punya rasa takut kepada neraka dan siksa yang telah dipersiapkan oleh Allah buat orang yang durhaka kepada-Nya
Jika jiwanya masih juga belum tergerak untuk meraih sesuatu dari hal tersebut, maka perlu diketahui olehnya bahawa dirinya memang diciptakan untuk neraka, bukan untuk nikmat syurga. Dan tiada yang mempunyai kemampuan untuk melakukan hal tersebut sesudah takdir Allah dan taufiq-Nya, kecuali hanya dengan cara menentang kemahuan hawa nafsu
Adapun mengenai sikap menentang hawa nafsu, dan tidak menjadikan jalan menuju ke syurga, kecuali hanya dengan menentang hawa nafsu, dan tidak menjadikan jalan menuju ke neraka, kecuali hanya dengan memperturutkan kemahuannya.
Sesungguhnya Allah telah memberitakan bahawa mengikuti hawa nafsu akan menyesatkan yang bersangkutan dari jalanNya Allah memberitahukan bahawa mengikuti kemahuan hawa akan menyebabkan hati hamba yang bersangkutan menjadi terkunci.
“Mereka itulah yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka”
Surah Muhammad (47): 16
BERHARAP KEPADA ALLAH DAN MENGENALNYA Adapun mengenai berharap kepada Allah, menginginkan redha-Nya dan rindu bersua dengan-Nya, maka hal ini merupakan modal utama seorang hamba, pokok kebahagiaan, keberuntungan dan kesejukkan hatinya, kerana memang dia dicipta untuk itu dan diperintahkan untuk merealisasikannya
“Orang yang mencintai Allah ertinya BERHARAP KEPADA ALLAH; orang yang beramal ertinya MENGHARAP atau MENYUKAI PAHALA YANG ADA DI SISI ALLAH
CINTA di dalam hati bak sebuah POHON; AKARnya adalah MERENDAHKAN DIRI kepada Tuhan yang dicintai; DAHANnya adalah MENGENAL-NYA; RANTINGnya adalah TAKUT kepada-Nya; DEDAUNnya ialah MALU kepada-Nya; BUAHnya adalah KETAATAN kepada-Nya; dan BAHAN yang menyiraminya ialah BERZIKIR menyebut-Nya
Menyelisihi perintah Allah dan bermaksiat kepada-Nya hanyalah bersumber dari hati yang lemah rasa cintanya kepada Allah.Dan ada perbedaan antara orang yang tidak bermaksiat karena takut kepada tuannya dengan yang tidak bermaksiat karena mencintainya.
IBNU QAYYIM TELAH MENULIS: "Maka seorang yang tulus dalam cintanya, ia akan merasa diawasi oleh yang dicintainya yang selalu menyertai hati dan raganya.Dan di antara tanda cinta yang tulus ialah ia merasa terus-menerus kehadiran kekasihnya yang mengawasi perbuatannya”.
(Thariqul Hijratain, hal 449-450)
Kalau hati sudah merasakan manisnya cinta kepada Allah maka hal itu tidak akan terkalahkan dengan mencintai dan menyenangi selain-Nya. Dan setiap kali bertambah kecintaannya maka akan bertambah pula penghambaan, ketundukan dan ketaatan kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dan membebaskan diri dari penghambaan, ketundukan ketaatan kepada selain-Nya." (Ighatsatul-Lahfan, hal 567)
Dalam Kitab Shahihain, Anas bin Malik telah meriwayatkan: “Pernah seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah SAW tentang Hari Kiamat, bila akan terjadi? Maka Rasulullah SAW bertanya balik kepadanya: ‘Apakah yang engkau persiapkan untuk menyambutnya? (hari kiamat)’. Lelaki itu berkata: ‘Tiada suatu bekalpun, kecuali hanya kecintaanku kepada Allah dan Rasul-Nya’.
Rasulullah SAW bersabda: “Engkau akan dihimpunkan bersama orang yang engkau cintai” Anas mengatakan: . “Aku belum pernah merasa gembira seperti kegembiraanku saat mendengar sabda Rasulullah SAW yang mengatakan Engkau akan dihimpunkan bersama orang yang engkau cintai”
Anas mengatakan: “Demikian itu kerana aku mencintai Nabi SAW, Abu Bakr dan Umar, maka aku berharap semoga kelak diriku dihimpunkan bersama mereka berkat kecintaanku kepada mereka, meskipun aku tidak dapat beramal seperti mereka”
BAGAIMANA PULA DENGAN CINTA DALAM PEMBINAAN BAITUL MUSLIM? Baitul Muslim adalah BUKANLAH rumah tangga yang kaku dan gersang dari kehangatan cinta. Cinta antara suami isteri adalah salah satu nikmat Allah SWT dan salah satu tanda kekuasaan-Nya
َوَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَل َۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ آلَيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُون ًبَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَة “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa mawaddah dan rahmah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” QS Surah Ar-Ruum (30): ayat 21
“Cinta yang terjalin antara pasangan suami isteri adalah rasa cinta manusiawi yang dapat direalisasikan oleh pasangan tersebut jika mereka mahu berusaha untuk meraih berbagai sarana yang dapat merealisasikannya. Pada kebiasaannya usaha ini akan membuahkan hasil.... Jika tidak sanggup berusaha bersungguh-sungguh, maka cinta itu hanya akan berada di tahap ‘ilusi cinta’ sahaja”
Fathi Muhammad Ath Thahir,
“Ya Allah! Sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar mencintaiku; mencintai orang yang mencintaiMu; dan mencintai amalan yang dapat mendekatkan diriku untuk mencintai-Mu. Ya Allah! rezeki apapun yang Engkau berikan kepadaku, jadikanlah sebagai kekuatan bagiku untuk mengerjakan apa yang Engkau cintai; apapun yang Engkau palingkan dariku, padahal aku mencintainya, maka jadikanlah kekosongannya sebagai kesempitan bagiku untuk melakukan apa yang Engkau cintai....” Shahih al Termizi