PENDAHULUAN
menggunakan teknik kaki dan tangan
Pembinaan
dan
pengembangan
kosong (Yoyok Suryadi, 2002: 15). Tiga
olahraga merupakan bagian dari upaya
materi
mewujudkan
taekwondo adalah taeguk, kyukpa, dan
pembagunan
manusia
Indonesia seutuhnya. Karena kegiatan
terpenting
dalam
berlatih
kyoruki.
olahraga merupakan salah satu cara yang
Orang
yang
menjadi
anggota
dapat meningkatkan kesegaran jasmani
taekwondo disebut taekwondoin. Untuk
dan kesegaran jasmani adalah bagian
menjadi taekwondoin yang handal harus
integral
bangsa
menguasai teknik dasar taekwondo yang
sekaligus merupakan wahana yang efektif
terdiri atas (1) kuda-kuda atau Seogi, (2)
untuk
Teknik serangan atau Kongkyok Kisul
dari
pembangunan
meningkatkan kualitas
manusia
Indonesia dan Masyarakat Indonesia yang
yang terdiri dari
maju dan mandiri (Keputusan Menpora,
sabetan atau Chigi, tusukan atau Chierugi
1999: 5).
dan tendangan atau Chagi, (3) tangkisan atau
Makki,
pukulan atau Jierugi,
(4)
Bagian
tubuh
yang
menjadi sasaran atau Keup So, dan (5) Berkaitan binaan
dan
dengan
sistem
pengembangan
pem-
olahraga
pemerintah Indonesia membentuk suatu wadah organisasi nasional yaitu KONI yang menaungi berbagai cabang olahraga antara lain olahraga beladiri taekwondo. Taekwondo adalah olahraga beladiri yang berakar pada bela diri tradisional Korea. Taekwondo memiliki banyak kelebihan dan tidak hanya mengajarkan aspek fisik semata,
seperti
melainkan
juga
keahlian sangat
bertarung, menekankan
pengajaran aspek disiplin mental. Dengan demikian, taekwondo akan membentuk sikap mental yang kuat dan etika yang baik bagi orang yang sacara sungguhsungguh mempelajarinya dengan benar. Jika
diartikan
taekwondo
berarti
secara seni
sederhana, atau
cara
mendisiplinkan diri atau seni bela diri yang
Bagian
tubuh
yang
digunakan
untuk
menyerang atau bertahan (Alex Harjianto, 1999). Teknik tendangan atau chagi ada beberapa macam diantaranya adalah 1) Ap Chagi atau tendangan depan, 2) Dolyo Chagi, tendangan serong atau memutar, 3) Yeop Chagi atau tendangan samping, 4) Dwi Chagi atau tendangan belakang, dan 5) Naeryo Chagi atau tendangan mencangkul (Yoyok Suryadi, 2002 : 33). Sedangkan bagian tubuh yang menjadi sasaran dapat dibagi menjadi tiga bagian pokok ialah : 1. Eolgol atau bagian atas (kepala/muka) Termasuk bagian ini adalah tulang belikat ke atas dan seluruh bagian wajah. Titik kelemahan yang pokok terletak pada alur garis tegak lurus tepat simetris pada wajah seperti dagu,
jakun, tulang di antara mata, bagian
Jadi teknik ap chagi banyak digunakan
atas dan bagian bawah bibir.
untuk sasaran di daerah perut. Sedangkan
2. Momtong atau bagian tengah (badan). Yang
termasuk
bagian
ini
adalah
untuk sasaran di kepala lebih banyak digunakan teknik dolyo chagi.
daerah batas pusar ke atas hingga
Teknik
momtong
ap
chagi
tulang belikat. Titik pokok kelemahan
melibatkan dua komponen kondisi fisik
pada bagian ini terletak pada ulu hati,
yang mutlak diperlukan ialah kekuatan
rusuk atau tulang iga serta bawah
otot tungkai dan tungkai yang panjang
tulang rusuk dimana ginjal terletak di
karena sasaran tendangan momtong ap
dalamnya.
chagi
3. Arae atau bagian bawah tubuh.
mengharuskan
seorang
taekwondoin mempunyai ketepatan jarak
Yang termasuk bagian ini adalah dari
untuk bergerak. Sudarminto (1992: 60)
pusar ke bawah meliputi selangkang.
mengatakan:
Titik-titik pokok kelemahannya terletak pada
rongga
bawah
perut
dan
kemaluan (Yoyok Suryadi, 2002 : 11 ). Dalam suatu pertandingan, dari sekian teknik tendangan, momtong ap chagi sering
merupakan teknik menghasilkan
yang
point
paling
ataunilai.
Tendangan momtong ap chagi adalah tendangan yang dilakukandengan arah gerak ke depan, dengan perkenaan jarijari kaki yang ditekuk ke atas (apchook) dan sasarantendangan adalah ulu hati, rusuk atau tulang iga, serta di bawah tulang rusukbagian kanan atau kiri. Untuk mengahasilkan point yang lebih dari 2 dapatmenggunakan tendangan eolgol ap chagi dan apabila tendangan eolgol ap chagi mengakibatkan lawan terjatuh maka nilai yang didapatkanadalah 3. Namun dalam melakukan tendangan eolgol ap chagi sering kali mudah ditebak dan diserang balik oleh lawan, karena untuk meraih sasaran di kepala lebih sulit dibandingkan dengan sasaran di perut.
Kekuatan otot tungkai melibatkan otot-otot yang terletak pada anggota gerak bawah (ekstremitas inferior) yang terdiri dari: femur (tulang paha), patella (tulang tempurung lutut), tibia (tulang kering), fibula (tulang betis), tarsalia (tulang perge-langan kaki), metatarsilia (tulang telapak kaki), phalanges atau tulang jari kaki. Kekuatan otot tungkai ditunjang oleh bagian-bagian tubuh penyusun tungkai itu sendiri,
maka
untuk
kekuatan
otot
tungkai
diperlukan
kondisi
dari
menghasilkan yang
baik
bagian-bagian
tubuh anggota gerak bawah yang baik. Sedangkan
M.
Sajoto
(1988:
58)
berpendapat bahwa kekuatan otot tungkai merupakan komponen kondisi fisik yang menyangkutkan
masalah
kemampuan
seseorang pada saat menggunakan ototototnya, menerima beban pada waktu kerja tertentu, atau menggunakan tenaga maksimal dalam waktu relatif singkat. Sementara dengan tungkai yang panjang seorang taekwondoin mampu untuk menjangkau sasaran lebih mudah.
Tungkai
yang
panjang
berarti
dan sistematis dalam mencapai hasil yang
memiliki otot tungkai yang lebih panjang
optimal. Dengan kekuatan otot tungkai
atau besar dibandingkan tungkai yang
dan panjang tungkai yang baik, siswa
pendek. Jadi kombinasi antara tungkai
dapat
yang panjang dan kekuatan otot tungkai
momtong ap chagi yang baik pula agar
yang
mampu
memadai
taekwondoin
juga
menjadikan
mudah
seorang
untuk
mencapai
melakukan
teknik
menjadi
tendangan
taekwondoin
yang
berprestasi tinggi.
sasaran dengan cepat dan tepat. Selain
Berdasarkan hal tersebut, maka
dari itu dengan jarak yang jauh untuk
tujuan dari penelitian ini adalah Tujuan
menendang, seorang taekwondoin dapat
penelitian ini adalah untuk mengetahui
menghindari serangan balik dari lawan
seberapa besar sumbangan kekuatan otot
yang menyerang dari jarak dekat.
tungkai dan panjang tungkai terhadap
SD Islam Insan Taqwa telah berdiri
kecepatan tendangan momtong ap chagi
lebih dari 10 tahun dan telah dikenal di
pada siswa ekstrakurikuler taekwondo SD
lingkungan Villa Mutiara Cikarang. Selama
Islam Insan Taqwa.
kurun waktu tersebut, 3 tahun belakangan kegiatan
ekstrakurikuler
taekwondo
merupakan salah satu kegiatan yang
Hakekat Kekuatan Otot Tungkai Tendangan
momtong
ap
chagi
diminati siswa disamping ekstrakurikuler
adalah tendangan yang di lakukan dengan
olahraga lainnya.
tungkai
Olahraga taekwondo
yang
arah
gerak
melingkar,
yang dominan menggunakan kaki dalam
dengan perkenaan kura-kura kaki. Untuk
melakukan
sangat
menghasilkan tendangan momtong ap
diperlukan oleh siswa peserta ekskul
chagi yang cepat diperlukan dukungan
dalam mengikuti latihan yang berat. Salah
komponen kekuatan otot tungkai yang
satu teknik dasar yang paling diandalkan
tinggi. Kekuatan adalah kemampuan dari
siswa dalam
otot untuk dapat mengatasi tahanan atau
serangan
tentu
melakukan penyerangan
ketika bertarung adalah teknik tendangan
beban
momtong ap chagi. Meskipun kemampuan
gerakan menahan atau memindahkan
menendang sebagian besar siswa masih
beban dan merupakan komponen fisik
kurang baik, namun siswa sangat antusias
yang paling dasar (Suharno HP, 1986 :
dan bersemangat ketika berlatih dan
30). Selanjutnya, menurut Soedarminto
bertarung menggunakan teknik tersebut.
(1992: 60-61) tungkai terdiri dari tungkai
Pada
usia
sekolah
menjalankan
aktivitas,
seperti
dasar
atas dan tungkai bawah. Tungkai atas
kemampuan kekuatan otot tungkai dan
terdiri dari pangkal paha sampai lutut,
panjang tungkai siswa masih dalam masa
sedangkan tungkai bawah terdiri atas lutut
pertumbuhan yang relatif tinggi. Untuk
sampai kaki.
itulah diperlukan latihan berulang-ulang
Taekwondoin
yang
memiliki
kekuatan otot tungkai yang baik serta
akan
sebanding
dengan
panjangnya
pengungkit.
didukung oleh kelentukan dan teknik yang
Panjang tungkai juga merupakan
baik dapat memperluas ruang geraknya
keuntungan kekuatan, karena dengan
dalam melakukan tendangan momtong ap
panjang tungkai dan exsplosif yang baik
chagi yang cepat dan bertenaga.
tidak
menutup
kemungkinan
semakin
panjang otot yang dimiliki, karena besar Hakekat Panjang Tungkai
kecilnya otot benar-benar berpengaruh
Panjang adalah jarak membujur dari
terhadap kekuatan otot tersebut. Makin
ujung ke ujung. Panjang yang dimaksud
panjang otot makin kuat pula untuk
dalam
bergerak. Tulang yang panjang akan
olahraga
beladiri
taekwondo
merupakan salah satu faktor yang harus di
menghasilkan
perhatikan oleh para atlet. Tujuan dalam
sedangkan tulang yang pendek dan tidak
olahraga beladiri taekwondo adalah untuk
didukung otot yang panjang, tidak akan
mencapai jarak tendangan yang jauh
menghasilkan kekuatan yang besar, otot
ketika
yang panjang dan langsing dapat terjadi
melakukan
pertarungan.
Bila
ditinjau dari biomekanika maka gerakan
gerakan
tungkai
Sedangkan
saat
menendang
sangat
kekuatan
yang otot
yang
luwes
dan
yang
pendek
besar
cepat. tidak
ditentukan oleh kekuatan otot-otot pada
didukung tulang yang panjang terjadi
tungkai tersebut.
gerakan
Hubungan panjang tungkai dengan gerakan kecepatan
angular dan
dalam
hal
percepatan
jarak,
Sehingga
yang
lambat
panjang
dan
sempit.
tungkai
sangat
diperlukan bagi seorang taekwondoin
dapat
dikatakan banyak hal tentang gerakan menendang, ini dapat dibuktikan dengan
Hakekat Tendangan Momtong Ap Chagi Tendangan
momtong
ap
chagi
pengungkit misal: pengungkit A jari-jarinya
adalah tendangan yang mengandalkan
lebih pendek dari B dan B lebih pendek
sentakan lutut ke arah depan dengan
dari C jika ketiga pengungkit itu digerakan
menggunakan
sepanjang jarak angular yang sama dalam
bagian depan (ap chuk). Tekhnik gerakan
waktu yang sama pula, jelas pengungkit A
tendangan eolgol dolyo chagi adalah di
akan bergerak dengan kecepatan yang
mulai dari lutut diangkat tinggi (sasaran
lebih kecil dari pada kecepatan ujung–
wajah) putar badan ke arah kaki tumpu,
ujung B dan C. Jadi ketiga pengungkit
lutut di luruskan bersamaan dengan kaki
memiliki kecepatan angular yang sama
tumpu bergeser 90 derajat dan badan di
tapi kecepatan linier pada gerak berputar
condongkan ke arah samping (Yoyok
pada masing-masing ujung pengungkit
Suryadi, 2002: 34).
bantalan
telapak
kaki
Berikut ini beberapa faktor penting
pengambilan sampel menggunakan total
dalam melakukan teknik tendangan antara
sampling,
sebagai berikut:
ekstrakurikuler dijadikan sampel yakni 20
1. Maksimalkan dengan
kekuatan
kekuatan
tendangan
dan
kelenturan
lecutan lutut.
di
sasaran serta aturlah jarak dan timing.
seluruh
anggota
orang. Dalam menggunakan
2. Jaga konsentrasi dan pandangan pada
mana
penelitian tiga
ini
jenis
penulis instrumen
penelitian, yaitu tes kekuatan otot tungkai dengan leg dynamomeeter, tes panjang
3. Setelah melakukan tendangan, kaki
tungkai dengan anthropometer test, dan
harus secepatnya ditarik dan kembali
tes kecepatan tendangan dengan tes
siap untuk melakukan tendangan atau
tendangan momtong ap chagi. Teknik
gerakan selanjutnya.
analisis
data
mencari
data
deskriptif
4. Aturlah keseimbangan sebaik-baiknya,
(mean, dan standar deviasi), uji normalitas
karena untuk melakukan tendangan
dengan uji Liliefors, uji koefisien korelasi
yang cepat butuh keseimbangan yang
masing-masing variabel bebas dengan
baik dan untuk menjaga keseimbangan
variabel terikat, uji signifikansi koefisien
yang baik butuh kecepatan tendangan.
korelasi masing-masing variabel bebas
5. Koordinasikan seluruh gerak tubuh
dengan variabel terikat, uji korelasi ganda
terutama dengan putaran pinggang,
antara kedua variabel bebas, dan uji
agar
signifikansi koefisien korelasi multiple.
menghasilkan
tenaga
yang
maksimal. METODE Dalam
penelitian
ini
penulis
HASIL
menggunakan metode deskriptif dengan
Untuk membuktikan ada tidaknya
melakukan tes dan pengukuran, mengenai
sumbangan antara kekuatan otot tungkai,
metode
Nazir
dan panjang tungkai terhadap kecepatan
(1988: 63) menjelaskan “Metode deskriptif
tendangan momtong ap chagi, penulis
adalah suatu metode dalam penelitian
mengolah dan menganalisis data yang
status kelompok manusia, suatu objek,
terkumpul dengan menggunakan teknik
suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
statistik. Adapun langkah pertama yang
ataupun
diambil dengan mencari rata-rata dan
deskriptif,
suatu
Mohammad
kelas
peristiwa
masa
sekarang”. Adapun dalam
simpangan baku dari ketiga variabel yang
penelitian
menjadi ini
adalah
populasi siswa
ekstrakurikuler taekwondo SD Islam Insan Taqwa yang berjumlah 20 orang. Teknik
penelitian
dengan
hasil
penghitungan
sebagai berikut: Tabel 1. Nilai rata-rata dan simpangan baku
No
Variabel
ƩX
X
S
dengan dk = 2/17 diperoleh harga F tabel
1
Panjang tungkai Kekuatan otot tungkai Kecepatan tendangan
1089
54,5
7,323
3,59. Dengan demikian F hitung lebih kecil
899
44,95
6,304
dari F tabel maka koefisien korelasi
381
19,05
3,252
2
3
multiple tersebut dinyatakan signifikan.
Setelah dihitung nilai rata-rata, dan simpangan baku dari setiap variabel, langkah selanjutnya adalah menghitung normalitas
distribusi.
Berikut
hasil
Hasil taraf prosentase sumbangan panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan tendangan momtong ap
chagi
dengan
meng-gunakan
pendekatan sebagai berikut: TPK = R2 x 100%
penghitungan uji normalitas data. Keterangan: Tabel 2. Hasil penghitungan uji normalitas No 1 2 3
Variabel Panjang tungkai Kekuatan otot tungkai Kecepatan tendangan
Lo Hitung
Lo Tabel
Ket
0,1015
0,190
Normal
0,1143
0,190
Normal
0,0925
0,190
Normal
Untuk mengetahui sumbangan dari
TPK
= Tingkat Prosentase Kontribusi
R2
= Koefisien determinasi
Dari penggunaan rumus tersebut di atas maka hasilnya sebagai berikut: Tabel 4. Taraf Prosentase Sumbangan Panjang Tungkai dan Kekuatan Otot Tungkai Terhadap Kecepatan Tendangan Momtong Ap Chagi
kedua komponen fisik tersebut terhadap kecepatan tendangan momtong ap chagi, maka penulis melakukan analisis melalui beberapa
tahap
perhitungan,
yaitu
sebagai berikut: Tabel 3. Hasil penghitungan uji korelasi multiple Koef. Kor. Multi. R 0,37
Dari
F Hitung 1,33
data
disimpulkan
F Tabel 3,59
tabel
bahwa
di
Kesimpulan Signifikan
atas
koefisien
dapat korelasi
multiple sumbangan panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan tendangan momtong ap chagi diperoleh harga
R
=
0,37
setelah
dilakukan
perhitungan diperoleh harga F hitung 1,33, kemudian dilakukan uji F taraf nyata 0,05
Faktor
Koefisien Korelasi (r)
R
X1 dan Y X2 dan Y
0,18 0,26
0,0324 0,0676
Berdasarkan
2
tabel
4
Prosentase Kontribusi 2 r x 100% 3,24 6,76
diketahui
sumbangan panjang tungkai terhadap kecepatan tendangan sebesar 32,4 %, sedangkan kekuatan otot tungkai sebesar 67,6 %. Dengan demikian kekuatan otot tungkai cukup memberikan sumbangan yangbesar terhadap kecepatan tendangan momtong ap chagi dibandingkan panjang tungkai. PEMBAHASAN Setelah secara
diadakan
statistik
terhadap
penghitungan data
hasil
pengetesan panjang tungkai dan kekuatan
otot
tungkai
terhadap
kecepatan
lebih baik terhadap kecepatan tendangan
tendangan momtong ap chagi, dapat
momtong ap chagi, dan (3) terdapat
disimpulkan
hubungan yang signifikan antara panjang
bahwaapabila
siswa
ekstrakurikuler taekwondo di SD Islam
tungkai
Insan Taqwa ingin memiliki kecepatan
terhadap kecepatan tendangan momtong
tendangan momtong ap chagiyang baik
ap chagi,
maka
mengembangkan
taekwondoin ingin memiliki kecepatan
kondisi fisik, yakni panjang tungkai dan
tendangan momtong ap chagi yang baik,
kekuatan
Karena
maka mutlak harus memiliki panjang
sebagian besar siswa belum memiliki
tungkai dan kekuatan otot tungkai yang
panjang tungkai dan kekuatan otot tungkai
baik pula.
siswa
harus
otot
tungkainya.
dan
kekuatan
yang
otot
tungkai
berarti jika seorang
yang baik dalam mengikuti ekstrakurikuler DAFTAR PUSTAKA
taekwondo. Alasan lain dikarenakan ada faktorfaktor eksternal yang luput dari perhatian
Alex Harjianto. (1999). Pengantar teknik dasar taekwondo. Jakarta: Rineka Cipta.
penulis, seperti misalnya siswa kurang serius
dalam
taekwondo, melakukan sebagainya.
melakukan
kurang tes Hal
serius
tendangan ini
latihan dalam dan
masih
lain dapat
dimaklumi dikarenakan pada usia tersebut siswa masih cenderung bermain. Semua sampel terdiri dari siswa
Jong, Hu-eup & Kim, Jong O. (1986). Taekwondo. Korea: Jun Won Publication. Keputusan Menpora. (1999). Kebijakan pemberdayaan kesegaran jasmani nasional. Jakarta: Menpora. M.
Sajoto. (1988). Peningkatan dan pembinaan kondisi fisik. Semarang: IKIP Semarang
ekstrakurikuler taekwondo SD Islam Insan Taqwa yang beragam lama latihannya. Namun penulis menggunakan sampel yang minimal sudah mengikuti latihan selama satu tahun. SIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) panjang tungkai memberikan sumbangan yang cukup terhadap kecepatan tendangan momtong ap chagi, (2) kekuatan otot tungkai memberikan sumbangan yang
Mohammad Nazir. (1988). penelitian. Jakarta: Indonesia.
Metode Ghalia
Soedarminto. (1992). Kinesiologi. Jakarta: Depdikbud Ditjen PT Proyek Pmebinaan Tenaga Pendidikan. Suharno HP. (1986). Ilmu kepelatihan olahraga. Yogyakarta: FPOK IKIP. Yoyok Suradi. (2002). Taek Kwon Do; Poomse Tae Geuk. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
1)
Taryono adalah dosen Penjaskesrek, FKIP, Universitas Islam “45” Bekasi.
2)
Dindin Abidin adalah dosen Penjaskesrek, FKIP, Universitas Islam “45” Bekasi.