perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK YANG EFEKTIF MELALUI MEDIA LCD PROYEKTOR PADA SISWA SMA NEGERI 1 PLEMAHAN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011
TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan
Disusun Oleh :
HADI SUGIHARTO NIM : S. 810809106
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK YANG EFEKTIF MELALUI MEDIA LCD PROYEKTOR PADA SISWA SMA NEGERI 1 PLEMAHAN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011
Disusun Oleh :
HADI SUGIHARTO NIM : S. 810809106
Telah disahkan oleh Dosen Pembimbing : Pada Tanggal : ……………………
Jabatan
Nama/NIP
Pembimbing 1 :
Pembimbing 2 :
Tanda Tangan
Prof. Dr. H. Soetarno J., M.Pd NIP. 19480713 197304 1 001
………………………
Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd NIP. 19440404 197603 1 001
………………………
Mengetahui : Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd commit to user NIP. 19430712 197301 1 001
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Tesis ini aku persembahkan kepada : 1. Orang tuaku tercinta. 2. Istriku tersayang. 3. Anak – anakku tercinta. 4. Semua pihak yang telah membantu dan memberi semangat 5. Pembaca dan pemerhati pendidikan yang budiman.
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Dengan ilmu hidup menjadi mudah; dengan seni hidup menjadi indah; dengan agama hidup menjadi berarti. (Abdul Mukti Ali).
“Bila seseorang berbicara atau bekerja dengan pikiran yang suci, ia senantiasa akan diikuti oleh kebahagiaan, laksana bayang-bayang yang tak pernah meninggalkannya” (Sidharta Gautama).
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
:
Hadi Sugiharto
NIM
:
S. 810809106
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul : PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK YANG EFEKTIF MELALUI MEDIA LCD PROYEKTOR PADA SISWA SMA NEGERI 1 PLEMAHAN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2010 – 2011, adalah betul – betul karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari institusi.
Kediri, 25 Pebruari 2011 Yang Membuat pernyataan,
Hadi Sugiharto S. 810809106
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Do’a dan puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmad dan petunjuk-Nya yang telah dilimpahkan, sehingga terselesaikannya tesis yang berjudul, ”Pelaksanaan Bimbingan Konseling Kelompok yang Efektif Melalui Media LCD Proyektor Siswa SMA Negeri 1 Plemahan Tahun Pelajaran 2010 – 2011”. Penyusun tesis ini bertujuan memberikan kajian tentang pendiskripsian penerapan dan penggunaan kegiatan bimbingan konseling kelompok yang efektif melalui media LCD proyektor siswa SMA Negeri 1 Plemahan Kediri tahun pelajaan 2010 – 2011. Semoga temuan penelitian ini berguna sebagai tambahan wawasan para konselor dan pemerhati pendidikan pada umumnya. Sebagai rasa hormat dan terima kasih yang tidak terhingga disampaikan kepada ; 1. Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, Direktur Program Pasca Sarjana dan Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan, beserta seluruh civitas akademi yang telah membantu dalam berbagai kepentingan yang berhubungan dengan perkuliahan sampai penyelesaian tesis ini. 2. Prof. Dr. H. Soetarno Joyoatmodjo, M.Pd. dan Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd. selaku dosen pembimbing, yang telah memberi dorongan dan semangat yang tiada hentinya mulai dari penulisan proposal sampai dengan selesainya tesis ini. commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kediri beserta staf, yang telah membantu demi selesainya tesis ini. 4. Drs. H.M. Parlan M., M.Pd selaku Kepala UPTD SMA Negeri 1 Plemahan serta rekan-rekan konselor yang telah membantu dan memberi motivasi untuk kelancaran jalannya penelitian. 5. Seluruh pihak yang telah membantu baik materi maupun non materi demi selesainya tesis ini. Segala kebaikan, kesempatan dan bantuan yang diberikan, untuk selesainya penulisan tesis ini penulis berharap, semoga Allah SWT mencatat sebagai amalan yang baik. Amin.
Kediri, 25 Pebruari 2011
Hadi Sugiharto S. 810809106
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………..
i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ……………………………
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ….………………………………
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………
iv
HALAMAN MOTTO ………………………………………………………
v
HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………...
vi
KATA PENGANTAR ……………………………………………………...
vii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………..
ix
DAFTAR TABEL …………………………………………………………..
xiv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….
xv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………..
xvi
ABSTRAK ………………………………………………………………….
xvii
ABSTRACT ………………………………………………………………...
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………….
1
B.
Rumusan Masalah ……………………………………………………..
4
C.
Tujuan Penelitian ………………………………………………………
5
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………..
5
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II
digilib.uns.ac.id
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori …………………………………………………………… 1
Media Pembelajaran ……………………………………………….
8 8
a. Jenis Media …………….……………………...………………......
12
b. Pemilihan Media ………………………...………………...……...
15
c. Manfaat Media dalam Kegiatan Bimbingan Kelompok……….......
22
Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling …………...………………
28
a. Pengertian Bimbingan …………………………………………….
28
b. Pengertian Konseling …………………………………………......
30
c. Pengelolaan Bimbingan dan Konseling …………………………...
31
Bimbingan Kelompok yang Efektif …………………….…………...
34
a. Pengertian Bimbingan Kelompok …………..………... ………….
34
b. Tahap – Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok ………....…...
39
c. Materi Bimbingan Kelompok ……………………..………………
43
d. Kriteria Penilaian Pelaksanaan Program Bimbingan Kelompok….
44
Pengembangan Profesionalisme Guru Pembimbing………….……...
45
a. Standarisasi Unjuk Kerja Profesional Guru Pembimbing ………...
46
b. Standarisasi Penyiapan Guru Pembimbing ……………………….
52
B.
Hasil Penelitian yang Relevan ………………...…………………………
54
C.
Kerangka Berfikir Penelitian …………………………………...……......
55
2
3
4
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian …………………………………………………... commit to user
x
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B.
Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………………
56
C.
Sumber Data……………………………………………………………...
57
D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………….
58
1
Observasi………………………………………………………...…...
58
2
Wawancara…………………………………………………………...
58
3
Analisa Dokumen…………………………………………………….
58
Teknik Cuplikan………………………………………………………….
59
1
Obyek Penelitian…………………………………………………......
59
2
Subyek Penelitian…………………………………………………….
59
3
Sampel Penelitian…………………………………………………….
59
Validitas Data…………………………………………………………….
59
1
Triangulasi……………………………………………………………
60
2
Review Informan…………………………………………………......
60
G. Analisis Data…………………………………………………………......
60
H. Prosedur Kegiatan……………………………………………………......
62
I.
63
E.
F.
Perkiraan Waktu yang Digunakan……………………………………......
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri………………………
64
1.
Profil UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri…………………………...
64
2.
Visi dan Misi Sekolah………………………………………...……
66
3.
Struktur Organisasi…………………………………………………
67
4.
Keadaan Guru dan Siswa UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri……... commit to user
78
xi
perpustakaan.uns.ac.id
B.
digilib.uns.ac.id
Temuan Penelitian ………………………………………………………. 1.
Bimbingan
Kelompok
dengan
Menggunakan
Media
LCD
Proyektor . ........................................................................................
80
a.
Pengelolaan Layanan Bimbingan dan Konseling…………….
80
b.
Personal Pelaksana Layanan Bimbingan dan Konseling…….
88
c.
Fungsi Bimbingan dan Konseling……………………………
92
d.
Pelaksanaan Bimbingan Kelompok dengan Media LCD Proyektor……………………………………………………..
2
a.
Manfaat Penggunaan Media LCD Proyektor………………...
b.
Pelaksanaan
Penggunaan
Media
LCD
C.
99 100
Proyektor
Meningkatkan Keefektifan Bimbingan Kelompok ………….
4
96
Penggunaan Media LCD Proyektor Meningkatan Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok …………………………………...
3
80
103
Penggunaan Media LCD Proyektor dalam Layanan Bimbingan Kelompok Meningkatkan Profesionalisme Konselor ……………..
105
a.
Tugas dan Fungís Konselor…………………………………..
105
b.
Peningkatan Profesionalisme Konselor.……………………...
106
Hambatan dan Solusi Penggunaan Media LCD Proyektor dalam Bimbingan Kelompok……………………………………………...
108
a.
Sarana Prasarana……………………………………………..
109
b.
Persiapan Guru……………………………………………….
110
c.
Biaya………………………………………………………….
112
Pembahasan Hasil……………………………………………………...... commit to user
113
xii
perpustakaan.uns.ac.id
1
Bimbingan
digilib.uns.ac.id
Kelompok
dengan
Menggunakan
Media
LCD
Proyektor………………………………………………………. 2
Penggunaan Media LCD Proyektor Meningkatkan Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok……………………………………...
3
119
Penggunaan Media LCD Proyector dalam Layanan Bimbingan Kelompok Meningkatkan Profesionalisme Konselor……………......
4
113
124
Hambatan dan Solusi Penggunaan Media LCD Proyektor dalam Bimbingan Kelompok………………………………………………..
127
D. Keterbatasan Penelitian ………………………………………………….
129
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A
Kesimpulan……………………………………………………………….
131
B
Implikasi………………………………………………………………….
133
C
Saran-saran……………………………………………………………….
134
Daftar Pustaka…………………………………………………………………
136
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………….
139
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Nomor Tabel
Nama Tabel
01
Perbedaan Konseling Pengembangan Baru) dan Konseling Gaya Lama.
02
Sumber Data Penelitian
Halaman (Orientasi
33 57
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Nomor Gambar
Nama Gambar
Halaman
01
Kerucut Pengalaman Edgar Dale
18
02
Penanganan Siswa Bermasalah
34
03
Skema Kerangka Berfikir
55
04
Jalar Analisis Data
61
05
Struktur Organisasi UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri
68
06
Struktur Organisasi Bimbingan dan Konseling UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri
87
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
No. 01 02
Nama Lampiran Keadaan Guru dan Karyawan UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011 Keadaan Siswa UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011
Halaman 139 142
03
Pedoman Observasi dan Wawancara
143
04
Kisi-kisi Catatan Observasi dan Wawancara
147
05
Catatan Lapangan Observasi
155
06
Catatan Lapangan Wawancara
159
07
Rencana Layanan Bimbingan dan Konseling
205
08
Lembar Tanggapan Guru Pembimbing
218
09
Lembar Tanggapan Siswa
220
10
Dokumen Foto Kegiatan Penelitian
230
11
Ijin Penelitian
235
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Hadi Sugiharto, S. 810809106, 2010. Pelaksanaan Bimbingan Kelompok yang Efektif melalui Media LCD Proyektor Siswa UPTD SMA Negeri 1 Plemahan Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011. Pembimbing 1). Prof. Dr. H. Soetarno Joyoadmodjo, M.Pd. 2). Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd. Tesis : Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta 2011.
Penelitian berikut betujuan untuk mengungkap 1). Bagaimana proses pelaksanaan bimbingan kelompok yang efektif. 2). Bagaimana penggunaan media LCD Proyektor dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dapat meningkatkan keefektifan layanan bimbingan. 3). Apakah penggunaan media LCD Proyektor dalam bimbingan kelompok dapat meningkatkan profesionalisme konselor. 4). Apa hambatan dan solusi dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dengan menggunakan media LCD Proyektor. Pendekatan ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode wawancara, observasi, analisis dokumen, catatan lapangan. Kemudian data dianalisis dengan langkah-langkah reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Untuk menjamin keabsahan data, peneliti menggunakan validitas triangulasi sumber yaitu membandingkan dengan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda, dan triangulasi metode untuk menentukan langkah yang mendukung kegiatan pelaksanaan penelitian. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa. 1). pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang efektif, yaitu kegiatan layanan bimbingan yang menggunakan media LCD Proyektor. 2). Alat ini menyebabkan proses layanan bimbingan kelompok menjadi menarik, transformatif, aktif, efektif dan efisien. Proses layanan ini dipengaruhi oleh pengetahuan, keterampilan konselor yang memadai dalam menyiapkan dan menyajikan materi. Konselor yang mempunyai kompetensi tinggi untuk mengolah materi ke dalam bentuk program power point akan mempengaruhi tingkat keberhasilan layanan. 3). Dampak lain dari penggunaan media ini adalah semakin meningkatnya profesionalisme konselor, karena konselor dituntut untuk selalu mengembangkan diri seiring kemajuan teknologi. 4). Temuan penelitian ini berimplikasi kepada sekolah dan segenap stageholder untuk pengadaan media pembelajaran yang berkualitas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dan mutu pendidikan semakin berkualitas. Kata kunci : LCD Proyektor, bimbingan kelompok, efektif, profesional. commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Hadi Sugiharto. S810809106. The Implementation of Effective Group Guidance through the LCD Projector Media of the Students the Sub-district Technical Implementing Unit at SMA Negeri 1 Plemahan Kediri in the Academic Year of 2010/2011. Principal Advisor: Prof. Dr. H. Soetarno Joyoadmodjo, M. Pd. Co-advisor: Prof. Dr. Samsi Haryanto, M. Pd. Thesis: The Graduate Program in Educational Technology. Sebelas Maret University, Surakarta. 2011. The objectives of this research are to investigate: (1) how effective the group guidance is; (2) how the use of LCD Projector media in the implementation of group guidance can increase the effectiveness in the guidance service; (3) whether or not the use of LCD Projector media in the guidance service can increase the professionalism of the counselor; (4) what constraints and solutions are found in the implementation of group guidance in the use of the LCD Projector media. This research used the descriptive qualitative approach. The data of this research were gathered through the interview, observation, document analysis, and field note methods. The data were then analyzed through the steps of data reduction, data presentation, and conclusion. The data source triangulation in which the validity degree of all pieces of information was rechecked through the different instrument and in the different time and the method triangulation to determine the steps which supported the activities in conducting the research were used in order to guarantee the data validity. The results of this research are as follow: (1) the effective group guidance is the guidance which uses the LCD Projector media in its service activities; (2) this device causes the processes in the group guidance service to be interesting, transformative, active, effective, and efficient. These service processes are affected by the counselor’s adequate knowledge and skill in preparing and presenting the material. The counselor with high competence in processing the material into the form of Microsoft Power Point program will affect the success level of the service; (3) there is another impact of the use of this device, which is the increasingly rising professionalism of the counselor since the counselor is demanded to keep developing him/herself in line with the technological advancement; and (4) the findings of this research have implications on the school principal and all school stakeholders for the procurement of high-quality learning media so that the learning objectives can be achieved and the quality of education increases. Keywords: LCD Projector, group guidance, effective, professional
commit to user
xviii
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan pengalaman di sejumlah sekolah, bahwa kurangnya persiapan pada pelaksanaan program bimbingan dan konseling, menimbulkan banyak kesulitan dalam pelaksanaan program bimbingan dan konseling untuk beberapa lama, yang pada akhirnya dapat dikatakan bimbingan itu praktis tidak berjalan. Berlakunya kurikulum 1975 memberikan landasan resmi bagi masuknya bimbingan dan konseling dalam sistem pendidikan di Indonesia, khususnya sistem pendidikan formal, dengan sumbangan bagi keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Penggunaan sarana pendukung untuk kegiatan bimbingan juga dapat berupa teknologi, yang berfungsi untuk membantu menyampaikan informasi bimbingan. Makna teknologi pengajaran dan bimbingan dalam pengertian mutakhir meliputi pengelolaan gagasan, prosedur, biaya, mesin dan manusia di dalam proses pengajaran dan bimbingan yang melibatkan peralatan fisik yang berfungsi menyalurkan informasi (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, 2007:71). Yang dimaksud peralatan fisik dalam hal ini adalah penggunaan media elektronik berupa LCD Proyektor dalam proses bimbingan dan konseling agar penyampaian informasi bimbingan kepada siswa dapat lebih menarik dan efektif. Konselor harus memulai kariernya sejak awal dengan program kerja yang jelas dan memiliki kesiapan yang tinggi untuk melaksanakan program tersebut. commit to user
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Konselor juga memberikan kesempatan kepada seluruh personel sekolah dan siswa untuk mengetahui program-program yang hendak dijalankan itu. Konselor harus selalu mempertahankan sikap professional tanpa mengganggu keharmonisan hubungan antara konselor dengan personel sekolah lainnya dan siswa. Dalam hal ini, konselor harus menonjolkan keprofesionalannya, tetapi tetap menghindari sikap
elitis
atau
kesombongan
atau
keangkuhan
profesi.
Konselor
bertanggungjawab untuk memahami perannya sebagai konselor professional dan menterjemahkan perannya itu ke dalam kegiatan yang nyata. Konselor harus pula mampu dengan sebaik-baiknya menjabarkan programnya kepada orang-orang dengan siapa ia akan bekerjasama, tentang tujuan yang hendak dicapai, serta tanggungjawab yang dipikul di pundaknya, serta bertanggungjawab kepada semua siswa baik siswa yang gagal, yang menimbulkan gangguan, yang mempunyai kemungkinan putus sekolah, yang mengalami permasalahan emosional, yang mengalami kesulitan belajar, maupun siswa yang memiliki bakat istimewa, yang berprestasi rata-rata, yang pemalu dan menarik diri dari khalayak ramai, serta yang bersikap menarik perhatian guru, konselor dan personal sekolah lainnya. Kondisi yang sangat berat itu tidak dapat diselenggarakan dengan cara seadanya, melainkan memerlukan usaha dan sarana teknologi yang mendukung terlaksananya proses bimbingan dan konseling. Perwujudan tugas dan peranan konselor di masyarakat berupa unjuk kerja pelayanaan bimbingan dan konseling. Unjuk kerja itulah yang menjadi ukuran apakah konselor dengan pelayanan bimbingan dan konselingnya benar-benar mempunyai peran yang berharga dan diharapkan oleh masyarakat yang selalu dinamis dan berkembang. commit to user
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Konselor dalam melaksanakan tugas dan perannya harus menyusun dan melaksanakan program bimbingan dan konseling dengan mengadakan orientasi dan studi kelayakan, yang hasilnya akan dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program bimbingan dan konseling. Penggunaan instrumen tertentu untuk mengungkap kebutuhan warga sekolah akan pelayanan bimbingan dan konseling, menyusun konsep program pelayanan bimbingan dan konseling, serta mendiskusikan dengan personal yang terkait, seperti guru, wali kelas dan sebagainya tentang konsep-konsep program bimbingan dan konseling. Menyusun bentuk akhir program bimbingan dan konseling pada suatu lembaga secara menyeluruh, lengkap dan tepat. Menjelaskan program bimbingan dan konseling yang disusun pada pimpinan lembaga, mengajak warga sekolah untuk mewujudkan program bimbingan dan konseling tersebut, memantau pelaksanaan program bimbingan dan konseling dan mengadakan penyesuaian-penyesuaian terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling agar lebih efektif dan efisien untuk memenuhi kebutuhan siswa di lembaga tersebut. Tetapi kenyataan yang ditemui di lapangan, guru pembimbing dalam memberikan layanan belum melaksanakan tugas dan perannya seperti di atas, bahkan guru pembimbing ada yang belum menyusun program. Program ini hendaknya berorientasi kepada seluruh warga sekolah dan bahkan tidak memperhatikan variasi masalah yang mungkin timbul dan jenis layanan yang diselenggarakan, penggunaan teknologi informasi dan kurangnya kesesuaian antara guru pembimbing dengan siswa dalam menangani masalah yang commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dihadapinya, serta pengembangan program bimbingan dan konseling sering kali terabaikan. Uraian di atas adalah pandangan secara umum kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah Kabupaten Kediri belum sepenuhnya memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada pada sekolah yang bersangkutan. Penyelenggaraaan bimbingan dan konseling di sekolah menengah atas belum dapat memaksimalkan penggunaan media elektronika sebagai sarana penyampaian informasi secara klasikal kepada siswa, khususnya media LCD Proyektor. Kurangnya pemanfaatan media LCD Proyektor untuk membantu menyampaikan informasi layanan kepada siswa SMA, sangat bergantung pada mau tidaknya guru pembimbing mengembangkan profesionalisme kerja di sekolahnya, dalam hal ini mau melibatkan media elektronika sebagai sarana yang efektif dalam membantu menyampaikan informasi bimbingan dan konseling secara klasikal. Sampai saat ini penelitian di bidang pendidikan, khususnya bidang bimbingan dan konseling yang menyoroti penggunaan media elektronika LCD Proyektor sebagai alat bantu penyampaan informasi yang efektif kepada siswa secara klasikal, masih perlu banyak dilakukan.
B.
Rumusan Masalah.
Setelah peneliti menguraikan latar belakang masalah, dengan bertitik tolak pada hal tersebut, maka sasaran yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirinci sebagai berikut :
commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.
Bagaimanakah pelaksanaan bimbingan kelompok dengan menggunakan LCD proyektor di sekolah ?
2.
Sejauh mana penggunaan LCD Proyektor meningkatkan keefektifan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di sekolah ?
3.
Bagaimanakah penggunaan LCD proyektor dalam bimbingan kelompok dapat meningkatkan profesionalisme konselor ?
4.
Apa hambatan dan bagaimana mengatasinya untuk mencapai keefektifan bimbingan kelompok dengan LCD Proyektor ?
C.
Tujuan Penelitian.
Berdasarkan masalah penelitian yang telah ditetapkan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat dideskripsikan untuk mengetahui : 1.
Proses pelaksanaan bimbingan kelompok yang efektif di sekolah.
2.
Penggunaan LCD Proyektor dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dapat meningkatkan keefektifan layanan bimbingan di sekolah.
3.
Pengaruh penggunaan LCD Proyektor dalam bimbingan kelompok dapat meningkatkan profesionalisme konselor.
4.
Hambatan dan solusinya dalam pelaksanaan bimbingan kelompok dengan menggunakan media LCD Proyektor.
D.
Manfaat Penelitian.
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan dengan masalah layanan bimbingan dan konseling serta commit to user
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pihak lain yang ingin melakukan studi lebih mendalam atas masalah tersebut. Secara rinci manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1.
Teoritis. a.
Sebagai tambahan khasanah ilmu pengetahuan tentang layanan bimbingan kelompok dengan media LCD Proyektor.
b.
Sebagai rujukan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang layanan bimbingan kelompok dengan media LCD Proyektor.
2.
Praktis. a.
Untuk lembaga terkait, temuan-temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan dalam membuat kebijakan guna meningkatkan kualitas program dan layanan bimbingan dan konseling.
b.
Untuk guru pembimbing, khususnya guru pembimbing SMA Negeri 1 Plemahan Kediri dan para praktisi pada umumnya, temuan-temuan dalam
penelitian
ini
diharapkan
digunakan
sebagai
bahan
pertimbangan untuk meningkatkan profesionalisme yang berdampak meningkat pula pada kualitas program dan layanan bimbingan dan konseling. c.
Berhubungan
dengan
pengembangan
program
bimbingan
dan
konseling di berbagai lembaga pendidikan, khususnya bagi peneliti dibidang bimbingan dan konseling, diharapkan penelitian ini menjadi tambahan wawasan untuk mendorong dilaksanakannya penelitan yang lebih mendalam, dengan skala yang lebih luas, tentang masalah yang berhubungan dengan pengembangan program dan layanan bimbingan commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan konseling melalui media teknologi yang lain di berbagai lembaga pendidikan.
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran Media memiliki multi makna, baik dilihat secara terbatas maupun secara luas. Munculnya berbagai macam difinisi disebabkan adanya perbedaan dalam sudut pandang, maksud dan tujuannya. NEA (National Education Association) memaknai media sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibincangkan beserta instrumen yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Penerapan teknologi dalam pembelajaran melalui media pembelajaran menjadi sangat penting dalam dunia pendidikan saat ini, seiring dengan perkembangan zaman, sehingga guru tidak gaptek (gagap teknologi) khususnya teknologi yang berkaitan dengan pembelajaran. Istilah media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara / pengantar. Media sering digunakan dalam proses pembelajaran baik di kelas maupun dalam kegiatan-kegiatan lain seperti seminar, rapat dan kegiatan ceramah lainnya, juga dalam kegiatan yang bersifat hiburan baik dalam ruang tertutup maupun di ruang terbuka. Heinich, Molenda, Russell, Smaldino. (2008: 8) menyatakan ; “ A medium (plural media) is means of communication and source of information. Example includes film, television, diagram, printed materials, computer and instructor”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
9 digilib.uns.ac.id
(Media adalah alat komunikasi dan sumber informasi. Contohnya termasuk film, televisi, diagram, materi cetak, komputer dan instruktur). Walter Dick, Lou Carey, James O. Carey. (2002: 202) berpendapat ; “One of the most interesting and challenging decisions in the instruction design process is the selection of the médium or media that will used to deliver the instruction. The decisión is dependent upon a throught knowledge of what being tought, how it is to be tought, how it will be tested and who will be the learners”. (Satu bagian yang penting dan utama dalam proses desain pengajaran adalah pemilihan media yang akan digunakan. Keputusan mengenai pemilihan itu tergantung pada pengetahuan mengenai media yang akan digunakan, bagaimana menggunakannya, cara evaluasinya serta siapa yang menjadi siswanya). Menurut Heinich, Molenda, Russell, Smaldino (2008: 201) yaitu bahwa ketika audio dapat digitalisasikan, gambar video dapat diubah dalam format digital. Gambar video digital dapat dimanipulasikan, disimpan, digandakan dan diputar ulang tanpa mengurangi kualitasnya. Tapi sejak video disk berformat analog, kita tidak dapat merubah materi yang ada didalamnya tetapi dengan video digital yang disimpan dalam CD atau komputer, guru dan murid dapat mengedit isi dan urutan gambar bergerak. Dalam hal lain terkait proses pembelajaran di sekolah yang harus bersifat menyenangkan bagi siswa, Heinich, Molenda, Russell, Smaldino (2008: 201), menyatakan, “… students can learn by playing with information or exploring topics of interest. Teacher can structure lessons or complete courses around CDI product”. (...yaitu bahwa murid-murid dapat belajar sambil bermain dengan informasi atau menggali topik yang diminati. Guru dapat menyusun pelajaran secara bertahap commit to user atau sekaligus mengenai produk CDI).
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lebih lanjut, Heinich, Molenda, Russell dan Smaldino (2008:28) mengatakan, “One the most important roles of media is to serve as a catalyst for change in the whole instructional environment. The effective use of media demands that instructor be better organized in advance, think trough the objectives, alter the everyday classroom routine, and evaluate broadly to determine the impact of instruction on mental ability as, feeling, values, interpersonal skills, and motor skills”. (Satu dari peran paling penting media adalah menyajikan sebagai katalis bagi perubahan di dalam keseluruhan lingkungan pembelajaran. Penggunaan media secara efektif menuntut pengajar mengorganisasikan lebih dulu dengan baik, berfikir mengenai tujuan pembelajaran, merubah rutinitas kelas tiap hari dan mengevaluasi tiap kelas untuk menentukan pengaruh dari pembelajaran terhadap kemampuan mental yang mencakup, rasa, norma/nilai, kemampuan interpersonal dan kemampuan motorik). Menurut Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2009: 2) “Bahwa guru sekurangkurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan”. Jadi penggunaan media dalam penyampaian informasi dalam pembelajaran sangat ditekankan. Sebagai media pembelajaran, LCD Proyektor memungkinkan berlangsungnya penyampaian informasi yang efektif dan menyenangkan bagi siswa serta memudahkan bagi guru. AECT (Association of Educational and Communication Technology), dalam Azhar Arsyad, (2009: 3) menyatakan bahwa media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Dengan istilah mediator, media menujukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, antara siswa dan isi pelajaran. Menurut Gagne dan Briggs (dalam Azhar Arsyad, 2009: 4) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku-buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Pada hakekatnya proses belajar mengajar adalah proses menyampaikan informasi sambil bermain, agar apa yang dipelajari dapat mudah diterima. Dari pendapat tersebut jelaslah bahwa dalam penggunaan media untuk pembelajaran diperlukan media yang dapat mengajak anak untuk belajar sambil bermain agar tujuan pembelajaran lebih mudah tercapai. Menurut Azhar Arsyad (2009: 6) berdasarkan uraian beberapa batasan tentang media di atas, berikut dikemukakan ciri-ciri umum yang terkandung pada setiap batasan tentang pengertian media yaitu : 1).
Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras) yaitu suatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca indera.
2).
Media pendidikan memiliki pengertian non fisik yang dikenal sebagai soft ware (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa.
3).
Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio. commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4).
Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar mengajar baik di dalam maupun di luar kelas.
5).
Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran.
6).
Media pendidikan dapat digunakan secara masal (misalnya radio, televisi) kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP, LCD Proyektor), atau perorangan (misalnya modul, komputer, radio/kaset, video recorder)
7).
Sikap, perbuatan, organisasi, strategi dan managemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.
a. Jenis Media. Pengelompokan jenis media oleh para ahli antara lain media audio seperti kaset dan CD, media gerak meliputi film dan video, media proyeksi meliputi slide, OHP, filmstrip, LCD Proyektor, multimedia dan hypermedia, jarak jauh seperti radio dan TV, media non proyeksi meliputi gambar, diagram, pameran, model dan masih banyak media-media lain. Media yang lazim digunakan dalam proses pembelajaran antara lain media proyeksi, media audio, media gerak, media komputer, multimedia dan hypermedia serta media jarak jauh.
Kemp & Ayton dalam Azhar Arsyad (2009: 37)
mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu :1) media cetakan, 2) media pajang, 3) overhead transparasi, 4) rekaman audiotape, 5) seri slide dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
13 digilib.uns.ac.id
filmstrip, 6) penyajian multi image, 7) rekaman video dan film hidup, 8) komputer. Menurut Azhar Arsyad (2009: 29) bahwa berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat kelompok yaitu : 1) media hasil teknologi cetak, 2) media hasil teknologi audio-visual, 3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, 4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer. Empat kelompok tersebut diuraikan sebagai berikut. Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Media teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto dan reproduksi. Sedangkan ciri-ciri teknologi cetak adalah: 1) teks dibaca secara linier, sedangkan visual diamati berdasar ruang, 2) baik teks maupun visual menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif, 3) teks dan visual ditampilkan statis (diam), 4) pengembangannya sangat tergantung kepada prinsipprinsip kebahasaan dan persepsi visual, 5) baik teks maupun visual berorientasi (berpusat) pada siswa, 6) informasi dapat diatur kembali atau ditata ulang oleh pemakai. Teknologi audio-visual, cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual. Media teknologi audio-visual meliputi mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Ciri-ciri utama teknologi media audio-visual adalah sebagai berikut; 1) biasanya bersifat linier; 2) biasanya menyajikan visual yang dinamis, 3) digunakan dengan cara yang telah ditetapkan commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sebelumnya oleh perancang/pembuatnya, 4) merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak, 5) dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif. Teknologi
berbasis
komputer
merupakan
cara
menghasilkan
atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikroprosessesor. Berarti ciri media yang dihasilkan teknologi berbasis komputer adalah sebagai berikut; 1) dapat digunakan secara acak, non sekuensial atau secara linier, 2) dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasar keinginan perancang/pengembang sebagaimana direncanakan, 3) biasanya gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, symbol dan grafik, 4) prinsip-prinsip ilmu kognitif mengembangkan media ini, 5) pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan interaksi siswa yang tinggi. Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi
yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media
yang
dikendalikan oleh beberapa komputer. Perpaduan beberapa jenis teknologi ini dianggap teknik yang paling canggih apabila dikendalikan oleh komputer yang memiliki kemampuan hebat seperti jumlah random access memory yang besar, hard disk yang besar dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan periperal (alat-alat tambahan seperti video disc player). Ciri utama teknologi berbasis komputer adalah : 1).
dapat digunakan secara acak, sekuensial, secara linier;
2).
dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa, bukan saja dengan cara yang direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya. commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3).
gagasan-gagasan yang sering disajikan secara realistik dalam kontek pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa, dibawah pengendalian siswa;
4).
prinsip
ilmu
kognitif
dan
konstruktivisme
diterapkan
dalam
pembangunan dan penggunaan pelajaran; 5).
pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga pengetahuan dikuasai jika pelajaran itu digunakan;
6).
bahan-bahan pelajaran melibatkan banyak interaksi siswa, sehingga siswa lebih bergairah dalam belajar;
7).
bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai sumber.
b. Pemilihan Media. Pembelajaran yang efektif memerlukan perencaaan yang baik, begitu juga dengan media pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, agar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan mudah tercapai. Pertimbangan lebih lanjut dalam pemilihan media adalah, tujuan pembelajaran, pebelajar, ketersediaan, ketepatgunaan, biaya, mutu, teknis dan kemampuan SDM. Heinich, Mollenda, Russell dan Smaldino (2008: 34) mengajukan model perencaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE (Analyze learners characteristic, State objective, Select or modify media, Utilize, Require learner response, and Evaluate). Model ini menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikut : commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(A) Analyze learner characteristic. Menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran, apakah mereka siswa sekolah lanjutan, pergutruan tinggi, usia, jenis kelamin, latar belakang budaya, serta menganalisis karakteristik khusus mereka yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap awal mereka. (S) State objectif. Menyatakan/merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu perilaku atau kemampuan baru apa (pengetahuan, keterampilan, sikap) yang diharapkan siswa memiliki dan menguasai setelah proses pembelajaran selesai. Pemilihan media akan dipengaruhi oleh tujuan pembelajaran dan urutan penyajian serta kegiatan pembelajaran. (S) Select, or modify media. Memilih, memodifikasi atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran yang telah tersedia akan dapat mempermudah mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan, materi dan media itu sebaiknya digunakan untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya. Di samping itu, perlu juga diperhatikan apakah materi dan media pembelajaran tersebut mampu membangkitkan minat siswa, memiliki ketepatan informasi, memiliki ketepatan kualitas yang baik, memberikan kesempatan bagi siswa untuk berpartisipasi. Apabila materi dan media yang ada tidak cocok dengan tujuan pembelajaran, maka materi dan media pembelajaran tersebut dapat dimodifikasi. Jika tidak memungkinkan untuk memodifikasi media yang telah tersedia, maka ia pilih alternatif merancang dan mengembangkan materi dan media pembelajaran yang baru. Dilihat dari segi biaya, waktu dan tenaga kegiatan ini lebih mahal namun demikian kegiatan ini commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
memungkinkan penyiapan materi dan media pembelajaran yang tetap dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. (U) Utilize. Menggunakan materi dan media. Setelah memilih materi dan media pembelajaran yang tepat, diperlukan untuk menggunakannya. Di samping diperlukan persiapan bagaimana dan berapa lama waktu yang diperlukan untuk menggunakannya. Di samping diperlukan latihan dan praktek menggunakan media pembelajaran, misalnya tata letak dan tempat duduk siswa, dan fasilitas yang diperlukan antara lain meja, peralatan, listrik, layar. (R) Require learner response. Meminta tanggapan dari siswa. Guru sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respon dan umpan balik mengenai keefektivan proses pembelajaran. Respon siswa dapat berupa mengulangi faktafakta, mengemukakan ikhtisar atau rangkuman informasi/materi pembelajaran, menganalisis alternatif pemecahan masalah/kasus. Dengan demikian siswa akan menampakkan partisipasi yang lebih besar atau menjadi interaksi antara siswa dengan guru. (E) Evaluate. Mengevaluasi proses pembelajaran. Tujuan utama evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, keefektivan media pembelajaran yang digunakan, pendekatan, dan guru sendiri. Edgar Dale dalam Praticia Cranton, (1992: 125) menekankan “Kerucut Pengalaman”. Dale menunjukkan bahwa potensi pengalaman belajar, semakin besar ketika materi disampaikan dengan lebih bervariasi. Ketika informasi disampaikan hanya dalam bentuk simbol-simbol verbal, potensial pengalaman commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
belajar sangat kecil. Tetapi ketika informasi disampaikan dengan simbol-simbol visual, gambar, film, demonstrasi, kunjungan lapangan dan bahkan melalui berbagai aktivitas yang mengkondisikan warga belajar mengalami sesuatu secara terarah maka potensi pengalaman belajar semakin tinggi. Itu dapat terlihat dari gambar yang ditunjukkan di bawah ini. abstrak Verbal
Simbol Gambar
Suara & gambar Gambar bergerak Televisi Pameran Karyawisata Demonstrasi Pengalaman dramatisasi Pengalaman tiruan yang diatur Pengalaman langsung dan bertujuan
Gambar 1: Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Patricia Cranton, 1992:125)
konkret
Dari gambar di atas jelas terlihat adanya keikutsertaan media audio visual yang dapat mengefektifkan proses pemberian informasi kepada siswa secara lebih bervariasi dan menarik sehingga memudahkan siswa mengalami pengalaman commit to user
19 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
langsung dalam mempelajari sebuah materi. Siswa merasa terlibat dalam proses pembelajaran ini sehingga informasi lebih mudah disampaikan. Secara terperinci disampaikan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali (Yusufhadi Miarso, 2004 : 458). Salah satu kreteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan media adalah dukungan terhadap isi bahan pelajaran dan kemudahan memperolehnya. Untuk itu dalam proses pemberian informasi/pelajaran bimbingan klasikal guru pembimbing harus pandai memilih jenis media yang dapat mengefektifkan proses kegiatan layanan bimbingan klasikal tersebut, dalam hal ini guru pembimbing memilih media LCD Proyektor dalam menyampaikan informasinya. Menurut Sri Anitah (2009: 89) mengatakan, pertimbangan lebih lanjut dalam pemilihan media adalah, tujuan pembelajaran, pebelajar, ketersediaan, ketepatgunaan, biaya, mutu teknis dan kemampuan SDM. Menurut Oemar Hamalik (2001: 202) menyatakan ada dua pendekatan yang dapat dilakukan dalam usaha memilih media pembelajaran, yaitu : 1).
Dengan cara memilih media yang tersedia di pasaran yang dapat dibeli guru dan langsung dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Pendekatan itu sudah tentu membutuhkan banyak biaya untuk membelinya, lagipula belum tentu media itu cocok buat penyampaian bahan pelajaran dan dengan kegiatan belajar yang dilakukan siswa. commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2).
Memilih berdasarkan kebutuhan nyata yang telah direncanakan, khususnya yang berkenaan dengan tujuan yang telah dirumuskan secara khusus dan bahan pelajaran yang hendak disampaikan. Dewasa ini kedua pendekatan tersebut banyak digunakan oleh guru-guru,
yakni dengan mempertimbangkan bahan pelajaran yang akan disampaikan serta kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Kecocokan terhadap kedua hal itu menjadi dasar pertimbangan apakah suatu media dipilih untuk dipakai atau tidak. Guru hanya memilih media pembelajaran yang bermanfaat dan tidak memilih media yang tidak terpakai. Disamping itu, segi ekonomis dan hambatanhambatan praktis yang mungkin dihadapi oleh siswa dan guru juga menjadi dasar pertimbangan. Faktor lainnya adalah faktor efektifitas komunikasi dalam kaitannya dengan siswa, bahan pelajaran, dan tujuan yang hendak dicapai, merupakan
dasar
pertimbangan
yang
mempengaruhi
pemilihan
media
pembelajaran. Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2007: 72) menyebutkan bahwa, sejumlah kriteria khusus lainnya dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION yaitu, akronim dari Access, Cost, Technology, Interactivity, Organization dan Novelty. 1)
Access. Kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam memilih media. Apakah media yang diperlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh murid? Misalnya kita ingin menggunakan media commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
21 digilib.uns.ac.id
internet, perlu dipertimbangkan terlebih dahulu apakah ada saluran untuk koneksi ke internet? Akses juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah siswa diijinkan untuk menggunakannya? Komputer yang terhubung ke internet jangan hanya digunakan untuk kepala sekolah, tapi juga guru, dan yang lebih penting untuk murid. Murid harus memperoleh akses. 2)
Cost. Biaya juga harus dipertimbangkan. Banyak jenis media yang dapat menjadi pilihan. Media canggih biasanya mahal, namun kita juga harus hitung manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, maka unit cost dari sebuah media akan semakin menurun.
3)
Technology. Keterkaitan guru pada sebuah media harus memperhatikan apakah teknologinya tersedia dan mudah digunakannya, apakah ada listrik, voltase cukup dan sesuai.
4)
Interactivity. Media yang baik adalah yang dapat memunculkan komunikasi dua arah atau interaktivitas. Setiap kegiatan pembelajaran yang anda kembangkan tentu saja memerlukan media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
5)
Organization. Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan organisasi. Misalnya apakah pimpinan sekolah atau yayasan mendukung? Bagaimana commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
pengorganisasiannya. Apakah di sekolah itu tersedia satu unit yang disebut pusat sumber belajar? 6)
Novelty. Kebaruan dari media yang anda pilih juga harus menjadi pertimbangan. Media yang lebih baru biasanya lebih baik dan lebih menarik bagi siswa.
c. Manfaat Media Dalam Kegiatan Bimbingan Kelompok. Seperti yang telah diketahui bersama bahwa di samping media sebagai sarana untuk menyampaikan materi, juga untuk mengukur kemampuan seseorang guru dalam penguasaan media pembelajaran yang digunakannya, maka Azhar Arsyad, (2009: 21) juga menegaskan bahwa meskipun telah lama disadari bahwa banyak keuntungan penggunaan media pembelajaran, penerimannya serta pengintegrasiannya ke dalam program-program pembelajaran berjalan amat lambat. Mereka mengemukakan beberapa hasil penelitian menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas atau sebagai cara utama pembelajaran langsung sebagai berikut : 1).
Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku, setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media penerima pesan yang sama. Meskipun para guru menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan media, ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama dapat disampaikan kepada siswa sebagai landasan untuk pengkajian, latihan dan aplikasi lebih lanjut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
2).
23 digilib.uns.ac.id
Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, penggunaan efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan siswa terbawa dan berfikir, yang kesemuanya dapat menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.
3).
Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkan teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan.
4).
Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa.
5).
Kualitas belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas.
6).
Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.
7).
Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.
8).
Para guru dapat berubah ke arah yang lebih positif, beban guru untuk pelajaran yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi commit to user
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
bahkan dapat dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasehat siswa. Hujair AH. Sanaky (2009: 4) menyatakan bahwa, manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah : 1).
Pengajaran
lebih
menarik
perhatian
pembelajar
sehingga
dapat
menumbuhkan motivasi. 2).
Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik.
3).
Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga.
4).
Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Manfaat media di sini yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat
menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar. Hasil penelitan menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah apabila dibantu dengan sarana visual, dimana 11 % dari yang dipelajari terjadi lewat indera pendengaran, sedangkan 83 % lewat indera penglihatan. commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selain itu Moch. Muarifin (2009: 10) mengatakan, berdasarkan hasil penelitian dari Computer Technology Research (CTR) diketahui bahwa seseorang akan mengingat 20% dari apa yang dilihat, 30% dari yang didengar, 50% dari yang dilihat dan didengar, dan 80% dari yang dilihat, didengat dan dilakukan. Hal tersebut membuktikan bahwa pemakaian media pembelajaran yang tepat, bervariasi dan optimal akan memudahkan siswa memperoleh kompetensi yang diharapkan. Lebih lanjut Moch. Muarifin (2009: 12) mengatakan, media pengajaran yang efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1).
Relevan. Artinya, media itu sesuai dengan hakikat materi dan tujuan yang hendak dicapai.
2).
Sederhana. Artinya, media itu bukanlah sesuatu peralatan yang ruwet, tetapi peralatan yang mudah digunakan.
3).
Esensial. Artinya, media itu memang menjadi suatu yang perlu untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar.
4).
Menarik dan menantang. Artinya, media itu mampu memberikan variasi, penyegaran, daya tarik dan dapat menghilangkan kebosanan.
Dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling kelompok yang dilaksanakan dengan menggunakan LCD Proyektor diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih baik bagi guru dan siswa yaitu : 1).
Bagi guru pembimbing disamping dapat mempermudah pelaksanaan kegiatan bimbingan untuk siswa dalam jumlah banyak juga dapat commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
meningkatkan kualitas kemampuan menggunakan peralatan teknologi informatika khususnya LCD Proyektor. 2).
Manfaat bagi siswa diharapkan dapat memberikan dampak yang positif dalam menerima informasi sehingga lebih bervariasi, menyenangkan dan diharapkan informasi yang diterima lebih mudah dipahami serta tahan lama dalam ingatan siswa. Menurut Azhar Arsyad (2006: 154) bahwa kefektifan penyajian pelajaran
melalui multimedia terutama LCD Proyektor memerlukan perhatian khusus dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1).
Sajikan konsep-konsep dan gagasan satu persatu. Pesan yang lebih dari satu, baik melalui visual maupun verbal, akan membagi perhatian siswa.
2).
Gunakan bidang penanyangan di layar untuk tujuan-tujuan tertentu untuk menyampaikan pesan materi pelajaran. Satu gambar yang ditayangkan di layar mungkin perlu tetap diproyeksikan ke layar selama diperlukan atau ingin visual itu mendapat penekanan, dan siswa dapat memahami pesan yang terkandung dalam visual itu.
3).
Susunlah unsur-unsur gambar itu dan aturlah hubungan antara unsur-unsur itu, dengan pertimbangan bahwa pesan utama diletakkan di tengah-tengah layar dan informasi lainnya pada ruang di sisi ruangan.
4).
Pilihlah slide yang berkualitas baik menurut jenis dan estetis.
5).
Pilihlah musik yang dapat menyentuh perasaan untuk penyajian, tetapi perhatikan jangan sampai musik mendominasi narasi. commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
6).
Gunakan efek suara asli untuk memberikan bayangan realisme dan penyajian.
7).
Jangan terlalu banyak narasi, biarkanlah gambar-gambar yang menyajikan informasi atau pesan-pesan.
8).
Dalam beberapa hal, penggunaan lebih dari satu suara dalam narasi akan membuat penyajian lebih dinamis. Langkah-langkah yang lebih khusus dalam rangka keefektifan penyajian
layanan bimbingan dan konseling klasikal melalui media LCD Proyektor perlu dicermati. Penggunaan barang-barang elektronik yang tidak sesuai prosedur justru akan mengakibatkan pemborosan dana dan waktu, sedangkan tujuan tidak tercapai, karena itu perlu melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1).
Sajikan konsep-konsep dan gagasan itu satu persatu yang sesuai dengan pokok bahasan yang sedang atau dibahas.
2).
Susunlah unsur-unsur gambar dan atur letak pesan/informasi yang utama di tengah layar dengan model tulisan yang bervariasi dan proposional.
3).
Pilih program power point dengan animasi-animasi yang menarik agar informasi mudah diterima oleh siswa.
4).
Jangan terlalu banyak awalan/narasi, biarkan gambar yang menyajikan informasi atau pesan-pesan.
5).
Ciptakan suasana diskusi diantara siswa tentang informasi/materi yang telah disampaikan lewat media LCD Proyektor.
commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
a. Pengertian Bimbingan. Menurut Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusmawati (2008: 2), mengartikan bimbingan sebagai proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang atau kelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau kelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian mencakup lima pokok yaitu; 1) mengenal dirinya dan lingkungan, 2) menerima dirinya dan lingkungan secara positif dan dinamis, 3) mengambil keputusan, 4) mengarahkan diri sendiri dan 5) mewujudkan diri sendiri. Lebih lanjut Miller (dalam Pryitno dan Erman Amti, 1999: 3) mengatakan; ”Guideance is that aspect of the educational service which seek to help individual child to understand himself to understand his environment and his demands and to bring reasonable harmony between himself and his external environment”. (Bimbingan adalah proses layanan untuk mengarahkan individu dalam bidang pendidikan untuk membantu anak didik secara individu agar dapat memahami dirinya sendiri dan lingkungan sehingga dapat hidup selaras dengan lingkungan atau dunia luar). Menurut Bimo Walgito (1993: 10) bimbingan mempunyai pengertian bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari, atau mengatasi kesulitan-kesulitan di dalam commit to user
29 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kehidupannya, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya. Jumhur dan Moh. Surya (1975: 28) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut : “Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization), sesuai dengan potensi atau kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan baik keluarga, sekolah maupun masyarakat. Bantuan ini diberikan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidang tersebut”.
Menurut Ahmad Badawi (dalam Bimo Walgito, 1993: 12) pengertian bimbingan yaitu, bantuan kepada
individu atau beberapa individu yang
mempunya problem, agar bisa memiliki kemampuan untuk memecahkan problemanya sendiri dan akhirnya dapat mencapai kebahagiaan hidupnya, baik kebahagiaan dalam kehidupan individu maupun sosial. Berdasarkan pengertian-pengertian bimbingan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, pada prinsipnya bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan orang untuk memecahkan suatu masalah atau problem yang dihadapinya yang akhirnya dapat mencapai kebahagiaan hidup, baik hidup sebagai individu maupun hidup sebagai masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
30 digilib.uns.ac.id
b. Pengertian Konseling. Konseling merupakan terjemahan dari counseling, yaitu bagian dari bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun sebagai teknik. Menurut Ruth Strang (dalam Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nula Kusmawati, 2008: 4) mengatakan, Pelayanan konseling merupakan jantung hati dari usaha layanan bimbingan secara keseluruhan (counseling is the heart of guidance program). Seperti halnya pengertian bimbingan, tentang pengertian konseling juga ada beberapa pendapat atau pandangan yang berbeda-beda, walaupun pada prinsipnya juga ada kesamaannya. Berikut ini akan dikemukakan pengertian konseling menurut pendapat Jones (dalam Prayitno dan Erman Amti, 1999: 6). ”Counseling is the tecnique of guidance which attempt to assist the individual to understand him self his abilities, and characteristic, his environment and his opportunities and prospects with trained counselor and by group discussions in with youth who are faced with the some peoblem participate together”. (Konseling adalah suatu teknik bimbingan yang mencoba membantu individu untuk memahami akan kemampuan dirinya dan karakteristik diri, lingkungannya serta peluang untuk mencapai suatu yang memuaskan dengan menyediakan informasi yang bermanfaat, konselor itu mengikuti pelatihan, terlatih untuk dapat mendiskusikan secara bersama-sama untuk menyelesaikan beberapa masalah). Konseling adalah proses menolong orang supaya dapat mengatasi persoalan-persoalan dan menambah penyesuaian dirinya melalui wawancara atau interview serta sifat-sifat hubungan yang lain antara orang dengan orang, misalnya dengan membuat orang yang ditolong tadi supaya merasa bebas dan senang. Pendapat yang sama disampaikan Bimo Walgito (1993: 1) yaitu bahwa konseling commit to user atau penyuluhan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam
perpustakaan.uns.ac.id
31 digilib.uns.ac.id
memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidupnya. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Ahmad Badawi (dalam Bimo Walgito, 1993: 3). “Konseling ini berupa proses pemberian bantuan dengan jalan wawancara, kedua belah pihak, yaitu pembimbing dan si terbimbing saling mempelajari timbal balik. Pihak pembimbing mempelajari sebanyak-banyaknya tentang keadaan si terbimbing yang meliputi problem yang dialami, seberapa kemampuannya dan sebagainya, sedang pihak terbimbing juga mempelajari saran-saran pembimbing tentang cara-cara pemecahan persoalan, untuk akhirnya terbimbing memilih atas tanggungjawab sendiri cara penyelesaian problem yang paling cocok dengan kemampuan dirinya”. Setelah kita membaca pendapat-pendapat mengenai konseling di atas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1).
Konseling adalah proses pemberian bantuan dari pembimbing kepada si terbimbing.
2).
Proses bantuan tersebut dilakukan dengan wawancara atau interview secara berhadapan muka, agar dapat mempelajari secara timbal balik dan dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi (terbimbing).
c. Pengelolaan Bimbingan dan Konseling. Di dalam pelayanan professional bimbingan dan konseling yang diterbitkan oleh Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas(2004: 10) disebutkan bahwa : 1) Manajemen bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan oleh suatu commit to sebagai user organisasi dengan guru pembimbing pelaksana utamanya. Dalam
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
organisasi tersebut selain ada guru pembimbing, ada pula pimpinan sekolah, koordinator bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran, wali kelas dan staf administrasi yang masing-masing memiliki perannya sendiri. 2) Pengelolaan bimbingan dan konseling dilengkapi fasilitas yang diperlukan, yaitu ruang kerja, peralatan instrument, peralatan administrasi dan sarana pendukung lainnya. 3) Karena bimbingan dan konseling merupakan sumber / bank data yang mensuport semua kegiatan pembelajaran di sekolah, maka dapat didukung dengan tenaga administrasi. 4) Dalam pengelolaan bimbingan dan konseling, kegiatan kepengawasan secara khusus diselenggarakan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling. 5) Pengelolaan yang efektif diarahkan kepada terwujudnya akuntabilitas yang tinggi dari kegiatan bimbingan dan konseling secara menyeluruh dan pengembangannya. Sedangkan fungsi bimbingan dan konseling di sekolah menurut pendapat Prayitno dan Erman Amti (2008: 197) mengatakan, Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui layanan tersebut, dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi pokok yaitu, (a) fungsi pemahaman, (b) fungsi pencegahan, (c) fungsi pengentasan, (d) fungsi pemeliharaan dan (e) fungsi pengembangan.
commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bimo Walgito (2010: 38-39) mengatakan bahwa, fungsi pembimbing di sekolah adalah menyelenggarakan bimbingan terhadap anak-anak bersifat : (a) preventif, (b) preserveratif, (c) kuratif. Menurut Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas (2004: 5) menyebutkan fungsi bimbingan dan konseling mengemban ; (a) fungsi pemahaman, (b) fungsi pencegahan, (c) fungsi pengentasan termasuk ke dalamnya fungsi advokasi, (d) fungsi pemeliharaan dan pengembangan. Sofyan
S.
Willis
(2010:
19)
menjelaskan
perbedaan
konseling
pengembangan dan konsep lama sebagai berikut : Tabel 1:
Perbedaan Konseling Pengembangan (Orientasi Baru) dan Konseling Gaya Lama.
Konseling Pengembangan (Orientasi Baru)
Konseling Gaya Lama
-
Bersifat pedagogis.
- Bersifat klinis.
-
Melihat potensi klien bukan
- Melihat kelemahan klien.
kelemahan.
- Berorientasi pemecahan masalah
-
Berorientasi pengembangan potensi
klien.
positif klien.
- Konselor serius.
-
Menggembirakan klien.
- Klien sering tertutup.
-
Dialog konselor menyentuh klien,
- Dialog menekankan perasaan klien.
klien terbuka.
- Klien sebagai objek.
-
Bersifat humanistik-relegius.
-
Klien sebagai subjek memegang peranan memutuskan tentang dirinya.
-
Konselor hanya membantu dan memberi alternatif-alternatif. commit to user
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Jika menyimak pengertian konseling sebagaimana tersebut di atas, maka tersirat di dalamnya tujuan konseling yaitu, membantu individu/klien agar menjadi orang yang lebih fungsional, mencapai integritas diri, identitas diri dan aktualisasi diri. Lebih lanjut
Sofyan S. Willis (2010: 32) menjelaskan penanganan siswa
bermasalah seperti tertuang dalam gambar di bawah ini.
Gambar 2 : Penanganan Siswa Bermasalah.
Masalah Siswa
3.
Ringan
Semua Guru/Wali Kelas
Sedang
Guru Pembimbing
Berat
Alih Tangan/Reveral
Bimbingan Kelompok yang Efektif.
a. Pengertian Bimbingan Kelompok. Menurut Siti Hartinah (2009: 6), menyebutkan; pengertian bimbingan kelompok yang lebih sederhana menunjuk kepada kegiatan bimbingan yang diberikan kepada kelompok individu yang mengalami masalah yang sama. Pengertian tersebut tidak secara langsung dan sengaja memanfaatkan dinamika kelompok, kelompok sekedar wadah isi bimbingan disampaikan. Penyajian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
35 digilib.uns.ac.id
informasi pendidikan kepada sejumlah murid dalam satu kelas termasuk ke dalam bimbingan kelompok dalam arti yang sederhana. Menurut Gazda (dalam Tatiek Romlah, 2001:3) bimbingan konseling kelompok adalah masuk pada BK kelompok besar, yaitu proses pemberian bantuan yang diberikan pada individu dalam situasi kelompok yang dilakukan dengan jumlah siswa antara 20 sampai 30 orang dengan tujuan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi dirinya. Sujatha Venkatesh, dalam artikelnya mengatakan: ”Group counseling mainly involves a small group of members who come together forming their own specific goals, share their problem, provide emphaty and support to the others and also in turn try and change their self defeating behaviors. The group members are also assisted in developing their existing skills in dealing with interpersonal problems”. (Konseling kelompok terutama melibatkan sekelompok kecil anggota yang datang bersama-sama membentuk spesifik tujuan mereka sendiri, berbagai masalah mereka, memberikan empati dan dukungan kepada yang lain dan juga pada gilirannya mencoba mengubah perilaku mereka mengalahkan diri sendiri. Anggota kelompok juga dibantu dalam mengembangkan keterampilan yang ada dalam menangani masalah-masalah interpersonal). Lebih lanjut Sujatha Venkatesh, mengatakan: “The role of the group counselor involves facilitating among the members, help them learn from one another, assist them establishing personal goals and also provide continuous emphaty and support to the members and also to check if the members have carried their learning experience from the group and practiced it in the outside world”.
(Peran konselor dalam kelompok memfasilitasi interaksi antara para anggota, userlain, membantu mereka dalam membantu mereka belajar daricommit satu to sama
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menetapkan tujuan pribadi dan juga memberikan empati berkelanjutan dan dukungan kepada anggota dan juga untuk memeriksa apakah anggota telah melakukan pengalaman belajar mereka dari kelompok dan dipraktekkan di dunia luar). Menurut Orsetein dan Lasley, (2000: 96) mengatakan; Character of instructional objectives at the classroom level : 1) 2)
3) 4) 5) 6)
A statement of objectives should describle both the kind of behaviors expected and the content or the content to which that behavior applies. Complex objectives need to be stated analytically and specifically enough so that there is no doubt as to the kind of behavior expected, or that the behavior applies so. Objectives should also be formulated so that clear distraction are required among…. to attain different behaviors. Objectives are developmental, representing roads to travel rather than terminal points. Objectives should be realistic and should include only what can be translated into classroom. The scope of objectives should be broad enough to encompass all types of outcomes for which the should (or teacher) is responsible.
Bahwa karakteristik sasaran hasil yang dapat diukur dalam kelas adalah; 1) suatu pendapat bahwa keberhasilan terletak pada dua perilaku yaitu perilaku hasil dan isu, 2) hasil dapat dinyatakan secara analistis dari rincian suatu perilaku yang diharapkan, 3) hasilnya diharapkan dapat merubah perilaku yang lebih baik sesuai yang diharapkan, 4) sasarannya hasil adalah merupakan pengembangan sebagai wakil bukan pembanding, 5) hasil harus realistis sesuai apa yang terjadi dalam kelas, 6) lingkup hasilnya luas, guru bertanggungjawab atas keberhasilan itu. Pembelajaran memungkinkan
efektif
pembelajar
merupakan dapat
proses
memperoleh
pembelajaran
pengetahuan,
sikap
yang dan
commityang to user keterampilan tertentu dengan proses menyenangkan. Pembelajaran ini
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memfokuskan guru BK bahwa sebagai peserta didik harus terlibat aktif dalam keseluruhan proses kegiatan agar mereka langsung dapat memperoleh pengalaman dan bermanfaat dari hasil pembelajaran tersebut. Terjadinya proses belajar pada diri
pembelajar
merupakan
pertanda
keberhasilan
pembelajaran,
adalah
diperolehnya peningkatan kemampuan belajar secara lebih mudah dan efektif di masa depan, akibat telah dikuasainya pengetahuan dan keterampilan pendidik yang mampu membawa pembelajar untuk mendidik diri, mampu memberdayakan pembelajar secara efektif, mendorong menggunakan sumber-sumber belajar, sehingga mereka mampu mempergunakan seluruh hasil belajar tersebut secara produktif (Joice, Weil & Calhoun, 2000: 6). Menurut Prayitno (2001: 87) bahwa, bimbingan kelompok/klasikal adalah bimbingan dan konseling yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu dan/atau membahas secara bersama-sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari-hari dan/atau untuk perkembangan dirinya baik secara individu maupun sebagai pelajar dan untuk pertimbangan dalam mengambil keputusan/tindakan tertentu. Tujuan dan fungsi bimbingan dan konseling kelompok ini adalah untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh bahan atau informasi yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat secara efektif. Penyampaian informasi atau materi bimbingan dan konseling akan lebih efektif bila dilakukan secara klasikal karena commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
38 digilib.uns.ac.id
dengan materi yang banyak dapat disampaikan kepada siswa/konseli yang besar secara cepat dan merata. Suatu sekolah dapat melaksanakan layanan bimbingan dan konseling dalam waktu lama tanpa membuat program, misalnya pada suatu sekolah hanya memiliki seorang tenaga konselor, sedang guru bidang studi dan wali kelas tidak ikut melibatkan diri dalam kegiatan layanan bimbingan di dalamnya. Cara kerja semacam ini bisa saja dilaksanakan akan tetapi dampak positif membantu siswa dalam mengatasi masalahnya kurang efektif. Pelaksanaan layanan bimbingan akan berhasil apabila dilaksanakan atau dilakukan oleh suatu tim atau secara klasikal yang dibagi tugas sesuai dengan kelas bimbingannya. Tim bimbingan dan petugas yang terlibat akan dapat saling membantu, bertukar pikiran, pandangan, pengalaman dan bekerja bersama-sama. Penyusunan program bimbingan di sekolah baik klasikal maupun individu haruslah diperhatikan beberapa hal, yaitu bahwa program bimbingan haruslah disusun atas dasar kebutuhan dan masalah siswa, menempatkan kedudukan guru dalam program bimbingan adalah penting dan tidak kalah pentingnya tenaga ahli yang memiliki keterampilan dalam bidang bimbingan dan konseling sangat diperlukan terutama memantau menangani masalah-masalah yang secara langsung sulit diatasi oleh guru. Program bimbingan di sekolah, khususnya bimbingan klasikal tidak akan berhasil dengan baik apabila tidak adanya bentuk kerjasama antar guru pembimbing dan kepala sekolah juga staf sekolah lainnya. Beberapa pertimbangan atau referensi dalam penyusunan suatu program bimbingan dan konseling, di antaranya adalah : commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1)
Program bimbingan di sekolah hendaknya disusun relevan dengan kebutuhan bimbingan di sekolah bersangkutan dan mempertimbangkan sifat-sifat khas.
2)
Dalam penyusunan program bimbingan di sekolah hendaknya diadakan inventarisasi berbagai macam fasilitas yang ada termasuk di dalamnya personil bimbingan dan sarana teknologi yang dapat mendukung terselenggaranya kegiatan bimbingan.
3)
Penyusunan program
bimbingan di sekolah
hendaknya ditentukan
personalia, pembagian tugas dan tanggungjawab yang merata dengan mempertimbangkan berbagai faktor dan menentukan organisasi termasuk di dalamnya mekanisme kerja dan bentuk kerjasama serta diadakan evaluasi program bimbingan.
b. Tahap-Tahap Pelaksanaan Bimbingan Kelompok. Tahapan pelaksanaan bimbingan kelompok maka, Sujatha Venkatesh, lebih lanjut mengemukakan sebagai berikut. Stages in the development of the group : 1).
Formation Group : it involves making students aware about the group by making announcements, putting poster etc. The second step involves screening and selection of group members. The third step involves briefing the members about the group, plan, its goals and also the group ethics.
2).
Initial Stage : orientation and exploration, this involves determining the structure of the group, getting acquainted and exploring the member’s espextations. They also become aware of how the group functions, define their own goals and clarify their expectations. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
40 digilib.uns.ac.id
3).
Transition Stage : dealing witresistence, this is quite a difficult phase where the members deal with their anxiety, resistence and conflict and the leader helps them deal and work with their weaknesses.
4).
Working Stage : cohesion and productivity, during this stage, the members develop greater cohesiveness, feel a sense of belonging to the group. It also involves in depth exploration of issues and also they strongly focus on bringing desirable changes in behavior.
5).
Final Stage : consolidation and termination, this is a time for summarizing, pulling together the loose ends and integrating the group experience. Members may also feel sad, express their anxiety due to separation. Members may also share their experiences of being in the group with other members, they would also provide information about their insights and learning in the group and how they are going to put it into practice outside. They would also plan for follow up meetings for accountability so that members will carry out their plans for change. The leader in turn should help the members consolidate their learning by assisting them to develop a conceptual framework for working. They also develop specific contacts and home assignments as practical ways of making changes.
6).
Follow up sessions ( post group ).
Tahapan dalam pengembangan kelompok : 1).
Pembentukan grup, ini melibatkan membuat siswa sadar tentang group dengan membuat pengumuman, meletakkan poster dan sebagainya. Langkah kedua melibatkan penyaringan dan pemilihan anggota kelompok. Langkah ketiga melibatkan anggota brifing tentang kelompok, rencana, tujuan dan juga etika grup.
2).
Tahap awal, orientasi dan eksplorasi, ini melibatkan dan menentukan struktur kelompok, mulai mengenal dan mengeksplorasi harapan anggota. Mereka juga menjadi mengerti bagaimana fungsi kelompok, menentukan tujuannya sendiri dan memperjelas harapan mereka.
3).
Tahap transisi, menghadapi perlawanan, ini merupakan fase sulit dimana commit to usermereka, perlawanan dan konflik kesepakatan anggota dengan kecemasan
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan pemimpin membantu mereka menangani dan bekerja dengan kelemahan mereka. 4).
Tahap kerja, kohesi dan produktivitas, dalam tahap ini anggota mengembangkan keterpaduan yang lebih besar, merasakan rasa memiliki ke grup. Hal ini juga melibatkan eksplorasi mendalam tentang isu-isu dan juga mereka sangat fokus terhadap perubahan yang diinginkan dalam perilaku.
5).
Tahap final, konsolidasi dan pemberhentian, ini adalah waktu untuk meringkas, menarik bersama berakhir longgar dan mengintegrasikan pengalaman
kelompok.
Anggota
juga
mungkin
merasa
sedih,
mengungkapkan kecemasan mereka karena pemisahan. Anggota juga dapat berbagi pengalaman mereka berada di grup dengan anggota yang lain, mereka juga memberikan informasi tentang wawasan mereka dan belajar dalam kelompok dan bagaimana mereka akan memasukkannya ke dalam praktik di luar. Mereka juga menindaklanjuti rencana pertemuan untuk akuntabilitas, sehingga anggota akan melaksanakan rencana mereka untuk perubahan.
Pemimpin
pada
gilirannya
akan
membantu
anggota
mengkonsolidasikan belajar mereka dengan membantu mereka untuk mengembangkan sebuah kerangka kerja konseptual untuk bekerja. Mereka juga mengembangkan kontrak khusus dan tugas rumah sebagai cara praktis untuk membuat perubahan. 6).
Menindaklanjuti sesi (post grup).
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lebih lanjut Stanford & Corey (dalam Kusnarto Kurniawan, 2008: 4) mengemukakan secara rinci beberapa tahap yaitu : Tahap Pembentukan dan Orientasi. 1).
Menerima kehadiran anggota kelompok secara terbuka dan mengucapkan terima kasih.
2).
Memimpin do’a
3).
Menjelaskan pengertian dan tujuan bimbingan kelompok.
4).
Menjelaskan cara pelaksanaan bimbingan kelompok.
5).
Menjelaskan azas-azas bimbingan kelompok.
6).
Kesepakatan waktu yang digunakan.
7).
Perkenalan dilanjutkan dengan permainan.
Tahap Peralihan. 1).
Menjelaskan kembali norma dan tujuan kegiatan bimbingan kelompok.
2).
Tanya jawab tentang kesiapan anggota kelompok untuk kegiatan lebih lanjut.
3).
Mengenali suasana apabila anggota kelompok secara keseluruhan/sebagian belum siap untuk memasuki tahap berikutnya dan mengatasi suasana tersebut.
4).
Menjelaskan masalah pribadi yang hendaknya dikemukakan oleh anggota kelompok.
5).
Mengatasi pertentangan-pertentangan dalam kelompok.
Tahap Kegiatan dan Produktivitas. commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1).
Memberi contoh masalah-masalah yang dapat dikemukakan dan dibahas dalam kelompok.
2).
Mempersilahkan anggota kelompok untuk mengemukakan masalah masingmasing secara bergantian.
3).
Memilih/menetapkan masalah yang akan dibahas dalam kelas ini.
4).
Selingan melalui kegiatan menghibur (ice breaking).
5).
Penyimpulan dari masalah yang sudah dibahas.
Tahap Pengakhiran / Tahap Terminasi. 1).
Menjelaskan bahwa kegiatan Bimbingan Kelompok akan diakhiri.
2).
Penilaian segera.
3).
Pembahasan kegiatan lanjutan.
c. Materi Bimbingan Kelompok. Melalui dinamika kelompok antar anggota bimbingan kelompok/klasikal dapat dibahas berbagai hal yang amat beragam yang berguna bagi siswa. Materi tersebut menurut Siti Hartinah (2009: 106) meliputi hal-hal berikut : 1)
Pemahaman dan pemantapan kehidupan keagamaan dan hidup sehat.
2)
Pemahaman dan penerimaan diri sendiri dan orang lain sebagaimana adanya (termasuk perbedaan individu, sosial dan budaya serta permasalahannya).
3)
Pemahaman tentang emosi, prasangka, konflik dan peristiwa yang terjadi di masyarakat serta pemecahannya. commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4)
Pengaturan dan penggunan waktu secara efektif (untuk belajar, kegiatan sehari-hari,serta waktu senggang).
5)
Pemahaman tentang adanya berbagai alternatif pengambilan keputusan dan berbagai konsekwensinya.
6)
Pemahaman sikap dan kebiasaan belajar, pemahaman hasil belajar, timbulnya kegagalan belajar dan cara penanggulangannya (termasuk UNAS, SPMB).
7)
Pengembangan hubungan sosial yang efektif dan produktif.
8)
Pemahaman tentang dunia kerja, pilihan dan pengembangan karier, serta masa depan.
9)
Pemahaman tentang pilihan dan persiapan memasuki jurusan/pendidikan lanjutan.
d. Kriteria Penilaian Pelaksanaan Program Bimbingan Kelompok. Kriteria atau patokan yang dipakai untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan Bimbingan Kelompok di sekolah adalah mengacu kepada terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan siswa (peserta didik) dan pihak-pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu siswa memperoleh perubahan-perubahan perilaku dan pribadi ke arah yang lebih baik secara rinci kebutuhan dimaksud adalah anak didik untuk mengerti dan menerima dirinya, harus mengembangkan kemampuan dirinya untuk membuat ketentuanketentuan dan merumuskan serta melaksanakan cara-cara untuk perkembangan lebih lanjut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
45 digilib.uns.ac.id
Hal tersebut di atas seperti yang dijelaskan Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas (2004: 9) sebagai berikut : 1) Hasil layanan imbingan dan konseling perlu dinilai untuk mengetahui efektifitas layanan dan dampak positif yang diperoleh siswa yang dilayani. 2) Fokus penilaian hasil layanan adalah diperolehnya pemahaman baru, berkembangnya perasaan positif dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan demi terentaskannya masalah secara tuntas. 3) Penilaian hasil layanan meliputi tiga jenis, yaitu penilaian segera, jangka pendek, dan jangka panjang, yang masing-masing dapat dilaksanakan baik melalui format lisan maupun tertulis. 4) Selain penilaian hasil layanan, penilaian proses juga perlu dilaksanakan yang hasilnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses layanan tersebut. 5) Pada kegiatan kontak langsung guru pembimbing membuat penilaian yang dapat menjadi sajian utama laporan individu. 6) Hasil penilaian dilaporkan dalam laporan individu setiap akhir semester.
4. Pengembangan Profesionalisme Guru Pembimbing. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat lebih ditingkatkan dengan mengembangkan para pelaksananya (guru pembimbing), programprogramnya, kerja sama dan dukungan moril dan materiil dari kepala sekolah dalam suasana kerjanya. Pengembangan para pelaksana itu perlu diikuti oleh pengembangan sarana prasarana. Sarana dan prasarana yang sangat terbatas, apalagi dibarengi dana yang langka, akan menjadi kendala yang cukup dalam commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memberikan layanan kepada siswa. Peningkatan tersebut akan ditunjang lagi oleh berkembangnya kerja sama dan suasana profesional. Prayitno (1999: 339-340) menyebutkan, ”Suatu jabatan atau pekerjaan disebut profesional apabila ia memiliki syarat-syarat tertentu diantaranya, selama berada dalam pekerjaan itu para angotanya terus-menerus berusaha menyegarkan dan meningkatkan kompetensinya dengan jalan mengikuti secara cermat literatur dalam bidang pekerjaan itu, menyelenggarakan dan memahami hasil-hasil riset, serta berperan serta secara aktif dalam pertemuan-pertemuan sesama anggota”. Pengembangan
profesi
bimbingan
dan
konseling
antara
lain
:
a) standarisasi untuk kerja profesional guru pembimbing, b) standarisasi penyiapan guru pembimbing. (Prayitno, 1999 : 341).
a. Standarisasi Unjuk Kerja Profesional Guru Pembimbing. Masih banyak orang yang memandang bahwa pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapapun juga, asalkan mampu berkomunikasi dan wawancara. Anggapan lain mengatakan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling semata-mata diarahkan kepada pemberian bantuan berkenaan dengan upaya pemecahan masalah dalam arti yang sempit saja. Ini jelas anggapan yang keliru. Pelayanan bimbingan dan konseling tidak semata-mata diarahkan kepada masalah saja, tetapi mencakup berbagai jenis layanan dan kegiatan yang mengacu kepada terwujudnya fungsi-fungsi yang luas. Berbagai jenis bantuan dan kegiatan itu menuntut adanya unjuk kerja professional tertentu. Di Indonesia memang belum ada rumusan tentang unjuk kerja professional guru pembimbing yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
47 digilib.uns.ac.id
standar. Usaha untuk merintis terwujudnya rumusan tentang unjuk kerja itu telah dilakukan oleh Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI) pada Konvensi Nasional VII IPBI di Denpasar Bali (1989). Upaya ini lebih dikonkretkan lagi pada Konvensi Nasional VIII di Padang (1991). Rumusan unjuk kerja yang pernah disampaikan dan dibicarakan dalam Konvensi IPBI di Padang. Rumusan tentang unjuk kerja itu mengacu pada wawasan dan keterampilan yang hendaknya dapat ditampilkan oleh para lulusan program studi bimbingan dan konseling. Keseluruhan rumusan unjuk kerja itu meliputi 28 gugus yang masing-masing terdiri atas sejumlah butir unjuk kerja, sehingga semua berjumlah 225 butir. Ke-28 gugus itu adalah : 1)
Mengajar dalam bidang psikologi dan bimbingan dan konseling ( BK ).
2)
Mengorganisasikan program bimbingan dan konseling.
3)
Menyusun program bimbingan dan konseling.
4)
Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling.
5)
Mengungkapkan masalah klien.
6)
Menyelenggarakan pengumpulan data tentang minat, bakat, kemampuan, kondisi kepribadian.
7)
Menyusun dan mengembangkan himpunan data.
8)
Menyelenggarakan konseling perorangan.
9)
Menyelenggarakan bimbingan konseling kelompok.
10)
Menyelenggarakan orientasi studi siswa.
11)
Menyelenggarakan kegiatan ko/ekstrakurikuler.
12)
Membantu guru bidang studi dalam mendiagnosis kesulitan belajar siswa. commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
13)
Membantu guru bidang studi dalam menyelenggarakan pengajaran perbaikan dan program pengayaan.
14)
Menyelenggarakan bimbingan kelompok belajar.
15)
Menyelenggarakan pelayanan penempatan siswa.
16)
Menyelenggarakan
bimbingan
karier
dan
pemberian
informasi
pendidikan/jabatan. 17)
Menyelenggarakan konferensi kasus.
18)
Menyelenggarakan terapi kepustakaan.
19)
Melakukan kunjungan rumah.
20)
Menyelenggarakan/mengkondisikan lingkungan klien.
21)
Merangsang perubahan lingkungan klien.
22)
Menyelenggarakan konsultasi khusus.
23)
Mengantar dan menerima alih tangan kasus.
24)
Menyelenggarakan diskusi profesional.
25)
Memahami dan menulis karya-karya ilmiah dalam bidang BK.
26)
Memahami hasil dan menyelenggarakan penelitian di bidang BK.
27)
Menyelenggarakan kegiatan BK pada lembaga/lingkungan yang berbeda.
28)
Berpartisipasi aktif dalam pengembangan profesi BK. Walaupun rumusan butir-butir (sebanyak 28 butir) itu tampak sudah terinci,
namun pengkajian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk menguji apakah butirbutir tersebut memang sudah tepat sesuai dengan kebutuhan lapangan, serta cukup praktis dan memberikan arah kepada para guru pembimbing bagi pelaksanaan commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
layanan terhadap klien. Hasil pengkajian itu kemungkinan besar akan mengubah, menambah, merinci rumusan-rumusan yang sudah ada itu. Sebagai bahan perbandingan berikut ini disajikan unjuk kerja konselor yang ditetapkan oleh American School Conselor Association (ASCA). Dicantumkan hanya gugus-gugusnya saja, antara lain : 1)
Menyusun program bimbingan dan konseling.
2)
Menyelenggarakan konseling perseorangan.
3)
Memahami diri siswa.
4)
Merencanakan pendidikan dan pengembangan pekerjaan siswa.
5)
Mengalihtangankan siswa.
6)
Menyelenggarakan penempatan siswa.
7)
Memberikan bantuan kepada orang tua.
8)
Mengadakan konsultasi dengan staf.
9)
Mengadakan hubungan dengan masyarakat. Dalam menentukan kualitas dan kuantitas bimbingan dan konseling yang
telah ditentukan, konselor mempunyai peran yang sangat penting. Oleh karena itu konselor harus memikirkan kualitas bimbingan dan konseling bagi konseli. Hal ini menuntut adanya inovasi dalam pengelolaan proses bimbingan, karena konselor sebagai penanggungjawab kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Tolok ukur untuk menilai konselor adalah kualitas kegiatan proses bimbingan dan konseling, hal ini merupakan pencerminan dari kemampuan kinerja konselor dalam mengelola proses bimbingan dan konseling. commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Profesionalisme kompetensi/kemampuan
konselor dasar
ditentukan
sebagai
oleh
pembimbing
dalam
penguasaan melaksanakan
tugasnya. Dalam peraturan pemerintah nomor 28 dan 29 tahun 1990 serta peraturan pemerintah nomor 72 tahun 1991, dinyatakan bahwa bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. (Menurut Prayitno, 1999: 67) bahwa : ”Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasar norma-norma yang berlaku”.
Sejalan dengan itu Prayitno (1999: 99) mengemukakan bahwa : ”Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja,
maupun
dewasa
agar
orang
yang
dibimbing
dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan, berdasarkan norma-norma yang berlaku”. Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (konselor) kepada individu (konseli) yang sedang mengalami sesuatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dihadapi konseli. Dari beberapa pendapat di atas dapat dirumuskan bahwa bimnbingan dan konseling adalah suatu layanan bantuan bimbingan yang diberikan kepada siswa (konseli) baik yang bersifat individu maupun kelompok agar konseli mampu memahami dirinya sendiri dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Peran konselor di sekolah memberikan layanan bantuan kepada konseli dalam memecahkan permasalah yang dihadapi konseli, baik masalah pribadi, sosial, belajar dan karier. Sesuai dengan ketentuan surat keputusan bersama Mendikbud dan Kepala BAKN nomor : 0433/P/1993 dan nomor 25 tahun 1993 diharapkan pada setiap sekolah ada petugas yang melaksanakan layanan bimbingan yaitu guru pembimbing/konselor dengan rasio satu orang guru pembimbing/konselor untuk 150 orang (minimal), 225 orang (maksimal). Kekhususan bentuk tugas dan tanggungjawab konselor sebagai suatu profesi yang berbeda dengan bentuk tugas sebagai guru mata pelajaran, maka beban tugas atau penghargaan jam guru pembimbing/konselor ditetapkan 24 jam/minggu. Beban tugas guru pembimbing/konselor meliputi : 1)
Menyusun program layanan dalam bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier.
2)
Melaksanakan pelayanan bimbingan dalam bidang bimbingan, semua jenis layanan termasuk kegiatan pendukung. Jenis layanan yang harus dilaksanakan konselor yaitu : (a) layanan orientasi (b) layanan informasi
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(c) layanan penempatan dan penyaluran (d) layanan pembelajaran (e) layanan konseling pembelajaran (f) layanan bimbingan kelompok (g) layanan konseling kelompok Kegiatan pendukung yang harus dilaksanakan oleh konselor sebagai pendukung layanan, antara lain : (a) penyelenggaraan himpunan data (b) implikasi instrumen bimbingan (c) konferensi kasus (d) kunjungan rumah (e) alih tangan kasus
b. Standarisasi Penyiapan Guru Pembimbing. Tujuan penyiapan guru pembimbing ialah agar para (calon) guru pembimbing memiliki wawasan dan menguasai serta dapat melaksanakan dengan sebaik-baiknya materi dan keterampilan yang terkandung di dalam butir-butir rumusan kerja. Penyiapan guru pembimbing itu dilakukan melalui program pendidikan prajabatan, program penyetaraan, ataupun pendidikan dalam jabatan (seperti penataran). Khusus tentang penyiapan guru pembimbing melalui program pendidikan dalam jabatan, waktu cukup lama, dimulai dari seleksi dan penerimaan calon mahasiswa yang akan mengikuti program sampai para lulusannya diwisuda. commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Program pendidikan prajabatan guru pembimbing adalah jenjang pendidikan tinggi (Prayitno, 1999: 343). Seleksi atau pemilihan calon mahasiswa merupakan tahap awal dalam proses penyiapan guru pembimbing. Kegiatan ini memegang peranan yang penting dan menentukan dalam upaya mendapatkan calon guru pembimbing yang diharapkan. Bukankah bibit yang baik akan menghasilkan buah yang baik pula. Komisi tugas, standar dan kualifikasi konselor Amerika (Mortesen & Schmuller, dalam Prayitno, 1999: 343) mengemukakan syarat-syarat pribadi yang harus dimiliki oleh pembimbing sebagai berikut : 1)
Memiliki bakat skolastik yang memadai untuk mengikuti pendidikan tingkat sarjana atau yang lebih tinggi.
2)
Memiliki minat dan kemauan yang besar untuk bekerja sama dengan orang lain.
3)
Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan orang-orang dari berbagai latar belakang.
4)
Memiliki kematangan pribadi dan sosial, meliputi kepekaan terhadap orang lain, kebijaksanaan, keajegan, rasa humor, bebas dari kecenderungankecenderungan suka menyendiri, mampu mengambil pelajaran dari kesalahan-kesalahan,
dan
mampu
menerima
kritik,
berpenampilan
menyenangkan, sehat, suara menyenangkan, memiliki daya tarik, dan bebas dari tingkah laku yang tidak menyenangkan. Senada dengan sifat-sifat pribadi pembimbing tersebut, (Prayitno, 1999: 344) menyarankan bahwa untuk dapat mengikuti program-program pendidikan commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
guru pembimbing berlaku persyaratan untuk menjadi calon guru yang baik pada umumnya yaitu, menyayangi anak-anak dan menyukai orang lain, dapat berkomunikasi verbal dengan baik, serta cerdas. Dalam kaitannya dengan peranan pembimbing untuk mambantu membangun generasi muda. Calon-calon pembimbing yang diperlukan ialah orang-orang yang memiliki: 1)
Pemahaman yang mendalam tentang pemuda.
2)
Daya rangsang untuk mengadakan perubahan.
3)
Sifat-sifat pribadi yang disukai pemuda, seperti berfikir kritis, imajinatif, dan berani bertanggungjawab.
B. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian Ahmad Zainal (2006) di SMP Negeri 1 Karanglewas, mengungkapkan tentang penggunaan alat ungkap masalah (AUM) umum sebagai media pembelajaran untuk peningkatan profesionalisme guru pembimbing. Dalam hasil penelitiannya diterangkan lebih lanjut bahwa alat ungkap masalah umum yang berupa program analisis data yang digunakan oleh guru-guru pembimbing di SMP Negeri 1 Karanglewas dapat berfungsi sebagai sarana media pembelajaran bagi guru pembimbing. Dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media pelaksanaan bimbingan konseling di sekolah akan menjadi lebih bermakna dan efektif. Pembelajaran atau layanan dengan menggunakan media khususnya media LCD Proyektor, akan lebih bervariatif dan menyenangkan sehingga transfer informasi dapat diterima oleh siswa.
commit to user
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Media
sebagai
Kerangka Pikir Penelitian. sarana
berfungsi
memudahkan
terjadinya
proses
pembelajaran/penyampaian informasi yang berguna dalam kegiatan layanan bimbingan kelompok. Terkait dengan itu, hendaknya dipilih media yang memiliki ciri-ciri menarik perhatian dan minat audien, meletakkan dasar-dasar untuk memahami suatu hal secara konkrit yang sekaligus mengurangi verbalisme, merangsang tumbuhnya kreatifitas dan usaha pengembangan nilai-nilai. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui sejauhmana pelaksanaan layanan bimbingan klasikal yang efektif
dengan menggunakan media audio
visual berupa LCD Proyektor.
Gambar 3 : Skema kerangka pikir penelitian
Persiapan awal Konselor
Bagaimana pelaksanaan BK dengan media LCD proyektor
Layanan BK kelompok dengan media LCD proyektor
Hasil : Bimbingan Konseling Kelompok yang Efektif
Kendala dan Solusi
Konselor Profesional commit to user
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan pendekatan diskriptif kualitatif. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa, peneltian adalah hasil verifikasi terhadap bagaimana proses pelaksanaan program bimbingan dan konseling klasikal di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri dengan menggunakan media LCD Proyektor, untuk itu dilakukan melalui suatu kajian terhadap sistem gagasan dan penerapan dari para pelaku yang terlibat dalam pemilihan solusi pemecahan masalah pelaksanaan, baik dari segi sarana dan prasarana, teknologinya maupun dari segi kemampuan guru pembimbingnya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan deskriptif kualitatif diharapkan dapat diungkap situasi dan pemaparan hal-hal yang berkaitan dengan proses pelaksanaan kegiatan bimbingan klasikal dengan menggunakan media LCD Proyektor, baik kaitannya dengan guru pembimbing maupun siswa, dan hambatan-hambatan serta solusi apa saja yang ditemui dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan LCD Proyektor.
B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di UPTD SMA Negeri 1 Plemahan Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan September tahun 2010. Penggunaan waktu meliputi commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
persiapan selama dua bulan terdiri dari pengurusan ijin, penyusunan instrumen. Pelaksanaan selama dua bulan, terdiri dari pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling kelompok pada siswa kelas XII (dua belas ), pengumpulan data baik lewat wawancara pihak-pihak yang terkait maupun observasi lapangan secara langsung serta pemeriksaan data, agar data yang diperoleh dapat lebih akurat. Terakhir adalah kegiatan penyusunan laporan selama satu bulan dengan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing.
C. Sumber Data Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini sebagian besar data kualitatif. Informasi tersebut akan digali dari beragam sumber data, dan jenis data yang akan dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi : Tabel 2: Sumber Data Penelitian No
Jenis Data
Sumber Data Lingkungan sekolah dan sekitar
1.
Lokasi Penelitian
2.
Persiapan konselor dalam menyusun program bimbingan dan konseling Pelaksanaan Bimbingan Konseling Kelompok dengan media LCD Proyektor.
3.
Dokumentasi : - Perangkat BK
Peristiwa : - Kegiatan konselor dalam layanan BK. - Kegiatan konselor menggunakan LCD Proyektor commit to Orang user : - Siswa
Cara Pengumpulan - observasi - dokumentasi
- observasi - cek list
- wawancara - observasi
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.
Profesionalisme guru pembimbing/konselor
5.
Faktor pendukung
6.
Faktor penghambat
- Konselor - Koord. BK - Kepala sekolah - Koordinator BK - Konselor - Sarana prasarana - Peranan guru - Peranan komite - Peranan masyarakat - Jenis faktor penghambat - Solusi mengatasi
- wawancara - observasi - dokumentasi - observasi - wawancara
- observasi - dokumentasi - wawancara
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Dilakukan untuk mengetahui realita dan keadaan pelaksanaan program BK di lapangan, untuk membandingkan ketentuan teoritis dan peraturan yang ada dengan kenyataan di lapangan dengan pengamatan. 2. Wawancara Untuk mendapatkan data tentang aktivitas guru BK dalam melaksanakan program BK, dilakukan wawancara terutama pada guru BK selaku pelaksanan langsung kegiatan bimbingan konseling kelompok. 3. Analisa Dokumen Untuk memperoleh informasi pelaksanaan program BK di lingkungan UPTD SMA Negeri 1 Plemahan Kediri, serta ketentuan mengatur tentang pelaksanaan program yang ada kaitannya dengan penelitian ini, dilakukan dengan mempelajari laporan-laporan penelitian pelaksanaan program, kegiatan bimbingan commit to user klasikal, dan pengamatan terhadap dokumen administrasi pelaksanaan BK.
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Teknik Cuplikan 1. Objek Penelitian Objek penelitian adalah pelaksanaan program bimbingan secara kelompok di UPTD SMA Negeri 1 Plemahan Kabupaten Kediri dengan menggunakan media LCD Proyektor. 2. Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah Kepala Sekolah, guru pembimbing, staf tata usaha dan siswa pada kelas XII (dua belas) UPTD SMA Negeri 1 Plemahan Kediri tahun pelajaran 2010 – 2011. 3. Sampel Penelitian Penelitian ini menggunakan purposive sampling / teknik sampling yang bertujuan yaitu dalam pemilihan sampel penelitian ini menghasilkan pemilihan pada siswa kelas XII (dua belas) XII IA.1, XII IS.1, XII IS.2, XII IS,3 dengan alasan bahwa pada kelas XII adalah siswa yang sudah mendapatkan layanan bimbingan mulai dari kelas X dan diharapkan daya nalar atau berfikir sudah kritis dan data yang didapat lebih akurat.
F. Validitas Data Data yang berhasil digali dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Agar data dapat dijamin kebenarannya, dalam penelitian ini digunakan triangulasi data atau disebut sumber data (Sutopo, 2002:79). Cara ini mengarah pada penggunaan beragam sumber data yang tersedia. Artinya data yang sama atau sejenis, akan lebih commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mantap kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data yang diperoleh dari sumber lain. Untuk menjamin validitas (kesahihan) data penelitian digunakan beberapa cara : 1. Triangulasi Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data dan triangulasi metode. Triangulasi data yaitu teknik triangulasi yang dilaksanakan dengan cara membandingkan dan mengecek balik tingkat kepercayaan satu informasi yang diperoleh dari sumber data yang berbeda, yaitu guru pembimbing, kepala sekolah, staf tata usaha dan siswa. Triangulasi metode yaitu menggali data yang sama dengan menggunakan metode pengumpulan data yang berbeda. Melakukan cross chek data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumen. 2. Review Informan Review informan merupakan upaya mengembangkan validitas data yang dilakukan dengan cara mengkomunikasikan unit-unit laporan yang telah disusun kepada informannya khususnya yang dipandang sebagai informan pokok key informan (Sutopo, 2002 : 74). Data yang telah terkumpul dari guru pembimbing, kepala sekolah, staf tata usaha dan siswa selanjutnya dikonsultasikan dengan koordinator guru pembimbing sebagai informan kunci.
G. Analisis Data Data yang diperoleh melalui observasi, dokumentasi, wawancara dan angket kemudian dianalisis lanjutan dengan menggunakan model analisis commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
interaktif (Milews & Huberman dalam HB Sutopo, 2002 : 186). Analisis data kualitatif terdiri dari tiga jalur kegiatan yang bersamaan, yaitu pengumpulan data, reduksi data penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi terhadap data yang telah dikumpulkan. Dalam melaksanakan proses ini aktivitas peneliti tetap bergerak diantara komponen analisis dengan mengumpulkan datanya selama proses pengumpulan data masih berlangsung.
Gambar skema penjelasan proses analisis datanya adalah sebagai berikut :
Pengumpulan data
Sajian data
Reduksi data
Penarikan Simpulan / Verifikasi Gambar 4 : Jalur analisis data
Penelitian ini adalah bersifat kualitatif maka sifatnya adalah pengalaman langsung dari lapangan/praktik yang dilaksanakan oleh peneliti (empirico inductive) sehingga sangat berbeda dengan proses analisis dalam penelitian commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kuantitatif yang bersifat pengajuan hipotesis dari peneliti sebelum melakukan penelitian di lapangan.
H. Prosedur Kegiatan 1. Persiapan a.
Mengurus perijinan penelitian, sekolah lokasi penelitian dan atau instansi terkait.
b.
Menentukan sekolah lokasi penelitian, berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten, Pengawas Sekolah dan berkoordinasi dengan Kepala Sekolah terkait mengenai kondisi sekolah yang sesuai dengan karakteristik tujuan penelitian. 2. Pelaksanaan
a.
Mengumpulkan data di lokasi penelitian dengan melakukan observasi, wawancara mendalam dan mencatat dokumen.
b.
Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul dengan melaksanakan refleksinya. Menentukan strategi pengumpulan data yang dipandang paling tepat dan menentukan fokus, serta pendalaman dan pemantapan data pada proses pengumpulan data berikutnya. 3. Analisis Data
a.
Melakukan analisa awal, bila unit data sekolah sudah cukup lengkap.
b.
Melakukan verifikasi, pengayaan dan pendalaman data. Bila dalam persiapan analisis ternyata data yang kurang lengkap atau kurang jelas, maka perlu dilakukan pengumpulan data lagi secara terfokus. commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c.
Merumuskan kesimpulan akhir sebagai temuan penelitian.
d.
Merumuskan implikasi kebijakan sebagai bahan dari pengembangan saran dalam laporan akhir penelitian. 4. Penyusunan Laporan Penelitian
a.
Penyusunan laporan awal.
b.
Review laporan, pertemuan dilakukan dengan mengundang orang-orang yang cukup memahami penelitian untuk mendiskusikan laporan yang telah disusun sementara.
c.
Perbaikan laporan, dan selanjutnya disusun sebagai laporan akhir penelitian.
d.
Penggandaan laporan sesuai dengan kebutuhan.
I. Perkiraan Waktu yang Diperlukan Jadwal pelaksanaan kegiatan persiapan perencanaan penelitian sampai dengan penyusunan laporan direncanakan sebagai berikut : Persiapan
:
1 bulan
Pengumpulan data
:
1 bulan
Analisis
:
1 bulan
Penyusunan laporan
:
1 bulan
Dilihat dari waktu yang diperlukan, maka penelitian dan pelaporan direncanakan selama empat bulan, dimulai bulan Agustus tahun 2010 sampai dengan bulan Nopember tahun 2010.
commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri. 1. Profil UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri. Berdasarkan hasil observasi di ruang tata usaha diperoleh data sebagai berikut. UPTD SMAN 1 Plemahan terletak di sebelah utara kota Kediri, walaupun terletak di daerah pinggiran kota, keberadaannya mendapat perhatian khusus dari masyarakat, utamanya bagi wali murid yang ingin mendapatkan pendidikan yang baik untuk putra putrinya. Hal ini sangat terlihat dari antusias wali murid pada saat mendaftarkan putra putrinya yang akan bersekolah di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri, dari tahun ke tahun selalu menolak karena melebihi kapasitas ruang kelas yang tersedia. (CLO No. 01) UPTD SMAN 1 Plemahan berdiri pada tahun 1997, dengan Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor : 13a / O / 1998. tentang Pembukaan dan Penegrian Sekolah Tahun Pelajaran 1996/1997. Perkembangan UPTD SMAN 1 Plemahan begitu pesat sejak awal berdiri, sekolah yang merupakan binaan dari SMAN 2 Pare ini merupakan unggulan ke tiga di Kabupaten Kediri. Pada awal berdiri SMAN 1 Plemahan dirintis dan dipimpin oleh Ibu Dra. Hj. Titik Siti Fatimah, kemudian terhitung mulai tanggal 1
Oktober
1998
s/d
31
Januari
2006
pimpinan
dilanjutkan
oleh
Ibu Hj. Siti Asmah, BA. Di era kepemimpinan beliau SMAN 1 Plemahan mulai memperlihatkan keberhasilannya. Beliau memimpin dengan menerapkan disiplin commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
65 digilib.uns.ac.id
yang ketat kepada semua warga sekolah, yang juga dituangkan dalam visi dan misi SMAN 1 Plemahan pada waktu itu, dan sampai sekarang visi dan misi itu masih tetap dipakai. Setelah beliau purnatugas, mulai 1 Pebruari 2006 s/d 7 Desember 2006 pimpinan dijabat oleh Drs. Sukadi, M.M selaku pelaksana tugas ( Plt ) yang juga sebagai kepala SMAN 2 Pare. Selama 10 bulan beliau mengelola SMAN 1 Plemahan ada inovasi yang mendasar, diantaranya ditambahnya rombongan belajar untuk kelas X dari tiga menjadi empat rombongan belajar, kemudian dari sisi managemen juga ada peningkatan dalam penyusunan RAPBS yang juga berimbas kepada peningkatan kesejahteraan guru dan karyawan. Gaya kepemimpinan beliau yang tegas dan berwibawa menerapkan sistem managemen pendelegasian tugas yang bertanggungjawab kepada setiap bawahannya. Walaupun hanya sebentar beliau menjabat, namun dapat memberi warna baru SMAN 1 Plemahan untuk selangkah lebih maju. Pada tanggal 7 Desember 2006 pimpinan diserahterimakan kepada pejabat yang baru yaitu Drs. H.M. Parlan M., M.Pd. Semula beliau menjabat di SMAN Mojo Kediri. Dari tahun 2006 sampai sekarang beliau memimpin UPTD SMAN 1 Plemahan, perkembangan terjadi begitu pesat, diantaranya rombongan belajar yang semula 10, sampai sekarang sudah mencapai 18 rombongan belajar. Disamping itu untuk pemenuhan kebutuhan ruang belajar selama kepemimpinan beliau belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah (blockgrand), hal itu diupayakan dengan menjalin sinergi antara sekolah dan stakeholder terkait, sehingga kebutuhan sarana prasarana dapat dipenuhi. Selama kepemimpinan beliau secara fisik UPTD SMAN 1 Plemahan patut mendapat apresiasi. Ternyata commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keberhasilan UPTD SMAN 1 Plemahan tidak hanya nampak pada fisik saja, secara kualitas dari tiga tahun terakhir menduduki peringkat tiga dan dua sekabupaten Kediri. Hal ini bisa dilihat dari rata-rata perolehan NUN, untuk program Ilmu Alam menduduki peringkat tiga Kabupaten dan untuk program Ilmu Sosial peringkat dua Kabupaten untuk Ujian Nasioanal periode tahun pelajaran 2009 – 2010. Gaya kepemimpinan beliau luwes namun tetap mengutamakan pelayanan semaksimal mungkin kepada siswa, kelancaran proses KBM mendapat prioritas utama. (CLW No. 01)
2. Visi dan Misi Sekolah. Visi UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri, ” UNGGUL DALAM DISIPLIN BERPIJAK PADA BUDAYA BANGSA UNTUK BERPRESTASI DAN BERKREASI ”. (Sumber : dokumen profile sekolah) Sedangkan untuk mencapai visi tersebut UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri menetapkan Misinya sebagai berikut : a. Melaksanakan proses belajar mengajar dan bimbingan yang efektif, sehingga setiap siswa mampu berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki. b. Menumbuhkembangkan semangat disiplin kepada setiap warga sekolah. c. Menumbuhkembangkan semangat keunggulan baik akademik maupun non akademik. commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Menerapkan managemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan stakeholder. (CLW No. 02) dan (dokumen profile sekolah).
3. Struktur Organisasi. Untuk mencapai tujuan pendidikan, utamanya tujuan pendidikan di setiap institusional maka, peranan managemen di sistem pendidikan juga perlu diperhatikan dan ditata sebaik mungkin, terkait dengan itu UPTD SMAN 1 Plemahan menerapkan koordinasi dan kerjasama pada setiap individu sehingga dalam proses belajar mengajar dan bimbingan dapat terjalin secara efektif dan efisien. Struktur organisasi UPTD SMAN 1 Plemahan tersusun dalam sebuah sistem instruksi, koordinasi dan kerjasama seperti penjelasan di bawah ini. (sumber: dolumen profile sekolah).
commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kepala Sekolah
Komite Sekolah Koord. Tata Usaha
Tenaga Administrasi
Wakil Kepala Sekolah ( Kurikulum, Kesiswaan, Sapras, Humas )
Guru Mata Pelajaran
Guru Pembimbing
S
I
S
W
A
Keterangan : : garis instruksi : garis koordinasi
Gambar 5 : Struktur Organisasi UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri commit to user (sumber: dokumen profile sekolah).
perpustakaan.uns.ac.id
69 digilib.uns.ac.id
(CLW No. 02) dan (dokumen profile sekolah). Kepala sekolah merupakan manager di sekolah yang memimpin dan bertanggungjawab terhadap keseluruhan tugas di sekolah. Kepala sekolah menjalin hubungan dan kerja sama dengan komite sekolah dalam rangka memajukan sekolah. Kepala sekolah memberikan instruksi tugas kepada bawahannya mulai dari koordinator tata usaha, wakil kepala sekolah, guru mata pelajaran dan guru pembimbing. Koordinator tata usaha menciptakan suasana kerja yang kondusif kepada seluruh staf tata usaha dan karyawan di sekolah. Sehingga keberadaan tata usaha sebagai pusat dokumen dapat berfungsi dan dapat menunjang kelancaran proses pendidikan di sekolah. Wakil kepala sekolah membantu tugas kepala sekolah sesuai bidang tugasnya masing-masing. Bidang kurikulum menyusun dan menjalankan proses belajar mengajar sesuai dengan kalender pendidikan yang telah ditentukan. Membagi tugas mengajar guru dan pembimbing, serta menyiapkan untuk keperluan evaluasi hasil belajar. Wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, menjalankan seluruh kegiatan kesiswaan yang terwadahi dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan kegiatan ekstrakurikuler. Wakil kepala sekolah bidang sarana prasarana, menjalankan tugas sebagai penyedia segala kebutuhan sarana untuk kelancaran proses belajar mengajar, dan selanjutnya berkonsultasi kepada kepala sekolah apabila ada kebutuhan sarana prasarana. Wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat menjalankan tugas menjalin hubungan yang harmonis antar warga sekolah, masyarakat sekitar dan instansi terkait serta commit to user
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
segenap stakeholder untuk membangun kerjasama guna berperan aktif demi kelancaran proses pendidikan dan peningkatan mutu lulusan. Wakil kepala sekolah berkoordinasi kepada sesama wakil kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya dan menjalin komunikasi secara berkala kepada seluruh guru pengajar dan guru pembimbing agar proses kegiatan belajar mengajar dan layanan bimbingan dapat maksimal. Guru mata pelajaran dan guru pembimbing menjalankan tugas mengajar dan mendidik para siswa sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing. Pemberian pelayanan yang maksimal kepada seluruh siswa untuk memberikan peluang kepada siswa agar berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Melaksanakan evaluasi disetiap akhir proses belajar dan bimbingan sebagai umpan balik perbaikan tugas dan sebagai laporan kepada atasan serta wali murid. Guru mata pelajaran dan guru pembimbing berkoordinasi untuk kelancaran tugas masing-masing. Jabaran rincian tugas organisasi UPTD SMAN 1 Plemahan dapat dijelaskan sebagai berikut : (CLW No. 02) dan (dokumen profile sekolah).
a.
Kepala Sekolah. Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai edukator, manager, administrator, supervisor, leader dan motivator. 1).
Kepala sekolah selaku edukator.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
71 digilib.uns.ac.id
Kepala sekolah selaku edukator berfungsi melaksanakan dan pengawasan terhadap kesuksesan pelaksanaan proses belajar mengajar secara keseluruhan. 2).
Kepala sekolah selaku manager. Kepala sekolah selaku manager mempunyai tugas sebagai berikut : a). Menyusun renstra. b). Menyusun RAPBS c). Menentukan kebijakan d). Mengkoordinasikan kegiatan e). Mengambil keputusan f). Melaksanakan monitoring dan evaluasi.
3).
Kepala sekolah selaku administrator. Kepala sekolah selaku administrator bertugas menyelenggarakan pendelegasian dan pengawasan administrasi yang meliputi : a). Administrasi perkantoran b). Administrasi keuangan c). Administrasi kurikulum d). Administrasi kesiswaan e). Administrasi sarana prasarana f). Administrasi perpustakaan g). Administrasi laboratorium
4).
Kepala sekolah selaku supervisor. Kepala sekolah bertugas melaksanakan supervisor terhadap : commit to user
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a). Proses belajar mengajar b). Kegiatan layanan bimbingan konseling c). Kegiatan ekstrakurikuler d). Kegiatan administrasi e). Kegiatan perkantoran f). Kerjasama dengan masyarakat/wali murid/instansi terkait. 5).
Kepala sekolah selaku leader / pemimpin. Kepala sekolah selaku pemimpin hendaknya : a). Dapat dipercaya, jujur dan bertanggungjawab. b). Memahami kondisi guru, karyawan dan siswa serta stakeholder c). Memiliki visi dan memahami misi sekolah. d). Mengambil keputusan untuk kebijakan interen sekolah. e). Membuat dan mencari solusi terhadap masalah yang ada.
6).
Kepala sekolah selaku inovator. Kepala sekolah sebagai inovator bertugas : a). Melakukan pembaharuan terhadap renstra sekolah. b). Melakukan pembaharuan di bidang KBM, layanan BK. c). Melakukan pembaharuan dalam rangka menjalin hubungan dengan stakeholder.
7).
Kepala sekolah selaku motivator. Kepala sekolah selaku motivator mempunyai peran : a). Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan karyawan.
commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b). Menciptakan hubungan kerja yang kondusif antara sekolah dengan lingkungan. c). Memberi reward and punishmen, kepada setiap pengemban tugas.
b.
Wakil Kepala Sekolah. Wakil kepala sekolah membantu kepala sekolah dalam kegiatan – kegiatan sebagai berikut : 1)
Menyusun renstra sekolah, program kegiatan dan pelaksanaan kegiatan.
2)
Pengorganisasian dan pengkoordinasian ketenagaan.
3)
Pengkoordinasian pengawasan dan penilaian.
4)
Identifikasi dan pengumpulan data.
5)
Penyusunan laporan.
Wakil kepala sekolah bertugas membantu kepala sekolah dalam urusan sebagai berikut : 1).
Kurikulum. a). Menyusun dan menjabarkan kalender pendidikan. b). Menyusun pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran. c). Menyusun dan mengatur program evaluasi (semester, midle). d). Menyusun laporan (semester, tahunan). e). Menyusun pembagian tugas guru dan jadual pelajaran. f). Mengatur pelaksanaan program penilaian kriteria kenaikan kelas, kriteria kelulusan, serta pembagian raport dan STTB. commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
g). Mengatur pemanfaatan lingkungan sumber belajar. h). Mengatur mengembangkan MGMP. i). Melakukan supervisi akademis. 2).
Kesiswaan. a). Menyiapkan dan menyelenggarakan re-organisasi OSIS. b). Menyusun dan mengkoordinasikan kegiatan OSIS. c). Menyusun dan mengkoordinasikan kegiatan ekskul. d). Menyelenggarakan pemilihan siswa peserta alimpiade. e). Menyelenggarakan kegiatan pengiriman siswa prestasi baik akademik maupun non akademik, di tingkat Kabupaten, provinsi dan seterusnya. f). Menyeleksi dan menetapkan siswa penerima beasiswa. g). Menyusun dan menyelenggarakan Tatib Sekolah. h). Menindaklanjuti pelanggaran Tatib Sekolah. i). Menyusun laporan.
3).
Sarana Prasarana. a). Menginventarisasi
kebutuhan
sarana
prasarana
untuk
menunjang proses belajar mengajar. b). Mengajukan rencana kebutuhan ke RAPBS. c). Menyelenggarakan pengadaan sarana prasarana sekolah. d). Mengatur pemanfaatan sarana prasarana sekolah. e). Mengelola perawatan, perbaikan sarana prasarana sekolah. f). Menyusun laporan. commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4).
Hubungan Masyarakat. a). Menyusun rencana kegiatan. b). Menjalin
hubungan
antar
warga
sekolah,
komite
dan
lingkungan. c). Mengembangkan hubungan dengan komite sekolah. d). Mengembangkan hubungan lintas instansi. e). Menyusun rencana dan menyelenggarakan kegiatan wisata, bakti sosial. f). Menyelenggarakan publikasi untuk kegiatan open house, dies natalis. g). Menyusun laporan.
c.
G u r u. Guru bertanggungjawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien.Tugas dan tanggungjawab guru meliputi : 1)
Menyusun perangkat pembelajaran.
2)
Melaksanakan proses belajar mengajar.
3)
Melaksanakan proses penilaian berkelanjutan.
4)
Melaksanakan analisis hasil ulangan harian, semester.
5)
Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.
6)
Menyusun laporan hasil belajar.
7)
Mengembangkan media dan alat pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8)
76 digilib.uns.ac.id
Mencatat perkembangan dan kesulitan belajar siswa untuk ditindaklanjuti.
9)
Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa.
10)
Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran.
11)
Meneliti kebersihan ruang kelas dan praktikum.
12)
Mengumpulkan dan menghitung angka kridit untuk kenaikan pangkatnya.
d.
Wali Kelas. Tugas dan tanggungjawabnya sebagai berikut : 1).
Pengelolaan kelas.
2).
Penyelenggaraan administrasi kelas meliputi : a) denah tempat duduk siswa b) papan absensi siswa c) daftar pelajaran d) daftar piket kelas e) buku absensi siswa f) buku jurnal kelas g) tata tertib sekolah.
3)
Penyusunan statistik bulanan siswa.
4)
Pengisian daftar kumpulan nilai.
5)
Pembuatan catatan khusus tentang siswa.
6)
Pencatatan mutasi siswa. commit to user
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e.
7)
Pengisian buku laporan hasil belajar.
8)
Penyerahan lapiran hasil belajar kepada wali murid.
Guru Pembimbing. Guru bimbingan dan konseling membantu kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1)
Menyusun dan melaksanakan program layanan bimbingan konseling.
2)
Menyelenggarakan alat ungkap masalah siswa untuk dituangkan dalam program layanan kepada siswa.
3)
Koordinasi dengan pihak terkait dalam rangka mengatasi masalahmasalah yang dihadapi siswa.
4)
Memberikan layanan kepada siswa baik yang bermasalah maupun tidak, baik yang datang ke ruang BK maupun tidak.
5)
Menyelenggarakan
administrasi
kelengkapan
bimbingan
dan
konseling.
f.
6)
Mengevaluasi dan menindaklanjuti pelaksanaan kegiatan.
7)
Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan konseling.
Koordinator Tata Usaha. Koordinator tata usaha sekolah mempunyai tugas melaksanakan ketatausahaan sekolah dan bertanggungjawab kepada kepala sekolah dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1)
Penyusunan program kerja tata usaha sekolah. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
78 digilib.uns.ac.id
2)
Pengelolaan keuangan sekolah.
3)
Pengurusan administrasi ketenagaan dan kesiswaan.
4)
Pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah.
5)
Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah.
6)
Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah.
7)
Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7 K.
8)
Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan secara berkala. (CLW No. 02) dan (dokumen profile sekolah).
4. Keadaan Guru dan Siswa UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri. Data tenaga pendidik dan kependidikan di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri terdiri dari guru tetap dan guru tidak tetap. Guru tetap dimaksud adalah guru yang diberi tugas dari pemerintah baik dari Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama dan mendapatkan gaji dari negara. Sedangkan guru tidak tetap adalah guru yang ditugaskan oleh sekolah dengan mendapat kesejahteraan atau honorarium dari dana komite sekolah. Berikut disajikan data keadaan guru, karyawan, dan siswa UPTD SMAN 1 Plemahan Tahun Pelajaran 2010-2011, sebagai berikut : (CLW No. 01) dan (dokumen profile sekolah). Jumlah guru dan karyawan UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri adalah 63 orang yang terbagi menjadi pegawai negeri dan pegawai honorer, baik guru dan karyawan. Guru golongan IV/b sebanyak 2 orang, golongan IV/a sebanyak 14 orang, golongan III/d sebanyak 3 orang, golongan III/b sebanyak 6 orang, commit to user
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
golongan III/a sebanyak 14 orang, untuk tenaga guru tidak tetap berjumlah 13 orang. Sedangkan untuk tenaga administrasi golongan III/b 3 orang, tenaga administrasi status honorer 5 orang, tenaga honorer pembantu pelaksana 5 orang, dan 1 orang satpam. Berdasarkan data tenaga pendidikan dan tenaga administrasi kependidikan di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri, maka didapat temuan bahwa ada kebutuhan guru mata pelajaran terntentu yang belum diampu oleh tenaga pegawai negeri. Kemudian untuk tenaga administrasi baru 3 oarang yang berstatus pegawai negeri, selebihnya masih tenaga honorer.
commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Temuan Penelitian
1. Bimbingan Kelompok dengan Menggunakan Media LCD Proyektor Untuk memperoleh data yang akurat tentang pelaksanaan bimbingan kelompok yang efektif dengan menggunakan media LCD Proyektor, maka diadakan penelitian di lapangan. Sesuai hasil penelitian melalui dokumentasi, analisa data, pengamatan, dan wawancara yang peneliti lakukan mulai bulan September hingga Nopember 2010, pada UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri. Data yang diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut :
a.
Pengelolaan Layanan Bimbingan dan Konseling. Pelaksanaan layanan bimbingan konseling di UPTD SMAN 1 Plemahan
Kediri, mengacu pada program kegiatan yang telah di rencanakan. Pelaksanaan layanan bimbingan konseling diberikan kepada seluruh siswa, baik siswa yang bermasalah maupun tidak. Sistem kegiatannya mengikutsertakan seluruh warga sekolah baik itu siswa, guru,
wali kelas, tata usaha dan tidak jarang juga
melibatkan kepala sekolah dalam rangka pemberian layanan kepada siswa. Di samping itu juga melibatkan pihak-pihak terkait lainnya seperti orang tua wali murid, komite serta masyarakat yang peduli pendidikan. (CLW No. 05) Informasi dari koordinator guru pembimbing menjelaskan, kegiatan pokok bimbingan dan konseling yang diselenggarakan di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri dapat dirinci sebagai berikut. (CLW No. 03) dan (dokumen Pelayanan Profesional Bimbingan dan Konseling). commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1).
Kegiatan layanan. Kegiatan bimbingan di sekolah diselenggarakan melalui : (a). Layanan orientasi. (b). Layanan informasi. (c). Layanan penempatan dan penyaluran. (d). Layanan pembelajaran. (e). Layanan konseling perorangan. (f). Layanan bimbingan kelompok. (g). Layanan konseling kelompok.
2).
Kegiatan pendukung. Ada sejumnlah kegiatan yang dapat mendukung kelancaran dan
keberhasilan layanan bimbingan dan konseling, yaitu : (a). Aplikasi instrumen. (b). Himpunan data. (c). Konferensi kasus. (d). Kunjungan rumah. (e). Alih tangan kasus. 3).
Program bimbingan dan konseling. (a). Program bimbingan dan konseling di sekolah yang perlu disusun adalah program tahunan yang mencakup program semesteran dan laporan bulanan, laporan bulanan yang mencakup rekap agenda mingguan yang selanjutnya dijabarkan menjadi agenda kegiatan harian.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
82 digilib.uns.ac.id
(b). Unsur-unsur program bimbingan dan konseling meliputi kebutuhan peserta didik, jumlah siswa yang menjadi tanggungjawab guru pembimbing, bidang-bidang bimbingan, jenis layanan dan kegiatan pendukung, volume dan frekuensi layanan, waktu (kapan dan lamanya) kegiatan, serta perkiraan penggunaan dana / prasarana. (c). Tahap-tahap pelaksanaan program adalah tahap perencanaan, pelaksanaan, penilaian, analisis hasil penilaian dan tindak lanjut. 4).
Alokasi waktu dan jadwal kegiatan. (a). Kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan dalam bentuk; (1) kontak langsung, (2) tanpa kontak langsung dengan siswa. Untuk kegiatan kontak langsung yang dilakukan secara klasikal perlu dialokasikan waktu terjadual 1-2 jam pelajaran perkelas per-minggu. (b). Kegiatan tanpa kontak langsung untuk pelaksanaan layanan dapat digunakan waktu di luar jam pelajaran di sekolah. Volume kegiatan di luar jam pelajaran sekolah ini dimungkinkan sampai 50% dari seluruh kegiatan bimbingan dan konseling ( SK Mendikbud No. 025/O/1995). (c). Kegiatan bimbingan dan konseling tanpa kontak langsung dapat dilaksanakan oleh guru pembimbing pada jam-jam pelajaran sekolah, seperti pengelolaan himpunan data, pengelohan hasil instrumen, konferensi kasus, kunjungan rumah, pengelolaan kegiatan bimbingan dan konseling pada umumnya, termasuk alih tangan kasus. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
83 digilib.uns.ac.id
(d). Untuk kegiatan yang memerlukan kontak langsung dengan siswa, selain terjadual pada jam pelajaran guru pembimbing memiliki hak panggil terhadap siswa asuh yang menjadi tanggung jawabnya yang pelaksanaannya tidak merugikan siswa dalam mengikuti pelajaran. 5).
Penilaian dalam bimbingan dan konseling. (a).
Hasil layanan bimbingan dan konseling perlu dinilai untuk mengetahui efektifitas layanan dan dampak positif yang diperoleh siswa yang dilayani.
(b). Fokus penilaian hasil layanan adalah diperolehnya pemahaman baru, berkembangnya perasaan positif, dan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan demi terentaskannya masalah secara tuntas. (c). Penilaian hasil layanan meliputi tiga jenis, yaitu penilaian segera, jangka pendek, dan jangka panjang, yang masing-masing dapat dilaksanakan baik melalui format lisan maupun tertulis. (d). Selain penilaian hasil layanan, penilaian proses juga perlu dilaksanakan yang hasilnya dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas proses layanan tersebut. (e). Pada kegiatan kontak langsung guru pembimbing membuat penilaian yang dapat menjadi sajian tema laporan individu. (f).
Hasil penilaian dilaporkan dalam laporan individu setiap akhir semester.
6).
Muatan pendidikan budi pekerti dalam bimbingan dan konseling. commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Secara langsung pelayanan bimbingan dan konseling memuat materi pendidikan budi pekerti : (a). Budi pekerti diperlukan dalam semua bidang kehidupan, yaitu kehidupan pribadi, sosial, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta beragama. (b). Program bimbingan dan konseling mengadopsi materi pendidikan budi pekerti sebagaimana dituntut dalam pencapaian tugas-tugas perkembangan peserta didik. (c).
Setiap
layanan
bimbingan
dan
konseling
mengintegrasikan
didalamnya materi pendidikan budi pekerti, berupa suasana yang menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan dan suasana normatif dalam proses pelayanan. Selain dari itu layanan tertentu dalam bimbingan dan konseling dapat dimuati secara khusus materi pendidikan budi pekerti yang dikehendaki. Lebih jauh, pelaksana bimbingan dan konseling di sekolah harus menjadi teladan bagi peserta didiknya. 7).
Pengelolaan bimbingan konseling (a). Managemen bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan oleh suatu organisasi dengan guru pembimbing. Dalam organisasi tersebut selain ada guru pembimbing, ada pula pimpinan sekolah, koordinator bimbingan dan konseling, guru mata pelajaran, wali kelas dan staf administrasi yang masing-masing memiliki perannya sendiri.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
(b).
85 digilib.uns.ac.id
Pengelolaan bimbingan dan konseling dilengkapi fasilitas yang diperlukan, yaitu ruang kerja, peralatan instrumen, peralatan administrasi dan sarana pendukung lainnya.
(c). Karena bimbingan dan konseling merupakan sumber/bank data yang mensuport semua kegiatan pembelajaran di sekolah, maka dapat didukung dengan tenaga administrasi. (d). Dalam pengelolaan bimbingan dan konseling, kegiatan kepengawasan secara khusus diselenggarakan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan dan konseling. (e). Pengelolaan yang efektif diarahkan kepada terwujudnya akuntabilitas yang tinggi dari kegiatan bimbingan dan konseling secara menyeluruh dan pengembangannya. (CLW No. 03) dan (dokumen Pelayanan Profesional Bimbingan dan Konseling). Lebih lanjut dapat diuraikan bahwa pengelolaan layanan bimbingan konseling di sekolah ini, tetap mengutamakan layanan yang maksimal kepada konseli dengan bantuan konselor sebagai tenaga profesional di bidangnya. Dalam memberikan layanan bimbingan konseling, konselor juga selalu berkoordinasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua wali murid, dan pihak lain yang dipandang pelu sebagai upaya untuk mengumpulkan data, guna memberikan layanan kepada konseli yang efisien dan efektif. Guru bimbingan merupakan motor penggerak komponen yang lain dalam pengeloaan layanan bimbingan konseling. Sistem pengelolaan layanan bimbingan konseling juga memberi peluang seluas-luasnya kepada seluruh siswa untuk commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
secara sadar datang dan berkunjung ke ruang bimbingan konseling, berkonsultasi baik yang mendapatkan masalah atau yang memerlukan informasi lebih lanjut tentang pengembangan karier di masa depan. Koordinasi dan kerjasama dengan wakasek kesiswaan dan tim tata tertib adalah komunikasi yang rutin dilakukan oleh guru pembimbing dalam rangka memperoleh data dan informasi guna membantu mengatasi permasalahan siswa. Kerjasama dengan orang tua wali murid dijalin secara berkesinambungan guna memantau perkembangan putraputrinya yang bermasalah, kerjasama ini sering berupa komunikasi yang inten dan kunjungan rumah (home visite) selama permasalahan belum tuntas. Pengelolaan layanan bimbingan konseling juga melibatkan kepala sekolah secara langsung manakala diadakan konferensi kasus, sebagai pimpinan kepala sekolah juga diminta memberikan sumbangsih saran dan pemikiran selain itu juga guru mata pelajaran, wali kelas, tim tata tertib, dan wakasek. Dengan pengelolaan layanan bimbingan yang melibatkan semua unsur diharapkan penanganan masalah-masalah siswa dapat dituntaskan secara akurat. (CLW No. 03) dan (dokumen Pelayanan Profesional Bimbingan dan Konseling).
commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Organisasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling UPTD SMAN 1 Plemahan
Kadin Pendidikan
Pengawas Sekolah Bidang BK
Komite Sekolah
Kepala Sekolah
Koordinator TU
Wakasek ( Kurikulum, Kesiswaan, Sapras, Humas )
Guru Mata Pelajaran
Koordinator BK
Wali Kelas
Guru Pembimbing
S I S W
A
Keterangan : : garis instruksi : garis konsultasi : garis layanan bimbingan Gambar 5 : Struktur Organisasi BKtoUPTD commit user SMAN 1 Plemahan Kediri (sumber: dokumen Pelayanan Profesional Bimbingan dan Konseling)
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.
Personal Pelaksana Layanan Bimbingan dan Konseling. Personal pelaksana dalam layanan bimbingan dan konseling adalah segenap
unsur yang terkait di dalam organisasi pelayanan bimbingan dan konseling, dengan koordinator pembimbing
dan konselor sebagai pelaksana utamanya.
Uraian tugas masing-masing tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : (CHW No. 03) dan (dokumen Pelayanan Profesional Bimbingan dan Konseling).
1).
Kepala Sekolah. Sebagai penanggungjawab kegiatan pendidikan secara keseluruhan di
sekolah, dengan tugas kepala sekolah adalah ; (a)
Mengkoordinasikan segenap kegiatan yang diprogramkan sekolah sehingga pelayanan bimbingan konseling dan pengajaran, merupakan satu kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.
(b)
Menyediakan pengadaan sarana prasarana, tenaga dan berbagai kemudahan bagi terlaksananya layanan bimbingan konseling yang efektif dan efisien.
(c)
Melaksanakan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program, dan upaya tindak lanjut layanan bimbingan konseling.
(d)
Mempertanggungjawabkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah kepada orang tua, dan pemberi tugas di atasnya yaitu dinas pendidikan kabupaten. commit to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2).
Koordinator Bimbingan. Koordinator
bimbingan
bertugas
mengkoordinasikan
seluruh
guru
pembimbing dalam ; (a)
Memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada segenap warga sekolah, orang tua dan masyarakat
3).
(b)
Menyusun program bimbingan dan konseling
(c)
Melaksanakan program bimbingan dan konseling
(d)
Mengadministrasikan layanan bimingan dan konseling
(e)
Mengevaluasi program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
(f)
Melaksanakan tindak lanjut terhadap hasil penilaian
Guru Pembimbing / Konselor. Sebagai pelaksana utama tenaga inti dan ahli, guru pembimbing bertugas : (a)
Memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan koseling.
(b)
Merencanakan program bimbingan konseling (terutama programprogram satuan layanan dan satuan pendukung ) untuk satuan-satuan waktu tertentu. Program-program tersebut dikemas dalam program harian, mingguan, bulanan, semester dan tahunan.
(c)
Melaksanakan segenap program satuan layanan bimbingan dan konseling.
(d)
Melaksanakan segenap program satuan kegiatan pendukung bimbingan konseling.
(e)
Menilai proses dan hasil pelaksanaan satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
(f)
90 digilib.uns.ac.id
Menganalisis hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan konseling.
(g)
Melaksanakan tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian layanan dan kegiatan pendukung bimbingan konseling.
(h)
Mengadministrasi kegiatan satuan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan konseling yang dilaksanakan.
(i)
Mempertanggungjawabkan tugas dan kegiatannya dalam pelayanan bimbingan konseling secara menyeluruh kepada koordinator BK serta kepala sekolah.
(j)
Mempersiapkan diri, menerima dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan kepengawasan oleh pengawas sekolah bidang bimbingan konseling.
4).
Guru Mata Pelajaran. Sebagai tenaga ahli pengajaran dan/atau praktik dalam bidang studi atau
program latihan tertentu, dan sebagai personil yang sehari-hari langsung berhubungan dengan siswa, peranan guru mata pelajaran dan guru praktik dalam layanan bimbingan dan konseling adalah : (a)
Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa.
(b)
Membantu guru pembimbing mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
(c)
Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing. commit to user
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(d)
Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing, yaitu siswa yang menurut guru pembimbing memerlukan pelayanan pengajaran/latihan khusus (seperti pengajaran/pelatihan perbaikan, program pengayaan).
(e)
Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling.
(f)
Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan bimbingan dan konseling untuk mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang dimaksud itu.
(g)
Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus.
(h)
Memantau pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
5).
Wali Kelas Sebagai pengelola kelas tertentu, dalam pelayanan bimbingan dan konseling
wali kelas berperan : (a)
Membantu
guru
pembimbing
melaksanakan
tugas-tugasnya,
khususnya di kelas yang menjadi tanggungjawabnya. (b)
Membantu guru pembimbing melaksanakan perannya dalam pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi tanggungjawabnya. commit to user
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
(c)
Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya
di
kelas
yang
menjadi
tanggungjawabnya,
untuk
mengikuti/menjalani layanan dan/atau kegiatan bimbingan dan konseling. (d)
Berpartisipasi dalam kegiatan khususnya bimbingan dan konseling, seperti konferensi kasus.
(e)
Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada guru pembimbing.
c.
Fungsi Bimbingan dan Konseling. Keberhasilan mutu pendidikan di suatu institusi dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Keterlibatan, kepedulian seluruh warga sekolah dan stakeholder terkait merupakan komponen yang harus bersinergi positif untuk kemajuan sekolah. Selain daripada itu keberadaan layanan bimbingan merupakan salah satu komponen yang juga memberi sumbangsih terhadap pencapaian tujuan pendidikan. Bimbingan dan konseling dengan segala tugas dan fungsinya membantu mengantarkan siswa menjalani proses perkembangannya ke arah kedewasaan guna membentuk pribadi yang unggul. Fungsi itu dapat dikelompokkan menjadi sepuluh fungsi pokok, yaitu 1) fungsi pemahaman, 2) fungsi preventif, 3) fungsi pengembangan, 4) fungsi penyembuhan, 5) fungsi penyaluran, 6) fungsi adaptasi, 7) fungsi penyesuaian, 8) fungsi perbaikan, 9) fungsi fasilitasi, 10) fungsi pemeliharaan. (CLW No. 03) dan (dokumen Pelayanan Profesional Bimbingan dan Konseling). commit to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif. 2) Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex). 3) Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi
perkembangan
Sekolah/Madrasah
lainnya
konseli. secara
Konselor
sinergi
dan
sebagai
personel teamwork
berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
94 digilib.uns.ac.id
program bimbingan secara sistemik dan berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata. 4) Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching. 5) Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan. 6) Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli. 7) Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan dirinya dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif. 8) Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif. 9) Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli. 10) Fungsi Pemeliharaan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya. Fungsi ini memfasilitasi konseli agar terhindar dari kondisi-kondisi yang akan menyebabkan penurunan produktivitas diri. Pelaksanaan fungsi ini diwujudkan melalui program-program yang menarik, rekreatif dan fakultatif (pilihan) sesuai dengan minat konseli. commit to user
96 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d.
Pelaksanaan Bimbingan Kelompok dengan Media LCD Proyektor. Bimbingan kelompok dengan menggunakan media LCD Proyektor yang
berlangsung di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri, sudah dirancang dan dipersiapkan sedemikian rupa mulai dari sarana prasana,
perangkat layanan,
materi layanan oleh guru pembimbing. Berikut pernyataan guru pembimbing dalam wawancara menyebutkan bahwa, bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan kepada siswa yang mengalami permasalahan yang sama untuk kelompok kecil maupun kelompok besar seperti satu kelas. Penetapan materi layanan dalam bimbingan kelompok ada beberapa ketetapan diantaranya 1). sesuai dengan program kerja layanan yang dibuat guru pembimbing di awal tahun, 2). berdasarkan kondisi riil di lapangan atas permintaan siswa dalam kelompok. (CLW No. 11) Kepala sekolah dalam kesempatan lain menyebutkan sebagai berikut , sekolah berusaha menyediakan sarana prasarana untuk media bimbingan, dengan harapan para guru pemimbing mau menggunakan untuk keefektifan proses layanan bimbingan. Sekolah ini memang berada di daerah kecamatan namun bukan berarti untuk prestasi kami berada di pinggir, ini bisa dibuktikan dengan perolehan rata-rata hasil ujian nasional tiga tahun terakhir UPTD SMAN 1 Plemahan menduduki peringkat dua dan tiga dari lima SMA Negeri se-kabupaten Kediri. Sekolah berusaha memberikan pelayanan yang maksimal kepada siswa utamanya dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar atau bimbingan, untuk itu demi peningkatan prestasi, pemanfaatan sarana prasarana sebagai media pembelajaran perlu ditingkatkan penggunaannya. (CLW No. 05) commit to user
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Lebih lanjut waka kurikulum mengatakan bahwa, penggunaan media LCD Proyektor di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri, untuk kegiatan belajar mengajar termasuk kegiatan layanan bimbingan sudah lazim digunakan. Informasi dari beberapa guru menyebutkan bahwa dengan menggunakan media ini penyampaian informasi lebih mudah diterima oleh siswa, hal senada juga disampaikan oleh guru pembimbing. (CLW No. 04) Pelaksanaan layanan bimbingan mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan dan berjalan. Berdasarkan jadwal itu peneliti mengikuti pada kelas XII-IS .1, XIIIS.2, XII-IS.2 dan XII-IA.1, dengan rincian pertemuan sebagai berikut : (CLO No. 02) Pertemuan pertama hari Senin tanggal 27 September 2010 jam ke 7 kelas XII-IS.2 Pertemuan kedua hari Rabu tanggal 22 September 2010 jam ke 8 kelas XII-IS.3 Pertemuan ketiga hari Jum’at tanggal 01 September 2010 jam ke 1 kelas XII-IS.1 dan pertemuan keempat hari Jum’at tanggal 23 September 2010 jam ke 6 kelas XII-IA.1, dengan tahap-tahap pelaksanaan sebagai berikut : a.
Seluruh siswa masuk ruang Laboratorium Audio Visual.
b.
Guru pembimbing mengaktifkan komputer yang terhubung dengan LCD Proyektor.
c.
Guru pembimbing membuka kegiatan dengan memberi penjelasan singkat tentang layanan bimbingan klasikal.
d.
Guru pembimbing menyampaikan materi layanan tentang informasi perguruan tinggi yang disampaikan melalui media LCD Proyektor. commit to user
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
e.
Siswa menyimak penjelasan dan tanyangan di layar dengan antusias, serius namun menyenangkan, karena tampilan informasi di kemas menarik dan tidak membosankan. Adakalanya penjelasan guru tehenti karena ada siswa yang bertanya, dan guru pembimbing memberikan penjelasan secara lugas dan dimengerti oleh siswa.
f.
Setelah penyampaian informasi selesai, siswa membentuk kelompok kecil untuk
melaksanakan
diskusi.
Dalam
dinamika
kelompok
inilah
permasalahan-permasalahan yang mereka alami terkait dengan wawasan perguruan tinggi dapat dipecahkan dan ditemukan solusi pemecahannya. Disamping itu masing-masing kelompok kecil juga diminta tanggapannya terkait dengan penggunaan media LCD Proyektor dalam layanan bimbingan klasikal. g.
Kegiatan berikutnya presentasi tiap kelompok terkait dengan permasalahan yang ada dalam kelompoknya dan cara atau solusi pemecahannya. Kelompok lain sebagai audien yang bertugas memberikan tanggapan.
h.
Kegiatan layanan diakhiri dengan mengumpulkan hasil diskusi dan guru pembimbing memberikan kesimpulan atau penekanan dari hasil kesepakatan bersama. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan layanan
bimbingan kelompok dengan media LCD Proyektor di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri, ada beberapa hal yaitu : a.
Proses pengelolaan layanan bimbingan melibatkan semua unsur terkait guna memberikan hasil yang maksimal. commit to user
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.
Personal pelaksana pemberian layanan bimbingan disusun secara sistematis dengan guru pembimbing (konselor) sebagai tenaga utama yang profesional.
c.
Fungsi bimbingan dan konseling di sekolah dapat dirinci sebagai fungsi; pemahaman,
preventif,
pengembangan,
penyembuhan,
adaptasi,
penyesuaian, perbaikan, fasilitasi dan pemeliharaan. d.
Pelaksanaan bimbingan kelompok dengan media LCD Proyektor sudah dirancang dan dipersiapkan mulai dari sarana prasarana, perangkat layanan, materi layanan sudah disiapkan oleh guru pembimbing.
2. Penggunaan Media LCD Proyektor Meningkatkan Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok. Proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu kepada
penerima
pesan.
Pesan
yang
disampaikan
berupa
materi
pembelajaran/layanan yang ada dalam kurikulum. Sumber pesan dapat guru, siswa, orang lain dan salurannya adalah media pembelajaran dalam hal ini adalah LCD Proyektor. Dalam proses pembelajaran guru melibatkan unsur metode dan media sebagai alat bantu mengajar. Metode merupakan cara yang digunakan dalam penyampaian materi. Media merupakan alat bantu untuk memperjelas pesan atau materi pada saat guru melaksanakan proses pembelajaran/layanan.
commit to user
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a.
Manfaat Penggunaan Media LCD Proyektor. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dampak pemanfaatan media
khususnya media LCD Proyektor dalam proses layanan bimbingan ternyata sangat positif. Ketika peneliti menanyakan kepada konselor didapat pernyataan sebagai berikut, proses layanan bimbingan kelompok hendaknya keterlibatan siswa harus tinggi, artinya bagaimana konselor merancang agar siswa dapat aktif, menyenangkan dan bermakna dalam setiap pemberian layanannya, salah satu cara dengan memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan contoh LCD Proyektor. Saya selalu menggunakannya karena dirasa itu salah satu media yang mudah, menyenangkan dan tentunya efektif. Penggunaan media pengajaran yang tepat akan mempertinggi proses belajar mengajar yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa secara optimal. Secara umum media pengajaran mempunyai kegunaan untuk mengatasi hambatan komunikasi, keterbatasan fisik dalam kelas, sikap pasif anak didik, dan mempersatukan pengamatan siswa. Lebih lanjut disampaikan sebagai berikut ; ciri-ciri media yang efektif adalah ; 1) relevan, artinya media itu sesuai dengan hakikat dan materi serta tujuan yang hendak dicapai, 2) sederhana, artinya media itu bukanlah sesuatu peralatan yang ruwet, tetapi peralatan yang mudah digunakan, 3) esensial, artinya media itu memang menjadi suatu yang perlu untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar, 4) menarik dan menantang, artinya media itu mampu memberikan variasi, penyegaran, daya tarik dan dapat menghilangkan kebosanan. (CLW No. 06)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
101 digilib.uns.ac.id
Senada dengan itu siswa mengatakan sebagai berikut, apabila guru pengajar menggunakan media dalam proses belajar mengajar, maka akan lebih menarik apalagi mengunakan media LCD Proyektor yang ditambah dengan animasi gambar dan suara, maka tidak gampang jenuh dan materi akan lebih mudah diterima. Untuk mendapatkan data lebih lanjut yang lengkap siswa dapat mencopy file tanpa harus mencatat. (CLW No. 07) Dalam keterangannya koordinator guru pembimbing menjelaskan lebih lanjut bahwa, manfaat penggunaan media dalam proses belajar mengajar atau layanan bimbingan yang terpenting adalah bagaimana tujuan layanan atau pembelajaran itu dapat tercapai. Secara umum media pendidikan mempunyai manfaat diantaranya, untuk memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis hanya dalam bentuk kata-kata atau lisan belaka. Pemilihan dan penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif siswa. Untuk itu LCD Proyektor salah satu media yang dapat membantu guru pembimbing dalam memberikan layanannya. Namun demikian penggunaan media hendaknya juga ditindaklanjuti dengan keterlibatan siswa dalam bentuk tugas, diskusi atau keterlibatan aktif siswa lainnya, setelah layanan atau pembelajaran selesai. Sehingga dengan demikian pesan yang sudah diterima oleh siswa akan lebih bermakna. (CLW No. 08) Pembelajaran sebagai proses yang dibangun oleh guru dimaksudkan untuk mengembangkan kreatifitas berfikir siswa, serta meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan sebagai upaya peningkatan penguasaan terhadap materi pembelajaran/layanan. Dalam proses pembelajaran guru melibatkan unsur commit to user
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
metode pengajaran dan media pembelajaran. Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa. Sementara itu kedudukan media merupakan alat bantu dalam pembelajaran/layanan. Seperti yang disampaikan oleh guru pembimbing sebagai berikut, kita akan sangat banyak dibantu apabila menyampaikan materi dengan menggunakan media utamanya LCD Proyektor, karena materi dapat dikemas dalam bentuk yang menarik, menyenangkan untuk siswa, hal itu sangat menguntungkan dan membantu sekali. Jelas penggunaan media utamanya media LCD Proyektor akan berdampak positif terhadap keberhasilan pembelajaran atau pemberian layanan kepada siswa. Jadi dampak terhadap guru pembimbing dengan memakai media membantu meringankan tugas pembimbing dalam menyampaikan materi layanan kepada siswa. (CLW No. 09) Siswa juga menganggap bahwa media pembelajaran itu sesuatu yang penting. Apalagi untuk siswa SMA adalah masa dimana imajinasinya berkembang dengan pesat, maka keberadaan media dalam pembelajaran akan menyita perhatiannya. Beberapa pernyataan tentang hal ini diuraikan sebagai berikut. Jelas materi yang disampaikan akan mudah diterima dan diingat, karena terkesan di ingatan dengan adanya tambahan gambar dan bentuk tampilan di layar yang menarik, jadinya belajar tambah semangat, tidak ngantuk. (CLW No. 10).
commit to user
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.
Pelaksanaan Penggunaan Media LCD Proyektor Meningkatkan Keefektifan Bimbingan Kelompok. Layanan bimbingan kelompok lebih banyak kegiatan memberikan informasi
kepada siswa, masalah-masalah yang sering muncul pada siswa biasanya berhubungan dengan hambatan-hambatan dalam mempersiapkan diri di masa depan apakah itu di bidang belajar, pribadi, sosial dan persiapan karier. Informasi yang diberikan harus lengkap artinya menjawab semua kebutuhan siswa. Untuk itu pemberian layanan akan lebih efektif bila disampaikan dengan menggunakan media, utamanya LCD Proyektor. Karena materi yang sudah dikemas dalam bentuk file di power point atau program yang lain akan dengan mudah dapat disampaikan. Dengan demikian keefektifan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok akan dapat dicapai. Lebih lanjut disampaikan oleh guru pembimbing sebagai berikut ; memberikan layanan bimbingan kelompok pada sejumlah siswa yang mempunyai permasalahan sama, kita butuh menyampaikan informasi dalam jumlah yang luas namun harus tepat sesuai yang diinginkan oleh siswa. Untuk itu perlu media yang dapat mengakomodir, media yang paling sesuai dan efektif adalah LCD Proyektor, karena kita bisa mendesain materi dalam bentuk file yang menarik dan menyenangkan. Penggunaan media ini sangat cocok untuk memberikan layanan bimbingan kelompok, karena dalam bimbingan kelompok permasalahan yang muncul adalah perlunya penyampaian informasi apakah itu tentang perguruan tinggi, macam-macam karier atau permasalahan sosial yang lain, informasi itu commit to user
104 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
semua akan sangat efektif bila disampaikan dengan menggunakan media LCD Proyektor. (CLW No. 11) Berikut pernyataan dari siswa, ”...dengan menggunakan LCD Proyektor, saya dapat dengan mudah memperoleh informasi yang saya butuhkan. Saya membutuhkan informasi studi lanjutan di perguruan tinggi, tentang pilihan kampus, dan pilihan prodi dan banyak lagi yang lain. Dengan ditayangkan pada layar tadi maka sekarang saya sudah punya gambaran harus kemana saya nanti setelah lulus SMA, di dalam kelompok bimbingan tadi teman yang lain juga berpendapat seperti saya, mereka umumnya sudah menemukan pilihannya”. (CLW No. 12) Sehubungan dengan kefektifan media LCD Proyektor, koordinator guru bimbingan berpendapat sebagai berikut ; ”...dengan semakin majunya teknologi maka dalam setiap pemberian layanan bimbingan akan lebih efektif bila menggunakan media, media merupakan alat bantu, kita harus pandai-pandai memilih media karena banyak media yang bisa digunakan namun belum tentu cocok atau sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dari sekian banyak media yang tersedia di sekolah kebanyakan para guru memanfaatkan media LCD Proyektor, karena disamping penggunaannya tidak rumit, sekolah juga menyediakan sarana itu, baik di laboratorium maupun yang dapat dibawa ke kelas. Dan untuk pelaksanaan layanan bimbingan kelompok konselor juga selalu menggunakannya karena menurut keterangan yang didapat LCD Proyektor efektif untuk menyampaikan materi layanan, dibandingkan dengan menggunakan media yang lain”. (CLW No. 13)
commit to user
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berikut pernyataan kepala sekolah, ”...sekolah lebih banyak menyediakan LCD Proyektor daripada media yang lain, karena media ini yang sering dan banyak digunakan oleh guru mata pelajaran dan guru pembimbing, dan media ini dianggap lebih efektif untuk membantu proses belajar mengajar. Sifat praktis, mudah digunakan dan efektif adalah salah satu pertimbangan menggunakan media ini”. (CLW No. 14)
3. Penggunaan Media LCD Proyektor dalam Layanan Bimbingan Kelompok Meningkatkan Profesionalisme Konselor. Profesionalisme adalah satu kata yang selalu dituntut dalam menjalankan tugas. Di dunia pendidikan upaya untuk meningkatkan profesionalisme pendidik dewasa ini semakin ditingkatkan. Pemerintah berupaya dengan menyelenggarakan sertifikasi pada semua guru, sebagai lisensi sebelum melaksanakan tugas sebagai pengajar dan pendidik. Beberapa usaha harus dilakukan secara pribadi oleh seorang pendidik untuk meningkatkan kualitas kompetensinya.
a.
Tugas dan Fungsi Konselor. Sesuai data di lapangan didapat fakta bahwa seorang konselor mempunyai
tugas sebagai berikut, 1) menyusun program bimbingan konseling, 2) memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling, 3) mengungkapkan masalah klien, 4) menyelenggarakan pengumpulan data klien, 5) melaksanakan konseling, 6) melaksanakan bimbingan 7) menyelenggarakan konferensi kasus, 8) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
106 digilib.uns.ac.id
melakukan kunjungan rumah, 9) mengantar dan menerima alih tangan kasus (referal), 10) menyelenggarakan diskusi profesional BK. Fungsi konselor di sekolah adalah membantu kepala sekolah beserta stafnya di dalam menyelenggarakan kesejahteraan sekolah. Sehubungan dengan itu, seorang konselor mempunyai fungsi sebagai berikut seperti yang disampaikan oleh koordinator BK antara lain. 1) fungsi preventif yaitu, bertujuan menjaga jangan sampai anak-anak mengalami kesulitan dan menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan, 2) fungsi preserveratif yaitu, usaha untuk menjaga keadaan yang telah baik agar tetap baik, jangan sampai keadaan yang baik itu terganggu, 3) fungsi kuratif yaitu, mengadakan konseling kepada anak-anak yang mengalami kesulitan, yang tidak dapat dipecahkan sendiri dan yang membutuhkan bantuan dari pihak lain. (CLW No. 15)
b.
Peningkatan Profesionalisme Konselor. Profesioanalisme berarti menunjuk kepada komitmen anggota suatu
profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya secara terus menerus dan mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya. Dampak atau pengaruh penggunaan LCD Proyektor dalam pelaksanaan bimbingan terhadap peningkatan kualitas profesi konselor di SMAN 1 Plemahan Kediri, dapat dijelaskan seperti pernyataan kepala sekolah sebagai berikut. Guru pembimbing lebih kreatif dalam memberikan bimbingan kepada siswa setelah menggunakan media LCD Proyektor, semua rajin menyiapkan materi dalam bentuk file di power point. Dengan demikian ada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
107 digilib.uns.ac.id
usaha untuk belajar, dan berpengaruh positif terhadap peningkatan sumber daya dan sekaligus para guru semakin profesional dalam menyiapkan perangkat pembelajarannya. Sekarang banyak guru pembimbing maupun guru mata pelajaran yang sudah mempunyai lap top sendiri dan belajar mengembangkan kompetensinya, dengan demikian harapan sekolah agar setiap pendidik meningkatkan kualitasnya akan tercapai, dan tentunya mutu pendidikan semakin meningkat. (CLW No. 16) Realita di lapangan menunjukkan bahwa dengan menciptakan kondisi kerja yang produktif melalui penyediaan media pembelajaran yang beragam maka para pendidik akan tergerak untuk menggunakannya. Hal ini perlu didukung dengan usaha untuk mengembangkan keterampilannya. Senada dengan itu koordinator guru BK mengatakan, bahwa ada peningkatan kemampuan yang dialami oleh para pendidik khususnya guru pembimbing setelah sering menggunakan media dalam memberikan layanan bimbingan kepada klien. Guru pembimbing yang dulu belum bisa mengoperasionalkan komputer sekarang dituntut harus bisa dan sudah tidak gaptek lagi. Koordinator guru pembimbing lebih lanjut mengatakan bahwa, untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan maka usaha-usaha yang bersifat inovasi perlu dilakukan. Seorang guru dituntut untuk selalu belajar dan belajar seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi apabila tidak, maka tidak mustahil apabila seorang guru akan tertinggal pengetahuannya dengan siswa. Siswa yang kreatif akan selalu belajar tidak hanya di sekolah tetapi di luarpun mereka dapat belajar, apalagi dengan adanya internet yang segala sesuatu bisa di commit to user
108 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dapat dengan mudah. Apabila guru mau menggunakan media elektronik dalam pembelajarannya ini suatu usaha dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kompetensinya, karena dengan dituntut
untuk
lebih
kreatif
menggunakan media elektronik seorang guru dan
inovatif
dalam
menyiapkan
materi
pembelajarannya atau layanan untuk guru pembimbing. Hal semacam ini ada pengaruh signifikan terhadap peningkatan profesionalisme seorang guru atau pembimbing. (CLW No. 17) Adanya peningkatan kemampuan yang dimiliki guru juga diakui oleh siswa dengan pernyataannya sebagai berikut, sekarang guru pengajar dan guru pembimbing banyak yang kreatif setelah ada aturan setiap guru harus memakai media elektronik dalam mengajarnya. Banyak guru yang membawa lap top dalam mengajar di kelas. (CLW No. 18)
4. Hambatan dan Solusi Penggunaan Media LCD Proyektor dalam Bimbingan Kelompok. Kualitas proses belajar mengajar dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam menyiapkan materi, keterampilan guru dalam menyampaikan informasi, ketepatan guru dalam memilih metode, dan satu hal lagi yang perlu diperhatikan adalah bagaimana seorang guru memilih media yang akan digunakan untuk menyampaikan materi dalam bentuk informasi yang menarik mudah diterima oleh siswa. Penggunaan media LCD Proyektor dalam bimbingan kelompok di UPTD SMAN 1 Plemahan kediri diketahui masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaannya, diantaranya sebagai berikut. commit to user
109 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a.
Sarana Prasarana. Sarana LCD Proyektor yang tersedia di UPTD SMAN 1 Plemahan kediri
masih kurang memadai, hal ini disebabkan karena makin banyaknya guru yang menggunakan media ini untuk kegiatan belajar mengajar, termasuk guru pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan kelompok. Fakta ini juga disampaikan oleh waka kurikulum bahwa keberadaan LCD Proyektor di UPTD SMAN 1 Plemahan masih berjumlah 4 buah, dan yang 3 buah terpasang permanen di ruang laboratorium sedangkan yang dapat digunakan untuk moving hanya 1 buah. Sekolah sedang berusaha untuk menambah pengadaan LCD Proyektor baik dari dana komite maupun dari dana yang lain. (CLW No. 19) Berikut
guru
pembimbing
menyampaikan
bahwa,
keterbatasan
keberadaan sarana media LCD Proyektor yang ada di UPTD SMAN 1 Plemahan masih kurang memenuhi kebutuhan. Terkadang guru pembimbing akan menggunakan media LCD Proyektor tetapi sudah atau sedang dipakai oleh guru lain, sementara di laboratorium komputer juga digunakan untuk kegiatan belajar mengajar teknologi informatika. Untuk mengatasi hal yang demikian selanjutnya setiap guru yang akan menggunakan media perlu membuat daftar pinjaman agar apa yang sudah direncanakan dapat berjalan lancar. Kendala seperti ini sudah disampaikan kepada sekolah, dan sudah mendapat tanggapan positif dari kepala sekolah. Selanjutnya
guru
pembimbing
menyatakan
bahwa,
apabila
mau
menggunakan media LCD Proyektor harus menyampaikan terlebih dahulu kepada waka kurikulum atau waka sarana apakah dipakai oleh guru lain atau tidak, hal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
110 digilib.uns.ac.id
seperti ini harus dilakukan apabila tidak, maka akan berbenturan dengan guru lain yang akan menggunakan. (CLW No. 20) Secara khusus kepala sekolah juga menyadari bahwa keberadaan media LCD Proyektor di sekolahnya masih belum memenuhi kebutuhan apabila dilihat dari keinginan pengajar yang antusias akan menggunakan dalam kegiatan belajar mengajarnya. Namun lebih lanjut beliau mengatakan bahwa kendala seperti itu sudah diupayakan penyelesaiannya dengan komite sekolah. (CLW No. 21)
b.
Persiapan Guru. Supaya penggunaan media dapat berjalan dengan baik, perangkat
pembelajaran atau layanan perlu dipersiapkan secara baik pula. Peralatan yang akan digunakan untuk menggunakan media itu juga perlu disiapkan sebelumnya. Dengan demikian pada saat menggunakan nanti, kita tidak akan diganggu dengan hal-hal yang mengurangi kelancaran penggunaan media itu. Hal yang paling pokok dalam menggunakan media adalah kesiapan dari pengguna media itu, yaitu guru. Untuk menggunakan media LCD Proyektor jelas seorang guru harus menguasai operasional komputer minimal menguasai program power point. Masih dijumpai adanya beberapa guru yang enggan untuk belajar menguasai teknologi program operasional komputer, ini yang menghambat atau menjadi kendala mengapa guru dalam kegiatan belajar mengajar tidak menggunakan media elektronik khususnya LCD Proyektor. Selain itu juga ada temuan guru kurang kreatif dalam menyiapkan materi yang akan disampaikan dalam bentuk power point, terjadi copy paste file orang lain kemudian materi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
111 digilib.uns.ac.id
diganti dengan materi bidang yang akan disampaikan, sehingga terjadi tampilannya akan sama dengan tampilan yang pernah disampaikan oleh guru lain, sebaiknya membuat kreasi tampilan sendiri yang berbeda, baru dan menarik. Temuan ini juga diakui oleh waka kurikulum yang mengatakan bahwa, masih ada beberapa bapak atau ibu guru yang enggan mengembangkan diri, belajar menguasai program komputer. Akibatnya beberapa guru itu tidak mau menggunakan media yang sudah disediakan oleh sekolah dan kegiatan belajar mengajarnya masih dengan cara lama atau menggunakan media non elektronik. Untuk menyiapkan materi pelajaran ke dalam bentuk file power point memang memerlukan suatu keterampilan dan kreatifitas, agar dapat menarik dan menyenangkan siswa. (CLW No. 19) Untuk memanfaatkan media LCD Proyektor seorang guru harus mau mengembangkan kemampuannya. Namun masih dijumpai sebagian dari guru yang tidak mau menggunakan media elektronik dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, dengan alasan belum mampu mengoperasionalkan komputer dan masih belajar. (CLW No. 20) Jika guru menggunakan media elektronik untuk kegiatan belajar mengajar, memang memerlukan beberapa persyaratan seperti yang disampaikan oleh Moch. Marifin (2009: 17) antara lain; 1) guru perlu memiliki pemahaman media pengajaran, kriteria memilih dan menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan tindak lanjutnya, 2) guru harus terampil membuat media sederhana untuk keperluan pengajaran terutama media proyeksi, 3) pengetahuan dan keterampilan dalam menilai keefektifan penggunaan media dalam proses belajar mengajar. commit to user
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c.
Biaya Suatu keinginan yang besar dan baik tentu pelu dukungan dana yang
memadai, begitu pula dengan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan media LCD Proyektor di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri. Faktor ketersediaan dana juga menjadi kendala, untuk penyediaan media LCD Proyektor dirasa masih belum memenuhi kebutuhan, keberadaan ruang multi media atau laboratorium komputer juga perlu disediakan lebih baik lagi. Kenyataan ini digaris bawahi oleh kepala sekolah dalam pernyataanya sebagai berikut, bahwa untuk pemenuhan kebutuhan sarana prasarana masih belum memenuhi kebutuhan yang diharapkan, tidak dapat dipungkiri bahwa mencapai prestasi yang besar perlu sarana yang cukup, dan itu semua memerlukan dana yang memadai. Keberadaan LCD Proyektor masih belum memenuhi kebutuhan, ruang laboratorium komputer juga masih belum mampu menampung seluruh siswa. Usaha yang sudah dan sedang dilakukan adalah mengajak stakeholder terkait yaitu komite sekolah untuk ikut memikirkan pengadaannya. (CLW No. 21)
commit to user
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Pembahasan Hasil
1. Bimbingan Kelompok dengan Menggunakan Media LCD Proyektor Layanan bimbingan dan konseling adalah proses penyampaian informasi yang lebih ditekankan pada hasil perubahan tingkah laku anak dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pembelajarannya harus transformatif secara langsung yang dapat dilakukan dengan lebih efektif melalui media audio visual. Pelaksanaan bimbingan kelompok dengan menggunakan media LCD Proyektor di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri dilkukan dengan menjalankan sistem sebagai berikut, a) pengelolaan layanan bimbingan konseling, b) personal pelaksana layanan bimbingan dan konseling, c) fungsi bimbingan dan konseling, d) pelaksanaan bimbingan kelompok dengan media LCD Proyektor.
a.
Pengelolaan Layanan Bimbingan dan Konseling. Pengelolaan pelaksanaan pemberian layanan bimbingan konseling di
UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri, melaksanakan proses bimbingan konseling kepada seluruh siswa, baik yang bermasalah maupun tidak. Layanan bimbingan dan konseling dilengkapi dengan fasilitas yang diperlukan baik sarana maupun prasarana yang diperlukan. Materi layanan bimbingan mengacu pada program kerja konselor yang dibuat pada awal tahun pelajaran kemudian dituangkan ke dalam Rencana Layanan Bimbingan Konseling (RLPBK). Materi layanan bimbingan juga bisa berasal dari kebutuhan siswa. Bentuk materi layanan yang berasal dari siswa, commit to user
114 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
merupakan kebutuhan materi secara kelompok/klasikal dan bersifat insidental. Kemudian pelaksanaan layanan bimbingan di jadwalkan oleh guru pembimbing. Hal ini sesuai dengan pendapat Bimo Walgito (2010: 10) bahwa, ada manusia yang sanggup mengatasi persoalan tanpa bantuan pihak lain, tetapi tidak sedikit manusia yang tidak mampu mengatasi persoalan bila tidak dibantu orang lain. Berikut Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusmawati (2008: 2) mengartikan, bimbingan sebagai proses pemberian bantuan yang diberikan kepada seseorang atau kelompok orang secara terus-menerus dan sistematis oleh pembimbing agar individu atau kelompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Selanjutnya
Pusat
Kurikulum,
Balitbang
Depdiknas
(2004:
10)
menyebutkan diantaranya adalah ; a). Pengelolaan bimbingan dan konseling dilengkapi fasilitas yang diperlukan yaitu ruang kerja, peralatan instrumen, peralatan administrasi dan sarana pendukung lainnya.
b). Pengelolaan yang
efektif diarahkan kepada terwujudnya akuntabilitas yang tinggi dari kegiatan bimbingan dan konseling secara menyeluruh dan pengembangnnya untuk siswa. Dari beberapa pendapat itu dapat disimpulkan bahwa kemungkinannya semua orang bermasalah, dan lebih banyak orang yang meminta bantuan pihak lain untuk memecahkan permasalahannya, pengertian orang lain di disini bukan hanya mengandalkan konselor tetapi bisa guru, wali kelas dan pihak lain. Serta layanan bimbingan di sekolah selayaknya dibarengi dengan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang memadai. Dengan demikian maka pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dapat terlaksana secara efisien dan efektif. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
b.
115 digilib.uns.ac.id
Personal Pelaksana Layanan Bimbingan dan Konseling. Proses pemberian layanan bimbingan dan konseling di UPTD SMAN 1
Plemahan Kediri, mengikutsertakan seluruh komponen warga sekolah baik itu siswa, guru wali kelas, tata usaha dan juga kepala sekolah dengan peranan konselor sebagai tenaga profesional. Dengan sistem pengelolaan seperti ini dimungkinkan pelayanan terhadap pengentasan permasalahan yang dihadapi siswa dapat diselesaikan secara maksimal. Karena untuk penuntasan permasalahan siswa konselor tidak bisa bekerja sendiri, memerlukan bantuan pihak lain, paling tidak untuk pengumpulan data. Sejalan dengan itu Bimo Walgito (38: 2010) mengatakan sebagai berikut, ”Seorang pembimbing di sekolah adalah membantu kepala sekolah beserta stafnya di dalam menyelenggarakan kesejahteraan sekolah (school wefare)”. Dari pendapat itu dapat disimpulkan bahwa konselor merupakan salah satu unsur yang diperlukan oleh sekolah dan bersama-sama dengan pihak lain untuk mewujudkan keberhasilan program sekolah. Sofyan S. Willis (2010: 29) mengatakan bahwa, mengingat luasnya tujuan bimingan bagi para siswa, tidak dapat dibantah bahwa kepala sekolah dan guruguru memiliki peranan yang amat besar dibidang bimbingan dan konseling. Secara garis besar peranan kepala sekolah adalah mengkoordinir keberhasilan bimbingan dan konseling. Lebih lanjut Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusumawati (2008: 24) mengatakan bahwa. Seiring perkembangan ilmu dan teknologi dan disertai dengan perkembangan sosial budaya yang berlangsung dengan deras dewasa ini, commit to user
116 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyebabkan peranan guru menjadi meningkat dari hanya sebagai pengajar menjadi sebagai pembimbing (konselor).
c.
Fungsi Bimbingan dan Konseling. Berdasarkan data di lapangan fungsi bimbingan dan konseling di UPTD
SMAN 1 Plemahan Kediri sudah normatif yaitu sebagai fungsi: a) pemahaman, b) preventif, c) pengembangan, d) penyembuhan, e) penyaluran, f) adaptasi, g) penyesuaian, h) perbaikan, i) fasilitasi, j) pemeliharaan. Hal ini sejalan dengan pendapat Bimo Walgito (38: 2010) sebagai berikut. ”Seorang pembimbing
mempunyai
tugas
dan
fungsi
menyelenggarakan
bimbingan terhadap anak-anak, baik yang bersifat, (a) preventif, (b) preservatif, (c) korektif atau kuratif”. Berikut pendapat Prayitno dan Erman Amti (2008: 197) mengatakan, Fungsi bimbingan dan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui layanan tersebut, dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi pokok yaitu, (a) fungsi pemahaman, (b) fungsi pencegahan, (c) fungsi pengentasan, (d) fungsi pemeliharaan dan (e) fungsi pengembangan. Dengan demikian fungsi bimbingan dan konseling yang dijalankan di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri sesuai dengan kaidah-kaidah dari pendapat para ahli. Fungsi pencegahan yaitu mengkondisikan agar siswa terhindar dari berbagai macam masalah, fungsi penyembuhan yaitu membantu para siswa yang mengalami masalah agar mendapatkan solusi pemecahannya, fungsi pemeliharaan commit to user
117 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yaitu menindaklanjuti dengan berbagai macam layanan agar siswa yang pernah mengalami suatu hambatan atau permasalahan tidak mengalami permasalahan lagi.
d.
Pelaksanaan Bimbingan Kelompok dengan Media LCD Proyektor. Dari beberapa paparan data yang didapat di lapangan dijelaskan bahwa
pelaksanaan layanan bimbingan di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri sudah sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku. Layanan bimbingan kelompok dilaksanakan dengan memberikan layanan secara klasikal dan dibentuk kelompok-kelompok kecil sebagai sarana untuk diskusi. Permasalahan yang cenderung sama dalam kelompok akan dapat ditemukan alternatif-alternatif pemecahannya secara bersama-sama. Anggota dalam kelompok kecil menyampaikan keluhannya yang kemudian ditanggapi oleh anggota kelompok yang lain dengan memanfaatkan dinamika kelompok, maka permasalahan yang dialami secara individu atau masalah secara kelompok dapat terpecahkan. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri sudah menggunakan media LCD Proyektor. Dari penjelasan beberapa guru menyatakan bahwa dengan menggunakan media LCD Proyektor penyampaian materi lebih mudah diterima oleh siswa, menyenangkan dan tentunya lebih efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Azhar Arsyad (2009: 21) banyak keuntungan penggunaan media pembelajaran diantaranya : commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
118 digilib.uns.ac.id
1) Penyampaian pelajaran menjadi tidak baku, setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media penerima pesan yang sama. 2) Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan memperhatikan. 3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkan teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan penguatan. 4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa. 5) Kualitas belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan yang terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas. 6) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan atau diperlukan. 7) Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. 8) Para guru dapat merubah ke arah yang lebih positif, beban guru untuk pelajaran yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar, misalnya sebagai konsultan atau penasehat siswa. Hujair AH. Sanaky (2009: 4) menyatakan manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu proses pembelajaran sebagai berikut : commit to user
119 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Pelajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat menumbuhkan motivasi. 2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pembelajran dengan baik. 3) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga. 4) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Secara rinci dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan bimbingan kelompok dengan menggunakan media LCD Proyektor di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri sudah direncanakan secara baik dengan memanfaatkan sarana media elektronik, memberi layanan yang menyeluruh kepada semua siswa, perorganisasian pelaksana tugas secara sistematis untuk memberikan pelayanan yang maksimal.
2. Penggunaan Media LCD Proyektor Meningkatkan Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok Proses pemberian layanan bimbingan, utamanya bimbingan kelompok di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri, sudah memanfaatkan media LCD Proyektor. Karena proses pembelajaran pada hakekatnya merupakan proses komunikasi yaitu penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu kepada commit to user
120 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penerima
pesan.
Berdasar
pertimbangan
memanfaatkan
kemajuan
ilmu
pengetahuan dan teknologi maka penggunaan media berbasis teknologi di terapkan guna mencapai tujuan yaitu meningkatkan efektifitas layanan bimbingan kelompok untuk membantu permasalahan siswa.
a.
Manfaat Penggunaan Media LCD Proyektor. Dengan penyediaan macam-macam media pembelajaran harapannya untuk
meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan agar dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dari beberpa media pembelajaran yang tersedia kecenderungannya guru pembimbing menggunakan LCD Proyektor, menurut keterangannya lebih efektif dan efisien. Data di lapangan ini sejalan dengan pendapat Moch. Muarifin (2009: 12) mengatakan, media pengajaran yang efektif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1) Relevan, artinya media itu sesuai dengan hakekat materi dan tujuan yang hendak dicapai. 2) Sederhana, artinya media itu bukanlah sesuatu peralatan yang ruwet, tetapi peralatan yang mudah digunakan. 3) Esensial, artinya media itu memang menjadi suatu yang perlu untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar. 4) Menarik dan menantang, artinya media itu mampu memberikan variasi, penyegaran, daya tarik dan dapat menghilangkan kebosanan.
commit to user
121 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Hujair AH. Sanaky (2009: 4) menyatakan bahwa, manfaat media pembelajaran sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah : 5).
Pengajaran
lebih
menarik
perhatian
pembelajar
sehingga
dapat
menumbuhkan motivasi. 6).
Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih dipahami pembelajar, serta memungkinkan pembelajar menguasai tujuan pengajaran dengan baik.
7).
Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga.
8).
Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain yang dilakukan seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain. Manfaat media di sini yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat
menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik sehingga dapat memotivasi belajarnya dan mengefisienkan proses belajar. Hasil penelitan menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif dan mudah apabila dibantu dengan sarana visual, dimana 11 % dari yang dipelajari terjadi lewat indera pendengaran, sedangkan 83 % lewat indera penglihatan. Selanjutnya Azhar Arsyad (2006: 154) mengatakan bahwa, keefektifan penyajian pelajaran melalui multimedia terutama LCD Proyektor memerlukan perhatian khusus dengan langkah-langkah sebagai berikut : commit to user
122 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Sajikan konsep dan gagasan satu persatu. Pesan yang lebih dari satu, baik melalui visual maupun verbal, akan membagi perhatian siswa. 2) Gunakan bidang penayangan di layar untuk tujuan-tujuan tertentu untuk menyampaikan pesan materi pelajaran. 3) Susunlah unsur-unsur gambar itu dan aturlah hubungan antar unsur-unsur itu dengan pertimbangan bahwa pesan utama diletakkan di tengah-tengah layar dan informasi lainnya pada ruang di sisi ruangan. 4) Pilihlah slide yang berkualitas baik menurut jenis dan estetis. 5) Pilihlah musik yang dapat menyentuh perasaan untuk penyajian, tetapi perhatikan jangan sampai mendominasi narasi. 6) Gunakan efek suara asli untuk memberikan bayangan realisme dalam penyajian. 7) Jangan terlalu banyak narasi, biarkan gambar-gambar yang menyajikan informasi atau pesan-pesan. 8) Dalam beberapa hal, penggunaan lebih dari satu suara dalam narasi akan membuat penyajian lebih dinamis. Dengan demikian dapat dikatakan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di UPTD SMAN 1 Plemahan kediri berlangsung secara efektif dengan menggunakan media LCD Proyektor.
commit to user
123 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b.
Pelaksanaan Penggunaan Media LCD Proyektor Meningkatkan Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok. Selanjutnya untuk pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di sekolah
diperoleh data sebagai berikut, bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan kepada siswa yang mengalami permasalahan yang sama untuk kelompok kecil maupun kelompok besar seperti satu kelas. Masalah-masalah yang muncul biasanya berhubungan dengan hambatan-hambatan dalam mempersiapkan diri di masa depan apakah itu di bidang belajar, pribadi, sosial dan persiapan karier. Informasi yang diberikan harus lengkap artinya menjawab akan kebutuhan siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Prayitno (2001: 87) mengatakan, ”Tujuan dan fungsi bimbingan kelompok adalah untuk memungkinkan siswa secara bersama-sama memperoleh bahan atau informasi yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari baik sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat secara efektif”. Senada dengan itu Siti Hartinah (2009: 6) menyebutkan, pengertian bimbingan kelompok yang lebih sederhana menunjuk kepada kegiatan bimbingan yang diberikan kepada kelompok individu yang mengalami masalah yang sama. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok yang diberikan oleh guru pembimbing di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri, sudah sejalan dengan pendapat para ahli, yaitu mengelompokkan permasalah-permasalahan yang sama dari siswa dan memanfaatkan dinamika kelompok untuk penyelesaian masalah dibantu dengan menggunaklan media LCD Proyektor. commit to user
124 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selanjutnya Gazda (dalam Tatiek Romlah, 2001: 3) mengatakan, bimbingan konseling kelompok adalah masuk pada BK kelompok besar, yaitu proses pemberian bantuan yang diberikan kepada individu dalam situasi kelompok yang dilakukan dengan jumlah siswa antara 20 sampai 30 orang. Dengan tujuan untuk mencegah timbulnya masalah pada siswa dan mengembangkan potensi dirinya.
3. Penggunaan Media LCD Proyektor dalam Layanan Bimbingan Kelompok Meningkatkan Profesionalisme Konselor Data di lapangan didapat fakta bahwa guru pembimbing dalam memberikan layanan bimbingan kelompok melaksanakan prosedur sesuai dengan beberapa pendapat tersebut di atas. Penggunaan media LCD Proyektor dalam layanan bimbingan kelompok di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri dapat dilaksanakan dan efektif karena dapat membantu mengaasi permasalahan atau memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan oleh siswa.
a.
Tugas dan Fungsi Konselor Sesuai data di lapangan didapat fakta bahwa seorang konselor mempunyai
tugas sebagai berikut, 1) menyusun program bimbingan konseling, 2) memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling, 3) mengungkapkan masalah klien, 4) menyelenggarakan pengumpulan data klien, 5) melaksanakan konseling, 6) melaksanakan bimbingan 7) menyelenggarakan konferensi kasus, 8) commit to user
125 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
melakukan kunjungan rumah, 9) mengantar dan menerima alih tangan kasus (referal), 10) menyelenggarakan diskusi profesional BK. Fungsi konselor di sekolah adalah membantu kepala sekolah dalam menyelenggarakan kesejahteraan sekolah. antara lain. 1) fungsi preventif yaitu, bertujuan menjaga jangan sampai anak-anak mengalami kesulitan dan menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan, 2) fungsi preserveratif yaitu, usaha untuk menjaga keadaan yang telah baik agar tetap baik, jangan sampai keadaan yang baik itu terganggu, 3) fungsi kuratif yaitu, mengadakan konseling kepada anak-anak yang mengalami kesulitan, yang tidak dapat dipecahkan sendiri dan yang membutuhkan bantuan dari pihak lain. Sebagai bahan perbandingan berikut ini disajikan unjuk kerja konselor yang ditetapkan oleh American School Conselor Association (ASCA). Dicantumkan hanya gugus-gugusnya saja, antara lain : 10)
Menyusun program bimbingan dan konseling.
11)
Menyelenggarakan konseling perseorangan.
12)
Memahami diri siswa.
13)
Merencanakan pendidikan dan pengembangan pekerjaan siswa.
14)
Mengalihtangankan siswa.
15)
Menyelenggarakan penempatan siswa.
16)
Memberikan bantuan kepada orang tua.
17)
Mengadakan konsultasi dengan staf.
18)
Mengadakan hubungan dengan masyarakat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
126 digilib.uns.ac.id
Memperhatikan kriteria-kriteria tugas seorang konselor seperti yang ditetapkan oleh American School Conselor Association (ASCA) tersebut di atas maka, dapat dikatakan tugas dan fungsi konselor di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri sudah sesuai dengan ketentuan yang baku.
b.
Peningkatan Profesionalisme Konselor. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa dengan mengkondisikan suasana
kerja yang memanfaatkan teknologi informatika apakah itu di bidang administrasi maupun proses belajar mengajar atau layanan bimbingan maka akan nampak pengaruh yang positif terhadap peningkatan kompetensi di setiap pelaksana tugas, baik tenaga tata usaha, guru mata pelajaran dan guru pembimbing dalam memberikan layanan kepada siswa. Dengan menggunakan media LCD Proyektor dalam setiap pemberian layanan bimbingan maka konselor harus menguasai teknik-teknik membuat power point yang bagus, menarik, dan tentunya interaktif. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus diimbangi dengan penguasaan teori maupun praktik di bidang itu, kalau tidak maka kita akan jadi orang-orang terbelakang atau gagap teknologi (gaptek). Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak yang bersifat dinamis, berkembang, dan dapat ditunjukkan setiap waktu. Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten dalam arti memiliki penggetahuan, keterampilan, nilai dan sikap-sikap dasar dalam melakukan sesuatu. Kebiasaan berfikir dan bertindak itu didasari oleh commit to user
127 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
budi pekerti luhur baik dalam kehidupan pribadi, sosial, kemasyarakatan, beragama dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Prayitno (1999: 339-340) menyebutkan, ”Suatu jabatan atau pekerjaan disebut profesional apabila ia memiliki syarat-syarat tertentu diantaranya, selama berada dalam pekerjaan itu para angotanya terus-menerus berusaha menyegarkan dan meningkatkan kompetensinya dengan jalan mengikuti secara cermat literatur dalam bidang pekerjaan itu, menyelenggarakan dan memahami hasil-hasil riset, serta berperan serta secara aktif dalam pertemuan-pertemuan sesama anggota”.
4. Hambatan dan Solusi Penggunaan Media LCD Proyektor dalam Bimbingan Kelompok. Kualitas proses layanan bimbingan dipengaruhi oleh kemampuan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan kepribadian konselor. Seorang konselor yang mempunyai kompetensi yang memadai baik dibidang bimbingan atau keterampilan menggunakan media elektronikyang diperoleh sewaktu kuliah, penataran atau pelatihan serta pengalaman kerja akan memudahkan konselor menggunakan media LCD Proyektor ini. Namun demikian masih dijumpai beberapa hambatan dalam proses penggunaan media LCD Proyektor dalam layanan bimbingan kelompok di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri. Kendala tersebut diantaranya, a) sarana prasarana, b) persiapan guru pembimbing, c) biaya. Masalah keterbatasan sarana prasarana untuk melengkapi kelancaran proses layanan bimbingan sudah jamak diketahui di beberapa sekolah dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
128 digilib.uns.ac.id
masalah ini bukan hanya dialami oleh UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri saja. Di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri untuk sarana media LCD Proyektor ada empat unit, itupun dirasa masih kurang, karena guru pemakai media ini melebihi dari ketersediaan. Sarana penunjang yang lain juga masih belum mencukupi untuk laboratorium komputer UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri masih menggunakan laboratorium fisika, yang ditata menjadi laboratorium komputer. Begitupula dengan keberadaan komputer masih jauh memenuhi kebutuhan. Dengan jumlah komputer 30 unit sementara seluruh siswa berjumlah 820 siswa. Kenyataan ini membuat pelayanan kegiatan ekskul komputer untuk siswa tidak bisa maksimal. Untuk mengatasi hal ini setiap kelas dijadikan dua gelombang apabila memakai laboratorium komputer. Keterbatasan sarana prasarana ini, didasari karena keterbatasan alokasi dana yang kurang menunjang, masalah ini dirasakan oleh semua pihak baik itu guru pembimbing, wakil kepala sekolah dan kepasa sekolah sendiri juga menyadari. Usaha yang sudah dilakukan pihak sekolah adalah dengan menyampaikan kepada stakeholder terkait baik itu komite sekolah selaku mitra kerja dan dinas pendidikan selaku instansi yang berwenang dibidang pendidikan. Menurut keterangan dari kepala sekolah respon dari komite cukup baik dan yang memberi harapan segar untuk pengadaan sarana prasarana baik itu LCD Proyektor, komputer dan
laboratorium komputer akan di realisasikan tahun
depan. Hambatan lain yang ditemui dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan menggunakan media LCD Proyektor adalah persiapan guru commit to user
129 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pembimbing. Masih dijumpai guru pembimbing yang enggan mencantumkan media LCD Proyektor ke dalam rencana layanannya. Keengganan ini muncul karena kemampuan penguasaan operasional komputer yang masih belum memadai. Padahal untuk membuat tampilan di layar dengan menggunakan program power point dibutuhkan kreatifitas yang tinggi, sehingga dalam penyajian materi dapat menarik, menyenangkan dan diterima siswa. Hal ini yang membuat layanan bimbingan yang diberikan menjadi efektif. Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang sebagai seorang konselor harus mau mengembangkan diri, apakah itu belajar mandiri atau bersama-sama dengan organisasi profesinya untuk mengikuti pelatihan, workshop yang terkait dengan media elektronika. UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri memberikan ruang yang cukup untuk semua guru dan konselor apabila mau mengembangkan kompetensinya.
D. Keterbatasan Penelitian Penelitian dan pengambilan data di lapangan yang sudah dilakukan peneliti terkait dengan Pelaksanaan Bimbingan Kelompok yang Efektif melalui Media LCD Proyektor Siswa UPTD SMA Negeri 1 Plemahan Kediri Tahun Pelajaran 2010/2011, dirasa masih ada beberapa keterbatasan penelitian yang dilakukan adalah : 1. Alokasi waktu penelitian yang terbatas, sehingga belum dapat mengungkap hal-hal yang lebih luas dari penelitian yang sudah dilakukan. commit to user
130 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Keterbatasan dana penelitian sehingga pengadaan instrument-instrumen penelitian juga terbatas, sedang data dan fakta di lapangan cukup luas.
commit to user
131 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pada temuan-temuan di lapangan, analisis data dan komparasi antara teori dengan temuan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut.
1. Penggunaan
Media
LCD
Proyektor
dalam
Layanan
Bimbingan
Kelompok. a. Pengelolaan layanan bimbingan kelompok di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri dilaksanakan dengan memberikan layanan kepada semua siswa. b. Proses kegiatan layanan bimbingan kelompok di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri dilaksanakan oleh guru pembimbing sebagai tenaga profesional dengan dibantu oleh semua warga sekolah sebagai penunjang kelengkapan pengumpulan data siswa. c. Memberdayakan fungsi bimbingan konseling sebagai fungsi pemahaman, preventif,
pengembangan,
penyembuhan,
penyaluran,
adaptasi,
penyesuaian, perbaikan, fasilitasi dan pemeliharaan. d. Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di UPTD SMAN 1 Plemahan Kediri sudah menggunakan media LCD Proyektor dan terbukti dapat meningkatkan keefektifan layanan bimbingan kelompok.
commit to user
132 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok Menggunakan Media LCD Proyector. a. Manfaat penggunaan media LCD Proyektor adalah mengurangi verbalisme, proses layanan menjadi menarik, mempertinggi konsentrasi siswa, efisien dapat menyampaikan informasi yang luas. b. Penggunaan media LCD proyektor oleh guru pembimbing meringankan tugas dalam menyampaikan informasi dan dampak terhadap siswa akan membawa siswa untuk berfikir kreatif, proses layanan tidak membosankan. c. Penggunaan media LCD Proyektor dalam layanan bimbingan kelompok menjadi efektif
karena media ini relevan dengan berbagai materi
bimbingan kelompok, sederhana penggunaannya, dan menarik.
3. Penggunaan Media LCD Proyektor dalam Bimbingan Kelompok Meningkatkan Profesionalisme Konselor. a. Pelaksanaan tugas dan fungsi konselor semakin maksimal, karena seiring kemajuan teknologi konselor dituntut mengembangkan diri, agar dapat meggunakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut dalam menjalankan tugas sehari-hari. b. Dengan menggunakan media LCD Proyektor konselor dituntut untuk kreatif, inovatif, mengembangkan kompetensi yang pada akhirnya meningkatkan profesionalitas konselor. commit to user
133 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4. Hambatan dan Solusi Penggunaan Media LCD Proyektor dalam Bimbingan Kelompok. a. Keterbatasan sarana media LCD Proyektor kurang sebanding dengan kebutuhan. b. Pengadaan sarana dan prasarana terbentur biaya yang kurang memadai. c. Masih dijumpai ada beberapa guru yang enggan untuk meningkatkan kemampuannya mengikuti perkembangan teknologi. d. Untuk mengatasi permasalahan tersebut sekolah berusaha menjalin kerjasama dengan stakeholder diantaranya masyarakat, komite sekolah dan dinas pendidikan kabupaten.
B. Implikasi Hasil
penelitian ini telah menunjukkan bahwa media LCD Proyektor
sebagai media layanan bimbingan kelompok yang efektif dapat meningkatkan profesionalisme konselor. Faktor utama yang penting adalah keberadaan konselor, sebagai pembimbing dituntut peran aktifnya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi baik masa sekarang maupun yang akan datang. Konselor akan senantiasa meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensinya. Dengan kata lain tuntutan akan keprofesionalan konselor semakin nyata baik dalam pelaksanaan tugas sehari-hari maupun dalam penggunaan media dan teknologi. Layanan bimbingan dan konseling yang efektif akan berimplikasi terhadap kemandirian siswa baik di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Dengan commit to user
134 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh siswa akan mengurangi permasalahanpermasalah yang terjadi di sekolah, masyarakat dan keluarga, sehingga diharapkan siswa dapat menjalankan tugas-tugas perkembangannya secara optimal dan mencapai prestasi sesuai dengan cita-citanya. Implikasi lain dari hasil penelitian ini diharapkan sekolah dan stakeholder terkait akan selalu peduli serta senantiasa mengupayakan pengadaan media layanan bimbingan berbasis teknologi.
C. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian di atas dan juga dalam rangka mengupayakan peningkatan kualitas mutu pendidikan, peneliti perlu mengemukakan saran-saran sebagai berikut : 1. Kepala sekolah selaku pemegang kebijakan otonomi sekolah hendaknya : a. Lebih memfungsikan dan mengoptimalkan sumber daya sekolah demi peningkatan mutu pendidikan, khususnya penggunaan media layanan bimbingan berbasis teknologi. b. Memberikan
ruang
yang
cukup
kepada
konselor
untuk
mengembangkan diri dengan usaha-usaha peningkatan kompetensinya masing-masing dan meningkatkan pengadaan sarana media LCD Proyektor. c. Menciptakan suasana kerja yang kondusif agar proses layanan bimbingan kelompok berjalan maksimal. commit to user
135 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d. Memprioritaskan pengadaan media pendidikan berbasis teknologi dalam pengalokasian anggaran sekolah. e. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan workshop untuk konselor dalam rangka pengembangan dan peningkatan kompetensi yang berdampak meningkatnya mutu dan efektititas layanan bimbingan kelompok. 2. Konselor selaku pembimbing, diharapkan : a.
Menepati komitmennya sebagai konselor dengan menjalankan tugas dan fungsi sebaik-baiknya.
b.
Selalu meningkatkan kopetensi, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan mengikuti pelatihan atau workshop yang terkait dengan penggunaan media pendidikan berbasis iptek.
c.
Terus termotivasi untuk selalu menggunakan media layanan bimbingan yang berbasis iptek demi tercapainya tujuan pembelajaran atau layanan bimbingan serta meningkatnya mutu pendidikan.
3. Masyarakat, komite sekolah, instansi terkait, selaku stakeholder, diharapkan : a.
Menjalin kerjasama yang harmonis dengan meningkatkan kepekaan dan
merespon
positif
terhadap
permasalahan-permasalahan
pendidikan yang dialami sekolah secara cepat dan tepat. b.
Berpartisipasi aktif dan menindaklanjuti permasalahan di sekolah untuk pemenuhan kebutuhan sarana prasarana demi peningkatan mutu dan efektifitas layanan bimbingan kelompok. commit to user