GURU PEMBELAJAR MODUL Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/SMK)
Kelompok Kompetensi H
Profesional : Apresiasi dan Kreasi Sastra Indonesia Pedagogik : Penilaian Pembelajaran
Penulis: Dra. Farida Ariani, M.Pd. dkk.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016
Penulis: 1. Dra. Farida Ariani, M.Pd.,
HP. 08180694408 e-mail:
[email protected]
2. Drs, Sinar Hadi, M.Pd.,
HP. e-mail:
3. Rina Sugiartinengsih, M.Pd.,
HP. 085921174792 e-mail:
[email protected]
Penelaah: 1. Dr. Yeti Mulyati, M.Pd.
HP. 087821486596 e-mail:
[email protected]
2. Drs. Krisanjaya, M.Hum.
HP. 0818157653 e-mail:
[email protected]
3. Drs. Sam Muchtar Chaniago,
HP. 0818803442 e-mail:
[email protected]
M.Pd.
Copyright © 2016 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
KATA SAMBUTAN
i
KATA PENGANTAR
iii
KOMPETENSI PROFESIONAL Apresiasi dan Kreasi Sastra
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN ..............................................................................
i
KATA PENGANTAR ...........................................................................
iii
DAFTAR ISI ........................................................................................
vii
A. Latar Belakang .............................................................................
1
B. Tujuan ..........................................................................................
2
C. Peta Kompetensi .........................................................................
2
D. Ruang Lingkup .............................................................................
2
E. Cara Penggunaan Modul .............................................................
3
KEGIATAN PEMBELAJARAN I. MENULIS PROSA INDONESIA ......
4
A. Tujuan ..........................................................................................
4
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ...............................................
4
C. Uraian Materi ...............................................................................
4
D. Aktivitas Pembelajaran ................................................................
24
E. Latihan/ Tugas/ Kasus .................................................................
24
F. Rangkuman .................................................................................
27
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ................................................... 28 H. Pembahasan ................................................................................ 29 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2. MEMENTASKAN NASKAH DRAMA SEDERHANA ...........................
37
A.
Tujuan ..........................................................................................
37
B.
Indikator Pencapaian Kompetensi ...............................................
37
vii
C. Uraian Materi ...............................................................................
37
D. Aktivitas Pembelajaran ................................................................
55
E.
Latihan/ Tugas/ Kasus .................................................................
56
F.
Rangkuman .................................................................................
58
G. Umpan Balik ................................................................................
60
H. Pembahasan Latihan/ Tugas/ Kasus............................................ 61 PENUTUP ........................................................................................... 65 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 67 GLOSARIUM ......................................................................................
69
viii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Puisi, prosa, dan drama merupakan bentuk karya manusia yang dipelajari dalam ilmu sastra, yang selanjutnya disebut sebagai karya sastra. Untuk mengantarkan dan menyampaikan ilmu tersebut digunakan empat aspek keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Karya sastra selain sebagai media pendidikan, kontrol sosial, juga berfungsi sebagai penyampaian pesan kepada masyarakat dalam menghadapi segala polemik persoalan yang ada sehingga kita mempunyai gambaran terhadap apa yang harus kita lakukan saat harus mengatasi persoalan yang sama dengan apa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Karya sastra merupakan
hasil
rekaan
yang
diciptakan
oleh
sastrawan
melalui
imajinasinya. Walaupun karya sastra yang diciptakan merupakan imajinasi atau khayalan pengarang yang tinggi, karya sastra tetap harus bersumber pada kehidupan. Menurut Aristoteles dalam Nurgiantoro (1998:7), sastra merupakan perpaduan antara mimetik dan kreasi, khayalan, serta realitas. Mimetik memberikan pemaknaan bahwa sastra merupakan peniruan atau pencerminan terhadap realitas kehidupan. Sebagai hasil dari proses kreativitas, karya sastra merupakan hasil perenungan dari objek realitas yang diangkat menjadi karya. Pada intinya, sebuah proses kreasi merupakan hasil imajinasi atau khayalan pengarang. Apresiasi erat kaitannya dengan sikap dan nilai. Untuk melakukan apresiasi terhadap karya sastra diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang cukup memadai terhadap objek yang akan dibahas, agar apresiasi yang dilakukan lebih baik. Perlu diketahui bahwa karya sastra mengandung beberapa unsur yang membangun dari dalam karya sastra maupun yang membangun dari luar karya sastra itu sendiri—dalam proses penciptaannya lazim dikenal dengan sebutan unsur instrinsik dan ekstrinsik. Dengan kata lain kita dapat menyikapi bahwa sastra merupakan “Refleksi” atau kebiasaan yang dihasilkan pengarang dari fakta yang sebenarnya. Fakta-fakta tersebut
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
1
berupa nilai-nlai sosial, filsafat, relegius, dan nilai lainnya yang terdapat dalam kehidupan. Puisi, prosa, dan drama adalah hasil karya sastra yang di dalamnya
mengungkapkan
masalah-masalah
yang
terdapat
dalam
kehidupan, baik yang berkaitan dengan nilai sosial, filsafah, moral, dan religius.
B. Tujuan Tujuan penyusunan modul PKB Kelompok Kompetensi H ini agar Anda dapat: 1. Menulis dan mengajarkan cara menulis prosa Indonesia 2. Mementaskan naskah drama sederhana Indonesia
C. Peta Kompetensi Kompetensi yang akan dicapai dan ditingkatkan melalui modul ini mengacu pada kompetensi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 sebagai
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI GURU MAPEL
(KI)
(KG)
20. Menguasai materi, struktur, konsep,
20.7 Mengapresiasi karya sastra secara
dan
pola
pikir
keilmuan
yang
reseptif dan produktif.
mendukung mata pelajaran yang diampu.
D. Ruang Lingkup Ruang lingkup modul ini terdiri atas dua kegiatan pembelajaran yaitu: Kegiatan Pembelajaran 1 membahas materi Menulis Prosa Kegiatan Pembelajaran 2 membahas materi Mementaskan Naskah Drama Sederhana
2
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Setiap kegiatan pembelajaran mencakup: tujuan, kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, uraian materi, aktivitas pembelajaran, latihan/ tugas/kasus, rangkuman, umpan balik dan tindak lanjut, pembahasan latihan/tugas/kasus. Sebagai acuan penilaian modul PKB Kelompok Kompetensi H ini disajikan bahan evaluasi berupa soal pilihan ganda. Pada bagian akhir modul ini terdapat penutup, daftar pustaka, dan glosarium
E. Cara Penggunaan Modul Modul Diklat PKB Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi H ini dapat digunakan sebagai berikut. 1. Gunakan modul ini dengan sistematis yaitu dimulai dari pengantar, pendahuluan, kegiatan-kegiatan hingga glosarium. 2. Bacalah pendahuluan modul ini. Cermati setiap tujuan, peta kompetensi, dan ruang lingkupnya. 3. Ikuti
langkah-langkah
aktivitas
pembelajaran
dan
model/teknik
pembelajaran yang digunakan pada setiap kegiatan pembelajaran dalam modul ini. 4. Pada setiap kegiatan pembelajaran modul mencakup: tujuan, kompetensi dan
indikator
pencapaian
kompetensi,
uraian
materi,
aktivitas
pembelajaran, latihan /tugas/kasus, rangkuman, umpan balik dan tindak lanjut, pembahasan latihan/ tugas /kasus 5. Gunakan LK-LK yang telah disediakan untuk menyelesaikan setiap tugas/latihan/studi kasus yang diperlukan. Melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilakukan, Anda diharapkan dapat menghasilkan produk seperti berikut ini. a. Portofolio hasil belajar. b. Rencana tindak lanjut untuk pelaksanaan PKB Guru. c. Evaluasi akhir setiap modul.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 MENULIS PROSA INDONESIA
A. Tujuan Setelah mempelajari modul ini, Anda memiliki keterampilan menulis prosa.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI GURU
INDIKATOR
(KI)
MAPEL
PENCAPAIAN
(KG)
KOMPETENSI
Menguasai materi, struktur,
20.7 Mengapresiasi karya
konsep, dan pola pikir
sastra secara reseptif
keilmuan yang mendukung
dan produktif.
20.7.4 Menulis prosa Indonesia
mata pelajaran yang diampu.
C. Uraian Materi Pembelajaran sastra di sekolah merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Banyak manfaat yang dapat dipetik dengan mempelajari sastra, seperti yang dikatakan oleh Horatius ’dulce et utile’. Ungkapan yang berarti menyenangkan dan bermanfaat ini, berkaitan dengan segala aspek hiburan yang diberikan dan segala pengalaman hidup yang ditawarkan oleh sastra. Agar pembelajaran sastra dapat diterima dengan baik, pengajar sastra dituntut harus: (1) menyenangi sastra, (2) menguasai materi sastra, (3) memahami hakikat dan tujuan pembelajaran sastra, (4) memiliki kemampuan mengapresiasi sastra, dan (5) menguasai metode pengajaran dan penilaian sastra.
4
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Modul ini berisi tentang menulis prosa Indonesia. Sesuai dengan tujuan apresiasi maka kompetensi yang ingin dicapai yaitu dapat menulis prosa secara
reseptif
dan
produktif
agar
memeroleh
pengetahuan
dan
keterampilan tentang menulis prosa. Dengan demikian akan mendapatkan pengetahuan dasar tentang sastra khsususnya apresiasi prosa, bagaimana menikmati prosa, bahkan kesadaran yang lebih baik terhadap diri sendiri, orang lain, serta kehidupan sebagai upaya pembentukan watak atau karakter yang baik. Menulis Prosa Indonesia 1. Apa Itu Prosa ? Prosa adalah salah satu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari bahasa Latin "prosa" yang artinya "terus terang". Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian, yaitu prosa lama dan prosa baru. Prosa lama adalah prosa bahasa Indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat, sedangkan prosa baru adalah karangan bebas yang terkontaminasi budaya Barat serta tidak terikat oleh aturan-aturan apa pun.
2. Jenis Prosa Jenis prosa Indonesia dapat dikelompokkan sebagai berikut. a. Prosa Naratif yaitu karangan berisi penceritaan suatu peristiwa ataukejadian dengan tujuan pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan dalam karangan. b. Prosa Deskriptif yaitu karangan berisi penggambaran suatu objek secara detail sehingga pembaca seolah-olah melihat dan merasakan sendiri objek yang digambarkan dalam karangan. c. Prosa
Eksposisi yaitu
pengetahuan
atau
karangan
informasi
yang
memaparkan
sejelas-jelasnya
agar
sejumlah pembaca
memahami isi pengetahuan atau informasi dengan benar.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
5
d. Prosa Argumentasi yaitu karangan berisi ide atau gagasan yang dilengkapi data-data kesaksian yang bertujuan memengaruhi pembaca untuk menyatakan persetujuannya terhadap gagasan dalam karangan. 3. Unsur-Unsur Prosa Layaknya seperti karya sastra yang lain prosa juga memiliki unsur-unsur pembangun yakni unsur intrinsik dan ekstrinsik. Berikut ini akan dibahas mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam prosa. Unsur intrinsik prosa terdiri atas : 1) Tema yaitu pokok masalah atau persoalan sebagai dasar karangan, yang diungkapkan dalam suatu cerita oleh pengarang. Tema prosa fiksi terutama novel terdiri atas tema utama dan beberapa tema bawahan. Sedangkan untuk cerpen (cerita pendek) hanya memiliki tema utama saja. 2) Alur/Plot Yaitu urutan atau kronologi peristiwa yang dilukiskan pengarang dalam suatu cerita rekaan yang terjalin satu dengan lainnya. Alur dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu alur umum dengan tahapan sebagai berikut : 1) Eksposisi (Perkenalan/Pengantar) Eksposisi adalah proses pemaparan dan
pengenalan informasi
penting kepada pembaca. Melalui eksposisi seorang pengarang mulai melukiskan atau memaparkan suatu keadaan, baik keadaan alam maupun tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tersebut serta informasi-informasi yang akan disampaikan pengarang kepada pembaca melalui uraian eksposisi tersebut. 2) Komplikasi (Pemunculan Masalah) Komplikasi adalah permasalahan yang muncul dan terjadi di antara para tokoh, baik tokoh dengan tokoh, tokoh dengan tempat, maupun tokoh dengan suasana yang terdapat dalam cerita rekaan. 3) Klimaks (Puncak Ketegangan) Klimaks
adalah
suatu
permasalahan
yang
telah
mencapai
puncaknya (meruncing) dalam pengembangan peristiwa/cerita.
6
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
4) Antiklimaks (Ketegangan Menurun/peleraian) Antiklimaks adalah suatu hal yang ditandai dengan menurunnya tingkat
permasalahan
yang
terjadi
pada
tokoh
dalam
pengembangan peristiwa/cerita. 5) Resolusi (Penyelesaian) Resolusi adalah kejadian akhir yang merupakan penyelesaian permasalahan atara tokoh dalam pengembangan cerita. Berdasarkan tahapan alur dalam sebuah karangan/cerita, alur dapat dibedakan menjadi alur lurus, arus sorot balik, dan alur campuran. 6) Alur Lurus (Alur Maju/Alur Agresif) merupakan rangkaian cerita
yang dikisahkan dari awal hingga akhir tanpa mengulang kejadian yang telah lampau. 7) Alur Sorot Balik (Alur Mundur/Alur Regresif/Flash Back) merupakan
rangkaian cerita yang mengisahkan kembali tokoh di masa lampau. Alur Campuran merupakan gabungan antara alur maju dan alur sorot balik.
Berdasarkan
hubungan
tahapan-tahapan
dalam
pengembangan
peristiwa/cerita, alur dapat dibedakan menjadi alur rapat dan alur renggang. Alur Rapat adalah alur yang terbentuk bila alur pembantu mendukung alur pokoknya, sedangkan alur renggang adalah alur yang terbentuk bila alur pokok tidak didukung oleh alur pembantu.
Berdasarkan kuantitasnya alur juga dapat dibedakan menjadi Alur Tunggal dan alur ganda. Alur tunggal yaitu alur yang hanya terjadi pada sebuah cerita dan memiliki satu jalan cerita saja. Alur ini umumnya terdapat di dalam cerpen. Alur Ganda yaitu alur yang terjadi pada sebuah cerita dan memiliki jalan cerita lebih dari satu. Alur ini umumnya terdapat pada novel.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
7
3) Tokoh yaitu pelaku di dalam cerita yang berperan dalam setiap insiden permasalahan. Tokoh dalam cerita dapat dibedakan sebagai berikut : 1) Tokoh Protagonis (tokoh utama/tokoh sentral) yaitu tokoh dalam cerita yang umumnya bersifat baik dan pembawa amanat cerita yang ditulis pengarang. 2) Tokoh Antagonis (tokoh kontra) yaitu
tokoh
lawan/tokoh
penentang
tokoh
utama/protagonis,
umumnya memiliki sifat jahat. 3) Tokoh Tritagonis (tokoh komplementer/ tokoh pelerai) yaitu tokoh sampingan yang berperan sebagai tokoh pelerai antara tokoh protagonis dan antagonis.
4) Penokohan yaitu perwatakan atau karakteristik tokoh cerita. Untuk melihat atau mengamati penggambaran watak atau karakteristik tokoh cerita dapat dilakukan dengan
metode analitik, dramatik, dan
kontekstual. 1) Metode analitik adalah cara penggambaran watak/karakter tokoh cerita secara langsung (eksplisit) misalnya penyayang, penyabar, keras kepala, baik hati, pemarah, dan sebagainya. 2) Metode dramatik adalah cara penggambaran watak/karakter tokoh cerita melalui percakapan tokoh dan perbuatan/tindakan yang dilakukan tokoh, misalnya dialog tokoh, jalan pikiran tokoh, perasaan tokoh, perbuatan tokoh, sikap tokoh, gambaran fisik, dan sebagainya. 3) Metode kontekstual adalah cara penggambaran watak tokoh melalui konteks verbal yang mengelilinginya. Lebih jelasnya, karakter tokoh dapat dilihat dan dipahami dengan memberikan suatu lingkungan yang mengelilingi tokoh, misalnya: kamar tokoh, rumah tokoh, tempat kerja atau tempat tokoh berada. Watak tokoh terdiri atas sifat, sikap, dan kepribadian tokoh. Penokohan dapat dilakukan melalui dimensi fisik, psikis, dan sosial.
8
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
e. Latar (Setting) yaitu gambaran
lingkungan yang ditentukan oleh
tempat/ lokasiperistiwa, misalnya di rumah sakit, daerah wisata, daerah transmigran dan sebagainya. waktu kejadian seperti tahun kejadian, musim hujan, masa perang,
saat upacara, masa panen,
periode sejarah, dan sebagainya, dan suasana kejadian di dalam cerita. Misalnya rasa aman, suasana damai, kondisi gawat, suasana gembira, berduka atau berkabung, kacau, galau, dan sebagainya
f. Sudut Pandang (Point of View) yaitu status atau kedudukan si pengarang
dalam cerita. Ada empat macam sudut pandang, antara lain : 1) Pengarang sebagai orang pertama. Pengarang dalam hal ini adalah pelaku utama (tokoh akuan); 2) Pengarang sebagai orang pertama pelaku sampingan; 3) Pengarang berada di luar cerita sebagai orang ketiga; 4) Kombinasi atau campuran, kadang-kadang di dalam dan kadangkadang di luar cerita.
g. Gaya
Bahasa yaitu
cara
yang
digunakan
pengarang
untuk
mengungkapkan maksud dan tujuannya baik dalam bentuk kata, kelompok kata, atau kalimat. Gaya bahasa atau majas ibarat kendaraan bagi seorang pengarang yang akan membawanya ke mana arah tujuan yang ingin dicapainya. Gaya bahasa atau majas merupakan faktor dominan dalam karya prosa fiksi.
h. Amanat yaitu pesan-pesan yang disampaikan pengarang melalui cerita yang ditulisnya. Pengarang menyampaikan amanatnya secara eksplisit dan implisit Amanat eksplisit adalah amanat pengarang yang disampaikan tertulis dalam karangan/cerita sehingga pembaca dapat dengan mudah
menemukan amanat, sedangkan amanat implisit
adalah
yang
amanat
disampaikan
pengarang
secara
tersirat
(tersembunyi) dalam cerita. pembaca agak sulit menemukan amanat implisit dalam cerita. pembaca harus membaca keseluruhan isi cerita tersebut. Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
9
Unsur ekstrinsik prosa yakni unsur-unsur yang berasal dari luar karya sastra, unsur-unsur ekstrinsik ini meliputi: nilai-nilai dalam cerita (agama, budaya,
politik,
ekonomi);
latar
belakang
kehidupan
pengarang;
dansituasi sosial ketika cerita itu diciptakan.
4. Jenis Prosa Berdasarkan jenisnya, prosa dapat dikelompokan menjadi prosa lama dan prosa baru.
Prosa lama merupakan karya sastra yang belum
mendapat pengaruh dari kebudayaan barat. Pada awalnya prosa lama berbentuk lisan karena pada masa itu belum ditemukan alat tulismenulis. Namun, sekarang prosa lama juga dapat ditemukan dalam bentuk tulisan seperti hikayat, sejarah, kisah, dan dongeng. Adapun pengertian bentuk-bentuk prosa lama tersebut adalah: a. Hikayat merupakan cerita yang berisi tentang kehidupan para dewi, dewa, pangeran, raja, dan lain-lain. Cerita-cerita yang ada di dalam hikayat bersifat fiksi dan tidak masuk akal. Contohnya adalah Hikayat Hang Jebat, Hikayat Nabi Sulaiman, Hikayat Raja Bijak, dan lain-lain. Sejarah (Tambo) adalah salah satu bentuk prosa lama yang bercerita tentang peristiwa-peristiwa tertentu. Sejarah sastra lama berbeda dengan sejarah yang ditulis pada masa kini. Kebanyakan sastra lama sejarah disampaikan dengan menambahkan penyedap atau bumbubumbu cerita sehingga terdengar lebih menarik, sedangkan sejarah yang ditulis pada masa kini sama persis dengan kejadian sebenarnya dan dapat dibuktikan dengan fakta. Contoh bentuk prosa lama sejarah adalah Sejarah Melayu yang ditulis oleh Tun Sri Lanang pada tahun 1612. c. Kisah adalah prosa lama yang berbentuk cerita-cerita pendek. Biasanya kisah bercerita tantang sebuah perjalanan, pengalaman atau petualangan orang-orang dahulu. Salah satu contoh prosa lama kisah adalah Kisah Raja Abdullah menuju Kota Mekah.
10
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
d. Dongeng Salah satu bentuk prosa lama yang sangat populer. Bentuk prosa lama ini bercerita tentang khayalan-khayalan masyrakat pada zaman dahulu. Ragam dan bentuk dongeng pun berbeda-beda sesuai dengan isinya. Bentuk-bentuk dongeng antara lain: 1) Myth (Mitos) Mite
atau
Myth
adalah
dongeng
yang
bercerita
tentang
kepercayan terhadap alam gaib atau benda-benda magis. Contoh: Ratu Pantai Selatan, Batu Menangis, asal-usul kuntilanak, dan lain-lain. 2) Legenda Bentuk dongeng ini bercerita tentang riwayat atau asal-usul terjadinya sesuatu. Contohnya adalah Legenda Tangkuban Perahu, Legenda Pulau Jawa, dan lain-lain. 3) Fabel Fabel merupakah bagian dari jenis cerita rakyat. Cerita rakyat dikenal sebagai cerita yang mengandung unsur fantasi dan berkembang secaraleluhur di masyarakat. Fabel sering disebut sebagai cerita binatang karena pelaku utamanya terdiri atas para binatang. Fabel ditulis dengan pesan tertentu, dengan tujuan memberi pelajaran hidup kepada pembaca melalui perilaku binatang yang menjadi tokoh cerita. Dalam fabel tidak tertutup kemungkinan adanya tokoh manusia serta benda-benda lain yang dapat berlaku seperti manusia. Fabel bercerita tentang kehidupan sehari-hari.
Di
Indonesia
binatang
yang
sering
menjadi
tokohutama fabel terutama kancil. Selain bersifat menghibur, cerita rakyat juga merupakan sarana untuk mengetahui: (1) asal-usul nenek moyang, (2) jasa atau teladan pendahulu kita, (3) hubungan kekerabatan atau silsilah, (4) asal mula suatu tempat, (5) adat-istiadat, dan (6) sejarah benda pusaka (Pusat Bahasa, 2003:26). Pada umumnya para pengarang cerita rakyat tidak diketahui namanya atau bersifat anonim. Menurut jenisnya, cerita rakyat dapat dibagi menjadi: mite, legenda, dan fabel.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
11
4) Sage Bentuk
dongeng
ini
menceritakan
tentang
kisah-kisah
kepahlawanan, keberanian, maupun kisah kesaktian seseorang. Contohnya Ciung Winara, Patih Gadjah Mada, Calon Arang, dan lain-lain. 5) Jenaka atau Pandir Dongeng jenaka atau pandir menceritakan tentang orang-orang bodoh yang bernasib sial. Dongeng ini biasanya bersifat humor dan
menghibur pendengarnya dengan kelucuan-kelucuan yang
ada di dalam cerita. Contoh: Dongeng Abunawas, Dongeng Si Pandir, dan lain-lain. 6) Mite Mite berhubungan dengan kepercayaan masyarakat tentang dewadewi dan kejadian gaib atau misteri. Contoh mite yang terkenal yaitu cerita tentang Nyai Loro Kidul. 7) Legenda merupakan cerita yang berhubungan dengan seorang tokoh, peristiwa sejarah, tempat, atau kejadian alam. Legenda berisi perpaduan antara kenyataan faktual dengan mitos atau khayalan. Contoh legenda antara lain yaitu kisah Tangkuban Perahu.
Prosa Baru adalah bentuk prosa yang muncul setelah mendapat pengaruh dari budaya-budaya asing atau barat. Bentuk prosa ini muncul setelah prosa lama dianggap telah kuno. Bentuk-bentuk prosa baru antara lain: 1. Roman Roman adalah prosa baru yang menceritakan tentang kehidupan seseorang, dimulai dari lahir hingga kematiannya. Prosa ini menyajikan suatu aspek kehidupan masyarakat secara utuh dan menyeluruh serta memiliki banyak alur yang bercabang-cabang.
12
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Salah satu contoh roman adalah Layar Terkembang karya Sultan Takdir Ali Syahbana. 2. Novel Bentuk prosa baru ini menceritakan sebuah cerita atau kisah yang panjang. Novel menceritakan sebagian kehidupan seseorang sebagai tokoh utama yang mengandung beberapa konflik. Konflikkonflik tersebutlah yang mengubah kehidupan pelaku utamanya. Contohnya adalah Novel Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Ave Maria, dan lain-lain. 3. Cerpen Cerpen adalah salah satu bentuk prosa baru yang cukup populer. Prosa baru ini menceritakan sebuah pengalaman atau sebgaian kecil kisah pelaku utamanya. Perbedaan cerpen dengan novel adalah konflik. Pada cerpen hanya satu konflik dan tidak meyebabkan perubahan sikap pada tokoh utama, sedangkan pada novel banyak ditemukan konflik. Contoh cerpen antara lain Robohnya Surau Kami karya A.A Navis, Keluarga Gerilya karya Pramoedya Ananta, dan lain-lain. Cerpen dipelopori oleh Nathaniel Hawthorne dan Edgar Allan Poe, dan mulai berkembang di Amerika Serikat pada abad ke-19. Di Indonesia M. Kasim dianggap sebagai pelopor cerpen dengan terbitnya cerpen Teman Duduk pada tahun 50-an. Ayip Rosidi menyingkat kata ‘cerita pendek’ menjadi cerpen, dan istilah itu populer hingga saat ini. Menurut Eddy (1991:46) ciri utama sebuah cerpen meliputi: (1) hanya mengungkap satu masalah tunggal atau satu ide pusat, (2) menunjukkan adanya kebulatan cerita, serta (3) memusatkan perhatian pada satu tokoh utama dan pada satu situasi tertentu. Karena waktu penceritaannya yang pendek, maka cerpen hanya berisi satu episode kehidupan manusia. Sebagai karya imajinatif, hal yang diceritakan belum tentu pernah terjadi tetapi mungkin saja dapat terjadi, karena cerpen dibuat berdasarkan kenyataan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
13
kehidupan. Selain itu, kekuatan cerpen terletak pada penggunaan bahasanya yang sederhana namun sugestif. Membaca cerpen berarti mencoba memahami manusia dan memperoleh nilai-nilai kehidupan, bukan sekadar mengetahui jalan cerita. Oleh sebab itu, unsur perwatakan tokoh lebih dominan dibandingkan dengan unsur cerita. 4. Riwayat Riwayat
menceritakan
sebuah
kisah
yang
berisi
tentang
pengalaman-pengalam hidup seseorang yang diangkat dari kisah nyata orang tersebut dari lahir hingga meninggal. Biasanya yang diceritakan adalah tokoh-tokoh terkenal dan menginspirasi orang banyak. Ada beberapa jenis riwayat yaitu biografi dan otobiografi. Biografi merupakan kisah tokoh yang ditulis oleh orang lain, sedangkan otobiografi kisah yang
ditulis oleh orang
yang
bersangkutan. 5. Kritik Kritik berbentuk sebuah uraian pertimbangan seseorang terhadap suatu hasil kerja atau karya orang lain. Kritik berisi alasan-alasan tertentu dan bersifat objektif atau menghakimi. 6. Resensi Resensi adalah prosa baru yang isinya membicarakan atau mengulas suatu karya baik yang berbentuk buku, film, lagu maupun jenis karya seni lainnya. Resensi bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap suatu karya baik dari segi tema, tokoh, alur dan unsur-unsur lainnya agar menjadi pertimbangan bagi pembaca untuk menikmati atau tidak karya tersebut. 7. Esai Bentuk prosa baru yang terakhir adalah Esai. Prosa ini berisi tulisan-tulisan yang berisi pendapat pribadi penulisnya terhadap sesuatu yang sedang menjadi bahan pembicaraan hangat di masyarakat.
14
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Jenis prosa fiksi yang banyak dikenal orang yaitu cerita pendek (cerpen) dan novel. Dahulu orang membedakan antara novel dengan roman. Pada modul ini pembahasan dibatasi hanya paca cerpen dan fabel yang merupakan bagian dari cerita rakyat.
1. Mengarang Prosa Indonesia Kegiatan menulis cerpen dilakukan mulai tahap yang sederhana, misalnya menuliskan kembali dengan kalimat sendiri cerpen yang pernah dibaca, atau menulis cerpen bertolak dari peristiwa yang pernah dialami. Memang sulit menentukan patokan pendeknya sebuah cerita pendek. Namun yang jelas, sebuah cerpen harus memenuhi komposisi: perkenalan, pertikaian, dan penyelesaian. Sebelum menulis cerpen, hendaknya menentukan terlebih dahulu tujuan menulis cerpen. Apabila sudah dapat menemukan tujuannya, maka segala pengembangan imajinasi dan kreasi Anda akan terfokus pada pencapaian tujuan tersebut. Langkah selanjutnya ialah menentukan objek penulisan, yang dapat diambil dari kabar, pengamatan, atau pengalaman diri sendiri, serta pengalaman orang lain. Mengarang cerpen jangan sibuk memikirkan judul lebih dulu, meskipun diakui judul berperan penting sebagai faktor pertama pembangkit minat orang untuk membaca cerpen tersebut. Oleh sebab itu, memilih judul harus perhatikan hal-hal berikut ini. a. Pilih judul yang singkat dan menarik b. Hindari judul-judul yang klise, yang sudah ada, atau banyak dipakai orang c. Pilih judul yang ‘menggelitik’ atau bahkan provokatif tapi tetap santun
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
15
Mengapresiasi Prosa Kata apresiasi secara harfiah berarti ‘penghargaan’ terhadap suatu objek, hal, kejadian, atau pun peristiwa. Untuk dapat memberi penghargaan terhadap sesuatu, tentunya kita harus mengenal sesuatu itu dengan baik dan dengan akrab agar kita dapat bertindak dengan seadil-adilnya terhadap sesuatu itu, sebelum
kita
dapat
memberi
pertimbangan
bagaimana
penghargaan yang akan diberikan terhadap sesuatu itu. Kalau yang dimaksud dengan sesuatu itu adalah karya sastra, lebih tepat iagi karya sastra prosa, maka apreciasi berati memberi penghargaan dengan sebaik-baiknya dan seohjektif mungkin terhadap karya sastra prosa itu. Penghargaan yang seobjektif mungkin, artinya penghargaan itu dilakukan setelah karya sastra kita baca, kita telaah unsur-unsur pembentuknya, dan kita tafsirkan berdasarkan wawasan dan visi kita terhadap karya sastra itu. Seperti sudah dibicarakan, prosa atau prosa fiksi adalah sebuah bentuk karya sastra yang disajikan dalam bentuk bahasa yang tidak terikat oleh jumlah kata dan unsur musikalitas. Bahasa yang tidak terikat itu digunakan untuk menyampaikan tema atau pokok persoalan dengan sebuah amanat yang ingin disampaikan berkenaan dengan tema tersebut. Oleh karena itu, dalam apresiasi dengan tujuan membenkan penghargaan terhadap karya
prosa
itu,
kita
haruslah
bisa
“membongkar”
dan
menerangjelaskan hal-hal yang berkenaan dengan ukuran keindahan dan “kelebihan” karya prosa itu. Dengan demikian, penghargaan yang diberikan dapat diharapkan bersifat tepat dan objektif. Suatu apresiasi sastra, menurut Maidar Arsjad dkk dilakukan
melalui
beberapa
tahap
kegiatan.
Tahap-tahap
tersebut adalah. 1. Tahap
penikmatan
atau
menyenangi.
Tindakan
operasionalnya pada tahap ini adalah membaca karya sastra
16
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
(puisi
atau
novel},
menghadiri
acara
deklamasi,
dan
sebagainya. 2. Tahap penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain, melihat kebaikan, nilai, atau manfaat suatu karya sastra, dan merasakan pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan sebagainya. 3. Tahap pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti dan menganalisis unsure intrinsik dan unsur ektrinsik suatu karya sastra, serta berusaha menyimpulkannya. 4. Tahap
penghayatan.
Tindakan
operasionalnya
adalah
rnenganalisis lebih lanjut akan suatu karya, mencari hakikat atau makna suatu karya beserta argumentasinya; membuat tafsiran dan menyusun pendapat berdasarkan analisis yang telah dibuat. 5. Tahap
penerapan.
melahirkan
ide
Tindakan
baru,
operasionalnya
mengamalkan
adalah
penemuan,
atau
mendayagunakan hasil operasional dalam mencapai material, moral, dan struktural untuk kepentingan sosial, politik, dan budaya.
Teknik Menulis Prosa Bagi sebagian orang menulis merupakan kegiatan yang sulit dilakukan, terlebih pula menulis prosa. Sebagai keterampilan berbahasa menulis membutuhkan dasar untuk menjadi sebuah bacaan
yang
menarik
bagi
pembacanya.
Sebagai guru bahasa menulis merupakan satu keterampilan yang perlu diberikan kepada anak didik yang diharapkan mampu memanfaatkannya sebagai kecakapan hidup (life skill). Walaupun tidak diharapkan menjadi satrawan tetapi menulis dapat menjadi penunjang
tambahan
bagi
kehidupan
mereka.
Pengalaman juga menjadi salah satu modal bagi seorang penulis. Pengalaman merupakan salah satu alternatif selain imajinasi untuk Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
17
mengembangkan sebuah tulisan. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan, di antaranya sebagai berikut: 1. Teknik Reportase (deskripsi) merupakan teknik ulasan dari peristiwa yang dilihat baik peristiwa dalam perjalanan maupun peristiwa pengalaman. Objek tempat dan konflik menjadi dasar untuk mengembangkannya menjadi sebuah tulisan prosa. 2. Teknik Evita merupakan teknik menulis prosa dengan melibatkan siswa secara langsung menjadi tokoh dalam suatu cerita yang akan ditulis. Langkah pertama memunculkan seorang tokoh bernama Evita yang dalam hal ini dijadikan sebagai objek konflik, langkah kedua siswa menjadi tokoh lain yang terlibat peristiwa dengan langsung mendialogkan dengan tokoh lain.Selanjutnya siswa diminta untuk mengungkapkan kembali peritiwa yang baru saja mereka dialogkan menjadi sebuah prosa. Terserah siswa akan memulai dari peristiwa mana yang penting dasar cerita mereka sesuai dengan konflik yang mereka dialogkan. 3.
Teknik Kenangan Lama merupakan teknik menulis prosa dengan melibatkan memori (kenangan) yang paling berkesan dalam diri siswa. kemampuan menggali sesuatu yang pernah dialami dan keterampilan meramu konflik menjadi sebuah alur yang runtut merupakan satu modal besar bagi siswa.
4.
Teknik Dia yang Malang merupakan teknik menulis prosa dengan menceritakan teman, sahabat, atau orang lain yang mengalami peristiwa tragis atau mengenaskan. Dalam teknik ini pigura cerita merupakan satu bagian yang menarik untuk masuk ke inti cerita. Maksudnya sebelum ke inti kemalangan, rangkaian alur diawali dengan peritiwa pertemuan dengan tokoh yang malang kemudian dia menceritakan, setelah itu akhiri dengan peristiwa perpisahan menggunakan latar yang sama saat pertemuan pertama.Jadi ending cerita berlatar sama dengan latar pertemuan.
18
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Demikian empat teknik yang sangat mudah dilaksanakan sebagai dasar sebelum menulis. Jadi menulis prosa itu mudah. Selamat mencoba. Selain teknik di atas, menulis prosa juga dapat dilakukan berdasarkan jenisnya, yaitu: 1. Prosa Deskripsi Langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis prosa deskripsi sebagai berikut. a. Rumuskan dahulu tujuan yang hendak dicapai oleh penulis; b. Amatilah dengan seksama objek yang dijadikan topik dalam penulisan tersebut; c. Buatlah perincian tentang apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan oleh penulis mengenai objek tersebut,terutama yang berhubungan dengan tujuan penulisan; d. Supaya kekhususan menonjol, berilah penjelasan tambahan. Deskripsi menyajikan gambaran tentang suatu hal, suatu masalah atau suatu benda. Dengan kata lain karangan yang bercorak deskriptif isinya melukiskan suatu hal, suatu masalah, suatu peristiwa atau suatu benda. Deskripsi sering kita jumpai sebagai bagian dari suatu narasi, bila pengarang melukiskan wajah seorang pelaku, sosok seorang tokoh, bila pengarang menggambarkan kamar atau rumah tinggal para pelaku cerita, melukiskan keindahan pantai senja hari dan lainnya. Tetapi dapat saja deskripsi berupa karangan yang utuh yang membahas suatu tema. Untuk menyusun karangan deskripsi sebenarnya langkah-langkah yang kita tempuh sama saja dengan corak karangan yang lain seperti argumentasi, eksposisi dan persuasi. Langkah-langkahnya sebagai berikut: A. Merumuskan tujuan Tujuan penting sekali untuk kita rumuskan lebih dahulu, karena tujuan penulisan karangan merupakan pedoman dalam menyusun Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
19
karangan selanjutnya. Tujuan juga menjadi pedoman dalam mencari data-data yang diperlukan untuk melukiskan masalah yang akan kita bahas dan kembangkan. Sebagai
contoh kita dapat
merumuskan tujuan,
misalnya
Memberi gambaran kepada pembaca khususnya para pelajar akan perlunya menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan sekitarnya. B. Mengumpulkan data Bila topik telah kita ketahui, tujuan telah kita rumuskan, selanjutnya kita mengumpulkan data yang diperlukan. Dalam deskripsi kita dapat mengumpulkan data melalui a)
penglihatan : apa yang kita lihat di sekitar kita.
b)
pendengaran : apa yang kita dengar
c)
apa yang kita rasakan dan apa yang kita alami Pengalaman pun akan membantu menambah data. Data yang terkumpul kita inventarisasi, kita seleksi dan kita susun dalam kerangka karangan.
C. Kerangka karangan Langkah selanjutnya ialah membuat kerangka karangan. Seperti telah kita ketahui, kerangka karangan yang terinci dengan baik akan memudahkan kita menyusun sebuah karangan selanjutnya. Dengan kerangka yang baik kita dapat menyusun kerangka secara teratur,
sistematis,
tidak
meloncat-loncat,
terhindar
dari
pengolahan pokok pikiran sampai dua kali atau lebih dalam satu karangan. 2. Prosa Eksposisi Langkah-langkah dalam menulis prosa eksposisi: a. Menentukan topik yang akan disajikan; b. Menentukan tujuan eksposisi; c. Membuat kerangka yang lengkap dan sistematis. Isi kerangka karangan eksposisi ini harus sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh penulis;
20
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
d. Mengembangkan eksposisi sesuai dengan kerangka karangan .
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut, maka dalam mengembangkan eksposisi dapat memaknai pola sebagai berikut: a. Definisikan, apa itu? b. Klasifikasikanlah, ceritakan apa itu? c. Ilustrasikanlah dengan contoh, gambar, grafik dan sebagainya. d. Bandingkanlah atau pertentangkanlah dengan hal lain, apakah kesamaan atau perbedaannya? e. Analisislah, apa sebab dan akibatnya secara fungsional?
3. Prosa Argumentasi Adapun langkah-langkah dalam mengembangkan prosa argumentasi sebagai berikut. a. Menetapkan tujuan yang akan dicapai b. Mengumpulkan bahan, yakni kumpulan fakta dan kesaksian c. Menarik
kesimpulan.
Dalam
menarik
kesimpulan
cara
menghubung-hubungkan data harus hati-hati, penulis harus bekerja
dengan
penalaran
yang
sehat.
Penalaran
dalam
mengambil kesimpulan dapat dilakukan secara induksi atau deduksi. Penalaran secara induksi maksudnya penalaran itu dimulai dengan mengemukakan bukti-bukti nyata, kemudian diakhiri dengan suatu kesimpulan, sedangkan kalau secara deduksi, penalaran, baru kemudian diikuti dengan bukti-bukti nyata. d. Penutup. Pada bagian ini penulis mengajak, mendorong dan meyakinkan pembaca agar mau menerima dan mengakui kebenaran argumentasi dari penulis. Sehingga pembaca mau dan mampu melaksanakan pendapat, gagasan atau saran dari penulis. 4. Prosa Narasi Adapun langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan tujuan yang ingin dicapai oleh penulis.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
21
b. Menetapkan atau memilih tema dan menyusun topik-topik atau pokok-pokok pikiran yang sesuai dengan tujuan. c. Mengelompokkan pokok-pokok pikiran menjadi tiga bagian, yaitu untuk bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir. d. Mengembangkan tiap-tiap bagian, yakni pada bagian awal penulis menuturkan pokok-pokok pikiran yang membawa dan menarik pembaca
ke
dalam
narasi;
pada
bagian
tengah
penulis
menuturkan informasi yang berkenaan dengan titik konflik itu terjadi. Pada bagian ini konflik didramatisasi sebagai informasi bagi pembaca untuk memahami narasi. Kemudian, pada bagian akhir adalah sebagai pembayangan yang akan terjadi atau sebagai bagian penjelasa konflik tersebut. 5. Prosa Persuasi a. Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menulis prosa persuasi, adalah sebagai berikut: b. Menentukan tujuan karangan. c. Menentukan tema karangan. d. Menyusun pokok-pokok pikiran yang akan dikembangkan. e. Mengembangkan pokok-pokok pikiran, dengan uraian yang jelas dan contoh-contoh yang nyata manfaat dari objek yang dijadika objek dalam tema karangan. f. Penutup. Disini penulis menyimpulkan hasil pegembangan pokokpokok pikiran tadi, terutama hal-hal yang mendorong agar pembaca menjadilebih terbuka hatinya, sehingga mau mengikuti gagasan penulis
Teknik Pembelajaran Apresiasi Prosa Pembelajaran apresiasi prosa dapat dilakukan sebagai berikut. 1. Guru memilih sebuah novel atau cerita pendek yang sesuai dengan usia murid, tingkat kelas, dan norma kehidupan. Mengingat waktu yang terbatas barangkali cukup dipilih sebuah cerpen yang cukup pendek, Guru harus membacanya dulu, mempelajari semua unsui22
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik yang dijalin dalam cerpen tersebut sebaik-baiknya. Juga mencoba mencari informasi yang seluas-luasnya yang berhubungan dengan pengarang dan karyakarya pengarang tersebut. 2. Guru menyuruh murid membaca cerita pendek tersebut dengan serius (Andaikata cerita pendek tersebut cukup panjang, barangkali bisa
juga
siswa
sebelumnya)
disuruh
sctclah
membaca
selesai
guru
dulu
di
rumah
mengajukan
schari
pertanyaan,
misalnya: Bagaimana kesan Anda terhadap cerpen tersebut? hal-hal apa saja yang anda peroleh setelah membaca prosa tersebut?. Kalau tidak ada yang menjawab, guru mcmberi pertanyaan penegasan: Menarikkah cerita tersebut? Jawaban siswa mungkin bermacam-macam (menarik, tidak menarik, membosankan, tidak tahu, dsb). Dari jawaban ini guru mengajak siswa untuk menelaahnya lebih jauh lagi. 3. Guru membimbing siswa untuk menganalisis lebih jauh lagi mengenai
unsur-unsur
cerita
tersebut,
dengan
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan. Kegiatan ini dilakukan secara klasikal, dengan rnemanfaatkan interaksi guru-siswa, siswa-guru,dan siswasiswa
secara
maksimal.
Urutan
penganalisisan
dan
jenis
pertanyaan, pembimbingan dapat dilakukan sebagai berikut: a. plot (alur) certia tersebut b. tokoh-tokoh dengan wataknya masing-masing c. sudut pandang atau pusat cerita teresebut d. tema dan amanat dari cerita tersebut e. penggunaan bahasa dan gaya bahasa yang dilakukan f. unsur-unsur ektrinsik yang menunjang cerita tersebut 4. Setelah analisis selesai dilakukan, setiap siswa diminta menyusun pendapatnya mengenai cerita tersebut lengkap dengan alasannya. Satu dua siswa diminta membacakan pendapatnya di muka kelas.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
23
D. Aktivitas Pembelajaran Untuk mempelajari modul ini, Anda dapat melakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut. Pendahuluan 1. Peserta mendapatkan penjelasan tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran. 2. Peserta bertanya jawab tentang apresiasi sastra secara reseptif. 3. Peserta membentuk kelompok kerja yang beranggotakan 3 – 4 orang. Inti 1. Peserta berdiskusi tentang konsep apresiasi secara reseptif dan produktif, yang terkait dengan materi puisi, prosa, dan drama. 2. Melakukan apresiasi secara reseptif dan produktif. 3. Peserta melakukan penilaian
terhadap
hasil
karya
individu
dan
pementasan kelompok lain. 4. Peserta mendiskusikan hasil penilaian yang dilakukan. 5. Peserta dibimbing instruktur melakukan mengidentifikasi hambatanhambatan yang dialami, menganalisis pemecahan masalah yang ditemukannya, dan menyimpulkan hasil diskusi. Penutup 1. Peserta
mengidentifikasi
hambatan-hambatan
yang
dialami
saat
memahami bahan ajar. 2. Peserta mendengarkan umpan balik dan penguatan dari instruktur mengenai apresiasi dan kreasi sastra. 3. Peserta
menyimak
informasi
mengenai
rencana
tindak
lanjut
pembelajaran.
E. Latihan /Tugas/Kasus Isilah tabel LK berikut sesuai pembedahan bab pada kegiatan pembelajaran Teori dan Genre Sastra! LK-01 s.d LK-10
24
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
LK–01 Menulis Prosa Indonesia Cuplikan Cerpen
Uraian
Kura-kura yang Sombong ... Kedua bangau itu secara bersamaan menyampaikan rencana mereka untuk untuk membawa kura-kura itu pergi. “Tapi ada satu hal yang harus kauingat betul, sahabatku,” kata sang bangau, “Jangan
Lanjutkan
sampai engkau membuka mulutmu selama dalam perjalanan.”
cuplikan cerpen ini
Kura-kurang menggigit erat dengan mulutnya bagian tengah tongkat.
dengan
Kedua bangau terbang bersamaan.
deskripsi
Orang-orang di tengah ladang berteriak, “Lihatlah, alangkah pintarnya kura-kura itu! Anak gembala berteriak, “Lihatlah, alangkah pintarnya bangau-bangau itu! Mereka membawa kura-kura itu terbang ke angkasa.”
suasana hati serta dialog kedua burung bangau, melihat
Mendengar teriakan anak-anak gembala itu, perasaannya tiba-tiba sahabatnya berontak, dan dengan kesal ia menggerutu. Maka dengan sepenuh tenaga, kura-kura itu pun berteriak, “Hai....”
terhempas ke bumi.
Begitu kura-kura membuka mulutnya,ia pun terjatuh meluncur ke bumi. Tamatlah riwayat sang kura-kura.
LK-02 Jenis-jenis prosa dapat dibagi menjadi empat. Jelaskan!
LK-03 Unsur intrinsik prosa terdiri dari ….
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
25
LK-04 Jenis penggambaran watak tokoh dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu ….
LK-05 Jelaskan empat sudut pandang (Point of View) dalam prosa!
LK-06 Bentuk-bentuk prosa lama adalah ….
LK-07 Bentuk-bentuk prosa baru adalah ….
LK-08 Apresiasi sastra dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan. Jelaskan!
26
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
LK-09 Langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis prosa deskripsi adalah ….
LK-10 Jelaskan beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menulis prosa!
F. Rangkuman Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Jenis prosa terbagi empat yaitu: naratif, deskriptif, eksposisi, dan argumentasi. Unsur intrinsik dalam prosa adalah: tema, alur/plot, tokoh, penokohan, latar (setting), sudut pandang (Point of View), gaya bahasa, dan amanat. Tahapan alur dalam prosa adalah; alur lurus, alur sorot balik, dan alur campuran. Jenis prosa ada dua yaitu prosa lama dan baru. Prosa lama terdiri dari: hikayat, sejarah (tambo), kisah, dan dongeng. Prosa baru terdiri dari; roman, novel, cerpen, riwayat, kritik, resensi, dan esai. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis prosa deskripsi sebagai berikut. 1. Rumuskan dahulu tujuan yang hendak dicapai oleh penulis;
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
27
2. Amatilah dengan seksama objek yang dijadikan topik dalam penulisan tersebut; 3. Buatlah perincian tentang apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan oleh penulis mengenai objek tersebut,terutama yang berhubungan dengan tujuan penulisan; 4. Supaya kekhususan menonjol, berilah penjelasan tambahan. Adapun teknik yang dapat digunakan dalam menulis prosa yaitu teknik reportase, evita, kenangan lama, dan teknik dia.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 1. Apa yang Anda pelajari dalam kegiatan pembelajaran menulis prosa?
2. Hal apa yang Anda sukai dari pembelajaran ini? Mengapa Anda menyukainya?
3. Apa masalah atau kendala yang Anda hadapi, selama melaksanakan kegiatan pembelajaran menulis prosa?
28
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Anda telah menguasai materi Diklat PKB kelompok kompetensi H dengan baik. Selanjutnya, gunakanlah hasil diklat ini untuk kegiatan pembelajaran di kelas sehari-hari.
H. Pembahasan Latihan/ Tugas /Kasus LK-01 Kegiatan kreatif mencipta cerpen diantaranya melanjutkan penceritaan. Setiap orang akan mengarang sesuai dengan kekuatan imajinasinya. Akan tampak variasi cerita karena setiap orang dibebaskan berkreasi menutup cerita.
LK-02 Jenis prosa dapat dibagi menjadi empat. Jelaskan!: 1. Prosa Naratif 2. Yaitu karangan yang isinya menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu. 3. Prosa Deskriptif 4. Yaitu karangan yang isinya menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu. 5. Prosa Eksposisi 6. Yaitu karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dengan sejelas-jelasnya. 7. Prosa Argumentasi 8. Yaitu karangan yang berisi ide atau gagasan yang dilengkapi data-data kesaksian
bertujuan
mempengaruhi
pembaca
untuk
menyatakan
persetujuannya.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
29
LK-03 1. Unsur intrinsik prosa terdiri dari: 2. Tema Yaitu suatu yang menjadi pokok masalah atau persoalan sebagai bahan karangan,
yang
diungkapkan dalam suatu cerita oleh
pengarang. Tema prosa fiksi terutama novel dapat terdiri dari tema utama serta beberapa tema bawahan. Sedangkan untuk cerpen (cerita pendek) hanya memiliki tema utama saja. 3. Alur/Plot Yaitu urutan atau kronologi peristiwa yang dilukiskan pengarang dalam suatu cerita rekaan, terjalin satu dengan yang lainnya. Alur dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut. Alur umum, tahap-tahapannya adalah sebagai berikut : 4. Eksposisi (Perkenalan/Pengantar) Eksposisi
adalah
proses
penggarapan
serta
memperkenalkan
informasi penting kepada para pembaca. Melalui eksposisi, seorang pengarang mulai melukiskan atau memaparkan suatu keadaan, baik keadaan alam maupun tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita tersebut, serta informasi-informasi yang akan diberikan pengarang kepada pembaca melalui uraian eksposisi tersebut. 5. Komplikasi adalah adanya masalah yang terjadi di antara para tokoh,
baik tokoh dengan tokoh, tokoh dengan tempat, maupun tokoh dengan suasana yang terdapat dalam cerita rekaan. 6. Klimaks (Puncak Ketegangan) Klimaks adalah suatu permasalahan yang telah mencapai pada puncaknya (meruncing). 7. Antiklimaks (Ketegangan Menurun/peleraian) Antiklimaks adalah suatu peristiwa yang ditandai dengan menurunnya tingkat permasalahan yang terjadi pada tokoh.
30
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
8. Resolusi (Penyelesaian) Resolusi adalah kejadian akhir yang merupakan penyelesaian permasalahan di atara para tokoh cerita. LK-04 Jenis penggambaran watak tokoh dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu: 1. Metode analitik, yaitu pemaparan secara langsung (eksplisit) watak atau tokoh dalam cerita, seperti; penyayang, penyabar, keras kepala, baik hati, pemarah, dan lain sebagainya. 2. Metode dramatik, yaitu metode penokohan yang dipergunakan pencerita dengan membiarkan para tokohnya untuk menyatakan diri mereka sendiri lewat kata-kata, dan perbuatan mereka sendiri, misalnya lewat dialog, jalan pikiran tokoh, perasaan tokoh, perbuatan, sikap tokoh, lukisan fisik, dan sebagainya. 3. Metode kontekstual, yaitu cara menyatakan watak tokoh melalui konteks verbal yang mengelilinginya. Jelasnya, melukiskan watak tokoh dengan jalan memberikan lingkungan yang mengelilingi tokoh, misalnya: kamarnya, rumahnya, tempat kerjanya, atau tempat di mana tokoh berada. Watak tokoh terdiri dari sifat, sikap, serta kepribadian tokoh. Penokohan dapat dilakukan melalui dimensi (a) fisik, (b) psikis, dan (c) sosial.
LK-05 Ada empat macam sudut pandang, antara lain : 1. Pengarang
sebagai
orang
pertama
sebagai
pelaku
utama
(pengarang = aku); 2. Pengarang sebagai orang pertama sebagai pelaku sampingan; 3. Pengarang berada di luar cerita sebagai orang ketiga; dan 4. Kombinasi atau campuran, kadang-kadang di dalam dan kadangkadang di luar cerita.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
31
LK-06 Bentuk-bentuk prosa lama adalah: 1.
Hikayat
2.
Sejarah (Tambo)
3.
Kisah
4.
Dongeng
LK-07 Bentuk-bentuk prosa baru adalah: 1.
Roman
2.
Novel
3.
Cerpen
4.
Riwayat
5.
Kritik
6.
Resensi
7.
Esai
LK-08 Tahap-tahap apresiasi sastra dapat dilakukan dalam beberapa kegiatan: 1. Tahap penikmatan atau menyenangi. Tindakan operasionalnya pada tahap ini adalah membaca karya sastra (puisi maupun novel}, menghadiri acara deklamasi, dan sebagainya. 2. Tahap penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain, melihat kebaikan, nilai, atau manfaat suatu karya sastra, dan merasakan pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan sebagainya. 3. Tahap pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti dan menganalisis unsurintrinsik dan unsur ektrinsik suatu karya: astra, serta berusaha menyimpulkannya. 4. Tahap penghayatan. Tindakan operasionalnya adalah rnenganalisis lebih lanjut akan suatu karya, mencari hakikat atau makna suatu
32
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
karya beserta argumentasinya; membuat tafsiran dan menyusun pendapat berdasarkan analisis yang telah dibuat. 5. Tahap penerapan. Tindakan operasionalnya adalah mclahirkan ide baru, mengamalkan penemuan, atau mendayagunakan hasil operasi dalam mencapai material, moral, dan struktural untuk kepentingan sosial, politik, dan budaya
LK-09 Langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis prosa deskripsi sebagai berikut: 1.
Rumuskan dahulu tujuan yang hendak dicapai oleh penulis;
2.
Amatilah dengan seksama objek yang dijadikan topik dalam penulisan tersebut;
3.
Buatlah perincian tentang apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan oleh penulis mengenai objek tersebut,terutama yang berhubungan dengan tujuan penulisan;
4.
Supaya kekhususan menonjol, berilah penjelasan tambahan.
LK-10 Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam menulis prosa! 1. Teknik Reportase (deskripsi) merupakan teknik ulasan dari peristiwa yang dilihat baik peristiwa dalam perjalanan maupun peristiwa pengalaman. Deskripsi menyajikan gambaran tentang suatu hal, suatu masalah atau suatu benda. Dengan kata lain karangan yang bercorak deskriptif isinya melukiskan suatu hal, suatu masalah, suatu peristiwa atau suatu benda. a. Merumuskan tujuan Sebagai contoh kita dapat merumuskan tujuan, misalnya : Memberi gambaran kepada pembaca khususnya para pelajar
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
33
akan perlunya menjaga akeamanan dn ketertiban lingkungan sekitarnya. b. Mengumpulkan data Data dapat dikumpulkan melalui: a) penglihatan : apa yang kita lihat di sekitar kita. b) pendengaran : apa yang kita dengar c) apa yang kita rasakan dan apa yang kita alami Data yang terkumpul diinventarisasi, seleksi dan disusun ke dalam kerangka karangan. c. Kerangka karangan Seperti telah kita ketahui, kerangka karangan yang terperinci dengan baik akan memudahkan kita menyusun sebuah karangan selanjutnya. 2. Teknik Evita merupakan teknik menulis prosa dengan melibatkan siswa secara langsung menjadi tokoh dalam suatu cerita yang akan ditulis. Langkah pertama munculkan seorang tokoh bernama Evita yang dalam hal ini dijadikan sebagai objek konflik, langkah kedua siswa menjadi tokoh lain yang terlibat peristiwa dengan langsung mendialogkan dengan tokoh lain.Selanjutnya siswa diminta untuk mengungkapkan kembali peritiwa yang baru saja mereka dialogkan menjadi sebuah prosa. Terserah siswa akan memulai dari peristiwa mana yang penting dasar cerita mereka sesuai dengan konflik yang mereka dialogkan. 3. Teknik Kenangan Lama merupakan teknik menulis prosa dengan melibatkan memori (kenangan) yang paling berkesan dalam diri siswa. kemampuan menggali sesuatu yang pernah dialami dan keterampilan meramu konflik menjadi sebuah alur yang runtut merupakan satu modal besar bagi siswa. 4. Teknik Dia yang Malang merupakan teknik menulis prosa dengan menceritakan teman, sahabat, atau orang lain yang mengalami peristiwa tragis atau mengenaskan. Dalam teknik ini pigura cerita merupakan satu bagian yang menarik untuk masuk
34
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
ke inti cerita. Maksudnya sebelum ke inti kemalangan, rangkaian alur diawali dengan peritiwa pertemuan dengan tokoh yang malang kemudian dia menceritakan, setelah itu akhiri dengan peristiwa perpisahan menggunakan latar yang sama saat pertemuan pertama.Jadi ending cerita berlatar sama dengan latar pertemuan.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
35
36
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 MEMENTASKAN NASKAH DRAMA SEDERHANA
A. Tujuan Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan memiliki keterampilan bermain drama.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI GURU
INDIKATOR
(KI)
MAPEL
PENCAPAIAN
(KG)
KOMPETENSI
20. Menguasai materi,
20.7 Mengapresiasi karya
20.7.6 Mementaskan
struktur, konsep, dan
sastra secara reseptif
naskah drama
pola pikir keilmuan
dan produktif.
sederhana
yang mendukung mata
Indonesia
pelajaran yang diampu.
C. Uraian Materi Pembelajaran sastra di sekolah merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Banyak manfaat yang dapat dipetik dengan mempelajari sastra, seperti yang dikatakan oleh Horatius ’dulce et utile’. Ungkapan yang berarti menyenangkan dan bermanfaat ini, berkaitan dengan segala aspek hiburan yang diberikan dan segala pengalaman hidup yang ditawarkan oleh sastra. Agar pembelajaran sastra dapat diterima dengan baik, pengajar sastra dituntut minimal dapat: (1) menyenangi sastra, (2) menguasai materi sastra, (3) memahami hakikat dan tujuan pembelajaran sastra, (4) memiliki kemampuan mengapresiasi sastra, dan (5) menguasai metode pengajaran dan penilaian sastra.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
37
Modul ini berisi tentang pembelajaran mementaskan naskah drama sederhana. Sesuai dengan tujuan apresiasi maka kompetensi yang ingin dicapai yaitu dapat memantaskan naskah drama sederhana secara reseptif dan produktif agar memperoleh pengetahuan dan keterampilan
tentang
drama. Dengan demikian akan mendapatkan pengetahuan dasar tentang sastra khsususnya mementaskan naskah drama, bagaimana menikmati drama, bahkan kesadaran yang lebih baik terhadap diri sendiri, orang lain, serta kehidupan sebagai upaya pembentukan watak yang baik. Mementaskan Naskah Drama Sederhana Indonesia a. Mengenal Drama Drama merupakan cabang seni sastra sekaligus seni pertunjukan yang dapat berbentuk puisi maupun prosa. Dengan demikian, jika kita berbicara mengenai drama berarti terdapat 2 pengertian, yaitu: (1) drama sebagai seni sastra dan (2) drama sebagai seni pertunjukan. Drama sebagai seni sastra berbentuk naskah drama. Dengan kata lain, naskah drama sering disebut juga sebagai text play, repertoir, atau pun closet-drama. Naskah drama berupa bacaan atau karya sastra yang memerlukan pembaca, serta merupakan milik pribadi pengarangnya. Sebuah naskah drama membutuhkan penggarapan dengan baik, agar tercipta sebuah pertunjukan yang baik pula. Agar Anda dapat lebih mengenal ciri naskah drama, perhatikan cuplikan teks drama Kalung Ajaib karangan Subdiyanto berikut ini. (Di kamar tidur Sari. Malam hari hampir subuh. Sari sedang gelisah dalam tidurnya.
Ayah
datang
membangunkan
Sari.
Lampu
dan
musik
pembukaan pengantar suasana ke dunia impian Sari. Semua peristiwa babak satu ini terjadi dalam dunia impian Sari.) 1. AYAH 2. SARI
3. AYAH
38
“Sari ... Sari ... Sari ... Bangunlah! Ayahmu datang, Sari.” (Bangun. Duduk. Heran.) “Ayah? Benarkah kau ayahku? Bukankah ayah sudah meninggal?” : “ Benar katamu, Sari. Aku ayahmu yang telah meninggal. Aku datang padamu karena aku lihat kau bersedih dalam : :
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
4. SARI
:
5. AYAH
:
6. SARI 7. AYAH
: :
8. SARI 9. AYAH
: :
tidurmu. Aku bermaksud akan membahagiakan kamu. Apa yang kausedihkan, Sari?” “Ayah akan membahagiakan aku? Bisakah ayah memenuhi segala keinginanku?” “Ya Sari, aku akan memenuhi segala keinginanmu.” (Ayah mengeluarkan Kalung Ajaib.) “Terimalah ini, Kalung Ajaib, yang akan bisa memenuhi segala keinginanmu. Kalau kau menginginkan sesuatu, mintalah pada Kalung Ajaib ini, tentu akan kau dapatkan segala apa yang kau inginkan.” (Menyerahkan Kalung Ajaib. Sari menerimanya dengan senang.) “Terima kasih, Ayah. Saya sangat senang.” “Sari, dengarlah baik-baikpesan ayah. Kalung Ajaib itu tak boleh perlihatkan kepada siapa pun juga. Kau tak boleh menceritakan hal Kalung Ajaib ini kepada orang lain. Kau tak boleh mengatakan kepada siapa pun juga, dari mana kaudapatkan segala apa yang kau miliki secara ajaib ini. Itu adalah pantangan!” “Ya, Ayah. Sari akan merahasiakan Kalung Ajaib ini.” “Nah, sekarang tidurlah, ayah mau pergi.” (Sari menyimpan Kalung Ajaib di bawah bantal lalu berbaring. Ayah merapikan selimut Sari,lalu membelai kepala Sari.)“Selamat tinggal Sari. Berhati-hatilah. Ingatlah pesan Ayah baik-baik.”
Pada bagian awal teks drama di atas, terdapat tulisan yang diberi tanda kurung (...). Bagian tersebut dinamakan notasi. Notasi merupakan bagian dari naskah drama yang tidak diucapkan karena bukan merupakan dialog, melainkan gambaran situasi atau pun gambaran gerak. Notasi tidak selalu ditulis di dalam kurung, dapat pula ditulis dalam huruf kapital semua. Perhatikan dialog ketika Sari terbangun. Kata (Bangun. Duduk. Heran.) yang terletak di dalam tanda kurung merupakan notasi. Dengan demikian tidak diucapkan oleh Sari, melainkan dilakukan atau dikerjakan. Selain itu ada pula notasi yang ditulis dengan huruf biasa, namun penulisannya sejajar dengan nama-nama tokoh. Selain notasi tentu Anda melihat bahwa dalam teks tersebut terdapat dialog antara Sari dan ayahnya yang sudah meninggal. Dialog dan notasi merupakan unsur intrinsik sekaligus ciri dari sebuah naskah drama.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
39
Lakon drama lebih mementingkan perwatakan, namun prosa lebih mementingkan penokohan. Perwatakan adalah cara kerja pengarang menggambarkan watak tokoh. Cara pengarang menampilkan watak tokoh dapat dilakukan melalui 3 dimensi, yaitu: 1) Dimensi fisiologis Pengarang menggambarkan watak tokoh melalui gambaran fisiknya, antara lain dikemukakan jenis kelamin tokoh, usia ciri tubuh, ciri khas yang menonjol, cacat jasmani, ras. 2) Dimensi psikologis Pengarang mengemukakan kejiwaan tokoh yang antara lain meliputi: temperamen, moral,ambisi, kegemaran. 3) Dimensi sosiologis Pengarang menggambarkan keadaan sosial tokoh yang di antaranya meliputi: suku, bangsa,agama, ideologi, pekerjaan, jabatan, serta kelas ssoial. Fokus antara drama dengan prosa fiksi dibedakan dengan adanya drama yang lebih mementingkan plot dibandingkan dengan alur. Dalam prosa fiksi, alur menduduki peran yang sangat penting. Plot merupakan jalinan konflik yang pada akhirnya akan menimbulkan klimaks. Konflik terjadi karena adanya sebab akibat yang menghubungkan antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya di dalam cerita. Konflik juga terjadi karena adanya pertentangan karakter dan pertentangan kepentingan dari para tokoh. Tahapan plot di dalam drama meliputi: 1) Eksposisi Pada tahap ini diperkenalkan para tokoh dengan karakter masingmasing kepadapembaca. 2) Konflik Pada tahap ini mulai muncul hambatan, sehingga timbullah pertikaian awal yang
disebabkan oleh adanya perbedaan karakter dari masing-
masing tokoh. Konflik pun mulai terjadi. Konflik ialah ketegangan yang
40
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
terjadi karena adanya pertentangan, yang terwujud melalui tokoh-tokoh lakon. Konflik terdiri atas: (a) konflik internal atau konflik batin, serta (b) konflik eksternal atau konflik sosial.
Konflik internal adalah konflik
yang terjadi pada batin seorang tokoh, sedangkan konflik eksternal merupakan konflik yang terjadi antara: (1) tokoh dengan tokoh lain, (2) tokoh dengan masyarakat, dan (3) tokoh dengan alam. 3) Komplikasi Pada tahap ini konflik semakin banyak dan saling terkait sehingga terjadilah kerumitan. 4) Klimaks Klimaks merupakan titik puncak cerita dalam lakon drama. Penyebab timbulnya klimakskarena adanya peningkatan konflik yang semakin lama semakin memuncak takterkendali. 5) Resolusi Tahap ini ditandai dengan mulai meredanya konflik. Para tokoh sudah mulai dapat menemukan penyelesaian bagi pertikaian mereka sebelumnya. 6) Denoument Tahap ini berisi keputusan yang diambil para tokoh untuk mengakhiri pertikaianyang
sekaligus mengakhiri lakon drama. Denoument dapat
berupa pengakhiran yang baik (happy
ending), pengakhiran yang
buruk (sad ending), atau pun pengakhiran lakon diserahkan pada penafsiran pembaca sehingga bersifat terbuka (open ending).
b. Jenis Drama Ada tiga unsur yang dapat dibicarakan dalam drama, yaitu bentuk, unsur, serta macam drama. Berdasarkan bentuknya drama terdiri atas: (1) drama tradisional yang meliputi drama klasik serta drama rakyat, dan (2) drama
modern
yang
meliputi
drama
konvensional
dan
drama
eksperimental.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
41
Unsur drama mencakup vokal dan gerak. Unsur vokal dalam naskah drama terdiri dari: prolog, dialog, epilog, serta monolog. Adapun unsur gerak yang lebih banyak muncul dalam pementasan drama, meliputi: mimik, gesture, dan pantomimik. Prolog merupakan bagian permulaan dalam naskah drama, yang bersifat pengantar dan memberikan gambaran umum secara keseluruhan. Percakapan antartokoh dinamakan dialog. Dialog merupakan hakikat utama dalam drama, yang membedakannya dari genre sastra lain. Dialog yakni cakapan yang terjadi antartokoh yang menjalankan arus cerita menuju ke konflik, klimaks, serta berakhir pada penyelesaian cerita. Dalam drama terjadi dialog antartokoh, dialog tokoh dengan Tuhan, tokoh dengan penonton, bahkan tokoh dengan dirinya sendiri. Dengan demikian di dalam drama dapat terjadi cakapan (dialog) serta cakapan tunggal (monolog). Apabila
seorang
mengungkapkan
tokoh pikiran
berbicara dan
dengan
perasaannya
dirinya
sendiri
atau
tanpa
membutuhkan
tanggapan tokoh lain, hal tersebut dinamakan monolog. Epilog ada pada bagian akhir atau penutup yang menceritakan kembali inti lakon atau komentar singkat tentang lakon. Macam drama dapat dilihat berdasarkan isi dan pementasannya. Isi drama
berdasarkan
sifatnya
terdiri
dari
drama
tragedi,
komedi,
tragikomedi, melodrama, dan farce. Isi drama berdasarkan jenis terdiri atas: drama historis, drama didaktis, drama ide, dan drama problema. Adapun berdasarkan pementasannya terdiri atas: (1) drama atau teater, (2) drama mini kata, (3) drama radio, (4) drama bersajak, (5) pantomim, (6) opera atau operet, (7) sendratari, (8) tablo atau tableau, dan (9) lawak.
2. Mementaskan Naskah Drama Sederhana Indonesia a.
Pengertian Drama Drama berarti perbuatan, tindakan. Berasal dari bahasa Yunani yaitu “draomai” yang berarti berbuat, berlaku, bertindak dan sebagainya. Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah
42
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon. Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak dan konflik merupakan sumber pokok dari drama.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) drama memiliki beberapa pengertian. Pertama, drama diartikan sebagai komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau kisah terutama yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Ketiga, kejadian yan menyedihkan. Dalam pementasan drama, juga dikenal istilah unsur intrinsik.Unsurunsur intrinsik drama adalah unsur-unsur pembangunan struktur yang ada di dalam drama itu sendiri. Unsur-unsur intrinsik drama menurut Akhmad Saliman (1996 : 23) ada 7 yaitu: (1) alur, (2) amanat, (3) bahasa, (4) dialog, (5) latar, (6) tema, dan (7) tokoh.
b.
Bentuk-Bentuk Drama 1.
Drama menurut masanya Drama menurut masanya, dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama: a.
Drama Baru / Drama Modern Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
2)
Drama Lama / Drama Klasik Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
43
2. Berdasarkan Bentuk Sastra Cakapnya Berdasarkan bentuk sastra cakapannya, drama dibedakan menjadi dua: a.
Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi.
b.
Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalambentuk prosa.
3. Berdasarkan sajian isinya a. Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram, yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan tikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan. b.
Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan di dalamnya dapat bersifatmenyindir, dan yang berakhir dengan bahagia.
c.
Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur duka cita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
4. Berdasarkan kuantitas cakapannya a. Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata b. Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata. c. Dialog monolog, yaitu drama yang menggunakan banyak kata-kata. 5. Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya a. Opera/operet, yaitu drama yang menonjolkan seni suaraatau musik. b. Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi. c. Tablo, yaitu drama yang menonjolkan seni eksposisi. 6. Bentuk-bentuk lain a. Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi alur, penokohan, tematik.
44
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
b. Drama baca, naska drama yang hanya cocok untuk dibaca,bukan dipentaskan. c. Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kembangsawanan (muncul abad ke-18). d. Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupanrakyat biasa. e. Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejathan atau keruntuhan tokoh utama f. Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja (di Abad Pertengahan). g. Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri dari satu babak, berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil pemerangaya, latar, serta pengaluran yang ringkas. h. Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat yang ada (terutama dipedesaan).
c. Pembagian Tugas Dalam Pementasan Drama Sebelum
sampai
pada
penggarapan
naskah
untuk
pementasan,terlebih dahulu perlu kita kenal beberapa fungsi atau peran dalam pementasan. Pada dasarnya kerja pementasan adalah kerja kelompok atau tim. Tim terbagi menjadi dua, yaitu tim penyelenggara dan tim pementasan. 1.
Tim pementasan Yang dimaksud tim pementasan adalah sekelompok orang yang bertugas menyajikan karya seni (drama) untuk ditonton. Tim pementasan terdiri dari sutradara, penulis naskah, tim artistik, tim tata rias, tim kostum, tim lighting, dan aktor. Sebenarnya tim pementasan ini terbagi menjadi dua kelompok yaitu tim on stage (di atas panggung) atau aktor, dan tim behind stage (belakang panggung). Kedua tim ini memiliki peran
yang
sama
dalam
mensukseskan
pertunjukan/pementasan.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
45
a. Sutradara. Seperti kita ketahui bersama, sutradara adalah pimpinan pementasan. Ia bertugas melakukan casting (memilih pemain sesuai peran dalam naskah), mengatur akting para aktor,
danmengatur
kru
lain
dalam
mendukung
pementasan. Pada dasarnya seorang sutradara berkuasa mutlak
sekaligus
bertanggung
jawab
mutlak
atas
pementasan. b. Penulis Naskah. Sebenarnya
ketika
sebuah
naskah
dipilih
untuk
dipentaskan, penulis naskah sudah "mati". Artinya, ia tidak memiliki
hak
naskahnya.
lagi
untuk
Tanggung
mengatur
jawab
visualisasi
visualisasi
ada
atas pada
sutradara. Biasanya, dalam perencanaan akting, seorang penulis naskah hanya diminta sebagai komentator. c. Penata Panggung. Tugas utama penata panggung adalah mewujudkan latar (setting panggung) seperti yang diinginkan oleh sutradara. Biasanya sutradara
akan berdiskusi dengan penata
panggung untuk mewujudkan setting panggung yang mendukungcerita. d. Penata Cahaya. Tugas utama penata cahaya adalah merencanakan sekaligus memainkan pencahayaan pada saat pementasan sehingga
pencahayaan
mendukung
penciptaan
latar
suasana panggung. Jelas bahwa penata caha perlu berkoordinasi dengan penata panggung. Seorang penata cahaya harus memiliki pengetahuan memadai dalam hal mixer cahaya.
46
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
e. Penata Rias dan Busana. Tugas utama penata rias dan busana adalah mewujudkan rias dan kostum para aktor sesuai dengan karakter tokoh yang dituntut oleh sutradara. Biasanya, penata riasdan busana berkoordinasi erat dengan sutradara. f. Penata Suara. Tugas utama penata suara adalah mewujudkan sound effect yang mendukung pementasan. Bersama dengan penata busana, penata panggung, dan penata cahaya, penatasuara
menciptakan
latar
yang
mendukung
pementasan. Jelas bahwa prasyarat untuk menjadi penata suara adalah memiliki kemampuan mengelola sound sistem dan sound effect. g. Aktor. Tugas utama aktor adalah memerankan tokoh yang ditugaskan kepadanya oleh sutradara.
2. Tim penyelenggara Yang dimaksud tim penyelenggara pementasan adalah orangorang
yang
bekerja
untuk
melaksanakaan
"acara"
pementasan.Tim penyelenggara meliputi: a. Ketua Panitia b. Sekretaris c. Bendahara d. Sie Acara e. Sie Dana f. Sie Dokumentasi g. Sie Perlengkapan h. Sie Konsumsi i. Sie Tempat
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
47
Tim ini berperandalam "menjual" karya seni (drama). Sukses tidaknya acara pementasan (dengan indikasi jumlah penonton yang banyak, keuntungan finansial minimal balik modal, apresiasi penonton, sound sistem, lighting yang bagus) bergantung pada tim ini.
d. Teknik Pementasan Drama Dalam mementaskan atau bermain drama perlu memahami berbagai teknik. Menurut Rendra (1978) ada beberapa teknik yang perlu diperhatikan dalam mementaskan drama Teknik tersebut yaitu: 1.
Teknik Muncul Cara pemain memunculkan diri pada saat tampil pertama kalinya di atas pentas dalam satu drama babak, atau adegan. Pemunculan tersebut memberi kesan pada para penonton sesuai peran yang dimainkan. Jika memerankan seorang ustadz, dia harus memperlihat diri sebagaimana layaknya ustadz, berpakaian muslim dengan tutur kata yang lemah lembut sesuai dan prilaku kelihatan sopan dan santun kepada siapa pun.
2. Teknik memberi Isi Pengucapan suatu kalimat dengan penekanan makna tertentu melalui tempo, nada, dinamik, misalnya : DIA sangat baik padaku (bukan saya atau mereka) Dia SANGAT baik padaku (bukan kurang atau cukup) Dia sagat BAIK padaku ( bukan tidak baik ) Dia sangat baik PADAKU (bukan orang lain tapi padaku) Teknik ini harus terpadu dengan teknik jasmaniah seperti mimik, sikap, gerak anggota badan lainnya (gestur)
48
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
3.
Teknik Pengembangan Teknik membuat drama bergerak dinamis menuju klimaks atau drama tidak datar. Teknik terbagi atas beberapa teknik yang intinya menyangkut penggunan pengucapan dan jasmaniah, (a) Teknik pengembangan pengucapan: seperti menaikkan volume suara atau sebaliknya, menaikkan tinggi nada suara atau sebaliknya, menaikkan kecepatan tempo suara atau sebaliknya (b) Teknik pengembangan jasmaniah, yakni: Menaikkan posisi jasmaniah, dari duduk menjadi berdiri lalu berjongkok dan seterusnya Dengan cara memalingkan kepala, tubuh atau seluruh tubuh Dengan cara berpindah tempat dari kiri ke kanan , dari belakang ke depan, dan sebagainya. Dengan cara menggerakan anggota badan tanpa berubah tempat seperti menggerakkan kaki atau jari Dengan ekspresi wajah (mimik) untuk mencerminkan emosi tertentu, misalnya mata sendu, muram untuk mengekspresikan kesedihan dan sebagainya.
4.
Teknik Timing Teknik ini merupakan ketepatan hubungan antara gerakan jasmaniah dengan kata-kata atau kalimat yang diucapkan dalam waktu yang singkat atau sekejap, misalnya: a.
Bergerak sebelum mengucapkan kata-kata tertentu, seperti menepuk kepala “aku lupa, maaf!’
b.
Bergerak sambil mengucapkan sesuatu seperti menepuk kepala sambil mengucapkan “Aku lupa, maaf!”
c.
Bergerak setelah mengucapkan sesuatu seperti “Aku lupa, maaf!” lalu menepuk kepala.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
49
5.
Teknik Penonjolan Penonjolan isi merupakan teknik dimana seorang pemain harus memahami pada bagian mana suatu kalimat yang perlu ditonjolkan pada saat diucapkan. Seterusnya pada bagian mana dalam suatu adegan/babak yang perlu ditonjokan. Hal ini agar penonton dapat menikmati pementasan dengan penuh keharuan.
e. Dasar-Dasar Pementasan Drama Sebelum bermain drama, Junaedi (1989) dan Ramelan (1982) mengemukakan beberapa dasar-dasar pementasan yang perlu dikuasai dengan baik supaya pementasan dapat menarik simpati penonton. Dasar-dasar tersebut sebagai berikut. 1.
Penguasaan Vokal Seorang calon pemain drama harus menguasai pelafalan bunyi konsonandan vokal sesuai artikulasinya secara tepat dan sempurna. Disertai suara yang jelas dan keras.. Penguasaan vokal ini biasanya di tempat terbuka untuk mengulang-ulang
vokal
tertentu
sampai
sempurna
pengucapannya. 2. Penguasaan Mimik-Intonasi Dasar Seorang calon pemain harus menguasai mimik dasar seperti mimik sedih, gembira, marah. Mimik marah biasa ditandai dengan mata melotot, muka kemerah-merahan, kening berkerut, mimik sedih ditandai dengan wajah muram, pandangan mata sayu, dan mulut tertutup, sedang mimik gembira ditandai muka yang bercahaya, mata bersinar, dan mulut terseyum. Di samping mimik harus pula menguasai intonasi dasar sedih (tempo lambat-nada rendah- tekanan lembut) intonasi marah (tempo cepat nada tinggi, tekanan keras) dan intonasi gembira (tempo-nada-tekanan bersifat
50
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
sedang).Mimik dan intonasi sangat mendukung peran yang dimainkan. 3.
Penguasan Kelenturan Tubuh Tubuh seorang pemain drama harus lentur atau elastis sehingga dalam memainkan peran tertentu tidak kelihatan kaku. Untuk mencapai penguasaai tubuh yang elastis, perlu melakukan serangkaian gerakan seperti berlari cepat dalam jarak dekat, bolak balik ke utara, selatan, timur, barat, ke segala penjuru. Berjalan dengan menggambarkan perasaan sedih, jalan kepayahan membayangkan berjalan di padang pasir hingga jatuh bergulingan, dan seterusnya.
4.
Penguasaan Pemahaman Watak Peran Suatu peran menjadi hidup bila aktornya memiliki penguasaan pemahaman dan penghayatan watak peran yang tepat.
f. Mengenal Pementasan Drama Sebagai sebuah seni pertunjukan, drama merupakan kerja kolektif yang memerlukan penonton kolektif pula. Disebut kerja kolektif atau seni kolektif karena penggarapannya tidak dapat dilakukan sendiri. Pementasan drama merupakan hasil kerja sama antara sutradara,
pemeran,
pekerja
panggung,
bahkan
bersama
penonton. Dalam sebuah pementasan, peran penonton tidak dapat diabaikan. Saat ini banyak yang menyamakan antara teater dengan drama, keduanya merujuk pada suatu pementasan lakon. Jika Anda lihat berdasarkan etimologisnya, kata `drama` merupakan terjemahan dari draomai dalam bahasa Yunani yang berarti sesuatu yang telah diperbuat. Seperti halnya drama, istilah teater juga berasal dari bahasa Yunani ‘theatron’ yang berarti tempat atau gedung tempat pertunjukan drama. Arti kata ini kemudian meluas menjadi segala jenis tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
51
(audiens).
Itulah
sebabnya,
pada
saat
ini
istilah
teater
dipergunakan berdampingan dengan istilah drama. Padahal sebenarnya istilah teater merujuk pada gedung pertunjukan, sedangkan istilah drama merujuk pada pertunjukannya. Memang kini ada kecenderungan orang menyebut teater untuk menunjukkan
gedung
pertunjukan
drama,
sekaligus
untuk
pertunjukan atau pementasanya. Namun untuk menyebut teks atau naskahnya, lebih banyak yang menyebutnya dengan istilah naskah drama dibandingkan dengan naskah teater. Kalian bahkan mungkin lebih akrab dengan istilah teater untuk menyebut pertunjukan drama. Drama pada dasarnya diciptakan untuk dipentaskan, bukan berakhir hanya sampai pembacaan. Itu sebabnya drama dapat dimasukkan ke dalam seni sastra sekaligus seni pertunjukan. Naskah maupun teks drama termasuk seni sastra, sedangkan pementasan drama mengandung unsur seni pertunjukan. Dalam
pementasan
drama
dialog
bertugas
sebagai
alat
penyampai pikiran dan perasaan tokoh kepada pembaca atau penontonnya. Ketika berlatih berdialog ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan, antara lain: 1)
Dialog harus diucapkan secara jelas Kejelasan vokal merupakan tuntutan utama bagi setiap pemain. Bukan vokal yang keras dan nyaring yang harus dikuasai setiap pemain, namun vokal yang jelas yang menjadi tujuan utama. Ketidakjelasan pengucapan akan berdampak menghapus sebagian alur cerita. Yang harus Anda sadari ialah dialog harus terdengar oleh penonton sehingga dapat dipahami maknanya.
2)
Wajar dan menarik Dialog tidak boleh dibuat-buat sehingga menimbulkan kesan tidak wajar.
52
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
3)
Mendukung nilai gerak Pemakaian variasi tekanan, jeda, dan tempo pengucapan, akan mendukung nilai gerakan yang dilakukan tokoh. Antara vokal atau dialog dengan gerak tokoh tidak boleh berjalan sendiri-sendiri, harus saling mengisi.
4)
Mampu menampilkan karakter tokoh Vokal pemain harus mampu menampilkan karakter tokoh sesuai tuntutan cerita.
Pementasan drama didukung oleh beberapa unsur yang saling berkaitan, antara lain: 1) Naskah Menentukan naskah yang akan dipilih untuk dipentaskan, bukanlah hal yang mudah. Anda mungkin mendapat kesulitan ketika harus menyesuaikan jumlah pemain denganjumlah pemain. Masih banyak lagi yang lain, misalnya: durasi pementasan, ketidakbiasaan berakting, dan lain-lain. 2) Sutradara Menentukan sutradara di kalangan sesama pemain juga dapat menimbulkan kendala. Yang harus Anda sadari adalah belum tentu ada yang sudah berpengalaman bermain drama, apalagi yang pernah menjadi sutradara. Namun apabila sudah ditunjuk satu
orang
untuk menyutradarai,
semua pemain harus
membantunya untuk belajar menyutradarai. Jangan merasa iri hati. Di sinilah kesempatan untuk belajar serta berkreasi. 3) Pemain Para pemain drama harus terus berlatihlah mengucapkan dan menghafal dialog sebelum dapat menghayati perannya. Dialog yang diucapkan akan memunculkan karakter trokoh. 4) Pekerja panggung Sebaiknya
dibedakan
antara
pekerja
panggung
dengan
pemain, agar konsentrasi masing-masing dapat lebih terpusat.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
53
5) Pentas/arena Anda akan merancang satu pementasan sederhana berupa sosiodrama atau bermain peran. Meskipun diistilahkan dengan bermain peran, tidak berarti bermain berpura-pura. Untuk itu juga diperlukan berbagai bersiapan, antara lain: (1) pemilihan naskah drama, (2) membaca naskah drama, dan (3) latihan dasar. Latihan
dasar
yang
dapat
dilatihkan
sebelum
melakukan
pementasan, diantaranya: latihan pernapasan, olah vokal, olah tubuh, dan olah sukma. 1) Pernapasan Seorang pemain drama perlu melatih pernapasannya, karena berhubungan erat dengan vokal dan stamina tubuhnya. Pernapasan untuk kegiatan drama disebut napas perut atau napas diafragma. Dengan menggunakan napas perut, rentetan vokal akan mengalir lancar dari alat ucap pemain. 2) Olah vokal Latihan vokal tidak hanya dengan cara membaca naskah drama. Latihan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: a) bernyanyi solo, duet, maupun koor b) membaca puisi secara perseorangan atau berkelompok (khorus) c) berpidato secara impromtu 3)
Olah tubuh Modal utama pemain drama adalah vokal dan tubuhnya. Olah tubuh dilakukan untuk menghasilkan kelenturan gerak sesuai dengan karakter peran. Olah tubuh harus dilatih secara rutin, bukan hanya ketika akan ada pementasan. Perlu Anda ketahui, ada perbedaan antara olah raga dengan olah tubuh. Olah raga bertujuan
54
untuk
mencapai
keseimbangan
tubuh
serta
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
kesehatan,
sedangkan
olah
tubuh
bertujuan
mencapai
kelenturan tubuh agar dapat dipergunakan pemain untuk mewujudkan berbagai karakter. 4)
Olah sukma Terakhir sekaligus yang terpenting ialah olah sukma. Setiap dialog harus diberi ruh oleh pemerannya, setiap dialog harus diberi jiwa oleh pemainnya. Bahkan dalam gerak yang dilakukan pemain, ada juga jiwa di sana.
D. Aktivitas Pembelajaran Untuk mempelajari modul ini, Anda dapat melakukan langkah-langkah kegiatan sebagai berikut. Pendahuluan 1. Peserta mendapatkan penjelasan tujuan pembelajaran, cakupan materi, dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran. 2. Peserta membentuk kelompok kerja yang beranggotakan 3 – 4 orang. Inti 1. Peserta berdiskusi tentang konsep drama. 2. Melakukan apresiasi drama (fasilitator membagikan naskah drama ke dalam kelompok) 3. Berdiskusi menentukan tokoh sesuai dengan yang ada dalam naskah. 4. Berlatih sesuai dengan penokohan 5. Secara bergiliran tampil dan kelompok lainnya menanggapi 6. Peserta dibimbing instruktur melakukan mengidentifikasi hambatanhambatan yang dialami, menganalisis pemecahan masalah yang ditemukannya, dan menyimpulkan hasil diskusi. Penutup 1. Peserta
mengidentifikasi
hambatan-hambatan
yang
dialami
saat
memahami bahan ajar dan saat mementaskan drama.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
55
2. Peserta mendengarkan umpan balik dan penguatan dari instruktur mengenai apresiasi dan kreasi sastra.
E. Latihan /Tugas/Kasus Isilah tabel LK berikut sesuai pembedahan bab pada kegiatan pembelajaran Memementaskan skah drama sederhana LK-01 Cara pengarang menampilkan watak tokoh dapat dilakukan melalui tiga dimensi, yaitu ....
LK-02 Tahapan plot di dalam drama meliputi ....
K-03 Drama berdasarkan pementasannya terdiri atas ….
LK-04 Isi drama berdasarkan sifatnya terdiri dari ...
56
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
LK-05 Isi drama berdasarkan jenis terdiri atas....
LK-06 Bentuk drama berdasarkan sajian isinya adalah ....
LK-07 Dalam bermain drama ada dua tim diantaranya adalah tim pementasan. Dalam mensukseskan pementasan, ada beberapa tim yang terlibat yaitu ....
LK-08 Ada beberapa teknik dalam bermain drama yaitu ....
LK-09 Beberapa dasar-dasar pementasan yang perlu dikuasai dengan baik supaya menarik adalah ….
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
57
LK-10 Ketika berlatih berdialog ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu....
LK-11 Pementasan drama didukung oleh beberapa unsur yang saling berkaitan yaitu ....
LK-12 Latihan dasar yang dapat dilatihkan sebelum melakukan pementasan, yaitu ....
LK-13 Latihan vokal tidak hanya dengan cara membaca naskah drama. Latihan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Jelaskan!
F. Rangkuman Plot di dalam drama meliputi: eksposisi, komplik, komplikasi, klimak, resolusi, dan denoument.
58
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Ada tiga unsur yang dapat dibicarakan dalam drama, yaitu bentuk, unsur, serta macam drama. Berdasarkan bentuknya drama terdiri atas: (1) drama tradisional yang meliputi drama klasik serta drama rakyat, dan (2) drama modern yang meliputi drama konvensional dan drama eksperimental. Unsur-unsur intrinsik drama ada tujuh yaitu: (1) alur, (2) amanat, (3) bahasa, (4) dialog, (5) latar, (6) tema, dan (7) tokoh. Drama menurut masanya, dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama. Drama berdasarkan pementasannya terdiri atas: (1) drama atau teater, (2) drama mini kata, (3) drama radio, (4) drama bersajak, (5) pantomim, (6) opera atau operet, (7) sendratari, (8) tablo atau tableau, dan (9) lawak. Tim penyelenggara pementasan adalah orang-orang yang bekerja untuk melaksanakaan "acara" pementasan.Tim penyelenggara meliputi: a.
Ketua Panitia
b.
Sekretaris
c.
Bendahara
d.
Sie Acara
e.
Sie Dana
f.
Sie Dokumentasi
g.
Sie Perlengkapan
h.
Sie Konsumsi
i.
Sie Tempat
Dalam bermain drama ada dua tim diantaranya adalah tim pementasan. Dalam mensukseskan pementasan, ada beberapa tim yang terlibat yaitu: sutradara, penulis naskah, penata panggung, penata cahaya, penata busana, penata suara, dan aktor. Ada beberapa teknik dalam bermain drama yaitu: teknik muncul, teknik member isi, teknik pengembangan, teknik timing, dan teknik penonjolan. Beberapa dasar-dasar pementasan yang perlu dikuasai dengan baik supaya menarik
adalah;
penguasaan
vocal,
mimic,
kelenturan
tubuh,
dan
penguasaan pemahaman watak peran.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
59
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika berlatih dialog dalam drama yaitu; dialog harus diucapkan secara jelas, wajar dan menarik, dan mendukung nilai gerak. Pementasan drama didukung oleh beberapa unsur yang saling berkaitan, antara lain; naskah, sutradara, pemain, pekerja panggung, pentas/arena.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 1. Apa yang Anda pelajari dalam kegiatan pembelajaran pementasan naskah drama?
2. Hal apa yang Anda sukai dari pembelajaran ini? Mengapa Anda menyukainya?
3. Apa masalah atau kendala yang Anda hadapi, selama melaksanakan kegiatan pembelajaran mementaskan naskah drama?
Anda telah menguasai materi Diklat PKG Kelompok Kompetensi H dengan baik.Selanjutnya, gunakanlah hasil diklat ini untuk kegiatan pembelajaran di kelas.
60
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
H. Pembahasan Latihan/Tugas/Kasus LK-01 Cara pengarang menampilkan watak tokoh dapat dilakukan melalui tiga dimensi, yaitu: 1. Dimensi fisiologis Pengarang menggambarkan watak tokoh melalui gambaran fisiknya, antara lain dikemukakan jenis kelamin tokoh, usia ciri tubuh, ciri khas yang menonjol, cacat jasmani, ras. 2. Dimensi psikologis Pengarang mengemukakan kejiwaan
tokoh yang antara lain meliputi:
temperamen, moral,ambisi, kegemaran. 3. Dimensi sosiologis Pengarang menggambarkan keadaan sosial tokoh yang di antaranya meliputi: suku, bangsa,agama, ideologi, pekerjaan, jabatan, serta kelas ssoial. LK-02 Tahapan plot di dalam drama meliputi: 1. Eksposisi Pada tahap ini diperkenalkan para tokoh dengan karakter masing-masing kepadapembaca. 2. Konflik Konflik ialah ketegangan yang terjadi karena adanya pertentangan, yang terwujud melalui tokoh-tokoh lakon. Konflik terdiri atas: (a) konflik internal atau konflik batin, serta (b) konflik eksternal atau konflik sosial. 3. Komplikasi Pada tahap ini konflik semakin banyak dan saling terkait sehingga terjadilah kerumitan. 4. Klimaks Klimaks merupakan titik puncak cerita dalam lakon drama. Penyebab timbulnya klimakskarena adanya peningkatan konflik yang semakin lama semakin memuncak takterkendali.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
61
5. Resolusi Tahap ini ditandai dengan mulai meredanya konflik. Para tokoh sudah mulai dapat menemukan penyelesaian bagi pertikaian mereka sebelumnya. 6. Denoument Tahap ini berisi keputusan yang diambil para tokoh untuk mengakhiri pertikaianyang
sekaligus mengakhiri lakon drama. Denoument dapat
berupa pengakhiran yang baik (happy ending), pengakhiran yang buruk (sad ending), atau pun pengakhiran lakon diserahkan pada penafsiran pembaca sehingga bersifat terbuka (open ending). LK-03 Drama berdasarkan pementasannya terdiri atas: (1) drama atau teater, (2) drama mini kata, (3) drama radio, (4) drama bersajak, (5) pantomim, (6) opera atau operet, (7) sendratari, (8) tablo atau tableau, dan (9) lawak. LK-04 Isi drama berdasarkan sifatnya terdiri dari drama tragedi, komedi, tragikomedi, melodrama, dan farce. LK-05 Isi drama berdasarkan jenis terdiri atas: drama historis, drama didaktis, drama ide, dan drama problema. LK-06 Bentuk drama berdasarkan sajian isinya adalah: 1. Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram, yang terlibat dalam situasi gawatkarena sesuatu yang tidak menguntungkan. 2. Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan di dalamnya dapat bersifatmenyindir, dan yang berakhir dengan bahagia. 3. Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur duka cita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.
62
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
LK-07 Dalam bermain drama ada dua tim diantaranya adalah tim pementasan. Dalam mensukseskan pementasan, ada beberapa tim yang terlibat yaitu: sutradara, penulis naskah, penata panggung, penata cahaya, penata busana, penata suara, dan aktor. LK-08 Ada beberapa teknik dalam bermain drama yaitu: 1. Teknik muncul 2. Teknik memberi isi 3. Teknik pengembangan. 4. Teknik timing 5. Teknik penonjolan. LK-09 Beberapa dasar-dasar pementasan yang perlu dikuasai dengan baik supaya menarik adalah: 1. Penguasaan vokal 2. Penguasaan mimik-intonasi dasar 3. Penguasaan kelenturan tubuh 4. Penguasaan pemahaman watak peran LK-10 Ketika berlatih berdialog ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan, antara lain: 1. Dialog harus diucapkan secara jelas 2. Wajar
dan
menarik;
dialog
tidak
boleh
dibuat-buat
sehingga
menimbulkan kesan tidak wajar. 3. Mendukung nilai gerak.
LK-11 Pementasan drama didukung oleh beberapa unsur yang saling berkaitan, antara lain: 1. Naskah Menentukan naskah yang akan dipilih untuk dipentaskan, bukanlah hal yang mudah. 2. Sutradara 3. Pemain
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
63
4. Pekerja panggung 5. Pentas/arena LK-12 Latihan dasar yang dapat dilatihkan sebelum melakukan pementasan, diantaranya: latihan pernapasan, olah vokal, olah tubuh, dan olah sukma.
LK-13 Latihan vokal tidak hanya dengan cara membaca naskah drama tetapi dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: 1. bernyanyi solo, duet, maupun koor 2. membaca puisi secara perseorangan atau berkelompok (khorus) 3. berpidato secara impromtu.
64
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
PENUTUP
Dengan tuntasnya mempelajari materi dalam modul PKB guru Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi H ini, Anda diharapkan tidak lagi menjadi penghambat di dalam pengembangan pembelajaran efektif di kelas. Apalagi materi tersebut tidak bisa dihindari. Guru sepatutnya mendapatkan pemahaman terhadap kompetensi pedagogik dan profesional dengan komposisi yang ideal merupakan sesuatu yang sangat penting dan tidak bisa dilewatkan pada setiap pertemuan. Materi yang dipaparkan dalam kegiatan pembelajaran ini diharapkan dapat baik, bisa menambah wawasan bagi Anda yang tentu saja hal itu bisa berimplikasi pada pembelajaran efektif di dalam kelas. Oleh karena masih bersifat umum, paparan tentang pendekatan, metode/strategi, dan teknik-tekniknya bisa dikembangkan lagi sesuai dengan KD yang akan Anda sampaikan kepada para siswa.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
65
66
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, John W. 2012.
Educational Research: Planning, Conducting, and
Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Pearson. Crocker, L. And Algina, J. 1986. Introduction to Classical and Modern Test Theory. New York. Holt, Rinehart and Winston, Inc. Departemen Pendidikan Nasional. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi. Mata Pelejaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. E. Owens, Robert. Jr. (2012). Language Development An Introduction. New Jersey : Pearson Education,Inc. Fromkin Victoria dan Robert Rodman. 1993. An Introduction to Language. Florida: Harcourt Brace Jovanovich Collage. Hendy, Zaidan. 1988. Pelajaran Sastra. Jakarta: Gramedia. Hidayat, Kosasi.1994. Evaluasi Pendidikan dan Penerapan dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Alfabeta. Hill, Mc. Graw. (2012). Learning to Teach. New York : Mc. Graw Hill Companies, Inc. Husen, Akhlan, dkk. 1997. Telaah Buku Kurikulum dan Buku Teks. Jakarta: Depdiknas. http://organisasi.org/arti-definisi-pengertian-drama-dan-jenis-macam-dramapelajaran-bahasa-indonesia http://blog-indonesia.com/blog-archive-6802-5.html http://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/memahami-9-tipe-kecerdasanjamak.pada tanggal 22 Juni 2012 Jansen, Eric. 2008. Brain-Based Learning, Pembelajaran Berbasis Kemampuan Otak. Yogyakarta: Pustaka Pelaj
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
67
Junaedi, Moha. 1982. Apresiasi Sastra II. Ujung Pandang: FPBS IKIP Press. Kosasih, E. 2004. Kompetensi Ketatabahasaan dan Kesusastraan, Cermat Berbahasa Indonesia. Bandung: Yrama Widya. Lado, Robert. Language Teaching. Amerika: MC Grow Hill. 1964 Melani Budianta, dkk. Membaca Sastra. (Magelang : Indonesia Tera, 2006) hal : 188 Mien, Rukmieni.2000. Apresiasi Drama Secara Produktif. Jakarta: Depdikbud. Nasution, S.. 1988. Asas-asas Kurikulum. Bandung: Jemmars. Purwanto, Ngalim.(1990). Psikologi Pendidikan.Bandung: CV Remaja Karya P. Suparman Natawidjaja, 1982. “Apresiasi sastra dan budaya” . Rosidi Ajip. Kapankah Kesusteraan Indonesia Lahir?. Jakarta: Gunung Agung. 1983 Rusyana, Y. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: Dipenogoro. Ramelan, Kastoyo. 1980. Seni Drama. Jakarta: Tiga Serangkai Santrock, J.W. (2002). Life Span Development, Perkembangan Masa Hidup (Terjemahan). Jakarta: Erlangga Stenhouse, L. .1975 An Introduction to Curriculum Research and Development. London: Heinemann. Tjokroatmodjo dkk. 1985. Pendidikan Seni Drama Suatu Pengantar. Surabaya: Usaha Nasional Widjoko dan Endang Hidayat Teori dan Sejarah Sastra Indonesia. Bandung: UPI PRESS. 2007.
68
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
GLOSARIUM afektif
: berkenaan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat, penerimaan atau penolakan terhadap sustu objek
amanat
: suatu ajaran moral yang ingin disampaikan pengarang
drama heroik
: jenis tragedi berlebihan dalam model Inggris
drama tragedi
: sebuah permainan dengan akhir yang menyedihkan
drama
: bentuk karya sastra yang berusaha mengungkapkan perihal kehidupan manusia melalui gerak percakapan di atas panggung ataupun suatu karangan yang disusun dalam bentuk percakapan dan dapat yang dipentaskan
efek
: dampak atau pengaruh
ekspresi
: mengungkapan atau proses menyatakan (yaitu memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, perasaan, dsb)
ekspresif
: mengungkapkan (gagasan, maksud, perasaan) dengan baik dan gerak anggota badan sesuai.vokasional : Berkaitan dengan kejuruan atau bidang tertentu
implisit
: termasuk (terkandung) di dalamnya (meskipun tidak dinyatakan secara jelas atau terang-terangan); tersimpul di dalamnya; terkandung halus; tersirat
karakter
: ciri, sifat diri, akhlak atau budi pekerti, kepribadian dari seseorang yang dalam hal ini adalah peserta didik
komedi
: adalah untuk menghibur
kondisi eksternal
: rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
kondisi internal
: keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu
konvensi
: Kesepakatan
melodrama
: hubungan yang rendah dari sebuah tragedi
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Profesional H
69
pembelajaran adalah: proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. pendidik
tenaga: kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
pendidikan
usaha:
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
penokohan
: permasalahan bagaimana cara menampilkan tokoh
point of view
: adalah cara dan atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca
produktif
: bersifat menghasilkan produk dalam hal keterampilan berbahasa, contohnya keteampilan berbicara dan menulis
rangkuman
: bentuk tulisan singkat yang disusun dengan alur dan sudut pandang yang bebas, tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan secara proporsional. Disebut juga Ikhtisar
refleksi
: sebagai jawaban suatu hal atau kegiatan yang datang dari l
reseptif
: Keterampilan berbahasa yang bersifat menerima, contohnya keterampilan menyimak dan membaca
ringkasan
: Bentuk tulisan singkat yang disusun dengan alur dan sudut pandang yang sama seperti karangan aslinya
70
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
KOMPETENSI PEDAGOGIK Penilaian Pembelajaran Bahasa Indonesia
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2016
Penulis: 1. Dra. Farida Ariani, M.Pd.,
Hp 08180694408 e-mail:
[email protected]
2. Rina Sugiartinengsih, M.Pd.,
Hp. 085921174792 e-mail:
[email protected]
3. Marlinah, M.Pd.,
Hp. 0813803226324 e-mail:
[email protected]
Penelaah: 1. Dr. Sam Muchtar Chaniago,
M.Pd.
Hp 0818803442 e-mail:
[email protected]
2. Dr. Yeti Mulyati, M.Pd.
Hp. 087821486596 e-mail:
[email protected]
3. Drs. Krisanjaya, M.Hum.
Hp. 0818157653 e-mail:
[email protected]
Copyright © 2016 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................1 PENDAHULUAN..........................................................................................1 A.
Latar Belakang.....................................................................................1
B.
Tujuan .................................................................................................2
C.
Peta Kompetensi .................................................................................3
D.
Ruang Lingkup ....................................................................................3
E.
Cara Penggunaan Modul.....................................................................4
KEGIATAN PEMBELAJARAN.....................................................................5 A.
TUJUAN ..............................................................................................5
B.
Indikator Pencapaian Kompetensi ......................................................5
C.
Uraian Materi .......................................................................................7
D.
Aktivitas Pembelajaran ......................................................................62
E.
Latihan/ Kasus/ Tugas ......................................................................63
F.
Rangkuman .......................................................................................65
G.
Umpan Balik ......................................................................................66
H.
Pembahasan .....................................................................................66
PENUTUP .................................................................................................73 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................75 GLOSARIUM ............................................................................................77
i
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah
penilaian
atau
dalam
bahasa
Inggris
dikenal
evaluation
atau assessment, bukan merupakan istilah baru bagi insan yang bergerak pada lapangan pendidikan dan pengajaran. Pada akhir suatu program pendidikan dan pengajaran, pada umumnya diadakan asesmen atau penilaian. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Tujuan asesmen adalah untuk mengetahui apakah program pendidikan, pengajaran tersebut telah dikuasai oleh peserta didik atau belum. Penilaian/Asesmen pencapaian kompetensi dasar peserta didik, dilakukan berdasarkan indikator dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri. Hakikat pola penilaian yang dikembangkan dalam Kurikulum lebih diarahkan pada pengukuran yang seimbang pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor serta menggunakan prinsip berkesinambungan dan otentik guna memperoleh gambaran (profiles) keutuhan prestasi dan kemajuan belajar siswa. Sumarna Surapranata, Muhammad Hatta (2004) menyatakan dewasa ini, di beberapa negara termasuk Indonesia, penggunaan tes sebagai salah satu alat penilaian sedikit demi sedikit bergeser kepenggunaan asesmen bentuk lain (alternative assesment). Salah satu sebab sebagian guru kurang memahami asesmen secara mendalam. Kebanyakan guru tidak memiliki latar belakang pendidikan formal secara khusus dalam penilaian pendidikan. Proses penilaian yang biasa dilakukan guru selama ini hanya mampu menggambarkan aspek penguasaan konsep peserta didik. Untuk itu perlu diupayakan suatu teknik penilaian yang mampu mengungkap aspek produk maupun proses, salah satunya dengan menerapkan penilaian otentik.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
1
Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Gronlund (dalam Bistok Sirait, 1985 : 153) bahwa sekalipun penilaian terhadap kinerja siswa itu amat penting, namun berdasarkan hasil observasi di lapangan para guru merasa kesulitan dalam melaksanakan penilaian otentik karena belum memahami prosedur penggunaannya. Agar hasil belajar dapat diungkap secara menyeluruh, selain digunakan alat ukur tes obyektif dan subyektif perlu dilengkapi dengan alat ukur yang dapat mengetahui kemampuan siswa dari aspek kerja ilmiah (keterampilan dan sikap ilmiah) dan seberapa baik siswa dapat menerapkan informasi pengetahuan yang diperolehnya. Alat penilaian yang diasumsikan dapat memenuhi hal tersebut antara lain dengan penilaian otentik yang meliputi jenis
Penilaian
Kinerja
(Performance
Assess-ment),
Penilaian
Karya (Product Assessment), Penilaian Penugasan, Penilaian Proyek, dan Penilaian Portofolio. Asesmen otentik adalah praktik asesmen yang secara langsung dan bermakna dalam arti apa yang diakses merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam kehidupan nyata siswa. Dengan menerapkan penilaian otentik terhadap siswa, dapat dikumpulkan bukti-bukti kemajuan siswa secara faktual yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Selain itu penilaian dengan cara ini dirasakan lebih adil dan bijak bagi siswa serta dapat meningkatkan motivasi siswa untuk terlibat secara aktif dlam proses pembelajaran. (Asmawi, Z. Dan Nasution, N. 1994)
B. Tujuan Tujuan penyusunan modul PKB Kelompok Kompetensi H ini agar
Anda
dapat: 1. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar 2. Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
2
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
C. Peta Kompetensi Kompetensi yang akan dicapai atau ditingkatkan melalui modul ini mengacu pada kompetensi Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 sebagai berikut. KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI GURU MAPEL
(KI)
(KG)
Menyelenggarakan
8.1 Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi
penilaian dan evaluasi
proses
proses dan hasil
karakteristik mata pelajaran yang diampu
belajar.
dan
hasil
belajar
sesuai
dengan
8.2 Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu. 8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 8.4 Mengembangkan
instrumen
penilaian
dan
evaluasi proses dan hasil belajar. 8.5 Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar
secara
berkesinambungan
dengan
menggunakan berbagai instrumen. 8.6 Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan. 8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
D. Ruang Lingkup Ruang lingkup modul ini terdiri atas dua kegiatan pembelajaran yaitu menentukan
pencapaian
kompetensi
dan
menyusun
instrumen
pengetahuan. Kegiatan pembelajaran mencakup: tujuan, kompetensi dan indikator pencapaian kompetensi, uraian materi, aktivitas pembelajaran, latihan /tugas/kasus, rangkuman, umpan balik dan tindak lanjut, pembahasan latihan/tugas/kasus
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
3
Sebagai acuan penilaian
disajikan bahan evaluasi berupa soal pilihan
ganda. Bagian akhir modul ini terdapat penutup, daftar pustaka, dan glosarium
E. Cara Penggunaan Modul Modul Diklat PKB Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi H dapat digunakan dengan cara sebagai berikut. 1. Gunakan modul ini dengan sistematis
dimulai dari pengantar,
pendahuluan, kegiatan-kegiatan hingga glosarium. 2. Bacalah pendahuluan modul ini.
Cermatilah setiap
tujuan,
peta
kompetensi, dan ruang lingkupnya. 3. Ikuti
langkah-langkah
aktivitas
pembelajaran
dan
model/teknik
pembelajaran yang digunakan pada setiap kegiatan pembelajaran dalam modul ini. 4. Pada setiap kegiatan pembelajaran modul mencakup: tujuan,kompetensi dan
indikator
pencapaian
kompetensi,
uraian
materi,
aktivitas
pembelajaran,latihan /tugas/kasus, rangkuman, umpan balik dan tindak lanjut, pembahasan latihan/ tugas /kasus 5. Gunakan LK-LK yang telah disediakan untuk menyelesaikan setiap tugas/latihan/studi kasus yang ditagihkan. Melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang dilakukan, Anda diharapkan dapat menghasilkan produk seperti berikut ini. a. Portofolio hasil belajar. b. Rencana tindak lanjut untuk pelaksanaan PKB Guru. c. Evaluasi akhir setiap modul.
4
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
KEGIATAN PEMBELAJARAN PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA
A. Tujuan Setelah mempelajari modul ini, Anda dapat menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses serta hasil belajar dengan baik.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi KOMPETENSI
KOMPETENSI GURU
INTI
MAPEL
(KI)
(KG)
Menyelengg
8.1.Memahami prinsip-
arakan
prinsip penilaian dan
penilaian
evaluasi proses dan
dan evaluasi
hasil belajar sesuai
proses dan
dengan karakteristik
hasil belajar.
mata pelajaran yang diampu
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
8.1.1 Menjelaskan pengertian penilaian, pengukuran, tes, dan evaluasi 8.1.2 Membedakan penilaian, pengukuran, evaluasi, dan tes 8.1.3 Menjelaskan tujuan, fungsi, dan prinsip penilaian dalam proses pembelajaran 8.1.4 Menjelaskan jenis dan bentuk penilaian 8.1.5 Menjelaskan Pendekatan penilaian
8.2 Menentukan aspekaspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai
8.2.1 Menjelaskan aspek-aspek penilaian proses dan hasil belajar 8.2.2 Mengidentifikasi aspek penilaian sikap
dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata
8.2.3 Mengidentifikasi aspek penilaian pengetahuan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
5
KOMPETENSI
KOMPETENSI GURU
INTI
MAPEL
(KI)
(KG) pelajaran yang diampu. 8.3 Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
8.2.4 Mengidentifikasi aspek penilaian keterampilan 8.3.1 Menjelaskan prosedur penilaian sikap 8.3.2 Menjelaskan prosedur penilian pengetahuan 8.3.3 Menjelaskan prosedur penilaian keterampilan
8.4 Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses
8.4.1 Menjelaskan cara penyusunan kisikisi 8.4.2 Menyusun instrumen sikap
dan hasil belajar. 8.4.3 Menyusun instrumen pengetahuan 8.4.4 Menyusun instrumen keterampilan 8.4.5 Menganalisis instrumen penilaian secara kualitatif 8.4.6 Menganalisis instrumen penilaian secara kuantitatif 8.5 Mengadministrasikan 8.5.1 Menjelaskan cara penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan
pengadministrasian penilaian sikap 8.5.2 Menjelaskan cara pengadministrasian penilaian pengetahuan
menggunakan berbagai instrumen.
8.5.3 Menjelaskan cara pengadministrasian penilaian keterampilan
8.6 Menganalisis hasil
6
8.6.1 Menganalisis hasil penilaian sikap
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
KOMPETENSI
KOMPETENSI GURU
INTI
MAPEL
(KI)
(KG) penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan.
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
8.6.2 Menganalisis hasil penilaian pengetahuan 8.6.3 Menganalisis hasil penilaian keterampilan
8.7 Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.7.1 Menentukan pencapaian kompetensi 8.7.2 Menyusun laporan hasil penilaian
C. Uraian Materi 1. Pengertian Penilaian, Pengukuran, Tes, dan Evaluasi Evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek (Stufflebeam dan Shinkfield, 1985 dalam Depdiknas, 2004:11). Pada saat melakukan evaluasi di dalamnya ada kegiatan untuk menentukan nilai suatu program, sehingga ada unsur keputusan tentang nilai suatu program (value
judgement). Dalam
melakukan keputusan, diperlukan data hasil pengukuran dan informasi hasil penilaian selama dan setelah kegiatan belajar mengajar. Objek evaluasi adalah program yang hasilnya memiliki banyak dimensi, seperti kemampuan, kreativitas, sikap, minat, keterampilan, dan sebagainya. Oleh karena itu, dalam kegiatan evaluasi alat ukur yang digunakan juga bervariasi bergantung pada jenis data yang ingin diperoleh. Berdasarkan uraian tersebut, terdapat istilah pengukuran dan penilaian. Sebagai bagian dari evaluasi kedua istilah tersebut akan dibahas lebih lanjut agar tidak terjadi kesalahpahaman konsep. Pengukuran (measurement) adalah proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu (Guilford, 1982 dalam Depdiknas, 2004:9). Safari (1997:3) mengartikan pengukuran sebagai suatu kegiatan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
7
untuk mendapatkan informasi/data secara kuantitatif. Secara tersirat kedua definisi tersebut menandakan pengukuran merupakan proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik sejauhmana peserta didik telah mencapai suatu tingkatan. Pengukuran
dapat
menggunakan
tes
dan
nontes.
Tes
adalah
seperangkat pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah. Tes dalam pembelajaran bahasa dikenal dengan tes bahasa yang sasaran pokoknya adalah tingkat kompetensi berbahasa peserta didik. Nontes seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang instrumennya berbentuk kuesioner atau inventori. Penilaian (assessment) merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu (Griffin dan Nix, 1991 dalam Depdiknas, 2004:10). Pada saat ini sejalan dengan pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berbasis kompetensi terdapat
istilah penilaian kelas yang merupakan
salah satu pilarnya. Penilaian kelas merupakan suatu kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik yang mengikuti proses pembelajaran.
2. Tujuan, Fungsi, dan Prinsip Penilaian a. Tujuan Penilaian 1). Mengetahui
tingkat
penguasaan
kompetensi
dalam
sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok
peserta
didik
untuk
ditingkatkan
dalam
pembelajaran remedial dan program pengayaan. 2)
Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semester, satu semester, satu tahun, dan masa studi satuan pendidikan.
3)
Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.
4)
Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.
8
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
b. Fungsi Penilaian 1)
Menggambarkan
sejauh
mana
seorang
peserta
didik
telah
menguasai suatu kompetensi. 2)
Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami kemampuan dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan).
3)
Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
4)
Sebagai kontrol bagi pendidik dan satuan pendidikan tentang kemajuan perkembangan peserta didik.
c. Prinsip Penilaian Prinsip umum dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik sebagai berikut. 1)
Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
2)
Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3)
Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4)
Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5)
Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan
dapat
diketahui
oleh
pihak
yang
berkepentingan. 6)
Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dan dengan menggunakan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
9
berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik. 7)
Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8)
Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
9)
Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik dalam belajar.
Prinsip khusus dalam Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik sebagai berikut. 1)
Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum.
2)
Bersifat lintas muatan atau mata pelajaran.
3)
Berkaitan dengan kemampuan peserta didik.
4)
Berbasis kinerja peserta didik.
5)
Memotivasi belajar peserta didik.
6)
Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik.
7)
Memberi
kebebasan
peserta
didik
untuk
mengkonstruksi
responnya. 8)
Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
9)
Mengembangkan kemampuan berpikir divergen.
10)
Menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran.
11)
Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus.
12)
Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata.
13)
Terkait dengan dunia kerja.
14)
Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata.
15)
Menggunakan berbagai cara dan instrumen.
3. Teknik dan Bentuk Penilaian 1)
Teknik dan Bentuk Penilaian Sikap a)
Teknik Observasi Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan
dengan
menggunakan
indera.
Bentuk
instrumen yang digunakan untuk observasi adalah pedoman
10
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
observasi yang berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Pernyataan memuat sikap atau perilaku yang positif atau negatif sesuai dengan indikator penjabaran sikap dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar. Rentang skala hasil pengamatan antara lain berupa pernyataan: (1) selalu, sering, kadang-kadang, dan tidak pernah; (2) sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik. Pedoman observasi dilengkapi juga dengan rubrik dan petunjuk penskoran. Rubrik memuat petunjuk/uraian dalam penilaian skala atau daftar cek. Sedangkan petunjuk penskoran memuat cara memberikan skor dan mengolah skor menjadi nilai akhir. Sikap dan perilaku keseharian peserta didik direkam melalui pengamatan dengan menggunakan format yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati, baik yang terkait dengan mata pelajaran maupun secara umum. Pengamatan terhadap sikap dan perilaku yang terkait dengan mata pelajaran dilakukan oleh guru yang bersangkutan selama proses pembelajaran berlangsung, seperti: ketekunan belajar, percaya diri, rasa ingin tahu, kerajinan, kerjasama, kejujuran, disiplin, peduli lingkungan, dan selama peserta didik berada di sekolah selama
perilakunya
dapat
atau bahkan di luar sekolah
diamati
guru.
Contoh:
Format
pengamatan sikap dalam laboratorium IPA. No
Nama
Aspek yang dinilai bekerja sama
rasa ingin tahu
disiplin
Keterangan peduli lingkungan
Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
11
Format
tersebut dapat digunakan pada mata
pelajaran lain dengan
menyesuaikan aspek perilaku yang ingin diamati. b) Penilaian Diri Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan(reinforcement) terhadap kemajuan proses belajar peserta didik. Penilaian diri berperan penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke
peserta didik yang didasarkan pada konsep belajar mandiri
(autonomous learning). Untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu tinggi dan subyektif,
penilaian diri dilakukan
berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. a) Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri. b) Menentukan kompetensi yang akan dinilai. c) Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan. d) Merumuskan format penilaian. (dapat berupa daftar tanda cek, atau skala penilaian). Penilaian diri dilakukan dengan cara meminta peserta didik untuk menilai pencapaian kompetensi dirinya sendiri. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri menggunakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Skala penilaian dapat disusun dalam bentuk skala Likert atau skala semantic
differential.
Skala
Likert
adalah
skala
yang
dapat
dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau fenomena, sedangkan skala semantic differential adalah skala untuk mengukur sikap, bentuknya bukan pilihan ganda maupun check list, melainkan tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban sangat positifnya terletak pada bagian kanan garis dan jawaban sangat negatif terletak pada bagian kiri garis atau sebaliknya. Kriteria penyusunan lembar penilaian diri sebagai berikut: (1) 12
Berupa pertanyaan tentang pendapat, tanggapan, dan sikap.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
(2) Menggunakan kata-kata yang sederhana dan
mudah dimengerti
oleh responden. (3) Pertanyaan diusahakanjelas dan khusus. (4) Harus dihindarkan pertanyaan yang memiliki lebih dari satu pengertian (5) Harus dihindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti. (6) Harus membuat pertanyaan yang berlaku bagi semua responden.
Contoh: Format penilaian diri: Nama
: ----------------------------
Namaanggota kelompok : ---------------------------Kegiatan kelompok
: ----------------------------
Isilah pernyataan berikut dengan jujur. Untuk nomor 1 sampai dengan 6, isilah dengan angka 4 —1 di depan setiap pernyataan:
4 : selalu 3 : sering 2 : kadang-kadang 1 : tidak pernah 1Selama diskusi saya mengusulkan ide kepada kelompok untuk didiskusikan 2Ketika kami berdiskusi, tiap orang diberi kesempatan mengusulkan sesuatu 3Semua anggota kelompok kami melakukan sesuatu selama kegiatan 4Tiap orang sibuk dengan yang dilakukannya dalam kelompok saya 5
Selama kerja kelompok, saya….
---- mendengarkan orang lain ---- mengajukan pertanyaan ---- mengorganisasi ide-ide saya ---- mengorganisasi kelompok
---- mengacaukan kegiatan ---- melamun 6. Apa yang kamu lakukan selama kegiatan? ---------------------------------------------------------------------
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
13
Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga dapat digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek keterampilan dan pengetahuan. c) Penilaian Teman Sebaya Penilaian
teman sebaya
atau antarpeserta didik merupakan teknik
penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan antarpeserta didik. Penilaian teman sebaya dilakukan oleh peserta didik terhadap 3 (tiga) teman sekelas atau sebaliknya.
Format yang digunakan untuk
penilaian sejawat dapat menggunakan format seperti contoh pada penilaian diri. No
Pernyataan 1
1 2 3
4. 5.
6 7 8 9 10
Skala 2 3
Teman saya berkata benar, apa adanya kepada orang lain Teman saya mengerjakan sendiri tugas-tugas sekolah Teman saya menaati peraturan (tata tertib ) yang diterapkan Teman saya memperhatikan kebersihan diri sendiri Teman saya menjaga kebersihan Teman saya mengembalikan alat kebersihan, pertukangan, olah raga, laboratorium yang sudah selesai dipakai ke tempat penyimpanan semula Teman saya terbiasa menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan petunjuk guru Teman saya menyelesaikan tugas tepat waktu apabila diberikan tugas oleh guru Teman saya berusaha bertutur kata yang sopan kepada orang lain Teman saya berusaha bersikap ramah terhadap orang lain Teman saya menolong orang lain yang mengalami kesulitan
Keterangan : 4 = Selalu 3 = Sering 2 = Jarang 1 = Sangat jarang
14
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
4
a) Jurnal Penilaian jurnal (anecdotal record) Jurnal merupakan kumpulan rekaman catatan guru dan atau tenaga kependidikan di lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku positif atau negatif, selama dan di luar proses pembelajaran mata pelajaran. Kelebihan yang ada pada jurnal adalah peristiwa/kejadian dicatat dengan segera. Dengan demikian jurnal bersifat asli dan objektif
serta dapat
digunakan untuk memahami peserta didik dengan lebih tepat. Terkait dengan pencatatan jurnal, guru perlu mengenal dan memerhatikan perilaku peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Aspek-aspek pengamatan ditentukan terlebih dahulu oleh guru sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diajarkan. Aspek-aspek pengamatan yang sudah ditentukan tersebut kemudian dikomunikasikan terlebih dahulu dengan peserta didik di awal semester. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah catatan atas pengamatan guru harus objektif, yang dicatat hanyalah kejadian/peristiwa yang berkaitan dengan kompetensi. Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda). Contoh Format Penilaian Jurnal: JURNAL Nama
: ………………………………..
Kelas
: ………………………………….
No
Hari,tanggal
Kejadian
Keterangan
b) Teknik dan Bentuk Penilaian Pengetahuan Teknik penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan dengan tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Tiap-tiap teknik tersebut dilakukan melalui instrumen
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
15
tertentu yang relevan. Teknik dan bentuk instrumen penilaian kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut. Teknik Penilaian Tes tulis
Bentuk Penilaian
Catatan
Pilihan
ganda,
isian,
jawaban
singkat,
benar-
Instrumen
uraian dilengkapi
dengan pedoman penskoran
salah, menjodohkan, dan uraian. Tes lisan
Daftar pertanyaan
Penugasan
Pekerjaan rumah dan/atau
Tugas yang diberikan sebatas
tugas
pada
yang
secara
dikerjakan
individu
atau
kelompok sesuai dengan
tuntutan
kompetensi
pengetahuan bukan portofolio keterampilan
karakteristik tugas.
c) Teknik dan Bentuk Penilaian Keterampilan a) Tes Praktik Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan
suatu
aktivitas
atau
perilaku
sesuai
dengan
tuntutan
kompetensi. Tes praktik dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti praktik salat, praktik di laboratorium, bermain peran, menggambar alam benda, praktik olahraga, membuat karya kerajinan, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca puisi/deklamasi. Untuk dapat memenuhi kualitas perencanaan dan pelaksanaan tes praktik, berikut ini adalah petunjuk teknis dan acuan dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian melalui tes praktik. (1) Perencanaan Tes Praktik Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan dalam merencanakan tes praktik. (a) Menentukan kompetensi dasar yang cocok untuk dinilai melalui tes praktik
16
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
(b) Menyusun indikator pencapaian kompetensi (c) Menguraikan kriteria yang menunjukkan capaian indikator hasil pencapaian kompetensi dasar (KD) (d) Menyusun kriteria ke dalam rubrik penilaian (e) Menyusun tugas sesuai dengan rubrik penilaian (f)
Mengujicobakan tugas jika terkait dengan kegiatan praktikum atau penggunaan alat
(g) Memperbaiki tugas berdasarkan hasil uji coba, jika dilakukan uji coba (h) Menyusun kriteria/batas kelulusan/batas standar minimal capaian kompetensi peserta didik (2) Pelaksanaan Tes Praktik/Unjuk kerja Berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan dalam melaksanakan tes praktik. (1) Menyampaikan rubrik sebelum pelaksanaan penilaian kepada peserta didik (2) Memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang kriteria penilaian (3) Menyampaikan tugas kepada peserta didik (4) Memeriksa ketersediaan alat dan bahan yang digunakan untuk tes praktik (5) Melaksanakan penilaian selama rentang waktu yang direncanakan (6) Menilai kinerja peserta didik berdasarkan rubrik penilaian (7) Mengolah hasil penilaian (8) Mendokumentasikan hasil penilaian
b) Projek Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis dan lisan dalam waktu tertentu. Penilaian projek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode atau waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan,
pengorganisasian,
pengolahan
dan
penyajian
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
data.
17
Penilaian projek
dapat
digunakan untuk mengetahui
pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, penyelidikan dan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran dan indikator/topik tertentu secara jelas. Pada
penilaian
projek,
setidaknya
ada
3
(tiga)
hal
yang
perlu
dipertimbangkan: (a) kemampuan pengelolaan: kemampuan peserta didik dalam memilih indikator/topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan, (b) relevansi, kesesuaian dengan mata pelajaran dan indikator/topik, dengan mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam pembelajaran, dan (c) keaslian: projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karya sendiri/kelompok, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap projek peserta didik. a)
Produk Penilaian
produk
meliputi penilaian
membuat produk-produk, (contoh: tempe, kue,
teknologi,
kemampuan peserta didik dan seni, seperti: makanan
asinan, baso, dan
nata de coco), pakaian,
sarana kebersihan (contoh: sabun, pasta gigi, cairan pembersih dan sapu), alat-alat teknologi (contoh: adaptor ac/dc dan bel listrik), hasil karya seni (contoh: patung, lukisan dan gambar), dan barang-barang terbuat dari kain, kayu, keramik, plastik, atau logam. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu: a) Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain produk. b)
Tahap
pembuatan
produk
(proses),
meliputi:
penilaian
kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik. c) Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan, misalnya berdasarkan, tampilan, fungsi dan estetika.
18
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Penilaian produk biasanya menggunakan cara analitik atau holistik a)
Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan (tahap: persiapan, pembuatan produk, penilaian produk).
b)
Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan hanya pada tahap penilaian produk.
c)
Penilaian portofolio Penilaian portofolio adalah dilakukan dengan cara menilai kumpulan sampel karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/ atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu (misalnya satu semester) untuk mengetahui perkembangan dan pencapaian kompetensi peserta didik. Sampel karya peserta didik yang
dimaksud
adalah
karya-karya
yang
digunakan
untuk
mengukur pencapaian kompetensi keterampilan peserta didik, bukan tugas-tugas yang dipakai untuk mengukur pencapaian kompetensi
pengetahuan.
Instrumen
penilaian
kompetensi
keterampilan berbentuk daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi dengan rubrik. a)
Daftar Cek (Check List) Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (sempurna-tidak sempurna ). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai jika kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan teknik penilaian ini yaitu penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, sempurna-tidak sempurna, dan baiktidak baik. Dengan demikian, tidak terdapat nilai tengah, tetapi daftar cek lebih praktis digunakan untuk mengamati subjek dalam jumlah besar.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
19
b)
Skala Penilaian (Rating Scale) Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberikan nilai berbentuk skala yang menunjukkan tingkat penguasaan kompetensi tertentu. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak sempurna, 2 = cukup sempurna, 3 = sempurna dan 4 = sangat sempurna. Untuk memperkecil faktor subjektivitas dan agar hasil penilaian lebih akurat, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang.
4. Pendekatan Penilaian Secara umum ada dua metode/acuan yang digunakan untuk melihat hasil belajar siswa yaitu penilaian acuan norma dan penilaian acuan patokan. Apabila
kita
melakukan
pengukuran
atau
penilaian
berarti
kita
membandingkan. Dalam penilaian pendidikan ada dua pendekatan yang digunakan sebagai pembanding, yaitu penilaian acuan norma atau PAN (norm referenced evaluation) dan penilaian acuan patokan atau PAP (criterion refrenced evaluation). a. Penilaian Acuan Patokan Penilaian acuan patokan (Criterion Referenced Evaluation) yang dikenal pula dengan sebutan standar mutlak, berusaha menafsirkan hasil tes yang diperoleh siswa dengan membadingkannya dengan patokan yang telah ditetapkan, sebelum hasil tes itu sendiri diperolehbahkan sebelum kegiatan pengajaran dilakukan, patokan yang akan dipergunakan untuk menentukan batas kelulusan itu telah ditetapkan. b. Penilaian Acuan Norma Penilaian acuah norma/relatif disebut pula norma aktual atau nonna empiris. Norma relatif adalah suatu norma yang disusun secara relatif berdasarkan distribusi skor yang dicapai oleh para pengikut dalarn suatu tes. Dengan demikian maka skor standar yang dicapai oleh seseorang yang didasarkan atas norrna relatif ini (PAN) mencerminkan status individu di dalam kelompok.
20
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
5. Aspek Penilaian a. Aspek Penilaian Sikap Sikap bermula dari perasaan yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga menjadi perilaku atau tindakan yang diinginkan. Kompetensi sikap yang dimaksud dalam panduan ini adalah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku. Penilaian
kompetensi
sikap
dalam
pembelajaran
merupakan
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk mengukur sikap peserta didik sebagai hasil dari suatu program pembelajaran. Penilaian sikap juga merupakan aplikasi suatu standar atau sistem pengambilan keputusan terhadap sikap. Contoh aspek penilaian sikap pada mata pelajaran bahasa Indonesia. No.
Jenis
Aspek
1.
Spiritual
Menghargai anugerah Tuhan Mensyukuri anugerah Tuhan
2.
• Jujur
Sosial
• Percaya diri • Santun • Tanggung jawab • Peduli • Kreatif • Cinta tanah air • Semangat kebangsaan • Demokratis • Semangat ilmiah
b. Aspek Penilaian Pengetahuan Penilaian
pencapaian
kompetensi
pengetahuan
peserta
didik
merupakan penilain potensi intelektual yang terdiri dari tingkatan mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Penilaian
terhadap
pengetahuan peserta
didik
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
dapat
21
dilakukan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Penilaian pengetahuan
mencakup
pengetahuan
faktual,
konseptual,
dan
prosedural. Pengetahuan
faktual
meliputi
aspek-aspek
pengetahuan
istilah,
pengetahuan khusus dan elemen-elemennya berkenaan dengan pengetahuan
tentang
peristiwa,
lokasi,
orang,
tanggal,
sumber
informasi, dan sebagainya. Sebagai contoh pengetahuan faktual di antaranya adalah pengetahuan tentang kalimat, paragraf, dan teks. Pengetahuan konseptual memuat ide (gagasan) dalam suatu disiplin ilmu yang memungkinkan orang untuk mengklasifikasikan sesuatu objek itu contoh atau bukan contoh, juga mengelompokkan (mengategorikan) berbagai objek. Pengetahuan konseptual meliputi prinsip (kaidah), hukum, teorema, atau rumus yang saling berkaitan dan terstruktur dengan baik. Pengetahuan konseptual meliputi pengetahuan klasifikasi dan kategori, pengetahuan dasar dan umum, pengetahuan teori, model, dan
struktur.
Contoh
pengetahuan
konseptual
di
antaranya
pengetahuan tentang struktur teks laporan hasil observasi, struktur kalimat yang benar dan bagian-bagiannya. Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan tentang bagaimana urutan langkah-langkah dalam melakukan sesuatu. Pengetahuan prosedural meliputi pengetahuan dari umum ke khusus dan algoritma, pengetahuan metode dan teknik khusus dan pengetahuan kriteria untuk menentukan penggunaan prosedur yang tepat. Contoh pengetahuan prosedural antara lain pengetahuan tentang teknik-teknik penerapan dan pembuatan karya tulis ilmiah, pembuatan teks eksposisi, dan teks laporan hasil obervasi. Butir-butir soal dikembangkan menjadi enam tingkatan: pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), evaluasi (C5), dan mencipta (C6).
1)
22
Pengetahuan (C1)
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Ranah
pengetahuan
merupakan
tingkat
kemampuan
yang
terendah. Pada tingkatan ini soal dibuat untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam mengingat kembali materi yang pernah diterimanya. Soal pengetahuan lebih menuntut peserta didik dalam mengingat sesuatu (hafalan). 2)
Pemahaman (C2) Pada tingkatan ini peserta didik dituntut untuk memahami/mengerti materi yang telah
diajarkan dan tidak sekadar
hafalan. Soal
pemahaman menuntut jawaban berupa pernyataan atau contoh dari suatu konsep dengan bahasa sendiri 3)
Penerapan (C3) Dalam
tataran
penerapan,
peserta
didik
dituntut
untuk
mengimplementasikan prinsip, konsep dalam situasi tertentu, dan umumnya belum pernah dikenal atau disampaikan guru di kelas. 4)
Analisis (C4) Pada tataran Analisis, peserta didik dituntut untuk menggunakan informasi ke dalam
beberapa bagian, menemukan asumsi,
membedakan fakta dan pendapat, dan menemukan hubungan sebab akibat. Soal analisis menuntut jawaban informatif, penemuan asumsi, dan penemuan sebab akibat. 5)
Evaluasi (C5) Jenjang soal evaluasi (C5) merupakan ranah pengetahuan yang menuntut peserta didik melakukan evaluasi informasi, seperti bukti sejarah, editorial, teori-teori, dan termasuk di dalamnya melakukan keputusan terhadap hasil analisis untuk suatu kebijakan. Soal tingkat
evaluasi
menuntut
jawaban
berupa
keputusan
dan
penentuan suatu nilai informasi. 6)
Mencipta (C6) Jenjang soal mencipta (C6) merupakan ranah pengetahuan tertinggi yang
menuntut
peserta
didik
memiliki
kemampuan
dalam
merancang suatu kegiatan, membuat atau mendesain suatu benda produk dengan berbagai pertimbangan dan analisis. Merancang Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
23
dalam ranah pengetahuan sebatas pada menghasilkan prototipe atau ide/gagasan dalam bentuk konseptual. c. Aspek Penilaian Keterampilan Cakupan penilaian dimensi keterampilan meliputi keterampilan peserta didik dalam berpikir dan bertindak yang dipelajari di sekolah dan sumber lain. Keterampilan ini meliputi: keterampilan mencoba, mengolah, menyaji, dan menalar. Dalam ranah konkret keterampilan ini mencakup aktivitas menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat. Dalam ranah abstrak, keterampilan ini mencakup aktivitas menulis, membaca, menganalisis, dan mengarang. Pada Kurikulum 2013 keterampilan ini mengacu pada KD dari KI-4 untuk setiap mata pelajaran. Sebagai contoh, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia KD 4.2 Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan, ditekankan pada kompetensi abstrak yakni menyusun teks. Contoh aspek penilaian keterampilan membaca puisi 1. Pemahaman isi puisi 2. Penghayatan 3. Ketepatan ekspresi a. Pengucapan/lafal b. Irama c. Jeda (batas penghentian pengucapan ) d. Mimik e. Gerak-gerik (kinestik)
6. Prosedur Penilaian Agar alat Penilaian yang dipergunakan telah memenuhi
kevalidan dan
reliabel, maka dalam mengembangkannya terdapat beberapa urutan kerja yang harus dilakukan, yaitu: (1) menjabarkan kompetensi dasar ke dalam Indikator pencapaian hasil belajar, (2) menetapkan kriteria ketuntasan setiap indicator, (3) penetapan teknik penilaian, (4) pemetaan standar kompetensi,
24
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
kompetensi dasar, indikator, kriteria ketuntasan, aspek penilaian dan teknik penilaian, (4) menyusun kisi-kisi, (5) menulis soal dan menyusun pedoman penskoran, (6) memvalidasi soal, (7) merakit soal menjadi perangkat tes, (8) menguji coba dan menganalisis serta (9) memperbaiki tes sehingga menjadi tes yang baik. a. Menjabarkan Kompetensi Dasar ke dalam Indikator Pencapaian Hasil Belajar Langkah awal yang harus dilakukan dalam mempersiapkan bahan ulangan/ujian agar bahan tersebut memiliki validitas,
yaitu dengan
menentukan kompetensi dan materi yang akan diujikan. Pada alat Penilaian bentuk tes setelah kegiatan penentuan kompetensi dan materi yang akan ditanyakan selesai dikerjakan, maka kegiatan berikutnya adalah menyusun indikator . Indikator merupakan ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang berkontribusi/menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja
operasional
yang
dapat
diukur,
seperti:
mengidentifikasi,
membedakan, menyimpulkan, menceritakan kembali, mempraktikkan, mendemonstrasikan, dan mendeskripsikan. Indikator pencapaian hasil belajar
dikembangkan
oleh
pendidik
dengan
memperhatikan
perkembangan dan kemampuan setiap peserta didik, keluasan dan kedalaman kompetensi dasar, dan daya dukung sekolah, misalnya kemampuan guru dan sarana atau perasarana penunjang. Setiap kompetensi dasar dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator pencapaian hasil belajar. Indikator-indikator pencapaian hasil belajar dari setiap kompetensi dasar merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian. b. Menetapkan Kriteria Ketuntasan setiap indikator Setelah menjabarkan kompetensi dasar menjadi beberapa indikator, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator. Rentang persentase kriteria ketuntasan setiap indikator antara 0% – 100%. Kriteria ketuntasan ideal untuk masing-masing indikator adalah 75%. Namun, satuan pendidikan dapat menetapkan kriteria atau
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
25
tingkat pencapaian indikator < 75% atau >75% . Sudut pandang yang digunakan dalam penetapan adalah tingkat kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya dukung pendidik serta ketersediaan sarana dan prasarana. c. Penetapan Teknik Penilaian Penetapan teknik penilaian mempertimbangkan ciri indikator. Apabila tuntutan indikator melakukan sesuatu, maka teknik penilaiannya adalah unjuk kerja (performance) dan apabila tuntutan indikator berkaitan dengan pemahaman konsep, maka teknik penilaiannya adalah tertulis. d. Pemetaan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Kriteria Ketuntasan, Aspek penilaian dan Teknik Penilaian Contoh: Pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar, Indikator, kriteria ketuntasan, aspek, dan teknik penilaian Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : X / 1
Peserta didik dapat menulis puisi dengan memperhatika n bait
Menulis
√
70%
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Portofolio
75%
Peserta didik dapat menulis puisi dengan memperhatika n irama Peserta didik dapat menulis puisi dengan memperhatika
26
Aspek
Sikap
Menulis puisi lama dengan memperhati kan bait, irama, dan rima
KK
Proyek
Menulis Mengungkapkan pikiran, dan perasaan melalui kegiatan menulis puisi
Indikator
Produk
Kompetensi Dasar
Unjuk Kerja
Standar Kompetensi
Tertulis
Teknik Penilaian
√
√
n rima.
70%
e. Penyusunan Kisi-kisi Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) merupakan rancangan khusus tentang kompetensi dan aspek/prilaku yang akan diukur dan menjadi dasar penyusunan soal. Tujuan penyusunannya adalah untuk menentukan ruang lingkup dan tekanan penilaian yang setepat-tepatnya, sehingga dapat menjadi petunjuk dalam menulis soal. Ada beberapa persyaratan yang harus dilakukan dalam membuat kisi-kisi agar kisi-kisi yang dibuat merupakan kisi-kisi yang baik. Persyaratan tersebut di antaranya: 1. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah diajarkan secara tepat dan proporsional. 2. Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami. 3. Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya. Wujud kisi-kisi dapat berbentuk format atau matriks yang isinya tergantung pada bentuk alat penilaian yang dipergunakan. Berikut contoh masing-masing format atau matriks. Contoh format kisi-kisi tes tertulis dan unjuk kerja FORMAT KISI-KISI SOAL TES PRESTASI BELAJAR Jenis Sekolah : Mata Pelajaran: Kelas :
Alokasi waktu : Jumlah Soal : Bentuk Soal :
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
27
No.
Kompetensi Dasar
Bahan Semester
Materi
No Soal
Indikator
f. Penulisan Butir Soal dan Pedoman Penskorannya Penulisan soal merupakan suatu kegaiatan yang sangat penting dalam penyiapan bahan ulangan/ujian. Setiap butir soal yang ditulis harus berdasarkan rumusan indikator yang sudah disusun di dalam kisi-kisi dan bentuk soal yang dipakai. Penggunaan bentuk soal yang tepat, sangat bergantung pada perilaku yang akan diukur. Penulisan butir soal harus
diimbangi dengan pedoman penskorannya.
Pedoman penskoran sangat diperlukan, terutama untuk soal bentuk essai, agar subjektivitas korektor dapat diperkecil. Pedoman penskoran merupakan petunjuk yang menjelaskan tentang kriteria jawaban atau aspek yang dinilai sesuai dengan butir soal yang telah dirumuskan 7. Penyusunan Instrumen Penilaian Penilaian
hasil
belajar
peserta
didik
mencakup
kompetensi
sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Untuk melengkapi perangkat pembelajaran Bahasa Indonesia dengan suatu model, diperlukan jenis-jenis penilaian yang sesuai. Pada uraian berikut disajikan beberapa contoh penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran bahasa Indonesia. Anda dapat mengembangkan lagi sesuai dengan topik dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik. a. Penilaian Kompetensi Sikap Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh
28
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi perubahan perilaku atau tindakan yang diharapkan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta didik, antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal. Instrumen yang digunakan antara lain daftar cek atau skala penilaian (ratingscale) yang disertai rubrik, yang hasil akhirnya dihitung berdasarkan modus. Kompetensi sikap
pada pembelajaran bahasa Indonesia yang harus
dicapai peserta didik sudah terinci pada KD dari KI 1 dan KI 2. bahasa Indonesia dapat merancang
Guru
lembar pengamatan penilaian
kompetensi sikap untuk masing-masing KD sesuai dengan karakteristik proses pembelajaran yang disajikan. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Contoh penilaian kompetensi sikap dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebagai berikut. 1) Penilaian Kompetensi Sikap melalui Observasi Penilaian kompetensi sikap atau perilaku dapat dilakukan oleh guru pada saat proses pembelajaran, guru dapat mengembangkan lembar observasi seperti contoh berikut. a) Lembar Penilaian Kompetensi Sikap pada Kegiatan Praktikum Lembar Penilaian Sikap Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester: XII/1 Materi Pokok : Teks Cerita Sejarah Indikator: Peserta didik menunjukkan perilaku jujur, responsif dan santun dalam menggunakan bahasa Indonesia untuk menyampaikan cerita sejarah tentang tokoh-tokoh nasional dan internasional No 1.
Nama Siswa
jujur
responsif
Santun
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Jumlah Skor
.....................
2. ......
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
29
Nilai
Cara pengisian lembar penilaian sikap adalah dengan memberikan skor pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan terhadap peserta didik selama kegiatan yaitu: Kolom Aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut. 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang Contoh perhitungan nilai sikap untuk
instrumen tersebut dapat
menggunakan rumus berikut Nilai observasi pada saat praktikum
Nilai observasi pada saat diskusi
2) Penilaian Kompetensi Sikap melalui Penilaian Diri Penilaian diri digunakan untuk memberikan penguatan (reinforcement) terhadap kemajuan proses belajar peserta didik. Penilaian diri berperan penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke peserta didik yang didasarkan pada konsep belajar mandiri (autonomous learning). Untuk menghilangkan kecenderungan peserta didik menilai diri terlalu tinggi dan subyektif, penilaian diri dilakukan berdasarkan kriteria yang jelas dan objektif. Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. a. Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri. b. Menentukan kompetensi yang akan dinilai. c. Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan. d. Merumuskan format penilaian, dapat berupa daftar tanda cek, atau skala penilaian.
30
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Contoh format penilaian diri setelah peserta didik belajar satu KD Penilaian Diri Topik:......................
Nama: ................ Kelas: ...................
Setelah mempelajari materi Sel elektrolisis, Anda dapat melakukan penilaian diri dengan cara memberikan tanda V pada kolom yang tersedia sesuai dengan kemampuan. No
1.
Pernyataan
Sudah memahami
Belum memahami
Memahami konsep teks cerita sejarah
2.
Mengetahui struktur teks cerita sejarah
3.
Mengetahui isi masing –masing bagian sruktur teks cerita sejarah
Contoh format penilaian diri setelah peserta didik mengerjakan tugas Penilaian Diri Tugas:............................
Nama:.......................... Kelas:..............................
Bacalah baik-baik setiap pernyataan dan berilah tanda V pada kolom yang sesuai dengan keadaan dirimu yang sebenarnya. No 1
Pernyataan
Ya
Tidak
Selama melakukan tugas kelompok saya responsif dengan teman satu kelompok
2
Saya mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan fakta
3
Saya melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah dirancang
4
Saya membuat tugas terlebih dahulu dengan membaca literatur yang mendukung tugas
5
……………………………………….
Pada penilaian diri ini Anda dapat memberi skor misalnya Ya=2, Tidak =1 dan membuat rekapitulasi bagi semua peserta didik. Penilaian diri, selain sebagai penilaian sikap jujur juga dapat diberikan untuk mengukur pencapaian kompetensi pengetahuan, misalnya peserta didik diminta mengerjakan soal-soal sebelum ulangan akhir bab dilakukan dan mencocokan dengan kunci jawaban
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
31
yang tersedia pada buku siswa. Berdasarkan hasilnya, diharapkan peserta didik akan belajar kembali pada topik-topik yang belum mereka kuasai. Untuk melihat hasil penilaian diri peserta didik, guru dapat membuat format rekapitulasi penilaian diri peserta didik dalam satu kelas. Contoh. REKAPITULASI PENILAIAN DIRI PESERTA DIDIK Mata Pelajaran:........................................... Topik/Materi:.............................................. Kelas:..........................................................
No
Nama
Skor Pernyataan Penilaian Diri 1
2
3
.....
.....
1
Maikel
2
1
2
.....
.....
2
Kurniawan
2
2
1
.....
....
3
.............
Jumlah
Nilai peserta didik dapat menggunakan rumus:
Contoh instrumen penilaian diri dapat Anda pelajari pada Permendikbud nomor 104 tahun 2014
3)
Penilaian Teman Sebaya (peer assessment) Penilaian teman sebaya atau antarpeserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan antarpeserta didik. Penilaian teman antarpeserta didik dilakukan oleh peserta didik terhadap 3 (tiga) teman sekelas atau sebaliknya. Contoh penilaian antarpeserta didik
32
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Nilai
Penilaian antar Peserta Didik Topik/Subtopik: .............................
Nama Teman yang dinilai: ................
Tanggal Penilaian: ........................
Nama Penilai:....................................
-
Amati perilaku temanmu dengan cermat selama mengikuti pembelajaran
-
Berikan tanda v pada kolom yang disediakan berdasarkan hasil pengamatannu.
-
Serahkan hasil pengamatanmu kepada gurumu
No
Dilakukan/muncul
Perilaku
Ya
1.
Responsif terhadap materi dan komentar teman
2.
Berbahasa Indonesia baik dan benar
3.
Menerima pendapat teman
4.
Mencatat data dengan teliti dan sesuai dengan fakta
5.
Melakukan tugas sesuai dengan jadwal yang telah
Tidak
dirancang
Pengolahan Penilaian: 1. Perilaku/sikap pada instrumen tersebut ada yang positif (no 1.2 dan 4) dan ada yang negatif (no 2) Pemberian skor untuk perlaku positif Ya = 2, Tidak = 1. Untuk yang negatif Ya = 1 dan Tidak = 2 2. Selanjutnya guru dapat membuat rekapitulasi hasil penilaian menggunakan format berikut. No
Nama
1
…….
2
Kencana
Skor Perilaku 1
2
3
4
5
2
2
1
2
2
Jumlah
Nilai
9
3
Nilai peserta didik dapat menggunakan rumus:
4) Penilaian Jurnal (anecdotal record) Jurnal merupakan kumpulan rekaman catatan guru dan/atau tenaga kependidikan di lingkungan sekolah tentang sikap dan perilaku positif atau negatif, selama dan di luar proses pembelajaran mata pelajaran.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
33
Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu secara kronologis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat jurnal adalah: 1) Catatan atas pengamatan guru harus objektif 2) Pengamatan dilaksanakan secara selektif, artinya yang dicatat hanyalah kejadian/peristiwa yang berkaitan dengan Kompetensi Inti. 3) Pencatatan segera dilakukan (jangan ditunda) 4) Setiap peserta didik memiliki Jurnal yang berbeda (kartu Jurnal yang berbeda) Contoh Format Jurnal Jurnal Model Pertama JURNAL
Aspek yang diamati: …………………………. Kejadian
: ………………………….
Tanggal: ………………………….
Nama Peserta Didik: …………………………. Nomor peserta Didik: ………………………….
Catatan Pengamatan Guru: ............................................................................................................................ .................................................................................................................. ....................................................................................................
Petunjuk pengisian jurnal (diisi oleh guru): 1) Tulislah identitas peserta didik yang diamati, tanggal pengamatan dan aspek yang diamati oleh guru. 2) Tuliskan kejadian-kejadian yang dialami oleh peserta didik baik yang merupakan kekuatan maupun kelemahan peserta didik sesuai dengan pengamatan guru terkait dengan Kompetensi Inti. 3) Simpanlah kartu tersebut di dalam folder masing-masing peserta didik
34
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Jurnal Model Kedua JURNAL Nama Peserta Didik: …………...........................................…….. Kelas: ..................................................................................... Aspek yang diamati: ………...........................................……….. No
Hari/Tanggal
Kejadian
Keterangan/ Tindak Lanjut
1. ...
Petunjuk pengisian jurnal sama dengan model pertama (diisi oleh guru) b.
Penilaian Kompetensi Pengetahuan Penilaian pengetahuan dapat berupa tes tulis, observasi pada diskusi, tanya jawab dan percakapan sertapenugasan ( Permendikbud nomor 104 tahun 2014). Teknik dan bentuk instrumen penilaian kompetensi pengetahuan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel Teknik dan Bentuk Instrumen Penilaian Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
Tes tulis
menjodohkan, dan uraian.
Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan
Format observasi
Percakapan. Pekerjaan rumah dan atau tugas yang dikerjakan Penugasan
secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
1) Tes Tulis Instrumen tes tulis umumnya menggunakan soal pilihan ganda dan soal uraian. Soal tes tertulis yang menjadi penilaian autentik adalah soal-soal yang menghendaki peserta didik merumuskan jawabannya sendiri, seperti soal-soal
uraian.
Soal-soal
uraian
menghendaki
peserta
didik
mengemukakan atau mengekspresikan gagasannya dalam bentuk uraian
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
35
tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri, misalnya mengemukakan pendapat, berpikir logis, dan menyimpulkan. Pada pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pada tingkat sekolah menengah umum
instrumen penilaian harus dapat menilai keterampilan
berpikir tingkat tinggi (HOTS, “Higher Order Thinking Skill”) menguji proses analisis,
sintesis,
evaluasi
bahkan
sampai
kreatif.
Untuk
menguji
keterampilan berpikir peserta didik, soal-soal dirancang sedemikian rupa sehingga peserta didik menjawab soal melalui proses berpikir yang sesuai dengan kata kerja operasional dalam
taksonomi Bloom. Misalnya untuk
menguji ranah analisis peserta didik, guru dapat membuat soal dengan menggunakan kata kerja operasional yang termasuk ranah analisis seperti menganalisis, mendeteksi, mengukur, dan menominasikan. Ranah evaluasi contohnya membandingkan, menilai, memprediksi,dan menafsirkan. a) Soal Pilihan Ganda Indikator
:
Diberikan penggalan teks cerita sejarah siswa dapat menentukan bagian strukturnya
Soal
:
Hari Buruh, yang dikenal juga dengan sebutan May Day, diperingati setiap 1 Mei. Di beberapa negara, Hari Buruh dijadikan hari libur tahunan, yang berawal dari usaha gerakan serikat buruh untuk merayakan keberhasilan ekonomi dan sosial para buruh. Hari Buruh ini lahir dari rentetan perjuangan kelas pekerja. Pada 1886, terjadi demonstrasi kaum buruh Amerika Serikat yang menuntut pemberlakuan delapan jam kerja. Federation of Organized Trades and Labor Unions akhirnya menetapkan 1 Mei sebagai Hari Buruh yang diperingati oleh kaum buruh seluruh dunia. Penetapan ini dilakukan untuk memperingati momen tuntutan delapan jam kerja sehari dan juga memberikan semangat baru perjuangan kelas pekerja yang mencapai titik masif di era tersebut. Berdasarkan strukturnyapenggalan teks tersebut termasuk bagian …. A. orientasi B. urutan peristiwa pertama C. urutan peristiwa lanjutan D. reorientasi
Kunci: A
36
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
b) Soal Uraian Indikator
:
Disajikan sebuah teks cerita sejarah, siswa menentukan struktur teks tersebut disertai data yang mendukung
Soal
:
Bacalah teks berikut. Tentukan struktur teks cerita sejarah tersebut dengan disertai data yang mendukung!
Hari Ibu? Siapa yang Memulai Apa sih sejarah dan makna dari Hari Ibu, dan kenapa tanggal 22 desember ditetapkan sebagai hari ibu? Mari kita cari tahu. Hari Ibu adalah hari peringatan/ perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anaknya, maupun lingkungan sosialnya. Sejarah hari ibu telah dikenal pasti sebagai perayaan musim bunga orang-orang Greece, sebagai penghormatan terhadap Rhea, ibu kepada tuhan mereka. Masyarakat Inggris pada tahun 1600 merayakan hari yang mereka namakan sebagai “Mothering Sunday”. sebagian orang-orang Kristen akan berhenti memakan makanan tertentu karena alasan dogma agama. Mereka beralasan amalan tersebut diciptakan karena sebagai penghormatan mereka terhadap Mother Mary. Mother Mary adalah Maryam, ibu kepada Nabi Isa Alaihissalam atau Jesus yang mereka anggap sebagai tuhan. Saat hari itu juga, mayoritas rakyat inggris yang fakir dan miskin, bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Mereka sanggup bekerja jauh meninggalkan keluarganya karena percaya bahwa Jesus akan memberikan kekayaan dan kesenangan dalam waktu itu. Menjelang hari Ahad keempat, mereka diliburkan oleh majikannya, dan pulang ke kampung untuk bertemu dengan ibu. Setiap ibu akan dihadiahkan dengan Mothering Cake atau kue hari ibu untuk merayakan hari tersebut. Di Amerika Serikat, Hari Ibu disambut seawal 1872 hasil ilham Julia Ward Howe. seorang aktivis sosial dan telah menulis puisi ” The Battle Hymn of The Republic” (TBHoTR). TBHoTR telah dijadikan lagu patriotik yang cukup populer di kalangan warga Amerika pada saat itu. Ungkapan “Hallelujah” dalam bait-bait lagu tersebut memberikan sentuhan kepada Kaum Yahudi dan Zionis untuk menguasai politik dunia. …. Sumber: http://www.eramuslim.com/berita/laporan-khusus
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
37
Kunci Struktur Teks
Data
Orientasi
Apa sih sejarah dan makna dari Hari Ibu, dan kenapa tanggal 22 desember ditetapkan sebagai hari ibu? Mari kita cari tahu. Hari Ibu adalah hari peringatan/ perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anaknya, maupun lingkungan sosialnya
Urutan peristiwa
Sejarah hari ibu telah dikenal pasti sebagai perayaan musim bunga
sejarah tahap 1
orang-orang Greece, sebagai penghormatan terhadap Rhea, ibu kepada tuhan mereka. Masyarakat Inggris pada tahun 1600 merayakan hari yang mereka namakan sebagai “Mothering Sunday”. sebagian orang-orang Kristen akan berhenti memakan makanan tertentu karena alasan dogma agama. Mereka beralasan amalan tersebut diciptakan karena sebagai penghormatan mereka terhadap Mother Mary. Mother Mary adalah Maryam, ibu kepada Nabi Isa Alaihissalam atau Jesus yang mereka anggap sebagai tuhan.
Urutan peristiwa
Di Amerika Serikat, Hari Ibu disambut sejak awal 1872 hasil ilham
sejarah tahap 2
Julia Ward Howe. seorang aktivis sosial dan telah menulis puisi ” The Battle Hymn of The Republic” (TBHoTR). TBHoTR telah dijadikan lagu patriotik yang cukup populer di kalangan warga Amerika pada saat itu. Ungkapan “Hallelujah” dalam bait-bait lagu tersebut memberikan sentuhan kepada Kaum Yahudi dan Zionis untuk menguasai politik dunia
Pedoman Penskoran No. 1.
Aspek dan Kriteria
Skor
Kelengkapan
2.
a. Struktur teks lengkap
3
b. Struktur teks hanya dua.
2
c. Struktur teks hanya satu
1
Kesesuaian a. Data (kalimat) mendukung atau sesuai dengan struktur teks’ b. Data (kalimat) hanya dua yang mendukung atau sesuai dengan
38
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
3
struktur c. Data (kalimat) hanya satu mendukung atau sesuai dengan struktur 2
1
2) Observasi terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan. Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan. Teknik ini adalah cerminan dari penilaian autentik. Ketika terjadi diskusi, guru dapat mengenal kemampuan peserta didik dalam kompetensi pengetahuan (fakta, konsep, prosedur) seperti melalui pengungkapan gagasan yang orisinal, kebenaran konsep, dan ketepatan penggunaan istilah/fakta/prosedur yang digunakan pada waktu mengungkapkan pendapat, bertanya, atau pun menjawab pertanyaan. Seorang peserta didik yang selalu menggunakan kalimat yang baik dan benar menurut ka idah bahasa menunjukkan bahwa yang bersangkutan memiliki pengetahuan tata bahasa yang baik dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut dalam kalimat-kalimat Contoh Format observasi terhadap diskusi dan tanya jawab Nama Peserta Didik
Pernyataan Pengungkapan gagasan yang orisinal Ya
Tidak
Kebenaran konsep
Ya
Tidak
Jumlah Ketepatan penggunaan istilah Ya
Tidak
Ya
Tidak
Fitria
Gina
....
Keterangan: diisi dengan ceklis ( √ )
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
39
Untuk pemberian nilai observasi terhadap diskusi, tanya jawab dan percakapan ini silakan Anda diskusikan dan jawab pada LK yang tersedia! 3)
Penugasan Penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah baik secara individu ataupun kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan
atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok
sesuai dengan karakteristik tugas. Contoh instrumen tugas untuk suatu topik dalam satu KD Kompetensi Dasar Membandingkan teks cerita sejarah dengan cerita fiksi dalam novel baik melalui lisan maupun tulisan Indikator: Disajikan masing-masing sebuah teks cerita sejarah dengan cerita fiksi dalam novel, siswa dapat: - mengidentifikasi perbedaan struktur teks cerita sejarah dengan cerita fiksi dalam novel - mengidentifikasi perbedaan ci ri bahasa/kaidah teks cerita sejarah dengan cerita fiksi dalam novel
TUGAS: Carilah masing-masing sebuah teks cerita sejarah dengan cerita fiksi dalam novel. Kemudian, tentukan perbedaan kedua buah teks tersebut dikaji dari struktur dan kaidah bahasanya.
Untuk menilai tugas siswa, guru dapat membuat rubriknya dan disesuaikan dengan tugas yang diberikan pada peserta didik.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan kon
kret. Penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan
menggunakan: unjuk kerja/kinerja/praktik, projek, produk, dan portofolio.
40
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
1) Penilaian Unjuk Kerja/Kinerja/Praktik Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik dilakukan dengan cara mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktikum di laboratorium, praktik ibadah, praktik olahraga, presentasi, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, dan membaca puisi/deklamasi. Contoh penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik KD 4.2 Memproduksi teks cerita sejarah, berita, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi dalam novel yang koheren sesuai dengan karakteristik teks baik secara lisan maupun tulisan. Indikator: Disajikan sebuah informasi, peserta didik memproduksi iklan berdasarkan informasi tersebut Soal Pak Andi akan menjual rumahnya di Jalan Angsana No. 21. Luas tanah dan bangunan 210/87. Kondisi rumah masih bagus karena baru direnovasi. Pak Andi akan menjual rumahnya seharga Rp 650 juta. Buatlah iklan berdasarkan informasi tersebut! Pedoman penskoran: No. 1.
2.
3.
4.
Kriteria Penilaian Isi a. Lengkap dan terinci b. Lengkap tetapi kurang terinci c. Kurang lengkap dan terinci d. Kurang lengkap dan kurang terinci Organisasi a. Teratur dan logis b. Teratur tetapi tidak logis c. Kurang teratur dan logis d. Kurang teratur dan kurang logis Pilihan kata a. Tepat dan sesuai b. Kurang tepat dan sesuai c. Tiidak tepat dan sesuai Kalimat a. Mudah dipahami b. Sedikit sulit dipahami c. Sulit dipahami
Skor
4 3 2 1
4 3 2 1
3 2 1
3 2
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
41
1 5.
Ejaan dan tanda baca a. Tidak ada yang salah b. Sedikit yang salah c. Banyak yang salah
3 2 1
2) Penilaian Proyek Penilaian
projek
kemampuan
dapat
digunakan
mengaplikasi,
untuk
kemampuan
mengetahui
menyelidiki
dan
pemahaman, kemampuan
menginformasikan suatu hal secara jelas. Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan dan merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan laporan tertulis/lisan. Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan kriteria penilaian atau rubrik. Pada penilaian proyek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:
a. Kemampuan pengelolaan;Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.
b. Relevansi;
Kesesuaian
dengan
mata
pelajaran,
dengan
mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.
c. Keaslian; Projek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
42
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Contoh Format Penilaian Proyek Mata Pelajaran
:
Guru Pembimbing
:
Nama Proyek :
Nama
:
Alokasi Waktu :
Kelas
:
No.
ASPEK
1
PERENCANAAN : a.
Penentuan topik -
judul
-
tujuan
b. 2
3
SKOR (1 - 5)
Rancangan fase peristiwa
PELAKSANAAN : a.
Keakuratan Sumber Data / Informasi
b.
Kuantitas Sumber Data
c.
Pengembangan fase peristiwa
LAPORAN PROYEK : a.
Sistematika Laporan
b.
Performance e
c.
Presentasi
TOTAL SKOR
3)
Penilaian Produk Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologi dan seni, seperti: makanan, pakaian, hasil karya seni (patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastik, dan logam atau alat-alat teknologi tepat guna yang sederhana. Pengembangan produk meliputi 3 (tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian yaitu:
a. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam merencanakan,
menggali,
dan
mengembangkan
gagasan,
dan
mendesain produk.
b. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik (termasuk di dalamnya adalah data)
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
43
c. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. Teknik Penilaian Produk Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. a. Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal. b. Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap
semua
kriteria
yang
terdapat
pada
semua
tahap
proses
pengembangan.
Format Penilaian Produk Materi Pelajaran
:
Nama Proyek :
Nama Peserta didik: Kelas
:
Alokasi Waktu : No
Tahapan
1
Tahap Perencanaan
2
Tahap Proses Pembuatan :
3
a.
Persiapan
b.
Pengumpulan data
c.
Pengembangan
Skor ( 1 – 5 )*
Tahap Akhir (Hasil Produk) a.
Bentuk fisik
b.
Inovasi
TOTAL SKOR
Catatan : *) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya. Setelah proyek selesai guru dapat melakukan penilaian menggunakan rubrik penilaian proyek.
Peserta didik melakukan presentasi hasil proyek,
mengevaluasi hasil proyek, memperbaiki sehingga ditemukan suatu temuan baru untuk menjawab permasalahan yang diajukanpada tahap awal.
44
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
4) Penilaian Portofolio Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya peserta didik secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu periode hasil karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik sendiri. Berdasarkan informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus-menerus melakukan perbaikan. Dengan demikian, portofolio dapat memperlihatkan
dinamika
kemampuan
belajar
peserta
didik
melalui
sekumpulan karyanya, untuk mata pelajaran bahasa Indonesia antara lain: gambar, foto, resensi buku/literatur, laporan penelitian
dan karya nyata
individu peserta didik yang diperoleh dari pengalaman. Kriteria tugas pada penilaian portofolio Tugas sesuai dengan kompetensi
dan tujuan pembelajaran yang akan
diukur. Hasil karya peserta didik yang dijadikan portofolio berupa pekerjaan hasil tes, perilaku peserta didik sehari-hari, hasil tugas terstruktur, dokumentasi aktivitas peserta didik di luar sekolah yang menunjang kegiatan belajar. Tugas portofolio memuat aspek judul, tujuan pembelajaran, ruang lingkup belajar, uraian tugas, kriteria penilaian. Uraian
tugas
memuat
kegiatan
yang
melatih
peserta
didik
mengembangkankompetensi dalam semua aspek (sikap, pengetahuan, keterampilan). Uraian tugas bersifat terbuka, dalam arti mengakomodasi dihasilkannya portofolio yang beragam isinya. Kalimat yang digunakan dalam uraian tugas menggunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dilaksanakan. Alat dan bahan yang digunakan dalam penyelesaian tugas portofolio tersedia di lingkungan peserta didik dan mudah diperoleh. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman dalam penggunaan penilaian portofolio di sekolah sila kan baca pada Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 dan diskusikan.’
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
45
ContohTugas Portofolio Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Tahun Ajaran
:
2014/2015
Judul portofolio Produksi teks cerita sejarah, berita, dan iklan yang koheren sesuai dengan karakteristik teks baik secara lisan maupun tulisan Indikator
: Peserta didik dapat menyusun teks cerita sejarah, berita, dan iklan yang koheren sesuai dengan karakteristik teks
Ruang lingkup : Karya portofolio yang dikumpulkan adalah laporan seluruh hasil rancangan/tulisan teks semester 1, yaitu teks cerita sejarah, berita, dan iklan.
Uraian tugas portofolio 1.
Buatlah laporan kegiatan penyusunan teks cerita sejarah, berita, dan iklan
2. Setiap laporan dikumpulkan selambat-lambatnya seminggu setelah peserta didik melaksanakan tugas
Untuk memberikan nilai portofolio diperlukan format penilaian portofolio yang memuat indikator pencapaian kompetensi yang dinilai melalui portofolio, periode waktu penilaian, aspek yang dinilai dan keterangan/ catatan .
Contoh format penilaian portofolio Mata Pelajaran : Alokasi Waktu : 1 Semester Sampel yang dikumpulkan : Laporan Nama Peserta didik : Kelas: No
Indikator
Periode
Aspek yang dinilai Kebenaran Konsep
1
.........
..........
2
Menyusun
10-01
46
Kelengkapan gagasan
Catatan/Nilai Sistematika
Tatabahasa
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
3
teks cerita
sd 17-
sejarah
01
Menyusun
18-01
teks berita
sd 2501
4
......
...
Rubrik penilaian portofolio: No
Komponen
Skor
1
Kebenaran Konsep
Skor 25 jika seluruh konsep pada laporan benar Skor 15 jika sebagian konsep pada laporan benar Skor 5 jika semua konsep pada laporan salah
2
Kelengkapan gagasan
Skor 25 jika kelengkapan gagasan sesuai konsep Skor 15 jika kelengkapan gagasan kurang sesuai konsep Skor5 jika kelengkapan gagasan tidak sesuai konsep
3
Sistematika
Skor 25 jika sistematika laporan sesuai aturan yang disepakati Skor 15jika sistematika laporan kuang sesuai aturan yang disepakati Skor
5 jika sistematika laporan tidak sesuai aturan yang
disepakati
4
Tatabahasa
Skor 25 jika tatabahasa laporan sesuai aturan Skor 15jika tatabahasa laporan kuang sesuai aturan Skor 5 jika tatabahasa laporan tidak sesuai aturan
Keterangan: 1.
Skormaksimal
=
jumlah komponen yang dinilai x100
Nilai portofolio =
4.
Pengadministrasian Penilaian a. Pengadministrasian Penilaian Sikap Data penilaian sikap bersumber dari hasil penilaian melalui teknik observasi, penilaian diri, penilaian antarpeserta didik, dan atau jurnal.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
47
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik. Sedangkan instrumen yang digunakan pada jurnal berupa catatan pendidik. Contoh format peniaian sikap No.
Nama Peserta didik
Religius 1
2
3
Jujur 4
1
2
3
Responsif 4
1
2
3
4
Santun 1
2
3
Ratarata
4
1.
2.
3. ….
Rubrik Rubrik sama sekali tidak menunjukkan usaha sungguh-sungguh dalam melakukan
Skor 1
kegiatan menunjukkan sudah ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan
2
kegiatan tetapi masih sedikit dan belum ajeg/konsisten menunjukkan ada usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan yang
3
cukup sering dan mulai ajeg/konsisten menunjukkan adanya usaha sungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan
4
secara terus-menerus dan ajeg/konsisten
4 = Sangat Baik (SB), 3 = Baik (B), 2 = Cukup (C), dan 1 = Kurang (K). Nilai akhir yang diperoleh untuk ranah sikap diambil dari nilai modus (nilai yang terbanyak muncul).
48
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
b. Pengadministrasian Penilaian Pengetahuan Penilaian proses dilakukan melalui ulangan harian dengan teknik tes tulis, tes lisan dan penugasan yang diberikan selama proses pembelajaran berlangsung. Ulangan harian dilaksanakan setiap akhir pembelajaran suatu KD atau beberapa bagian KD. Tes tertulis dapat berbentuk pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, uraian, jawaban singkat. Jawaban dari instrumen bentuk pilihan ganda, benar salah, menjodohkan, dan jawaban singkat diskor dengan memberi angka 1 (satu) bagi setiap butir jawaban yang benar dan angka 0 (nol) bagi setiap butir soal yang salah. Jawaban dari instrumen bentuk uraian dapat diskor secara objektif berdasarkan kunci jawaban dan bobot jawaban yang berbeda dari tiap soal. Penilaian lisan dinyatakan dalam skor yang diperoleh mengacu pada kriteria penilaian yang ditetapkan. Pengolahan nilai tes lisan serupa dengan pengolahan nilai tes tulis. Penilaian proses juga dapat dilakukan melalui penugasan atau pemberian tugas oleh pendidik. Hasil penugasan dapat digunakan untuk mengukur proses tercapainya kompetensi pengetahuan. Kompetensi pengetahuan dapat dilatihkan melalui serangkaian topik yang diajarkan berdasarkan urutan kompetensi dasar dalam kurikulum. Hasil penugasan yang telah dibuat peserta didik baik secara individu ataupun kelompok ditulis dalam bentuk jawaban tugas yang dilaporkan dan dikumpulkan. Untuk menilai hasil penugasan, pendidik harus mengembangkan rubrik atau kriteria penilaian. Skor yang diperoleh peserta didik untuk suatu perangkat tes pilihan ganda, uraian, penilaian lisan, dan tugas yang dikerjakan oleh peserta didik dihitung dengan rumus: Skor yang diperoleh peserta didik Nilai peserta didik =
x 100 Skor Maksimal
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
49
Contoh Pengisian Format Pengolahan Capaian Kompetensi Pengetahuan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : X/1 Nama Peserta Didik
N
Nilai Harian
o 1
Alif
2
Annisa
3
…..
KD 3.1
KD 3.2
KD 3.3
3.00
3.33
3.00
dst… …
c. Pengadministrasian Penilaian Keterampilan Penilaian Keterampilan dilakukan oleh Guru Mata Pelajaran (Pendidik), nilai terdiri atas: Nilai Praktik, Nilai Proyek, dan Nilai Portofolio. Nilai akhir untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal (nilai tertinggi yang dicapai). Contoh Pengisian Format Pengolahan Capaian Kompetensi Keterampilan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : X/1 N
Nama Peserta Didik
No
Nilai Keterampilan Praktik
Proyek
Portofolio NA
1
Ahmad
2
Anisa
3
…..
1
2
1
2
1
2
2.60
3.3 3
3.00
…
3.00
3.33
3.33
Keterangan: Nilai akhir adalah dari nilai optimal (nilai tertinggi yang dicapai).
50
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
8. Analisis Penilaian a. Analisis Kualitatif ( Validias Logis/Logical Validiy) Analisis kualitatif mengacu pada 3 kaidah penulisan soal seperti yang sudah dijelaskan di atas. Oleh karena itu, dalam analisis ini soal-soal dianalisis dari segi konstruksi (teknis), materi (isi), dan bahasa (editorial). Penelaahan secara kualitatif ini dilakukan sebelum soal digunakan. Analisis konstruksi (teknis) dimaksudkan sebagai penelaahan yang berkaitan dengan prinsip-prinsip pengukuran dan teknik penulisan soal. Analisis materi (isi) dimaksudkan sebagai penelaahan khusus yang berkaitan dengan kelayakan pengetahuan yang ditanyakan. Analisis bahasa (editorial) dimaksudkan sebagai penelaahan yang berkaitan dengan penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar menurut EYD. Selain itu, penelaahan bahasa juga berkaitan dengan keseluruhan format dan keajegan editorial dari soal yang satu ke soal yang lainnya. Untuk memberikan gambaran singkat, berikut contoh analisis kualitatif Contoh soal pilihan ganda yang kurang baik Suaranya menggelegar membelah langit Kalimat di atas merupakan sebuah majas. Majas tersebut merupakan majas …. A. deduksi B. induksi C. personifikasi D. deskripsi E. ameliorasi
Apabila ditelaah secara kualitatif, secara sepintas dapat dinyatakan bahwa soal tersebut kurang baik. Ada beberapa hal yang harus diperbaiki. Pertama, pokok soal bertele-tele, tidak langsung pada pertanyaan. Kedua, alternatif jawaban A, B, D, dan E bukan merupakan alternatif yang baik karena bukan merupakan kelompok majas. Perbaikan yang dapat dilakukan seperti berikut.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
51
Suaranya menggelegar membelah langit Kalimat tersebut merupakan majas …. A.
hiperbola
B.
metafora
C.
personifikasi
D.
metonimia
E.
sinekdoke
Analisis kualitatif dapat dilakukan oleh orang yang berasal dari rumpun keahlian yang sama. Asalkan, ahli dari rumpun yang sama itu menguasai materi yang diujikan, menguasai teknik penulisan soal, dan menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan benar. b. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif
atau sering pula disebut validitas empiris (empirical
validity) adalah penelaahan butir soal berdasarkan pada karakteristik internal tes melalui data yang diperoleh secara empiris. Karakteristik internal dimaksud meliputi parameter soal tingkat kesukaran, daya pembeda, dan reliabilitas. Khusus soal-soal pilihan ganda dua tambahan parameter yaitu dilihat dari peluang untuk menebak atau menjawab soal benar dan berfungsi tidaknya pilihan jawaban (alternatif jawaban). Analisis kuantitatif ini dilakukan setelah soal diujikan. Beberapa hal yang perlu dilihat dalam analisis kualitatif adalah sebagai berikut.
1) Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya bekisar 0,00 – 1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil perhitungan, berarti semakin mudah soal itu.
52
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Di dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran diberi simbol P (p besar), singkatan dari kata ”proporsi”. Adapun persamaan atau rumus yang digunakan untuk mencari P adalah: x P =
SmN
P
: proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran
x
: banyaknya peserta tes yang menjawab benar
Sm
: skor maksimum
N : jumlah Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas menggambarkan tingkat kesukaran soal itu. Sebagai pedoman umum, tingkat kesukaran soal dapat dikategorikan sebagai berikut.
Nilai (p)
Kategori
p < 0,3
Sukar
0,3 ≤ p ≤ 0,7
Sedang
p > 0,7
Mudah
2) Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
peserta tes yang
mampu/pandai (menguasai materi yang
ditanyakan) dengan peserta tes yang kurang mampu/pandai (belum menguasai materi yang ditanyakan). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks daya pembeda (item discrimination) disingkat D (d besar). Indeks daya pembeda didefinisikan sebagai selisih antara proporsi jawaban benar pada kelompok atas (peserta tes yang mampu/pandai) dengan proporsi jawaban benar pada kelompok bawah (peserta tes yang kurang mampu/pandai). Umumnya, para ahli tes membagi kelompok ini menjadi 27% atau 33% kelompok atas dan 27% atau 33% kelompok bawah.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
53
Indeks daya pembeda berkisar antara -1,00 sampai 1,00. tanda negatif menunjukkan bahwa peserta tes yang kemampuannya rendah dapat menjawab benar sedangkan peserta tes yang kemampuannya tinggi menjawab salah. Dengan demikian, soal yang indeks daya pembedanya negatif menunjukkan terbaliknya kualitas peserta tes. Indeks daya pembeda dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini. A D =
B -
nA
nB
Nilai (p)
Kategori
p < 0,3
Sukar
0,3 ≤ p ≤ 0,7
Sedang
p > 0,7
Mudah Pada kebanyakan kasus, jumlah
peserta tes kelompok atas sama dengan jumlah peserta tes kelompok bawah, nA = nB = n. Dengan demikian maka rumus daya pembeda menjadi: A-B D = n Tabel berikut merupakan contoh penghitungan daya pembeda Tabel 6 Daya pembeda soal Soal
Tingkat kesukaran kelompok bawah 1,00
Daya pembeda soal (D)
1
Tingkat kesukaran kelompok atas 1,00
2
1,00
0,00
1,00
3
1,00
0,10
0,90
4
1,00
0,10
0,90
5
0,30
0,60
-0,30
6
1,00
0,00
1,00
7
1,00
0,10
0,90
54
0,00
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Soal
Tingkat kesukaran kelompok bawah 0,10
Daya pembeda soal (D)
8
Tingkat kesukaran kelompok atas 0,80
9
0,00
1,00
-1,00
10
0,00
0,00
0,00
0,70
Soal nomor 1 dan nomor 10 berdaya pembeda 0. Hal ini berarti kedua soal tersebut tidak dapat menunjukkan adanya perbedaan kemampuan kelompok atas dan bawah. Daya pembeda soal nomor 5 dan 9 bertanda negatif, yang menunjukkan bahwa kelompok bawah dapat menjawab benar soal tersebut sedangkan
kelompok
atas
yang
skornya
tinggi
menjawab
salah.
Beradasarkan itu, soal nomor 1, 10, 5, dan 9 sebaiknya tidak dipakai (dibuang). Hal ini sesuai dengan pengklasifikasian daya pembeda oleh Crocker dan Algina (1986), yaitu: 0,40 0,30 0,20 0,00
3)
-
1,00 0,39 0,29 0,19
soal diterima/baik soal diterima tapi perlu diperbaiki soal diperbaiki soal tidak dipakai/dibuang
Pola Jawaban Soal Pola jawaban soal adalah distribusi peserta tes dalam hal menentukan pilihan jawaban pada soal bentuk pilihan ganda. Dari sekian pilihan jawaban hanya terdapat satu yang benar atau yang paling benar (kunci jawaban), sedangkan kemungkinan jawaban yang tidak benar dinamakan pengecoh. Pengecoh
berfungsi
sebagai
pengidentifikasi
peserta
tes
yang
berkemampuan tinggi. Pengecoh dikatakan berfungsi efektif apabila banyak dipilih oleh peserta tes yang berasal dari kelompok bawah dan paling sedikit dipilih oleh 5% peserta tes. Untuk melihat berfungsi tidaknya alternatif jawaban sebagai pengecoh ditentukan oleh distribusi jawaban dan indeks daya pembeda. 4)
Validitas Pada sub bab sebelumnya telah dibahas bahwa daya pembeda soal (item discrimination) tidak lain merupakan validitas soal. Dalam sub ini akan diuraikan lebih lanjut tentang validitas soal dengan cara lain.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
55
Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Hal senada dikatakan Anastasia (1988) bahwa validitas adalah suatu tingkatan yang menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan apa yang diukur. Dengan kata lain, sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika prediktornya (hasilnya) sesuai dengan kriterium (skor total tes), dalam arti memilki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment. Persamaan yang digunakan adalah: N XY – ( X)( Y) r = ------------------------------------------√(N X2 – ( X)2)(N Y2 – ( Y)2 Untuk mengadakan interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi adalah sebagai berikut: 0.800 0.600 0.400 0.200 0.00
-
1.00 0.800 0.600 0.400 0.200
= sangat tinggi = tinggi = cukup = rendah = sangat rendah
Masih ada teknik lain untuk menghitung validitas. Salah satu teknik yang biasa digunakan adalah teknik korelasi biserial.
r bis
Mp – Mt p = -------------- x √ --SMP q
r bis = koefisien korelasi biserial Mp = rerata skor pada tes dari peserta tes yang memiliki jawaban benar Mt = rerata skor total SMP = standar deviasi skor total p = proporsi peserta tes yang jawabannya benar pada soal (tingkat kesukaran) q =1-p Reliabilitas Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang sama. Tes dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi atau terdapat korelasi yang tinggi antara hasil tes pertama dengan hasil tes kedua apabila hasil
56
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
skor tesnya sama. Kalau antara hasil tes pertama dan kedua tidak terdapat hubungan atau hubungannya rendah, maka tes itu dikatakan tidak reliabel. Besar kecilnya reliabilitas suatu tes ditentukan oleh besar kecilnya nilai korelasi hasil tes yang dinamakan indeks reliabilitas. Untuk mengestimasi reliabilitas banyak formula yang dapat digunakan. Paling tidak terdapat empat konsep reliabilitas seperti tampak pada tabel berikut ini. TABEL 16 Metode untuk menentukan reliabilitas Bentuk reliabilitas
Prosedur untuk memperoleh
Test-retest methods (stabilitas)
Produk
momen
dan
korelasi Sajikan tes yang sama sebanyak dua kali
intrakelas
kepada peserta tes yang sama dalam waktu yang berbeda dan tentukan korelasi Pararel (ekuivalen)
Produk
momen
dan
korelasi Sajikan dua tes yang sama kepada peserta tes
intrakelas
yang sama dalam waktu yang relatif tidak lama (misalnya dua minggu). Korelasikan kedua skor tersebut untuk mencari reliabilitas. Split-half methods (belah dua)
Persamaan
Split-Half
Spearman_Brown
dan Sajikan satu kali tes lalu dibelah dua, gunakan persamaan
untuk
mengorelasikan
kedua
belahan Internal consistency
Koefisien alpha
Kuder-Richardson (KR-20)
Kuder-Richardson (KR-21)
Berikan sekali tes, gunakan persamaan
Karena pada umumnya untuk menentukan estimasi reliabilitas khususnya dalam bidang pengukuran prestasi belajar digunakan keajegan internal (internal consistency). maka pembahasan akan lebih difokuskan pada penggunaan persamaan metode tersebut.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
57
Keajegan internal merupakan tingkat sejauhmana butir soal itu homogen baik dari segi tingkat kesukaran maupun bentuk soalnya. Nunnaly (1972) menyatakan bahwa metode ini didasarkan pada homogenitas atau korelasi antara skor jawaban pada setiap butir tes. Jika korelasi rerata antarbutir soal tinggi, reliabilitasnya tinggi pula. Namun, jika korelasi rerata mendekati nol, maka keajegan internal nol pula dan reliabilitasnya rendah. Sebenarnya tidak terdapat suatu ukuran yang pasti mengenai berapa tinggi koefisien reliabilitas. Reliabilitas yang baik atau memuaskan bergantung pada tujuan atau kegunaan tes. Menurut Remmers (1960) kebanyakan tes-tes yang standar untuk pengukuran di bidang pendidikan pada umumnya memiliki koefisien reliabilitas minimal 0.8 untuk populasi yang sesuai. Sedangkan menurut Nunnaly (1972) dan Kaplan dan Saccuzzo (1989) koefisien reliabilitas 0.7 sampai 0.8 cukup tinggi untuk suatu penelitian dasar. Terdapat beberapa teknik dan persamaan yang digunakan untuk mencari reliabilitas dengan keajegan internal ini, yaitu Kuder-Richardson-20, KuderRichardson-21, teknik Hyot, dan koefisien alpha, a)
Kuder-Richardson (KR-20)
k S2 - Σpq r11 = (--------) ( -------------- ) k–1 S2
Keterangan r11 p q k S
N x2
58
= reliabilitas menggunakan persamaan KR-20 = proporsi peserta tes menjawab benar = proporsi peserta tes menjawab salah (p = 1 – p) = banyaknya soal = standar deviasi atau simpangan baku Σ x2 S = √ -------N = jumlah peserta tes = jumlah deviasi dari rerata kuadrat
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
b) Teknik Hoyt Persamaan Hoyt yang digunakan untuk menghitung reliabilitas yaitu: .
r11
c)
St2 – Ss2 = ------------St2
r11 atau
r11
= reliabilitas tes
St2
= varian peserta tes
Ss2
= varian sisa
St2 = 1 - -------Ss2
Koefisien alpha () Koefisien alpha biasanya dipergunakan untuk mencari reliabilitas soal bentuk uraian. Koefisien ini dihitung dengan menggunakan persamaan berikut.
r11
k Si2 = ---------- (1 - --------- ) k–1 St2
r11
= reliabilitas soal
k
= jumlah soal
Si2
= jumlah varian dari skor soal
St2
= jumlah varian dari skor total
Analisis soal selain dapat dilakukan secara manual seperti di atas, juga dapat dilakukan dengan menggunakan komputer. Analisis soal dengan menggunakan komputer prosesnya jauh lebih cepat dan tingkat keakuratan hitungannya lebih tinggi sehingga tingkat kesalahan perhitungannnya relatif kecil daripada perhitungan secara manual atau menggunakan kalkulator. Program komputer yang dipergunakan untuk menganalisis data modelnya bermacam-macam
bergantung tujuan dan maksud analisisnya. Program
yang sudah dikenal secara umum adalah EXCEL, SPSS (Statistical Program for Social Science), atau program khusus seperti ITEMAN, LISREL (Analysis of Linear Structural Relationships by the Method of Maximum Likelihood), BIGSTEPS, RASCAL, ASCAL, QUEST, BILOG, dan Anates. Berikut akan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
59
disajikan salah satu contoh program analisis data dengan menggunakan program komputer, yaitu program ITEMAN
9. Pelaporan Pencapaian Kompetensi Peserta Didik a. Skor dan Nilai Kurikulum 2013 menggunakan skala skor penilaian 4,00 – 1,00 dalam menyekor pekerjaan peserta didik untuk setiap kegiatan penilaian (ulangan harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester, tugastugas, ujian sekolah). Penilaian
kompetensi
hasil
belajar
mencakup
kompetensi
sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan dapat secara terpisah tetapi dapat juga melalui suatu kegiatan atau peristiwa penilaian dengan instrumen penilaian yang sama. Untuk masing-masing ranah (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) digunakan
penyekoran
dan
pemberian
predikat
yang
berbeda
sebagaimana tercantum dalam tabel berikut Tabel konversi skor dan predikat hasil belajar untuk setiap ranah Sikap Sikap
Pengetahuan
Keterampilan
Modus
Predikat
Skor Rerata
Huruf
4,00 3,51 – 3,84
3,85 – 4,00 A-
3,00
SB (Sangat Baik) B
2,85 – 3,17
(Baik)
2,51 – 2,84
Huruf
A 3,51 – 3,84
Capaian Optimum 3,85 – 4,00 A-
3,18 – 3,50
B+
3,18 – 3,50
B+
B
2,85 – 3,17
B
B-
2,51 – 2,84
B-
2,00
C
2,18 – 2,50
C+
2,18 – 2,50
1,85 – 2,17
(Cukup)
C
1,85 – 2,17
C
C-
1,51 – 1,84
C-
1,51 – 1,84 1,00
K
1,18 – 1,50
D+
1,18 – 1,50
1,00 – 1,17
(Kurang)
D
1,00 – 1,17
D
60
A
C+
D+
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Nilai akhir yang diperoleh untuk ranah sikap diambil dari nilai modus (nilai yang terbanyak muncul). Nilai akhir untuk ranah pengetahuan diambil dari nilai rerata. Nilai akhir untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal (nilai tertinggi yang dicapai). b. Bentuk Laporan Laporan hasil pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dalam bentuk sebagai berikut. 1) Pelaporan oleh Pendidik Laporan hasil penilaian oleh pendidik dapat berbentuk laporan hasil ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester. 2) Pelaporan oleh Satuan Pendidikan Rapor
yang
disampaikan
oleh
pendidik
kepada
kepala
sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali). Pelaporan oleh Satuan Pendidikan meliputi: a) hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada orangtua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor; b) pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait; dan c) hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali peserta didik dan dinas pendidikan. Nilai Untuk Rapor Hasil belajar yang dicantumkan dalam Rapor berupa: 1. untuk ranah sikap menggunakan skor modus 1,00 – 4,00 dengan predikat Kurang (K), Cukup (C), Baik (B), dan Sangat Baik (SB); 2. untuk ranah pengetahuan menggunakan skor rerata 1,00 – 4,00 dengan predikat D – A. 3. untuk ranah keterampilan menggunakan skor optimum 1,00 – 4,00 dengan predikat D – A.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
61
D. Aktivitas Pembelajaran 1. Pendahuluan Silakan Anda pahami tujuan, kompetensi, dan
indikator pencapaian
kompetensi pada kegiatan pembelajaran ini supaya pembelajaran lebih terarah dan terukur. 2. Curah Pendapat Pada kegiatan ini Anda diminta untuk menyebutkan berbagai masalah yang dihadapi dalam pembelajaran, khususnya pada saat penilaian. Sebagai langkah awal dan agar kegiatan curah pendapat berjalan dengan baik, Anda dapat mengisi pertanyaan berikut ini • • •
Perlukah guru bahasa Indonesia mengetahui dan memahami konsep dasar penilaian? Mengapa? Adakah perbedaan antara penilaian, pengukuran, evaluasi, dan tes? Apakah Bapak/ Ibu pernah mengalami kesulitan dalam hal melaksanakan penilaian? Coba tuliskan! Apa yang menyebabkannya?
3. Telaah Materi Kelas dibagi menjadi empat kelompok besar sesuai dengan topik bahasan, yaitu konsep dasar penilaian (pengertian pengukuran, penilaian, dan evaluasi, fungsi dan prinsip penilaian), teknik dan bentuk penilaian, aspek penilaian, dan prosedur penilaian. selanjutnya Anda dikelompokkan hingga terbentuk empat kelompok yang masing-masing diberi nama kelompok ahli, yaitu satu kelompok ahli konsep dasar penilaian, kelompok ahli teknik dan bentuk penilaian, kelompok ahli aspek penilaian, dan kelompok ahli prosedur penilaian. Setelah itu, setiap kelompok membaca, mengkaji, dan menelaah sumber belajar yang berhubungan dengan hal yang ingin dipahami tersebut. Adapun sumber belajar yang dirujuk adalah bahan bacaan yang terdapat pada bagian uraian materi dan sumber belajar lainnya yang relevan. Setelah setiap kelompok ahli mengkaji dan menelaah masing-masing sumber belajar yang terkait, mereka diminta kembali ke kelompok asal. Di kelompok asal, silakan Anda kerjakan LK sebagai laporan hasil diskusi.
62
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
4. Cipta Kisi-kisi Silakan Anda pahami kembali prosedur penilaian. Kemudian buatlah kisikisi soal.
E. Latihan/ Kasus /Tugas LK-01 Tuliskan perbedaan penilaian, pengukuran, evaluasi, dan tes. No.
Istilah
1
Pengukuran
2.
Penilaian
3.
Evaluasi
4.
Tes
Pengertian
LK-02 Jelaskan tujuan penilaian dalam pembelajaran!
LK-03 Jelaskan fungsi penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia!
LK-04 Jelaskan
prinsip-prinsip
penilaian dalam pembelajaran bahasa
Indonesia!
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
63
LK-05 Jelaskan l teknik dan bentuk penilaian dalam pembelajaran bahasa Indonesia!
LK-06 Jelaskan perbedaan pendekatan penilaian patokan dan penilaian acuan normatif!
LK-07 Tentukan aspek penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan! Aspek Penilaian Sikap
Aspek Penilaian Pengetahuan
Aspek Penilaian Keterampilan
LK-08 Jelaskan beberapa urutan kerja yang harus dilakukan agar alat penilaian yang dipergunakan valid dan reliabel,
LK-09 Jelaskan persyaratan yang harus dilakukan dalam membuat kisi-kisi yang baik dan benar!
LK –10 Susunlah kisi-kisi soal dengan mengacu pada format berikut! Satuan Pendidikan
:
Mata Pelajaran
:
Alokasi Waktu
:
Jumlah Soal
: 5 soal
64
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
Kompetensi Dasar
Materi
Kelas/ Semester
Indikator Soal
Bentuk Soal
No. Soal
F. Rangkuman Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik
yang
menggunakan
tes
maupun
nontes.
Pengukuran
adalah
membandingkan hasil tes dengan standar yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan evaluasi adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membandingbandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan. Terdapat sejumlah prinsip penilaian pembelajaran bahasa
tersebut di
antaranya validitas, reliabilitas, objektif, dan mendidik, Terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik, baik yang berhubungan dengan proses belajar maupun hasil belajar. Teknik
penilaian yang
dimaksud adalah cara penilaian untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai. Penilaian kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikatorindikator pencapaian kompetensi yang memuat satu ranah atau lebih. Agar alat Penilaian yang dipergunakan merupakan alat Penilaian yang valid dan reliabel, maka dalam mengembangkannya terdapat beberapa urutan kerja yang harus dilakukan, yaitu: (1) menjabarkan kompetensi dasar ke dalam Indikator pencapaian hasil belajar, (2) menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator, (3) penetapan teknik penilaian, (4) pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, kriteria ketuntasan, aspek penilaian dan teknik penilaian, (4)
menyusun kisi-kisinya, (5) menulis soal dan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
65
menyusun pedoman penskorannya, (6) memvalidasi soal, (7) merakit soal menjadi perangkat tes, (8) menguji coba dan menganalisisnya, dan (9) memperbaiki tes sehingga menjadi tes yang baik.
G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut 1. Hal apa saja yang sudah Anda pahami tentang penilaianpembelajaran?
2. Hal-hal apa saja yang belum Anda pahami tentang penilaian pembelajaran?
3. Apakah Anda mengalami kesulitan dalam memahami materi pada kegiatan belajar ini? Jelaskan!
4. Apakah Anda mengalami hambatan saat melakukan penilaian dalam pembelajaran?
H. Pembahasan Latihan/Kasus/Tugas LK-01 Perbedaan penilaian, pengukuran, evaluasi, dan tes. No. 1.
Istilah Pengukuran
Pengertian proses pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik sejauhmana peserta didik telah mencapai suatu
66
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
tingkatan 2.
Penilaian
Penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.
3.
Evaluasi
kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan ada unsur keputusan tentang nilai suatu program (value judgement).
4.
Tes
seperangkat pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah
LK-02 Tujuan penilaian dalam proses pembelajaran: 1.
Mengetahui
tingkat
penguasaan
kompetensi
dalam
sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang/sekelompok
peserta
didik
untuk
ditingkatkan
dalam
pembelajaran remedial dan program pengayaan. 2.
Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semester, satu semester, satu tahun, dan masa studi satuan pendidikan.
3.
Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajar dan pencapaian hasil belajar.
4.
Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya.
LK-03 Fungsi penilaian dalam pembelajaran: 1.
Menggambarkan
sejauh
mana
seorang
peserta
didik
telah
menguasai suatu kompetensi. 2.
Mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami kemampuan dirinya, membuat keputusan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
67
tentang
langkah
berikutnya,
baik
untuk
pemilihan
program,
pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan (sebagai bimbingan). 3.
Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan peserta didik dan sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah seseorang perlu mengikuti remedial atau pengayaan. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
4.
Sebagai kontrol bagi pendidik dan satuan pendidikan tentang kemajuan perkembangan peserta didik.
LK-04 Prinsip penilaian dalam pembelajaran: 1.
Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur.
2.
Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3.
Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4.
Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5.
Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan
dapat
diketahui
oleh
pihak
yang
berkepentingan. 6.
Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik.
7.
Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara
terencana dan
bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku. 8.
Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
68
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
9.
Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik dalam belajar.
LK-05 Teknik dan bentuk penilaian adalah sebagai berikut: Penilaian
Teknik
Bentuk Penilaian
Penilaian Sikap
Observasi
Jurnal
Penilaian diri
Daftar cek list
Penilaian
Daftar cek list
antar teman Pengetahuan
Tes tulis
Pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
Tes lisan
Daftar pertanyaan
Penugasan
Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
Keterampilan
Tes Praktik
Unjuk kerja
Projek
Pekerjaan rumah dan/atau tugas yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas
Portofolio
kumpulan tugas yang dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas
LK-06 Perbedaan pendekatan penilaian patokan dan penilaian acuan normatif. 1. Penilaian acuan patokan (Criterion Referenced Evaluation) yang dikenal pula dengan sebutan standar mutlak, berusaha menafsirkan hasil tes yang diperoleh siswa dengan membadingkannya dengan patokan yang telah ditetapkan dan dipergunakan untuk menentukan batas kelulusan.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
69
2.
Penilaian acuah norma/relatif disebut pula norma aktual atau nonempiris. Norma relatif adalah suatu norma yang disusun secara relatif berdasarkan distribusi skor yang dicapai oleh para pengikut dalarn suatu. tes.
LK-07 Aspek penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan Aspek Penilaian Sikap
Aspek
Penilaian
Pengetahuan Spiritual dan sosial
Konseptual,
Aspek
Penilaian
Keterampilan faktual,
dan
menggunakan, merangkai,
prosedural
mengurai, memodifikasi,
dan membuat
LK-08 Agar alat Penilaian yang dipergunakan merupakan alat penilaian yang valid dan reliabel, maka dalam mengembangkannya terdapat beberapa urutan kerja yang harus dilakukan, yaitu: (1) menjabarkan kompetensi dasar ke dalam Indikator pencapaian hasil belajar, (2) menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator, (3) penetapan teknik penilaian, (4) pemetaan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, kriteria ketuntasan, aspek penilaian dan teknik penilaian, (4)
menyusun kisi-kisinya, (5)
menulis soal dan menyusun pedoman penskorannya, (6) memvalidasi soal, (7) merakit soal menjadi perangkat tes, (8) menguji coba dan menganalisisnya, dan (9) memperbaiki tes sehingga menjadi tes yang baik. LK-09 Ada beberapa persyaratan yang harus dilakukan dalam membuat kisi-kisi agar kisi-kisi yang dibuat merupakan kisi-kisi yang baik.
Persyaratan
tersebut di antaranya : 1. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah diajarkan secara tepat dan proporsional. 2. Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami. 3. Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.
70
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
LK-10 Kisi-kisi soal dengan mengacu pada format berikut. Satuan Pendidikan
:
Mata Pelajaran
:
Alokasi Waktu
:
Jumlah Soal
: 2 soal
Kompetensi Dasar Menemukan ide pokok berbagai teks nonsastra dengan teknik membaca cepat
Materi
Menentukan tema bacaan teks cerpen dengan teknik membaca nyaring
Tema
Ide pokok
Kelas/ Semester X/1
Indikator Soal
IX/1
Disajikan teks, siswa dapat menentukan tema pada teks
Disajikan sebuah teks, siswa dapat menentukan ide pokok teks tesebut
Bentuk Soal PG
No. Soal 1
PG
1
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
71
72
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
PENUTUP
Penilaian pembelajaran bahasa Indonesia sudah seharusnya dipahami oleh guru baik dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam menilai, guru harus memahami konsep dan instrumen penilaian agar dalam melakukan penilaian dapat melakukannya sesuai dengan prosedur penilaian. Dengan
memahami
konsep
penilaian
ini,
Anda
diharapkan
dapat
menerapkannya di sekolah dan dapat menindaklanjuti sesuai dengan hasil yang dicapai siswa.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
73
74
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2014. Materi Pelatihan Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Bloom, Benyamin S, et. al. 1966. Taxonomy of Educational Objective: Cognitive Domain. New York: David Mckay Company, Inc. Briggs, Leslie J. (1970).Instructional Design Principle and Aplication. New Jersey: Prentice Hall inc. Creswell, John W. 2012.
Educational Research: Planning, Conducting, and
Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Pearson. Crocker, L. And Algina, J. 1986. Introduction to Classical and Modern Test Theory. New York. Holt, Rinehart and Winston, Inc. Depdikbud.
2013.
Permendikbud
81A.
Kementerian
Pendidikan
dan
Kebudayaan. Depdiknas. 2006. Pedoman Penilaian di Kelas (Classroom Based Assessment). Jakarta: Puspendik, Balitbang, Depdiknas. Djaali dan Pudji Muljono. 2004. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Program Pascasarjana, UNJ. Djiwandono, M. Soenardi. 1996. Tes Bahasa dalam Pengajaran. Bandung: Penerbit ITB. E. Owens, Robert. Jr. (2012). Language Development An Introduction. New Jersey : Pearson Education,Inc. Fromkin Victoria dan Robert Rodman. 1993. An Introduction to Language. Florida: Harcourt Brace Jovanovich Collage. Given, Barbara K. 2007. Brain-Based Teaching (terjemahan). Bandung: Kaifa.
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
75
Gronlund, Norman E. 1985. Measurement and Evaluation in Teaching. New York: McMilan Publishing Company. Hidayat, Kosasi.1994. Evaluasi Pendidikan dan Penerapan dalam Pengajaran Bahasa Indonesia. Bandung: Alfabeta. Nurgiyantoro, Burhan. 1988. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE. Safari. 1997. Pengujian dan Penilaian Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Kartanegara. Surapranata, Sumarna. 2004. Panduan Penulisan Tes Tertulis. Bandung: PT Remaja Rosa Karya
76
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
GLOSARIUM
bentuk alat evaluasi
: golongan alat evaluasi menurut penggolongan menjadi tes tertulis, unjuk kerja, skala bertingkat, pengamatan, portofolio, dsb.
evaluasi
: kegiatan untuk menentukan mutu atau nilai suatu program, yang didalamnya ada unsur “pembuatan keputusan”
sehingga
mengandung
unsur
subjektivitas; kegiatan yang sistematik untuk menentukan kebaikan dan kelemahan suatu program. indikator soal
: pernyataan yang menjadi acuan penulisan butir soal
indikator
: karakteristik, ciri-ciri, tanda-tanda, perbuatan, atau respon,
yang
ditampilkan
harus
oleh
dapat
siswa,
dilakukan
untuk
atau
menunjukkan
bahwa siswa itu telah memiliki kompetensi dasar tertentu integrasi
: upaya mengaitkan data-data yang ada. validasi merupakan
kegiatan
menguji
keotentikan
gagasan interpretasi
: pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoretis terhadap sesuatu; tafsiran
keandalan tes (reliabilitas)
: kemampuan
alat
ukur
memenuhi
fungsinya
sebagai alat ukur, alat ukur itu mampu mengukur apa yang harus diukur; kemampuan alat ukur memberikan hasil yang ajeg atau konsisten
kompetensi
: seperangkat
sikap,
pengetahuan,
dan
keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonesia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H
77
dikuasai oleh peserta didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran, menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu kognitif
: kemampuan
yang
pemerolehan
berkenaan
pengetahuan,
dengan pengenalan,
pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran pengayaan
: proses,
cara,
memperkaya,
perbuatan
mengayakan,
memperbanyak
tentang
pengetahuan pengujian
: pengukuran yang dilanjutkan dengan penilaian
pengukuran
: proses penetapan angka bagi suatu gejala menurut aturan tertentu
penilaian
: proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik
tes diagnostik
: tes
yang
dilakukan
untuk
menemukan
karakteristik kesulitan belajar peserta didik
78
Modul Guru Pembelajar Bahasa Indonsia SMA Kelompok Kompetensi Pedagogik H