GERAKAN
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
1. Konsep PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) 2. Manajemen dan Kepemimpinan Sekolah 3. PPK Berbasis Kelas 4. PPK Berbasis Budaya Sekolah 5. PPK Berbasis Masyarakat 6. Assessment & MONEV PPK 7. Rencana Tindak Lanjut (RTL) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat yang merupakan bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)
Urgensi
Definisi
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (PPK) 1. Pembangunan SDM merupakan pondasi pembangunan bangsa. 2. Menuju Generasi Emas 2045 dengan dibekali Keterampilan abad 21 : Kualitas Karakter, Literasi Dasar, dan Kompetensi 4Cs. 3. Kecenderungan kondisi degradasi moralitas, etika dan budi pekerti.
Rasional a.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional)
b.
Agenda Nawacita No. 8 Penguatan revolusi karakter bangsa melalui budi pekerti dan pembangunan karakter peserta didik sebagai bagian dari revolusi mental.
c.
Trisakti Mewujudkan Generasi yang Berkepribadian dalam Kebudayaan.
d.
RPJMN 2015-2019 “Penguatan pendidikan karakter pada anak-anak usia sekolah pada semua jenjang pendidikan untuk memperkuat nilainilai moral, akhlak, dan kepribadian peserta didik dengan memperkuat pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran”
e.
Mempersiapkan Generasi Emas 2045 yang bertaqwa, nasionalis, tangguh, mandiri, dan memiliki keunggulan bersaing secara global.
f.
Arahan Khusus Presiden kepada Mendikbud untuk memperkuat pendidikan karakter.
4
Tantangan a. Optimalisasi pengembangan potensi siswa secara harmonis melalui keseimbangan olah hati (etik), olah pikir (literasi), olah rasa (estetik), dan olah raga (kinestetik) b. Besarnya
populasi siswa, guru, dan sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia
c. Membangun sinergi dan tanggungjawab terhadap pendidikan karakter anak antara sekolah, orang tua dan masyarakat d. Tantangan
globalisasi
Memperkuat kemampuan beradaptasi terhadap perubahan melalui penumbuhan nilai-nilai religiusitas dan kearifan lokal bangsa e. Terbatasnya pendampingan orang tua Perlu peningkatan kualitas hubungan orang tua dengan anak di rumah dan lingkungannya f.
Keterbatasan sarana belajar dan infrastruktur Prasana dan sarana sekolah, aksesibilitas dan sarana transportasi ke sekolah (jalur lembah, hutan, sungai, dan laut), sehingga PPK perlu diimplementasikan bertahap. 5
Pengembangan Nilai-Nilai Karakter
Olah Hati (Etika)
Olah Raga
Olah Pikir
(Kinestetika)
(Literasi)
Olah Karsa (Estetika)
Filosofi Pendidikan Karakter Ki Hajar Dewantara
Religius Jujur Toleransi Disiplin Kerja Keras Kreatif Mandiri Demokratis Rasa Ingin Tahu Semangat Kebangsaan Cinta Tanah Air Menghargai Prestasi Bersahabat/Komunikatif Cinta Damai Gemar Membaca Peduli Lingkungan Peduli Sosial Tanggung Jawab (dan lain-lain) Nilai-nilai Karakter
UTAMA
Kristalisasi Nilai-Nilai
KONSEP DASAR PPK FOKUS PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER 1. Struktur Program ▪ Jenjang dan Kelas ▪ Ekosistem Sekolah ▪ Penguatan kapasitas guru 2. Struktur Kurikulum ▪ PPK melalui kegiatan Intra-kurikuler dan kokurikuler ▪ PPK melalui kegiatan Ekstra-kurikuler ▪ PPK melalui kegiatan pembiasaan 3. Struktur Kegiatan ▪ Praksis Kegiatan Pembentukan Karakter di lingkungan sekolah berdasarkan 4 dimensi pengolahan karakter Ki Hadjar Dewantara (Olah pikir, Olah hati, Olah rasa/karsa, Olah raga)
Orang tua Komunikasi Komitmen Konsistensi Finansial Berbagi Pengetahuan
Komite Sekolah Mediasi Mobilisasi sumber daya Pengawasan
▪ ▪ ▪
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS Integrasi dalam mata pelajaran Optimalisasi muatan lokal Manajemen kelas PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KULTUR SEKOLAH Pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah Keteladanan pendidik Ekosistem sekolah Norma, peraturan, dan tradisi sekolah
▪ ▪ ▪ ▪
PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KOMUNITAS
▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪
Orang tua Komite Sekolah Dunia usaha Akademisi, pegiat pendidikan, Pelaku Seni & Budaya, Bahasa & Sastra Pemerintah & Pemda
Dunia Usaha CSR Sumber Belajar Media Massa
PELIBATAN PUBLIK Akademisi/Pegiat Pendidikan Partisipasi Advokasi ABK/kelompok Marjinal Literasi Program inovasi
KELUARAN Pembentukan individu yang memiliki karakter dan kompetensi abad 21 HASIL ▪ Olah pikir: Individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai hasil pembelajaran dan pembelajar sepanjang hayat ▪ Olah hati: Individu yang memiliki kerohanian mendalam, beriman dan bertakwa ▪ Olah rasa dan karsa: Individu yang memiliki integritas moral, rasa berkesenian dan berkebudayaan ▪ Olah raga: Individu yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai warga negara Pelaku Seni & Budaya Sumber belajar Komunitas Bahasa Taman Budaya Sanggar Seni Museum
Pemerintah & Pemda Kolaborasi sumber daya: Kemdagri, Kemenag, Kemenkes, Kemenhan, Kemendes, TNI/Polri Pemprov/Kota/Kab
IMPLEMENTASI PPK DI SEKOLAH KEPALA SEKOLAH
1. DIAJARKAN 2. DIBIASAKAN 3. DILATIH SECARA KONSISTEN
GURU
4. MENJADI KEBIASAAN 5. MENJADI KARAKTER 6. MENJADI BUDAYA PENGAWAS
▪SISWA
SIMULASI MODEL IMPLEMENTASI PPK Hari Nilai Karakter**
Waktu
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
Minggu
Penguatan Nilai Utama: Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, Integritas Kegiatan Pembiasaan: Memulai hari dengan Upacara Bendera (Senin), Apel, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Lagu Nasional, dan berdoa bersama. Membaca buku-buku non-pelajaran tentang PBP, cerita rakyat, 15 menit sebelum memulai pembelajaran.
Waktu Belajar*
Kegiatan Intra-Kurikuler: Kegiatan Belajar – Mengajar
Kegiatan Ko-Kurikuler dan Ekstrakurikuler: Sesuai minat dan bakat siswa yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan orang tua & masyarakat: Kegiatan Keagamaan, Pramuka, PMR, Paskibra, Kesenian, Bahasa & Sastra, KIR, Jurnalistik, Olahraga, dsb. Kegiatan Pembiasaan: Sebelum menutup hari Siswa melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah dan berdoa bersama. *Durasi waktu tidak mengikat dan disesuaikan dengan kondisi sekolah ** Nilai-nilai karakter disesuaikan dengan GNRM, kreativitas sekolah, dan kearifan lokal
Kegiatan PPK bersama orang tua: Interaksi dengan orang tua dan lingkungan / sesama
NILAI KARAKTER RELIGIUS (1-5) ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan: cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama, teguh pendirian, percayadiri, kerja sama lintas agama, antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak, melindungi yang kecil dan tersisih.
10 10
NILAI KARAKTER NASIONALIS (2-5) merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya: apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.
11 11
NILAI KARAKTER MANDIRI (3-5) merupakan sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.
12 12
NILAI KARAKTER GOTONG ROYONG (4-5) mencerminkan tindakan menghargai semangat kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, bersahabat dengan orang lain dan memberi bantuan pada mereka yang kurang mampu, tersingkir dan membutuhkan pertolongan. Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerjasama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolongmenolong, solidaritas, empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, sikap kerelawanan.
13 13
NILAI KARAKTER INTEGRITAS (5-5) merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap tanggungjawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. Subnilai integritas antara lain kejujuran,cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan, tanggungjawab, keteladanan, menghargai martabat individu (terutama penyandang disabilitas).
14 14
ILUSTRASI IMPLEMENTASI PPK
Menghargai religiusitas dan keberagaman (Yayasan Sultan Iskandar Muda, Medan)
Pramuka dapat mengajarkan nilai-nilai mandiri, kerja keras dan gotong royong.
Persatuan Indonesia dengan mencintai dan menghormati keberagaman budaya di Indonesia. Upacara bendera setiap hari Senin di sekolah menjadi salah satu aktualisasi nilai-nilai nasionalisme.
Foto: internet, Flickr I Gede L. Kantiana & awr05, Antara
15
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI PPK Prinsip 1–Nilai-nilai Moral Universal, Gerakan PPK berfokus pada penguatan nilai-nilai moral universal yang prinsip-prinsipnya dapat didukung oleh segenap individu dari berbagai macam latar belakang agama, keyakinan, kepercayaan, sosial, dan budaya. Prinsip 2–Holistik–dalam arti pengembangan fisik (olah raga), intelektual (olah pikir), estetika (olah rasa), etika dan spiritual (olah hati) dilakukan secara utuh-menyeluruh dan serentak, baik melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, berbasis pada pengembangan budaya sekolah maupun melalui kolaborasi dengan komunitas-komunitas di luar lingkungan pendidikan. Prinsip 3–Terintegrasi sebagai poros pelaksanaan pendidikan nasional terutama pendidikan dasar dan menengah dikembangkan dan dilaksanakan dengan memadukan, menghubungkan, dan mengutuhkan berbagai elemen pendidikan, bukan merupakan program tempelan dan tambahan dalam proses pelaksanaan pendidikan. Prinsip 4–Partisipatif, dilakukan dengan mengikutsertakan dan melibatkan publik seluas-luasnya sebagai pemangku kepentingan pendidikan sebagai pelaksana Gerakan PPK. Kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, komite sekolah, dan pihak-pihak lain yang terkait dapat menyepakati prioritas nilai-nilai utama karakter dan kekhasan sekolah yang diperjuangkan dalam Gerakan PPK, menyepakati bentuk dan strategi pelaksanaan Gerakan PPK, bahkan pembiayaan Gerakan PPK.
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI PPK Prinsip 5 – Kearifan Lokal, bertumpu dan responsif pada kearifan lokal nusantara yang demikian beragam dan majemuk agar kontekstual dan membumi. Gerakan PPK harus bisa mengembangkan dan memperkuat kearifan lokal nusantara agar dapat berkembang dan berdaulat sehingga dapat memberi indentitas dan jati diri peserta didik sebagai bangsa Indonesia. Prinsip 6 – Kecakapan Abad XXI, mengembangkan kecakapan-kecakapan yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk hidup pada abad XXI, antara lain kecakapan berpikir kritis (critical thinking), berpikir kreatif (creative thinking), kecakapan berkomunikasi (communication skill), termasuk penguasaan bahasa internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran (collaborative learning). Prinsip 7 – Adil dan Inklusif, dikembangkan dan dilaksanakan berdasarkan prinsip keadilan, non-diskriminasi, non-sektarian, menghargai kebinekaan dan perbedaan (inklusif), dan menjunjung harkat dan martabat manusia.
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI PPK Prinsip 8-Selaras dengan Perkembangan Peserta Didik, dikembangkan dan dilaksanakan selaras dengan perkembangan peserta didik baik perkembangan biologis, psikologis, maupun sosial, agar tingkat kecocokan dan keberterimaannya tinggi dan maksimal. Dalam hubungan ini kebutuhan-kebutuhan perkembangan peserta didik perlu memperoleh perhatian intensif. Prinsip 9–Terukur, dikembangkan dan dilaksanakan berlandaskan prinsip keterukuran agar dapat dimati dan diketahui proses dan hasilnya secara objektif. Dalam hubungan ini komunitas sekolah mendeskripsikan nilainilai utama karakter yang menjadi prioritas pengembangan di sekolah dalam sebuah sikap dan perilaku yang dapat diamati dan diukur secara objektif; mengembangkan program-program penguatan nilai-nilai karakter yang mungkin dilaksanakan dan dicapai oleh sekolah; dan mengerahkan sumber daya yang dapat disediakan oleh sekolah dan pemangku kepentingan pendidikan.
KONKLUSI MANFAAT
ASPEK PENGUATAN
1.
Penguatan karakter siswa dalam mempersiapkan daya saing siswa dengan kompetensi abad 21, yaitu: berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi
1.
Revitalisasi manajemen berbasis sekolah melalui Broad Based Education (BBE)
2.
Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah dengan pengawasan guru
2.
Sinkronisasi intra kurikuler, ko kurikuler, ekstra kurikuler, dan pembiasaan serta sekolah terintegrasi dengan kegiatan komunitas seni budaya, bahasa dan sastra, olahraga, sains, serta keagamaan
3.
Revitalisasi peran Kepala Sekolah sebagai manager dan Guru sebagai inspirator PPK
3.
Deregulasi penguatan kapasitas dan kewajiban Kepala Sekolah/Guru dan pelatihan secara berkelanjutan (CPD-PKB)
4.
Revitalisasi Komite Sekolah sebagai badan gotong royong sekolah dan partisipasi masyarakat
4.
Penyiapan prasarana/sarana belajar (misal: pengadaan buku, konsumsi, peralatan kesenian, alat peraga, dll) melalui pembentukan jejaring kolaborasi pelibatan publik
5.
Penguatan peran keluarga melalui kebijakan pembelajaran 5 (lima) hari
5.
Implementasi bertahap dengan mempertimbangkan kondisi infrastruktur dan keberagaman kultural daerah/wilayah
6.
Kolaborasi antar K/L, Pemda, lembaga masyarakat, penggiat pendidikan dan sumber-sumber belajar lainnya
6.
Pengorganisasian dan sistem rentang kendali pelibatan publik yang transparan dan akuntabel 19 19
PETA JALAN IMPLEMENTASI PPK
Implementasi Mandiri dan Bertahap Tahun 2017 SD dan SMP dari 34 Provinsi Jumlah = 1.626 sekolah
Tahun 2018 SD dan SMP dari 34 Provinsi Jumlah = 3.252 sekolah
MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN SEKOLAH
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Kutipan “Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menerjemahkan visi ke dalam kenyataan”
Tujuan 1. Mengetahui peranan Kepala Sekolah dalam mendukung PPK melalui manajemen dan kepemimpinan sekolah (manajerial, supervisi, KWU, sosial & kepribadian). 2. Mengetahui cara mengembangkan kolaborasi jaringan tripusat (sekolah-keluarga-masyarakat) dalam rangka pengembangan PPK. 3. Mampu menyusun kegiatan perubahan di sekolah berdasarkan nilai lima utama karakter sekolah dengan mengidentifikasi kondisi yang ada/faktual dengan kondisi yang diharapkan. 4. Mampu mendesain “branding” sekolah khas mereka.
Peranan Kepala Sekolah (1-2) 1. Kepala sekolah memiliki peranan sentral dalam rangka mengembangkan Penguatan Pendidikan Karakter dengan menjalankan fungsi manajemen dan kepemimpinan (pengelolaan SDM, sarana dan prasarana sekolah). 2. Kepala sekolah menjadi semacam conductor orkestra yang mengarahkan, mengembangkan ekosistem sekolah. 3. Kepala sekolah menjadi inspirator dan komunikator yang menghubungkan sekolah, orangtua dan masyarakat dalam rangka pengembangan PPK (mengelola dukungan masyarakat).
Peranan Kepala Sekolah (2) 4. Mendorong terjadinya perubahan melalui manajemen perubahan di sekolah, pengembangan budaya dan kepemimpinan sekolah dalam PPK (fungsi transformatif kepala sekolah). 5. Figur keteladanan Kepala Sekolah melalui sikap, perilaku, tutur kata, dan pengelolaan organisasi dalam rangka pengembangan budaya sekolah. 6. Karakteristik kepemimpinan pembelajaran (instructional leader) yang berfokus pada lima nilai utama karakter dan ditunjukkan melalui supervisi akademik pada kegiatan intra kurikuler dan supervisi manajerial pada kegiatan kokurikuler serta ekstra kurikuler secara efektif dan berkelanjutan (Kolaborasi KS dengan PS).
Branding Sekolah 1. Sekolah yang berkualitas memiliki identitas berupa ‘branding’. 2. Mendikbud dalam menginginkan agar setiap sekolah memiliki branding yang unik dan khas. 3. Branding menunjukkan kekuatan dan keunggulan sekolah berdasarkan potensi lingkungan, peluang yang ada, dukungan staf, orang tua dan masyarakat. 4. Branding sekolah dapat dikaitkan pilihan prioritas nilai dalam nilai-nilai utama PPK didukung dengan jalinan nilai-nilai lain.
Pertanyaan
Apakah sekolah Anda sudah memiliki ‘branding’? Apakah ‘branding’ sekolah Anda? Mengapa memilih ‘branding’ itu?
Tri Pusat Pendidikan (1-2) 1. Dalam kompetensi Manajerial Kepala Sekolah disebutkan bahwa salah satu tugas kepala sekolah adalah “mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah. 2. Dalam Kompetensi Sosial Kepala Sekolah disebutkan bahwa kepala sekolah juga “bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah, berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, dan memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain”. 3. Kepala Sekolah merupakan komunikator yang menghubungkan visi sekolah dengan keluarga dan masyarakat (Tripusat pendidikan)
Tripusat Pendidikan (2-2) 4. Program Penguatan Pendidikan Karakter tidak akan berhasil tanpa melibatkan jaringan peranan tripusat pendidikan, yaitu sekolah, rumah (orang tua) dan masyarakat. 5. Pelibatan publik pendidikan sangat dibutuhkan agar penguatan pendidikan karakter memperoleh dukungan semua pihak : dana, tenaga, pemikiran, keahlian, dan pemikiran. 6. Kemampuan mengembangkan jaringan tripusat merupakan kompetensi utama yang perlu dimiliki oleh Kepala sekolah dan didukung oleh Pengawas dalam rangka mengembangkan Penguatan Pendidikan Karakter secara mandiri dan gotong royong.
Strategi Pengembangan Tripusat 1. Komunikasi yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan pendidikan, terutama orang tua, komite sekolah, dan tokoh-tokoh penting di lingkungan sekitar sekolah. 2. Relasi yang baik dengan lembaga-lembaga Pemerintahan dan non-pemerintahan serta dengan komunitas-komunitas yang memiliki potensi untuk membantu program PPK di sekolah 3. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan kegiatan PPK sebagai sumber-sumber pembelajaran
Peningkatan Partisipasi Masyarakat 1. Sebarapa banyak orang tua terlibat dalam penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja Sekolah/RKS? 2. Berapa persen bantuan dari masyarakat dalam bentuk barang maupun tenaga?
3. Berapa banyak sekolah sudah membentuk paguyuban kelas dan berkoordinasi secara efektif? 4. Berapa sering orang tua peserta didik terlibat dan membantu guru dalam proses pembelajaran di dalam kelas?
Partisipasi Publik
Suasana lelang pisang MBS pada acara Hardiknas, hanya Rp. 1 juta untuk satu tandan pisang. Bupati dan pengusaha berebut membeli pisang MBS
Partisipasi Masyarakat
Kepala sekolah, guru dan pengawas diskusi bersama tentang Integrasi PPK dalam RKS
Partisipasi Masyarakat
Bentuk peran serta masyarakat : orang tua siswa membantu guru dalam pembelajaran di kelas
Akuntabilitas dan Transparansi Anggaran 1. Kemitraan dengan komunitas dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan PPK. 2. Kemandirian sekolah bisa diartikan dalam konteks kemandirian ekonomi dan anggaran dalam menerapkan PPK. 3. Mengingat Sekolah tidak boleh menarik pungutan dari masyarakat, maka konteks kolaborasi dengan pemangku kepentingan inilah yang dibutuhkan, termasuk dalam dukungan anggaran dan keuangan. 4. Untuk itu perlu keterbukaan (transparansi) dan pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan dalam pelaporan keuangan (akuntabilitas).
Berbagi Pengalaman Bagaimana Sekolah Anda selama ini mengelola anggaran untuk memenuhi Standar Pembiayaan Pendidikan?
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KELAS
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Tujuan 1. Memahami pentingnya PPK dalam proses belajar mengajar di kelas. 2. Menyadari pentingnya mengembangkan karakter siswa melalui mata pelajaran maupun tematik terpadu. 3. Menyadari pentingnya mengembangkan karakter siswa melalui metode mengajar yang dipilih. 4. Menyadari pentingnya mengembangkan karakter siswa melalui pengelolaan kelas. 5. Mampu memodelkan (untuk kepala sekolah) proses belajar mengajar yang sekaligus menguatkan pendidikan karakter siswa melalui mata pelajaran atau tema, metode mengajar, dan pengelolaan kelas.
Suasana Kelas
Metode Pengajaran Perubahan Paradigma apa yang terjadi ? MENGAJAR BELAJAR
Pertanyaan Reflektif Sebutkan kegiatan apa yang sudah anda lakukan saat menyelenggarakan proses KBM pada bagian awal KBM; kegiatan inti KBM; kegiatan akhir KBM?
Kegiatan
Peer Teaching
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS BUDAYA SEKOLAH
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Tujuan 1. Memahami konsep gerakan literasi dan strategi mewujudkan budaya literasi. 2. Mengimplementasikan pengembangan berliterasi peserta didik di sekolah SD/SMP dengan strategi yang efektif.
3. Contoh kegiatan pembiasaan 15 Menit membaca. 4. Pendidikan Karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung kompetensi abad 21 (4 Cs).
5. Mengevaluasi aturan dan tata tertib sekolah untuk menghasilkan siswa yang unggul.
Komponen Budaya Sekolah
BRANDING
Gerakan Literasi (1-3) 1. Dinyatakan oleh Taufik Ismail bahwa masyarakat kita adalah “masyarakat yang rabun membaca dan lumpuh menulis.” 2. Era informasi identik dengan era literasi, berinteraksi, berkomunikasi, bahkan beraktualisasi tidak cukup hanya dinyatakan secara lisan atau oral. 3. Literasi (kemahirwacanaan) adalah kemampuan mengakses, memahami dan menggunakan informasi secara cerdas.
Fakta Literasi Indonesia (2-3) • Bangsa Indonesia dianggap TIDAK MEMILIKI BUDAYA MEMBACA. Menurut OECD budaya membaca masyarakat Indonesia menempati peringkat paling rendah di antara 52 negara di Asia Timur (Kompas, 2009). • Berdasarkan statistik UNESCO pada 2012 indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001%. Artinya dalam setiap 1.000 orang, hanya ada satu orang yang punya minat membaca. • Semua negara mewajibkan siswanya untuk membaca sejumlah buku karya sastra, KECUALI INDONESIA. Siswa SMA Indonesia TIDAK WAJIB MEMBACA BUKU SASTRA SAMA SEKALI (atau nol buku) sehingga dianggap sebagai siswa yang BERSEKOLAH TANPA KEWAJIBAN MEMBACA.
Contoh Gerakan Literasi (3-3) • Sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan seluruh warga sekolah sebagai pembelajar sepanjang hayat agar mampu mengembangkan potensi diri seutuhnya. • Kegiatan membaca dalam waktu pendek, namun sering dan berkala terbukti lebih efektif daripada membaca lebih lama, namun jarang (misalnya, 1 jam/minggu pada hari tertentu). • Kunci keberhasilan kegiatan: keberlangsungan dan frekuensi kegiatan, bukan pada jumlah jam dan menit membaca. • Kegiatan membaca yang dilakukan secara ajeg dan sering, mampu menumbuhkan kebiasaan membaca. • Kegiatan membaca 15 menit bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kapasitas, kondisi, dan budaya lokal sekolah.
Pembiasaan Membaca Penumbuhan minat baca melalui kegiatan Membaca 15 menit (Permendikbud 23/2015)
PEMBIASAAN MEMBACA
1. Prinsip-prinsip 15’ membaca 2. Kegiatan membaca (hening dan nyaring) 3. Kegiatan Tindak Lanjut (diskusi tentang buku) 4. Memilih buku yang baik 5. Membangun lingkungan pendukung
Prinsip Kegiatan membaca Guru menetapkan waktu 15 menit kegiatan literasi Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku nonpelajaran Buku yang dibaca/dibacakan adalah pilihan peserta didik sesuai minat dan kesenangannya
Tidak ada tagihan/penilaian Dapat diikuti dengan kegiatan diskusi Kegiatan dilakukan dalam suasana yang santai Membaca dilafalkan (nyaring) atau hening (dalam hati)
Pemilihan Buku Yang Baik ❖Konten buku mengandung pesan dari nilai-nilai karakter; ❖Sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan remaja awal (SD/SMP) ❖Genre yang direkomendasikan untuk pemilihan buku bacaan: ✓ Picture book ✓Fiksi (cerpen, novel, komik) ✓Non Fiksi (Cerita kehidupan sehari-hari, Kisah sejarah, Ilmiah popular, Majalah, surat kabar, Ilmu pengetahuan, Olahraga, Seni, Biografi/otobiografi, Motivasi)
Lingkungan Kaya Teks
CONTOH KARYA SISWA
Sudut/Pojok Baca
Strategi Pemenuhan Buku Bacaan Beberapa alternatif: ❖Pelibatan Publik ✓Komite Sekolah, orang tua, dan alumni. ✓Komunitas (taman bacaan, perpustakaan daerah, dll.) ✓Dunia Usaha (Program CSR) ❖Meminta peserta didik membawa buku bacaan sendiri. ❖Guru menyediakan sumber bacaan dari potongan berita di koran atau majalah bekas. ❖Guru menerapkan metode membaca nyaring.
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS MASYARAKAT
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Tujuan 1. Memahami peran penting kemitraan dengan masyarakat dalam PPK.
2. Memiliki keterampilan untuk membangun kemitraan dengan masyarakat dalam penerapan program PPK. 3. Mampu menjelaskan mengidentifikasi peranan masyarakat (publik) dalam penerapan program PPK. 4. Menjelaskan bentuk-bentuk partisipasi orang tua/keluarga dalam pendidikan anak di satuan pendidikan dan di rumah dalam rangka program PPK (di antaranya pengasuhan positif oleh orang tua).
5. Memiliki keterampilan untuk menyusun dan melaksanakan bentuk kegiatan berbasis masyarakat dalam penerapan PPK.
Keterlibatan, Sinergi, Sinkronisasi PPK Berbasis Masyarakat
Melibatkan dan memberdayakan potensi lingkungan (pegiat seni budaya, tokoh masyarakat, DUDI)
Menyinergikan program PPK dengan berbagai program yang ada di lingkup akademisi, pegiat pendidikan, LSM
Mensinkronkan program dan kegiatan melalui kerja sama dengan Pemda, masyarakat, dan orang tua
Prinsip-Prinsip Partisipasi Masyarakat Kepala Sekolah sebagai penanggung jawab
Wajib membuat dokumen kegiatan (proposal, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan)
Memperkuat PPK dan fokus pada kepentingan peserta didik
Alasan kolaborasi telah didialogkan dan dikomunikasikan dengan pemangku kepentingan pendidikan
Tidak merugikan pengembangan karakter siswa
Tidak bertantangan dengan prinsip umum PPK, nilai moral dan etika, SARA, dan tidak sebagai obyek promosi
Partisipasi masyarakat Masyarakat yang mana? ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪ ▪
Komunitas orang tua peserta didik Komunitas pengelola pusat budaya (lokal dan modern) Lembaga pemerintahan Lembaga atau komunitas yang menyediakan sumber belajar Komunitas masyarakat pegiat seni Komunitas seniman dan budayawan Lembaga bisnis dan perusahaan Lembaga penyiaran media
Jalinan kemitraan Orang Tua
Orang tua peserta didik
1. Mendukung PPK 2. Komitmen terhadap PPK 3. Konsistensi dan keberpihakan terhadap PPK 4. Mendukung secara financial 5. Membagikan pengalaman dan praktik baik (orang tua sebagai teadan)
Jalinan Kemitraan Komite Sekolah
Komite sekolah
1. Mendukung mediasi antara sekolah dan orang tua 2. Memobilisasi sumber daya 3. Mengawasi pelaksanaan program PPK
Jalinan Kemitraan Masyarakat
Masyarakat
1. Mendukung satuan pendidiikan 2. Membangun kolaborasi 3. Bersedia menjadi relawan 4. Memulai kerja sama untuk peningkatan kualitas 5. Ikut terlibat 6. Menjadi tutor 7. Memberi kesempatan untuk magang dan bekerja 8. Memberikan apresiasi dan dukungan pengembangan program 9. Menciptakan iklim kemitraan
Jalinan Kemitraan Pegiat Pendidikan
Akademisi / Pegiat Pendidikan
1. Sebagai sumber belajar sesuai dengan pengalaman praktis 2. Melakukan advokasi terhadap ABK dengan program khusus 3. Memotivasi iklim pendidikan untuk bersinergi terkait literasi dan inovasi
Jalinan Kemitraan Pelaku Seni dan Budaya
Pelaku seni dan budaya
1. Sumber belajar melalui pengalaman praktis seniman 2. Memberdayakan berbagai taman budaya dan sanggar seni, museum sebagai sumber belajar
Jalinan Kemitraan Pemerintah dan Pemda
Pemerintah dan Pemerintah Daerah
1. Melakukan kolaborasi antar berbagai kementerian/lembaga (Kemendagri, Kemenag, Kemenkes, Kemenhan, Kemendes, TNI/POLRI, infrastruktur Kota/kabupaten) 2. Memberikan dukungan regulasi dan kebijakan program PPK
Jalinan Kemitraan Dunia Industri
DUDI
1. Membantu PPK melalui CSR 2. Sumber belajar 3. Kesempatan magang dan bekerja
Jalinan Kemitraan Organisasi Profesi
Komunitas dan organisasi profesi
1. Membangun kolaborasi untuk mengembangkan program 2. Bersedia menjadi relawan 3. Menjadi tutor 4. Menjadi mitra sekolah 5. Menyebarluaskan PPK 6. Menerapkan nilai-nilai karakter
Jalinan Kemitraan Komunitas Alumni
Ikatan Alumni Sekolah
1. Memberikan fasilitas dan tenaga 2. Menyediakan pengalaman bagi peserta didik melalui ilmu dan lingkungan kerja 3. Ikut terlibat dalam program sekolah (komite sekolah)
Jalinan Kemitraan Media Massa
Media Massa
1. Memberitakan informasi yang mendukung pada PPK 2. Bekerja sama dengan sekolah menerapkan PPK di wilayah kerja mereka 3. Melakukan sosialisasi PPK 4. Melakukan inovasi dalam memperkuat PPK 5. Menunjukkan rasa apresiasi atas prestasi sekolah, peserta didik dan orang tua
Jalinan Kemitraan Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi
1. Kerja sama pengingkatan PPK 2. Membangun kolaborasi dalam program-program kualitas guru dan peserta didik 3. Implementasi Tridarma PT
Orangtua dan Komite Sekolah Peran Komite Sekolah 1. Gotong royong pemenuhan sarpras (galang dana ) → pagelaran seni, bazar amal. CSR 2. Eksplorasi potensi lingkungan sekola sebagai sumber belajar →pendataan profesi OT, pemetaan profesi OT
Diskusi antara Komite, Orang tua, dan guru tentang aturan seolah 1. Bentuk karakter yang disepakati → untuk menjaga kesinambungan di sekolah dan rumah 2. Melaksanakan program terkait PPK → seminar, diskusi, FGD
Bentuk partisipasi orang tua 1. Pentingnya keterlibatan orang tua 2. Bentuk partisipasi di rumah 3. Melindungi anak dari berbagai ancaman sekitar (kekerasan, pornografi, narkoba, paham ekstrim)
ASESMEN, MONITOR DAN EVALUASI PPK
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar asesmen, monitor dan evaluasi PPK 2. Memiliki keterampilan melakukan penilaian PPK di sekolah
Konsep Asesmen, Monitor dan Evaluasi • Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) perlu diukur secara objektif dan komprehensif • Perlu ada asesmen awal untuk menilai situasi sekolah sebelum dilaksanakannya PPK • Evaluasi dilakukan terhadap program dan dampaknya bagi peserta didik dan pengembangan budaya sekolah • Evaluasi untuk menilai ketercapaian implementasi nilainilai utama Gerakan Nasional Revolusi Mental • Evaluasi dilakukan secara reguler dan berkelanjutan
Subjek dan Kriteria Penilaian • Yang menilai adalah sekolah, komite sekolah, orang tua, dan penilai dari luar sekolah, atau instansi lain yang berkepentingan dengan perkembangan PPK sekolah • Penilaian jujur, objektif, sesuai dengan kondisi nyata yang ada di lapangan. Kejujuran dan objektifitas merupakan hal yang sangat penting bagi pengembangan PPK. • Objektif berarti mendasarkan diri pada data-data yang dapat diverifikasi melalui observasi, bukti-bukti dokumen, baik yang tertulis maupun melalui wawancara. Objektifitas menjadi metode penilaian PPK.
Aspek-aspek Monitoring 1. Mendapatkan data dan informasi yang diperlukan tentang PPK 2. Mendapatkan gambaran tentang capaian PPK 3. Mendapatkan informasi tentang adanya kesulitan-kesulitan dan hambatan-hambatan selama kegiatan PPK 4. Menilai keberhasilan pelaksanaan PPK 5. Menentukan kendala dan hambatan dalam pelaksanaan PPK 6. Mengidentifikasi sumber daya sekitar yang dapat menjadi rujukan dalam pengembangan dan pelaksanaan PPK. 7. Mengidentifikasi model pengembangan PPK yang sesuai bagi sekolah.
Prinsip-prinsip Monev 1. Berorientasi pada proses (Monev dilakukan untuk mengukur kemajuan yang dicapai. Hasil monev digunakan sebagai bahan untuk peningkatan mutu pelaksanan gerakan PPK di sekolah) 2. Mengacu pada kriteria keberhasilan (Monev seharusnya dilaksanakan mengacu pada kriteria keberhasilan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Penentuan kriteria keberhasilan disesuaikan dengan prinsipprinsip pelaksanaan gerakan PPK) 3. Mengacu pada asas manfaat (Monev sudah seharusnya dilaksanakan dengan tidak mencari-cari kesalahan akan tetapi justru mencari solusi yang dapat mempermudah pelaksanaan gerakan PPK di sekolah. Monev berorientasi asas manfaat pengelolaan sekolah. 4. Dilakukan secara jujur dan objektif
Item Penilaian Monev 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Visi, misi dan perumusan Tata Kelola PPK Siswa dan Hasil Guru dan Tenaga Kependidikan Keterlibatan pihak luar sekolah dalam PPK Pola kegiatan PPK Implementasi Nilai-Nilai GNRM Dana dan sarana
MENDESAIN RENCANA TINDAK LANJUT PPK
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Brending
RELIGIUS, UNGGUL dan NASIONALIS
80
1. STRATEGI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER No
Bentuk Kegiatan
Tujuan
Waktu (Tanggal)
1
Sosialisasi dengan yayasan, guru dan komite
Menyamakan langkah tentang pengembangan PPK di SMP Islam Al-Azhar BSD
3,4,5 Oktober 2016
2
Rapat kerja tim pengembang kurikulum
Menyusun kegiatan PPK sebagai sisipan dari pengembangan KTSP
8,9 Oktober 2016
3
Membuat edaran tentang agenda kegiatan pengembangan PPK kepada orang tua murid Menyusun koordinator penanggung jawab setiap item kegiatan PPK
Koordinasi dengan orang tua tentang kegiatan PPK
10 Oktober 2016
Mengorganisir seluruh kegiatan
10 Oktober 2016
Rapat evaluasi setiap akhir bulan Penilaian hasil kegiatan PPK oleh Tim Pengembang Kurikulum
Kontroling kegiatan Memberikan laporan PPk kepada orang tua
30 Oktober 2016 10 Desember 81 2016
4
5 6
2. Alasan Branding • Sesuai dengan Visi dan Misi sekolah. • Sekolah Al-Azhar BSD merupakan sekolah Islam yang tidak berkiblat pada satu organisasi keagamaan sehingga semangat Nasionalisme menjadi dasar pengembangan sekolah. • Menanamkan semangat keunggulan
3. NILAI UTAMA PPK DI SEKOLAH NILAI UTAMA PPK SEKOLAH : 1. Religius 2. Nasionalis ALASAN: 1. SMP Islam Al azhar menggunakan kurikulum Nasional dan kurikulum agama 2. Sekolah dengan ciri khas Islam 3. Mengaplikasikan nilai-nilai ajaran Agama Islam dalam berbagai aspek kehidupan 4. Mengembangkan kegiatan peduli lingkungan Indonesia 5. Menanamkan semangat kedisiplinan dan keunggulan
JALINAN DENGAN NILAI-NILAI KARAKTER YANG LAIN : 1. Kemandirian dalam bentuk kegiatan pesantran, wisata ilmiah dan pembiasaan dalam pembelajaran 2. Semangat Gotong royong dalam bentuk kegiatan : pembiasaan piket, kegiatan sosial 3. Integritas siswa dikembangkan melalui kegiatan pembiasaan misalnya melalui 8 jalur keagamaan 83
4. PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN TERINTEGRASI DALAM KURIKULUM (INTRAKURIKULER) No
Bentuk Kegiatan
Tujuan
Mitra/Sasaran
Waktu (Tanggal)
1
Penambahan jam pada matapelajaran agama islam menjadi 6 jam
Memperkuat penanaman nilai nilai aqidah, ibadah, al qur’an, akhlak dan sejarah Islam
Guru
Oktober 2016
2
Menyisipkan kegiatan membaca/literasi pada satu jam mata pelajaran bahasa indonesia
Meningkatkan minat baca dan menulis
Siswa
Oktober 2016
3
Internalisasi agama Islam dalam tiap tiap KD dipembelajaran
Mengiternalisasikan ajaran ajaran Illahiah kedalam pembelajaran dan refleksi
Siswa dan guru
Oktobert 2016
4
Memasukan pembelajaran berbasis produk pada setiap mata pelajaran
Menanamkan kemandirian dengan mebuat produk hasil Guru belajar untuk bahan pemeran
Oktober 2016
5
Wisata Ilmiah
Pembelajaran tema Tik lintas pelajaran (bahasa indonesia, bahasa inggris, IPA, IPS)
Kawasan cagar alam cibodas/Siswa
11-13 Oktober 2016
6
Pergelaran seni “Bangkitlah Negeriku”
Penanaman Nasionalise melalui pergelaran seni dan budaya Indonesia (penilaian mata pelajaran seni budaya dan bahasa inggris)
GKJ dan Komunitas Seni/Siswa
Desember 2016
84
D. Penambahan Struktur dan Pola Jam MATA PELAJARAN Kelompok A 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 2.
Pend. Pancasila & Kewarganegaraan
3.
Bahasa Indonesia
4.
Matematika
5.
Ilmu Pengetahuan Alam
6.
Ilmu Pengetahuan Sosial
7.
Bahasa Inggris
KELAS VIII
VII
Pemerintah
IX
1
2
1
2
1
2
6 3 6 5 6 4 5
6 3 6 5 6 4 5
6 3 6 5 6 4 5
6 3 6 5 6 4 5
6 2 6 7 7 4 5
6 2 6 7 7 4 5
3 3 6 5 5 4 4
3 1 2
3 1 2
1 1 1
3 1 2 1 1 1
3 1 2 1 1 1
3 1 2 1 1 1
3
1 1 1
3 1 2 1 1 1
44
44
44
44
44
44
38
Kelompok B 1.
Seni Budaya / Pentas seni Bahasa Arab
2.
PENJASORKES
3.
Prakarya / TIK Tata Boga / Bimbingan karir Kls IX Iqra tadarus
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu
3 2
D. Penambahan Struktur dan Pola Jam JAM
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10
WAKTU
RABU
07.00 - 07.15 07.15 - 07.25 07.25 - 08.05 08.05 - 08.45 08.45 - 09.25 09.25 - 10.05 10.05 - 10.25 10.25 - 11.05 11.05 - 11.45 11.45 - 12.25 12.25 - 13.10 13.10 - 13.50 13.50 - 15.00
IKRAR PAGI TADARUS AL QUR'AN KBM JAM 1 KBM JAM 2 KBM JAM 3 KBM JAM 4 ISTIRAHAT KBM JAM 5 KBM JAM 6 KBM JAM 7 SHALAT DHUHUR KBM JAM 8 PENTAS SENI
JAM
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10
WAKTU
KAMIS
07.00 - 07.15 07.15 - 07.25 07.25 - 08.05 08.05 - 08.45 08.45 - 09.25 09.25 - 10.05 10.05 - 10.25 10.25 - 11.05 11.05 - 11.45 11.45 - 12.25 12.25 - 13.10 13.10 - 13.50 13.50 - 14.30 15.00 – 16.30
IKRAR PAGI TADARUS AL QUR'AN KBM JAM 1 KBM JAM 2 KBM JAM 3 KBM JAM 4 ISTIRAHAT KBM JAM 5 KBM JAM 6 KBM JAM 7 SHALAT DHUHUR KBM JAM 8 KBM JAM 9 EKSTRAKURIKULER
D. Penambahan Struktur dan Pola Jam JAM
WAKTU
SENIN
8 9
07.00 - 07.15 07.15 - 07.25 07.25 - 08.05 08.05 - 08.45 08.45 - 09.25 09.25 - 10.05 10.05 - 10.25 10.25 - 11.05 11.05 - 11.45 11.45 - 12.25 12.25 - 13.10 13.10 - 13.50 13.50 - 14.30
10
15.00 – 16.00
IKRAR PAGI UPACARA BENDERA KBM JAM 1 KBM JAM 2 KBM JAM 3 KBM JAM 4 ISTIRAHAT KBM JAM 5 KBM JAM 6 KBM JAM 7 SHALAT DHUHUR KBM JAM 8 KBM JAM 9 / REMEDIAL DAN PENGAYAAN MIPA
1 2 3 4 5 6 7
JAM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
WAKTU
SELASA
07.00 - 07.15 07.15 - 07.25 07.25 - 08.05 08.05 - 08.45 08.45 - 09.25 09.25 - 10.05 10.05 - 10.25 10.25 - 11.05 11.05 - 11.45 11.45 - 12.25 12.25 - 13.10 13.10 - 13.50 13.50 - 14.30
IKRAR PAGI
TADARUS AL QUR'AN KBM JAM 1 KBM JAM 2 KBM JAM 3 KBM JAM 4 ISTIRAHAT KBM JAM 5 KBM JAM 6 KBM JAM 7 SHALAT DHUHUR KBM JAM 8 IQRA HAFALAN AL QURAN REMEDIAL DAN 15.00 – 16.00 PENGAYAAN MIPA
D. Penambahan Struktur dan Pola Jam JAM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
WAKTU
JUM’AT
07.00 - 07.15 07.15 - 07.25 07.25 - 08.05
IKRAR PAGI TADARUS AL QUR'AN / PEMBINAAN WALI KELAS
08.05 - 08.45
KBM JAM 2
08.45 - 09.25
KBM JAM 3
09.25 - 10.05
KBM JAM 4
10.05 - 10.25
ISTIRAHAT
10.25 - 11.05
KBM JAM 5
11.05 - 11.45
KBM JAM 6
11.45 - 12.25
KBM JAM 7
12.25 - 13.10
SHALAT DHUHUR
13.10 - 13.50
KBM JAM 8
13.50 - 14.30
KBM JAM 9
15.00 – 16.30
PRAMUKA
BUDAYA MEMBACA
5. PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER No
Bentuk Kegiatan
Tujuan
Siswa Sasaran (Kelas dan Jumlahnya)
Mitra Kerja Yang Dijalin (Kontak Person)
Waktu (Tanggal)
1
Ektra Kurikuler Wajib Pramuka
Menananmkan Nasionalisme, Religius, Kemandirian, Gotong royong dan integritas
Kelas 7 dan 8
Kwarda
Setiap Hari Jumat
2
Ekstra Kurikuler pilihan akademik : OSN, KIR, English Club
Peningkatan kemampuan siswa di bidang akademik, tulisan ilmiah dan bahasa inggris sekaligus untuk persiapan lomba-lomba (Kemandirian, Gotong royong, Integritas)
Kelas 7 dan 8
ALC, PWI, EF
Setiap hari kamis
3
Ekstra Kurikuler pilihan bidang olah raga : fuutsal, basket, bulutangkis, karate
Peningkatan kemapuan siswa dibidang olah raga sekaligus untuk persiapan lomba-lomba (Kemandirian, Gotong royong dan Integritas)
Kelas 7 dan 8
PSSI, PERBASI, PBSI, FORKI
Setiap hari selasa dan kamis
4
Ekstra Kurikuler pilihan bidang seni : Choir, Angklung, Tari Daerah, Tari Saman, Vocal, Melukis, Drum Band, Musik Tradisional
Peningkatan kemapuan siswa dibidang olah raga sekaligus untuk persiapan lomba-lomba (Nilai Nasionalis, Kemandirian, Integritas)
Kelas 7 dan 8
PSSI, PERBASI, PBSI, FORKI
Setiap hari selasa dan kamis
5
Ekstrak kurikuler bidang agama : tahfid qur’an
Peningkatan kemapuan hapalan alquran siswa dan untuk persiapan lomba-lomba (Nilai Religius dan Kemandirian)
Kelas 7 dan 8
PSSI, PERBASI, PBSI, FORKI
Setiap hari selasa
89
MELALUI EKSTRAKURIKULER
• OSN • English Club • Jurnalistik dan KIR
• Basket • Futsal • Badminton • Pencak Silat • Karate • Angklung • Tari Daerah • Tari Saman • Vocal
• • • •
Melukis Drum Band Musik Tradisional Choir
6. PELIBATAN ORANG TUA DALAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER No
Bentuk Kegiatan
1 SCIENC CAM
Tujuan
Segmen Orang Tua (Kelas dan Jumlahnya)
Waktu (Tanggal)
Menanamkan Nasionalis, gotong royong, mandiri dan integritas
Seluruh rang tua kelas 7 dan 9
11-13 Oktober 2016
2
Tabur bunga
Menanamkan Nasionalisme, gotong royong pada siswa.
Komite (kelas 7 dan )
10 November 2016
3
Save energi “pahlawan energi”
Menanamkan kemandirian, gotong royong dan integritas siswa
Orang tua (siwa pilihan kelas 7 dan 8)
SeptemberDesember 2016
4
UNIVERSAL : lomba-lomba antar sekolah tiga provinsi (DKI-BANTEN-JAWABARAT)
Menanamkan Religius, Nasionalis, Kemandirian, Gotong royong dan Integritas)
Orang tua kelas 7 dan 8
Februari 2017
5
Tahun Baru Islam
Menanamkan Religius dan gotong royong
Oktober
7. PPK MELALUI KEGIATAN PELIBATAN KOMUNITAS
No
Bentuk Kegiatan
Tujuan
Segmen Komunitas Yang Dilibatkan
Waktu (Tanggal)
1
Intrepreneurship day
Menanamkan jiwa kewirausahaan pada siswa (Kemandirian, Integritas)
Alumni dan Profesional
Februari 2017
2
Seminar Pencegahan bahaya Narkoba
Mencegahan bahaya narkoba pada siswa
BNN
Februari 2017
3
English Journey
Memperkuat bahasa inggris siswa
Komunitas bahasa inggris pare
November 2017
4
Save energi “pahlawan energi”
Menanamkan kemandirian, gotong royong dan integritas siswa
Kementrian ESDM
OktoberDesember 2016
5
Pameran Buku di sekolah
Memperkuat program literasi siswa
Gramedia
22-28 Oktober 2016
6
Pelatihan Jurnalistik
Menanamkan keterampilan menulis
PWI Pusat
28 Oktober 2016
STRATEGI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER 1. Sosialisasi ke Stakeholders
94
STRATEGI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER 2. Pengembangan dalam Kegiatan Sekolah
Tabel Rencana Kegiatan Pengembangan Karakter siswaSekolah
NO
Kegiatan
Nilai-nilai yang di kembangkan
Indicator yang akan dekembnagakan (disesuaikan berdarakan hasil analisis konteks)
Rencana aksi sekolah
Target waktu
Target kuantitas/sa rana dll
Png. Jawab pelaksana
Prioritas
& 1
2
Strategi
Sumber dana
Kemitraan
3
1 Tadarus Pagi
Nilai Nilai Keagamaan
Khatam 30 Juz
1 tahun
10 Juz
Wakil bid Keagamaan
Setiap pagi sebelum belajar
Yayasan
Rajin membaca
Menyerahkan Resensi
Dalam 1 smester
4 buku
Guru Bahasa Indonesia
Satu jam setiap jumat
-
2 Membaca Buku
95
STRATEGI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER 3. Kegiatan Pembelajaran A. Internalisasi Agama Islam dalam
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu
: SMP Islam Al-Azhar BSD : Matematika : VII / 1 : 10 JP / 6 pertemuan
Penjiwaan Agama Islam:
setiap Materi Ajar
B. Penguatan Budaya Baca dan Menulis
C. Pembelajaran Berbasis Produk
D. Penambahan Struktur dan Pola Jam belajar
“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” QS. An Nahl : 18. A. Kompetensi Inti KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI-2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori
B. Penguatan Budaya Baca dan Menulis
C. Pembelajaran Berbasis Produk
Budaya baca , menulis dan produk siswa dalam Buletin Siswa terbit dalam 1 semester
STRATEGI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
Melalui Budaya Sekolah A. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kegiatan Rutin Ikrar Pagi Tadarus setiap Pagi Upacara Bendera Senin Budaya Salam Sholat Berjamaah Berdoa sebelum dan sesudah belajar
B. 1. 2. 3. 4. 5.
Kegiatan di Kondisikan Pesantren Latihan Perayaan Hari Besar Nasional dan keagamaan Penanaman Disiplin Oleh TNI Penyediaan Kantin Kejujuran Tabur Bunga Makam Pahlawan
Latihan PBB bersama TNI
Hari Kartini
Hari Pahlawan
Pesantren Latihan
Ektrakurikuler OLAH RAGA
KIR Musik Tradisional
TARI TRADISONAL
Melalui Pengembangan Diri
• Hafalan Juz 30 dan Ayat pilihan / Iqra • Khataman Al Quran • Bimbingan Konseling
• Talenta/Apresiasi Senir • Pagelaran Seni • Reading and Writing for All • English Environment
• Immersion Program • Wisata Ilmiah • Enterpreneurship • OSIS, MPK, PASGAP • Pramuka • Universal Event ( lomba antar sekolah )
Pramuka
Apresiasi seni (APSI)
Pagelaran Seni di GKJ
Universal event Lomba Akademik, Olah Raga dan Seni antar Sekolah
Pembukaan Lomba Oleh Walikota Tangsel
STRATEGI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
Melalui Pembiasaan di Rumah Kartu Monitor Sholat (Mapel Agama ) Buku Monitor Syarat Kecakapan Agama Islam Kartu monitor Baca Buku (Mapel Bhs Indonesia ) Kartu Monitor Hemat Energi (Mapel IPA ) 108
Kartu Tahfidz & Monitoring Sholat
STRATEGI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
Penilaian Keberhasilan
➢ Mengembangkan indikator dari nilai-nilai yang ditetapkan atau disepakati ➢ Menyusun berbagai instrumen penilaian ➢ Melakukan pencatatan terhadap pencapaian indikator ➢ Melakukan analisis dan evaluasi ➢ Melakukan tindak lanjut
Shalat dengan benar
Berakhlaqul Karimah
Khatam Al qur’an 30 Juz
Demokratis
Cinta Tanah air
Hafal Juz 30
Profil Siswa SMP Islam AlAzhar BSD
Mandiri dan Kreatif
Berwawasan global
Disiplin
Lulus 100% Peduli Lingkungan
Mampu berbahasa Inggris
Rata-rata UN 8,50
SARANA 20 ruang Belajar ( AC, LCD, WiFi) Laboratorium Biologi Laboratorium Fisika Laboratorium Bahasa Ruang Praktek Keterampilan (Tata Boga) Ruang Musik Laboratorium Komputer Ruang Audio Visual Perpustakaan Sarana Olah Raga Indoor dan Outdoor Ruang Konseling Ruang UKS Kantin
1. 2. 3. 4.
Contextual Teaching and Learning ( CTL ) Pendekatan saintifik Belajar Tuntas Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan (PAIKEM), 5. Pengayaan, Remedial dan Matrikulasi 6. Pembelajaran Berbasis IT 7. Internalisasi Al quran dan materi ajar
Proses Belajar
8 Jalur Keagamaan Jalur Mata Pelajaran Agama Jalur Internalisasi nilai-nilai Islam ke dalam setiap mata pelajaran Jalur Tadarus & Khataman Al-Qur’an Jalur Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) Jalur Pesantren Latihan Jalur Standar Kompetensi Agama Islam (SKAI) Jalur Peribadatan Jalur Budaya & Iklim Sekolah
Peduli Lingkungan
Piket Kelas
Kampanye Hemat Energi
Kampanye Anti Narkoba
Cinta Indonesia
Kampanye Peduli Lingkungan
PRESTASI SEKOLAH “REKOR DUNIA SLOGAN ANTI NARKOBA”
MISI BUDAYA INTERNASIONAL
Prestasi Siswa
• • • • •
Olimpiade CIBI Tingkat Nasional di Banjarmasin : Alya Azzahra OSN tingkat nasional IPS dan Biologi 2014 OSN IPS tingkat Provinsi 2015 FLS2N Cipta Cerpen tingkat Provinsi 2016 Story Telling Tingkat provinsi
• • • • •
Tari daerah tingkat provinsi Musik tradisional Juara 1 Tari Saman Tingkat SMP Sejabodetabek Juara 2 Lomba Vocal Grup Tingkat SMP Sejabodetabek Juara 2 Lomba Basket Puteri Tingkat SMP Sejabodetabek
Kerjasama
Uji Coba Kelas Digital / websis
TNI ( Penanaman Kebangsaan )
Kerjasama ESDM tentang Hemat Energi
Kwartir Pramuka
Kerjasama Badan Narkotika Nasional
PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH
Pemilu OSIS & LDKS SMP Islam Al-azhar BSD
Wisata Ilmiah
OSN
Enterpreneurship
Sarasehan OSIS
HILLARY: “I am sorry we did not win this election for the values we share” TRUMP: “We will come together as a united nations”
126
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA SALAM PPK: “CERDAS, BERKARAKTER, MENYENANGKAN, LUAR BIASA” TEPUK PPK : “RELIGIUS, NASIONALIS, MANDIRI, GOTONG-ROYONG, INTEGRITAS”
127