LAPORAN HASIL PENELITIAN
GERAKAN DISIPLIN NASIONAL DI PERGURUAN TINGGI JAKARTA
OLEH DRS. E. HASSAN SALEH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1997 1
LAPORAN HASIL PENELITlAN
GERAKAN DISIPLIN NASIONAL DI PERGURUAN TINGGI JAKARTA
11
KATA SAMBUTAN Dengan ucapan syukur al-hamdu lillah, kami sambut baik laporan hasil penelitian Sdr. Drs. RE. Hassan Saleh, yang telah menyelesaikan tugasnya berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Adab No. 07 Tahun 1996 tanggal 10-10-1996. Walaupun masih memerlukan beberapa perbaikan, tetapi kiranya hasil penelitian mandiri yang dilakukan Sdr. Drs. H.E. Hassan Saleh, dosen dalam mata kuliah Kewiraan, yang berjudul "Gerakan Disiplin Nasional di Perguman Tinggi Jakarta" ini dapat memenuhi persyaratan sebagai suatu sumbangan pemikiran yang bermanfaat dalam menciptakan ketahanan kampus sebagai bagian tak terpisah-kan dari ketahanan nasional dalam upaya tercapainya tujuan pembangunan nasional. Kami berharap, agar kegiatan penelitian ini akan ditindaklanjuti dan terns dikembangkan dengan kegiatan-kegiatan ilmiah lainnya. Semoga berhasil.
Jakarta, 15 Maret 1997 DEKANFAKULTASADAB
. Nabilah Lubis MA) NIP 150050913
I
l(
111
KATAPENGANTAR Al-hamdu lillah, atas berkat dan rahmat-Nyajua, akhimya laporan penelitian tentang "Gerakan Disiplin Nasional di Perguruan Tinggi Jakarta" ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Kami menyadari akan keterbatasan kami, baik waktu, kemampuan, lebih-Iebih dana, menyebabkan laporan yang kami buat ini masih jauh dari sempuma. Namun, betapa pIll kami tetap berharap bahwa hasil penehtian ini sedikit-banyak dapat bermanfaat bagi pembinaan ketahanan nasional yang sangat diperlukan bangsa yang tengah giat-giatnya membangun. Untuk itu kami merasa perlu menyatakan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Hajjah Nabilah Lubis, MA, Dekan Fakultas Adab lAIN Syarif Hidayatullah, yang telah memberi kepercayaan kepada kami untuk melaksanakan tugas penehtian tentang Gerakan Disiplin Nasianal di Perguruan Tinggi Jakarta. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dsr. H. Abdul Hamid, PUREK III, dan Sdr. Hadyan atas nama Pengurus Senat Mahasiswa lAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pula kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Ir. Rustamaji, PUREK III, dan Drs. SyarifNur Binardi, Staf Pengajar pada Universitas Nasional di Pejaten Pasar Minggu. Tidak pula lupa terima kasih kami kepada Bapak Ir. H. Dahmir Dahlan, M.Sc, PUREK III, dan Sdr. Riza, Pengurus Mushalla "Bilal" ISTN Bhumi Srengseng Indah, Jagakarsa, Jakarta Selatan atas partisipasi yang diberikan kepada kami, sehingga peneli.tian ini dapat terselenggara dengan baik. Semoga partisipasi yang telah mereka berikan merupakan amal saleh yang akan membawa mereka kepada kehidupan yang penuh berkah dari Allah SWT. Amin! Wa billah al-taufiq wa al-hidayah. Jakarta, 1 Pebruari 1997 E.H.S IV
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1
Jumlah Responden
2. Tabel 2
Jerus Kelamin
3. Tabel 3
Usia Responden
4. Tabel 4
Agama Responden
5. Tabel 5
Jumlah Saudara dalam Keluarga
6. Tabel 6
Kedudukan Anak dalam Keluarga
7. Tabel 7
Status Keluarga
8. Tabel 8
Status Pekerjaan
9. Tabel 9
Asal Sekolah
10. Tabell0 ; Asal Daerah 11. Tabel 11 : Tempat Tinggal 12. Tabel 12 : Status Tempat Tinggal 13. Tabel 13 : Program Semester Yang Diikuti 14. Tabel 14 : J.P. yang Diperoleh 15. Tabel 15 : Perlunya Disiplin 16. Tabel16 : MotifHidup Disiplin 17. Tabel 17 : Hubungan Disiplin dengan Prestasi 18. Tabel18 : Anjuran Agama tentang Disiplin 19. Tabel19 : Bentuk Anjuran Agama tentang Hidup Disiplin 20. Tabel20 : Pengaturan Waktu Makan 21. Tabel21 : Pengaturan Waktu Belajar
v
Vl
22. Tabel22: Pengaturan Waktu Istirahat 23. Tabel23: Pengaturan Waktu Olah Raga 24. Tabel24: Pengaturan Waktu Ibadah 25. Tabel25: Pengaturan Waktu oleh Keluarga 26. Tabel26: Kehadiran Mahasiswa di Kampus 27. Tabel27: Kehadiran Dosen di Kampus 28. Tabel28: Alasan Tidak Tepat Waktu 29. Tabel29: KaitanKehadiran Mahasiswa dengan Persyaratan Ujian 30. Tabel30: Minimal Kehadiran Dosen dalam Memberi Kuliah 31. Tabel 31: Persyaratan Ujian Selain Kehadiran 32. Tabel32: Dipenuhi-tidaknya Tugas-tugas Dosen 33. Tabel33: Penertiban Pakaian Mahasiswa 34. Tabel 34: Kepatullan Mahasiswa atas Penertiban Pakaian 35. Tabel 35: Kerapian Dosen Berpakaian 36. Tabel36: Tersedianya Kamar Kecil Klmsus bagi Mahasiswa 37. Tabel 37: Keadaan Kamar Kecil Mahasiswa 38. Tabel38: Kebersihan Lingkungan Kampus 39. Tabel39: Gerakan Kebersihan 40. Tabel40: Partisipasi dalam Gerakan Kebersihan 41. Tabel 41: Pelayanan Akademik dan Kemahasiswaan 42. Tabel42: Tersedianya Kegiatan Ekstra Kurikuler 43. Tabel43: Aktivitas dalam Kegiatan Kemahasiswaan 44. Tabel44: Sarana Olah Raga di Lingkungan Kampus
VII
45. Tabe145: Pemanfaatan Sarana Olah Raga 46. Tabe146: Tempat Ibadah da1am Kampus 47. Tabe147: Pemanfaatan Tempat Ibadah 48. Tabe148: Gerakan Kesegaran Jasmani 49. Tabe149: Partisipasi da1am Gerakan Kesegaran Jasmani 50. Tabe1 50: Maksud Dise1enggarakannya GDN 51. Tabel 51: Momentum GDN Sekarang 52. Tabel 52: Di Mana Sebaiknya Gerakan Disiplin Dimu1ai 53. Tabel 53: Siapa Seharusnya Memu1ai GDN 54. Tabe1 54: Pelaksanaan GDN di Kampus 55. Tabe155: Saran-saran Mahasiswa tentang GDN
DAFTARISI KATA SAMBUTAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTARISI BAB
I
BAB II
PENDAHULUAN
I
A. LATARBELAKANG B. RUANG LINGKUP C. TUJUAN D.KEGUNAAN E. METODOLOGI F. LOKASI G. HlPOTHESA
I 3 4 4 5 6 6
KERANGKA TEORI
8
A. DISIPLIN
BAB III
iii iv v-viiĀ· viii-ix
B. SKEMA C. SOSIALISAS1
8 9 10
DATA PENELITIAN
13
A. PELAKSANAAN DI LAPANGAN
13 B. IDENTITAS 17 C. PENDIDIKAN DISIPLIN DALAM KELUARGA 30 D. SOSIALISASI GDN DI KAMPUS 41
BAB IV
INTERPRETASI DATA
69
A. PROFIL KEDISIPLINAN MAHASISWA
69 74
B. SOSIALISASI GDN DI KAMPUS
Vlll
IX
C. FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI GDN D. PROSPEK GDN
72 74
KESIMPULAN DAN SARAN
76
A. KESIMPULAN
B.SARAN
76 76
DAFTAR KEPUSTAKAAN
77
BAB
V
LAMPIRAN-LAMPJRAN I. II. lIlA. IIIB.
SURAI' TUGAS PROPOSAL PENELITlAN DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) DAFTAR PERTANYAAN MENDALAM
i-ii
iii-xiii xiv-xxiii xxiv
BABI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) tahun 1993, sejalan dengan Undang-Undang (UU) No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional danPeraturan Pemerintah (PP) No. 30 tahun 1990 tentang perguruan tinggi, telah menggariskan upaya pembangunan nasional di bidang pendidikan dalarn rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta meningkatkan kualitas manusia Indonesia, di sarnping peluang kepada setiap warga negara untuk mengembangkan diri, baik yang berkenaan dengan aspek jasmaniah maupun aspek rohaniah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan tinggi, dengan Tri Dharmanya melakukan kegiatan dalarn upaya menghasilkan manusia terdidik dan berkualitas. Dengan demikian, harapan yang paling besar untuk menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas ada1ah ditujukan kepada mahasiswa. Oleh sebab itu, sebagai generasi penerus yang paling punya peluang menjadi pemimpin bangsa di masa datang, mahasiswa perlu mengembangkan diri terhadap wawasan basis intelektualnya, sehingga diharapkan ke1ak marnpu memecahkan sendiri masa1ah-masalah yang dihadapinya, bahkan menjadi teladan bagi masyarakat sekitarnya. Persoalan muncul, ketika dalam dasawarsa 90-an, dunia pendidikan, termasuk perguruan tingginya, mendapat sorotan, mengingat perarmya sebagai sumber daya (SDM) yang berkualitas sangat kurang, sehingga berkurang pula dalarn konstribusinya bagi kepentingan bangsa dan negara. Untuk itulah segenap sivitas perguruan tinggi, terutarna mahasiswanya dituntut memiliki tingkat disiplin yang tinggi. Sebab, betapa pun tinggi1
2 nya cita-cita seseorang, tanpa disiplin yang tinggi hal demikian itu tidak mungkin dapat dicapai. Sehubungan dengan hal tersebut, Presiden Soeharto dalam peringatan Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal20 Mei 1995, telah mencanangkan gerakan disiplin nasional (GDN) yang ditujukan kepada seluruh lapisan mamasyarakat, tennasuk masyarakat kampus, temtallla mahasiswanya, demi terciptanya ketahanan nasional yang dinamis dalam rangka tercapainya tujujuan pembangunan nasional bangsa Indonesia, sebagaimana yang telah digariskan dalam GBHN yang mempakan pencenninan aspirasi seluruh rakyat. Fenomena tersebut adalah berkaitan erat dengan ditumbuh-kembangkannya budaya kerja, budaya tertib, dan budaya bersih, yang diperlukan bagi suatu bangsa yang ingin maju. Untuk mengetahui sampai sejauh mana gerakan disiplin nasional (GDN) dilaksanakan dalam masyarakat, kiranya hal itu hanya dapat dibukbuktikan melalui suatu penelitian. Sebagai kegiatan dalam upaya menghasilkan suatu pengetahuan empirik, konsep atau metodologi, kiranya penelitian ini akan dapat mendiskripsikan berbagai fenomena sosial yang teIjadi dalam masyarakat, tennasuk masyarakat kampus. Penelitian tentang gerakan disiplin nasional (GDN) ini mempunyai beberapa indikasi, di antaranya bempa akomodasi sivitas akademika dalam ketertiban kampus, sosialisasi sivitas akademika dalam birokrasi perguman tinggi, dan kerja nyata para mahasiswa setelah lulus, serta hal-hal lain yang mendukung tegaknya disiplin dalam dunia perguman tinggi. Dengan demikikian, melalui penelitian ini kiranya dapat diketahui adanya faktor pendukung atau faktor penghambat dilaksanakannya GDN di kalangan perguman tinggi. Penelitian yang kami lakukan ini bukanlah penelitian yang bersifat representatif, yang dapat menjawab semua aspek, melainkan hanya mempakan penelitian awal, bersifat eksploratif, yang difokuskan pada profil kedisiplinan mahasiswa. Sampel penelitian ini dibatasi pada tiga perguruan tinggi, yang kami anggap dapat mewakili perguman-perguman tinggi yang ada
3 di wilayah DKl, yang terdiri dari perguruan tinggi negeri dan swasta, dengan latar belakang pengetahuan keagamaan dan pengetahuan umum, baik sosial maupun eksakta, yaitu: Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Universitas Nasional (UNAS), dan Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN). B. RUANG LINGKUP Karena sifat dari penelitian ini adalah eksploratif, maka ruang lingkup penelitian tentang gerakan disiplin nasional (GDN) di kalangan perguruan tinggi ini dibatasi dalam hal-hal berikut:
1. profil mahasiswa. Yang dimaksud dengan profil mahasiswa di Si.!ll ialah profil mahasiswa dalam gerakan disiplin nasional (GDN), yang meliputi pendidikan disiplin dalam keluarga dan sosialisasi disiplin dalam kampus. Sosialisasi gerakan disiplin nasional (GDN) di perguruan tinggi, yang dalam hal ini diwakili tiga perguruan tinggi Jakarta, baik negeri mauptm swasta, baik yang berlatar belakang keagamaan mauptm umum, yaitu: (I) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah, suatu perguruan tinggi negeri yang bercorak keagamaan (Islam), (2) Universitas Nasional (UNAS), dan (3) Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN). Dua perguruan tinggi yang terakhir ini merupakan perguruan tinggi umum swasta di Jakarta yang cukup dikenal, baik karena keseniorannya, atau karena kekhususan bidang kajiannya mauptm karena keduanya merupakan perguruan tinggi, yang sering dilanda gejolak.
4
2. persepsi mahasiswa. Yang dimaksud dengan persepsi mahasiswa di sini ialah persepsi mahasiswa tentang sosialisasi kedisiplinan yang sudah ditera.pkan dan prospek gerakan disiplin nasional (GDN) di lingkungan perguruan tinggi.
C. TumAN Tujuan dilaksanakannya penelitian tentang gerakan disiplin nasional (GDN) di kalangan perguruan tinggi ini adalah: I. untuk memperoleh gambaran umum tentang profil mahasiswa dalam menerapkan kedisiplinan di perguruan tingginya; 2. agar seluruh sivitas akademika dapat memberikan konstribusinya dalam menciptakan budaya tertib, budaya bersih dan budaya kerja di lingkungankampus. D.KEGUNAAN Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai: I. bahan masukan (input) bagi perguruan tinggi yang bersangkutan klmsusnya dan perguruan ~inggi pada umumnya, dan bagi pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen Dikti) dan Departemen Agama (Ditbinpera), dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang bersifat umum, terutama dalam upaya menciptakan suasana kampus yang dinarnis, dengan menegakkan budaya tertib, budaya bersih, dan budaya kerja; 2. ikut serta membantu atau memperlancar dalam proses birokrasi seSUaI dengan tingkat kedisiplinan yang ada; 3. timbal-balik yang menguntungkan, baik bagi Iingkungan kampus maupun
5
bagi masyarakat luar kampus dalam menciptakan budaya disiplin. E. METODOLOGI Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian tentang gerakan disiplin nasional (GDN) di perguruan tinggi ini adalah:
1. Penelitian Lapangan (field-research) dalam pengumpulan data, dengan jalan: (a) observasi, (b) angket, dan (c) wawancara mendalam. a. observasi (pengamatan langsung). Observasi dilakukan terhadap kondisi dan kegiatan kampus, terutarna yang menyangkut kegiatan perkuliahan, pelayanan mahasiswa, ketertiban berpakaian, ketertiban beribadah, dan kebersihan lingkungan kampus.
b. angket (questionair). Angket (daftar pertanyaan), baik yang bersifat terbuka maupun tertutup, meliputi identitas, pendidikan disiplin dalam keluarga, sosialisasi gerakan disiplin nasional (GDN) di kampus, serta saran-saran tentang prospek GDN di kampus, yang disebarkan kepada mallasiswa melalui pengurus Senat Mahasiswa atau kelompok kegiatan mahasiswa pada perguruan tinggi yang bersangkutan a 50 (lima puluh) set, sebagaimana contoh terlampir; c. wawancara mendalam (deep-interview). Wawancara mendalam (deep interview) diajukan kepada pimpinan perf:,'uruan tinggi, masing-masing 1 (satu) orang, dalam hal ini PUREK III, atau pejabat lain yang dapat mewakili, sebagaimana contoh terlampir.
\
6
.I /I Ii #l ,,~,
"
2. lnterpretasi Data. Dari hasil temuan di lapangan, setelah data terktunpul dan diolah, kemudian dianalisa atas dasar kerangka teori yang ada (Bab II).
3. Pembuatan Kesimpulan. Pembuatan kesimpulan hasil penelitian ini dilakukan secara indikatif, tidak konklusif, mengingat jenis penelitian ini bersifat eksploratif. F. LOKASI Lokasi penelitian ini berada di wilayah DKI Jakarta, yang dibagi dalam tiga perguruan tinggi, yaitu: (1) IAIN, (2) UNAS, dan (3) ISTN. 1. IAIN SyarifHidayataullah Jakarta, yang berada di n. Ir. H. Juanda 95 Ciputat, Tangerang Jawa Barat; 2. Universitas Nasional, yang berada di n. Sawo Manila, Pasar Minggu, Jakarta Selatan; 3. ISTN, yang berada di Bhumi Srengseng Indah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. G. HIPOTHESA Penelitian tentang gerakan disiplin nasional (GDN) ini akan menyatakan bahwa nilai kedisiplinan adalah inheren dengan pribadi kreatif dan manusia yang berprestasi, sebagai syarat mutlak bagi yang menghendaki perbaikan tarafhidup dan terangkatnya harga-diri (human-dignity). Secara hipothesis dapat diungkapkan bahwa semakin intensifnya sosialisasi kedisiplinan yang dilakukan keluarga dan lembaga pendidikan fonnal, maka semakin positifpula pengaruh gerakan disiplin nasional (GDN)
7
yang dilakukan Pemerintah. Sebaliknya, "intervensi" Pemerintah dalam GDN akan kurang efektif, jika kondisi sosial-budaya masyarakat, tel1llasuk masyarakat kampus, terutama mahasiswa kurang kondusif, sehingga dampak lanjut tentu akan menyebabkan kurangnya dukungan terhadap dinamika pembangunan.
BABII KERANGKA TEORI A. DISIPLIN
Menurut Webster's Third New International Dictionary, disiplin mempunyai arti antara lain: - behaviour In accordance with the rules; - systematic willing, and puposeful attention to the performance of assigned tasks; - control gained by enforcing obedience or order; - prompt and willing obedience to the orders ofsuperiors (Soeprapto, 1996, p. 3).
Dari penjelasan tersebut disiplin merupakan sikap atau tingkah laku yang menggambarkan kepatuhan pada suatu aturan atau ketentuan (tata tertib). Aturan atau ketentuan itu dapat berupa suatu kesepakatan bersama dan dapat pula berupa sesuatu yang datang dari luar. Disiplin merupakan suatu tuntutan bagi berlangsungnya kehidupan yang maju, sejahtera, tertib dan teratur, sebagaimana yang diidam-idamkan oleh setiap orang. Disiplin nasional ialah sikap mental suatu bangsa yang merupakan pencenninan ketaatan masyarakatnya pada nonna-nonna yang bersumber dari nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pandangan hidupnya yang menghendaki terwujudnya suatu kehidupan yang maju dan sejahtera, sehingga untnk itu dituntut kesadaran untnk memiliki (sense ofbelonging), kesadaran akan tanggungjawab (sense ofresponsibility) dan kesadaran untuk berpartisipasi (sense ofparticipation).
8
9
B. SKEMA Penelitian eksploratiftentang gerakan disiplin nasional (GDN) di kalangan perguruan tinggi Jakarta akan mengetengahkan permasalahan profil mahasiswa dalam penerapan disiplin, berdasarkan kerangka teori, yang terdiri dari: (1) sosialisi gerakan disiplin nasional (GDN); (2) pemerintah sebagai agen mobilisasi GDN, dan (3) mentalitas mahasiswa yang menjadi salah satu faktor penunjang atau penghambat GDN. Mahasiswa, baik dalam kedudukannya sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat (kainpus), tidak terlepas dari perigaruh keluarga dan masyarakat, yang bergerak ke arah pematangan diri dalam rangka terbentuknya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yang dalam prosesnya dihadapkan pada "intervensi" pemerintah dengan gerakan disiplin nasional (GDN)-nya. Secara skematis hal itu dapat digambarkan sebagai berikut:
SKEMA-I
I TERlKAT I
I BEBAS I Motivasi Agama:
* Keluarga * Individu
Tujuan yang Jelas: I Mentalitas : I
UMPANBALIK
* MasaDepan * Kepent. Bangsa
10
SKEMA-II
I
BEBAS
I TERIKAT I
I
Sub-sub Sistem Sosial:
Pelaku-pelaku Pembangunan:
* Lembaga-Iembaga
* Birokrasi Pembangunan
(untuk sosialisasi) * Individu Mahasiswa
I--
Mentalitas "Modem"
* Mahasiswa
"Intervensi" oleh Pemerintah * Konsep GDN * Pendekatan
UMPANBALIK
C. SOSIALISASI
Sosialisasi yang merupakan proses memperjuangkan nilai yang dianggap baik, memerlukan integrasi. Dengan demikian, pribadi atau profil seseorang akan terbentuk dengan adanya sosialisasi ini, di antaranya melalui interaksi dengan orang-orang lain. Sebagaimana dikemukakan Doob:
The sel/is the product o.llearning process that occurs in the inter-
11
action with the others (CB Doob, 1985, p. 106). Sehubungan dengan gerakan disiplin nasional (GDN) ini, maka dalam proses sosialisasi-nya akan dijumpai variabel-variabel, berupa : (1) individu, (2) agen-agen sosialisasi, (3) interaksi, serta (4) nilai-nilai "baile' yang ditanamkan. Khusus yang berkaitan dengan kedisiplinan, maka dapat dipahami jika lembaga-Iembaga sebagai agen sosialisasi, dalalll hal ini keluarga dan perguruan tinggi, kemungkinan telah lllenanamkan nilai-nilai disiplin dimaksud. Di samping itu, mengingat nilai disiplin itu berkaitan derigan masalah waktu, maka mau tak mau akan ditelllukan sikap mahasiswa, apakah mereka berorientasi "ke depan" atau "ke belakang". Pengalaman yang dijumpai negara-negara berkembarrg dalam membangun bangsanya, tidak terkecuali Indonesia, lllenunjukkan bahwa pemerintah dihadapkan kepada kondisi sosial-budaya yang menghambat kreativitas pembangunan. Oleh sebab itu pemerintah lllenelllpatkan diri sebagai agen mobilisasi. Di sinilah alasan diperlukannya "intervensi" dari pemerintah sendiri, seperti halnya yang telah dilakukan terhadap gerakan keluarga berencana (KB) pada tahun 1970-an, yang berhasil melllbangkitkan kesadaran rakyat di bidang kependudukan. Walaupun cara seperti itu tidak selalu efektif, sebagaimana halnya ketika pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan lllelllberlakui
12 Sehubungan dengan maksud diterapkannya GDN di kalangan perguruan tinggi yang diangap sebagai wadah yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, maka mentalitas disiplin merupakan mentalitas yang diperlukan bagi aktivitas pembangunan, baik dalam rangka perbaikan tarafhidup rakyat maupun sebagai cara yang dapat meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Dalam hubungannya dengan masalah sosialisasi, yang diperlukan adalall nilai-nilai positif yang dapat ditanaIllkan dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) kepada mahasiswa, berupa disiplin untuk berprestasi dalam bidangnya, dan disiplin sebagai anggota masyarakat, yang hams menghormati segala bentuk perarturan yang mendukung terciptanya budaya tertib, budaya kerja dan budaya bersih.
14 Tabel 1: JUMLAH RESPONDEN N= 100
NO.:
PERGURUAN TlNGGI
: JUML. RESPONDEN
1.: WN Syarif Hidayatullah 2.: Universitas Nasional 3.: ISTN
JUMLAH
=
F = 150
38 34 28
57 51 42
100
150
CATATAN: Dipilihnya ketiga perguruan tinggi ini karena cukup bervariasi. (1) lAIN merupakan perguruan tinggi negeri yang bercorak agama (Islam) yang inputnya cukup baik, walaupun seluruhnya (100%) berasal dari MAN, tetapi keberadaannya sebagai mahasiswa lAIN dipilih melalui saringan ujian ma$uk, yang diselenggarakan tersendiri sebelum UMPTN; (2) Universitas Nasional (UNAS) merupakan perguruan tinggi swasta yang cukup bonafide, berdiri sejak 1949. Semuafakultasnya sudah mendapat status dipersamakan; (3) Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN) merupakan perguruan tinggi swasta yang mem[okuskan pada kajian sains dan teknologi (eksakta).Semuafakultasnyajuga sudah mendapat status disamakan..
15 2. Kegiatan Observasi dan Wawaneara. a. Observasi. Kegiatan abservasi dilakukan bersamaan wal.'tunya dengan kegiatan wawancara yang dilakukan di kampus ketiga perguruan tinggi tersebut. Observasi dilakukan terhadap kebersihan kamar keeil (toilet), tempat-tempat sampah, unit-unit pelayanan mahasiswa, kegiatan petugas (piket) absensi, kedisiplinan mahasiswa dalam mengikuti kuliah, dalam berpakaian, dan dalam beribadah di kampus. Hasil dari kegiatan observasi ini dapat dibaea dalam interpretasidata. b. Wawaneara. Wawaneara menyangkut sekitar maksud diselenggarakannya gerakan disiplin nasional (GDN), hubungan GDN dengan budaya kerja, budaya tertib dan budaya bersih, realisasi ketiga budaya disiplin tersebut dengan proses belajar-mengajar mahasiswa, dan sekitar faktor-faktor pendukung atau penghambat GDN di kampus. Kaitan antara GDN dengan budaya kerja, budaya tertib dan budaya bersih dapat dirangkum sebagai berikut: Disiplin sebagai sikap mental seseorang untuk masa depan mdupnya yang sukses merupakan manifestasi dari etas kerja yang timbul dari dalam dirinya. Guna maksud tersebut, mau tak mau ia hams bekerja keras, sebagai upaya mengatasi segala hal yang dapat menghambat terwujudnya prestasi yang diinginkannya. Dengan demikian, disiplin menghendaki tereiptanya budaya kerja bagi pelakunya. Demikiall pula dellgall budaya tertib. Sebab disiplill mellghendaki suasalla tertib, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kemdupan bersama. Dalam kehidupan pribadi, yang mellulljukkan profil kedisiplillan seseorang, yaitu dalam kemampuannya mellgatur waktu kese-
16 hariannya: kapan ia makan, kapan ia hams bekeIja atau belajar, kapan harus tidur atau istirahat, kapan bangun, kapan berolah-raga, dan sebagainya. Dengan kebiasaan hidup tertib tersebut, seseorang akan mudah menyesuaikan diri dengan tuntutan hidup tertib, baik dalam kehidupan berkeluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bemegara. Kehiduan yang tertib akan membawa seseorang kepad suasana aman, tenteram dan damai, sesuatu yang mutlak diperlukan bagi kebahagiaan yang didambakan setiap orang. Salah satu tuntutan hidup tertib tersebut adalah terciptanya budaya bersih. Sebab kehidupan yang bersih akan membawa suasana yang betah, sehat dan segar. Realiasasi ketiga macam budaya tersebut dalam kehidupan kampus, terutama dalam proses belajar-mengajar mahasiswa adalah sebagaimana yang akan diungkapkan dalam tabel-tabel tentang sosialisasi GDN di kalangan mahasiswa nanti. Faktor-faktor yang mempengamhi pelaksanaan GDN dalam kampus, yang bersifat menunjang terutama yang berupa pendidikan disiplin dalam keluarga, dan adanya ketentuan-ketentuan dalam kampus yang mengikat mahasiswa, baik yang menyangkut peraturan-peraturan dalam hubungannya dengan proses belajar-mengajar dan tata tertib yang harus dipenuhi mereka selama mereka mengikuti perkuliahan di perguruan tinggi. Adapun faktor penghambat, di samping faktor mentalitas, juga terutama yang berupa dana pendidikan. Ketiga perguruan tinggi yang menjadi obyek penelitian ini adalah perguruan-perguruan tinggi yang memiliki dana yang terbatas. Jika kedua perguruan tinggi swasta tersebut sangat tergantung dari dana SPP malmsiswa, maka demikian pula lAIN, yang walaupun merupakan perguruan tinggi negeri, tetapi dana pendidikannya sangat minim dibandingkan dengan perguruan tinggi negeri umum. Dari bangunan fisiknya yang sangat sederhana sudah menggambarkan betapa terbatasnya dana yang dimiliki perguruan tinggi tersebut.
17 B. IDENTITAS Identitas responden, di samping nama (yang tidak perlu disebutkan) meliputi: (1) jenis kelamin, (2) usia, (3) agama, (4) jumlah saudara dalam keluarga, (5) kedudukan anak dalam keluarga, (6) status keluarga, (7) status pekerjaan, (8) asal sekolah sebelum masuk perguruan tinggi, (9) asal daerall, (10) tempat tinggal, (11) status tempat t inggal, (12) program semester yang diikuti, dan (13) IF yang diperoleh. Hal itu semua sebagaimana diungkap-kan dalam tabel-tabel berikut:
Tabel2: JENIS KELAMIN N= 100
Jenis Kelamin
No.
l. 2.
Pria Wanita
JUMLAH
,
=
Jumlah
F= 100
52 48
52 48
100
100
CATATAN: Jenis kelamin responden ini, baik pria maupun wanita berasal dari berbagaifakultas pada ketiga perguruan tinggi: lAIN, UNA8 dan 18TN.
18
Tabel3: USIA RESPONDEN N= 100 NO.:
1
2 3 4
USIA
18-20 21-25 26-30 >30
JUMLAH
F= 100
40 44 13 3
40 44 13 3
100
100
CATATAN: Dari 100 responden yang diteliti pada semester genap tahun akademik 1996/1997 ini, yang berusia antara 21-26 memempati urutan pertama (44), disusul (40) yang berusia antara 18-20, kemudian (13) yang berusia antara 26-30, sedangkan selebihnya (3) yang berusia > 30.
19
Tabel4: AGAMA YANG DlANUT N= 100
NO.:
1
AGAMA YANG DlANUT
Islam Kristen Katholik Hindu Budha
2 3 4
5
JUMLAH .................................
=
JUMLAH
F = 100
97
97
3
3
100
100
CATATAN: Dari 100 responden, hampir seluruhnya (97) adalah pemeluk agama Islam. Selebihnya (3) beragama Kristen. Yang beragama Kristen terdapat di UNAS dan ISTN. Sedangkan mahasiswa lAIN seluruhnya beragama Islam.
20 Tabel5: mMLAH SAUDARA DALAM KELUARGA N= 100
NO.
mMLAH
mMLAH SAUDARA
1-3 4-5 >5
1
2 3 mMLAH
=
F = 100
10 46 44
10 46 44
100
100
CATATAN: Berdasarkan data ini, responden yang menyatakan jumlah saudara dalam keluarga adalah 1-3 orang merupakan jumlah terkecil (10), sedangkan yang menyatakan jumlah keluarga 4-5 orang atau lebih menempati jumlah yang hampir sama (46 dan 44).
21
Tabel6: KEDUDUKAN ANAK DALAM KELUARGA
N= 100
NO.
: KEDUDUKAN ANAK
....
__
-
..
1
....
----
3
4 5 6 ~..~_....
F= 100
19 16 22 23
11
19 16 22 23 9 11
100
100
~---
Ke-l Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-5 Ke-6 atau lebih
2
JUMLAH
9
-------
JUMLAH
=
CATATAN: Kedudukan responden dalam keluarga, yang menempati urutan pertama adalah sebagai anak ke-4 (23) dan urutan kedua (22) adalah sebagai anak ke-3, disusul (19) sebagai anak ke-l, diikuti (16) sebagai anak ke-2, berikutnya (11) sebagai anak ke-6 atau lebih, sedangkan yang menempati urutan terakhir (9) adalah kedudukan sebagai anak ke-5.
22 Tabel7: STATUS KELUARGA N= 100
STATUS
NO.
1
Kawin BelumKawin Duda Janda
2 3 4
mMLAH .................... =
mMLAH
F = 100
6 94
6 94
100
100
C'ATATAN:
Dari 100 responden, hanya 6 orang yang telah berkeluarga (kawin), selebihnya (94) belurn kawin. Di antara yang telah berkeluarga tersebut adalah seorang wanita dari lAIN. Selebihnya, yang ernpat orang berasal dari UNAS, satu orang lagi dari lAIN.
23 Tabel8: STATUS PEKERJAAN N= 100
NO.:
STATUS PEKERJAAN
Bekerja Belum bekerja Pemah bekerja
1
2 3
JUMLAH
=
JUMLAH
F= 100
6
6
92
92
2
2
100
100
CATATAN: Dari lOO responen yang sudah beker;a enam orang, pernah beker;'a dua orang, dan selebihnya (92) belum bekerja. Bila dihubungkan dengan responden yang sudah berkeluarga (kawin), maka 5 dari 6 orang yang sudah bekerja adalah dalam status telah berkeluarga (kawin).
24 Tabel9: ASAL SEKOLAH N= 100
NO.:
1
ASALSEKOLAH
SMA SMEA MAN LAIN-LAIN
2 3 4
JUMLAH
=
JUMLAH
F = 100
57 2 40 1
57
100
100
2 40 1
CATATAN: Dari 100 responden, asal sekolah dan SMA menempati ranking pertama (57), disusuloleh Madrasah Aliah Negeri (MAN) (40), selebihnya adalah SMEA (2), dan .lainnya, yaitu: SMIP (1). Pada umumnya alumni-alumni MAN mengikuti kuliah pada lAIN, tetapi ada juga yang mengikuti kuliah pada UNAS dan ISTN. Alumni SMEA dan SMIP dijumpai pada UNAS.
25 Tabe 10: ASALDAERAH
N= 100 NO.:
DKI JawaBarat Jawa Tengah Yogyakarta Jawa Timur Aceh Surnatera Utara Surnatera Barat Maluku NTB NTT
I 2
3 4 5 6
7 8 9
10 11 - - _..
ASALDAERAH
_~,._-_.
JUMLAH ......................... =
JUMLAH
F= 100
22
22
30
30
11
11
2
2
17
17
2 6 6
2 6 6
1
1
2
1
2 I
100
100
---._---,,~._.--~.-
CATATAN: Ditinjau dari asal daerahnya, maka dari 100 responden yang mengembalikan angket ini hanya berasal dari 11 daerah, yang secara berun/tan adalah: Jawa Barat (30), DKI (22), Jawa Timur (17), Jawa Tengah (11), Sumatera [ftara dan Sumatera Barat (6), Yogyakarta, Aceh dan NTB (2), selebihnya: Maluku dan NTT (1).
26 Tabelll: TEMPAT TINGGAL N= 100 NO.
JUMLAH
TEMPAT TINGGAL
1 2
WilayahDKl Luar wilayah DKl JUMLAH
=
F = 100
82
82
18
18
100
100
CA TA TAN:
Dari 100 responden, yang tinggal di wi/ayah DKI mencapai 75 orang, sedangkan selebihnya (25) bertempat tinggal di luar wilayah DKI, yaitu Bogar, Bekasi, Depok, dan Tangerang.
27 Tabel12 : STATUS TEMPAT TINGGAL N= 100 --------------------:---:c--
~----
NO.: STATUS TEMPAT TINGGAL
1 2
Bersama Keluarga Kosi JUMLAH
-
JUMLAH
F= 100
75 25
75 25
100
100
CATATAN: Dari 100 responden. yang ikut beserta keluarga 75 orang. sedangkan selebihnya (25) kost. Yang bertempat tinggal beserta keluarga maupun yang kost. pada umumnya berada di wi/ayah DKI, sedangkan yang tinggal di luar wilayah DKI pada umumnya tinggal beserta kelauarga.
28
Tabel13: PROGRAM SEMESTER YANG DIIKUTI N= 100
NO. :
SEMESTER YANG DIIKUTI
JUMLAH :
F = 100
- - - - - - - - - - - - - - - - - ----------------
1 2 3 4
Semester ke-2 Semester ke-4 Semester ke-6 Semester ke-8
JUMLAH ................................ =
57
57
22 12 9
22 12 9
100
100
CATATAN:
Dari 100 responden, yang mengikuti semester II menduduki rangkin pertama (57), diikuti oleh mereka yang mengikuti semester IV, VI dan Vl1l (22, 12 dan 9).
29 Tabel14: INDEKS PRESTASI YANG DIPEROLEH N= 100 NO.:
J.P. YANG DIPEROLEH
1P > 3 1P 3 1P > 2 1P 2 IP<2
1 2 3 4 5
JUMLAH
-
JUMLAH
F= 100
18 25 27
18 25 27
29
29
1
1
100
100
CATATAN: Dari 100 responden, yang memperoleh 1P > 3 kebanyakan (18) berasal dari lAIN. Demikian pula yang memperoleh 1P 3 (25), umumnya berasal dari lAIN, dan selebihnya berasal dari UNAS dan ISTN. Sedangkan yang memperoleh IP > 2 (27), berasal, baik dari lAIN, UNAS maupun lSTN. Yang memperoleh IP 2 (29), dari lAIN hanya seorang,kebanyakan berasal dari UNAS dan lSTN. Sedangkan yang memperoleh IP < 2 (1), hanya dijumpai di lSTN.
30 C. PENDIDIKAN DISIPLIN DALAM KELUARGA
Tabel-tabel di bawah ini akan menggambarkan pendidikan disiplin responden berdasarkan persepsinya yang dialami di lingkungan keluarganya . . masmg-maslllg.
Tabel15: PERLUNYA DISIPLIN N= 100 NO.:
PERLU-TIDAKNYADISIPLIN
1 2
Ya Tidak
JUMLAH
=
JUMLAH :
F= 100
100
100
100
100
CATATAN:
Seluruh responden (100) menyatakan perlunya hidup disiplin.
31
Tabel16: MOTIF HIDUP DISIPLIN
N= 100 NO.:
MOTIF HIDUP DISIPLIN
1 2
Ingin hidup sukses
:
JUMLAH
F= 100
100
100
100
100
Tidak tabu JUMLAH
'"
=
CATATAN: Dari 100 responden, seluruhnya (100) menyatakan bahwa motif hidup disiplin mereka adalah agar hidup mereka sukses.
32
Tabel17: HUBUNGAN DISIPLIN DENGAN PRESTASI
N= 100 NO. : HUBUNGAN DISIPLIN DG PRESTASI: JUMLAH
Ya
1 2 3
Tidak selalu Tidak tabu JUMLAH ... ... ... ... . .. ... ... ... .. . ... ... ... .. -
98
F= 100
2
98 2
100
100
CATATAN: Dari 100 responden, pada umumnya (98) menyatakan YA, yaitu ada hubungannya antra prestasi yang dicapai responden dengan tingkat disipUn yang dimilikinya. Sedangkan selebihnya (2) menyatakan tidak selalu. Jawaban terakhir dimungkinkan oleh prestasi yang dicapainya ketika itu lebih banyak karena unsur kebetulan..
34
Tabel19: BENTUK ANJURAN AGAMA TTG DISIPLIN N= 100
NO.:
BENTUK ANJURAN AGAMA
JUMLAH
F = 100
1
Mematuhi perintah Agama Menepati janji Mematuhi segala aturan yg dianjurkan Agama
10
10
90
90
JUMLAH ................................... =
100
100
2 3
CA TA TAN: Dari 100 responden, yang menyatakan anjuran agama tentang disipUn dalam bentuk mematuhi perintah agama semata, hanya sepuluh orang. Yang menyatakan dalam bentuk menepatijanji tidak ada (0). Sedangkan pada umumnya (90) adalah yang menyatakan dalam bentuk mematuhi segala peraturan yang tidak bertentangan dengan agama.
35
Tabel20: PENGATURAN WAKTU MAKAN N= 100 . _ - - _ ... _ - - - - - - - - - - _ . _ - - - NO.: PENGATURANWAKTUMAKAN: JUMLAH: F=100
Tepat waktu Jika telah lapar Sesempatnya
1 2 3
JUMLAH ..................................
-
58 8 34
58 8 34
100
100
CATATAN: Dari 100 responden, yang menyatakan waktu makan tepat waktu masih menunjukkan yang teratas (58), disusul (34) yang menyatakan sesempatnya, sedangkan selebihnya (8) menyatakan jika telah lapar saja.
36
Tabel21: PENGATURAN WAKTU BELAJAR
N= 100 NO. : PENGATURAN WAKTU BELAJAR: JUMLAH:
1
Tepat waktu Jika telah dekat ujian Sesempatnya
2 3
JUMLAH ................................... =
F = 100
61
61
39
39
100
100
CATATAN: Dari 100 responden, yang menyatakan tepat waktu masih yang terbanyak (61), sedangkan selebihnya (39) yang menyatakan sesempatnya.
37
Tabel22: PENGATURAN WAKTU ISTIRAHAT
N= 100 NO. : PENGATURAN WAKTU ISTIRAHAT: JUMLAH
1
Tepat waktu Jika telah merasa lelah Kapan saja
2
3
JUMLAH .....................................
-
F = 100
13
13
51
51
36
36
100
100
CATA1'AN:
Dari lOO responden, yang menempati urutan peratama (51) dalam pengaturan waktu istirahat adalahjika telah merasa lelah, sedangkan yang menempati urutan kedua (36) adalah yang menyatakan kapan saja, dan selebihnya (13) yang menyatakan tepat waktu.
38
Tabel23: PENGATURAN WAKTU OLAH RAGA
N= 100 ~~~---~~~-
NO.: PENGATURANWAKTUOLAHRAGA: JUMLAH
1 2 3
4
12 25 54
12 25 54
9
9
100
100
Setiap pagi Setiap minggu Setiap ada kesempatan Tidak sempat _.".
JUMLAH ...................................... =
.
F = 100
,.,-
C'A TA TAN:
Dari 100 responden, yang menyatakan setiap pagi berolah raga hanya menempati urutan ketiga (12), hampir sama dengan yang tidak sempat (9). Yang menempati urutan pertama (54) adalah yang menyatakan berolah raga setiap ada kesempatan, selebihnya (25) yang menyatakan berolah raga setiap mingrsu.
39
Tabe124: PENGATURAN WAKTU IBADAH N= 100 NO.: PENGATURANWAKTUIBADAH: JUMLAH :
1
2 3
Sela1u tepat waktu Biasa tetapi tidak selalu tepat Sesempatnya JUMLAH
,
'"
..
=
F= 100
25 75
25 75
100
100
CATATAN: Dari 100 responden, yang menyatakan bahwa dalam pengaturan waktu ibadah mereka selalu tepat waktu hanya sepertiga (25) dari yang biasa tetapi tidak selalu tepat (75), sedangkan yang menyatakan sesempatnya tidak ada (0).
40 Tabel25: PENGATURAN WAKTU OLEH KELUARGA N= 100 NO.: PENGATURANWAKTUOLEHKELUARGA: JUMLAH: F= 100
1 2 3
Tepat waktu Se1alu mengingatkan Tidak ada ketentuan khusus
----------------~-
25 54 21
25 54 21
---::-:--
JUMLAH ... ... ... .. . ... ... .. . ... . .. ... ... ... ... .. ... = 100
100
C'ATATAN: Dari 100 responden, yang menyatakan bahwa pengaturan waktu oleh keluarga selalu tepat waktu hanya tidak sampai separuh (25) dari mereka yang menyatakan selalu mengingatkan (54), sedangkan selebihnya (21) menyatakan tidak ada ketentuan khusus.
41 D. SOSIALISASI GERAKAN DISIPLIN NASIONAL DALAM KAMPUS Sasialisasi gerakan nasianal disiplin (GDN) dalam kampus adalah sebagaimana diungkapkan dalam tabel-tabel yang berkaitan dengan: (1) dan (2) kehadiran mahasiswa dan dasen di kampus, (3) dan (4) persyaratan minimal kehadiran mahasiswa dan dasen di kampus, (5) dan (6) penertiban papakaian mallasiswa dan dasen, (7) dan (8) kamar kecil khusus bagi mallasiswa dan keadaaIDlya, (9) kebersihan di lingkungan kampus, (10) dan (11) gerakan kebersihan di kampus dan partisipasi mahasiswa, (12) pelayanan akademik dan kemahasiswaan, (13) dan (14) kegiatan ekstra kurikuler dan aktivitas mahasiswa, (15) dan (16) sarana alah raga dan pemanfaataIDlya, dan (17) dan (18) pembinaan kesegaranjasmani di kampus dan partisipasi mahasiswa. Semua itu diungkapkan tabel-tabel berikut.
Tabel26: KEHADlRAN MAHASISWA DI KAMPUS N= 100 NO. :KEHADlRAN MAHASISWA DI KAMPUS: JUMLAH:
1
Selalu tepat waktu Tepat waktu, tetapi sesekali terlambat Sering terlambat Sering tidak hadir
2 3
4 - - - _..
---_
mMLAH
-_
_ - .. --------_ ..
7
7
65
65
20
20
8
8
__ - _ =
F = 100
100
--
100
42 CATATAN: Dari 100 respanden, yang selalu tepat waktu dan sering tidak hadir hampr sama (7 dan 8). Yang sering terlambat lebih banyak (20) dari keduanya, selebihnya (65) adalah yang tepat waktu tetapi sesekali terlambat. Tabe127: KEHADIRAN DOSEN
N= 100 NO.:
KEHADIRAN DOSEN
: JUMLAH
F= 100
1 2
Umumnya tepat waktu Umumnya sering terlambat Ummnnya sering tidak hadir
80
80
20
20
3
--------,.
JUMLAH ......................
.- .... ... _._._-,-""-- .. _""-_ ..-----~
=
100
100
CA TA TAN: Dari 100 respanden mahasiswa, menyatakan bahwa pada umumnya (80) dasen hadir tepat waktu,dan selebihnya (20) menyatakan pada umumnya sering terlambat hadir. Yang menyatakan kehadiran dasen umumnya tepat waktu, kebayanakn dari lAIN, sedangkan yang menyatakan sering terlam bat, umumnya dinyatakan respanden dari ISTN dan UNAS.
43
Tabel28: ALASAN TIDAK TEPAT WAKTU N= 100 NO. : ALASAN TIDAK TEPAT WAKTU: JUMLAH
1 2
3 4
Jalanan macet Gangguan kesehatan Bekerja Tidak tahu
JUMLAH
=
F= 97
86 5 3
84
6
5
100
97
5 3
LA TA TAN:
Nampaknya keterlambatan, baik yang dialami mahasiswa maupun dosen umumnya (86) kemacetan di perjalanan yang memang sudah merupakan masalah di ibu kota, atau disebabkan mereka tidak bertempat tinggal sekitar kampus.
44 Tabel29: PERSYARATAN UJIAN AKHIR N= 100 NO.: PERSYARATANMINIMAL: JUMLAH
F= 100
CATATAN: Dari 100 responden, yang menyatakan adanya persyaratan kehadiran minimal 75%, menempati ada separuh (50), disususl (34) yang menyatakan kehadiran minimal hanya 60%, bahkan ada (16) yang menyatakan tidak ada ketentuan. Pernyataan terakhir ini dijumpai, baik pada UNAS maupun ISTN, sebab tergantung kepada kebaikan dosen yang bersangkutan.
46
Tabel31: PERSYARATAN UJIAN SELAIN KEHADIRAN N= 100 NO.:
PERSYARATANUJIAN
1 : Pembuatan paper atau resume 2 : Pembuatan paper dan resume 3 : Pembuatan paper, resume dan PR JUMLAH .......................... =
JUMLAH
F = 100
15
15
47
47
38
38
100
100
CATATAN: Dari 100 responden, yang menyatakan bahwa persyaratan ujian di samping kehadiran adalah berupa pembuatan paper atau resume saja menempati urutan terendah (15), sedangkan yang tempat teratas adalah yang menyatakan pembuatan paper dan resume (47), dUkuti oleh yang menyatakan pembuatan paper, resume dan PR sekaligus (38).
47 Tabel32: KEPATUHAN MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS N= 100
NO. : KEPATUHAN MELAKSANAKAN TUGAS : JUMLAH: F = 100
Ya (seluruhnya) Ya, tapi tidak seluruhnya Tidak
1
2 3
JUMLAH
'"
=
82
82
18
18
100
100
CA TA TAN:
Dari 100 responden, yang menyalakan memaluhi seluruhnya menempali urulan lera/as (82), selebihnya (18) menyalakan memaluhi lelapi lidak seuluhnya. Dengan demikian, yang menyalakan lidak memaluhi lidak ada (0).
48
Tabel33: PENERTIBAN PAKAIAN MAHASISWA N= 100
._-------.-----.-----.---
NO.:
BENTUK PENERTIBAN
1
Larangan mengenakan sandal, celana sobek-sobek di lutut, berkaos oblong, dan berambut gondrong Larangan mengenakan sandal, celana sobek-sobek di lutut, dan berambut gondrong Tidak ada larangan, asal tidak menyolok
2
3
JUMLAH
JUMLAH
36
=
F = 100
36
60
60
4
4
100
100
CATATAN: Dari 100 responden, yang menyatakan bahwa kampusnya melarang mahasiswa mengenakan sandal, celana sobek-sobek di lutut dan berambut gondrong, menempati urutan pertama (60), disusul (36) oleh mereka yang menyatakan bahwa kampusnya melarang mahasiswa mengenakan sandal, celana sobek-sobek di lutut, berkaos oblong dan berambut gondrong, sedangkan yang menyatakan tidak ada larangan, asal tidak menyolok menempati urutan terakhir (4).
49
Tabel34: KEPATUHAN ATAS KETENTUAN BERPAKAIAN N= 100
NO.: -_.~-
1 2 3
JUMLAH
KEPATUHAN
F = 100
- - - - - - - _ ...- -... - - - - - - - - - -
Ya Antara Ya dan Tidak Tidak JUMLAH
-
52 48
52 48
100
100
CA TA TAN:
Dari 100 responden, yang menyatakan patuh atas ketentuan berpakaian dan antara mematuhi dan tidak mematuhi, hampir berimbang (52 dan 48), sedangkan yang menyatakan tidak patuh tidak ada (0).
50 Tabel35: KERAPIAN DOSEN BERPAKAIAN N= 100 NO.: KERAPIANDOSENBERPAKAIAN
1 2 3
Semuanya rapi Umurnnya rapi Umumnya kurang rapi JUMLAH ................................. =
JUMLAH
F= 100
2
2
98
98
100
100
CATATAN:
Dari 100 responden, yang menjawab bahwa cara dosen berpakaian semuanya rapi hanya seorang (2), tetapi umumnya menyatakan rapi (98), sedangkan yang menyatakan kurang rapi tidak ada (0).
51 Tabel36: TERSEDIANYA KAMAR KECIL KHUSUS BAG! MAHAS1SWA
N= 100 NO.: KAMARKECILKHUSUS :
1 2 3
JUMLAH
F= 100
Tersedia klmsus Tersedia, tetapi terbatas Tidak tersedia secara khusus :
40 20 40
40 20 40
JUMLAH ....................... =
100
100
CATATAN: Dari 100 responden, baik yang menyatakan tersedia seG'ara khusus maupun yang menyatakan tidak tersedia secara khusus sama (40), sedangkan selebihnya (20) menyatakan tersedia, tetapi terbatas.
52 Tabel37: KEADAAN KAMAR KECIL MAHASISWA N= 100 NO. : KEBERSIHAN KAMAR KECIL
JUMLAH
F=60
67 33
39 21
100
60
~ - - ~
1 2
Umumnya cukup bersih Umumnya tidak terawat JUMLAH .............................. =
CATATAN: Dari pernyalaan responden, yang menyalakan umumnya cukup bersih mencapai 67, dan sisanya (33) menyalakan tidak terawat. Umumnya yang memberi pernyataan terakhir ini berasal dari ISTN dan UNAS, dengan perbandingannya hampir 2: 1.
53
Tabel38: KEBERSlHAN LINGKUNGAN KAMPUS
N= 100 NO.:
1
2 3
LINGKUNGAN KAMPUS : JUMLAH
Baik sekali Culmp memadai Tidak terawat JUMLAH .........................
=
F= 100
62
62
38
38
100
100
CATATAN: Dari 100 responden, yang menyatakan bahwa kebersihan kampus sebagai lingkungan belajar-mengajar mahasiswa baik sekali tidak ada (0), sebaliknya yang menyatakan tidak terawat cukup besar (38), sedangkan selebihnya (62) menyatakan cukup memadai. Pernyataan terakhtr paling banyak berasal dari lAIN. Sedangkan yang menyatakan lidak terawat umumnya dari lSTN, dan sebagian kecil dari UNAS dan lAIN.
54
Tabel39: GERAKAN KEBERSlliAN DI KAMPUS N= 100 NO.:
1 2 3
GERAKAN KEBERSlliAN
: JUMLAH
Setiap minggu Tidak ada Tidak tahll JUMLAH ..............................
=
F= 100
38 54 8
38 54
100
100
8
CATATAN: Dari 100 responden, hanya 38 orang yang menyalakan ada gerakan kebersihan yang diadakan seliap minggu, yaitu di JAIN dengan nama Gerakan Jum 'al Bersih, sedangkan responden lainnya menyatakan tidak ada (54), atau menyatakan tidak tahu (8).
55
Tabel40: PARTISIPASI DLM GERAKAN KEBERSlliAN
N= 100 NO. : PARTISIPASI DLM KEBERSlliAN
1
2 3
JUMLAH
Ya Kadang-kadang Tidak JUMLAH
=
F= 100
100
100
100
100
CA TA TAN:
Dari 100 responden, yang menyatakan berpartisipasi, atau kadangkadang berpartisipasi tidak ada (0). Dengan demikian semuanya (100) menyatakan tidak berpartisipasi.
57
Tabel42: TERSEDIANYA KEGIATAN EKSTRA KURIKULER N= 100 NO.:
1 2 3
KEG. EKSTRAKURIKULER
: JUMLAH
Ada, culrup Ada, tetapi terbatas Tidak ada JUMLAH
=
F = 100
58
58
42
42
100
100
CA TA TAN:
Dari 100 responden, kebanyakan (58) mereka menyatakan bahwa kegiatan ekstra kulrikuler di kampus mereka cukup banyak, selebihnya (42) menyatakan ada tapi terbatas. Sedangkan yang menyatakan tidak ada kegiatan ekstra kurikuler tidak ada (0).
58
Tabel43: AKTIVITAS DALAM KEGIATAN EKSTRA KURIKULER
N= 100 NO.: KEG. EKSTRAKURIKUKULER: JUMLAH
1 2
3
Aktif Kadang-kadang Tidak
mMLAH
'"
=
F= 100
28 17 55
28 17 55
100
100
C"'ATATAN: Dari 100 re5ponden, yang menyatakan aktif dalam kegiatan kemahasiswaan kurang dari sepertiganya (28). Sebagian besar (55) dari mereka menyatakan kadang-kadang saja, selebihnya (17) menyatkan tidak aktif.
59 Tabel44: SARANA aLAR RAGA DI LINGKUNGAN KAMPUS N= 100 SARANA aLAR RAGA
NO.:
1 2 3
Cukup memadai Tidak memadai Tidak ada JUMLAR .............................. =
JUMLAH
F= 100
33 67
33 67
100
100
CATATAN: Dart 100 responden, yang menyatakan sarana olah raga dt lingkungan kampus tidak memadat menempatt urutan pertama (67), selebthnya (33) menyatakan cukup memadai.
60 Tabel45: PEMANFAATAN SARANA OLAR RAGA N= 100 NO.: PEMANFAATAN SARANAOLARRAGA: JUMLAR: F= 100
1 2 3
Ya Kadang-kadang Tidak JUMLAH ...... ...... ...... ...... ...... . . . . . . -
14 38 48
14 38 48
100
100
C~7'ATAN:
Dari 100 responden, ternyata yang memanfaatkan sarana olah raga di lingkungan kampus hanya sedikit sekali (14). Yang menyatakan tidak pernah memanfaatkannya justeru menempati urutan pertama (48), sedangkan selebihnya (38) yang menyatakan kadang-kadang saja.
61
Tabel46: KESEGARAN JASMANI DI KAMPUS N= 100 ---c~----c
NO. :
------- ---------
KESRA JASMANI DI KAMPUS
JUMLAH : F = 100
Setiap minggu Pada waktu tertentu saja Tidak ada
1
2 3
JUMLAH
=
58 29 13
58 29 13
100
100
CA TA TAN: Dart 100 responden, yang menyatakan bahwa dt kampusnya dtselenggarakan pembtnaan olah raga (kesegaran jasmani) settap mtnggu menempatt urutan pertama (58), dtsusul (29) yang menyatakan hanya pada waktu tertentu saja. Selebthnya (13) menyatakan tidak ada. Yang menyatakan selalu dtselenggarakan pembtnaan kesegaran jasmant kebanyakan dart lAIN dan selebthnya dart ISTN. Yang menyatakan ttdak ada kegtatan kesegaran jasmant sama sekali umumnya merupakan jawaban dart responden UNAS.
62
Tabel47: PARTISIPASI DLM KESEGARAN JASMANI N= 100 NO.: PARTISIPASI DLM KES. JASMANI
1
2 3
JUMLAH
Ya Kadang-kadang Tidak
JUMLAH
=
F= 100
100
100
100
100
CATATAN:
Dari 100 responden, ternyata tidak ada seorang pun (0) yang berpartisipasi dalam kegiatan kesegaranjasmani. Dengan demikian, semuanya (lOO) menyatakan tidak berpartisipasi dalam kegiatan kesegaranjasmani di kampusnya.
63
Tabel48: PEMAHAMAN MAKSUD DISELENGGARAKANNYA GDN N= 100 NO.: PEMAHAMAN MAKSUD GDN
1 2
Agar Indonesia maju Tidak tabu
JUMLAH
-
JUMLAH
F = 100
100
100
100
100
CATATAN: Dari 100 responden, temyata seluruhnya (100) memahami maksud diselenggarakannya GDN, yaitu agar Indonesia menjadi negara yang maju. Dengan demikian, yang tidak tahu maksud diselenggarakannya GDN tidak ada (0).
64
Tabel49: MOMENTUM PENYELENGGARAAN GERAKAN DISIPLIN NASIONAL
N= 100 NO.:
1
MOMENTUM GDN
Tepat Kurang tepat
2
JUMLAH
=
JUMLAH
F= 100
98
98
2
2
100
100
C'ATATAN: Dari 100 responden, hampir seluruhnya (98) menyatakan bahwa momentum GDN sekarang ini tepat, sedangkan selebihnya (2) menyatakan kurang tepat.
66 Tabel51: SIAPA YANG HARUS MEMULAI
N= 100 ----
NO.:
1 2 3
4
SIAPA YGHARUSMEMULAI
JUMLAH
Kelas atas Kelas menengah Kelas bawah Semua lapisan JUMLAH
=
F= 100
100
100
100
100
CATATAN:
Dari 100 responden. semuanya (100) menyatakan setujujika yang harus memulai gerakan dt.siplin nasional dilakukan oleh lapisan atas.
67 Tabel52: PELAKSANAAN GDN Dr KAMPUS N= 100 ~~~~~--~~~~~~~~~~-
NO. : PELAKSANAAN GDN Dr KAMPUS
1 2 3
Sangat baik Cukup baik Kurangbaik JUMLAH
-
~~~~~-----c
JUMLAH
=
___
F = 100
64
64
36
36
100
100
CATATAN: Dari 100 responden, yang menyatakan bahwa pelaksanaan GDN di kampus sangat baik tidak ada (0), tetapi yang menyatakan Gukup baik menempati urutan pertama (64), sedangkan selebihnya (36) menyatakan kurang baik.
68 Tabel53: SARAN-SARAN MAHASISWA TTG TEGAKNYA DISIPLIN *)
N= 100 NO.:
1 2 3
BENTUK SARAN
Perlunya Kepastian HuklUll Perlunya Keteladanan Tidak Ada Komentar JUMLAH ........................... =
JUMLAH
F= 100
47 41 12
47 41 12
100
100
CA TA TAN:
*) Angket berupa jawaban terbuka. Dari jawaban-jawaban yang dikemukakan responden, maka saran-saran mereka dapat dirangkum ke dalam dua macam jawaban, yaitu: (1) Perlunya kepaslian hukum, dan (2) perlunya keteladanan dari kelompok eli/. Dari 100 responden, yang mencantumkan saran-saran ada sebanyak 88 orang, dengan rincian 47 menyatakan perlunya kepastian hukum, selebihnya (41) menyatakan perlunya keteladanan.
BABIV INTERPRETASIDATA A. PROFIL KEDISIPLINAN MAHASISWA Dari kasus yang terdapat pada tiga perguruan tinggi di Jakarta, yang terdiri dari (1) IAIN SyarifHidayatullah, (2) UNAS, dan (3) ISTN, sebagaimana yang diungkapkan dalam tabel-tabel15 sampai dengan 19, seluruh responden (100%) menyatakan perlunya disiplin dalam rangka tercapainya tingkat kehidupan yang sukses. Alasan mereka adalah karena disiplin (98%) mempunyai kaitan yang tidak dapat dilepaskan dengan prestasi yang dicapai. Diakui pula bahwa agama, bukan hanya menganjurkan untuk mematuhi perintah-perintah agama (10%) dan menepatijanji, tetapi secara positif (90%) menganjurkan pula untuk mematuhi segala aturan yang dianjurkan agama. Namun demikian, sebagaimana dapat dilihat dalam tabel-tabel 20 sampai dengan 25, dalam kenyataannya mereka tidak selalu konsisten dengan pengaturan waktu mereka sehari-hari. Pengaturan waktu makan dan belajar, umumnya (58-61%) tepat waktu. Namun dalam waktu-waktu istirahat dan Olall raga, mereka tidak konsisten. Kebanyakan (51 %) mereka barn beristirahat jika telah merasa lelall, dan berolall raga jika ada kesempatan (54%), bahkan ada yang tidak sempat sama sekali (II %). Demikian pula dalam pengaturan waktu ibadah, yang tepat waktu hanya sepertiga (25%) daripada yang biasa melakukannya tetapi tidak selalu tepat waktunya (75%). Sebenarnya, sebagaimana diungkapkan dalam tabel25, keluarga selalu mengingatkan (54%). Demikianlall, gambaran profil kedisiplinan mallasiswa dalam keluarga, yang masih belum menunjukkan etos kerja yang diharapkan bagi pelakunya.
69
70
B. SOSIALISASI GDN DI KAMPUS Sasialisasi kedisiplinan mahasiswa dalam kampus adalah sebagaimana diungkapkan dalam tabel-tabel 26 sampat dengan 47. Kehadiran mereka, untuk mengikuti kuliah di kampus bervariasi. Namun yang selalu tepat waktu menempati peringkat yang rendah (l 0%), hampir sama dengan peringkat yang sering tidak hadir (8%). Respanden yang sering terlambat lebih tinggi (40%), selebihnya, yang merupakan paling banyak (42%) adalah respanden yang tepat waktu tetapi sesekali terlambat. Lain halnya dengan h:hadiran dasen, umumnya tepat waktu (53%), selebilmya (47%) sering terlambat. Adanya ketidaktepatan waktu, baik yang dialami mahasiswa maupun dasen, umumnya (76%) mereka menyatakan karena jalanan macet, disusul (17%) karena gangguan kesehatan, kemudian (5%) karena alasan sibuk, dan selebilmya (2%) tidak memberikan kamentar. Kaitan kehadiran mahasiswa dengan persyaratan ujian, paling banyak, yaitu separuh respanden (50%) menyatakan minimal kehadiran 75%, diikuti (34%) yang menyatakan minimal 60%, dan selebilmya (16%), yang menyatakan tidak ada ketentuan. Pernyataan terakhir ini kiranya dasarkan pada kenyataan bahwa mereka dibenarkan ikut ujian. Dalam pada itu kaitannya dengan kehadiran dasen, yang paling banyak (70%) adalah yang menyatakan 16-18 kali, diikllti (20%) yang menyatakan 18-20 kali, kemudian (3%) yang menyatakan 14-16 kali, dan selebihnya (7%) yang menyatakan tidak talmo Seperti pernyataan sebelumnya, pernyataan terakhir ini dimungkinkan aleh kenyataan bahwa walaupun tidak hadir sebagaimana mestinya, tetapi mereka masih dibenarkan untuk mengikuti ujian. Sehubungan dengan persyaratan ujian selain kehadiran, yang berupa tugas-tugas pembuatan paper atau resume atauJdan PR, umumnya
71 (82%) mereka menyatakan memenuhi seluruh tugas tersebut, dan selenya (18%) memenuhinya, tetapi tidak seluruhnya. Adanya penertiban pakaian mahasiswa, sebagaimana diungkapkan pada tabel-tabel 33 sampai dengan 35, agaknya mereka tidak begitu sudiatur. Terbukti, antara yang mematuhi (50%) dengan yang antara mematuhi dan tidak mematuhi adalah sama (50%). Dengan demikian, tidak ada (0%) yang menyatakan tidak mematuhinya sama sekali. Demikianlah gambaran tentang budaya tertib di lingkungan kampus-kampus IAIN, UNAS dan ISTN. Dalam kaitannya dengan budaya bersih di lingkungan kampus, sebagaimana diungkapkan pada tabel-tabel 36 sampai dengan 40, pada umumnya (62-67%) mahasiswa menyatakan lingkungannya cukup bersih, dan selebihnya (33-38%) justeru menyatakan kurang terawat. Sehubungan dengan pemyataan terakhir ini, bila dihubungkan dengan hasil wawancara, kiranya ada relevansi dengan faktor keterbatasan dana yang diperlukan untuk menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan bagi terciptanya ketiga macam budya disiplin tersebut. Namun sebaliknya dalam kaitannya dengan partisipasi mereka terhadap gerakan kebersihan yang dilakukan di lingkungan kampus, temyata seluruhnya (100%) tidak ambil bagian. Tampaknya dalam kegiatan seperti ini, pihak perguruan tinggi tidak melibatkan mahasiswa. Hal ini berlaku, baik di IAIN, UNAS maupun ISTN. Yang menyangkut pelayanan akademik dan kemahasiswaan, sebagaimana diungkapkan dalam label-label 42 hingga 46, antara yang menyatakan cukup memuaskan (46%) di satu pihak, dengan yang menyatakan kurang memuaskan (44%) dan tidak memuaskan (10%), menunjukkan bahwa menurut persepsi mahasiswa budaya kerja sivitas akademika masih belum baik. Namun, dalam hubungannya dengan aktivitas kemahasiswaan (kegiatan ekstra kurikuler), antara yang aktif (28%) di satu pihak, dengan yang kadang-kadang (17%) bahkan yang tidak ak-
72 tif (55%) di lain pihak, perbandingannya hampir mendekati 1 dan 3. Sesuatu yang menunjukkan budaya kerja di kalangan mahasiswa sendiri yang belum baik. Demikian pula dengan sarana olah raga yang tersedia dan kegiatan kesegaran jasmani, yang diselenggarakan perguruan tinggi, sebagaimana halnya dengan gerakan kebersihan dan kesegaran jasmani, partisipasi mahasiswa tidak begitu menonjol, jika tidak mau dikatakan tidak ada sama sekali. Seperti pemanfaatan sarana olah raga, temyata hanya digunakan secara konsisten oleh 28% dari mereka, sedangkan selebihnya, yaitu yang kadang-kadang saja hanya 34%, dan yang tidak memanfaatkannya sama sekali temyata lebih banyak (38%).
c.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GDN DI KAMPUS Berdasarkan temuan-temuan di lapangan, sebagaimana diungkapkan dalam fabel-fabel 15 sampai dengan 53, faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan gerakan disiplin nasional (GDN) di kampus-kampus meliputi: (1) pengetahuan responden tentang GDN, (2) sikap mental, dan (3) peraturan formal tentang GDN. 1. Pengetahuan Responden tantang GDN. Pengetahuan responden tentang GDN, berdasarkan fabel 15, 16, 17, 18, 19, 48 dan 49, temyata SUdall dimiliki oleh seluruh (100%) mahasiswa. Tabel 15 sampai dengan 19 menyangkut perlunya disiplin, motif disiplin, kaitan antara prestasi dan tingkat disiplin, anjuran agama untuk membiasakan hidup disiplin. Sedangkan fabel 48 dan 49 menunjukkan bahwa mereka memahami maksud dan momentum diselenggarakannya GDN. 2. Sikap Mental. Sikap responden dalam sosialisasi disiplin, diungkapkan dalam fabel-fabel 20 sampai dengan 47, temyata tidak selalu konsisten dengan
74 sistem pendidikan Nasional dan PP No. 33 tahun 1990 tentang Perguruan Tinggi. Di samping itu pihak perguruan tinggi, walaupun tidak merata, telah berusaha untuk menyiapkan sarana dan prasarana untuk terciptanya suasana yang bergairah dalam kerja dan belajar, seperti disiapkannya sarana olah raga, diselenggarakannya gerakan kebersihan dan kegiatan kesegaran jasmani. Hanya dalam hal ini pihak perguruan tinggi tidak melibatkan para mahasiswa secara langsung. Dikaitkan dengan faktor-faktor lainnya, maka "faktor internal" yang berupa pengetahuan dan informasi tentang pentingnya GDN lebih dominan daripada "faktor eksternal" berupa "intervensi" yang dilakukan pemerintah. Dengan demikian, secara potensial mallasiswa cukup siap untuk pengembangan diri, jika lembaga-Iembaga yang menjalankan fungsi sosialisasi beroperasi dengan baik. Dengan demikian, "intervensi" yang dilakukan pemerintah dapat diterima, selama pendekatan yang dilakukan lebih persuasif. Atau sebaliknya, jika semacam "birokrasi kampus" dianggap mempersulit proses belajar-mengajar, maka "intervensi" yang dilakukan pemerintall akan kurang berhasil. D. PROSPEK GDN
.
Dari jawaban-jawaban responden berkaitan dengan prospek GDN, sebagaimana diungkapkan dalam fabel-fabel 20 hingga 56, kiranya dapat dikemukakan ballwa responden yang dari satu pihak merasa perlunya disiplin, tetapi dari pihak lain sikap mereka sendiri kurang mendukung, maka prospek GDN di kampus kurang meyakinkan. Namun demikian, hal itu akan menunjukkan sebaliknya, jika falctor non-mahasiswa, terutama yang menyangkut keteladanan culmp mendukung. Dengan kata lain, prospek GDN bisa bergerak negatif, selama faktor-faktor di luar mahasiswa tidak mendukungnya.
75
Dari hasil wawancara ditemukan bahwa keberhasilan gerakan disiplin nasional (GDN) memerlukan dukungan empat hal, yaitu: (1) peraturan yang tegas, (2) pengawasan yang ketat, (3) keteladanan pimpinan, dan (3) dana yang memadai. Keempat hal tersebut merupakan faktor-faktor yang menentukan suatu program yang menuntut keberhasilannya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN
1. Dari hasil penelitian eksploratif ini terungkap bahwa tingkat kedisiplinan di kalangan mahasiswa masih rendah. Dengan demikian, rasa memiliki (sense 0/ belonging), rasa tanggung jawab (sense 0/ responsility), dan rasa atau kesadaran untuk berpartisipasi (sense o/participation) belum mendarah daging pada mereka, sehingga budaya kerja, budaya tertib dan budaya bersih belum terwujud 2. Penelitian ini juga mengungkapkan adanya sikap optimisme atas pentingnya gerakan disiplin nasional (GDN) dan prospek baik GDN, selama GDN didasarkan pada konsep dan pendekatan yang baik. 3. GDN sebagai faktor intervensi yang dilakukan pemerintah selama ini dipandang positif. 4. Guna keberhasilan GDN dalam rangka terwujudnya ketahanan nasional dalam upaya terwujudnya cita-cita pembangunan nasional diperlukan adanya empat hal, yaitu: (I) kepastian hukum, (2) keteladanan, (3) pengawasan, dan (4) penyediaan dana yang memadai. B. SARAN-SARAN 1. Agar sasaran GDN yang diinginkan pemerintah Iebih berhasil perlu dilal'Uk:an pendekatan yang Iebih persuasif. 2. Guna memperoleh data yang kualified dan dan gambaran yang Iebih kongkrit, penelitian ini perlu diperluas dengan sasaran yang Iebih Iuas di Iuar dtmia perguruan tinggi yang Iebih bervariasi, dengan biaya yang memadai.
76
LAMP/RANI:
KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS ADAB lAIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA NO. 07 TAHUN 1996 TENTANG PENUNJUKAN PENELmAN INDIVIDUAL TAHUN AKADEMI 1996/1997 DEKAN FAKULTAS ADAB lAIN SYARlF HIDAYATULLAH
Menimbang : a. Bahwa untuk me1aksanakan penelitian individual sebagai realisasi program penelitian individual di Fakultas Adab lAIN SyarifHidayatullah Jakarta untuk tahun 1996/1997, dipandang perlu untuk menunjuk pelaksana penelitian individual tersebut. b. Bahwa saudara Drs. H.E. Hassan Saleh dipandang telah memenuhi syarat dan mampu untuk diangkat sebagai pelaksana penelitian tersebut, oleh karena itu perlu diabuatkan surat keputusannya. Mengingat
: 1. Peraturan Pemerintah No. 30 tabun 1990 2. Keputusan Presiden No. 9 tahun 1987 3. Undang-Undang No.5 tahun 1969 4. Peraturan Menteri Agama No. 1 tahun 1972 5. Keputusan Menteri Agama No. 15 tahun 1988 6. Keputusan Rektor lAIN SyarifHidayatuliah No. 45 tahun 1989 MEMUTUSKAN:
Pertama
Kedua
Ketiga
Terhitung mulai tanggal 10 Oktober 1996 menunjuk saudara Drs. H.E. Hassan Saleh untuk melaksanakan penelitian individual dengan judul: "Gerakan Disiplin Nasional di Perguruan Tinggi Jakarta"
. Tugas bersangkutan adalah mengadakan persiapan-persiapan dan pengaturan dalam pelaksanaan serta memberikan laporan dan menyerahkan hasil penelitiannya kepada pimpinan lAIN tepat pada waktunya. Waktu penelitian terhitung mulai tanggal penetapan surat keputusan ini dan berakhir selambat-Iambatnya tanggal 31 Januari 1997.
1
2 Keempat
: Dalam pelaksanaan tugasnya yang bersangkutan harns membuat perjanjian keIja dengan pihak lAIN SyarifHidayatullah Jakarta.
Kelima
: Pembiayaan ootuk melaksanakan keputusan ini dibebankan kepada anggaran lAIN Syarif Hidayatullah dari SPP tahoo 1996/1997.
Keenam
: Segala sesuatu akan diubah serta diperbaiki sebagaimana mestinya, bila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.
Ditetapkan di Pada tanggal
JAKARTA 10 0 ktober 1996
DEKAN Ttd. ( Dr. Nabilah Lubis, MA )
NIP 1500 TEMBUSAN: 1. Yth. Bapak Rektor lAIN SyarifHidayatullah (sebagai laporan); 2. Yth. Kepala Biro Administrasi dan Keuangan.
2 Untuk itulah segenap sivitas perguruan tinggi, terutarna mahasiswanya dituntut merniliki tingkat disiplin yang tinggi. Sebab, betapa pun tingginya cita-cita seseorang, tanpa disiplin yang tinggi hal dernikian itu tidak mungkin dapat dicapai. Sehublmgan dengan hal tersebut, Presiden Soeharto dalarn peringatan Hari Kebangkitan Nasional pada tanggal20 Mei 1995, telah mencanangkan gerakan d/s/plin nas/onal (GDN) yang ditujukan kepada seluruh lapisan mamasyarakat, termasuk masyarakat karnpus, terutarna mahasiswanya, demi terciptanya ketahanan nasional yang dinarnis dalarn rangka tercapainya tujujuan pembangunan riasional bangsa fudonesia, sebagaimana yang telah digariskan dalarn GBHN yang merupakan pencerminan aspirasi seluruh rakyat. Fenomena tersebut adalah berkaitan erat dengan ditumbuh-kembangkannya budaya kerja, budaya tert/b, dan budaya bers/h, yang diperlukan bagi suatu bangsa yang ingin maju. Untuk mengetahui sarnpai sejauh mana gerakan disiplin nasional (GDN) dilaksanakan dalarn masyarakat, kiranya hal itu hanya dapat dibukbuktikan melalui suatu penelitian. Sebagai kegiatan dalarn upaya menghasilkan suatu pengetahuan empirik, konsep atau metodologi, kiranya penelitian ini akan dapat mendiskripsikan berbagai fenomena sosial yang terjadi dalarn masyarakat, termasuk masyarakat karnpus. Penelitian tentang gerakan disiplin nasional (GDN) ini mempunyai beberapa indikasi, di antaranya berupa akomodasi sivitas akademika dalarn ketertiban karnpus, sosialisasi sivitas akademika dalarn birokrasi perguruan tinggi, dan kerja nyata para mallasiswa setelah lulus, serta hal-hal lain yang menduklmg tegaknya disiplin dalarn dunia perguruan tinggi. Dengan dernikikian, melalui penelitian ini kirallya dapat diketalmi adallya faktor pendukmlg atau faktor penghambat dilaksanakanllya GDN di kalangan perguruan tinggi. Penelitian yang karni lalrukall ini bukanlah penelitian yang bersifat representatif, yang dapat menjawab semua aspek, melainkan hanya merupakan penelitian awal, bersifat eksploralif, yang difokuskan pada profil kedi-
3 siplinan mahasiswa. Sampel penelitian ini dibatasi pada tiga perguruan tinggi, yang kami anggap dapat mewakili perguruan-perguruan tinggi yang ada di wilayah DKl, yang terdiri dari perguruan tinggi negeri dan swasta, dengan latar belakang pengetahuan keagamaan dan pengetahuan umum, baik sosial maupun eksakta, yaitu: lnstitut Agama Islam Negeri (IAIN), Universitas Nasional (UNAS), dan lnstitut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN).
B. RUANG LINGKUP Karena sifat dari penelitian ini adalah eksploratif, maka ruang lingkup penelitian tentang gerakan disiplin nasional (GDN) di kalangan perguruan tinggi ini dibatasi dalam hal-hal berikut:
I. profil mahasiswa. Yang dimaksud dengan profil mahasiswa di sini ialah profil mahasiswa dalam gerakan disiplin nasional (GDN), yang meliputi pendidikan disiplin dalam keluarga dan sosialisasi disiplin dalam kampus. Sosialisasi gerakan disiplin nasional (GDN) di perguruan tinggi, yang dalam hal ini diwakili tiga perguruan tinggi Jakarta, baik negeri maupun swasta, baik yang berlatar belakang keagamaan maupun umum, yaitu: (1) lnstitut Agama Islam Negeri (lAIN) SyarifHidayatullah, suatu perguruan tinggi negeri yang bercorak keagamaan (Islam), (2) Universitas Nasional (UNAS), dan (3) lnstitut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN). Dua perguruan tinggi yang terakhir ini merupakan perguruan tinggi umum swasta di Jakarta yang cukup dikenal, baik karena keseniorannya, atau karena kekhususan bidang kajiannya maupun karena keduanya merupakan perguruan tinggi, yang sering dilanda gejolak.
4 2. persepsi mahasiswa. Yang dimaksud dengan persepsi mahasiswa di sini ialah persepsi mahasiswa tentang sosialisasi kedisip1inan yang sudah diterapkan dan prospek gerakan disiplin nasional (GDN) di 1ingkungan perguruan tinggi.
c. TUJUAN Tujuan di1aksanakannya penelitian tentang gerakan disiplin nasional (GDN) di kalangan perguruan tinggi ini adalah: 1. untuk memperoleh gambaran umum tentang profi1 mahasiswa dalam menerapkan kedisiplinan di perguruan tingginya; 2. agar seluruh sivitas akademika dapat memberikan konstribusinya dalam menciptakan budaya tertib, budaya bersih dan budaya kerja di lingkungankampus. D.KEGUNAAN Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai: 1. bahan masukan (input) bagi perguruan tinggi yang bersangkutan khususnya dan perguruan tinggi pada umumnya, dan bagi pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen Dikti) dan Departemen Agama (Ditbinpera), dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang bersifat umum, terutama dalam upaya menciptakan suasana kampus yang dinamis, dengan menegakkan budaya tertib, budaya bersih, dan budaya kerja; 2. ikut serta membantu atau memperlancar dalam proses birokrasi seSUaI dengan tingkat kedisiplinan yang ada; 3. timbal-balik yang menguntungkan, baik bagi lingkungan kampus maupun
6
2. lnterpretasi Data. Dari hasil temuan eli lapangan, setelah data terkumpul dan diolah, kemudian dianalisa atas dasar kerangka teori yang ada.
3. Pembuatan Kesimpulan. Pembuatan kesimpulan hasil penelitian ini dilakukan secara indikatif, tidak konklusif, mengingat jenis penelitian ini bersifat eksploratif. F. LOKASI Lokasi penelitian ini berada di wilayah DKI Jakarta, yang dibagi dalarn tiga perguruan tinggi, yaitu: (1) lAIN, (2) UNAS, dan (3) ISTN. 1. lAIN SyarifHidayataullah Jakarta, yang berada di fl. Ir. H. Juanda 95 Ciputat, Tangerang Jawa Barat; 2. Universitas Nasional, yang berada di fl. Sawo Manila, Pasar Minggu, Jakarta Selatan; 3. ISTN, yang berada di Bhumi Srengseng Indah, Jagakarsa, Jakarta Selatan. G. HIPOTHESA Penelitian tentang gerakan disiplin nasional (GDN) ini akan menyatakan ballwa nilai kedisiplinan adalah inheren dengan pribadi kreatif dan manusia yang berprestasi, sebagai syarat mutlak bagi yang menghendaki perbaikan tarafhidup dan terangkatnya harga-diri (human-dignity). Secara hipothesis dapat eliungkapkan bahwa semakin intensifuya sosialisasi kedisiplinan yang dilakukan keluarga dan lembaga pendidikan formal, maka semakin positifpula pengarull gerakan disiplin nasional (GDN)
7 yang di1akukan Pemerintah. Sebaliknya, "intervensi" Pemerintah dalam GDN akan kurang efektif, jika kondisi sosial-budaya masyarakat, terrnasuk masyarakat kampus, terutama mahasiswa kurang kondusif, sehingga dampak lanjut tentu akan menyebabkan kurangnya dukungan terhadap dinamika pembangunan. H. KERANGKA TEORI
1. Disiplin. Menurut Webster's Third New International Dictionary, disiplin mempunyai arti antara lain:
- behaviour in accordance with the rules; - systematic willing, and puposeful attention to the performance of assigned tasks; - control gained by enforcing obedience or order; - prompt and willing obedience to the orders ofsuperiors (Soeprapto,1996, p.3). Dari penjelasan tersebut disiplin merupakan sikap atau tingkah laku yang menggambarkan kepatuhan pada suatu aturan atau ketentuan (tata tertib). Aturan atau ketentuan itu dapat berupa suatu kesepakatan bersama dan dapat pula berupa sesuatu yang datang dari luar. Disiplin merupakan suatu tuntutan bagi berlangsungnya kehidupan yang maju, sejalltera, tertib dan teratur, sebagaimana yang diidam-idat11kan oleh setiap orang.
Disiplin nasional ialah sikap mental suatu bangsa yang mempakan pencenninan ketaatan masyarakatnya pada norma-norma yang bersumber dan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pandangan hidupnya yang menghendaki terwujudnya suatu kehidupan yang maju dan sejalltera, sehingga untuk itu dituntut kesadaran untuk memiliki (sense 0.[ belonging),
8 kesadaran akan tanggungjawab (sense ofresponsibility) dan kesadaran untuk berpartisipasi (sense ofparticipation). 2. Skema.
Penelitian eksploratiftentang gerakan disiplin nasional (GDN) di kalangan perguruan tinggi Jakarta akan mengetengahkan permasalahan profil mahasiswa dalam penerapan disiplin, berdasarkan kerangka teori, yang terdiri dari: (1) sosialisi gerakan disiplin nasional (GDN); (2) pemerintah sebagai agen mobilisasi GDN, dan (3) mentalitas mahasiswa yang menjadi salah satu faktor penunjang atau penghambat GDN. Mahasiswa, baik dalam kedudukannya sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat (kampus), tidak terlepas dari pengaruh keluarga dan masyarakat, yang bergerak ke arall pematangan diri dalam rangka terbentuknya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yang dalam prosesnya dihadapkan pada "intervensi" pemerintall dengan gerakan disiplin nasional (GDN)-nya. Secara skematis hal itu dapat digambarkan sebagai berikut: SKEMA-I
I TERIKAT I
I BEBAS I
Tujuan yang Jelas:
Motivasi Agama:
* Keluarga * Individu
I
Mentalitas
I
UMPANBALIK
* MasaDepan * Kepent. Bangsa
9
SKEMA-II
I
BEBAS
I TERlKAT I
I
Sub-sub Sistem Sosial:
Pelaku-pelaku Pembangtman:
* Lembaga-lembaga
* Birokrasi Pembangunan
(untuk sosialisasi) * Individu Mahasiswa
-
Mentalitas "Modem"
* Mahasiswa
"Intervensi" oleh Pemerintah * Konsep GDN * Pendekatan
UMPANBALIK
3. Sosialisasi. Sosialisasi yang merupakan proses memperjuangkan nilai yang dianggap baik, memerlukan integrasi. Dengan demikian, pribadi atau profil seseorang akan terbentuk dengan adanya sosialisasi ini, di antaranya melalui interaksi dengan orang-orang lain. Sebagaimana dikemukakan Doob:
The selfis the product oflearning process that occurs in the interaction with the others (CB Doob, 1985, p. 106).
10 Sehuboogan dengan gerakan disiplin nasional (GDN) ini, maka dalam proses sosialisasi-nya akan dijumpai variabel-variabe1, berupa : (I) individu, (2) agen-agen sosialisasi, (3) interaksi, serta (4) nilai-nilai "baik" yang ditanamkan. Khusus yang berkaitan dengan kedisiplinan, maka dapat dipahami jika lembaga-Iembaga sebagai agen sosialisasi, dalam hal ini keluarga dan perguruan tinggi, kemoogkinan te1ah menanamkan nilai-nilai disiplin dimaksud. Di samping itu, mengingat nilai disiplin itu berkaitan dengan masalah waktu, maka mau tak mau akan ditemukan sikap mahasiswa, apakah mereka berorientasi "ke depan" atau "ke belakang". Pengalaman yang dijumpai negara-negara berkembang dalam membangun bangsanya, tidak terkecuali Indonesia, menoojukkan bahwa pemerintah dihadapkan kepada kondisi sosial-budaya yang menghambat kreativitas pembangunan. Oleh sebab itu pemerintah menempatkan diri sebagai agen mobilisasi. Di sinilah alasan diperlukannya "intervensi" dari pemerintah sendiri, seperti halnya yang telah dilakukan terhadap gerakan keluarga berencana (KE) pada tahoo 1970-an, yang berhasil membangkitkan kesadaran rakyat di bidang kependudukan. Walaupoo cara seperti itu tidak se1alu efektif, sebagaimana halnya ketika pemerintah, dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memberlakukan normalisasi kegiatan kampus (NKK), yang mendapat sorotan dari berbagai pihak. "Intervensi" pemerintall dalam GDN ini, mengingat urgensinya sangat mendesak bagi kemajuan bangsa, yaitu pembangunan nasional. Dengan demikian, pembangunan nasional di sini diartikan sebagai proses perubahan sosial-budaya, yaitu proses dalam rangka tercapainya nasional yang merupakan kepentingan bangsa, bukan semata-mata usaha pemerintah (Bintoro Tjokroamidjojo, 1982, p.80).
11 Sehubungan dengan maksud diterapkannya GDN di kalangan perguruan tinggi yang diangap sebagai wadah yang tepat untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, maka mentalitas disiplin merupakan mentalitas yang diperlukan bagi aktivitas pembangunan, baik dalam rangka perbaikan taraf hidup rakyat maupun sebagai cara yang dapat meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Dalam hubungannya dengan masalah sosialisasi, yang diperlukan adalah nilai-nilai positif yang dapat ditanarnkan dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) kepada mahasiswa, berupa disiplin untuk berprestasi dalam bidangnya, dan disiplin sebagai anggota masyarakat, yang harus menghormati segala bentuk perarturan yang mendukung terciptanya budaya tertib, budaya kerja dan budaya bersih.
1. PELALSANAAN 1. Organisasi Pelaksana. Penelitian ini akan dilaksankan secara mandiri (individual). 2. Biaya Pelaksanaan. Biaya penelitian ini direncanakan berasal dari dana SPP IAlN Syarif Hidayatullah Jakarta, secara small-grant. Sementara belum diperoleh, pembiayaannya akan diatasi sendiri. 3. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini akan memakan waktu sekitar tiga bulan, dan pelaksanaan kegiatan lapangan direncanakan akan dimulai awal Oktober 1996. Jakarta, 11 September 1996. DRS. H.E. HASSAN SALEH
LAMP/RAN IlIA:
DAFTARPERTANYAAN PENGANTAR: Dalam rangka sosialisasi gerakan disiplin nasional (GDN) di perguruan tinggi wilayah DKl Jakarta, bersama ini kami mohon kesedian Anda WItuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di babawah ini. Kemudian, atas partisipiasi Anda kami ucapkan banyak terinla kasih.
Petul1juk:
(1) Pilih jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Saudara dengan memberi tanda silang (X); (2) Lsi titik-titik dengan jawaban yang Saudara anggap sesuai dengan kenyataan.
A. IDENTITAS
1. Nama Perguruan Tinggi :
.
2. NamaDiri 3. Jenis Kelanlin: 1 [ ] pria
2 [ ] wanita
4. Usia Anda saat ini adalah: 1 [ ]18-20 3 [ ] 26-30
2 [ ] 21-25 4 [ ] > 30
1
2 5. Agama yang Anda anut: 1 [ 1 Islam 3 [ 1 Katholik 5 [ ] Budha
2 [
4 [
1 Kristen 1 Hindu
6. Jumlah Saudara dalam Keluarga
1 [ ] 1-3 3 [ ] >5
2 [
1 4-5
7. Anda adalah anak ke- :
.
8. Status Keluarga: I [ 1 kawin 3 [ ] duda
4 [
1 belum kawin 1 janda
2 [
1 belum bekerja
2 [
9. Status Pekerjaan: 1 [ 3 [
1 bekerja 1 tidak bekerja
10. Asal Sekolah: 1 [ 1 SMA 3 [ ] Aliyall
2 [
4 [
II. Asal Daerah :
1 SMEA 1 ........ ..
12. Tempat Tinggal: 1 [
1 Wilayah DK1
2 [
1 Luar Wilayah DKl
3 13. Status Tempat Tinggal:
2 [ ] Kost
1 [ ] Bersama Keluarga 14. Program Semester Yang Diikuti:
1 [ ] 2 3 [ ] 6
2 [ ] 4 4 [ ] 8
15. Indeks Prestasi yang diperoleh : 1 [ ] >3
2[]>2<3 5 [ ] <2
2 [ ] 3 4 [ ] 2
B. PENDIDlKAN DISIPLIN DALAM KELUARGA 16. Menurut Anda, apakah disiplin itu perIu?
1 [ ] Ya
2 [
] Tidak
2 [
] Tidak tahu
17. Apakah motif Anda hidup disiplin?
1 [ ] Ingin hidup sukses
18. Apakah prestasi Anda sekarang ini menunjukkan tingkat disiplin yang Anda capai? 1 [ ] Ya 3 [ ] Tidak
2 [ ] Tidak selalu 4 [ ] Tidak tahu
19. Apakah agama Anda menganjurkan hidup disiplin?
4 1 [ ] Ya
2 [ ] Tidak
20. Dalam bentuk apakah anjuran agama tentang hidup disiplin tersebut? 1 [ ] Mematuhi perintah Agama 2 [ ] Menepati janji 3 [ ] Mematuhi segala aturan yg tidak bertentangan dg agama 21. Bagaimana Anda mengatur waktu makan? 1 [ ] Tepat waktu 2 [ 1 Sesempatnya
2 [
1 Jika telah lapar
22. Bagaimana Anda mengatur waktu belajar? 1 [ 3 [
1 Tepat waktu 1 Sesempatnya
2 [
1 Jika telah dekat ujian
23. Bagaimana Anda beristirahat? 1 [ 1 Tepat waktu 3 [ ] Kapan saja
2 [ ] Jika telah merasa lelah
24. Bagaimana Anda berolah raga? 1 [ ] Setiap pagi 3 [ ] Setiap ada kesempatan
2 [ 4 [
1 Setiap minggu 1 Tidak sempat
25. Bagaimana Anda melaksanakan ibadah? 1 [ 3 [
1 Selaht tepat waktu 1 Sesempatnya
2 [
1 Biasa, tetapi tidak selalu tepat
26. Sampai sejauh mana keluarga mengatur waktll-waktu tersebut,
5 sehingga Anda dapat menyesuaikan diri? 1 [ ] Tepat waktu 3 [ ] Tidak ada ketentuan khusus
2 [ ] Selalu mengingatkan
C. SOSIALISASI GDN DALAM KAMPUS 27. Bagaimana kehadiran Anda di kampus? 1 [ ] Selalu tepat waktu 3 [ ] Sering terlambat
2 [ ] Tepat waktu, hanya sesekali terlambat 4 [ ] Sering tidak hadir
28. Bagaimana kehadiran dosen dalam kuliah Anda? 1 [ ] Umumnya selalu tepat 3 [ ] Umumnya sering tidak hadir
2 [ ] Umumnya sering terlambat
29. Jika tidak selalu tepat waktu, apa alasannya? 1 [ ] Jalanan macet 3 [ ] Sibuk
2 [ ] Kondisi kesehatan 4 [ ]
30. Berapa prosen minimal kehadiran mahasiswa sebagai persyaratan untuk mengikuti suatu ujian? 1 [ ] Minimal 75% 3 [ ] Tidak ada keharnsan
2 [ ] Minimal 60%
31. Berapa kali minimal dosen harns memberikan kuliah?
.
6 1 [ ] 18-20 kali 3 [ ] 14-16 kali
2 [ ] 16-18 kali 4 [ ] Tidak tahu
32. Persyaratan apa pula yang hams dipenuhi mahasiswa untuk mengikuti ujian akhir semester (UAS), selain kehadiran?
1 [ ] Pembuatan paper/resume 3 [ ] Pembuatan paper, resume dan PR
2 [
1 Pembuatan paper dan
resume 4 [ ] Tidak tahu
33. Apakah tugas-tugas itu Anda penuhi?
1 [
1 Ya
2 [ ] Ya, tetapi tidak seluruhnya
3 [ ] Tidak 34. Bagaimana peraturan perguruan tinggi tentang pakaian mahasiswa? 1 [
1 Dilarang mengenakan sandal, celana sobek-sobek di lutut,
berkaos oblong, dan berambut gondrong 2 [ ] Dilarang mengenakan celana sobek-sobek dilutut dan berrambut gondrong 3 [ ] Tidak ada larangan, asal tidak menyolok
35. Apakall anda mematuhi peraturan tersebut? 1 [ 1 Ya 3 [ ] Tidak
2 [
1 Antara ya dan tidak
36. Apakah dosen selalu berpakaian rapi? 1 [ 3 [
1 Umunmya ya 1 UmUl11nya tidak
2 [
1 UmUl1lllya kurang
9
1 [ ] Ya
2 [ ] Kadang-kadang
3 [ ] Tidak 51. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan di atas, apakah Anda memaharni maksud gerakan disiplin nasiona1 (GDN) o1eh Pemerintah? 1 [ ] Ya, agar bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju 2 [ ] Tidak 52. Menurut Anda momentum GDN ini apakah sudah tepat? 1 [ ] Tepat
2 [ ] Kurang tepat
53. Menurut Anda gerakan disiplin sebaiknya dimulai dari mana? 1 [ ] Ke1uarga 3 [ ] Organisasi Sosial
2 [
1 Sekolah
54. Menurut Anda siapa yang harus memulai GDN? 1 [ ] Kelas Atas 2 [ 1 Kelas Bawah
2 [ 4 [
1 Kelas Menengah 1 Semua lapisan
55. Bagaimana tanggapan Anda tentang pelaksanaan GDN di kampus Anda? 1 [ 1 Sangat baik 3 [ ] Cukup
2 [ ] Baik 4 [ ] Kurang baik
56. Saran Anda tentang penerapan disiplin oleh mallasiswa dalam kiunpus:
LAMPIRAN IIIB:
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM (DEEP INTERVIEW)
1. Apa kaitan antara gerakan disiplin nasional (GDN) dengan budaya kerja, budaya tertib dan budaya bersih di kampus Anda? 2. Bagaimana realisasi ketiga budaya tersebut di kalllpus Anda dalam hubungann.ya dengan proses belajar-lllengajar lllahasiswa? 3. Apakah dijUlllpai faktor penghambat dilaksanakannya GDN di kampus . .?
un.
4. Kiat apa saja yang telah dilakukan perguruan tinggi Anda (sementara) dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut? Bagaimana sambutan dari sivitas akademika, terutama mahaiswa?