SC Tahun III/Mei - Juni 2013
Rp 22.500,edi
si
27
SWARACINTA
inspirasi, motivasi, pemberdayaan
#Gelombang Ekonomi Zakat Destinasi Adem Ayem di Kampung Pohon 99 Unggah 12 Perilaku Agar Tetap Sehat
s re alam da ksi
Kinerja Zakat Assalamualaikum Wr. Wb emiskinan adalah masalah laten yang telah dan akan terus dihadapi oleh semua pemerintahan di seluruh negeri. Kemiskinan kerap kali dijadikan kambing hitam oleh politik pembangunan sebagai sumber pengganggu, sumber kriminalitas, penghambat pertumbuhan dan kemajuan. Kemiskinan juga sering dijadikan “senjata” politik yang ampuh untuk mengkritik, bahkan menggulingkan penguasa. Pemerintah sebenarnya sudah mengucurkan dana yang dibilang tidak sedikit. Sebanyak Rp115,5 triliun digelontorkan untuk berbagai program penanggulangan kemiskinan seperti Program Keluarga Harapan, Raskin, Bantuan Langsung Tunai (BLT) dan PNPM Mandiri. Namun, habiskah angka kemiskinan? Jauh panggang dari api, meski anggaran dinaikkan 100 persen dari tahun sebelumnya, penurunan angka kemiskinan tetap berjalan lambat. Data resmi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), per September 2012, jumlah penduduk miskin di Indonesia 28,6 juta. Sementara Kementerian Sosial merilis, per Februari 2013, jumlah orang miskin di Indonesia berkurang (hanya) 540 ribu orang. Namun, bukan tidak mungkin grafik jumlah penduduk miskin akan kembali naik jika pemerintah jadi menaikan harga BBM dalam waktu dekat ini. Kita memaklumi, pemerintah tidak bisa bekerja sendirian mengatasi permasalahan ini. Untuk itu, kita mengapresiasi berbagai upaya yang dilakukan sekelompok masyarakat yang bergerak, menghimpun dan mendayagunakan dana filantropi berupa zakat, infak, sedekah, maupun wakaf yang bisa dijadikan alternatif instrumen pengentasan kemiskinan. Sayangnya, besarnya potensi zakat yang ditaksir oleh berbagai pihak, yang katanya mencapai ratusan triliun, belum tergarap secara optimal. Masyarakat masih memilih menyalurkan dana zakatnya secara perorangan daripada melalui institusi resmi amil zakat. Padahal, zakat yang dikelola secara profesional— tidak sekedar dibagi habis—terbukti mampu mengangkat orang dari jurang kemiskinan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ) Dompet Dhuafa atas 16 Organisasi Pengelola Zakat (OPZ), yang kemudian dikodifikasi dalam Indonesia Zakat & Development Report 2012, diketahui bahwa pendayagunaan zakat yang dilakukan oleh OPZ berimplikasi positif dalam mengurangi beban kemiskinan. Secara umum, persentase penerima manfaat yang merupakan rumah tangga mengalami penurunan sebesar 21,11 persen. Selain itu, dimensi kemiskinan lainnya seperti tingkat kedalaman kemiskinan dan tingkat keparahan kemiskinan juga berhasil diturunkan. Bahkan, dengan zakat, rumah tangga yang tadinya miskin bisa dientaskan lebih cepat 1,9 tahun lebih awal dengan intervensi zakat. Hasil penelitian di atas tentu membuat kita semakin yakin bahwa zakat merupakan instrumen penting dalam pengentasan kemiskinan, terlebih jika potensi yang besar itu bisa dioptimalkan penghimpunannya. Para pegiat zakat sudah saatnya lebih gencar menyosialisasikan kinerja zakat yang mereka lakukan selama ini. Bukti-bukti empirik yang dapat dilihat dari program pendayagunaan zakat yang semakin kreatif ini harus bisa dilihat oleh banyak orang agar semakin banyak masyarakat yang percaya dan menyalurkannya kepada instansi amil zakat yang professional. Dengan demikian, akan semakin banyak masyarakat miskin yang terbantu. n
K
SC Tahun III/Mei - Juni 2013
Redaksi menerima naskah dengan panjang maksimal 4.500 karakter dikirimkan via e-mail
[email protected]
2
ed is
i
27
SWArACinTA
inSPirASi, moTivASi, PemberdAyAAn
#Gelombang Ekonomi Zakat Destinasi Adem Ayem di Kampung Pohon 99 Unggah 12 Perilaku Agar Tetap Sehat
Gelombang Ekonomi Zakat
Walaikumsalam Wr. Wb. Redakasi
Pemimpin Umum: Parni Hadi Pemimpin Redaksi: Ahmad Juwaini Pemimpin Perusahaan: M. Arifin Purwakananta Dewan Redaksi: Parni Hadi, Haidar Bagir, Sinansari Ecip, Ismail A. Said, Ahmad Juwaini, M. Arifin Purwakananta, Rini Suprihartanti, A. Makmur Makka Redaktur Pelaksana: SS Widodo Staf Redaksi: M. Sabeth Abilawa, Urip Budiarto, Arlina F. Saliman, Amirul Hasan, Shofa Q Sekretaris Redaksi: Etika Kontributor: Padang; Musvi Yendra, Banten; Heri Wahyudi Rachman, Bandung; Hendi Suhendi, Jogja; Ahmad Paryanto, Semarang; Fadillah Rachman, Surabaya; Usef Zaenul Arif, Balikpapan; Abdul Samad, Abdurrahman Usman, Sulawesi Selatan; Muhammad Husein, Hong Kong; Rovi Octaviano V, Jepang; Nur Ahmadi, Australia; Ichan Akbar Sirkulasi: Danar Dona Penerbit: Dompet Dhuafa Alamat Redaksi: Gedung Nugra Santana Lt 10 Jl. Jenderal Sudirman Kavling 7-8, Jakarta 10220 Telpon: 021-2510722 (Manajemen) Fax. 021-2510613 Telp./Fax.: 021-7801983 (redaksi) Web: www. swaracinta.com
Rp 22.500,-
SC inspirasi, motivasi, pemberdayaan
Info
Ibadah Umroh Bersama Telkomsel Ibadah Semakin Tenang
U
mroh erat kaitannya dengan Yang Maha Kuasa, Maha Pencipta, bergantung pada kemampuan yang dimiliki individu. Kini, melaksanakan Umroh bukan suatu yang terbilang sulit lagi, ia telah menjangkau lapisan masyarakat Muslim. Bahkan, para umat Islam dimanapun berada, sepanjang dukungan fasilitas kemudahan pelaksanaan Umroh tersedia, pergi ke Tanah Suci untuk melakukan ibadah Umroh menjadi semakin mudah. Maka, bukan menjadi halangan besar lagi, para umat Islam dapat memilih serta menikmati dukungan fasilitas itu dan berminat melaksanakan Umroh atau sering juga disebut Ibadah Haji kecil. Pernyataan di atas bukan tanpa alasan, bahkan telah didukung oleh banyak pihak hingga kini. Lantas, seberapa pentingkah pemakaian atau penggunaan fasilitas komunikasi bagi individu atau jamaah Umroh di Tanah Suci maupun keluarganya di Tanah Air? beberapa sumber data menyatakan bahwa komunikasi merupakan faktor penting yang harus dipersiapkan dan diperhatikan sebelum berangkat Umroh ke Tanah Suci. Di mana setiap jamaah Umroh maupun anggota keluarganya sangat penting untuk menjalin komunikasi silaturahim sekaligus memberikan informasi terkini kondisi mereka. Hal tersebut pun tidak berdampak bagi para jamaah sehingga tetap nyaman dan fokus dalam menjalankan Ibadah Umroh. Kini, demi mengoptimalkan komunikasi antar sesama jamaah atau keluarga dan rekan di Tanah Air, pengguna telepon tidak lagi direpotkan dalam melakukan proses komunikasi antar telepon seluler seperti yang disediakan oleh provider telekomunikasi, Telkomsel. Pelanggan Telkomsel baik simPATI,
4
Kartu As dan kartuHalo, merupakan kartu Telkomsel yang mampu memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam berkomunikasi di Tanah Suci seperti saat berkomunikasi di Tanah Air. Bagi pengguna simPATI dan Kartu As, fitur layanan International Roamingnya sudah otomatis aktif sehingga bisa langsung digunakan untuk komunikasi di Arab Saudi. Khusus pengguna kartuHalo, fitur International Roamingnya dapat diaktifkan melalui GraPARI Telkomsel terdekat atau menghubungi call center 133. Namun, jika pelanggan kartuHalo sebelumnya pernah mengaktifkan layanan International Roaming maka langsung dapat berkomunikasi. Jamaah di Tanah Suci pun tidak perlu repot untuk memperoleh isi ulang pulsa. Bagi pengguna simPATI dan Kartu As dapat melakukan isi ulang pulsa Telkomsel Anda secukupnya untuk kebutuhan komunikasi ketika di Arab Saudi. Sebagai contoh bila Anda melakukan perjalanan umroh 9 hari, alangkah lebih baik bila Anda mengisi pulsa sebesar Rp 200.000, karena untuk berkomunikasi ke Indonesia hanya Rp 5.000,-/menit dan Rp 500,-/SMS. Bila pulsa Anda habis ketika di Arab Saudi maka Anda dapat mengisi pulsa Telkomsel dengan beberapa cara, antara lain; (1) Jika pulsa Anda masih cukup untuk melakukan SMS maka Anda dapat menghubungi keluarga Anda di Indonesia untuk mengisikan pulsa ke nomor yang Anda pakai di Arab Saudi; (2) Cara pengisian pulsa juga dapat dilakukan melalui T-Cash. Untuk informasi mengenai cara aktivasi dan pengisian pulsa melalui T-Cash dapat melalui GraPARI Telkomsel. Sungguh kemudahan dalam melaksanakan silaturahim.
Untuk layanan internet atau BlackBerry pun dapat pula menikmati paket hemat yang dihadirkan Telkomsel berupa pembelian paket Data atau BlackBerry Umroh *123#. Khusus bagi pengguna simPATI dan Kartu As, sebelum membeli paket Data atau BlackBerry, Anda harus terlebih dahulu mengaktifkan profile GPRS/Internet Roaming kartu Anda melalui *266# pada menu Aktivasi Profile GPRS IR. Ragam paket yang ditawarkan bervariasi. Dengan memiliki jaringan terluas, Telkomsel secara khusus menyediakan beragam fasilitas maupun fitur yang dapat dimanfaatkan dan dirasakan para jamaah. Pengguna internet maupun BlackBerry dapat mengubah pengaturan “While Roaming” atau “Data Roaming” di Telepon Seluler Anda menjadi On bila Anda ingin mengakses Internet atau BlackBerry-an selama di Arab Saudi. Pembelian paket Umroh dapat dilakukan baik ketika masih di Indonesia maupun ketika sudah di Arab Saudi. Alangkah lebih baik bila pembelian paket dilakukan pada hari keberangkatan Umroh (ketika masih berada di Indonesia) agar ketika sampai di Arab Saudi Anda dapat lebih fokus untuk menjalankan semua kegiatan Umroh tanpa harus terganggu aktifitas persiapan komunikasi Anda. Mari mempersiapkan diri untuk melangkah ke Tanah Suci dengan tanpa hambatan komunikasi antara sesama jamaah, keluarga dan kerabat di Indonesia. Fasilitas maupun fitur komunikasi yang mudah dan nyaman kini semakin dekat dan tersedia dan diberikan kepada para pengguna telekomunikasi. Kegiatan Umroh selama di Tanah Suci bersama Telkomsel semakin tenang. n
5
Arus Utama
ai enar
s
Bila Ekonomi Zakat Bangkit
Salam Redaksi
3
Arus Utama
7
Usianya melebihi setengah abad, tapi tangannya masih cukup cekatan menata tumpukan bungkusan beraneka warna yang berisi makanan ringan itu. Sesekali ia menghitung, dan berhenti ketika ada s ejumlah anak dengan suara sedikit cempreng memanggilnya karena ingin membeli snack seharga Rp500-an.
Bila Ekonomi Zakat Bangkit
Destinasi 20 Adem Ayem di Kampung Pohon 99
Sosial Enterpreneurship
22
Korpora 23 Relung 24 Esensi Pemberdayaan Melalui Zakat
Survival 30 Tukang Servis Handphone Keliling
Oase Cinta
34
Sosok 35
Menjadi tukang servis hanphone kelili
ng merupakan bagian mencari nafka
Kabar Pemberdayaan
h juga berbagi ilmu.
40
Komunitas 52
Tokoh 46
Colleger Radio Portal Berita Pelajar SeIndonesia
Dr. Amelia Fauzia Jangan Berpikir Kemiskinan Hilang
Unggah 54 12 Perilaku Agar Tetap Sehat
Unik 38
Konsultasi Keuangan
Bergowes dengan Ontel untuk Indonesiaku
50
Nusantara 51
Selesa 58 Jadilah Ngalamer, Nge-bakso Setiap Hari
Surat Pembaca SC versi PDF
Artikel Herbal
Dear Swaracinta, semoga semakin dicinta kehadirannya! enang saya baca isi majalah Dompet Dhuafa ini, meskipun saya bacanya lewat internet di web dompet dhuafa. Salut. Tapi bagaimana caranya kami saya bisa dapetin SC edisi awal sampai sekarang tapi dalam format PDF. Untuk saya koleksi sekaligus jadi referensi kuiiah saya di bidang komunikasi. Ditunggu ya jawabannya! Terima kasih dan bravo Dompet Dhuafa dan SC-nya. (Nurry, via email)
Assalamualaikum Wr. Wb. erkenalkan saya Yahya, pegawai salah satu instansi di Jakarta. Saya baru baca SC ketika di kantor kami bekerjasama dengan Dompet Dhuafa membuat acara/event. Menarik menang isinya dan bermanfaat. Kalau boleh usul, tambahkan artikel seputar herbal/jamu tradisional. Mungkin bisa bermanfaat bagi pembaca setianya. Terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb. (M. Yahya, Mampang, Jakarta)
S
Terima kasih juga kami sampaikan atas perhatian dan apresiasi anda terhadap kami. Untuk mendapatkan materi majalah SC seperti yang anda inginkan, silahkan hubungi Redaksi SC.
6
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
P
Walaikumsalam. Terima kasih atas masukan anda, usul anda akan kami pertimbangkan.
D
i ruangan seukuran 3 x 2,5 meter itu, Sari Surdja (58) mengandalkan hidupnya. Warung sederhana yang berada di depan kediamannya yang terletak di Kampung Gintung RT 003/008, Cirendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan itu, sumber penghidupan nenek tiga cucu ini didapat. Sebenarnya, usaha warung kebutuhan warga sehari-hari itu pernah mengalami titik nadir selama 10 tahun terakhir. Sari bergulat dengan ketidapastian perekonomian negeri dewasa ini. “Apalagi ketika mulai banyak bermunculan minimarketminimarket itu. Dulu masih banyak yang beli ke warung saya, tapi sekarang dikit,” kata Sari. Kondisi tersebut dinilai Sari mencekik para pedagang kecil seperti dirinya. Memenangi kompetisi dagang bersama minimarket dengan komoditas yang sama terbilang sulit, kalau tidak bisa dikatakan mustahil. Penghasilan warung Sari sendiri menurun drastis. Ditambah lagi, sejak 2008 Sari ditinggal wafat sang suami. Sang suami merupakan penyokong utama penghasilan keluarga yang bekerja sebagai sopir pribadi. Meski barang dagangan mulai surut, Sari tetap meneruskan usaha warung tersebut demi melanjutkan hidup. Kegigihan Sari mempertemukannya dengan Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa. Melalui STF Dompet Dhuafa, Sari mendapatkan pinjaman modal usaha sebesar Rp750.000. Pertengahan tahun 2012, aku Sari, ia diinformasikan ketua RW setempat. Tanpa berpikir lama, ia lantas mengajukan bantuan modal. Modal pinjaman STF tersebut ia gunakan untuk memenuhi stok dagangan. Tak ayal, warung Sari terlihat ramai dengan berbagai dagangan seperti makanan kecil, minuman, dan berbagai kebutuhan pokok sehari-hari. “Sehari bisa mungkin penghasilan kotor saya paling tinggi nyampe Rp300 ribu. Namanya dagang, sebagian besar diputar lagi untuk modal dan seterusnya kayak gitu,” jelasnya. ***
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
7
Arus Utama
Arus Utama
Zakat yang dihimpun dari masyarakat akan memiliki daya gedor yang lebih optimal untuk mensejahterakan umat jika tidak sekedar dibagi-habiskan.
Pemerataan pendapatan yang mencerminkan kesejahteraan suatu bangsa dapat diwujudkan dengan zakat maupun pajak.
Itulah sekelumit kisah Sari di negeri yang kaya akan sumber daya ini. Tentu masih banyak ‘Sari’ yang lainnya, yang terhimpit hidupnya karena semakin mengguritanya jangkauan bisnis para pemilik modal besar di negeri ini. Regulasi yang juga masih setengah hati mengakibatkan ‘Sari’ semakin sulit menggerakkan usahanya. Kita harus mengakui, pembangunan ekonomi negeri ini kerapkali masih mengabaikan pengusaha kecil. Pelaku ekonomi masih memandang sebelah mata masyarakat kecil yang bergerak di sektor non-formal. Selama ini masyarakat yang memiliki modal
Selain kepedulian, dalam zakat juga terkandung pesan produktivitas dan nilai keadilan.
8
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
kecil harus berjuang sendiri, mereka tidak dikenal dan tidak boleh dikenal sepertinya, dalam percaturan ekonomi mainstream. “Mereka tidak bankable, tidak layak menerima pinjaman bank karena resiko yang dinilai besar,” ungkap Presiden Direktur Dompet Dhuafa, Ismail A. Said dalam bukunya ‘Panggilan Kemanusiaan’. Bahkan, lanjutnya, mereka harus tertatih-tatih membangun usahanya tanpa bantuan negara. Tetapi, ketika mereka tumbuh besar, mereka justru menjadi sasaran pungutan liar birokrasi. “Ironis memang,” tegasnya. Kecilnya modal yang mereka miliki membuat mereka sulit membesarkan usaha yang mereka jalani. Skala ekonomi mereka terbatas untuk sekedar menghidupi orang-orang yang dipekerjakannya atau bahkan untuk dirinya dan keluarganya sendiri. Mereka sangat rentan ambruk jika ekonomi di negeri kita juga goyang, mulai dari harga bahan baku yang fluktuatif, bahan bakar langka atau harganya yang melambung tinggi. Pemerintah sendiri sebenarnya mengklaim telah menggelontorkan dana yang cukup besar nilainya untuk menggerakkan sektor ekonomi kecil dan menengah ini, mulai dari dana bergulir hingga pelatihan-pelatihan untuk peningkatan kapasitas. Dalam website-nya, komite Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dibuat oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian merilis telah menyalurkan Rp34,230 triliun untuk program ini. Jumlah ini
meningkat dari target pemerintah sebesar Rp30 triliun. Namun pertanyaanya adalah benarkah kredit itu telah tersalurkan dengan benar dan tepat sasaran? Benarkah rakyat kecil yang tidak bankable tadi dengan mudah bisa mengakses dana bergurlir yang bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) itu? Dalam prakteknya, dana digulirkan dengan jaminan dari debitur atau peminjam, karena yang menyalurkan adalah bank-bank besar yang dikenal sangat selektif dan “hatihati” dalam menyalurkan kreditnya. Lebih dari itu, bank-bank besar juga kini mulai merambah ke desa-desa dan pasar-pasar tradisional. Dilematis memang, di satu sisi bank-bank itu berusaha merangkul sektor UKM, tapi di sisi lain, keberadaanya tentu membuat lembaga keuangan mikro seperti koperasi dan jenis industri keuangan kecil lainnya menjadi mengkerut. Mereka harus bersaing dengan bank bermodal besar. Lagi-lagi pemilik modal lah pemenangnya. Alih-alih pedagang kecil terbantu untuk mengembangkan usahanya, mereka justru beralih ke ‘bank keliling’ yang lebih mudah dalam birokrasinya. Akhirnya, tanpa mereka sadari mereka semakin tercekik.
Ekonomi Zakat Kondisi yang memprihatinkan inilah yang kemudian melahirkan kesadaran Dompet Dhuafa sebagai lembaga yang mendapat amanah dari masyarakat, juga para pegiat filantropi lainnya. Zakat yang dihimpun dari masyarakat akan memiliki daya gedor yang lebih optimal untuk mensejahterakan umat jika tidak sekedar dibagi-habiskan. Zakat sebagai salah satu rukun Islam memiliki nilai yang luhur untuk mengentaskan kemiskinan dan menyejahterakan dan membuat kaum papa menjadi berdaya.
Untuk itu, sejak awal didirikannya 20 tahun silam, Dompet Dhuafa menaruh perhatian yang sangat besar terhadap ekonomi keumatan. Lembaga ini menjadi salah satu inisiator hadirnya lembaga keuangan mikro syariah “Baitul Maal wat Tamwil” di awal 90-an yang menerapkan sistem bermuamalah yang adil dan berasaskan nilai syariah. “Nilai-nilai Islam yang mewarnai aktivitas Dompet Dhuafa dijalankan sebagai keyakinan bahwa Islam juga mengajarkan dan melestarikan aktivitas ekonomi yang berpihak kepada masyarakat kecil dan menengah. Nilai-nilai tersebut meminimalisir ketidakpuasan pelaku ekonomi. Melalui akad jual beli, menggunakan momentum penting dalam Islam, ekonomi digerakkan oleh Dompet Dhuafa dan stake holder-nya,” demikian dituliskan Ismail dalam buku “Panggilan Kemanusiaan” yang diterbitkan Dompet Dhuafa. Tidak hanya itu, sektor pertanian dan peternakan juga tak luput dari bidikan program pendayagunaan zakat Dompet Dhuafa sejak awal. Dana zakat yang ada digunakan untuk “memodali” masyarakat miskin desa agar mereka dapat berdaya dengan ternak yang mereka pelihara atau sawah yang mereka garap. Melalui momentum Idul Adha misalnya, Kampoeng Ternak yang Dompet Dhuafa dirikan, mengelola aktivitas ekonomi berbasis peternakan yang memiliki keuntungan sangat besar. Jauh-jauh hari peternak diberi modal berupa hewan ternak dan dibekali materi bagaimana beternak yang baik, sehingga ketika lebaran tiba, ternak mereka bisa menghasilkan keuntungan yang makasimal. Demikian halnya dengan pelaku usaha mikro dan kecil. Meski mereka menyandang predikat ‘pengusaha’ tak disangsikan mereka lebih dekat dengan status dhuafa. Untuk itu tepat jika Dompet Dhuafa menyasar kalangan usaha mikro dan kecil sebagai bagian dalam pemberdayaan ekonomi dhuafa. Sejak didirikan pada tahun 2000, jutaan pedagang kecil dapat terangkat taraf hidupnya dan meningkat kapasitanya. Tidak sekedar memberikan bantuan modal, Masyarakat Mandiri (MM) yang didirikan Dompet Dhuafa juga melakukan pendampingan, pelatihan ekonomi untuk meningkatkan kompetensi, organisasi kelompok usaha, hingga tercapai kemandirian usaha. “Metode kami adalah community development,” tegas Ismail. Semoga, kita semua semakin yakin, zakat yang kita tunaikan selama ini menjadi salah satu penggerak ekonomi keumatan yang berjalan dengan adil untuk mensejahterakan masyarakat. Selain kepedulian, dalam zakat juga terkandung pesan produktivitas. Agar kita bisa menjadi muzakki (orang yang berzakat) maka kita harus meningkatkan kapasitas dan produktivitas kita. Zakat mengandung nilai keadilan. Bahwa usaha yang kita lakukan harus dijalankan dengan benar dan tidak boleh merugikan orang lain. Bila gelombang ekonomi zakat ini semakin besar, menggiring semua komponen umat, bukan tidak mungkin kesejahteraan yang hakiki dan didambakan oleh semua orang bisa terjadi. Wallahu A’lam. n
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
9
Arus Utama
Arus Utama
Seri Dialog Gagasan
Gelombang Ekonomi Zakat Tangannya gesit meracik bumbu dan mie berwarna kuning. Dijejerkannya mangkukmangkuk berwarna putih itu di atas gerobaknya. Tak lama, ia yang dibantu seorang wanita paruh baya yang merupakan istrinya itu menyajikan mangkuk-mangkuk itu kepada sejumlah orang yang telah lama menunggu.
10
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
D
i tengah lalu lalang aktifitas pasar di sudut selatan Jakarta, hiruk pikuk antara penjual dan pembeli bercampur dengan bunyi pluit tukang parkir, kuli panggul, pedagang asongan hingga sesekali teriakan tukang becak yang mencoba menembus kerumunan membawa penumpang yang sudah berbelanja. Aroma sedap masakan khas Indonesia itu, Bakso begitu menyeruak. Sesaat seseorang, yang nampaknya sudah mereka kenal, menghampiri pasangan penjual bakso itu dan terlibat perbincangan. Tidak lama pria itu menyerahkan sejumlah uang dan berkata, ”Besok sudah lunas ya.” Di sudut yang lain, seorang pria muda mengambil lembaran putih foto kopian yang ditinggalkan petugas kredit keliling. Di kertas itu tertera skema cicilan dan jumlah yang harus dibayar dalam 7 hari, 30 hari hingga 60 hari. Besaran kredit pun bervariasi mulai dari Rp500 ribu hingga Rp2 juta dengan pembayaran harian dan besaran bunga bila di rata-rata antara hingga 40% untuk tenor 30 hari. Mudah dihitung, bila pinjaman Rp1 juta maka pembayaran lunas di akhir bisa mencapai Rp1,4 juta. Hanya karena cicilan harian sebesar Rp46 ribu maka praktek ini ternyata mendapat pangsa pasarnya terlebih pedagang kecil di pasar rakyat yang belum tentu dianggap bankable. Maka bertemulah supply and demand. Praktek ini ternyata bukan hanya (terjadi) di pasar rakyat, tetapi telah masuk ke kawasan rumah kontrakkan yang tersebar di ibukota. Apa yang ditawarkan? Macam-macam, mulai dari kebutuhan peralatan rumah tangga seperti kulkas, tv, hingga sepeda motor, dengan pola yang sama, bunga dan tagihan harian. Praktek ini nampaknya terpaksa diterima masyarakat kita. Namun ketentuan bunga seperti ini bukan tidak mungkin menyebabkan gagal bayar bukan? Teman, ini bukan dongeng menjelang tidur, ini realita yang mengganggu idealita kita.
Wajah pasar ‘modern’ Adakah saat ini yang mempunyai cicilan kendaraan bermotor? Atau KPR? Apartemen mungkin? Bisa dibandingkan berapa pada akhirnya (harga) yang harus dibayar saat pelunasan? Hampir 30% dari harga pokok? Bahkan pernah kita mendengar petani tambak di Lampung terbelit hutang hingga Rp 1,8M karena praktek ini. Bagaimana dengan produsen? Apakah margin tadi kembali kepada kaum produsen? Tidak. Yang terjadi, variable distribution cost yang menyumbang antara 9-15%, belum termasuk packaging yang bisa hingga 30% dari cost of good sold, masih ditambah lagi dengan marketing cost yang juga tidak kecil, sebagian besar consumer goods yang listing di berbagai modern trade –tentunya tidak etis bila disebut by brand—ada komponen listing fee, discount regular, promo fund dan yang lainnya, hasil negosiasi tahunan pada trading term antara supplier dan buyer, mengurangi net margin produsen. Jadi, berapakah sebenarnya net margin yang mereka ‘nikmati’? Jauh lebih kecil dari komponen-komponen biayanya. Pertanyaannya, dengan net margin yang kecil bagaimana mereka bisa sustain dan memacu kualitas produk? Tidak mungkin rasanya ada kualitas unggul bila net margin mendekati minus setelah dikurangi overhead. Tetapi bukankah harga eceran tertinggi (HET) produk-produk konsumsi di sekeliling kita tampak murah?
Mungkin saja, design-nya memang demikian. Justru karena itulah produk seperti ini disebut FMCG. Ya, fast moving consumer goods dimana volume penjualanlah yang dikejar untuk mengkompensasinya. Lalu, adakah kualitas unggul yang menjadi konsumsi anakanak kita, keluarga kita? Jawabannya sangat sedikit. Ada, tetapi sangat sedikit. Yang konyol terkadang, HET tinggi seolah-olah berkualitas unggul, praktisi pemasaran menyebutnya psychological price, harga tinggi dianggap karena memiliki kualitas unggul. Padahal tidak sedikit juga karena keberhasilan pencitraan kemasan semata. Repot juga ya? Begitulah wajah praktek ekonomi ‘moderen’ saat ini. Tidak banyak yang berdaya untuk melakukan perubahan karena sudah begitu sistemik, merasuk ke berbagai sendi kegiatan ekonomi masyarakat. Tulisan ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk menyederhanakan kompleksitasnya, tidak juga untuk mengajarkan synical atas pencapaian kita, tetapi tiada lain memanggil seluruh elemen bangsa sesegera mungkin mengkaji ulang kembali atas keutuhan seperti apa yang ingin kita wariskan, kemana path yang sejatinya harus dipilih dan apa tawaran konkret yang mensejahterakan. Mari kita rumuskan. Syukur bila pada masa hidup ini dapat turut mencicipi hasil perjuangan sesuai tuntutan profesionalisme di
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
11
Arus Utama bidang kita masing-masing. Ini jadi penting. Sejatinya disparitas harga komoditi hortikultura yang masih terjadi, tingginya harga buah-buahan lokal dibandingkan harga buah impor, kemudahan akses untuk berusaha, mestinya menjadi komitmen kolektif para penyelenggara negara. Negara sudah biasa tertinggal dalam dinamika trans-nasional. Negara seperti terpasung dalam wacana tetapi lemah dalam menjalankan fungsi kolektifnya, lemah pada determinasi substansinya. Jangan sampai muncul anggapan yang tidak etis bila dikatakan, pengelolaan negara ibarat bagi-bagi jatah kue pembangunan atau menjadi management transaksional who gets what, when and how. Seorang pemikir bangsa pernah mengingatkan, saat negara bangsa mengejar modernisasi di segala bidang, saat mereka merasa telah berhasil mencapainya, pada saat itu masyarakatnya mencari yang hilang dari kehidupan, sesuatu itu adalah ( jawaban pada) agama yang telah lama ditinggalkan sebagai panduan hidupnya. Tahapan pembangunan yang diikuti, beranjak dari negara agraris menuju negara yang dianggap moderen dicirikan dengan hadirnya ‘isme’ industri menuju welfare state. Kehidupan yang moderen bahkan sekarang sering disebut-sebut dengan postmodern tidak juga menjadikan diri kita bermoral (baca: berakhlak, setuju?). Peradaban yang dikejar justru semakin jauh dari kemanusiaannya, perhatikan saja, bangun tidur bersama-sama mengejar waktu bekerja untuk menjadi bagian dalam proses produksi, tidak sedikit kebutuhan (baca: sholat) terpaksa diakhirkan, nurani sering takluk saat keinginan bersedekah hanya bila ada uang lebih, padahal terlalu sering ustadz dan ustadzah mengingatkan, ada hak si miskin di harta kita. Hampir selalu dirasionalisasi, harta yang di zakatkan hanya akan mengurangi jumlah kepemilikan, mereduksi nilai awal. Tidak diamini (baca: diyakini) bahwa harta yang dizakatkan itu akan menggerakkan aktifitas ekonomi, ya mengalirkan kembali pada dirinya, at the end. Di sisi lain, persepsi yang muncul (mungkin) kadang hanya sampai pada kekaguman, which is hanya di permukaan, saat membaca majalah Forbes merilis jumlah kekayaaan seorang Bill Gates. Di banyak media internasional, kekayaannya justru meningkat seiring dengan banyaknya bantuan yang ia salurkan meski tidak masuk kategori menunaikan zakat. Tak terkecuali dengan Warren Buffett, bintang sepakbola Lionel Messi dan CR7 yang terkenal dermawan. Rasanya tidak ada yang jatuh miskin gara-gara bersedakah dan menunaikan perintah agama dengan berzakat. Anda pernah temukan? Share with us. Perintah berzakat memang hanya ditemukan di agama Islam. Untuk berzakat ia harus Muslim dan karenanya harus produktif (baca: punya life skill yang menghasilkan), lalu sedia membagi sebagian hartanya. Pribadi yang berzakat juga berarti mengamini keselerasannya dengan konsep kosmos sebagai tanda kebesaran
12
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
Arus Utama Tuhan. “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri-dirimereka…” (QS Fus-Shilat: 53).
Saat ia berikrar sebagai Muslim, maka ia harus sadar telah men-declare bahwa segala sesuatu kepunyaan Allah. Bagi kaum mukmin kehidupan di dunia dijadikan ladang bekal untuk hidup setelahnya. Saat tauhid diwujudkan dal am berekonomi, baginya mereka tetap akan meraup keuntungan yang jauh lebih besar baik di dunia apalagi di akhirat. Sehingga dalam perilakunya yang dikejar adalah mendapatkan kedamaian dan kesejahteraan dunia akhirat. Sebagai analogi (paling ekstrim) tentang adanya balasan di kehidupan dunia dan keadilan kampung akhirat, bukankah logis bila setiap diri sebaiknya memiliki harapan terhadap masa depannya, toh tidak berbayar. Sebab manusia tanpa makan mungkin masih bertahan hidup berhari-hari, bila tanpa air kurang dari tujuh hari, namun bila tanpa harapan? Setiap saat bisa mati. Inilah yang coba penulis akan tawarkan untuk dikaji lebih lanjut, namun baiklah untuk membangun pemahaman bersama tidak salah bila kita singgung sistem yang sedang mendominasi kita, kapitalisme atau sosialisme. Kapitalisme yang kita kenal, dengan dasar individualistiknya mengajarkan penumpukan asset dan membebaskan penggunaan harta tiada batas sepanjang tidak melanggar undang-undangnya, sehingga pribadi-pribadi yang mengejar kepemilikan asset menjadi perihal yang dianggap wajar.
Bagaimana di sosialisme? Aset adalah milik bersama, kepemilikan aset individu tidak diakui. Filosofinya, semua anggota masyarakat merupakan satu kesatuan yang mempunyai kesamaan hak, kesamaan tanggungjawab dan kesamaan lainnya. Dalam sistem ekonomi sosialis ini, semua orang harus sama tidak boleh ada perbedaan. Di kapitalisme, sosialisme, di kombinasi antara keduanya termasuk fahamfaham lainnya, tatanan masyarakat bersumber dari rasionalitas akal manusia. Sementara kritikan kepada ekonomi Islam, sebut saja begitu, dianggap tidak memiliki sicientific based yang dapat dijalankan sebagai sebuah workable framework, setidaknya itu diungkapkan oleh: a. The Conventional School; Islamic Economics has no scientific basis and structure for creating and establishing a workable economic system b. The Sectarian Diversity School; Islamic Economics lacks a scientific basis (merely a reflection of certain religious beliefs), the existence of different sects in Islam. (Muhammad Arif, Toward the shari’ah Paradigm of Islamic Economics: The beginning of a Scientific Revolution, 1985) Apa maknanya? Menjadi tantangan bagi kita seorang muslim
Rasanya tidak ada yang jatuh miskin gara-gara bersedakah dan berzakat
untuk segera‘menurunkan’nilai ajaran agama melalui prinsip-prinsip pengelolaannya, menghidupkan instrumen-instrumennya, membagi peran dan fungsinya, menegakkan sistemnya dan melahirkan kebijakan-kebijakan sesuai kontekstualisasinya di dalam setiap sendi kehidupan serta menyebarkannya (meski satu ayat). Mulai saja dari hal-hal yang sederhana sesuai dimensi ruang dan waktu masingmasing, misalnya bila kita bisnis, bisakah kita (mengungkapkan dengan) jujur berapa biaya modal kerja dan berapa keuntungan yang diperoleh? Bisakah kita tidak mengurangi timbangan? Bisakah kita tidak mengutip uang orang lain, meski sedikit, atas nama biaya administrasi? Mengapa dilarang? Tiada lain karena perbuatan yang tidak adil kepada orang lain, kitalah juga yang akan merasakan hasilnya. Pada ranah kemasyarakatan, bisakah kolektifitas kita benarbenar terpanggil karena trancedental concerns? Mengambil peran sesuai keahlian keilmuan bila praktek tata niaga masih janggal? Bisakah kita mendorong penambahan lahan pertanian kita? Bisakah kita, saat berekonomi hanya memilih sektor riil daripada sektor moneter? Bisakah secara bersama-sama menggelorakan dalam meng-create akses yang lebih luas? Bisakah kita wujudkan masyarakat yang saling mencerahkan? Konkretnya, bisakah kita meninggalkan sistim bunga, sebagaimana agama melarangnya. “Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba” (Al Baqarah: 275).
Eksploitasi ekonomi Dari sekian banyak prioritas, penulis menawarkan untuk memulai dengan mengkaji sistem keuangan yang nyata-nyata telah menjadi sentral sistem perekonomian dunia. Pada ranah ini, kutipan fee di muka dan aktiftas moneter yang tidak lepas dari ketentuan bunga sebagaimana ilustrasi yang mengawali di
atas adalah salah satu pekerjaan rumah kita. Ini substance untuk dibahas. Kita tentu ingat, kejatuhan krisis dunia selalu dimulai dari krisis moneter. Bayangkan saja, volume transaksi ekonomi pasar uang dunia (currency speculation dan derivative market) mencapai US$ 1.5 trilliun hanya dalam sehari, sedangkan volume transaksi yang terjadi pada perdagangan dunia di sector riil hanya US$ 6 trillion setiap tahun. Sepanjang abad 20, (Roy Davies dan Glyn Davies (1996) dalam buku mereka A History of Money From Ancient Times To The Present Day), telah terjadi lebih dari 20 krisis (kesemuanya merupakan krisis sektor keuangan). Sementara itu, kekuatan berupa voting powers negara-negara maju atas kebijakan yang ada dalam institusi keuangan dunia dilaporkan sebagai berikut: 24% di WTO, 48% di IDB, 60% di ADB, 61% di WB dan 62% di IMF. Yang mengagetkan, hutang Negara berkembang lebih dari USD3 triliun dan masih terus tumbuh. Hasilnya adalah setiap laki-laki, wanita, anak-anak di Negara berkembang (80% dari populasi dunia) memiliki hutang $ 600, dimana pendapatan ratarata padahal negara yang paling miskin kurang dari USD 1 per hari. Sementara itu mantan direktur Bank of England, Lord Josiah Stamp, dalam pernyataannya di bawah ini menggambarkan bagaimana kekuasaan sebuah bank menggunakan bunga sebagai senjatanya: The modern banking system manufactures money out of nothing. The process is perhaps the most astounding piece of sleight of hand that was ever invented. Banking was conceived in inequity and born in sin. Bankers own the earth; take it away from them, but leave them with the power to create credit, and with the stroke of a pen they will create enough money to buy it back again. If you want to be slaves of the bankers, and pay the cost of your own slavery, then let the banks create money.” Mengerikan bukan, sudah lama berlangsung model eksploitasi ekonomi ini. Tiap kita adalah pemimpin, artinya yang menjadi poros adalah keutuhan kompetensi kemanusiaan kita, maka darah pemimpin yang kita miliki sekarang (ketahuilah) sedang berpacu dengan calon-calon pemimpin dari belahan dunia lain yang lahir melalui sistem pelatihan yang di-sicentifikasi dan difasilitasi jauh lebih baik dari era sebelumnya. Ini tawaran yang kedua, kepemimpinan. Dan sebagai pemimpin, bisakah kita sekarang secara kolektif, saat ini kita h entikan memilih design ekonomi dengan sistim bunga dan memilih instrumen bagi hasil dan sejenisnya. Lalu sebagai tawaran ketiga, kita sepakati untuk menyudahi cara-cara pragmatisme dalam merespon masalah sebagaimana dampak ilustrasi di atas. Berani? n Yudha Abadi (Pegiat Komunikasi Kemanusiaan, yudha
[email protected]; twitter: YudhaDD1.
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
13
Arus Utama
Arus Utama
Ir. Nana Mintarti M.P
Sukses Zakat Harus Terus Disuarakan
B
eberapa tahun lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah menegaskan bahwa zakat merupakan jalur ketiga pengentasan kemiskinan di negeri ini setelah mekanisme ekonomi dan fasilitas bantuan. Sayangnya, dalam penanggulangan kemiskinan, hingga kini peranan zakat masih sebatas pelengkap dalam skala makro. Mengapa demikian, berbanding dengan dana penanggulangan kemiskinan yang digelontorkan pemerintah pada tahun 2012 sebesar Rp54 triliun lebih, dana zakat yang berhasil dihimpun pada tahun yang sama tidak lebih dari Rp2 triliunan. Minimnya potensi zakat yang bisa dihimpun ini disinyalir oleh Nana Mintarti, Direktur Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ) karena masih banyak masyarakat yang belum begitu memahami adanya kewajiban zakat selain zakat fitrah. Selain itu, kisah success story hasil pemberdayaan zakat harus terus disuarakan oleh organisasi pengelola zakat. Berikut ini petikan wawancara Swaracinta dengan Nana, demikian ia akrab disapa, beberapa waktu lalu tentang peranan zakat dalam penanggulangan kemiskinan dan peran zakat dalam peningkatan ekonomi umat. Sejauh mana zakat bisa menjadi instrumen dalam penanggulangan kemiskinan? Peran zakat dalam pengurangan kemiskinan, secara pribadi sudut pandang saya adalah, sejauh ini masih sebagai pelengkap dalam konteks penanggulangan kemiskinan secara nasional atau secara makro. Faktanya, Jika kita bandingkan dengan programprogram yang digulirkan pemerintah, misalanya 2009 pemerintah menggelontorkan Rp50 triliun, sedangkan dana zakat yang dihim-
14
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
pun saat itu masih Rp1,2 triliun. Ini kan masih seberapa persennya, masih relatif kecil. Jadi dalam konteks makro peran zakat masih sebagai pelangkap. Artinya, banyak hal yang tidak bisa dilakukan pemerintah, atau ada hal yang “kelewat” yang tidak tertangani pemerintah atau tidak mampu menjangkau karena masalah birokrasi, atau lokasi yang terpencil, terlalu mikro atau apapaun, itulah (porsi) yang diambil oleh zakat. Dalam penelitian IMZ selama ini, sejauh mana intervensi zakat dapat mengangkat orang dari kemiskinan? Dalam skala komunitas yang jelas segmen atau target group- ya sejauh ini sangat signifikan. Artinya sebelum dan sesudah intervensi zakat (ada perubahan pada penerima manfaat), ini bisa diukur. Para pegiat zakat pasti sudah membuat indikator keberhasilan program, misalanya program itu dalam jangka waktu berapa lama durasinya, mereka pasti mengukur tahap demi tahap, ending-nya apa, indikatornya apa. Ini pasti para perancang program di setiap OPZ (Organisasi Pengelola Zakat) sudah melakukan itu. Sejau ini, boleh dikatakan 75 sampai 85 persen sudah cukup berhasil, sebelum dan sesudah intervensi zakat ada aspek perubahan yang terukur dan dapat diamati. Secara empirik bisa kita buktikan. Jika di peneilitian IZDR (Indonesia Zakat and Development Report) 2011 dan 2012 kemarin itu kita meneliti, melihat ada sejumlah OPZ nasional, artinya yang punya skala nasional dalam pendayagunaannya. Secara empirik zakat punya peran signifikan dalam mengurangi tingkat keparahan kemiskinan, tingkat kedalaman kemiskinan, dan mengeluarkan orang itu dari jurang kemiskinan.
Menurut Anda, mengapa kontrribusi zakat masih sebatas di level mikro, hanya sebagai pelangkap? Mengapa potensi yang ada tidak tergarap maksimal? Sebetulnya (ada) banyak faktor. (Secara) makronya ada tata kelola, sebut saja regulasi. Law enforcement perzakatan di Indonesia belum optimal. Itu dari segi makronya, termasuk pendekatan hukum dan political will dari pemerintah. Jika dari masyarakatnya, sekarang ini mayortas kaum muslimin kesadarannya, bahkan juga pengtetahuannya, tentang hukum Islam masih sangat minim. Pengetahuan terhadap ajaran Islam (saat ini) sudah alami degradasi, termasuk utamanya pemahaman tentang zakat. Nah, jika secara wawasan saja tidak memadai, tentu saja secara attitude, secara kesadaran mereka tidak bisa tergerak. Jadi ya faktor utamanya karena ketidaktahuan. Boleh dikatakan, hanya 10 atau 15 persen yang benar-benar tahu bahwa ada zakat selain zakat fitrah yang juga wajib, yaitu zakat maal. Kalau zakat fitrah itu kan kecil, hanya saat lebaran saja. Yang paling utama kan yang berfungsi sebagai redistribusi income, pemerataan pendapatan sebagai aplikasi dari ayat “Bahwa harta itu tidak beredar hanya di kalangan tertentu saja”. Karena umat Islam itu tidak menghendaki inequality, ada kesenjangan atau gap antara kaya dan miskin. Sekarang itu jelas, dalam ekonomi kapitalis gap antara kaya dan miskin semakin menganga. Kalau dulu 20 persen masyarakat atau sekelompok orang menguasai 80 persen aset, perkiraan saya, sekarang ini bertambah, tidak hanya 20 persen. Bahkan bisa jadi 10 persen orang terkaya di dunia ini menguasai 90 persen aset. Dengan semkian, berkembangnya ekonomi tidak menentu saat ini. Apalagi negara Eropa tengah dilanda krisis. Bahkan orang di Prancis, Jerman karena kesulitan mencari pekerjaan menadi pencuri benda-benda publik seperti besi-besi, baut rel kereta dan seterusnya. Artinya, faktor ekonomi itu cenderung menjerumuskan orang menjadi kafir. Hadisnya jelas “Kemiskinan itu hampir menjadikan orang itu kafir.” Apakah masyarakat memang belum melihat hasil nyata dari (pemberdayaan) zakat? Mungkin juga seperti itu. Ini adalah tantangan bagi para pegiat zakat untuk buktikan kinerjanya, bahwa selama ini mereka sudah bekerja secara sungguh-sungguh membuat program inovatif, program yang mampu menarik simpati publik, program yang mengangkat masyarakat dari kemiskinan. (ini) Memang perlu ada pembuktian secara empirik. Dalam wacana akademik atau wacana publik, itu perlu dibuktikan tidak cukup sekedar campaign, tapi harus bisa dibuktikan secara empirik, ada indikator-indikator yang harus dibuktikan dan disajikan kepada publik dan itu bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Jadi saya rasa perlu diringi campaign itu dengan bukti empirik. Tentang gelombang ekonomi zakat, apakah benar zakat bisa menjadi sistem penggerak ekonomi umat? Islam itu rahmatan lil alaminin, Islam itu universal, berarti ia menjadi sebuah sistem yang harus tegak, yang diciptkan untuk
mengikis kemiskinan, menjadi instrumen untuk ciptakan kemakmuran. Istrumen itu butuh perangkat, yang jelas adalah penegakan hukum, perangkat regulasi, dukungan dari semua stake holder. Menurut saya kunci dari itu semua adalah penyadaran kepada semua pihak, utamanya pembuat kebijakan, dan masyarakat. Ekonomi itu kan sebagai penyanggah, dan penggeraknya adalah masyarakat itu sendiri. Tapi mungkin entry point-nya bisa dimulai dari skala komunitas dulu. Keberhasilan di level mikro ini kan harus egera dikampanyekan, disosialisasikan, di-compare dengan kegagalan ekonomi kapitalis. Sehingga publik dengan sisi rasionalitasnya bisa menyadari, bisa membandingkan. Titik pendekatannya tidak sekedar normatif dan dogma, karena kalau itu (normatif-dogmatif) sudah dilakukan banyak pihak seperti kyai, ustadz dan seterusnya. Tapi orang-orang yang rasionalis, tidak sekterian kan perlu pendekatan yang sifatnya empirik. Bagaimana Zakat bisa menjadi sistem ekonomi yang menggerakan ekonomi umat? Menurut saya ekonomi zakat itu antitesa dari ekonomi kapitaslis, bahwa ia bagian dari ekonomi Islam secara keseluruhan. Pilar dalam ekonomi Islam itu ada tiga. Pertama, sektor ril, yaitu al bay’u (jual beli), ini digerakkan oleh ekonomi masyarakat, ekonomi mikro, UMKM, dan sebagainya. Untuk sektor ril ini Rasulullah itu pernah mengatakan, 9 dari 10 pintu rezeki itu itu ada di dalam perniagaan. Itu yang menunjukkan sektor ril itu merupakan pilar yang dapat menggerakan ekonomi umat. Kedua, pilar moneter. Dalam Islam pilar moneter itu diindikasikan dengan larangan riba, bahwa tidak boleh ada pertambahan uang, bubble economy dan sistem derivatif lainnya yang bersumber dari riba. Hal ini sudah ditegaskan dalam Al quran Surat Al Baqarah 275 “Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” Jadi sektor ril digerakkan dan riba diharamkan. Tapi bukan berarti moneter tidak dikenal dalam ekonomi Islam. Nah, dalam ekonomi kapitalis, dalam case Indonesia, ini pergerakan sektor moneter dan sektor ril itu tidak imbang. Sektor ril tidak berkembang, jalan di tempat, tapi moneter itu wush.... (melambung), makannya saham dan sebagainya dominasi. Rilnya uang tidak ada, tapi seolah ada, itu bubble. Selanjutnya adalah pilar social security net, jaminan pengaman sosial, yaitu sistem zakat infak sedekah dan wakaf, sistem filantropi Islam. Jadi memang tiga pilar itu harus sebangun, harus kongruen. Ibarat segitiga, harus seimbang, sebagaimana bangunan harus ada pilarnya semua, jika tidak, akan hancur. Zakat itu bagian dari ekonomi Islam, penggerak ekonomi umat. Jika dilihat dari tinjauan sudut pembedayaan, orang miskin untuk bisa masuk dalam catur perekonomian itu sulit. Untuk masuk ke dalam sektor ril mereka butuh proses, nah proses itu didukung dengan ekonomi zakat agar sektor ril bisa berjalan. Sector ril berjalan, ekonomi tumbuh, pengangguran bisa berkurang. Tapi bagaimana biar mereka (orang miskin) bisa masuk, itulah peran ekonomi zakat. n
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
15
Arus Utama
Kabar Berdaya
Layanan Respons dan Pengurangan Risiko Bencana
Berisi pusparagam barang dagangan, warung Sari Surdja (58) di Kampung Gintung RT 003/008, Cirendeu, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, gegap. Dari warung berukuran 3 x 2,5 meter itu, sumber penghidupan nenek tiga cucu ini didapat.
Bertahan di Tengah Gempuran Minimarket
N
amun demikian, usaha warung kebutuhan warga seharihari itu mengalami titik nadir selama 10 tahun terakhir. Sari bergulat dengan ketidapastian perekonomian negeri dewasa ini. “Apalagi waktu mulai banyak minimarket. Dulu masih banyak yang beli ke warung saya, tapi sekarang dikit,” kata Sari. Kondisi tersebut dinilai Sari mencekik para pedagang kecil. Memenangi kompetisi dagang bersama minimarket dengan komoditas yang sama terbilang sulit, kalau tidak bisa dikatakan mustahil. Penghasilan warung Sari sendiri menurun drastis. Ditambah lagi, sejak 2008 Sari ditinggal wafat sang suami. Sang suami merupakan penyokong utama penghasilan keluarga yang bekerja sebagai sopir pribadi. “Sebelumnya pada tahun 90an alhamdulillah kondisi ekonomi bagus. Keluarga kami bisa beli televisi hitam putih. Waktu itu, di lingkungan tetangga, baru keluarga kami yang bisa beli,” kenangnya dengan suara lirih. Meski barang dagangan mulai surut, Sari tetap meneruskan usaha warung tersebut demi melanjutkan hidup. Kegigihan Sari mempertemukannya dengan Social Trust Fund (STF) Dompet Dhuafa. Melalui STF Dompet Dhuafa, Sari mendapatkan pinjaman modal usaha sebesar Rp750.000. Pertengahan tahun 2012, aku Sari, ia diinformasikan ketua RW setempat. Tanpa berpikir lama, ia lantas mengajukan bantuan modal. “Alhamdulillah sekarang saya sudah masuk ke pinjaman kedua
16
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
sebesar Rp1.000.000. Tiap minggu saya nyicil bayar Rp41.500, tapi kalau saya bayarnya suka Rp45.000. Sekalian sedekah,” ucap Sari yang menutup warungnya saban pengajian di dekat rumahnya pada hari Selasa, Jumat, Sabtu, dan Minggu pukul 13.00 hingga 15.00. Modal pinjaman STF tersebut ia gunakan untuk memenuhi stok dagangan. Tak ayal, warung Sari terlihat ramai dengan berbagai dagangan seperti makanan kecil, minuman, dan berbagai kebutuhan pokok sehari-hari. “Sehari bisa mungkin penghasilan kotor saya paling tinggi nyampe 300 ribu. Namanya dagang, sebagian besar diputar lagi untuk modal dan seterusnya kayak gitu,” jelasnya. Meski menjadi pedagang kecil, Sari memiliki harapan untuk bisa melaksanakan umrah ke Tanah Suci. Guna mewujudkannya, ia sudah membuka rekening tabungan untuk umrah. “Alhamdulillah walaupun belum banyak sudah sampai 5 juta rupiah. Semoga Allah memudahkan langkah saya,” harapnya. Menerima bantuan pinjaman modal STF, Sari mengucapkan rasa terima kasihnya kepada para donatur Dompet Dhuafa. Ia berharap program STF semakin banyak membantu pedagang kecil seperti dirinya bertahan di tengah perdagangan di Indonesia yang tidak mudah ini. Dikembangkan berbasis kepada akad dana kebajikan (Qardhul Hasan), STF Dompet Dhuafa memberikan kemudahan modal pinjaman bagi warga yang kurang mampu untuk membangun usaha mikro. Dana pinjaman yang dikembalikan tanpa ada bunga. Pengembalian dana, persis jumlah yang dipinjamkan. n (gie)
“Ini merupakan tindakan kemanusiaan. Bagaimana membantu orang lain saat bencana. Dengan kita mendapatkan ilmunya berarti kita juga harus siap bila terjadi bencana”, ujar Maisaroh, satu diantara warga korban banjir di Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
B
ila mendengar kata banjir, hal pertama yang terlintas dalam pikiran Syamsul Ridwan (42) adalah Disaster Management Center (DMC). Dengan lembaga garda terdepan pengelolaan kebencanaan Dompet Dhuafa itu, ia acapkali mendapatkan pengalaman menangani banjir. Ungkapan Syamsul tidak berlebihan. Hal ini lantaran saat kawasan tempat tinggalnya di bilangan Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan terkena banjir, DMC Dompet Dhuafa senantiasa menurunkan bantuan. “Kami senang karena Dompet Dhuafa peduli dan sering datang ke sini bantu kami. Sampai buka dapur umum di pengungsian. Bantuan lainnya berupa makanan, minuman, dan obatobatan juga dibawa ke sini,” terangnya.
SMS Center dan Safer School Ketua Rukun Tetangga (RT) 001/012 kawasan Pesanggrahan tersebut menuturkan bahwa dirinya aktif menghubungi DMC Dompet Dhuafa bila daerahnya terkena banjir. Ia memanfaatkan SMS Center yang dimiliki DMC Dompet Dhuafa.
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
17
Kabar Berdaya
“Mereka cepat merespons. Mereka bantu evakuasi warga. Tidak ketinggalan juga ada layanan kesehatan bagi pengungsi,” ujar Syamsul. Kawasan Bintaro, Pesanggrahan memang kerap terkena banjir. Hal tersebut lantaran kawasan tersebut berlokasi dekat dengan sungai Pesanggraran yang setiap hujan lebat dipastikan terkena luapan air sungai. Tahun 2002, 2010, 2012, dan awal 2013 yang lalu menjadi catatan terjadinya banjir di kawasan tersebut. Sementara itu, bagi Maisaroh (50), Kepala Madrasah Iftidaiyah (MI) Al Jihadiyah Bintaro, Pesanggrahan, DMC Dompet
Dhuafa menjadi rekan dalam berbagi pengetahuan soal kebencanaan. Sekolah yang ia pimpin menjadi salah penerima program Safer School, sebuah program pengurangan risiko bencana DMC Dompet Dhuafa. “Kami semua warga sekolah, guru dan murid, mendapatkan ilmu tentang kebencanaan. Bagaimana kesiapan kami kalau ada bencana. Bahkan kalau kami sebagai guru sampai ada pelatihan simulasinya. Waktu itu di (Situ) Gintung,” terang Maisaroh. Ia pun mengapresiasi apa yang Dompet Dhuafa lakukan melalui DMC. Jauh sebelumnya, ia mengira bahwa kepedulian Dompet Dhuafa terhadap bencana hanya pada saat bencana terjadi dengan mengirimkan bantuan saja tanpa mencakup program preventif, pengurangan risiko bencana. “Saya salut dan apresiasi buat mereka yang rela terjun ke lapangan untuk bantu,” ujarnya. Menurutnya, mendapatkan pengetahuan soal kebencanaan paling tidak dapat meminimalisasi dampak buruk bila bencana terjadi. Ia pun berharap program preventif tersebut dapat terus dilaksanakan dan disebarkan ke berbagai sekolah lainnya. “Namun bagaimanapun, yang terbaik adalah kita berdoa agar tidak terjadi bencana,” tutup Maisaroh yang juga warga (RT) 001/012 Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan ini. n (gie)
Mendapatkan pengetahuan soal kebencanaan paling tidak dapat meminimalisasi dampak buruk bila bencana terjadi.
18
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
19
Dest
si ina
t Des
inas
yang sekaligus berfungsi sebagai petunjuk arah masuk kawasan wisata ini ukurannya amat kecil, itu pun di pasang tidak begitu mencolok mata. Makanya, perlunya menerapkan peribahasa “malu bertanya sesat di jalan”. Sampailah kami di area Kampung Pohon 99, setelah terlebih dahulu kami melewati gang sempit tidak beraspal sepanjang 500 meter dengan kanan-kiri berjajar rumah penduduk, kebun palawijaya, serta menyeberangi sungai kecil yang menurut keterangan bahwa sungai ini sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda. Memang benar, begitu kaki kita menapak di kawasan ini sungguh terasa kita di tengah kampung halaman orang lain. Bau khas tanah, beragam pohon besar, suara gemericik air, sayup-sayup bunyi suara hewan ternak, keheningan suasana, hingga udara sejuk menyambut kami. Inilah bentang alam asri seluas dua hektar yang dapat kita nikmati di setiap jengkalnya.
i
Wisata Edukasi
Mari kita jalan-jalan ke sebuah kawasan yang dihuni 20 keluarga dengan 140 jiwa, namun mereka sangat cinta lingkungan dan menganut sistem gotong royong yang tinggi.
Adem Ayem di Kampung Pohon 99 B
eragam aktifitas sehari-hari dilakukan para penghuninya seperti berkebun, beternak, produksi susu sapi perah, hingga membuat yogurt. Dan, kita pun bisa menyaksika atau turut merasakannya sembari menikmati keteduhan bentang alam yang letaknya berdekatan dengan Masjid Kubah Emas yang kesohor itu.
99 Adalah Kesetaraan Pagi itu cukup terik di Jakarta. Dari arah selatan Jakarta kami menembus kawasan Cinere yang semakin padat deretan bangunan perkantoran, berdiri megah pusat perbelanjaan, dan menjamurnya
20
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
hunian superblok. Tidak sampai satu jam, akhirnya kami berhasil tiba di area depan Masjid Kubah Emas, Meruyung, Limo, Depok, Bogor, Jawa Barat. Kali ini, kunjungan kami tidak ke masjid yang terkenal itu, melainkan ke sebuah tempat yang terdengar cukup unik. Di sekitar masjid kesohor ini, kami masih mencari tahu di mana letak Kampung Rusa alias Kampung Pohon 99 itu berada, karena menurut informasi yang kami dapatkan bahwa obyek wisata alam ini letaknya berada di depan masjid ini. Meski diakui, untuk mencari identitas Kampung Pohon 99 melalui petunjuk arah terasa sulit. Rupanya, papan penanda
Layaknya sebuah perkampungan, dalam kawasan ini kita dapat temui area persawahan, peternakan sapi, kambing, domba, kerbau, dan kolom ikan. Tidak itu saja, dalam pekarangan ini terdapat juga rusa, babi hutan, maupun kerbau bule yang dirawat dalam sebuah kandang tersendiri. Bagi pengunjung yang ingin menikmati kegiatan outbond, tempat wisata ini menyediakan berbagai game edukasi seperti menyemai biji tanaman, menanam padi, membajak sawah, mencukur domba, menyusui bayi kambing/domba, memerah susu, membuat pupuk, berkuda, bersampan, bermain flying fox, spider web, Elvis Walk, tracking, dan sebagainya. Terdapat beberapa bangunan rumah yang seluruhnya terbuat dari kayu, seperti rumah panggung. Para pengunjung pun diperkenankan untuk menginap diantara tujuh bangunan rumah itu, jika ingin bermalam. Dan pengunjung yang ingin menikmati hiburan musik secara live, Kampung Pohon 99 pun membuat agenda pertunjukkan musik pada setiap akhir
pekan. Tidak saja musisi nasional yang sempat bermain disini, musikus luar negeri pun pernah singgah dan memainkan keahlian di sini.
Woww, tidak saja pagi segar yang kita dapati namun malam hari pun semakin hangat dalam balutan persaudaraan di alam hijau ini. n (Diaz)
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
21
Korpora
Social Entrepreneurship
Wirausahawan Pemakmur Masjid Oleh: Ahmad Juwaini @ahmadjuwaini
J
umlah masjid di Indonesia diperkirakan mencapai 200.000 buah yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Bentuk masjid di Indonesia beraneka macam, ukurannya pun sangat bervariasi. Di Indonesia terdapat masjid terbesar di Asia Tenggara, pun terdapat juga masjid kecil yang dibangun dari bahan-bahan bekas hasil memulung di kawasan pembuangan sampah. Masjid adalah pusat ibadah umat Islam sehari-hari. Masjid menjadi tempat bagi kaum muslimin untuk melaksanakan ritual peribadatan dalam rangka menyembah-Nya. Bukan hanya menjadi tempat pelaksanaan ibadah ritual, masjid juga bisa menjadi sarana melaksanakan kegiatan sosial kemasyarakatan dalam rangka melaksanakan kebajikan. Dengan fungsinya tersebut, tidak heran jika masjid adalah tempat interaksi sosial yang melibatkan banyak orang. Jika sebuah masjid diasumsikan memiliki jamaah rata-rata 200 orang, maka jumlah jamaah masjid di Indonesia tidak kurang dari 40 Juta orang. Jumlah jamaah ini menunjukkan banyaknya orang yang berinteraksi di lingkungan masjid. Dengan banyaknya interaksi orang yang ada di lingkungan masjid, tak terhindarkan bila masjid memiliki banyak potensi. Pada umumnya, masjid selalu berdiri dan berkembang karena adanya infak yang
mengalir dari jamaah. Infak itu didapatkan dengan berbagai cara pengumpulan dan pada waktu yang beragam. Masjid-masjid yang terletak di pusat-pusat keramaian dan lingkungan menengah ke atas, umumnya memiliki pendapatan infak yang besar. Sebaliknya masjid-masjid yang berada di tempat kurang penduduk atau di pemukiman masyarakat menengah bawah, pendapatan infaknya sangat kecil. Meskipun pendapatan infak mengalir, kadang uang infak tidak sanggup menutupi biaya operasional masjid. Beruntunglah bila ada jamaah masjid yang akhirnya mau menutupi kekurangan infak tersebut. Dengan jumlah infak yang kecil, tidak banyak kegiatan masjid yang bisa dilakukan. Pengembangan masjid juga sangat terbatas, karena keterbatasan dana infak yang dimiliki. Pengelola masjid juga seringkali terbatas kemampuannya, jangankan untuk mengembangkan, menjalankan kegiatan rutin pengelolaan masjid pun tidak sanggup memenuhi. Karena begitu banyaknya masjid dan sebagian di antaranya tidak terkelola dengan baik, menjadi penting kehadiran seorang wirausahawan sosial berbasis masjid. Kegiatan ibadah dan sosial yang dilakukan oleh masyarakat, harus didukung oleh para social entrepreneur yang sanggup mengembangkan masjid. Perlu ada seorang yang kreatif, inovatif dan enerjik
untuk melakukan penggalangan infak secara atraktif dan efektif. Bukan hanya dengan pengumpulan infak saja, penggalangan dana untuk mendanai operasional dan pengembangan masjid, juga dihasilkan dari berbagai kegiatan income generating dan aktivitas usaha. Bukan hanya dengan kotak infak dan surat permohonan sumbangan, tetapi juga dari jasa penggunaan ruangan dan sewa gedung di luar masjid, pendapatan toko, minimarket, kantin, rental kendaraan serta pengelolaan parkir. Bahkan bisa dikembangkan banyak aktivitas bisnis yang berasal dari kegiatan masjid. Para wirausahawan sosial sangat dinantikan kehadirannya untuk menciptakan perubahan terhadap kondisi sebagian masjid di Indonesia yang kusam dan kumuh. Para social entrepreneur dinantikan untuk mendukung aktivitas masjid yang bersifat spiritual dan sosial dengan kemampuan menciptakan serta mengembangkan sumber finansial. Wirausahawan sosial harus terpanggil untuk mewujudkan kemakmuran di masjid. Makmur karena masjid memiliki banyak kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakat, sekaligus makmur karena masjid memiliki sumber dana yang cukup untuk membiayai kegiatan dan pengembangan masjid. n
Wirausahawan sosial harus terpanggil untuk mewujudkan kemakmuran masjid
22
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
PlazaFestival
Siap Sebagai “Onestop Food & Beverage Mall”
Sandy Maulana Manager Marketing Plaza Festifal
P
laza Festival (PF) kini makin bersemangat menggarap segmen menengah- atas dengan diimbangi perubahan fasilitas. Tidak saja mampu menghadirkan tenant-tenant berkelas, perubahan fasilitas pun digadang oleh PF. Tahun ini, persaingan di pusat jajanan segmen menengah-atas Jakarta dipastikan bakal tambah semarak, karena PF telah menyiapkan strategi One F&B Mall. Bicara makanan dan sarana olah raga, Kompleks Rasuna Episentrum, Kuningan, Jakarta, surganya. Hal ini dikarenakan besarnya kawasan yang memadukan konsep hunian juga terpadu dengan ragam aktifitas masyarakat urban. Selain adanya apartemen, PF juga dikelilingi berbagai pusat-pusat bisnis, pemerintahan, kesehatan, kedutaan besar, pusat pertunjukan, sarana olah raga maupun lingkungan pendidikan. Pada saat-saat tertentu, seperti akhir pekan, PF tersebut selalu ramai oleh pengunjung. Tidaklah mengherankan jika banyak
tenant berkelas seperti berlomba-lomba membuka gerainya, bahkan beberapa tenant ada yang menyajikan produknya hingga tengah malam. Ini tidak lain diciptakan untuk memanjakan para pengunjung PF, selain mendapatkan fasilitas olahraga, juga didapat pusat café dan restoran. Tidak ketinggalan pula, pertunjukan Live Music on Weekend seperti Friday Jazz Nite with Ireng Maulana, Saturday Love with Atap Rumah Bangsa, serta Sunday Qoustic Top-40 Music yang diadakan di Atrium Food Court. Khusus untu kegiatan olahraga, PF bersama Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro (GMS) pun sering menyelenggarakan aktivitas kepemudaan dan olah raga. PF sebagaimana diungkapkan Sandy Maulana Marketing Manager PT Bakrie Pesona Rasuna, berencana menghadirkan Onestop Food & Beverage Mall di kawasan Kuningan, Jakarta. Beberapa waktu lalu PF telah bergandengan dengan Dompet Dhuafa untuk mengelar program kepedulian sosial di
area mall. Para tenant maupun pengunjung dapat berpartisipasi dan mengetahui lebih lengkap program sosial yang diusung bersama-sama kedua institusi itu. Aktifitas semacam ini layak dihadirkan agar konsumen pun mendapatkan citra positif tentang PF yang juga telah melakukan kegiatan sosial dan kemanusiaan. “Kami tertarik bekerjasama dengan Dompet Dhuafa, selain memang sudah banyak pengalaman dalam aksi sosial kemanusiaan, Dompet Dhuafa sangat terbuka untuk lebih mengedepankan programprogram sosial yang disesuaikan dengan kebutuhan pengunjung sehingga akan berdampak dengan semakin banyaknya pengunjung yang datang ke PF,” tandas Sandy Maulana, Manager Marketing PF saat ditemui di kantornya, awal bulan lalu. Tentunya dapat dipastikan, PF yang dalam sebuah kawasan berkelas memiliki peluang yang tidak saja berkonsep bisnis melainkan juga mendukung kegiatan yang berorientasi sosial. n
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
23
Relung
Relung
S
ebagai salah satu rukun Islam, zakat memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya penegakan Islam. Hal ini disebabkan, rukun Islam merupakan lima poin utama yang harus dilakukan setiap Muslim yang berakal, sehingga bila satu pokok saja hilang, atau tak dikerjakan, maka secara otomatis, Islam pun tak akan tegak secara sempurna. oleh karena itu, dengan menunaikan zakat berarti kita telah menjaga tegaknya Islam di Bumi, sesuai dengan hadist Rasulullah SAW berikut:
Islam dibangun diatas lima (pokok; rukun): bersaksi bahwasanya tidak ada tuhan kecuali Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, menunaikan haji, dan puasa dibulan ramadhan.
Menunaikan zakat, berarti ia juga telah membangun tatanan baik, memberikan hakhak orang lain yang tertahan, menegakkan Islam, dan menolong mereka yang lemah.
(HR. Bukhori-Muslim)
Perkara adanya perbedaan harta, kekayaan, serta status
menjadi perangkap bagi rakyat miskin untuk selalu mengharap
sosial dalam kehidupan adalah Sunnatullah yang tak mungkin
datangnya bantuan. Maka dalam hal ini, kita perlu membahas
dihilangkan sama sekali. Boleh jadi dengan adanya perbedaan
sikap mental yang dibangun, oleh muzakki maupun mustahik.
status sosial itu, justru manusia akan membutuhkan antara satu
Pada dasarnya penyaluran zakat bukan hanya dengan cara
dengan lainya. Sehingga berkaca dari fakta tersebut, zakat dapat
memberikan ikan agar bisa langsung dimasak, tetapi bagai
menjadi cara efektif untuk menyatukan umat muslim dalam
mana caranya kita untuk mendayagunakan kail sehingga bisa
kedamaian juga keharmonisan dalam hidupnya di dunia untuk
mendapatkan ikan lebih banyak. Peran inilah yang seharusnya
menggapai kebahagiaan di akhirat.
menjadi ‘ruh’ dalam menyalurkan zakat, yakni memberdayakan masyarakat.
Harta Umat untuk Umat Seperti yang telah kita ketahui, makna zakat adalah bersih,
bisa saja dalam b erbagai bentuk, seperti program pendam
suci, tumbuh, berkembang dan berkah. Kita bisa memahami,
pingan kelompok kerja, pemberian modal usaha dengan
definisi tumbuh serta berkembang inilah fungsi zakat sebagai
pemantauan, penyuluhan, pelatihan, serta berbagai kegiatan
media pemberdayaan umat, yang sangat mutlak diperlukan.
lain yang intinya adalah ‘memberi modal’ untuk dilanjutkan
Umumnya zakat disalurkan dalam bentuk materi, sehingga bisa
secara berkesinambungan. Dengan begitu, zakat akan sesuai
langsung dikonsumsi oleh mustahik, baik untuk memenuhi
esensinya yang berarti tumbuh dan berkembang. Inilah esensi
kebutuhan sehari-hari, atau pun modal usaha (produktif).
pemberdayaan masyarakat m elalui zakat, yakni mengelola
Tujuan zakat sebenarnya adalah untuk mengentaskan
Esensi Pemberdayaan Melalui Zakat
Sejatinya, dengan adanya peran pemberdayaan masyarakat
kemiskinan dengan pemberian santunan, namun kini malah
secara produktif harta umat untuk umat. n (Ust. Ahmad Sartono/ Uyang/Iit)
Organisasi Pengelola Zakat Harus Lebih Produktif Melalui zakat pula, Allah SWT telah menyucikan harta, dan menghendaki kebaikan untuk kehidupan manusia melalui syariatya. Secara kasat mata, kita bisa melihat bagaimana zakat mampu menumbuhkan sikap tolong-menolong, gotong-royong, serta selalu menjalin persaudaraan, karena setiap Muslim memang bersaudara. Persaudaraan Muslim memiliki sebuah ikatan, hubungan, juga kekerabatan yang khas, sebab dilandasi dengan adanya kejujuran, keikhlasan, dan pengorbanan. Maka, setiap Muslim mempunyai kewajiban yang apabila ditunaikan, hasilnya adalah kebalikan. Sebaliknya, bila ditinggalkan akan terjadi kekacauan hilangnya hak-hak orang lain. Jadi, barang siapa menunaikan zakat, berarti ia juga telah membangun tatanan baik, memberikan hak-hak orang lain yang tertahan pada muzakki, menegakkan Islam, dan menolong mereka yang lemah. Namun, barang siapa meninggalkan zakat, berarti ia telah merusak tatanan sosial ekonomi, mengambil
24
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
hak-hak orang lain, merobohkan Islam, serta tega membiarkan orang-orang lemah hidup dalam penderitaan. Orang semacam itu, kelak akan mendapatkan azab pedih di akhirat, seperti firman Allah berikut:
“…Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: “Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.” (Q. S. At-Taubah: 34-35) Jakarta - Tangerang - Depok - Bekasi - Bandung - Cirebon - Yogyakarta Solo - Surabaya - Bali Makassar - Banjarmasin - Balikpapan - Samarinda - Aceh - Medan - Batam - Pekanbaru - Jambi 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta Palembang - Padang - Kuala Lumpur
25
Arus Utama
Arus Utama Mengajar di Buton adalah sebuah laboratorium kecil untuk saya dan teman-teman dalam mengembangkan teknik mengajar.
Buton, Satu Jendela Pendidikan Indonesia “Sosok guru model sejatinya memberi sepenuh hati, mendidik dengan hati dan mengobarkan semangat inspirasi untuk negeri. Membuktikan bahwasanya menjadi guru adalah investasi untuk Indonesia” (Julyasman)
26
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
D
itempatkan menjadi guru model melalui program Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa selama setahun di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, membuat impiannya menginspirasi anak-anak sekolah di daerah pelosok terwujud. Bagi Julyasman (24), guru tidak hanya menjadi sosok p engajar semata. Namun lebih dari itu, ia juga merupakan sosok p endidik, pembelajar, panutan, dan pemimpin. Alumnus Jurusan Sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini pun bertekad untuk berkhidmat memajukan pendidikan dengan menjadi seorang guru berkarakter.
“Berawal dari saya yang lulusan sarjana pendidikan setidaknya ingin berkontribusi bagi pendidikan di Indonesia. Kita tahu bahwa guru menjadi sebuah profesi yang dapat dikatakan semua orang bisa. Profesi guru dipandang sebelah mata dan masih banyak kemirisan hal seputar guru,” kata Julyasman. Ia tergerak untuk menginspirasi dan memotivasi anak-anak di daerah pelosok agar mereka memliki kesempatan sama dalam mengenyam pendidikan seperti anak-anak di kota. Semangat Julyasman tersebut mengantarkannya mengikuti program Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa angkatan III pada tahun 2012. M elalui serangkaian seleksi ketat, ia pun terpilih bersama 31 peserta dari ratusan pendaftar setanah air. Selama enam bulan, Julyasman dan rekan-rekan menda patkan pendidikan tentang keguruan di Asrama Bumi Pengem bangan Insani Dompet Dhuafa, Parung, Bogor. Orientasi, pelatihan, perkuliahan, dan magang menjadi materi yang mereka dapatkan selama pembinaan tersebut.
Laboratorium Pendidikan ala Buton Selepas pembinaan selama enam bulan, Julyasman dan peserta lainnya ditempatkan di berbagai daerah pelosok tanah air. Penempatan di daerah selama setahun merupakan tolak ukur lulusan SGI mengenai sejauh mana mereka mampu menjalankan peran dan fungsinya sebagai guru model. “Mengajar di Buton adalah sebuah laboratorium kecil untuk saya dan teman-teman dalam mengembangkan teknik mengajar di dalam kelas dengan ilmu-ilmu yang telah didapat saat di
a srama dan perkuliahan di SGI,” ujar pria yang hobi olahraga basket ini. Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Desa Lasalimu merupakan tempat Julyasman mengabdi selama penempatan. Minimnya pasokan listrik dan ketersediaan air bersih menjadi bumbu perjuangan Julyasman menjadi guru model di desa yang berjarak 60 KM dari Pasarwajo, ibukota Kabupaten Buton. Namun, keterbatasan itu nyatanya tidak menyurutkan langkahnya untuk tetap memberikan kontribusi maksimal bagi peningkatan pendidikan di Buton. Hal tersebut justru semakin melecut dirinya memberikan inspirasi dan memotivasi para siswa dengan metode mengajar yang telah didapat dari proses pembinaan di SGI. “Saya banyak belajar dari penempatan selama setahun di Buton itu. Keterbatasan dan kekurangan akan menjadikan kita kreatif dan peluang untuk berkarya,” ucapnya. Kepuasaan tersendiri bagi Julyasman melihat adanya peru bahan bagi para siswanya di Buton setelah adanya tim SGI Dompet Dhuafa. Mereka menjadi lebih mampu membuka diri, berani untuk mengeluarkan pendapat, dan tidak mudah berputus asa. Efek positif ditempatkannya Julyasman dan kawan-kawan SGI di Buton tidak hanya bagi para siswa, juga para guru. Seba gaian besar guru mulai tertarik dengan mulai mengikuti m etode mengajar tim guru SGI yang mengahadirkan inovasi d alam mengajar seperti apersepsi, ice breaking, cooling down, menyayi pembelajaran, talking stick together, dan mendongeng. n (gie)
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
27
Arus Utama Mendapatkan program pemberdayaan peternak tahun 2009, kini usaha ternak domba Ade terbilang sukses. Bahkan, dalam temu mitra peternak nasional yang diadakan Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa akhir 2012 lalu, Ade dinobatkan sebagai mitra peternak terbaik tahun 2012.
Bukan Peternak Binaan Biasa
S
ekelebat, garis muka Ade Supriatna (41) berubah su mringah saat itu. Pria yang kerap bertopi “juragan” hitam ini antusias berbagi kisah sukses usaha ternak domba yang ia miliki di Desa Palasarigirang, Sukabumi, Jawa Barat. “Pas pertama mulai cuman ada lima ekor. Empat betina dan satu pejantan,” ucap Ade mengenang awal menjadi peternak. Sejumlah domba tersebut merupakan modal awal Ade sebagai peternak dampingan Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa. Hal ini tidak terlepas dari kemajuan Ade dalam mengengkan usaha ternak domba. Terhitung kini ia telah memiliki 40 ekor domba. Tidak ada pikiran sebelumnya bagi Ade untuk menjadi seorang peternak. Selepas menganggur dari pekerjaan di Jakarta tahun 2009 tidak banyak yang dilakukan Ade. “Setelah itu yah saya pengangguran, paling-paling mengelola lahan milik sendiri,” imbuhnya. Namun, di saat itu pula program pendampingan dan pemberdayaan Kater mulai bergulir. Demi keberlangsungan hidup, Ade mendaftar dan mengikuti berbagai seleksi yang di adakan Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa. “Awalnya tidak tahu menahu mengenai peternakan domba. Pengalaman saya bisa dikatakan nol besar dalam dunia peternakan,” kata Ade. Setelah dinyatakan lulus dan layak menjadi seorang peternak binaan Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa, Ade mendapatkan berbagai macam pelatihan dan berbagai pembinaan mengenai dunia ternak.
28
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
“Pelatihan-pelatihan dari Kampoeng Ternak yang saya ikuti sangatlah berguna. Hasil dari pelatihan tersebut membekas di kepala saya dan bisa dipraktikkan dan alhamdulillah berhasil,” ungkap Ade. Pelatihan dan pendampingan yang didapat, Ade mengaku, membuka pengetahuan dunia yang sama sekali tidak pernah ia geluti. Semua yang didapat terkait peningkatan kualitas (capacity building) para peternak. “Kami diberi pengetahuan secara komplit. Mulai dari pendampingan, pengetahuan, pengobatan, perawatan bagaimana beternak terutama domba secara benar,” ungkapnya. Keberhasilan yang diraih Ade dalam bidang ternak domba selama ini tidak membuatnya jemawa. Ade tidak ingin kesuksesan yang ia raih dirasakan sendiri. Ia pun tidak segan untuk berbagi ilmu dan pengalamannya dengan para peternak lain di Sukabumi. Ia berdalih semakin banyak peternak mendapatkan pelatihan dan ilmu yang kom prehensif tentang dunia ternak, semakin banyak pula peternak yang maju. Bersama para peternak lain dampingan Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa di Sukabumi, Ade bertekad memajukan dunia peternakan. Mereka mulai mencanangkan bagaimana Desa Palasarigirang menjadi desa peternakan terpadu. “Dari segi kelayakan wilayah insyaallah mendukung. Nantinya dengan peternakan terpadu ini saling berkaitan antara peternakan dan pertanian. Dari segi ekonomi akan menguntungkan. Semoga cita-cita kami ini terwujud,” pungkasnya. n (gie)
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
29
Survival
Survival Tidak saja handphone segala merek yang Yulrisman bisa perbaiki, blackberry-pun bisa ditangani dengan keahlian khususnya.
Tukang Servis Handphone Keliling 30
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
M
emiliki handphone rusak tak membuat Yulrisman (58) patah arang menjalani hidup kendati pilihan yang dilakoni sangat terbatas. Dan pilihan yang sangat terbatas itu Yulrisman memilih tukang servis handphone dengan cara berkeliling untuk membiayai hidupnya. Yulrisman memilih berjalan kaki dengan mengelilingi banyak kawasan padat penduduk hingga di daerah perumahan elit di Jakarta. Dengan menenteng koper hitam tua Yulrisman menempuh jalan hidupnya dengan cara menawarkan kepada setiap yang dijumpainya di sepanjang perjalanannya. Sudah hampir 7 tahun, Yulrisman mencari nafkah dengan cara itu. “Saya keliling dari jam 06.30 WIB sampai 21.00 WIB. Malahan kadang nggak pulang ke rumah tapi numpang tidur di masjid yang memang terbuka pagarnya dan saya diijinin untuk nginep”, ujar Yulrisman saat berbincang dengan Swaracinta di lokasi dia berkeliling, Senin (19/5/2013). Penghasilan yang didapat pria kela hiran Tasikmalaya ini pun tidak menentu, malahan sering juga dia tidak bawa uang hasil kerjanya sampai di rumah. “Setiap hari bisa bawa uang nggak tentu, kadang Rp50 ribu, kadang Rp 100 ribu, malahan nggak dapet uang sama sekali,” ujar pria kelahiran 27 Juli ini. “Orang yang servis ke saya rata-rata kerjanya jadi satpam, pembantu kompleks, pedagang gorengan, supir bajaj, pedagang kaki lima, tukang sapu jalanan. Pernah juga ada pengurus masjid, waktu saya istirahat di masjid selesai sholat dhuha, dia minta dibenerin hp-nya,” ujarnya. Yulrisman mengaku, kebanyakkan orang-orang yang manjadi pemakai jasanya adalah karena kepercayaan orang tersebut. Karena bila pada saat itu handphone yang diservis tidak langsung berfungsi atau memang harus dicarikan komponen penggantinya, sedangkan dia tidak selalu ada komponen tersebut, maka Yulrisman membawa pulang untuk dikerjakan di
rumah. Tapi kebanyakkan handphone yang ditanganinya itu, rata-rata hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam perbaikan untuk servis ringan seperti mengganti speaker, mike, ganti komponen, atau koneksi batrei/charger. Dari setiap servis ringan yang dilakukan Yulrisman, ia mendapatkan upah sekitar Rp50 ribu, sedangkan untuk servis yang tergolong berat ia menawarkan jasanya diatas Rp100 ribu, semua itu Yulrisman tidak akan melakukan perbaikan sebelum adanya kesepakatan dengan pelangganannya. Yulrisman yang merupakan warga Tambak II, Kelurahan Pegangsaan, Kecamatan Menteng, Jakarta, sudah menikah namun telah bercerai. Dan saat ini Yulrisman tinggal di rumah orang tuanya sembari merawat sang bapak, Idris (96) yang sedang sakit keras. Yulrisman mengaku, ia amat senang menjadi tukang servis keliling, selain menurutnya tidak ada pesaing juga ia mendapatkan ilmu baru tentang perbaikan handphone dari setiap servis yang
d ilakukannya itu. Dan, ia patut berbangga hati bisa membantu orang lain yang sedang mengalami kerusakan pesawat telepon genggamnya, meskipun ia tidak menapik pernah juga dibohongi calon pelanggan. Mundur kebelakang, bapak yang selalu menjinjing kopernya yang nyaris seberat 4 kilogram ini mengaku bisa memperbaiki handphone juga karena ia belajar sendiri dari membeli hanphone rongkosan dari beberapa merek. Dari situlah Yulrisman, mencoba memperbaiki dan ada yang berhasil pun ada yang gagal. Misalnya, dari 300an hanphone yang ia perbaikinya kala itu, hanya sekitar 60-an yang bisa diperbaiki dan bisa dijual kembali. Yulrisman belajar dari barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi. Uniknya, Yulrisman memberikan garansi perbaikan selama sebulan untuk setiap hanphone yang telah diperbaiki. Dan, inilah yang menjadikan Yulrisman memiliki pelanggan untuk dimintakan jasanya. Yulrisman rela untuk mengambil sebuah handphone untuk diservis meskipun lokasinya jauh dari tempat tinggalnya. Hidup Yulrisman ingin memberikan kebahagiaan dan berbagi ilmu yang dimiliki untuk orang lain. Kelak mimpinya untuk memiliki sebuah kios kecil untuk perbaikan hanphone semoga tercapai. Dan, koper hitam tua berisi obeng, tang, solder, timah, serta komponen perangkat handphone lainnya serta tulisan “BENGKEL HANPHONE” diatas kertas lusuh miliknya itu tetap menjadi saksi perjalanan hidup Yulrisman. n (Ghifari)
Hidup Yulrisman ingin memberikan kebahagiaan dan berbagi ilmu yang dimiliki untuk orang lain.
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
31
Arus Utama
Arus Utama
L
Tahu Iwul,
Mereguk Potensi
Kendati bukan merupakan modal berupa uang, Syafri mengaku bantuan Dompet Dhuafa memberikan perubahan yang s ignifikan dalam usahanya. Ia tidak lagi melulu pusing memikirkan modal.
32
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
aki-laki berkumis itu mengangkut ember berisi penuh kedelai yang ia rendam selama 12 jam. Sejurus kemudian, ia memasukan kedelai-kedelai tersebut ke dalam mesin giling kapasitas 30 kg/jam. “Ini baru proses awal. Membuat tahu memang lama. Seharian penuh,” ungkap Syafri (45), laki-laki itu. Memproduksi tahu merupakan sumber penghidupan warga Kampung Iwul, Desa Bojong Sempu, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor ini. Memproduksi tahu, terang Syafri, adalah warisan turun-temurun dari keluarga. “Bapak saya itu pembuat tahu. Kakek dan sebelumsebelumnya juga. Warga kampung iwul memang terkenal sebagai pembuat tahu,” terang bapak dua anak ini. Melakoni hidup sebagai pembuat tahu telah dijalani Syafri selama lebih dari 26 tahun. Sebelumnya, ia belajar dan membantu sang ayah memproduksi tahu. Sebagaimana usaha berbasis industri rumahan lainnya, dalam menjalani usaha tahu tersebut Syafri mengakui modal menjadi kendala utama yang dihadapi. “Namanya usaha kecil. Untungnya yah segitu-gitu aja. Sisanya balik lagi mikirin modal,” ujar Syafri. Namun demikian, pada akhirnya usaha produksi tahu Syafri mengalami t itik balik pada tahun 2006. Pada saat itu, ia bersama sesama pembuat tahu lainnya, sekitar 200 orang, di Kampung Iwul mendapatkan bantuan program dampingan dari Masyarakat Mandiri (MM) Dompet Dhuafa. Berbagai pelatihan mengenai dunia kewirausahaan pun didapat Syafri dan rekanrekannya. “Yang jelas sangat membantu adalah bantuan penguatan modal usaha kami. Kami diberi bantuan peralatan lengkap buat membuat tahu seperti mesin giling dan juga kedelai bahan utama tahu,” katanya. Berkembangnya usaha produksi tahu memberikan efek positif dalam kondisi perekonimian keluarga Syafri. Ia mengaku dapat melakukan angsuran motor yang sebelumnya ia tidak bisa lakukan. “Sebelum MM datang, sehari paling bisa produksi 25 kg. Setelah adanya MM bisa nyampe sekitar 30-35 kg. karena ada modal banyak,” jelasnya. Sebagai penerima manfaat dampingan MM, Syafri mengatakan pendamping menjadi faktor yang tidak kalah penting. Pasalnya, pendamping tinggal bersama di lingkungan Syafri dan rekan-rekan. “Kami banyak belajar dari pendamping tersebut mengenai manajemen, pengelolaan, dan berbagai hal lainnya tentang dunia kewirausahaan yang sebelumnya tidak pernah kami
dapatkan selama ini,” terangnya. Syafri yang setiap hari menjual tahu produksinya ke berbagai pasar di Depok ini mengatakan program pemberdayaan MM tersebut juga telah mempererat hubungan persaudaraan sesama pembuat tahu di Kampung Iwul. “Alhamdulillah kami yang dulunya jarang berkomunikasi jadi sering. Dulunya gak pernah rutin ketemuan bisa rutin setiap minggu, bulan, bahkan tahun. Persaudaraannya jadi kuat,” pungkasnya. n (gie)
Pendamping menjadi faktor yang tidak kalah penting bagi penerima manfaat.
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
33
Oase Cinta Relung
Sosok
The Power of Zakat
Sangat pen ting menanamkan jiwa entrepreneur, yang tidak saja diseminarkan namun harus dipraktikkan.
Oleh: Ismail A. Said
S
udah hampir 20 tahun lembaga Zakat, Infak, Sadakah, juga Wakaf (Ziswaf) Dompet Dhuafa bergerak memberikan segala yang terbaik untuk umat. Hal ini semakin membuat Dompet Dhuafa yakin, bahwa pengelolaan Ziswaf secara tepat, dapat mengentaskan kemiskinan. Pada dasarnya terdapat dua cara dalam menggunakan dana zakat, pertama diberikan secara langsung kepada masyarakat, dan cara kedua diberikan secara tidak langsung, seperti membuat program kesehatan, pendidikan,ekonomi, serta lainnya. Dompet Dhuafa cenderung memilih cara kedua dalam mendistribusikan dana zakat, namun cara pertama juga masih tetap dilakukan. Banyak alasan mengapa Dompet Dhuafa lebih memilih cara kedua. Salah satunya, Dompet Dhuafa percaya dengan menyalurkan zakat dalam bentuk program, dapat lebih membantu serta memandirikan masyarakat. Selain itu zakat pun akan lebih produktif, sehingga akan lebih banyak lagi orang yang dapat dibantu
dengan dana zakat. Beberapa program yang telah dilakukan Dompet Dhuafa, di antaranya pada bidang pendidikan, yakni membangun sekolah gratis bagi anak-anak berprestasi di seluruh Indonesia (Sekolah SMART Ekselensia), membiayai 650 mahasiswa cerdas bekerjasama dengan 16 Perguruan Tinggi di Indonesia. Tak hanya itu, Dompet Dhuafa juga membangun Institut Kemandirian, bagi anak-anak yang tak bisa melanjutkan ke Universitas, di sana mereka diajarkan keterampilan, serta wirausaha. Di bidang kesehatan, Dompet Dhuafa pun memiliki pelayanan kesehatan gratis, seperti Layanan Kesehatan Cuma-Cuma, yang melakukan upaya preventif, dan promotif di bidang kesehatan, terdapat pula Rumah Sehat Terpadu (RST) bagi warga kurang mampu yang ingin berobat atau pun dirawat. Hingga saat ini, banyak pasien datang ke RST, bahkan dalam sehari, terdapat kurang lebih 200 orang yang memeriksakan kesehatannya di sana.
Dompet Dhuafa juga melakukan berbagai program pemberdayaan untuk masyarakat di beragam daerah. Misalnya saja Sedekah Pohon, Kampoeng Ternak, peminjaman modal usaha syariah, dan sebagainya. Semua program tersebut dijalankan menggunakan dana Ziswaf. Hal ini menunjukkan, bahwa dana zakat dapat memberikan pengaruh, serta perubahan hidup seseorang agar lebih baik. Sebab itulah kami berharap, dengan berkaca pada pengalaman-pengalaman Dompet Dhuafa selama 20 tahun ini, semoga semakin banyak masyarakat yang mempercayakan dana Ziswafnya melalui Dompet Dhuafa. Agar semakin banyak pula masyarakat dhuafa yang bisa dibantu, juga dimandirikan. Selanjutnya dalam rangka bulan suci Ramadhan, dan Milad Dompet Dhuafa ke-20 pada bulan Juli nanti Dompet Dhuafa akan membuat beberapa program pemberdayaan lainnya, demi berbagi kebahagian kepada seluruh masyarakat. Semoga. n
Dompet Dhuafa cenderung memilih cara kedua dalam mendistribusikan dana zakat, namun cara pertama juga masih tetap dilakukan.
34
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
M. Jusuf Kalla
Pentingnya Zakat dari Pengusaha Muslim
U
ntuk pemerataan ekonomi dan sosial berbasis zakat, Jusuf Kalla Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), mengingatkan bahwa penting melakukan entrepreneurship atau jiwa kewirausahaan bagi pengusaha muslim di Indonesia.”Dari merekalah zakat dapat diberikan untuk pemerataan ekonomi di Indonesia”, ujar Kalla seperti dilansir dalam laman Universitas Muhammadyah Malang. Paparan tersebut, disampaikan Kalla saat Semiloka dan Rakernas Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BKSPTIS) awal April lalu di Malang, Jawa Timur. Menurut JK, pemerataan pendapatan yang mencerminkan kesejahteraan suatu bangsa dapat diwujudkan dengan pajak. Begitu pun dalam ajaran Islam yang dike-
nal dengan adanya zakat untuk membersihkan harta benda yang dimiliki karena itu merupakan hak orang lain yang memerlukannya. JK menyoroti sebuah contoh sebagai tantangan di Indonesia dalam mengelola perolehan zakat. “Jika ada 40 orang pengusaha yang Muslim paling 6 orang, berbeda dengan Turki dari 40 pengusaha maka 38 diantaranya adalah muslim, jadi zakat yang didapat lebih mudah” tutur pengusaha kelahiran Bone, Sulawesi Selatan itu. JK pun menekankan bahwa sangat penting menanamkan jiwa entrepreneur, yang tidak saja diseminarkan namun harus dipraktikkan. “Perguruan tinggi di Indonesia harus mendorong itu.” Di Indonesia ada 4000 perguruan tinggi, harus meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan. Tanpa mutu dan kualitas kita akan salah bersaing,” tambahnya. Maka dapat kita bayangkan jika dari pendidikan ini akan muncul pengusaha-pengusaha Indonesia yang mendistribusikan kekayaannya untuk kepentingan orang banyak melalui zakat, maka ketimpangan ekonomi akan dapat diatasi. n
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
35
Arus Utama
Arus Utama
Agar Harta
Terjaga Kebersihannya Zakat bagi setiap muslim yang mampu wajib hukumnya. Untuk menumbuhkan rasa cinta umat Islam dalam berzakat, ada beberapa strategi yang harus digunakan. Pertama, harus diberi pemahaman dulu mengenai tata cara berzakat, jika masih banyak umat muslim yang belum mengerti kewajiban, peran dan fungsi zakat, itu tidak akan menimbulkan rasa cinta untuk berzakat. Orang akan senang berzakat karena diberikan pemahaman, lalu berikan semacam reward dan keuntungankeuntungan kalau dia mau berzakat .
S
ebagai manusia pasti tidak lepas dari keinginan untuk mendapatkan nilai lebih terhadap segala sesuatu. Kedua, dalam zakat ini nilai lebihnya banyak. Itu yang harus disampaikan bahwa zakat itu memang wajib, tapi bagi orang yang mampu . Kemudian keuntungannya apa saja kenikmatan yang diperoleh setelah berzakat. Bukan hanya untung dalam sisi materi tapi adanya kepuasan batin, bukankah orang itu merasa nikmat bukan karena dia mengkonsumsi, tapi ketika dia memberi sesuatu ada kepuasan tersendiri. Persoalan mendasar ketika seseorang minim sekali rasa cinta nya untuk berzakat itu bisa terjadi karena kurangnya pemahaman. Seharusnya umat Islam harus wajib mengetahuinya. Setelah dia memeluk agama Islam dia tahu akan kewajiban-kewajibannya. tapi terkadang ada juga yang belum mengetahui disini akibat kurangnya informasi tentang zakat, atau dia sudah mengetahui namun belum tahu bagaimana tata cara berzakat dalam Islam. Maka sangat perlu adanya sosialisasi secara masif, kepada ustadz,
36
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
Pengelola zakat di tanah air berharap agar pemerintah dapat membawa “angin segar” bagi pengelolaan dana yang terhimpun melalui zakat, infak, dan sedekah masyarakat Indonesia.
mubaligh dan lainnya supaya ini dimengerti dan tentu saja ada lembaga yang mengelola seperti Dompet Dhuafa. Dan itu sangat luar biasa. Dengan adanya saluran ini orang kemudian tidak mau pusing, biasanya mereka mencari lembaga pengelola zakat yang terpercaya. Tentunya lembaga yang mempunyai kredibiltas, bisa mengelola dengan baik dan ini bisa menjadikan solusi dan menumbuhkan kecintaan umat juga dalam berzakat. Ada tiga faktor pertama minimnya pengetahuan dan informasi mengenai zakat, bagaimana tata cara dalam berzakat, kedua, tidak megetahui keuntungan-keuntungan yang didapat setelah berzakat dalam hal ini kepuasan batin. Lalu ketiga, karakteristik sifat setiap manusia. Disini setiap manusia pasti memiliki sifat yang berbeda-beda, Ada firman Allah yang mengatakan bahwa “Ambillah harta mereka itu sebagai jalan untuk menyucikan mereka” jadi kalau harta ini tetap terjaga kebersihannya ya kita sebagai umat Islam harus berzakat. Jangan sampai harta ini kotor dan dimakan anak cucu kita. Itu kan tidak semua orang punya keinginan untuk berbagi. Ada juga orang yang berat sekali untuk berbagi atau bakhil itu semua karena karakternya untuk itu orang yang tidak mau berbagi ini harus diberitahu efek-efek apa yang akan timbul ketika tidak mau berzakat sesuai dengan ketentuan agama.
menuhi kriteria dalam berzakat dan mempunyai kesadaran untuk berzakat berapa banyak dana yang dihimpun untuk memberdayakan umat khususnya kaum dhuafa dan mampu mengentaskan kemiskinan. Tentu dari segi kesehatan, pendidikan, tentu itu
sangat membantu sekali. Itu semua dari pemberian zakat tadi. Mengenai manfaat sosial, tentu setiap orang yang berzakat pasti akan merasakan manfaat sosial dalam kehidupannya. Yang akan diperoleh dari si pemberi zakat pertama, mengikis sifat tidak mau berbagi atau biasa disebut bakhil, kedua adalah me nimbulkan keharmonisan. Bayangkan jika seseorang yang enggan untuk berzakat dia tidak perduli dengan saudara muslimnya yang kurang mampu yang terjadi adalah ketidakharmonisan didalam lingkungan dimana ia tinggal. Dan tentunya menimbulkan konflik sosial dan kecemburuan sosial. Dan dampak yang ditimbulkan sangat bahaya sekali, seperti menimbulkan terjadinya kriminalitas. Sebab orang yang tidak mampu merasa terzalimi dengan orang yang mampu karena mereka semakin kaya raya dan tidak mau berbagi. Jika orang–orang kaya tersebut mau berbagi, Insya Allah orang yang tidak mampu tadi juga senang dan terciptalah keharmonisan didalamnya. Dengan demikian, zakat merupakan salah satu syariat agama Islam yang wajib hukumnya untuk dijalankan. Semoga saja, umat muslim yang diberikan kelebihan rizki oleh Allah SWT mampu berbagi dengan saudara muslimnya yang kurang mampu. Semakin kita banyak berbagi terhadap sesama, semakin tinggi pula derajat kita dihadapan Allah SWT. n (Ade Masturi M.A dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta/Uyang)
Sedekah wajib Selain itu, zakat sendiri sangat mempengaruhi perekonomian negara kita. Zakat bisa mengentaskan kemiskinan namun memang tidak dalam skala besar tapi hal tersebut cukup membantu itu merupakan salah satu solusi perekonomian bangsa dengan pemberdayaan zakat. Memang selain zakat ada yang lain seperti Infak dan shadaqah, tapi zakat sendiri merupakan sedekah wajib. Oleh karena itu, jika umat muslim yang sudah mampu dan me-
37
Unik
Unik Umur boleh lebih setengah abad namun semangat untuk mengelilingi Indonesia dengan menggunakan sepeda ontel, tidak menyurutkan semangat Supriyanto (52), alias Mbah Boncel tetap mengayuh desa demi desa hingga kawasan perkotaan seperti Jakarta.
Bergowes dengan Ontel untuk Indonesiaku
38
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
D
ijumpai Swaracinta saat Mbak Boncel sedang asik menikmati perjalanannya di Jalan Jatinegara Barat, Jakarta Timur, Sabtu (18/5/2013), dia sempatkan berkisah. “Perjalanan ini adalah t ouring ketiga saya. Tour pertama saya bertujuan untuk mengetahui daerah daerah di Indonesia. Tour ke dua melihat peradaban dan budaya asli Indonesia di nusantara ini. Dan tour ke tiga bersilaturahmi ke berbagai daerah di Indonesia karena semua adalah saudara kita dalam bingkai Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika,” kata Mbah Boncel yang rambutnya sudah putih dan giginya tinggal beberapa saja. Mbah Boncel menuturkan, tour pertama dimulai 11 November 2006 sampai 28 Agustus 2007 berhasil mencapai wilayah di 32 provinsi di Indonesia. Tour ke dua dimulainya pada 28 Juni 2010 hingga 13 Agustus 2010 berhasil mencapai Titik 0 Kilometer di Pulau Sabang provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Tahun 2007 mendapat anugerah Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pria sukses mengelilingi Indonesia dengan bersepeda, diserahkan langsung oleh Jaja Suprana. Kakek kelahiran Bantul 27 Maret 1954 ini mampu ber-gowes dengan sepeda ontelnya berangkat dari Bantul 13 Maret 2013 menuju Bandung - Bogor - Jakarta - Merak - Lampung - Jambi - Pekanbaru - Dumai – Batam, dan di Jakarta seperti saat ditemukan Swaracinta. Mbak Boncel selalu minta tanda tangan pejabat atau tokoh bahkan Kapolres sebagai bukti bahwa Mbah Boncel sudah menyinggahi disetiap kota. Namun tidak mulus tentunya untuk bertemu para orang-orang tersebut. Alumni Universitas Janabadra di Yogyakarta ini pernah mendapatkan perlakuan kurang manusiawi, ditangkap
bahkan sering dituduh sebagai pemulung, bahkan orang gila, karena diduga sebagai anak punk. Menyikapi hal itu, bapak dua anak ini, hanya tertawa dan mengajak dialog petugas yang menangkapnya. “Memang saya akui penampilan saya seperti ini (anak punk) tapi jangan dong dilihat dari penampilan saja. Tapi mari bicara Indonesia dan berdialog dengan cara baik tidak perlu ribut-ribut. Saya sudah tua, dengan semangat ini saya tulus ingin mengelilingi Indonesia tanpa tujuan atau maksud berpolitik, kampanye atau apapun sebutannya. Indonesia Raya, Nasionalisme saya, patriotisme saya masih murni 100 persen,” ujar Mbah Boncel. Perjalanan panjang hingga mencapai ribuan kilometer, Mbah Boncel pun dipastikan tidak pernah bebas menghadapi rintangan hambatan. Mulai dari cuaca hujan, panas, hingga peristiwa kekerasan seperti perampokan yang dialaminya di Mamuju, Sulawesi Barat pada tahun 2007. Bahkan pernah disandera oleh sekelompok orang bersenjata di wilayah
L hokseumawe, Aceh pada tahun 2006 yang menuduhnya sebagai mata-mata. Namun berkat keli haian Mbak Boncel insiden-insiden tersebut dapat dilaluinya tanpa mengambil tindakan pembalasan atau kekerasan. Untuk mengantipasi akibat kerusakan sepedanya saat perjalanan, Mbah Boncel berusaha memperbaikinya sendiri dengan peralatan yang ia bawa. Dan, selalu saja ada orang yang membantu saat ia mengalami masalah dengan sepedanya. Karena itu, melakukan gowes serta menemukan banyak keragaman budaya maupun rasa toleransi yang ia dapatkan, tidak menyurutkan semangat Mbah Boncel untuk keli ling nusantara. Dan, dalam perja lanannya ia tidak lepas dari tulisan-tulisan untuk mencatatkan beberapa hal yang menurutnya sangat unik. Juga tidak lupa kadang menelepon kerabat keluarganya di Bantul, Yogyakarta. “Untuk melepas kangen kepada cucu-cucu saya yang lucu,” katanya. Kini, Mbah Boncel melanjutkan gowesnya menuju Jawa Barat dan rencananya, awal Ramadhan ia ingin bisa berkumpul dan melaksanakan sahur bersama keluarganya di Bantul. Selamat melanjutkan perjalanan hidup Mbah Boncel, selamat bersua dengan keluarga tercinta. Selamat menjalankan puasa Ramadhan bersama anak, cucu serta istri tercinta. Dan semoga mimpi Mbah Boncel untuk mengunjungi Philipina, M alaysia, Brunei Darussalam, Singapura, dan Thailand. dapat terwujud untuk menye barkan Nasionalisme bagi bangsa-bangsa di dunia. n (Diaz)
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
39
Kabar Pemberdayaan
Zakat dari PT. TH Felda Nusantara Untuk Kemandirian Dhuafa
J
AKARTA – Berbagai program yang dihadirkan untuk pemberdayaan kaum dhuafa menjadi alasan Mhamod Bin Mokhtar, Chief Executive Officer (CEO) PT. TH Felda Nusantara menjalin kerja sama penyalurkan zakat karwayan dengan Dompet Dhuafa. “Dompet Dhuafa punya program-program hasil dari zakat itu. Seperti rumah sakit untuk dhuafa. Saya melihat Dompet Dhuafa ini dikelola secara profesional,” ungkap Mhamod saat ditemui Swaracinta pada Jumat, (17/5) di kantornya, Gedung Nugra Santana, Jakarta. Program pembangunan ekonomi yang digagas Dompet Dhuafa, jelas Mhamod, menarik perhatian. Menurutnya, program tersebut dapat menumbuhkan kemandi-
40
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
rian kaum dhuafa karena adanya usaha untuk mereka. “Ternak sapi yang dikelola Kampoeng Ternak Dompet Dhuafa itu contohnya,” ujar Mhamod. Lebih lanjut ia mengatakan, melalui program yang digulirkkan tersebut dapat dilihat bahwa Dompet Dhuafa tidak hanya melakukan program karitas jangka pendek. Namun, program jangka panjang guna mencari akar masalah k emiskinan juga tidak luput menjadi perhatian Dompet Dhuafa. “Program yang seharusnya dilakukan dalam rangka pembangunan sosial itu memang harus terdiri dari jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Saya melihat tiga karakteristik ini Dompet Dhuafa punya,” paparnya. Kerja sama antara penyaluran zakat karyawan PT. TH Felda Nusantara dan Dompet Dhuafa sendiri dimulai sejak Maret 2013. Mhamod mengatakan kerja sama tersebut juga dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kesadaran karyawan PT. TH Felda Nusantara dalam berzakat. Zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam bagi yang sudah mencapai nisabnya. Sayangnya, selama ini pengetahuan soal zakat masih minim, umumnya terbatas pada zakat fitrah. Padahal, zakat tidak hanya fitrah, tetapi juga penghasilan dan lain sebagainya. “Untuk itu kerja sama ini juga adanya penyuluhan-penyuluhan juga kepada karyawan kami dari Dompet Dhuafa soal zakat,” pungkas Mhamod. PT. TH Felda Nusantara merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan kelapa sawit. Telah berjalan selama kurang lebih 3,5 tahun, kini perusahaan tersebut memiliki 42000 hektar kebun kelapa sawit di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. n (gie)
DD TRAVEL
Lebih Dari Sekedar Nikmatnya Ibadah PROGRAM UMROH DD TRAVEL 2013 NO
JADWAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
19 Februari - 27 Februari 2013 Batavia 12 Maret - 20 maret 2013 Batavia 28 Maret - 05 April 2013 SV 03 April - 11 April 2013 Qatar 04 Mei - 12 Mei 2013 Ettihad 17 Mei - 25 Mei 2013 GA 30 Mei - 07 Juni 2013 GA 03 Juni - 11 Juni 2013 Qatar 20 Juni -28 Juni 2013 Qatar 04 Juli - 12 Juli 2013 Qatar 09 Juli - 17 Juli 2013 GA 16 Juli - 24 Juli 2013 SV 29 Juli - 12 Agustus 2013 GA
PESAWAT
PROGRAM HARGA Makah 9 HARI 9 HARI 9 HARI 9 HARI 9 HARI 9 HARI 9 HARI 9 HARI 9 HARI 9 HARI 9 HARI 9 HARI 15 HARI
1750 1750 2200 2100 1850 2350 2350 2200 2300 2200 2450 3000 3500
**** **** **** **** *** ***** ***** **** **** **** ***** **** ****
Madinah **** **** **** **** *** **** **** **** **** **** **** **** ****
* Hotel Mekkah : Ajyad Makarim, Muhajirin, Janna Kholil | Madinah : Royal Andalus, Al Majidi, Diyar Habib Harga dan program sewaktu-waktu dapat berubah
Satu langkah perjalanan, berbuah dua kenikmatan. Karena perjalanan haji dan umrah Anda menuai dua kenikmatan sekaligus, yakni pelaksanaan haji dan umrah yang berbuah indahnya kemabruran sekaligus Anda telah mewujudkan kepedulian untuk memberdayakan para dhuafa
PT. Raudha Rahma Abadi Jl. H. Nawi Raya No. 106 Gandaria Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan Tlp. +62 21 7513823 (Hunting) Fax. +62 21 75914147 Mobile: +62 816 98 6764, +62 816 98 4254
41
w w27w . dIIId/ Meit -rJuni a 2013 v eSwaracinta l.co.id / Tahun
Kabar Pemberdayaan
Longsor Majalengka, DMC DD Bangun Sekolah Darurat
M
AJALENGKA – Disaster Mana gement Center (DMC) Dompet Dhuafa akan membangun sekolah darurat di Majalengka setelah bencana pergerakan tanah (longsor) sebulan yang lalu. Bencana tersebut menyebabkan lima bangunan sekolah mengalami kerusakan. Salah satunya SDN Cimuncang II yang berada di Desa Cimuncang, Kecamatan Malausma, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat “Kami berkomitmen mendirikan sekolah darurat dengan perlengkapan kegiatan belajar mengajarnya,” kata Udi Juandi , Komandan Regu SAR DMC Dompet Dhuafa ,Sabtu (18/5) Menurutnya, sekolah darurat terse-
but didirikan mengingat kegiatan belajar-mengajar sudah mendesak dilaksanakan. Pantauan DMC Dompet Dhuafa melihat ratusan anakanak di lokasi tidak bisa menuntut ilmu lantaran banguan sekolah mereka rusak. Selain mendirikan bangunan sekolah darurat, DMC Dompet Dhuafa juga menyediakan perlengkapan belajar. “Peralatan sekolah anak-anak banyak yang hilang dan rusak bersama rumah mereka akibat longsor,” terang Udi. Bila kekurangan tenaga mengajar, imbuh Udi, DMC Dompet Dhuafa akan menurunkan sejumlah tenaga pengajar relawan dari berbagai kalangan, seperti mahasiswa.
Pendirian sekolah tersebut melibatkan warga masyarakat dan pemerintah desa dengan bergotong royong. Sistem pembelajaran akan menggunakan pendampingan dan mengkhadirkan psikiater untuk memulihkan trauma anak-anak korban bencana. “Selain kembali bersekolah, kondisi psikis anak-anak juga penting. Melalui trauma healing diharapkan anak-anak bisa pulih dari rasa trauma dan bisa terus bersemangat untuk belajar,” pungkas Udi. n (sgt/gie)
Anak Meninggal Sebagai TKI, Sobchah Menanti Kejelasan Barang Anaknya
B
REBES-Sobichah, ibu dari keluarga Ade Sri Khusniyati binti M.H. Yusuf (25), Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang meninggal di Dubai karena kecelakaan pada Maret 2013 terhadap Ade. Bagaimana tidak? Sejak pemulangan jenazah, pihak keluarga sampai saat ini belum mendapatkan barang-barang milik almarhumah. “Sampai saat ini barang-barang almarhumah Ade, seperti baju, laptop,perhiasan, hand phone, dan sebagainya belum diterima keluarga,” ungkap Nursalim, Manajer Crisis Center Migrant Institute (MI) Dompet Dhuafa, yang mendampingi keluarga korban dalam mendapatkan hak-haknya. Saat hal ini dikonfirmasikan ke Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI), belum ada jawaban jelas. Padahal, saat pemulangan jenazah pada 6 April 2013 lalu, pihak BNP2TKI berjanji untuk segera mengembalikan barang-barang milik korban almarhumah.
Mendapat Santunan Meski demikian, Sobichah bersyukur karena telah mendapat
42
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
santunan kematian dari PT Paladin International. Santunan diberikan oleh Direktur Utama PT Paladin International, Lily Krisminari kepada Muhayati selaku ahli waris yang merupakan kakak kandung korban. Ade merupakan TKI Mandiri yang bekerja di hotel Ramada Jumeirah sebagai resepsionis sejak tahun 2012. Ade meninggal karena terjatuh dari lantai 2 apartemen tempatnya tinggal. PT. Paladin International sendiri adalah Pialang Asuransi dari Konsorsium Proteksi TKI yang berperan untuk kepentingan tertanggung TKI. Peranannya sebagai jasa keperantaraan penutupan dan penanganan penyelesaian klaim asuransi. Lily mengatakan, menjadi TKI resmi dipastikan m endapatkan dana asuransi kecelakaan. Oleh karenanya, hendaknya masya rakat yang ingin bekerja di luar negeri harus melengkapi diri de ngan dokumen resmi pemerintah. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang berlaku, yakni berdasarkan UU nomor 39 tahun 2004 dan Permenakertrans no. 07/MEN/V/2010 tertanggal 5 Januari 2012. n (lia/gie)
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
43
Rekening atas nama Yayasan Dompet Dhuafa Republika JARINGAN PELAYANAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKA KANTOR PELAYANAN KANTOR CIPUTAT Jl. Ir. H. Juanda No. 50, Ciputat Indah Permai, C 28 - 29, Ciputat 15419; Telp. (021) 741 6050 Fax. (021) 741 6070 KANTOR SUDIRMAN Gedung Nugra Santana Lt. 10, Jl. Jend. Sudirman Kav. 7 - 8, Jakarta 10220; Telp. (021) 251 0722 Fax. (021) 251 0613
J
O
J
A
DD JAWA TENGAH Jl. Abdurrahman Saleh Blok D, No. 199, Manyaran Semarang, JaTeng Telp. (024) 762 3884 Fax. (024) 766 37018
J A T E N G
J
KANTOR WARUNG BUNCIT Gedung Harian Umum Republika. Jl. Warung Buncit Raya No. 37, Ps. Minggu, JakSel Telp. (021) 780 3747 EXT.138 Fax. (021) 781 8832
G
DD JOGJA Jl. Kyai Mojo No. 97, Jogjakarta. Telp. (0274) 747 8605 Fax. (0274) 622 914
A
T
I
DD JATIM Jl. Ngagel Jaya Selatan No. 69 Surabaya Telp. (031) 502 3290 Fax. (031) 502 6347
M
DD KALTIM Jl. Ahmad Yani Rt. 4. No. 1, Karang Jati, Balikpapan, Kalimantan Timur 76123. Telp. (0542) 441980 Fax. (0542) 441984
K A L T I M
KANTOR RADIO DALAM Komp. Margaguna. Jl. Radio Dalam No. 11, JakSel. Telp. (021) 721 1035 Fax. (021) 721 1005
DD SULSEL Jl. Abdullah Daeng Sirau No.170 A, Makassar Telp.(0411) - 459068 Fax. (0411) 871162
S U L S E L
KANTOR RAWAMANGUN Jl. Balai Pustaka V No. 3, Rawamangun, Jakarta Timur. Telp./ Fax. (021) 470 4704 KANTOR KARAWACI Gedung Wardah Jl. Zaitun Raya, Islamic Village, Karawaci Tangerang Telp. (021) 546 0356 KANTOR BEKASI Apartemen Centre poin Tower A No. GF 17 Jl. Jendral A. Yani Kav. 20 Bekasi Telp. (021) 292 86239
HONGKONG
A
P
A
N
DD JAPAN 4-5-8 Kami Osaki Shinigawa-ku Sugino Bounryou 3C - 1 Tokyo, Japan, 141-0021 Phone. 03-6431-8614
KANTOR PERWAKILAN
SINGGALANG
DD SINGGALANG Jl. Juanda No. 31 C, Pasar Pagi Padang, SumBar Telp. (0751) 400 98
W A S P A D A
DD WASPADA Jl. Brigjend Katamso No. 1, Medan, Sumatera Utara. Telp./Fax. (061) 4511936
DSNI Amanah Batam Komp. BATAMINDO, Masjid Nurul Islam Muka Kuning, Batam – 29433 Ph : +62 770 611901 Fax : +62 770 611902
DD SUMSEL Jl. Angkatan 66 No.435, Ruko Orange Palembang, Sumsel Telp./ Fax. (0711) 814 234
RUMAH SOSIAL INSAN MADANI Jl. Soekarno Hatta No. 42, Pasir Putih, Kota Jambi, Jambi Telp. (0741) 573347
DD RIAU Jl. Tuanku Tambusai no.145 Pekanbaru Ph : +62 – 761 – 22078 Fax : +62 – 761 – 24103
LAMPUNG PEDULI Jl. S. Parman No. 19, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung. Telp./Fax. (0721) 267582
S U M S E L
R
J
I
A
A
B
U
A
R
B A N T E N
44
DD AUSTRALIA Centre for Islamic Dakwah & Education Masjid Al Hijrah, 45 Station Street Tempe, NSW 2044, Australia. Phone. (061) - (2) - 95911593
AUSTRALIA
J
KANTOR CABANG
DD HONGKONG Jardine Bazaar No.62 2/F, Causeway Bay, Hong Kong Phone: +852 31147536 / 31194707
DD JABAR Jl. Pasir Kaliki No. 143, Bandung, Jawa Barat 40171. Telp. (022) 603 2281 Fax. (022) 612 0130 DD BANTEN Jl. Raya Cilegon No. 7A, Kagungan, Serang, Banten Telp. (0254) 2222 47 Fax. (0254) 2222 41
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
DOMPET SOSIAL MADANI BALI Jl. Diponegoro 157, Sanglah, Denpasar, Bali. Telp. (0361) 7445221 Fax. (0361) 241376 DOMPET UMMAT KALIMANTAN BARAT Jl. Karimata No. 2A, Kec. Pontianak Kota, Pontianak, Kalimantan Barat. Telp. (0561) 7918676 Fax. (0561) 768190 DOMPET AMAL SEJAHTERA IBNU ABBAS Jl. Pariwisata No. 9 Lingkungan Pengempel, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Telp. (0370) 6627478
Rekening Zakat
Rekening Infak
Rekening Wakaf Produktif
BNI Syariah 444-444-555-0
Bank Danamon (Syariah) 005.8333.295
BNI Syariah 009.153.8995
Bank Syariah Bukopin 888.8888.102
Bank Permata Syariah 097.100.5505
BCA 237.304.8887
BCA Syariah 008.000.800-1
BRI Syariah 1000.782.927
Mandiri 101.000.662.6699
Bank BII (Syariah) 2700-000.003
Bank Syariah Mandiri 7.000.488.768
BMI 0000.373.423
Bank Danamon (Syariah) 005.8333.279
Bank Central Asia 237.301.9992
Bank Syariah Mandiri 7.000.493.133
Bank Permata (Syariah) 097.100.1992
Bank Mandiri 101.00.81050.633
BRI Syariah 1000.782.919
Bank Mega 01-001-00-11-66666-7
Bank Syariah Mandiri 7.000.489.535
Bank Muamalat Indonesia 304.000.8010
Bank Bukopin 101.1806.011
Bank Negara Indonesia 000.529.9527
Bank Central Asia 237.301.8881
CIMB NIAGA Syariah 502-01.00026.00.8
Bank Danamon 003.1191.455
Bank Rakyat Indonesia 0382.01.0000.13306
Bank Mandiri 101.00.98300.997
Bank Mega Syariah 100.0000.569
Bank Mega 01-001-00-11-55555-0 Bank Muamalat Indonesia 301.001.5515 Bank Negara Indonesia 000.530.2291 CIMB NIAGA Syariah 502-01.00025.00.2 Bank Rakyat Indonesia 0382.010000.12300 Bank Mega Syariah 100.0000.320
Rekening Indonesia Berdaya BCA 237.300.4723 Bank Negara Indonesia 023.962.3117
Rekening Dollar
a.n Yayasan Dompet Dhuafa Republika
Bank Mandiri 101.00.04491.922 (Swift Code: BEIIIDJA) Bank Syariah Mandiri 7.000.524.292 (Swift Code: BSMDIDJA)
Rekening EURO ANZ Panin Bank 413.732.00001 (Swift Code: ANZBIDJX)
Rekening Bencana Dunia BCA 237.300.6343 Bank Syariah Mandiri 004.019.1111
Rekening Dompet Kepedulian BCA 237.311.1180
Rek. Wakaf Rumah Sehat Terpadu BNI Syariah 1111.5555.64 BMI 303.001.7315 Bank Mandiri 101.00.05555.469 Bank Syariah Mandiri 7.000.523.757 BCA Pondok Indah 237.304.5454
Rek. Donasi Indonesia Berdaya BNI Syariah 023.962.3117 BCA Pondok Indah 237.300.4723
Rekening Dompet Dunia Islam Bank Mandiri 103.00.5577.557.7 Bank Muamalat 000-125-5696 BCA 237.787.878.3
Rekening Dompet Bencana Indonesia BNI Syariah 009.153.9002 Bank Mandiri 101.000.6475.733 BCA 237.304.7171
STEI UMAR USMAN BCA 237.302.6344
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
45
Tokoh
Tokoh
Dr. Amelia Fauzia:
Jangan Pernah Berpikir Kemiskinan Hilang Bukan hal yang mengejutkan bila zakat, sebagai salah satu bentuk dana filantropi Islam, memiliki potensi jumlah yang besar di Indonesia. Penduduk Indonesia yang mayoritas beragama Islam menjadi faktor utama.
46
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
S
ebagai rukun Islam ketiga, zakat wajib dikeluarkan segenap muslim yang telah mencapai nisab dan haul. Namun demikian, sebesar apapun potensi zakat bila tidak dikelola secara profesional dan produktif maka entasnya kemiskinan akan sulit terwujud, kalau tidak bisa dikatakan mustahil. “Pendayagunaan dana filantropi Islam seperti zakat, infak, sedekah, wakaf, dan banyak yang lainnya tidak hanya semata pemberian jangka pendek, santunan, karitas semata. Itu baik. Tetapi jauh lebih penting juga bagaimana berbagai dana filantropi Islam itu bisa lebih ke jangka panjang, advokasi, dan perubahan struktur (masyarakat),” ungkap Amelia Fauzia (42), akademisi dan pakar filantropi Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Ia mencontohkan bagaimana dengan kasus pekerja-pekerja yang diberlakukan seperti budak. Dalam menangani hal tersebut, bukan dengan kemudian langsung bagaimana membantu mereka untuk memberi pekerjaan. “Bisa seperti itu. Namun bagaimana proyek-proyek yang mengarahkan supaya jangan sampai ada perbudakan. Artinya lebih long term (jangka panjang),” ujarnya. Lebih lanjut ia menuturkan, peman faatan dana filantropi Islam yang dilakukan beberapa Lembaga Amil Zakat (LAZ) di Indonesia sejauh ini dinilai sudah cukup kreatif dan sebagian mengarah pada pemberdayaan masyarakat dan pengentasan akar masalah kemiskinan seperti program mikro kredit, pelayanan kesehatan gratis, penanganan gizi buruk, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui beasiswa
pendidikan dan pelatihan, serta advokasi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). “Lembaga seperti Dompet Dhuafa merupakan role model bagaimana pemanfaatan dana zakat, sedekah, dan wakaf digunakan dalam proyek pemberdayaan yang mengarah ke perubahan struktur,” terang Doktor bidang Sejarah Indonesia dan Studi Filantropi, lulusan Asia Institute, The University of Melbourne ini. Ketertarikan Amelia menekuni studi filantropi Islam berawal dari sebuah artikel tentang Social Justice Philantropy (Filantropi untuk Keadilan Sosial) pada tahun 2000 yang dibawa oleh Suzanne E. Siskel, salah seorang perwakilan dari Ford Foundation. Melalui tulisan tersebut ia menemukan bahwa gerakan filantropi menyimpan potensi besar dalam membangun masyarakat. “Dari situ mulai berpikir oh iya, iya. Sebenarnya kalau dalam Islam itu kan (filantropi) banyak. Apalagi Islam di Indonesia. Ada zakat, sedekah, wakaf, kurban, dan jenis yang lainnya,” ujar Deputi Direktur Lembaga Penelitian, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. Sayangnya, terang Amelia, sebagian besar dana filantropi tersebut tidak dikelola secara baik oleh organisasi yang profesional. Hal ini lantaran masyarakat lebih suka memberikan langsung kepada orang-orang yang dianggap tidak mampu sehingga hanya bertahan jangka pendek. Padahal, filantropi Islam di Indonesia
ini menyimpan potensi ekonomi yang sangat besar untuk kesejahteraan dan berpotensi mendorong keadilan sosial. Sejarah pun mencatat bahwa gerakan filantropi Islam di Indonesia memang sudah lama dipraktikkan bahkan dimulai sekitar abad ke 8-9 masehi. “Akhirnya dari situ tertarik untuk meneliti karena merasa sayang sekali. Potensi besar tapi tidak dimanfaatkan dengan efektif. Gak ada yang mikirin lagi dan studinya hampir gak ada,” terang salah satu pengurus Badan Wakaf Indonesia ini.
Kemiskinan itu, walaupun jauh pasti ada efek Pengagum sosok peneliti Muslim Ibnu Kholdun dan perawi Hadis terkemuka Bukhori ini mengakui bahwa istilah filantropi memang belum dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Dalam bahasa Indonesia, istilah yang cukup sepadan dengan filantropi adalah kedermawanan sosial. “Filantropi adalah kedermawanan sosial yang terprogram dan ditujukan untuk pengentasan masalah sosial seperti kemiskinan dalam jangka panjang, misal nya bukan dengan cara memberi ikan tetapi memberi kail dan akses serta keadilan untuk dapat memancing ikan,” jelas penulis buku Faith and the State: A History of Islamic Philanthropy in Indonesia ini. Sebagai peneliti, akademisi, dan praktisi filantropi Islam sejak 2004, ibu dari
Biodata: Nama Lengkap : Dr. Amelia Fauzia Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 25 Maret 1971 Suami : Amir Maruf Anak : Elkana Alifi Maruf Farhan Erucakra Maruf Pendidikan • S3, Program Doktoral, Asia Institute, The University of Melbourne. Bidang Sejarah Indonesia dan Studi Filantropi, 2004-2008 • S2, Master dalam Islamic Studies di University of Leiden, 1996-1998, cum laude. • S1, Jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1990-1995, cum laude. • Aliyah, Pesantren Darunnajah Jakarta, 1984-1990, cum laude.
dua anak ini pun aktif sebagai pembicara dalam berbagai seminar, work shop, dan dialog terkait filantropi baik dalam maupun luar negeri. Tulisan ilmiah alumnus pesantren Darunnajah Jakarta ini pun banyak dipublikasikan di berbagai jurnal ilmiah internasional. Kini, ia juga tengah aktif menjalankan Social Trust Fund (STF), sebuah lembaga nonstruktural di bawah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menggalang dan mendayagunakan dana filantropi Islam. Di lembaga tersebut, dosen yang hobi mendaki gunung ini menjabat sebagai wakil direktur. Amelia pun berharap masyarakat muslim bisa lebih mendermakan atau menyalurkan zakat, sedekah, atau wakafnya ke berbagai lembaga yang terpercaya. Sementara, lembaga yang dipercaya untuk mendayagunakan dana sosial masyarakat pun juga didorong untuk memanfaatkan melalui berbagai program pemberdayaan jangka panjang. “Jangan berpikir yang penting masyarakat di sekitar kita sudah sejahtera semua. Jadi kita tidak berpikir yang lain. Jangan pernah berpikir kalau kemiskinan itu tidak ada di sekitar kita, kita tidak dapat efek. Kemiskinan itu, walaupun jauh pasti ada efek. Efeknya apakah nanti menjadi tempat kumuh, banjirnya ke kita. Itu kan dampak tidak langsung. Kriminalitas. Dimanapun kemiskinan yang ada mesti kita bantu,” pungkasnya. n (gie)
Pengalaman Kerja dan Pekerjaan Saat ini:
• Deputi Direktur, Lembaga Penelitian, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2011-sekarang).
• Deputi Direktur, Social Trust Fund UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (2012sekarang).
• Anggota pengurus, Badan Wakaf Indonesia (BWI), Bidang Penelitian dan Pengembangan (2010-sekarang).
• Dosen Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2010-sekarang).
• Dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1999-sekarang).
• Direktur program Tabungan Kesehatan Masyarakat (2010-sekarang). • Anggota Council, Asian Muslim Action Network (AMAN), perwakilan untuk Indonesia (2011-sekarang).
• Direktur proyek penelitian internasional “Islamic Philanthropy for Social Justice in Muslim Societies, membawahi enam Negara: Mesir, Indonesia, India, Tanzania dan Inggris (2002-2004). • Peneliti Muda (Himpunan Penelitian dan Pengembangan Masyarakat – HP2M), Jakarta (1994-1995). 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
47
Kabar Pemberdayaan
Kabar Pemberdayaan
T
Sepekan di RST, Kondisi Wira Berangsur Membaik
B
OGOR – Setelah sepekan dirawat di RS. Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa, Parung, Bogor, Wira (9), penderita Marasmus Kwashiorkor atau penyakit gizi buruk kini kondisinya berangsur membaik. “Berat badannya sudah bertambah 1kg, dari awal masuk 12kg sekarang menjadi 13kg. Makannya juga sudah banyak, “ terang perawat yang selama ini merawat dan memantau kondisi kesehatan Wira, Jumat (3/5). Kulit Wira yang pada awalnya mengelupas dan mengering pun saat ini telah sedikit demi sedikit menghilang. “Sekarang udah agak mendingan, paling kadang kerasa gatel aja terus saya olesin minyak yang dikasih dari sini (RST Dompet Dhuafa),” ungkap Rohman (37), sang ayah. Saat ini Wira juga sudah dapat berkomunikasi dengan baik. Sebelumnya, ia hanya bisa menangis kesakitan lantaran penyakit gizi buruk yang dideritanya. Wira juga terlihat sudah bisa duduk dan bermain mobil-mobilan pemberian salah seorang donator.
48
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
Saat ini, pengobatan Wira mengikuti instruksi dari Poli Gizi Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, meliputi terapi perbaikan gizi dan penanganan keluhan lainnya. “Di RSCM, Wira dibawa ke Poli Gizi Anak dan disarankan untuk asupan dietnya dicukupi lagi, yaitu 1100-1600 kalori dan dinaikan secara bertahap. Poli Gizi Anak RSCM juga menyarankan untuk menghentikan penggunaan infus pada Wira, sehingga saat ini semua makanan dan obat masuk melalui oral,” kata Jufrialdy , dokter menangani Wira di RST. Jufrialdy menerangkan, satu minggu sekali Wira akan dibawa ke RSCM untuk mengetahui bagaimana perkembangan kesehatannya. Untuk penyembuhan Wira, imbuh Jufrialdy, diperkirakan bisa memakan waktu kurang lebih satu bulan lagi. “Targetnya kenaikan bobot tubuh terpenuhi yaitu sekitar 5-10 gram/kg/hari dan minimal 50 gram/kg/minggu. Dengan rincian diusahakan empat kali lagi kontrol ke RSCM,” pungkasnya. n (tie/yhm/gie)
ANGSEL – Sebanyak 28 pemuda muslim Filipina yang tengah menempuh pendidikan di Indonesia mengikuti On Day Management Workshop yang diinisiasi Dompet Dhuafa pada Kamis, (16/5) di Wisma Syahida, Tangerang Selatan. Loka karya tersebut bertujuan agar pemuda muslim Filipina, khususnya yang tengah studi di Indonesia, dapat membangun negaranya dengan jalan pergerakan kemanusiaan seperti melalui Lembaga Non Pemerintah atau Non-Governmental Organization (NGO). “Diharapkan mereka dapat membangun negaranya dengan jalan yang berbeda, bukan dengan perang. Hal ini karena hingga kini di Mindanau contohnya, salah satu daerah mayoritas muslim di Filipina, masih terdapat konflik yang berkepanjangan,” ujar Etika Setiawati, Manajer Aliansi Strategis Dompet Dhuafa. Menurut Etika, kondisi tersebut semakin mengkhawatirkan dengan fakta bahwa minimnya lembaga atau yayasan Islam yang ada di Filipina. Oleh karenanya, Dompet Dhuafa mendorong kesadaran terhadap mereka akan pentingnya pemuda bagi pembangunan negara melalui lembaga kemanusiaan di Filipina. “Tapi pada dasarnya mereka adalah aktivis di beberapa organisasi kepemudaan di negaranya. Dompet Dhuafa hanya menginisiasi dan mendorong mereka agar dapat membangun NGO atau komunitas di negara mereka sendiri,” jelas Etika. Lebih lanjut Etika mengatakan, dalam loka karya yang diadakan seharian tersebut, mereka mendapatkan gambaran bagaimana mengelola lembaga atau NGO kemanusiaan seperti membuat program inovatif dan efektif dalam memberdayakan masyarakat. “Mereka juga diberikan strategi bagaimana mencari donor dana atau fundraising,” imbuh Etika.
Dorong Semangat Kerelawanan Muslim Filipina, Dompet Dhuafa Gelar Loka Karya Manajemen NGO Salah seorang peserta, Syahraman, menyambut baik apa yang telah Dompet Dhuafa lakukan guna memberdayakan pemuda dan mengembangkan komunitas masyarakat melalui loka karya tersebut. “Sangat bermanfaat. Kami bisa punya ide dan gagasan untuk diterapkan di Mindanau khususnya. Bagaimana melngelola zakat dan mengembangkan NGO muslim di sana,” ujar Syahraman. Kandidat doktor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan mahasiswa Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam Arab (LIPIA) Jakarta ini berharap kerja sama ini bisa terus berlanjut. “Teman-teman menyambut baik Dom-
pet Dhuafa untuk menggemakan pemberdayaan muslim dalam bidang ekonomi, pembangunan, pendidikan dan sektor lain untuk memecah rantai kemiskinan,” pungkasnya. n (gie)
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
49
Konsultasi Keuangan
Nusantara istilah terorisme dalam Al-Qur’an, namun tak pernah menemukannya. Tidak hanya rasa penasaran terhadap Islam yang meng hinggapi hati warga Amerika Serikat, tapi kemudian mereka mendapat hidayah dan memeluk agama Islam. Pasca tragedi 11 September era pertumbuhan Islam paling besar terjadi di Amerika Serikat. Diperkirakan 8-9 juta muslim yang kini mendiami Amerika. 20.000 orang Amerika masuk Islam setiap tahun setelah pemboman itu. Pernyataan syahadat masuk Islam terus terjadi di kota-kota Amerika seperti New York, Washington, Los Angeles, California,
Oleh: Febiola Aryanti Islamic Financial Advisor & Educator Blog: www.fabfebi.com Follow twitter di: @FabFebi FB: Elsa Febiola Aryanti Kelas online: www.medidu.com Email:
[email protected]
Hati-Hati “Pemangsa” Pensiunan… Persiapan, persiapan dan sekali lagi persiapan, baik dari sisi mental, pengetahuan dan keuangan merupakan kunci dari masa pensiun yang cerdas, cermat dan tanpa cemas.
yang langsung mengecil, keinginan untuk mengoptimalkan dana tabungan yang masih ada untuk hasil yang sebesar – besarnya guna menutupi kekurangan penghasilan, mengakibatkan pensiunan mudah tertipu investasi bodong.
3. Penipuan Berkedok Bisnis
D
Ini biasanya rentan dialami oleh pensiunan dengan pensiun
ari pengalaman memberikan training persiapan pensiun,
yang dibayarkan sekaligus besar/lumpsum. Menerima uang dalam
mendampingin para pensiunan dan ehm…mengalami
jumlah besar secara sekaligus, membutuhkan kesiapan mental,
pensiun dini. Selalu saja ada orang yang tidak bertang-
pengetahuan tentang keuangan yang baik dan perencanaan
gung jawab yang memandang pensiunan sebagai sasaran empuk.
keuangan. Hal ini juga untuk melindungi pensiunan dari bujukan
Memanfaatkan keadaan, ketidaktahuan bahkan kebingungan
untuk berinvestasi sebagai pemodal di bisnis yang ternyata abal-
serta kesulitan dari para pensiunan untuk keuntungan pribadinya.
abal. Pensiunan akan dibujuk untuk menginvestasikan uangnya
Beberapa modus “pemangsa” pensiunan yang umum terjadi, saya pilihkan 3 dibawah ini:
dalam satu bisnis, dimana bisnisnya sendiri merupakan penipuan belaka. n
1. Rentenir perseorangan Pensiunan yang tdk menyesuaikan gaya hidupnya setelah pensiun, tidak membuat rencana keuangan dari jauh – jauh hari dan tidak mempunyai sumber penghasilan lain selain uang pensiun, sangat rentan untuk terjebak dalam hutang untuk memenuhi kebutuhan keuangannya. Rentenir yang mentarget pensiunan, biasanya menggunakan modus menahan buku tabungan yang bersangkutan, sehingga pada hari pengambilan pensiun, sang rentenir langsung “mendampingi” pensiunan yang bersangkutan mengambil uang pensiunnya dan membayar hutangnya. Ini rentan dialami oleh pensiunan yang mendapat uang pensiun bulanan.
2. Investasi Bodong Iming – iming hasil investasi yang fantastis menjadi modus utama penipuan pada pensiunan. Kepanikan karena penghasilan
50
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
Selalu saja ada orang yang tidak bertanggung jawab yang memandang pensiunan sebagai sasaran empuk.
komunitas Muslim di AS melakukan parade acara keagamaan mewujudkan toleransi umat.
Saatnya Selamatkan Episode ke-2 ala "Mike Tyson"
S
atu agenda besar Dompet Dhuafa akhir tahun 2012 lalu adalah mendirikan perwakilan di Amerika Serikat. Ini merupakan perwakilan ke-lima di luar negeri setelah Hongkong, Jepang, Australia dan Korea Selatan. Banyak orang yang bertanya kepada saya, mengapa Dompet Dhuafa mendirikan cabang di Amerika Serikat yang merupakan negara besar? Bukankah Dompet Dhuafa adalah lembaga amil zakat? Untuk apa membuat cabang di negara lain, sementara di negeri sendiri masih banyak fakir miskin? Bukankah Amerika Serikat negara yang selama ini memusuhi umat muslim? Tidak hanya memusuhi tapi kemudian yang melakukan diskriminasi terhadap umat Islam di sana? Semua pertanyaan ini memang menjadi asumsi dan paradigma kita selama ini. Tidak salah. Serangan 11 Sepetember 2001 ke gedung WTC dan Pentagon adalah bencana bagi Amerika dan umat muslim sedunia. Pasca serangan, berbagai tudingan dilontarkan kepada Islam dan ummatnya. Ba nyak ancaman dan intimidasi yang terjadi
tehadap muslim Amerika setelah kejadian itu, walaupun ini terbatas pada kelompok minoritas. Menurut survei tahun 2007, 53 persen muslim m erasakan kesulitan hidup di Amerika Serikat setelah serangan itu. Wanita Muslim yang menggunakan jilbab diganggu. Beberapa wanita muslim lebih memilih untuk tinggal di rumah, sedangkan yang lainnya untuk sementara meninggalkan pekerjaannnya. Beberapa kekerasanpun terjadi sebagai bentuk pelampiasan dendam t erhadap umat Islam di negara adidaya itu. Namun, Allah yang mengandalikan semua isi bumi. Tak luput satupun dari pengamatannya. Ketidaknyamanan muslim yang menetap di Amerika Serikat hanya terusik sesaat saja. Begitu penga kuan saksi sejarah 11 September 2011 seorang ulama terkenal di Amerika Serikat, Ustadz Shamsi Ali yang datang ke Padang beberapa waktu lalu. Warga Amerika Seri kat penasaran terhadap apa sebenarnya Islam. Sehingga Al-Qur’an menjadi kitab yang paling laris dibeli oleh warga Amerika Serikat pasca kejadian itu. Mereka mencari
Chicago, Dallas, Texas dan yang lainnya. Kondisi inilah yang melatarbelakangi dibukanya perwakilan Dompet Dhuafa di Amerika Serikat. Pertumbuhan warga Amerika yang masuk Islam belum lagi diimbangi dengan wadah pembinaan dan dakwah untuk para mualaf. Kita mende ngar Mike Tyson masuk Islam hingga naik haji, itu fakta. Namun, dengan keterba tasan sarana dakwah bagi para mualaf, kini Mike Tyson kembali lagi pada kondisi seperti sebelum syahadat. Fokus hadirnya Dompet Dhuafa di Amerika Serikat adalah dalam rangka membina para mualaf. Dompet Dhuafa dalam perkembangan nya tidak hanya sebagai lembaga amil zakat dan kemanusiaan, tapi juga menjadi lembaga dakwah internasional. Cita-cita dakwah yang sedang dilakukan Dompet Dhuafa adalah menciptakan para ulama dan dai dari warga Amerika Serikat. Tujuannya adalah setelah para ulama dan dai tercipta dari para mualaf itu, mereka sendiri yang akan mengembangkan Islam di tanah kelahirannya. n (Musfi Yendra, Branch Manager Dompet Dhuafa)
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
51
Komunitas
Komunitas
Colleger Radio
Portal Berita Pelajar SeIndonesia Presiden RI Pertama, Soekarno, pernah mengatakan, “berikan aku sepuluh pemuda, maka akan aku guncangkan dunia”. Salah satu cara untuk menilai keberhasilan suatu bangsa, adalah dengan melihat kualitas pendidikan, serta keadaan generasi mudanya. Mengapa demikian? Sebab di belahan dunia mana pun jiwa muda selalu diharapkan untuk menjadi agen perubahan, dengan semangat dan kekuatan mudanya tersebut.
O
leh sebab itu, sangat disayangkan bila kini masih banyak generasi muda, khususnya di Indonesia belum menyadari potensinya dan masih membuang waktu dalam aktivitas pasif. Hajon Mahdy Mahmudin, serta Djunita Permata Indah merupakan dua mahasiswa kreatif asal Pontianak, Kalimantan Barat yang sangat menyadari potensinya, sekaligus amat peduli dengan dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini terbukti dari upaya mereka mendirikan radio edukasi pada 12 April 2011, bernama ‘Colleger Radio’.
Komunitas Radio Colleger Radio merupakan radio komunitas bagi mereka yang peduli dengan dunia pendidikan secara luas, dan mencintai kreativitas. “Awal radio ini didirikan memang bertujuan agar dapat mewarnai dunia pendidikan, khususnya para siswa dan mahasiswa agar dapat bergerak secara positif. Jadi bila sebelumnya, saat kita mengetik kata ‘pendidikan’ sebagai keyword di Search Engine browser, maka yang muncul beragam temuan, mulai dari yang positif, pandangan negatif hingga info kekerasan. Namun sekarang bila kata tersebut diketik di Google misalnya, maka akan muncul berbagai info tentang Colleger Radio,” ungkap Sandika Dewi Rosalini, Promotion Manager Colleger Radio.
Menjangkau Nusantara Meski berpusat di Pontianak, namun anggota komunitasnya hampir di seluruh wilayah di Indonesia, seperti Sumatera, Bali dan Jawa. Colleger Radio bukanlah radio yang menggunakan gelombang frekuensi, melainkan streaming atau menggunakan koneksi internet, sehingga sangat mudah untuk mendengarkan radio komunitas satu ini. Hanya dengan mengunjungi laman http://www.e-campusradio.com maka berbagai acara menarik, meliputi musik, dan info pendidikan pun dapat langsung didengar. Kendati hanya radio komunitas streaming, tetapi Colleger Radio sudah cukup dikenal di berbagai daerah. Terlihat dari jumlah pengunjung web, dan pendengar radio harian yang terus mengalami peningkatan sejak didirikan. “Kami memang ingin menjadikan Colleger Radio sebagai portal beritanya seluruh pelajar di Indonesia, maka dari itu di situs atau web kami, terdapat pula berita-berita seputar kampus atau sekolah seluruh Indonesia, info beasiswa, opini mahasiswa serta lainnya. Kini agar jangkauan lebih luas, kami juga telah bekerjasama dengan beberapa media, salah satunya majalah On-line bernama ‘Nusantara’ yang juga dibaca oleh teman-teman di Australia,” ujar Sandika menambahkan.
52
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
Selain on-air, Colleger Radio pun melakukan berbagai kegiatan off-air seperti mengadakan lomba membuat roket air dan robot, juga menyelenggarakan berbagai workshop tentang pendidikan, serta penyiaran. “Seperti visi misi kami yang ingin dikenal oleh seluruh mahasiswa di Indonesia, maka kami tidak ingin hanya melakukan kegiatan siaran, tapi juga yang lainnya. Beberapa waktu lalu kami telah me-launching aplikasi Android pertama yang kami ciptakan. Ke depannya kami memang ingin juga menjadi salah satu komunitas yang dapat menyediakan konten-konten aplikasi berbasis Android. Semoga semuanya dapat terwujud,” tukas Djunita. n (Iit)
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
53
Unggah
Unggah tama lingkungan rumah. Hindari minum beralkohol karena dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ tubuh kita.
U
ngkapan mencegah lebih baik daripada mengobati seringkali kita dengar, bahkan kita ucapkan. Namun, banyak di antara kita yang lalai sehingga baru merasakan ungkapan tersebut ketika sedang sakit. Selain masalah biaya yang dikeluarkan cukup besar, juga mengganggu aktifitas atau pekerjaan kita. Untuk itulah, diperlukan pengetahuan dan pelaksanaan dari beberapa perilaku sehat dalam keluarga, agar keluarga kita dapat terhindar dari penyakit atau tetap sehat. Dengan keluarga yang sehat, maka diharapkan dalam keluarga kita saling menumbuhkan rasa cinta dan mampu beraktifitas dengan optimal serta menjadi keluarga yang harmonis dan bahagia.
1. Gunakan air bersih Syarat air bersih adalah tidak berwarna dan tidak berbau, serta kita perlu melakukan test di laboratorium untuk mengetahui kualitas air bersih di rumah atau lingkunagan kita. Yang dimaksud dengan air bersih disini bukan berarti air yang bisa diminum, tetapi merupakan air yang dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari keluarga kita seperti mencuci, memasak dan membersihkan lingkungan. Dari air bersih yang kita miliki, untuk dapat diminum haruslah dimasak terlebih dahulu agar kuman-kuman yang ada dalam air bersih tersebut dapat dihilangkan. Se hingga air yang kita minum akan menyehatkan dan tidak menimbulkan penyakit.
2. Cuci tangan dan Gosok Gigi Perilaku mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun haruslah menjadi kebiasaan karena dapat membunuh kuman-kuman yang menempel dalam tangan kita. Suatu keharusan dalam mencuci tangan adalah sebelum–sesudah makan dan sesudah buang air besar, setelah memegang barang kotor, sebelum menyajikan makanan, setelah korek-korek kuping, mulut, dan hidung. Lengkapi de ngan perilaku menggosok gigi secara rutin setiap hari minimal sebanyak dua kali, di waktu pagi dan malam hari.
54
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
7. Lakukan ”medical chek up”. Sebaiknya, kita pernah melakukan ”medical chek up” di fasilitas k esehatan yang berstandar untuk mengetahui kondisi kesehatan kita secara menyeluruh. Kadangkala secara gejala belum terlihat ada penyakit, namun ketika melakukan ”medical chek up” baru mengindikasikan kita mengalami penyakit tertentu. Karena itulah kita dapat melakukan pengobatan atau tindakan secara dini atas penyakit tersebut agar tidak menjadi lebih berbahaya diwaktu yang akan datang. Lakukan ”medical chek up” secara rutin, paling tidak 2-3 tahun sekali.
Keberadaan Posyandu (Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu) sangat berperan penting dalam peningkatan kesehatan masyarakat terutama bagi ibu-ibu dan anak balita. Mari dukung keberadaan Posyandu membantu meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita.
12 Perilaku Agar Tetap Sehat Kiriman: dr. Yahmin Setiawan, MARS, Dirut Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa
3. Pakai jamban sehat dan alas kaki Usahakan dalam rumah harus tersedia jamban yang sehat yang dapat dipergunakan setiap saat. Jamban sehat adalah model leher angsa, di mana model ini menghindari kemungkinan kontak antara tinja dengan lalat. Pada leher angsa ini terisi air, hingga bau tinja juga tidak bias keluar. Pembiasaan perilaku untuk buang air besar di tempat jamban yang sehat pada keluarga kita termasuk serta membiasakan menggunakan alas kaki (seperti sandal atau sepatu) saat beraktifitas.
4. Gerakkan tubuh setiap hari Kita harus lakukan aktivitas fisik
30 menit setiap hari, di mana yang dimaksud dengan aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Jenis aktivitas fisik yang bisa dilakukan bisa berupa kegiatan sehari-hari, yaitu: berjalan kaki, berkebun, kerja di taman, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai, naik turun tangga dan membawa belanjaan. Atau bisa juga berupa olah raga, yaitu: push-up, lari ringan, bermain bola,berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness dan angkat beban/berat.
8. Segeralah memeriksakan ke dokter apabila kurang sehat 5. Konsumsi buah dan sayur Biasakanlah pada keluarga kita untuk memakan buah dan sayur, karena banyak mengandung vitamin, serat, dan antioksidan yang penting untuk kesehatan tubuh kita. Lakukan proses pembersihan buah dan sayur dengan baik dan benar sebelum dimakan agar kandungan zat yang bermanfaat bagi tubuh kita tidak terbuang. Biasakanlah agar jangan jajan sembarangan di sepanjang tempat.
6. Tidak merokok dan minum beralkohol Rokok ibarat pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang di hisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, di antaranya yang paling berbahaya adalah Nikotin, Tar dan Carbon Monoksida (CO). Nikotin menyebabkan ketagihan dan merusak jantung dan aliran darah, sedangkan Tar menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker. Dan CO menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen, s ehingga sel-sel tubuh akan mati. Janganlah menjadi perokok aktif dan menyebabkan terjadinya perokok pasif pada lingkungan kita, teru-
Apabila dirasakan kondisi kita kurang sehat dan sudah dilakukan pengobatan yang sederhana atau tradisional tetapi tidak mengalami perbaikan, sebaiknya segera memeriksakan ke dokter terdekat. Janganlah menunda memeriksakan diri ke dokter, dikhwatirkan apabila terlambat akan dapat menyebabkan kesakitan lebih lanjut dan bahkan kematian.
9. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan Ketika seorang ibu akan melahirkan, sebaiknya proses melahirkannya/persa linannya ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih. Yang dimaksud tenaga kesehatan disini seperti dokter, bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikare nakan masih ada beberapa masyarakat yang masih mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan. Selain tidak aman dan penanganannya pun tidak steril, dikhawatirkan berisiko besar dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi.
10. Memberi ASI (Air Susu Ibu) pada bayinya Setelah proses persalinan berjalan de ngan lancar dan selamat ibu serta bayinya,
maka segera lakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) berupa pemberian ASI yang pertama kali ke luar, disebut dengan kholostrum. Dan ibu memberikan ASI selama 2 tahun dengan dukungan penuh dari suami dan keluarganya. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, karena selain kandungan gizi sempurna, juga mengandung “anti-body” suatu senyawa untuk melawan antigen atau penyakit infeksi.Dalam ASI terkan dung sangat banyak zat-zat yang memberikan kesehatan serta menghindari penyakit dan keadaan yang dapat membahayakan bagi si bayi dan ibu. Diharapkan, pembe rian ASI saja pada bayi oleh ibunya dilak sanakan minimal selama 6 bulan atau disebut dengan ASI Eksklusif.
11. Pantaulah pertumbuhan dan perkembangan balita Pada bayi berumur dibawah lima tahun (balita) yang ada dalam keluarga kita haruslah dipantau pertumbuhan dan perkembangannya. Memantau pertum buhan balita dapat dilihat dari penim bangan berat badan dan pengukuran tinggi badan tiap bulannya. Hal ini dapat dilakukan dengan membawa balita ke Posyandu terdekat di rumah kita secara rutin tiap bulannya, di mana akan dilakukan penimbangan dan pengukuran yang hasilnya akan dimasukkan kedalam Kartu Menuju Sehat (KMS). Selain itu, manfaat KMS juga mengingatkan kapan harus dilakukan imunisasi pada balita dan melihat perkembangannya.
12. Memberantas jentik di rumah, minimal sekali seminggu Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dan lain-lain yang dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur). n
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
55
Unggah
Emosi Indah yang Terjaga Kiriman: Sigit Yudhanarto
K
ala kita meminta orang untuk menyebutkan salah satu bentuk ekspresi emosi pasti “marah” merupakan jawaban klasik yang kita dapatkan begitu pula jika kita ingin meredakan amarah seseorang, pasti kita menggunakan kalimat “jangan emosi dong…?” tapi pernahkah kita mendengar atau kita sendiri menggunakan kalimat “jangan emosi dong” itu kepada orang yang sedang menangis, bersedih atau yang sedang berteriak karena bergembira? Suka tidak suka emosi itu pasti melekat pada diri manusia dan kita harus sadari itu, karena dengan kita bisa menyadari artinya itu merupakan langkah awal yang bijak dari upaya pengendalian emosi itu sendiri, sehingga tujuan a khirnya bukan menghilangkan emosi tetapi mengendalikan emosi agar tepat sasaran dan indah dilihat sampai kapanpun (tetap terjaga). Bila kita sedang membicarakan mengenai pengendalian emosi artinya kita juga sedang membicarakan tentang kecerdasan emosi seseorang karena hanya orang orang yang memiliki kecerdasan emosi yang baik yang mampu mengen
dalikan emosinya dia sendiri. Bisa dibayangkan jika kita tidak memiliki kecerdasan emosi yang baik atau rendahnya kecerdasan emosi kita misalnya kita sedang tertimpa musibah justru ekspresi yang diperlihatkan biasa-biasa saja atau bahkan tertawa terbahak-bahak, contoh lain misalnya saat kita sedang melihat acara komedi show di salah satu station TV yang seharusnya kita bisa terpancing tertawa atas kekonyolan pemerannya, justru kita menunjukkan ekpsresi yang datar-datar saja atau malah menangis atau yang satu ini mungkin sulit kita sadari sekaligus sering kita jumpai yaitu seseorang yang sedang meluapkan emosi marahnya secara membabi buta (tidak melihat situasi dan kondisi), terlepas dari budaya yang melekat pada diri nya pengekspresian emosi tersebut justru dapat membentuk presepsi baru yang bisa merugikan bagi dirinya sendiri. Dengan kurang atau tidak memiliki kecerdasan emosi seperti yang dicontohkan diatas ini bisa dijadikan salah satu parameter sehat atau tidaknya mental dan jiwa seseorang karena tidak adanya kepekaan emosi dari stimulus yang ia terima sebelumnya.
Memiliki kecerdasan emosi seperti itulah kita berharap bisa hidup lebih teratur, bahagia dan sukses sebab kita telah berhasil membangun kepercayaan diri sendiri.
56
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
Inti dalam pengelolaan emosi yaitu menempatkan emosi dengan semestinya dan mewujutkannya secara proposional (pada tempatnya dan tidak b erlebihan), artinya memang kalau kita mau marah silahkan saja marah namun harus dengan bijak jangan meletup letup atau berlebihan, lagi pula dalam mengekspresikan emosi marah tidak harus dengan berteriak teriak, alternatif lain dari mengekspresikan emosi marah yaitu dengan cara berbicara tegas terarah atau mungkin hanya dengan diam seribu bahasa pun orang sudah bisa tahu kalau kita sedang marah (selain harus melihat situasi dan kondisinya juga), yang pen ting harus diperhatikan jangan sampai mengganggu orang lain, membuat malu orang yang kita marahi atau lebih jauh lagi jangan sampai ada dampak lain diluar dari tujuan marah yang sebenarnya, begitu juga dengan mengekpresikan emosi gembira, jangan terlalu berlebihan dalam tertawa karena tidak semua orang pun suka mendengarnya. Jadi kuncinya kita harus bisa menyadari dan pandai mengelola atas ekspresi emosi yang kita miliki karena dengan dapatnya kita mengelola ekspresi emosional kita maka akan terlihat indah yang artinya orang yang dituju atau orang yang bisa mendengar dan melihat atas ekspresi emosional kita minimal tidak merasa terganggu justru mungkin bisa sampai ikut medukung atas ekspresi emosi yang kita perlihatkan seperti contohnya saat kita mendahului tepuk tangan dalam meresponse atas pidato atau motivasi yang sedang di dengarkan maka peserta lainpun akan ikut bertepuk tangan juga dan lain sebagainya. n
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
57
Teropong
Selesa
Bakso Bakar
Bakso Kikil
Jadilah Ngalamer, Nge-Bakso Setiap Hari Malang, sebuah kota berudara sejuk dan memiliki keindahan pemandangan alam juga memiliki icon kuliner sebagai Kota Bakso. Aneka bakso gampang ditemui di berbagai tempat seantero kota ini, dan bakso ibarat makanan pokok. Tanpa makan bakso setiap harinya terasa hambar dan bukan Ngalamer namanya. Ngalamer adalah sebutan asli untuk arek Malang. Berikut pilihan bakso dan beberapa kuliner khas Malang, Jawa Timur. Bakso President atau Bakso Ndredeg (Gemetar) Bakso dengan banyak variasi resep dan rasa. Ada bakso biasa, bakso urat, bakso pangsit, siomay, pangsit goreng, pangsit basah, bakso udang, hingga bakso goreng. Jika ingin melengkapi sajian jenis bakso ini, disediakan juga kentang, empal, keripik, emping, jerohan, dan daging. Bakso Cak Man Bakso unik paling populer di kota Malang, juga di seluruh Indonesia, punya banyak variasi menu seperti bakso urat, bakso tahu, bakso campur, bakso basah, bakso pangsit, hingga bakso spesial. Bakso Bakar Bakso yang bentuk penyajiannya ditusuk-tusuk seperti sate, dibaluri saus,
58
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
Semangat Oki Dalam Nilai-Nilai Kehidupan
dan kemudian dibakar seperti sate. Penikmat bakso ini bisa memilih mie putih atau kuning sebagai campuran sajiannya berikut kuah baksonya. Bakso Damas Pelopor bakso ukuran besar, baksonya sebesar bola-bola tenis. Setiap mangkuk berisi 2-3 bakso yang terbuat dari daging sapi atau didalamnya ditambah telur puyuh. Untuk melengkapi hidangan ini, tersedia gorengan tahu isi yang didalamnya berisi sayur rebung. Bakso Rambutan Bakso jenis ini dibuat dari daging sapi dan ayam yang kemudian ditambahkan dengan kulit pangsit yang dirajang tipis lalu dibalutkan pada adonan bakso tersebut. Karena bentuknyamirip buah rambutan, maka sering disebut bakso rambutan. Bakso Kikil Bakso daging sapi dengan campuran potongan-potongan kikil yang hampir memenuhi mangkuk hidangan baksonya. Mie Setan Mie pasta yang digoreng dengan sedikit minyak dengan beberapa pangsit dan siomay. Mie setan ini
B
Es Tawon pedasnya memiliki level-level yang dapat anda pilih sesuai selera anda. Level 1 menggunakan 12 cabe, level 2 menggunakan 25 cabe, level 3 menggunakan 35 cabe, level 4 menggunakan 45 cabe dan level 5 menggunakan 60 cabe. Es Tawon Minuman segar khas Malang ini, menawarkan es campur dengan memakai gula asli. Karena memakai gula asli maka banyak tawon bergerombol mengelilingi wadah gula tersebut. Pemburu kuliner jenis ini jangan kuatir dengan tawonnya, karena tidak akan mengganggu jika memang anda tidak mengganggunya. n
Judul : Catatan Hati Oki Setiana Dewi “ Melukis Pelangi “
Halaman
: 347 halaman
Penulis : Oki Setiana Dewi Penerbit : mizania ISBN : 978-602-9255-29-4
uku yang berisi sebagian kisah hidup sang penulis, Oki Setiana Dewi, mulai dari kecil sampai dia dewasa dan menjadi aktris utama film Indonesia yang cukup popular, Ketika Cinta Bertasbih. Dibuka dengan kisah kecilnya yang tinggal di sebuah kota kecil nun jauh dari Kepulauan Riau, Batam. Dengan beberapa prestasi yang ditorehkannya di kampung halaman tempat tinggalnya hingga di ibukota, Jakarta. Oki ingin berbagi bahwa disetiap waktu dan tempat itu bisa memberikan kesempatan untuk bisa berbuat lebih baik dan bermanfaat yang tidak saja bagi diri sendiri melainkan untuk masyarakat banyak. Oki memberikan nilai-nilai kehidupan secara bersunguh-sungguh, dengan cara bekerja keras, kenyakinan prima serta tekad yang patut diajungi jempol hingga ia bisa membuat bisa berhasil sampai saat ini. Tentang nazarnya, untuk memakai jilbab, dilakukannya untuk kesembuhan ibunya tercinta, pun dikisahkan dalam buku ini. Kesungguhan dalam menjalankan kehidupan, perjuangan yang pantang menyerah, pengorbanan meraih
mimpi, ketulusan dan kecintaan besarnya demi orang tua benar-benar menyentuh hati. Beberapa ayat Al-Qur’an dimasukkan dalam bagian-bagian pengalaman hidupnya, memberikan nilai religius yang cukup berarti. Oki menegaskan bahwa memang skenario Allah itu Maha Indah dan rejeki Allah tak pernah tertukar. Itulah perjalanan karir Oki yang dituangkan dalam buku ini. Terpilihnya dia menjadi tokoh Anna Althafunnisa dalam film Ketika Cinta Bertasbih yang tak disangka-sangka, karena sebenarnya dia mendaftar menjadi pemeran Husna. Di akhir kisahnya, penulis menampilkan doa yang dilantunkannya ketika berkunjung ke Tanah Suci. Oki tak hanya bisa akting ia juga bisa menulis memoar yang layak dibaca. —Habiburahman El-Shirazy, Sastrawan Indonesia penulis karya-karya fenomenal Asia Tenggara “Oki bertutur secara lugas dan jujur mengenai warna-warni yang terjadi dalam kehidupannya. Sama sekali tidak menggurui dan sangat memotivasi! Congratz, ya, OSD,” —Melly Goeslaw, penyanyi dan pencipta lagu. n
Disetiap waktu dan tempat itu bisa memberikan kesempatan untuk bisa berbuat lebih baik dan bermanfaat. Bakso Rambutan
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
59
Ufuk Cinta
Ufuk Cinta
Dibalik Sukses Khalifah Umar bin Abdul Aziz Mengoptimalkan Zakat
B
etulkah dengan zakat yang hanya 2,5% mampu mengulangi sejarah gemilangnya zakat yang dikelola pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Inilah langkah fundamental dalam mengelola zakat yang dilakukan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz pun pernah tercatat dalam sejarah Islam. Ia, dalam tempo cukup 2,5 tahun mampu memakmurkan negeri dari semenanjung Bagdad hingga Afrika, bahkan konon saat itu pasukan Iislam sudah di pintu gerbang kota Paris di sebelah barat dan negeri Cina di sebelah timur. Langkah ini, oleh khalifah yaitu dengan melakukan strategi penguatan serta pemberdayaan Baitul Mal sebagai wadah pengelola zakat. Kendati masa pemerintahannya hanya sekitar tiga tahun (99-102 H/818-820 M), namun ia akan terus dikenang sebagai khalifah yang berhasil menyejahterakan masyarakat. Mengapa demikian? Karena baru pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, tak ada rakyat yang berhak menerima zakat. Semua hidup berkecukupan, sehingga membuat pemerintah justru kebingungan dalam mendistribusikan dana zakat. Begitu besar kekuatan zakat, hingga dapat membuat sebuah negara tak memiliki satu pun warga miskin yang perlu dibantu. Kondisi semacam itulah yang terjadi pada masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz dari Bani Umayyah. Cucu dari Umar bin Khattab ini mampu mengelola zakat dengan sistem profesional, komprehensif, dan universal, sehingga hanya da-
60
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
harapkan berada dalam genggamannya. Setelah diangkat sebaga khalifah, beliau mengawali karir kekhalifahannya dengan memberikan harta keluarganya untuk diberikan ke Baitul Mal. Contoh ini merupakan sebuah gaya hidup yang diberikan khalifah kepada masyarakat untuk selalu bersifat dermawan. Sebaliknya, pengelola Baitul Mal pun merupakan kalangan yang profesional yang disertai dengan akhlak pemurah dan dermawan.
Minimal cost dan nilai kepantasan lam waktu dua tahun enam bulan, seluruh rakyatnya makmur. Banyak kisah yang membuktikan keberhasilan tersebut, salah satunya diriwayatkan Ibnu Abdil Hakam, Yahya bin Said, seorang petugas zakat masa itu berkata, “Saya pernah diutus Umar bin Abdul Aziz untuk memungut zakat ke Afrika. Setelah memungutnya, saya bermaksud memberikannya kepada orang-orang miskin. Namun, saya tidak menjumpai seorang pun. Umar bin Abdul Aziz telah menjadikan semua rakyat pada waktu itu berkecukupan. Akhirnya, saya memutuskan untuk membeli budak lalu memerdekakannya.” Tak hanya itu, Abu Ubaid juga mengisahkan bahwa, Khalifah Umar bin Abdul Aziz mengirim surat kepada Hamid bin Abdurrahman, Gubernur Irak, agar membayar semua gaji dan hak rutin di provinsi itu. Dalam surat balasannya, Abdul Hamid berkata, “Saya sudah membayarkan semua gaji dan hak mereka. Namun, di Baitul Mal masih terdapat banyak uang.” Kemudian Khalifah Umar memerintahkan, “Carilah orang yang dililit utang tetapi tidak boros. Berilah dia uang untuk melunasi utangnya.”Abdul Hamid kembali menyurati Khalifah Umar, “Saya sudah membayarkan utang mereka, tetapi di Baitul Mal masih banyak uang.”
Rekam jejak keteladanan beliau Keahlian Khalifah Umar dalam mengatur perekonomian negara dengan zakat sungguh luar biasa. Ia berhasil
mengembangkan sistem zakat yang dibuat kakeknya, serta menunjukkan bahwa kecerdasan Umar bin Khattab pun ada dalam dirinya. Meski rakyatnya telah hidup nyaman dan makmur, namun dengan ahlak mulianya, Khalifah Umar tetap hidup dalam kesederhanaan, kejujuran, dan kezuhudan. Bahkan sejak awal menjabat khalifah, beliau telah menunjukkan kejujuran dan kesederhanaannya. Ini dibuktikan dengan tindakannya mencabut semua tanah garapan dan hak-hak istimewa Bani Umayyah, serta mencabut hak mereka atas kekayaan lainnya yang mereka peroleh dengan jalan kekerasan dan penyalahgunaan kekuasaan Bani Umayyah. Khalifah Umar memulai dari dirinya sendiri dengan menjual semua kekayaannya dengan harga 23.000 dinar (sekitar Rp 12 miliar) lalu menyerahkan semua uang hasil penjualannya ke Baitul Mal. Sungguh merupakan sosok pemimpin yang harus dicontoh oleh para pemimpin kita saat ini. Rekam jejak teladan yang ditunjukkan oleh sang khalifah, dalam mengoptimalkan Baitul Mal dalam era kepemimpinannya.
Beliau sangat hati-hati dalam menggunakan anggaran pemerintahan, bukan berarti tidak adanya dukungan dana dalam kegiatan roda kekhalifahannya. Hal ini diperlihatkan agaimana beliau memeran seorang pemangku kebijakan dikisahkan Suatu hari disaat beliau hendak tidur malam datang utusan, Utusan itu masuk, dan Umar memerintahkan untuk menyalakan lilin yang besar milik negara untuk
mengadukan keadaan umat di wilayahnya namun tatkala pindah ke topik pribadi khalifah, beliau segera memerintahkan untuk menyalakan lilin kecil yang berasal dari dan pribadi khalifah.
Hindari menerima hadiah Dikisahkan dari Amir bin Muhajir bahwa suatu hari Umar bin Abdul Aziz ingin sekali makan apel. Lalu salah seorang lelaki dari anggota keluarganya menghadiahkan apel kepadanya. Umar berkata, “Betapa harum dan enaknya apel ini.” Setelah itu, dia berkata, “Wahai pelayan, kembalikan apel itu kepada orang yang telah memberikannya dan sampaikan salam kepada tuanmu, katakan kepadanya: “Hadiahmu telah sampai kepadaku sebagaimana yang engkau inginkan.’ Saya (Amir bin Muhajir) pun berkata, “Wahai Amirul Mukminin, yang memberikan ini adalah anak lelaki pamanmu yang adalah salah seorang lelaki dari keluargamu. Bukankah engkau juga sudah mendengar kalau Rasulullah shallallahu’alaihi
Metode Ta
Keadilan ditegakkan Alkisah, Umar bin Abdul Aziz pernah berkata: “Bangunlah keadilan kau akan merasa aman. Sebab dengan bersikap demikian, seorang pemimpin telah memberikan hak-hak rakyatnya secara benar dan proporsional. Bila rakyat mendapatkan haknya maka otomatis kejahatan tidak ada. Bila kejahatan tidak ada maka akan tercapai rasa aman.” Dan, masa-masa kepemimpinannya, ia memangkas pajak dari orang Nasrani. Tak cuma itu, ia juga menghentikan pungutan pajak dari mualaf. Kebijakannya itu telah menumbuhkan simpati dari kalangan non Muslim sehingga mereka beramai-ramai memeluk Islam. n (Iit/Dari berbagai sumber)
Dompet Dhuafa dan Cinta Quran mempersembahkan :
Metode Tahrir
Metode Super Cepat dan Super Mudah Belajar Membaca Alquran hanya 6 jam!
Sabtu, 25 Mei 2013, Pukul 09.00-16.00 WIB Gd Wakaf Pro Jl Sidomukti No. 99 H (samping taman makam pahlawan Cikutra)
Bederma sebagai gaya hidup Umar bin Abdul Aziz (salah seorang penguasa di antara penguasa-penguasa Dinasti Umawiyah), sebelum menjadi khalifah, setiap hari mengganti pakaian lebih dari satu kali. Ia memiliki emas dan perak, pembantu dan istana, makanan dan minuman, serta segala yang ia inginkan dan
Dompet wa sallam juga memakan hadiah yang Dhuafa dan Cin diberikan kepadanya?” Umar berkata, mempersembahk “Celaka kamu. Hadiah pada masa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam adalah memang benar benar hadiah, sedangkan hadiah pada hari ini bagiSuper kami adalah Metode Cepatpenyuapan”. dan Super Mudah Belajar
6 Alasan Kuat Mengikuti Metode TAHRIR 1. Dapat diikuti bahkan oleh yang belum bisa membaca Alquran sama sekali 2. Metode sangat mudah, simpel dan praktis bisa dipahami semua tingkatan usia 3. Waktu belajar yang singkat dengan suasana belajar yang menyenangkan 4. Proses belajar yang memastikan setiap peserta lancar dan benar membaca Alquran 5. Merupakan Metode pertama di Indonesia diajarkan tanpa menulis dan tanpa hafalan 6. Dibimbing oleh master Trainer yang memiliki kompetensi dan profesional di bidangnya Garansi Program Cinta Quran memberikan Lifetime Warranty yakni jaminan Gratis mengikuti pembelajaran seumur hidup jika peserta tidak paham dengan metode yang diajarkan.
Trainer : Ust. Harun Al Rasyid Biaya belajar Rp 499.000,-/orang
Disko
n
50% Bagi D onat Dompe t Dhu ur afa
Fasilitas : Workbook Materi, CD Audio Book, Goody bag, Lunch, Coffee Break, Voucher belajar di Cinta Quran senilai Rp 1.000.000,-. Total manfaat senilai Rp 1.500.000,-
Bentuk Training Seluruh program yang diselenggarakan oleh Cinta Quran menggunakan sarana multimedia yang melibatkan peserta secara aktif. Siapa Peserta Program Ini ? Anda yang belum bisa dan ingin melancarkan membaca Alquran namun memiliki keterbatasan waktu. Anda yang sudah mencoba bermacam metode belajar Alquran dan belum merasakan manfaatnya. Para tenaga pengajar Alquran yang ingin mengembangkan metode pembelajaran membaca Alquran.
61
Untuk Pendaftaran dan informasi lebih lanjut, 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta 021 - 7416050 ext : 351 atau 0857 101 22909 (oudy)
Transparansi Dana ZISWAF Dompet Dhuafa
Rekening Cabang atas nama Yayasan Dompet Dhuafa Republika Dompet Dhuafa Singgalang Zakat BNI SYARIAH 234 22222 4
PENERIMAAN Jumlah penerimaan dana masyarakat yang diterima selama bulan Februari 2013 sebesar Rp 11.376.755.156,99 Bagi hasil yang diterima sebesar Rp 103.899.970,97 berupa bagi hasil dari rekening syariah, pemanfaatan idle cash dalam bentuk deposito dan surplus dari investasi wakaf produktif, dan penerimaan lain-lain merupakan penerimaan atas hasil penjualan buku.
akselerasi SMART EI dan Institut Kemandirian. - Program bidang Kesehatan: Program Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Ciputat, operasional Rumah Sehat Terpadu (Parung), Operasional LKC Jogja dan Operasional LKC Sulsel. - Program bidang Sosial Masyarakat: program layanan darurat bagi dhuafa melalui Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) yang terdiri dari pemberian bantuan insidentil untuk pendidikan, pengobatan, usaha, program bina santri lapas, program bimbingan pasien dan Shelter pasien, program Ibu Tangguh, pejuang keluarga, tebus ijazah dan tunas keluarga, program benah musholla, program bersih itu sehat (BIS), - Program Ekonomi : Operasional STF (Social Trunst Fund) jakarta barat, STF wasior dan mentawai. - Program bidang Kemanusiaan : Migitasi bencana melalui Disaster Manajemen Center (DMC), Bantuan recovery pasca banjir di Ulujami, respon bantuan logistik untuk banjir kampung melayu.
PENGGUNAAN Penggunaan atas dana yang terhimpun selama bulan Februari 2013 diantaranya untuk membiayai program reguler maupun non reguler sebagai berikut: a. Program Reguler - Program bidang Pendidikan: Beastudi Indonesia merupakan program pemberian beasiswa yang dilengkapi dengan kurikulum pembinaan untuk mahasiswa, terdiri dari beasiswa Etos, beasiswa Bakti Nusa, Beasiswa SEBI, beasiswa S2.. Makmal Pendidikan, Sekolah Guru Ekselensia Indonesia, Sekolah
b. Program Non regular - Penyaluran program air untuk kehidupan di Adonara NTT, Program beasiswa dan pendampingan sekolah trakindo, Program Pemuda tangguh berupa pelatihan vocational kerjasama dengan Prudential, Penyaluran program rumah tahfidz kerjasama dengan IPPHO, Program pemberdayaan pedagang makanan jajanan sehat kerjasama dengan Hypermart Depok. - Penulisan buku Jangan tunggu tenggelam dan perihal kemiskinan, Terjemahan annual report 2011.
LAPORAN AKTIVITAS YAYASAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKA PER 01 s/d 28 Februari2013 PENERIMAAN
Akumulasi
Februari
Penerimaan Masyarakat
Zakat
6.214.511.015,68
12.757.058.741,31
Infak
2.249.723.504,31
4.770.232.276,11
Infak Terikat
2.223.025.943,00
2.223.025.943,00
Dana Kemanusiaan
320.345.612,00
1.561.389.235,92
Wakaf
369.149.082,00
712.484.135,00
103.899.970,97
199.847.957,15
Bagi Hasil Penerimaan Lain-lain
12.621.250,00
14.411.250,00
Total penerimaan
11.493.276.377,96
22.238.449.538,49
PENGGUNAAN
Penyaluran Program Program Pendidikan
Program Kesehatan
Program Sosial Masyarakat Program Ekonomi
Program Kemanusiaan Program Advokasi
6.171.406.367,00
2.552.333.540,00
5.112.041.568,00
570.665.377,00
1.249.798.740,00
234.938.500,00
1.403.618.075,00
151.359.043,00
467.623.818,00
10.498.100,00
89.581.300,00
524.966.740,00
596.372.340,00
7.828.934.755,00
15.090.442.208,00
589.547.935,00
1.303.736.484,00
1.637.782.095,34
2.894.506.907,10
Total Penggunaan 10.056.264.785,34
19.288.685.599,10
-
-
1.437.011.592,62
2.949.763.939,39
Program Pengembangan Jaringan
Total Penyaluran Program Biaya Sosialisasi ZISWAF Biaya Operasional Kantor
Surplus (Defisit) Saldo Awal
SALDO AKHIR
62
3.784.173.455,00
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
-
-
163.260.704.319,95
161.747.951.973,18
-
-
164.697.715.912,57
164.697.715.912,57
PENGGUNAAN DANA LAZ Dari total penyaluran yayasan sebesar Rp 7.828.934.755, yang dipergunakan oleh LAZ (dana zakat non amil) sebesar Rp 6.263.105.993 dengan alokasi penggunaan berdasarkan asnaf sbb: - Asnaf fakir miskin : Rp 5.415.581.280 - Asnaf fisabilillah : Rp 847.524.713 SALDO DANA Karena baik standar akuntansi nirlaba (PSAK 45) maupun standar akuntansi LAZ mensyaratkan pencatatan transaksi keuangan menggunakan dasar akrual, maka jumlah saldo dana diatas sebesar Rp 164.697.715.912,57 tidak sama dengan kas. Dari jumlah ini yang berupa kas dan setara kas hanya sebesar Rp 39.521.011.203,35 Selebihnya telah dipergunakan dalam bentuk aktiva tetap operasional, aktiva tetap program, dana bergulir, investasi produktif (dana wakaf), Uang muka kegiatan, biaya-biaya dibayar dimuka, dan piutang. giatan, biaya-biaya dibayar dimuka, dan piutang.
234 66666 6 111 000 500 5000
DOMPET DHUAFA SINGGALANG
DOMPET DHUAFA SINGGALANG
Infak BNI SYARIAH MANDIRI
YAY. DOMPET DHUAFA
2100 0105 0297 1
YAY. DOMPET DHUAFA
Dompet Dhuafa Sumatera Selatan Zakat BNI SYARIAH 969 69337 8
DOMPET DHUAFA SUMSEL - ZAKAT
MANDIRI
113 000 765 3482
969 693 356 113 000 765 3474
DOMPET DHUAFA SUMSEL-INFAQ
DOMPET DHUAFA . SUMSEL - ZAKAT
Infak BNI SYARIAH MANDIRI
444 667 8887
DOMPET DHUAFA RIAU ZAKAT
Infak BNI SYARIAH
444 6677 792
DOMPET DHUAFA RAIU INFAQ
Dompet Dhuafa Banten Zakat BNI SYARIAH
1 6666 5555 6
YAY. DDR - BANTEN
Infak BCA
2454 000 551
BSM
146 006 4444
YAY. DDR - BANTEN
BCA MANDIRI MEGA SYARIAH
245 4000 331 155 000 2200 221 1000 1000 54
YAY. DOMPET DHUAFA
BNI SYARIAH BCA
155 556 666 8 802 00 999 42
YYS. DOMPET DHUAFA REPUBLIKA-DD JOGJA
Infak BNI SYARIAH
188 889 9995
YYS. DOMPET DHUAFA REPUBLIKA-DD JOGJA
137 001 008 3190
YAY. DOMPET DHUAFA
137 000 789 007 8 8020 158 787
YAY. DOMPET DHUAFA REPUBLIKA - JOGJA
MANDIRI
MANDIRI BCA
Zakat BNI SYARIAH BCA
331 155 7741 009 535 9481
YAY. DOMPET DHUAFA
MANDIRI
135 000 9996 909
009 535 9472 331 155 7729 135 000 9996 875
YAY. DOMPET DHUAFA
YAY. DOMPET DHUAFA
BCA BNI SYARIAH MANDIRI
Dompet Dhuafa Jatim Zakat BMI MANDIRI BCA
0000 124 511 142 000 766 666 1 064 047 2111
YAY. DOMPET DHUAFA
Infak BCA MANDIRI JATIM SYARIAH
064 070 2222 142 000 7333 445 610 100110 0
YAY. DOMPET DHUAFA
Dompet Dhuafa Sulsel Zakat BMI
801 00118 15
DOMPET DHUAFA REPUBLIKA
152 001 176 0051
YAY. DOMPET DHUAFA
801 00119 15 015 93871 45
DOMPET DHUAFA REPUBLIKA
MANDIRI
Infak BMI BNI SYARIAH
Dompet Dhuafa Kaltim Zakat BSM
022 004 000 5
DOMPET DHUAFA KALTIM QQ ZAKAT
601 00107 15 1911 3688 33 149 900 043 11082
DOMPET DHUAFA KALTIM QQ ZAKAT
601 00108 15 009 508174 0
DOMPET DHUAFA KALTIM QQ INFAQ
BMI BCA MANDIRI
Infak BMI BNI SYARIAH
YAYASAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKA
MANDIRI
149 0004 26389 5
DOMPET DHUAFA KALTIM
103.00014.15
DOMPET DHUAFA BANDUNG
007.00.888.33 0083.053.442
DOMPET DHUAFA BANDUNG
MANDIRI BANK NAGARI
111 000 500 4888 2100 0105 00296 8
DOMPET DHUAFA SINGGALANG
Dompet Dhuafa Riau Zakat
BNI SYARIAH
BANK NAGARI
DOMPET DHUAFA SINGGALANG
DOMPET DHUAFA SUMSEL-INFAQ
YAY. DOMPET DHUAFA YAY. DOMPET DHUAFA
Dompet Dhuafa Jogja Zakat YAY. DOMPET DHUAFA
YAY. DOMPET DHUAFA
Dompet Dhuafa Jawa Tengah Infak YAY. DOMPET DHUAFA
YAY. DOMPET DHUAFA REPUBLIKA. JATIM YAY. DOMPET DHUAFA
YAY. DOMPET DHUAFA YAY. DOMPET DHUAFA
YAY. DOMPET DHUAFA REPUBLIKA. JATIM YAY. DOMPET DHUAFA
DOMPET DHUAFA SULSEL
YAYASAN DOMPET DHUAFA KALTIM (INFAQ)
YAY. DOMPET DHUAFA
Dompet Dhuafa Jabar Zakat BMI BSM BCA
Infak 101.00209.15 007.0017849 0083.053.523
BMI BSM BCA
DOMPET DHUAFA BANDUNG
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
63
Lirih
Lirih
Yati:
Senyumannya Nyaris Pupus
Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah, sebab tak ada yang tak mungkin di dunia ini bila Allah sudah berkehendak.
D
i saat banyak orang dapat beraktivitas normal setiap hari, Yati, perempuan berusia 50 tahun ini justru harus terbaring lemah di salah satu kamar Rumah Sakit Terpadu (RST) Dompet Dhuafa, Parung, Bogor. Tubuh mungilnya terlihat semakin kurus dan anggota tubuhnya pun kian sulit untuk sekedar digerakkan. Ia hanya bisa pasrah, sembari memanjatkan doa kepada Sang Pemilik Hidup agar diberi kesembuhan segera. Sejak 15 Maret 2013 lalu, Yati memang tak punya pilihan, selain menjadi
64
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
salah satu pasien di RST Dompet Dhuafa. Hal itu dikarenakan, virus kanker yang berada dalam tubuhnya, semakin lama terus menggerogoti dan menjadikan daya tahan tubuhnya menurun. Jangankan untuk berjalan, bahkan bangun dari tempat tidur pun, terasa amat sulit bagi ibu dua anak ini. “Awalnya dia mengeluh pusing terus, tapi lama kelamaan malah semakin parah. Padahal dia ini sebelumnya bekerja juga di tempat pengobatan herbal, tapi malah dia yang sekarang sakit,” ungkap Samekto, saat sedang menjaga Yati. Sebagai suami, Samekto merasa sangat sedih tak tertahankan, membuat air matanya berlinang setiap melihat keadaan istrinya yang bertambah lemas. Namun ia sadar harapan masih selalu ada, sehingga tak ada alasan baginya untuk menyerah. Satu hal yang paling diinginkannya saat ini adalah, melihat istri tercintanya kembali sehat, serta dapat tersenyum lagi. Kini Yati masih bisa berkomunikasi, walau dengan suara sangat pelan. “Saya ingin sembuh”, ujarnya dengan kalimat terbata-bata bahkan nyaris tidak terdengar. Kontan mendengar jawaban itu suasana di kamar pasien pun semakin mengharukan. Ditambah lagi, Yati kemudian menangis bersama suaminya. Apa pun yang terjadi jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah, sebab tak ada yang tak mungkin di dunia ini bila Allah sudah berkehendak. Tangisan Yati dan sang suaminya bisa merupakan doa dari pasangan ini untuk tetap bisa menjalani kehidupan seraya memohon pertolongan hanya kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. n
“R
asanya sedih bener saat dokter bilang kalo saya kena penyakit liver. Saya nyesel nggak jaga kesehatan. Dulu sewaktu saya masih sehat, saya suka nongkrong-nongkrong di pasar, juga sering begadang sama teman-teman sampai pulang pagi. Paling kalo udah nongkrong, ya cuman ngobrol-ngobrol doang. Sekarang udah kena liver begini, saya nyesal banget dan pengen cepet sembuh,” ungkap Hardiyanto (31), salah satu pasien Rumah Sehat Terpadu (RST) Dompet Dhuafa, Parung, Bogor, yang hingga saat ini baru berbaring lemas di ruang perawatan. Yanto, sapaan akrab pria lajang ini, sehari-harinya berprofesi sebagai pedagang jamu dan tukang parkir. Ia menceritakan pendapatannya yang tak tentu dari profesinya tersebut, namun ungkapan rasa syukur terus diucapkannya. “Alhamdulillah, saya nggak bisa pasti nyebutin berapa penghasilan sehari-harinya, karena emang tidak tentu hasilnya. Namanya juga dagang jamu sekalian jadi tukang parkir, berapa pun rezeki yang Allah kasih saya sangat bersyukur. Untuk bantu orang tua juga buat keperluan sehari-hari,” terangnya. Didampingi sang Ibu, Wati (54), sang ibu menceritakan keprihatinannya perihal penyakit yang diderita anaknya tersebut. “Ya Allah kadang sedih kalo lihat kondisi Yanto kayak gini. Perutnya kan agak membesar karena ada cairan, kemarin sama dokter juga udah disedot. Cuma keadaanya aja y ang masih lemes. Setiap waktu saya berdoa Yanto bisa cepet sembuh dan bisa sehat lagi,” harap sang ibu. “Kan sekarang Yanto lagi dirawat di RST, suami saya kerjanya macul (mencangkul, red) di kebon, nanem-nanem gitu. Alhamdulillah meski jadi buruh serabutan tapi bisa cukup hasilnya untuk sehari-hari. Saya mah nggak berharap apa-apa selain keluarga saya diberi kesehatan. Sekarang Yanto aja sedang sakit, jangan sampe ada lagi orang di rumah saya juga ikut-ikutan sakit,” tambahnya. Sesekali sang Ibu memijat tangan Yanto yang masih terpasang infus, memeriksa bagian selang infusnya, kuatir
Hardiyanto:
Cepat Sembuh dan Ingin Berkeluarga
cairan infusnya terhenti. Sambil menatap anaknya dalam-dalam, Wati masih sempat menyampaikan harapannya agar sang anak yang selama ini juga menjadi bagian tulang punggung keluarganya, bisa cepat mendapatkan pendamping hidup. “Saya berharap Yanto bisa secepat sembuh dan sehat lagi. Mudah-mudahan Yanto bisa murah rezekinya dan bisa dapat jodoh juga, kan umurnya juga udah 31, saya ingin dia cepat berkeluarga, karena temanteman sebayanya juga udah banyak yang pada nikah. Saya sih yakin kalo Yanto sudah berkeluarga, dia bisa jaga kesehatannya dan malah giat cari rezeki meskipun cuma jualan jamu dan tukang parkir,” harapnya. n (Uyang)
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
65
Nikmati konten premium majalah
Kontemplasi
Men’s Obsession di
iPad, iPhone, dan smartphone lain berbasis Android, serta personal computer Anda.
Rindu Oleh: Parni Hadi
A
dakah yang lebih indah untuk diucapkan, didengarkan dan ditulis daripada kata rindu? Rindu terdengar begitu merdu. Rindu mengandung unsur kesyahduan. Rindu menyangkut sesuatu yang indah, damai, nyaman dan membahagiakan. Rindu memanggil masa lampau untuk kembali. Setiap orang punya se suatu yang indah di masa lampau untuk dikenang. Saya sedang tidak sentimental. Tapi, saya menemukan kata “kangen”, padanan rindu dalam bahasa Jawa terdengar juga begitu nyaman, menghibur, memberi harapan. Tidak seorang pun, saya pikir, akan meneriakkan kata “kangen” atau rindu dengan mene riakkannya keras-keras. Apalagi, dengan nada mengancam, menghardik, membentak dan marah-marah. “Kangen” akan diucapkan dengan kalem, lemah lembut, penuh kasih sayang, mengiba minta dikasihani, penuh kemesraan. Setiap orang punya sesuatu untuk dirindukan. Saya sedang tidak jatuh cinta kepada seseorang. Tapi, saya menemukan kata cinta juga terdengar begitu indah dan mesra. Tidak ada orang yang menyatakan perasaan cintanya dengan berteriak. Juga tidak dalam keadaan buru-buru, keburu nafsu. Diungkapkan dalam bahasa apa pun, “love, “Liebe”, cinta dan “tresno” kede ngarannya menenteramkan hati. Ini menunjukkan kandungan makna kata itu bersifat universal. Setiap orang punya seseorang untuk dicinta, kekasih, pasangan hidup, teman, saudara, handai taulan, keluarga, orang tua dan terutama ibu. Tentu, cinta bukan hanya terhadap yang berupa manusia, tapi juga kepada makhluk hidup yang lain, benda dan juga, jangan lupa, cita-cita!. Rindu karena cinta sesuatu yang indah, membahagiakan dan menenteramkan sering diiringi kegelisahan atau kegalauan. Bukan kegelisahan yang menyusahkan, tapi yang menggairahkan. Para pecinta yang berbahagia, mungkin anda bertanya akan ke mana tulisan ini bermuara? Ini bukan sebuah kisah cinta asmara, rindu menggebu yang mengharu biru dan gelisah tanpa arah, apa lagi yang penuh amarah. Ini rindu dan cinta kepada keadaan Indonesia yang lebih baik daripada sekarang ini. Keadaan yang dulu sering dilukiskan oleh para pujangga dan dhalang sebagai “ijo royo-royo, gemah ripah, loh jinawi, toto tentrem karto raharjo” itu. Subur makmur, tertib, tenteram dan sejahtera. Kalau mau lebih singkat: adil makmur. Dan, dalam bahasa Islam disebut: “baldatun thoyibatun warobbun ghofur”. Negeri yang adil, makmur, sejahtera dan diberkahi Allah. Pernahkah keadaan seperti itu benar-benar terwujud? Apakah itu bukan hanya ucapan puja-puji para pujangga keraton untuk
menyenangkan sang raja dan penguasa? Masih banyak pertanyaan serupa yang menggugah dan sekaligus menggugat. Keadaan yang serba ideal seperti itu tidak mungkin seratus persen terwujud. Ungkapan itu adalah sebuah “Das Sollen”, sesuatu yang diharapkan. Sebuah cita-cita! Tapi, dalam tingkat personal dan bahkan komunal, keadaan seperti yang dilukiskan itu tentu pernah kita alami dengan kwalitas tertentu, minimal di masa kecil. Itulah yang perlu kita rindukan untuk mewujud sesuai kondisi jamannya. Jadi, bukan mengembalikan persis kondisi seperti masa lampau, melainkan kwalitas kerukunan, kegotongroyongan dan kedamaian masyarakatnya. Syukur, bisa lebih baik lagi. Indonesia kini hingar bingar dengan gelisah penuh amarah dan berbau darah, caci maki, korupsi di hampir semua lini dan urat nadi pranata pemerintahan dan sosial, sikap memusuhi orang-orang lain yang berbeda keyakinan sampai tega mengusir dari tempat tinggal dan bahkan membunuhnya. Tentu, ini bukan Indonesia yang kita rindukan dan cita-citakan! Kini mulai diserukan perlunya pemimpin jenis baru yang meneladani perilaku para nabi atau “Prophetic Leader” alias pemimpin profetik. Pemimpin jenis baru yes, tapi yang lebih penting seha rusnya mulai dari diri kita masing-masing. Bentuknya mudah: berperilaku belas kasih, “welas asih”, atau “compassion”, menolong sesama dengan dan karena Cinta. Salah satu contohnya: membayar zakat. Tiada cinta tanpa peduli dan berbagi. Kegelisahan, rindu dan cinta untuk Indonesia yang lebih baik mari kita wujudkan dengan penuh gairah melalui cara-cara yang indah, penuh kasih sayang sebagai ibadah dan semata berharap kepada ridha dan berkah dari Allah, Sang Maha Pecinta. Oh, aku rindu itu!. n
Hanya dengan $ 5,99, miliki Konten mewah di tangan Anda. Harga special untuk berlangganan 6 bulan ($ 30,99 ) dan 1 tahun ($ 49,99)
Tentu, cinta bukan hanya terhadap yang berupa manusia, tapi juga kepada makhluk hidup yang lain, benda dan juga, jangan lupa, cita-cita!. Informasi lebih lanjut, hubungi: 0818883964 atau 08129670679
66
Swaracinta 27 / Tahun III / Mei - Juni 2013
27 / Tahun III / Mei - Juni 2013 Swaracinta
67