A S c i e n t i f i c P e r i o d i c a l Volume 8, Nomor 1,Juni 2009 GASTROPODA DAN PELECYPODA DI PERATRAN PELABUHAN GRESIK, JAWA TIMUR Ucu Yanu Arbi STUD1VARIASI MORFOLOGI CANGKANG SIPUT Cyclophorus perdix (BRODERIP & SOWERBY, 1830) UNTUK MENENTUKAN STATUS TAKSONOMINYA Nova Mujiono GENETIC DIVERSITY AND TAXONOMIC RELATIONSHIPS OF TEAK (Tectonagrandis L.f.) PROVENANCES IN INDONESIA BASED ON RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHIC DNA ANALYSIS Abdul Razaq Chasani, Taryono and Anto Rimbawanto ISOLASI DAN IDENTIFIKASI FRAKSI TOKSIK TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA (T47D)DAN USUS BESAR (WiDR) PADA EKSTRAK KLOROFORM BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lamk.) Yulia Ika Yanti, Sukarti Moeljopawiro, dan Subagus Wahyuono KEMELIMPAHAN LARVA CHIRONOMIDAE BERDASARKAN GRADIEN LINGKUNGAN DI SUNGAI WINONGO, YOGYAKARTA Ririn Widyastuti dan Suwarno Hadisusanto
Diterbitkan oleh: Fakultas Biologi Universitas Cadjah Mada Bekerjasama dengan:
I
lLMIAH Volume 8 BI0UX;I
1
Nomor 1
1 ,
Halaman - 39
Juni 2009
ISSN 0853-7240
STUD1 VARIASI MORFOLOGI CANGKANG SIPUT Cyclophorus perdir (BRODERIP & SOWERBY, 1830) UNTUK MENENTUKAN STATUS TAKSONOMINYA
Nova Mujiono'
Mujiono, N. 2009. Studi variaei morfologi cangkang siput Cyclophorusper& (Broderip & Sowerby, 1830) untuk menentukanstatus taksonorninya Berkala Ilmiab Biologi (8) 1: 9-16. ~-$.IcIophonu-~ix zidalah siputyang banyak djumpai di wilayah dataranrendah Sumatra.Jawa, dan Kalimantan. Dikenal adanya dua anakjenis, yaitu C)~clophonu. perdix ruba yang terdapat di Sumatra, dan (.)clophonts perdix bonleensisyang dijumpai di Kalimantan. Namun demikian status taksonomi kedua anakjenis tersebut masih menjadi perdcbatan Berdasarkaakajian morfomctri pada cangkang, ditcmukan bahwa kedua anak jenis tcrscbut dapat dinaikkan status taksonominya menjadi dua jenis yang berbeda, yaitu Cjrcloplzc~rustuba dan Cyclophonrs homeensis. Adapun nama Cyclophomperdix digunakan untuk siput yang diternukan di Jawa. Kata kunci: Cyciophorusperdix,analisis rnorfometri, status taksvnorni, Cvclophonrv tubu, Cjclophotus hornw~w'i.~.
ABSTRACT Mujiono, N. 2009. ,Wu& on morphological variation of snail Cvclovhonrs&(Broderip & Sowerby, 1830)for &fining its taxonomic status. Berkda IImialr Biologi (8) 1: 9-16. The snail ~vclovhomsperdQ is common in the lon~landof Sumatra.Java, and Kalimantan. There are rwo sub speciesfound in Sumatra (Cvclophonrs perdix tuba) and Kalimantan (Clvclo~horus perdix borneewir]. Howevec the taxionomic statzi.~of the.se two sub specie.s is still much in debate. Ba.~edon shell.v'morphometric analysi.~, ir wasfound thaf the two sub species can be elevated to higher taxonomic level, and thus become two dlflerent. Using the shell 5. charac~ermeawremenr (morphonzetric) and starirtical analyses, it wasfound that both sub species can Cvc;.lolhorus and Cvclo~homs be elevated to higher taxonomic bvel and become two dz3erent species, bonzeensis, while the previous name ~ o ~ h o perdix m s is uwdjbr the species found in Java. Kqwords.~:~ t c i o ~ h o r u s p morphomeiric ~ix, anaIy.~is,taxonomic stabs, {,'~t~Io~hotm & C'vcIo~horus~rneemis. n
i
j
'
5:
p-
!$-+.-$f;-
-d ,
'F!-
.
:
PENDAHULUAN
Suku Cylophoridaesexing dijumpai di daerah tropis seperti Indonesia.Anggota suku ini memiliki ukuran cangkang yang bervariasi, mulai dari yang kecil sampai yang besar. Mereka mempunyai penutup cangkang (operkulum) yang terbuat dari zat tanduk atau zat kapur, hidup di atas tanah pada serasah daun mati dan banyak dijumpai pada dataranrendah. Terkadang dapat dijumpai di batuan b u r di dalam gua. Sulcu ini relatif masih banyak dijumpai di Jawa dan pulau di sekitarnya. Sampai saat ini dikenal satujenis saja di Indonesia yaitu Cyclophorus pemlix. Van Benthem Jutting (1948) menyebutkan Cyclophonts per& mempunyai dua anak jenis yaitu Cyclophonrs
ped'ix ruba dengan daerah penyebaran di Sumatra dan Clyclophorus perdix borneensis dengan daerah penyebaran di Kalirnantan. Sedangkan di Jawa dikenal dengan nama Cyclophonrs perdix penlix. Ketiganyamemiliki pexkdam pada karakter morfologi cangkang. Menurut van Benthem Jutting (1948) jenis Cyclophom perdix (Broderip & Sowerby, 1830) memiliki beberapa sinonim seperti Cyclostoma penlix (Pfeiffer, 1846) dan Cyclostoma zollingeri (Mousson, 1849). Jauh sebelum itu Degner (1928) telah lebih dulu menyebutkan keberadaan jenis C~clophoru.~ (SaZpingoph8rus) tuba (Sowerby, 1842) di SumatrCSementara itu Abbott (1989) menyebutkan d m anak jenis itu sekarang telah
Bidang Zoologi, Puslit Biologi -LIPI. Jln. Raya Jakarta-BogorKm 46 Cibinong 16911 Telp. (02 1) 8765056, Fax. (02 1) 8765068. E-mail:
[email protected]
B e r M Ilmiak Biologi,filume 8, Nomor 1, .Juni 2009,hlm. 9-1 6
menjadi dua jenis sendiri, lepas dari jenis Cyclophorus perdix, sedangkan Vcrmculen dan Whitten (1998) masih menyebutnya dengan nama (lyclophorus perdix perdix. Adanya kerancuan dalam ha1 status dan kedudukan jenis ini, maka dipdukan adanya suatu revisi sehingga dapat diterangkan dengan jelas kedudukan dan status taksonominya. Salah satunya dengan metode karakter pengukuran morfologi cangkang (morfometri).Studi morfometri cangkang ini diiakukan untuk mencari informasi sejauh mana variasi morfologi dari tiga pulau yang berbeda. BAHAN DAN CARA KERJA
pengukuran morfologi canglcang dapat dilihat pada Gambar 1. Salah satu karakter yang menunjukkan stadium dewasajenis ini adalah telah terbentuknya pelebaran pada bibir cangkang. Semua spesimen yang diukur disini telah diseleksi dan hanya yang dewasa saja yang diukur. Lebar cangkang digunakan sebagai standar pembagi untuk semua karakter tersebut, dengan asumsi bahwa seiring pertumbuhan cangkang maka karakter yakg paling dipengaruhi adalah lebar cangkang (semakin besar ukuran cangkang maka lebarnya akan semakinbertmbah). Hasil rata-rata nilai pembagian dari semua karakter terhadap lebar cangkang kemudian dianalisis dengan metode PCA (I'rincipl Component Analysi~)untuk mencari pola penyebarannya. Analisis diskriminan dibuat bcrdasarkan hasil dari nilai regresi faktorial terhadap 23 lokasi,berbeda tersebut, kemudian tiap lokasi dikelompokkan menjadi beberapa kelompok besar. Semua metode analisis statistik menggunakansofhvare SPSS versi 11. Analisis diskriminan menggunakan 5 karakter terpilih dari 16 karakter yang diukur- Dengan menggunakan 5 karakter tersebut diperkirakan cukup untuk membedakan ketiganya berdasarkan perbedaan morfologi cangkang.
Semua spesimen yang diteliti merupakan koleksi Museum Zoologi Bogor. Spesimen berasal dari 23 lokasi dari tiga pulau besar, yaitu Sumatra 10 l o b i (Banda Aceh, Kutacane, Langkat, Deli, Pasaman, Singgalang, Bonjol, Kruei, Tanggamus, dan Way Jepara) dengan 76 individu, Jawa 9 lokasi (Panaitan, Halimun, Pel-Ratu, Cibodas, Ciremay, Kebumen, Blow Jember, dan Blambangan) dengan 74 individu dan Kalimantan 4 l b i (Mempwah, Sambas, Bunus Sosok, dan Bumi Smggau) dengan 23 individu. Morfometri menggumhn slatjmgka sarongmedt Mitutoyo dengan tiketelitian O,Q5 mm. Karakter ymgdiG s&a&k 16 buah yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN tinggi cangkang, lebar cangkang, tingggi whorl, Berdasarkan data hasil morfometri, diketahui sudut cangkang, keliling peristome, lebar aperture, bahwa terjadi pengelompokkan lokasi menjadi 5 tinggi aperture, lebar whorl 5 sampai dengan 1, diameterumbilik~~,lebarperistome,lebars~ipe~kelompok besar, yaitu: 1 (BandaAceh); 2 (Kutacane, Langkat, Deli, Pasaman, Singgalang, lebarstn'pe l u a r d a n m a h whorl. Caramelakukan
Gambar- 1. Diagram cara pengukum 16 karakter morfologi cangkang. Keterangan : A. tinggi cangkang, B. lebar cangkang, C. tingggi whorl, D. sudut cangkang, E. keliling H-L:lebar whorl 5-1, M. diameter umbilikus, peristome, E lebar aperture, G . tinggi ape*, N. lebar peristome, 0. lebar stripe dalam, P. lebar stripe luar, Q. jurnlah whorl (talc tertera dalam gambar).
Mzljiono, N. - Stdi variasi mogologi cangkong sipttt (.'yclophorusperdir
Bonjol, Kruei, Tanggarnus, dan Way Jepara); 3 (Panaitan), 4 (Halimun, Pclabuhan Ratu, Cibodas, Ciremay, Kebumen, Blora, Jember, dan Blambangan) dan 5 (Mempawah, Sambas, Bunus Sosok, dan Bumi Sanggau).
Secara umum ukuran tinggi, lebar, sudut cangkang, keliling peristome, lebar whorl-5, dan iebar stripe luar pada kelompok 2 adalah yang terbesar, sedangkaa pada kelompok 3 adalah yang terkecil. Untuk tinggi whorl terbesarpada kelampok 1, sedangkan lebar aperture lebar umbilikus, lebar peristome, lebar stripe terbesar pada kelompok 5. Kelompok 4 memiliki karakterperbandingan keliling aperture, lebar aperture dan tinggi aperture dengan lebar cangkang terkecil. Untuk lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran I.
B. Analisis multivariat menggunakan PCA
Analisis PCA terhadap 23 lokasi yang dianalisis menunjukkan bahwa variasi yang diterangkan menggunakan 3 nilai faktor, yaitu 98% (faktor 1 : 94,46%, faktor 2 :2,46% dm War 3:1,43%). Hasil ploting menggunakan dua faktor (1 & 2) dan (1 & 3) dari tiap spesimen terlihat pada Gambar 2. Komponen matrik faktorial yang didapatkanterlihat >'"A pada Tabel 1. -fat2 g'
7tTr
- ~ n a i s i diskriminan s Berdasarkan hasil plot diskriminan (Gambar 2.) diduga tejadi pengelompokanpopulasiberdasarkan p e r m a a n karaktemya. Analisis ini dijalankan dengan menggunakan Lima karakter yang mempunyai nilai variabel Elks 'Lambda terbesar yaitu jumlah whorl, lebar peristome, lebar aperture,
Gambar 2 .Ploting menggunakan dua faktor (1 & 2) dan (1 Tabel 1.Komponen matrik faktorial (skala ulang)
-
"'3. ."
__
-
yx:-:=.
-.-,:3;< - ,. ,
7;i
., , ' : I
&>
.,2
F@tk%sv?:;. . .* - =- " , :-. . t I?': . . -
-2.
kc-?. T.,
'
- .
.
8
.
Berku& Ilmiak Biologi,Volume 8, Nomor 1, Juni 2009, hlm. 9-16
Gambar 3. tersebut menunjukkan adanya saling kctcrkaitan (over-lupping) antara individu dari beberapa kelompok yang berbeda. Kelompok 1 terklasifikasi dengan sempma (100%). Kelompok 2 terklasifikasi 76,1% karena saling terkait dengan kelompok 1(2,8%),dengan kelompok 4 (16,9%)dan kelompok 5 (4,2%). Kelompok 3 terklasifikasi dengan sempurna (1W!). Kelompok 4 terklas-i 87% karena saling terkait dengan kelompok 1 ( 1,4%), dengan kelompok 2'14,3%) clan kelompok 3 (7,2%). Kelompok 5 terklasifikasi 95,7% karena saling terkait dengan kelompok 2 (4,3%). Untuk lebii detail dapat dilihat padaTabel3. Dengan menggunakan lima karakter utarna tersebut, maka perbedaan antara lima kelompok
diameter whorl-5, dan tinggi whorl. Dengan menggunakrrn lima karakter utama terscbut, maka variasi yang diterangkan adalah 97,9% (fungsi 1:64,7%, fungsi 2:30,1%, dan fungsi 3:3,1%) atau harnpir menyerupai dengan men15 karakter. Nilai koefisien fiJ.ngsi kanonikal didaiminan dengan 5 karakterdapat dilihat pada Tabd 2. Pengelompokan dilakukan untuk melihat pola kekerabatan dan distribusi geografis siput ini berdasarkan kemiripan morfologi cangkangnya. Hasilnya dapat dilihat pada Gainbar 3. Pada Gambar 3. terlihat adanya pengelompokan populasi yang sama dengan hasil yang didapatkan dari analisis PCA. Analisis pengelompokan berdasarkan pola penyebaran pada grafik
Tabel 2. Koefisien fkgsi kanonikal diskriminan 5 karakter Karakter
1
Jumlah wkorl Lebar peristome Labar apertUre Dbmt!+mwhorl 5
0,713 (48,785) -0,559 (-25,418) -0,634 (-36,339) 0,302 (10,383)
Tinggi whorl
0240 (7,674) 4949
,EEanstanta
Fmgsi 2 0,342 (23,419) 0,460 (20,902) 0,380 (21,464) 4,586 (-20,153) 0,366 (8,26 1 )
-12,088
3
-0,579 (-39,596) -0,209 (-9,348) -0,130 (-7,328) 0,546 (18,758) 0,947 (2 1,389)
-9,794
Ketexangan :kiri :mengalmi standarisasi, kanan :(tidak distandarisasi)
cssmmmt
dislcnninpnl
Gambar 3. Grafik fungsi diskriminan dengan 5 kelompok menggunakan 5 karakter. Tabel 3. Pengelompokan menggunakan 5 karakter (%) Kelompok 1 2
1 100 2,8
2
3
4
5
0 76,1
0 0 100
0 16,9
4,2
0
0
7f 0
87
0 95,7
3
0
0
4 5
1,4 0
4.3
4,3 84,4%
0
0
r L
-
Mujiono, N: - ,Sidi variasi mofologi cangkang siprrt Cyclophonrsperdix
adalah sebagai berikut : Jumlah whorl Pada kelompok 1 mempunyai nilai terbesar (5,000), sedangkan terkecil kelompok 3 (4,500).Kelompok 2,4, dan 5 berada diantaranya. Jumlah whorl menunjukkan banyaknya putaran (whorl) yang terbentuk hingga mencapai dewasa Untuk kelompok 1 memerhikan 5 putaran penuh, sedangkankelompok 3 hanya butuh 4,5 putaran saja Hal ini menunjukkan kelompok 3 lebih cepat mencapai dewasa, energi yang digunakan untuk membangun cangkang dialihkan untuk ha1 lain, seperti proses pematangan sel kelarnin. Lebar peristome Peristome pada ('yclophorus adalah tipe menerus. Antara sisi aperture atas dan bawah disatukan oleh adanya peristome. Nilai terbesar ada pada kelompok 5 (10,057),begitu pula perbandingannya dengan lebar cangkang (0,267).Sedangkan nilai terkecil di kelompok 3 (5,050)dan juga perbandingannya dengan lebar cangkang (0,209).Kelompok 1,2, dan 4 berada diantaranya. Lebar peristome selalu mengikuti alur stripe yang a& pada sisi ventral cangkang. Lebar aperture Lebar aperture cendemg lebih besar dari pada tingginya, ha1 ini karena cangkangnya juga memiliki lebar lebih besardibandingti@nya. Selainitu ditentukanpula oleh besar sudut cangkang sehingga membentuk korelasi positif. Lebar aperture terbesar pada kelompok 5 ( 1 7,283)dan terkecil kelompok 3 ( 10,130). Sedangkan nilai perbandingannya dengan lebar cangkang yang terbesar pada kelompok 5 (0,459) dan terkecil kelompok 4 (0,409).Kelompok 1 dan 2 berada diantaranya Lebar whorl-5 Whorl-5 (disebut demikian, meski tidak semua kelompokpunya 5 putaran penuh) merupakan jarak antara t& atas aperture dengan sisi tengah bagian belakangnya. Lebar whorl-5 hampir sama dengan lebar aperture, hanya saja lebar whorl-5 mengikuti kontur permukaan aperture. Sernakin pipih tepi aperture maka akan semakin mirip nilainya.Nilai lebar whorl5 terbesar pada kelompok 5 (17,333) dan terkecil kelompok 3 ( 1 1.7 10).Sedangkannilai perbandingan dengan lebar cangkang terbesar kelompok 2 (0,494)dan terkecil kelompok 5
(0,460).Kelompok 1 dan 4 berada diantaranya. K.araktcr inijuga mcrniliki korclasi positif dengan sudut cangkang. Tin& whorl Tinggi whorl merupakan alur putaran terakhir cangkang, dan dapat mencapai % dari tinggi cangkang. Tinggi whorl terbesar pada kelompok 1 (22,320)clan terkecil kelompok 3 ( 15,190).Sedmgkannilai -gan dengan lebar cangkang terbesar pada kelompok 1 (0,654) dan terkecil kelompok 2 (0,505). Kelompok 4 dan 5 berada diantaranya. Dibanding lainnya, karakter ini memiliki korelasi negatif dengan sudut cangkang.
Hubungan kekerabatan
Kelompok 1 dengan 2 dan 4 Persentase keterkaitan kelompok 1 dengan kelompok 2 (2,8%)lebih kecil dibandmg h g a n kelompok 4 (16,9%). Tinggi cangkang lebih mirip kelompok 2 (1:26,140 ; 2:26,727 ; 4:22,417)namun perbandingan dengan lebar cangkang lebih mirip kelompok 4 ( 1 :0,766 ; 2:0,673 ;4: 0,749).Perbandingan tinggi whorl dengan lebar cangkang lebih mirip kelompok 4 (1:0,654;2:0,505 ;4:0,574).Besamya sudut cangkang lebih mirip kelompok 4 (1:113,600; 2:126,127 ; 4:1 14,362). Perbandingan lebar aperture dengan lebar cangkang lebih mirip kelompok 2 (1:0,431 ;2:0,424;4:0,409), begitu pula terhadap perbandingantinggi aperture dan lebar cangkang ( 1 :0,400 ;2:0,405 ;4:0,390). Lebar whorl-5 lebih mirip kelompok 4 (1:16,560 ; 2:19,606 ; 4:14,267). Lebar umbilikus lebih mirip kelompok 2 (123,650 ; 2:8,583 ;4:6,921 ) . Mengingat perbandingan tinggi whorl dan lebar cangkang lebh mirip kelompok 4, maka kelompok 1 cangkangnya lebih kelihatan lebih menyempit. Hal ini didukung oleh kemiripan besar sudut cangkangnya. Satu karakter lainnya yaitu adanya warna oranye di bagian dalam sekeliling aperture yang tidak dimiliki oleh 4
Secara umum Bampir semua karakter cangkang pada kelompok 3 lebih kecil dibanding ketompok 4. Narnun lebar cangkangnyapunya nilai yang sangat mirip seperti tinggi cangkang (3:0,775 ;4:0,749),lebar aperture (3:0,419 ;
Be-
Ilmiak Bio&gi, Volume 8, Nomor 1, h n i 2009, him.9-16
thggi mencapai 19,55mrn clan lebar 2530 mm (ada pada data primer, tidak tcrcantum dalam Lampiran. 1.). Siput dari marga Cyclophorus lnemiliki karakter cangkang d e n p ukuran besar dan keras, bentuk yang mengemcut sedang sampai rendah, cangkolng memutar dm rnembew secara teratur, peristome menyamhng tanpa ada celah pada bagian tepinya (van Bepthem Jutting, 1948). Menu~utnyadi ~awa'%da satu jenis yaitu ('yclophoms perdix perdix, sedangkan di luar 3awa seperti Sumatra terdapat satu anakjenisnnya yaitu Cyclophoms per& tuba dan di Kalimautan dengan satu anak jenis yaitu ~ c l o p h operdix ~s borneensis. Untuk spesimen dan Kalimantan memiliki Berdasarkan ha1 tersebut, kemungkinan jenis kamktcr apcrhuc paling scmpit, ada bcbcrapa yang Cyclophonrs perdix yang diduga mcmpunyai 2 hamp,ir tanpa pelebaran pada tepi aperture, lebar anak jenis di Sumatra dan Kalimantan, untuk saat dan tinggi cangkang lebih kecil dibmding dari ini status keduanya dapat dipisahkan dari jenis di Sumatra. Satu karclkteryang khas ialah tepian bo& Jawa. Mereka dapat menjadi jenis sendii dengan nama Cyclophorus tuba (Sowerby, 1942) di whorl membentukgwmmkamyang maycl8utbjam daa pemuhan whorl yaag satu dengan whorl Sumatra dan Cyclophorus bornecnsis di ~ ~ ~ i r ~ ~ 1 ~ ~ 1 ~ , 1 ; & EI k eb ahn kam Untuk n t jenis a r yang terakhir, oleh Abbott w h l sangat dangkd, berBeda dagm dari Jawa (1989) disebutkan dengan nama Cyclophorus drrn S u m a m q a r n g ~ ~ B a j , w t # H . Itidak ~ y a bornerne (Metcalfe, 1851). Sedangkan untuk di terlalu m e ~ p d u dan t celah antar whorl yang Jawa dengan nama Cyclophonrs perdix (Broderip & Sowerby, 1830). moderat. S p e h e n dari Jawa memiliki karakter tinggi dan leba~csngkangyang paling kecil. Untuk Keterkaitankelompok 2 dengan 1(2,P) lebih detaiinya &pat dilihat pada Gambar 4. setliltit dibaadiigkan dengan kelompok 4 (16,9%) Berdasarkan koleksi dari Butot di Panaitan dstn 5 (4,2%), hJ h i menunjukkan populasi Sumatra pada tahun 195 1, diietahui bahwa ukuran cmgkang(tanpa Banda Aceh) lebih mirip dengan Jawa clan nya jauh lebih kecil dari kerabatnya di Jawa. Ukuran hlimantan dibanchg Banda Aceh yang masih satu maksimal spesimen tersebut adalahtinggi cmgkang gugus pdau. Hal ini kemufldisebabkan oleh mencapai 20 mm clan lebar 26 mm (Butot, 1955). terputusnya gugus Bukit Barisan di Sumatra yang Spesimenyang diukur disini sedikitlebih kecil, yaitu hanya sampai pada kota Jantho, tidak sampai ke
0,409) drtn juga diameter whorl-5 sampai $gd-; - . , whorl-1. Kelompok 5 dengan 2 Beberapa karakter yang sangat mirip yaitu tingggi cangkang (2:26,727 ; 5:26.539), perbmkgan sudW cm@ang dengan lebar cangkrmg(23,176 ;53,172) clan perbandingan tinggi aperturedengm lebar canghng (2:0,405 ;5:0,412). Kedua kelompok ini cangkangnya lebii pipih metebarbilad i i d m g tiga kelompok lainnya, ha1 ini dibuktikan dengan nilai perbandingan tinggi cangkang terhadap lebar cangkangyaug lebihkecil(2 dm 5:0,673-0,705 ;1,3dan 4:0,749-0,775).
-
,
?
\-
z .* --' -
Gambar.4. Perbandingan morfologi cangkang Ketemgan : 1)Banda Aceh, 2) Sumatra, 3) Panaitan, 4) Jawa, 5) Kalimantan. Foto: Mujiono, 2008.
Mqiono, N.- Sludi variasi morj4ologi cangffang sip1 Cyclophons perdix
Banda Aceh. Seperti diketahui bahwa anggota Jutting,W.S.S.van Benthem. 1948. Systematic studkclompok 2 hampir scmuanya terhubungkan olch ics on the non-marinc Mollusca of thc indoBukit Barisan. Hal yang berbeda tejadi pada australianArchipelago. I. Criticalrevision of kelompok 3 (Panaitan) dengan 4 (Jawa). the Javanese Pulmonate Land-snails of the Keterkaitan kelornpok 3 dengan kelompok 4 (7,2%) Families Hydrocenidae, Helicinidae, lebih besar dibanding antara dengan kelompok 1 Cyclophoridae,Pupinidae and Cochlostoma(1,4%) clan 2 (4,3%). Hal ini menunjukkan adanya tidae. Trmrbia 19(3): 539-604. kemungkinan bahwa populasi Panaitan merupakan Vermeulen, J.J. and A. J. Whitten. 1998. Fauna anak jenis clari Cyclophorus perdk yang ada di Mulesiana Guide to the I ~ n Snail d of Buli. Jawa. Keberadaan Selat Panaitan ternyata tidak Backhuys Publisher. p. 164 menghalangi penyebaran populasi dari Jawa ke . .I Panaitan, ha1 ini mungkin disebabkan oleh adanya distribusibtuang terutama bahan pokok antara dua 14 . .g c -LI', - - - - , pulau tersebut. 7 , 3. ; Adanya perbedaan karakter morfologi .. 2%1 ,. , - scangkang antara populasi di Banda Aceh dengan - 2-p-$ 2 -2-;zh L sebagian besar Sumatra dan didukung olch kecilnya b-+.? ,% T~ -. I .s& e: keterkaitan antara keduanya memungkinkanuntuk Y. .,+,,T - sL-&,:. menjadikanpopulasi tersebut sebagaianakjenis dari A ; Cyclophorus tuba atau bahkan merupakan jenis ' T t z ' - t - 4 yang berbeda. Namun ada catatan tersendiri untuk '= * x ' ; kelompok 1clan 3tersebut. Karenajumlah spesimen L, :&,. --. yang kurang banyak, maka perlu dilakukan koleksi lebih banyak lagi agar karakter morfologinya dapat L,, + , - , diukur untuk membantu menentukan status taksonomi agar menjadi lebihjelas. 1 +- , - , - - t 7 ; ..
r,
=
I
-
L-
;
1
L
LY?
I-
<
#
-1
,
l.
3 % r
KESIMPULAN
8
-
- ' .+ y
' I
Untuk saat ini status anak jenis dari Cyclophoruspeniix tuba yang terdapat di Sumatra dapat dinaikkan menjadi jenis tersendiri dengan nama Cyclophorus tuba dan Cyclophorus perdk bomeensis di Kalimantan juga menjadijenis sendiri dengan nama Cyclophorus borneensis. Populasi di Banda Aceh kemungkinan anak jenis dari Cyclophorus luba ataupun jenis berbeda, sedangkan populasi di Panaitan kemungkinan anak jenis dari C)clophonrs perdix yang ada di J a m
PUSTAKA ACUAN Abbott, R.T. 1989. Compendium of I.und.~hell.v, A Full-Clolor Guide to More rhan 2.000 Of the Worldk Ik~strialShells. American Malacologist.Inc. p. 240 Butot, L.J.M. 1955. The mollusc fauna of pulau Panaitan (Prinseneiland) land and fieshwater molluscs. 7 h b i a 23(1): 69-135. Degner, E. 1928. Spolia Mentawiensia BinnenMolusken von Mentawei-Xnslen. li.eubia lO(2-3): 3 19-354.
-
-
.:
. - i - i , -
.,p; g-,
7 i ,-,
I
-
I. ;
,
rye L-
1.
1-
i
\T
3
-
Lampiran.1. Nilai rata-rata dan standar deviasi setiap karakter dari lokasi yang berbeda.
h k
I-
Keterangan: kode mendatar : A.tinggi cangkang, B.lebar cangkang, C.tingggi whorl, D.sudut cangkang, E.keliling peristome, F.lebdiia~edure,G-tinggi aperture, H-L : lebar whorl 5-1, M.diameter umbilikus, N.lebar peristome, 0.lebar stripe dalam, P.1ebar stripe luar, Q.jumlah whorl. kode menurun : kode kelompk; baris 1 : nilai rata-rata karakter; baris 2 : standar deviasi; baris 3 : hasil pembagian dengan lebar cangkang,
,
,
.
-I +
.
,,'-
,
-
,
*'
,-
.
-
.. "
.*.
8 8
1
,,
-
..
,.
:,
'
,.il,"
.
.
-" "", ?. ,.' ;; ,
t
,
,-
,
-
- .
,, i ,
.
i:
-
b.
i ;
I'8 ,
,,
-
,
l % $ -,
"
.-
8
,
,
. "8
-
'
-
-.J,
.,">
,
<,.
. -.,
:, +,
.
rn
,.
,,
-.
88,
T.?
-
-
.
.
-
" .., ,',- .
.
,
,,
8
.-
L
... '
I I
.
,
'
8
,, ,
u, ! '
'7.7
- . .,,," &,, ---
?
. ,)
,
-
'8
I _I
,.- , , , '.I,,,. ' . .
>
.
.
.
I
-!&
.
8
k.gJ
.
-.*.!, .,
,?,; I,
.
-
L:
_ .
I.
. . , ,.I'
.-
' -
? ,
'.' ,,
'I
'
,
-
+, i'
.. 8,
.
. !-
--
!-
:
r
.
.
<'
-
. ' I
-
- ".
. I
-
,.
.
,, . 8 1
..
.,