Garis-garis Besar Pengkajian Kristalisasi
Kisah Para Rasul
Living Stream Ministry 2431 W. La Palma Ave., Anaheim, CA 92801 U.S.A. P. O. Box 2121, Anaheim, CA 92814 U.S.A.
© 2008 Living Stream Ministry All rights reserved. No part of this work may be reproduced or transmitted in any form or by any means—graphic, electronic, or mechanical, including photocopying, recording, or information storage and retrieval systems—without written permission from the publisher.
First Edition, December 2008
Translation from English Original title: Crystallization-study Outlines Acts (Indonesian Translation)
Printed in Indonesia
Berita Satu Makna Intrinsik Kitab Kisah Para Rasul dan Saksi-saksi Kebangkitan Tuhan Yesus Pembacaan Alkitab: Kis. 1:8-11, 14, 22; 2:24, 32-33; 4:33; 10:39-40; 26:16 I. Kita perlu melihat makna intrinsik kitab Kisah Para Rasul: A. Kisah Para Rasul adalah kitab yang tanpa akhir; kitab ini masih berlanjut, karena Kisah Para Rasul adalah catatan tentang pekerjaan Allah, Allah yang selalu maju dan tidak pernah berhenti—28:30-31. B. Di dalam kitab Kisah Para Rasul, murid-murid adalah kelanjutan Tuhan Yesus—1:14: 1. Tuhan membawa murid-murid bersama dengan-Nya masuk ke dalam kematian dan kebangkitan-Nya; ini berarti mereka melewati proses yang sama dengan yang dilewati Tuhan Yesus—Rm. 6:6; Ef. 2:5-6. 2. Melalui melewati kematian dan kebangkitan Tuhan, murid-murid-Nya menjadi kelanjutan-Nya; kelanjutan ini disingkapkan di dalam kitab Kisah Para Rasul—1:14. 3. Melalui menggantikan murid-murid dengan diri-Nya sendiri, Tuhan Yesus membuat mereka menjadi reproduksi-Nya; karena itu, mereka menjadi pertambahan, perkembangkan, perbesaran, dan kelanjutan-Nya—gereja sebagai perpanjangan-Nya dalam waktu dan penyebaran-Nya dalam ruang—Yoh. 12:24; 14:19; Gal. 2:20; Kis. 8:1; 9:31. C. Kitab Kisah Para Rasul adalah catatan sekelompok orang yang bangkit dan naik bersama Kristus, memiliki Kristus di dalam mereka sebagai hayat mereka dan Kristus di atas mereka sebagai kuasa dan otoritas mereka; mereka hidup oleh Allah Tritunggal di dalam mereka sebagai hayat mereka, dan mereka bertindak oleh Allah Tritunggal di atas mereka sebagai kekuatan, kuasa, dan otoritas mereka—Yoh. 20:22; Luk. 24:49; Kis. 1:8. D. Kisah Para Rasul adalah catatan tentang sekelompok orang yang bertindak dan bekerja di dalam Tubuh, melalui Tubuh, dan bagi Tubuh—ay. 14; 3:1-4a: 1. Kisah Para Rasul mewahyukan pergerakan dan aktifitas Tubuh, bukan tindakan individual yang tidak berhubungan dengan Tubuh—8:1-17.
3
2. Kisah Para Rasul berisi gambaran yang indah tentang kesehatian dalam aktifitas dan pekerjaan kaum beriman yang bergerak di dalam Tubuh, melalui Tubuh, dan bagi Tubuh—2:44-47; 4:24, 32; 13:1-4a; 16:1-5. E. Kitab Kisah Para Rasul memperlihatkan kepada kita arus ilahi, aliran yang unik itu; hanya ada satu arus, satu arah, dari aliran itu—Kej. 2:8-12; Why. 22:1-2; Kis. 2:33. F. Di dalam Kisah Para Rasul ada sekelompok orang yang mengenal makna kebangkitan dan kenaikan, yang hidup oleh Kristus sebagai hayat mereka, yang bertindak oleh Kristus sebagai kuasa dan otoritas mereka, dan yang menyadari bahwa mereka adalah Tubuh dan bertindak di dalam Tubuh dan bagi Tubuh di dalam satu arus ilahi itu; inilah makna intrinsik kitab Kisah Para Rasul—Yoh. 20:22; Kis. 1:8-11, 14; 2:1-4, 24, 32-33; 4:33. II. Para rasul dan murid-murid adalah saksi-saksi kebangkitan Tuhan Yesus—1:8, 22; 2:24, 32; 4:2, 33; 10:3940; 17:3, 18; 23:11; 24:14-15: A. Untuk melaksanakan ministri surgawi-Nya bagi penyebarluasan diri-Nya sendiri sehingga kerajaan Allah bisa didirikan bagi pembangunan gereja-gereja sebagai kepenuhan-Nya, Kristus yang terangkat tidak memakai sekelompok pengkhotbah yang dilatih oleh pengajaran manusia untuk melakukan pekerjaan berkhotbah tetapi satu tubuh yang terdiri dari saksi-saksi-Nya, yang mengemban kesaksian yang hidup dari Kristus yang berinkarnasi, tersalib, bangkit, dan naik—1:8: 1. Para rasul dan murid-murid adalah saksi-saksi Tuhan (lit., para martir); semua rasul dan murid di dalam Kisah Para Rasul adalah para martir-Nya, saksi-saksi-Nya, yang demikian—ay. 8; 2:40; 10:39-41; 22:20; 23:11; 26:16. 2. Di dalam kenaikan-Nya Tuhan melaksanakan ministriNya di surga melalui para martir ini, dalam hayat kebangkitan-Nya dan dengan kuasa dan otoritas kenaikan-Nya, seperti yang tercatat di dalam Kisah Para Rasul, untuk menyebarkan diri-Nya sendiri sebagai perkembangan kerajaan Allah dari Yerusalem sampai ke ujung bumi—1:8. 3. Supaya dapat bersaksi, perlu punya pengalaman melihat dan menikmati Tuhan atau hal-hal rohani; ini berbeda dari sekedar pengajaran—2:40. 4. Paulus ditentukan sebagai seorang minister dan seorang saksi—26:16:
4
a. Seorang minister adalah bagi ministri; seorang saksi adalah bagi kesaksian. b. Ministri terutama berhubungan dengan pekerjaan, dengan apa yang dilakukan seorang minister; kesaksian berhubungan dengan persona, dengan apa adanya seorang saksi. 5. Narasi Lukas, sebagai satu laporan pergerakan Tuhan di bumi, tidak menekankan doktrin melainkan kesaksian saksi-saksi Tuhan; maka, di dalam narasinya, tidak ada rincian yang berhubungan dengan doktrin; sebaliknya, ada banyak rincian mengenai hal-hal yang terjadi pada saksi-saksi-Nya, agar dapat menggambarkan kesaksian kehidupan mereka—27:21; 1:8. B. Kebangkitan Tuhan adalah fokus kesaksian para rasul— 1:22; 2:32; 3:13, 15, 26; 10:39-40; 13:33; 17:3, 18: 1. Kebangkitan Tuhan Yesus melibatkan inkarnasi, keinsanian, penghidupan insani di bumi, dan kematianNya yang ditentukan Allah; kebangkitan-Nya juga melibatkan kenaikan, ministri dan administrasi di surga, dan kedatangan-Nya kembali—2:23; 1:9-11. 2. Tuhan adalah Allah dan kebangkitan, memiliki hayat yang tak terhancurkan—Yoh. 1:1; 11:25; Ibr. 7:16; Kis. 2:24: a. Karena Dia adalah Yang hidup selamanya, maut tidak dapat menahan Dia. b. Dia menyerahkan diri-Nya sendiri kepada maut, tetapi maut tidak ada jalan untuk menawan Dia; sebaliknya, maut dikalahkan oleh Dia, dan Dia bangkit dari maut—Why. 1:18. 3. Para rasul adalah saksi-saksi Kristus yang bangkit, bukan hanya dalam perkataan tetapi juga oleh kehidupan dan tindakan mereka, terutama mempersaksikan kebangkitan-Nya; mempersaksikan kebangkitan Kristus adalah poin penting, fokus, dalam melaksanakan ekonomi Perjanjian Baru Allah—Kis. 2:32; 4:33; 10:39-40; 17:3. 4. Allah memuliakan Hamba-Nya Yesus melalui kebangkitan-Nya dan di dalam kenaikan-Nya—Luk. 24:46; Ef. 1:20-22; Flp. 2:9-11; Kis. 3:13, 15, 26; 4:10, 33; 5:30-31. 5. Kebangkitan adalah kelahiran bagi manusia Yesus— 13:33:
5
a. Dia diperanak oleh Allah di dalam kebangkitan-Nya untuk menjadi Putra sulung Allah di antara banyak saudara—Rm. 1:3-4; 8:29. b. Dia adalah Putra tunggal Allah sejak kekekalan; setelah inkarnasi, melalui kebangkitan Dia diperanak oleh Allah dalam keinsanian-Nya untuk menjadi Putra sulung Allah—Yoh. 1:18; 3:16; Rm. 8:29; Ibr. 1:6. 6. Kita perlu mengenal kuasa kebangkitan Kristus—Ef. 1:19; Flp. 3:10: a. Di dalam kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus menembus semua penghalang, bahkan penghalang yang terbesar—maut—Rm. 6:9; Why. 1:18; Ef. 1:19-20: (1) Maut adalah pembatas yang terbesar, tetapi kebangkitan telah menaklukkan maut; jadi, kebangkitan adalah kuasa yang terbesar—Kis. 2:24. (2) Di dalam kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus mengungguli waktu dan ruang—Ef. 1:19-21. b. Kuasa kebangkitan, dan bahkan kebangkitan itu sendiri, sekarang ada di dalam Roh pemberi-hayat, Roh Yesus Kristus—1 Kor. 15:45b; Flp. 1:19. c. Efesus 1:19-20 berbicara tentang kebesaran kuasa Allah terhadap kita yang percaya; ini adalah kuasa kebangkitan yang termanifestasi oleh Allah dalam Kristus melalui Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati. d. Gereja adalah tempat di mana Allah mendemonstrasikan operasi kehebatan kekuatanNya, menurut kuasa yang Dia operasikan di dalam Kristus—ay. 19-20: (1) Gereja itu sama dengan Kristus yang bangkit bukan hanya dalam sifat tetapi juga dalam kuasa—ay. 19-22; 3:16; 6:10. (2) Gereja adalah gudang dan lumbung kuasa kebangkitan Kristus—Flp. 3:10. (3) Gereja itu sama dengan Kristus dalam kebangkitan dan haruslah tak terbatas dan menang seperti Kristus—Ef. 1:19-23. (4) Jika dua atau tiga orang melihat wahyu ini, menjamah kuasa kebangkitan Kristus, dan berdoa dalam kesehatian, mereka akan mengguncangkan ujung bumi—Mat. 18:18-20; Kis. 1:14; 4:23-33.
6
Berita Dua Kesehatian Pembacaan Alkitab: Kis. 1:14; 2:46; 4:24, 32; 5:12; 15:25; Rm. 15:5-6; 1 Kor. 1:10 I. Di dalam Yohanes 17, Tuhan Yesus berdoa untuk keesaan, di dalam Efesus 2 Dia mati untuk menghasilkan keesaan, di dalam Yohanes 20 Dia menghembuskan Roh itu ke dalam kita sebagai esens keesaan, dan di dalam Kisah Para Rasul 1 kita memiliki penerapan keesaan. II. Kesehatian yang sejati di dalam gereja adalah praktek keesaan Tubuh, yang adalah keesaan Roh itu—Ef. 4:3-6: A. Praktek kesehatian yang sejati di dalam gereja adalah penerapan keesaan itu; ketika keesaan dipraktekkan, itu menjadi kesehatian—Kis. 1:14; 2:46. B. Titik tonggak yang memisahkan Kitab-kitab Injil dan Kitab Kisah Para Rasul adalah kesehatian di antara seratus dua puluh orang itu—Kis. 1:14: 1. Mereka telah menjadi satu di dalam Tubuh, dan di dalam keesaan itulah mereka dengan tekun melanjutkan sehati dalam doa—Ef. 4:3-6; Kis. 1:14. 2. Ketika para rasul dan kaum beriman mempraktekkan kehidupan gereja, mereka mempraktekkannya dalam kesehatian—2:46; 4:24, 32; 5:12; 15:25. C. Jika kita mempraktekkan prinsip Tubuh, kita akan memiliki kesehatian, sebab kesehatian adalah Tubuh itu—Rm. 12:4-5; 15:5-6; 1 Kor. 12:12-13, 20, 27; 1:10. D. Kesehatian adalah kunci master kepada setiap berkat di dalam Perjanjian Baru—Ef. 1:3; Mzm. 133: 1. Agar dapat menerima berkat Allah, kita harus mempraktekkan keesaan melalui kesehatian—ay. 1. 2. Berkat Allah hanya dapat dicurahkan ke atas situasi kesehatian, pelaksanaan keesaan. III. Kesehatian mengacu pada keharmonisan dalam batin kita, dalam pikiran dan tekad kita—Kis. 1:14: A. Di dalam Kisah Para Rasul 1:14, kata Yunani homothumadon, yang dipergunakan untuk “kesehatian,” itu kuat dan almuhit: 1. Kata ini berasal dari kata homo, “sama,” dan thumos, “pikiran, tekad, tujuan (jiwa, hati)” dan menunjukkan keharmonisan perasaan di seluruh diri seseorang.
7
2. Kita harus berada dalam pikiran yang sama dan tekad yang sama dengan tujuan yang sama di sekeliling dan di dalam jiwa dan hati kita; ini berarti seluruh diri kita terlibat. 3. Seratus dua puluh orang itu berada di dalam kesehatian artinya seluruh diri mereka itu esa—ay. 14. B. Di dalam Matius 18:19 kata Yunani sumphoneo digunakan untuk menyiratkan kesehatian: 1. Kata ini berarti “harmonis atau sepakat” dan mengacu pada suara harmonis alat-alat musik atau vokal; keharmonisan perasaan batini di antara kaum beriman itu seperti melodi yang harmonis. 2. Bila kita memiliki kesehatian, kita menjadi melodi yang menyenangkan bagi Allah. IV. Praktek keesaan—kesehatian—adalah pengajaran para rasul—Kis. 2:42, 46:
menurut
A. Ada kesehatian di antara kaum beriman, dan mereka yang sehati dengan tekun melanjutkan dalam pengajaran para rasul—ay. 42. B. Para rasul mengajarkan hal yang sama kepada semua orang kudus di semua tempat dan di semua gereja; hari ini kita juga harus mengajarkan hal yang sama di semua gereja di setiap negara di seluruh bumi—1 Kor. 4:17; 7:17; 11:16; 14:33b-34; Mat. 28:19-20. C. Larangan menabur dua jenis benih di satu kebun anggur bisa melambangkan larangan mengajar secara berbeda di dalam gereja—Ul. 22:9; 1 Tim. 1:3-4; 6:3; cf. Luk. 8:11: 1. Gereja adalah kebun anggur Allah, dan di dalam kebun anggur ini, hanya satu jenis benih, satu jenis pengajaran, yang boleh ditaburkan—1 Kor. 9:3b; Kis. 2:42. 2. Jika kita mengajar secara berbeda, menaburkan lebih dari satu jenis benih, “hasil” dari gereja itu akan disita. V. Dalam mempraktekkan kesehatian, kita perlu berada di dalam satu roh dengan satu jiwa—Flp. 1:27; 2:2, 5; 4:2: A. Kita harus diselaraskan dalam pikiran yang sama dan dalam opini yang sama; ini adalah esa dalam jiwa kita—1 Kor. 1:10; Flp. 1:27; 2:2, 5; 4:2. B. Berada di dalam kesehatian adalah esa dalam seluruh diri kita; ini menghasilkan kita menjadi satu dalam pembicaraan luaran kita—Rm. 15:5-6: 1. Memiliki satu pikiran dan satu mulut berarti kita hanya memiliki satu Kepala—Kristus; kita harus berpikir
8
dengan pikiran Kristus dan berbicara dengan mulut Sang Kepala—Kol. 1:18a; Flp. 2:2, 5; 4:2. 2. Setiap kali kita berada di dalam kesehatian, kita berbicara dengan satu mulut—Rm. 15:6. 3. Dengan sehati dan dengan satu mulut berarti walaupun kita banyak dan semua berbicara, kita semua “membicarakan hal yang sama”—1 Kor. 1:10. 4. Satu-satunya jalan untuk sehati dan satu mulut adalah mengizinkan Kristus “sang ruang itu” menjadi segala sesuatu di dalam hati kita dan di dalam mulut kita sehingga Allah bisa dimuliakan—Ef. 3:17a, 21. VI. Agar dapat menjadi sehati kita perlu memiliki satu hati dan satu jalan—Yer. 32:39; Kis. 1:14; 2:46; 4:24: A. Kaum beriman harus memiliki satu hati—untuk mengasihi Allah, mencari Allah, memperhidupkan Allah, dan disusun dengan Allah sehingga kita bisa menjadi ekspresi-Nya—dan satu jalan—diri Allah Tritunggal sendiri sebagai hukum hayat batini dengan kapasitas ilahinya—Mrk. 12:30; 2 Kor. 13:13; Ef. 3:16-17; Yer. 31:33-34; Yoh. 14:6a. B. Perpecahan berasal dari memiliki hati untuk sesuatu yang bukan Kristus dan mengambil jalan yang bukan Kristus—1 Kor. 1:13a; 2:2; Kol. 2:8; Kis. 15:35-40. VII. Jika kita mau memiliki kesehatian, hanya boleh ada satu “neraca” di dalam kehidupan gereja—Ul. 25:13-16: A. Menghakimi hal tertentu pada orang lain sambil membenarkan hal yang sama pada diri kita sendiri mengindikasikan bahwa kita memiliki timbangan dan ukuran yang berbeda, yaitu neraca yang berbeda—satu neraca untuk mengukur orang lain dan neraca yang lain untuk mengukur diri kita sendiri. B. Praktek memiliki neraca yang berbeda adalah sumber ketidaksehatian, tetapi jika kita hanya memiliki satu neraca, kita akan memelihara keesaan dan kesehatian di dalam gereja—Ef. 4:1-3; Mat. 7:1-5. VIII. Bagi pergerakan Tuhan yang up-to-date, semua gereja perlu sehati; kita harus menyuarakan hal yang sama, meniupkan sangkakala yang sama, mengajarkan hal yang sama, dan sama dalam praktek—Yos. 1:16-18; 6:1-16; Kis. 2:42; 4:24, 32; 1 Kor. 4:17; 7:17; 11:16; 14:33b-34; 1 Tim. 1:3-4; 6:3.
9
Berita Tiga Roh Kudus di dalam Kisah Para Rasul— Roh Esensial Hayat Kebangkitan dan Roh Ekonomikal Kuasa Kenaikan, Baptisan dalam Roh Kudus, dan Pemenuhan Roh secara Batini dan Luaran Pembacaan Alkitab: Luk. 24:49; Yoh. 20:22; Kis. 1:5, 8; 2:4, 33; 4:8; 6:3; 13:52; 1 Kor. 12:13 I. Kitab Suci mewahyukan bahwa ada dua aspek pekerjaan Roh Kudus: aspek batini untuk hayat—Roh esensial—dan aspek luaran untuk kuasa dan otoritas—Roh ekonomikal—Yoh. 14:17; 20:22; Luk. 24:49; Kis. 1:5, 8: A. Esensial mengacu pada eksistensi, pada keberadaan, dan pada hayat untuk eksistensi; ekonomikal mengacu pada pekerjaan, fungsi, dan kuasa. B. Sebagai seorang manusia, Kristus sendiri mengalami kedua aspek Roh Kudus ini: 1. Dia dilahirkan dari Roh Kudus secara esensial untuk keberadaan dan penghidupan-Nya, dan Dia diurapi oleh Roh Kudus secara ekonomikal untuk ministri dan pergerakan-Nya—Luk. 1:35; Mat. 1:18, 20; 3:16; Luk. 4:18. 2. Roh esensial ada di dalam Dia, dan Roh ekonomikal ada di atas Dia—Mat. 1:18, 20; Luk. 4:18. C. Pada prinsipnya, kedua aspek Roh itu sama terhadap kita seperti terhadap Tuhan Yesus; setiap orang beriman dalam Kristus harus mengalami kedua aspek Roh itu—24:49; Yoh. 14:17; 20:22: 1. Secara batini kita perlu minum dari Roh Kudus untuk hayat, dan secara luaran kita perlu dijubahi dengan Roh Kudus untuk kuasa dan otoritas—1 Kor. 12:13; Luk. 24:49; Kis. 1:5, 8. 2. Secara batini kita perlu menghirup dari Roh Kudus yang dihembuskan ke dalam kita untuk hayat, dan secara luaran kita memerlukan angin Roh Kudus berhembus ke atas kita untuk kuasa—Yoh. 20:22; Kis. 2:2, 4: a. Aspek batininya adalah Roh Kudus sebagai hayat di dalam kita—Rm. 8:2, 11. b. Aspek luarannya adalah Roh Kudus sebagai kuasa di atas kita—Kis. 1:8. c. Sebagai kaum beriman, kita memerlukan Roh hayat secara batini dan Roh kuasa secara luaran; kita
10
harus dipenuhi secara batini dengan Roh itu sebagai hayat dan dijubahi secara luaran dengan Roh Kudus sebagai kuasa—Ef. 5:18; Luk. 24:49. 3. Mengalami Roh itu sebagai hayat kita untuk diri rohani dan keberadaan kita adalah esensial; mengalami Roh itu sebagai kuasa untuk pekerjaan rohani dan fungsi kita adalah ekonomikal—Rm. 8:11; Luk. 24:49; Kis. 1:5, 8: a. Pada hari kebangkitan, Tuhan menghembuskan Roh hayat ke dalam murid-murid; ini esensial—Yoh. 20:22. b. Pada hari Pentakosta, Tuhan mencurahkan Roh kuasa ke atas murid-murid; ini ekonomikal—Kis. 2:14. 4. Mengenai Roh hayat, kita perlu menghirup Dia sebagai nafas; mengenai Roh kuasa, kita perlu mengenakan Dia sebagai seragam, yang dilambangkan oleh mantel Elia— Yoh. 20:22; Luk. 24:49; 2 Raj. 2:89, 13-15: a. Yang pertama, seperti air hayat, perlu kita minum; yang kedua, seperti air baptisan, perlu diri kita dibenamkan—Yoh. 7:37-39; Kis. 1:5. b. Berhuninya Roh hayat secara esensial dan tercurahnya Roh kuasa secara ekonomikal adalah dua aspek dari satu Roh bagi pengalaman kita—1 Kor. 12:13; Kidung, #226. II. Baptisan dalam Roh Kudus adalah pencurahan Allah Tritunggal yang telah rampung sebagai Roh majemuk yang almuhit oleh Kepala ke atas Tubuh-Nya—Luk. 24:49; Kis. 1:5, 8; 2:1-4; 10:44-47; 11:15-17; 1 Kor. 12:13: A. Melalui baptisan dalam Roh Kudus, kaum beriman diletakkan bersama untuk membentuk Tubuh Kristus, diikatkan kepada Dia sebagai Kepala—ay. 13. B. Makna sebenarnya dari baptisan dalam Roh Kudus adalah bahwa kita dibenamkan di dalam Allah Tritunggal dan bahwa kita mengenakan Allah Tritunggal sebagai seragam kita—Luk. 24:49. C. Baptisan dalam Roh Kudus digenapkan dalam dua bagian: 1. Semua kaum beriman Yahudi dibaptis dalam Roh Kudus pada hari Pentakosta—Kis. 2:1-4. 2. Semua kaum beriman Kafir dibaptis dalam Roh Kudus di rumah Kornelius—10:44-47; 11:15-17. 3. Di dalam kedua bagian ini, semua kaum beriman sejati di dalam Kristus dibaptis dalam Roh Kudus ke dalam satu Tubuh Kristus sekali untuk selamanya secara universal—1 Kor. 12:13.
11
D. Ada lima peristiwa sejarah tentang pencurahan Roh yang tercatat di dalam Kisah Para Rasul, hanya dua yang disebut baptisan dalam Roh Kudus: 1. Di dalam kedua peristiwa ini, Kristus sebagai Kepala membaptis bagian orang Yahudi dan orang Kafir dari Tubuh-Nya di dalam Roh Kudus sekali untuk selamanya; dengan demikian, Dia telah sepenuhnya menggenapkan baptisan dalam Roh Kudus atas Tubuh-Nya—Kis. 1:5; 11:15-17. 2. Di dalam peristiwa lainnya, baptisan dalam Roh Kudus yang telah digenapkan atas Tubuh oleh Kepala ditransmisikan kepada anggota-anggota baru dari Tubuh melalui diperlakukan sama dengan Tubuh; tiga peristiwa ini adalah pengalaman akan satu baptisan dalam Roh Kudus, yang telah diterima oleh Tubuh Kristus—8:15-17; 9:17; 19:1-7. E. Baptisan dalam Roh Kudus itu hanyalah satu dan telah digenapkan atas Tubuh sekali untuk selamanya; pengalaman akan baptisan dalam Roh Kudus itu banyak dan bisa terus menerus dialami oleh anggota-anggota Tubuh yang memiliki pemahaman dan kesadaran yang tepat—4:8; 13:9: 1. Kita perlu menyadari bahwa Tuhan telah naik dan bahwa Dia adalah Tuhan dan Kepala atas segala sesuatu kepada gereja—Luk. 24:50-51; Kis. 1:9-11; 2:33-34; Ef. 1:19-23. 2. Baptisan Tubuh di dalam Roh Kudus adalah fakta yang telah digenapkan dan sekarang ada di atas Tubuh, siap untuk kita terapkan; fakta ini adalah satu warisan yang diberikan kepada kita melalui Perjanjian Baru sebagai satu wasiat—Luk. 22:20; Ibr. 8:8, 13. 3. Kita perlu benar terhadap Tubuh, berdiri di dalam Tubuh, mempercayai wasiat itu, dan mengambil baptisan dalam Roh Kudus itu oleh iman—1 Kor. 12:13; Ibr. 11:1, 6. III. Sebagai kaum beriman di dalam Kristus, kita harus mengalami pemenuhan Roh itu secara batini dan luaran—Ef. 5:18; Kis. 2:4; 4:8; 6:3; 13:9, 52: A. Dipenuhi dengan Roh itu secara batini adalah mengalami Roh esensial sebagai hayat—Ef. 5:18; Kis. 6:3; 13:52. B. Dipenuhi oleh Roh itu secara luaran adalah mengalami baptisan dalam Roh itu bagi kuasa dan otoritas—1:5, 8; 2:4; 4:8; 13:9.
12
C. Bila kita dipenuhi dengan Roh itu secara batini dan luaran, kita sepenuhnya dibaurkan dengan Allah Tritunggal, yang memenuhi kita, menduduki kita, dan menudungi kita; secara batini dan luaran, di manapun juga dan di dalam apapun juga, ada Roh itu sebagai perampungan Allah Tritunggal yang telah melalui proses—1 Kor. 12:13.
13
Berita Empat Pengajaran dan Persekutuan Para Rasul Pembacaan Alkitab: Kis. 2:42; 1 Tim. 1:3-4; Tit. 1:9; 2:1, 7-8; 1 Yoh. 1:3 I. Pengajaran para rasul adalah pengajaran ekonomi kekal Allah yang unik dan sehat—Kis. 2:42; 1 Tim. 1:3-4: A. Pengajaran para rasul adalah seluruh pengajaran Perjanjian Baru sebagai pembicaraan Allah di dalam Putra kepada umat Perjanjian Baru-Nya—Ibr. 1:1-2: 1. Pertama-tama, Allah berbicara di dalam Putra sebagai seorang manusia di dalam keempat kitab Injil—Yoh. 14:10; 5:24; 16:12; 10:30. 2. Kedua, Allah berbicara di dalam Putra sebagai Roh itu melalui para rasul di dalam kitab Kisah Para Rasul dan kedua puluh satu Surat Rasul (Roma sampai Yudas)— Yoh. 16:12-15; Mat. 28:19-20; Ibr. 2:3-4; 2 Ptr. 3:15-16; Kol. 1:25-27. 3. Ketiga, Allah berbicara di dalam Putra sebagai ketujuh Roh melalui rasul Yohanes di dalam kitab Wahyu—1:1-2, 4; 2:1, 7. B. Pengajaran para rasul adalah wahyu ilahi yang unik tentang ekonomi Perjanjian Baru Allah mulai dari inkarnasi Allah sampai pada perampungan Yerusalem Baru—pengajaran tentang ministri penuh Kristus di dalam tiga tahap-Nya yang ilahi dan mistikal: 1. Tahap inkarnasi adalah bagi Kristus untuk membawa Allah ke dalam manusia, untuk mempersatukan dan membaurkan Allah dengan manusia, untuk mengekspresikan Allah dalam keinsanian, dan untuk menggenapkan penebusan yudisial-Nya—Yoh. 1:14, 29; 5:19; Mat. 1:18, 20. 2. Tahap inklusi adalah bagi Kristus untuk diperanakkan sebagai Putra sulung Allah, untuk menjadi Roh pemberihayat, dan untuk melahirkan kembali kaum beriman bagi Tubuh-Nya—Kis. 13:33; 1 Kor. 15:45b; 1 Ptr. 1:3. 3. Tahap intensifikasi adalah bagi Kristus untuk mengintensifkan penyelamatan organik-Nya, untuk menghasilkan para pemenang, dan untuk merampungkan Yerusalem Baru—Why. 1:4; 3:1; 4:5; 5:6; 2:7, 17; 3:20; 21:2, 9-10. C. Pengajaran para rasul adalah faktor penopang kesehatian, membuat kita memiliki satu hati, satu jalan, dan satu sasaran—Kis. 1:14; 2:42a, 46a; Yer. 32:39.
14
D. Pengajaran-pengajaran yang berbeda, selain dari pengajaran para rasul, adalah sumber utama dari kemunduran, kemerosotan, dan memburuknya gereja—1 Tim. 1:3-7; 6:3-5, 20-21a: 1. Butir utama pada kemerosotan gereja-gereja adalah pengajaran-pengajaran yang berbeda; pengajaranpengajaran ini merayap masuk karena gereja-gereja berpaling dari pengajaran Paulus, pengajaran unik tentang ekonomi kekal Allah—Why. 2:14-15, 20; 2 Tim. 1:15. 2. Pengajaran-pengajaran yang berbeda memisahkan kita dari apresiasi, kasih, dan kenikmatan yang sejati akan persona mustika Tuhan Yesus Kristus sendiri sebagai hayat kita dan segala sesuatu kita—2 Kor. 11:2-3. 3. Tuhan mengapresiasi gereja di Filadelfia karena mereka memelihara firman, yang berarti mereka tidak berpaling dari pengajaran sehat ekonomi Allah, pengajaran para rasul—Why. 3:8; 1 Tim. 6:3. E. Kita harus menjadi orang-orang yang “berpegang pada perkataan yang setia, yang menurut pengajaran para rasul”—Tit.1:9: 1. Gereja-gereja didirikan menurut pengajaran para rasul dan mengikuti pengajaran mereka, dan keteraturan gereja-gereja dipertahankan oleh perkataan setia, yang disampaikan menurut pengajaran para rasul. 2. Kita harus membicarakan hal-hal yang sesuai dengan ajaran sehat para rasul, pengajaran ekonomi Allah—2:1, 7-8; 1 Tim. 6:3. II. Persekutuan para rasul adalah persekutuan yang unik dan universal dari Tubuh Kristus—realitas hidup di dalam Tubuh Kristus—Kis. 2:42: A. Pengajaran menciptakan persekutuan, dan persekutuan berasal dari pengajaran; jika kita mengajar secara salah atau berbeda dari pengajaran para rasul, pengajaran kita akan menghasilkan satu sekte, persekutuan perpecahan—1 Kor. 4:17; 1:9; 10:16; 1 Tim. 1:3-4; 6:3. B. Persekutuan ini adalah aliran hayat kekal di dalam semua orang beriman, yang telah menerima dan memiliki hayat ilahi—1 Yoh. 1:3; 2 Kor. 13:13; cf. Why. 22:1. C. Pengalaman awal para rasul adalah persekutuan vertikal dengan Bapa dan dengan Putra-Nya, Yesus Kristus, tetapi ketika para rasul memberitakan hayat kekal kepada orang lain, mereka mengalami aspek horisontal persekutuan ilahi ini—1 Yoh. 1:2-3:
15
1. Persekutuan horisontal kita dengan orang-orang kudus membawa kita ke dalam persekutuan vertikal dengan Tuhan; kemudian persekutuan vertikal kita dengan Tuhan membawa kita ke dalam persekutuan horisontal dengan orang-orang kudus—ay. 7, 9. 2. Di dalam persekutuan ilahi ini, Allah terjalin dengan kita; penjalinan ini adalah perbauran Allah dan manusia—cf. Im. 2:4-5; 1 Kor. 10:17. D. Koordinasi dari keempat makhluk hidup itu menyajikan gambaran yang indah tentang persekutuan praktis Tubuh Kristus; persekutuan berarti melakukan segala sesuatu melalui salib dan oleh Roh itu untuk menyalurkan Kristus ke dalam orang lain demi Tubuh-Nya—Yeh. 1:5a, 9, 11b-14, 19-22, 25-26; 1 Kor. 12:14-30: 1. Sayap rajawali adalah sarana yang olehnya keempat makhluk hidup itu berkoordinasi dan bergerak sebagai satu, menandakan bahwa koordinasi mereka adalah dalam kuasa ilahi, kekuatan ilahi, dan suplai ilahi (bukan dalam diri mereka sendiri)—Yeh. 1:9, 11; Kel. 19:4; Yes. 40:31; 2 Kor. 12:9; 1 Kor. 15:10. 2. Setiap makhluk hidup itu menghadap ke satu arah; saat mereka menghadapi keempat arah ini, dua dari sayapsayap mereka membentang dan menyentuh sayap makhluk-makhluk hidup yang disebelahnya, membentuk bujur sangkar. 3. Ketika makhluk-makhluk hidup itu bergerak, mereka tidak perlu berbelok; satu makhluk bergerak maju ke depan sementara makhluk di belakangnya bergerak mundur dan dua makhluk yang lain bergerak menyamping—Yeh. 1:9. 4. Di dalam pelayanan gereja, kita semua perlu belajar bukan hanya bagaimana berjalan “maju ke depan” tetapi juga bagaimana berjalan “mundur” dan “menyamping”; di dalam koordinasi tidak ada kemerdekaan atau kenyamanan; koordinasi menjaga kita agar tidak berbelok—cf. Ef. 3:18: a. Berjalan mundur dan menyamping adalah berkata Amen kepada fungsi (atau ministri) dan beban khusus anggota lain—Rm. 12:4; cf. 1 Kor. 14:29-31. b. Jika kita hanya mempedulikan pelayanan khusus kita dan tidak memiliki keempat jenis berjalan ini, pada akhirnya kita akan menjadi masalah di dalam gereja—cf. 3 Yoh. 9.
16
c. Orang yang berjalan maju ke depan memiliki tanggung jawab untuk mengikuti Roh itu—Yeh. 1:12; cf. Kis. 16:6-10. 5. Jika saudara-saudara dengan fungsi yang berbeda tidak tahu bagaimana berkoordinasi dalam persekutuan, mereka akan bersaing dan bahkan saling bertengkar, yang bisa menyebabkan perpecahan—cf. Flp. 1:17; 2:2; Gal. 5:25-26. 6. Persekutuan mengaduk kita, membaurkan kita, memperbaiki kita, meredakan kita, mengharmoniskan kita, membatasi kita, melindungi kita, menyuplai kita, dan memberkati kita, memberi kita kuasa dan daya dobrak Roh itu; Tubuh ada di dalam persekutuan—1 Kor. 12:24-25; Yeh. 1:13-14. 7. Kita harus menerapkan perkara koordinasi ini bukan hanya di dalam gereja lokal tertentu tetapi juga di antara gereja-gereja; ini berarti bahwa kita adalah para pengikut gereja-gereja dan bahwa gereja-gereja lokal harus bersekutu dengan semua gereja lokal sejati di seluruh bumi untuk memelihara persekutuan universal Tubuh Kristus—1 Tes. 2:14; 1 Kor. 10:16.
17
Berita Lima Visi Surgawi dan Perpalingan yang Menaklukkan Rasul Paulus Pembacaan Alkitab: Kis. 9:1-19; 22:6-16; 26:13-19 I. Visi surgawi ministri pelengkapan Paulus harus dilihat oleh kita, dan visi ini harus diperbarui di dalam kita hari demi hari—Kis. 26:19; Ef. 1:17; Am. 29:18a: A. Visi zaman ini akan menjaga kita hidup di hadirat Allah; visi ini akan menopang kita, mengontrol kita, dan menjadi amanat ilahi kita untuk memenuhi keperluan zaman ini— Yer. 1:7-10, 18-19; Yes. 6:1-8; Kis. 26:16-19. B. Bila kita melihat visi rencana Allah dan telah dipalingkan dari segala sesuatu kepada diri Kristus sendiri, Dia akan menjadi Allah yang beroperasi secara batini bagi kita, memberikan energi kepada kita untuk melaksanakan rencana-Nya—Gal. 1:15-16; Rm. 15:16; 1 Kor. 15:10; Flp. 2:13; cf. Yer. 1:1, 4-10, 18-19. C. Pada akhirnya, Saulus yang menentang, di dalam ministri injilnya yang menang, menjadi tawanan yang ditaklukkan Kristus di dalam arak-arakan kemenangan yang merayakan kemenangan Kristus atas semua musuh-Nya; penyempurnaan Tuhan atas bejana-bejana pilihan-Nya secara demikian adalah unggul dan mengagumkan—Kis. 26:14; 2 Kor. 2:14; Ef. 4:7-12. II. Ketika Saulus dari Tarsus sedang dalam perjalanan ke Damsyik, visi surgawi datang kepadanya, dan visi ini merevolusi dia—Kis. 9:1-19; 22:6-16; 26:13-19: A. Setelah dia melihat visi itu, dia menjadi buta, tidak bisa melihat apa-apa, dan kehilangan tenaga, tidak dapat melakukan apa-apa; kebutaan yang diberkati datang atas mereka yang dijumpai oleh visi surgawi: 1. Setelah kebutaan ini datang ke atas kita, akan ada pengurapan batini dan penyinaran batini, penerangan batini; kita, yang dahulu adalah musuh Allah, akan dibawa ke dalam perjamuan ministri Perjanjian Baru untuk diselamatkan di dalam hayat Kristus—ay. 14; Rm. 5:10; 1 Kor. 5:8; cf. 2 Raj. 6:18-23. 2. Visi batini ini akan bertambah terus menerus dan akan merevolusi cara kita melayani Tuhan; visi ini akan mengontrol kita untuk melakukan segala sesuatu oleh Roh itu, di dalam roh kita, serta di dalam Tubuh, melalui Tubuh, dan bagi Tubuh—Gal. 5:25; Flp. 3:3; Rm. 1:9; 1 Kor. 12:12, 27.
18
B. Selama tiga hari Saulus tidak melihat apa-apa, dan dia tidak makan atau minum apa-apa; dia hanya dapat berdoa—Kis. 9:9, 11: 1. Di bawah inspirasi Roh esensial, satu-satunya perhatiannya adalah berdoa untuk mengetahui makna apa yang telah dia lihat dan dengar—22:14-15. 2. Sepertinya saat Saulus sedang berdoa, visi demi visi dan wahyu demi wahyu datang kepadanya mengenai Kristus sebagai perwujudan Allah, misteri Allah, dan gereja sebagai Tubuh Kristus, misteri Kristus—Kol. 2:2; Ef. 3:4; 5:32. 3. Setiap poin penting dari visi Paulus yang tercatat di dalam Kisah Para Rasul 9 seharusnya bukan sekedar pengajaran bagi kita melainkan visi yang kita lihat pada “televisi” surgawi. C. Dalam membaca Kisah Para Rasul 9, kita perlu melihat visi surgawi mengenai tiga butir—“Aku” (4:4), “Yesus” (ay. 5), dan “bejana pilihan” (ay. 15). III. "Saulus, Saulus, mengapa kamu menganiaya Aku?”—ay. 4: A. Ini adalah “Aku” yang korporat, mencakup Yesus sang Tuhan dan seluruh kaum beriman-Nya; Dia adalah sang Kepala, dan kita adalah Tubuh-Nya sebagai satu persona, satu manusia baru—Ef. 2:15; Kol. 3:10-11. B. Saulus (yang juga adalah Paulus) mulai melihat bahwa Tuhan Yesus dan kaum beriman-Nya adalah satu persona yang besar—“Aku” yang mengagumkan; bagi dia, ini adalah wahyu yang unik di seluruh alam semesta—Kis. 13:9a; 1 Kor. 12:12-27; Ef. 3:3-4; 5:32. C. Paulus adalah satu-satunya penulis Perjanjian Baru yang menggunakan istilah Tubuh Kristus; dia sangat menekankan Tubuh karena pada saat perpalingannya, dia mendengar berita mengenai “Aku” yang korporat, berita mengenai Tubuh Kristus—Rm. 12:4-5; 1 Kor. 12:12-17; Ef. 1:22-23; 2:16; 4:4, 16. D. Segera setelah Saulus diselamatkan, Tuhan mulai mendidik dia mengenai Tubuh Kristus; mereka yang melihat bahwa mereka adalah anggota-anggota Tubuh akan memustikakan Tubuh dan menghormati anggota-anggota yang lain—Kis. 9:6, 17-18, 24-25; 1 Kor. 12:23-24; 16:18. IV. “’Siapakah Engkau, Tuhan?’ Kata-Nya, ‘Akulah Yesus yang kauaniaya itu’”—Kis. 9:5: A. Tuhan di sini sama dengan kata Yehovah dalam bahasa Ibrani—Kel. 3:14-15; Yoh. 8:58.
19
B. Nama Yesus merangkum berita Injil yang lengkap; Paulus melihat bahwa Yesus adalah Yehovah Penyelamat dan bahwa sebagai Dia yang sekarang di surga, Dia telah melalui proses inkarnasi, penghidupan insani, kematian, kebangkitan, dan kenaikan untuk menghasilkan dan membangun Tubuh Kristus—Rm. 9:5; Ef. 1:19-23. C. Paulus melihat bahwa Yesus adalah Allah itu, Yehovah, yang telah melalui proses dan rampung dengan elemen ilahi dan insani untuk menjadi Tuhan yang naik, Kepala dari Tubuh, dan Roh pemberi-hayat, Roh Yesus, untuk disalurkan ke dalam semua anggota-Nya—Rm. 10:12-13; Kol. 1:18a; 1 Kor. 15:45b; Kis. 16:7; Flp. 1:19. D. Paulus melihat bahwa pusat alam semesta adalah bahwa Kristus ada di dalam kita dan kita ada di dalam Kristus; dia melihat bahwa rencana Allah adalah untuk mewahyukan Kristus di dalam kita sebagai hayat sehingga kita bisa memperhidupkan Kristus dan untuk menaruh kita ke dalam Kristus sehingga kita bisa diserupakan kepada gambar-Nya dan terbangun bersama orang lain untuk menjadi TubuhNya yang hidup bagi ekspresi korporat-Nya—Gal. 1:15-16; 2:20; 4:19; Rm. 8:28-29; 12:1-5; Ef. 1:22-23; 3:16-19. V. “Orang ini adalah bejana pilihan bagi-Ku”—Kis. 9:15: A. Maksud Allah dalam menyelamatkan Saulus dari Tarsus adalah untuk memenuhi dia dengan diri-Nya sendri dan karenanya menjadikan dia bejana yang luar biasa—Kol. 1:25; Ef. 3:8-9. B. Tulisan-tulisan Paulus mengembangkan makna rohani kata bejana: 1. Paulus melihat bahwa manusia adalah bejana tiga bagian untuk menampung dan diisi dengan Kristus sebagai hayat bagi pembangunan Tubuh Kristus—Kej. 2:7; 1 Tes. 5:23-24; Rm. 9:21, 23; 2 Kor. 4:7; 2 Tim. 2:2021; cf. 2 Raj. 4:1-6; Yer. 48:11. 2. Tubuh Kristus adalah bejana korporat Allah yang besar untuk menampung Dia dan diisi dengan Dia bagi ekspresi-Nya—Ef. 3:16-19. C. Sebagai bejana pilihan Allah, Paulus dipalingkan dari segala sesuatukepada diri Kristus sendiri—dipalingkan untuk menyeru nama-Nya, untuk menderita demi nama-Nya, dan untuk mengemban nama-Nya di hadapan orang-orang Kafir dan raja-raja dan anak-anak Israel—Kis. 9:14-16; 22:16. VI. Visi sentral ministri pelengkapan rasul Paulus adalah Allah di dalam kita sebagai isi kita (“bejana”), Kristus
20
sebagai misteri Allah (“Yesus”), dan gereja sebagai misteri Kristus (“Aku”)—9:4-5, 15: A. Pemberitaan Paulus di dalam Kisah Para Rasul dan tulisannya di dalam surat-surat rasulinya adalah gambaran rinci visi surgawi yang dilihat olehnya—26:16; 22:15; Ef. 3:36. B. Tuhan menampakkan diri kepada Paulus untuk menunjuk dia sebagai minister dan saksi akan hal-hal yang di dalamnya Paulus telah melihat Dia dan akan hal-hal yang di dalamnya Dia menampakkan diri kepada Paulus—Kis. 26:16; cf. 1:8; 23:11; 20:20, 31. C. Di dalam semua visi yang telah Paulus lihat, dia melihat Kristus; hal-hal yang di dalamnya kita telah melihat Kristus dan hal-hal yang di dalamnya Dia akan menampakkan diri kepada kita adalah hal-hal yang harus kita ministrikan kepada orang lain—Gal. 1:15-16; Kis. 22:14-15. VII. Pemulihan Tuhan hari ini adalah pemulihan visi sentral ministri pelengkapan Paulus—26:13-19; Kol. 1:25; Ef. 5:32.
21
Berita Enam Kesaksian Sentral Allah— Kristus yang Berinkarnasi, Tersalib, Bangkit, dan Naik sebagai Sang Almuhit Pembacaan Alkitab: Kis. 2:22-36; 3:13-15, 22-23, 26; 4:10-12; 5:30-31; 9:20, 22; 13:33-34 I. Saat kita mengkaji kitab Kisah Para Rasul, kita perlu memiliki pandangan tentang Tuhan Yesus sebagai Dia yang ada di atas takhta secara ekonomikal dan di dalam kita secara esensial; ini adalah wahyu yang mendahului kitab Kisah Para Rasul—Ibr. 12:2; Why. 5:6; 2 Tim. 4:22; 1 Kor. 6:17. II. Kesaksian sentral Allah adalah Kristus yang berinkarnasi, tersalib, bangkit, dan naik—Kis. 1:3, 9-11; 2:22-24, 32-36. III. Kita semua memerlukan kenikmatan yang penuh akan Kristus sebagai Hari Raya Menuai; kenikmatan yang penuh akan Kristus ini sebenarnya adalah Roh pemberihayat yang almuhit sebagai perampungan Allah Tritunggal yang telah melalui proses yang mencapai kita—2:1, catatan kaki 1. IV. Semua rasul melaksanakan ministri yang sama untuk mengemban kesaksian Yesus Kristus yang berinkarnasi, tersalib, bangkit, dan naik, yang adalah Tuhan atas semua, memberitakan Kristus dalam persona dan pekerjaan-Nya—1:17; 9:20, 22; 10:36-43: A. Pada Kristus ada dua aspek utama—aspek persona-Nya dan aspek pekerjaan-Nya; Putra Allah mengacu pada personaNya, dan Kristus mengacu pada pekerjaan-Nya—9:20, 22; Yoh. 20:31: 1. Tuhan Yesus adalah Putra Allah berarti Dia adalah Allah, Dia yang memiliki sumber ilahi yang unik—1:18; 3:16. 2. Tuhan Yesus adalah Kristus berarti Dia adalah yang diurapi Allah dan yang ditunjuk Allah untuk melaksanakan apapun yang Allah maksudkan—Mat. 16:16-18. B. Petrus bersaksi mengenai manusia Yesus dalam pekerjaan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya—Kis. 2:22-36: 1. Ketika Kristus hidup dan meministrikan, apapun yang Dia lakukan adalah suatu pameran bahwa pekerjaan-
22
Nya dilakukan oleh Allah dan sepenuhnya diuji, dibuktikan, dan diakui oleh Allah—ay. 22. 2. Penyaliban Tuhan bukanlah kecelakaan di dalam sejarah manusia melainkan penggenapan rapat ilahi yang ditetapkan oleh Allah, yang terjadi menurut penakdiran kekal Allah Tritunggal—ay. 23. 3. Kebangkitan Kristus adalah persetujuan Allah dan deklarasi Dia sebagai Mesias yang riil, Dia yang diurapi dan ditunjuk oleh Allah untuk melaksanakan amanat kekal-Nya—ay. 24-32. 4. Kenaikan Kristus adalah peninggian Allah atas Dia; pencurahan Roh Kudus adalah bukti bahwa Allah telah meninggikan Tuhan Yesus dan menjadikan Dia Tuhan dan Kristus—ay. 33-36. C. Inkarnasi Yesus membuat Dia menjadi manusia, penghidupan insani-Nya di bumi melayakkan Dia untuk menjadi Penyelamat manusia, ketersaliban-Nya menggenapkan penebusan penuh bagi manusia, kebangkitan-Nya meneguhkan pekerjaan penebusan-Nya, dan peninggian-Nya melantik Dia untuk menjadi Pemimpin yang memerintah agar Dia bisa menjadi Penyelamat; peninggian-Nya ini adalah tahap ultima disempurnakannya Dia untuk menjadi Penyelamat manusia—5:30-31; Ibr. 2:10; 5:9. V. Kesaksian para rasul akan Yesus Kristus, Tuhan atas semua, adalah almuhit; seperti yang digambarkan di dalam kitab Kisah Para Rasul, mereka memberitakan dan meministrikan Kristus yang almuhit—3:13-26; 4:10-12; 13:22-39: A. Di dalam ministrinya, Petrus memberitakan Kristus yang almuhit—3:13-26; 4:10-12: 1. Tuhan Yesus, Hamba Allah, sang Penyembuh, adalah Yang kudus dan adilbenar—3:13-14, 16: a. Sebagai Yang kudus, Dia mutlak bagi Allah, kepada Allah, dan esa dengan Allah. b. Sebagai Yang adilbenar, Dia adilbenar terhadap Allah dan terhadap setiap orang dan segala sesuatu— ay. 14. 2. Kristus adalah Pencipta hayat, sumber dan Pemulai hayat, Pemimpin Utama dalam hayat—ay. 15. 3. Tuhan Yesus adalah Sang Nabi, yang berbicara bagi Allah dan menyampaikan Allah—ay. 22-23. 4. Kristus adalah musim kesegaran; memiliki Kristus adalah memiliki waktu-waktu penyegaran—ay. 20.
23
5. Kristus adalah benih yang di dalamnya kita menerima berkat Allah—ay. 25. 6. Cara Allah mengutus Kristus yang naik adalah melalui mencurahkan Roh itu; ketika Roh yang dicurahkan itu sampai kepada umat, itu adalah Kristus, Sang naik, yang diutus oleh Allah kepada mereka—ay. 26. 7. Sebagai Batu-Penyelamat, Kristus adalah bahan bagi bangunan Allah; di dalam kebangkitan, Allah membuat Dia menjadi batu penjuru, batu utama yang mengikat dinding-dinding bangunan—4:10-12. B. Di dalam ministrinya, Paulus memberitakan Kristus yang almuhit; dia melaksanakan pekerjaan yang menyajikan, menyampaikan, dan meministrikan Kristus yang almuhit yang terealisasi sebagai Roh pemberi-hayat—13:22-39; 1 Kor. 15:45b: 1. Melalui kebangkitan, Kristus menjadi Putra sulung Allah; Allah membangkitkan Yesus dari antara orang mati adalah Allah memperanakkan Dia untuk menjadi Putra sulung-Nya—Kis. 13:33; Rm. 8:29: a. Sebagai Putra tunggal, Tuhan adalah perwujudan hayat ilahi—Yoh. 1:4; 1 Yoh. 5:11-12. b. Sebagai Putra sulung, Kristus adalah penyalur-hayat bagi penyebarluasan hayat—Rm. 1:3-4; 8:2, 6, 10-11, 29. c. Di dalam Kisah Para Rasul 13, Paulus memberitakan Kristus sebagai Putra sulung untuk penyebarluasan; untuk alasan ini, dia memberitakan kebangkitan Tuhan Yesus sebagai kelahiran-Nya dalam keinsanian-Nya untuk menjadi Putra sulung Allah— ay. 33. 2. Kristus yang bangkit adalah karunia besar yang diberikan oleh Allah kepada kita, dan karunia ini disebut hal-hal kudus dari Daud, hal-hal yang setia—ay. 34: a. Sang Kudus ini adalah Kristus, Anak Daud, yang di dalamnya segala rahmat Allah terpusat dan disampaikan; maka, hal-hal kudus dari Daud, halhal yang setia itu mengacu kepada Kristus yang bangkit. b. Hal-hal kudus dan setia itu adalah segala aspek apa adanya Kristus—diri Kristus sendiri sebagai segala rahmat bagi kita, karunia almuhit yang diberikan oleh Allah kepada kita bagi pengalaman dan kenikmatan kita—ay. 34.
24
Berita Tujuh Trinitas Ilahi dan Kerajaan Allah Pembacaan Alkitab: Kis. 1:3; 2:32-36; 8:12; 14:22; 16:6-7; 20:28; 28:23, 31 I. Sama seperti Trinitas Ilahi adalah kerangka seluruh Perjanjian Baru, demikian juga Trinitas Ilahi adalah struktur kitab Kisah Para Rasul; pasal demi pasal Kisah Para Rasul menyingkapkan operasi Trinitas Ilahi bagi pelaksanaan ekonomi Perjanjian Baru Allah—mis., 1:1-2, 4-5, 8, 11, 21; 2:4, 17-18, 21-24, 27, 31-33, 36, 38; 13:2, 4, 7, 910, 12, 16,23, 30, 33-39, 49-50, 52; 28:15, 23, 25, 31: A. Allah Tritunggal—Bapa, Putra, dan Roh—sepenuhnya terlibat dalam kenaikan Putra dan pencurahan Roh itu— 2:32-36: 1. Putra naik, Bapa meninggikan Dia, dan Roh itu tercurah—Luk. 24:51; Flp. 2:9; Kis. 1:9-11; 2:32-36. 2. Bapa, Putra dan Roh semuanya terbungkus dalam pencurahan Roh itu sebagai perampungan Allah Tritunggal yang telah melalui proses—ay. 33; Yoh. 7:3739; Flp. 1:19. B. Di dalam Kisah Para Rasul 16:6-7 Roh Kudus dan Roh Yesus dipakai secara bergantian, mewahyukan bahwa Roh Yesus adalah Roh Kudus: 1. Roh Kudus adalah sebutan umum untuk Roh Allah di dalam Perjanjian Baru—9:17, 31. 2. Roh Yesus adalah ekspresi khusus untuk Roh Allah dan mengacu kepada Roh dari Penyelamat yang berinkarnasi yang, sebagai Yesus dalam keinsanian-Nya, melalui penghidupan insani dan kematian di atas salib—16:7: a. Ini mengindikasikan bahwa di dalam Roh Yesus, bukan hanya ada elemen ilahi Allah tetapi juga elemen insani Yesus dan elemen penghidupan insaniNya dan penderitaan kematian-Nya—Flp. 2:7-8. b. Di dalam ministrinya rasul Paulus memerlukan Roh almuhit yang sedemikian. 3. Sebagai bejana yang menampung Allah Tritunggal, Paulus sepenuhnya tersusun dari Roh Kudus yang terlibat dengan inkarnasi dan kelahiran Tuhan, dan tersusun dari Roh Yesus yang terlibat dengan keinsanian, penghidupan insani, kematian yang almuhit, kebangkitan yang membagikan hayat, dan kenaikan Tuhan—Ef. 3:14-17; Luk. 1:35; Kis. 2:32-36; Flp. 1:19.
25
4. Jenis pekerjaan yang kita lakukan bagi Tuhan bergantung pada jenis Roh yang olehnya kita dibimbing, diarahkan, diperintah, dan disusun; bila Roh yang almuhit ini menjadi susunan kita, pekerjaan kita akan menjadi ekspresi Roh ini—Kis. 16:6-7; Rm. 8:9; Flp. 1:19. C. Allah mendapatkan gereja “melalui darah-Nya sendiri”—Kis. 20:28: 1. Allah membeli gereja melalui membayar harga “darahNya sendiri.” 2. Melalui inkarnasi, Allah kita, Pencipta, Sang kekal, menjadi dibaurkan dengan manusia—Yoh. 1:1, 14: a. Sebagai hasilnya, Dia bukan lagi hanya Allah—Dia menjadi manusia-Allah, yang memiliki darah dan dapat mati bagi kita—1 Yoh. 1:7. b. Ketika Tuhan Yesus, sang manusia-Allah, mati di atas salib, Dia mati bukan hanya sebagai manusia tetapi juga sebagai Allah. 3. Darah yang Dia curahkan bukan hanya darah manusia Yesus tetapi juga darah manusia-Allah. 4. Karena itu, darah-Nya, yang melaluinya Allah mendapatkan gereja, adalah “darah-Nya sendiri”—Kis. 20:28. II. Kerajaan Allah adalah subyek utama pemberitaan para rasul di dalam Kisah Para Rasul—1:3; 8:12; 14:22; 19:8; 20:25; 28:23, 31: A. Fakta bahwa Kristus yang bangkit, dalam penampakan-Nya kepada para rasul selama empat puluh hari, berbicara kepada mereka tentang “hal-hal mengenai kerajaan Allah” mengindikasikan bahwa kerajaan akan menjadi subyek utama pemberitaan para rasul dalam amanat mereka yang akan datang setelah Pentakosta—1:3. B. Menurut Perjanjian Baru, kerajaan Allah bukanlah alam material yang kelihatan; sebenarnya, kerajaan Allah adalah satu persona, diri Tuhan Yesus Kristus sendiri—Luk. 17:2021. C. Gereja-gereja dan kerajaan Allah berjalan bersama; gerejagereja yang dihasilkan melalui penyebarluasan Kristus yang bangkit adalah kerajaan Allah di bumi hari ini—Kis. 14:22; 20:25: 1. Kristus yang bangkit, yang menyebarluaskan diri-Nya sendiri di dalam kenaikan-Nya, oleh Roh itu, dan melalui murid-murid, adalah realitas kerajaan Allah; kerajaan Allah adalah perluasan-Nya—1:8; 8:12:
26
a. Gereja-gereja adalah perluasan Kristus, yang datang untuk menaburkan diri-Nya sendiri sebagai benih kerajaan Allah; ini diwahyukan di dalam kitab-kitab Injil—Mrk. 4:3, 26. b. Di dalam kitab-kitab Injil, Kristus adalah benih kerajaan; di dalam kitab Kisah Para Rasul, kita memiliki penyebarluasan benih ini untuk menghasilkan gereja-gereja sebagai kerajaan Allah— 8:1, 12; 13:1-4. 2. Kita di dalam gereja-gereja adalah penyebarluasan Kristus dan perluasan Kristus, dan kita memperbesar kerajaan Allah—Why. 1:9, 11. D. Kerajaan Allah adalah penyebaran Kristus sebagai hayat ke dalam kaum beriman-Nya untuk membentuk alam yang di dalamnya Allah memerintah dalam hayat-Nya—2 Ptr. 1:311: 1. Untuk masuk ke dalam Kerajaan ini, orang perlu bertobat dari dosa-dosa mereka dan percaya dalam injil sehingga dosa-dosa mereka bisa diampuni dan sehingga mereka bisa dilahirkan kembali oleh Allah untuk memiliki hayat ilahi, yang sesuai dengan sifat ilahi kerajaan ini—Mrk. 1:15; Yoh. 3:3, 5. 2. Semua orang beriman dalam Kristus dapat berbagian dengan kerajaan di dalam zaman gereja bagi kenikmatan mereka akan Allah dalam keadilbenaran, damai sejahtera, dan sukacita-Nya dalam Roh Kudus—Rm. 14:17. 3. Kerajaan Allah akan menjadi kerajaan Kristus dan Allah untuk diwarisi dan dinikmati kaum beriman yang menang di dalam zaman kerajaan yang akan datang sehingga mereka bisa memerintah bersama Kristus selama seribu tahun—1 Kor. 6:9-11; Gal. 5:19-21; Ef. 5:5; Why. 20:4, 6. 4. Sebagai kerajaan kekal, kerajaan Allah akan menjadi berkat kekal hayat kekal Allah untuk dinikmati seluruh umat tebusan Allah di dalam langit baru dan bumi baru untuk kekekalan—21:1-4; 22:1-5, 14, 17. E. Di dalam Kisah Para Rasul 14:22, Paulus memohon kepada kaum beriman yang melanjutkan dalam iman agar menyadari bahwa melalui banyak kesusahan, kita harus masuk ke dalam kerajaan Allah, karena seluruh dunia menentang masuknya kita; masuk ke dalam kerajaan Allah adalah masuk ke dalam kenikmatan yang penuh akan Kristus sebagai Kerajaan.
27
F. Di dalam Kisah Para Rasul 19, kita melihat bahwa Satan sedang berperang melawan Allah yang menyebarkan kerajaan-Nya di bumi; ministri yang menang bagi penyebarluasan Kristus adalah peperangan, pertarungan, bagi kerajaan Allah—ay. 23-41. G. Pemberitaan Paulus tentang kerajaan Allah di dalam 28:31 adalah penyebarluasan Kristus yang bangkit: 1. Ini dibuktikan oleh perkataan mengajarkan hal-hal mengenai Tuhan Yesus Kristus, yang adalah hal-hal yang berjalan bersama dengan kerajaan Allah—ay. 23. 2. Mengajar mengenai Kristus adalah menyebarkan kerajaan Allah; karena itu, kerajaan Allah sebenarnya adalah penyebarluasan Kristus yang bangkit—proses yang berlanjut untuk dilaksanakan melalui kaum beriman hari ini—ay. 31.
28
Berita Delapan Kenikmatan dan Penyebarluasan Kristus yang Bangkit sebagai Yobel di dalam Kisah Para Rasul Pembacaan Alkitab: Kis. 2:21; 7:58-60; 9:14, 21; 22:16, 20; 26:18-19 I. Menikmati dan menyebarluaskan Kristus yang bangkit sebagai yobel adalah menikmati dan menyebarluaskan Dia sebagai milik kita, porsi yang ditetapkan Allah, dan sebagai Dia yang mampu membebaskan kita dari perbudakan dosa agar kita kembali ke gereja sebagai keluarga ilahi kita—Im. 25:8-17, 28, 39-41; Luk. 4:18-22; Kol. 1:12-13; Yoh. 8:32, 36; Kis. 26:18-19; cf. Mzm. 68:5-6. II. Di dalam pemberitaan injil Petrus yang pertama, dia mengutip dari nabi Yoel dan mengumumkan bahwa kita dapat menikmati Kristus sebagai yobel melalui mempraktekkan menyeru nama Tuhan dengan penuh sukacita—Kis. 2:16-18, 21; Yl. 2:28-29, 32a: A. Kitab Yoel mewahyukan sejarah ilahi yang intrinsik di dalam sejarah insani yang luaran; sejarah ilahi kita di tengah-tengah sejarah manusia adalah sejarah menyeru nama Tuhan untuk menikmati segala kekayaan Kristus bagi pembangunan Tubuh Kristus sebagai kepenuhan Kristus— 1:1-4; Rm. 10:12-13; Ef. 3:8, 19; 1:22-23. B. Nubuat Yoel dan penggenapannya mengenai yobel Perjanjian Baru Allah memiliki dua aspek: di pihak Allah, Dia mencurahkan Roh-Nya di dalam kenaikan Kristus yang bangkit; di pihak kita, kita menyeru nama Tuhan yang naik, yang telah menggenapkan semua, mencapai semua, dan mendapatkan semua: 1. Menyeru nama Tuhan itu sangat diperlukan agar kita dapat berpartisipasi dan menikmati Kristus yang almuhit dengan semua yang telah Dia genapkan, capai, dan dapatkan bagi keselamatan penuh kita—1 Kor. 1:2; Rm. 10:12-13; 5:10. 2. Kita dapat menikmati musim-musim kesegaran (menyejukkan, menghidupkan, dan melegakan) dari hadirat Tuhan melalui menyeru nama Tuhan—Kis. 3:20; 2:21. 3. Yesus adalah nama Tuhan, dan Roh itu adalah personaNya; ketika kita berseru, “Tuhan Yesus,” kita menerima Roh itu—1 Kor. 12:3b, 13. 4. Melalui menyeru nama Tuhan, kita menikmati Roh itu sebagai penerapan keselamatan Allah pada kita; bila kita
29
melatih roh kita untuk berseru kepada-Nya, kita menghirup Dia dan minum Dia untuk menikmati segala kekayaan-Nya; ini adalah penyembahan yang riil kepada Allah—Kis. 22:1; Rm. 10:12-13; Rat. 3:55-56; Yes. 12:3-4; Yoh. 4:14, 24. 5. Melalui mempraktekkan menyeru nama Tuhan, kita dapat terus menerus menerima segala kekayaan Roh itu, dan Allah memenuhi janji-Nya untuk memulihkan kepada kita “tahun-tahun yang…telah dimakan belalang”—Yl. 2:25; Gal. 3:2, 5, 14. C. Kitab Kisah Para Rasul mewahyukan bahwa menyeru nama Tuhan adalah tanda para pengikut Tuhan (1 Kor. 1:2); seruan ini pastilah dapat terdengar; maka, ini menjadi tanda: 1. Kata Yunani untuk menyeru terdiri dari kepada dan memanggil (nama); jadi, ini adalah memanggil dengan bersuara, bahkan nyaring, seperti yang dilakukan Stefanus—Kis. 7:59-60. 2. Ketika Stefanus menderita penganiayaan, dia mempraktekkan ini, dan prakteknya ini tentunya memberi kesan yang dalam kepada Saulus, salah seorang penganiayanya; kemudian, Saulus yang tidak percaya itu menganiaya para penyeru dengan memakai seruan mereka sebagai suatu tanda—ay. 58-60; 9:14, 21; 22:20. 3. Segera setelah Saulus ditangkap oleh Tuhan, Ananias, yang membawa Saulus ke dalam persekutuan Tubuh Kristus, menyuruh dia untuk dibaptis, menyeru nama Tuhan, untuk memperlihatkan kepada orang lain bahwa dia juga telah menjadi penyeru yang sedemikian—ay. 16. 4. Paulus adalah orang yang mempraktekkan ini, dan dia menyuruh sekerja mudanya Timotius untuk melakukan ini agar Timotius bisa menikmati Tuhan seperti dia—2 Tim. 2:22. III. Kitab Kisah Para Rasul memperlihatkan kenikmatan dan penyebarluasan Kristus yang bangkit sebagai yobel kasih karunia di dalam penyebaran injil murid-murid dan di dalam praktek kehidupan gereja mereka: A. “Kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi”— 1:8b. B. “Hari demi hari…memecahkan roti dari rumah ke rumah dan makan bersama-sama dengan gembira dan tulus hati, sambil memuji Allah…Hari demi hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan”—2:46-47.
30
C. “Dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan kasih karunia yang besar ada pada mereka semua”—4:33. D. “Rasul-rasul itu meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan sukacita, karena mereka telah dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama itu. Setiap hari mereka mengajar di Bait Allah dan dari rumah ke rumah dan memberitakan Injil tentang Yesus yang adalah Kristus”—5:41-42. E. “Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah…Sementara mereka melemparinya Stefanus berseru kepada Tuhan dan berdoa, katanya, ‘Tuhan Yesus, terimalah rohku.’ Sambil berlutut dia berseru dengan suara nyaring, ‘Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!’”—7:56, 59-60a. F. “Mereka yang tersebar itu menjelajahi seluruh negeri itu sambil memberitakan injil…Karena itu, sangatlah besar sukacita dalam kota itu”—8:4, 8. G. “Setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba membawa Filipus pergi dan pegawai istana itu tidak melihatnya lagi. Dia meneruskan perjalanannya dengan sukacita”—ay. 39. H. “Maka kemudian gereja di seluruh Yudea dan Galilea dan Samaria memiliki damai sejahtera sehingga terbangun; dan dengan terus hidup dalam takut akan Tuhan dan dalam penghiburan Rh Kudus, jumlahnya berlipat ganda”—9:31. I. “Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah dia dan menasihati mereka, supaya mereka semua dengan kesungguhan hati setia kepada Tuhan”— 11:23. J. “Murid-murid di Antiokhia tetap penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus”—13:52. K. “Mereka diantar oleh gereja sampai ke luar kota, lalu mereka berjalan melalui Fenisia dan Samaria dan menceritakan tentang pertobatan orang-orang bukan Yahudi. Hal itu sangat menggembirakan hati saudarasaudara seiman di situ”—15:3. L. “Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka”—16:25. M. “Jawab mereka, ‘Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu’…. Lalu dia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan dia sangat
31
bergembira karena dia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah”—ay. 31, 34. N. “Orang-orang yang mengacaukan seluruh dunia telah datang juga kemari”—17:6b. O. “Sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-Nya yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu warisan yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskan-Nya”—20:32. P. “Untuk membuka mata mereka, supaya mereka berbalik dari kegelapan kepada terang dan dari otoritas Satan kepada Allah, supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat warisan yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan”—26:18: 1. Kisah Para Rasul 26:18 menyingkapkan isi almuhit amanat ilahi kita menurut visi surgawi yobel; kita perlu mendoakan semua isi ini, meminta Tuhan untuk menjadikannya pengalaman dan realitas kita sehingga kita bisa membawa orang lain ke dalam pengalaman dan realitas ini. 2. Bila kita berdoa seperti ini, Tuhan Yesus akan menampakkan diri kepada kita, penampakkan-Nya akan memberi kita visi, dan kita akan menikmati dan menyebarluaskan Kristus yang bangkit sebagai yobel sampai ke ujung bumi—ay. 16-19; 1 Tim. 1:4, 11; Kis. 1:8.
32
Berita Sembilan Memelihara Diri Kita di dalam Satu Aliran Pekerjaan Tuhan bagi Penyebaran Gereja dan Menerima Rahmat Tuhan untuk Diselamatkan dari Rencana Licik Satan Pembacaan Alkitab: Kis. 1:8; 5:20; 6:4, 7; 9:31; 12:24; 19:20 I. Kitab Kisah Para Rasul mewahyukan bahwa di dalam pergerakan Tuhan hanya ada satu arus ilahi pekerjaan Tuhan dan bahwa kita perlu memelihara diri kita di dalam arus ini: A. Arus ilahi ini, yang telah mengalir sepanjang zaman, hanyalah satu secara unik; karena hanya ada satu arus ilahi dan karena aliran itu hanya satu secara unik, kita perlu memelihara diri kita di dalam satu aliran ini—1 Yoh. 1:3; Why. 22:1. B. Di mana arus ilahi ini mengalir, kita memiliki hayat Allah, persekutuan Tubuh, kesaksian Yesus, dan pekerjaan Allah— Kej. 2:10-14; Mzm. 36:9-10; 46:5b; Yoh. 7:37-39; Why. 22:1. C. Bila kita memberi Tuhan tempat yang utama di dalam seluruh diri kita, membuat Dia menjadi kasih kita yang pertama, Dia menjadi arus ilahi bagi kita, mengalir di dalam kita dan keluar dari kita sebagai pekerjaan yang pertama; pekerjaan yang pertama adalah pekerjaan-pekerjaan yang dimotivasi oleh, berasal dari, dan mengekspresikan Tuhan sebagai kasih kita yang pertama; hanya pekerjaan yang dimotivasi oleh kasih yang pertamalah yang adalah emas, perak, dan batu berharga—ay. 1; 2:4-5; 1 Kor. 2:9; 3:12. D. Pengaliran hayat ilahi, yang dimulai pada hari Pentakosta dan yang telah mengalir sepanjang zaman sampai hari ini, hanyalah satu arus bagi sasaran Allah untuk membangun gereja bagi ekspresi korporat-Nya—Mat. 16:18; cf. Yeh. 47:112. II. Prinsip dasar gereja adalah bahwa gereja itu kekal dan universal, maka gereja harus secara konstan menyebar di bumi; pertumbuhan gereja dan pembangunan gereja adalah berdasarkan penyebaran—Kis. 1:8; 8:1; 9:31: A. Penyebaran gereja terlaksana oleh pertumbuhan hayat Tuhan dan pengaliran hayat Tuhan, peluapan hayat—Ef. 4:16; Yoh. 7:37-39; Kis. 2:42, 46-47; 5:20; 6:4, 7; 12:24; 19:20. B. Bila gereja mulai menyebar, konsep-konsep yang salah akan diremukkan, baik konsep itu regional, rasial, ataupun saling
33
C.
D.
E.
F.
mendiskriminasi; melalui penyebaranlah semua pikiran picik kita akan dieliminasi—cf. 1 Kor. 12:24; Kol. 3:10-11. Kisah Para Rasul 8 memperlihatkan bahwa langkah pertama dalam penyebaran gereja adalah ke Samaria (ay. 125), dan langah kedua adalah ke Etiopia, ke Afrika (ay. 2639); ini memperlihatkan bahwa kita harus memberitakan injil ke setiap suku dan bahasa dan umat dan bangsa, karena gereja itu universal dan perlu menyebar (Why. 5:910; 7:9). Kisah Para Rasul 9 memperlihatkan Allah memilih Saulus (kemudian menjadi Paulus), yang adalah berlawanan dengan konsep manusia; konsep insani kita yang sempit dan salah perlu dipatahkan dan diremukkan melalui penyebaran gereja; kita harus percaya bahwa seseorang bisa menganiaya gereja satu jam dan memberitakan injil jam berikutnya—ay. 10-22. Kisah Para Rasul 10 mengindikasikan bahwa pergerakan penginjilan Tuhan di bumi adalah di bawah administrasiNya di takhta di surga dan bahwa injil perlu disebarkan ke keempat penjuru bumi untuk mengumpulkan segala jenis orang yang najis (berdosa), membersihkan mereka dengan darah penebusan Kristus dan membasuh mereka dengan pembaruan Roh Kudus—ay. 11-12, 15, 28; cf. Ibr. 8:1; Kis. 7:56. Kisah Para Rasul 13 mewahyukan bahwa di gereja di Antiokhia, kelima nabi dan pengajar yang sedang meministrikan kepada Tuhan itu terdiri dari orang Yahudi dan Kafir, setiap orang memiliki latar belakang, pendidikan, dan status yang berbeda; ini mengindikasikan bahwa gereja terdiri dari semua ras dan tingkat orang tanpa memandang latar belakang mereka, dan bahwa karunia dan fungsi rohani yang diberikan kepada anggota-anggota Tubuh Kristus bukanlah berdasarkan status alamiah mereka—ay. 1; 4:36; Rm. 16:21; Luk. 9:7-9; Kis. 22:3: 1. Melalui kelima anggota Tubuh Kristus yang setia dan mencari ini, Tuhan mengambil satu langkah yang besar untuk memisahkan Barnabas dan Saulus bagi pekerjaan dan pergerakan-Nya untuk menyebarkan injil kerajaanNya kepada dunia Kafir. 2. Ini mutlak adalah pergerakan oleh Roh itu, di dalam Roh itu, dan dengan Roh itu melalui kerja sama antara anggota-anggota Tubuh Kristus yang setia dan mencari di bumi dengan Kepala di surga—13:1-4a.
34
G. Pada perjalanan rasul Paulus yang pertama untuk menyebarkan injil, dia pergi ke Siprus dan kemudian ke Asia Kecil untuk mendirikan banyak gereja lokal—13:4b-14:28; Why. 1:4. H. Setelah Paulus berpisah dari Barnabas, dia pergi dalam perjalanan ministrinya yang kedua ke Eropa (Filipi, Tesalonika, Berea, Athena, Korintus, dan kembali melalui Efesus ke Antiokhia)—Kis. 15:35-40; 16:6-18:22. I. Perjalanan Paulus yang ketiga adalah dari Antiokhia ke Galatia, Frigia, Efesus, Makedonia, dan Yunani ke Yerusalem—18:23-21:17. J. Perjalanan Paulus yang keempat adalah dari Kaisarea ke Roma—27:1-28:31. III. Kita harus menerima rahmat Tuhan untuk diselamatkan dari rencana licik Satan untuk menggagalkan penyebaran dan pembangunan gereja, dan kita harus memelihara diri kita di dalam aliran zaman ini bagi pembangunan Tubuh-Nya—cf. Ibr. 4:16; Rat. 3:22-25: A. Kita harus diselamatkan dari peraturan-peraturan yang luaran dan mati, opini-opini manusia, dan ego dengan konsep-konsep usangnya; siapa saja yang menerima rahmat dari Tuhan akan diselamatkan dari perkara-perkara ini; berapa derajat kita diselamatkan, berapa derajat pula gereja bisa terbangun—Rm. 5:10; Flp. 1:19-21a; 2:12-16; Kis. 15:112; Gal. 2:21; 5:1; 2:4. B. Kita harus belajar dari pelajaran Petrus untuk diselamatkan dari selubung tradisi agama dan latar belakang lama kita sehingga kita bisa melihat dan hidup di bawah visi ekonomi kekal Allah untuk memegang kebenaran injil—Kis. 10:9-16; Gal. 2:11-14. C. Kita harus belajar dari pelajaran Barnabas untuk diselamatkan dari opini manusia dan hubungan alamiah— perselisihan yang timbul di antara para sekerja karena hubungan pribadi adalah mengerikan; ingatlah ini baikbaik!—Kis. 13:13; 15:35-40; Kol. 4:10. D. Kita harus belajar dari pelajaran Apolos untuk diselamatkan dari ministri yang kekurangan wahyu lengkap ekonomi Perjanjian Baru Allah dan dari tidak sepenuhnya bersatu dengan ministri zaman ini—Kis. 18:24-19:2; 1 Kor. 1:12; 16:10-12. E. Kita harus belajar dari pelajaran Paulus di dalam Kisah Para Rasul 16:6-12; ayat-ayat ini mengindikasikan masalah tentang para pekerja yang datang ke satu tempat dan cenderung untuk diam dan menetap, tidak mau pindah;
35
hubungan yang lama, kasih yang lama, kecenderungan yang lama, dan konsep yang lama mengekang kita dari mengikuti pimpinan batini Roh yang berhuni: 1. Roh Kudus melarang Paulus dan para sekerjanya, dan Roh Yesus tidak mengizinkan mereka; larangan Roh Kudus memisahkan kita, menguduskan kita, dan Roh Yesus mengizinkan kita atau tidak mengizinkan kita— ay. 6-7. 2. Roh Kudus mengatakan “jangan” untuk menguduskan kita, dan Roh Yesus mengatakan “pergi” untuk mengutus kita ke luar dalam keinsanian Yesus untuk menggenapkan kehendak Allah di bawah salib. F. Kita harus belajar dari pelajaran Paulus untuk mempraktekkan kehidupan Tubuh dan mengambil perkataan Roh itu melalui anggota-anggota Tubuh, menaatinya seperti perkataan dari Kepala—20:23; 21:4, 7-8, 11-14. G. Kita harus belajar dari kesalahan Yakobus dan percampuran yang membinasakan di gereja di Yerusalem—ay. 18-21; Mat. 22:7; 24:1-2: 1. Yeremia berbicara tentang hukum hayat yang dapat ditulis di atas hati kita (Yer. 31:31-34), dan Paulus berbicara tentang hukum Roh hayat di dalam roh kita (Rm. 8:2, 4, 6), tetapi Yakobus memustikakan dan meninggikan hukum tertulis (Kis. 21:20). 2. Paulus berbicara tentang disalibkan bersama Kristus dan diserupakan kepada kematian Kristus oleh kuasa kebangkitan Kristus; kehidupan inilah yang menghasilkan kehidupan Tubuh yang rampung dalam Yerusalem Baru—Gal. 2:20; Flp. 3:10. 3. Di dalam terang wahyu ilahi, kekurangan Yakobus yang terbesar adalah salib Kristus; ekonomi Allah tidak dilaksanakan oleh pengembangan diri melainkan oleh penyangkalan diri. 4. Yakobus bermegah bahwa ada puluhan ribu orang beriman Yahudi di gereja di Yerusalem yang bergairah terhadap hukum Taurat, tetapi Paulus bergairah untuk memperoleh Kristus, ditemukan di dalam Kristus, mengenal Kristus, menggenggam Kristus, mengejar Kristus, dan meninggikan Kristus bagi kenikmatan yang paling penuh akan Kristus—Kis. 21:20; Flp. 3:6-14; Kol. 1:18b. H. Kita harus belajar dari pelajaran Paulus untuk diselamatkan dari percampuran praktek-praktek agama
36
Yahudi dengan ekonomi Perjanjian Baru Allah, ini bukan hanya salah tetapi juga sangat dibenci di mata Allah—Kis. 21:18-27, 31, 36; Ibr. 10:29. I. Kita harus belajar dari pelajaran Paulus naik banding kepada Kaisar, memanfaatkan kewargaan Romawinya untuk menyelamatkan dirinya dari para penganiayanya sehingga dia bisa memenuhi perjalanan ministrinya—Kis. 22:25-29; 23:10-11; 25:8-12; 26:32: 1. Paulus rela mengorbankan hidupnya bagi Tuhan, tetapi dia masih berusaha untuk hidup lebih lama sehingga dia bisa melaksanakan ministri Tuhan sebanyak mungkin— 20:24. 2. Allah di dalam kedaulatan-Nya menolong Paulus sehingga Dia bisa melepaskannya dari semua situasi dan perangkap yang berbahaya dan mengirimnya ke penjara yang tenang; ini adalah untuk memberinya lingkungan yang tenang dan memberinya waktu, baik di Kaisarea (24:27) maupun di Roma (28:16, 23, 30), sehingga melalui surat-surat rasulinya yang terakhir, dia bisa melepaskan wahyu misteri ekonomi Perjanjian Baru Allah yang dia terima dari Tuhan secara menyeluruh kepada gereja sepanjang zaman. 3. Manfaat dan keuntungan yang telah diterima gereja sepanjang zaman dari surat-surat rasuli ini tak terukur hingga kekekalan (lih. 25:11, catatan kaki 1). IV. Kita semua harus mengikuti teladan rasul Paulus untuk melakukan satu pekerjaan yang sama secara universal bagi Tubuh yang unik itu—1 Kor. 3:12; 15:58; 16:10; Ef. 4:11-16: A. Pekerjaan di dalam pemulihan Tuhan adalah bagi pembangunan gereja-gereja lokal kepada pembangunan Tubuh Kristus yang universal—2:21-22; 1 Kor. 16:10. B. Hari ini ada empat jenis pekerja: 1. Jenis pertama adalah para sekerja yang memenuhi keperluan ministri Allah di zaman ini; ini adalah sekelompok kecil orang yang telah ditanggulangi oleh Tuhan dan yang berada di dalam kesehatian. 2. Jenis kedua adalah para sekerja yang lebih muda; mereka rela menerima pengarahan dan datang ke bawah koordinasi para sekerja yang lebih tua, dan mereka rela mengikuti dan belajar dalam kerendahan hati. 3. Jenis ketiga adalah mereka yang tidak rela tunduk kepada para sekerja yang senior, yang bukan milik
37
denominasi namun senang tetap tinggal di dalam persekutuan dengan kita. 4. Jenis keempat adalah para pengkhotbah dan penginjil bebas di antara denominasi. C. Yang kita perlukan hari ini adalah sekerja jenis pertama dan kedua; mengenai pekerja jenis ketiga dan keempat, kita hanya dapat membiarkan mereka memilih jalur mereka sendiri; pada beberapa orang, Allah tidak menetapkan mereka untuk mengambil jalan yang sama dengan kita, dan kita tidak berani mengatakan apa pun kepada mereka. D. Apapun situasinya, kita di sini adalah untuk melakukan pekerjaan yang telah Allah amanatkan kepada kita; kita tidak dapat mencampuri pekerjaan orang lain, dan kita di sini bukan untuk menghancurkan pekerjaan orang lain.
38
Berita Sepuluh Jalan yang Ditetapkan Allah tentang Doa, Roh itu, dan Firman bagi Pergerakan Allah Pembacaan Alkitab: Kis. 1:8, 14; 4:24-31; 6:4, 7; 12:24; 19:20 I. Kitab Kisah Para Rasul memperlihatkan bahwa jalan yang ditetapkan Allah untuk melaksanakan pergerakan Allah untuk memenuhi ekonomi Perjanjian Baru-Nya adalah sepenuhnya oleh tiga substansi utama—doa, Roh itu, dan Firman: A. Doa, Roh itu, dan Firman adalah tiga substansi dari kuasa di dalam pemulihan Tuhan—Kis. 1:8, 14; 4:31; 6:4, 7; 12:24; 19:20. B. Kita harus berdoa agar kita bisa memiliki Roh itu sebagai kuasa untuk menyebarkan Firman—6:7; 12:24; 19:20; cf. 1 Tim. 5:17-18: 1. Kita harus membuat diri kita dijenuhi, disusun, dan bahkan direndam dengan Firman kudus; jika kita berbeban untuk memberitakan injil, kita harus masuk ke dalam Firman dan menjadi orang yang mengenal Firman—Kol. 3:16. 2. Kita harus meminta kepada Tuhan untuk membawa seluruh diri kita ke dalam terang dan ditanggulangi oleh Dia untuk menjadi persona kuasa, yang penuh dengan Roh itu di dalam dan di luar, secara esensial dan secara ekonomikal—Ef. 5:18; Kis. 2;38; 5:32b; 4:8, 31; 13:9, 52. C. Para murid sebermula tidak dapat mempertahankan kesehatian jika mereka memiliki jalan, cara, sarana, atau substansi yang berbeda untuk melaksanakan pergerakan Tuhan di bumi ini; agar dapat mempertahankan kesehatian yang unik ini, kita semua harus belajar untuk melakukan hal yang sama dengan jalan yang sama—1:14; 4:31. D. Kita tidak boleh berpikir mengambil jalan yang lain selain doa, Roh itu dan Firman; jalan yang lain akan menyebabkan perselisihan dan perpecahan. E. Gambaran keluarga Lot dan keturunannya oleh perbuatan sumbang memperlihatkan bahwa bila umat Allah kehilangan fungsinya yang tepat dalam hayat, mereka menggunakan cara yang buruk dan duniawi untuk mendapatkan pertambahan jumlah—Kej. 19:30-38: 1. Karena damba untuk memiliki keturunan dengan cara apapun juga, anak-anak perempuan Lot melahirkan anak dari ayah mereka melalui perbuatan sumbang,
39
2.
3.
4.
5.
6.
7.
karenanya melanggar prinsip pengendalian yang ditetapkan oleh Allah. Secara prinsip, menggunakan menggunakan setiap jenis metode yang berdosa atau duniawi untuk mendapatkan pertambahan jumlah bagi kesuksesan kita dalam pekerjaan Kristen adalah melanggar prinsip pengendalian Allah dan karenanya melakukan perbuatan sumbang rohani—cf. Mat. 7:21-23. Adalah mungkin bagi umat Allah untuk terbius dengan arus buruk dunia yang jahat ini dan hanya mempedulikan kesuksesan, bukan caranya; mereka mungkin mempedulikan untuk memenangkan-jiwa tetapi tidak dengan jalan yang tepat dalam melakukannya. Beberapa kelompok menggunakan musik rock, taritarian, drama, film, dan permainan untuk memuaskan hasrat mereka mendapatkan pertambahan jumlah; di mata Allah, ini adalah perbuatan sumbang rohani, yang melahirkan orang-orang “Moab” dan “Amon”—cf. Yeh. 25:3, 8. Aktifitas rohani kita haruslah melakukan kehendak Bapa; jika kita melakukan hal-hal tanpa jaminan ini, kita melanggar prinsip pengendalian itu dan melakukan perbuatan sumbang rohani, menjadi para pekerja pembuat kejahatan—Mat. 7:21-23. Ismael, yang dilahirkan oleh usaha daging, ditolak oleh Allah (Kej. 21:10-12); Moab dan Ben-Ami, yang dilahirkan oleh perbuatan sumbang, adalah sesuatu yang memalukan di dalam sejarah; hanya Ishak, yang dilahirkan oleh kasih karunia Allah, yang dipakai untuk memenuhi tujuan Allah. Agar dapat menghasilkan buah, kita harus hidup oleh Kristus, memperhidupkan Kristus, berdoa, dan membantu orang menerima firman Allah yang hidup sehingga mereka bisa dilahirkan kembali; ini adalah jalan untuk menghasilkan buah yang tepat untuk menjadi “Ishak” untuk memenuhi tujuan Allah—Gal. 4:28.
II. Kitab Kisah Para Rasul memperlihatkan bahwa para rasul tidak pernah memulai pekerjaan apa pun tanpa doa; setiap kali mereka ingin melakukan sesuatu, mereka menghentikan diri mereka oleh doa mereka, memberi Allah jalan untuk masuk ke dalam mereka, untuk
40
memenuhi mereka, dan untuk menjenuhi seluruh diri mereka—1:14; 6:14; 13:1-14: A. Agar dapat menjadi satu dengan Tuhan dalam pekerjaanNya, kita perlu mendoakan diri kita ke dalam Allah dan mendoakan Allah ke dalam kita sehingga kita dibaurkan dengan Allah—Mat. 6:6. B. Berdoa berarti menghentikan diri kita dari melakukan apapun secara terpisah dari Tuhan sehingga Dia bisa melakukan pekerjaan-Nya melalui kita—cf. 14:22-23. C. Berdoa berarti kita menyadari bahwa kita bukanlah apa-apa dan tidak bisa melakukan apa-apa; doa adalah penyangkalan ego yang riil—Gal. 6:3; cf. Mrk. 9:28-29. D. Berdoa dengan menyeru nama Tuhan adalah menyangkal diri kita dan menyatakan, “Bukan lagi aku melainkan Kristus”—cf. Gal. 2:20a. III. Kitab Kisah Para Rasul memperlihatkan doa yang kita perlukan agar dapat dipenuhi dengan Roh itu secara esensial dan ekonomikal sehingga semua aktifitas kita adalah aktifitas Allah yang bertindak: A. Doa yang kita perlukan adalah doa yang mendatangkan pencurahan Roh itu—Kis. 1:14; 2:1-4, 16-17a. B. Doa yang kita perlukan adalah doa yang mengguncangkan bumi dan menguatkan murid-murid dengan Roh Kudus untuk membicarakan firman Allah dengan berani—4:24-31. C. Doa yang kita perlukan adalah doa para rasul yang sesuai dengan ministri firman—6:4. D. Doa yang kita perlukan adalah doa yang membawa Petrus ke dalam trance dan membawa visi surgawi kepadanya— 10:9-16. E. Doa yang kita perlukan adalah doa yang membuka pintu penjara bagi Petrus—12:4-14. F. Doa yang kita perlukan adalah doa yang membawa kelima nabi dan pengajar itu ke dalam amanat Tuhan—13:1-4. G. Doa yang kita perlukan adalah doa yang mendatangkan gempa bumi besar dan mengguncangkan fondasi rumah penjara—16:23-26. H. Doa yang kita perlukan adalah doa yang membawa Paulus ke dalam trance dan ke dalam pembicaraan Tuhan kepadanya—22:17-21. IV. Kitab Kisah Para Rasul memperlihatkan bahwa kerja sama kita dengan Allah untuk membangun gereja adalah satu peperangan rohani dan bahwa doa adalah rahasia
41
untuk menggenapkan pekerjaan Allah—4:24-31; Mzm. 2:12; Ef. 6:10-20: A. Doa yang kita utarakan di hadapan Tuhan harus berdiri melawan dan menahan “lawan-doa” yang diarahkan secara khusus melawan gereja dan pekerjaan yang sedang kita laksanakan untuk membangun gereja—Yoh. 17:15; Mat. 6:13; cf. Mzm. 31:21. B. Tidak berdoa adalah dosa; semua orang di dalam pemulihan Tuhan haruslah penuh doa dan berdiri melawan dosa tidak berdoa—1 Sam. 12:23; Kol. 4:2.
42
Berita Sebelas Injil, Keselamatan Allah, dan Perlunya Transfer Dispensasional Pembacaan Alkitab: Kis. 1:6-8; 8:12; 13:3; 14:3; 16:31; 20:24 I. Injil yang diberitakan di dalam Kisah Para Rasul adalah injil yang lengkap—injil Yesus sebagai Kristus (5:42), firman sebagai injil (8:4), injil kerajaan Allah (ay. 12), injil nama Yesus Kristus (ay. 12), injil damai sejahtera (10:36), Tuhan Yesus sebagai injil (8:35; 11:20), injil janji yang diberikan kepada nenek moyang (13:32), Yesus dan kebangkitan sebagai injil (17:18), dan injil kasih karunia Allah (20:24): A. Kita perlu belajar dari pemberitaan injil Filipus di dalam Kisah Para Rasul 8: 1. Filipus memberitakan Kristus sebagai injil, sebagai kabar baik—ay. 5:12, 35. 2. Filipus juga memberitakan kerajaan Allah sebagai injil sama seperti yang dilakukan Tuhan Yesus—ay. 12; Mrk. 1:14-15; Luk. 4:43. 3. Seperti Filipus, kita harus memberitakan injil yang adalah Yesus Kristus dan juga kerajaan Allah, memberitakan Yesus Kristus sebagai kerajaan Allah— Kis. 8:12. B. Perpalingan Saulus memperlihatkan bahwa nama Yesus saja adalah injil yang cukup memadai—9:4-5. C. Di dalam pemberitaan injil kita, kita harus memberitakan persona Kristus dan pekerjaan Kristus—ay. 20, 22. D. Injil yang diberitakan oleh Petrus terdiri dari berkat-berkat ilahi, bukan hanya pengampunan (5:31; 10:43) dan keselamatan (2:21; 4:12) tetapi juga Roh itu (2:38) dan hayat; pengampunan membereskan dosa-dosa manusia, dan hayat, membereskan kematian manusia (Yoh. 5:24; 1 Yoh. 3:14; 2 Kor. 5:4). E. Di Atena, Paulus “memberitakan Yesus dan kebangkitan sebagai injil”—Kis. 17:18: 1. Pemberitaan Paulus adalah indikasi yang kuat bahwa dia telah tersusun dengan Yesus Kristus yang almuhit dan kebangkitan-Nya—Flp. 3:10. 2. Apakah kita memiliki kuasa atau tidak dalam memberitakan injil itu bergantung pada diri kita, persona kita; jika kita ingin memiliki kuasa dalam
43
pemberitaan kita, kita perlu disusun dengan Kristus yang almuhit, seperti Paulus—1 Kor. 2:2, 4-5. II. Menurut catatan di dalam kitab Kisah Para Rasul, keselamatan Allah mencakup Penyelamat (13:23), pertobatan (5:31), iman (15:9), pengampunan (13:38-39), pembenaran (ay. 39), dan hayat kekal (ay. 48): A. Penebusan adalah yang Kristus genapkan di atas salib, dan keselamatan adalah penerapan penebusan yang telah digenapkan ini kepada kita—Ef. 1:7; Kol. 1:14; Kis. 4:12; 28:28; Rm. 1:16; 3:24; 10:10; 13:11; Ibr. 2:3, 10; 5:9; 9:12. B. Dari benih Daud, Allah melahirkan seorang Penyelamat, Yesus; pada Dia ada keselamatan—Kis. 13:23. C. Sebagai Pemimpin, Pemerintah, dan Penyelamat, Tuhan memerintah bumi dengan tujuan bagi keselamatan kita— 5:31: 1. Tuhan Yesus sedang memerintah sehingga kita bisa diselamatkan, dan sekarang Penyelamat itu sendiri adalah keselamatan kita—ay. 31; 2:21, 40, 47; 8:37; 16:31; Luk. 2:30; 19:9. 2. Sebagai Pemimpin dan Penyelamat, Dia memberikan pertobatan dan pengampunan dosa-dosa; PemerintahanNya yang berdaulat menyebabkan dan memimpin umat pilihan Allah untuk bertobat, dan keselamatan-Nya, yang berdasarkan penebusan-Nya, menyediakan pengampunan dosa-dosa bagi mereka—Kis. 5:31: a. Pertobatan adalah untuk pengampunan dosa-dosa— Luk. 24:47: (1) Di pihak Allah, pengampunan dosa-dosa adalah berdasarkan penebusan Kristus, yang telah digenapkan melalui kematian-Nya—Kis. 2:38; 10:43; Ef. 1:7. (2) Di pihak manusia, pengampunan dosa-dosa adalah melalui pertobatan manusia—Mrk. 1:4. b. Pengampunan dosa-dosa adalah berkat awal dan mendasar dari keselamatan penuh Allah; berdasarkan pengampunan, berkat keselamatan penuh Allah maju dan rampung dalam penerimaan karunia Roh Kudus—Kis. 2:38. D. Kita diselamatkan oleh kasih karunia, yang mencakup persona dan pekerjaan penebusan Kristus—15:11; 11:23; Rm. 3:24. E. “Di dalam Dia setiap orang yang percaya dibenarkan”—Kis. 13:39:
44
1. Diampuni dari dosa-dosa adalah pada sisi negatif (ay. 38) dan adalah bagi pembebasan kita dari penghukuman; dibenarkan adalah pada sisi positif dan adalah bagi rekonsiliasi kita kepada Allah dan kita diterima oleh Dia—Gal. 2:16; Rm. 3:24-26, 28; 5:1, 11. 2. “Dia” yang di dalam Kisah Para Rasul 13:39 adalah Yang telah bangkit untuk menjadi Putra sulung Allah, Penyelamat kita—ay. 33. 3. Dia yang oleh-Nya kita diampuni dan yang di dalam-Nya kita dibenarkan adalah pengampunan dan pembenaran kita; Kristus yang bangkit adalah pengampunan dan pembenaran kita—ay. 33-34, 38-39. F. Keselamatan Allah adalah oleh iman, oleh percaya, dan di dalam keselamatan Allah kita mengalami pembasuhan hati kita oleh iman; pembasuhan ini adalah oleh Roh Kudus dengan hayat ilahi—8:37; 15:7, 9; 16:31. G. “Semua orang yang ditunjuk Allah kepada hayat yang kekal, menjadi percaya “—13:48: 1. Penolakan injil seseorang adalah bukti bahwa dia tidak layak untuk hayat kekal (ay. 46); percayanya seseorang adalah bukti bahwa dia telah ditunjuk dan ditetapkan oleh Allah kepada hayat yang kekal—ay. 48. 2. Penetapan atau penakdiran Allah, bagi keselamatan manusia secara kedaulatan berasal dari diri-Nya sendiri, tetapi Dia masih menyerahkan manusia kepada kehendak bebasnya sendiri; apakah manusia mau percaya atau menolak keselamatan-Nya, itu terserah kepada keputusan manusia sendiri—2 Tes. 2:13; Kis. 8:37; 16:31. III. Kitab Kisah Para Rasul menggambarkan perlunya transfer dispensasional agar dapat sepenuhnya dibawa ke dalam ekonomi Perjanjian Baru Allah—1:6-8; 1 Tim. 1:4: A. Dispensasi menunjukkan pengaturan ilahi di dalam ekonomi kekal Allah. B. Kitab Kisah Para Rasul bukan hanya mengenai kisah rasulrasul melainkan mengenai ekonomi Allah dan pengaturan Allah di dalam ekonomi-Nya—1:8; 9:15, 17. C. Kisah Para Rasul adalah satu kitab dispensasional karena menggambarkan suatu transfer yang besar yang harus digenapkan selama masa transisi—transfer dari ekonomi Perjanjian Lama kepada ekonomi Perjanjian Baru—15:7-11. 1. Berbicara tentang transfer dispensasional di dalam Kisah Para Rasul berarti di dalam kitab ini kita melihat
45
D.
E.
F.
G.
perlunya peralihan yang besar dari dispensasi yang lama ke dispensasi yang baru—14:1-3. 2. Di dalam Kisah Para Rasul, kita dapat melihat pergerakan Allah bagi ekonomi Perjanjian Baru-Nya dan semua titik peralihan dispensasional yang penting yang berhubungan dengan pergerakan ini—1:6-8; 10:45. Dispensasi yang lama adalah dispensasi hukum Taurat dan bait, sedangkan dispensasi yang baru adalah dispensasi Kristus sebagai hukum hayat dan sebagai bait yang hidup; di antara kedua dispensasi ini ada masa transisi di mana Allah mentransfer umat pilihan-Nya dari dispensasi yang lama ke dalam dispensasi yang baru—6:14; 7:48-49; Rm. 8:2; Ef. 2:21-22. Allah di dalam ekonomi Perjanjian Baru-Nya telah melepaskan dan memisahkan kaum beriman Yahudi dalam Kristus dari bangsa Yahudi; jadi, kaum beriman Yahudi, sebagai gereja Allah, haruslah berbeda dan terpisah dari orang Yahudi sama seperti dari orang Kafir—Kis. 2:40; 1 Kor. 10:32. Menurut narasi Lukas di dalam Kisah Para Rasul, gereja di antara orang Yahudi, termasuk para rasul sebermula, tidak melalui transisi ini dengan sukses karena pengaruh latar belakang Yahudi mereka—11:1-2, 17-18; 15:1-2, 13-21. Yakobus, para penatua di Yerusalem, dan ribuan orang beriman Yahudi masih tinggal di dalam percampuran antara iman Kristen dengan hukum Taurat Musa—21:18-26: 1. Mereka tidak menyadari bahwa dispensasi hukum Taurat telah berakhir dan bahwa dispensasi kasih karunia harus sepenuhnya dihormati, dan bahwa setiap sikap tak acuh terhadap perbedaan antara dua dispensasi ini akan bertentangan dengan rencana ekonomi Allah bagi pembangunan gereja sebagai ekspresi Kristus—Rm. 10:4; Gal. 2:16, 21; 3:23-29. 2. Kaum beriman Yahudi di Yerusalem telah membentuk percampuran agamawi antara ekonomi Perjanjian Baru Allah dengan dispensasi Perjanjian Lama dan bahkan bersikeras untuk menggabungkan iman dalam Kristus dan hal-hal Perjanjian Lama yang sudah ketinggalan zaman—Kis. 21:18-26. 3. Percampuran ini bukan hanya salah tetapi juga dibenci di mata Allah, yang meninggalkan gereja di Yerusalem seperti apa adanya sampai percampuran yang merusak itu diakhiri dengan penghancuran Yerusalem—Mat. 22:7.
46
H. Tuhan melaksanakan transfer dispensasional yang lengkap pada Paulus; di dalam empat surat rasuli yang penting mengenai transfer ini—Efesus, Filipi, Kolose, dan Ibrani— tidak ada tempat yang tersisa untuk percampuran apapun; hanya ada ruang bagi Kristus—Ef. 3:14-21; Flp. 3:1-11; Kol. 3:10-11; Ibr. 8:6-13. I. Kita perlu mengenal ekonomi Perjanjian Baru Allah dan memiliki transfer dispensasional—1 Tim. 1:4; Ef. 1:10; 3:811: 1. Maksud Allah adalah untuk menyebarluaskan Kristus yang bangkit melalui membagikan Dia ke dalam kita sehingga kita bisa menjadi anggota-anggota-Nya yang hidup yang dijenuhi dengan Dia dan tersusun dengan Dia agar Kristus bisa memiliki satu Tubuh di bumi bagi ekspresi-Nya; kemudian Dia akan mendatangkan kerajaan-Nya, dan setelah itu akan ada perampungan ultima ekonomi Perjanjian Baru Allah—Kis. 4:33; Ef. 3:14-17a; 4:16; Why. 11:15; 21:1-2. 2. Kita perlu melihat visi ekonomi kekal Allah dan memiliki transfer dispensasional sehingga kita bisa menempuh kehidupan yang sepenuhnya menurut dan bagi ekonomi Perjanjian Baru Allah—Ams. 29:18a; Rm. 8:4; Gal. 5:16, 18, 25. 3. Jalan untuk memelihara diri kita di dalam transfer dispensasional ini adalah tetap setia kepada visi ekonomi Perjanjian Baru Allah—Kis. 26:19.
47
Berita Dua Belas Kelanjutan Kitab Kisah Para Rasul— Kelanjutan Kristus secara Korporat Pembacaan Alkitab: Kis. 27-28 I. Rasul Paulus memperhidupkan Kristus bagi pembesaranNya sebagai kelanjutan-Nya—Flp. 1:19-21a; Kis. 9:4-5, 15; 26:19; 1 Tim. 1:16: A. Paulus adalah seorang murid Kristus—melihat Kristus, mendengar Kristus, dan belajar Kristus sebagai realitas yang ada di dalam Yesus—Kis. 9:1-19, 25-27; 22:14-15; Ef. 4:20-21. B. Paulus adalah bejana pilihan Kristus untuk menampung Dia, diisi dengan Dia, dan meluap dengan Dia bagi kepenuhan-Nya—Kis. 9:15; 2 kor. 4:7; Ef. 1:22-23; 3:19. C. Paulus adalah seorang manusia pendoa—Kis. 9:11; 13:1-3; 14:23; 16:13, 25; 20:36; 21:5; 22:17; 28:8; Ef. 6:18; Kol. 4:2. D. Paulus bergantung pada Tubuh, melakukan segala sesuatu di dalam Tubuh, melalui Tubuh, dan bagi Tubuh—Kis. 9:11, 17-18, 25-27; 1 Kor. 1:1; 12:14-27. E. Paulus mempraktekkan menyeru nama Tuhan—Kis. 9:14, 21; 22:16; 2 Tim. 2:2; Rm. 10:12-13; Flp. 2:9-11. F. Paulus hidup oleh Roh Yesus yang almuhit (Roh seorang manusia yang memiliki kekuatan yang berlimpah untuk menderita) bagi ministri pemberitaannya, ministri penderitaan yang dilaksanakan di antara umat manusia dan bagi umat manusia di dalam kehidupan manusia bagi pembangunan Tubuh Kristus—Kis. 9:16; 16:7, 22-34; Flp. 3:10; Kol. 1:24; 2 Kor. 6:4; 11:23; Ibr. 6-19-20; 13:13. G. Paulus hidup di dalam roh perbaurannya (Roh ilahi yang dibaurkan dengan roh insaninya sebagai satu roh)—Kis. 17:16; 19:21; Rm. 8:4, 6, 16; 1 Kor. 6:17. H. Paulus dipenuhi dengan Roh sukacita, secara esensial bagi keberadaannya, dan dengan Roh kuasa, secara ekonomikal bagi fungsinya—Kis. 13:9, 52; Ef. 5:18. I. Paulus melatih dirinya untuk selalu memiliki hati nurani yang baik dan murni—Kis. 23:1; 24:16; 1 Tim. 1:19; 3:9. J. Paulus menempuh kehidupan yang selalu bersukacita dalam Tuhan dan bersyukur kepada-Nya—Kis. 16:25; 27:35; Flp. 4:4; Kol. 3:16; 1 Tes. 5:16-18. K. Paulus adalah sekutu Allah dan dibantu oleh Allah untuk membicarakan injil dengan berani di dalam nama Yesus untuk menyebarkan kesaksian Yesus sampai ke ujung
48
bumi—Kis. 9:20, 27; 26:22-29; 28:31; 1:8; 1 Tes. 2:2; cf. Rm. 15:24, 28. L. Paulus mengasuh orang-orang kudus dalam keinsanian Yesus dan merawat mereka dalam keilahian Kristus dengan semua kebenaran tentang ekonomi kekal Allah, dalam memperhidupakan perkataan Tuhan Yesus memperlihatkan bahwa lebih baik memberi daripada menerima—20:18-38; 1 Tes. 2:1-12. M. Perjalanan ministri Paulus yang keempat (Kis. 27-28) memperlihatkan secara khusus kehidupannya yang memperhidupkan Kristus, memperbesar Kristus, melakukan segala hal di dalam Kristus, dan mengejar Kristus agar dapat ditemukan di dalam Kristus (Flp. 1:19-21a; 3:8-9, 14; 4:13): 1. Sepanjang pelayaran pemenjaraan rasul yang panjang dan tidak beruntung, Tuhan memelihara rasul-Nya di dalam kenaikan-Nya dan memampukan dia menempuh kehidupan yang jauh melampaui alam kekhawatiran; kehidupan ini sepenuhnya terhormat, dengan standar kebajikan-kebajikan insani yang tertinggi yang mengekspresikan atribut-atribut ilahi yang terunggul— ay. 5-9. 2. Ini adalah Yesus hidup lagi di bumi dalam keinsanianNya yang diperkaya secara ilahi! Ini adalah manusiaAllah yang ajaib, unggul, dan misterius, yang hidup di dalam kitab-kitab Injil, yang melanjutkan hidup di dalam Kisah Para Rasul melalui salah satu dari banyak anggota-Nya! Ini adalah saksi hidup Kristus yang berinkarnasi, tersalib, bangkit, dan ditinggikan Allah! 3. Di dalam penghidupan dan ministri Paulus, dia mengekspresikan Allah yang sejati, yang di dalam Yesus Kristus telah melalui proses inkarnasi, penghidupan insani, ketersaliban, dan kebangkitan, dan yang, sebagai Roh yang almuhit, kemudian hidup di dalam dia dan melalui dia—Gal. 1:15-16, 24; 2:20; 3:14; cf. Kis. 28:6. 4. Di laut di tengah badai, Tuhan telah menjadikan rasulNya bukan hanya pemilik orang-orang yang berlayar bersamanya (27:24) tetapi juga penjamin-hidup dan penghibur mereka (ay. 22, 25); sekarang, di daratan di tengah damai sejahtera, Tuhan lebih lanjut lagi menjadikan dia bukan hanya daya tarik yang ajaib di mata orang-orang yang takhayul (28:1-6) tetapi juga penyembuh dan sukacita bagi mereka (ay. 7-10).
49
5. Sambutan hangat yang Paulus terima dari saudarasaudara di Roma dan perhatian yang penuh kasih dari mereka yang di Putioli (ay. 13-15) memperlihatkan kehidupan Tubuh yang indah yang ada pada masa awal di antara gereja-gereja dan para rasul: a. Kelihatannya, rasul, sebagai seorang tawanan yang dibelenggu, telah memasuki wilayah ibukota yang gelap dari kekaisaran yang dikuasai Satan; sebenarnya, sebagai duta besar Kristus dengan otoritas-Nya (Ef. 6:20; Mat. 28:18-19), dia telah masuk ke dalam bagian lain dari partisipasi dalam kehidupan Tubuh dari gereja Kristus di dalam kerajaan Allah di bumi. b. Ketika dia menderita penganiayaan agama di kekaisaran Satan (kekacauan satani di dalam ciptaan lama), dia sedang menikmati kehidupan gereja di dalam kerajaan Allah (ekonomi ilahi bagi ciptaan baru); ini adalah penghiburan dan dorongan bagi dia. II. Kelanjutan kitab Kisah Para Rasul adalah kelanjutan Kristus secara korporat dengan penghidupan korporat para manusia-Allah yang telah disempurnakan sebagai realitas Tubuh Kristus—28:31; cf. Yoh. 5:17: A. Kitab Kisah Para Rasul sebenarnya tidak berakhir melainkan dibiarkan terbuka agar bisa ditambahi lebih banyak; penyebabnya pastilah karena pekerjaan Roh Kudus dalam memberitakan Kristus bagi penyebarluasan, pelipatgandaan, dan penyebaran-Nya melalui kaum beriman Kristus belum lengkap dan perlu dilanjutkan selama jangka waktu yang panjang. B. Pekerjaan penginjilan yang demikian bagi penyebarluasan, pelipatgandaan, dan penyebaran Kristus adalah menurut ekonomi Perjanjian Baru Allah untuk menghasilkan banyak putra Allah (Rm. 8:29) agar mereka bisa menjadi anggotaanggota Kristus untuk menyusun Tubuh-Nya (12:5) bagi pelaksanaan rencana kekal Allah dan pemenuhan kehendak kekal-Nya; ini diwahyukan secara rinci di dalam kedua puluh satu surat rasuli dan kitab Wahyu, yang mengikuti kitab Kisah Para Rasul. C. Karena Allah mencari satu bejana yang korporat, kita harus dibawa ke dalam realitas Tubuh Kristus dan belajar menempuh kehidupan Tubuh melalui menyangkal hayat alamiah kita; jika tidak, kita tidak berguna di tangan-Nya dan tidak akan pernah dapat memenuhi sasaran-Nya.
50
D. Di dalam keempat kitab Injil, Allah berinkarnasi, melewati penghidupan insani, mati, dan bangkit, dengan demikian melengkapkan Kristus, perwujudan Allah Tritunggal (Kol. 2:9); di dalam kitab Kisah Para Rasul, perwujudan Allah ini, sebagai Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45), menyebarkan Kristus ke dalam kaum beriman-Nya, menggarapkan Allah Tritunggal yang telah melalui proses ke dalam umat-Nya yang telah dipilih, ditebus, dan ditransformasi untuk membuat mereka menjadi bahan-bahan penyusun gereja, yang melaluinya Allah bisa diekspresikan. E. Hasil ultima dari gereja adalah Yerusalem Baru di dalam kekekalan yang akan datang sebagai ekspresi Allah yang penuh dan kekal, yang juga akan menjadi kerajaan kekal Allah sebagai alam di mana Dia memerintah dalam hayat ilahi-Nya di dalam kekekalan untuk selama-lamanya; ini harus menjadi realitas dan sasaran semua pemberitaan injil kita hari ini saat kita mengikuti teladan rasul Paulus— “memberitakan kerajaan Allah dan mengajarkan hal-hal mengenai Tuhan Yesus Kristus dengan segala keberanian, tanpa rintangan”—Kis. 28:31.
51