1
GANGGUAN MENSTRUASI DAN SIKLUSNYA
Yasmini F
10/20/2015
Blok Reproduksi, FK UII, oktober 2015
2
Kompetensi dasar Mampu
menjelaskan gangguan menstruasi
Indikator pencapaian Dapat
menjelaskan diagnosis klinik dan tata laksana gangguan menstruasi Dapat menjelaskan diagnosis klinik pada endometriosis dan siklusnya Dapat menentukan diagnosis banding dan mengusulkan terapi pendahuluan pada prolapsus uteri 10/20/2015
3
Gangguan Menstruasi
10/20/2015
Siklus ovarium 4
Saat dilahirkan, folikel tersimpan di bawah capsule ovarium sebagai folikel primordial Dalam 1 siklus terdapat satu folikel yang berkembang menjadi folikel de Graff selama fase folikuler Setelah terjadi ovulasi maka ovum akan ditangkap oleh fimbria dan dibawa masuk ke dalam uterus
10/20/2015
Siklus mentruasi normal
State the purpose of the discussion Identify yourself
10/20/2015
5
Siklus menstruasi 6
Menunjukkan perubahan siklik yang teratur sebagai periode persiapan bagi fertilisasi dan kehamilan Rata-rata siklus 28 hari dihitung dari mulai siklus ke awal siklus berikutnya Lama : 3-5 hari Volume darah menstruasi normal: 33,2±16 ml
10/20/2015
Pola perdarahan uterus abnormal 7
Menorrhagia (hipermenorrhea) Hypomenorrhea (cryptomenorrhea) Metrorrhagia (intermenstrual bleeding) Polymenorrhea Menometrorrhagia Oligomenorrhea Contact bleeding (postcoital bleeding)
10/20/2015
8
Menorrhagia (lamanya) Hypermenorrhea (jumlahnya)
Menstruasi dg jumlah darah yang banyak atau lamanya memanjang Dijumpai adanya jendalan darah Gushing atau ‘open-faucet’ bleeding (mengalir seperti kran) selalu tidak normal Penyebab: Mioma uteri submucosa Komplikasi kehamilan Adenomiosis Disfungsional bleeding Hiperplasia endometrium Tumor maligna IUD 10/20/2015
9
Diagnosis: anamnesis kuretase
Terapi: Tergantung
pada penyebab Endokrin beri pada hari16-25 siklus menstruasi progesteron (medroxiprogesteron asetat 10 mg) persiklus
10/20/2015
Polymenorrhea 10
Siklus mentruasi lebih pendek dibandingkan siklus normal (<21 hari) Frekuensi menstruasi yang terlalu sering.
Dihubungkan dengan anovulasi atau pemendekan fase luteal
10/20/2015
Hypomenorrhea (cryptomenorrhea) 11
Menstruasi dengan jumlah darah yang sedikit. Kadang hanya spotting. Penyebab: Obstruksi hymenalis Stenosis servikal Uterine sinekia (asherman’s sindrom) didignosis dengan histerogram atau histeroskopi. Penggunaan kontrasepsi oral
10/20/2015
Oligomenorrhea 12
Periode menstuasi yang terjadi >35 hari (siklus memanjang) Biasanya jumlah darah juga berkurang Dihubungkan dengan: Anovulasi Penyebab endokrin penyebab pituitary-hipothalamus Penyebab sistemik kehilangan berat badan secara cepat Tumor yang memproduksi estrogen
10/20/2015
Metrorrhagia (intermenstual bleeding) 13
Perdarahan yang terjadi pada setiap waktu di antara periode mentruasi Penyebab: Ovulatory bleeding terjadi pd tengah siklus sbg spotting Polip endometrium Endometrial karsinoma Karsinoma serviks Pemberian estrogen ekternal
10/20/2015
Menometrorrhagia 14
Perdarahan yang terjadi dengan interval yang tidak teratur Jumlah dan lamanya perdarahan juga bervariasi Waspadai kemungkinan adanya keganasan atau komplikasi dari kehamilan
10/20/2015
Amenorea 15
Tidak terjadi haid dalam 3 bulan berturut-turut
10/20/2015
16
Amenorea primer terjadi ketika haid sama sekali tidak pernah terjadi pada seorang wanita. Wanita dengan tanda kelamin sekunder yang tidak tumbuh (pertumbuhan mammae & rambut pubis) setelah berumur 14 tahun harus dievaluasi. Wanita yang setelah 2 tahun pasca tumbuh tanda kelamin sekunder belum mendapat menstruasi harus dievaluasi. Setiap waita yang belum mendapatkan haid setelah berumur 16 tahun harus dievaluasi. Etiologi: Kegagalan gonadal (43%) Kongenital absens uterus dan vaginal (15%) Keterlambatan konstitutional (14%) 10/20/2015
17
Amenorea Sekunder ketika menstruasi yang sebelumnya teratur tidak datang selama 3 bulan berturut-turut Etiologi: Terjadi
Anovulasi
kronik (39%) Hipothiroidism / hiperprolaktinemia (20%) Kehilangan berat badan/ anorexia (16%)
10/20/2015
Contact bleeding (postcoital bleeding) 18
Macam penyebab: Servikal
kanker Polip serviks Infeksi vagina atau serviks (trikomonas) Atropic vaginitis
10/20/2015
Evaluasi pada gangguan menstruasi 19
Gali riwayatnya Pemeriksaan fisik Pemeriksaan sitologik Pelvik utrasound Tes darah menyingkirkan penyakit sistemik, kehamilan, atau penyakit trofoblas
10/20/2015
20
10/20/2015
21
10/20/2015
22
Endometriosis
10/20/2015
Endometriosis 23
Adalah gangguan, dimana terdapat pertumbuhan abnormal jaringan terdapatnya jaringan endometrium di luar kavum uteri Banyak dijumpai pada wanita usia reproduktif, umum dijumpai dan menjadi masalah kesehatan utama pada wanita Dijumpai 6-10% pada wanita usia subur, dan 2535% pada wanita infertil
10/20/2015
24
Lesi biasanya dijumpai di permukaan endometrium, tetapi terjadinya bisa dimanapun dalam tubuh (paru, vesika urinaria, . .) Ukuran lesi bervariasi, mulai dari mikroskopis hingga invasi massa yang besar yang menyebabkan terjadinya adhesi berat
10/20/2015
25
Manifestasinya klinisnya bervariasi, dari tanpa gejala hingga nyeri pelvik berat, gangguan infertilitas Keluhan yang sering muncul: Infertilitas Dismenorhea Dyspareunia Pelvik
pain Nyeri punggung belakang bawah 10/20/2015
Patogenesis 26
Penyebab endometriosis kompleks
Teori yang dikemukakan: Retrograde
menstruasi Metaplasia epitel coelomic Penyebaran hematogen, penyebaran limfatik Transplantasi langsung sel endometrium
10/20/2015
27
10/20/2015
28
10/20/2015
Penanganan 29
Disesuaikan kebutuhan pasien fungsi fertilitasnya, keluhannya, derajat endometriosisnya, usianya. Terapi endometriosis ditentukan berdasar temuannya saat operasi, demikian pula penentuan stagingnya dilakukan saat operasi. Dan memastikan bahwa nyeri muncul hanya dari endometriosisnya.
10/20/2015
30
Ekspentan manajemen Ditujukan
pada asimptomatik pasien, dengan rasa tidak nyaman ringan, pasien infertil dengan minimal endometriosis
Analgesik terapi Digunakan
NSAID, prostaglandin sintetase-inhibiting
drugs.
Hormonal terapi Targetnya
adalah memutus siklus, dan perdarahan dari jaringan endometriosis 10/20/2015
31
Hormonal terapi: Kontrasepsi
hormonal (siklik atau kontinue) Progestagen (oral atau in IUD) GnRH agonis Aromatase inhibitor
10/20/2015
32
Prolapsus uteri
10/20/2015
Prolapsus Uteri 33
Termasuk bagian dari prolaps organ pelvik
10/20/2015
Prolaps organ pelvik
Prolapsus (bahasa latin) artinya organ yang terselip ke depan Definisi: turunnya organ atau suatu struktur dari kondisi normalnya
Meningkatnya paritas dan usia meningkatnya risiko prolaps
Prevalensinya 41-50% wanita usia >40 tahun
7% menjalani operasi untuk prolaps
11% menjalani operasi untuk kontinensia
Klasifikasi: Prolaps
dinding depan vagina
Urethrocele
– penurunan uretra Cystocele – penurunan bladder Cystourethrocele – penurunan bladder & urethra Prolaps
dinding belakang vagina
Rectocele
– penurunan rectum Enterocele – penurunan usus kecil Prolaps
puncak vagina
Uterovaginal
– penurunan uterus dengan inversi puncak
vagina Vault – infeksi puncak vagina post histerektomi
Derajat Prolaps uteri 37
Derajat I: kalau masih diatas introitus vagina Derajat II: kalau masih setinggi introitus vagina Derajat III: kalau bagian yang turun tersebut telah keluar dari introitus vagina Pemeriksaan yang cermat dapat membedakan penurunan dari elongatio cerviks. Pada derajat III (procidentia) biasanya disertai adanya sistokel & rektokel 10/20/2015
Patofisiologi
3 komponen yang bertanggung jawab menopang uterus & vagina: Ligament
& fascia M levator ani Angulasi posterior dari vagina
Kerusakan salah satunya menyebabkan prolaps
Anatomi Dasar panggul 40
Dasar panggul: diafragma pelvis, diafragma urogenital dan otot penutup genitalia eksterna.
Diafragma pelvis : 1. Otot levator ani (otot pubokoksigeus dan iliokoksigeus)
Otot pubokoksigeus : - m. puborektalis - m. pubovaginalis
2. Otot koksigeus 3. Fasia endopelvis
Otot levator ani persarafan cabang n. sakralis 2-4 dari nervus pudendus. 10/20/2015
Faktor risiko 41
Partus yang terlampau sering,
Partus dengan penyulit atau menggunakan alat
Tarikan pada janin pada pembukaan yang belum lengkap
Perasat Crede yang berlebihan untuk mengeluarkan plasenta dan sebagainya
Asites dan tumor-tumor daerah pelvis
Pasca histerektomi (usia >37 )
Proses ketuaan
Defisiensi hormonal karena menopause,
Peningkatan tekanan intraabdominal yang kronis. 10/20/2015
Gejala klinik 42
Perasaan adanya benda yang menonjol atau mengganjal di genitalia eksterna (100%)
Rasa sakit/nyeri di pinggang (13%)
Sistokel:
Sering berkemih dan sedikit-sedikit (39%)
Perasaan kandung kemih tidak kosong seluruhnya(39%)
Tidak dapat menahan kencing
Rektokel: konstipasi (39%)
Enterokel dapat menyebabkan perasaan berat di rongga panggul dan perasaan penuh di vagina.
Kesukaran untuk berjalan (45%)
Kesulitan koitus (39%) 10/20/2015
Diagnosis 43
Anamnesis tentang gejala-gejala, riwayat kehamilan, Pemeriksaan fisik Pemeriksaan ginekologi.
10/20/2015
44
Sistokel: benjolan kistik lembek dan tidak nyeri tekan bertambah besar jika meneran Rektokel: menonjolnya rektum ke lumen vagina sepertiga bawah. Enterokel menonjol ke lumen vagina lebih atas dari rektokel ada benjolan ke vagina terdapat di atas rektum.
10/20/2015
Komplikasi 45
Sistokel berat miksi terhalang, Stres inkontinensia. Hemoroid Inkarserata usus Akut abdomen dilakukan laparotomi untuk membebaskan usus yang terjepit tersebut.
10/20/2015
Manajemen konservatif 46
1.
Terapi hormonal
2.
terapi sulih hormon (bila tidak ada kontraindikasi)
Latihan otot-otot pelvis
Senam kegel
3.
Simulasi elektrik
4.
Pemasangan pesarium
10/20/2015
Gambar 2. (Macam-macam pesarium a. Doughnut, b. Shelf )
Manajemen operatif 48
Histerektomi vaginal Keuntungan: - berkurangnya luas trauma operasi - lebih sedikit risiko syok pasca bedah - lebih sedikit nyeri - mobilisasi pasca operasi lebih cepat - komplikasi trombosis lebih sedikit - dibanding histerektomi abdominal morbiditasnya lebih rendah - penyembuhan luka lebih cepat, lama rawat inap lebih singkat
10/20/2015