The Comprehensive Study on Water Resources Development and Management in Bali Province Sistem TengahÆ Tanpa Dam Sistem
Alternatif
Penjelasan Sumber Air: Air Permukaan pada Mulut Sungai. Pengembangan Sungai dan Volume: Sungai Balian Æ 900lit/dt. Sungai Hoo Æ 300lit/dt. Sungai Empas Æ 200lit/dt. Sungai Ayung Æ 200lit/dt. Oos Æ 100lit/dt. Sungai Sangsang Æ 100lit/dt. Total Volume: 1.800lit/dt Sumber Air: Air Tanah. Wilayah Pengembangan: Tabanan. Total Volume: 1.800lit/dt (180 Sumur) Sumber Air: Air Permukaan pada Mulut Sungai dan Air Tanah.
Sungai Hoo Æ 300lit/dt. Sungai Empas Æ 200lit/dt. Sungai Ayung Æ 200lit/dt. Oos Æ 100lit/dt. Sungai Sangsang Æ 100lit/dt. Volume: 900lit/dt. Volume: 900lit/dt (90 Sumur)
C3 Sistem Tengah (C)
C4 C5
Pemakaian dan Potensi Air Tanah (Unit: lit/dt) TABANAN
BADUNG
DENPASAR
GIANYAR
2.391 5
531 246
292 315
806 348
0
150
0
150
900
0
0
0
1.486
135
-23
308
O
Yeh Ay
Kabupaten Perihal Potensi Air Tanah Sumur yang ada Sumur yang Diusulkan dalam Master Plan Sumur yang Diusulkan dalam rencana ini Kapasitas yang Tersisa
River Su ngi
P ene t River
SE
TEGALLALANG
MARGA iver
Ota
Riv er Ho Ye h
Jina
Riv er
Riv er
Ab e
Riv er
Pe net
Em pa s
an
er iv Ri ve
r
Su ng iR la m
ah
Bu ng bu ng
er
ka n Ku ti
er Riv
er
Ye h
iv
os O
BADUNG
WTP-SANGSANG (100 lt/s)
R
Ri ve r
U
SUKAWATI IPA PERAUPAN
nu ta Pe
un g
Riv
iver
Pa ng k
er is
Ye h
r
Ye h
ive
r
P ek
Rive
Riv er
ng
aR Und
ng
La ti
BANJARANGKAN
ng sa
Ye h
er
er
Pang ku ng
Ak
ah
Ye h
er iv
Riv
GIANYAR
BLAHBATUH
R at Pik
DAWAN
Sa
KEDIRI
gR Ayun
WTP-EMPAS (200 lt/s)
SEMARAPURA
uh
GIANYAR MENGWI
Riv
TABANAN
B ub
ng it
TABANAN
lR Kutu
WTP-HO (300 lt/s)
KLUNGKUNG M ela
nR
ive r
KERAMBITAN
UBUD
ABIANSEMAL
Ri ve r
Riv er e lu an g
SELEMADEG
M
SIDEMEN
hR
Pa ya n
WELL FIELD (900 lt/s)
SELEMADEG TIMUR
r Ri ve an
ive r Pu te kR
em
Tel a
BANGLI
SELEMADEG BARAT
Tir
gaw
er Riv
hu
n
Ri ve r
l ia Ba
Su
er
R iv er
Riv
Pe du ng an
u ay
aj a
BANGLI k Me
er
Riv er
er
Riv
Ye h
TEMBUKU
Un da
Riv er Ho
Riv er
Ri ve r Pe ta nu R ive r
Yeh Empas R iver
Rive r
Peke risan
TAMPAKSIRING
IPA AYUNG
M
ata n
Te l ag aw a ja
Rive r
R ive r Ayun g
An ak ayun g
ive r nR Ota Ye h
Mawa
r
Ri ve r
Rive
Riv er
uh
IPA PETANU
iver
ive r
IPA PENET Riv er
S in
KUTA UTARA Yeh Poh Ri ve r
DENPASAR BARAT
pa
du
R iv er
WTP-OOS (100 lt/s)
DENPASAR
WTP-WARIBANG (200 lt/s)
M ati
Ri ve r
LEGEND:
ga
DENPASAR TIMUR
ive r
Riv er Ca
Pa ng iR
10km
ng gu
5
Bo as an
ver
Capital of Regency Badu ng Ri
0
Pe ne tR
Le h
B ub
River
r
Ye h
Ri ve
Selab ih
iver
t angi M el
Riv
hR
ver g Ri gsan
ng ku Ba
RENDANG
SUSUT
PAYANGAN
PENEBEL
Jina
S an
PETANG
Capital of District
DENPASAR SELATAN
Regency Boundaries KUTA
District Boundaries
ESTUARY TUKAD BADUNG
Lakes/Dams River Province Road Regency Road Local Road Bypass
KUTA SELATAN
WTP Pipe Line Service Area for Water Supply Well Field Flow Direction Terminal Point of Water Conveyance
Alternative C5: Without Ayung Dam Project (Surface Water and Ground Water Development)
Gambar-4.4 Rencana-Rencana Alternatif tanpa Dam Ayung (Pengembangan Air Permukaan + Pengembangan Air Tanah) Final Report – Summary Report (4-13)
The Comprehensive Study on Water Resources Development and Management in Bali Province Sistem TengahÆ Dengan Dam Skala Kecil + Air Tanah Sistem Sistem Tengah
Alternatif
Penjalasan Pengembangan Dam (Sama dg C2, Dam Skala Kecil) / Volume Pengembangan: 900lit/dt Sumber Air: Air Tanah, Wil.Pengembangan: Tabanan, Total Volume: 900lit/dt (90 Sumur)
C6
Potensi dan Penggunaan Air Tanah (Unit: lit/dt) TABANAN
BADUNG
DENPASAR
GIANYAR
2.391 5 0 900 1.486
531 246 150 0 135
292 315 0 0 -23
806 348 150 0 308 in Del
n
S
Kabupaten Perihal Potensi Air Tanah Sumur yang Ada Sumur Usulan dlm Master Plan Sumur Usulan dlm Rencana ini Kapasitas yang Tersisa er Riv
Ayun g Ri ver
LAKE BUYAN
g
KINTAMANI LAKE BATUR
BUSUNGBIU
LAKE TAMBLINGAN
PUPUAN
LAKE BERATAN
River Saba
R iv er
er Riv
Sungi
Riv er Pen et
wa ja Riv er
BANGLI
r
Pa ya
Pe du n
nR
ga n
ive
r
MARGA
KLUNGKUNG
Ota
Riv er Ho Ye h
Ab e
Riv
er
Riv
er Riv pa s Em h
er iv iR
iv er R
Su ng
ive
U
Riv
er
ng
SUKAWATI iv er
Ku tik an
R
er
ng Ayu Riv
Ye h
iv
os
R
O
IPA PERAUPAN
BADUNG
nu ta Pe
la
m
ah
r
Bu ng bu ng
r
ul R
Pa ng ku
Ri ve
K ut
Ye
an keris
Penet Riv er
h Ye
r
r
Pe
ive
Ri ve
gR
da
La tin g
Un
gsan S an
Ye h
r ive
BANJARANGKAN
er
Pa
ngku ng
Akah
Ye h
R
DAWAN
GIANYAR
BLAHBATUH
at Pik
er
MENGWI
KEDIRI
SEMARAPURA
Riv
GIANYAR
r R ive
TABANAN
uh
git
TABANAN
B ub
an M el
n
Riv
er
KERAMBITAN
SIDEMEN
UBUD
ABIANSEMAL
Rive r
elu an g M
SELEMADEG
Suhu
an
ive r kR Pu te
WELL FIELD (900 lt/s)
SELEMADEG TIMUR
Riv er
Riv er
SELEMADEG BARAT Tir em
ag
er
T el
Riv
Jina h Ri ve
n lia Ba
er
er Riv
Riv
u ay ek
aw a ja
BANGLI M
Riv er
er Riv
Un da
er Riv n
ga Te la
Peta nu Rive r Peke ris an
River
Yeh Empas River
Rive r Maw a
Ho
SELAT TEMBUKU
Ye h
Riv
TAMPAKSIRING TEGALLALANG
M
ata
Riv er
Rive r
g Ri
ayun g Ri ver
Ay un
Anak
Riv er Ota n Ye h er
er
SUSUT
PAYANGAN
AYUNG DAM
RENDANG
r Rive
R iv
uh
Le h
B ub
Ye h
ver t Ri
Selab ih Riv er
iver
r
ng
angi
ive
ku Ba
M el
gR
PETANG
PENEBEL
hR Jina
gs an S an
ve r
Ye h
Oos
Aya Rive
r
Ye h
Le h
Riv
er
BATURITI n lia Ba
er
er
Sin ga
Riv
10km
KUTA UTARA DENPASAR BARAT
du
Riv
er
DENPASAR
Ye h
Poh Rive r
pa
DENPASAR TIMUR
ive r
er Riv
Pa ng iR
ng gu Ca
Bo a sa
n
5
Pe ne tR
iv e r
IPA PENET 0
M at
i Ri
ve r
LEGEND:
Badu ng
Rive r
Capital of Regency Capital of District
DENPASAR SELATAN
Regency Boundaries KUTA
District Boundaries
ESTUARY TUKAD BADUNG
Lakes/Dams River Province Road Regency Road Local Road Bypass
KUTA SELATAN
WTP Pipe Line Service Area for Water Supply Well Field Flow Direction Terminal Point of Water Conveyance
Alternative C6: With Small Scale Ayung Dam Project (Small Scale Dam and Ground Water Development)
Gambar-4.5 Rencana-Rencana Alternatif dam Ayung Skala Kecil (+ Air Tanah ) Final Report – Summary Report (4-14)
The Comprehensive Study on Water Resources Development and Management in Bali Province
(c)
Perbandingan Rencana-Rencana Alternatif pada Biaya
Perbandingan rencana-rencana alternatif pada pembiayaan ditunjukkan pada Tabel-4.7. Kondisi perkiraan biaya adalah sebagai berikut.
Perkiraan biaya didasarkan atas biaya-biaya dan harga-harga pada nilai kurs rata-rata tahun 2004. Nilai tukar Rupiah ke Dollar US dan Yen Jepang adalah: (Nilai Rata-Rata: Bulan Mei/04 – April/05). - US$ 1 = Rp. 9.260 = JP¥ 106,97. Untuk memperkirakan biaya depresiasi masing-masing, maka dijelaskan daya tahan kekuatan fasilitas-fasilitas. Untuk menghitung biaya O&P masing-masing fasilitas diperlukan data O&P di Indonesia. Biaya O&P untuk dam dan reservoar adalah 0,5% dari biaya konstruksi. Tingkat tarif tenaga listrik adalah 8,5yen/kwh. Tabel-4.7 Perbandingan Rencana-Rencana Alternatif pada Biaya Perihal
1. Biaya Konstruksi (Juta Yen) 1.1 Dam & Reservoar 1.2 Sumur-sumur Dalam 1.3 Tindakan-tindakan terhadap Lingkungan 1.4 Jaringan Pipa Air 1.5 Pipa Pendorong 1.6 Pengolahan Air 1.7 Distribusi Air 2. Biaya Depresiasi (Juta Yen/tahun) 2.1 Dam & Reservoar 2.2 Sumur-sumur Dalam 2.3 Tindakan-tindakan terhadap Lingkungan 2.4 Jaringan Pipa Air 2.5 Pipa Pendorong 2.6 Pengolahan Air 2.7 Distribusi Air 3. Biaya O&P (Juta Yen/tahun) 3.1 Dam & Reservoar 3.2 Sumur-sumur Dalam 3.3 Tindakan-tindakan terhadap Lingkungan 3.4 Jaringan Pipa Air 3.5 Pipa Pendorong 3.6 Pengolahan Air 3.7 Distribusi Air 4. Biaya Tahunan (Juta Yen/tahun) 5. Produksi (Juta m3/ tahun) 6. Biaya Air (Yen/m3)
Sistem Barat W1 W2 789
Sistem Tengah C2 C3 C4
C1
C5
Sistem Timur E2 E3 E4
E1
867 6.593 6.026 8.016 6.601 7.537 3.416 2.700 -
E5
3.119 3.166 2.927
-
- 3.434 3.434
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- 3.240 1.782
-
-
-
-
-
-
-
172
172
-
-
-
-
-
-
-
-
266 120 337 66
212 567 - 3.590 1.654 2.011 2.340 1.625 1.563 1.623 1.783 252 - 2.006 1.147 2.254 480 468 68 337 2.022 2.022 2.022 162 1.092 899 899 899 899 899 66 398 398 398 398 398 177 177 177 177 177
22,1
27,7 120,2 108,2 240,4 174,6 232,1
77,8
62,6
85,5
86,2
69,4
-
-
42,9
42,9
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
68,9
37,9
-
-
-
-
-
2,2
-
-
-
-
-
-
-
-
- 76,3 - 101,0 54,6 54,6 8,5 8,5
35,1 57,7 4,4 8,5
42,7 113,5 29,5 8,5
49,7 24,3 3,8
34,5 24,3 3,8
33,2 24,2 24,3 3,8
34,5 23,6 24,3 3,8
37,9 3,4 24,3 3,8
46,6 177,5 175,8 633,6 614,4 566,5
77,1
75,0 137,0 128,6
86,1
-
-
2,2
5,6 6,0 9,1 1,4
4,5 12,7 9,1 1,4
12,0 54,6 8,5
35,9 -
-
17,2
17,2
-
-
-
-
-
0,9
0,9
-
-
-
-
-
-
-
-
- 160,5 105,8
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
0,8 8,9 19,9 6,3
0,6 1,7 - 10,8 5,0 6,0 19,8 - 465,1 381,9 342,3 19,9 119,6 119,6 119,6 28,9 74,3 6,3 38,1 38,1 38,1 38,1 38,1
-
7,0 53,2 16,9
4,9 53,2 16,9
4,7 62,2 53,2 16,9
4,9 53,6 53,2 16,9
5,4 10,6 53,2 16,9
58,0
74,3 297,7 284,0 874,0 789,0 798,6 154,9 137,6 222,5 214,8 155,5
9,5
9,5
56,8
56,8
56,8
56,8
56,8
25,2
25,2
25,2
25,2
25,2
6,1
7,9
5,2
5,0
15,4
13,9
14,1
6,1
5,5
8,8
8,5
6,2
- Untuk Konstruksi
2,3
2,9
2,1
1,9
4,2
3,1
4,1
3,1
2,5
3,4
3,4
2,8
- Untuk O&P
3,8
5,0
3,1
3,1
11,2
10,8
10,0
3,0
3,0
5,4
5,1
3,4
(d)
Evaluasi Total dari Rencana-Rencana Alternatif
<Sistem Barat> Alternatif W2 dipilih sebagai Sistem Pengadaan Air Barat. Pertimbangan pilihan disebabkan oleh karena: (Lihat Tabel-4.9) Final Report – Summary Report (4-15)
The Comprehensive Study on Water Resources Development and Management in Bali Province
Biaya konstruksi pada kedua alternatif jumlahnya hampir sama. Karena biaya depresiasi dan biaya O&P dari Alternatif-W2 sedikit lebih tinggi dari Alternatif-W1, maka biaya air Alternative-W2 16% lebih tinggi dari Alternatif-W1. Dari aspek sosial (dalam hal ini penyusunan hak guna air dengan pemakai di wilayah hilir), Alternatif-W1 bersifat kritis. Secara umum, sangat sulit untuk mengambil air dari sungai yang mana hak guna airnya dimiliki oleh SUBAK dalam irigasi, tanpa tersedianya fasilitas penyimpanan air yang cukup (seperti reservoar dan kolam
<Sistem Tengah> Alternatif C2 dipilih sebagai Sistem Pengadaan Air Tengah. Pertimbangan pilihan disebabkan oleh karena: (Lihat Tabel-4.8)
Di antara masing-masing alternatif, biaya konstruksi paling rendah adalah Alternatif-C2 (Dengan Dam–Intake Hilir dengan Pompa) dan paling tinggi ada pada Alternatif-C3 (Tanpa Dam–Pengembangan Air Permukaan). Konstruksi dam tidak akan mengakibatkan dampak yang kritis terhadap lingkungan dan keadaan sosial.
<Sistem Timur> Alternatif E4 dipilih sebagai Sistem Penyediaan Air Timur. Pertimbangan pilihan disebabkan oleh karena: (Lihat Tabel-4.8)
Biaya air dari Alternatif-E2 adalah paling rendah. Tetapi, dari aspek sosial (dalam hal ini penyusunan hak guna air dengan pemakai di wilayah hilir), Alternatif-E1, E2, E5 akan bersifat kritis. Alternatif-E4 mempunyai nilai tertinggi di antara 5 alternatif. Tabel-4.8 Evaluasi dari Rencana Alternatif-Alternatif Perihal
Sistem Barat 300 lit/dt W1 W2 C1
(1) Nilai Rata-Rata untuk 3,0 Aspek Ekonomi Biaya Specific (A) = a 7,4 Penyusutan (Mil¥/year/100lit/s) (A) Score 3 (Mil¥/tahun) Biaya O&P Specific (B) = b 12,0 (Mil¥/year/100lit/s) (B) 3 (Mil¥/tahun) Score (2) ) Nilai Rata-Rata untuk 2,8 Aspek Sosial dan Lingkungan Lingkungan Alamiah 4 Pemindahan Pemukiman 4 Pembebasan Lahan 3 Pengaturan Hak Air 0 Dampak dari Aktifitas2 3 Sosial dari Konstruksi Biaya Air 6,1 (Yen/m3) Nilai Total 5,8 (Evaluasi Total) 2
Sistem Tengah 1,800 lit/dt C2 C3 C4 C5
C6
E1
Sistem Timur 800 lit/dt E2 E3 E4
E5
2,5
4,0
4,0
0,5
1,5
1,0
3,0
3,0
3,5
2,5
2,5
3,0
9,2
6,7
6,0
13,4
9,7
12,9
8,5
9,7
7,8
10,7
10,8
8,7
2
4
4
0
2
1
3
2
3
2
2
3
15,5
9,9
9,8
35,2
34,1
31,5
16,1
9,6
9,4
17,1
16,1
10,8
3
4
4
1
1
1
3
4
4
3
3
3
3,6
2,8
3,0
3,4
3,2
3,2
2,8
3,0
2,6
4,0
4,0
2,8
4 4 3 4
2 4 3 3
2 4 3 3
4 4 3 4
3 4 3 4
3 4 3 4
2 4 3 3
4 4 3 0
4 4 3 0
4 4 3 4
4 4 3 4
4 4 3 0
3
2
3
2
2
2
2
2
2
4
4
3
7,9
5,2
5,0
15,4
13,9
14,1
6,1
5,5
8,8
8,5
6,2
6,2
6,1 1
6,8 2
7,0 1
3,9 6
4,7 4
4,2 5
5,8 3
6,0 4
6,1 3
6,5 2
6,5 1
5,8 5
- Nilai 4: Bagus atau tidak ada masalah, Nilai 2: Rata-rata atau masih terdapat masalah-masalah kecil, Nilai 0: Jelek atau terdapat beberapa masalah yang kritis. Nilai 3: Antara Nilai 4 dan Nilai 2, Nilai 1: Antara Nilai 1 dan Nilai 0. - Nilai untuk biaya penyusutan: Nilai 4 (a<7), Nilai 3 (a<9), Nilai 2 (a<11), Nilai 1 (a<13), Nilai 0 (a>13), mengacu pada Tabel-4-7. - Nilai untuk Biaya O&P: Nilai 4 (a<10), Nilai 3 (a<20), Nilai 2 (a<30), Nilai 1 (a<40), Nilai 0 (a>40), mengacu pada Tabel-4-7. - Nilai Total = Nilai (1) + Nilai (2) - Jumlah dari Evaluasi Total cara prioritas yang diminta untuk setiap sistem - Pada kasus adanya nilai yang sama, prioritas dievaluasi dengan biaya air, mengacu pada Tabel-4-7.
Final Report – Summary Report (4-16)
The Comprehensive Study on Water Resources Development and Management in Bali Province
(4)
Rencana Usulan Sistem Pengadaan Air Umum untuk Wilayah Metropolitan
Rencana usulan Sistem Pengadaan Air Umum untuk Wilayah Metropolitan ditunjukkan pada Gambar-4.6. ive r uR
Riv er
Se la
Bu ng bu ng
Riv er dau m
er
M en
Riv
r ive
Luah
iver
er Riv
R
er
R ala
an
n gk Be
lak Bu ng
r ve Ri
u gk
ng ke ng
mp Ta an ek
ba Sa
R iv
er
ang As
er Riv ng bu um er Riv an ua mp ela gK un
n gk Pa
l bo Ce
Pan
BANJAR La
SERIRIT
SUKASADA
r ve Ri
De
li ng
er Riv
Ayun g Ri ver
LAKE BUYAN KINTAMANI LAKE BATUR
BUSUNGBIU
LAKE TAMBLINGAN
PUPUAN
Sa ba
LAKE BERATAN
River
Ay a
Riv
er
r ve Ri
Sun gi
River
iv e r
aR
Jina h
SIDEMEN
R iv er
Ri ve r ive r
Me lu an g
SELEMADEG
UBUD
ABIANSEMAL
KLUNGKUNG
KERAMBITAN
Riv er
Tir em an
Pu te kR
waj Tel aga er R iv
Pa ya n
SELEMADEG TIMUR
O
tan
Ri ve r
Akah
Ho
ive r
R
Pe ne tR
uh u S
Ri ve r Em Ye h
iv er er
Su ng iR
Riv
U
la m
ah
Bu ng bu ng er Riv an
ive r
nR
DENPASAR
WTP PETANU
WTP-PETANU (300 lt/s)
♦ Transmission Pipe 200 m ♦ Distribution Pipe 25000 m Total Pipe 25.20 km
Riv er
♦ Ø 600 mm ♦ Facility Area 5000 m²
Ye h
Poh R
iver
er
ive r
Riv
Pa ng iR
Ca ng gu
Bo a sa
er
Ku tik
iv
Ye h
R
ive r
iver
Pe ne tR
er Riv
R tul
s Oo
apa du
DENPASAR TIMUR
DENPASAR BARAT
r ive
Si ng
KUTA UTARA
R
WTP PENET
SUKAWATI
nu ta Pe
Pa ng ku ng
er
an
pa sR
ive r
Ye h
Ab e
ng La ti
iv
er Riv
Ye h
R
a Und
ris Peke
Ku
WTP AYUNG
(IPA PERAUPAN) er R iv
BADUNG
ng
10km
iver
BLAHBATUH
t ika
BANJARANGKAN
gR
KEDIRI
P
DAWAN
GIANYAR gsan S an
Riv er
iv er
Ye h
MENGWI
SEMARAPURA
er
GIANYAR
iver
Pang ku ng
tR
Ye h
an gi
TABANAN
iv hR Bubu
Mel
TABANAN
A yu
5
iver
Ye h
BANGLI BANGLI
SELEMADEG BARAT
0
Riv er
Rive r Peta nu er
SEL TEMBUKU
Un da R
Ho
TAMPAKSIRING TEGALLALANG
MARGA
R iv er
Pe du ng an R
Pen et
R iv er
r
Riv Pek erisa n
River
Yeh Empas River
er Mawa Riv
ive
ive r
nR li a Ba
Te lag aw a ja
Ri ve r A na k ay un g
iv e r nR Ota Ye h M
ata
nR
ive r
ive r Le hR Ye h
Riv er Selab ih
er Riv
er
u ay ek
Riv buh
M
Bu
er Riv
r
ng ku Ba
Rive
AYUNG DAM
RENDANG
SUSUT
PAYANGAN
PENEBEL
t angi Mel
er Riv
PETANG
♦ Catchment Area 218.4 km² ♦ Design Discharge 2300 m³/s ♦ Height of Dam 66.0 m ♦ Length of Dam 235.0 m
r ive hR Ji na
g gsan S an
Ayun g Ri v er
Ye h
an
Oos
Rive r
Ye h
Le h
Ri ve r
BATURITI
li Ba
Capital of District Regency Boundaries District Boundaries Lakes/Dams
WTP-PENET (300 lt/s) ♦ Transmission Pipe 200 m ♦ Distribution Pipe 8800 m Total Pipe 9.00 km ♦ Ø 600 mm ♦ Facility Area 5000 m²
Badu ng Ri
Capital of Regency
ve r
M ati
Rive r
LEGEND:
DENPASAR SELATAN
KUTA
WTP-AYUNG (1800 lt/s) ♦ Transmission Pipe 200 m ♦ Ø 650 mm ♦ Facility Area 30000 m²
ESTUARY TUKAD BADUNG
River Province Road Regency Road Local Road Bypass WTP
KUTA SELATAN
Pipe Line Service Area for Water Supply Service Area Supplied by Springs & Wells Flow Direction Terminal Point of Water Conveyance
Gambar-4.6
Proposed Water Supply System for Metropolitan Area
Usulan Sistem Pengadaan Air Terpadu untuk Wilayah Metropolitan
Final Report – Summary Report (4-17)
The Comprehensive Study on Water Resources Development and Management in Bali Province
(5)
Tinjauan Terhadap Rencana-Rencana Berdasarkan Variasi Kebutuhan Air
Rencana-rencana fasilitas yang diusulkan pada Master Plan harus ditinjau dan dimodifikasi atau dirubah jika perlu berdasarkan perubahan kondisi-kondisi sosio ekonomi termasuk proyeksi-proyeksi kebutuhan air. Untuk rencana pengadaan air umum yang menargetkan wilayah metropolitan, proyeksi kebutuhan air yang diusulkan pada Master Plan mungkin bisa berubah. Rencana alternative yang dijabarkan berikut ini adalah rencana sementara dalam hal kebutuhan air rendah. Seperti yang didiskusikan pada Tabel-4.2, pada keadaan terendah dari kebutuhan air untuk wilayah metropolitan, sekitar 500lit/dt akan dikurangi dibandingkan pada proyksi yang dilakukan pada Master Plan. Dalam hal ini tindakan yang direkomendasikan akan dibatalkan pada sistem pengadaan air dari Sungai Unda (Lihat pada Tabel-4.9). Karena biaya air pada Sistem Timur (Sistem Unda) lebih tinggi dibandingkan dengan Sistem Tengah (Sistem Ayung), merupakan salah satu alasan dimana air dibawa dari wilayah diluar wilayah pemakai. Seperti yang didiskusikan pada Halaman 4-2, “KewenanganPengguna dan Wilayah Pengguna” merupakan persyaratan dasar untuk sumber daya air. Ketika setiap perusahaan mencari sumber daya air yang baru untuk memenuhi kebutuhan yang ada, maka pertama-tama mereka harus berusaha menemukannya di daerah kewenangannya (Kabupaten) dan wilayah sungai yang mereka miliki. Daerah kewenangan lain dan wilayah sungai lain merupakan pilihan kedua. Tabel-4.9 Sistem Pengadaan Air Umum untuk Wilayah Metropolitan Sistem Pengadaan Air <Sistem Terpadu> Sistem Barat - Intake pada mulut Sungai Penet (Transportasi Pompa / Distribusi Pompa) Sistem Tengah - Pengembangan dengan Sungai (Transportasi Gravitasi / Distrobusi Gravitasi) Sistem Timur - Intake pada mulut Sungai Petanu (Transportasi Pompa / Distribusi Pompa): Tahap-1 - Intake pada mulut Sungai Petanu (Transportasi Pompa / Distribusi Pompa): Tahap-2 &3 <Sistem Berdiri Sendiri> Pengadaan air pada wilayah didekat sumberdaya air dengan mengembangkan air tanah, mata air, dsb berdasarkan kebutuhan.
2.900 lit/dt 300 lit/dt 1.800 lit/dt
800 lit/dt (300 lit/dt) (500 lit/dt)
650 lit/dt 3.550 lit/dt
: Fasilitas akan dibatalkan dalam keadaan permintaan air terendah.
(6)
Rencana Pengadaan Air untuk Wilayah Bali Utara
(a)
Kapasitas Pengadaan Air Yang Sekarang dan Kebutuhan Air
Kapasitas pengadaan air saat sekarang serta kebutuhan air ditunjukkan pada Tabel-4.10.
Final Report – Summary Report (4-18)
The Comprehensive Study on Water Resources Development and Management in Bali Province
Tabel-4.10 Wilayah
Kapasitas Pengadaan Air dan Kebutuhan Air di Wilayah Bali Utara
Perusahaan Pengadaan Air (1) PDAM Jembrana
(2) PDAM Buleleng
Bali Utara
(3) PDAM Bangli
(4) PDAM Karangasem
Total [1+2+3+4]
(b)
Perihal Kebutuhan (lit/dt) Kapasitas (lit/dt) Keseimbangan (lit/dt) Kebutuhan (lit/dt) Kapasitas (lit/dt) Keseimbangan (lit/dt) Kebutuhan (lit/dt) Kapasitas (lit/dt) Keseimbangan (lit/dt) Kebutuhan (lit/dt) Kapasitas (lit/dt) Keseimbangan (lit/dt) Kebutuhan (lit/dt) Kapasitas (lit/dt) Keseimbangan (lit/dt) Kebutuhan (lit/dt)
2005 152 139
2010 184
2015 254
2020 324
2025 395
-13
-45
-115
-185
-256
245 394
344
515
687
859
149
50
-121
-293
-465
89 120
123
180
232
287
31
-3
-60
-112
-167
166 224
236
333
430
526
58
-12
-109
-206
-302
652
887 235
1.282 395
1.673 391
2.067 394
-10
-405
-795
-1.190
877 225
Sumber Air
Oleh karena di wilayah pemakai, air disalurkan secara relatif dan kebutuhannya juga relatif sedikit, maka air tanah dan mata air cocok untuk wilayah ini. Sumber-sumber air akan dikembangkan di lokasi hulu dari wilayah pemakai untuk penyaluran air secara gravitasi. Karena proyek Dam Benel Multifungsi sudah terdaftar pada Program Pengembangan Nasional serta persiapannya telah dimulai, maka rencana proyek yang dipersiapkan oleh Pemerintah Bali dimasukkan ke dalam Master Plan. Pemakaian saat sekarang serta potensi dari mata air dan air tanah ditunjukkan pada Tabel-4.11. Dalam wilayah ini, air dari mata air dan air dari bawah tanah telah digunakan secara baik. Bagaimanapun juga, air dari mata air sedikit digunakan di Jembrana dan air tanah di Bangli juga sedikit digunakan. Tabel-4.11
Pemakaian Mata Air/Air Tanah serta Potensinya (Wilayah Bali Utara)
Perihal Kabupaten
Potensi
Jembrana Buleleng Bangli Karangasem Total
(c)
119 6.173 3.393 9.956 19.641
Mata Air (lit/dt) Pemakaian Saat Ini 3 2.934 692 4.533 8.162
Sisa
Potensi
116 3.239 2.701 5.423 11.479
1.126 2.093 1.551 2.090 6.860
Air Tanah (lit/dt) Pemakaian Saat Ini 581 411 9 206 1.207
Sisa 545 1.682 1.542 1.884 5.656
Rencana Usulan Pengadaan Air di Wilayah Bali Utara
Garis besar dari rencana usulan pengadaan air per kabupaten ditunjukkan pada Tabel-4.12. Tabel-4.12 Perihal Kabupaten Jembrana Buleleng Bangli Karangasem Total
Garis Besar Rencana Pengadaan Air untuk Wilayah Bali Utara
Kapasitas Sekarang (lit/dt)
Kapasitas Perluasan (lit/dt)
Sumber Air lit/dt) Air dari Air Air Mata Permukaan Tanah Air
139
260
160
394
450
150
300
120 224 877
170 320 1.200
20 270
170 300 770
160
100
Penjelasan Dam Benel (2@50lit/dt) dan Sumur (2@50lit/dt) Sumur (3@50lit/dt)+Mata Air (3@100lit/dt) Mata Air (20lit/dt + 3@50lit/dt) Sumur (20lit/dt)+Mata Air (3@100lit/dt)
Final Report – Summary Report (4-19)
The Comprehensive Study on Water Resources Development and Management in Bali Province
4.2.3 Pengadaan Air ke Daerah-Daerah Terpencil dan Terisolasi Biasanya, penduduk di wilayah metropolitan dan pedesaan menerima pelayanan pengadaan air melalui jaringan distribusi air. Bagaimanapun juga, penduduk yang bermukim di wilayah-wilayah terpencil dan terisolasi tidak dapat menikmati layanan ini melalui sistem pengadan air umum/ publik. Dalam hal ini, organisasi yang bertanggung jawab untuk pengadaan air umum harus menguji metode dan menyalurkan air domestik kepada mereka yang menantikan pelayanan serta bermukim di wilayah-wilayah terpencil dan terisolasi. Sebagai contoh, terdapat dua kasus: 1) Kubu di Karangasem dan 2) Nusa Penida di Klungkung. Pada kedua areal tersebut, sumber air terletak pada wilayah yang terbatas, serta jauh dari wilayah pelayanan. Di wilayah ini jumlah sumber-sumber air dan volumenya adalah terbatas. Pada wilayah ini tidak terdapat sungai yang tetap. Ada sedikit mata air dalam jumlah dan hasil yang sedikit serta terbatas. Skema air tanah letaknya sangat dalam pada wilayah dataran yang sangat tinggi. Sumber-sumber air utama adalah sumur-sumur produksi yang terletak pada wilayah pantai. Wilayah kotapraja didistribusikan di sepanjang garis pantai. Kondisi ini disebabkan oleh ciri-ciri hidro-geologi dan topografi dari wilayahnya. Pemakai air yang baru di pedesaan serta terletak di lereng gunung (jauh dari sumber air yang letaknya dekat dengan areal pantai) sedang menantikan pengadaan air untuk umum, supaya tidak mengalami penderitaan akibat kekurangan air di musim kemarau. Biasanya, mereka memakai air dari mata air dengan kapsitas airnya yang sedikit. Untuk memenuhi permintaan, PDAM harus memilih metode yang layak dengan membandingkan dua pilihan ini: 1) Perluasan jaringan yang sudah ada dan 2) Pengiriman air dengan Mobil-Tangki-Air (Lihat Gambar-4.7) 2,500
Elevation (m)
2,000 1,500 1,000 500 0 -500 0.0
5.0
10.0
15.0
Distance (km)
Potongan melintang daerah Kubu
Daerah KUBU - Karangasem
Sumber Air (Air Tanah) terletak pada areal pantai
Wilayah Pengadaan
Pemakai baru di lereng gunung。 Jalan yang sudah ada (Jalur Pipa)
Sumber Air
Metode Distribusi ¾ Distribusi dengan Jaringan Pipa ¾ Distribusi dengan truk tangki air
Gambar-4.7 Rencana Pengadaan Air untuk Daerah Kubu Final Report – Summary Report (4-20)
The Comprehensive Study on Water Resources Development and Management in Bali Province
(1)
Nusa Penida
Wilayah pelayanan di Nusa Penida terletak pada daratan yang relatif tinggi. Sumber air utama adalah mata air. Hal ini dipertegas dengan kapasitas keseluruhan mata airnya yaitu lebih dari 500 lit/dt. Bagaimanapun juga, sebagian besar debit mata air tersebut terletak di tengah-tengah karang yang terjal (tingginya 100m). Untuk memperluas layanan pengadaan air, air dari mata air ini harus dipompa ke reservoir pada dataran yang tinggi.
Angkel Penida
Batumadeg Seganing
Sekartaji
Batumadeg Tambuanan
Gambar-4.8
Wates
Rencana Lokasi Mata Air untuk Nusa Penida
4.2.4 Rencana Irigasi (1)
Rencana-Rencana Alternatif untuk Pengadaan Air
Walaupun budaya panen padi di Bali telah mencapai intensitas panen yang tinggi dan produktivitas yang tinggi dengan irigasi intensif dan ekstensif, masih ada beberapa isu seperti yang dirangkum dibawah ini. Isu-isu ini perlu dikurangi untuk irigasi mendatang. Efisiensi Irigasi Penggunaan sumber daya air berlebihan hendaknya dikurangi dengan meningkatkan efisiensi irigasi dengan demikian sisa air dapat digunakan untuk menambah produktivitas/ produksi panen. 14 % daerah irigasi (sawah) yang dilengkapi dengan sarana irigasi primitif merupakan prioritas pertama untuk perbaikan efisiensi irigasi. Pengendalian Volume Debit Air Masuk Pola irigasi teknis, yang menangani dan mengatur debit air masuk (intake discharge), hanya mencakup 32 % daerah irigasi di Bali. Dengan demikian, volume air tidak dapat dikontrol dalam pola irigasi, hanya berkisar 68 % dari daerah irigasi. Dengan mempertimbangkan penggunaan air yang efektif dan efisien, pola irigasi perlu ditingkatkan ke sistem iteknis agar dapat mengawasi volume air, khususnya sistem irigasi di Kabupaten Tabanan, dimana sistem irigasi teknis jarang meskipun keunggulannya mengenai irigasi padi. Satuan Air Irigasi Subak menggunakan daerah aliran (tektek) untuk mengalokasi dan mendistribusikan air, sebagai pengganti debit. Satuan (unit) air irigasi sulit untuk mengoptimalkan penggunaan air Final Report – Summary Report (4-21)
The Comprehensive Study on Water Resources Development and Management in Bali Province
dengan sektor-sektor lain dan memperkenalkan konsep hak-air. Karena neraca air antara kebutuhan (demand) dan pengadaan (supply) sudah sempit, utamanya didaerah metropolitan, adalah suatu hal yang biasa untuk mengukur air dengan debit, sehingga perlu dimengerti oleh Subak dengan penilaian teknis yang detail mengenai persyaratan dan peningkatan air irigasi yang tepat melalui pertemuan konsultasi publik Pengelolaan Irigasi Subak adalah suatu perkumpulan pemakai air dalam hubungannya dengan O/P (Operasi & Pemeliharaan) sarana irigasi dan alokasi air. Namun, optimalisasi penggunaan air diantara semua sektor-sektor air memerlukan pengawasan volume air yang lebih tepat karena neraca air yang ketat antara ‘demand’ dan ‘supply’ perlu diantisipasi. Untuk pengawasan volume air yang tepat, perlu untuk mengidentifikasi lokasi dan wilayah pola irigasi dengan suatu jaringan dari air masuk (intake) ke drainase, debit dari suatu intake ke bangunan saluran masuk (inlets), volume air saluran/arus balik dan sebagainya. Namun, ketersediaan data-data itu sangat terbatas. Dinas PU Propinsi Bali baru-baru ini melakukan suatu studi untuk mengidentifikasi pola-pola irigasi per kabupaten. Studi ini diharapkan dapat mencakup seluruh Propinsi Bali dan sasarannya untuk mengidentifikasi faktor-faktor tesebut diatas secara terperinci Berkurangnya Lahan Sawah Tendensi berkurangnya sawah saat-saat ini hendaknya diperkecil dan diawasi karena manfaat sawah bukan hanya untuk swasembada pangan (padi) tetapi juga banyak faktor, seperti pengendalian banjir, pengisian air tanah, stabilisasi arus sungai, pengawasan mutu air, ekosistem dan pariwisata. Disamping itu, budidaya padi dihubungkan dengan tradisi dan agama melalui Subak. Jadi, pengurangan lahan sawah yang cepat akan mempengaruhi kebudayaan dan tradisi orang-orang Bali. <Strategi untuk Irigasi di Masa Yang Akan Datang> Berdasarkan dua rencana pertanian (rencana tata ruang dan RENSTRA) dan isu-isu yang ada mengenai irigasi, berikut ini adalah strategi untuk pengembangan irigasi mendatang di Bali. ◆ Mengenai pentingnya padi di Bali, kelebihan air karena berkurangnya lahan sawah harus digunakan untuk hal-hal berikut: -: Meningkatkan intensitas pola tanam sampai 300% -: Menstabilkan pasokan air pada saat musim kering -: Memperbaharui efisiensi irigasi ◆ Ketiga hal yang disebutkan diatas, kelebihan air harus digunakan untuk pasokan air bagi wilayah SARBAGITAKU melalui negosiasi dengan para pemilik kepentingan. ◆ Kelebihan air dari irigasi tersebut akan digunakan untuk tindakan-tindakan penanggulangan bagi masyarakat miskin dan pengembangan masyarakat pedesaan. ◆ Pekerjaan-pekerjaan rehabilitasi untuk fasilitas irigasi akan dilaksanakan secara terus-menerus untuk meningkatkan efisiensi irigasi untuk mengurangi kehilangan air, peningkatan intensitas tanam dan perbaikan O/P dari fasilitas-fasilitas irigasi. ◆ Air irigasi dapat dikembangkan terutama dengan dam dan kolam kecil. <Evaluasi Rencana Irigasi Alternatif untuk Pengadaan Air> Sisa air pada tahun 2025 berjumlah sekitar 387 juta m3 karena perbaikan efisiensi irigasi dan berkurangnya areal sawah. Perbaikan pada efisiensi irigasi dan berkurangnya areal sawah dapat mengkontribusi 247 juta m3 dan 140 juta m3 reduksi air irigasi masing-masing. Disamping, 10% bertambah pada efisiensi irigasi (dari 50% ke 60%) menghemat 17% air dibanding kebutuhan air irigasi pada tahun 2025 dengan 50% effisiensi.
Final Report – Summary Report (4-22)