BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
TEORI DASAR SYRINGE PUMP Prinsip Dasar Pesawat Syringe Pump Syringe pump merupakan salah salah satu peralatan elektromedis yang berfungsi untuk memasukkan cairan obat kedealam tubuh pasien dalam jangka waktu tertentu secara teratur. Pada dasarnya pada syringe pump terdiri dari beberapa rangkaian yaitu rangkaian pengatur laju motor (pendeteksi rpm), rangkaian komparator, dan rangkaian sinyal referensi. Motor akan berputar untuk menggerakkan spuit merespon sinyal yang diberikan oleh rangkaian pengendali motor, tetapi putaran motor itu sendiri tidak stabil sehingga perubahan-perubahan itu akan dideteksi oleh rangkaian pendeteksi rpm. Sinyal yang didapat dari pendeteksi rpm akan dibandingkan dengan sinyal referensi, dimana hasil dari perbandingan tersebut akan meredakan ketidakstabilan motor. Motor akan mengurangi lajunya jika perputarannya terlalu cepat dan sebaliknya akan menambah kecepatan jika perputarannya terlalu pelan sehingga didapatkan putaran motor yang stabil. Syringe pump didesain agar mempunyai ketepatan yang tinggi dan mudah untuk digunakan. Syringe pump dikendalikan dengan mikro computer dan dilengkapi dengan system alarm yang menyeluruh. Adapun gambar syringe Pump seperti yang ditujukkan pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Gambar Pesawat Syringe Pump
4
5
2.2
RANGKAIAN IC MIKROKONTROLLER AT89S51 Mikrokontroller terdiri dari beberapa jenis, diantaranya 8031, 8051, 8751, 89c51, dan 89s51. Semua keluarga mikrokontroller xx51 memiliki 128 byte RAM internal, 2 buah timer – counter, 32 bit paralel I / O, serial I / O, 5 sumber interupsi. Disini penulis menggunakan Mikrokontroller AT 89s51 4 K –
byte yang memilki flash ROM – EEPROM (Elektrical
erasable, reprogramable), pemrograman dilakukan secara paralel dan serial. Selain itu mikrokontroller AT 89s51 sudah dikenal secara luas dan harganya juga relatif murah dan sangat efektif penggunaannya. ATMEL 89s51 merupakan mikrokontroller yang luar biasa memberikan fleksibelitas yang tinggi dan penyelesaian biaya yang efektif untuk beberapa aplikasi kontrol. Selain itu AT 89s51 didesain dengan logika statis untuk operasi dengan frekuensi 0 Hz dan didukung dengan penghematan biaya. IC Mikrokontroler AT89s51 adalah komponen produksi Atmel yang berorientasi pada kontrol dengan level logika CMOS. Komponen ini termasuk keluarga MCS ’51. Rangkaian integrasi tersebut memiliki perlengkapan single chip mikrokomputer. Perlengkapan yang dimaksud adalah CPU (Central Processing Unit) yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan dengan komponen yang lain. Diantaranya Register, ALU (Arithmatic Logic Unit), Unit Pengendali. Masing-masing mempunyai fungsi yang berbeda-beda, antara lain : 1.
Register Sebagai memori sementara di dalam CPU. Beberapa register mempunyai fungsi tertentu, seperti program counter dan code register, yang lain bersifat lebih umum akumulator, B register. Tiap-tiap komputer memiliki panjang kata yang merupakan karakteristik dari CPU. Seperti pada keluarga MCS ’51 ini besarnya ditentukan oleh bus dan memori internal, oleh karenanya mikrokontroller keluarga MCS ’51 ini memiliki kemampuan menyimpan data 8 bit.
6
2.
ALU (Arithmatic Logic Unit) Dari namanya dapat diketahui bahwa ALU mampu menjalankan operasi aritmatika dan logika dengan bilangan-bilangan biner. Dalam keluarga MCS ’51 operasi ALU datanya terbatas pada jumlah bilangan biner 8 bit, tidak sampai pada operasi floating point (angka mengambang).
3.
Unit Pengendali Unit pengendali digunakan untuk menyerempakkan kerja yang sangat diperlukan oleh setiap prosessor. Sebuah instruksi diambil dan didekode, setelah prosessor mengetahui apa yang dimaksud dengan instruksi, maka unit pengendali akan memberikan signal pada aksi yang dimaksud .
Gambar 2.2 IC Mikrokontroller AT89S51
7
Mikrokontroller AT89S51 memiliki beberapa fasilitas yang dapat dipaka oleh pengguna. Fasilitas yang dimaksud antara lain : 1.
Flash program memori ROM internal sebesar 4 Kbyte. Dengan flash PEROM ini mikrokontroller mampu diprogram dan dihapus hingga 1000 kali.
2. Memori data RAM internal sebesar 128 Byte. 3. Kemampuan kerja clock internal dari 0 hingga 24 MHz. 4.
Terdapat 2 buah timer/counter yang dapat dipakai hingga 16 Bit.
5. Kemampuan mengalamati memori program dan data maksimum 64 Kbyte eksternal. 6. 2 buah tingkat prioritas interupsi. 7. Lima buah interupsi, yaitu 2 buah interupsi eksternal dan 3 buah interupsi internal. 8. 4 buah I/O masing-masing 8 Bit. 9. Port serial full duplex UART (Universal Asincronous Receive Transmit), dengan kemampuan pendeteksian kesalahan. 10. Mode pengontrolan daya, yaitu : 10.1
Mode Idle (daya akan berkurang jika CPU dikehendaki stand by).
10.2
Mode Power Down (oscillator berhenti yang berarti daya akan berkurang karena intruksi yang dieksekusi menghendaki power down).
11. Pengembalian ke mode normal setelah power down karena adanya interupsi. 12. Dapat diprogram per bit sehingga pemrograman akan lebih leluasa dan efektif.
8
Dalam IC program AT89S51 terdapat beberapa port dan programprogram lain. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Port Port 0 adalah 8 bit open drain bi-directional port 1/0. Pada saat sebagai port out, tiap pin dapat dilewatkan ke 8 input TTL. Ketika logika 1 dituliskan pada port 0, maka pin-pin ini dapat digunakan sebagai
input
yang
berimpedansi
tinggi.
Port
0
dapat
dikonfigurasikan untuk dimultiplex sebagai jalur data / address bus selama membaca program eksternal dan memori data. Pada mode ini P0 mempunyai internal pull up. Port 0 juga menerima kode bit selama pemrograman flash. Dan megeluarkan kode bit selama ferifikasi program. 2. Port 1 Port 1 adalah 8-bit bi-directional Port 1/0 denga internal pull up. Port 1 mempunyai buffer output yang dapat dihubungkan dengan 4 TTL input. Ketika logika 1 dituliskan ke port 1, pin ini di pull high dengan menggunakan internal pull up dan dapat digunakan sebagai input. Ketika sebagai input, pin port 1 yang secara eksternal di pull low akan mengalirkan arus 1 L karena internal pull up. Port 1 juga menerima address bawa selama pemrograman flash dan ferifikasi. 3. Port 2 Port 2 adalah 8 bit bi-directional port 1/0 dengan internal pull up. Port 2 output buffer dapat melewatkan 4 TTL input. Ketika logika 1 dituliskan ke port 2, maka mereka dipull high dengan internal pull up dan dapat digunakan sebagai input. 4. Port 3 Port 3 adalah 8 bit bi-directional port 1/0 dengan internal pull up. Output buffer dari port 3 dapat dilewati 4 input TTL. Ketika logika 1 dituliskan ke port 3 maka mereka akan di pull high dengan internal pull up dan dapat digunakan sebagai input. Port 3 juga mempunyai berbagai macam fungsi atau fasilitas. Port 3 juga
9
menerima beberapa sinyal kontrol untuk pemrograman flash dan ferifikasi. 5. RST Input reset. Logika high pada pin ini akan mereset siklus mesin. 6. ALE/PROG Pulsa Output Address Latch Enable digunakan untuk lacthing bit bawah dari address selama mengakses keeksternal memori. Pin ini juga merupakan input pulsa program selama pemrograman flash. Operasi normal dari ALE dikeluarkan pada laju konstan 1/6 dari frekuensi oscilator, dan dapat digunakan untuk pewaktu eksternal atau pemberian pulsa. Jika dikehendaki, operasi ALE dapat di disable dengan memberikan setting bit 0 dari SFR pada lokasi 8 EH. Dengan bit set, ALE dapat diiaktifkan selama instruksi M0VX atau MOVC. Dengan menseting ALE disabled, tidak akan mempengaruhi jika mikrokontroler pada mode eksekusi eksternal. 7. Port Pin Alternate Functions P3.0 RXD (serial input port) P3.1 TXD (serial output port) P3.2 INT0 (external interupt 0) P3.3 INT1 (external interupt 1) P3.4 T0 (timer 0 external input) P3.5 T1 (timer 1 external input) P3.6 WR (external data memory write strobe) P3.7 RD (external data memory read strobe)
10
8. PSEN Program store enable merupakan sinyal yang digunakan untuk membaca
program
pada
memori
eksternal.
Ketika
8951
mengeksekusi kode dari program memori eksternal, PSEN diaktifkan 2 kali setiap siklus mesin, kecuali bahwa 2 aktifasi PSEN terlewati selama pembacaan ke memori data eksternal. 9. EA/VPP External Access enable. EA harus diposisikan ke GND untuk mengaktifkan divais untuk mengumpankan kode dari program memori yang dimulai pada lokasi 0000H sampai dengan FFFFH. EA harus diposisikan ke VCC untuk eksekusi program internal. Pin ini juga menerima tegangan pemrograman 12Volt (VPP) selama pemrograman flash. 10. XTAL 1 Input oscilator inverting amplifier dan input untuk internal clock untuk pengoperasian 2. 11. XTAL 2 Output dari inverting oscilator amplifier. Didalam IC
mikrokontroller AT98S51 terdapat beberapa bagian
yang penting, diantaranya : a. Flash program memori ROM internal sebesar 4 Kbyte. Dengan flash
EPROM ini
menyebabkan
mikrokontroller mampu
diprogram dan dihapus hingga berkali-kali b. Memori data RAM internal sebesar 128 byte. c. Kemampuan kerja clock internal dari 0 hingga 24 Mhz. d. 2 buah timer / counter yang bisa dipakai hingga 16 bit. e. Port I / 0 masing – masing 8 bit
11
Didalam Mikrokontroller penulis memanfaatkan timer dan counter dalam menjalankan stepper. Berikut ini adalah tabel register TMOD Gate
C/T
M1
M0
Gate
C/T
TIMER 1
M1
M0
TIMER 0
M1
M0
OPERATING
0
0
Mode 0 : 13 bit Timer/Counter
0
1
Mode 1 : 16 bit Timer/Counter
1
0
Mode 2 : 8 bit auto reload Timer/Counter. THx menerima data yang akan direload ke TLx setiap kali TLx overflow
1
1
Mode 3 : 8 bit Timer/Counter by TL0. TH0 merupakan 8 bit Timer yang dikontrol dari Timer1
Register TCON (BIT ADDRESSABLE REGISTER) TF1
TR1
TF0
TIMER1
TR0
IE1
TIMER0
IT1
IE0
TIMER1
IT0
TIMER0
BIT
SIMBOL
FUNGSI
TCON.7
TF1
Timer1 overflow flag. Diset oleh hardware pada saat
timer-counter
overflow.
Clear
secara
hardware atau software TCON.6
TR1
Bit
pengatur
bekerjanya
Timer1.
Set/Clear
dilakukan secara software untuk ON-OFF Timer Counter.
12
TCON.5
TF0
Idem untuk Timer0
TCON.4
TR0
Idem untuk Timer0
TCON.3
IE1
Interupt enable 1 edge flag. Set/Clear oleh hardware ketika eksternal interupsi sisi terdeteksi dan clear bila interupsi telah diproses.
TCON.2
IT1
Interupt Transition. Set/Clear secara software untuk menentukan apakah menggunakan triger sisi atau level low, pada eksternal interupsi
2.3.
TCON.1
IE0
Idem untuk Timer0
TCON.0
IT0
Idem untuk Timer0
Display dengan menggunakan LCD Character (Liquid Crystal Display) LCD adalah sebuah display dot matrix yang difungsikan untuk menampilkan tulisan berupa angka atau huruf sesuai dengan yang diinginkan
(sesuai
dengan
program
yang
digunakan
untuk
mengontrolnya). Pada tugas akhir ini penulis menggunakan LCD dot matrix dengan kharakter 2 x 16, sehingga kaki-kakinya berjumlah 16 pin.
Gambar 2.3 karakter LCD 2x16
13
LCD yang penulis gunakan adalah M1632, yang mana digunakan untuk menampilkan hasil konsentrasi. LCD ini hanya memerlukan daya yang sangat kecil, tegangan yang dibutuhkan juga sangat rendah yaitu +5 VDC. Panel TN LCD untuk pengaturan kekontrasan cahaya pada display dan CMOS LCD drive sudah terdapat di dalamnya. Semua fungsi display dapat dikontrol dengan memberikan instruksi dan dapat dengan mudah dipisahkan oleh MPU. Ini membuat LCD berguna untuk range yang luas dari terminal display unit untuk mikrokomputer dan display unit measuring gages. Tabel 2.1. Fungsi Pin Pada LCD No.
Symbol
Level
Keterangan
1
Vss
-
Dihubungkan ke 0 V (Ground)
2
Vcc
-
3
Vee
-
4
RS
H/L
5
R/W
H/L
6
E
H
7
DB0
H/L
Pin data D0
8
DB1
H/L
Pin data D1
9
DB2
H/L
Pin data D2
10
DB3
H/L
Pin data D3
11
DB4
H/L
Pin data D4
Dihubungkan dengan tegangan supply +5V dengan toleransi ± 10%. Digunakan untuk mengatur tingkat kontras LCD. Bernilai logika ‘0’ untuk input instruksi dan bernilai logika ‘1’ untuk input data. Bernilai logika ‘0’ untuk proses ‘write’ dan bernilai logika ‘1’ untuk proses ‘read’. Merupakan sinyal enable. Sinyal ini akan aktif pada failing edge dari logika ‘1’ ke logika ‘0’.
14
12
DB5
H/L
Pin data D5
13
DB6
H/L
Pin data D6
14
DB7
H/L
Pin data D7
15
VCC
-
16
VSS
-
Dihubungkan dengan tegangan supply +5V dengan toleransi ± 10%. Dihubungkan ke 0 V (Ground)
Cara kerja menjalankan LCD : Langkah 1 : Inisialisasi LCD. Langkah 2 : Arahkan pada alamat yang dikehendaki (lihat tabel alamat). Langkah 3 : Tuliskan data ke LCD, maka karakter akan tampil pada alamat tersebut. Beberapa fungsi instruksi dari LCD, yaitu : 1. Display Clear. RS R/W DB7 0
0
DB6
0
DB5 0
DB4 0
DB3 0
DB2 0
0
DB1
DB0
0
1
Display Clear membersihkan semua tampilan dan mengembalikan cursor pada posisi semula (address 0). Ruang kode 20 (heksadesimal) ditulis ke semua alamat dari DD RAM, dan alamat 0 dari DD RAM diset ke AC (Address Counter). Jika diubah, display akan kembali ke posisi semula. Setelah perintah eksekusi pada Display Clear, mode entry akan ditambahkan. 2. Cursor Home. RS R/W DB7 0
0
* : invalid bit
DB6 0
DB5 0
DB4 0
DB3 0
0
DB2 0
DB1 1
DB0 *
15
Cursor Home mengembalikan cursor ke posisi semula (address 0). DD RAM alamat 0 diset ke AC dan cursor kembali ke posisi semula. Isi DD RAM jangan dirubah. Jika cursor sedang ON, maka akan kembali ke sebelah kiri . 3. Entry Mode Set. RS 0
R/W DB7 DB6 DB5
0
0
0
0
DB4
DB3
0
0
DB2 1
DB1 DB I/D
S
Entry Mode Set diset untuk menunjukkan perpindahan cursor dan apakah display akan dirubah. I/D : ketika I/D = 1, alamat akan ditambah satu dan cursor berpindah ke kanan. Ketika I/D = 0, alamat akan dikurangi satu dan cursor berpindah ke kiri. S :ketika S = 1 dan I/D = 1, display berpindah ke kiri. ketika S = 1 dan I/D = 0, display berpindah ke kanan. ketika S = 0 , display tak berpindah. 4. Display ON/OFF Control. RS
R/W
0
0
DB7 DB6 0
DB5
DB4
DB3
DB2
0
0
1
D
0
DB1
DB0
C
B
D isplay ON/OFF Control mengembalikan total dispay dan cursor ON dan OFF, dan membuat posisi cursor mulai berkedip. D : ketika D = 1, display ON ketika D = 0, display OFF C : ketika C = 1, cursor ditampilkan
16
ketika C = 0, cursor tidak ditampilkan B : ketika B = 1, karakter pada posisi cursor berkedip ketika B = 0, karakter pada posisi cursor tidak berkedip. Contoh : C = 1 (cursor display)
Cursor B = 1 (blinking)
Gambar 2.4. Penampakan Cursor pada LCD 5. Cursor / Display Shift RS
R/W
0
0
DB7 DB6 0
DB5 0
DB4 0
DB3 1
DB2 S/C
R/L
DB1
DB0
*
*
* : invalid bit Cursor Disply Shift memindah cursor dan mengubah display tanpa merubah isi dari DD RAM. Berikut ini tabel penunjukan cursor, yaitu : Tabel 2.2. Penunjukkan cursor S/C
R/L
Operasi
0
0
Posisi cursor dipindah ke kiri
0
1
Posisi cursor dipindah ke kanan
1
0
Semua display dipindah ke kiri dengan cursor
1
1
Semua display dipindah ke kanan dengan cursor
17
6. Function Set. RS
R/W
0
DB7
0
DB6
DB5
DB4
0
0
1
DB3 DL
DB2
DB1 DB0
1
*
*
* : invalid bit Function Set digunakan untuk mengeset pemisahan data length. DL : ketika DL =1, data length diset untuk 8 bit (DB7 sampai DB0). Ketika DL =0, data length diset untuk 4 bit (DB7 sampai DB4). Untuk bit atas ditransfer lebih dulu, kemudian dilanjutkan bit bawah. 2.4. RANGKAIAN SENSOR OPTOCOUPLER Optocoupler merupakan piranti elektronika yang berfungsi sebagai pemisah antara rangkaian power dengan rangkain control. Optocoupler
merupakan
salah
satu
jenis
komponen
yang
memanfaatkan sinar sebagai pemicu on/offnya. Opto berarti optic dan coupler berarti pemicu. Sehingga bisa diartikan bahwa optocoupler merupakan komponen yang bekerja berdasarkan picu cahaya optic. Optocouper termasuk dalam sensor, dimana terdiri dari dua bagian yaitu transmitter dan receiver. Dasar rangkaian dapat ditunjukan seperti pada gambar dibawah ini: VCC
VCC R2 1K
1
R3
104
2
3
1 Q1 BDC01A
CON1
1
3
Optocoupler ISO1
ke IC555 J11
2
R1 1K
2.5. Gambar Rangkaian Sensor Optocoupler
*
18
Bagian pemancar atau transmitter dibangun dari sebuah led infra merah untuk mendapatkan ketahanan yang lebih baik dari pada menggunakan led biasa. Sensor ini bisa digunakan sebagai isolator dari rangkaian tegangan rendah kerangkaian tegangan tinggi. Selain itu juga bisa dipakai sebagai pendeteksi adanya penghalang antara transmitter dan receiver dengan memberi ruang uji dibagian tengah antara led dengan photo transistor. Pengguna
dari
optocoupler
berbeda-beda
tergantung
dari
kebutuhannya. Ada berbagai macam bentuk, jenis dan type, seperti MOC 304, 4N255, PC 817, 4N33 dll. Penulis memakai sensor optocoupler karena menurut penulis pemakaian sensor optocoupler sangat efektif. Pada alat PCA Pump yang penulis buat, optocoupler berfungsi sebagai sensor putaran motor stepper. Optocoupler dipasang ke motor, dengan memanfaatkan putaran motor maka dapat diketahui jumlah tetesan cairan yang masuk ke tubuh pasien Adapun Rumus Konversinya sebagai berikut : Q={[π x (rpipa)2] x [2π x rencoder x (
)]}
Dimana : -
Q = debit
-
Π = tetapan
-
rpipa=jari – jari pipa
-
rencoder = jari – jari cakram
-
rpm = banyaknya rotasi dalam 1 menit
2.5. Rangkaian IC L298 Sebagai Driver Motor Stepper a. MOTOR STEPPER Motor Steper adalah jenis motor yang tingkat presisi putarannya paling tinggi di banding dengan jenis putaran motor yang lainnya. Oleh karena itu motor steper banyak digunakan karena tingkat ketelitiannya yang tinggi.
19
Motor adalah suatu mesin listrik yang mengubah suatu daya listrik menjadi daya mekanik. Motor mempunyai banyak jenis antara lain motor DC dimana motor ini hanya memiliki dua jalan masuk potensial arus listrik yaitu positif dan negatif saja. Motor ini bergerak ke satu arah putaran tergantung dari pemberian potensial yang diberikan.
Gambar 2.6. Gambar Motor Stepper Adapun jenis lain yaitu motor stepper dimana motor ini dapat bergerak dua arah dengah mengatur logika yang diberikan dan juga tergantung dari factor mekanik motor itu sendiri. Motor stepper bergerak secara bertahap yang dapat diatur kecepatannya dengan waktu penggantian. Motor ini mempunyai dua bagian yang penting. Yaitu sebuah rotor yang merupakan magnet permanen dan sebah stator yang didesain dengan lilitan kumparan sehingga dapat menimbulkan magnet listrik. Jika stator diberi arus listrik, sisi rotor akan membentuk kutub-kutub magnet. Jika kutub magnet stator dan rotor sama, maka akan saling tolak-menolak sehingga akan mngakibatkan rotor berputar. Berikut akan dijelaskan data putaran motor stepper yang diaktikan dengan logika low.
20
Tabel 2.3. Data Putaran Motor Stepper
Step
Output (Logika) Ring1
Ring2
Ring3
Ring4
I
0
1
1
1
II
1
0
1
1
III
1
1
0
1
IV
1
1
1
0
b. IC Driver L298 IC driver L298 merupakan H-bridge driver dengan kemampuan yang jauh lebih unggul di bandingkan H-bridge biasa (terbuat dari transistor yang dirangkai menjadi H-bridge). Kelebihan itu antara lain : 1. Lebih mudah pembuatanya 2. Mampu menangani 2 motor 3. Arus dan teganganya relatif lebih besar daripada transistor berikut adalah gambar datasheetnya :
21
+12 D4
D1
DIODE
U1
J1
5 7 IN1 10 IN2 12 IN3 IN4
1 2 3 4 P3.0 - P3.3 J2
2 OUT1 3 OUT2 13 OUT3 14 OUT4
D5
+12 +5
+5
D6
DIODE
DIODE
1 15 ISENA ISENB 6 11 ENA ENB
1 2 EN Driver
DIODE
4 9 VS VSS L298/MULTIH
+12 D3 DIODE
J3 D2 DIODE
1 2 3 4 5 6 MOTOR
+12
C1
J4
+5
1 2 3
104
D8 DIODE
D7 DIODE
Supply C2 104
Gambar 2.7 Konfigurasi Pin dan Rangkaian driver IC L298 Spesifikasi Teknis: - Supply Voltage ( Max) = 36 Volt - Logic Supply Voltage ( Min) = 4.5 Volt - Logic Supply Voltage ( Max) = 36 Volt - Current Output = 2 A - Power Dissipation = 5 Watt - PDIP-16 Package 2.6. RANGKAIAN MONOSTABIL IC 555 adalah sebuah IC yang didalamnya terdapat dua pembanding, flip- flop sebuah tingkat keluaran. IC dapat beroprasi dari tegangan suply 5V sampai 8V, mengakibatkan alat ini dapat dihubungkan dengan rangkaian TTL dan rangkaian Op – Amp. IC 555 mempunyai dua cara kerja yaitu sebagai multivibrator astabil dan monostabil, disini IC 555 digunakan sebagai monostabil.
22
Gambar2.8.Rangkaian Monostabil Rangkaian Monostabil memerlukan beberapa komponen untuk dapat mengoperasikannya, yaitu sebuah resistor (RA) dan sebuah kapasitor (C1) serta kapasitor (C2) untuk menstabilkan tegangan referensi pada upper comparator (komparator-A). IC ini memanfaatkan rangkaian tambahan tersebut untuk melakukan charge dan discharge kapasitor C1 melalui resistor RA. fungsi rangkaian ini adalah untuk menghasilkan pulsa tunggal pada pin-3 dengan waktu tertentu jika pin-2 diberi trigger atau dipicu. Pada keadaan awal, output ICnya berlogika ‘0’. Dapat dilihat pada gambar-2 bahwa terdapat rangkaian pembagi tegangan untuk input referensi komparator-A dan komparator-B. Seperti yang kita ketahui prinsip kerja komparator yaitu jika Vd (beda potensial input inverting dan input noninvertingnya) bernilai positif, maka komparator akan mengeluarkan output berlogika ‘1’. Jika diberikan trigger dari logika ‘1’ ke logika ‘0’ pada pin-2, maka Vd pada komparator-B akan brnilai positif dan mengeluarkan output high. Output ini akan men-set RS flip-flop (memberi keluaran IC logika ‘1’) untuk beberapa saat, seiring dengan itu, transistor Q1 akan off (open) dan kapasitor C1 akan melakukan charging sampai tegangannya mencapai 2/3 Vcc sebelum akhirnya RS flip-flop akan di reset oleh komparator-A dan kapasitor C1 melakukan discharge melalui resistor R1 secara transient. Lamanya pulsa tunggal yang dihasilkan dapat diketahui dengan Rumus sebagai berikut : T = 1.1 X RC