EE R F GZ MA
COVER
Edisi #3 - Mei 2016
TEAM VW KITA STEER Bli Kodrat GEAR Igo Blado EDITOR Ario Seno ADMINISTRASI Silvi
Desain Cover : Made Parwata ( Suicide Glam Bali )
Informasi :
[email protected] Artikel :
[email protected]
Salam VWKita, Senang bisa kembali hadir ditengah-tengah kalian dalam edisi #3 kali ini, berkat dukungan kalian semua majalah tidak berbayar ini dapat kembali saya dedikasikan untuk komunitas VW Indonesia, Asia dan Dunia !
Iklan :
[email protected]
Majalah VWKita
@majalah_vwkita
Edisi ini lebih banyak mengangkat tema tentang VW dengan aliran HotRod yang diaplikasikan pada VW, sehingga munculah istilah aliran VolksRod Selamat Menikmati
Terima kasih yang tak terhingga saya ucapkan kepada semua rekan2 baik perorangan atau komunitas dan club yang telah ikut bersusah payah, memberikan donasi iklan dan membeli merchandise kaos VWkita. ( isi diluar tanggung jawab percetakan )
KABARVWKITA
MERASAKAN SENSASI DINGIN DI PEKALONGAN
Volkswagen Club Pekalongan
Membatik Dunia #2
Pelaksanaan event VW Membatik Dunia yang kedua, kembali digelar di Jawa Tengah. Setelah sempat dilaksanakan untuk pertama kalinya pada tahun 2012 lalu di areal Pendopo Kabupaten Batang, event nasional yang dibesut oleh komunitas Volkswagen Club Pekalongan ini kembali mendulang sukses! Untuk pelaksanaan tahun ini, Volkswagen Club Pekalongan memilih areal perkebunan teh di daerah agrowisata Pagilaran, Batang sebagai lokasi pelaksanaan VW Membatik Dunia kedua selama 2 hari, pada 26-27 Maret 2016 lalu. “Sebenarnya, persiapan event kedua ini sudah kami mulai selama setahun kemarin. Namun terkendala padatnya rutinitas pekerjaan masing-masing anggota panitia, total waktu yang kami butuhkan secara efektif menjadi hanya 3-4 bulan ini. Ya, tentunya kami sangat memaklumi kondisi yang ada. Namun kami bersyukur, dedikasi yang ditunjukkan oleh tim pelaksana dan dukungan seluruh keluarga besar Volkswagen Club Pekalongan mampu memotivasi kami untuk dapat tetap bekerja secara maksimal. Hingga event ini dapat kembali digelar sesuai konsep dan harapan yang ada,” ungkap Andreas ‘Arko’ Wijanarko, Ketua Pelaksana VW Membatik Dunia ke-2 beberapa saat yang lalu dengan bangga. Agrowisata Pagilaran sendiri terletak di daerah dataran tinggi, tepatnya di Kecamatan Blado, sekitar 40 kilometer dari Kota Batang, Jawa Tengah. Saat ini, areal perkebunan teh ini menjadi satu-satunya daerah berudara sejuk di daerah Pekalongan. “Ha ha ha! Begini, selama ini Pekalongan dikenal dengan kota industri dengan kondisi udara yang cukup panas menyengat. Gerah! Nah, misi yang kami emban dalam pelaksanaan VW Membatik Dunia kali ini selain mengangkat tema-tema domestik Pekalongan dan Batang yang notabene sebagai potensi kearifan lokal daerah kami, juga ingin memperkenalkan kepada masyarakat umum, bahwa Pekalongan masih punya daerah berudara dingin khas pegunungan! Hara-
pan kami, nantinya dapat dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata alternatif favorit di daerah Batang khususnya,” tambah Arko. VW Membatik Dunia memang dirancang khusus untuk mampu memotivasi masyarakat Batang mengembangkan potensi daerah yang dimiliki saat ini. Komunitas Volkswagen Club Pekalongan dan Volkswagen Club Batang (akan segera dideklarasikan), relatif mampu membuat kemasan event yang mampu menarik komunitas VW lainnya di Indonesia untuk hadir. Selama 2 hari berturutturut, VW Membatik Dunia diramaikan oleh kehadiran komunitas VW seluruh Indonesia, bahkan dihadiri pula dari komlunitas VW Palu. Mereka larut dalam hiruk-pikuk berbagai kemasan acara yang atraktif. Dari kompetisi membatik, parade demo membatik dengan motif khas Batang, sajian khas kuliner Batang, sedikit petulangan dalam rute hiking yang menantang hingga penampilan berbagai kesenian daerah Kota Batang. VWKita
KAWANVWKITA
KAWANVWKITA
Boedi Martoyo
KETUA VW CLUB YOGYAKARTA
GENJOT MOTIVASI AGAR MAKIN GUYUB
Pak Toyo, pensiunan PNS dan juga seorang wirausaha di Yogyakarta ini mengaku memang sangat menggemari aktifias otomotif. Malang melintang di dunia otomotif, saat ini dirinya dipercaya untuk memimpin VW Club Yogyakarta (VCY) sejak April 2014 lalu. “Otomotif itu hobi utama saya. Sebuah kesenangan yang membuat saya selalu bersemangat dan bergairah. Kalau tidak salah sekitar tahun 1980-an lalu, saya sudah mulai intensif melakoni hobi ini. Kala itu malah saya pernah menggagas dan membentuk komunitas otomotif bersama kawan-kawan. Dan sejak tahun 2002 lalu, saya bergabung di wadah VCY ini,” ujarnya bersemangat.
Ketua VW Club Pekalongan
“ Mau apalagi, persamaan yang ada harus bisa semakin dikuatkan” Volkswagen Club Pekalongan (VCP) berdiri sejak 21 Maret 2002 lalu, di Pekalongan. Berawal dari persamaan kebutuhan dan keiginan untuk dapat semakin eksis dalam hobi otomotif yang sama, mereka mampu menjaga wadah ini hingga selama 14 tahun! Dalam perjalanannya, VCP juga tidak luput dari berbagai macam tantangan. Namun mereka mampu untuk terus memotivasi diri dan sesama anggota untuk memiliki pola pikir yang sama, yaitu harus terus guyub! “Modalnya ya itu, guyub! Saya pribadi dan jajaran pengurus tidak akan pernah berhenti untuk selalu memotivasi anggota agar semakin memiliki semangat persaudaraan dan kekeluargaan yang tinggi, serta mampu semakin menebalkan pilihan hobi otomotif mereka di VW. Mau apalagi, persamaan yang ada harus bisa semakin dikuatkan. Itu harus menjadi pola pikir. Harus jadi kebutuhan bersama. Kami di kepengurusan juga ingin selalu menciptakan program-program yang mampu selaras dan sejalan dengan latar belakang anggota. Meski berbeda, mungkin dari profesi, usia dan lainnya, VCP harus terus dijaga dan berjalan dengan dinamis!” harap ketua VCP yang akan segera memasuki purna tugas, Boedi Martoyo. Dia adalah pensiunan salah satu BUMN di Kota Pekalongan. Saat ini, VCP menampung sedikitnya 50 orang lebih pemilik VW di Pekalongan. Aktifitas yang dilakukan pun sudah cukup banyak. Terakhir mereka sukses menggelar pelaksanaan VW Membatik Dunia yang kedua. Sebuah event nasional yang diselenggarakan dalam rangkaian peringatan 14 tahun VCP. Selamat! VWKita
SUMARTOYO SUHARTO “ Virus Vw Diidapnya Sejak Masa SD “ Ayahnya yang seorang dokter kala itu, tidak mampu untuk membendung sebaran virus VW yang menggerogoti passion-nya dalam berotomotif. Virus ini semakin hari semakin menyebar dalam jiwanya. Jika saat masih duduk di bangku SD dirinya hanya bisa melihat, menaiki dan memainkan tongkat perseneleng dan stir kemudi VW kodok milik ayahnya, sejak berstatus mahasiswa hingga kini, Pak Toyo tampak selalu hadir dalam berbagai kegiatan dan mengajak serta koleksi VW yang dimilikinya. Cerita ‘darah muda’ seorang pak Toyo dan kawan-kawan sesama pecinta VW di masa lalu juga tidak mudah untuk dilupakan. Mengendarai VW menuju beberapa daerah di sekitar Pulau kerap dilakukannya. “Benar juga kata orang, masa muda itu masa yang berbahagia. Apalagi punya hobi yang digemari. Cerita masa muda bersama VW, banyak serunya. Salah satunya ketika saya dan beberapa kawan turing ke daerah Merapi. Entah karena kondisi mesin atau cara berkendara kami yang terlalu bernafsu, saat di Merapi itu VW saya macet. Mesin ternyata jebol! Saat itu butuh perjuangan keras untuk bisa mengeluarkan VW dari lautan pasir Merapi. Maklum saja, tidak ada sarana telepon selular seperti sekarang. Alhasil, saya akhirnya dibantu seorang kawan. VW pun berhasil ditarik keluar. Penderitaan tidak berakhir di situ. Mesin yang jebol jelas membutuhkan banyak perbaikan. Karena tidak mau berlama-lama untuk tidak bersama VW saya, akhirnya saya putuskan untuk mengganti mesin VW saya dengan mesin diesel yang saya adopsi dari sebuah mobil kala itu. Mungkin VW saya itu jadi satu-satunya atau VW pertama yang menggunakan mesin diesel. Tapi sayang, kini VW itu tidak bersama saya lagi. Tapi bersyukur, kawan saya yang membelinya masih merawatnya dengan baik,” ceritanya sembari mengenang masa-masa mudanya.
Tantangan Pak Toyo yang lahir pada tahun 1963 ini dalam menjaga eksistensi 32 tahun VCY relatif berat, mengingat VCY termasuk salah satu klub VW lawas di Indonesia. Butuh energi, kreatifitas dan spirit yang tidak kecil. Pak Toyo pun menyadari kondisi ini. Dari pengalamannya selama ini, Pak Toyo mendorong seluruh keluarga besar VCY untuk senantiasa berinovasi agar mampu menempatkan VCY sebagai klub VW berbasis hobi yang berkarakter dan profesional. Salah satu prestasi yang diraih oleh VCY dapat terlihat dalam beberapa event otomotif di Yogyakarta termasuk pelaksanaan JVWF beberapa waktu yang lalu dimana mendapatkan positioning yang strategis sebagai program tahunan yang masuk dalam kalender pemerintah daerah setempat. “Klub VW sejatinya harus mampu mewadahi, mengakomodir dan mengapresiasi seluruh pengusungnya. Tidak saja memberikan rasa bangga bagi pemiliknya, tapi juga mampu menyumbangkan rasa senang kepada keluarganya. Anak dan istrinya. Malah bila perlu masyarakat luas juga mampu merasakan spirit dan passion ini. VW yang merakyat harus mampu dipahami dengan baik oleh pengusungnya. Perbaiki pola pikir dan mentalitas masing-masing, kemudian nantinya diharapkan dapat menginspirasi komunitas dan klub VW seluruh Indonesia agar tampil elegan. Mewarisi ikon sejarah yang legendaris itu memang tidak mudah. Tapi kalau mau, pasti mampu!” ucapnya penuh harap. VWKita
Selamat Ulang Tahun
KAWANVWKITA
HUNGRY VOLKS
Volkswagen Club Bandung (VCB) berdiri pada tahun X. Saat itu, salah satu komunitas Volkswagen di Bandung ini merupakan wadah berkumpul bagi para mahasiswa yang sedang menyelesaikan studi di kota kembang dan kebetulan mengendarai VW. Tidak saja sebagai media bersosialisasi dan berkumpul antar mereka semata, tidak jarang kesempatan itu mereka gunakan untuk saling bertukar pikiran dan ide-ide kreatif hingga bagaimana caranya membuat wadah berkumpul mereka menjadi sebuah ‘rumah’ kedua bagi mereka untuk menjaga tali persaudaraan. “Iya, kami pada awalnya cuman sebatas ngumpul-ngumpul doang saat senggang di sela-sela jadwal padat kampus waktu itu. Asyik aja sih, sampai pada akhirnya kita semakin serius untuk menyikapi ‘kegemaran’ baru kita itu. Jadi tidak saja ngumpul-ngumpul, tapi juga mulai berani saling mengungkapkan ide-ide segar dan keinginan untuk membuat wadah. Prinsip kami adalah bagaimana kita semua yang sudah sangat bersemangat ini bisa terus high passion dan menjaga hobi otomotif di VW ini secara maksimal atas dasar kekeluargaan dan guyub diantara kami,” ungkap Ira, Ketua VCB saat ini yang mulai aktif sejak tahun 2010 lalu. VCB dalam dinamikanya mampu mencatatkan sebuah prestasi tersendiri. Wadah pecinta dan penggemar Volkswagen di Bandung ini sudah menaungi sedikitnya 700 orang anggota hingga hari ini. Sebuah tantangan tersendiri yang harus disikapi secara arif oleh jajaran pengurus agar motivasi dapat terus bertransformasi. Salah satu tradisi yang dilakukan VCB dalam mengelola passion anggota mereka adalah menginisiasi setiap anggota baru untuk merancang dan melaksanakan sebuah kegiatan (event) dalam setiap ritual pelantikan anggota baru. Sebuah terobosan dan ide kreatif yang dapat ditiru oleh komunitas VW lainnya di Indonesia. Selain mampu memacu kreatifitas anggota juga dapat meningkatkan dan mengembangkan semangat persaudaraan/keguyuban anggota.
Irawati Diah ( Teteh Ira ) Ketua Volkswagen Club Bandung
Semakin Besar Dengan Semangat Guyub !
Ira juga menambahkan bila keguyuban keluarga besar VCB tidak terlepas dari prinsip dasar organisasi mereka yang tetap memberikan ‘tempat’ bagi seluruh anggota untuk berkreatifitas dan tetap tercatat sebagai keluarga besar wadah mereka meski (karena sebuah keadaan tertentu) VW kesayangan sementara tidak lagi menjadi koleksi mereka. Prinsip inilah yang membuat VCB tetap digandrungi dan menjadi jujukan keluarga juga rumah kedua bagi setiap anggota mereka sampai saat ini. “Memang ada syarat dan ketentuan berlaku yang kami terapkan. Bukan untuk gaya-gayaan, tapi ini tentang sebuah kebanggaan sebagai stakeholder VCB. Aturan itu harus ada agar komunitas ini menjadi tertib dan elegan. Yang pasti kami adalah komunitas terbuka yang sangat terbuka untuk kawan-kawan pemilik VW di Bandung khususnya,” tambah Ira. VWKita
Awal mula dari cerita petualangan dibidang kuliner ini dimulai dari sebuah virus VW yang menular dari rekan saya yang menyukai dan hobby dengan mobil vw, kebetulan juga dia sudah menjadi salah satu anggota club VBC ( Volkswagen Beetle Club ) sejak tahun 80an. Akhirnya lama kelamaan saya tertarik untuk memiliki sebuah mobil VW. pilihannya jatuh pada VW Kombi dengan pertimbangan ruang yang cukup luas. setelah meminang si VW Kombi akhirnya muncul ide membuat VW Food Truck dan mulai iseng-iseng berjualan makanan. diawali di salah satu event VW di bandung saat itu. Pada pertengahan 2015, kami berkesempatan jalan-jalan ke Bali dan tertarik melihat suatu tempat didaerah Canggu, spontan saja naluri bisnis kami terusik.. dan akhirnya kami memutuskan untuk mencoba membuka peluang usaha makanan disana bernama “ Hungry Volks” dengan mengusung tema dan dekorasi bernuansa VW. Desember 2015, warung resmi dibuka beralamat di Jalan Pantai Batu Bolong no 3, Banjar Canggu Kabupaten Badung. pilihan menu western dan Indonesian food. Kami buka dari jam 6 pagi sampai jam 5 sore, Buat teman-teman di Bali atau yang sedang berlibur di Bali, kami tunggu kedatangannya di warung kami yaa... (Bang Jek)
KAWANVWKITA
KAWANVWKITA
Membiarkan mobil berkarat, bukan tindakan
Don’t judge a book by it’s cover...
kriminal...!!!
karatan
Jon Krebek
“Jangan menghakimi sebuah buku hanya dari sampulnya” filosofi dari seorang I Made Eka Arsana, SS yang akrab dipanggil Jon Krebek. Salah satu personel dari band SID yang kebagian tugas mencabik-cabik senar gitar bass dalam setiap alunan lagu-lagu ciptaan SID. Mengenai kesenangannya terhadap VW Eka, memang sejak awal berkeinginan untuk memiliki” mainan” sebuah VW kodok, Eka memang berniat mendandani VWnya dengan aliran Ratlook. Tampilan karat dibagian luar namun tetap bersih di bagian dalamnya. “biarlah orang memangdang ini kodok karatan namun bagian dalamnya tetap bersih” kilahnya . Pria yang memiliki hobi mancing inipun merasakan kenikmatan tersendiri saat berjalan-jalan bersama VW kodoknya , serasa diatas perahu dengan mesin temple di belakang bedanya dengan VW sensasi itu dirasakannya di jalan raya. VW yang di beri nama “ Gadagan” (bahasa Bali) yang berarti kodok juga menjadi maskot andalan dari “The Clouds” VAPE & MATTER salah satu usahanya yang menjual segala keperluan VAPE di seputaran jalan Teuku Umar Denpasar.
Ragil Tedjo Kusuma (Gresik)
Merusak mobil...!!! itulah yg sering dikatakan oleh orang awan ketika melihat mobil vw kodok saya ini dibiarkan berkarat, tetapi jika dilihat dari sudut pandang yg berbeda, VW ini masih menampilkan sisi elegannya dimana pengamat seni melihatnya sebagai “ Karya seni natural dan nilai kejujuran yg ingin ditampilkan dari VW itu sendiri” .. Ide membuat VW kodok karatan ini timbul karena terkontaminasi virus saat mereparasi kaki-kaki di sebuah bengkel milik made Ceking di Bali. Waktu itu saya melihat ada vw kodok yg sudah bergaya rusty disana. “ Seketika juga naluri seni saya tergoda” Ujar Ragil. Sempat berdiskusi dengan pemiliknya yang ternyata sudah bermain rusty style dengan VW kodoknya sejak lama. Dari obrolan panjang itulah, Virusnya semakin dalam meyusup. Setelah kejadian itu, project saya pun mulai dengan membuat efek karat pada semua body. Kemudian mendandaninya dengan melengkapi beberapa pernak pernik pemanis gaya hippies dan menempatkannya diatas roof rack... seperti orang mau pindahan rumah ya...hahahahhhaa.. Ragil tertawa girang
VW kodok lansiran tahun 1964 ini didapatkan oleh Eka dalam kondisi memang mengenaskan, kondisi cat yang rusak tanpa pembungkus interior dan sekedar bisa jalan. Pelan - pelan proses perbaikan dilakukan mulai memperbaiki bagian kaki - kaki dan sistem pengereman. Kemudian memberikan efek karat di sekujur body dan melapisinya dengan varnish doff. mengganti sepatu lamanya dengan 1 set velg EMPI 5 Spoke, stir dari moon eyes, memasangkan bumper krom beserta spion model Swan neck . interior dibalut dengan bahan MBTeck warna cream menjadikan suasana dalam kabin yang nyaman. hhhmm... ada satu yang masih kurang ungkapnya, yaitu ingin membenamkan seperangkat AC untuk menyejukan kabin jika melibas jalan kota Denpasar yang mulai sesak dan panas.. VWKita
Buat saya VW itu harus di bawa senang...senang sesuai dengan keinginan kita, kalau sudah senang apapun yang tejadi tetep nikmat mengendarainya...
Badak
Si Kuning Penggoda Adif F. Ramadhan
Saat matahari pagi baru saja muncul dengan sinar kemerahan di GOR Satrya Purwokerto, nampak sesuatu yang manarik dibawah tenda arena kontes acara TEMEN VW #2, VW Kodok tahun 1964 warna Kuning mencolok dengan gaya Pick Up HOTROD yang menyita banyak perhatian orang-orang yang hadir. Adif pemilik VW kodok tersebut menuturkan, saat pertama kali dirinya meminang sekujur body VW ini bergaya KARATAN. Dirinya memilih untuk membuat tampilan si Kodok biar lebih keren, si kodok direstorasi ulang dengan dibantu beberapa mekanik dan bengkel. Hasilnya pun membuatnya puas. Dengan mengadopsi mesin type 412 / 2000cc, knalpot custom buatan Purbalingga memberikan efek gahar pada suara mesinnya. Untuk menampilkan kesan kekar, Velg standarnya di lebarkan, bumper belakang mengadopsi milik Holden. Tampilan interior tak banyak dirubahnya masih nuansa standart dengan pilihan pembalut jok warna Cream. Pantaslah dijuluki Si Penggoda, mata mana yang tak tahan untuk tidak melirik Si Pangeran Kodok saat melintas dijalanan. “ Saya sangat suka mengajak si kodok jalan-jalan, selalu jadi pusat perhatian hihihihii...” Ujar Adif bangga. VWKita
“Saya dari kecil sangat menyukai mobil jenis pick up” kata Aris Mularta salah seorang anggota Komunitas VW jogja. Nah pada saat saya mendapatkan vw kodok keluaran th 1971 ini, hasrat membuat mobil vw pick up langsung terpicu. Saya modifikasi menjadi VW Pick up, tidak banyak perubahan hanya body bagian atap belakang dipotong, lantai diperbaharui semua proses modifikasi di garap di Bengkel Kandang Badak. Finishing cat oleh TRaFF Body paint, perbaikan kaki - kaki dan penambahan adjuster pada front beam untuk mendapatkan kerendahan bagian depan dikerjakan kawan - kawan Gembong Jaya. Mesin dipertahankan kondisi standart 1600cc dengan karburator std 34, dek mesin dipakai yang model crome semua dikerjakan oleh Rowo Jombor VW Alternatif “jadi mobil ini disupport oleh kawan - kawan bengkel di Jogja mas” ujar Aris Kesenangan yang tidak neko neko, kustom dilakukan sesuai harapan dan obsesi mobil pick up dari Aris cukup terpenuhi dengan “Si Badak” yang menjadi peneman perjalanan sehari-hari. Atas nama Kustom apapun obsesi dan imaginasimu bisa dituangkan dalam karya, jangan lupa duitnya juga mesti disiapin yaaa hahahha...Renovasi Tiada Henti. VWKita
MODIFIKASIVWKITA
Si Buto Cakil
The Cakil My True Story
Ditulis oleh Indra Hernandi, Project Officer ( Si Cakil )
Berawal dari sebuah pertanyaan , “Sudah bisa bedain volksrod sama resto custom belum?” pertanyaan tajam di telinga ini dijawab dengan proses, “yuk gawe volksrod!! tak nggo lucky draw wae!!” (yuk bikin volksrod, untuk lucky draw) ungkap Lulut. Proses pengerjaan dimulai dari riset, konsep dan design yang digodok oleh beliau sendiri, kesemuanya dalam tempo satu bulan kerja. Di bulan berikutnya baru beliau menyerahkan ke saya untuk bikin workplan, timeline, bikin team termasuk deadline, “tak kei waktu 4 bulan nggo garap!” (aku kasih waktu 4 bulan untuk pengerjaan ), tegas Lulut. Kaget, bengong, bingung, perasaan yang campur aduk tiba-tiba ada di kepalaku! Ini Project perdana bagi Retro Classic Cycles apalagi saya sebagai project officer yang masih hijau, bagi kami as a team, ngga ada bayangan gimana hasil akhir project ini, terlintas dalam pemikiran saya “hanya Lulut, The Cakil, dan Tuhan yang tau..”
team tapi berlaku juga di LT ( panggilan kami untuk Lulut ) ! apalagi dia..tanggung jawab ke sponsor ada di dia smua..
Final Team terbentuk di akhir periode kerja bulan kedua, team kerja Retro Classic Cycles berkolaborasi dengan beberapa expert engine restored, engine di handle oleh Pak No, yg notabene pemain lama di dunia VW. Bulan ketiga proses bongkar dan pemotongan dimulai yang jumlahnya spektakuler! karena buruknya keadaan VW yang kami dapatkan, alhasil body dan chasis hanya tersisa 10% - 15% sisanya berupa serpihan yang termakan korosi dan waktu! setiap orang yang melihat VW itu tidak ada satupun yang yakin bahwa VW itu bakal jadi, jangankan mereka yang cuma lihat, saya sendiri yang sehari-hari turun langsung aja kadang ngga yakin. Normalnya untuk restorasi butuh waktu 6 bulan, apalagi bikin!! Pertengahan bulan ketiga wujudnya mulai terlihat, tingkat stres juga ikut tinggi karena waktu yang mulai mendekati deadline, keringat, makian, lelah, frustasi adalah keseharian menjelang deadline, ngga hanya bagi kami sebagai
H-14, “Mas LT..aku mau nikah nih” kebeneran nikah hari rabu karena kepercayaan Jawa tentang hari baik, siapsiap terima amukan nih! Dia jawab “Yo piye neh, iki wes menyangkut masa depanmu, aku rak bakal menghalangimu, cuman sing tak sayangkan nopo kok ora ket wingi-wingi kowe ngomong!” (ya gimana lagi, ini menyangkut masa depanmu, aku ngga bakal menghalangi, cuma yang disayangkan kenapa kok ngga dari kemarenkemaren kamu ngomong) jawabku singkat dan kurang beralasan “aku wedi mas..” (aku takut mas) takut komitmenku sebagai Project Officer diragukan, padahal emang iya juga sih..yah itu kesalahan yang ngga akan terulang lagi. Beberapa saat sebelum Ijab Qobul aku masih jawab sms “selongsong stir nya di gudang, ntar aku telepon abis Ijab Qabul yah” setelah nikah besok subuhnya langsung flight ke Yogya dan langsung ke Retro Classic Cycles.
Masuk ke H-20, tensi makin tinggi, beberapa bagian parts yang mengharuskan untuk import seperti custom front axle Superbell yang dibuat khusus untuk project The Cakil belum juga tiba di Tanah Air, kenapa kok harus custom? Karena lebar aslinya untuk Ford, kalau dipasang di The Cakil jadi kayak Tamiya! Kenapa juga harus kita datangkan dari negeri paman Sam? Karena materialnya yang susah didapat disini, apalagi mouldingnya..Team mulai tambah cemas, tapi LT tetep santai sambil tetap memantau warehousenya di USA dari layar laptop dan selular nya..alias mulai ngamuk kenapa kok ngga dikirim-kirim..work time jelas meleset dari schedulle, keadaannya mengharuskan kami untuk improvisasi alias ngerjain yang lainnya dulu!
Tiba di Retro Classic Cycles, Front Axle udah di depan mata! Front Axle doang loh..kita masih harus bikin bracket nya! Mindset VW ku masih sangat kental di kepala, yang namanya front axle ya posisi idealnya dibelakang hood kalau posisinya di depan hood bentuknya jelek banget! Tapi LT tetap ngotot Front Axle di depan hood! Ok lah..coba ikutin dulu deh, itu hanya salah satu contoh konsep yang berlawanan dengan apa yang ada di benakku, LT maunya body paint nya mengkilap, dalam hati aku ngomong “aduh..ini lagi nih, keren raw finishing lah!!” besoknya mulai pasang ban ke velg yang tiba di tanah air berbarengan dengan Front Axle, butuh waktu dari jam 9 pagi sampe jam 8 malem untuk masang 4 ban!! Sempet balik ke kantor dan report ke LT, “mas, harus pake ban dalem Harley, ngga bisa langsung pasang..jawab dia “kudu iso!! Nek ning USA iso nopo dewe raiso??” (Harus bisa!! Kalo di USA bisa kenapa kita ngga bisa??) mampuss..kalo kita produsen ban dalem harley sih tinggal samperin tokonya, beli, kelar deh!! Tapi kita tetep di push untuk berpikir extra gimana caranya ban itu bisa kepasang dalam waktu 1 hari.
zzH-4 semua ready tinggal beberapa bagian yang belum ready, Cable set yang dihandle Den Mas Totok dengan teamnya, Shifter, Bomber Seat, tambah stres deh! Kerja hampir 24 jam, mau gak mau..H-3 jam 19:00 keringat, lelah, stres kami terbayar ketika The Cakil hidup untuk pertama kalinya, semua berjalan lancar. Brake Test, Steering System yang murni design dari LT dan Retro Classic Cycles juga terasa nikmat di tangan (front axlenya untuk stir kiri, tapi stirnya di kanan), semua bisa bernafas lega! Pertama kalinya juga The Cakil diisi bensin di pom, tapi ketika kembali dari pom, kita dapet PR lagi, karena body nya yang jauh turun tapi posisi ban yang standar, akhirnya ban belakang bergesekan dengan body! Show must go on! Take video teaser dulu sampai jam 23:00, begitu kembali baru bisa ngecat nutup goresan sepanjang sekitar 20cm itu. H-2 Pagi jam 08:00 The Cakil ready untuk pertama kalinya diperkenalkan ke publik di Kustomfest Press Conference. Disini aku baru sadar, ternyata bagus juga yah bentuknya! Semua orang mengapresiasi hasil karya anak bangsa ini, damn! LT udah berhasil mengolah
KABARMODIFIKASIVWKITA-
VOLKSROD
Sosoknya berupa wujud raksasa yang karakternya digambarkan memiliki sifat pemarah, jahat namun gigih mempertahankan keyakinan. Semangat Inilah yang diusung Retro Classic Cycles untuk menamakan Hot Rod ini dengan nama The Cakil, sebagai perwujudan sikap pantang menyerah dalam berkarya. Bukan tanpa alasan pula, Kustomfest 2014 juga kedatangan tamu istimewa yakni Cole Foster, seorang maestro pembuat mobil-mobil Hot Rod di Amerika yang telah banyak melahirkan karya spektakuler, termasuk membuat Hot Rod untuk Kirk Hammett, gitaris Metallica.”Kita tunjukan ke Cole Foster dan sederet bintang dunia lainnya yang hadir kalau kita juga di Indonesia, bisa membuat karya dengan kualitas yang tidak kalah dengan karya mereka,” tutup LT. Ada 2 project yang berhasil diselesaikan dalam waktu bersamaan, The Cakil dan karakterku! Semua hal tentang komitmen, integritas, dan belajar menjadi seorang pria yang bertanggung jawab dengan pekerjaannya, bagaimana untuk menghargai dan menikmati sebuah proses, keluar dari mindset originalitas diatas segala – galanya, belajar bagaimana menghargai perbedaan pendapat dan hasil karya orang lain, belajar mengerti bahwa kemenangan bukan hanya seonggok hiasan rak ruang tamu bernama piala! tapi apresiasi dari masyarakat, semua aku pelajari di Retro Classic Cycles. Semoga tulisan dangkal ini bisa menginfluence segelintir orang yang bakal baca tulisan singkat tentang Behind the making of Cakil dari kacamata awam ini. pecutan yang terdengar tajam di telinga menjadi sebuah hasil karya ambisius yang filosofinya diambil dari tokoh wayang Buto Cakil, benar2 filosofi yang sangat merepresent perjuangan kami melahirkan The Cakil. Mari kita review sedikit lagi tentang The Cakil yang sampai saat ini belum pernah merasakan nikmatnya lantai Towing atau Truk Gendong, filosofinya, dan Kustomfest. Berbasis VW Type 1, LT merancang semua hot rod ini dalam waktu 5 bulan mulai dari konsep, proses pembuatan hingga finishing-nya. Konstruksi subframe dan bagian body lainnya dibuat Retro Classic Cycles didukung part aksesori Hot Rod sesuai dengan style-nya. ”Kami selalu berpikir tentang ide dan karya yang bisa mengangkat potensi lokal serta menginspirasi para penggemar otomotif lainnya untuk selalu berinovasi. Hot rod ini dibuat dengan mengandalkan sumber daya lokal yang ada di Reto Classic Cycles didukung para rekan yang memiliki visi yang sama, berbicara dengan karya,” kata LT. Tema Kustomfest 2014 yang bertajuk Kustom Rule!, digambarkan Lulut sebagai semangat bahwa kustom itu memiliki aturan yang tidak terbentur pada dinding-dinding aturan.” Kita curahkan semua ekspresi dan elemen kustom pada karya yang tidak terbatas namun dengan memperlihatkan ciri Indonesia-nya. Kita memfasilitasi dengan kedatangan para bintang dan legenda kustom dunia, silakan belajar dan serap ilmunya dari mereka dan wujudkan dengan kreasi inovasi sendiri.” Hot Rod yang dijuluki The Cakil ini terinpirasi dari sosok tokoh pewayangan asli Indonesia, Buto Cakil.
Proud to be part of it! Kangen silaunya tig welding, aroma besi, dan the most cleanest garage i’ve ever seen.. Big thanks to my ex Boss Hog Lulut Wahyudi, my mentor! Aan Fikriyan, cuman satu yang kamu belum bisa lakuin An..nikah!! Yayack Retro, built motor bosen giliran badan di overhaul. RCC Team : Pak Sumar, Jono, Simin, Pak P, Aan, Garux, Bagus Gondrong, Ganong, cuman kalian yang bilang nikah gak enak! Ahaha.. Support : Pak No, Mas TJ yang udah bantu gotongin Velg dari negeri paman Sam, Wowok dengan ICRW nya, Den Mas Totok, Arief Painter, Mas Eko Denggung, Agus Denggung, Kustomfest Crew : Haris Pramono yang selalu siap memesankan ticket flight untuk ngapelin mantan pacar yang sekarang jadi istri, Angger, Raya, Greasy Hand Co : Hengky, yang mengenalkanku ke Cock Grease, Mbak Ririn, yang selalu siap aku ganggu printer ma teleponnya, Zi – Pizza Garage, Further Films, Big Family of VCY dan semua yang terlibat di project The Cakil, Mom & Dad, Family, And also my lovely wife Kristina Dewi Hernandi. (Indra Hernandi)
KANG TILE Single cab made in bandung oleh pemiliknya, VW yang diberi nama Mini Volks Single Cab ini tetap dipasangkan mesin standar bawaan pabrik dengan bohring 86:96 low compression. Pada bagian pengapian, dipasang piranti delko 009 dan koil merek Bosch. Karburator menggunakan suku cadang dari mobil Suzuki Futura. Boleh juga! Indra Pranala atau kawan-kawan komunitas VW di Bandung akrab memanggilnya dengan sebutan Kang Tile, terhitung cukup berani melakukan restorasi ekstrim pada bagian bodi.
nambahkan bracket setinggi 7 cm. pada bagian kaki belakang. Velg dilebarkan menjadi 8 inch komplit. Faktor keamanan dan kenyamanan tetap menjadi fokus perhatian salah satu pendiri Volkswagen Independent Bandung (VIP) ini. Kang Tile memasang piranti kelengkapan standar kendaraan dan berfungsi optimal. Seperti, lampu utama, lampu rem, lampu sen kanan-kiri, klakson dan safety belt di kedua jok depan. “Intinya saya ingin saat mengendarainya, kondisi dalam keadaan aman dan nyaman. Bagi saya itu sebuah satu kesatuan dari restorasi ini,” tambahnya. VWKita
“Wah, kalau ingat masa ketika VW ini pertama kali saya bawa pulang, kondisinya sangat kacau! Terlebih pada saat dikendarai, nyaris tidak stabil. Banyak bagian yang ternyata sudah tidak dalam kondisi pabrikan. Seperti kondisi pada areal di sekitar pilar ‘B’ yang kepotong. Akhirnya saya putuskan untuk menambah pipa seamless di sekeliling sasis dan bodi agar kokoh. Lumayan, mobil saat dikendarai sudah lebih stabil saat diajak bermanuver. Saya juga merubah desain pintu. Saya pakai model suicide door dengan tetap memakai engsel bawaannya dan berakhir di kap bagasi depan. Saya ubah arah bukaannya menjadi ke depan. He he he, biar lebih pas dengan gayanya,” ungkap Kang Tile. Proyek restorasi Mini Volks Single Cab ini dimulai pada tahun 2010. Kurang lebih butuh waktu pengerjaan selama kurang lebih 1 tahun. Nyaris seluruh bagian bodi, diganti dengan dengan plat baru. Kaki-kaki masih standar, hanya ditambahkan axle beam (adaptor) dengan panjang 24:30 derajat pada bagian depan dan me-
Spesifikasi: Merek/Type : 1967 VW Beetle Ban Depan : Bridgstone skyway 5.60 15 Belakang : Bridgestone Dueler 235/70-15 Pelek : Mangel 15” Lampu depan : Custom Mesin : Standar Knalpot : Freeflow. 1 cyl 1 pipa Nama Pemilik : Indra Pranala ( Kang Tile ) Alamat : Jl. Atlas V No.1 Bandung
tHE BEAST
CB CUSTOMWORK tHAILAND CB Customworks adalah sebuah nama rumah restorasi yang berdomisili di Kota Khon Kaen, Thailand. Sepak terjang rumah restorasi ini dalam menciptakan produk-produk custom bernilai tinggi sudah tidak diragukan lagi. Gaya dan karakter modifikasi rumah restorasi CB Customworks yang diprakarsai oleh Wanitsakul, Chockchai dan Kiattichai ini terbilang gila! Kreatifitas dan ide-ide brilian yang mengiringi proses restorasi mampu menghasilkan produk custom yang berkualitas tinggi. This is CB Customworks! Wanitsakul, Chockchai dan Kiattichai sejatinya adalah sebuah keluarga. 3 bersaudara ini sepakat untuk mendirikan rumah restorasi ini pada sekitar tahun 2012 lalu. Belum lama, tapi Anda dapat melihat hasil-hasil yang dibuat oleh 3 bersaudara ini sembari berdecak kagum. Mereka juga merupakan keluarga atlit profesional freestyle sepeda BMX yang bernaung dalam bendera Chock Bikes Team hingga hari ini. Prestasinya pun terbilang menjulang, total selama 17 tahun mereka berada pada podium juara dalam berbagai event BMX X-Games Asia, IOXC, Extreme Sport Asia, Eropa dan dalam berbagai kompetisi BMX lainnya. Ciri khas produk-produk custom mereka adalah ‘slamed’. Sebuah gaya modifikasi yang menerapkan konsep ‘merunduk’. Caranya, dengan melakukan pemotangan pada bagian atas bodi (cop top secara ekstrim) dan juga pada bagian lantai. Kaki-kaki pun tidak luput dari konsep ini. Hasilnya, produk-produk custom mereka terlihat ceper poooolll! Mereka pada akhirnya juga mampu menjadi inspirasi banyak modifikator dan pencetus pertama komunitas Low Life Thailand. Sebuah komunitas VW di Thailand yang seluruh koleksinya bergaya slameed! Keren! Mereka menyebutnya dengan istilah ‘super damn low’ dengan modifikasi radikal untuk ukuran Asia Tenggara. Modifikasi yang telah dilakukan mulai dari static drop body, hydrodynamic drop body dan air suspension drop body, serta sudah diaplikasikan lengkap ke semua tipe Volkswagen. Antara lain, Type 1, Type 2, Type 3, dan Type 4 dalam kurun waktu kurang lebih 4 tahun. Dalam sebuah kesempatan, para modifikator jenius CB Customworks juga pernah datang ke Indonesia dan sempat hadir dalam eforia event JVWF 2015 lalu. Sebuah komentar positif terungkap, “Indonesian VW scene’s area awesome! Crazy and various style! I am so happy to attended this event. Indonesian VW are look so enthutiastic! Very very nice! Feels like at my hometown. Bravo VW Indonesia, the biggest VW community in Asia! Wonderful scene, activity and I will go back to Indonesia again”.
Spesifikasi Basic Engine Carburator Body Colour Front Suspension Rear Suspension Gear box Seat Steer Exhaust Shifter
Type 1 Beetle 1961 2000cc Watercooled modify to Aircooled with turbo charger Solex 44 Chop top CB Custom Black CB Custom Beam Beetle 1971 835 CB Custom Backet seat CB Custom steer CB Custom Exhaust CB Custom Shifter
Kontributor : - Mazipunk Vokoke Vewe - Chockhai Wanitsakul - Kiattichai Wanitsakul
Jl. Monkey Forest Ubud - Bali
Hari memang tidak ingin tampil perfecto! Pilihan akhirnya jatuh pada sebuah rumah restorasi bernama Ila VW Tea. Sebuah rumah restorasi yang terkenal dengan aliran vintagenya. Proses restorasi pun dimulai. Dan semuanya (alamaaaakkkk…) harus dimulai dari ‘nol kilometer’! Pengerjaan dimulai dari perbaikan sasis yang berasal dari VW Safari, dimana saat itu kondisinya benar-benar hancur. Kang Ila (modifikator) pun melakukan banyak perbaikan dan penyesuaian. Dia menggunakan bahan-bahan fiberglass untuk mendapatkan kekuatan dan bentuk sasis serta beberapa bagian bodi kembali pada kondisi semula dan sesuai dengan konsep hot rod yang khas, ceper! Perubahan mendasar sangat terlihat dari kaki-kakinya. Dari dudukan peredam kejut (shockbreaker), penyesuaian ukuran panjang sasis serta posisi ground clearance. Ukuran ban untuk roda belakang juga dipilih ekstra besar! Hari memasang ban ukuran 22.5/70/165. Mesin yang digunakan juga dinaikkan kapasitasnya. Dia memasangkan mesin sebesar 1776 cc dengan teknologi supercharge dan penggunaan karburator progresif keluaran Webber. Penyelesaian mesin tidak sampai di situ. Blok mesin di porting, poles dan dibalance ulang. Dan disesuaikan dengan motif ‘polkadot’. “Seru pokoknya! Tantangannya cukup mengasyikkan. Di akhir-akhir masa pengerjaan, saya pilih pipa pembuangan dengan bentuk mengarah ke atas dan tanpa saringan. Biar klop sama konsepnya,” ungkapnya. Areal bagasi dibuat bukaan samping. Artinya dibuka dengan arah ke samping kanan. Tujuannya agar lebih mudah mengatasi masalah yang mungkin timbul seputar kelistrikan. Karena semua sistem kelistrikan diletakkan di dalam bagasi ini. Kaca depan bisa dilipat ke arah depan, menggunakan tinted green glass. VWKita
Si Dotty Dotty, kata si pemilik “It is a VolksArt!” Sejak 2015 lalu, Dotty dikembalikan ke habitatnya. Trek aspal dan sesekali melintas dijalanan dengan menyisakan decak kagum bagi siapa saja yang melihatnya. Dotty, karya seni yang dituangkan dalam sebuah media mobil pabrikan VW. Mobil berkonsep hot rod yang dibuat selama lebih kurang 4 bulan. Adalah Garis Ent., pemilik sekaligus penggagas konsep hot rod berbahan VW Safari. Sebelumnya, Garis Ent., tercatat pernah menjuarai ajang nasional VW One Make Race 1641 cc sekitar tahun 2009. Namun seperti hilang ditelan rutinitas, sepak terjang Garis Ent., nyaris tanpa jejak. Kini mereka kembali berkarya di habitatnya. Kembali menyalurkan hobi VW mereka dengan konsep yang lebih gila dan passion yang lebih liar! “Arggghhh… benar-benar terasa seperti terkungkung dalam jeruji besi kehidupan, ha ha ha! Busyet…, cukup lama juga menghilang dari peredaran. Bersyukur, kami segera tersadar dan bisa kembali ke tempat berekspresi yang lebih tepat. Bagi kami, ini ide gila yang pada akhirnya mampu diaktualisasikan secara proporsional. Pas sama harapan dan bayangan kami. Konsep yang kami pilih adalah hot rod! Suka aja melihatnya dan pas sama opini yang akan kita bangun. Hot rod memang yang paling tepat untuk selera otomotif VW kami. Makanya, kami menyeleksi betul rumah-rumah restorasi yang ada. Bukan soal tidak percaya, tapi kami hanya ingin, konsep ini bisa divisualisasikan secara maksimal!” ungkap Haribravo Prasetyo.
Syaratnya sederhana saja, bersedia berkumpul di wilayah Bintaro dan sekitarnya. Anggota tidak memiliki ikatan formal, bebas keluar masuk sesuka hati. Mereka hanya terikat pada kegemaran yang sama. Ikatan yang cukup kuat sehinga mampu mengundang penggemar mobil klasik dan retro dari luar kawasan. Setelah memiliki wadah resmi kian banyak saja gagasan diwujudkan, salah satunya “Ngumpul Bareng (Ngumbar)”. Ini adalah event dimana bukan sekedarsarana kumpulkumpul anggota tetapi mobilnya ikut berkumpuldan dipamerkan kepada khalayak. Sifatnya nonprofit, venue didapat dari bantuan pemilik lahan tanpa pungutan biaya. Beban operasional diperoleh dari penjualan booth dan urunan, bila ada kekurangan dana ditutupi dari donasi para anggota sendiri. Peserta pameran adalah undangan khusus klub-klub mobil klasik dan retro seantero Jakarta, meski ada beberapa yang berasal dari Bandung. Setiap klub berkesempatan menampilkan dua buah koleksi mobil anggotanya untuk unjukkemolekan.
Beberapa tahun lampau Dicky Nugraha merangkai satu per satu penggemar mobil retro yang tinggal di kawasan Bintaro Jaya. Pemilik VW Combi buatanJerman ini mengajak pemilik mobil jenis yang sama untuk kopi darat di sebuah tempat yang menjadi salah satu ikon pemukiman elit di kawasan pinggiran kota Jakarta itu, McDonald, Sektor 7. Awalnya tidak banyak yang ikut, bisa dihitung dengan jari satu tangan saja tetapi lama kelamaan kian bertambah saja.Tidak hanya penggemar VW tetapi juga mobil retro lain baik buatan Eropa maupun Jepang. Bahkan yang tidak memiliki mobilpun boleh ikut bergabung. Lama kelamaan tempat itu tidak lagi cukup, meski hanya kongkow-kongkow animo bertemu tidak pernah berkurang. Merekapun meminta ijin pengembang kawasan untuk memanfaatkan arena driving range se-
bagai alternatif tempatberkumpul. Cukup lama disana sampai tempat itu berubah menjadi jalan raya dan atas ijin pengembang mereka berpindah tempat kekawasan Bintaro Jaya Xchange. Meski yang ikut kongkow penggemar mobil retro dari berbagai klub maupun perorangan, merekat idak pernah kehabisan cara menikmatinya. Bertukar sapa tentang jenis mobil, cara perawatan hingga suku cadang adalah topik paling dinikmati. Dari situlah kelak lahir embrio bernama“Bintaro Classic & Retro Community (BCRC)”, komunitaspenggemarmobil retro berbasis kawasan. Mereka disatukan dalam kawasan yang sama meski kegemaran pada jenis mobil berbeda. BCRC resmi terbentuk tanggal 5 Juni 2013, mewadahi penggemar mobil retro dan klasik dari semua klub.
Tahun ini “Ngumbar” berlangsung di tempat yang sama, Bintaro Jaya Xchange, diadakan tanggal 1 Mei yang lalu. Sebanyak 54 klub hadir di lahan berkapasitas dua ratus kendaraan parkir, sisanya terbuka bagi siapa saja yang berminatdengan prinsip first come first serve. Bisa dibayang kan tempat yang terbatas harus menampung animo pemilik mobil retro seantero Jakarta, akibatnya belum lagi matahari naik sepenggalah sudah banyak peserta terpaksa ditolak. Pengunjung datang dari berbagai kawasan denganlatarbelakang kelas sosial beragam. Penggemar mobil retro atau sekedar penikmat saja yang datang sendiri maupun bersamateman dan keluarga. Mereka bebas keluar masuk arena tanpa dipungut biaya. Event ini hanya berlangsung satu hari saja, dimulai pukulsembilan pagi dan berakhir pukul sembilan malam. Setelah itu para pemilik mobil bisal angsung membawa pulang mobilnya. Semua dilakukan dengan cara sederhana dalam suasana kekeluargaan, penuh kegembiraan dan keakraban.Mereka “Ngumbar”, Ngumpul dan Bubar bersama! (Zikra L Anwar)
GOR SATRIA PURWOKERTO 7 - 8 MEI 2016 “Masalah klasik yang dihadapi setiap komunitas adalah masalah guyub. Tidak memandang komunitas itu sudah berdiri sejak lama atau baru. Sejatinya itu masih manusiawi ya, karena banyak faktor yang membuat kondisi-kondisi itu terjadi. Tinggal nantinya bagaimana jajaran pengurus sebuah komunitas mampu memotivasi dan menginspirasi seluruh stakeholdernya untuk ada dalam kondisi yang selalu bersemangat. Memang tidak mudah, tapi dari berbagai pengalaman sempat kami rasakan, sedikit kreatifitas sepertinya mampu membuat komunitas ini tetap bergairah,” ungkap H. Dewanto, Ketua Banyumas Volkswagen Club dalam sebuah kesempatan. Benang merahnya adalah kreatifitas. Melalui semangat kreatifitas ini pula pada akhirnya komunitas VW di Kota Banyumas sukses menggelar event perdana mereka, bernama Teman VW. Praktisi perbankan yang tinggal di Purwokerto ini berusaha untuk memposisikan komunitas yang digawanginya ini dapat lebih berperan dalam kehidupan masyarakat secara umum. Tidak berdiri secara eksklusif namun mampu berbaur dengan seluruh komponen masyarakat. Konsep dan pola pikir ini pula yang membuat dirinya mengemas event Teman VW kali pertama di Kota Banyumas ini dengan mengangkat tema-tema kearifan lokal. Dimulai dengan sesi turing bareng ke daerah wisata Baturaden, Sebuah destinasi wisata yang dikenal memiliki cerita panjang dalam tradisi dan budaya masyarakat setempat juga memiliki panorama alam yang indah dengan udara yang sejuk. Selain itu, dalam event Teman VW tempo hari juga mengajak partisipasi masyarakat setempat untuk menggelar berbagai menu-menu masakan khas yang menggoda selera, seperti tempe mendoan yang mampu menggoyang lidah di saat gigitan pertama!
H. Dewanto Ketua Banyumas Volkswagen Club
Teman VW merupakan event perdana komunitas ini dan menjadi sebuah event monumental dikalangan pengusung Banyumas Volkswagen Club untuk kembali menyemarakkan eforia Volkswagen di Kota Purwokerto dan sekitarnya. Event Teman VW yang dilangsungkan pada 7-8 Mei 2016 lalu di GOR Satria Purwokerto. VWKita
KABARRESTORASIVWKITA
Patina Style Arif Rambo
“Kalau tidak salah, VW Beetle ini saya beli sekitar 3 tahun yang lalu. Persisnya mungkin sekitar 2013 lalu. Jujur, butuh perjuangan yang tidak ringan. Banyak sabar dan membangun silaturahmi dengan pemilik lama. Ha ha ha, satu pelajaran yang saya dapat mungkin, bahwa VW itu memang bukan untuk orang sembarangan dan sembarang orang. Proses negosiasi dan membangun kepercayaan pemilik lama VW Beetle ini tidak mudah. Syukurnya setelah sekian lama berlalu, beliau yakin dan mempercayakan saya untuk merawat mobil ini. VW itu memang bukan sekedar mobil. Bener kata orang!” ungkap Arif yang akrab dipanggil Arif Rambo. Arif memang sangat berharap, VW Beetle rakitan tahun 1969 yang masih dalam kondisi 99% original ini menjadi miliknya. Menjadi sebuah kebanggaan dan wujud kecintaannya terhadap hobi otomotifnya. Dari kondisi yang ada, koleksi barunya ini nyaris tanpa cela. Terlihat dari beberapa piranti pelengkap yang terpasang, semua masih dalam kondisi terawat. Tekad Arif memang cukup besar untuk merawat dengan baik, ‘warisan’ yang diterimanya saat ini. Perlahan, dirinya melakukan beberapa restorasi secara seksama. Mulai dari lantai, perawatan ulang untuk cat bodi dengan mencoba mencari warna asli keluaran pabrik dari VW Beetle keluaran 69 ini. Agar menguatkan kesan ‘lawas’, dirinya mencoba memainkan aplikasi pengecatan dengan teknik air brush. Gaya karatan pun dipilih agar menimbulkan efek korosi secara lebih ekstrim. Untuk bagian mesin, tidak ada banyak perubahan. VW ini masih menggunakan mesin standar 1.300 cc dengan platina. “Saya lebih suka seperti ini. Mesinnya memang masih ok, kok! Platina itu bagi saya ya… uniknya. Pun sampai ada masalah, cukup digosok perlahan, mobil langsung tokcer lagi! He he he!” ujarnya.
Melihat, mendengar, bermimpi kemudian merasakan. Kata-kata itulah yang membuat saya akhirnya mencapai ujung sebuah mimpi. Saya bisa mempunyai si subi. Subi adalah panggilan nama VW Safari saya, Safari Biru disingkat subi...hahaha... Mobil Camat berwarna biru ini saya dapatkan dengan perjuangan yang cukup sulit. Melalui proses seleksi dari berbagai pilihan mobil yang ada akhirnya saya jatuh cinta hanya pada si subi. Dengan berbagai pertimbangan bersama teman saya Mas Brow Andy akhirnya saya tidak ragu untuk meminang mobil den-
Peninggalan Camat F.X. Prasetyo Budi Utomo (Frans BNG)
gan kelahiran 1976 ini. Kalau dihitung-hitung hampir kurang lebih 6 bulan saya menunggu penantian itu. Dari satu tempatke tempat lain saya menelusuri dimana safari jodoh saya. Kondisi awal safari sebelum saya pinang cukup memprihatinkan. Menurut saya mobil ini perlu sedikit sentuhan kasih sayang. Dengan bantuan tangan handal dari Mas Brow Andy si subi mulai dirancang mau dibikin seperti apa. Namun saat itu saya bingung mau saya bikin seperti apa si safari 76 ini. Karena ingin tampil beda sempat terlintas pikiran saya menginginkan wajah dari VW Safari namun dengan kenyamanan kaki-kaki dari VW Kodok. Apakah bisa ya?? Dengan penuh semangat akhirnya saya mengambil aliran lowride dengan ide awal wajah VW safari kaki-kaki VW Kodok. Kurang lebih 3 bulan proses perbaikan safari dengan hasil akhir yang luar biasa puasnya. Kenikmatan berkendara dengan mengunakan Safari Biru 76 B 1700 AR alias Subi 76 saya dapatkan.. hahahaha.... Spek Safari: Mesin standar 1600cc, kaki-kaki low spindle kodok 1300, adjuster, velg std celong depan 4,5inch belakang 5,5 inch, ban belakang bridgestone 195/60 R15, ban depan achilles 185/50 R15, tacometer mallory, gearbox kodok 1300.
KABARRESTORASI
SI BONGKOK “Gua dulunya demen banget sama diecast. Ngumpulin-ngumpulin gitu terus, sampai gak kerasa kena angka puluhan juta rupiah. Gila aja sih, tapi hobi ini gak bikin gua mati. He he he! Waktu awal-awal main diecast, gua belum ngumpulin VW. Nah, sampai akhirnya gua main VW. Disitulah gua mulai gandrung lagi sama VW sejak suka pertama kali saat
) Beberapa cerita tentang tingginya passion dirinya untuk berburu dan mengoleksi beberapa jenis VW hingga hari ini.
SMA dulu. Lucunya juga nih, awal-awal itu gua malah gak tau nama dan spesifikasi VW yang gua penginin. Pokoknya gua suka yang lampu seinnya kecil! Arggh… kocak habis dah waktu itu! Ya gitu, gua akhirnya punya VW jenis kodok untuk pertama kalinya,” ungkap Jimmy bersemangat sambil mengenang masa-masa awal bersama VW pertamanya.
gat - semangatnya demen jalan ke luar negeri. Jalan-jalan itu misinya banyak, ha ha ha! Selain emang mau jalan juga berburu pernak-pernik VW. Nah, dalam beberapa kesempatan, gua juga menyempatkan diri untuk datang dalam sebuah event-event komunitas VW di luar. Miris juga waktu itu, komunitas VW kita kayak gak dianggep sama mereka. Sebel juga! Tapi dari situ gua dan seorang kawan (Kang Denny), termotivasi untuk mulai mengelola komunitas VW di Bandung secara lebih baik. Ya, mungkin bukan karena ini tapi setidaknya kami sudah mampu untuk membuat sebuah opini baru bila komunitas VW di Indonesia saat ini benar-benar solid, kreatif dan tinggi semangat persaudaraannya. Dan tau kagak, mereka pun takjub Komunitas VW di Indonesia ini terbesar di Asia. Akhirnya mereka malah sering ke event2 besar VW di Indonesia.” tambah Jimmy bangga. VWKita.
So funny! Jimmy ternyata punya cerita panjang soal hobinya di VW. Seru dan lucu! Laki-laki ini memang berkarakter ramah. Dari ceritanya diketahui bila ‘usaha’ kerasnya untuk memiliki VW cukup panjang berliku. Kuncinya, pandaipandai mencuri dan mencari hati keluarga untuk mendapatkan ijin memboyong sebuah VW model beetle 60-an ke garasi rumahnya. Sejak saat itu, Jimmy terus mengeksplorasi hobi VW yang digandrunginya. Saat ini dirinya juga tengah bersabar menunggu proses restorasi panjang beberapa VW model Variant atau Type 3. Type VW yang sedang getolmya digadang-gadang oleh komunitas T3lo (type3 Lovers
“Gak tau juga kenapa, makin hari kayaknya gua makin gila sama VW. Inget-inget nih ya, waktu itu gua aktif main di VW sekitar tahun 2008 lalu. Saat itu gua lagi seman
Spesifikasi Body Restoration Sliding roof Body Velg Ban Head Light Knalpot Engine Carburator Linkage Carbu Cool Tin Steer
Bengkel 100% VW Bandung Copotan dari type 3 SquareBack Custom racing stainlees 15” Porsche Replika R15/ 6” Dpn 165/50/15 Blk 185/60/15 Harley Davidson Ceramic coated EMPI 1600 cc Weber IDA 40 mm Ariesto motor sport Powder Coating Nardi
Pojok Type 3
Oleh : eko indarto
Mengenal Lebih Jauh Sejarah Volkswagen Type 3 Pada Agustus tahun 1963 (model tahun 1964. Catatan: Volkswagen memulai model suatu tahun pada Agustus tahun sebelumnya) mulailah diperkenalkan Volkswagen 1500 S, dengan memperkenalkan mesin dengan kekuatan 66BHP dengan karburator ganda. Walaupun demikian Volkswagen tetap mempertahankan pilihan mesin dengan konfigurasi single carburetor, 54BHP dengan nama Volkswagen 1500 N. Perbedaan versi 1500 S dan 1500 N meliputi antara lain: bumper pagar, body trim, lampu sein samping, door trim dan interiornya. Perbedaan juga terlihat pada jenis lampu sein depan di mana 1500 S mulai menggunakan lampu sein ‘udang’ sedangkan 1500 N menggunakan lampu sein bulat. Di sinilah dimulainya era di mana Volkswagen Type 3 selalu menawarkan 2 versi.Versi deluxe dan versi ekonomi dengan ciri-ciri eksterior, interior dan mesin di atas. Ciri fisik dan nama Type 3 sepanjang sejarahnya dapat dilihat pada skema di bawah.
Kaos MERCHANDISE edisi #3 Untuk Pemesanan Via sms / WA : 0821 4656 8156 Format : Nama // Alamat Pos // HP // Size // Jumlah Harga : Rp.165.000 (diluar ongkos kirim )
IKLAN