Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
FOTOKATALITIK TiO2 SEBAGAI ALTERNATIF TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN AIR LANJUTAN Arif Palupi Sandy1), Wahyono Hadi2), Arie Dipareza Syafei3) 1) Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember e-mail:
[email protected] 2,3) Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Dengan pertumbuhan ekonomi mencapai 6% di Indonesia, suatu alternatif teknologi pengolahan air diperlukan untuk menghasilkan air bersih berkualitas baik guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin sadar akan kesehatan di tengah kondisi lingkungan yang terbebani polutan akibat pesatnya pertumbuhan industri. Beragamnya industri bukan tidak mungkin untuk mendapati polutan sulit terurai seperti senyawa Chlorophneol di lingkungan akibat dari air buangan industri yang tidak terkontrol masuk ke badan air dan dari proses pengolahan itu sendiri. Kemampuan fotokatalitik TiO2 dalam mendegradasi polutan sulit terurai menjadikannya perhatian untuk penelitian sebagai teknologi alternatif penjernihan yang terus dikembangkan di negaranegara indusri maju hingga saat ini. Untuk mendapatkan informasi efektifitas fotokatalitik TiO2 dalam mendegradasi Chlorophenol, dilakukan penelitian pada senyawa 2,4,6-Trichlorophenol, 2,4-Dichlorophenol dan 2-Chlorophenol dalam air keran. Dengan variasi konsentrasi TiO2 0,5 gr/Lt, 1,5 gr/Lt dan 2,5 gr/Lt, serta variasi konsentrasi awal Chlorophenol 0,1 ppm, 1 ppm, dan 5 ppm didapatkan rata-rata penurunan sebesar 51,33%. Kemampuan penurunan ini tidak jauh berbeda dengan penurunan Chlorophenol dalam air demineralisasi yang mempunyai pengaruh kandungan air minimal dibandingkan air keran, dimana penurunan Chlorophenol mencapai 57,52%. Dengan informasi efektifitas penurunan ini, dapat digunakan untuk pengembangan penelitian selanjutnya dan modifikasi katalisator TiO2 guna mendapatkan efektifitas lebih baik pada kondisi optimum. Kata kunci: Air Bersih Berkualitas Baik, Polutan, Fotokalitik, Chlorophenol.
PENDAHULUAN Beberapa senyawa chlorophenol termasuk kelompok polutan yang penting untuk diperhatikan di lingkungan, karena toksisitas dan sifat karsinogenik terhadap manusia meskipun pada konsentrasi rendah, serta kemampuannya terakumulasi pada biota dan lingkungan (Gunlazuardi dan Lindu, 2005). Beberapa studi telah mengatakan 2,4,6Trichlorophenol (2,4,6-TCP), 2,4-Dichlorophenol (2,4-DCP) dan 2-Chlorophenol (2CP) sebagai polutan sulit terurai dari kelompok chlorophenol yang berkemungkinan besar terdapat di lingkungan. Oleh karenanya, konsentrasi chlorophenol dibatasi dalam beberapa peraturan sebagai persyaratan kualitas air minum. Namun, parameter chlorophenol tidak disyaratkan dalam peraturan kualitas buangan limbah (effluent standard) dan kualitas sungai (stream standard) yang berlaku di Indonesia. Topik fotokatalitik dibahas untuk menunjukkan/menentukan kelayakan fotokatalitik mengoksidasi polutan organik dalam pengolahan menghasilkan air bersih. Dengan
ISBN : 978-602-97491-7-5 D-5-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
memperhatikan pengaruh konsentrasi awal polutan, jenis polutan, dan konsentrasi katalis, untuk mendapatkan efek penurunan optimal pada air bersih. Penelitian fotokatalitik TiO2 untuk mendegradasi polutan khususnya chlorophenol telah dikembangkan hingga penerapan aplikasi teknologi. Faktor-faktor dalam reaksi fotokatalitik yang meliputi dosis TiO2, lama irradiasi terhadap TiO2 dan konsentrasi senyawa chlorophenol itu sendiri dapat mempengaruhi keefektifan penguraian chlorophenol (Gaya dan Abdullah, 2008). Keberadaan Chlorophenol dianggap sebagai polutan prioritas, karena toksik dan biodegradabilitas mereka yang rendah (Satuf, dkk, 2008). Berat molekul yang tinggi menyebabkan senyawa ini sulit terurai dan memberikan dampak biologis yang buruk terhadap organisme yang hidup di badan air penerima (Yasmidi dan Roosmini, 2008). METODA Penggunaan radiasi dalam fotoreaksi dengan keberadaan katalis semikonduktor TiO2 diuji untuk mengetahui kemampuannya menguraikan senyawa chlorophenol (2,4,6-TCP; 2,4-DCP; 2-CP), dan keefektifannya dalam air keran. Dilakukan pula pengujian kemungkinan pembentukan chlorophenol dari pembubuhan klorin pada air mengandung senyawa organik. Kerangka langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Kerangka Langkah-langkah Penelitian
ISBN : 978-602-97491-7-5 D-5-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah: Chlorophenol, yang terdiri dari (2,4,6-TCP; 2,4-DCP; 2-CP) untuk mengetahui kemampuan removal dari fotokatalisis yang terjadi Temperatur, fotoreaksi mengakibatkan kenaikan temperatur karena sifat eksoterm reaksi, pH, fotoreaksi mempengaruhi nilai pH dalam larutan Peralatan Penelitian
7
2
10 6
3
9
5
1
4 8
Gambar 2 Susunan Reaktor Penelitian
Keterangan gambar: 1. pH meter 2. Kotak Gelap 3. Kaca Pelindung Lampu 4. Pengaduk Magnetik 5. Fotoreaktor
6. 7. 8. 9. 10.
Penyadap Gabus Penutup Gelas Ukur Sumber Tegangan Thermometer
Analisa memerlukan pH meter, thermometer, dan instrumen kromatografi Gas (Gas Chromatography/GC). Analisa parameter senyawa 2,4,6-TCP; 2,4-DCP; 2-CP menggunakan instrumen GC (HP 6890+ AGILENT), dengan detektor FID dan gas pembawa Nitrogen dan Oksigen. Kolom analisa yang digunakan adalah kolom kapiler HP-1, berukuran panjang 30 m × diameter dalam 0,53 mm × tebal lapisan film 0,88 μm. Karakteristik kolom, bersifat nonpolar, dengan komposisi fase diam adalah polydimethylsiloxane. Kolom analisa ini dapat diaplikasikan pada senyawa phenol, amina, hidrokarbon, pestisida, PCB dan senyawa sulfur. Kolom memiliki rentang temperatur operasi 60 °C hingga 300 °C/320 °C. Ragam perlengkapan pendukung instrumen GC lainnya meliputi, suntikan mikro (micro syringe), vial bertutup karet sebagai penyimpan larutan induk, larutan standar maupun larutan uji, dan peralatan gelas, micropipette untuk preparasi sampel. Pada uji pembentukan chlorophenol menggunakan peralatan Metode COD untuk analisa organik dan peralatan Metode Iodometri untuk analisa Klorin, menurut APHA, 2005.
ISBN : 978-602-97491-7-5 D-5-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Bahan Penelitian Bahan-bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian terdiri dari bahanbahan kimia, air keran, serta air demineralisasi. Bahan-bahan kimia yang digunakan terdiri dari bahan kimia 2,4,6-TCP; 2,4-DCP; 2-CP (tingkat analisis) yang didapat dari Aldrich sebagai reagen murni, bubuk TiO2 komersil dari Merck, diethyl ether (tingkat analisis) dari merck sebagai pelarut, acetic anhydride, Natrium Hydrogen Carbonate; NaHCO3, gas pembawa GC (Hidrogen, mix air dan Nitrogen pada tingkat UHP), serta bahan kimia penganalisa COD dan penganalisa Klorin. Air keran didapatkan dari sambungan air bersih Laboratorium Teknik Lingkungan ITS Surabaya. Air hasil filtrasi didapatkan dari salah satu Instalasi Pengolahan Air Bersih di Perusahaan Daerah Air Minum Surabaya. Fotoreaksi dilakukan pada variasi konsentrasi senyawa 2,4,6-TCP; 2,4-DCP; 2CP dalam matrik air keran dengan menggunakan dosis TiO2 berbeda. Dosis TiO2 didapat dengan menimbang sejumlah bubuk TiO2 pada neraca analitis untuk memenuhi dosis yang ditentukan. Variasi konsentrasi senyawa 2,4,6-TCP; 2,4-DCP; 2-CP pada air sampel buatan didapat dengan pengenceran bertingkat dari larutan induk senyawa chlorophenol ke dalam air distilasi ganda. Larutan induk senyawa chlorophenol dibuat dengan membubuhkan sejumlah reagen murni ke dalam suatu volume aceton hingga menghasilkan konsentrasi 1000 ppm. Tahapan analisa dalam penelitian dapat diuraikan sebagaimana dalam Gambar 3.
Gambar 3 Tahap Analisa Fotoreaksi dalam Penelitian
HASIL DAN DISKUSI Penggunaan instrumen GC dalam menganalisa senyawa chlorophenol guna mengetahui besaran konsentrasi secara kuantitatif, memerlukan standarisasi. Konsentrasi larutan standar yang dipilih menyesuaikan tujuan uji fotokatalisis chlorophenol dengan menggunakan TiO2 yaitu, mereduksi konsentrasi senyawa chlorophenol hingga batas baku mutu yang dipersyaratkan aman bagi kesehatan dan batas minimal pembacaan instrumen GC dari metode yang diberikan. Kromatogram hasil injeksi pada konsentrasi chlorophenol yang berbeda, memberikan peak dengan tinggi dan luasan yang berbeda. Dari kromatogram tersebut dapat diketahui waktu retensi analit. Peak analit yang didapatkan yaitu sebagai berikut: ‐ 2-CP pada RT ke 7,084 ± 0,1 ‐ 2,4-DCP pada RT ke 8.622 ± 0,1 ‐ 2,4,6-TCP pada RT ke 10,275 ± 0,1 ISBN : 978-602-97491-7-5 D-5-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Uji Pembentukan Chlorophenol 2-Chlorophenol akan tersintesis dari phenol dan chlorine pada konsentrasi minimal 10 dan 20 mg/Lt dalam satu jam, respectively. (US EPA) Dari 6 Sampel air hasil olahan filtrasi Instalasi Pengolahan Air Bersih, dianalisa kandungan senyawa organik dengan Metode COD dan ditentukan juga kebutuhan sisa Klorin bebas dengan metode Iodometri di tiap sampelnya. Dengan sisa Klorin bebas ditentukan dengan pembubuhan 0,2 mg Cl2/Lt. Tabel 1 dan Gambar 4 berikut didapatkan pengamatan hasil pengujian kandungan senyawa organik dan senyawa chlorophenol yang terbentuk. Dari hasil pengamatan menunjukan besarnya konsentrasi dari setiap jenis senyawa chlorophenol (senyawa 2,4,6-TCP; 2,4-DCP; 2-CP) sangat beragam dan tidak tergantung dari konsentrasi senyawa organik yang ada. Tabel 1 Hasil Pengamatan Pengukuran Kandungan Senyawa Organik dan Konsentrasi Senyawa Chlorophenol dari Uji Pembentukan Chlorophenol
COD 8 8 8 8 8 16 16
0 1 2 3 4 5 6
2,4,6-TCP 0.083071 0.085535 0.063856 0 0 0.0266 0
2,4-DCP 0 0.09848 0 0 0 0 0
2-CP 0.065365 0.077236 0.050087 0 0 0.08527 0.102258
Konsentrasi CP
No.
Break Point Chlorination 0.2 0
2,4,6‐TCP 0
20 2,4‐DCP Konsentrasi COD 2‐CP
Gambar 4 Hasil Pengamatan Pengukuran Kandungan Senyawa Organik dan Konsentrasi Senyawa Chlorophenol dari Uji Pembentukan Chlorophenol
Fotokatalitik Chlorophenol Untuk mengetahui pengaruh parameter operasional dalam fotokatalitik dan mencari kondisi optimum, telah dilakukan penelitian yang memvariasikan tiga senyawa chlorophenol dengan variasi konsentrasi beban polutan chlorophenol, dosis TiO2 pada waktu radiasi selama 4 jam. Fotokatalitik dilakukan dalam matrik air demineralisasi dan air keran. Berikut merupakan hasil pengamatan perubahan nilai pH selama fotoreaksi. Gambar 5 – 7 menunjukkan perubahan nilai pH pada air demineralisasi. Gambar 8 – 10 menunjukkan perubahan nilai pH pada air keran. 5.50
6.00 Ti‐0,5 C‐0,1
4.50
Ti‐1,5 C‐0,1 Ti‐1,5 C‐1
4.00
Ti‐1,5 C‐5 3.50
Nilai pH
Ti‐0,5 C‐5
Ti‐0,5 C‐5
5.00
Ti‐1,5 C‐0,1 4.50
Ti‐1,5 C‐1
4.00
Ti‐2,5 C‐1 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Ti‐2,5 C‐5
Waktu, Jam
Ti‐0,5 C‐1
5.00
Ti‐0,5 C‐1
Ti‐0,5 C‐5 4.50
Ti‐1,5 C‐0,1 Ti‐1,5 C‐1
4.00
Ti‐1,5 C‐5
Ti‐1,5 C‐5
Ti‐2,5 C‐0,1
3.00
Ti‐0,5 C‐0,1
Ti‐0,5 C‐0,1 5.50
Ti‐0,5 C‐1
5.00
Nilai pH
5.50
Nilai pH
6.00
6.50
6.00
Ti‐2,5 C‐0,1
3.50
Ti‐2,5 C‐1 3.00
Ti‐2,5 C‐5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Ti‐2,5 C‐0,1
3.50
Ti‐2,5 C‐1 3.00
Ti‐2,5 C‐5 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 Waktu, Jam
Waktu, Jam
Gambar 5 Perubahan Nilai pH Selama Fotoreaksi 2-CP Pada Air Demineralisasi
Gambar 6 Perubahan Nilai pH Selama Fotoreaksi 2,4-DCP Pada Air Demineralisasi
ISBN : 978-602-97491-7-5 D-5-5
Gambar 7 Perubahan Nilai pH Selama Fotoreaksi 2,4,6-TCP Pada Air Demineralisasi
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Nilai pH awal air demineralisasi berkisar antara 4 – 5. Nilai pH berubah menjadi lebih rendah dengan penambahan senyawa chlorophenol. Sedangkan saat penambahan TiO2 terjadi perubahan pH menjadi menurun. Pada saat fotokatalisis berlangsung, pH cenderung naik, diduga berlangsung proses pengikatan ion hidroksil yang lebih utama terjadi dalam fotoreaksi. Kemudian berangsur menurun, dikarenakan pembentukan CO2 sesuai reaksi oksidasi fotokatalitik yang terjadi dari senyawa 2,4,6-TCP (Ochuma, dkk, 2007): C6H2Cl3(OH) + O2→ CO2→ CO2 + H2O + HCl Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya nilai pH dipengaruhi oleh fluktuasi O2 maupun CO2. Perubahan nilai pH juga terjadi pada air keran berikut ini: 9.00
9.00
8.50
8.50
Ti‐0,5 C‐0,1
9.00
Ti‐1,5 C‐0,1 7.50
Ti‐1,5 C‐1
8.00
Ti‐0,5 C‐5 Ti‐1,5 C‐0,1
7.50
Ti‐1,5 C‐1
Ti‐1,5 C‐5 7.00
Ti‐2,5 C‐0,1
Ti‐2,5 C‐5
8.00
Ti‐0,5 C‐5 Ti‐1,5 C‐0,1
7.50
Ti‐1,5 C‐1 Ti‐1,5 C‐5
Ti‐1,5 C‐5 7.00
Ti‐2,5 C‐0,1
7.00
Ti‐2,5 C‐0,1 Ti‐2,5 C‐1
Ti‐2,5 C‐1
Ti‐2,5 C‐1 6.50
Ti‐0,5 C‐0,1 Ti‐0,5 C‐1
Nilai pH
Ti‐0,5 C‐5
Ti‐0,5 C‐1
Nilai pH
Nilai pH
8.00
8.50
Ti‐0,5 C‐0,1
Ti‐0,5 C‐1
6.50
Ti‐2,5 C‐5
6.50
Ti‐2,5 C‐5
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Waktu, t (Jam)
Waktu, t (Jam)
Waktu, t (Jam)
Gambar 8 Perubahan Nilai pH Selama Fotoreaksi 2-CP Pada Air Keran
Gambar 9 Perubahan Nilai pH Selama Fotoreaksi 2,4-DCP Pada Air Keran
Gambar 10 Perubahan Nilai pH Selama Fotoreaksi 2,4,6-TCP Pada Air Keran
Nilai pH awal pada air keran berkisar antara 7 – 8, setelah fotoreaksi berlangsung terjadi penurunan dan kenaikan nilai PH kembali.
Ti‐ 0,5
0 0.5 1.5 2.5 03.5 14.5 2345
Ti‐ 1,5 Waktu,TA (Jam)
Gambar 11 Perubahan Konsentrasi 2,4,6-TCP Terhadap Waktu Dengan Pemberian Konsentrasi Awal 0,1 ppm Pada Air Demineralisasi
100 Ti‐ 0 0, 0.5 1.5 2.5 3.5 4.5 012345 5 Waktu,TA (Jam
Gambar 12 Perubahan Konsentrasi 2,4-DCP Terhadap Waktu Dengan Pemberian Konsentrasi Awal 0,1 ppm Pada Air Demineralisasi
Konsentrasi…
100
Konsentrasi…
Konsentrasi…
Fotokatalitik dilakukan untuk mengetahui perubahan konsentrasi senyawa chlorophenol pada air demineralisasi dan air keran. Hasil dari fotokatalitik pada air demineralisasi dan air keran ditunjukkan pada Gambar 11 – 13 dan Gambar 14 – 16 sebagai berikut : 100
Ti‐ 0,5
0 0.5 1.5 2.5 03.5 14.5 2345
Ti‐ 1,5 Waktu,TA (Jam)
Gambar 13 Perubahan Konsentrasi 2-CP Terhadap Waktu Dengan Pemberian Konsentrasi Awal 0,1 ppm Pada Air Demineralisasi
Mekanisme proses fotodegradation dari chlorophenol diawali dengan terjadinya pemutusan/pembelahan ikatan C-Cl dan selanjutnya pembentukan ikatan C-OH. Atom chlorine pada posisi ke-4 dan ke-6 bersifat foto-labile, sementara pada posisi ke-3 dan ke-5 bersifat tidak foto-reactive. Kemungkinan ini yang menjadikan penyebab kenapa fotoreaksi pada penelitian menunjukkan penurunan pada 2,4,6-TCP lebih cepat dibandingkan 2-CP. Selain, laju fotodegradasi bergantung pada bentuk terjadinya
ISBN : 978-602-97491-7-5 D-5-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Ti‐ 0, 0.5 1.5 2.5 3.5 4.5 0 1 2 3 4 5 5 Waktu,TA (Ja
Gambar 14 Perubahan Konsentrasi 2,4,6-TCP Terhadap Waktu Dengan Konsentrasi Awal 0,1 ppm Pada Air Keran
100 Ti‐ 0 0, 0.5 1.5 2.5 3.5 4.5 0 1 2 3 4 5 5 Waktu,TA (Ja
Gambar 15 Perubahan Konsentrasi 2,4-DCP Terhadap Waktu Dengan Konsentrasi Awal 0,1 ppm Pada Air Keran
Konsentra…
100 0
Konsentra…
Konsentra…
senyawa chlorophenol, pH matrik pada saat berlangsungnya reaksi, dan struktur dari senyawa tersebut. 100 0
Ti ‐ 0.5 1.5 2.5 3.5 4.5 0 1 2 3 4 5 0, 5 Waktu,TA (Ja
Gambar 16 Perubahan Konsentrasi 2-CP Terhadap Waktu Dengan Konsentrasi Awal 0,1 ppm Pada Air Keran
Penurunan konsentrasi senyawa chlorophenol terjadi selama fotoreaksi berlangsung dengan pengadukan, penambahan katalis TiO2 dan radiasi sinar UV. Dengan variasi konsentrasi TiO2 0,5 gr/Lt, 1,5 gr/Lt dan 2,5 gr/Lt, serta variasi konsentrasi awal Chlorophenol 0,1 ppm, 1 ppm, dan 5 ppm didapatkan rata-rata penurunan sebesar 51,33%. Kemampuan penurunan ini tidak jauh berbeda dengan penurunan Chlorophenol dalam air demineralisasi yang mempunyai pengaruh kandungan air minimal dibandingkan air keran, dimana penurunan Chlorophenol mencapai 57,52%. KESIMPULAN 1. Nilai pH mengalami perubahan selama proses fotokatalitik berlangsung. 2. Perubahan nilai pH dipengaruhi oleh fluktuasi O2 maupun CO2. 3. Dalam skala laboratorium, ditemukan bahwa proses penguapan tidak memberikan pengaruh penting pada penurunan chlorophenol pada lingkungan air. 4. Laju fotodegradasi bergantung pada bentuk terjadinya senyawa chlorophenol, pH matrik pada saat berlangsungnya reaksi, dan struktur dari senyawa tersebut. 5. Keefektifan fotokatalitik dipengaruhi beberapa parameter kerja, diantaranya sifat dan konsentrasi substrat, sifat dan konsentrasi fotokatalis, intensitas penyinaran, pH dan temperatur reaksi. DAFTAR PUSTAKA Abrahamsson K. dan Xie T. M., (1983), “Direct Determination of Trace Amounts of Chlorophenols In Fresh Water, Waste Water And Sea Water”, Journal of chromatography, No. 279, Halaman 199 – 208. Antonaraki S., Androulaki E., Dimotikali D., Hiskia A., dan Papaconstantinou E., (2002), “Photolytic Degradation of All Chlorophenols with Polyoxometallates And H2O2”, Journal of Photochemistry and Photobiology A: Chemistry, No. 148, Halaman 191–197. APHA, AWWA, WEF, (2005), Standard Methods; For The Examination of Water & Wastewater, 21st edition, American Public Health Association, Port City Press, Maryland.
ISBN : 978-602-97491-7-5 D-5-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Bayarri B., Gimenez J., Curco D., dan Esplugas S., (2005), “Photocatalytic Degradation of 2,4-Dichlorophenol By TiO2 /UV: Kinetics, Actinometries And Models”, Catalysis Today, No. 101, Halaman 227–236. Christian G. D., (1980), Analytical Chemistry, 3rd edition, H. Charlesworth & Co. Ltd, John Wiley & Sons, Inc., United States of America. Cordero T., Duchamp C., Chovelon J. M., Ferronato C., dan Matos J., (2007), “Influence of L-Type Activated Carbons on Photocatalytic Activity of Tio2 in 4Chlorophenol Photodegradation”, Journal of Photochemistry and Photobiology A: Chemistry, No. 191, Halaman 122–131. Gaya U. I., dan Abdullah A. H., (2008), “Heterogeneous photocatalytic degradation of organic contaminants over titanium dioxide: A review of fundamentals, progress and problems”, Journal of Photochemistry and Photobiology C: Photochemistry Reviews, No. 9, Halaman 1–12. Ku Y. dan C–. B. Hsieh, (1992), “Photocatalytic Decomposition of 2,4-Dichlorophenol In Aqueous TiO2 Suspensions”, Water Research, Vol. 26 No. 11, Halaman 1451–1456. McNair H. M., dan Bonelli E. J., (1988), Dasar Kromatografi Gas, edisi-5, eds.: Dr. Padmawinata K., Dra. Niksolihin S., Penerbit ITB, Bandung. Ochuma I. J., Fishwick R. P., Wood J., dan Winterbottom J. M., (2007), Photocatalytic oxidation of 2,4,6-trichlorophenol in water using a cocurrent downflow contactor reactor (CDCR)”, Journal of Hazardous Materials, No. 144, Halaman 627–633. Pandiyan T., Rivas O. M., Martınez J. O., Amezcua G. B., dan Carrillo M. A. M–., (2002), “Comparison Of Methods for the Photochemical Degradation of Chlorophenols”, Journal of Photochemistry and Photobiology A: Chemistry, No. 146, Halaman 149–155. Serpone N., Maruthamuthu P., Pichat P., Pelizzetti E., dan Hidaka H., (1995), “Exploiting the Interparticle Electron Transfer Process in the Photocatalysed Oxidation of Phenol, 2-Chlorophenol and Pentachlorophenol: Chemical Evidence for Electron and Hole Transfer Between Coupled Semiconductors”, Journal of Photochemistry and Photobiology A: Chemistry, No. 85, Halaman 247–255. USEPA, (1980), Ambient Water Quality Criteria for 2-Chlorophenol, Office of Water Regulations and Standards Criteria and Standards Division, United States Environmental Protection Agency Washington D.C. 20460, EPA 440/5-80-034.
ISBN : 978-602-97491-7-5 D-5-8