ANALISIS PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DAN SOPAN SANTUN TUTURAN PARA PESERTA DALAM ACARA INDONESIA LAWAK KLUB (ILK) Edisi 1 Januari 2015, 2 Januari 2015 dan 5 Januari 2015
ARTIKEL E-JOURNAL
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
FLORENSIA MARSELLI KIDI NIM 110388201036
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
KATA PENGANTAR Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 17 Tahun 2010 tentang pencegahan penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi: Surat Dirjen Dikti Nomor 2050/E/T/2012 tertanggal 27 Januari 2012 perihal publikasi karya ilmiah yang antara lain menyebutkan untuk lulusan program sarjana ilmiah. Guna memfasilitasi kepentingan tersebut diperlukan panduan untuk menjadi acuan bagi para dosen pembimbing dan para mahasiswa dalam menulis karya ilmiah. Dengan mengucapkan puji syukur atas rahmat dan hidayah Allah Swt, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia telah menyusun panduan Ejournal, panduan ini selain memuat isi dan tata tulis artikel e-journal juga memuat mekanisme penyusunan unggah artikel. Kemanfaatan panduan ini akan optimal apabila memperoleh respon dari para pemakai, baik kritik maupun saran sebagai bagian dari upaya penyempurnaannya. Semoga panduan ini dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam menunjang peningkatan kualitas karya ilmiah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Tanjungpinang,Agustus 2016
ABSTRAK Kidi, Florensia Marselli. 2016. Analisis Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dan Sopan Santun Tuturan Para Peserta Dalam Acara Indonesia Lawak Klub. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Dosen Pembimbing I: Ahada Wahyusari, M. Pd., Dosen Pembimbing II: Wahyu Indrayatti, M. Pd. Kata Kunci : Analisis, Pelanggaran Prinsip Kerja Sama, Pelanggaran Prinsip Sopan Santun, Tuturan Para Peserta, Indonesia Lawak Klub. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah bentuk pelanggaran prinsip kerjasama sebagai sarana penciptaan humor yang dituturkan oleh peserta ILK ? dan (2) Bagaimanakah bentuk pelanggaran prinsip sopan santun sebagai sarana penciptaan humor yang dituturkan oleh peserta ILK ? Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelanggaran prinsip kerja sama dan pelanggaran prinsip sopan santun tuturan para peserta dalam acara Indonesia Lawak Klub. Subjek penelitian ini adalah para peserta dalam sebuah acara lawak, yaitu Indonesia Lawak Klub. Objek pelanggarannya ialah prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun, yang dilanggar untuk terciptanya lawakan atau humor. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara teknik rekam, teknik simak bebas libat cakap, dan teknik catat. Analisis data menggunakan teknik analisis heuristik. Hasil penelitian ini berupa deskripsi pelanggaran prinsip kerja sama dan pelanggaran prinsip sopan santun dalam setiap tuturan para peserta dalam acara Indonesia Lawak Klub. Pelanggaran prinsip kerja sama meliputi maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relasi dan maksim cara. Pelanggaran prinsip sopan santun meliputi maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kesederhanaan hati, maksim kesepakatan dan maksim simpati. Jumlah data yang mengalami pelanggaran prinsip kerja sama dan pelanggaran prinsip sopan santun berjumlah 400 data. Perincian datanya adalah sebagai berikut ada 229 data yang termasuk dalam pelanggaran prinsip kerja sama, dan ada 171 data yang termasuk dalam pelanggaran prinsip sopan santun. Maksim dalam prinsip kerja sama yang paling banyak dilanggar adalah maksim cara, dan maksim dalam prinsip sopan santun yang paling banyak dilanggar adalah maksim kebijaksanaan.
ABSTRACT Kidi, Florensia Marselli. 2016. Analysis of Violations of Principles of Cooperation and Manners speech Participants In Indonesia Comedy Club event. Department of Language and Literature Indonesia, the Faculty of Education, University of Maritime Raja Ali Haji. Supervisor I: Ahada Wahyusari, M. Pd., Supervisor II: Revelation Indrayatti, M. Pd. Keywords: Analysis, Violation of Principle of Cooperation, Principles Violations Manners, Speech Participants, Indonesia Comedy Club. Problems in this study were (1) What kind of violation of the principle of cooperation as a means of creating humor that is spoken by the participants ILK? and (2) What kind of violation of the principle of manners as a means of creating humor that is spoken by the participants ILK? This study aimed to describe violations of the principle of cooperation and violation of the principle of manners of speech of the participants in the Indonesia Comedy Club. The subjects were participants in a comedy show, namely Indonesia Comedy Club. Object of the offense is the cooperative principle and the principle of manners, which violated for the creation of a joke or humor. Data was collected by means of recording technique, refer to the technique involved free capable, and technical notes. Analysis of data using heuristic analysis techniques. Results of this research is a description of the violation of the principle of cooperation and violation of the principle of courtesy in every speech the participants in the Indonesia Comedy Club. Violation of the principle of cooperation include the maxim of quantity, quality maxims, maxims relations and maxims way. Violation of the principle of manners include policy maxims, maxims generosity, praise maxims, maxims simplicity of heart, maxims and maxims deal of sympathy. The amount of data which violations of the principle of cooperation and violation of the principle of courtesy numbered 400 data. Details are as follows existing data 229 data included in violation of the principle of cooperation, and there are 171 data included in violation of the principle of courtesy. Maksim cooperation in principle most often violated is the maxim of manner and politeness maxims in principle most often violated is the maxim of wisdom.
1. Pendahuluan. Bahasa dan masyarakat penutur bahasa memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya saling berkaitan. Dengan mengenal bahasa dan penuturnya, seseorang juga dapat
mengenal kebudayaan masyarakat bahasa, kebiasaan-
kebiasaannya, gaya hidup, makanan, minuman, pakaian, tradisi, gaya humor, selera humor dan segala hal dari bahasa dan penuturnya. Itu semua karena, bahasa adalah alat atau sarana manusia berkomunikasi untuk mengenal satu sama lain. Maka, dalam setiap praktik kebahasaan, segala yang bertautan dengan masyarakat dan kebudayaannya, haruslah dipertimbangkan. Dikarenakan bahasa dan kebudayaannya saling berkaitan maka tidak menutup kemungkinan bahwa bahasa juga dapat menjadi cerminan kebudayaan suatu masyarakat, dan dapat juga sebaliknya. Kita tahu bahwa, bangsa kita ini, bangsa Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat dikenal oleh bangsa lain, yaitu budaya yang sopan santun, dan gotong royong atau saling bekerja sama. Sebaiknya kebudayaan itu juga melekat dalam bertutur kata. Untuk bertutur bahasa yang sopan, penutur dan mitra tutur harus menggunakan bahasa yang bijaksana, menghargai pendapat lawan bicara, menunjukkan kerendahan hati, menunjukkan kemurahan hati, memberikan pujian yang tulus hati, menunjukkan simpati dan berbahasa sesuai dengan kebudayaan masyarakat, dengan begitu dapat dikatakan penutur dan mitra tutur telah mentaati prinsip sopan santun dalam berkomunikasi. Dan untuk bekerja sama dalam proses komunikasi, penutur dan mitra tutur harus saling memberikan informasi yang
akurat, tidak bermakna ambigu, dengan begitu dapat dikatakan penutur dan mitra tutur telah mentaati prinsip kerja sama dalam berkomunikasi. Maka daripada itu, kedua prinsip percakapan ini yaitu prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun sangat penting diperhatikan dalam tuturan masyarakat penutur bahasa. Prinsip kerja sama yang dimaksudkan dan digunakan dalam penelitian ini ialah prinsip kerja sama teori Grice dan prinsip sopan santun yang dimaksudkan dan digunakan ialah prinsip sopan santun teori Leech. Prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun ini termasuk dalam kajian pragmatik. Pragmatik adalah ilmu bahasa dalam tataran linguistik yang memang berbeda dari ilmu bahasa yang lainnya. Yang membuat pragmatik berbeda yaitu, karenapragmatik adalah ilmu bahasa yang mengkaji makna ujaran/ tuturan / tindak ujar si penutur yang juga berkaitan dengan konteks atau latar belakang yang terjadi atau yang dimiliki oleh penutur dan mitra tutur.Dengan kata lain, pragmatik merupakan satu-satunya tataran dalam linguistik yang mengkaji bahasa dengan memperhitungkan juga penggunanya. Selanjutnya, yang menjadi bahan penelitian ini adalah lawak atau humor. Ketika mendengar humor, lelucon atau lawak kita pasti langsung ingin mendengar dengan seksama. Dikarenakan humor atau lawak itu diciptakan dan ditujukan untuk menghibur pembaca atau pendengarnya. Dan, semua orang pasti suka dihibur, suka menghibur orang lain dan merasa senang apabila dapat menghibur orang lain dengan humor yang dilakukannya. Namun, kadangkala untuk menciptakan humor yang dapat menghibur orang lain itu, penutur melakukan
pelanggaran terhadap dua prinsip percakapan dalam pragmatik, yaitu prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun. Maka, dapat disimpulkan bahwa pelanggaran terhadap prinsip kerja sama dan pelanggaran terhadap prinsip sopan santun dalam maksim-maksimnya itu adalah sarana terciptanya humor, lawak atau hal yang bersifat lucu. Peneliti melihat pelanggaran terhadap prinsip kerjasama dan prinsip sopan santun yang digunakan sebagai sarana untuk menciptakan lawak atau humor itu ternyata juga dilakukan oleh para peserta lawak klub dalam sebuah acara di stasiun televisi swasta Indonesia yang bernama Trans7, yaitu acara Indonesia Lawak Klub (ILK). Acara lawak yang mulai ditayangkan sejak 27 Oktober 2013 ini memang sangat menarik perhatian masyarakat Indonesia. Sehingga acara tersebut telah menerima perhargaan dari Panasonic Gobel Awards 2014. Di masa kini, banyak acara-acara di televisi yang menayangkan humor atau lawak. Banyak cara yang dilakukan tim kreatif dan produser-produser televisi agar acara humor yang mereka tampilkan menjadi menarik di mata masyarakat. Namun, Indonesia Lawak Klub berbeda dan spesial bagi peneliti. Acara ILK tampil berbeda dengan cara menampilkan konsep diskusi yang membahas sesuatu masalah yang telah, ataupun yang sedang terjadi dan dibincangkan oleh masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia. Namun dibahas dan didiskusikan oleh para panelis yang sebagian besar adalah seorang pelawak yang sudah terkenal di Indonesia.
Indonesia Lawak Klub menampilkan humor atau lawak yang tidak hanya mengundang tawa, namun juga penonton dapat mengambil atau merasakan manfaatnya setelah menonton acara lawak tersebut. Karena acara tersebut membahas masalah-masalah penting bagi masyarakat yang didiskusikan oleh para peserta atau para panelisnya. Para panelis yang hadir dalam acara lawak tersebut melakukan pelanggaran-pelanggaran prinsip kerjasama dan prinsip sopan santun untuk menciptakan lawak yang bermutu dan tentunya menghibur para penonton. Melihat dan merasa tertarik dengan acara lawak yang unik tersebut, dan tertarik untuk menelitinya dalam bidang kajian pragmatik, maka peneliti memutuskan untuk meneliti pelanggaran-pelanggaran prinsip kerjasama dan prinsip sopan santun yang digunakan sebagai sarana penciptaan humor atau lawak yang dilakukan oleh para panelis dalam acara Indonesia lawak klub tersebut. Oleh karena itu, penulis merumuskan judul “Analisis Pelanggaran Prinsip Kerja Sama dan Sopan Santun Tuturan Para Peserta dalam Acara Indonesia Lawak Klub (ILK) Edisi 1 Januari, 2 Januari dan 5 Januari 2015” 2. Metode dan Teknik Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah metode yang bertujuan membuat deskripsi; maksudnya membuat gambaran, lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti (Djajasudarma 2010: 9). Data yang sudah dikumpulkan selanjutnya dianalisis tuturan demi tuturan.
3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik yang digunakan ialah teknik rekam, teknik simak bebas libat cakap dan teknik catat. Teknik rekam ialah perekaman terhadap tuturan dengan menggunakan alat rekam tertentu (Sudaryanto 1993: 123 dalam Ariyani 2010). Teknik simak bebas libat cakap maksudnya peneliti hanya berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh para informannya. Peneliti tidak terlibat dalam peristiwa pertuturan yang bahasanya sedang diteliti (Mahsun 2006: 91). Dan teknik catat yaitu dilakukan pencatatan pada kartu data yang segera dilanjutkan klasifikasi. (Sudaryanto 1993: 123 dalam Ariyani 2010). Teknik rekam yang bertujuan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mendownload video-video acara Indonesia Lawak Klub (ILK) dari mesin pencari youtube. Teknik catat yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan untuk mencatat tuturan-tuturan peserta ILK yang melanggar prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun tersebut. 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berdasarkan hasil analisis data pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun tuturan para peserta dalam acara Indonesia Lawak Klub (ILK) edisi 1 Januari 2015, 2 Januari 2015 dan 5 Januari 2015 berupa penggalan percakapan beserta analisis pelanggaran. Penggalan percakapan beserta analisis pelanggaran tersebut disusun dan diuraikan dimulai dari data yang mengalami pelanggaran prinsip kerja sama dan kemudian data yang mengalami pelanggaran prinsip sopan santun.
Pelanggaran prinsip kerja sama terdiri dari empat maksim yaitu, pelanggaran maksim kuantitas, pelanggaran maksim kualitas, pelanggaran maksim relasi, dan pelanggaran maksim cara. Dan, pelanggaran prinsip sopan santun terdiri dari enam maksim yaitu, pelanggaran maksim kebijaksanaan, pelanggaran
maksim
kedermawanan,
pelanggaran
maksim
pujian
atau
penghargaan, pelanggaran maksim kesederhanaan hati, pelanggaran maksim kesepakatan dan pelanggaran maksim simpati. Seluruh data tuturan para peserta Indonesia Lawak Klub (ILK) berjumlah 400 data yaitu ada
229 data yang
termasuk dalam pelanggaran prinsip kerja sama, dan ada 171 yang termasuk dalam pelanggaran prinsip sopan santun. 5. Simpulan dan Saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah peneliti uraikan dalam BAB IV dan BAB V mengenai pelanggaran prinsip kerja sama dan pelanggaran prinsip sopan santun tuturan para peserta dalam acara Indonesia Lawak Klub, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Kelucuan, lawak atau humor yang terjadi dalam acara Indonesia Lawak Klub disebabkan oleh tuturan para peserta acara Indonesia Lawak Klub yang melanggar prinsip kerja sama teori Grice dan melanggar prinsip sopan santun teori Leech. 2. Data yang ditemukan peneliti dan melanggar maksim-maksim dalam prinsip kerja sama dan melanggar maksim-maksim dalam prinsip sopan santun berjumlah 400 data, yang peneliti sajikan ke dalam tabel penyajian
data. Perincian datanya adalah sebagai berikut ada
229 data yang
termasuk dalam pelanggaran prinsip kerja sama, dan ada 171 yang termasuk dalam pelanggaran prinsip sopan santun. 3. Untuk maksim-maksim prinsip kerja sama yang paling banyak dilanggar oleh para peserta Indonesia Lawak Klub dalam tuturan mereka ialah maksim cara, dan untuk maksim-maksim yang paling banyak dilanggar oleh para peserta Indonesia Lawak Klub dalam prinsip sopan santun ialah maksim kebijaksanaan. 4. Terdapat beberapa data penggalan percakapan para peserta Indonesia Lawak Klub yang tidak hanya melanggar 1 maksim saja dari prinsip kerja sama ataupun hanya melanggar 1 maksim saja dari prinsip sopan santun, tetapi lebih dari 1 maksim dari prinsip kerja sama ataupun prinsip sopan santun. Dan, bahkan ada beberapa data yang melanggar maksim prinsip kerja sama sekaligus melanggar maksim prinsip sopan santun dalam satu tabel data. 5. Humor atau lawakkan para peserta Indonesia Lawak Klub tersebut dapat dinikmati apabila juga dapat dimengerti. Karena, ada beberapa lawakan para peserta Indonesia Lawak Klub tersebut yang memang perlu dimengerti secara baik dan seksama. Artinya, untuk memahami lawakan atau humor yang disampaikan para peserta Indonesia Lawak Klub, pendengar, penonton dan lawan tutur harus memiliki latar belakang pengetahuan dan pendidikan yang luas, sehingga menimbulkan senyum
dan tawa sebagai bentuk keberhasilan memahami dan membuat lawakan atau humor. B.
Saran Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan beberapa saran, yaitu:
1.
Bagi penulis buku humor dan pelawak yang ingin menciptakan lawak atau humor dalam sebuah buku maupun dalam acara lawak, pelanggaran prinsip kerja sama dan pelanggaran prinsip sopan santun dapat menjadi alat bantu untuk menciptakan lawak atau humor yang mengundang senyum dan tawa pembaca, pendengar maupun penonton. Akan tetapi, penulis buku humor dan pelawak juga harus memperhatikan aspek-aspek situasi tutur. Artinya, penulis buku humor dan pelawak harus benar-benar tahu dan memperhatikan dengan siapa berbicara atau berhumor, dalam suasana apa, dalam waktu yang seperti apa, dan dimana tempatnya humor tersebut dituturkan dalam bentuk tulisan maupun lisan.
2.
Bagi guru dan siswa, penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang pengajaran pragmatik, khususnya prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun beserta pelanggaran prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun dalam konteks humor atau lawak.
DAFTAR PUSTAKA Ariyani, Dwi. 2010. Pelanggaran Prinsip Kesantunan dan Implikatur dalam Acara Opera Van Java di Trans 7: Sebuah Kajian Pragmatik.Skripsi Sarjana (S-1). Surakarta: Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Astuti, Wiwiek Dwi. 2006. Wacana Humor Tertulis: Kajian Tindak Tutur. Jakarta: Pusat Bahasa. Firmansyah, Anand. 2011. Penyimpangan Prinsip Kerja Sama Dan Prinsip Kesopanan Dalam Wacana Humor Verbal Tulis Pada Buku Mangkunteng. Skripsi Sarjana (S-1). Yogyakarta: Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Djajasudarma, Fatimah. 2010. Metode Linguistik: Ancangan Metode Penelitian dan Kajian. Cetakan Ketiga. Bandung: PT. Refika Aditama. Kushartanti., Yuwono, Untung., Lauder, Mutamia RMT. 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik (terjemahan M.D.D Oka). Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press). Lubis, Hamid Hasan. 1991. Analisis Wacana Pragmatik. Bandung. Angkasa Bandung. Mahsun, M.S. 2006. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan Tekniknya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Rahardi, Kunjana. 2006. Dimensi-Dimensi Kebahasaan: Aneka Masalah Bahasa Indonesia Terkini. Jakarta: Erlangga. Rahardi, Kunjana. 2008. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Riau Wati, 2009. Teknik Penulisan dan Tata Tulis Karya Ilmiah. Edisi Baru. Tanjungpinang: UMRAH Press. Sedarmayanti dan Hidayat. 2011. Metodologi Penelitian. Cetakan Kedua. Bandung: CV. Mandar Maju. Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan. Bandung: PT. Refika Aditama.
Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik. Edisi Revisi. Bandung: Angkasa. Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2012. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Cetakan Keempat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Wati, Riau. 2009. Teknik Penulisan dan Tata Tulis Karya Ilmiah. Edisi Baru. Tanjungpinang: UMRAH Press. Wijana, I Dewa Putu dan Rohmadi, Muhammad. 2006. Sosiolinguistik: Kajian Teori dan Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas berisi profil Indonesia Lawak Klub (ILK) diakses pada tanggal 15 Maret 2015. http://www.id.m.wikipedia.org/wiki/Indonesia_Lawak_Klub. Yule, George. 2006. Pragmatik (terjemahan Indah Fajar Wahyuni). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Detik forum diakses tanggal 15 Maret 2015. http//forum.detik.com/ilk-indonesialawak-klub-program-humor-dengan-konsep-baru-t846540.html Video Indonesia Lawak Klub, diakses dari http://www.youtube.com Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas berisi profil Indonesia Lawak Klub (ILK) diakses pada tanggal 15 Maret 2015. http://www.id.m.wikipedia.org/wiki/Indonesia_Lawak_Klub.