Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SD GKST Hanggira Pada Materi Perkalian Dan Pembagian Bilangan Asli Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Bantuan Alat Peraga Kartu Bergambar Ferlina Sabtin Puahadi, Marinus B. Tandiayuk, dan I Nyoman Murdiana Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas II SD GKST Hanggira pada materi perkalian dan pembagian bilangan asli melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan alat peraga kartu bergambar. Untuk menjawab permasalahan di atas, peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengacu pada desain dari Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari 4 langkah yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi. Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD GKST Hanggira sebanyak 18 siswa yang terdiri dari laki-laki 8 orang dan perempuan 10 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi siswa dan guru, serta evaluasi materi yang diajarkan pada setiap siklus. Kemudian data dianalisis secara kuantitatif dan kualitataif. Indikator kinerja secara klasikal adalah 80% dan secara individu 65. Jika sudah mencapai target yang direncanakan dianggap berhasil dan selesai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar matematika pada materi perkalian dan pembagian bilangan asli yaitu peningkatan daya serap klasikal pada observasi awal sebesar 66,67 pada siklus I naik menjadi 71,11 dan pada siklus II naik lagi menjadi sebesar 84,44. Ketuntasan klasikal pada observasi awal sebanyak 7 orang (39%), pada siklus I siswa yang tuntas menjadi sebanyak 10 orang (56%), dan pada siklus II siswa yang tuntas meningkat lagi menjadi sebanyak 16 orang (89%). Berdasarkan perolehan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima yaitu melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan alat peraga kartu bergambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD GKST Hanggira pada materi perkalian dan pembagian bilangan asli. Kata Kunci: Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD, Kartu Bergambar, Hasil Belajar, Perkalian dan Pembagian Bilangan Asli. I.
PENDAHULUAN Suatu proses pendidikan tidak akan lepas dari tujuan pendidikan yaitu
belajar mengajar dan memberikan pengetahuan kepada siswa. Jadi, untuk memperlancar proses pendidikan diperlukan suatu wadah atau lembaga yang 159
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
disebut dengan sekolah. Disinilah anak didik akan dibentuk secara formal untuk menjadi kader–kader pembangun bangsa. Tujuan matematika di jenjang pendidikan dasar diantaranya adalah untuk mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari (BNSP, 2006). Hal ini berarti bahwa hasil pembelajaran matematika harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan nyata siswa dalam menyelesaikan masalah matematika sehari-hari terutama yang berkaitan konsep perkalian dan pembagian. Selain siswa dituntut untuk menguasai konsep-konsep matematika, siswa juga harus mampu menghubungkan dan menggunakan konsep-konsep tersebut dengan situasi dunia nyata. Dengan kata lain, siswa dapat memahami makna kontekstualnya. Matematika merupakan ilmu yang mempunyai peranan sangat penting dalam berbagai aktivitas yang dilakukan manusia di dalam kehidupannya. Aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari pemanfaatan dan penerapan konsep-konsep yang ada di dalam matematika. Sebagai ilmu yang universal, matematika tidak dapat terpisahkan dari berbagai disiplin ilmu lain yang ada dalam kehidupan manusia. Menurut Freudenthal (Zulkardi, 2001), matematika haruslah dihubungkan dengan realitas dan matematika sebagai aktivitas manusia. Sementara itu Maulana (2006), menyatakan bahwa matematika merupakan kegiatan manusia dan oleh karena matematika merupakan kegiatan manusia, matematika dapat dipelajari dengan baik bila disertai dengan mengerjakannya. Berdasarkan pernyataan para ahli tersebut, maka dengan kata lain matematika merupakan bagian dari seluruh kegiatan dan aktivitas manusia. Oleh karena itu, manusia akan mampu memahami dan menguasai matematika hanya jika manusia tersebut mempelajarinya disertai dengan mengerjakan konsepkonsep matematika baik itu dalam proses belajar mengajar maupun dalam aktivitas sehari-hari. Kenyataannya walaupun mata pelajaran matematika itu penting, namun masih banyak siswa yang kurang mampu menyelesaikan soal-soal matematika, karena itu tidak dapat melepaskan perhatian dari semua pihak yang terkait. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari masalah guru, siswa, fasilitas yang 160
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
tersedia, dana, media pendidikan, serta faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi siswa dalam belajar matematika. Dibandingkan dengan mata pelajaran lain, prestasi siswa dalam mata pelajaran matematika selalu rendah. Berdasarkan hasil observasi awal dan pengalaman mengajar di kelas II SD GKST Hanggira diperoleh informasi bahwa kebanyakan siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal tentang perkalian dan pembagian bilangan asli. Dari hasil observasi awal siswa yang ditampilkan di atas, tampak beberapa jawaban siswa yang salah. Jawaban mereka sebagian besar mengenai penjumlahan, bukan perkalian atau pembagian. Jadi, peneliti berpendapat bahwa instruksi soal yang diberikan guru kurang jelas. Sehingga siswa salah mengartikan soal tersebut. Apalagi jika ada siswa yang penulisannya belum rapi, bisa jadi simbol perkalian (x) mereka anggap simbol penjumlahan (+). Jadi, mereka beranggapan bahwa soal yang diberikan guru adalah mengenai penjumlahan. Penyebab kesulitan siswa lainnya yaitu minat dan motivasi belajar matematika yang rendah. Jika tidak ada motivasi belajar dalam diri, maka akan timbul rasa malas dan bosan dalam mengikuti pelajaran. Kemudian faktor lainnya yaitu kondisi fisik/jasmani siswa ketika belajar matematika. Kebanyakan dari mereka tidak makan pagi atau sarapan dirumah, sehingga konsentrasi belajar menjadi terganggu karena mereka merasa lapar saat pembelajaran sedang berlangsung. Apalagi dalam pembelajaran matematika butuh konsentrasi yang tinggi dalam menyerap pelajaran. Jika kondisi fisik tidak memungkinkan, bagaimana mereka bisa belajar dengan baik. Faktor lainnya yaitu gaya mengajar guru dan cara penyampaian pelajaran yang kurang menarik menjadikan siswa kurang berminat dan kurang bersemangat untuk mengikutinya. Jadi, dalam hal ini guru juga harus bisa meningkatkan kompetensinya dalam mengajar. Sehingga siswa akan semakin bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Faktor lainnya yaitu penggunaan alat peraga, bagi siswa yang kurang mampu memahami pelajaran dengan baik, diharapkan dengan adanya alat peraga akan membantu meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas.
161
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
Faktor berikutnya yaitu situasi/kondisi lingkungan sekolah yang kurang kondusif dapat membuat siswa tidak konsentrasi dalam belajar. Dan yang terakhir yaitu faktor keluarga, faktor orang tua merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar anak. Dimana kesadaran orang tua yang kurang, dalam membimbing anak untuk belajar dirumah. Mereka menyerahkan sepenuhnya ke pihak sekolah, padahal dukungan dari orang tua sangat diperlukan demi tercapainya prestasi belajar siswa yang maksimal. Untuk mengatasi permasalahan di atas, peneliti akan mengaplikasikan salah satu model pembelajaran yang dapat mengoptimalkan aktivitas siswa dalam pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran yang didalamnya siswa diberi kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan. Seorang guru matematika perlu mengerti dan memahami tentang model–model pembelajaran matematika yang dapat meningkatkan kebermaknaan dan pemahaman terhadap matematika. Selain itu, guru juga harus mampu membuat pembelajaran matematika lebih kongkrit agar materi matematika mudah dipahami oleh siswa SD. Sebab siswa SD, umumnya masih berada pada tahap operasional kongkrit (Piaget dalam Dahar 2011:135). Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika SD perlu menggunakan alat peraga. Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan efisien (Sudjana, 2002: 59). Alat peraga merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar. Alat peraga mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan perangkat alat peraga merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa dalam belajar. Adapun alat peraga yang dipakai dalam penelitian ini adalah kartu bergambar karena alat peraga ini dianggap efektif, dan mudah dalam pembuatannya. Selain itu untuk menarik perhatian siswa dalam pembelajaran matematika.
162
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
II. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian ini dilakukan melalui proses kerja kolaborasi antara guru kelas yang bertindak sebagai pengamat/observer. Pelaksana tindakan penelitian adalah guru kelas, berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, guru melaksanakan tindakan pembelajaran dengan penggunaan alat peraga kartu bilangan. Pengamatan selama tindakan penelitian dilakukan peneliti dan pengamatan dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disiapkan. Kejadiankejadian penting selama proses tindakan berlangsung yang belum termuat dalam perencanaan dibuat pada catatan lapangan. Refleksi dilaksanakan peneliti bersama guru
matematika.
Kegiatan
diskusi
dilakukan
untuk
memberi
makna,
menerangkan dan menyimpulkan hasil tindakan kelas yang dilakukan. Berdasarkan kesimpulan pada kegiatan refleksi digunakan sebagai suatu acuan untuk perencanaan siklus berikutnya. Desain/Rancangan Penelitian Adapun rancangan penelitian yang digunakan mengacu pada desain dari Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Depdiknas, 2003:19). Secara garis besar terdapat empat tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan (3) observasi, dan (4) refleksi. Seting dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD GKST Hanggira Kecamatan Lore Tengah. Direncanakan selama dua siklus, materi pada siklus I mengenai perkalian. Setelah itu diadakan refleksi untuk melihat kekurangan yang terjadi pada siklus I. Setelah itu diadakan perbaikan, kemudian masuk pada siklus II pada materi pembagian bilangan asli. Tiap siklus terdiri atas 4 tindakan yaitu perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan tindakan (observing) dan refleksi (reflecting). Dalam dua siklus dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu mulai bulan April – Juni 2014. Penelitian ini dilaksanakan sesuai prosedur penelitian yang ditetapkan. Subyek Penelitian 163
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD GKST Hanggira yang berjumlah 18 siswa, terdiri dari 8 laki-laki dan 10 perempuan pada semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data 1.
Data kualitatif, yaitu data diperoleh siswa berupa data hasil observasi dan hasil wawancara, serta observasi kegiatan guru dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan alat peraga kartu bergambar.
2.
Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil tes belajar siswa yang diberikan melalui tes akhir pada tiap siklus.
b. Sumber Data a.
Data tentang aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi siswa.
b.
Data tentang kemampuan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi guru.
c.
Data tentang kemampuan awal siswa dikumpulkan dengan melakukan tes awal.
d.
Data tentang hasil belajar siswa pada setiap akhir siklus dikumpulkan dengan tes hasil belajar pada akhir setiap siklus.
e.
Dokumentasi berupa data-data pendukung yang relevan dengan penelitian.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Tes Tertulis Tes tertulis yang digunakan pada penelitian ini ada 2 yaitu (1) tes awal yang dilakukan sebelum dilaksanakan pembelajaran yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang prasyarat pengetahuan siswa pada materi perkalian dan pembagian bilangan asli. (2) Tes akhir tindakan diberikan dengan tujuan untuk memperoleh data mengenai sejauh mana peningkatan hasil belajar 164
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
siswa pada materi perkalian dan pembagian bilangan asli melalui penerapan model pembelajaran tipe STAD dengan bantuan alat peraga kartu bergambar. 2. Teknik Wawancara Wawancara dilakukan terhadap subyek penelitian yang bertujuan untuk menggali informasi mengenai peningkatan hasil belajar siswa pada materi perkalian dan pembagian bilangan asli dan penyebab timbulnya kesulitan yang mungkin dialami oleh siswa. Wawancara dilakukan setelah pelaksanaan tes. Pertanyaan yang diajukan pada saat wawancara dibuat secara tidak terstruktur, artinya pertanyaan-pertanyaan yang diajukan tergantung hasil pekerjaan dan jawaban siswa yang muncul dari pertanyaan sebelumnya. Pada saat wawancara semua subyek diarahkan untuk melakukan perbaikan dari kesalahan yang dilakukannya dengan memberikan motivasi kepada siswa agar berbuat yang lebih baik lagi. 3. Teknik Observasi (Pengamatan) Observasi (pengamatan) dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati aktivitas yang dilakukan guru dan siswa selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dimaksud mencakup kegiatan guru sebagai pengajar dan kegiatan siswa hususnya setiap informan. Kegiatan observasi ini menggunakan lembar observasi sebagai instrumen penilaian. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa dan guru selama berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD. 4.
Catatan Lapangan Catatan lapangan dapat memberikan informasi yang belum terekam dalam
lembar observasi dan wawancara. Catatan ini diutamakan untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan interaksi siswa dan guru sebagai pengajar selama kegiatan berlangsung. 3.7 a.
Prosedur Penelitian Tahap Pra Tindakan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pra tindakan ini adalah menyiapkan
semua perangkat pembelajaran yaitu RPP, lembar tes awal, lembar kerja siswa, 165
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
dan bahan ajar serta instrument penelitian yang meliputi tes akhir tindakan, lembar observasi kegiatan guru dan siswa, kemudian mengadakan tes awal. Tes ini berguna untuk melihat pengetahuan prasyarat siswa terhadap materi perkalian dan pembagian bilangan asli. Karena konsep materi perkalian yang akan dipelajari yaitu perkalian merupakan penjumlahan berulang. Selanjutnya penelti memeriksa hasil tes pengetahuan prasyarat dan mendiskusikan dengan guru kelas 2 SD GKST Hanggira dan teman sejawat. Hasil tes awal ini akan dijadikan acuan untuk pembentukan kelompok. Pembentukan kelompok pada penelitian ini bersifat heterogen yang didasarkan pada kemampuan akademik siswa. Dari 18 siswa yang ada di SD GKST Hanggira akan dikelompokkan menjadi 4 kelompok, 2 kelompok beranggotakan masing-masing 4 orang dan 2 kelompok lainnya masing-masing beranggotakan 5 orang. Kelompok yang anggotanya 5 orang pembagiannya yaitu 1 orang berkemampuan tinggi, 3 orang berkemampuan sedang, dan 1 orang berkemampuan rendah. Sedangkan yang anggotanya 4 orang pembagiannya yaitu 1 orang berkemampuan tinggi, 2 orang berkemampuan sedang, dan 1 orang berkemampuan rendah. b.
Tahap Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini melalui 2 siklus kegiatan. Setiap
siklus terdiri dari empat yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Siklus I Materi pembelajaran untuk siklus I adalah perkalian bilangan asli. a) Perencanaan Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini yaitu (1) Menyusun RPP tentang materi perkalian bilangan asli, (2) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, (3) Menyusun lembar kerja siswa, (4) Menyusun tes akhir siklus I, (5) Mempersiapkan alat peraga dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan kelas serta fasilitas lain. b). Tahap Tindakan (Pelaksanaan) Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru kelas. Pelaksanaan tindakan siklus I direncanakan pada tanggal 04 Agustus 2014 166
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
dengan materi perkalian dan pembagian bilangan asli. Waktu pelaksanan tindakan siklus I adalah 3 x 35 menit atau 3 jam pelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan mengikuti fase-fase pembelajaran langsung dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. c).
Tahap Observasi Observasi dan evaluasi berlangsung dalam setiap siklus, dilaksanakan
dengan menggunakan lembar observasi atau pengamatan kegiatan guru dan siswa, yang hasilnya dibahas pada tahap analisis dan refleksi. Lembar pengamatan guru adalah alat bantu bagi peneliti untuk memantau kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan alat peraga kartu bergambar. Sedangkan lembar pengamatan siswa digunakan untuk membantu kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan juga untuk mengukur peningkatan hasil belajar tentang konsep perkalian dan pembagian bilangan asli. d).
Tahap Refleksi Pada tahap ini dilakukan untuk menganalisis dan memperoleh gambaran
apakah tindakan yang dilaksanakan telah menghasilkan peningkatan hasil belajar terhadap konsep perkalian dan pembagian bilangan asli. Hasil tersebut akan dilaksanakan untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya. Siklus II Materi pembelajaran untuk siklus I adalah pembagian bilangan asli. a) Perencanaan Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini yaitu (1) Menyusun RPP tentang materi perkalian bilangan asli, (2) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, (3) Menyusun lembar kerja siswa, (4) Menyusun tes akhir siklus I, (5) Mempersiapkan alat peraga dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan kelas serta fasilitas lain. b). Tahap Tindakan (Pelaksanaan) Pelaksanaan tindakan siklus II direncanakan tanggal 11 Agustus 2014 dengan materi perkalian dan pembagian bilangan asli. Waktu pelaksanan tindakan siklus II adalah 3 x 35 menit atau 3 jam pelajaran. Kegiatan pembelajaran yang 167
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
dilakukan mengikuti fase-fase pembelajaran langsung dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. c).
Tahap Observasi Observasi atau pengamatan dilakukan selama kegiatan pembelajaran oleh
teman sejawat dan guru kelas 2 SD GKST Hanggira. Pengamatan ini mencakup aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Kendala-kendala siswa dalam pembelajaran serta mengamati kegiatan guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar yang berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dicatat di lembar observasi yang telah disediakan. d).
Tahap Refleksi Refleksi pada siklus II ini dilakukan untuk melihat secara keseluruhan
proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tipe STAD dengan bantuan alat peraga kartu bergambar, diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini sesuai dengan kegiatan refleksi pada siklus I. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Kualitatif Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu : a) Reduksi Data: data yang terkumpul dan tertulis merupakan bagian dari analisis yang
digunakan
untuk
menyederhanakan
informasi,
mengarahkan,
menggolongkan, dan pemusatan perhatian dalam memilih hal-hal yang diperoleh dari pemberian tes sehingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan. b) Penyajian Data: dilakukan dengan pengumpulan informasi yang diperoleh dari data hasil reduksi sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang telah disajikan tersebut selanjutnya akan dibuat evaluasi untuk membuat perencanaan selanjutnya. c) Penarikan Kesimpulan: Kesimpulan adalah proses penampilan intisari dari tindakan yang telah dilakukan dalam bentuk pernyataan kalimat atau informasi yang jelas dan singkat. 2. Analisis Data Kuantitatif
168
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
Data yang diperoleh dianalisis dengan teknik persentasi daya serap setiap individu dan ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus:
Seorang siswa dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu sekurang-kurangnya 65%.
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika perolehan persentase daya serap secara klasikal minimal 75%.
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara klasikal apabila tingkat ketuntasan siswa mencapai minimal 80 % dari jumlah siswa keseluruhan. 3. Analisis Data Kualitatif Hasil aktivitas guru dan siswa diperoleh melalui lembar observasi yang dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk persentase nilai rata-rata.
Kriteria taraf keberhasilan tindakan ditentukan sebagai berikut : NR ≥ 90%
: Kriteria sangat baik
70 % ≤ NR < 90%
: Kriteria baik
50 % ≤ NR < 70%
: Kriteria cukup
30 % ≤ NR < 50%
: Kriteria kurang
Penelitian tindakan kelas dianggap berhasil jika persentase aktivitas berada pada kategori minimal baik (Depdikbud, 1994). III. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian A. Hasil Pra Tindakan (Tes Awal) Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan melakukan observasi kelas dan tahap persiapan. Pada awalnya peneliti mengadakan observasi pada guru yang mengajar, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyusun tes awal dan memberikan tes awal pada siswa. Mengadakan observasi dan evaluasi tes awal ini 169
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
bertujuan untuk mengetahui hasil belajar serta kemampuan awal siswa kelas II SD GKST Hanggira pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan perkalian dan pembagian bilangan asli. Jumlah siswa yang dijadikan objek penelitian adalah 18 siswa, terdiri dari 14 laki-laki dan 4 perempuan. Berdasarkan hasil analisis data, skor rata-rata yang diperoleh siswa menunjukan rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap konsep yang diberikan oleh guru walupun materi tersebut telah diajarkan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa hal ini diakibatkan karena guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga membuat siswa bosan. Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti telah mendapat gambaran tentang kemampuan siswa kelas II SD GKST Hanggira dalam memahami materi pada pokok bahasan perkalian dan pembagian bilanan asli yang hasilnya sudah cukup baik, tetapi akan ditingkatkan lagi oleh guru dengan menerapkan metode pembelajaran koopreatif tipe STAD dengan bantuan alat peraga kartu bergambar. Siklus I 1) Perencanaan Tindakan Materi pembelajaran untuk siklus I adalah perkalian bilangan asli. Kegiatankegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah (1) menyusun RPP tentang materi perkalian bilangan asli, (2) menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa (3) menyusun lembar kerja siswa (4) menyusun tes akhir siklus I (5) mempersiapkan alat peraga dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan kelas serta fasilitas lain. 2) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus I disesuaikan dengan jadwal pelajaran matematika di kelas II yaitu pada hari Kamis. Maka pelaksanaan tindakan kelas dimulai pada tanggal 22 dan 29 Mei, 05 Juni 2014 pada siswa kelas II SD GKST Hanggira. Pada tindakan siklus I ini sudah menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan alat peraga kartu bergambar pada materi perkalian bilangan asli.
170
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
Proses belajar mengajar dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan lembar observasi aktivitas siswa dan guru. Kemudian di evaluasi menggunakan tes akhir tindakan siklus I. Peneliti didampingi oleh teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat/observer. Langkah-langkah penelitian pada siklus I dimulai dari kegiatan awal yang meliputi pemberian motivasi serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah mempelajari materi perkalian bilangan asli, kegiatan inti, dan diakhiri kegiatan penutup dengan menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang telah dipelajari. a) Kegiatan Awal Fase I: Pengantar/Pengenalan Guru menyapa siswa dengan memberikan salam. Dilanjutkan dengan pengantar sebelum memulai pelajaran. Siswa diingatkan kembali mengenai materi yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian mengaitkan pelajaran yang lalu dengan yang sekarang yaitu pada materi perkalian bilangan asli. Waktu yang digunakan pada kegiatan awal ini adalah 15 menit. b) Kegiatan Inti Fase 2 : Penyajian Informasi Kegiatan pada fase 2 ini dimulai dengan penyajian masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan penggunaan operasi hitung perkalian bilangan asli. Peneliti menyajikan teknik dengan menggunakan alat peraga kartu bergambar. Contoh soal: 1) 3 x 2 = . . . . Cara pengerjaan: Guru meminta 4 orang siswa yaitu Juniver, Novran, Fandi, dan Herman untuk maju ke depan kelas. Kemudian, guru meminta Juniver untuk membagikan kartu bergambar pisang kepada Novran, Fandi, dan Herman dengan jumlah yang sama banyak. Setelah itu guru menyuruh masing-masing siswa untuk menghitung kartu yang diterimanya dan menuliskan di papan tulis.
171
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
+
Novran
+
Fandi
=
Herman
Jadi, 3 x 2 = 2 + 2 + 2 = 6 Fase 3 : Pengorganisasian Kelompok Kegiatan yang dilakukan pada fase ini adalah guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa dengan kemampuan, jenis kelamin, dan suku yang heterogen. Setelah guru membagi kelompok, langkah berikutnya yaitu pada fase 4 membimbing kelompok bekerja dan belajar. Fase 4 : Membimbing Kelompok Bekerja dan Belajar Kegiatan yang dilakukan pada fase ini adalah guru membagikan LKS 1 kepada setiap kelompok yang telah dibagi sebelum pembelajaran dimulai. Guru juga menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam kelompok belajarnya dan memberikan motivasi kepada siswa untuk bekerja dengan baik karena pada akhir pembelajaran, guru akan memberikan evaluasi dan penghargaan kepada kelompok yang terbaik. Kemudian guru menyuruh siswa untuk bekerja secara berkelompok untuk mengerjakan soal-soal yang ada pada LKS 1 dan guru berjalan ke setiap kelompok untuk memonitoring siswa dan juga memberikan penjelasan kepada kelompok yang bertanya jika ada yang belum dipahami oleh siswa. Fase 5 dan 6 : Evaluasi dan Penghargaan Pada fase ini kegiatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi kinerja siswa. Waktu yang digunakan dalam kegiatan ini adalah 60 menit. Dengan uraian 20 menit
memberikan penjelasan cara menyelesaikan
LKS 1,
25 menit
menyelesaikan LKS 1, dan 15 menit setiap kelompok menjawab dipapan tulis. Setiap kelompok menuliskan jawaban di depan kelas, kemudian guru memeriksa 172
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
jawaban siswa bersama-sama. Setelah itu, guru memberikan beberapa hadiah (pensil/buku) kepada siswa karena sudah belajar kelompok dengan baik. Perolehan hasil belajar siswa kelas II SD GKST Hanggira sudah menunjukkan hasil yang cukup baik dengan perolehan nilai pada daya serap klasikal sebesar 71,11 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 56% (10 orang tuntas) dan tidak tuntas sebesar 44% (8 orang). Berdasarkan hasil evaluasi yang telah diperoleh pada siklus I, pemberian tindakan pada materi perkalian dan pembagian bilangan asli melalui metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan alat peraga kartu begambar akan dilanjutkan lagi ke siklus II. Karena indikator kinerjanya belum tercapai pada siklus I, yaitu jika ketuntasan klasikal telah mencapai 80% atau lebih dengan ketuntasan individu minimal 65. 3)
Observasi
a. Aktivitas Siswa Pengambilan data mengenai aktivitas siswa selama proses pembelajaran dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar (KBM) sedang berlangsung di kelas dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Persentase rata-rata aktivitas siswa pertemuan pertama sebesar 62,50% dengan kriteria cukup baik. Sedangkan pertemuan kedua persentase rata-ratanya mencapai 67,19% dengan kriteria cukup baik. Perolehan nilai ini belum memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan. Jadi, guru perlu berusaha dengan maksimal agar aktivitas belajar siswa bisa meningkat yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa hingga mencapai ketuntasan sebesar 80%. b. Aktivitas Guru Lembar observasi aktivitas guru digunakan dengan tujuan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama sebesar 57 dari skor maksimal 72 diperoleh persentase rata-rata sebesar 79,17% dengan kriteria baik. Sedangkan untuk pertemuan kedua jumlah skor sebesar 60 dari skor maksimal 72 diperoleh persentase rata-rata sebesar 83,33% dengan kriteria baik. Perolehan nilai pada pertemuan ke-2 ini telah memenuhi indikator kinerja karena aktivitas guru berada 173
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
pada kategori baik. Tetapi perolehan aktivitas siswa dan guru ini akan dilanjutkan lagi pada siklus II, karena indikator kinerja siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yaitu sebesar 80%. c. Hasil Wawancara Siklus I Dalam melakukan wawancara, peneliti tidak menggunakan pertanyaan secara terstruktur. Wawancara fokus terhadap pertanyaan-pertanyaan antara lain: (1) Apakah siswa senang terhadap metode pembelajaran yang diterapkan, (2) Apakah siswa senang belajar secara berkelompok, dan (3) Bagaimana cara siswa mendapatkan jawaban dari tes yang diberikan oleh guru. Pertanyaan diajukan kepada subyek penelitian berdasarkan fokus pertanyaan tersebut. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 12 Juni 2014 di ruang kelas II SD GKST Hanggira. Dari hasil wawancara dengan siswa, diperoleh gambaran sebagai berikut: Pada umumnya, semua siswa senang dengan metode pembelajaran kelompok, kecuali Arkilaus, hal ini karena Arkilaus belum terbiasa dengan bekerjasama dalam kelompok. Sehingga beberapa soal dalam pengerjaannya masih didominasi oleh siswa yang berkemampuan tinggi dan kurang melibatkan yang berkemampuan rendah. Siswa sudah menunjukkan hasil pekerjaan dengan baik tes akhir tindakan tetapi masih ada siswa yang melakukan kekeliruan dalam menyelesaikan perkalian bilangan asli. 4) Refleksi Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus I bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal perkalian dan pembagian bilangan asli. Sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa tersebut, maka diterapkan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan alat peraga kartu bergambar. Dalam pembelajaran, setiap siswa menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru dengan menggunakan alat peraga kartu bergambar sesuai dengan kelompok yang telah dibagi oleh guru. Siswa mengerjakan soal perkalian dan pembagian bilangan asli dengan menggunakan alat peraga kartu bergambar secara perseorangan dan menuliskan hasilnya di lembar kerja siswa masing-masing. Dengan demikian pemahaman siswa tentang konsep perkalian
174
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
dan pembagian bilangan asli dapat dipecahkan sendiri oleh siswa tersebut dengan menggunakan kartu bergambar. Pada saat mengikuti pembelajaran, semua siswa aktif dan senang mengikuti pelajaran. Ada beberapa siswa yang agak lambat menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Oleh karena itu, guru selalu membimbing siswa yang terlambat tersebut dengan melatih siswa menyelesaikan soal perkalian dan pembagian bilangan asli dengan menggunakan alat peraga kartu bergambar secara intensif. Siklus II 1) Perencanaan Tindakan Materi pembelajaran untuk siklus I adalah perkalian bilangan asli. Kegiatankegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah (1) menyusun RPP tentang materi perkalian bilangan asli, (2) menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa (3) menyusun lembar kerja siswa (4) menyusun tes akhir siklus I (5) mempersiapkan alat peraga dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan kelas serta fasilitas lain. 2) Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada tanggal 12, 19, dan 21 Juni 2014 pada siswa kelas II SD GKST Hanggira. Tindakan siklus II ini menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan alat peraga kartu bergambar pada materi pembagian bilangan asli. Pembelajaran yang akan dilaksanakan mengikuti rencana pelaksanaan pembelajaran, dan lembar observasi aktivitas siswa dan guru/peneliti yang telah disusun sebelumnya. Kemudian dievaluasi menggunakan tes akhir tindakan siklus II. Peneliti didampingi oleh teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat/observer. Langkah-langkah penelitian pada siklus II dimulai dari kegiatan awal yang meliputi motivasi serta menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai setelah mempelajari materi pembagian bilangan asli, kegiatan inti dan diakhiri dengan kegiatan penutup dengan menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dipelajari. a) Kegiatan Awal Fase I : Pengantar/Pengenalan 175
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
Guru menyapa siswa dengan memberikan salam. Dilanjutkan dengan pengantar sebelum memulai pelajaran. Siswa diingatkan kembali mengenai materi yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian mengaitkan pelajaran yang lalu dengan yang sekarang yaitu pada materi pembagian bilangan asli. Waktu yang digunakan pada kegiatan awal ini adalah 15 menit. b) Kegiatan Inti Fase 2 : Penyajian Informasi Kegiatan pada fase 2 ini dimulai dengan penyajian masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan penggunaan operasi hitung pembagian bilangan asli. Contoh soal: 1. 12 : 4 = ….. Cara pengerjaan: Guru memanggil Gabriel, Arkilaus, Dimas, Juniver, dan Nilson untuk maju ke depan kelas. Kemudian, guru meminta Gabriel membagikan kartu bergambar buah jeruk kepada teman-temannya sama banyak dengan cara memanggil teman Gabriel satu per satu secara bergiliran, dan membagikan kartu bergambar buah jeruknya sampai habis.
: Arkilaus
Dimas
Juniver
Nilson
12 kartu gambar jeruk diberikan kepada Arkilaus sebanyak 3 buah kartu, sisa 9 kartu. Diberikan kepada Dimas sebanyak 3 buah kartu, sisa 6 kartu. Diberikan kepada Juniver sebanyak 3 buah kartu, sisa 3 kartu. Dan terakhir diberikan kepada Nilson sebanyak 3 buah kartu, sisanya 0 (habis). Jadi 12 : 3 = 12 – 3 – 3 – 3 – 3 = 0 atau 12 : 3 = 4 176
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
Fase 3 : Pengorganisasian Kelompok Kegiatan yang dilakukan pada fase ini adalah guru menginstruksikan kepada siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing, Sesuai dengan kelompok yang telah dibagikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah siswa bergabung dengan kelompoknya masing-masing, langkah berikutnya yaitu pada fase 4 membimbing kelompok bekerja dan belajar. Fase 4 : Membimbing Kelompok Bekerja dan Belajar Kegiatan yang dilakukan pada fase ini adalah guru membagikan LKS 2 kepada setiap kelompok yang telah dibagi sebelum pembelajaran dimulai. Guru juga menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam kelompok belajarnya dan memberikan motivasi kepada siswa untuk bekerja dengan baik karena pada akhir pembelajaran, guru akan memberikan evaluasi dan penghargaan kepada kelompok yang terbaik. Kemudian seluruh siswa bekerja secara berkelompok untuk mengerjakan soal-soal yang ada pada LKS 2 dan guru berjalan ke setiap kelompok untuk memonitoring siswa dan juga memberikan penjelasan kepada kelompok yang bertanya jika ada yang belum dipahami oleh siswa. Fase 5 dan 6: Evaluasi dan Penghargaan Pada fase ini kegiatan yang dilakukan yaitu mengevaluasi kinerja siswa. Waktu yang digunakan dalam kegiatan ini adalah 60 menit. Dengan uraian 20 menit
memberikan penjelasan cara menyelesaikan
LKS 2,
25 menit
menyelesaikan LKS 2, dan 15 menit setiap kelompok menjawab dipapan tulis. Setiap kelompok menuliskan jawaban di depan kelas, kemudian guru memeriksa jawaban siswa bersama-sama. Setelah itu, guru memberikan beberapa hadiah (mistar/penghapus/pensil) kepada siswa karena sudah belajar kelompok dengan baik. Setelah selesai pelaksanaan kegiatan pembelajaran tindakan siklus II dengan menggunakan alat peraga kartu bergambar, kegiatan selanjutnya adalah pemberian tes. Bentuk tes yang diberikan adalah uraian dengan jumlah soal 5 butir. Bobot skor masing-masing soal bernilai 2. Siswa yang menjawab semua soal dengan benar memperoleh nilai 10. Sebaliknya siswa yang menjawab semua soal dengan salah memperoleh nilai 0. 177
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
Hasil belajar siswa kelas II SD GKST Hanggira sudah menunjukkan hasil yang baik dengan perolehan persentase daya serap klasikal sebesar 84,44% dalam kategori baik serta persentase ketuntasan klasikal sebesar 89% dalam kategori baik pula. Hasil tersebut sudah memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan. Rata-rata siswa sudah dapat menyelesaikan soal perkalian dan pembagian bilangan asli dengan baik, walaupun masih terdapat 2 orang siswa yang belum tuntas. Menurut catatan observer, hal ini disebabkan karena siswa kurang teliti pada saat menjawab soal karena kondisi badan yang tidak fit (siswa kurang sehat). 3) Observasi a. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa selama prases pembelajaran di kelas dilakukan pada saat kegiatan belajar mengajar (KBM) dengan cara mengisi lembar observasi yang telah disediakan. Skor perolehan siswa sebesar 55 dari jumlah skor maksimal sebesar 64. Maka diperoleh persentase rata-rata aktivitas siswa pertemuan ketiga sebesar 91,67% dengan kriteria sangat baik. Sedangkan pertemuan keempat, skor perolehan siswa sebesar 58 dari jumlah skor maksimal sebesar 64. Maka diperoleh persentase rata-rata sebesar 96,67% dengan kriteria sangat baik dan sudah memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan. b. Aktivitas Guru Lembar observasi aktivitas guru digunakan dengan tujuan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Hasil observasi aktivitas guru untuk dua kali pertemuan. Skor perolehan sebesar 67 dari skor maksimal sebesar 72, maka persentase rata-rata sebesar 93,05% berada dalam kriteria sangat baik. Sedangkan untuk pertemuan keempat skor perolehan sebesar 69 dari skor maksimal sebesar 72, maka diperoleh persentase rata-rata sebesar 95,83% berada dalam kriteria sangat baik dan sudah memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan. c. Hasil Wawancara Siklus II Dalam melakukan wawancara, peneliti tidak menggunakan pertanyaan secara terstruktur. Wawancara fokus terhadap pertanyaan-pertanyaan antara lain: (1) Apakah siswa senang terhadap metode pembelajaran yang diterapkan, (2) 178
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
Apakah siswa senang belajar secara berkelompok, dan (3) Bagaimana cara siswa mendapatkan jawaban dari tes yang diberikan oleh guru. Pertanyaan diajukan kepada subyek penelitian berdasarkan fokus pertanyaan tersebut. Wawancara dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2014 di ruang kelas II SD GKST Hanggira. Transkrip wawancara dapat dilihat pada lampiran 15. Dari hasil wawancara dengan siswa, diperoleh gambaran sebagai berikut: a) Semua siswa senang dengan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan alat peraga kartu bergambar yang telah diterapkan oleh peneliti b) Pada umumnya, semua siswa senang dengan metode pembelajaran kelompok, begitu juga dengan Arkilaus dan Nilson. Mereka mulai terbiasa bekerjasama dengan teman-teman kelompoknya, karena peneliti selalu menekankan pentingnya kerjasama dalam kelompok. Sehingga pembagian pengerjaan soal sudah mulai merata, meskipun dengan proses yang agak sulit dan memakan waktu yang lumayan lama. Tetapi hal ini tidak menimbulkan masalah berarti. c) Siswa sudah menunjukkan hasil pekerjaan dengan baik pada tes akhir tindakan siklus II pada materi pembagian bilangan asli. 4) Refleksi Tindakan Siklus 11 Berdasarkan hasil analisis tes akhir siklus II, masih terdapat 2 orang siswa yang belum tuntas. Hal ini disebabkan karena kurangnya konsentrasi pada saat menjawab soal karena siswa dalam kondisi yang tidak sehat sehingga hasil yang diperoleh siswa tersebut belum mencapai ketuntasan minimal yang dipersyaratkan dalam ketuntasan individu. Oleh karena itu, guru atau peneliti selalu memotivasi serta membimbing siswa yang pemahaman konsepnya masih rendah dengan memperbanyak latihan soal di sekolah maupun di rumah. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II dengan mengacu pada perbaikan kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I, maka dalam kegiatan siklus II ini kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan berupa penyajian materi perkalian dan pembagian bilangan asli dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan alat peraga kartu bergambar, terdapat kelebihan-kelebihan yaitu : aktivitas siswa
179
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
semakin meningkat karena siswa lebih aktif bertanya tentang materi yang belum dipahami. Di
samping
pengaruh
adanya
bimbingan
dari
observer
disetiap
pembelajaran. Dalam menyelesaikan so al latihan sudah lebih baik dibandingkan tindakan pada siklus sebelumnya. Oleh karena itu guru atau peneliti harus mampu memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa agar selalu melakukan latihan menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian bilangan asli, baik latihan sendiri maupun dengan bantuan teman. Dari hasil observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru pada saat kegiatan pembelajaran secara keseluruhan kualitas pembelajaran tergolong dalam kriteria baik dan sangat baik, dan sudah memenuhi indikator kinerja yang dipersyaratkan. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat memberikan informasi bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan alat peraga kartu bergambar merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Dari hasil observasi aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran siklus I menurut catatan pengamat untuk pertemuan pertama dalam kriteria cukup (62,50) dan pertemuan kedua berada dalam kriteria cukup juga (67,19). Hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang dipersyaratkan sehingga guru/peneliti lebih meningkatkan motivasi serta bimbingan yang lebih efektif dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas. Hasil observasi aktivitas guru siklus I pada pertemuan pertama dalam kriteria baik (79,17%) dan pertemuan kedua berada dalam kriteria baik juga (83,33). Dari hasil observasi aktivitas guru, menurut pengamat, guru/peneliti sudah memberikan motivasi dan pujian sehingga siswa lebih termotivasi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Kemudian hasil tes akhir tindakan siklus I, dari total 18 siswa diperoleh ketuntasan klasikal sebanyak 10 siswa atau sebesar 56%, dan 8 orang siswa yang tidak tuntas atau sebesar 44%. Persentase daya serap klasikal pada siklus I sebesar 71,11%. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman siswa mengenai konsep perkalian dan pembagian bilangan asli
180
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
dengan bantuan alat peraga kartu bergambar. Walaupun demikian, ada sebagian siswa yang relatif dapat menyelesaikan soal-soal dengan baik. Kemudian, hasil analisis data pada tindakan siklus II dapat dijelaskan bahwa dari hasil observasi aktivitas siswa pertemuan pertama dalam kriteria sangat baik (91,67) dan pertemuan kedua juga berada dalam kriteria sangat baik (96,67). Sedangkan hasil observasi aktivitas guru pertemuan pertama dalam kriteria sangat baik (93,05) dan pertemuan kedua berada dalam kriteria sangat baik juga (95,83). Hasil yang diperoleh pada siklus II jauh lebih baik daripada hasil yang diperoleh pada siklus I. Hal ini terjadi karena kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I dapat diminimalisir sehingga diperoleh hasil aktivitas belajar yang maksimal pada siklus II. Dari hasil analisis tes hasil belajar pada siklus II, dengan jumlah subyek penelitian sebanyak 18 orang, diperoleh hasil ketuntasan klasikal sebanyak 16 orang atau sebesar 89% dan 2 orang yang tidak tuntas atau sebesar 11%, dengan persentase daya serap klasikal mencapai 84,44%. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan pada penelitian ini berhasil dan hipotesis penelitian diterima. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan alat peraga kartu bergambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi perkalian dan pembagian bilangan bulat. Dengan metode pembelajaran dan alat peraga ini pula membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar matematika sehingga berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa, khususnya pada materi perkalian dan pembagian bilangan asli. Kesulitan siswa dalam proses pembelajaran dapat semakin teratasi dan kemampuan siswa dalam melakukan operasi hitung perkalian dan pembagian bilangan asli semakin meningkat.
181
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 11 ISSN 2354-614X
DAFTAR PUSTAKA BSNP.(2006). Standar Isi Kurikulum 2006. Jakarta:BSNP Depdiknas. (2003). Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani SD/MI. Jakarta: Depdiknas Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gene L. Wilkinson. 1984. Media dalam Pembelajaran: Penelitian selama 60 Tahun. Jakarta: Rajawali.
Hartini. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN Inpres Ndendek pada Materi Perkalian dan Pembagian Bilangan Bulat melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. Skripsi Untad Palu: tidak diterbitkan. Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning. Jakarta. Grasindo. Marzuki, M.R.E. (2005). Penerapan Strategi Receprocal Teaching dalam Model Jigsaw Guna Meningkatkan Kompetensi dan Respon Siswa Pada Pembelajaran Konsep Reproduksi Manusia di Kelas II SMA Negeri 10 Malang. Tesis tidak dipublikasikan. Malang: Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang. Maulana. Departemen Pendidikan. Nasional. (2006). Panduan Pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Media Pustaka.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Nasution, S. (1985). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Nurgiantoro. (2003). Metodologi Research. Yogyakarya: Universitas Gajah Mada. Nurmaningsi, M. (2000). Strategi Belajar. Malang: Pusat Studi Matematiska dan IPA Universitas Negeri Malang. Riyanto. (1996). Penilaian Ketuntasan di Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning. Theory, Research and Practice: Second Edition. Boston: Allyn and Bacon. Soemanto. 1987. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Sudjana. (2005). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta. Rineka Cipta. Trisanti Ekowati Samudi. (2011). Penerapan Kartu Bilangan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SD Bala Keselamatan Jono Oge dalam Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Asli. Skripsi Untad Palu: tidak diterbitkan.
182