BAHAN PALING “MEMBERDAYAKAN PAGUYUBAN”
BUKU PEMANDU/ FASILITATOR PAROKI TYAS DALEM KROYA
BAHAN PALING PAROKI TYAS DALEM KROYA “MEMBERDAYAKAN PAGUYUBAN”
Pertemuan I (versi I): Pengalaman Paska LANGKAH I: Mengundang Tuhan supaya hadir dalam pertemuan ini. Pemandu mengajak peserta untuk memejamkan mata... Kita hadirkan Tuhan... Kita nyanyikan lagu secara berulang-ulang sampai batin kita tenang: Siapkanlah Tuhan Datang: Siapkanlah, Tuhan datang, siapkanlah, berjagalah... (Atau menyanyikan lagu yang sesuai dengan tema. Pemandu dapat menunjuk salah satu peserta untuk memimpin lagu.) LANGKAH II: Membaca Kitab Suci a. Pemandu mengumumkan teks yang akan dibaca yakni dari Mateus 28:1-10 b. Pemandu meminta salah seorang (atau dibaca bergiliran ayat per ayat) untuk membacakan teks ini perlahan-lahan dalam suasana doa dan dengan suara lantang. c. Setelah dibacakan, pemandu mempersilakan peserta untuk membaca teks sendiri-sendiri dalam keheningan.
2 /PALING PAROKI TYAS DALEM
Teks Kitab Suci: Mat 28:1-10 1. Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. 2. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. 3. Wajahnya bagaikan kilat dan pakainnya putih bagaikan salju. 4. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. 5. Akan tetap malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: “Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. 6. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. 7. Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu.” 8. Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. 9. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: “Salam bagimu”. Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. 10. Maka kata Yesus kepada mereka: “Jangan takut. Pergilah dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.”
3 /PALING PAROKI TYAS DALEM
LANGKAH III: Memilih kata-kata Kitab Suci dan merenungkannya a. Pemandu mengajak peserta untuk memilih kata-kata atau ayat pendek (satu atau dua kata saja), mengulanginya 3 kali dengan suara lantang dalam suasana doa. Peserta mengucapkannya berurutan (atau tidak berurutan) sehingga bisa diperdengarkan kepada peserta yang lain. Hendaknya diberi saat hening di antara setiap pengulangan tersebut. Kata-kata tersebut harus meresap di batin. b. Setelah itu, pemandu mengajak peserta untuk membaca teks itu sekali lagi. LANGKAH IV: Mempersilakan Tuhan berbicara kepada kita dalam keheningan Pemandu mengajak peserta untuk hening sejenak (3 atau 4 menit). Diharapkan kata-kata Kitab Suci itu sungguh semakin meresap dan mempersilakan Tuhan berbicara kepada kita semua. LANGKAH V: Mensharingkan apa yang kita dengar dalam hati kita a. Pemandu mengajak peserta untuk mensharingkan mengapa katakata itu menyentuh peserta secara pribadi. b. Pemandu memberi arahan supaya yang disharingkan itu bukanlah berdiskusi atau berkotbah. LANGKAH VI: Membicarakan & menentukan tugas-tugas konkret yang kita yakini diserahkan Tuhan kepada kelompok/lingkungan untuk dilaksanakan. a. Pemandu mengajak peserta untuk menemukan secara bersamasama ayat yang menjadi kesepakatan bersama kelompok. b. Dari ayat itu, pemandu memancing peserta untuk menemukan satu tugas kelompok yang terkait dengan mengalami kebangkitan Kristus seperti senantiasa memberitakan hal yang baik kepada orang lain.
4 /PALING PAROKI TYAS DALEM
LANGKAH VII: Doa spontan dan Bapa Kami a. Pemandu mengajak peserta untuk berdoa spontan. b. Pemandu mengajak peserta untuk mengakhiri doa spontan dengan berdoa Bapa Kami. c. Pemandu mengajak peserta untuk mengakhiri pertemuan dan mengingatkan kembali langkah VI yakni tentang tugas kelompok. d. Pertemuan bisa ditutup dengan lagu.
NB: Bagan Evaluasi Diri S7L Langkah 1: Apakah ada semangat doa? Adakah sesuatu yang mengganggu atau merusak suasana doa? Langkah 2: Apakah setiap peserta menemukan bacaan Kitab Suci sebelum dibacakan? Langkah 3: Apakah kita memberikan saat hening yang cukup di antara setiap pengulangan kata-kata yang kita pilih? Apakah kita mendoakannya dengan cukup lantang? Langkah 4: Apakah saat hening terlalu panjang atau terlalu singkat? Langkah 5: Apakah kita sungguh-sungguh berbagi pengalaman pribadi (sharing pribadi) atau kita mengkotbahi orang lain? Langkah 6: Apakah kita sungguh-sungguh membuka diri bagi Roh Sabda Allah untuk membimbing pembicaraan kita dalam menyepakati tugas kita? Apakah setiap peserta mendapat kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya? Apakah kita merasa ada seseorang yang berbicara terlalu panjang? Langkah 7: Apakah kita memberikan waktu yang cukup kepada setiap orang untuk berdoa secara spontan? Untuk Fasilitator: Apakah yang sudah dilakukan dengan baik oleh fasilitator? Apa yang masih perlu ditingkatkan?
5 /PALING PAROKI TYAS DALEM
Pertemuan I (versi 2) IBADAT SABDA
1. TANDA SALIB P : Dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus. U : Amin. 2. SALAM P : Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan dari Tuhan kita, Yesus Kristus, beserta kita U : Sekarang dan selama-salamanya. 3. PENGANTAR P : Saudara-saudara terkasih dalam Kristus, kita berkumpul bersama hendak merayakan paskah dalam paguyuban lingkungan kita. Pada masa paska kita telah membaharui janji baptis kita dan mengambil semangat belajar sepanjang hidup dalam mewujudkan paguyuban pemberdayaan. Maka kini kita hendak menemukan kegembiraan keselamatan kita dan saling membagikan kegembiraan itu dalam paguyuban kita. Kita satukan hati kita agar sebelum merayakan Paska bersama ini kita diberkati dan dilindungi oleh Tuhan. 4. TOBAT P : Marilah kita awali doa kita dengan mengakui kekurangan dan keterbatasan kita agar layak mendengarkan sabda-Nya.
6 /PALING PAROKI TYAS DALEM
p : Tuhan Yesus Kristus, Engkau menyampaikan firman yang menjadi pegangan hidup kami. Tuhan kasihanilah kami U : Tuhan kasihanilah kami P : Engkau diutus Bapa supaya karena rahmat-Mu, kami sanggup melaksanakan kehendak Allah. Kristus, kasihanilah kami U : Kristus, kasihanilah kami P : Engkau menghendaki agar kami menampakkan karya keselamatanMu di tengah masyarakat kami. Tuhan, kasihanilah kami. U : Tuhan, kasihanilah kami. P : Semoga Allah yang mahakuasa, mengasihani kita, mengampuni dosa kita dan menghantar kita ke hidup yang kekal U : Amin 5. DOA PEMBUKA P : Allah Bapa yang mahakuasa, Putera-Mu Yesus telah bangkit mulia. Kehadiran-Nya senantiasa menyertai hidup Gereja. Kami semua bersyukur bahwa kami telah menerima rahmat pembaharuan hidup melalui kebangkitan-Mu. Jadikanlah kegembiraan hidup persekutuan paguyuban ini sebagai tempat tumbuh berkembangnya iman kami sehingga kami dengan berani mewartakan kabar suka cita ini. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami, kini dan sepanjang masa. U : Amin. 6. BACAAN INJIL : Mat 28:1-10 (Injil dapat dibacakan sendiri oleh pemimpin ibadat maupun dengan cara membacanya secara bergantian satu ayat-satu ayat sampai semua umat mendapatkan bagiannya. Kalau umat belum mendapatkan giliran membaca meskipun ayatnya sudah selesai maka bacaan diulang lagi dari awal sampai habis gilirannya) P U P U
Tuhan beserta kita Sekarang dan selama-lamanya Inilah Injil Yesus Kristus menurut Mateus Dimuliakanlah Tuhan
7 /PALING PAROKI TYAS DALEM
P 11. Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu. 12. Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. 13. Wajahnya bagaikan kilat dan pakainnya putih bagaikan salju. 14. Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati. 15. Akan tetap malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: “Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang sidalibkan itu. 16. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya. Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. 17. Dan segeralah pergi dan katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah mengatakannya kepadamu.” 18. Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. 19. Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: “Salam bagimu”. Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-0Nya serta menyembah-Nya. 20. Maka kata Yesus kepada mereka: “Jangan takut. Pergilah dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.” P U
Demikianlah Injil Tuhan kita Terpujilah Kristus
7. RENUNGAN 8. DOA SPONTAN P
Marilah kita panjatkan syukur kita dengan memanjatkan doadoa spontan kita Doa spontan
8 /PALING PAROKI TYAS DALEM
P U
Marilah kita satukan doa-doa ini dengan doa yang diajarkan Tuhan Yesus kepada kita Bapa kami yang ada di surga …….
9. DOA PENUTUP P Allah Bapa yang maha kasih, syukur kami panjatkan atas penyertaan-Mu dalam doa bersama perayaan Paska paguyuban kami ini. Semoga perayaan ini makin mendorong kami untuk mengembangkan hidup paguyuban kami, mengamalkan cinta kasih dan sukacita kami kepada setiap orang yang kami jumpai dan berani menjadi duta kasih dalam paguyuban kami. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. U Amin 10. BERKAT P Marilah kita mohon berkat Tuhan untuk mengakhiri perayaan kita ini (hening sejenak) P Tuhan beserta kita U Sekarang dan selama-salamanya P Semoga kita semua dilindungi, dibimbing dalam langkah hidup paguyuban kita dan diberkati dengan berkat Allah yang Mahakuasa (+), Bapa, Putera dan Roh Kudus U Amin P Dengan demikian doa kita sudah selesai U Syukur kepada Allah P Marilah kita membawa cinta dan kebaikan Tuhan U Amin NB : Model ibadat Sabda ini dapat digunakan untuk lingkungan yang hendak merayakan pesta Paska. Ada berbagai kegiatan seperti ramah tamah dan kreatifitas lingkungan. Maka sebelum perayaan itu diawali dengan ibadat sabda.
9 /PALING PAROKI TYAS DALEM
PERTEMUAN KEDUA Pengalaman Paska
LANGKAH I: Mengundang Tuhan supaya hadir dalam pertemuan ini. Pemandu mengajak peserta untuk memejamkan mata... Kita hadirkan Tuhan... Kita nyanyikan lagu secara berulang-ulang sampai batin kita tenang: Siapkanlah Tuhan Datang: Siapkanlah, Tuhan datang, siapkanlah, berjagalah... ( Atau menyanyikan lagu yang sesuai dengan tema. Pemandu dapat menunjuk salah satu peserta untuk memimpin lagu) LANGKAH II: Membaca Kitab Suci a. Pemandu mengumumkan teks yang akan dibaca yakni dari Yohanes 21:1-14 b. Pemandu meminta salah seorang (atau mempersilahkan peserta secara bergantian membaca ayat per ayat) untuk membacakan teks ini perlahan-lahan dalam suasana doa dan dengan suara lantang. c. Setelah dibacakan, pemandu mempersilakan peserta untuk membaca teks sendiri-sendiri dalam keheningan.
10 /PALING PAROKI TYAS DALEM
Teks Kitab Suci: Yoh 21:1-14 1. Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-muridNya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. 2. Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. 3. Kata Simon Petrus kepada mereka: “Aku pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya: “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik ke perahu tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. 4. Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 5. Kata Yesus kepada mereka: “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk pauk?” Jawab mereka: “Tidak ada.” 6. Maka kata Yesus kepada mereka: “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.” Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan. 7. Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: “Itu Tuhan.” Ketika Petrus mendengar, bahwa itu Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. 8. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja dan mereka menhela jala yang penuh ikan itu. 9. Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti. 10. Kata Yesus kepada mereka: “Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu tangkap itu.” 11. Simon Petrus naik ke perahu lain menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu jala itu tidak koyak. 12. Maka kata Yesus kepada mereka: “Marilah dan sarapanlah.’ Tidak ada diantara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: “Siapakah Engkau?”. Sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan. 13. Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka, demikian juga ikan itu.
11 /PALING PAROKI TYAS DALEM
14. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada muridmurid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati. LANGKAH III: Memilih kata-kata Kitab Suci dan merenungkannya c. Pemandu mengajak peserta untuk memilih kata-kata atau ayat pendek (satu atau dua kata saja), mengulanginya 3 kali dengan suara lantang dalam suasana doa. Peserta mengucapkannya berurutan (atau tidak berurutan) sehingga bisa diperdengarkan kepada peserta yang lain. Hendaknya diberi saat hening di antara setiap pengulangan tersebut. Kata-kata tersebut harus meresap di batin. d. Setelah itu, pemandu mengajak peserta untuk membaca teks itu sekali lagi. LANGKAH IV: Mempersilakan Tuhan berbicara kepada kita dalam keheningan Pemandu mengajak peserta untuk hening sejenak (3 atau 4 menit). Diharapkan kata-kata Kitab Suci itu sungguh semakin meresap dan mempersilakan Tuhan berbicara kepada kita semua. LANGKAH V: Mensharingkan apa yang kita dengar dalam hati kita c. Pemandu mengajak peserta untuk mensharingkan mengapa katakata itu menyentuh peserta secara pribadi. d. Pemandu memberi arahan supaya yang disharingkan itu bukanlah berdiskusi atau berkotbah. LANGKAH VI: Membicarakan & menentukan tugas-tugas kongkret yang kita yakini diserahkan Tuhan kepada kelompok/lingkungan untuk dilaksanakan. c. Pemandu mengajak peserta untuk menemukan secara bersamasama ayat yang menjadi kesepakatan bersama kelompok. d. Dari ayat itu, pemandu memancing peserta untuk menemukan satu tugas kelompok yang terkait dengan mengalami kebangkitan Yesus seperti mengingat janji baptis atau menyelesaikan administrasi baptis yang diminta paroki. LANGKAH VII: Doa spontan dan Bapa Kami e. Pemandu mengajak peserta untuk berdoa spontan.
12 /PALING PAROKI TYAS DALEM
f.
Pemandu mengajak peserta untuk mengakhiri doa spontan dengan berdoa Bapa Kami. g. Pemandu mengajak peserta untuk mengakhiri pertemuan dan mengingatkan kembali langkah VI yakni tentang tugas kelompok. h. Pertemuan bisa ditutup dengan lagu.
NB: Bagan Evaluasi Diri S7L Langkah 1: Apakah ada semangat doa? Adakah sesuatu yang mengganggu atau merusak suasana doa? Langkah 2: Apakah setiap peserta menemukan bacaan Kitab Suci sebelum dibacakan? Langkah 3: Apakah kita memberikan saat heing yang cukiup di antara setiap pengulangan kata-kata yang kita pilih? Apakah kita mendoakannya dengan cukup lantang? Langkah 4: Apakah saat hening terlalu panjang atau terlalu singkat? Langkah 5: Apakah kita sungguh-sungguh berbagi pengalaman pribadi (sharing pribadi) atau kita mengkotbahi orang lain? Langkah 6: Apakah kita sungguh-sungguh membuka diri bagi Roh SAbda Allah untuk membeminging pembicaraan kita dalam menyepakati tugas kita? Apakah setiap peserta mendapat kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya? Apakah kita merasa ada seseorang yang berbicara terlalu panjang? Langkah 7: Apakah kita memberikan waktu yang cukup kepada setiap orang untuk berdoa secara spontan? Untuk Fasilitator: Apakah yang sudah dilakukan dengan baik oleh fasilitator? Apa yang masih perlu ditingkatkan?
13 /PALING PAROKI TYAS DALEM
( III ) BERSAMA BUNDA MARIA MENGHIDUPI KOMUNITAS BASIS SUB TEMA: KOMUNITAS BASIS ADALAH “SEBUAH RUMAH TANGGA DAN KELUARGA BAGI SIAPAPUN JUGA”
Lagu pembuka (bulan Maria) Tanda salib dan salam Pengantar Bulan Mei dibaktikan kepada Bunda Maria. Dia hadir dalam hidup Gereja. Dalam persekutuan para murid Tuhan Bunda Maria menjadi teman perjalanan. Maka dalam memberi penghormatan pada Bunda Maria ini kita ungkapkan dengan mendalami apa itu komunitas basis dan sekaligus kita persembahkan devosi kita kepada Bunda Maria. Kita awali dengan doa aku percaya Aku percaya dst ( doa rosario sd Kemuliaan, Salam Putri Allah Bapa, Salam Bunda Allah Putra,…Salam Mempelai Allah Roh Kudus…Kemuliaan, Terpujilah) NB ; sebelum doa rosario dengan 5 peristiwa dilanjutkan, disampaikan renungan/ rembugan berikut:
14 /PALING PAROKI TYAS DALEM
Pengantar Di seluruh dunia kita mendengar tentang ungkapan-ungkapan “Jemaat-jemaat Kristen basis” atau “komunitas basis Gerejani”. Bahkan kita juga menggunakan ungkapan paguyuban. Ungkapan ini disebut sebagai “Suatu Cara Menggereja yang Baru” oleh para Uskup ASIA dan Paus Yohanes Paulus II menyebutnya, “Jemaatjemaat Gerejani” serta mengacunya sebagai sebuah “rumah tangga dan keluarga bagi siapa pun juga”(Familiaris Consostio (FC) no 85). Dalam pertemuan kita hari ini, kita bertanya, “Apa itu Komunitas Basis?” A. PAROKI INI MEMILIKI SEBUAH MASALAH Pada gambar di bawah ini, kita menyaksikan sebuah paroki. Sejenak perhatikan gambar itu dalam suasana hening dan tangkaplah semua rinciannya Diskusikan dalam seluruh kelompok: Pertanyaan: apakah yang terjadi dengan gambar ini?
Pertanyaan-pertanyaan lanjutan: Apa yang dimaksudkan dengan ANAK-ANAK PANAH itu? Mengapa beberapa orang BERJALAN MENJAUHI Gereja? Apakah yang orang lain RASAKAN dalam paroki ini? Apakah MASALAH yang terjadi di paroki ini?
15 /PALING PAROKI TYAS DALEM
TAMBAHAN PENEGUHAN Semua orang yang terdapat dalam gambar itu telah dibaptis dan menjadi anggota Gereja. Pada hari Minggu, mereka pergi ke gereja. Mereka adalah orang-orang Kristen secara orang perorangan; artinya, mereka merasa sepi sendirian tanpa ikatan apapun dengan orang-orang Kristen yang lain. Juga ketika mereka jatuh sakit atau putus asa, mereka tetap sepi sendirian. Tak ada seorang Kristen lain pun yang memperhatikan kebutuhan-kebutuhan mereka. Banyak orang merasa dikecewakan dan mencari jemaat/ persekutuan lain di mana mereka menemukan kebersamaan yang manusiawi dan bantuan timbal balik. B. SATU CARA MENGGEREJA YANG BARU Berikut gambar sebuah paroki yang kelihatannya agak berbeda. 1. Diskusikan dalam seluruh kelompok: PERTANYAAN: Apakah yang berbeda dari paroki ini?
2. Sebuah Gereja perorangan?
Persekutuan
atau
sebuah
Gereja
yang
Pada tahun 1964, para uskup sedunia datang berkumpul bersama guna mengadakan diskusi di kota Vatikan, Roma. Pertemuan itu disebut “Konsili Vatikan II”. Dalam dokumen tentang Gereja kita menemukan kata-kata berikut:
16 /PALING PAROKI TYAS DALEM
“Allah bermaksud menguduskan dan menyelamatkan orang-orang bukannya satu per satu, tanpa hubungan satu dengan lainnya. Tetapi, Ia hendak membentuk mereka menjadi satu umat…..” (LG 9). PERTANYAAN: Apa arti istilah “satu per satu” dan “satu umat” itu? Coba ulangi teks ini dengan menggunakan kata-kata Anda sendiri. Misalnya Allah menginginkan kita guyub dan gayeng. Nb : peserta diberi kesempatan untuk membagikan “ungkapannya” secara bergiliran
C. BAGAIMANA JEMAAT-JEMAAT KRISTEN BASIS ITU HIDUP? Kita telah mengetahui bahwa Allah menghendaki agar semua bertumbuh bersama sebagai suatu persekutuan saudara-saudari. Oleh karena itu banyak orang Kristen membentuk komunitas basis. Akan tetap bagaimana itu mulai berfungsi? Rembug dalam kelompok kecil: Perhatikan gambar dan jawab pertanyaan yang diajukan berikut: Pertanyaan Apakah yang menjadi ciri kehidupan Jemaat Kristen Basis sebagaimana kita lihat dalam gambar berikut?
17 /PALING PAROKI TYAS DALEM
TAMBAHAN PENEGUHAN: Dalam komunitas basis, jemaat selingkungan berkumpul pada salah satu rumah anggota mereka. Komunitas basis menjadikan Injil sebagai pijakan pertemuan-pertemuan mereka. Komunitas basis melaksanakan apa yang semestinya dilakukan oleh Gereja dalam lingkungan bersebut: membagi-bagikan pengalaman iman mereka (Sharing), mengajarkan katekese, membantu orang-orang miskin, menolong yang patah hati, merayakan liturgi/ sakramen secara bersama-sama, meningkatkan kondisi kehidupan, dsb. PENEGUHAN Bacalah secara bergantian teks-teks tentang komunitas basis berikut ini:
“Tidak seorang pun di dunia ini tanpa keluarga. Gerejalah rumah tangga dan keluarga bagi siapapun juga, khususnya bagi mereka yang ‘letih dan berbeban berat’ (Mat 11:28) (FC 85) “Gereja itu terwujudkan secara konkret dalam …..paroki, dalam jemaat-jemaat Gerejani….” (FC 85) “Di dalam jemaat basis, orang Kristen secara pribadi mengalami kebersamaan, dan karena itu merasakan bahwa ia memainkan suatu peranan yang aktif dan didorong untuk ikut ambilbagian dalam tugas bersama” (RM 51)
Lanjutan doa Rosario 5 Peristiwa……sd selesai. Doa Penutup P Terimakasih ya Bapa untuk perjumpaan mengenal cara baru menggereja. Semoga bersama Bunda Maria, melalui doa rosario ini kami terus Engkau tuntun melangkah meningkatkan hidup paguyuban kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami, kini dan selamanya. U Amin Lagu penutup
18 /PALING PAROKI TYAS DALEM
( IV ) BERSAMA BUNDA MARIA MENGHIDUPI KOMUNITAS BASIS SUB TEMA: KOMUNITAS BASIS MERUPAKAN “SUATU PERWUJUDAN KONKRET GEREJA”
Lagu pembuka (bulan Maria) Tanda salib dan salam Pengantar Kita kembali bertemu dalam paguyuban iman kita. Kita masih akan bersama Bunda Maria menghidupi komunitas basis kita. Kali ini kita akan mempersembahkan doa dan pujian kita untuk mengenal ciri-ciri hidup komunitas basis kita. Semoga kita makin menghidupi komunitas kita dan tumbuh berkembang dalam mengimani Yesus Kristus, memiliki harapan dan mengasihi. Marilah kita awali pertemuan kita ini dengan mendoakan syahadat kita. Aku percaya dst ( doa rosario sd Kemuliaan, Salam Putri Allah Bapa, Salam Bunda Allah Putra,…Salam Mempelai Allah Roh Kudus…Kemuliaan, Terpujilah) (setelah doa kemuliaan dan sebelum 5 peristiwa didoakan, direnungkan bahan berikut)
19 /PALING PAROKI TYAS DALEM
Pengantar Beberapa pastor mengatakan, “Saya selalu mempunyai Komunitas Basis Gerejawi (KBG). Kelompok doa saya, misalnya, merupakan KBG karena mereka jumlahnya kecil dan anggotanya orang-orang katolik!” Pernyataan ini tidak sepenuhnya benar. Sebuah kelompok doa belumlah pasti merupakan KBG seperti yang kita pahami. Paus Yohanes Paulus II, misalnya, menyebut KBG sebagai “suatu perwujudan nyata dari Gereja” dan “sebuah tempat tinggal dan keluarga bagi siapa saja” (Familiaris Consortio, art 85) Mari kita mengunjungi sebuah KBG di kota Logos, ibukota Nigeria. Dalam kelompok kita akan mendengarkan cerita seorang awam bernama Mathias Faleye. (Kelompok dapat dibagi dalam 2/3 kelompok yang terdiri 4-6 orang. Di dalam kelompok ini dibacakan kisah berikut, 1 atau 2 kali. Lalu tanggapi pertanyaan berikut yang diberikan pada akhir kisah.)
KISAH SEBUAH KOMUNITAS BASIS GEREJAWI Kisah : Awal mula sebuah Komunitas Basis Gerejawi di paroki Mushin: Logos merupakan sebuah kota di mana masyarakatnya tidak peduli satu sama lain: kami hidup di kota yang berpikiran “masa bodo”. Pada tahun 1977, suster Miriam Therese meminta saya untuk mencari di buku paroki, nama dan alamat umat Katolik yang tinggal berdekatan dengan rumah saya. Sebagai pekerja, saya mempunyai waktu terbaik untuk melakukan kunjungan keluarga itu antara pukul 6 – 9 malam. Kami pun kemudian mengunjungi mereka. Kunjungan ini berlangsung selama beberapa minggu. Dalam rangkaian kunjungan keluarga itu, kami memperkenalkan diri berasal dari Gereja Katolik Regina Mundi dan ingin lebih mengenal mereka. Perkenalan singkat ini mempunyai dampak yang besar. Misalnya, saya teringat bapak Matthew Osunkoya, yang menanggapi kunjungan kami, “Dunia akan kiamat!” Ia hampir tidak percaya bahwa ada sesama orang Katolik yang mengunjunginya. Ia sudah lama tinggal di sana dan tak seorang pun peduli kepadanya. Beberapa orang bahkan berkata bahwa mereka sedang berencana pindah Gereja. Mengapa?
20 /PALING PAROKI TYAS DALEM
Walaupun mereka setiap Minggu menghadiri misa, mereka tidak saling mengenal. Setelah beberapa kunjungan, kami merencanakan sebuah pertemuan untuk semua orang yang telah kami kunjungi selama ini. Pertemuan pertama diselenggarakan pada tanggal 13 Februari 1978 dan dihadiri 15 keluarga. Pertemuan pertama: Pertemuan pertama diadakan di teras rumah salah seorang umat. Saat itu diadakan perkenalan antar umat yang hadir. Untuk memahami makna Komunitas Basis Gerejani, dibacakanlah Kitab Suci, Kisah para Rasul 4:32 – 35. Pertemuan itu menghasilkan suatu kesepakatan bahwa pergi ke gereja pada hari Minggu tidak cukup. Kita perlu bertemu dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling mengenal dengan lebih baik. Kami memutuskan untuk mengadakan pertemuan setiap minggu. Pertemuan-pertemuan mingguan mempersatukan kami melalui Sharing Injil, saling mendoakan, bernyanyi, memanggil setiap orang dengan namanya, saling membantu, merencanakan dan bekerja bersama-sama, saling mengunjungi dan makan bersama. Kadang-kadang seseorang berdiri dan menyebutkan nama-nama setiap orang yang hadir, dari yang paling muda sampai yang paling tua. Walaupun kelihatannya sederhana, namun hal tersebut menciptakan rasa turut memiliki komunitas dan kami sering melakukannya dengan penuh sukacita. Kepemimpinan: Karena saya terlibat sejak awal dalam kunjungan bersama Suster Miriam, saya diminta untuk mengkoordinasikan pertemuan-pertemuan selanjutnya. Bersamaan dengan tumbuhnya komunitas kami, muncullah pemimpin-pemimpin lain. Sebuah program pelatihan selama 6 minggu dilaksanakan untuk semua pemimpin; selanjutnya kami mulai bekerja sebagai satu tim. Kegiatan-kegiatan dan keberhasilannya: Kami mendiskusikan berbagai cara untuk saling membantu sebagai suatu kelompok: bagaimana membantu anak-anak kami, orang miskin, orang lanjut usia, penyandang cacat dan siapapun dalam lingkungan kami yang memerlukan bantuan. Hasilnya, bina iman anak
21 /PALING PAROKI TYAS DALEM
mulai dilaksanakan setiap hari Sabtu, sebuah tim kesehatan diminta memberikan penyuluhan mengenai masalah kesehatan seperti perawatan anak, pencegahan kekurangan gizi, pemberian ASI, dll. Kami memutuskan untuk membersihkan lingkungan dan menulis surat kepada Pemerintah Daerah untuk meminta bantuan dalam kegiatan kebersihan lingkungan. Beberapa kendaraan dan alatalat disediakan. Seluruh umat terlibat dalam tugas tersebut. Sebanyak 23 tumpukan sampah berhasil dipindahkan ke tempat pembuangan dengan 3 kali pengangkutan. Untuk menghadapi saat-saat harga berat menjadi mahal sekali maka komunitas membeli beras dalam jumlah besar dari Bulog dengan harga yang jauh lebih murah. Orang merasa senang dengan cara ini meskipun muncul masalah ketika kami ingin membeli lagi dalam jumlah besar. Masalah-masalah dalam hidup perkawinan diatasi dengan bantuan para anggota yang peduli. Para janda dan yatim piatu juga diperhatikan. Peringatan hari-hari istimewa, seperti ulang tahun kelahiran, perkawinan dan lain-lain dari para anggota komunitas dirayakan dalam perayaan ekaristi di tempat terbuka, dimana kami biasa mengadakan pertemuan berkala. Di tiap komunitas kami mengadakan kegiatan seperti itu, kami juga mengundang komunitas basis lain di sekitar kami. Mereka memenuhi undangan kami dan sebaliknya mereka mengudang kami dalam perayaan-perayaan mereka. Hal ini menjaga hubungan baik dengan kelompok-kelompok lain dan menghindarkan kami melupakan satu sama lain. Masalah-masalah: Masalah besar kami adalah upaya untuk mendapatkan pastorpastor yang berminat pada komunitas basis. Masalah lainnya menyangkut kehadiran anggota komunitas dalam pertemuan dan kurangnya orang yang siap sedia mengambil tanggungjawab dalam berbagai kegiatan. Kami mencoba menyelesaikan beberapa masalah tersebut dengan mengunjungi rumah beberapa anggota dan memberikan terusmenerus pelatihan bagi para pemimpin. Kesimpulan pribadi : Secara pribadi saya telah belajar banyak sebagai anggota komunitas basis. Saya merasa sangat akrab dengan anggota-anggota
22 /PALING PAROKI TYAS DALEM
komunitas. Mereka sangat dekat dengan saya dan kami saling berbagi perasaan dan harapan kami. Hal ini membantu kami melihat bahwa Gereja memang dimaksudkan untuk menjadi sebuah komunitas yang bersahabat. Saya juga belajar bagaimana bekerja sama dengan berbagai macam karakter orang serta menjalin hubungan baik, mengingat kami berasal dari latar belakang yang berbeda-beda. Akhirnya, saya merasa Komunitas Basis seperti inilah yang merupakan kehadiran nyata dari Kristus yang bangkit, yang dapat dialami dan diwujudkan dalam cahaya cinta sejati. Komunitas ini juga merupakan sebuah tempat dimana orang-orang Kristen dapat bekerja sama untuk mewujudkan sebuah dunia yang lebih baik, bukannya menjadi orang yang individualistik dan egois. Bagi saya, Komunitas Basis Gerejani seumpama sebatang pohon yang tiap rantingnya saling berhubungan. Kita semua adalah satu dalam Tubuh Kristus dan persatuan ini merupakan kenyataan yang dihidupi dalam KBG. (rembuglah pertanyaan-pertanyaan berikut setelah kisah di atas dibaca sekali atau dua kali)
Pertanyaan: Apakah yang paling menyentuh hati anda secara pribadi dalam kehidupan KBG di Logos ini? Mengapa kita mengatakan bahwa komunitas di Logos ini merupakan “wujud nyata dari Gereja”?
Tambahan Peneguhan: KBG di Logos ini adalah “wujud nyata dari Gereja” karena KBG ini melaksanakan apa yang seharusnya dilakukan oleh Gereja secara keseluruhan.
Para anggotanya saling menguatkan dalam iman, Mereka saling membantu dalam kehidupan sehari-hari, Mereka manjadi saksi Kristus bagi sesama, Mereka mendengarkan Sabda Allah, Mereka memuji dan bersyukur kepada Allah. KBG memungkinkan orang lain mengalami Kristus yang bangkit dalam lingkungan mereka. KBG di Logos menunjukkan kepada dunia bahwa hidup bersama dalam damai adalah mungkin, walaupun masing-masing orang berbeda.
23 /PALING PAROKI TYAS DALEM
KBG di Logos menunjukkan kepada masyarakat di sekitar bahwa kami orang Kristiani turut bertanggungjawab atas dunia di sekitar kami, atas makluk dan alam lingkungan.
Bacaan Kis 2: 41 -47 Kisah Para Rasul ini dibacakan secara bergiliran ayat per ayat sampai semua mendapat giliran. KS dibaca dalam suasana hening. Lalu dilanjutkan dengan doa Rosario.
41. Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kita-kira tiga ribu jiwa. 48. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. 43. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. 44. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama. 45, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. 46. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masingmasing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 47. sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan. Lanjutan doa Rosario 5 Peristiwa……sd selesai. Doa Penutup P Allah Bapa kami, dalam komunitas basis Engkau menumbuhkan iman, harapan dan kasih umat-Mu. Mereka bertekun dalam pengajaran Injil dan berdoa serta rajin merayakan ekaristi. Tuntunlah kami dapat mewujudkan paguyuban kami ini sebagai tanda nyata hadirnya Kristus. Demi Kristus Tuhan kami. U Amin Lagu penutup
24 /PALING PAROKI TYAS DALEM
(V) BERSAMA BUNDA MARIA MENGHIDUPI KOMUNITAS BASIS SUB TEMA: CIRI-CIRI KOMUNITAS BASIS
Lagu pembuka (bulan Maria) Tanda salib dan salam Pengantar Kita kembali bertemu dalam paguyuban iman kita. Kita masih akan bersama Bunda Maria menghidupi komunitas basis kita. Kali ini kita akan mempersembahkan doa dan pujian kita untuk mengenal ciri-ciri hidup komunitas basis kita. Pertemuan ini adalah kelanjutan pertemuan lalu. Ciri-ciri komunitas basis itulah uang diharapkan menjadi bahan untuk melihat dan mengevaluasi apakah paguyuban lingkungan kita sudah menghidupi semangat komunitas basis tersebut apa belum. Marilah kita awali pertemuan kita ini dengan mendoakan syahadat kita. Aku percaya dst ( doa rosario sd Kemuliaan, Salam Putri Allah Bapa, Salam Bunda Allah Putra,…Salam Mempelai Allah Roh Kudus…Kemuliaan, Terpujilah)
25 /PALING PAROKI TYAS DALEM
(setelah doa kemuliaan dan sebelum 5 peristiwa didoakan, direnungkan bahan berikut) EMPAT CIRI KOMUNITAS BASIS Pengantar Sharing pengalaman Matthias Faleye dalam menghidupi komunitas basis di paroki Mushin (pertemuan sebelumnya) mengingatkan kita akan ciri-ciri khas dari komunitas basis. Ciriciri ini menjadi jiwa dari paguyuban kita. Bagaimana kita menemukan ciri-ciri dan menghidupinya? Perhatikan gambar-gambar di bawah ini dan bicarakan dengan seluruh kelompok. GAMBAR 1:
Pertanyaan: Siapakah yang boleh mengikuti pertemuan rutin KBG? PENEGUHAN: Setiap orang yang hidup dalam lingkungan tersebut boleh menghadiri pertemuan KBG: Orang miskin dan kaya Anggota dari kelompok/ etnis yang berbeda Orang muda dan tua Bujangan dan pasangan suami-istri
26 /PALING PAROKI TYAS DALEM
Pasangan kawin campur, tamu…. Anggota KBG tidak berasal dari berbagai wilayah di paroki yang berbeda tetapi dari lingkungan terdekat Mereka hidup dalam wilayah geografis yang sama dimana merka menghadapi kondisi hidup yang sama Mereka berpindah tempat pertemuan secara bergiliran Mereka bertemu seminggu sekali atau dua minggu sekali
Maka dari itu Ciri pertama dari Komunitas Basis adalah ANGGOTA KBG HIDUP DALAM SATU LINGKUNGAN TERTENTU Pertanyaan: (bicarakan dalam kelompok) Apa keuntungan dan kerugian bagi kelompok yang TIDAK berkumpul sebagai satu warga lingkungan, tetapi berkumpul sebagai kelompok etnis yang sama atau profesi dan hobi yang sama? Tambahan Peneguhan: Keuntungan : Kadang-kadang lebih mudah mengumpulkan orang dalam kelompok-mkelompok berdasarkan ras, kebangsaan, bahasa, profesi, dan minat/ kepentingan Kebutuhan-kebutuhan khusus dari sebuah kelompok tertentu dapat dipenuhi Kerugian: Kelompok menurut minat/ kepentingan seperti itu memang baik, namun mereka tidak memenuhi tugas-tugas penting lain yang telah diberikan Yesus kepada Gereja-Nya. Membangun jembatan antara bangsa dan ras Menciptakan persatuan dan perdamaian di antara orang dari kelas sosial yang berbeda\ Menjadi tempat tinggal bagi setiap orang Menjadi sebuah tanda masyarakat baru di mana orang dapat hidup bersama dalam damai.
27 /PALING PAROKI TYAS DALEM
GAMBAR 2:
Pertanyaan: Apa yang khusus dari gambar tadi? Menurut anda, mengapa Sharing Injil sedemikian penting bagi paguyuban/ komunitas basis? Tambahan PENEGUHAN: Melalui sharing Injil, kita menghadirkan Kristus di tengah-tengah kita, Dia sesungguhnya menjadi dasar pijakan komunitas kita. Sharing Injil membantu kita menjadi murid Tuhan. Ia mengatakan kepada kita, “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku” (Yoh 8:31) Sharing Injil menajdikan kita satu keluarga baru. Yesus bersabda, “Ibu-Kuy dan saudara-saudara-Ku iala mereka, yang mendengarkan firman Allah danmelakukannya” (Luk 8:21) Semua anggota komunitas basis membawa KS Kita biasanya mengikuti metode Sharing Injil 7 Langkah. Sharing ini memberi kelompok itu pertumbuhan rohanik, saling meneguhkan iman dan saling membperkuatkan rasa saling percaya di antara anggota komunitas, Maka Ciri KEDUA dari komunitas Basis adalah SHARING INJIL SEBAGAI DASAR PERTEMUAN.
28 /PALING PAROKI TYAS DALEM
GAMBAR 3:
Pertanyaan: Apa saja kegiatan-kegiatan komunitas basis dalam gambar tersebut? Dalam Sharing iman 7 langkah pada langkah ke-6 kita temukan pertanyaan seperti ini: Apa tugas kita minggu yang akan datang? Apa tugas kita sebagai “Gereja” di tempat ini? Itu artinya ada tindakan atau langkah konkrit yang perlu dilakukan bersama dalam kelompok. Para anggota komunitas berkata, “Kita adalah Gereja dalam lingkungan ini!” oleh karena itu, komunitas melaksanakan tugas-tugas lain yang tidak diperlihatkan dalam gambar di atas. Pertanyaan : Tugas-tugas lain manakah yang harus dilaksanakan oleh komunitas jika anggotanya percaya bahwa “Kita adalah Gereja dalam lingkungan ini?” Tambahan PENEGUHAN; Gereja di seluruh dunia bertanggungjwab untuk melanjutkan misi Kristus di dunia saat ini. Oleh sebab itu, komunitas basis semestinya
29 /PALING PAROKI TYAS DALEM
turut bertanggungjawab untuk melanjutkan tugas perutusan ini dalam lingkungan mereka. Misalnya: Memuji dan bersyukur kepada Allah Saling mengampuni] Menciptakan persatuan dan perdamaian Membagikan pengalaman iman mereka kepad para calon baptis Menciptakan sistem keuangan yang terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan Mengusahakan lingkungan hidup yang sehat Mengusahakan proses pengambilan keputusan yang partisipatif Bekerja samadengan umat beragama lain dan dengan siapa saja yang bekehendak baik Berjuang bersama-sama untuk memberantas ketidakadilan dan korupsi Memberikan kesaksian kenabian tentang “masyarakat baru yang berdasarkan budaya kasih” seperti disampaikan Paus Yohanes Paulus II Itu artinya Ciri khas Komunitas Basis yang KETIGA adalah BERTINDAK NYATA DAN MELAKUKAN SEGALA SESUATU SECARA BERSAMA BERDASARKAN IMAN.
GAMBAR 4
30 /PALING PAROKI TYAS DALEM
Pertanyaan: Dalam gambar ini kita dapat menemukan berbagai cara komunitas “berhubungan dengan Gereja universal” (Gereja yang lebih luas/ dunia). Manakah cara-cara tersebut? Tambahan PENEGUHAN: Perayaan ekaristi atau pemecahan roti merupakan hubungan yang paling kuat antara komunitas basis dan Gereja universal sepeti kata Paus YOhanes Paulus II: “Perayaan ekaristi melahirkan ikatan persaudaraan yang intim di antara semua umat beriman dalam tubuh KRistus yakni Gereja” Melalui perayaan ekaristi dan sabda Tuhan, banyak komunitas basis atau kelompok lain dalam paroki menjadi “persekutuan komunitas-komunitas”/ Persekutuan paguyuban-paguyuban Imam merupakan penghubung antara paroki lokal, uskup dan Paus sebagai imam agung Gereja universal Pemimpin komunitas mendapat pelatihan terus menerus dan pembinaan rohani dari imam. Hal ini menciptakan ikatan kesatuan yang kuat. Ada perwakilan komunitas basis dalam dewan pastoral paroki Paroki lokal dihubungkan dengan “Gereja Universal’ oleh iman yang sama dan misi yang sama untuk mewartakan cinta kasih Allah kepada semua orang. Maka Ciri KEMPAT dari komunitas basis adalah BERHUBUNGAN DENGAN GEREJA UNIVERSAL Kisah Para Rasul 4:32-35 Kisah Para Rasul ini dibacakan secara bergiliran ayat per ayat sampai semua mendapat giliran. KS dibaca dalam suasana hening. Lalu dilanjutkan dengan doa Rosario.
32. Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri; tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka besama.
31 /PALING PAROKI TYAS DALEM
33. dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus danmereka semua hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah 34. Sebab itdak ada seorang pun yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah menjual kepunyaannya itu dan hasil penjualan itu mereka bawa 35 dan mereka letakkan di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setipa orang sesuai dengan keperluannya. Lanjutan doa Rosario 5 Peristiwa……sd selesai. Doa Penutup P Allah Bapa kami, komunitas basis memiliki ciri terikat dalam satu lingkungan yang sama, bersumber pada sharing Injil, melakukan tindakan konkrit bersama dan menyatu dengan Gereja Universal. Semoga semangat ini semakin kami hayati dalam hidup paguyuban kami. Demi Kristus Tuhan kami. U Amin Lagu penutup
32 /PALING PAROKI TYAS DALEM
Pertemuan VI: BERSAMA BUNDA MARIA MENGHIDUPI KOMUNITAS BASIS SUB TEMA: SEMANGAT KOMUNITAS BASIS
LANGKAH I: Mengundang Tuhan supaya hadir dalam pertemuan ini. Pemandu mengajak peserta untuk memejamkan mata... Kita hadirkan Tuhan... Kita nyanyikan lagu secara berulang-ulang sampai batin kita tenang: Siapkanlah Tuhan Datang: Siapkanlah, Tuhan datang, siapkanlah, berjagalah... Atau menyanyikan lagu yang sesuai dengan tema. Pemandu dapat menunjuk salah satu peserta untuk memimpin lagu. LANGKAH II: Membaca Kitab Suci a. Pemandu mengumumkan teks yang akan dibaca yakni dari Kisah Para Rasul 2:42 - 47
33 /PALING PAROKI TYAS DALEM
b. Pemandu meminta salah seorang (atau satu per satu secara bergiliran) untuk membacakan teks ini perlahan-lahan dalam suasana doa dan dengan suara lantang. c. Setelah dibacakan, pemandu mempersilakan peserta untuk membaca teks sendiri-sendiri dalam keheningan. Teks Kitab Suci: Kis 2: 41 -47 41. Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kita-kira tiga ribu jiwa. 48. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. 43. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. 44. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepu8nyaan mereka adalah kepunyaan bersama. 45, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. 46. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masingmasing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, 47. sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.
LANGKAH III: Memilih kata-kata Kitab Suci dan merenungkannya e. Pemandu mengajak peserta untuk memilih kata-kata atau ayat pendek (satu atau dua kata saja), mengulanginya 3 kali dengan suara lantang dalam suasana doa. Peserta mengucapkannya berurutan (atau tidak berurutan) sehingga bisa diperdengarkan kepada peserta yang lain. Hendaknya diberi saat hening di antara setiap pengulangan tersebut. Kata-kata tersebut harus meresap di batin. f. Setelah itu, pemandu mengajak peserta untuk membaca teks itu sekali lagi.
34 /PALING PAROKI TYAS DALEM
LANGKAH IV: Mempersilakan Tuhan berbicara kepada kita dalam keheningan Pemandu mengajak peserta untuk hening sejenak (4 menit). Diharapkan kata-kata Kitab Suci itu sungguh semakin meresap dan mempersilakan Tuhan berbicara kepada kita semua. LANGKAH V: Mensharingkan apa yang kita dengar dalam hati kita e. Pemandu mengajak peserta untuk mensharingkan mengapa katakata itu menyentuh peserta secara pribadi. f. Pemandu memberi arahan supaya yang disharingkan itu bukanlah berdiskusi atau berkotbah. LANGKAH VI: Membicarakan & menentukan tugas-tugas kongkret yang kita yakini diserahkan Tuhan kepada kelompok/lingkungan untuk dilaksanakan. e. Pemandu mengajak peserta untuk menemukan secara bersamasama ayat yang menjadi kesepakatan bersama kelompok. f. Dari ayat itu, pemandu memancing peserta untuk menemukan satu tugas kelompok yang terkait dengan mengalami kebangkitan Kristus seperti senantiasa memberitakan hal yang baik kepada orang lain. LANGKAH VII: Doa spontan dan Bapa Kami i. Pemandu mengajak peserta untuk berdoa sepontan. j. Pemandu mengajak peserta untuk mengakhiri doa spontan dengan berdoa Bapa Kami. k. Pemandu mengajak peserta untuk mengakhiri pertemuan dan mengingatkan kembali langkah VI yakni tentang tugas kelompok. l. Pertemuan bisa ditutup dengan lagu.
35 /PALING PAROKI TYAS DALEM
NB: Bagan Evaluasi Diri S7L Langkah 1: Apakah ada semangat doa? Adakah sesuatu yang mengganggu atau merusak suasana doa? Langkah 2: Apakah setiap peserta menemukan bacaan Kitab Suci sebelum dibacakan? Langkah 3: Apakah kita memberikan saat heing yang cukiup di antara setiap pengulangan kata-kata yang kita pilih? Apakah kita mendoakannya dengan cukup lantang? Langkah 4: Apakah saat hening terlalu panjang atau terlalu singkat? Langkah 5: Apakah kita sungguh-sungguh berbagi pengalaman pribadi (sharing pribadi) atau kita mengkotbahi orang lain? Langkah 6: Apakah kita sungguh-sungguh membuka diri bagi Roh SAbda Allah untuk membeminging pembicaraan kita dalam menyepakati tugas kita? Apakah setiap peserta mendapat kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya? Apakah kita merasa ada seseorang yang berbicara terlalu panjang? Langkah 7: Apakah kita memberikan waktu yang cukup kepada setiap orang untuk berdoa secara spontan? Untuk Fasilitator: Apakah yang sudah dilakukan dengan baik oleh fasilitator? Apa yang masih perlu ditingkatkan?
36 /PALING PAROKI TYAS DALEM